Langkah Awal Penulisan Tesis, Disertasi Dan Rencana Penelitian · penulisan disertasi dengan jenis...
Transcript of Langkah Awal Penulisan Tesis, Disertasi Dan Rencana Penelitian · penulisan disertasi dengan jenis...
Langkah Awal Penulisan Tesis, Disertasi Dan Rencana Penelitian
melalui
Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT)
ISBN 9 786025 062681
Penulis : Dr. Widodo Sunaryo, S.Psi. MBA.
Editor : Priyo Sambodo, SH, MM.
Disain Sampul dan Tata letak: Fredy Herlambang, SE.
PENERBIT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAKUAN
Jl. Pakuan No 1, Ciheuleut, Bogor, Indonesia
Tilp. 0251.8320123. email: [email protected]
REDAKSI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAKUAN Jl. Pakuan No 1, Ciheuleut, Bogor, Indonesia
Tilp. 0251.8320123. Email: [email protected]
Cetakan Pertama, Mei 2018
Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam
bentuk apapun dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penulis.
i
KEY NOTES
INTRODUCTION
Prof. Dr. Ing. H. Soewarto Hardhienata
Assalamualaikum Warrahmatullahiwabarakatuh,
Berkat rahmat Allah SWT buku Langkah Awal Penyusunan Tesis, Disertasi dan
Rencana Penelitian Melalui Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT) telah diterbitkan.
Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan Dr Widodo Sunaryo, S.Psi. MBA,
yang telah berupaya keras selama bertahun-tahun menyusun LKDT dari berbagai
variable penelitian, sampai dengan dapat diterbitkannya buku ini.
Buku ini sangat bermanfaat untuk digunakan oleh para mahasiswa magister dan
doktoral yang sedang mempersiapkan penulisan tesis atau disertasi, dan juga untuk
para peneliti muda yang sedang mempersiapkan suatu rencana penelitian. Suatu
rencana kerja yang baik memiliki probabilitas besar untuk menghasilkan kinerja yang
baik.
Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT) di dalam buku ini, yang terdiri dari
deskripsi-deskripsi teoritik dari berbagai variabel penelitian, merupakan suatu cara
yang efektif untuk merumuskan suatu rencana penelitian, untuk menghimpun
sumber-sumber teori yang relevan, dan untuk memulai penulisan tesis atau disertasi.
Semoga buku ini terus dikembangkan dan diperkaya dengan sumber-sumber
teori yang mutakhir, sehingga memberikan lebih banyak manfaat bagi para
mahasiswa untuk menyusun tesis atau disertasi, dan terlebih jauh bagi peningkatan
kualitas penelitian-penelitian di Indonesia.
Wassalamualaikum Warrahmatullahiwabarakatuh.
Bogor 5 Mei 2018.
Prof. Dr. Ing. H. Soewarto Hardhienata.
ii
K A T A P E N G A N T A R
Mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa setelah mengalami
perjalanan waktu yang panjang, buku Langkah Awal Penyusunan Tesis, Disertasi
dan Rencana Penelitian Melalui Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT) dapat
diterbitkan.
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam menyusun tesis
dan disertasi sendiri, serta berdasarkan pengalaman membimbing mahasiswa dalam
menulis tesis (S2) dan disertasi (S3). Penulisan tesis atau disertasi melalui LKDT
akan sangat membantu mahasiswa untuk memahami dan menguasai konsep atau
teori yang digunakan dalam tesis atau disertasinya, serta akan mempercepat proses
penulisan tesis atau disertasinya.
Materi dalam LKDT sebagian dikutip dan direvisi dari beberapa hasil karya
mahasiswa, antara lain Ratu Tanti Rizkya, Nia Nuraeni, Dian Wulandari, Robithotun
Nurjanah, Nadiyah, Maulana, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu-per-satu
namanya. Penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya atas ide dan gagasan mereka dalam penulisan LKDT.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
Prof. Dr. H. Soewarto Hardhienata, yang telah memberikan banyak petunjuk, koreksi
dan dorongan kepada penulis untuk menerbitkan buku ini. Demikian pula, penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya, bahwa beliau telah
berkenan memberikan tulisan “Key Notes Introduction” pada buku ini.
Penulis berharap bahwa buku ini dapat bermanfaat membantu mahasiswa untuk
mempersiapkan dan menulis tesis atau disertasi mereka. Silahkan dipelajari
petunjuk-petunjuk penyusunan dan penggunaan LKDT.
Kepada rekan-rekan dan pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan buku ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya.
Buku ini masih banyak kekurangan dan keterbatasannya, penulis berharap akan
dapat melakukan perbaikan-perbaikan terus-menerus.
Bogor, 20 Mei 2018
Penulis
Widodo Sunaryo
iii
D A F T A R I S I
KEY NOTES INTRODUCTION: Prof. Dr. Ing. H. Soewarto Hardhienata i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I LANGKAH AWAL PENULISAN TESIS DAN DISERTASI 1 BAB II PENYUSUNAN LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT) 3 01. Adversity Quotient 3 02. Brand Awareness 4 03. Budaya Organisasi (Organizational Culture) 5 04. Citra Organisasi atau Perusahaan (Organization’s Image) 6 05. Corporate Reputation 7 06. Disiplin Kerja (Work Discipline) 8 07. Self-Efficacy (Efikasi Diri) 10 08. Engagement 11 09. Adverstising (Periklanan) 12 10. Iklim Organisasi (Organizational Climate) 13 11. Information and Communication Technology 14 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 15 13. Inovasi 16 14. Innovation 17 15. Karir (Career) 18 16. Keberhasilan Karir 19 17. Keadilan Organisasi (Organizational Justice) 20 18. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) 22 19. Charismatic Leadership 23 20. Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership) 24 21. Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) 26 22. Kepemimpinan Transformational 27 23. Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) 28 24. Kepribadian (Personality – The Big Five Model) 29 25. Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) 30 26. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) 31 27. Keterlibatan Kerja (Job Involvement) 33 28. Kewirausahaan (Entrepreneurship) 35 29. Kinerja (Job Performance) 38 30. Kinerja Manajerial (Managerial Performance/Effectiveness) 39 31. Knowledge Management 40 32. Komitmen terhadap Organisasi (Organiztional Commitment) 42 33. Komitmen terhadap Profesi (Professional Commitment) 44 34. Kompensasi (Compensation Program) 46 35. Komunikasi Interpersoal (Interpersonal Communication) 47 36. Kreativitas (Creativity) 48 37. Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life - QWL) 49 38. Kualitas Layanan (Service Quality) 51 39. Learning Organization 52 40. Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty) 53 41. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 54 42. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) 55 43. Need for Achievement (Achievement Motivation) 56
iv
44. Motivasi Kerja (Work Motivation) 58 45. Mutu Pendidikan (Education Quality) 59 46. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 60 47. Program Pelatihan (Training Program) 61 48. Pemberdayaan (Empowerment) 62 49. Price (Harga) 64 50. Product (Produk) 65 51. Product Quality (Kualitas Produk) 66 52. Produktivitas (Productivity) 67 53. Promosi (Promotion) 68 54. Public Relation (Hubungan Masyarakat) 69 55. Purchase Intention (Minat/Keinginan Membeli) 70 56. Spiritual Intelligence 71 57. Supervisi Kepala Sekolah (Principal’s Supervision) 72 58. Work-Group/Team (Kerjasama Kelompok) 73 59. Teamwork (Pola Bejerja Kelompok) 74 60. Persepsi Harga (Price Perception) 75 BAB III TRANSFER MATERI LKDT KEDALAM TESIS/DISERTASI 01. Penulisan Deskripsi Teoritik Menggunakan “Harvard
System” 76
02. Penulisan Deskripsi Teoritik Menggunakan “Footnote” 77 SEKILAS TENTANG PENULIS 78
1
1
LANGKAH AWAL PENULISAN TESIS/DISERTASI
Berdasarkan pengalaman saya menyusun disertasi dan membimbing mahasiswa
menyusun tesis/disertasi, saya membuat suatu pedoman langkah-langkah untuk menyusun
tesis atau disertasi. Langkah-langkah berikut ini, awal mulanya kelihatannya agak lambat,
tetapi berdasarkan pengalaman saya justru selesainya lebih cepat (tidak banyak bongkar-
pasang teori) dan mahasiswa memiliki bekal teori yang sungguh-sungguh dipahami.
Langkah-langkah berikut nanti pada dasarnya berkiblat pada buku-buku dan teori-teori
Manajemen (Management) dan Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Untuk
penulisan disertasi dengan jenis penelitian korelasional (hubungan), kausal (pengaruh) atau
eksperimental, langkah-langkahnya adalah:
1. Langkah Pertama, yaitu mengidentifikasi dan merumuskan apa masalah yang akan diteliti
(problem identification and formulation). Dalam hal ini, peneliti menentukan Variabel
Terikat (Dependent Variable). Untuk menentukan variabel terikat tersebut, peneliti harus
melakukan pengamatan awal atau survey pendahuluan dengan mempertanyakan:
a. Variabel apa yang menjadi masalah dalam organisasi/instansi yang akan diteliti
(lakukan pengamatan pada 3-4 sekolah/instansi sejenis).
b. Penentuan variable ini, pada umumnya didasarkan pada pertimbangan bahwa varibael
ini penting bagi pencapaian tujuan organisasi, tetapi secara faktual dan saat kini,
variable ini sedang menghadapi masalah (mengalami penurunan, kerugian, tingkat
yang rendah, dan lain-lain).
c. Beberapa contoh variabel terikat yang banyak dipakai untuk penelitian dalam
manajemen dan pendidikan, antara lain: Kinerja, Produktivitas, Inovasi/Keinovatifan,
Komitmen (Organizational atau Professional), Kepuasan Kerja, Learning
Organization, Perilaku Kewargaan Organisasi (OCB), Keterlibatan Kerja
(Engagement atau Involvement), dan lain-lain.
2. Langkah Kedua, kalau peneliti sudah punya gambaran ada variabel (apa) yang menjadi
masalah, selanjutnya peneliti mencoba mengidentifikasi: variabel-variabel apa (variable
bebas atau “independent variable”) yang diduga mempengaruhi atau memiliki hubungan
dengan variabel yang menjadi masalah (Variabel Terikat). Pada umumnya, untuk Tesis
minimal ditetapkan 2 variabel bebas, dan untuk Disertasi minimal 3 variabel bebas. Cara
I
2
paling mudah untuk menentukan variabel-variabel ini adalah dengan berkiblat pada
Konsep Perilaku Organisasi (baca: J.L. Gibson, J.M. Ivancevich, J.H. Donnelly, Jr. and
R. Konopaske. Organization: Structure, Behavior and Processes, 2012); J.A. Colquitt, J.
LePine, and J.M. Wesson. Organizational Behavior: Improving Performance and
Commitment in the Workplace, 2015; Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge:
Essential of Organizational Behavior, 2018).
3. Langkah Ketiga: menentukan kedudukan variable-variabel penelitian dalam suatu
konstelasi penelitian (Gambar Konstelasi Penelitian).
4. Langkah Keempat: mulailah menghimpun teori-teori untuk tiap variabel Penelitian, yaitu
dengan cara: Membuat Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT) untuk tiap variabel
penelitian. Terlampir contoh-contoh Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT) untuk
variabel penelitian.
5. Langkah Kelima, setelah LKDT tiap variabel penelitian selesai disusun (disetujui
Pembimbing atau promotor), maka selanjutnya peneliti menyusun Lembar Kerja
Instrumen Penelitian (LKIP) untuk tiap variable penelitian.
6. Langkah Keenam, setelah LKIP Variabel-variabel penelitian selesai disusun, selanjutnya
peneliti menyusun Angket Survey Pendahuluan untuk Variabel Terikat (butir-butir soal
angket diambil sebagian dari LKIP Variabel Terikat).
7. Langkah Ketujuh, Setelah Angkat Survey Pendahuluan selesai disusun, kemudian peneliti
melaksanakan Survey Pendahuluan di 5-6 organisasi sejenis. Hasil Survey Pendahuluan
selanjutnya digunakan sebagai pokok bahasan dalam penulisan Latarbelakang Masalah
(penelii mulai menulis BAB I Pendahuluan).
8. Langkah Kedelapan dan seterusnya, peneliti mulai menulis BAB II (Tinjauan Teoritik
atau Landasan Teoritik) dan BAB III (Metodologi Penelitian).
Langkah-langkah tersebut di atas agar diikuti untuk memudahkan dan melancarkan penulisan
tesis, disertasi, atau rencana penelitian.
3
3
PENYUSUNAN LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT)
01. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT):
VARIABEL ‘ADVERSITY QUOTIENT”
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Tony Wijaya. Hubungan
Adversity Intelligence
dengan Intensi
Berwirausaha. Jurnal
Manajemen dan
Kewirausahaan, Vo. 9, No
2, September 2007, pp.
117-127
Adversity Intelligence adalah
tingkat kegigihan individu
dalam menjalani segala
tantangan yang dihadapi dalam
hidupnya
1. Control, yaitu pengendalian diri
dalam menghadapi situasi-2
2. Origin, yaitu sumber masalah
yang dihadapi (intern/ekstern)
3. Ownership, yaitu inisiatif, ide-2
atau keinginan yang dimiliki
4. Reach, yaitu perkiraan taraf
kesulitan dari situasi yang
dihadapi
5. Endurance, yaitu jangka watu
untuk menyelesaikan masalah,
atau meraih keberhasilan
2 Rachapoom Pangma,
Sombat Tayraukham, and
Prasar Nuangchalerm.
Journal of Social Science,
Vol. 5, No. 4, 2009, pp.
466-470
Adversity Quotient is define as
how well individual can solve
and fight against the problems
which they are facing.
1. Identify the problem, and how to
response or not to response to the
problem
2. To search and develop ego-
identity in that problem situation
(self-control)
3. How to adapt and to fit the
surrounding environment
4. How the physical and mental
health (the individual strength in
facing the problem)
5. Adjustment to the stressful
situation
3 Maria C.J. Santos.
Assessing the
Effectiveness of the
Adapted Adversity
Quotient Program in
Special Education School.
International Referred
Journal, Vol. 3, Issue 4(2),
October 2012, pp. 13-23
Adversity Quotient is the
ability to withstand adversities.
1. Control: the degree of control
that a person perceives he/she has
over adverse events
2. Origin & Ownership: who or
what was the origin of adversity,
and to what degree do I own the
outcomes of the adversity
3. Reach: the perception of how far-
reaching events will be
4. Endurance: the perception of
time over which good or bad
events and their consequences
will or endure.
4 ....................................
5 .....................................
KESIMPULAN/SINTESIS Adversity Quotient adalah
..........................................
.........................................
.........................................
Dimensi/Indikator:
1. Control ............
2.........................
3............... dst-nya WIDODOS’2014
II
4
02. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT):
VARIABEL “BRAND AWARENESS”
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/
FAKTOR-AKTOR
1 M.E. Malik, et al.
Importance of Brand
Awareness and brand
loyalty in Assessing
Purchase Intentions of
Consumer.
International Journal
of Business and
Social Science, Vol. 4,
No. 5, 2013.
Brand awareness is the probability that
consumer are familiar about the availability
and accessibility of a company’s product or
service. The awareness of the brand plays a
significant role while purchasing a product or
service perceived risk evaluation
1. Creates a great
association in memory
about a particular brand
2. Creates strong brand
image (optimistic
assessment, reachable
brand approach, and
reliable brand
representation)
3. Create brand knowledge
(what a brand means to
you)
2 Nazia Yaseen, et al.
Impact of Brand
Awareness, Perceived
Quality, and
Customer Loyalty to
Brand Profitability
and Purchase
Intention: A
Reseller’s View.
Interdisciplinary
Journal of
Contemporary
Research in Business,
Vol. 3, No. 8, 2011.
Ability of a retailer and consumer to organize
and recall a brand is known as brand
awareness.
1. Retailer and consumer
can evoke a product
name completely
2. Retailer and consumer
has signified
acknowledgement of the
brand
3. Retailer and
consumer have
capability to
recognized the
brand when it is
prompt
3 …sumber teori lain
dst …sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS Brand Awareness adalah ……
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
Indikator-indikator:
1.
………………………….
2.
………………………….
3.
………………………….
4. ………………………… WIDODOS’2015
5
03. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT):
BUDAYA ORGANISASI (ORGANIZATIONAL CULTURE)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-AKTOR
1 Fred Luthans.
OrganizationalBehavio
r: An Evidence-Based
Approach. New York:
McGraw-Hill, 2011, p.
72.
Budaya organisasi adalah
pemahaman terhadap
nilai-nilai dan norma-
norma yang penting
dalam organisasi, yang
mengarahkan perilaku
anggota organisasi.
1. Pola perilaku nyata anggota organisasi
2. Norma-norma dan standar perilaku dalam
bekerja
3. Nilai-nilai terpenting (dominant) yang
dipahami bersama
4. Peraturan-peraturan yang menjadi
pedoman bagi anggota
5. Iklim organisasi, yaitu suasana yang
dirasakan anggota dalam kehidupan
didalam organisasi.
2. Stephen P. Robbins.
Organizational
Behavior. 10th Edition.
New Jersey: Prentice
Hall Pearson Education,
2003. p. 525
A system of shared
meaning held by
members that
distinguishes the
organization from other
organizations.
Budaya organisasi adalah
sebuah sistem makna
yang dipegang secara
bersama para anggota
yang membedakan
organisasi tersebut
dengan organisasi-
organisasi lain.
1. Innovation and risk taking: sejauh mana
karyawan didorong untuk bersemangat
inovatif dan mengambil resiko.
2. Attention to details: sejauh mana
karyawan diharapkan dapat
mendemosntrasikan akurasi, analisis,
dan kedalaman perhatian pada detail-
detail.
3. Outcome orientation: sejauh mana
manajemen fokus pada hasil atau
outcome ketimbang teknik-teknik dan
proses-proses untuk mencapai hasil
tersebut.
4. People orientation: sejauh mana
keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan dampak dari hasil-
hasil pekerjaan terhadap orang-orang
dalam organisasi tersebut.
5. Team orientation: sejauh mana aktivitas-
aktivitas pekerjaan terkoordinasi dalam
tim ketimbang perseorangan.
6. Aggressiveness: sejauh mana orang-
orang agresif dan kompetitif ketimbang
hanya bekerja mencari gampangnya
saja.
7. Stability: sejauh mana kegiatan
organisasi menekankan pentingnya
upaya menjaga status quo ketimbang
demi pertumbuhan.
.. Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Budaya organisasi
adalah ……………
……………………..
……………………….
……………………
Indikator: (1) ……., (2) ………, (3) dst-nya.
WIDODOS’2013
6
04. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK:
VARIABEL: “CITRA ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN”
(ORGANIZATION OR CORPORATE IMAGE)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-AKTOR
1 Philip Kotler. Marketing
Management. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2000, pp.
552-556.
Image is the set of beliefs,
ideas, and impressions a
person holds regarding an
object (corporate, product or
services)
1. Awareness of the object
2. Knowledge of the object
3. Liking: feeling toward the object
4. Preference: prefer to buy the
product/object not the others
5. Conviction: belief that the object is
the best choice
6. Purchase Intention or decision
2 Eman M. Abd-El-Salam,
Ayman Y. Shawky, and
Tawfik El-Nahas. The
Impact of Corporate Image
and Reputation on Service
Quality, Customer
Satisfaction, and Customer
Loyalty. The Business and
Management Review, Vol.
13, No. 2, 2013
Corporate image is the
customer’s perception and
mind when hearing the name
of the organization.
A. Tangible Dimension
(characteristics): The size of
organization, the management, the
product or services it-self, etc.
B. Emotional Dimension: feeling,
attitude and beliefs toward the
organization
3 Alireza Amini, Mahdi
Darani, Minoo Afshani
and Zahra Amini.
Effectiveness of
Marketing Strategies and
Corporate Image on
Brand Equity as a
Sustainable Competitive
Advantage.
Interdisciplinary Journal
of Contemporary Research
in Business, Vol 4, No 2,
June 2012.
Corporate image can be
defined as a particular type of
feedback from those in a given
market regarding the
credibility of the identity
claims that the organization
makes
1. Channel Distribution which creates
credibility of the company
2. Price: value of money compare to
the benefits of product
3. Promotion: create awareness of the
corporate existence and identity
4. Aftersales Service: create customer
trust, service quality and durability
of product.
4 ……
.. ……
KESIMPULAN/SINTESIS Citra Perusahaan (Corporate
Image) adalah
…………………………..
………………………………
………………….
…………………………
Dimensi/Indikator:
1. ………………………
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ……………………………
WIDODOS’2015
7
05. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “CORPORATE REPUTATION”
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Graeme Martin and
Susan Hetrick.
Corporate
Reputations,
Branding and People
Management.
Barlington, MA:
2006, pp. 64-71.
Corporate Reputation as ‘a
collective representation of a
firm’s past actions and results
which describe its ability to
deliver valued outcomes to
multiple stakeholders.
>> Corporate Reputation adalah
representasi kolektif dari
tindakan-tindakan dan hasil-
karya organisasi (pada masa
lalu), yang menggambarkan
kemampuan organisasi
menghasilkan karya yang
benilai bagi ‘stakeholders’
1. Visible, yaitu tindakan dan hasil karya
nyata yang bisa dilihat stakeholders
2. Distinctive, yaitu hasil karya yang unik
dan baru
3. Consistent, yaitu tindakan-tindakan
(keputusan, kebijakan, strategi, dll) yang
konsisten pada kepentingan stakeholders
4. Transparent, yaitu tidakan dan hasil
karya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka
(kepada semua stakeholders)
5. Authentic, yaitu tindakan atau hasil
karya atas kemauan dan kemampuan
organisasi sendiri, bukan karena
‘pesanan’/tekanan pihak lain.
2 Hamed M. Shamma.
“Toward a
Comprehensive
Understanding of
Corporate
Reputation:
Concept,
Measurement &
Implications”.
International Journal
of Business and
Management; Vol. 7,
No. 16; 2012.
ISSN 1833-3850, pp.
151-169.
Corporate Reputation is
corporate identity, which
reflects the character of the firm
reflected in the internal culture
and values of the firm (note:
Corporate Identity is thought of
as a collection of symbols
derived from internal values and
beliefs).
>> Corporate Reputation adalah
refeksi dari ‘corporate identity’
yang menggambarkan budaya
organisasi/corporate dan nilai-
nilai dari organisasi
Dimensi/Pilar Utama (Primary):
1. Products and Services (produk/jasa yang
ditawarkan)
2. Workplace Environment (kondisi
lingkungan kerja: kemanan, kelayakan,
dll)
Dimensi/Pilar Sekunder (Secondary):
1. Financial Performance (Laba Usaha,
ROI, ROE, dll)
2. Vision and Leadership (Visi dan
Kepemimpinan dalam organisasi)
3. Emotional Appeal (hubungan dengan
masyarakat, partisipasi masyarakat, dll)
4. Environmental Responsibility (CSR,
Pengolahan Limbah, dll)
3 Sumber Teori lain
4 Sumber Teori lain
..
8 Sumber Teori lain
SINTESIS/KESIMPULAN
dan INDIKATOR
Corporate Reputation adalah
……………………
…………………………….
…………………………….
…………………………….
Dimensi/Indikator:
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. Dst-nya WIDODOS’2015
8
06. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: DISIPLIN KERJA (WORK DISCIPLINE)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 J.M. Ivancevich. Human
Resource Management.
New York: McGraw-
Hill, 2010, pp. 520-521.
Disiplin (Discipline) adalah upaya
mencegah munculnya perilaku
negatif, dan menerapkan hukuman
bagi perilaku yang melanggar
(undesirable).
1. Aturan-aturan untuk
berdisiplin dalam bekerja dan
berperilaku
2. Komunikasi aturan-aturan
disiplin kepada karyawan
3. Penilaian (assessment)
terhadap perilaku karyawan
berdasarkan aturan-aturan
disiplin
4. Sistem dan prosedur
penerapan teguran dan sangsi
atas pelanggaran disiplin
2 S.P. Robbins.
Organizational
Behavior. Upper Saddle
River, NJ: Prentice-Hall,
2003, p. 53.
Disiplin adalah upaya-upaya
(ketentuan-ketentuan) yang
mengatur tentang perilaku apa
yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh karyawan
1. Aturan-aturan yang
menetapkan teguran dan
sanksi atas perilaku bekerja
yang tidak dikehendaki
organisasi.
2. Prosedur untuk memberikan
penguatan (positive
reinforcement) kepada
perilaku-perilaku yang
mengalami perubahan akibat
teguran/sanksi pendisiplinan
3. Aturan-aturan tentang
pendisiplin bertujuan untuk
melakukan perubahan dalam
waktu yang cepat
3 Jerald Greenberg and
Robert A. Baron.
Behavior in
Organizations. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2008, pp.
124-125.
Disiplin adalah ketentuan-
ketentuan yang secara sistematik
dirancang untuk menerapkan
hukuman (teguran dan sangsi)
bagi karyawan yang melakukan
pelanggaran (misal: mangkir,
terlambat, pemborosan, dll).
1. Ketentuan-ketentuan formal
yang mengatur sangsi bagi
perilaku karyawan yang
melanggar
2. Ketentuan yang mengatur
etika berhubungan antar
karyawan dengan atasan, serta
karyawan dengan karyawan
3. Ketentuan yang bertujuan
untuk meminimalkan
perilaku-perilaku yang tidak
dikehendaki organisasi.
4 Gary Dessler. Human
Resource Management.
Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2008, pp.
519-521.
Disiplin adalah upaya-upaya
dalam bentuk aturan-aturan yang
bertujuan untuk menjamin
ketertiban dan perlindungan
keselamatan kerja karyawan
1. Inspeksi terhadap karyawan
dalam bekerja
2. Ketentuan-ketentuan yang
menumbuhkan kesadaran
karyawan untuk bekerja tertib
dan mengutamakan
keselamatan
3. Penetapan sangsi bagi
pelanggaran perilaku
karyawan.
6 Sumber teori lain ..................... ........................
7 Sumber teori lain
8 Sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS Disiplin adalah
(Gabungkan/Rangkum difinisi dari
sumber teori 1, 2, 3 dan 4)
Berdasarkan factor-faktor di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
Dimensi dan indicator Disiplin
9
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
Kerja adalah:
A. Dimensi Peraturan
Organisasi, dengan indicator:
1. ....
2. .....
B. Dimensi Pelaksanaan dan
Pengawasan thd Peraturan,
dengan indicator:
1. ....
2. ....
C. Dimensi Ketaatan/Kepatuhan
Anggota Organisasi, dengan
indicator:
1. ...
2. ...
dan seterusnya
WIDODOS’2017
10
07. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “SELF-EFFICACY” (EFIKASI DIRI)
NO
SUMBER TEORI
DESKRIPSI/
DEFINISI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR
MEKANISME
1 J.l. Gibson, J.M.
Ivancevich, J.H.
Donnelly, Jr., and R.
Konopaske.
Organizations:
Behavior, Structure
and Processes. New
York: McGraw-Hill,
2006, pp. 161-162
Self-Efficacy
defined as the belief
that one can perform
adequately in a
particular situation
(a) Magnitude, the level of
task difficulty a person
belief she can attain,
(b) Strength, referring to
the conviction regarding
magnitude as strong or
weak,
(c) Generality, the degree
to which the expectation is
generalized across
situations;
An employee’s sense of
capability (efficacy)
influences his perception,
motivation and
performance. How hard
and long a student
pursues a course or an
area of study depends
more on his self-efficacy
than on his actual ability.
2 J.M. Ivancevich.
Human Resource
Management. New
York: McGraw-Hill,
2010, p. 217
Self-efficacy is the
belief that one can
perform well in a
given situation.
(a) motivated to engage in
the behavior that will help
them perform well,
(b) to learn more and
transferring that learning
to enhance their job
performance, and
(c) lead (his/her-self) to
higher level of goal setting
and performance.
Individuals with high
level of self-efficacy tend
to display higher level of
motivation and
performance
3
4
dst
10 ……………………
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Self-Efficacy adalah
keyakinan individu
…….
(a) ………………….
(b) …………………..
(c) dst-nya
Diuraikan
WIDODOS’2016
11
08. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “ENGAGEMENT”
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Richard L. Daft. New Era of
Management. 2010.
Canada: Nelson Education,
Ltd., p. 525.
Employee Engagement means that
people enjoy their jobs and are
satisfied with their work condition,
contribute enthusiastically to meeting
team and organizational goals, and
feel a sense of belongingness and
commitment to the organization.
1. Develop the
workplace that make
people can learn,
contribute and grow
2. Tapping individual’s
unique talents, skills,
interest, attitudes and
needs
3. Put people in the right
job
4. Provide intrinsic
reward to the desired
performance
2 Richard S. Wellins, Paul
Brenthal and Mark Phelps.
2015. Employee
Engagement: The Key to
Realizing Competitive
Advantage. Pittsburgh, CA,
USA: Development
Dimensions International.
Employee Engagement defined as the
extent to which people enjoy and
believe in what they do and feel value
for doing it.
A. Personal Dimensions:
1. Attachment to the job
2. Agreeableness in
Teamwork
3. Individual emotional
stability
4. Openness to
experiences
5. Achievement
Orientation
6. Individual self-
efficacy
B. Organizational
Dimensions:
1. Coach and develop for
results
2. Drive employee
performance
3. Inspire loyalty and
trust
4. Manage the job (not
just do the jobs)
5. Partner in teamwork
3 Supriya Ahlowalia, Deepika
Tiwary, and Ajeya Jha.
2014. Employee
Engagement: A Structured
Theoretical Review. The
International Journal of
Business and Management,
Vol. 2, Issue 6, pp. 308-312
Employee Engagement is the
desirable state of happiness that
individuals pursue the internal
gratification by applying their
strength at their workplace.
1. Individual
involvement to the job
2. Commitment to the
organization
3. Work passion
4. Dedication to the job
5. Enthusiasm at work
4
5
dst
SINTESIS/KESIMPULAN Employee Engagement adalah ....
......................................................
.....................................................
......................................................
Dimensi/Indikator:
1.
........................................
2.
........................................
3. dst-nya
........................ WIDODOS’2016
12
09. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL “ADVERTISING” (PERIKLANAN)
(The Product of Advertising is Advertisement)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Kotler, P. Marketing
Management: The
Millennium Edition.
Upper Saddle River,
NJ: Prentice-Hall,
2000, pp. 578-579
Advertising is any paid form of
non-personal presentation and
promotion of ideas, goods, or
serviced by an identified sponsor.
It is classified into: Informative
Advertising, Persuasive
Advertising, and Reminder
Advertising.
1. Stage in the product life cycle: New
product? Established product?
2. Market share and consumer base: to
maintain or to increase market share?
3. Competition and clutter: High or low
competition in industry?
4. Advertising frequency: number of
repetitions needed?
5. Product Substitutability: Commodity
or unique product?
2 Baines, P., C. Fill,
& K. Page.
Marketing. New
York: Oxford
University Press,
2011, p. 391.
Advertising is capable of
persuading people to buy a
product that they have not
previously purchased, and
generate long-run purchase
behavior, or increasing sales for a
brand (product class)
1. To reach a large or mass audience in
impersonal way
2. To engage audience
3. To persuade audience to purchase the
product (where new buying behavior
required)
4. To outline for audiences the features
and benefits of product
3 Kotler, P. & Nancy
Lee. Marketing in
the Public Sector.
Upper Saddle River,
NJ: Wharton School
Publishing, 2007, p.
151.
Advertising used (over the long-
term) to build a desired image for
an organization, and (in the shorter
term) to trigger a quick response
(from the audiences)
1. To be the most pervasive
communication tools
2. To reach large audiences
3. To provide opportunities for
dramatization through sight, sound, or
motion (as on radio, TV or Web)
4 …sumber teori
lain…
dst …sumber teori
lain…
KESIMPULAN/SINTESIS Advertising/Periklanan adalah
…………………………..
……………………………………
….
……………………………………
…
Indikator-indikator:
1.
…………………………………………
…………..
2.
…………………………………………
…………..
3.
…………………………………………
…………..
4. dst-nya
…………………………………………
Catatan: agar diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
WIDODOS’2014
13
10. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT)
VARIABEL: IKLIM ORGANISASI (ORGANIZATIONAL CLIMATE)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Mary Uhl-Bien,
John R. Schermerhorn, Jr., &
Richard N. Osborn.
Organizational Behavior.
Hoboken, NJ: John Wiley &
Sons, 2014, p. 13
Organizational climate
represents shared
perceptions of members
regarding what the
organization is like in terms
of management policies and
practices.
1. Hubungan atasan-bawahan
2. Komunikasi antar anggota
organisasi
3. Persepsi anggota terhadap
kebijakan-2 organisasi
4. Persepsi anggota terhadap
praktik manajemen (fairness)
2 Anthonia Adenike.
Organizational Climate as A
Predictor of Employee Job
Satisfaction: Evidence from
Covenant University. Business
Intelligence Journal, Vol. 14, No.
1, January 2011, pp. 151-165.
Organizational climate
defined as employees’
perceptions of the work
environment and how these
perceptions
influence individuals’ work-
related attitudes
and behaviours
organizational climate is
measured with indicators:
1. management and leadership
styles,
2. participation in decision
making,
3. challenging jobs,
4. boredom and frustration,
5. fringe benefits
6. personnel policies,
7. working conditions
8. suitable career ladder.
3 Imanol Belausteguigoitia, Juana
Patlán, and María Mercedes
Navarrete J. Organizational
Climate as Antecedent of
Commitment, Effort and
Entrepreneurial Orientation in
Mexican Family and Non-Family
firms. Revista del Centro de
Investigacion, Universidad La
Salle (Méx.), Vol. 7. Núm. 27.
Ene. - Jun. 2007, pp. 5-24.
Organizational climate
understood as the
employees’ interpretation of
the work
environment
The dimensions of organizational
climate are:
1. supportive management,
2. clarity (policies)
3. self-expression (freedom).
4. Contribution (performance),
5. recognition (of position,
achievement, etc)
6. work as a challenge
4 Kaushik Kundu. Development of
the Conceptual Framework of
Organizational Climate.
Vidyasagar University Journal of
Commerce, Vol. 12, March 2007,
pp. 99-108.
Organizational Climate is
individual perception of the
organization and the set of
properties governs the
individual behaviour.
Dimensions of Climate:
1. Individual Autonomy
2. The Degree Structure
Impressed on Position
3. Reward orientation
4. Consideration and Warmth,
5. Managerial Support
5 DST-NYA
KESIMPULAN/SINTESIS
WIDODOS’2014
14
11. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY”
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Kavitha T.C. and D. Ashok. 2015.
ICT: An Enabler and a Catalyst to
Nurture Service Quality in Higher
Education – A Review.
International Journal in
Management and Technology, Vol.
4, Issue 2, pp. 38-43.
ICT is defined as any
technology used to
support information
gathering, processing,
distribution, and use.
>> ICT adalah teknologi
yang digunakan untuk
mendukung kegiatan
pengumpulan,
memproses,
mendistribusikan dan
menggunakan informasi.
A. Dimensi Teknologi dengan
factor-faktor: (1)
Infrastructure – hardware
and software, (2) Neworks –
jaringan kerja (LAN, WAN,
dll), (3) Connectivity –
internet, phone, television,
dll.
B. Dimensi Informasi dan
Kominukasi: dengan factor-
faktor (1) information
gathering, (2) information
processing, (3) information
distribution, and (4)
information usage.
C. Dimensi People: dengan
factor-faktor (1) people as
operating agent – operator,
(2) people as development
agent – pengembangan
software dan hardware, and
(3) people as user the
information and
communication benefits.
2 HMBP Ranaweera. 2015. ICT
Application and Service Quality of
Government Service. International
Journal of Economics, Commerce
and Management, Vol. 3, Issue 1,
pp. 1-20.
ICT is an important tools
for improving delivery,
transparency and
accountability,
broadening people
participation, sharing
information and
knowledge, and
integrating marginalized
groups and regions.
>> ICT adalah perangkat
yang penting untuk
meningkatkan
penghantaran,
partisipasi, dan
pertukaran informasi dan
pengetahuan, serta
berfungsi untuk
mengintegrasikan
kelompok-kelompok dan
daerah-daerah yang
terpisah.
A. Dimensi Teknologi dengan
factor-faktor: (1) Hardware –
equipments needed, and (2)
Software – system and
programs used.
B. Dimensi Nilai-nilai
(Values): (1) Transparancy,
(2) Efficiency, (3)
Accountability, (3)
Reliability, (4) Staff
Satisfaction, (5) Staff
Readiness
3 Sumber Teori Lain
4 Sumber Teiori Lain
KESIMPULAN/SINTESIS ICT adalah
......................................
.........................................
................
.........................................
...............
A. Dimensi Teknologi, dengan
indicator:
1. .............
2. .............
B. Dimensi ............
C. Dimensi ..............
15
12. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK:
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 UNESCO. Information
and Communication
Technology In Education:
A Curriculum for Schools
and Programme of
Teacher Development.
Paris, France: Division of
Higher Education -
UNESCO, 2002, pp. 12-13
Information and communication
technology, or ICT, is defined as the
combination of informatics technology
with other, related technologies,
specifically communication technology.
Combination of:
1. Informatics technology
factors: hardware,
software,
organizational and
human aspects
2. Communication
technology: radio,
telephone, etc
2 Stephen Haag, M.
Cummings, and A.
Phillips. Management
Information System: for
the Information Age. New
York: McGraw-Hill, 2007,
pp. 14-15
Information (and Communication)
Technology is any computer-based tool
that people use to work with information
and support the information and
information-processing needs of an
organization.
1. Hardware: physical
devises that make up a
computer (input
Devices, Output
Devices, Storage
Devices, etc)
2. Software: the set of
instruction that your
hardware executes to
carry out a specific
task for you
(Application software,
system software, etc).
3 UNESCO. Information
and Communication
Technologies in Schools:
A Handbook for Teachers.
Paris, France: Division of
Higher Education -
UNESCO, 2005, pp. 28-
30.
The information and communication
technologies - ICT - is a plural term to
denote the whole range of technologies
associated with processing information on
the one hand and, on the other, with
sending and receiving messages.
1. hardware (the term
applied to computers
and all the connecting
devices like scanners,
modems, telephones,
and satellites that are
tools for information
processing and
communicating across
the globe)
2. Software: it is about
teaching, and, more
particularly, learning,
and the way that all
these technologies that
we group under the
acronym ICT can
transform schools as
we currently know
them.
.. Sumber teori lain
.. Sumber teori lain
KESIMPULAN/SINT
ESIS
ICT (TIK) adalah
………………………..
……………………………………
……………
……………………………………
…………..
Indikator:
1. Hardware:
…………….
2. Software:
……………………
….. 3. dst-nya
WIDODOS’2015
16
13. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL ‘INOVASI’
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Mary Uhl-Bien, John
R. Schermerhorn, Jr.,
and Richard N.
Osborn.
Organizational
Behavior. New York:
John Wiley & Sons,
2014, pp. 342
Innovation is the process of
creating new ideas and putting
them into practice. Here we
will examine it as a process
and a separate product
(product innovation) from
process innovation.
1. Process Innovation,
including methods,
procedures, and systems
2. Product Innovation,
including services, work-
outcomes, in tangible or
intangible product
2 Jennifer M. George
and Gareth R. Jones.
Understanding and
Managing
Organizational
Behavior. Upper-
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2012,
pp. 24-25.
Innovation, is an
organization’s ability to make
new or improved goods and
services or improvements in
the way they are produced
1. Innovation in
Goods/Product
2. Innovation in Services
3. Innovation in Method (in
the
way they are produced)
3 Stephen P. Robbins
and Timothy A.
Judge. Organizational
Behavior. New York:
Pearson Education,
2013, p. 626
Innovation is a new idea
applied to initiating or
improving product, process,
and service.
Innovation in:
(a) product, dst-nya
(b) process, dst-nya
(c) services, dstnya
… dst
SINTESIS/KESIMPULAN Inovasi adalah ……………
……………………………..
………………………………..
……………………………….
A. DIMENSI
INOVASI
PRODUK:
Indikator: (a) ……
(b) ….. dst-nya
B. DIMENSI
INOVASI PROSES:
Indikator: (a)
………. (b)
………… dstnya
C. DIMENSI
INOVASI
LAYANAN:
Indikator: (a) …. (b)
….. WIDODOS’2014
17
14. LEMBAR KERJA PENYUSUNAN DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL PENELITIAN: INOVASI (INNOVATION)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 J. Greenberg and R.A. Baron. Behavior in Organizations. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice-Hall, 2008, pp. 568-572
Inovasi adalah tindakan
(proses) melakukan
perubahan dari sesuatu
yang telah terbentuk
menjadi sesuatu yang
baru.
1. Inovasi Produk, mencakup
inovasi atas produk atau
komoditas hasil
produksi/operasi
2. Inovasi Layanan, mencakup
inovasi tentang hubungasn
dengan pelanggan
3. Inovasi Proses, mencakup
metode, prosedur atau
teknik pengadaan
produk/jasa
4. Inovasi Pemasaran,
mencakup inovasi dalam
aktivitas promosi dan
penjualan
5. Inovasi Usaha, mencakup
kegiatan pengembangan
atau perluasan usaha
6. Inovasi Organisasi,
mencakup inovasi dalam
tata kelola dan manajemen.
2 John R. Schermerhorn, Jr.
Management. New York:
John Wiley & Sons, Inc.,
2005, pp. 466-467
Inovasi adalah tindakan
memproses suatu ide baru
untuk diwujudkan
menjadi sesuatu yang
memiliki kegunaan
praktis
1. Inovasi Produk, yaitu
barang, produk atau jasa
yang baru
2. Inovasi Proses, yaitu
prosedur atau cara kerja
yang baru.
3 Stephen P. Robbins.
Organizational Behavior.
New York: Prentice Hall,
2003, pp. 571-572
Innovation is a new idea
applied to initiating or
improving product,
process, and service.
(Inovasi adalah ide baru
diterapkan untuk
memulai atau
meningkatkan produk,
proses, dan layanan.)
Innovation in:
a. Product innovation, from
small improvement to
change the product
b. Process innovation, such as
introduce new idea of doing
the jobs.
c. Services Innovation,
concerning all activities to
improve the customer
relationship and satisfaction
.. Teori lain, dst-nya
KESIMPULAN/SINTESIS DAN
INDIKATOR
Inovasi adalah ………
…………………………
A. Dimensi Inovasi Produk,
dengan Indikator: (1) …….,
(2) ………, (3) dst-nya.
B. Dimensi Inovasi Proses
........... dst-nya
C. Dan seterusnya WIDODOS’2014
18
15. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KARIR (THEORIES OF CAREER)
Garry Dessler. Human Resource Management. Harlow, Essex UK: Pearson Education, 2013,
pp. 353-354. We defined career as the occupational positions a person holds over the
years. Career development (stages) is the lifelong series of activities that contribute to
a person’s career (a) exploration, (b) establishment, (c) success, and (d) fulfilment.
J.M. Ivancevich. Human Resource Management. New York: McGraw-Hill, 2010, pp. 437-
438. Career is the idea of moving upward in one’s chosen line of work. Greenberg (in
Ivancevich, 2010, p. 436) defined a career is the pattern of work-related experience
and activities over the span of the person’s work life. Career-stages: apprenticeship,
advancement, maintenance and strategic thinking.
Duane Brown and Associates. Career Choice and Development. San Francisco, CA: Josey
Bass, 2002, pp. 181-196. An individual’s career pattern—that is, the occupational
level attained and the sequence, frequency, and duration of jobs—is determined by the
parents’ socioeconomic level and the person’s education, abilities, personality traits,
self-concepts, and career adaptability in transaction with the opportunities presented
by society. Career-stage of individual consists of stages: Growth, Exploration,
Establishment, Maintenance (or Management), and Disengagement.
Gary W. Carter, Kevin W. Cook, and David W. Dorsey. Career Paths: Charting Courses to
Success for Organizations and Their Employees. West Sussex, UK: John Wiley and
Sons, 2009, pp. 5-30. A career path is the sequence of work positions or roles that a
person holds over the span of a lifetime. Career-stage consist of stages: (a) entry, that
is effectively bringing people into organizations and deploying them effectively, (b)
development, that is effectively training and developing individuals, optimizing fit
between employee capabilities and needs and personal and professional goals, and (c)
exit, that is effectively rewarding and recognizing employees so that valued
employees are retained.
Yehuda Baruch. Managing Careers. Harlow, Sussex, UK: Prentice Hall, 2004, p. 5. A career
defined as the pattern of work-related experience that span the course of a person’s
life. Baird and Kram (dalam Baruch, 2004, p. 53) define career-stage consist of
stages: Establishment, Progress, Maintenance, dan Retirement.
Robert L. Mathis & John H. Jackson. Human Resource Management. Mason, OH: Cengage
Learning, 2014, pp. 293-298. A career is the series of work-related positions a person
occupies throughout life. General career periods can be classified as describe in the
Figure 9-5 below.
19
16. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KEBERHASILAN KARIR (CAREER SUKSES)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Yehuda Baruch. 2004.
Managing Career: Theory
and Practices. Harlow,
Essex: Prentice-Hall, p. 26.
The meaning of Career Success differs
in 2 Dimensions:
1. Internal Dimension: how a person
sees the development of his career
2. External Dimension: how career
success is perceived by external
environment
A. Internal Dimension’s
indicators: (1) inner
values, (2) goals and (3)
aspirations
B. External Dimension’s
indicators: (1) status, (2)
hierarchy, (3) income and
(3) power.
2 Panagiotis Trivellas,
Nikolaos Kakkos, Nicos
Blanas, and Illias
Santauridis. 2015. The
Impact of Carer Satisfaction
on Job Performance in
Accounting Firms. Prodia
Economics and Finance,
33, pp. 468-4476.
Career Success is the positive work
and psychological outcomes from
one’s work related experiences
A. Extrinsic Dimension’s
(Objective, Internal)
indicators: (1) pay, (2) Job
Status, (3) Job Promotion
B. Intrinsic Dimension’s
(Subjective, Internal)
indicator’s: (1) Job
Satisfaction, (2) Career
Satisfaction, (3) Career
Accomplishment, (4)
Career Commitment
3 Gulsah Karavardar. 2014.
Career Commitment,
Subjective Career Success
and Career Satisfaction in
the Context of Hazelnut
Processing Industry in
Giresun Turkey.
International of Business
and Management, Vol. 9,
No. 6, pp. 98-105.
Career Success is the experience of
achieving goals that are personally
meaningful to the individual, and it
came from the accumulation of
achievements arising from the work
experiences
A. Objective Dimension’s
(Externally) indicators: (1)
Job Security, (2) Longer
Vacation, (3) Promortion,
and (4) Job Title.
B. Subjective Dimension’s
(Internally) indicators: (1)
Feeling Accomplishment,
and (2) Job Satisfaction.
4
5
6
7
KESIMPULAN/SINTESIS Keberhasilan Karir (Career Success)
adalah ..............................................
.........................................................
..........................................................
Dimensi Keberhasilan Karir:
A. Dimensi Internal
(Intrinsic, Subjective)
dengan indicator: (1)
............, (2)........ dst-nya
B. Dimensi Eksternal
(Extrinsic, Objective)
dengan indicator (1) .........,
(2) .........., dst-nya.
WIDODOS’2018
20
17. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
KEADILAN ORGANISASI (ORGANIZATIONAL JUSTICE}
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR 1 Jason Colquitt, Jeffrey A.
Lepine, & Michael J.
Wesson, Organizational Behavior, Improving
Performance and
Commitment in the
Workplace, (New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.),
2011,pp. 224 – 232
Keadilan Organisasi (Organizational
Justice) adalah penilaian karyawan
tentang kewajaran (fairness) atas keputusan-keputusan yang diambil oleh
otoritas (pimpinan organisasi).
(1) Keadilan Distribusi (Distributive
Justice), adalah kesesuaian
keputusan yang diambil dengan norma-norma keadilan dalam
pemberian Imbalan (Reward),
mencakup gaji, evaluasi,
promosi, penugasan, (2) Keadilan Prosedur (Procedural
Justice) adalah sejauhmana
keputusan yang diambil telah
mematuhi proses-proses (prosedur) yang berlaku.
Kepatuhan terhadap prosedur
mencakup keterlibatan karyawan
dalam penyusunan prosedur, ketepatan urutan/tahapan
prosedur, konsistensi
menjalankan prosedur, dan
akurasi penggunaan informasi dalam menjalankan prosedur
(pengambilan keputusan).
(3) Keadilan Interpersonal
(Interpersonal Justice) merupakan persepsi karyawan
atau perlakuan otoritas dalam
hubungan antar pribadi, yang
mencakup gaya supervisi atasan, interaksi atasan-bawahan,
pendekatan (manner) atasan
dalam memberikan perintah
terhadap bawahan.
(4) Keadilan Informasi
(Informational Justice) adalah
penilaian karyawan terhadap
keadilan/keajaran dari atasan dalam berkomunikasi dengan
karyawan, mencakup 2 hal:
penjelasan tentang aturan yang
ditetapkan organisasi, dan kebenaran dalam menjalankan
aturan (mandate, rules).
21
LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
KEADILAN ORGANISASIONAL (ORGANIZATIONAL JUSTICE)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR 1 Yavuz Demirel &
İlhami Yücel. “The
Effect of
Organizational
Justice on
Organizational
Commitment: A
Study on Automotive
Industry”.
International Journal
of Social Sciences,
Vol. I I , No. 3, 2013,
pp. 26-37
The theory holds that people
compare their outcomes and
inputs with those of others and
then judge the equitableness of
these relationships in the form
of a ratio. People (individuals)
are motivated to maintain fair
or equitable relationships
among themselves and to avoid
those relationships that are
unfair or inequitable.
1. Distributive justice relates to the
preoccupations expressed by
employees considering the distribution
of outcomes and resources
2. Procedural justice refers to the fairness
of procedures used to define the
outcome of decisions.
3. Interactional justice, refers to the
interpersonal side of decision making,
specifically to the fairness of decision
makers' behavior in the process of
decision-making
2 Akanbi, Paul
Ayobami
Ofoegbu, & Onyema
Eugene. “Impact of
Perceived
Organizational
Justice on
Organizational
Commitment of a
Food and Beverage
Firm in Nigeria”.
International Journal
of Humanities and
Social Science Vol. 3
No. 14 [Special Issue
- July 2013], pp. 207-
218.
Organizational justice refers to
employees feel that they are
treated fairly by the
organization in every aspect,
1. Distributive justice concern people’s
perceptions of the fairness of the
distribution of resources between
people
2. Procedural justice is the fairness of the
decision making process held in the
organization
3. Interactional justice refers to
opportunities for employees to express
their feelings when evaluated predicted
a measure of perceived fairness and
accuracy of performance evaluation
3 Jerald Greenberg &
Robert A. Baron
Behavior in
Organizations, (New
Jersey: Pearson
Educational
International), 2008
pp. 43-53
Persepsi anggota organisasi
terhadap keadilan yang terjadi
di dalam organisasi
1. Distributive justice focuses on people
beliefs that they have received fair
amount of value work-related
outcomes (pay, recognition, etc).
2. Procedural Justice refers to the
perceptions of the fairness of the
procedures used to determine the
outcome they received.
3. Interpersonal justice refers to the
perceptions of the fairness of the
manner in which they are treated by
other (typically by authority figures).
4. Informational justice refers to the
perceptions of the fairness of the
information used as the basis for
making a decision
.. …………. …………………… …………………………………
10 Sumber Teori lain
SINTESIS/KESIMPULAN ………………………………
………
DIMENSI/INDIKATOR:
1. ………………. 2. …………….. DST-
NYA WIDODOS’2015
22
18. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
KECERDASAN EMOSIONAL (EMOTIONAL INTELLIGENCE)
NO SUMBER
TEORI
DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR MEKANISME
1 Moshe Zeidner,
Gerald
Matthews, and
Richard D.
Roberts. What
We Know about
Emotional
Intelligence.
Cambridge,
MA:
Massachusetts
Institute of
Technology,
2009, pp. 25-32.
Emotional intelligence (Trait
Model) represents an overarching
personality factor that represents
the person’s emotional self-
confidence, a qualitatively style of
behavior and experience that is
adaptive in some contexts.
The four essential
components of EI:
(a) identifying emotions,
(b) assimilating emotions
into thought,
© understanding
emotions,
(d) managing emotions
of oneself and others.
Komponen-
komponen EI
merupakan
rangkaian yang
berurutan. Bila
individu dapat
mengidentifikasi
emosinya, ia akan
dapat
mengasimilisasi
emosi dengan
pola berpikirnya
dan dapat
memahami dan
mengelola emosi
sendiri dan orang
lain.
2 Maria Jose
Sanchez-Ruiz,
Juan Carlos
Perez-Gonzalez,
& K. V.
Petrides. Trait
Emotional
Intelligence
Profiles of
Students from
Different
University
Faculties.
Australian
Journal of
Psychology, Vol.
62, No. 1,
March 2010, pp.
51–57.
Emotional Intelligence (trait EI) is
defined as a constellation of
emotion-related self-perceptions
and dispositions located at the
lower levels of personality
hierarchies.
Trait Emotional
Intelligence factors are:
(a) Feeling of Well-
Being, (b) Self-Control
of emotion and stress,
(c) Emotionality: that is
perception of emotion of
self and others.
(d) Social Awareness of
others’ emotion,
(e) Adaptability to new
conditions,
(f) Self-Motivation in the
face of adversity.
Individu dapat
merasakan
kondisi emosinya,
dan ia dapat
melakukan
control thd emosi
dan stress yg
dihadapi, ia dapat
mengamati emosi
orang lain, dan ia
dapat
menyesuaikan diri
dengan kondisi
yang dihadapi
3 Dst-nya
.. Dst-nya
10 Dst-nya
KESIMPULAN/
SINTESIS
Kecerdasan Emosional adalah
……………………...
………………………………
Indikator:
(a) ……….
(b) ………….
Dst-nya.
WIDODOS’2013
23
19. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: ‘CHARISMATIC LEADERSHIP’
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Gibson, Jl., J.M.
Ivancevich, J.H.
Donnelly, Jr., R.
Konopaske.
Organization: Behavior,
Structure and Processes.
New York: McGraw-
Hill, 2012, pp. 351-353.
Charismatic Leadership (CL) is the
exceptional qualities of a leader that
influence followers based on a
supernatural gift and attractive
powers, and followers enjoy being
with the charismatic leader because
they feel inspired, correct, and
important (CL adalah kualitas yang
menonjol pada seorang pemimpin
dalam mempengaruhi pengikutnya
dengan menggunakan anugrah
supernatural dan kekuatan pribadi
yang atraktif, dimana para
pengikutnya senang untuk diarahkan,
dilhami dan dihargai)
1. Dorongan untuk melakukan
perubahan (Strive to
change)
2. Visi yang Ideal
3. Memiliki jiwa
kepahlawanan (hero)
4. Memiliki cara-cara
bertindak yang unik
(unconventional)
5. Kepedulian terhadap
lingkungan (environmental
sensitivity)
6. Artikulasi yang kuat dalam
menjabarkan visi dan
memotivasi pengikutnya
7. Memiliki kekuatan pribadi
berdasarkan keahlian dan
kepribadiannya
8. Hubungan pribadi yang erat
dengan pengikutnya.
2 J. Greenberg & R.
Baron. Behavior in
Organizations. New
York: Prentice-Hall,
2008, pp. 305-306.
Charismatic leadership is quality of
the leader in identifying members’
requirements, values, sources and
expectations correctly; thereby
transforming them into collective
interests and making members become
voluntarily committed to their leaders’
missions (CL adalah kualitas
pemimpin dalam mengidentifikasi
secara tepat tuntutan-2, nilai-2, dan
harapan-2 pengikutnya, dan kemudian
ditransformasikan menjadi
kepentingan semua anggota kelompok,
sehingga semua pengikutnya merasa
komitmen terhadap misi dari
pemimpinnya)
1. Menginspirasi (inspire)
2. Dipercaya (show trust)
3. Dihargai (awaken respect)
4. Berpikir positif (positive
thinking)
5. Hubungan baik dengan
pengikutnya (menolong)
6. Menjabarkan Visi/Misi
untuk diyakini pengikutnya.
3 Sumber teori lain?
4 Sumber teori lain?
…. ………………….
10 Sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Charismatic Leadership adalah
……………………………………
…………………………………..
…………………………………..
…………………………………..
Dimensi/Indikator:
1.
………………………………
……..
2.
………………………………
…….
3.
………………………………
…….
Dan seterusnya. WIDODOS’2014
24
20. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
“KEPEMIMPINAN MELAYANI” (SERVANT LEADERSHIP)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
01 Dirk van
Dierendonck.
Servant
Leadership: A
Review and
Synthesis. Journal
of Management,
Vol. 37, No. 4, July
2011, pp. 1228-
1261.
Kepemimpinan melayani adalah
perilaku pemimpin yang
mengutamakan pelayanan, yaitu
pelayanan yang timbul dari keinginan
seseorang untuk melakukan
pelayanan kepada orang lain, yang
bertujuan agar individu yang dilayani
dapat tumbuh berkembang (grow),
sehat (health), mandiri
(Autonoumous), dan memiliki jiwa
melayani.
1. Memberdayakan dan
mengembangkan (Empowering
and Developing) individu lain,
yaitu dalam hal keaktifan
bertindak, rasa percaya diri dan
kekuatan mental.
2. Memanusiakan manusia
(Humality), yaitu
mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki individu pada
bidang yang sesuai dengan pribadi
individu yang bersangkutan
3. Mengekspresikan diri sesuai diri-
nya (Authenticity), yaitu
mengembangkan cara individu
mengekspresikan diri sesuai
dengan diri-pribadinya.
4. Mengembangkan Interpersonal-
Acceptance, yaitu
mengembangkan individu untuk
belajar memahami persaan orang
lain dan menyadari situasi yang
sedang dihadapi orang lain
5. Pengarahan (Providing Direction),
yaitu menjamin pemahaman
individu bahwa arah
tindakan/perilaku nya sesuai
dengan tujuan organisasi atau
harapan-harapan terhadap dirinya.
6. Stewardship (Ketaatan), yaitu
mendorong kesediaan individu
untuk bersedia mengemban tugas
dan tanggungjawab yang lebih
besar.
02 Kepemimpinan melayani adalah
berawal dari keinginan untuk
memberikan layanan kepada individu
(anak buah) dan selanjutnya
berkembang aspirasi untuk
mengarahkan individu kepada tujuan-
tujuan tertentu. Dengan kata lain
adalah perilaku pemimpin yang
didasari dengan keinginan untuk
melayani, dan didorong oleh upaya
untuk mengarahkan individu lain
kepada tujuan-tujuan tertentu
1. Value People, yaitu menghargai
individu/orang lain seperti apa
adanya.
2. Humality, yaitu rendah hati
(humble), menyadari pentingnya
individu lain untuk bersama-sama
mencapai tujuan organisasi
3. Listening, yaitu kesediaan
mendengarkan, memahami
individu lain, serta belajar dari
orang lain.
4. Trust, yaitu mempercayai orang
lain agar dipercaya oleh orang
lain.
5. Caring, yaitu ramah dan
memperhatikan orang lain:
kebutuhan dan tujuan (prpose)
orang lain
6. Integrity, yaitu jujur dan dipercaya
(credible) serta mengembangkan
nilai-nilai luhur (kejujuran,
kepercayaan, dll) pada anak
buahnya.
25
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
7. Service, yaitu mengutamakan
pelayanan kepada orang lain.
8. Empowering, yaitu
memberdayakan individu lain
untuk mengemban tanggungjawab
bekerja
9. Serve other’s Needs before Their
Own, yaitu melayani kebutuhan
orang lain terlebih dahulu sebelum
kebutuhannya sendiri.
10 Sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESI
S
Kepemimpinan mElayani adalah .....
..........................................................
..........................................................
..........................................................
.........................................................
Dimensi/Indikator:
1. Memberdayakan Individu lain,
yaitu ..................................
2. Humality, yaitu
.......................................................
.......................
3. .......................................................
..............................................
4. Dan setrusnya WIDODOS’2015
26
21. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL : KEPEMIMPINAN SITUASIONAL (SITUATIONAL LEADERSHIP)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Richard L. Daft.
Leadership
Experience. Mason,
OH: Thompson
Higher Education,
2008, pp. 71-72.
Kepemimpinan Situasional
adalah perilaku pemimpin yang
focus pada kesiapan (readiness),
kemampuan (ability, skill) dan
kemauan (confidence and
willingness) dari para
pengikutnya.
Kepemimpinan Situasional memiliki 4
kompnen gaya atau perilaku pemimpin:
1. Telling Style, yaitu perilaku
memberikan pengarahan tugas yang
spesifik dan jelas, kurang
memperhatikan masalah hubungan
antar pribadi
2. Selling Style, yaitu perilaku
pemimpin yang menjelaskan tugas-
tugas pengikutnya dan meminta
pengikuitnya untuk mengklarifikasi
tugas yang diberikan
3. Participating Style, yaitu perilaku
pemimpin yang mengajak para
pengikutnya untuk bersama-sama
membahas pekerjaan dan mengambil
keputusan.
4. Delegating Style, yaitu memberikan
wewenang dan tanggungjawab
kepada pengikutnya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
2 Ken Blanchard.
“Situational
Leadership Adapt
Your Style to Their
Development
Level”, Leadership
Excellence, 2008,
Vol 25, no. 5. p. 19
Kepemimpinan Situasional
adalah gaya (perilaku)
kepemimpinan yang disesuaikan
dengan tingkat perkembangan
kemampuan dan kematangan
dari orang-orang yang mereka
kelola
1. Perilaku Mengarahkan: Struktur,
Kontrol, Pengawasan
2. Perilaku Mendukung: Menghargai,
mendengarkan, memfasilitasi.
3. Perilaku Berpartisipasi: bekerja
bersama-sama, saling mendukung
4. Perilaku Mendelegasikan wewenang,
tugas dan tanggungjawab kepada
pengikutnya
3 Stephen P. Robbins
dan Timothy A.
Judge.
Organizatinal
Behavior, 15th ed.
USA: Prentice Hall,
2013, p. 376
Kepemimpinan Situasional
adalah gaya memimpin yang
memperhatikan pada kesiapan
pengikut, yaitu sejauh mana
mereka mau dan mampu
menyelesaikan tugas tertentu
Kesiapan pengikut:
1. Memberi arahan (Directing) yang jelas
dan spesifik pada pengikut yang tidak
mampu dan tidak bersedia
2. Memberikan penjabaran (Explaining)
tugas-tugas yang wajib dikerjakan
pengikutnya
3. Memberikan dukungan (Supporting)
dan berpartisipati kepada pengikutnya
4. Melimpahkan (Delegating) kewajiban
dan tanggungjawab kepada
pengikutnya
4 1.
5 1.
6 1.
7 1.
8 1.
KESIMPULAN/SINTESI
S DAN INDIKATOR
Kepemimpinan Situasional
adalah ……………………
…………………………...
1.
2.
3. DST-NYA WIDODOS’2015
27
22. LEMBAR KERJA PENYUSUNAN DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL : KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
WIDODOS’ 2014
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1. J.A. Colcuitt, J. LePine, and
M. Wesson. Organizational
Behavior. New York:
McGraw-Hill, 2009. pp.
488
Kepemimpinan
transformasional adalah
kepemimpinan yang
melibatkan inspirasi
seluruh anggotanya untuk
berkomitmen dalam
rangka menuju visi
bersama yang memberikan
makna terhadap
pengembangan potensi
mereka sendiri dan
beberapa permasalahan
dari perspektif baru.
1. Idealized influence (charisma)/
karisma
2. Intelctual stimulation/ stimulasi
intelektual
3. Individulized consideration/
perhatian yang individualisasi
4. Inspirational motivation/ motivasi
inspirasional
2.
Angelo Kinicki dan Brian
K. Williams. Managemen A
Practical Introduction. New
York: McGraw-Hill, 2008.
pp. 44
Kepemimpinan
transformasional adalah
kepemimpinan yang
mengubah karyawan untuk
mengejar tujuan
organisasi melebihi
kepentingan pribadi.
Pemimpin
transformasional akan
berusaha untuk
mempengaruhi,
menggerakakan, dan
mengembangkan
kepemimpinannya kepada
orang lain
1. Idealized Influenced (Pengaruh
terhadap pola pikir bawahan),
2. Inspirational Motivation (Inspirasi
yang memotivasi),
3. Intellectual Stimulation (Rangsangan
Intellektual),
4. Individual Consideration (Perhatian
terhadap bawahan secara individual),
dan Charisma (Karisma).
3.
Bernard M. Bass dan
Ronald E. Riggio.
Transformational
Leadership. London:
Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers ,
2006, pp. 6
Kepemimpinan
transformasional
merangsang dan
menginspirasi para
pengikutnya untuk
mencapai hasil yang luar
biasa dan dalam proses
mengembangkan kapasitas
kepemimpinan mereka
sendiri.
1. Idealized influence. Pemimpin
bertindak sebagai role model atau
panutan.
2. Inspirational motivation. Pemimpin
menciptakan gambar jelas mengenai
keadaan masa yang akan datang
secara optimis.
3. Intellectual simulation. Pemimpin
menstimulasi orang agar kreatif dan
inovatif.
4. Individual consideration. Pemimpin
mengembangkan orang dengan
menciptakan lingkungan cuaca
pendukung.
... .............................................
....................
...........................................
...........................................
..........................................................
.......................................
KESIMPULAN/SINTESIS:
Kepemimpinan
Trasformasional adalah
.............
...........................................
...........................................
...........
...........................................
...........................................
DIMENSI/INDIKATOR:
1...............................................................
.......................................................
2...............................................................
...............................
3 dst-nya
28
23. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK:
VARIABEL: ‘VISIONARY LEADERSHIP’
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABAL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Suwit Yordsala, Kowat
Tesaputa & Anan Sri-
Ampai. “The
Development of Visionary
Leadership Administrators
in Thai Primary School”.
International Education
Studies; Vol. 7, No. 1;
2014, pp. 92-101
Visionary leadership is the
style of a leader that had to
have precise vision as
guidelines for staff to work a
given in direction, including
the capacity for have
innovation that leads to the
changes in the future.
The via requirements for
visionary leaders are as follows:
(1) vision communication,
(2) open minded thinking which
is capable of concaving future;
(3) competency in creating
networks as well as team work,
and developing the culture for
excellent work support;
(4) competency in developing
interaction with people through
two-way communication,
(5) development of personal
habits which are reliable.
2 Kathleen M. Brown and
Vincent A. Anfara, Jr.
“Paving the Way for
Change:
Visionary Leadership in
Action at the Middle
Level”. NASSP Bulletin,
Vol. 87 No. 635, June
2003, pp. 16-34
Visionary leadership refers to
the capacity to create and
communicate
a view of a desired state of
affairs that clarifies the current
situation
and induces commitment to an
even better future
Characteristics of the principals:
1. translate this sense of
direction into specific,
ambitious learning goals
2. tend to be student centered
3. stress student achievement
4. focuses on fewer coordinated
objectives around which staff
members’ energy can be
mobilized
1.
… Sumber-2 teori lain ………………………… ……………………………
KESIMPULAN/SINTESIS Kepemimpinan Visioner
adalah ……………………..
………………………………
…
……………………………….
.
Dimensi/Indikator:
1.
………………………………….
2.
…………………………………..
3. dst-nya
WIDODOS’2017
29
24. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
Teori Kepribadian yang dipilih adalah ‘The Big Five Model of Personality’ NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR
(Agar diterjemahkan)
1 J.L. Gibson, J.M.
Ivancevich, J.H.
Donnely, & R.
Konopaske.
Organizations:
Behavior, Structure
& Process. New
York: McGraw-
Hill, 2006, pp. 113-
117
Personality is a relatively
stable set of characteristics,
tendencies, and
temperaments (of the
individual) that have been
significantly form by
inheritance and by social,
cultural, and environmental
factors. (Agar
diterjemahkan)
The Big Five Personality Dimensions:
1. Conscientiousness. Hardworking, diligent,
organized and persistent.
2. Extroversion. The degree to which a
person is sociable, gregarious, and
assertive.
3. Agreeableness. The degree of working
well with others by sharing trust, warmth,
and cooperativeness.
4. Emotional Stability. The ability a person
displays in handling stress by remaining
calm, focused, and self-confident.
5. Openness to Experience. A person’s range
of interest in new things.
2 J.A. Colquitt, J.A.
Lepine, M.J.
Wesson.
Organizational
Behavior. New
York: McGraw-
Hill, 2011, pp. 294-
296
Personality refers to the
structures and propensities
inside people that explain
their characteristic patterns
of thought, emotion, and
behavior. (Agar
diterjemahkan)
The Big Five Personality Factors (see Figure
9-1, p. 296):
1. Conscientiousness (with characteristics:
dependable, organized, reliable, ambitious,
hardworking and persevering)
2. Agreeableness (kind, cooperative,
sympathetic, helpful, courteous and warm)
3. Neuroticism (nervous, moody, emotional
jealous, and unstable)
4. Openness to Experience (curious,
imaginative, creative, complex, refined
and sophisticated)
5. Extraversion (talkactive, sociable,
passionate, assertive, bold, dominant)
3 Sumber Teori lain
4 Sumber Teori lain
… Sumber Teori lain
8 Sumber Teori laun
KESIMPULAN/
SINTESIS DAN
INDIKATOR
Kepribadian adalah ……
……………………………..
……………………………..
1. ……………………………………
2. ……………………………………
3. dst-nya. WIDODOS’2013
30
25. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KEPUASANKERJA (JOB SATISFACTION)
NO SUMBER TEORI DIFINISI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR
1 J.L. Gibson, J.M.
Ivancevich, J.H.
Donnelly, Jr., and R.
Konopaske.
Organization:
Behavior, Structure
and Processes. New
York: McGraw-Hill,
2006, pp. 108-109
Kepuasan Kerja
adalah sikap individu
terhadap
pekerjaannya, yang
bersumber dari
persepsinya tentang
pekerjaannya
1. Pay (gaji, upah, honor, dll)
2. Job (kondisi-kondisi pekerjaan: sarana,
tantangan, persyaratan jabatan)
3. Promotion Opportunities (kesempatan
promosi, pengembangan karir,
peningkatan status)
4. Supervisor (Supervisi atasan, hubungan
atasan-bawahan)
5. Co-Workers (rekan kerja, teamwork, dll)
2 J.A. Colquitt, J.A.
Lepine, and M.J.
Wesson.
Organizational
Behavior. New York:
McGraw-Hill, 2011,
pp. 104-126
Kepuasan kerja:
kondisi emosional
individu yang timbul
dari penilaian thd
pekerjaannya, atau
pengalaman-2 pada
pekerjaannya.
Terdapat 5 faktor yg paling ingin
diperoleh/dinikmati individu dalam bekerja,
yaitu: 1. gaji (tinggi dan pasti), 2. promosi
(kesempatan berdasarkan kinerja dan
kemampuan), 3. supervisi atasan (hubungan
kerja yg baik dgn atasan, dan pemberian
penghargaan), 4. rekan kerja (hubungan yg
baik dan bertanggungjawab), dan 5. pekerjaan
itu sendiri (keleluasan merealisasi
kemampuan, kreasi, prestasi, dll).
3 Teori lain
.. Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Kepuasan kerja
adalah ……………
Indikator: (1) ……., (2) ………, (3) dst-nya.
WIDODOS’2013
CONTOH LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK: KEPUASAN KERJA
31
LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “CUSTOMER SATISFACTION” (KEPUASAN PELANGGAN)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 P. Kotler & G.
Amstrong. Prinsip-
Prinsip Pemasaran
(terjemahan Bob
Sabran), Jakarta:
Penerbit Erlangga,
2008, pp. 16-17.
Kepuasan Penggan adalah tingkatan
dimana kinerja anggapan (yang
diharapkan) dari produk sesuai dengan
ekspektasi pembeli/pelanggan
1. Pembelian Ulang (Repeat
Purchase)
2. Kesetiaan Pelanggan (tidak
memilih produk pesaing)
3. Pewarta (menceriterakan)
kepada orang lain tentang
kebaikan produk tsb
4. Memberikan “nilai” kepada
pelanggan (prestige, style,
etc)
5. Pelayanan (service)
6. Hubungan dengan
pelanggan (customer
relationship)
2 Del I. Hawwkins &
David L.
Mothersbaugh.
Consumer Behavior:
Building Marketing
Strategy. New York:
McGraw-Hill, 2010,
pp. 633-637.
Customer Satisfaction (with the purchase)
is a function of the initial performance
expectations and perceived performance
relative to those expectations
1. Core Service (booking,
billing)
2. Service encounter
(politeness, caring,
knowledgeable, etc)
3. Pricing (level of price,
fairness)
4. Convenience (location,
waiting time, operation
hours, etc)
5. Response to Service
(sentiment, emotion, etc)
6. Attraction (compare to
competitor: personable,
quality, value, etc)
7. Ethical Problem
8. Switching (easy to switch to
another products)
3 P. Kotler. Marketing
Management: The
Millennium Edition.
Upper Saddle River,
NJ: Prentice Hall,
2000, pp. 36-37
Satisfaction is a person’s feelings of
pleasure or disappointment resulting from
comparing a product’s perceived
performance (or outcome) in relation to
his or her expectations
1. Loyal (no switching)
2. Past buying experience
3. Product Value (match the
customer’s value)
4. Delivery (time,
completeness)
5. Fund Available/Offering
(pricing level)
4 Sumber Teori lain
… Sumber Teori lain
sd 10
KESIMPULAN/SINTESIS Kepuasan Pelanggan adalah
……………………………………………
……
……………………………………………
…..
……………………………………………
…..
Dimensi/Indikator:
1.
………………………………
….
2.
………………………………
…
3.
………………………………
…
4. dst-nya.
WIDODOS’2013
32
26. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KEPUASAN PELANGGAN (CUSTOMER SATISFACTION)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
01 P. Kotler. Marketing
Management: The
Millennium Edition.
Upper Saddle River, NJ:
2000, 36-38
Satisfaction is a person’s feelings of
pleasure or disappointment resulting from
comparing a product received performance
(or outcome) in relation to his or her
expectations.
Factors affecting
satisfaction:
1. Emotional bond with
the brand
2. More/repeat buying
3. Pleasurable buying
experience
4. Delivery system
5. Reasonable price level
6. Product quality
(compare to
competitor’s product).
02 P. Baines, C. Fill, and K.
Page. Marketing. New
York: Oxford University
Press, 2011, pp. 580-581.
Customer Satisfaction is defined as “meet
the expectation of customer”. If the
expectations are met then the customer
satisfaction is achieved.
What contributes to
customer satisfaction:
1. Core product/service
2. Support service and
system
3. Technical performance
4. Customer interaction
(relationship)
5. Affective dimension of
services.
03 Sumber teori lain
.. …………………………..
08 …………………………..
KESIMPULAN/SINTESIS Kepuasan Pelanggan adalah ...
……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..
Dimensi/Indikator:
1. ……………………..…
………………….
2.…………………………
………………..
3.
…………………………
……………………..
4. dst-nya. WIDODOS’2015
33
27. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: JOB INVOLVEMENT (KETERLIBATAN KERJA)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 Laurie J. Mullins. Management
and
Organisational
Behaviour. Harlow, Essex,
England: Pearson Education,
2008, p. 844.
Job Involvement is the
degree of commitment
by members to the job
or organization.
1. Moral involvement is based on the
individual’s belief in, and value
placed on ((Keterlibatan karena
keyakinan dan nilai-nilai dalam diri
individu),
2. Goal Involvement to the
organization’s goals (Keterlibatan
bekerja karena tertarik /terpanggil
oleh tujuan yang ingin dicapai
organisasi).
2 T. W. Britt, J. M. Dickinson, T.
M. G. Shortridge, and E. S.
McKibben: “Self-Engagement at
Work”, in D. L. Nelson and C.
L. Cooper (Eds.). Positive
Organizational Behavior.
London: Sage Publications,
2007, pp. 145-150.
Job involvement is
focused on the degree
to which a job is
tied to one’s self-image,
that it leads to
engagement
in which a person
invests in performing a
job, that is concerning
of cognitive, emotional,
and physical investment
in work.
Components of Job Involvement and
Engagement:
1. Clarity of the job guideline
(Kejelasan Pekerjaan)
2. Personal Control of job Performance
(Propspek untuk berprestasi)
3. Personal relevance of job to identity
and training (Kesempatan
pengembangan pribadi)
4. Importance of the job (pentingnya
pekerjaan bagi individu)
3 A. Shaheen and Y. A. Farooqi.
“Relationship among Employee
Motivation, Employee
Commitment, Job Involvement,
Employee Engagement: A Case
Study of University of Gujrat,
Pakistan”.
International Journal of
Multidisciplinary Sciences and
Engineering, Vol. 5, No. 9,
September 2014
Job involvement has
been defined as an
individual’s
psychological
identification or
commitment to his / her
job
1. the work done is importance/ worth
towards work assigned to individual
2. the job considers very crucial part of
his/their lives
3. the job is essential for his/their self
esteem
4 7 Sumber Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS Keterlibatan Kerja
adalah ........................
....................................
...................................
Dimensi/Indikator:
1. ....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. dst-nya WIDODOS’2016
34
LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABLE: ‘JOB INVOLEVEMENT’
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Somani, A., and V.R.
Khrisnan. Impact of
Charismatic Leadership and
Job Involvement on Corporate
Image Building. Journal of
Management and Labour
Studies, Vol. 29, No. 1, Feb.
2004, pp. 7-19.
Job Involvement has been
defined as an individual’s
psychological identification
or commitment to his or her
job.
1. Work as a central life
interest
2. Active participation in the
job
3. Performance as central of
self-esteem
4. Performance consistent with
self-concept.
2 Chi-Shun Lioa and Cheng-
Wen Lee. An Empirical
Studies of Employee Job
Involvement and Personality
Traits: The Case of Taiwan.
International Journal of
Economics and Management,
Vol. 3, No. 1, 2009, pp. 22-36
Job Involvement is a highly
involvement (a person) to a
job that can derive from
performing the job
effectively
1. The job is his interest
2. The job makes his identity
3. He has competency to his
job
4. He contributes to positive
work outcomes
5. The goals of the job is
personally and
organizationally compatible
3 Muhammad Rizwan, Dil Jan
Khan, and Fawad Saboor.
Relationships of Job
Involvement with employee
Performance: Moderating Role
of Attitude. European Journal
of Business and Management,
Vol. 3, No. 8, 2011, pp. 77-85.
Job Involvement is a kind of
person’s dedication of a
significant amount of time
toward his/her job and
highly involve in that job.
1. Empowerment: degree of
decision making that can be
handle by employee
2. Information: degree of
information as feedback of
his work
3. Knowledge: reflects the
competency level of
employee to enhance and
upgrade his work
4. Reward: Financial and Non-
financial benefits provided
to the employee.
4
5
… Dan seterusnya
KESIMPULAN/SINTESIS Job Involvement
(Keterlibatan Kerja) adalah
........................
....................................
....................................
Dimensi/Indikator:
1.
...................................................
2.
...................................................
3.
.....................................................
4. dst-nya WIDODOS’2016
35
28. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL:“KEWIRAUSAHAAN” (ENTREPRENEURSHIP)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 J.R. Schermerhorn Jr.
Management. New York:
John Wiley & Sons,
2005, p. 143.
Entrepreneurship
(kewirausahaan) adalah pola
perilaku yang dlandasi konsep
berpikir strategis dan
pengambilan risiko, yang mampu
menciptakan peluang-2 baru dan
berorientasi pada kemajuan atau
perbaikan bagi organisasi &
individu.
1. Internal locus of control:
kontrol terhadap tujuan yang
ingin dicapai, mengarahkan
diri sendiri dan berupaya
mandiri
2. High energy level: persistent,
bekerja-keras & sanggup
mengeluarkan upaya besar
untuk sukses
3. High Need for Achievement:
termotivasi untuk mencapai
tujuan yang menantang, dan
mendambakan umpan-balik.
4. Tolerance for Ambiguity: risk-
takers. sering tertantang untuk
menghadapi situasi yang
‘uncertainty’
5. Self-confidence: merasa
kompeten, punya keyakinan
diri, dan berani mengambil
keputusan-2.
6. Passion & action orientation:
berupaya mengatasi masalah,
dan tidak buang-2 waktu.
7. Self-reliance & desire for
independence: ingin mandiri,
percaya diri, ingin jadi bos
(non-buruh)
8. Flexibility: bersedia
menghadapi masalah/error dan
segera merubah tindakan bila
rencana yang dijalankan tidak
membawa hasil
2 Organization for
Economic and
Coopperation
Development (OECD).
Entrepreneurship in
Education. Paris Cedex,
France: Local Economic
and Employment
Development (LEED)
Division, OECD, 2015, p.
7-10.
Entrepreneurship adalah
perilaku-perilaku kreatif, inovatif,
proactive dan berorientasi pada
peluang sukses.
1. Explorative: Giat meneliti
berbagai kemungkinan
2. Value Creation: Menciptakan
kreasi-kreasi yang
memberikan nilai (value)
3. New Ways of Working:
Mencari cara kerja yang baru
4. Innovation: mengembangkan
produk, proses dan layanan
yang lebih baik.
5. New Offerings: Menciptakan
hal-hal baru (original)
6. Continuous learning: Belajar
terus menerus
7. Method Development:
Pengembangan cara-cara
bekerja (dinamis)
3 Rowena Barrett and
Susan Mayson (Eds.).
International Handbook
of Entrepreneurship and
Entrepreneurship is about
(behavior or action) the
discovery, evaluation and
exploitation opportunities, to
Dimensions of Entrepreneurship:
1. Creation and identification of
new means and ends
relationship (product-market
36
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
HRM. Northampton, MA:
2008, pp. 384-387.
make organizations or firms
emergence.
relationship) or maximizing
existing means and ends
relationship.
2. Start-up the fundamental force
that drive the operation of
existing market
3. Creation or identification of
new means and ends
relationship exploited in an
existing organizational
context.
4 Virginia Barba-Sanchez
and Carlos Atienza-
Sahuquillo. 2012.
Entrepreneurial Behavior:
Impact of Motivation
Factors on Decision to
Create a New Venture.
Investigaciones Europeas
de Direccion y Economia
de la Empresa, Vol. 18,
pp. 132-138.
Entrepreneurship is the individual
characteristics, traits and abilities
among nascent entrepreneurs tend
to have key influence on the
decision to become self-employed
(Kewirausahaan adalah
karakteristik, sifat-sifat dan
kemampuan individu yang
mendorong mereka
(wirausahawan) untuk
memutuskan untuk membangun
usaha sendiri (self-employed)
Characteristics, traits and abilities
as principal component of
entrepreneurship:
1. Economics Need (Motive):
Create company, make
business opportunity, etc.
(Cluster 1)
2. Professional Autonomy: to
develop job individually,
allow to survive individually
(Cluster 2)
3. Desire for Personal
Enhancement: desire doing
better, ambitious, and
autonomy (Cluster 2)
4. Need for Continuity:
sustainability, self-realization,
etc (Cluster 3)
5. Eclectic Position: intrinsic and
extrinsic reasons for the
decision to start business
(Cluster 4)
6. Need for Competition: to
control environment, take
advantage of opportunities,
and reduce routine situation
(Cluster 5)
4 Owoseni Omosolape
Olakitan. 2011. An
Examination of Impact of
Selected Personality
Traits on the Innovative
Behavior of
Entrepreneurs in Nigeria.
International Business
and Management, Vol. 3,
No 2, pp. 112-121.
Entrepreneurship characteristics
are visionary, goal-driven and
innovative in developing new
business and making a profitable
one (business)
Dominant Personality Traits:
1. Openness: open to experience,
more creative and aware of
their feelings, plain,
straightforward, ambitious and
subtle.
2. Extroversion: positive
emotion, surgency and
tendency to seek out
stimulation and company of
others, being enjoy with
others, and sociability (social
skill).
5 Vivek Wadhwa, Raj
Aggarwal, Kriztina “Z”
Holly, and Alex Salkever.
2009. The Anatomy of
Entrepreneur: Family
Background and
Motivation. Research
Paper: Kauffman the
Foundation of
Entrepreneurship adalah
karakteristik-karakteristik
individu (entrepreneur) yang
memiliki kebebasan (celeberated)
untuk membangun usaha sendiri
(menjadi founder), melakukan
inovasi-inovasi (sebagai
innovator), dan memiliki
keunggulan dalam bersaing
Faktor-faktor motivasi untuk
menjadi Entrepreneur:
1. Desire to build wealth
(Dorongan meraih kehidupan
yang makmur)
2. Wanting to capitalize their
own business (Hasrat
mengembangkan usaha
dengan kemampuan sendiri).
37
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
Entrepreneurship, July,
pp. 1-20.
(competitive edge). 3. Wanting to own their own
business (Keinginan untuk
memperoleh kebebasan
mengelola usaha sendiri –
self-employed)
6 Nurdan Ozaralli and
Nacy K. Rivenburgh.
2016. Entrepreneurial
Intention: Antecedents to
Entrepreneurial Behavior
in the USA and Turkey.
International Journal of
Global Entrepreneurship
Research, Vol. 6, Issue 3,
pp.1-32.
The most entrepreneurial traits of
entrepreneur is individual
intentions to his or her later
decision to start a new business.
Personality Factors in
entrepreneurial intention
(dorongan menjadi entrepreneur):
1. Optimism: dispositional
optimism can cope when
faced with obstacles and
challenging situations in
pursuit a new venture
2. Innovativeness: the ability and
tendency to think creatively
and recognized opportunities
to produce novel and practical
ideas, create new market,
introduces new product and
services.
3. Risk-Taking Propensity:
tendency to avoid risks.
4. Competitiveness: competitive
spirit with standard of
excellence, to win and excel
others and themselves.
..
..
..
..
KESIMPULAN/SINTESIS Kewirausahaan
(Entrepreneurship) adalah
...........................................
...........................................
..........................................
...........................................
Dimensi/Indikator:
1. .................................................
..
2. ................................................
3. .............................................
4. .................................................
5. Dan seterusnya
WIDODOS’2016
38
29. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KINERJA (JOB PERFORMANCE)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Stephen P. Robbins and Mary
Coulter, Management 11th
edition. (New Jersey: 2012:
Pearson), p. 492
Kinerja (performance) adalah
hasil akhir dari sebuah
aktivitas, dengan kriteria
apakah hasil tersebut dapat
dikatakan efisien dan efektif.
Ukuran untuk sebuah
kinerja yaitu
produktivitas kerja,
keefektivan kerja, dan
efisiensi yang ditunjukan
pekerja.
2 Jason A. Colquitt, Jeffery A.
Lepine, and Michael J. Wesson,
Organizational Behavior
Improfing Performance and
Commitment in the
Workplace,(New York: McGraw-
Hill Irwin: 2009) p.38-42, 52-57
Kinerja adalah sejumlah
perilaku dan kontribusi anggota
organisasi untuk ketercapaian
tujuan organisasi. Kinerja
tercermin dari hasil kerja yang
ditunjukkan karyawan
Kinerja memiliki 3
dimensi yaitu: kinerja
atas tugas (task
performance), perilaku
kewargaan (citizenship
behavior) dan perilaku
kontra-produktif
(couterproductive
behavior)
3 Richard L. Daft, New Era Of
Management Ninth Edition.
(Canada: South-Western Cengage
Learning: 2010), p. 8 , 23, 382
Kinerja adalah upaya untuk
mencapai hasil kerja dan tujuan
dengan menggunakan
sumberdaya dengan cara-cara
yang efektif dan efisien.
Kinerja dapat diukur
dalam dimensi: (1)
pencapaian tujuan; (2)
produktivitas; (3)
kepuasan pelayanan; (4)
efisiensi (efficiency); dan
(5) efektivitas
(effectiveness)
4 Debra L. Nelson and James
Campbell Quick, Organizational
Behavior, Foundations, Realities,
& Challenges 5th edition,
(America: Thomson South
Western: 2006), p.191-193
Kinerja adalah ketercapaian
tujuan kerja. Ketercapaian
diukur dari hasil kerja tiap
karyawan
Dimensi dari kinerja: (1)
hasil kerja yang terukur
dan kuatitatif; (2) hasil
kerja yang kualitatif atau
kurang bisa diukur.
5
6
7
KESIMPULAN/SINTESIS Kinerja (Job Performance)
adalah
..................................................
....
..................................................
....
..................................................
...
..................................................
...
Dimensi/Indikator:
1. ....................................
..........
2. ....................................
..............
3. ....................................
............
4. Dst-nya
WIDODOS’2016
39
30. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK – LKDT
Variabel: Kinerja Manajerial (Managerial Performance, Effectiveness, or Roles)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Amy Mednick. The
New Principal’s Role:
Creating Community of
Leaders. Conversation,
Vol. 4, No. 1, Fall
2003, pp. 1-12
Kinerja Kepala Sekolah
(Principal) adalah hasil
pendayagunaan keahlian dan
bakat para guru dan staff, serta
keberhasilan menjadi symbol,
pemberi support, pengaturan
dan distribusi pekerjaan guru.
1. Pengambilan Keputusan
bersama staf/guru
2. Dukungan thd kelompok-2
kerja
3. Peningkatan kinerja
(pembelajaran) bawahan
melalui “instructional
leadership”
4. Pengembangan tanggungjawab
bersama (collaborative
accountability)
5. Pengelolaan dan pemantauan
informasi tentang perubahan
dalam organisasi
2 Ethem Duygulu and
Osman Asvar Kurgun.
The Effect of
Managerial
Entrepreneurship
Behavior on Employee
Satisfaction:
Hospitality Managers’
Dilemma. African
Journal of Business
Management, Vol. 3,
No. 11, pp. 715-716,
2009.
Kinerja manajer suatu
organisasi adalah keberhasilan
manajer dalam menjalankan
dan mengembangkan fungsi-2
tatakelola dalam organisasi
berdasarkan prinsip
kewirausahaan
(entrepreneurship behavior).
Efektivitas Fungsi Tatakelola
meliputi:
1. Pengembangan sistem formal
pertanggunganjawab dalam
organisasi
2. Pengembangan keahlian-
keahlian spesialisasi para
bawahan
3. Pengembangan pola bekerja
tim (work-team)
4. Penetapan standar-standar
kerja
5. Pengembangan sistem
pengambilan keputusan
3 SRS Javadin, F. Amin,
M. Tehrani, and A.
Ramezani. Studying the
Relationship between
Managerial Skills and
Efficiency of Bank
Branches. World
Applied Sciences
Journal, Vol. 11, No. 2,
2010, pp. 170-177.
Kinerja manajerial adalah hasil
kerja/pelaksanaan tatakelola
organisasi dalam menghadapi
kondisi lingkungan eksternal,
melalui pengembangan
ketrampilan-ketrampilan
manajerial dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi
1. Dimensi Efektivitas
(Effectiveness) dicapai
melalui:
a. Peningkatan “Management
Skills” (Komunikasi,
Pengambilan Keputusan,
Pengembangan Pribadi)
b. Pengembangan “Personal
Skills” (Technical,
Conceptual, and Human
Skills).
2. Dimensi Efisiensi (Efficiency)
dicapai melalui:
a. Efisiensi biaya
b. Pengelolaan Aset
c. Peningkatan Hasil Usaha
(output)
…
.. Sumber Teori lain ....... ........
KESIMPULAN/SINTESIS
Konerja Manajerial (Managerial
Performance/Effectivenes)
adalah …………………….
…………………………….
……………………………
Dimensi/Indikator:
1. ……..
2. ……..
3. ………..
4. Dan setrusnya
WIDODOS’2017
40
31. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “KNOWLEDGE MANAGEMENT”
NO. TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/ FAKTOR-
FAKTOR
1. Michael J. Marquardt.
Building
the Learning
Organization: Mastering
the 5 Elements for
Corporate Learning. Palo
Alto, CA: Davies-Black
Publishing, Inc., 2002,
pp.247
KM adalah aktivitas organisasi
(anggota organisasi) dalam
Mengumpulkan,
mengorganisasikan, menyimpan,
mentransfer dan menggunakan
pengetahuan dan pengalaman di
dalam dan luar organisasi
Unsur-unsur pokok:
1. Collecting:
pengumpulan
pengetahuan
2. Storaging:
dokumentasi dan
penyimpanan
pengetahuan
3. Transfer among
members: pertukaran
dan transfer
pengetahuan antar
anggota organisasi
4. Application:
penerapan
pengetahuan dalam
pekerjaan
5. Distribution/Dissemi
nation:
pendistribusian
pengetahuan yang
telah berhasil
diterapkan
2 Martin Sammer.
Introduction to Knowledge
Management. Graz,
Austria: Wissens
Management Forum, 2003
Koordinasi pengetahuan sebagai
faktor produksi dan manajemen
lingkungan organisasi untuk
mendukung transfer pengetahuan
individu dan terciptanya
pengetahuan kolektif
5 proses utama manajemen
pengetahuan:
a. Information: perolehan
informasi atau
pengetahuan
b. Documentation:
penyimpanan berkas-
berkas pengetahuan
c. Communication:
pertukaran informasi,
pengetahuan antar rekan
kerja
d. Application: penggunaan
dan pemanfaatan
pengetahuan
e. Learning: mempelajari
lebih banyak pengetahuan
3 Murray E. Jennex.
Knowledge Management:
Concepts, Methodologies,
Tools, and Applications.
New York: Information
Science Reference, 2008, p.
1-2
Memeroleh pengetahuan yang
tepat untuk orang yang tepat pada
waktu yang tepat.
a. knowledge acquisition:
perolehan pengetaghuan
dari sumber-sumber
pengetahuan
b. knowledge storing:
penyimpanan dan
dokumentasi berkas-
berkas pengetahuan
41
NO. TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/ FAKTOR-
FAKTOR
c. knowledge evaluating:
evaluasi kemanfaatan dan
relevansi pengetahuan
d. knowledge dissemination:
penyebaran informasi
tentang penerapan yang
berhasil dari suatu
pengetahuan
e. knowledge application:
petunjuk praktis cara
penerapanpengetahuan
4
5
KESIMPULAN/SINTESIS Knowledge Management adalah
...................................................
..................................................
.............................................
........................................................
.......................................................
Dimensi/Indikator:
1.
...............................................
.....
2.
...............................................
..
3.............................................
.......
Dst-nya WIDODOS’2015
42
32. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
Variabel: Komitmen Terhadap Organisasi (Organizational Commitment)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI DIMENSI/FAKTOR
1 J.A. Colquitt, J.A.
Lepine, and M.J.
Wesson.
Organizational
Behavior. New
York: McGraw-
Hill, 2011, pp. 69-
78.
Komitmen terhadap organisasi
adalah keinginan individu
untuk tetap menjadi anggota
organisasi.
Komitmen terhadap organisasi
menjadi salah satu faktor
penentu apakah ia ingin tetap
menjadi anggota organisasi atau
ia berupaya untuk keluar
(mencari pekerjaan di
organisasi lain)
Dimensi komitmen organisasional:
• affective commitment: keinginan utk
tetap menjadi anggota organisasi
karena keterlibatan emosional
individu thd organisasi (emotional-
based reasons). misal: banyak
sahabat dlm organisasi, dll.
• continuance commitment: keinginan
utk tetap menjadi anggota
organisasi karena disadari bahwa
akan menimbulkan banyak ‘biaya’
bila keluar dari organisasi (cost-
based reasons). misal: organisasi
lain lokasinya lebih jauh dari
rumahnya kini, shg bila gajinya
sama, maka ongkos transport lebih
berat
• normative commitment: keinginan
utk tetap menjadi anggota
organisasi karena merasa memiliki
kewajiban (obligation-based
reasons). misal merasa hutang budi
kpd organisasi, dll.
2 P.E. Spector.
Industrial and
Organizational
Psychology. New
York: John Wiley
& Sons, 2008, pp.
254-256.
Komitmen thd organisasi
adalah sikap dan keterlibatan
individu thd organisasi yg
ditunjukkan dgn (1) penerimaan
thd tujuan-2 organisasi, (2)
kesediaan utk bekerja keras
bagi organisasi, dan (3)
keinginan utk tetap bekerja dlm
organisasi.
Faktor-2 Yg Mempengaruhi:
• affective commitment dipengaruhi
oleh (1) job condition, yaitu
kondisi-2 yg menarik
danmenyenangkan pada jabatan tsb,
dan (2) met expectation, yaitu
pengalaman-2 berkesan selama
bekerja.
• continuance commitment
dipengaruhi oleh (1) benefits
accrued, yaitu gaji, fasiltas, dll. yg
tinggi dan sukar diperoleh di
organisasi lain, dan (2) job
available, yaitu sukar utk pindah
pekerjaan ke organisasi lain
• normative commitment tumbuh
dalam diri individu karena (1) nilai-
nilai dlm diri individu, misal:
kesetiaan, kesadaran,. dan (2) felt-
obligations, misal: kewajiban atau
norma-2 yg harus ditaati.
3 J. Greenberg and
R.A. Baron.
Behavior in
Organizations.
Upper Saddle
River, NJ: Pearson
Education, 2008,
pp. 234-236
Komitmen terhadap organisasi
adalah sejauhmana individu
mengidentifikasikan diri dan
ingin melibatkan diri dengan
organisasi dan tidak ingin
meninggalkannya.
Dimensi komitmen adalah:
Continuance Commitment yaitu
keinginan (desire) individu untuk
tetap bekerja pada organisasi baik
karena kebutuhannya sendiri atau
karena ia tidak menemukan tempat
lain.
Affective Commitment yaitu
Keinginan individu untuk tetap
bekerja di organisasi karena ia
menyenangi dan ingin
melakukannya
43
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI DIMENSI/FAKTOR
Normative Commitment yaitu
keinginan individu untuk tetap
melanjutkan bekerja di organisasi
karena ia merasa berkewajiban
(memiliki kewajiban) untuk tetap
dalam organisasi.
Dst-nya
10 Sumber teori 10
KESIMPULAN/SINTESI
S
DAN INDIKATOR
Komitmen terhadap organisasi
adalah …………..
………………………………..
Dimensi/Indikator:
1. Dimensi Komitmen Afektif,
dengan Indikator: (a) ……….,
yaitu ..................., (b) ………..,
yaitu ..................., dst-nya
2. Dimensi Komitmen .................,
dengan Indikator ............ dst-nya.
WIDODOSUNARYO’2013
44
33. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK:
VARIABEL ‘PROFESSIONAL OR OCCUPATIONAL COMMITMENT’
(KOMITMEN TERHADAP PROFESI ATAU JABATAN)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/ DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/ FAKTOR-2
1 Sanghamitra Goswami, Mary
Mathew and N K Chadha.
Differences in Occupational
Commitment amongst Scientists
in
Indian Defence, Academic, and
Commercial R&D
Organizations. Vikalpa Journal,
Volume 32, No 4, October –
December, 2007, pp. 13-27.
Occupational commitment and
professional commitment have the
same meaning and
interchangeability. Occupational
commitment is referred to as the
psychological link between an
individual and his occupation that is
based on an affective reaction to
that occupation. Thus a person with
higher occupational commitment
strongly identifies and has positive
feelings towards his occupation.
1. affective commitment
is a person’s
emotional attachment
to his/her occupation;
2. normative
commitment is a
person’s sense of
obligation to remain in
the occupation;
3. continuance
commitment involves
the individual’s
assessment of the
costs associated with
leaving his/her
occupation
2 Aaron Cohen. Dynamics
between Occupational and
Organizational Commitment in
the Context of Flexible Market.
Institut Technik und Bildung
(ITB), Universitat Bremen,
Forschungsberichte, Vo. 26,
March 2007, pp. 1-30.
It is based on the concept of
professionalism, namely the
professional or occupational
commitment as the extent to which
individual member identify with
their profession and endorse its
values.
1. Affective commitment
as the positive feeling
to his/her works
2. Continuance
commitment as the
cost that they feel
associated with
leaving the job
(occupation)
3. Normative
commitment as the
obligation toward the
job (occupation)
3 Murat Sezgin & Celal Cahit
Ağar. Impact of Affective
Organizational and Occupational
Commitment on Job
Satisfaction: PR Specialists in
Metropolitan Municipalities.
International Journal of
Business and Commerce Vol. 2,
No.2: Oct 2012, pp. 21-35.
Lee, Carswell, and Allen (in
Murat Sezgin & Celal Cahit Ağar)
state that “the terms occupation,
profession, and career have been
used somewhat interchangeably in
the commitment literature” and
defined commitment to one’s
occupation as “the relative strength
of identification with and
involvement in a particular
profession, as well as the
willingness to exert effort on behalf
of the profession and the desire to
maintain membership in it”
1. affective commitment
is a person’s
emotional attachment
to his/her occupation;
2. normative
commitment is a
person’s sense of
obligation to remain in
the occupation;
3. continuance
commitment involves
the individual’s
assessment of the
costs associated with
leaving his/her
occupation
5 Xiaojin Wang & Jianrong Shen.
An Investigation into the
Professional Commitment of
Chinese Project Management
Professionals. International
Journal of Business and
Management Vol. 7, No. 10;
May 2012, pp. 156-166.
Professional commitment (PC) is a
kind of work commitment that
emphasizes the importance of a
profession in one’s total life
1. Affective Dimension,
that is the Career
pursuit commitment
(emotional attached to
the career),
2. Normative
Dimension, that is
Reference group
commitment
(indication of the
strong of group
45
NO SUMBER TEORI DEFINISI/ DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/ FAKTOR-2
norms),
3. Continuance
Dimension, that is
Leisure time
commitment
(measures by cost of
leaving)
.. Dst-nya
.. Dst-nya
KESIMPULAN/SINTESIS Komitmen terhadap Profesi/Jabatan
adalah ..............................................
..........................................................
........................................................
.........................................................
..........................................................
DIMENSI/INDIKATOR:
1. Dimensi ...........,
dengan indicator (a)
...... (b) ....... (c) .......
2. Dimensi ............,
dengan indicator (a)
....... (b) .......
3. Dimensi ............,
dengan indicator (a)
........ (b) .......
WIDODOS’2014
46
34. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: PROGRAM KOMPENSASI (COMPENSATION PROGRAM)
NO SUMBER TEORI DIFINISI VARIABEL DIMENSI/ FAKTOR-2
1 Garry Dessler. Human
Resource
Management. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2008,
pp. 390.
Compensation (program) refers to
all forms of pay or rewards going to
employees and arising from their
employment.
(Program Kompensasi adalah semua
bentuk pembayaran atau imbalan
yang diberikan kepada karyawan
dalam hubungannya dengan
kekaryawanannya)
A. Direct Finacial
Compensation:
Wage/salary, incentives,
commissions, and bonuses.
B. Indirect Financial
Compensation: insurance,
pay-vacations, dll
2 J.M. Ivancevich.
Human Resource
Management. New
York: McGraw-Hill,
2010, pp. 294-295
Compensation program is the human
resource management function that
deals with every type of reward
individuals receive in exchange for
performing organizational tasks
(Program Kompensasi adalah fungsi
manajemen SDM yang mengatur
tentang bentuk-bentuk imbalan yang
diberikan kepada karyawan sebagai
kompensasi terhadap kinerja
karyawan dalam menjalankan tugas
perusahaan)
C. Dimensi “Direct Financial
Compensation”: (a)
Gaji/Upah, (b) Bonus, (c)
Commissions, dll
D. Dimensi “Indirect
Financial Compensation”:
(a) insurance, (b) health-
care, (c) pay-leave, dll.
E. Dimensi Non-Financial
Compensation: (a)
penghargaan, (b) promosi,
(c) training, dll
3 Richard L. Daft. New
Era of Management.
Nelson Education,
Canada: Cengage
Learning, 2010, pp.
329-330.
Compensation (program) refers to
(1) all monetary payment and (2) all
goods or commodities used in lieu of
money to reward employees.
(Kompensasi adalah semua
pembayaran uang dan semua
komoditi/barang yang digunakan
sebagai imbalan (reward) bagi
karyawan)
A. Wages and Salary,
including bonus and
commissions
B. Benefits: health-insurance,
paid vacation, dll.
4 Sumber teori lain
5 Sumber teori lain
6 Sumber teori lain
7 Sumber teori lain
KESIMPULAN/
SINTETSIS
Program Kompensasi adalah
......................
......................................................
.....................................................
.......................................................
Dimensi/Indikator:
A. Dimensi ........., dengan
indicator (a) ....... (b) .........,
(c) ........... dst-nya
B. Dimensi ............ dengan
indicator ................
C. Domensi ...................
dengan indicator ............
WIDODOS’2015
47
35. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
No Sumber Teori Deskripsi/Variabel Dimensi/Faktor Mekanisme
1 Stephen w. Littlejohn &
Karen A foss, Theories
of Human
Communication, Ninth
Edition (Belmont:
Thomson Higher
Educattion, 2008), p.3
Communication (in term
Interpersonal) is the
verbal interchange of
thought or idea.
komunikasi
interpersonal dapat
berlangsung dengan
efektif, apabila terdapat
beberapa aspek yang
harus diperhatikan oleh
para pelaku komunikasi
interpersonal tersebut.
o Keterbukaan (openne
ss)
o Empaty (empathy)
o Sikap
mendukung (supporti
veness)
o Sikap
Positif (positiveness)
o Kesetaraan (equality)
Komunikasi
dalam
berorganisasi
sangat di
butuhkan agar
seorang individu
berani
memberikan
alasan, atau
masukan untuk
organisasi
tersebut.
2 John R. Schermerhorn,
et. al., Organizational
Behavior, Edition (New
York: John Wiley &
Sons, Inc, 2011), p. 406.
Communication is an
interpersonal process of
sending and receiving
symbols with message
attached to them
Ada empat dimensi
yang mempengaruhi
komunikasi
interpersonal yaitu :
citra diri (self-image),
citra pihak lain (The
image of the others),
lingkungan fisik, dan
lingkungan sosial.
o Citra diri (self-
image): gambaran
mengenai
dirinya, status
sosial, dll.
o Citra pihak lain
(The image of the
others): penilaian
tentang cara dan
kemampuan
orang lain
berkomunikasi.
o Lingkungan fisik:
lokasi dan kondisi
berlangsungnya
komunikasi, di
masjid? Di rumah?
Di kantor?
o Lingkungan sosial:
forum
berlangsungnya
komunikasi,
formal? Informal?
Kekeluargaan?
Komunikasi
melalui
Pengiriman
pesan terkadang
dilakukan dalam
organisasi
karena
kebutuhan
pribadi maupun
kelompok satu
dengan yang
lainya.
10. Sumber teori lain
KESIMPULAN DAN
INDIKATOR
Komunikasi
interpersonal adalah
……………
……………………
……………………
Indikator:
1. …………..
2. …………..
3. dstnya
WIDODOSUNARYO’2013
48
36. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: ‘CREATIVITY’
NO SUMBER TEORI DEFINISI/ DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/ FAKTOR-2
1 J.L. Gibson, J.M.
Ivancevich, J.H. Donnely,
& R. Konopaske.
Organizations: Behavior,
Structure & Process. New
York: McGraw-Hill, 2006,
pp. 119-120
Kreativitas adalah perwujudan
idea-idea (gagasan) yang unggul
dalam bentuk peluang atau
produk usaha.
1. Keyakinan diri dalam
menemukan pemecahan
masalah
2. Keberanian bertindak
3. Kecerdikan mencari peluang
atau cara baru
4. Keterbukaan terhadap idea-
idea orang lain
2 J.A. Colquitt, J.A. Lepine,
M.J. Wesson.
Organizational Behavior.
New York: McGraw-Hill,
2011, pp. 306-307.
Kreativitas adalah penggunaan
ide-ide baru dalam bekerja,
memecahkan masalah dan
melakukan tindakan-2 inovatif.
1. Senang mempelajari hal-hal
baru
2. Berupaya menemukan peluang
atau cara-cara baru yang lebih
baik dalam bekerja
3. Keyakinan dalam bekerja
4. Keterbukaan menerima ide-ide
baru yang lebih baik
3 R. Kreitner and A. Kinicki.
Organizational Behavior.
New York: McGraw-Hill,
2010, pp. 361-362
Kreativitas adalah aktivitas
mengembangkan sesuatu yang
baru atau unik
1. Timbul dari dorongan dalam
diri (intrinsic motivation)
2. Menggunakan pengetahuan
dan kompetensi yang dmiliki
3. Menyenangi aktivitas yang
menantang atau memecahkan
masalah.
4 Yubo Hou, Ge Gao, Fei
Wang, Tingrui Ri, and
Zhilan Yu. Organizational
Commitment and
Creativity. Annals of
Economics and Finance,
Vol. 12 (2), 2011, pp. 411-
431.
Kreativitas adalah aktivitas
mewujudkan ide-ide orisinal
menjadi produk, layanan atau
proses yang bermanfaat.
1. Mengembangkan ide-ide unik
(berbeda dari yang sudah ada)
2. Menciptakan manfaat bagi
lingkungannya (organisasi)
3. Mewujudkannya dalam bentuk
verbal (saran-saran), proses
(metode), atau produk jadi.
.. Sumber teori lain
8 Sumber Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS DAN
INDIKATOR
Kreativitas adalah
………………..
…………………………………
…..
…………………………………
…..
1. Keyakinan dalam bekerja
2. Senang mempejari hal baru
3. dst-nya
CATATAN:
1. Teori Kreativitas dibedakan dalam 2 golongan: (a) teori kreativitas berbasis kemampuan:
kemampuan berpikir kreatif, kemampuan menemukan solusi, dll. Dalam hal ini, kreativitas
harus diukur dengan instrumen Test. (b) teori kreativitas berbasis perilaku individu atau
hasil kerja individu: keyakinan dalam bekerja atau memecahkan masalah, bersikap
terbuka, dll. Dalam hal ini, kreativitas dapat diukur menggunakan instrument
angket/kuesioner.
2. Disarankan untuk memilih teori kreativitas berbasis perilaku/hasil kerja.
3. Agar dicari sumber-sumber teori yang lain, minimal 8 sumber teori, dan dibuat Lembar
Kerja Deskripsi Teoritik yang lengkap.
WIDODOSUNARYO’2014
49
37. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
“QUALITY OF WORK LIFE” (KUALITAS KEHIDUPAN KERJA)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 Mohammad Baitul Islam.
2012. Factors Affecting
Quality of Work Life: An
Analysis on Employees of
Private Limited Companies in
Bangladesh. Global Journal of
Management and Business
Research, Vole 12, Issue 18,
Version 1.0.
Quality of Work Life is a concept
that indicate a balance of both in
personal and professional life of
individual. It is the individual
accomplishment of a satisfactory
social situation within the limits of
apparent physical ability.
>> Kualitas Kehidupan Kerja
adalah suatu konsep tentang
keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan kehidupan professional
individu, yang tercermin dalam
kepuasan terhadap
situasi/lingkungan sosial dan
terbatasnya sarana fisik yang
tersedia.
1. An opportunity to implement
one’s talents and abilities
(Peluang untuk
mengembangkan bakat dan
kemampuan)
2. Independent initiatives and
self-direction (kebebasan
berinisiatif dan menentukan
tindakan)
3. Individual activities to be
valuable by individual
involvement (Keterlibatan
individu dihargai oleh
organisasi)
4. The role of individual in
achievement of some overall
goal is understandable
(Pengakuan atas prestasi
individui dalam pencapaian
tujuan organisasi)
5. Sense of taking pride in what
one is doing and in doing it
well (Kebanggaan atas kinerja
yang dilakukan).
2 Freyedon Ahmadi, Adel
Salavati, and Ebrahim
Rajabzadeh. 2012. Survey
Relationship between Quality
of Work Life and
Organizational Commitment
in Public Organization in
Kurdistan Province.
Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in
Business, Vol. 4, No.1, (May).
Quality of Work Life is the feeling
and perceptions that employees
have toward their job, colleagues,
and company.
>> Kualitas Kehidupan Kerja
adalah perasaan dan persepsi
individu terhadap pekerjaan,
rekan-rekan kerja dan organisasi
tempat ia bekerja.
1. Individual Growth and
Development (Kesempatan
memajukan dan
mengembangkan diri)
2. Participation in formulating
the objectives (Partisipasi
dalam penetapan sasaran
kerja)
3. Pay and benefits received
(Gaji dan kesejahteraan yang
diterima)
4. Social Integration in doing the
jobs (Integrasi sosial dalam
bekerja)
5. Supervision from the superior
(Supervisi dari atasan)
3 Gayathiri, R., and
Ramakhrisnan, R. 2013.
Quality of Work Life –
Linkage with Job Satisfaction
and Job Performance.
International Business and
Management Invention,
Volume 2, Issue 1, pp. 01-08.
QWL: It refers to the relationship
between a worker and his
environment, that can be broken
down into different dimensions
like the social, technical and
economic, in which the work is
normally viewed and designed
>> Kualitas Kehidupan Kerja
adalah hubungan antara pandangan
(viewed) individu/karyawan dan
lingkungan kerja yang telah
dirancang (designed) oleh
organisasi, yang dapat diklasifikan
dalam dimensi-dimensi sosial,
teknik dan ekonomik.
Dimensi Dan Faktor-Faktor QWL
(Penjelasan masing-masing factor
pada Jurnal-nya):
1. Job design, yaitu ...........
2. Work Environment and
Facilities, yaitu ....
3. Job Security, yaitu .............
4. Health, Stress and Safety,
yaitu .............
5. Wages and Rewards, yaitu
...................
6. Work Life Balance, yaitu
.......................
7. Asethetic and Creativity, yaitu
..........
50
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
8. Conflict, yaitu .....................
9. Learning and development,
yaitu .......
10. Lesdership and
Empowerment, yaitu ......
11. Job Satisfaction, yaitu .........
4 Cari sumber teori lain
5 Cari sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS (contoh) Kualitas Kehidupan Kerja adalah
perasaan dan persepsi individu
tentang keseimbangan kehidupan
pribadi dan kehidupan professional
dalam hubungannya dengan
pekerjaan, rekan-rekan kerja dan
organisasi tempat ia bekerja
DIMENSI DAN INDIKATOR:
1. Dimensi Kesempatan
Pengembangan Diri, dengan
indicator: (a) Pengembangan
Profesi, (b) Pengembangan
Pribadi, (c) Pengembangan
Kehidupan Bermasyarakat
2. Dimensi Kebebasan
berinisiatif dan bertindak
dalam melaksanakan
Pekerjaan, dengan indicator
(a) Pelaksanaan Pekerjaan
Utama, dan (b) Pelaksanaan
Pekerjaan Pendukung/Adm.
3. Dimensi Kehidupan Sosial
dalam Bekerja, dengan
indicator: (a) Kebanggaan
dalam bekerja, (b) hubungan
dengan rekan kerja, (c)
Penghargaan yang diterima.
4. Dimensi Evaluasi Dalam
Bekerja, dengan indicator: (a)
Evaluasi dari Pimpinan atas
kinerja, (b) Evaluasi Diri atas
peran-peran dalam bekerja.
51
38. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL KUALITAS LAYANAN
NO SUMBER
TEORI DIFINISI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR MEKANISME
1 Kotler, P.
Marketing
Management.
Upper Saddle
River, NJ:
Prentice Hall,
2000, pp. 438-
440
Kualitas Layanan
(Service Quality)
adalah perbandingan
antara kualitas yang
diterima (perceived
quality), setelah
menerima layanan,
dengan kualitas yang
diharapkan (expected
quality)
6. Reliability, yaitu
konsistensi dalam
memberikan layanan
7. Responsiveness, yaitu
cepat-tanggap dalam
memberikan layanan
8. Assurance, yaitu
jaminan terhadap
kualitas layanan
9. Empathy, yaitu
perhatian yang
seksama terhadap
kebutuhan pelanggan
10. Tangibles, sarana,
prasarana dan fasilitas
layanan yang
disediakan.
Bila layanan yang
diterima lebih
rendah nilainya dari
pada layanan yang
diharapkan, maka
minat (interest)
pelanggan akan
berkurang.
2 Paul Baines,
Chris Fill, and
Kelly Page.
Marketing. New
York: Oxford
University Press,
2011, pp. 503-
505.
Kualitas layanan
(service Quality) adalah
persepsi pelanggan
terhadap perbedaan
antara layanan yg
diterima dibandingkan
dengan layanan yg
diharapkan
1. Reliability, yaitu
ketepatan dan
keajegan dalam
pelayanan
2. Responsiveness, yaitu
kesediaan dan
kecepatan pelayanan
3. Assurance, yaitu
kesungguhan,
keyakinan diri dan
ketrampilan dalam
melayani
4. Empathy, yaitu
perhatian mendalam
terhadap
kebutuhan/masalah
pelanggan
5. Tangibles, yaitu
kualitas sarana,
prasarana dan fasilitas
layanan.
Persepsi pelanggan
terhadap layanan
kualitas terbentuk
karena perbedaan
antara layanan yang
diterima dengan
layanan yang
diharapkan
3 Teori lain
.. Teori lain
KESIMPULAN/SINTE
SIS DAN INDIKATOR
Kualitas Layanan
adalah ……………
Indikator: (1) ……., (2)
………, (3) dst-nya.
diuraikan
WIDODOSUNARYO’2014
CATATAN:
1. Dibuat Lembar Kerja Deskripsi Teoritik 3 variabel lain, masing-2 min 8 Sumber Teori.
2. Untuk sumber teori ‘Service Quality’ bisa dicari pada buku-buku Manajemen Pemasaran
(Marketing Management).
52
39. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
‘LEARNING ORGANIZATION’ (ORGANISASI PEMBELAJAR)
No. Teori Definisi/Deskripsi Variabel Dimensi/ Faktor-faktor
1. Peter M. Senge. The
Fifth Discipline, The
Art and Practice of
The Learning
Organization. London:
Random House,1990
Organisasi dimana para anggota-
nya terus menerus meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai
hasil yang diinginkan,
mengembangkan pola-pola
berpikir baru dan luas,
membangun kebebasan untuk
aspirasi bersama, menggalang
kegiatan belajar mengenai
bagaimana belajar bersama-sama
(p.3)
1. System Thinking
2. Personal Mastery
3. Mental Models
4. Building Shared Vision
5. Team Learning
2. Jennifer M. George
and Gareth R. Jones,
Understanding and
Managing
Organizational
Behavior. New York:
Addison-Wesley,
2011.
LO adalah proses yang dilakukan
para manajer secara terus
menerus untuk menanamkan
kepada seluruh anggotanya hasrat
belajar untuk menemukan cara-
cara baru dalam meningkatkan
efektiftas organisasi.
1. Pengembangan personal
mastery atau efikasi diri
2. Pengembangan Mental Model
untuk menghadapi skema
kompleks aktifitas kerja.
3. Mendorong belajar dalam
kelompok (Team Learning)
4. Komunikasikan secara
komprehensif visi organisasi
(Shared Vision)
5. Pengembangan pola berpikir
sistemik (system thinking)
5 Richard L. Daft,
New era of
Management, 9th Ed,
South
Western:Cengage
Learning, 2010
Organisasi dimana para anggota-
nya terlibat dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaiakan masalah,
sehingga organisasi dapat terus
menerus bereksperimen, berubah,
dan memperbaiki diri dalam
rangka meningkatkan kapasitas
untuk tumbuh, belajar dan
mencapai tujuannya (p.50)
Esensi gagasan LO adalah (1)
kemauan untuk melakukan
pemecahan masalah (mental
model), (2) mencari solusi
memecahkan masalah (system
thinking), (3) menyusun rencana
tindakan bersama-sama (team
learning) dalam cara yang unik
untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
KESIMPULAN/SINTESIS Learning Organization adalah
..............................................
................................................
.....................................................
....................................................
....................................................
Dimensi/Indikator:
1. .....................................
2. ............................................
3.
....................................................
.......................
Dst-nya
WIDODOSUNARYO’2015
53
40. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “CUSTOMER LOYALTY”
NO SUMBER TEORI DESKRIPSI/DIFINISI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 G.W. Marshall & M.W.
Johnston. Marketing
Management. New
York: McGraw-Hill,
2015, p. 185.
Customer loyalty means the
degree which individual will resist
switching, or defecting, from one
offering to another
1. Satisfaction derived from the
offering
2. Perceived value from the
offering
3. Strong relationship with the
provider and its brand
2 Sri Astuti Pratminingsih,
Christina Lipuringtyas,
and Tetty
Rimenta.”Factors
Influencing Customer
Loyalty Toward Online
Shopping”. International
Journal of Trade,
Economics and Finance,
Vol. 4, No. 3, June 2013
Customer loyalty occurs when a
customer buy a product or service
repeatedly and he/she holds
appropriate goods and services of
the companies.
>> Customer Loyalty adalah pola
pembelian konsumen yang
berulang-ulang terhadap
produk/jasa dari suatu
organisasi/perusahaan
1. Satisfaction, yaitu kepuasan
setelah membeli atau
menggunakan produk/jasa
2. Trust, yaitu kepercayaan
secara emosional atau
rasional terhadap organisasi
3. Commitment, yaitu
kesedian untuk melakukan
pembelian ulang (repeat-
purchased) pada waktu-
waktu yang akan datang
3 M.M.M Bagram and
Shahzad Khan.
“Attaining Customer
Loyalty! The Role of
Consumer Attitude
and Consumer
Behavior”. International
Review of Management
and Business Research,
Vol. 1, Issue 1, Dec
2012, pp. 1-12
Customer Loyalty is the
continuous buying of a consumer
for a particular company brand
and suggesting to other friends
and family, over period of time
without preferring other
competitor brand.
>> Customer Loyalty adalah pola
pembelian konsumen yang
dilakukan secara kontinyu
terhadap produk tertentu, dalam
jangka waktu yang lama, dan
tidak memperhatikan produk dari
perusahaan lain, serta
memberikan rekomendasi kepada
teman-2 dan keluarganya untuk
membeli produk tersebut.
A. Dimensi Kepuasan
(satisfaction) yang terdiri dari
factor-faktor:
1. Perceived Quality (kualitas
yang diterima)
2. Perceived Value (nilai-nilai
yang diterima)
B. Dimensi “Retention”
(Pembelian yang berulang) yang
terdiri dari factor-faktor:
1. Atribut Produk/jasa
2. Hubungan baik 0rganisasi
dengan konsumen
3. Kepercayaan akan manfaat
yang diterima
… Sumber Teori lain
8 Sumber Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
Dan INDIKATOR
Customer Loyalty adalah ……..
…………………………………
………………………………….
…………………………………
………………………………….
…………………………………..
Dimensi/Indikator:
1. ………………………….
2. …………………………..
3. …………………………….
4. …………………………….
5. dst-nya
WIDODOSUNARYO’2015
54
41. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT)
VARIABEL: MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 Edward Sallis. Total
Quality Management in
Education (alihbahasa:
Ahmad Ali Riyadi dan
Fachrurrozi).
Yogyakarta: IRCiSod,
2008, pp. 73-80.
TQM adalah sebuah filosofi
tentang perbaikan scara terus
menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat
praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan
harapan para pelanggannya, saat
ini dan untuk masa yang akan
datang (p. 73).
Dimensi TQM:
1. Komitmen melakukan perbaikan
terus menerus untuk mencari
hasil yang lebih baik dalam
rangka memenuhi kebutuhan
pelanggan (klien), dengan
menganut prinsip Kaizen
(perbaikan sedikit demi sedikit)
2. Perubahan Budaya (Kultur):
yaitu sikap terhadap pesan moral
TQM, lingkungan kerja yang
mendukung (kepemimpinan,
prosedur-prosedur, dll)
3. Metode dan Teknik (alat praktis):
brainstorming, analisis lapangan,
diagram tulang ikan, dll.
2 Ziad Lutfi Altahayneh.
Implementation of Total
Quality Management in
Colleges of Physical
Education in
Jordan. International
Journal of Business and
Social Science Vol. 5
No. 3; March 2014, pp.
109-117
TQM can be considered as a
convenient framework used in
and by organizations to
guarantee a systematic and
permanent optimization of the
added value in order to
maximize the realization of their
aims
Five dimensions of TQM:
(1) commitment of top management,
(2) employee involvement &
teamwork,
(3) training and education for
quality,
(4) strategic planning, and
(5) focus on customer satisfaction
3 Sumber teori lain
.. Sumber teori lain*
SINTESIS/KESIMPULAN TQM adalah ………………….
…………………………………
…..
…………………………………
….
…………………………………
….
Dimensi TQM:
1. ………………………
2. ……………………….
3. ………………………….
4. ………………………………..
5. dst-nya
*Diperlukan 7 sumber teori
55
42. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 Paul Bainess, Chris Fill,
and Kelly Page. Marketing.
New York: Oxford
University Press, 2011, pp.
15-16.
The Marketing Mix is a unique
marketing recipe to fit the
requirements of the customer’s needs
at any particular time
1. Product or Services
2. Place (or Distribution)
3. Price (the cost to the customer)
4. Promotion
2 Margarita Isoraite. Analysis
of Marketing Mix: Nivea
Case Study. The
International Journal of
Entrepreneurship and
Sustainability Issues, Vol 3,
N0 2, 2015, pp. 173-185
The marketing mix is a marketing
tool that help to understand what the
product or service can offer and how
to plan for a successful product
offering
Most commonly executed through
4P’s:
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
3 Greg W. Marshal and Mark
W. Johnston. Marketing
Management. New York:
McGraw-Hill Education,
2015, p. 12.
It is referred to as a mix, that is a
combination of marketing elements to
set the product or brand apart from
the competition
Originally as a mix of:
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
4
..
KESIMPULAN (SINTESIS) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
adalah
……………………………………….
………………………………………
………………………………………
……………………………………..
………………………………………
Dimensi/Indikator:
1.
2.
3.
4.
WIDODOS’2015
56
43. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
“NEED FOR ACHIEVEMENT” (ACHIEVEMENT MOTIVATION)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI DIMENSI/FAKTOR
1
Samuel O. Salami.
Demographic and
Psychological Factors
Predicting
Organizational Commitment
among Industrial Workers.
Anthropologist, 10(1), 2008,
pp. 31-38
Motivasi berprestasi
adalah dorongan untuk
bekerja dalam rangka
mencapai suatu standar
tinggi (standard of
excellent) dan meraih
keberhasilan dalam situasi
persaingan.
1. Hasrat menyelesaikan
pekerjaan berdasarkan
kemampuan pribadinya
2. Menetapkan tujuan dengan
taraf kesukaran yang
‘moderate’
3. Memperhitungkan risiko
dalam bertindak
4. Berhasrat kuat untuk
memperoleh umpan-balik atas
kinerja
2
David C. McClellend dalam
Tiur Asi Siburian. The Effect
of Interpersonal
Communication,
Organizational Culture, Job
Satisfaction, and Achievement
Motivation to Organizational
Commitment of State High
School Teacher in the District
Humbang Hasundutan, North
Sumatera, Indonesia.
International Journal of
Humanities and Social Science
Vol. 3 No. 12 [Special Issue –
June 2013]
McClelland dalam Tiur
Asi Siburian
mengemukakan bahwa
motivasi berprestasi (need
for achievement)
merupakan hasrat untuk
melampaui suatu standar
yang ditetapkn, dan
berjuang untuk meraih
keberhasilan.
Terdapat 4 aspek dari Motivasi
Berprestasi:
1. Berani menempuh risiko,
2. Hasrat memperoleh umpan-
balik atas kinerjanya
3. Mencari kepuasan dengan
berprestasi
4. Memikul tanggungjawab atas
pekerjaannya.
3
John M Ivanchevich, Robert
Konopaske and Matteson.
Organizational Behavior and
Management. Singapore :
McGraw Hill. 2008. p119
motivasi berprestasi
merupakan dorongan
untuk melebihi, bekerja
keras untuk mencapai cita-
cita, dan menggunakan
keahlian serta kemampuan
yang dimiliki untuk
mencapai tujuan
1. Tanggung Jawab Pribadi
2. Hasrat untuk Mencapai
Tujuan
3. Berhasrat kuat untuk
memperoleh umpan-
balik atas kinerja
4
Sondang P Siagian. Kiat
Meningkatkan Produktivitas
Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
2009. p 117
Motivasi Berprestasi yaitu
daya dorong bagi
seseorang untuk
memberikan kontribusi
yang sebesar mungkin dan
keberhasilan organisasi
mencapai tujuannya
1. Berhasrat kuat untuk
memperoleh umpan-
balik atas kinerja
2. Kebutuhan untuk sukses
dalam pekerjaan
3. Intensitas untuk bekerja
dalam melakukan tugas
5 Sumber teori lain
6 Sumber teori lain
7 Sumber teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Motivasi Berprestasi
adalah dorongan dari
dalam diri seseorang untuk
bekerja secara maksimal
untuk mencapai
keberhasilan baik bagi
dirinya pribadi ataupun
bagi kelompok dalam satu
organisasi
Indikator Motivasi
Berprestasi :
1. Kemauan Untuk
Mencapai Tujuan yang
telah ditetapkan
(standard of excellence)
2. Hasrat kuat untuk
memperoleh umpan-
balik atas kinerja
3. Dorongan untuk unggul
57
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI DIMENSI/FAKTOR
dalam persaingan
4. Kebutuhan untuk sukses
bekerja/berkarir dalam
jangka panjang
5. Kebutuhan untuk
Bekerja secara intensif
(tekun, fokus) dalam
melakukan tugas
WIDODOSUNARYO’2013
58
44. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
MOTIVASI KERJA (WORK MOTIVATION) NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI / FAKTOR-FAKTOR
J. L. Gibson, J. M.
Ivancevich, J. H.
Donnelly, Jr., and R.
Konopaske.
Organizations:
Behavior Structure and
Processes. New York:
McGraw-Hill/Irwin,
2012, pp. 123-126.
Motivation is the concept which
describes the forces acting on or
within an individual to initiate
and direct behavior. The concept
use to explain differences in the
intensity of behavior, and also to
indicate the direction of
behavior.
The two-factor of motivation:
1. A set of extrinsic conditions,
the job context. They include
pay, status, and working
conditions.
2. A set of intrinsic conditions, the
job content. These conditions
include feelings of
achievement, increased
responsibility, and recognition
2 Rajeswari Devadass.
Employees Motivation
in Organizations: An
integrative literature
Review. International
Conference on Sociality
and Economics
Development
IPEDR Vol. 10 (2011),
IACSIT Press,
Singapore.
Work motivation is a phenomena
related to people in a work
context, which it describes as the
set of internal and external forces
that initiate work related
behaviour, and determine its
form, direction, intensity, and
duration.
The definition recognizes the
influence of both:
1. environmental forces (e.g.,
organizational reward systems,
the nature of the work being
performed)
2. forces inherent in the person
(e.g., individual needs and
motives)
3 Abu Baker Almintisir
Abu Baker Akeel and
Indra Devi
Subramaniam. The
Role of Transformation
Leadership Style in
Motivating Public
Sector Employees in
Libya. Australian
Journal of Basic and
Applied Sciences, 7(2):
99-108, 2013
Motivation according to Fernet,
Guay, Senécal, and Austin (in
Akeel and Subramaniam), is a
motive that is attributed to one’s
curiosity to do or not to do
something
Motivation is generally divided
into intrinsic and extrinsic:
1. Intrinsic motivation is a type of
motivation that is related to
fulfilling one’s personal
feelings, enjoyment, interest or
pleasure
2. Extrinsic motivation occurs
when people are triggered
externally to perform in the
form of play, exploration, and
challenge with an aim of
attaining an external reward.
4 Sumber Teori Lain
Dst-nya
10 Sumber teori Lain
KESIMPULAN DAN
INDIKATOR
Motivasi Kerja adalah ………..
…………………………………..
…………………………………..
…………………………………..
Indikator:
1. Dimensi Intrisic: (a) …………,
(b) ………., (c) ……., dst-nya
2. Dimensi Ekstrinsic: (a)
……….., (b) …….., (c)
……….., dst-nya
WIDODS’2014
59
45. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK (LKDT)
VARIABEL: MUTU PENDIDIKAN (EDUCATION QUALITY)
NO SUMBER
TEORI/REFERENSI DIFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Edward Sallis. Total
Quality Management in
Education (alihbahasa:
Ahmad Ali Riyadi dan
Fachrurrozi). Yogyakarta:
IRCiSod, 2008, pp. 54-55.
Mutu (difinisi menurut pelanggan)
adalah sesuatu yang memuaskan dan
melampaui keinginan dan kebutuhan
pelanggan
1. Mutu sesuai persepsi
pelanggan
2. Produk terbaik yang
bertahan dalam persaingan
2 Ibid, pp. 66-68 Mutu pendidikan adalah penilaian atau
persepsi pelanggan dengan
membandingkan apa yang mereka
terima dengan apa yang mereka
harapkan. Dalam hal ini, Pelanggan
Utama adalah pelajar, Pelanggan
Kedua adalah orangtua; dan Pelanggan
Ketiga adalah pemerintah dan
masyarakat.
Dimensi Kualitas Pendidikan
sebagai Jasa:
1. Hubungan langsung antara
pemberi dan pengguna jasa
2. Ketepatan waktu pemberian
jasa
3. Standar “selalu baik sejak
awal”
4. Spesifikasi keinginan
(kebutuhan) pelanggan
terhadap jasa yang akan
diterima
5. Interaksi awal memberikan
citra terhadap jasa yang
diterima pelanggan
6. Kepuasan pelanggan setelah
menerima jasa
3 Daniel A. Wagner.
Quality of Education,
Comparability, and
Assessment Choice in
Developing Countries.
Journal of Comparative
and International
Education, 2010, 40: 6,
pp. 741-760
Education quality concern with “effort
to promote quality of learning” and
“learning outcomes to be required”
Core components of Quality of
Learning:
1. what learners should know
2. where learning occurs
3. how learning takes place
4. what is actually learned
The Outcomes of Learning
required:
1. Cognitive Skills (reading,
writing, etc)
2. Social Attitudes & Values
3. Return on Investment of
investments in Schooling
(education)
4 Sumber teori lain
.. Sumber teori lain*
SINTESIS/KESIMPULAN Mutu/Kualitas Pendidikan adalah
…………………………….
…………………………………………
………………………………………..
Dimensi/Indikator:
1. …………
2. ………..
3. Dst-nya
*Diperlukan 7 sumber teori. WIDODOS’2015
60
46. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
OCB (Organizational Citizenship Behavior) NO SUMBER TEORI DEKRIPSI/DEFINISI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR
1 Dennis W. Organ.
OCB: Its Construct
Clean-Up Time.
Human
Performance, 10
(2) 85-87, 1977.
(tidak digunakan
dalam Bab II,
hanya sebagai
acuan dari sang
Pencipta Teori
OCB)
OCB adalah perilaku
individu yang
diwujudkan atas
kemauan individu
sendiri (bersifat
sukarela), yang secara
akumulatif
(keseluruhan) akan
menunjang efektivitas
fungsi organisasi, dan
perilaku tersebut, baik
secara langsung atau
eksplisit, tidak di-
reorganisasi atau
diatur oleh sistem
imbalan formal yang
berlaku dalam
organisasi
o Altruism (Pengabdian): perilaku individu
untuk membantu rekan kerja atau pimpinan
untuk mencapai tujuan organisasi, tanpa
pamrih (motives or interest) pribadi.
o Courtesy (Keberhati-hatian): perilaku
individu yang penuh perhatian (showing
care) untuk mencegah terjadinya masalah
(prevention) yang menimpa organisasinya.
o Conscientiousness (Kesungguhan Bekerja):
perilaku individu yang berkesadaran dan
bertujuan mencapai standar tinggi,
menggunakan waktu kerja dan sumberdaya
organisasi secara efektif
o Civic Virtue (Warga yg Bijak): individu
bertanggungjawab untuk terlibat
(involvement) pada sistem politik dan tata-
kelola (politics and governance system)
organisasinya untuk tujuan yang positif.
2 Nadim Jahangir,
Mohammad M.
Akbar, and
Mahmudul Haq.
“Organizational
Citizenship
Behavior: Its
Nature and
Antecendents”.
BRAC University
Journal, Vol. 1, No.
2, 2004, pp. 75-85
OCB is reffered as set
of discretionary
workplace behaviors
that exceed one’s basic
job requirement. It
often describe as
behaviors that go
beyond the call of
duty.
Altruism (e.g., helping new colleagues and
freely giving time to others) is typically
directed toward other individuals but
contributes to group efficiency by enhancing
individuals’ performance.
Conscientiousness (e.g., efficient use of time
and going beyond minimum expectations)
enhances the efficiency of both an individual
and the group.
Sportsmanship (e.g., avoids complaining and
whining) improves the amount of time spent
on constructive endeavors in the organization.
Courtesy (e.g., advance notices, reminders,
and communicating appropriate information)
helps prevent problems and facilitates
constructive use of time.
Civic Virtue (e.g., serving on committees and
voluntarily attending functions) promotes the
interests of the organization.
3 Fred Luthans.
Organizational
Behavior: An
Evidence-Based
Approach. New
York: McGraw-
Hill, 2011, pp. 149-
150.
OCB adalah
karakteristik-2 (sifat-
2) kepribadian tertentu
yang terdapat dalam
diri individu, yaitu
sifat-sifat kooperatif,
senang membantu dan
memperhatian (caring)
orang lain, dan
kesungguhan bekerja.
• Altruism: membantu rekan kerja yang
berhalangan
• Conscientiousness: bekerja keras dan
menyelesaikan pekerjaan sampai larut malam
• Civic Virtue: melakukan kegiatan-2
kemasyarakatan dgn sukarela (volunteering)
untuk meningkatkan citra organisasi
• Sportmanship: ikut merasa bersalah dan
bertanggungjawab atas kegagalan tim-nya
• Courtesy: memahami dan merasakan
(empathy) atas kesulitan yang dihadapi
organisasi atau lingkungan kerja-nya)
3 Teori lain
4 Teori lain
… dst
10 Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
OCB adalah ………
……………………..
……………………..
1. …………………………
2. …………………………..
3. dst-nya
@WIDODOS’2014
61
47. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
PROGRAM PELATIHAN (TRAINING PROGRAM)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR MEKANISME
1 John P. Wilson.
Human Resource
Development:
Learning and
Training for
Individuals and
Organization.
London: Kogan Page
Limited, 2004, pp. 4-
5.
Training program is a
planned process to
modify attitude,
knowledge or skill
behavior through learning
experience to achieve
effective performance in
an activity or range of
activities. Its purpose, in
the work situation, is to
develop the abilities of
the individual and to
satisfy the current and
future needs of the
organization
Strategic factors of
training program:
o Identification of
Training Needs
o Formulation of
Training Objectives
o Planning and
Designing the
Training
o Delivering the
Training
o Assessment and
Evaluation of the
Training
Efektivitas program
pelatihan adalah
sejauhmana factor-2
strategik dalam
pelatihan
(identifikasi,
formulasi, dst-nya)
dikerjakan atau
dilaksanakan secara
bertahap dan efektif
untuk mencapai
tujuan yang
ditetapkan
2 John M. Ivancevich.
Human Resource
Management. New
York: McGraw-Hill,
2010, pp. 394-415.
Training program is the
systematic process of
altering the behavior of
employees in a direction
that will achieve
organization goals.
Training is related to
present job skills and
abilities. It has a current
orientation and helps
employee master specific
skills, and abilities
needed to be successful.
Components of training
program (in a General
System Model of
Training and
development):
o Training Needs
Assessment
o Instructional
Objectives of the
Training
o Selection and Design
of Instructional
Program
o The Training Process
o Developing Criteria of
Evaluation
Efektivitas program
pelatihan adalah
implementasi
komponen-2
strategik dalam
pelatihan, yaitu
mulai dari
identifikasi
kebutuhan
pelatihan,
perumusan tujuan
pelatihan, dst-nya,
secara bertahap dan
efektif untuk
mencapai tujuan
yang ditetapkan
3 Teori 3
4 Teori 4, dst-nya
10 Teori 10
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Program Pelatihan adalah
…………………
………………………….
Indikator-indikator:
1. Identifikasi Kebutuhan
Pelatihan
2. Perumusan tujuan
pelatihan
3. Dst-nya
Disimpulkan dan
diuraikan seperti di
atas
WIDODOSUNARYO’2013
62
48. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
‘EMPOWERMENT” (PEMBERDAYAAN)
NO. TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 Jason A. Colquitt, ,
Jeffery A. Lepine dan
Michael J. Wetson.
Organizational
Behavior: Improving
Performance and
Commitment in the
Workplace.
Boston:McGraw Hill.
2009
Pemberdayaan psikologis:
Upaya yang bertolak dari
keyakinan bahwa sesorang
dapat memberikan kontribusi
dalam mengerjakan tugas-
tugas dan pekerjaan dalam
rangka pencapaian tujuan
organisasi dan tujuan
pribadinya. Pemberdayaan
merepresentasikan bentuk
motivasi intrinsik dimana
pelaksanaan tugas-tugas
pekerjaan itu sendiri pada
dasarnya mengandung
imbalan dan kepuasan.
(p.198)
1. Determinasi diri: menumbuhkan
pada diri individu rasa mampu
menentukan pilihan, memiliki
wewenang, keleluasaan,
kemerdekaan dan tanggungjawab
untuk melakukan tindakan dalam
lingkup pekerjaannya;
2. Meaning (Pemaknaan Pekerjaan):
Membuat seseorang merasa
berhasrat, bersemangat dan
berkontribusi, berpartisipasi,
berperan dalam kegiatan organisasi
dan yakin bahwa apa yang
dikerjakannya relevan, penting dan
bermakna;
3. Kompeten: menumbuhkan rasa
percaya pada kemampuan (kapasitas)
diri untuk dapat bekerja dengan baik
dan memiliki rasa bangga dan mahir
dalam tugasnya;
4. Impact (Dampak atas Hasil Kerja
yang Dicapai): Menumbuhkan
keyakinan pada seseorang bahwa
partisipasi aktifnya berupa pemikiran
dan tindakan-tindakannya dalam
organisasi membawa dampak
terhadap kesuksesan organisasi.
2 Steven L.McShane
dan Mary Ann Von
Glinow,
Organizational
Behavior, 5th Ed, New
York:McGraw-Hill,
2010
Kondisi psikologis individu
dimana individu merasa
lebih memiliki determinasi
diri, merasa berarti,
kompeten dan hasil kerjanya
memiliki dampak terhadap
organisasi (p.182)
1. Determinasi diri:merasa
memiliki kebebasan,
kemandirian, keleluasaan
dalam aktifitas kerjanya
(kontrol birokrasi minimal)
1. Meaning: peduli bahwa pekerjaannya
itu penting dan berarti bagi organisasi.
2. Kompeten:percaya diri atas
kemampuannya untuk menampilkan
pekerjaannya dengan baik dan
mempunyai kapasitas untuk
berkembang dengan tantangan baru
(ada feedback atas pekerjaan dan
pemenuhan tugasnya)
3. Impact:memandang dirinya sebagai
partisipan aktif dalam organisasi,
keputusan2 dan tindakannya
berdampak terhadap kesuksesan
organisasi.
3
63
NO. TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
KESIMPULAN/SINTESIS Pemberdayaan
(empowerment adalah)
……………………………
……………
……………………………
…………….
……………………………
…………….
……………………………
……………
Dimensi/Indikator:
1. ……….
2. ………..
3. ……………
4. dan seterusnya
WIDODOSUNARYO’2015
64
49. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
“PRICE” (HARGA)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR-2
01 Del I. Hawkins & David
L. Mothersbaugh.
Consumer Behavior:
Building Marketing
Strategy. New York:
McGraw-Hill, 2010, pp.
87-88
Price is the amount of money one
must pay to obtain the right to use
the product.
Factors affecting price:
7. Price is signal of quality
8. Desirable feature of the product
9. The symbolic role of price
10. Customer Value
11. Purchase Context
(product’s price, insurance,
guarantee, tax, etc)
02 P. Baines, C. Fill, and K.
Page. Marketing. New
York: Oxford University
Press, 2011, pp. 331-332.
Price is the amount the customer
has to pay or exchange to receive
a good or service
Factors affecting Price:
6. Proposition Quality (quality
perceived by customer)
7. Proposition Costs (costs to
produce or acquire goods and
services)
8. Perceived Value (by customer)
9. Reference Price (competitors’)
10. Purchase context
(urgency, importance, etc).
03 Sumber teori lain
.. …………………………..
08 …………………………..
KESIMPULAN/SINTESIS Harga adalah .........................
…………………………………
…………..
…………………………………
…………..
…………………………………
…………..
Dimensi/Indikator:
1. Kualitas produk yang diharapkan
2.
……………………………………
…………..
3.
……………………………………
…………..
4. dst-nya.
65
50. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL; PRODUK (PRODUCT)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Philip Kotler. Marketing
Management. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2000, p.
394
A product is anything that can be
offered to a market to satisfy a want
or need.
1. Core benefit
2. Basic product
3. Expected product
4. Augmented product
5. Potential product
2 Philip Kotler dan Gary
Amstrong. Prinsip-
Prinsip Pemasaran.
Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008, pp. 266-
268
Produk adalah semua hal yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk
menarik perhatian, akuisisi,
penggunaan atau konsumsi, yang
dapat memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan
1. Manfaat inti
2. Produk Aktual:
Nama/merek, fitur, disain,
kualitas, kemasan
3. Produk Tambahan:
pelayanan purna-jual,
pengiriman, instalasi dan
jaminan
3 Greg W. Marshal and
Mark W. Johnston.
Marketing Management.
New York: McGraw-
Hill, 2015, pp. 199-200.
Product can be define as anything
that deliver value to satisfy a need or
want.
1. Essential Benefits: the
reason why people purchase
the product
2. Core Product: match the
expectation, need or want
3. Enhanced Product: features,
design, innovations, etc
4
..
KESIMPULAN (SINTESIS) Produk adalah ………………
………………………………………
……………………………………..
……………………………………..
……………………………………..
Dimensi/Indikator:
1. .
2.
3.
4
5.
66
51. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
KUALITAS PRODUK (PRODUCT QUALITY) 1 Philip Kotler.
Marketing
Management: The
Millennium Edition.
Upper-saddle River,
NJ: Prentice-Hall,
2000, p. 57 and pp.
288-291.
Quality (of the Product)
is the totality of
features and
characteristics of a
product (or service) that
bear on its ability to
satisfy stated or implied
needs.
Dimensions:
1. Form (size, shape, physical structure of the
product)
2. Features (characteristics that supplement the
product’s basic function: packaging, color,
etc)
3. Performance Quality (product’s
characteristic primary operate)
4. Conformance Quality (product units are
identical and meet the promised
specification).
5. Durability (product’s expected operating
life-time)
6. Reliability (the probability that the product
will not malfunction or fail within specified
time period)
7. Repairability (easy to repair)
8. Style (product’s look and feel to the buyers)
2 Shaharudin Jakpar,
Angelyn Goh Sze
Na, Anita Johari
Khin, and Than
Myint. Examining
the Product Quality
Attributes That
Influences Customer
Satisfaction Most
When the Price Was
Discounted: A Case
Study in Kuching
Sarawak.
International
Journal of Business
and Social Science
Vol. 3 No. 23;
December 2012
Product quality which
means does the product
do as it supposed to do
and does the features
meets customer’s needs
Product quality 8 dimensions:
1. Performance is the products primary
operating characteristic, features is mean to
the additional features for the product,
2. Conformance is representing the extent in
which the product’s design
3. Operating features which the product’s items
met the established standards,
4. Reliability specifies the probability that the
product will be operating properly over a
specific period of time under the stated
condition of used,
5. Durability is the means of the overall amount
of the consumers get to use the product
before the product physically deteriorates or
until it need to be replaced,
6. Serviceability is referring to the speed,
competency, and courtesy if repairs,
7. Aesthetics is how the product appeal to the
five sense and lastly
8. Customer perceived quality indicates the
customer’s perception of a product’s quality,
which it basically on reputation of the firm
KESIMPULAN/SINTESIS Product Quality is
……..…………………
.
………………………
…
Dimensions/Indicators:
1. …………………………………
2. …………………………………
3. ………………………………….. etc
WIDODOS’2015
67
52. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: PRODUKTIVITAS/PRODUCTIVITY
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/
FAKTOR-FAKTOR
1 P.A. Samuelson and
W.D. Nordhaus. 2005.
Economics. New York:
McGraw-Hill, p. 40
Productivity represent
the output per-unit input
A. Dimensi Output: (1) Product, Volume,
Services (jasa), Activities, (2) Sales,
Revenues, (3) Profit or Return
B. Dimensi Input: (1) Man, (2) Material, (3)
Machine, (4) Finance, (5) Technology,
methods
2 S.P. Robbins and T.A.
Judge. 2013.
Organizational
Behavior. Harlow, Essex,
UK: Pearson Education
Ltd., pp. 62-64.
Productivity is the
transforming input into
output at the lowest cost
A. Dimensi Output, diukur berdasarkan
prinsip Efektivitas, yaitu:
1. Taraf pencapaian tujuan (met the
demand)
2. Jumlah ouput (produk, unit, dll) yang
dihasilkan
3. Teamwork (cohesiveness)
B. Dimensi Input, diukur berdasarkan
prinsip efisiensi, meliputi:
1. Sumber Daya Manusia
2. Faktor-faktor organisasi
3 Chad Syverson. 2011.
What Determines
Productivity? Journal of
Economic Literature, 49
(2), pp. 326-365.
The Concept of
Productivity is “how
much output is obtained
from a given set of
input”. This is the
indication of efficiency
in production.
A. Dimensi Output:
1. Jumlah produk yang dihasilkan
2. Jumlah aktivitas (proyek, pekerjaan)
yang dikerjakan
3. Jumlah sarana kerja yang dapat
dimanfaatkan (difungsikan)
B. Dimensi Input:
1. Material (bahan-2)
2. Modal
3. Tenaga Kerja
4. Satuan Peralatan
5. Program
6. Support/Dukungan
4
5
6 Sumber Teori Lain
KESIMPULAN/SINTESIS Produktivitas adalah
.................................
........................................
........................................
........................................
...........
A. Dimensi Output, dengan indicator:
1. ..............................
2. ............................
3. ...............................
B. Dimensi Input, dengan Indikator:
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
WIDODOS’2014
68
53. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: “PROMOTION” (PROMOSI)
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 Philip Kotler. Marketing
Management. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2000, p.
87.
Promotion adalah semua aktivitas
organisasi untuk
mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk-
produknya kepada target market-
nya.
1. Periklanan (advertising)
2. Sales Promotion
3. Public Relation
4. Personal Selling
2 Paul Baines, Chris Fill
and Kelly Page.
Marketing. New York:
Oxford University Press,
2011, p. 16 dan p. 386.
Promotion adalah upaya yang
dilakukan organisasi untuk
memberikan informasi dan
persuasi tentang “product’s
benefits and features” kepada
pelanggan potential.
1. To Differentiate brands and
organization from competitors
2. To Reinforce brand memories
and expectations
3. To Inform: make aware and
educated audiences
4. To persuade customer to make
exchange (buying or
transactions)
3 Ghu Sin Tung, Chiung Ju
Kuo, and Yun Ting Kuo.
Promotion, Switching
Barriers and Loyalty.
Australian Journal of
Business and
Managemen Research,
Vol 1, No 2, 2011, 30-44
Promotion is activities to increase
sales in a period time.
1. Attractiveness
2. Purchase willingness
3. Perceived acquisition value
4. Direct the purchase behavior
4
..
KESIMPULAN (SINTESIS) Promosi adalah ……………….
…………………………………
……..
…………………………………
……..
…………………………………
………
…………………………………
……..
Dimensi/Indikator:
1.
2.
3.
4.
WIDODOS’2015
69
54. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK VARIABEL: PUBLIC RELATION (HUBUNGAN MASYARAKAT)
NO SUMBER TEORI DIFINISI /DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Kotler, P. (2000: 605-
606). Marketing
Management. Upper
Saddle River, NJ:
Prentice-Hall.
Public Relation (PR) involves
variety of program designed to
promote or protect a company’s
image or its individual
products.
Five functions of PR:
1. Press Relation: presenting news
& information about the
organization in the most positive
light
2. Product Publicity: sponsoring
efforts to publicize specific
products
3. Corporate Communication:
promoting understanding of the
organization through internal and
external communication
4. Lobbying: dealing with
legislators and government
officials to promote or defeat
legislation and regulation
5. Counseling: advising
management about specific issues
and company positions and
image. This includes advising in
the event of a product mischap.
2 Mullins, JW, and OC
Walker Jr., and HW Boyd
Jr. (2008: 332-338).
Public Relation defined as
nonpaid, non-personal
stimulation of demand for a
product, service or business
unit by planting significant
news about it or a favorable
presentation of it in the media
Tools and elements of PR:
1. Articles/report in Newspaper and
magazine
2. Presentations in TV and Radio
3. Events for Charitable
contribution
4. Official Speeches
5. Advertising the business units or
products
6. Holding or sponsored the
Seminars
3 Kotler, P. and Gary
Armstrong (2008: 117-
118). Prinsip-Prinsip
Pemasaran (diterjemahkan
oleh Bob Sabran). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hubungan Masyarakat (Public
Relation) adalah aktivitas
membangun hubungan baik
dengan berbagai kalangan
untuk mendapatkan publisitas
yang diinginkan.
Fungsi-Fungsi Hubungan
Masyarakat:
1. Membangun Citra Perusahaan
yang baik
2. Menangani atau menghadapi
rumor, berita dan kejadian yang
tidak menyenangkan
Yang dilakukan melalui:
1. Siaran Pers
2. Sponsor Acara khusus
3. Halaman Web (Website)
4 Dst-nya
.. ..................................
.. ....................................
KESIMPULAN/SINTESIS PR atau Humas adalah .....
...........................................
...........................................
..........................................
Dimensi/Indikator:
1. ..............................
2. ..............................
3. dan seterusnya.
WIDODOS’2016
70
55. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
PURCHASE INTENTION (MINAT/KEINGINAN MEMBELI) NO SUMBER TEORI DEFINISI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-FAKTOR
1 P. Kotler. Marketing Management;
The Millinium Edition. Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall,
2001, pp. 181-182.
Minat Membeli (Purchase
Intention) adalah keinginan
konsumen untuk membeli
suatu produk tertentu
1. Brand
2. Vendor
3. Quality,
4. Timing
5. Payment-Method.
2 V. Mirabi, H. Akbariyeh, and H.
Tahmasebifard.
A Study of Factors Affecting on
Customers Purchase Intention
Case Study: the Agencies of Bono
Brand Tile in Tehran. Journal of
Multidisciplinary Engineering
Science and Technology, Vol. 2
Issue 1, January – 2015, pp. 267-
278.
Minat Membeli adalah alasan
(reason or situation)
konsumen memilih untuk
membeli suatu produk
tertentu
1. Price
2. Perceived Quality
3. Packaging
4. Timing/Situation
5. Brand
Awareness/Knowledge
3 Sumber Teori lain
4 Sumber teori lain
.. Dst-nya s/d 8 sumber teori
KESIMPULAN (SINTESIS) DAN
INDIKATOR
Minat Membeli adalah ……
………………………………
………………………………
………………………………
1. ………………….
2. ………………….
3. ……………….
4. Dst-nya WIDODOS’2014
71
56. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
‘SPIRITUAL INTELLIGENCE’
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR
1 Maryam Safara and M.S.
Bathia. Spiritual
Intelligence. Delphy
Psychiatry Journal, Vol.
16, No. 2, 2013, pp. 412-
423.
Spiritual Intelligence (SI) is
the ability to behave with
compassion and wisdom while
maintaining inner and outer
space (equanimity) regardless
the circumstances.
1. Personal spirit
2. Self-Awareness
3. Inner drive for wellbeing
4. Consciousness of inner and outer
life matters.
2 Vaughan, F. “What is
Spiritual Intelligence?”
Journal of Humanistic
Psychology, Vol 42, No.
2. Spring 2002, 16-33
Spiritual intelligence calls for
multiple ways of knowing and
for the integration of the inner
life of mind and spirit with the
outer life
of work in the world
1. needs for human affection and
compassion
2. awareness of energies and spiritual
phenomena
3. aesthetic sensitivity and
appreciation of beauty.
4. capacity for intuition, thinking,
sensing, and feeling
3 S.M. Kalantarkousheha,
N. Sharghib, M.
Soleimanic, and S.
Ramezanid. Elsevier
Journal of Social and
Behavioral Sciences 140,
(2014), 499 – 505
Spiritual Intelligence to be a
collection of mental capacities
based on unsubstantial and
exalted aspects of life such as
personal
understanding, deep
existential thinking, and
expansion of meaning
1. existential thinking,
2. transcendental awareness,
3. personal meaning production,
4. conscious state expansion
4 Elham Mohammaddi and
Reza Boroomand. “The
Relationship between
Cultural Intelligence and
Spiritual Intelligence
with Organizational
Commitment
for Principals of
Secondary Schools”.
Academic Journal of
Psychological Stududies
Vol. 3, Issue 3, 241-255,
2014, ISSN 2333-0821
Spiritual intelligence includes
compatibility and problem
solving behavior and as the
highest rate of growth in
different recognizing,
behavioral, excitement &
interpersonal scopes. What is
focusing by spiritual
intelligence is applying of
spiritual ideas and satisfying
spiritual needs of personnel at
workplace
7 dimensions of Spiritual Intelligence
including: Kindness, Internal
direction, Finding meaning,
Personality, Reality, Completeness
and Generality.
5 Mahdi Esmaili,
Ghodratollah Bagheri,
and Hamid Zarea.
“Prioritization of
components which affect
employees' Spiritual
Intelligence in selected
educational and cultural
centers of Qom”.
International Research
Journal of Applied and
Basic Sciences, Vol. 5
(10), 2013: 1225-1331.
ISSN 2251-838X
Spiritual intelligence is
necessary for identifying and
balancing personal values with
a clear understanding of the
objectives, conserving values
without compromise, to be
honest, ability to recognize the
true meaning of events and
conditions, and creating
meaningful work and
activities.
SI components are:
1. Belief in God and spirituality
2. Self-awareness
3. Meaningfulness and aim in life
4. Aligning individual and
organizational goal
5. Existential critical thinking
6. Creating personal meaning
7. Having spirit of serve
8. Spiritual and religious beliefs and
practices
9. Having transcendental goals in life
and work
dst s/d 8 sumber teori ……..
KESIMPULAN/SINTESIS
DAN INDIKATOR
Spiritual Intelligence (SI)
adalah ………………………
………………………
………………………
1. ……………………
2. ……………………
3. dst-nya
WIDODOS’2017
72
57. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
NO SUMBER TEORI DEFINISI/DESKRIPSI DIMENSI/FAKTOR
1
Leslie W. Rue and lloyd L.
Byars, Supervision Key
Link to Productivity. 2008,
p3
Supervision is the first
level of management in the
organization
1. Perencanaan yang baik (planing)
2. Komunikasi dengan baik
terhadap bawahan (Communicate
well with people)
3. Memberikan Motivasi (Motivate
people)
4. Memberikan Pelatihan (train
people)
2
Carl D. Glickman, Stephen
P. Gordon and Jovita M.
Ross-Gordon, Supervision
and intructional
Leadership, 2009, p8
Supervison is viewed most
often as an instrument for
controlling teachers.
1. Mengawasi (Control)
2. Memeriksa (Inspection)
3. Memberikan Petunjuk
(Instructional)
4. Mengevaluasi (Evaluation)
3
Syaiful Sagala,
Administrasi Pendidikan
Kontemporer (Bandung:
Alfabeta, 2006), p. 230
Supervisi adalah upaya
bantuan yang diberikan
kepada guru dalam
melaksanakan tugas
profesionalnya
1. Memberikan Pembinaan
2. Mengawasi
3. Memberikan solusi
4. Mengevaluasi
4
5
6
7
KESIMPULAN/SINTESIS
Supervisi adalah .........
....................................
....................................
Indikator:
1. ..............................................
2. ...............................................
3. dst-nya .................................... WIDODOSUNARYO’2013
73
58. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: KERJASAMA KELOMPOK (WORK-GROUP/TEAM)
NO SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Jerald Greenberg &
Robert A. Baron.
Behavior in
Organizations. Upper
Saddle River, NJ:
2008, pp. 307-312
Kerjasama Kelompok adalah
sekumpulan individu yang
bekerja dalam kelompok, yang
memiliki tujuan yang sama, dan
menggunakan sumber daya
organisasi secara efektif
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerjasama kelompok:
1. Para anggota memiliki kesamaan
tujuan
2. Homogenitas Keanggotaan
Kelompok
3. Anggota memiliki ketrampilan yang
saling melengkapi
4. Terwujudnya Komunikasi antar
pribadi
5. Imbalan atas kinerja kelompok
6. Kekompakan kelompok
(Cohessiveness)
2 R. Kreitner & A.
Kinicki.
Organizational
Behavior. New York:
McGraw-Hill, 2010,
pp. 310-314
Kerjasama Kelompok adalah
sekelompok individu yang
merasa puas bekerja dalam
kelompok dan masing-masing
bersedia memberikan kontribusi
kepada kelompok
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerjasama kelompok:
1. Tujuan kelompok dirumuskan jelas
2. Partisipasi aktif para anggota
3. Hubungan antar anggota bersifat
informal
4. Keputusan diambil bersama
(consensus)
5. Komunikasi antar pribadi yang
terbuka
6. Norma kelompok yang jelas
7. Kemampuan yang saling melengkapi
3 J.S. Smith and C.
Correl. Teamwork
and Work Team: Is
there any difference.
Journal of Quality
Management, Vo. 2,
No. 2, pp. 24-35.
Kerjasama Kelompok adalah
sekumpulan individu yang
merasa puas bekerja dalam
kelompok, yang memiliki tujuan
yang sama, mkasing-masing
anggota memberikan kontribusi,
dan menggunakan sumber daya
organisasi secara efektif
Faktor-faktor yang berperan:
1. Para anggota memiliki kesamaan
tujuan
2. Homogenitas Keanggotaan
Kelompok
3. Anggota memiliki ketrampilan yang
saling melengkapi
4. Partisipasi aktif anggota
5. Terwujudnya Komunikasi antar
pribadi
6. Imbalan atas kinerja kelompok
7. Kekompakan kelompok
(Cohessiveness)
Keputusan diambil bersama
.. Sumber Teori lain
8 Sumber Teori lain
KESIMPULAN/SINTESIS Kerjasama Kelompok adalah
…………………………
…………………………………..
………………………………….
…………………………………..
DIMENSI/INDIKATOR:
1. ………
2. ……….
3. ………………
4. Dan seterusnya WIDODOS’2014
74
59. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
VARIABEL: TEAMWORK OR GROUPWORK (POLA BEKERJA KELOMPOK)
NO SUMBER TEORI DIFINISI VARIABEL DIMENSI/FAKTOR-2
1 Stephen P. Robbins
and Timothy A.
Judge. Organizational
Behavior. London:
Pearson Education
Ltd., 2013, h. 343.
Pola Bekerja Kelompok (Teamwork or
Work Team) adalah kelompok yang
para anggotanya menghasilkan kinerja
kelompok yang lebih besar dari
penjumlahan kinerja-kinerja individual
1. Kinerja bersifat kolektif
2. Antar anggota kelompok saling
bersinergi
3. Mengutamakan kebersamaan
(bukan perorangan)
4. Antar anggota saling
melengkapi ketrampilan dan
keahliannya
2 J.L. Gibson, J.M.
Ivancevich, J.H.
Donnelly, Jr. and R.
Konopaske.
Organizations:
Behavior, Structure
and Processes. New
York: McGraw-Hill,
200=12, hh. 243-245.
Pola Bekerja Kelompok (Groupwork)
adalah sekelompok individu yang
perilaku dan kinerjanya saling
mempengaruhi antar satu anggota
dengan anggota lainnya.
1. Para Anggota Memiliki tujuan
yang sama (Group Goals)
2. Hubungan interpersonal yang
kuat antar anggota
3. Kelompok menggalang
kebersamaan
4. Antar anggota saling
melengkapi (proximity)
3 R. Kreitner & A.
Kinicki.
Organizational
Behavior. New York:
McGraw-Hill, 2010,
pp. 310-314
Pola Bekerja Kelompok adalah
sekelompok individu yang merasa puas
bekerja dalam kelompok dan masing-
masing bersedia memberikan
kontribusi kepada kelompok
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerjasama kelompok:
8. Tujuan kelompok dirumuskan
jelas
9. Partisipasi aktif para anggota
10.Hubungan antar anggota
bersifat informal
11.Keputusan diambil bersama
(consensus)
12.Komunikasi antar pribadi yang
terbuka
13.Norma kelompok yang jelas
14.Kemampuan yang saling
melengkapi
4
5
KESIMPULAN/SINTESIS Pola Bekerja Kelompok (Team) adalah
...............................................................
...............................................................
................................................................
................................................................
..............................................................
Dimensi/Indikator:
1. ............................ 2. ................................... 3. ..................................... 4. Dst-nya
WIDODOS’2014
75
60. LEMBAR KERJA DESKRIPSI TEORITIK
PESEPSI HARGA (PRICE PERCEPTION)
No SUMBER TEORI DIFINISI/DESKRIPSI
VARIABEL
DIMENSI/FAKTOR-
FAKTOR
1 Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. Consumer Behaviour 7e”, Int
Edition. (New Jersey:
Prenhallindo, 2004),
p. 186
"how a consumer perceives a
price (as high, as low, as fair)
has a strong influence on both
purchase intentions and
purchase satisfaction",
Persepsi harga adalah
pandangan atau persepsi
mengenai harga bagaimana
pelanggan memandang harga
tertentu (tinggi, rendah, wajar)
mempengaruhi pengaruh yang
kuat terhadap maksud
membeli dan kepuasan
membeli.
1. Attractiveness yaitu
bagaimana pendapat
konsumen mengenai harga
yang ditawarkan apakah
menarik atau tidak
menarik
2. Fairness yaitu bagaimana
pendapat konsumen
mengenai harga yang
ditawarkan apakah wajar
atau tidak wajar jika
dibandingkan dengan
tawaran harga lain.
2 Peter J. Paul, and
Jerry C. Olson..
Consumer Behavior:
Perilaku Konsumen
dan Strategi
Pemasaran. Alih
bahasa: Damos
Sihombing, Sumarti,
Yati, Edisi 4, Jilid 1.
(Jakarta: Erlangga,
2000), p. 228.
Persepsi harga berkaitan
dengan bagaimana informasi
harga dipahami seluruhnya
oleh konsumen dan
memberikan makna yang
dalam bagi mereka. Pada saat
konsumen melakukan evaluasi
dan penelitian terhadap harga
dari suatu produk sangat
dipengaruhi oleh perilaku dari
konsumen itu sendiri.
1. Informasi Harga, yaitu
penjelasan tentang harga
yang ditawarkan (cara
pembayaran, fasilitas yang
diberikan, dll)
2. Makna Harga, yaitu
Manfaat dan Kualitas
yang diterima konsumen.
3 Kent B.Monroe,
Dhruv Grewal, and
R. Khrishnan, The
Effect of Price
Comparison
Advertising on
Buyer's Perception of
Acguisition Value,
Transaction Value
and behavioural
Intentions. Journal
Marketing. 2003.
Hal. 161.
Persepsi harga merupakan
kecenderungan konsumen
untuk menggunakan harga
dalam memberi penilaian
tentang kesesuaian manfaat
produk.
1. Perceived Quality
(Persepsi Kualitas yang
akan diterima Konsumen)
2. Perceived Monetary
Sacrifice (Persepsi Biaya
yang Dikeluarkan
Konsumen)
Kesimpulan/Sintesis Persepsi harga adalah ………
………………………………..
………………………………
Dimensi/Indikator:
1. …………………
2. ………………..
3. Dst-nya
76
76
TRANSFER MATERI LKDT KE DALAM TESIS/DISERTASI
BAB II
TINJAUAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
(Penulisan Menggunakan Sistem Harvard)
A. DESKRIPSI TEORITIK
1. Hakikat Kinerja
Olusola (2011: 570-577) mengemukakamn bahwa kinerja (job performance) adalah hasil
kerja karyawan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hasil kerja karyawan adalah
ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif terhadap kegiatan-kegiatan kerja, pelaksanaan tugas
jabatan dan pencapaian sasaran jabatan. Adapun Kinerja diukur secara kuantitatif dan
kualitatif berdasarkan factor-faktor Efisiensi dan Efektivitas dalam taraf pencapaian sasaran
jabatan. Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi taraf efisiensi dan efektivitas
pencapaian sasaran jabatan, berarti semakin tinggi kinerja karyawan.
Menurut O.K. Sakiru, D.V. Enoho, S.D. Kareem, and M. Abdullahi (2013: 53-57), kinerja
dapat dipandang sebagai hasil-hasil kerja yang dicapai individu setelah mengeluarkan upaya-
upayanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah Lingkungan Kerja
(work environment), Kelompok Kerja (the group where he/she works), Standar Kerja (work
standard), Inisiatif dalam Bekerja (work initiatives), dan Metode Kerja yang Efisien (efficient
methods).
Catatan untuk Penulis Tesis/Disertasi/Peneliti:
1. Anda hanya Memindahkan (Copy Paste) Materi dari dalam LKDT ke dalam Bab II Ini.
Tidak perlu terlalu banyak ditambahi kata/kalimat lain
2. Cukup ditulis: Difinisi Variabel + Dimensi/Faktor-faktor
3. Penulisan Nama Penulis Buku/Jurnal diurutkan sesuai urutan Sumber Teori dalam LKDT
III
77
77
BAB II
TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN
(Penulisan Menggunakan Sistem Footnote)
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Kepuasan Kerja
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly, Jr., dan Konopaske, Kepuasan Kerja adalah
sikap individu terhadap pekerjaannya, yang bersumber dari persepsinya tentang
pekerjaannya. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu Pay (gaji), Job
(kondisi pekerjaan), Promotion Opportunities (kesempatan promosi), Supervisor (Supervisi
atasan, dan Co-Workers (rekan kerja).1 Semakin tinggi penilaian karyawan terhadap factor-
faktor pekerjaannya, semakin tinggi taraf kepuasannya dalam bekerja.
Colquitt, Lepine, dan Wesson menyatakah bahwa kepuasan kerja adalah kondisi
emosional individu yang timbul dari penilaian terhadap pekerjaannya, atau pengalaman-
pengalaman pada pekerjaannya. Terdapat 5 faktor yg paling ingin diperoleh dan dinikmati
individu dalam bekerja, yaitu: gaji (tinggi dan pasti), promosi (kesempatan berdasarkan
kinerja dan kemampuan), supervisi atasan (hubungan kerja yang baik dgn atasan, dan
pemberian penghargaan), rekan kerja (hubungan yang baik dan bertanggungjawab), dan
pekerjaan itu sendiri (keleluasan merealisasi kemampuan, kreasi, prestasi, dan lain-lain).2
Semakin tinggi faktor-faktor tersebut dinikmati, semakin tingg taraf kepuasan kerja individu.
1 J.L. Gibson, J.M. Ivancevich, J.H. Donnelly, Jr., and R. Konopaske. Organization: Behavior, Structure and
Processes. New York: McGraw-Hill, 2006, pp. 108-109 2 J.A. Colquitt, J.A. Lepine, and M.J. Wesson. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill, 2011, pp.
104-126
78
Sekilas tentang Penulis
Widodo Sunaryo
Dilahirkan di kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 1954, anak
ketiga dari ayah Sunaryo dan ibu Sundari. Ayah berprofesi sebagai guru. Kehidupan
sejak masa kecil adalah kehidupan keluarga guru. Sejak kecil kedua orangtuanya
menginginkan agar kelak ia menjadi guru.
Pendidikan kesarjanaan ditempuh melalui Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, dengan konsentrasi pada bidang-bidang studi Psychometric dan
Industrial Psychology. Mendapat Beasiswa Pembinaan Bakat dan Prestasi dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1977-1979). Lulus
sebagai Sarjana (Drs) Psikologi pada Tahun 1980.
Mulai tahun 1981 bekerja secara tetap pada PT Taman Impian Jaya Ancol,
suatu badan usaha milik Pemerintah DKI Jakarta. Mendapat Tugas Belajar pada
Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM), Jakarta, pada program
Master of Business Administration, mulai tahun 1985 dan lulus tahun 1986. Karirnya
dimulai sebagai Staf Administrasi Penggajian Bagian Personalia, selanjutnya meraih
promosi menjadi Manajer Personalia (1987), General Manager Divisi Operasi
Rekreasi Tirta (1989-1992), General Manager Divisi Operasi Rekreasi Pantai (1993-
1994), Kepala Departemen Marketing (1994-1995), Kepala Satuan Pengawasan
Internal (SPI atau Internal Auditor, 1996), dan kemudian diangkat sebagai Direktur
Utama PT Taman Impian Jaya Ancol (1997-2002). Pada akhir tahun 2002,
mengambil Pensiun dari PT Taman Impian Jaya Ancol.
Pada tahun 2003 mengembangkan usaha Gadingmas Sportclub and Driving
Range, di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Saat ini, selain sebagai Pemegang
Saham dan Komisaris Perusahaan.
Pada tahun 2005 melanjutkan studi doktoral pada Bidang Studi Manajemen
Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, lulus tahun 2007.
Pada Tahun 2008-2011 menjadi Dosen pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Jakarta.
Pada tahun 2009 menjadi Dosen pada Program Pascasarjana Universitas
Pakuan, mengampu matakuliah-matakuliah Landasan Teori ManajemenPendidikan,
79
Sistem Informasi Manajemen, Manajemen Pemasaran, Manajeman Strategik,
Ekonomi Pendidikan, Evaluasi Kinerja, Pengambilan Keputusan, Manajemen
Sumber Daya Manusia, dan Perilaku Organisasi. Pada Tahun 2017 diangkat
sebagai Ketua Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan, Program
Pascasarjana, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia.
Karya-karya instrumen psikometrik yang pernah diciptakan:
1. Latihan Cepat-Cermat (LCC), yaitu instrumen psikometrik untuk mengukur
kecepatan dan kecermatan bekerja pada seleksi calon karyawan kasir dan
penjualan tiket pada PT Taman Impian Jaya Ancol (1984, tidak diterbitkan).
2. Tes EPM (Tes Efektivitas Pemecahan Masalah), yaitu instrumen pengukuran
efektivitas pemecahan masalah (2006, tidak diterbitkan).
3. Latihan Pengenalan Diri (PERI), yaitu instrumen psikometrik untuk mengukur dan
mendeskripsikan Profil Kepribadian Individu (2014, tidak diterbitkan).
4. Penyusunan Lembar Kerja Deskripsi Teoritik (LKDT), yaitu metode untuk
menghimpun dan menyusun deskripsi teoritik dari variable-variabel penelitian
untuk kepentingan penulisan tesis, disertasi dan rencana penelitian lainnya (ISBN
9.786025.062681, diterbitkan oleh Penerbit Program Pascasarjana Universitas
Pakuan, Bogor, Indonesia, 2018).
5. Penyusunan Lembar Kerja Instrumen Penelitian (LKIP), yaitu metode untuk
menyusun dan menulis instrument penelitian bentuk Angket atau Kuesioner, yang
diperlukan dalan dalam penyusunan tesis, disertasi atau rencana penelitian
lainnya (Diterbitkan oleh Yayasan Warkat Utama, Bogor, Indonesia, 2018).
6. Instrumen Pengukuran Gaya Kepemimpinan, yaitu instrumen psikometrik untuk
mengukur dan mendeskripsikan Profil Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
(ISBN 9.786026.090904, diterbitkan oleh Yayasan Warkat Utama, Bogor, Mei
2017).
------- ***** -------