Laopran PKL Keanekaragaman Jenis Ikan Air Tawar Di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang...
-
Upload
wilkerz-on-koslet-lae -
Category
Documents
-
view
690 -
download
20
Transcript of Laopran PKL Keanekaragaman Jenis Ikan Air Tawar Di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang...
1
LAPORAN PKL
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR
DI RAWA MANGGA DUA KELURAHAN TARUS
KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
WILFRIDUS MASAUBAT 0710226695
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI NTT
KUPANG
2 0 1 1
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya atas berkat dan TuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “KEANEKARAGAMAN JENIS
IKAN AIR TAWAR DI RAWA MANGGA DUA KELURAHAN TARUS
KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG” ini dengan baik.
Penulis juga ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak Frans Kia Duan MSi, selaku Dekan sekaligus sebagai dosen pengasuh
mata kuliah PKL.
2. Semua pihak yang telah yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan ini, baik moril maupun spiritual.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diperlukan demi kesempurnaannya.
Semoga apa yang dimuat dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
berguna bagi semua pihak yang akan membacanya.
Terima kasih….!!!
Kupang, Maret 2011
Penulis
iii
LEMBARAN PENGESAHAN
Setelah melalui proses penulisan dan bimbingan, maka Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini di setujui pada:
Hari/tanggal : ..........
MENGETAHUI
Pembimbing
Drs. Frans Kia Duan, M.Si
MENGESAHKAN
Dekan Fakultas MIPA
Drs. Frans Kia Duan, M.Si
Ketua Program Studi Biologi
Drs. Moses Kopong Tokan. M.Si
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
1.4 Masalah ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Ikan ................................................................ 3
2.2 Rawa ............................................................................................ 6
2.3 Faktor-Faktor Pembatas .............................................................. 8
2.4 Keanekaragaman Jenis ................................................................ 10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi ....................................................................... 12
3.2 Metode dan Teknik Pengambilan Data ....................................... 12
3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................. 13
3.4 Alat dan Bahan ............................................................................ 13
3.5 Prosedur Kerja ............................................................................. 12
v
3.6 Analisis Data ............................................................................... 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi .............................................................. 16
4.2 Faktor-Faktor Lingkungan ........................................................... 17
4.3 Identifikasi dan Keanekaragaman Jenis-Jenis Ikan di Rawa
Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang ........................................................................ 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 32
5.2 Saran ............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya
alam, satu diantaranya adalah perikanan yang cukup besar, terutama dalam
perbendaharaan jenis-jenis ikan. Diperkirakan sekitar 16% spesies ikan yang ada
di dunia hidup di perairan Indoensia mencapai 7000 jenis (spesies). Hampir
sekitar 2000 spesies diantaranya merupakan jenis ikan air tawar.
Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh
hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari
0,05%. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang
bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh
spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang
menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali.
Perairan Rawa Mangga Dua terletak di Kelurahan Tarus Kabupaten
Kupang Barat ± 500m dari jalan Timor Raya ke arah Barat. Rawa Mangga Dua
ini terbentuk dari perairan Tarus atau Air Sagu.
Rawa ini ditumbuhi oleh baik tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan yang
mendominasi Rawa ini adalah purun sejenis kelompok tebu, dengan kepadatan
yang sangat rapat. Selain purun ada tumbuhan lain seperti eceng gondok,
kiambang, kiapu, keladi, sebagian kecil ada kelakai pada daerah tertentu dan
tumbuhan herba aquatik rawa lainnya.
2
Selain itu, Rawa Mangga Dua juga dihuni oleh berbagai jenis ikan yang
hidup di sekitar area rawa tersebut, dimana ikan merupakan sumber makan
protein yang sangat penting bagi tubuh manusia karena ikan tidak mengandung
kolesterol sehingga aman untuk kesehatan jantung.
Keberadaan organisme air tawar seperti ikan dalam perairan rawa
Mangga Dua sampai saat ini belum diketahui berapa jenisnya. Oleh karena itu
perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan air
tawar di daerah tersebut.
Bertolak dari latar belakang di atas, maka saya berinisiatif untuk
melakukan penelitian di Rawa Mangga dua dengan judul : “Keanekaragaman
Jenis Ikan Air Tawar Di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan
Kupang Tengah Kabupaten Kupang”.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
1. Jenis-jenis ikan apa saja yang ada di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang?
2. Bagaiamana tingkat keanekaragaman jenis ikan di Rawa Mangga Dua?
3. Bagaiamana kondisi lingkungan terhadap pertumbuhan ikan di perairan Rawa
Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang?
3
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang ada di perairan Rawa Mangga Dua
Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang.
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis ikan di Rawa Mangga Dua.
3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan terhadap pertumbuhan ikan di perairan
Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang.
1.4 Manfaat
Manfaat dari Praktek Kuliah Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis seteleh melakukan PKL.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat setempat karena ikan merupakan
makanan sumber protein.
3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian lanjutan.
4. Sebagai sumbangan data bagi instansi terkait khususnya pada bagian
perikanan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Ikan
2.1.1 Defenisi Ikan (pisces)
Bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan,
bernapas dengan insang (terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan
tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal.
2.1.2 Ikan Air Tawar
Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau
seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas
kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat
salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi
fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam
tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini
karena spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar
menjadi mungkin untuk ditinggali.
Ikan air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan air asin dalam
beberapa aspek. Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari
menjaga kadar garam dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada
bagian sisik ikan juga memainkan peran penting; ikan air tawar yang
kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang berdifusi
5
ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Karakteristik
lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang berkembang dengan
baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air yang
melewatinya.
2.1.3 Ciri-Ciri Ikan (pisces)
a. Morfologi
Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan
air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-
ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami
metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan
(habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya
relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk
tubuhnya relatif sangat sedikit.
Morfologi pada dasarnya adalah terdiri dari kepala, badan, dan
ekor. Bentuk umum : bilateral simetri, nonsimetri.
b. Anatomi
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun,
kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan.
2. Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang dan
organ listrik.
6
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung
organ-organ dalam dan penegak tubuh.
4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada
organ-organ tambahan.
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) :
- organnya jantung dan sel-sel darah
- mengedarkan O2, nutrisi, dsb.
6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut
anus.
7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi.
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan,
reproduksi, dsb.
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal.
10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan
betina.
2.2 Rawa
Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya daat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh
tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
kaya. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin
(Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu
(Metroxylon sp), rotan, pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana.
7
Faunanya antara lain : harimau (Panthera tigris), Orang utan (Pongo pygmaeus),
rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa),
badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan.
Jenis-jenis rawa :
1. Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral.
Biasanya ditumbuhi hutan lebat.
2. Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang
proses penguraiannya sangat lambat sehingga tanah gambut memiliki
kandungan bahan organik yang sangat tinggi.
3. Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa hutan. Namun
hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar.
Sumber air rawa meliputi air hujan, air luapan akibat rambatan pasang
surut air laut dan luapan banjir di bagian hulu.
Berdasarkan sumber airnya, rawa dibedakan menjadi :
1. Rawa pasang surut, yaitu lahan rendah yang badan airnya dipengaruhi oleh
gerakan pasang surut air laut. Badan air rawa pasang surut berhubungan
langsung dengan sungai sehingga keasamannya akan berkurang. Kondisi
habitatnya relatif subur dan dihuni oleh lebih banyak organisme air.
Komposisi jenis ikan yang menghuni daerah rawa ini di domisili ikan sungai.
2. Rawa non pasang surut atau lebak, yaitu lahan rendah yang memiliki
kepekaan tergenang air yang berasal dari curah hujan atau luapan banjir hulu.
Rawa non pasang surut memiliki badan air yang stabil dan tingkat keasaman
airnya masih tinggi sehingga hanya organisme yang tahan terhadap
8
keasaman tinggi saja yang dapat hidup. Dengan kata lain badan air rawa non
pasang surut relatif kurus. Populasi ikan di dominasi ikan rawa yaitu jenis
ikan yang tahan terhadap keasaman dan kandungan oksigen rendah, misalnya
sepat, gabus, lele, tambakan, gurami, dll.
2.3 Faktor-Faktor Pembatas
Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akan
dibicarakan mendalam pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :
� Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas
yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat
minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang
terjadi lebih lambat dari pada udara. Sifat yang terpenting adalah :
� Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dibutuhkan untuk
merubah suhu air. 1 gram kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10 C lebih tinggi (antara 15-160)
hanya amonia dan beberapa senyawa lain mempunyai nilai lebih dari satu.
� Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es
menjadi air tanpa mengubah suhunya (dan sebaliknya).
� Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang
dapat dikatakan berlangsun terus menerus dari permukaan vegetasi , air
dan es, sebagian besar sinar matahari digunakan untuk evaporasi air dari
ekosistem didunia, dan alur energi ini mengubah iklim dan
9
memungkinkan perkembangan kehidupan dalam semua keanekaragaman
yang menakjubkan.
� Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40 C ; diatas dan dibawah titik
tersebut air akan berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini
menyebabkan aliran air tidak membeku seluruhnya pada musim dingin.
� Kejernihan
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat
mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila
kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi
produktivitas. Kejernihan dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang
disebut cakram secchi (dinamakan menurut penemuannya, A.Secchi, seorang
Itali yang memperkenalkannya pada tahun 1865) berupa cakram putih dengan
garis tengah kira-kira 20 cm dan dimasukkan kedalam air sampai tidak
terlihat dari permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram secchi,
yang dapat mencapai 40 m pada air yang amat keruh dan berkisar antara
beberapa cm pada air yang amat jernih. Sementara fotosintesa masih terjadi
pada intensitas rendah, tingkatan 5% menandai batas bawah kebanyakan zona
fotosintesa. Walaupun jelas bahwa alat-alat sintesa modern akan memberikan
data yang akurat tentang penetrasi cahaya.
10
� Arus
Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor
pembatas, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat
menentukan distribusi gas yang vital, garam dan organisme kecil.
� Konsentrasi gas pernapasan
Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan
oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling
intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong oksigen” yang
disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku
berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan
penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon
dioksida dalam air tawar.
2.4 Keanekaragaman Jenis
Para ahli ekologi setuju bahwa konsep keanekaragaman dapat digunakan
untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk
menjaga dirinya tetap stabil walau ada gangguan terhadap komponen-
komponennya
Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkatan komunitas
berdasarkan organisme biologisnya yang dapat membedakan antara hewan yang
satu dengan hewan yang lain.
Suatu komunitas memiliki keanekaragaman tinggi menunjukkan bahwa
suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi karena dalam komunitas itu
11
terjadi interaksi spesies yang tinggi, jadi dalam suatu komunitas yang mempunyai
keanekaragaman jenis yang tinggi akan melibatkan transfer energi, jaring
makanan, predasi kompetisi dan pembagian relung secara teoritis lebih kompleks.
Menurut Soetjipto (1993), bahwa komunitas di lingkungan yang berlainan
akan berbeda dalam cacah spesies yang dikandungnya, tetapi dapat
dikembangkan beberapa petunjuk kuantitatif untuk menunjukkan hubungan
antara struktur komunitas tidak hanya dalam cacah spesies, tetapi individu secara
nisbi dalam tiap-tiap spesies.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di areal Rawa Mangga Dua Kelurahan
Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang pada bulan November –
Desember 2010.
3.2 Metode dan Teknik Pengambilan Data
Metode yang dipakai dalam memperoleh data yaitu :
a. Jelajah dan menangkap, yaitu peneliti berjalan dari arah Utara menuju
Selatan pada stasiun I dan II serta pada stasiun III peneliti berjalan dari arah
Timur menuju Barat sambil mengamati dan menagkap jenis ikan yang
terdapat di sekitar rawa.
b. Membeli dari hasil pancingan, yaitu peneliti membeli hasil pancingan dari
anak-anak yang memancing di sekitar area Rawa Mangga Dua Kelurahan
Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
c. Wawancara, yaitu peneliti mewawancari beberapa warga sekitar tentang
keberadaan jenis ikan yang terdapat di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
13
3.3 Populasi Dan Sampel
Luas Daerah yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah ha. Populasi
yang diambil untuk penelitian adalah ikan yang terdapat di areal Rawa Mangga
Dua Kelurahan Tarus Kabupaten kupang.
3.4 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jala perangkap, untuk menjebak.
2. Toples, untuk menyimpan ikan yang dijebak.
3. Kamera berguna untuk mengambil foto-foto spesimen pada saat di
lapangan.
4. Thermometer digunakan untuk mengukur suhu.
5. Bolpoint dan kertas digunakan untuk mencatat data.
6. Tali rafia secukupnya untuk memberikan tanda atau transek pada setiap
stasiun.
3.5 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan oleh peneliti dalam pengambilan data
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan di
lapangan dengan mengamati langsung jenis ikan.
2. Persiapan alat dan bahan.
14
3. Menentukan titik stasiun sesuai dengan gambar, dibagi atas 3 stasiun.
4. Melakukan penangkapan menggunakan jala.
5. Melakukan wawancara dengan penduduk sekitar tentang keberadaan ikan
sekitar lokasi penelitian
6. Hitung jumlah jenis data.
7. Isi dalam tabel data.
8. Lakukan identifikasi dengan cara mencocokan specimen yang diambil dari
jebakan dengan gambar kunci identifikasi, lalu diisi dalam tabel data.
9. Difoto lalu dideskripsi jenis-jenisnya.
10. Mengukur faktor-faktor lingkungan (suhu, kejernihan, kuat arus, dan
konsentrasi gas pernapasan)
3.6 Analisis Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data
keanekaragaman Shannon-Wiener, yaitu
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni = Perbandingan antara jumlah individu jenis ikan ke-I dengan jumlah
individu ikan (N).
i = 1, 2, 3, …n
-∑ n
i=1 (ni) Ln (ni)/N H’ =
15
Logarital natural (ln) digunakan untuk komunitas ikan karena ikan
merupakan biota aktif bergerak, memiliki kelimpahan relatif tinggi dan
prefernsi habitat tertentu.
Kategori penilaian untuk keanekaragaman jenis adalah
a. H’= lebih kecil sama dengan 1 : Keanekaragaman rendah,
penyebaran rendah, kestabilan komunitas rendah.
b. H’= 1 <H’ <3 : Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang,
kestabilan komunitas sedang
c. H’= lebih besar sama dengan 3 : Keanekaragaman tinggi, penyebaran
tinggi, kestabilan komunitas tinggi.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaan Umum Lokasi
Rawa Mangga Dua merupakan salah satu rawa yang ada di Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang terletak di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang. Rawa ini terletak ± 500m dari jalan Timor Raya ke
arah Barat
Rawa Mangga Dua terbentuk atau bersumber dari perairan Tarus (Air
Sagu). Rawa ini mempunyai genangan hampir sepanjang tahun dan menurut
masyarakat setempat rawa ini tidak pernah kering sekalipun pada musim panas.
Rawa ini didominasi oleh tumbuhan tumbuhan purun yaitu sejenis
kelompok tebu, dengan tingkat kepadatan yang sangat rapat. Selain tumbuhan
purun, rawa ini juga ditumbuhi oleh eceng gondok, dan beberapa jenis tumbuhan
lainnya baik tumbuhan berkayu maupun herba.
Selain ditumbuhi oleh beberapa jenis tumbuhan, Rawa Mangga Dua juga
dihuni oleh berbagai jenis hewan air yang beranekaragam. Salah satu
diantaranya ikan, dimana ikan meupakan sumber makanan protein yang sangat
penting bagi manusia.
Selama ini Rawa Mangga Dua dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
membuat sawah, menanam sayur, seperti kol, kangkung dan beberapa jenis
tumbuhan pangan lainnya, guna kelangsungan hidup mereka.
Berdasarkan uraian umum dari potensi rawa di atas maka Rawa Mangga
Dua dapat dibuat tambak-tambak ikan untuk keperluan masyarakat setempat
17
Batas wilayah Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang yaitu:
� Utara berbatasan dengan Teluk Kupang
� Selatan berbatasan dengan Kecamatan Taebenu dan Amarasi
� Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Timur
� Barat berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.
4.2 Faktor-Faktor Lingkungan
Parameter lingkungan utama bagi ekosistem air tawar di rawa Mangga
Dua yaitu : suhu diukur menggunakan termometer (dalam satuan derajat celcius
(0C)), Kejernihan diukur dengan menggunakan Cakram Sechi (dalam satuan
cm), Kuat arus diukur dengan menggunakan bola hanyut (dalam satuan
cm/detik), dan Konsentrasi gas pernapasan diukur dengan menggunakan DO
meter (dalam satuan ppm), hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel. 1 Faktor-faktor lingkungan pada masing-masing stasiun di Rawa
Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupan Tengah Kabupaten
Kupang
Stasiun
Parameter
Suhu (0C)
Kejernihan (cm)
Kuat Arus (m/s)
Konsentrasi Gas Pernapasan (ppm)
I 29,2 42 0,11 4,4 II 30,5 44 0,10 4,3 III 31 45 0,14 4,3
18
Hasil pengukuran parameter lingkungan (Tabel 1) di ketiga stasiun
menunjukkan bahwa pada suhu air berkisar antara 29 – 300C dan konsentrasi gas
pernapasan lebih besar dari 4 ppm memungkinkan adanya kehidupan hewan-
hewan akuatik dan nilai kecerahan air rata-rata di atas 40 cm, kondisi ini
cenderung cukup baik untuk kehidupan ikan. (Henderson & Crampton 1997).
4.3 Identifikasi dan Keanekaragaman Jenis-Jenis Ikan di Rawa Mangga Dua
Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
4.3.1 Identifikasi
Penelitian ini dilakukan di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, yang dilaksanakan selama 3
Minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan. Penelitian ini
menggunakan metode jelajah dan penangkapan, Membeli hasil Pancing, dan
melakukan wawancara.
Dari hasil penelitian di lapangan yang dilakukan dengan metode jelajah,
Penangkapan dan Membeli hasil Pancing, pada 3 stasiun ditemukan 5 family, 5
Genus, dan 5 jenis tersaji pada tabel I.
Tabel 1. Jenis ikan di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang
No Family Genus Nama
Jenis Umum 1. Cyprinidae Paedocypris Paedocypris progenetica Ekor Bintang
2. Anabantidae Anabas Anabas testudineus Botok
3. Cyprinidae Barbodes Barbodes gonionotus Tawes
4. Channidae Channa Channa striata Gabus
5. Synbranchidae Monopterus Monopterus albus Belut Sawah
6. Cyprinidae Cyprinus Cyprinus carpio Karpel
7. Eleotridae Oxyeleotris Oxyeleotris marmorata Ikan Malas
19
1. Ikan ekor bintang (Paedocypris progenetica)
Klasifikasi Imiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Upafamili : Danioninae
Genus : Paedocypris
Spesies : Paedocypris progenetica, Kottelat, Britz, Tan & Witte, 2005
Jenis ini merupakan penghuni terbanyak di Rawa mangga Dua.
Paedocypris progenetica memiliki panjang 7,9 milimeter, terdapat titik perak
pada bagian kepalanya. Paedocypris progenetica hidup dengan mengunyah
plankton di dekat dasar rawa, dan karena ukurannya, tetap bertahan hidup
ketika daerah tempat tinggalnya dilanda kekeringan dengan berlindung di
genangan air terdangkal di rawa-rawa.
20
2. Ikan Botok (Anabas testudineus)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
Spesies : Anabas testudineus (Bloch, 1792)
Botok/Gurami merupakan penghuni terbesar kedua di Rawa Mangga
Dua setelah ikan kepala bintang. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama
lain seperti bothok (Timor). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing
gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke
daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus.
Ciri-cirinya : berukuran kecil, panjang 4 – 8 cm, kepala besar, bersisik
keras kaku, Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan, Sisi
belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.
21
3. Ikan Tawes
Klasifikasi Ilmiah
Pyllum : Cordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbodes
Species : Barbodes gonionotus
4. Ikan Gabus
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
22
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata (Bloch, 1793)
Ciri-cirinya : Tubuh bulat gilig memanjang dan panjangnya 12 hingga
14 cm, Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular, dengan sisik-sisik
besar di atas kepala, Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di
ujungnya, Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam
kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang.
Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur.
Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan
gigi-gigi besar dan tajam.
5. Belut Sawah (Monopterus albus)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Synbranchiformes
Upaordo : Synbranchoidei
23
Famili : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Spesies : Monopterus albus
Ciri-cirinya : tubuh panjang berbentuk ular panjangnya 20 cm, tidak
bersisik, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk.
6. Ikan karpel (Cyprinus carpio)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Ciri-cirinya : ikan karpel mempunyai bentuk tubuh agak memanjang
dan memipih tegak. Berwarna keputih-putihan. Mulut terletak di ujung
tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang
sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper
24
ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi
sisik.
7. Ikan Malas (Oxyeleotris marmorata)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Eleotridae
Genus : Oxyeleotris
Spesies : Oxyeleotris marmorata, Bleeker, 1852
Ciri-cirinya : bentuk badan sedang dengan kepala yang besar dan sedikit
kembung pada bagian insang, berukuran sedang, panjang 21
cm, berwarna kehitaman,
25
Dari hasil wawancara terhadap Bapak Andreas Kaho yang merupakan
penduduk setempat di lokasi penelitian, ia menyebutkan bahwa ada sekitar 8
jenis ikan yang hidup di Rawa Mangga Dua diantaranya : ikan ekor bintang, ikan
gurami/botok, ikan gabus, belut sawah, belut kali, dan karpel, dan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.
Tebel. 2 Jenis ikan di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang hasil wawancara
No Family Genus Nama
Kategori Jenis Indonesia/Lokal
1. Cyprinidae Paedocypris Paedocypris
progenetica
Ikan kepala
Bintang Ada
2. Anabantidae Anabas Anabas testudineus Botok Ada
3. Cyprinidae Barbodes Barbodes
gonionotus Ikan Tawes Ada
4. Channidae Channa Channa striata Gabus Ada
5. Synbranchidae Monopterus Monopterus albus Belut Sawah Ada
6. Synbranchidae Synbranchus Synbranchus
bengalensis Belut kali Ada
7. Synbranchidae Synbranchus Macrotema
caligans Belut laut Punah
8. Cyprinidae Cyprinus Cyprinus carpio Karpel Ada
9. Clariidae Clarias Clarias scopoli Lele Langka
10. Eleotridae Oxyeleotris Oxyeleotris
marmorata Mulu Ada
26
Menurut Bapak Andreas dari jenis ikan yang disebutkan pada seperti
tertera pada tabel 2 diatas, ada jenis ikan yang sudah punah seperti belut laut,
dan ada juga yang mengalami kelangkaan seperti lele. Menurutnya
kepunahan tersebut diakibatkan oleh ulah manusia yang selalu memburu
jenis tersebut. Termasuk lele yang telah mengalami kelangkaan.
Dari hasil penangkapan menggunakan jala dan membeli hasil pancing,
Sebanyak 7 jenis ikan telah dikoleksi dalam pencuplikan pada tiap stasiun yaitu :
a. Stasiun I ditemukan 157 spesimen ikan yang terdiri atas : 85 ikan ekor
bintang (Paedocypris progenetica), 31 ekor ikan botok (Anabas testudineus),
9 ekor ikan tawes (Barbodes gonionotus), 12 ekor ikan gabus (Channa
striata), 1 ekor belut sawah (Monopterus albus), 8 ekor ikan karpel
(Cyprinus carpio), 3 ekor ikan malas (Oxyeleotris marmorata).
b. Stasiun II ditemukan 116 spesimen ikan yang terdiri atas : 60 ikan ekor
bintang (Paedocypris progenetica), 26 ekor ikan botok (Anabas testudineus),
9 ekor ikan tawes (Barbodes gonionotus), 7 ekor ikan gabus (Channa
striata), 4 ekor belut sawah (Monopterus albus), 6 ekor ikan karpel
(Cyprinus carpio), 4 ekor ikan malas (Oxyeleotris marmorata).
c. Stasiun III ditemukan 98 spesimen ikan yang terdiri atas : 44 ikan ekor
bintang (Paedocypris progenetica), 15 ekor ikan botok (Anabas testudineus),
13 ekor ikan tawes (Barbodes gonionotus), 2 ekor ikan gabus (Channa
striata), 10 ekor ikan karpel (Cyprinus carpio), 14 ekor ikan malas
(Oxyeleotris marmorata).
27
Maka jumlah keseluruhan dari stasiun I sampai stasiun III sebanyak 371
sampel ikan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah jenis ikan yang terdapat di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
No Nama Jenis Stasiun
Total I II III
1. Paedocypris progenetica 85 60 44 189
2. Anabas testudineus 31 26 15 72
3. Barbodes gonionotus 17 9 13 39
4. Channa striata 12 7 2 21
5. Monopterus albus 1 4 - 5
6. Cyprinus carpio 8 6 10 21
7. Oxyeleotris marmorata 3 4 14 24
Jumlah 157 116 98 371
Berdasarkan tabel 3 diatas, jumlah jenis ikan di setiap stasiun dari
tertinggi sampai terendah secara berurutan dijumpai di stasiun 1, II dan III,
djumpai sebanyak 157, 116, dan 98 jenis ikan.
Jumlah individu ikan yang terbanyak di Rawa Mangga Dua terdiri dari
ikan ekor bintang (Paedocypris progenetica) (189 ekor), ikan botok (Anabas
testudineus) (72 ekor), ikan tawes (Barbodes gonionotus) (39 ekor), ikan malas
(Oxyeleotris marmorata) (24), ikan gabus (Channa striata) (21 ekor), ikan
karpel (Cyprinus carpio) (21 ekor), dan jumlah paling sedikit yaitu belut sawah
(Monopterus albus) (5 ekor).
28
Menurut Siregar et al (1993), Cyprinidae merupakan penghuni utama
yang paling besar jumlah populasinya, terutama jenis Paedocypris progenetica.
Dengan demikian sesuai dengan tabel 2 diatas maka dapat dibuatkan
diagramnya Sebagai berikut :
Diagram 1. Kelimpahan atau Jumlah Individu Ikan di Rawa Mangga Dua
Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
Berdasarkan diagram diatas maka tingkat kelimpahan tertinggi terdapat
pada jenis Paedocypris progenetica sebanyak 189 okor dan jumlah terendah
terdapat pada jenis Monopterus albus sebanyak 5 ekor.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Paedocypris progenetica
Anabas testudineus
Barbodes gonionotus
Channa striata
Monopterus albus
Cyprinus carpio
Oxyeleotris marmorata
189
Jum
lah
In
div
idu
72
Jum
lah
In
div
idu
39
21
5
21 24
Jenis Ikan
29
4.3.2 Keanekaraaman Jenis Ikan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut jenis yang banyak ditemukan
adalah Paedocypris progenetica (ekor bintang) sebanyak 189 individu diikuti
oleh Anabas testudineus (botok) sebanyak 72 individu, dan yang paling sedikit
adalah jenis Monopterus albus (belut sawah) sebanyak 5 individu. Pada tabel 4
dapat dilihat indeks keanekaragaman jenis (H’) dari ketiga satsiun.
Tabel 4. Indeks keanekaragaman Jenis ikan di Rawa Mangga Dua Kelurahan
Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
No Nama jenis Jumlah
Individu ni
1. Paedocypris progenetica
(ekor bintang) 189 0,509 0,509
2. Anabas testudineus (botok) 72 0,194 0,194
3. Barbodes gonionotus (tawes) 39 0,105 0,105
4. Oxyeleotris marmorata (ikan
malas) 24 0,065 0,065
5. Channa striata (gabus) 21 0,057 0,057
6. Cyprinus carpio (karpel) 21 0,057 0,057
7. Monopterus albus (belut
sawah) 5 0,013 0,013
Total 371 1 1
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis
ikan di Rawa Mangga Dua termasuk sedang.
Keanekaragaman jenis ikan yang rendah di Rawa Mangga Dua
Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang disebabkan
-∑ n
i=1 (ni) Ln (ni)/N H’ =
30
Hal ini diduga karena ekosistem di area tersebut mengalami tekanan faktor
lingkungan seperti cuaca, air, faktor kimia, pencemaran, kompetisi, parasit,
penangkapan oleh manusia, dan lain-lain.
LLOYOT & GHELARDY (1964) menyatakan bahwa keanearaaman
jenis tinggi bila banyak jenis yang mendominasi ekosistem tersebut, dan
keanekaragaman jenis rendah bila hanya satu jenis saja yang terdapat di
dalamnya mendominasi komunitas tersebut. Tinggi rendahnya keanekaragaman
jenis dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satu faktor adalah kualitas
lingkungan.
Berdasarkan tabel 4 diatas, maka dapat dibuatkan diagramnya Sebagai
berikut :
Diagram 2. Indeks Keanekaragaman di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
Dari diagram di atas terlihat bahwa nilai indeks keanekaragaman
tertinggi ditemukan pada jenis Paedocypris progenetica (ekor bintang). Selain
itu diiukuti oleh jenis Anabas testudineus (botok), Barbodes gonionotus (tawes),
dan Oxyeleotris marmorata (ikan malas).
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
Ind
ek
s K
ea
ne
ka
rag
am
an
(H
')
Jenis Ikan
Paedocypris
progenetica (ekor
bintang)Anabas testudineus
(botok)
Barbodes gonionotus
(tawes)
Oxyeleotris
marmorata (ikan
malas)
31
Dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa jenis ikan yang di
temukan pada setiap stasiun yaitu jenis ikan black fish seperti ikan botok, ikan
tawes dan ikan malas. Menurut Siregar et al, (1993) ikan black fish merupakan
jenis ikan yang tahan terhadap kondisi deoksigenasi dan umumnya tahan hidup
di daerah rawa-rawa, suak atau genangan air di hutan. Sejumlah rona lingkungan
ini memungkinkan terciptanya peningkatan variasi habitat. Variasi habitat
semakin banyak, kehadiran jenis-jenis ikan penghuninya semakin bertambah
sehingga keanekaragaman semakin meningkat (Kottelat et al, 1996 dan
McCarthy 1985).
Diagram 2 menunjukkan indeks dominansi sedang. Persebaran jumlah
populasi yang tidak merata pada setiap spesies akan menimbulkan hanya ada
beberapa spesies saja yang mendominasi populasi tersebut. Menurut Odum
(1993), tidak semua spesies dalam komunitas memiliki nilai penting yang sama
dalam menentukan sifat suatu komunitas. Dari berpuluh atau beratus spesies
yang ada dalam komunitas, secara relatif hanya beberapa yang mempunyai
pengaruh besar dalam komunitas, yang diantaranya ditentukan oleh ukuran,
jumlah individu, dan keaktifan.
32
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebanyak 7 jenis ikan berhasil dikumpulkan yang terdiri dari ikan ekor
bintang (Paedocypris progenetica), ikan botok (Anabas testudineus), ikan
tawes (Barbodes gonionotus), ikan malas (Oxyeleotris marmorata), ikan
gabus (Channa striata), ikan karpel (Cyprinus carpio), dan belut sawah
(Monopterus albus). Tingkat keanekaragaman jenis berhubungan dengan
variasi dan ciri habitat yang ditemui.
2. Nilai Indeks Kenekaragaman (H’) jenis di Rawa Mangga Dua tergolong
sedang yaitu 1. Indeks kekayaan tertinggi terdapat pada jenis ikan ekor
bintang Paedocypris progenetica berjumlah 189 individu dan terendah
terdapat pada jenis belut sawah (Monopterus albus) sebanyak 5 individu.
3. Hasil pengukuran parameter lingkungan di ketiga stasiun menunjukkan
bahwa pada suhu air berkisar antara 29 – 300C dan konsentrasi gas
pernapasan lebih besar dari 4 ppm memungkinkan adanya kehidupan hewan-
hewan akuatik dan nilai kecerahan air rata-rata di atas 40 cm, kondisi ini
cenderung cukup baik untuk kehidupan ikan.
.
33
1.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan kepada :
1. Pemerintah Kabupaten Kupang khususnya dinas perikanan agar dapat
memperhatikan jenis-jenis ikan yang hidup di rawa-rawa, sungai maupun
kali agar tidak punah dan memberikan informasi kepada masyarakat yang
belum mengetahui tentang pentingnya manfaat ikan bagi tubuh.
2. Seluruh masyarakat khususnya masyarakat di sekitar Rawa Mangga Dua
agar melestarikan dan menjaga keberadan ikan agar tidak punah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Aquaculture. (2009). Perkembangan Ikan. Diambil 15 September 2010, dari
http://aquaculture-
unri.blogspot.com/search?q=jenis+ikan+air+tawar+pada+rawa
Eka S. (2007). Morfologi Ikan. Diambil tanggal 18 September, dari
http://blog.unsri.ac.id/ekaunsri2007/morfologi-ikan/sr/64/
Genisa, A.S. 2004. Sebaran dan Struktur Komunitas Ikan di Sekitar Estuaria
Citarum, Ciliwung dan Cisadane, Teluk Jakarta. Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan “Torani” Universitas Hasanuddin Makasar.
Henderson P.A. & Crampton, W.G.R. 1997. A comparison of diversity and
abundance between nutrient-rich and nutrient poor lakes in Upper Amazon.
Journal of Tropical Ecology.
Hieronimus S. 1993. Usaha Ikan di Lahan Pekarangan. Penerbit : Kanisius. Jakarta
Kharimun & Khairul Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya Ikan Konsumsi. Erlangga :
Jakarta
Kottelat, M., Whitten, J. A., Wirjoatmodjo, S. & Kartikasari, S. N. 1996. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition Ltd.
35
Makalah Ilmu Pengetahuan Lingkungan Ekosistem Aquatik Tawar Dan Ekosistem
Laut. Diambil 20 September 2010, dari
http://www.scribd.com/doc/30768980/Makalah-Ilmu-Pengetahuan-
Lingkungan
Meitanisyah. Anatomi Dan Fisiologi Ikan. Diambil 18 September 2010, dari
http://www.bloggaul.com/meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-
ikan
Meriem T. 2006. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis-Jenis Udang Pada Zona
Subtidal Pantai Oebon Desa Tuapukas Kecamatan Kualin Kabupaten TTS.
Univ. PGRI : Kupang
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. WB Sounders, Philadelphia, London
and Toronto.
Siregar, S., Putra, R.M. & Sukendi. 1993. Fauna ikan di perairan sektor Bukit
Tigapuluh Siberida, Sumatra. Rain Forest and Resource Management.
Proceedings of the NORINDA. Jakarta.
Unri. 2009. Nama Ilmiah Ikan Tawar Diambil 25 Januari 2011, dari
http://aquaculture-unri.blogspot.com/2009/05/nama-ilmiah-ikan-tawar.html
Zulfikli. J. 2002. Perbesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan.
Penebar Swadaya. Jakarta
36
37
Lampiran 1. Peta Kabupaten
Peta Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tengah
38
Lampiran 2. Foto-foto saat PKL
Gbr. Melakukan penangkapan ikan menggunakan jaring/jala
Gbr. Rawa tempat menangkap ikan
Gbr. Rawa pada stasiun I
39
Gbr. Rawa pada stasiun II
Gbr. Rawa pada stasiun III