langkah penelitian

download langkah penelitian

If you can't read please download the document

description

langkah penelitian.rtf

Transcript of langkah penelitian

Langkah-langkah Pelaksanaan PenelitianSatu minggu pertama diagnostic dan scrinning responden. Setelah responden ditetapkan sesuai kriteria, daftar check list pretest dibagikan kepada masing-masing orang tua responden dan wawancara dengan responden untuk melakukan pengukuran tingkat sosio-emosional sebelum pemberian intervensi. Intervensi dilaksanakan adalam waktu empat minggu. Satu minggu ada enam kali pertemuan, satu kali pertemuan dilaksanakan selama dua jam. Intervensi yang di berikan berupa :Games : games dilaksanakan sebelum kegiatan inti Bentuk games yang diberikan adalah :Emotion party Diambil satu orang peserta untuk memilih gambar emotion yang telah disediakan kemudian peserta tersebut mempraktikkan di depan peserta lainnya dengan bantuan terapis. Selanjutnya peserta yang lain diminta untuk mengidentifikasi emition apa yang telah diperagakan oleh temannya, dan juga peserta akan diminta untuk mempraktikkan pada diri mereka juga. Setiap peserta akan diminta untuk mengambil satu buah gambar, gambar adalah berbagai macam emotion yang mana nantinya peserta akan mempraktikkan sesuai emotion yang didapatkan. Peserta akan diminta untuk selfie berfoto di depan camera dan nantinya akan m,enjadi penilaian perkembangan dari hari kehari.Peerta akan melihat simulasi emotion dari terapis ataupun dari video dan kemudian peserta harus meniru emotion tersebut. Number who Peserta akan mendapat kan nomor pada masing-masing individual, kemudian peserta akan diminta berjalan dan bergerak sesuka hati mengikuti alunan musik yang di perdengarkan. Kemudian terapis akan menyebutkan salah satu nomor diantara mereka, kemudian bagi peserta yang nomornya terpanggil langsung duduk di tempat. Tujuannya adalah untuk melatih konsentrasi mereka.Real actionPeserta dikumpulkan dalan satu ruangan kemudian peserta berjalan dan peserta harus mendengarkan instruksi dari terapis dimana nantinya terapis akan menyebutkan kode loncat, jongkok lari-lari kecil. Peserta akan mengikuti gerakan yang terapis instruksikan, selain itu terapis akan memberikan instruksi pada peserta untuk meniru karakter-karakter yang disebutkan seperti robot, monster, superman, ataupun beberapa karakter hewan (kelinci, sapi, kucing) dll. Lengkap dengan gerakan serta suara yang menjadi karakteristiknya.Video modelling ,Pelaksanaan video modeling dalam beberapa hal (Corbett & Maryam, 2005), yaitu :attentional procces : Stimuli sensori audiovisual dan fokus terhadap tugas dan kegiatan. Video di desain untuk membawa peserta untuk focus dan memusatkan perhatian pada informasi yang di tampilkan pada video tersebut.Retentional process :Video yang mereka lihat akan membantu membangun dan mempertahankan perilaku dalam memori. Perilaku model dapat disajikan dalam vivo (hidup), dicatat (misalnya difilmkan, direkam), atau dibayangkan. Transfer dari perilaku di dalm video ke model perilaku langsung pada prosedur yang sama dan tepat. The production proccesSetelah melihat video tersebut peserta akan mempraktikkan atau mengulang perilaku yang sama dengan adegan dan alur cerita pada yang ada pada video tersebut. Menggambarkan tantangan pribadi dari pengalaman peserta ke dalam kehidupan nyata. Anak-anak akan di minta terlibat dalam setiap adegan dan mengulangi scripted serta bermain tanpa naskah. Motivational proccesPemberian reinforcement kepada peserta berupa reward atau punishment bagi peserta yang mengadopsi atau tidaknya model perilaku yang sesuai hasil yang diharapkan. Pemberian motivasi kepada peserta untuk melaksanakannya dengan menyenangkan dan semangat.Narrative : responden diminta untuk memahami isi cerita, alur dan karakter yang berhubungan dengan masalah mereka dalam realita yang terjadi kehidupan sehari-hari di lingkungan. Responden akan mengambil peran untuk belajar memahami karakter yang berbeda. Terapis Membantu responden melatih kemampuan berkomunikasi dan belajar memahami perasaan serta pikiran orang lain. Dengan karakter yang dimainkan diatas panggung, maka akan mengajarkan reponden bagaimana berhubungan dengan orang lain. Narration ini memungkinkan individu untuk imitasi dan mengambil peran dalam rangka untuk belajar dari karakter lain (Bailey, 2010).Storytelling dan Power lines scripting : Didokumentasikan ungkapan verbal mencerminkan dan memberdayakan bahasa pragmatis kecerdasan emosional. Mencerminkan peristiwa fiksi dan non-fiksi yang mendukung konstruksi alur cerita, representasi simbolis, proyeksi , evisioning, imitasi, pemeranan, interaksi pragmatis, kecerdasan emosional dan self-assesment terkait dengan keterampilan sosial yang berorientasi pada proses. Performance : terapis menjadi model dalam mencontohkan tindakan serta ekpresi kepada peserta. (OLeary, 2013). Pelatih akan menjadi model dan pemandu para peserta untuk dapat ikut serta meniru adegan tersebut. Sehingga membantu individu dalam bekerja sama dan bekerja dengan orang lain. Setiap responden didampingi oleh pelatih atau terapis, dimana nantinya akan melakukan pengamatan secara intensif merekam masing-masing responden sebelum, selama, atau sesudah latihan. Role play dan Simulation : Peserta melakukan imitasi dan membuat diri sendiri sama dengan yang lain, atau menggambarkan diri dalam setting dan bingkai yang berbeda, berkoordinasi dengan teman sebaya dalam grup. Projection : menggunakan media sebagai bentuk cara yang berbeda untuk berkomunikasi sehingga dapat membantu mengekspresikan diri. Difasilitasi dengan Guided play seperti kostum, boneka, alat peraga, rumah keluarga mainan dan orang-orang, tokoh pemain dan Objek lakon lainnya . Improvisation : kemampuan untuk menjadi fleksibel dan adaptif. Mengajarkan cara untuk menghubungkan kreatifitas dengan dengan berbagai bentuk emosional dan ekspresi spontan melalui gerakan, suara dan gambar. Selanjutnya responden dapat menerapkan kemampuan ini dengan situasi kehidupan nyata. (OLeary, 2005)Pelatih akan merekan setiap gerak-gerik, wajah gerakan reponden. Untuk segala tindakan, gerakan, emosi, baik secara verbal maupun nonverbal. Hasil Rekaman menunjukan tindakan yang mereka lakukan dan mengidentifikasi perubahan emosional peserta. Responden diobservasi setiap hari apakah ada peningkatan sosio-emosional. Video rekaman setiap tindakan responden menjadi sumber observasi bagi peneliti. Orang tua peserta di beri akses untuk merekam setiap tindakan peserta yang memungkinkan anak-anak akan mempraktekkannya kembali di rumah. Orangtua diminta untuk mengawasi dan mengajak serta membantu anaknya untuk memulai percakapan dengan teman dan saudaranya di rumah. Proses ini akan di evaluasi oleh peneliti satu kali dalam seminggu, untuk melihat perkembangan social peserta. Posttest dilakukan setiap satu kali dalam seminggu dalam satu bulan dengan memberikan kuesioner pada orang tua,daftar ceck list scrining test, observasi rekaman video serta wawancara pada responden.