Lanjutan Bab 1
Click here to load reader
-
Upload
inna-mayniza -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
Transcript of Lanjutan Bab 1
2
Proporsi wanita yang berstatus menikah yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi dari Survey Sosial Ekonomi Nasional proporsi wanita berumur 15 –
49 tahun yang berstatus menikah yang pernah memakai alat kontrasepsi dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 7,19%
dengan jumlah peserta KB aktif pada tahun 2007 adalah 5.704.111 peserta dengan
metode kontrasepsi yang digunakan IUD 281.855 peserta (4,94%), metode operasi
wanita (MOW) 68.774 peserta (1,21%), metode operasi pria (MOP) 9.356 peserta
(0,16%), kondom 142.350 peserta, implant 311.487 peserta (5,46%), suntikan
3.161.140 peserta (55,42%) dan pil 1.729.149 peserta (30,31%) (Kusmobroto et
al, 2008).
Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Provinsi Aceh pada tahun 2008
adalah 647.363 dengan jumlah peserta KB baru 124.110 peserta (19,17%) dan
peserta KB aktif 394.313 peserta (60,91%) dengan metode kontrasepsi yang
digunakan IUD 8.222 peserta (2,16%), Metode Operasi Pria (MOP) 781 peserta
(0,19)%, Metode Operasi Wanita (MOW) 4.643 peserta (0,97%), suntikan
167.515 peserta (44,96%), implant 6.332 peserta (1,67%), pil 174.959 peserta
(46,01%), dan kondom 19.154 peserta (5,04%) (Dinkes Aceh, 2009).
Untuk wilayah kerja Puskesmas Lampaseh Kota pada tahun 2010 jumlah
pasangan usia subur (PUS) adalah sebanyak 1.211 dengan jumlah peserta KB baru
186 peserta (15,35%), dan jumlah peserta KB aktif 643 peserta (53,09%) dengan
metode kotrasepsi yang digunakan adalah IUD 0 peserta (0%), Metode Operasi
Wanita (MOW) / Metode Operasi Pria (MOP) 0 peserta (0%), implant 0 peserta
(0%), suntik 352 peserta (29,06%), pil 417 peserta (34,43%), dan kondom 60
peserta (4,95%) (Hasanah, 2011).
Secara umum persyaratan medote kontrasepsi ideal antara lain aman
artinya tidak menimbulkan komplikasi berat, berdaya guna artinya dapat
mencegah kehamilan, dapat diterima baik oleh pengguna maupun lingkungan
masyarakatnya, terjangkau harganya oleh masyarakat dan bila metode yang
digunakan tersebut dihentikan penggunaannya kesuburan segera kembali.
Masyarakat Internasional saat ini lebih menitikberatkan agar pelayanan lebih
mudah diperoleh dan diterima oleh berbagai sub kelompok masyarakat dengan
3
tujuan utama pemberian pelayanan yang didasarkan pada mutu yang baik (Bari,
2003).
Data-data tersebut menunjukkan bahwa pola kecenderungan pemakaian
kontrasepsi di Indonesia yang cenderung memilih kontrasepsi suntik daripada
AKDR. Hal ini memacu peneliti untuk melakukan penelitian berupa menganalisa
pemilihan jenis kontrasepsi oleh wanita usia subur (15-39 tahun) di Puskesmas
Lampaseh Kota, Banda Aceh tahun 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang menunjukkan pola kecenderungan pemakaian
kontrasepsi di Indonesia yakni pemakaian jenis kontrasepsi suntik yang
memperlihatkan peningkatan pada beberapa kurun waktu terakhir ini dan
sebaliknya pemakaian jenis kontrasepsi pil dan IUD cenderung menurun dari
waktu kewaktu, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Jenis
kontrasepsi apakah yang dominan digunakan wanita usia subur (15-39 tahun) di
Puskesmas Lampaseh Kota serta apakah terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan, pengetahuan, fase usia reproduksi, dan pendapatan dalam memilih
jenis kontrasepsi tersebut”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemilihan
jenis kontrasepsi serta faktor-faktor yang mempengaruhi para wanita usia
subur di Puskesmas Lampaseh Kota untuk memilih jenis tersebut.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Untuk mencari data tentang distribusi jenis kontrasepsi yang dominan
digunakan oleh wanita usia subur, alasan memilih kontrasepsi tersebut,
tingkat pendidikan, pengetahuan, fase usia reproduksi dan pendapatan
responden.
4
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,
fase usia reproduksi, dan pendapatan terhadap pemilihan jenis kontrasepsi
oleh wanita usia subur.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk meningkatkan program pelayanan keluarga berencana.
2. Sebagai masukan bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan jumlah
pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah
kerjanya.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai keluarga berencana
dan alat kontrasepsi.
4. Sebagai bahan pembelajaran kepada peneliti mengenai metode
penelitian.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan
jenis kontrasepsi.
Ha: Ada hubungan antara pendidikan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
2. Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
Ha: Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
3. Ho: Tidak ada hubungan antara fase usia reproduksi dengan pemilihan
jenis kontrasepsi.
Ha: Ada hubungan antara fase usia reproduksi dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
5
4. Ho: Tidak ada hubungan antara pendapatan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
Ha: Ada hubungan antara pendapatan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.