Landasan Teori Proposal Gergaji

20
MESIN GERGAJI A. Definisi Mesin Gergaji Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Dapat dimaklumi bahwa mesin ini memiliki kepadatan operasi yang relatif tinggi pada bengkel-bengkel produksi. Mesin-mesin gergaji memiliki konstruksi yang beragam sesuai dengan ukuran, bentuk dan jenis material benda kerja yang akan dipotong. Untuk itu dibutuhkan ketelitian seseorang agar bisa mengoperasikan gergaji itu sendiri dan dapat memotong benda kerja dengan baik dan benar . Gergaji adalah alat yang menggunakan logam pemotong yang keras atau kawat dengan tepi kasar untuk memotong bahan yang lebih lunak. Tepi logam pemotong terlihat bergerigi atau kasar. Gergaji dapat digunakan dengan tangan atau didukung listrik. B. Bagian Mesin Gergaji Bagian-bagian mesin gergaji: 1. Tuas apit moncong untuk mengatur penjepit benda kerja 2. Moncong yang dapat digeser geserkan 3. Benda kerja yaitu logam besi 4. Daun gergaji unuk memotong benda kerja 5. Bingkai gergaji yaitu penahan daun gergaji 6. Hantaran bingkai gergaji 7. Pipa alat pendingin 8. Perkakas angkat 9. Tumpuan 10. Penampang tumpuan 11. Motor penggerak bagin ini adalah yang paling penting dikarenakan merupakan penggerak utama pada gergaji mesin C. Tipe Gergaji mesin 1. Mesin Gergaji Bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan ketebalan 1,25 mm sampai 3 mm dengan jumlah gigi rata-rata antara 1 sampai 6 gigi iper inchi dengan material HSS. Karena gerakkan yang bolak- balik, maka waktu yang digunakan untuk memotong adalah 50%. 2. Mesin gergaji piringan (Circular Saw)

Transcript of Landasan Teori Proposal Gergaji

Page 1: Landasan Teori Proposal Gergaji

MESIN GERGAJI

A. Definisi Mesin Gergaji

Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin gergaji merupakan mesin

pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Dapat dimaklumi bahwa mesin ini memiliki kepadatan operasi

yang relatif tinggi pada bengkel-bengkel produksi.

Mesin-mesin gergaji memiliki konstruksi yang beragam sesuai dengan ukuran, bentuk dan jenis material benda

kerja yang akan dipotong. Untuk itu dibutuhkan ketelitian seseorang agar bisa mengoperasikan gergaji itu sendiri

dan dapat memotong benda kerja dengan baik dan benar .

Gergaji adalah alat yang menggunakan logam pemotong yang keras atau kawat dengan tepi kasar untuk

memotong bahan yang lebih lunak. Tepi logam pemotong terlihat bergerigi atau kasar. Gergaji dapat digunakan

dengan tangan atau didukung listrik.

B. Bagian Mesin Gergaji

Bagian-bagian mesin gergaji:

1. Tuas apit moncong untuk mengatur penjepit benda kerja

2. Moncong yang dapat digeser geserkan

3. Benda kerja yaitu logam besi

4. Daun gergaji unuk memotong benda kerja

5. Bingkai gergaji yaitu penahan daun gergaji

6. Hantaran bingkai gergaji

7. Pipa alat pendingin

8. Perkakas angkat

9. Tumpuan

10. Penampang tumpuan

11. Motor penggerak bagin ini adalah yang paling penting dikarenakan

merupakan penggerak utama pada gergaji mesin

C. Tipe Gergaji mesin

1. Mesin Gergaji Bolak-balik (Hacksaw-Machine)

Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan

ketebalan 1,25 mm sampai 3 mm dengan jumlah gigi rata-rata antara 1 sampai 6 gigi iper inchi dengan material

HSS. Karena gerakkan yang bolak-balik, maka waktu yang digunakan untuk memotong adalah 50%.

 

2. Mesin gergaji piringan (Circular Saw)

Diameter piringan gergaji dapat mencapai 200 sampai 400 mm dengan ketebalan 0,5 mm dengan ketelitian

gerigi pada keliling piringan memiliki ketinggian antara 0,25 mm sampai 0,50 mm. pada proses penggergajian ini

Page 2: Landasan Teori Proposal Gergaji

selalu digunakan cairan pendingin. Toleransi yang dapat dicapai antara kurang lebih 0,5 mm sampai kurang

lebih 1,5 mm. prinsip kerja gergaji circular menggunakan mata berupa piringan yang berputar ketika memotong.

 

3. Mesin Gergaji Ukir (Jigsaw)

Jig Saw seringkali disebut gergaji ukir, karena memang jigsaw adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk

memotong atau menggergaji (kebanyakan kayu) dengan bentuk apa saja mulai dari bentuk kurva yang

melengkung-lengkung hingga yang lurus-lurus. Jadi kelebihan Jigsaw adalah dapat memotong dengan pola yang

tidak lurus karena gergaji lain rata-rata hanya bisa memotong lurus-lurus saja. Prinsip kerjanya gergaji jigsaw

bergerak naik turun saat memotong.

 

4. Mesin Gergaji pita (Band Saw)

Mesin gergaji yang telah dijelaskan sebelumnya adalah gergaji untuk pemotong lurus. Dalam hal mesin gergaji

pita memiliki keunikan yaitu mampu memotong dalam bentuk-bentuk tidak lurus atau lengkung yang tidak

beraturan. Kecepatan pita gergajinya bervariasi antara 18 m/menit sampai 450 m/menit agar dapat memenuhi

kecepatan potong dari berbagai jenis material benda kerja.

Page 3: Landasan Teori Proposal Gergaji

D. Jenis-jenis Mesin Gergaji

1. Gergaji Tangan

Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras,

sehingga ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui spesifikasi gergaji, dapat dilihat

pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah gigi perkepanjangan 25 mm.

2. Gergaji Pembelah

Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang untuk membelah kayu. Gergaji pembelah digunakan

untuk menggergaji kayu searah jaringan serat kayu dan mempunyai 31/2 hingga 4 pucuk gigi pada setiap

panjang 25 mm. Panjang daun antara 500 mm hingga 70 mm.

3. Gergaji Pemotong

Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang untuk memotong kayu. Jenis gergaji ini

digunakan untuk menyayat/memotong melintang jaringan serat kayu dan tepi potongnya mempunyai 5 hingga 7

pucuk gigi pada setiap kepanjangan 25 mm. Panjang daun antara 550 mm hingga 700 mm.

Page 4: Landasan Teori Proposal Gergaji

E. Cara Kerja Mesin Gergaji

a. Mengukur benda kerja yang akan dipotong dengan menggunakan sketmatch

b. Setelah diukur benda kerja ditandai dengan penggores

c. Cek kondisi gergaji apakah masih bisa digunakan dengan baik dan aman

d. Setelah itu pasang benda kerja pada ragum gergaji mesin

e. Tepatkan bagian yang digores ada benda kerja dengan mata gergaji untuk memperoleh hasil yang diinginkan

dan diikatkan dengan pengunci

f. Atur dengan kecepatan tertentu agar hasilnya lebih baik

g. Setelah itu nyalakan mesin gergaji dengan menekan tombol ON

h. Setelah benda kerja tersebut putus matikan gergaji dengan menekan tombol OFF

i. Untuk proses finishing kita diamkan sebentar dan dicelupakan kedalam air utuk mengurangi suhu pada benda

kerja tersebut

F. Perawatan Gergaji

Pengikiran Rapi pada gergaji

a. Gunakan kikir gergaji tirus untuk merapikan gigi gergaji.

b. Lakukan pengikiran rapi, tangan kiri memegang ujung kikir dan tangan kanan memegang tangkai kikir.

c. Jepitlah daun gergaji pada ragum khusus penjepit daun gergaji.

d. Ratakan mata gergaji menggunakan kikir, dengan bantuan blok dari kayu.

e. Jika semua pucuk gigi sudah berada dalam satu garis lurus maka setiap gigi akan menunjukkan permukaan

rata pada puncaknya.

Pengasahan Gigi Gergaji

a. Jepitlah daun gergaji pada klam khusus.

b. Kikirlah gigi gergaji secara berselang-seling hingga mempunyai sudut yang tepat, diukur dari sisi daun gergaji.

Untuk gergaji pemotong sudut asah 45° dan untuk gergaji pembelah 90°.

c. Lakukan pengasahan dari tangkai pegangan menuju ujung daun gergaji.

d. Apabila setiap gigi yang berselangan sudah ditajamkan, baliklah daun gergaji dalam ragum, dan tajamkan gigi

gergaji yang belum ditajamkan dengan cara yang sama seperti pada awal pengasahan.

http://ariefsuryowibowo.blogspot.co.id/2014/05/mesin-gergaji.html

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Page 5: Landasan Teori Proposal Gergaji

 

Industri mebel Indonesia ternyata masih memiliki pamor yang mengilap di pentas

perdagangan dunia. Permintaan yang dilayangkan oleh para pembeli di ajang beberapa

pameran memang merupakan sebuah peluang emas untuk meningkatkan kinerja ekspor

mebel negeri ini. Namun demikian, untuk mewujudkan hal itu, tentu tak semudah

membalikan telapak tangan. Kemampuan produsen nasional dalam menghasilkan

produk yang berkualitas dan dalam jumlah banyak, harus benar-benar dibuktikan.

Pemerintah juga telah mengupayakan untuk mengembangkan industri mebel. Apalagi

sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 komoditas unggulan

ekspor Tanah Air. Dengan kata lain, ekspor mebel masih bisa menjadi primadona untuk

menghasilkan devisa negara.

Imdustri mebel adalah salah satu bentuk industri yang bergerak di bidang perkayuan.

Dimana dalam hal ini pasti juga akan menghasilkan berbagai jenis limbah dalam

pengolahannya.

Bagi masyarakat Indonesia limbah merupakan sesuatu yang sangat kurang

pengelolaannya, kesalahan dalam mengelola akan menyebabkan limbah semakin

berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat, sehingga menyebabkan kerusakan

lingkungan dan bahaya penyakit bagi masyarakat, contohnya pencemaran lingkungan

terutama pencemaran pada air yang pada akhirnya menyebabkan banjir disaat musim

penghujan tiba. Limbah yang biasanya muncul dari industri mebel antara lain adalah

limbah kayu, limbah bahan pelitur, dan limbah tiplek yang berasal dari bahan dasar

pohon.

Semakin banyak jumlah pengangguran masyarakat di Indonesia maka semakin banyak

pula muncul berbagai industri-industri rumah tangga yang dapat menyerap banyak

penganguran yang mewabah di Indonesia. Misalkan limbah tiplek, limbah industri mebel

dipandang oleh masyarakat sebagai bahan yang sudah tidak bisa dimanfaatkan,

sehingga untuk memaksimalkan pemanfaatan yang memiliki nilai jual dan seni tinggi,

diperlukan kreatifitas dalam membentuk kerajinan tangan tersebut. Atas dasar hal

tersebut, maka muncullah gagasan untuk memanfaatkan limbah tiplek yang tidak

dimanfaatkan menjadi lebih bermanfaat.

Dalam proses pembuatan kerajinan tangan berbahan limbah pabrik mebel sangatlah

mudah dan sederhana, sehingga dapat dengan mudah diproduksi dalam jumlah yang

banyak. Selama ini limbah pabrik mebel hanya dibuang atau dibakar karena dianggap

Page 6: Landasan Teori Proposal Gergaji

sudah tidak bermanfaat, padahal limbah pabrik mebel mempunyai potensi untuk

dikembangkan menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual dan seni tinggi seperti hiasan

perabotan rumah tangga, mainan anak dan lain – lain.

Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut ialah dengan memberikan kreasi pada

sisi bentuk ( form ), penampilan ( style ), dan promosi ( promotion ).

Namun hingga saat ini,  pengolahan  limbah  mebel  yang  berupa  potongan-potongan 

kayu  masih  sangat sedikit  meskipun  sebenarnya  jika  diolah  dengan  baik,  limbah 

kayu  tersebut  dapat dirubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis. Oleh

karena itu, pengolahan mebel  dapat  dijadikan sebagai  peluang wirausaha.  Salah satu

bentuk pemanfaatan limbah mebel menjadi produk bernilai ekonomis, yaitu dengan

pembuatan kerajinan dari potongan kayu limbah mebel. Bentuk kerajinan kayu tersebut

dapat berupa sabak, tempat  pensil, piring saji, dan banyak alternatif lain.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik

pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi

mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan

saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country).

Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih

diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap

eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus

pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa,

misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap

timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk

tersebut.

Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang

menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup

sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi

masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat

merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak

diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.

RUMUSAN MASALAH

 

Page 7: Landasan Teori Proposal Gergaji

Berdasarkan latar belakang pendahuluan maka timbul rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa jenis-jenis limbah yang dihasilkan oleh industri mebel?

2. Bagaimanakah cara pengolahan limbah industri tersebut agar tidak menimbulkan

masalah bagi lingkungan di sekitarnya?

TUJUAN

Tujuan penulisan Proposal ini adalah :

1. Mengetahui jenis-jenis limbah/produk buangan dari industri Mebel

2.  Mengetahui masalah yang ditimbulkan oleh limbah yang dihasilkan dari industri mebel

3.  Mengetahui cara penanganan limbah tersebut

4.  Mengetahui cara pengolahan dan pengelolaan limbah hasil buangan industri mebel

MANFAAT

Makalah ilmiah ini disusun  dengan harapan dapat memberikan salah satu solusi

penanganan limbah padat industri mebel sehingga meminimalisir terjadinya kerusakan

lingkungan oleh limbah-limbah tersebut.Lalu manfaaat penelitian ini Bagi Instansi adalah

Memahami betapa merugikannya limbah buangan  yang tidak diolah lebih lanjut.

Sedangkan manfaat Bagi Pembaca dan Peneliti adalah Memahami cara pengurangan

jumlah limbah dari produksi mebel teutama limbah Triplek dan Mengetahui cara

pengolahan Limbah Mebel “ Triplek” .

 

 

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

 

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan

sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu

Page 8: Landasan Teori Proposal Gergaji

bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah

juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan

benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang

oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna

dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan

pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda

ekonomis.

Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti

kursi , meja , dan lemari . Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak.

Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar,

tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture

(1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau

perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi

yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.

Dalam kata lain, mebel atau furnitur adalah semua benda yangada di rumah dan

digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda kecil

seperti pakaian atau cangkir . Mebel terbuat dari kayu , papan , kulit , sekrup , dll.

Tahap-tahap aktifitas produksi pada industri mebel adalah persiapan bahan baku,

proses produksi, dan pengemasan produk.

Tahap persiapan bahan baku meliputi pembersihan material dari kotoran, pembuangan

kulit(pada industri gelondongan), pemotongan menjadi ukuran yang lebih kecil serta

penghalusan sehingga kayu siap digunakan. Proses produksi adalah proses

pembentukan bahan baku menjadi produk yang diinginkan. Tahap akhir adalah

pengemasan produk yang meliputi penghalusan, pewarnaan(pengecatan), proses

finishing dan pengepakan.

Limbah utama dari industri kayu yang jelas adalah potongan – potongan kecil dan

serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut

sangat sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi barang lain

yang memiliki nilai ekonomis. Beberapa limbah lain dari sebuah industri furniture

sebenarnya memiliki peran yang besar pada sebuah ‘costing’ serta dampak lingkungan

sehingga akan sangat bermanfaat apabila bisa dikurangi. Limbah utama industri kayu:

Page 9: Landasan Teori Proposal Gergaji

1. Potongan kayu dan serbuk gergaji sebagai bahan dasar pembuatan perabot kayu.

Serbuk gergaji dan serpihan kayu dari proses produksi saat ini pada umumnya

dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan tambahan untuk membuat plywood, MDF

(medium Density Fiber board) dan lembaran lain. Pada perusahaan dengan skala kecil

dan lokasi yang jauh dari pabrik pembuat chipboard memanfaatkan limbah ini sebagai

bahan tambahan pembakaran boiler di Kiln Dry. Sebagian pula dimanfaatkan oleh

masyarakat sekitar sebagai bahan bakar untuk industri yang lebih kecil seperti batu

bata, kermaik atau dapur rumah tangga.

2. Limbah bahan finishing beserta peralatan bantu lainnya. Ini limbah terbanyak kedua

setelah kayu dan pada kenyataannya (di Indonesia) belum begitu banyak perusahaan

yang menyadari dan memahami betul tentang tata cara penanganan limbah tersebut.

Beberapa masih melakukan pembuangan secara tradisional ke sungai dan ke dalam

tempat pembuangan tertentu di dalam area perusahaan tanpa mempertimbangkan

dampak lingkungannya.

Bahkan ada beberapa perusahaan yang ‘menjual’ thinner bekas kepada penduduk yang

tinggal di sekitar pabrik dan selanjutnya diproses untuk keperluan lain yang kurang jelas.

Ada sebuah organisasi di bawah pengawasan pemerintah yang bertanggung jawab

untuk mengelola limbah kimia tersebut. PT. PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri)

adalah perusahaan pertama di Indonesia yang mengelola limbah B3 (Bahan Berbahaya

dan Beracun).

C. Limbah kimia sekunder sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri kayu misal:

accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan lain-lain. Limbah ini

belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum terkoordinasi dengan baik.

Kebanyakan dari sejumlah industri tidak benar2 ‘membuang’ limbah ini keluar dari

pabrik. Kadang – kadang hanya disimpan di sebuah area engineer atau gudang barang

bekas dan ditumpuk bersama – sama dengan peralatan bekas yang lain. Mereka hampir

tidak tahu bagaimana solusi terbaik untuk melenyapkan limbah tersebut.

1. Bahan pembantu lain seperti kardus, plastik pembungkus, kertas amplas bekas, kain

bekas untuk proses finishing, pisau bekas dari mesin serut dan lainnya. Dari sekian

limbah yang dihasilkan, menurut pengamatan penulis hanya limbah pertama yang benar

– benar dipahami oleh beberapa industri kayu bagaimana cara penanganannya yang

baik dan sesuai. Sedangkan limbah utama lainnya masih menjadi sebuah tanda tanya

yang tidak jelas atau bahkan masih menjadi prioritas paling akhir setelah pemikiran

tentang pembaharuan mesin dan investasi baru di dalam pabrik.

 

Page 10: Landasan Teori Proposal Gergaji

BAB III

PEMBAHASAN

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat

menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.

Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu

pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan

pengolahan.

Tempat disekitar pabrik limbah mebel merupakan tempat yang mudah untuk

memperoleh limbah mebel, karena setiap harinya pabrik tersebut selalu membuang

limbah mebel dalam jumlah yang banyak, maka dari itu untuk membantu proses

pengelolaan limbah mebel yang hanya akan di bakar maka limbah tersebut dapat di olah

untuk dijadikan sebuah barang yang mempunyai nilai jual dan seni tinggi. Selain itu juga

dapat mengurangi pencemaran lingkungan baik pada tanah, air dan udara.

Proses pemanfaatan limbah mebel ini sangatlah mudah baik dari segi pengumpulan

bahan, peralatan–peralatan yang digunakan, hingga pada proses pembuatannya. Dalam

pengumpulan bahan masih dapat digolongkan mudah karenalimbah ini masih jarang di

manfaatkan oleh masyarakat, peralatan–peralatan yang digunakan dapat dijumpai di

toko–toko terdekat, sedangkan untuk proses pembuatannya dari awal hingga akhir

hanya membutuhkan ketelitian saat proses pengemalan, pemotongan dan

pengecatannya.

Kini limbah mebel yang berbahan dasar tiplek tidak akan lagi berada di tempat sampah

untuk di bakar, melainkan akan dijadikan sebuah hiasan di rumah-rumah, sehingga

rumah akan terlihat menjadi lebih baik.

Bagi pengrajin, limbah mebel itu limbah. Kalo kita mau lebih kreatif, inovatif dan sering

bereksperimen untuk menghasilkan barang bagus, mungkin tidak akan muncul istilah

limbah mebel.

Industri mebel dan ukir ini menggunakan material kayu sebagai bahan utama, sehingga

kegiatan industri ini dapat menghasilkan limbah kayu seperti: limbah akar pohon, ranting

kayu (cabang), hasil potongan penggergajian, serbuk gergaji, dan kulit kayu. Sisa-sisa

kayu  oleh masyarakat setempat biasanya dibiarkan dimakan rayap, sering digunakan

untuk bahan kayu bakar, bahan bakar industri batu bata, dan keramik. Padahal apabila

Page 11: Landasan Teori Proposal Gergaji

dilakukan pemanfaatan limbah kayu ini atau material kerajinan seni maka dapat

memperoleh nilai tambah dan nilai ekonomis. Dengan memanfaatkan disiplin ilmu

desain, maka bahan kayu limbah tadi dapat dibuat menjadi alternatif desain aneka

produk. Misalnya: produk dalam bentuk souvenir, pewadahan, dan bentuk karya seni

lainnya seperti patung, mainan anak-anak, alat olah raga, alat terapi kesehatan dan

sebagainya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimentatif dengan

membuat berbagai alternatif aneka produk dengan menggunakan bahan limbah kayu

dengan

pertimbangan pada aspek-aspek dalam desain, misalnya bentuk, ukuran, fungsi, tekstur,

finishing, dll. Pendekatan penelitian dilakukan dengan pendekatan lingkungan dan

sejarah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sejarah sosial masyarakat

terhadap kegiatan  industri mebel dan ukir di Jepara. Analisis data digunakan format

analisis kusioner dari beberapa pertanyaan baik wawancara, observasi, rekaman visual,

maupun penyebaran angket. Analisa data yang lain digunakan adalah teknik

perencanaan strategi SWOT dengan pertimbangan kekuatan (strenght), kelemahan

(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Apabila terdapat data yang

masih kurang dicarikan tambahan data untuk melengkapi baik dalam bentuk naratif,

tabel gambar, serta rekaman visual, selanjutnya diinterprestasikan dalam penarikan

kesimpulan.

Pada hasil penelitian ini dapat diungkapkan bahwa limbah kayu yang selama ini

dibiarkan oleh masyarakat di Jepara dapat mempunyai nilai ekonomis apabila dibuat

dalam

alternatif desain aneka produk, misalnya: pewadahan, dudukan lampu, mainan anak-

anak, alat olah raga, alat terapi kesehatan, dll. Pemberdayaan masyarakat melaui

pendidikan dan pelatihan adalah merupakan strategi yang tepat dalam memanfaatkan

limbah kayu ini menjadi aneka produk sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan turut mengurangi pengangguran.

Sebagaimana diketahui, limbah kayu adalah bahan organik yang terbentuk dari

senyawa-senyawa karbon seperti hollo sellulose (sellulose dan hemi sellulose), lignin

dan sedikit senyawa karbohidrat, sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber energi.

Page 12: Landasan Teori Proposal Gergaji

pada sesi ini pengolahan limbah padat lebih difokuskan pada proses pemanfaatannya

baik secara langsung maupun setelah melalui proses daur ulang.

1. pemanfaatan sebagai kayu bakar

Secara tradisional sejak dahulu, limbah kayu sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar

di rumah-rumah tangga untuk keperluan memasak. limbah kayu berupa serpihan dapat

langsung dijadikan kayu bakar, sedangkan limbah kayu berupa serbuk biasanya

dijadikan bahan bakar setelah dipadatkan menjadi “angklo”. Caranya, serbuk kayu

setelah dikeringkan dimasukkan kedalam cetakan berupa tunggu, kemudian dipadatkan

dan langsung dapat dibakar.

2. pemanfaatan sebagai bahan baku pupuk organik

Limbah industri kayu, terutama yang berbentuk serbuk dapat dimanfaatkan sebagai

bahan baku pembuatan pupuk kompos, setelah dicampur dengan limbah – limbah lain

seperti sampah organik, daun – daunan, sisa – sisa makanan dan lumpur organik pada

unit pengolahan limbah. Umumnya bahan – bahan pencampur di atas mempunyai kadar

air cukup tinggi, sehingga serbuk kayu dismping berfungsi sebagai sumber karbon juga

sebagai media penyerap air. Bagan pembuatan kompos dari bahan baku campuran

limbah – limbah organik termasuk limbah industri perkayuan adalah seperti gambar di

bawah ini.

Tahap – tahap Produksi Kompos Dari Limbah Organik

Bahan baku –> fermentasi tahap I –> fermentasi tahap II –> sizing & packaging — >

kompos

Pertama, campuran bahan baku ditumpuk dalam ruangan yang diberi atap agar tidak

terkena hujan. Kemudian membiarkan selama sekitar 3 minggu sampai terjadi proses

penguraian senyawa – senyawa komplek berantai panjang menjadi senyawa sederhana

oleh mikroba yang ada didalam limbah tersebut. Selama proses fermentasi suhu akan

naik sampai mencapai 70oC.

Secara periodik,bahan- bahan kompos tersebut diaduk guna membebaskan panas yang

tersimpan, disamping itu fungsi lainnya adalah untuk homogenisasi campuran. Proses

ini disebut fermentasi tahap I. Selanjutnya kompos setengah jadi hasil tahap I

dipindahkan keruangan lain untuk proses lanjutan pada fermentasi tahap II. Disini akan

Page 13: Landasan Teori Proposal Gergaji

terjadi reaksi penyempurnaan, bahan – bahan yang belum sempat terurai pada tahap I

akan didegradasi lagi.

Proses tahap II berlangsung selama 2-3 minggu, dan suhunya berkisar  antara 40 – 

45 oC. Setelah proses komposting  selesai, kompos hasil fermentasi tahap II yang

banyak mengandung mikroba aktif, sebagai dicampur dengan bahan baku segar.

Dengan demikian proses komposasi selanjutnya akan berlangsung lebih cepat lagi.

Pada tahap pengayakan ( sizing ) dan pengemasan ( packaging ), pupuk kompos

dibersihkan dari kotoran – kotoran yang mungkin masih terikut, kemudian dihaluskan

sampai ukuran yang diinginkan. Produk yang sudah bersih dan halus ditimbang,

selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan siap untuk dipasarkan.

3.Pemanfaatan sebagai bahan baku produksi etanol

Sebagaimana telah diuraikan di atas, limbah pada industri perkayuan merupakan bahan

organik yang komponen utamanya adalah senyawa sellulose yang sangat berpotensi

dijadikan bahan baku pada industri etanol (alkohol) substitusi bahan bakar.

Pertama, senyawa sellulose dikoversi menjadi sakarida atau gula melalui proses

sakarifikasi dengan asam pekat. Padatan yang tidak terdekomposisi yaitu senyawa

lignin, dipisahkan dari larutan sakarida pada unit filtrasi, selanjutnya lignin dijadikan

bahan bakar padat. Asam yang terikut bersama larutan sakarida diambil pada unit

rekoveri asam, kemudian dikembalikan ke tangki sakarifikasi untuk digunakan lagi.

Larutan sakarida hasil proses sakarifikasi dimana komponen utamanya adalah glukosa,

selanjutnya difermentasi menjadi etanol pada bioreaktor.

Air limbah ini kemudian digunakan lagi pada proses produksi setelah diolah melalui

beberapa tahapan proses penetralan asam, penguraian polutan-polutan karbon organik

dan senyawa-senyawa ammonia.

 

BAB IV

KESIMPULAN

Page 14: Landasan Teori Proposal Gergaji

 

1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa Limbah pada industri mebel ada

bermacam-macam, yaitu :

1. Potongan kayu dan serbuk gergaji

2. Limbah bahan finishing

3. Limbah kimia sekunder

Dan untuk mengurangi bahaya yang diakibatkan oleh limbah maka dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu :

1. Pemanfaatan sebagai kayu bakar

2. Pemanfaatan sebagai bahan baku pupuk organik

3. Pemanfaatan sebagai bahan baku produksi etanol

1. SARAN

Perbandingan antara Limbah yang diolah dengan limbah yang tidak diolah/dibiarkan

saja, jumlahnya sangan jauh sekali. Sehingga sebisa mungkin kita haarus menjaga

lingkungan dengan memperkecil penggunaan limbah dengan cara

4R(Reuse,Recycle,Reduce dan Replace)

 

Sumber:

http://modifer22.blogspot.com/2011/12/blog-post.html

https://alimudinharahap.wordpress.com/2014/12/28/proposal-pengolahan-limbah-mebel/

pengolahan limbah serbuk kayu dengan menerapkan sistem waste to product

Karena sifat dan karakteristiknya yang unik, kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah berupa serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat.

Page 15: Landasan Teori Proposal Gergaji

Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2 % per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m3 (Priyono,2001). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya daya dukung hutan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu. Keadaan ini diperparah oleh adanya konversi hutan alam menjadi lahan pertanian, perladangan berpindah, kebakaran hutan, praktek pemanenan yang tidak efisen dan pengembangan infrastruktur yang diikuti oleh perambahan hutan. Kondisi ini menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain melalui konsep the whole tree utilization, disamping meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa non kayu, dan pengembangan produk-produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu.

Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat.

Pengolahan waste to product merupakan pengolahan limbah menjadi bahan baku atau produk baru yang bernilai ekonomis. Dalam pengelolaannya, waste to product harus menerapkan prinsip-prinsip:

1. Reduce;

Reduce artinya mengurangi. Dalam hal ini, diharapkan kita dapat mengurangi penggunaan material kayu yang dapat menambah jumlah limbah serbuk kayu, serta dapat mengurangi dan mencegah kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara liar tanpa memperhatikan kondisi lingkungan.

2. Reuse;

Reuse artinya pemakaian kembali. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini, maksudnya adalah menggunakan kembali serbuk gergaji menjadi bahan baku untuk membuat briket arang yang bernilai ekonomis.

3. Recycle;

Recycle artinya mendaur ulang. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini, maksudnya adalah mendaur ulang serbuk gergaji menjadi produk baru, yaitu briket arang.

4. Dapat mengurangi biaya;

Seperti telah diketahui, saat ini sedang terjadi krisis energi bahan bakar. Saat ini minyak tanah telah langka, dan harga gas LPG melonjak. Banyak rakyat kecil yang merasa terbebani

Page 16: Landasan Teori Proposal Gergaji

dengan adanya kenaikan harga gas LPG tersebut. Dengan adanya briket arang, diharapkan hal tersebut dapat teratasi dan mampu menolong rakyat kecil. Pengolahan limbah serbuk kayu menjadi briket arang sangat mudah dan biaya produksinya pun sedikit, karena bahan bakunya berasal dari limbah yang dengan mudah dapat kita peroleh dimana-mana. Selain itu pengolahan limbah ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket arang dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian.

5. Mampu menghemat energi;

Pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi briket arang terbukti mampu menghemat penggunaan energi. Pada tahun 1990 berdiri pabrik briket arang tanpa perekat di Jawa Barat dan Jawa Timur yang menggunakan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku utamanya.

Kualitas briket arang yang dihasilkan mempunyai nilai kalor kurang dari 7000 kal/g yaitu sebesar 6341 kal/g dan kadar karbon terikatnya sebesar 74,35 %. Namun demikian studi yang dilaksanakan di Jawa Barat menunjukkan bahwa pabrik briket arang dengan kapasitas sebanyak 260 kg briket arang/hari dapat menguntungkan. Di pasar swalayan sekarang dapat dibeli briket arang dari kayu dengan dengan harga jual Rp 12.000/2,5 kg.

Apabila briket arang dari serbuk gergajian ini dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai pengganti minyak tanah maupun kayu bakar maka akan dapat terselamatkan CO2 sebanyak 3,5 juta ton untuk Indonesia, sedangkan untuk dunia karena kebutuhan kayu bakar dan arang untuk tahun 2000 diperkirakan sebanyak 1,70 x 109 m3 (Moreira (1997) maka jumlah CO2 yang dapat dicegah pelepasannya sebanyak 6,07 x 109 ton CO2/th.

6. Eco-efisiensi;

Eco-efisiensi disini maksudnya pengolahan limbah serbuk gergaji diharapkan dapat berimbas positif terhadap lingkungan. Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.

Sebagai informasi tambahan, berikut merupakan cara pembuatan briket arang dari limbah serbuk gergaji.

1. Peralatan

▪ Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh

▪ Cetakan briket

▪ Oven.

2. Bahan

Page 17: Landasan Teori Proposal Gergaji

▪ Serbuk gergaji

▪ Tempurang kelapa

▪ Lem kanji

3. Tahapan pembuatan

a. Pengarangan

Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual (dibakar).

b. Pengayakan

Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan tempurung kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.

c. Pencampuran media

Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung kelapa 10 %. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.

d. Pencetakan Briket Arang

Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan briket dan dikempa

http://onlinebuku.com/2009/04/07/pengolahan-limbah-serbuk-kayu-dengan-menerapkan-sistem-waste-to-product/