lansia

12
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI PADA LANSIA I. Konsep Dasar Hipertensi A. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smeltzer & Bare,2001). Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasinya dengan derajat keparahannya ( Doengoes, 2000). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang lebih 90 mmHg ( Arief Mansjoer, 2000). B. Etiologi Hipertensi Menurut Sustranim (2006), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder : 1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya. Kurang lebih 90% dari penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi primer. Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi primer adalah :

description

hgfghgf

Transcript of lansia

Page 1: lansia

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

I. Konsep Dasar Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smeltzer & Bare,2001).

Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan

diklasifikasinya dengan derajat keparahannya ( Doengoes, 2000). Hipertensi

adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik kurang lebih 90 mmHg ( Arief Mansjoer, 2000).

B. Etiologi Hipertensi

Menurut Sustranim (2006), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat

dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu hipertensi primer dan hipertensi

sekunder :

1. Hipertensi esensial (hipertensi primer)

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti

penyebabnya. Kurang lebih 90% dari penderita hipertensi digolongkan atau

disebabkan oleh hipertensi primer. Faktor-faktor resiko yang dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi primer adalah :

a. Faktor keturunan

Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,

jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya

kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita.

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah

1) Konsumsi garam yang tinggi

Page 2: lansia

2) Kegemukan atau makan yang berlebihan

3) Stres atau ketegangan jiwa jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam,

rasa takut, rasa bersalah)

4) Pengaruh lain (merokok, minum alkohol, minum obat-obatan, misal

ephedrine, prednisone, epinefrin)

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain

seperti penyakit ginjal, sindrom cushing, hipertensi yang berhubungan dengan

kehammilan serta pengaruh sekunder dari obat tertentu, seperti obat

kontrasepsi oral.

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut Mansjoer, Arief dkk, (2000) tanda dan gejala yang lazim

ditemukan pada pasien hipertensi antara lain :

1. Sakit kepala hebat tiba-tiba, pusing

2. Nyeri leher

3. Kesemutan

4. Lemas & kelelahan

5. Sulit tidur

6. Jantung berdebar-debar

7. Gelisah

8. Merasa mual / ingin muntah

9. Penglihatan kabur

10. Kesadaran menurun

11. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

D. Komplikasi Penyakit Hipertensi

Komplikasi hipertensi antara lain :

1. Penyakit jantung (gagal jantung)

2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)

3. Penyakit otak (stroke)

Page 3: lansia

E. Klasifikasi Hipertensi

Berikut klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun ke atas :

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130- 85-89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (berat) 180-209 110-119

Stadium 4 (sangat berat) ≥210 ≥120

Sumber : Adib (2009)

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

A. Data Biografi

Berisi identitas klien dan penanggung jawab. Terdiri dari nama, jenis

kelamin, golongan darah, TTL, pendidikan terakhir, agama, status

perkawinan, alamat, dll.

B. Riwayat Keluarga

Berisi gambaran silsilah keluarga (genogram) dari 3 keturunan sebelumnya

untuk melihat riwayat penyakit di keluarga.

C. Riwayat Pekerjaan

Berisi keterangan tentang pekerjaan klien saat ini.

D. Riwayat Lingkungan Hidup

Berisi penjelasan tentang keadaan tempat tinggal klien yang dapat menjadi

salah satu faktor yang berhubungan dengan penyebab penyakit.

E. Riwayat Rekreasi

Page 4: lansia

Berisi hobi klien, keanggotaan dalam organisasi, dan liburan yang berguna

untuk mengetahui aktivitas klien sehari-hari yang mungkin ada hubungannya

dengan status kesehatan klien saat ini.

F. Sistem Pendukung

Berisi informasi tentang bagaimana hubungan keluarga dengan pelayanan

kesehatan yang mendukung status kesehatan keluarga. Apakah keluarga

memiliki dokter khusus, bidan, atau perawat yang dapat dihubungi ketika

klien atau anggota keluarga sakit, atau langsung memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan di dekat rumah.

G. Status Kesehatan

Berisi informasi tentang status kesehatan klien saat ini, keluhan utama yang

dirasakan klien, ketergantungan obat, status imunisasi, dan adanya alergi.

H. Aktivitas Hidup Sehari-hari

Berisi informasi tentang Indeks Katz, BB, TB, IMT, Vital Sign.

I. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Berisi tentang informasi mengenai pemenuhan kebutuhan dasar klien sehari-

hari seperti oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi, eliminasi, dll.

J. Tinjauan Sistem

Berisi informasi tentang keadaan umum klien, tingkat kesadaran klien, GCS,

serta pemeriksaan fisik dan sistem tubuh pada klien.

K. Hasil Pengkajian Kognitif dan Mental

Berisi informasi tentang status mental dan tingkat depsresi yang dialami klien

saat ini.

L. Data Penunjang

Berisi informasi yang menunjang pemeriksaan pada penyakit klien seperti

data laboratorium, radiologi, EKG, USG, CT Scan, dll.

ANALISA DATA

Berisi data Symptom, Etiologi, dan Masalah Keperawatan sehubungan

dengan penyakit klien. Kemudian dilanjutkan dengan perumusan Diagnosa

Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien.

Page 5: lansia

Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA NIC-NOC (2012-

2014)

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, dan iskemi miokard.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

5. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penurunan

suplai oksigen ke otak.

6. Risiko cidera berhubungan dengan spasme arteriol pada retina

7. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan akibat

hipertensi.

8. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

proses penyakit

INTERVENSI

Berisi rumusan perencanaan asuhan keperawatan kepada klien serta rasional

mengapa tindakan tersebut dilakukan.

No Diagnosa

Keperawatan

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Penurunan

curah jantung

berhubungan

dengan

peningkatan

afterload,

vasokonstriksi,

dan iskemi

miokard.

NOC :

1. Vital sign (tekanan darah,

respirasi, nadi) dalam rentang

normal.

2. Dapat mentoleransi aktivitas,

tidak ada kelelahan.

3. Tidak ada penurunan

kesadaran.

NIC :

1. Pantau TD. Ukur pada tangan untuk evaluasi

awal.

2. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

3. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa

pengisian kapiler.

4. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti

istirahat di tempat tidur/kursi, jadwal periode

istirahat tanpa gangguan, bantu pasien

melakukan aktivitas perawatan diri sesuai

Page 6: lansia

kebutuhan.

5. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi

aktivitas/keributan lingkungan.

6. Anjurkan mengkonsumsi obat penurun tensi

apabila ada.

2. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan,

ketidakseimbang

an suplai dan

kebutuhan

oksigen.

NOC :

1. Berpartisipasi dalam aktivitas

yang diinginkan tanpa

dibantu.

2. Melaporkan peningkatan

dalam toleransi aktivitas

yang dapat diukur.

3. Menunjukkan kemandirian

melakukan ADL (Activity

Daily Learning).

4. Status sirkulasi dan respirasi

baik.

NIC :

1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan

menggunkan parameter : frekuensi nadi 20 per

menit di atas frekuensi istirahat, catat

peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada,

kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,

pusing atau pingsan

2. Instrusikan pasien tentang teknik penghematan

energi, misalnya : menggunakan kursi pada

saat mandi, melakukan aktivitas dengan

perlahan.

3 Nyeri akut

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan vaskuler

serebral.

NOC :

1. Mampu mengontrol nyeri.

2. Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan manajemen

nyeri.

3. Menyatakan rasa nyaman

setelah mengalami

penurunan intensitas nyeri.

NIC :

1. Observasi derajat nyeri.

2. Menganjurkkan tirah baring selama fase akut.

3. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk

menghilangkan sakit kepala atau nyeri dada misal,

kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan

leher, teknik relaksasi (panduan imajinasi,

distraksi) dan aktivitas waktu senggang.

4. Minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala misalnya, mengejan

saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

5. Kaji tanda-tanda vital.

4. Kelebihan

volume cairan

berhubungan

dengan edema,

peningkatan

NOC :

1. Terbebas dari edema maupun

efusi.

2. Bunyi nafas bersih, tidak ada

NIC :

1. Awasi denyut jantung, TD, CVP.

2. Catat pemasukan dan pengeluaran secara

akurat.

Page 7: lansia

cairan

intravaskular.

dispnea/ortopnea.

3. Vital sign dalam batas

normal.

4. Berat badan (BB) stabil.

5. Menyatakan pemahaman diet

individu/pembatasan cairan

3. Awasi berat jenis urine.

4. Timbang BB tiap hari dengan alat dan pakaian

yang sama.

5. Kaji kulit, wajah area tergantung untuk edema.

Berikan obat sesuai indikasi (diuretik).

5. Risiko

ketidakefektifa

n perfusi

jaringan otak

berhubungan

dengan

penurunan

suplai oksigen

ke otak.

NOC :

1. Pasien dapat menunjukan

tanda-tanda vital stabil

NIC :

1. Pantau TD, catat adanya hipertensi sistolik

secara terus menerus dan tekanan nadi yang

semakin berat.

2. Pantau frekuensi jantung, catat adanya

bradikardi, takikardia atau bentuk disritmia

lainnya.

3. Pantau pernapasan meliputi pola dan iramanya.

4. Anjurkan pasien minum obat anti hipertensif

misal captopril (bila ada).

6. Risiko cidera

berhubungan

dengan spasme

arteriol pada

retina

NOC:

1. Klien terbebas dari cidera

2. Klien mampu menjelaskan

cara/metode untuk

mencegah injury/cidera

3. Mampu mengenali

perubahan status kesehatan

NIC :

1. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

2. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga

atau pengunjung adanya perubahan status

kesehatan dan penyebab penyakit

7. Ansietas

berhubungan

dengan

perubahan

dalam status

kesehatan akibat

hipertensi.

NOC :

1. Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas.

2. Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan teknik untuk

mengontrol cemas.

3. Vital sign dalam batas

normal terkontrol.

NIC :

1. Kaji keefektifan strategi koping dengan

mengobservasi perilaku misalnya kemampuan

menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan

berpartisipasi dalam rencana pengobatan.

2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan

keletihan, kerusakan konsentrasi, peka

rangsang, penurunan toleransi sakit kepala,

ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah.

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor

spesifik dan kemungkinan strategi untuk

Page 8: lansia

4. Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh, dan

tingkat aktivitas

menunjukkan berkurangnya

kecemasan.

mengatasinya.

4. Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal

maupun non verbal.

8. Defisiensi

Pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

pengetahuan

(keterbatasan

kognitif, salah

interpretasi

informasi,

kurang minat

belajar).

NOC:

1. Menyatakan pemahaman

tentang proses penyakit

2. Mengidentifikasi efek

samping obat dan

kemungkinan komplikasi

yang perlu diperhatikan.

3. Mempertahankan tekanan

darah dalam parameter

normal.

NIC :

1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.

2. Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah

“terkontrol dengan baik”.

3. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor

risiko kardiovaskuler yang dapat dirubah,

misalnya : obesitas, rokok dan alkohol, pola

hidup penuh stres.

4. Intruksikan dan peragakan teknik pemantauan

tekanan darah mandiri.

5. Bantu pasien untuk menegmbangkan jadwal

yang sederhana, memudahkan untuk minum

obat.

6. Motovasi untuk membuat program olahraga

sendiri.