PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk...

33
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON PADA BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN KARAKTERISTIK ABSORPSI BUNYI QANITAH LUTHFIAH DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk...

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU

SENGON PADA BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN

KARAKTERISTIK ABSORPSI BUNYI

QANITAH LUTHFIAH

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan

Serbuk Gergaji Kayu Sengon pada Beton Terhadap Kuat Tekan dan Karakteristik

Absorpsi Bunyi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2016

Qanitah Luthfiah

NIM E24120036

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

ABSTRAK

QANITAH LUTHFIAH. Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Sengon

pada Beton Terhadap Kuat Tekan dan Karakteristik Absorpsi Bunyi. Dibimbing

oleh LINA KARLINASARI dan FENGKY SATRIA YORESTA.

Serbuk kayu gergajian merupakan salah satu jenis limbah di industri

penggergajian kayu yang saat ini belum optimal pemanfaatannya. Penambahan

serbuk kayu diharapkan dapat meningkatkan porositas pada beton untuk

memperbaiki kualitas penyerapan bunyi pada beton. Penelitian ini bertujuan

mengetahui kuat tekan dan penyerapan bunyi beton dengan campuran serbuk kayu.

Pengujian bahan dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan karakteristik

material campuran beton. Selanjutnya, pembuatan beton dilakukan dengan

mencampurkan semen, pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji

dengan persentase 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dan ditambahkan air. Sebelum

dilakukan pengujian beton didiamkan selama ±28 hari. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penambahan serbuk kayu 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%

menurunkan nilai kuat tekan beton. Penambahan 0,5% serbuk kayu sengon pada

beton dihasilkan penyerapan koefisien absorpsi bunyi terbaik terutama pada

frekuensi 1600 Hz – 2000 Hz.

Kata kunci : absorpsi bunyi, beton, kuat tekan

ABSTRACT

QANITAH LUTHFIAH. The Effect of Sengon’s Sawdust Addition in Concrete to

Compressive Strength and Sound Absorption Characteristics. Supervised by

LINA KARLINASARI dan FENGKY SATRIA YORESTA.

Sawdust is kind of waste in sawmill industry that has not been optimalited

utilited. The addition of sawdust was expected to increase the porosity of the

concrete as well as to improve the quality of sound absorption. The aim of this

research was to determine the compressive strength and sound absorption

characteristic of concrete which have been added by sengon’s sawdust.

Preleenary, testing of materials were peformed to obtain the material

characteristics of concrete mix. Furthermore, the manufacture of concrete were

made by mixing cement, sand, and gravel followed by the addition of sawdust

with a percentage of 0.5%, 1%, 1.5% and 2% and added water. Conditioning was

done for ± 28 days. The results showed that the addition of sawdust 0.5%, 1%,

1.5% and 2% decrease the compressive strength of concrete. The addition 0,5% of

sawdust wate of sengon to concrete revealed the best sound absorption maney in

midlle frekunsi rase 1600 Hz – 2000 Hz.

Keywords: sound absorption, concrete, compressive strenght

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Hasil Hutan

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU

SENGON PADA BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN

KARAKTERISTIK ABSORPSI BUNYI

QANITAH LUTHFIAH

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah

ini berjudul “Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu pada Beton Terhadap

Kuat Tekan dan Karakteristik Absorpsi Bunyi” yang dilaksanakan sejak bulan

Mei 2016 sampai dengan Juli 2016.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Lina Karlinasari, S.Hut,MSc

F.Trop dan Bapak Fengky Satya Yoresta, ST, MT selaku pembimbing atas

bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama ini dan Bapak Dr. Ir. Bahruni

MS selaku dosen penguji. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada

bapak, ibu serta seluruh keluarga, dan sahabat-sahabat tercinta Fahutan 49 dan

THH 49 atas segala doa dan kasih sayang serta bantuannya.

Bogor, November 2016

Qanitah Luthfiah

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Hipotesis penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Penelitian 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Analisa ukuran bahan 7

Uji Karakteristik Bahan 8

Kuat Tekan Beton 9

Pengujian Absorpsi Bunyi 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 19

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik Bahan Penyusun Beton 8

2 Kebutuhan Bahan Baku Penyusun Beton 9

DAFTAR GAMBAR

1. Susunan saringan berdasarkan tingkatan ukuran luasan saringan 3

2 Cetakan kubus (a) dan cetakan silinder (b) 5

3 Grafik persentase pasir lolos saringan 7

4 Grafik persentase kerikil lolos saringan 7

5 Grafik kuat tekan beton dengan penambahan serbuk dan tanpa

penambahan serbuk 10

6 Grafik koefisien absorpsi bunyi beton 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Grafik standar analisa ukuran bahan pada pasir 14

2. Grafik standar analisa ukuran bahan pada kerikil 14

3 Tabel campuran bahan penyusun beton 15

4 Gambar kerusakan contoh uji pada kuat tekan beton 16

5 Hasil perhitungan analisis keragaman pada kuat tekan beton 17

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beton merupakan campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir,

kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh

air dalam perbandingan tertentu (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk

beton tersebut dicampur merata dengan komposisi tertentu menghasilkan suatu

campuran yang homogen sehingga dapat dituang dalam cetakan untuk dibentuk

sesuai keinginan. Penggunaan beton sebagai bahan bangunan atau material

konstruksi sangat umum digunakan baik untuk struktur rumah tinggal, gedung

bertingkat, dan berbagai macam infrastruktur yang lain. Dalam struktur sebuah

bangunan beton biasanya digunakan untuk perumahan, gedung, jembatan,

pengerasan jalan, bendungan, terowongan dan sebagainya. Selain itu beton juga

banyak digunakan pada bangunan bertingkat sebagai balok, kolom, plat lantai dan

pondasi (Julianto 2013). Beton sebagai bahan konstruksi bangunan paling banyak

digunakan saat ini. Hal tersebut dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan

bila dibandingkan dengan bahan-bahan konstruksi lain, diantaranya karena harga

yang relatif murah, umur yang tahan lama, kemampuan menahan gaya tekan yang

tinggi, serta ketahanan yang baik terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. Namun,

beton juga memiliki kekurangan yaitu berat struktur menjadi lebih besar akibat

beban dari berat beton sendiri dan bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah

(Mulyono 2004).

Serbuk kayu (sawdust) adalah limbah yang diperoleh dari hasil

penggergajian kayu yang menggunakan mesin maupun manual. Serbuk kayu

mengandung komponen kimia kayu berupa selulosa dan hemiselulosa. Serbuk

kayu gergajian pada dasarnya merupakan bahan berpori, sehingga air mudah

terserap dan mengisi pori-pori tersebut. Sifat kayu adalah higroskopis sehingga

mudah menyerap air (Wardono 2006).

Sampai saat ini pengolahan sisa serbuk kayu sisa penggergajian masih

belum dimanfaatkan secara optimal. Serbuk kayu gergajian tersebut biasanya

dibuang ataupun dibakar. Ada juga sebagian kecil orang yang menggunakan sisa

serbuk kayu gergajian ini sebagai pupuk kompos atau sebagai bahan bakar.

Serbuk kayu gergajian salah satu jenis bahan limbah yang bersifat organik yang

merupakan limbah yang terdapat pada lingkungan industri penggergajian kayu

atau pengrajin furniture.

Menurut Tsoumis (1991), kayu memiliki kelebihan dibandingkan dengan

yang lain karena struktur berpori. Material yang berpori (porous) dapat

meningkatkan sifat penyerapan bunyi. Oleh karena itu, suatu material yang

dicampur dengan berbagai bahan penyusun yang dianggap dapat meningkatkan

sifat porositas diharapkan meningkatkan sifat penyerapan bunyi, begitu pula

dengan beton.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kuat tekan dan

penyerapan bunyi beton campuran serbuk gergaji kayu sengon.

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

2

Hipotesis

Beton merupakan campuran pasir, kerikil, dan semen yang dipersatukan

oleh dengan perbandingan tertentu. Beton dengan penambahan serbuk kayu

sengon memberikan pengaruh terhadap sifat kuat tekan dan absorpsi bunyi beton.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

terkait kualitas mekanis dan penyerapan bunyi beton campuran serbuk kayu.

METODE

Waktu dan Tempat Peneltian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2016 di

Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pakuan untuk uji analisis ukuran dan

karakteristik bahan, Laboratorium Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan

Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian untuk uji kuat tekan beton,

Laboratorium Rekayasa Desain Bangunan Kayu, Departemen Hasil Hutan,

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, dan PUSLITBANG Permukiman

dan Perumahan untuk uji absorpsi bunyi beton.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah semen, air, kerikil, pasir,

dan serbuk gergaji kayu sengon (Paraserienthies falcataria) dari limbah

pengergajian kayu masyarakat di daerah Cibanteng, Dramaga Bogor. Peralatan

yang digunakan adalah paralon berukuran diameter 3 cm dan panjang 10 cm,

cetakan kubus ukuran (15x15x15) cm3, gelas ukur 500 ml, piknometer, timbangan,

saringan, camera, dan alat tulis.

Prosedur Penelitian

Analisis Ukuran Bahan Analisa ukuran bahan merupakan prosedur yang dilakukan untuk

mengetahui gradasi ukuran dari pasir dan kerikil untuk bahan penyusun beton.

Gradasi tersebut nantinya digunakan untuk menentukan persentase agregat dan

menentukan kebutuhan masing-masing bahan baku. Pasir yang digunakan

berukuran 0,15 - 5,00 mm, sedangkan kerikil yang digunakan berukuran

maksimum 25,00 mm. Pasir dan kerikil yang akan dianalisa dioven terlebih

dahulu dengan suhu (110±5)ºC selama 24 jam. Pasir dan kerikil yang sudah

dioven kemudian disaring dengan saringan dari diameter terbesar hingga terkecil

(Gambar 1). Ukuran luasan elemen saringan terbesar berdiameter 38,0 mm, dan

yang terkecil 2,40 mm untuk kerikil. Sedangkan ukuran luasan elemen saringan

untuk pasir terbesar berukuran diameter 4,76 mm dan terkecil 0,15 mm.

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

3

Gambar 1. Susunan saringan berdasarkan tingkatan ukuran luasan saringan

Berat setiap bahan yang tertahan pada masing-masing tingkatan ukuran saringan

ditimbang untuk mengetahui berat bahan yang diuji. Analisa berat dan persentase

bahan tertahan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Berat tertahan = (berat saringan (kg) + benda uji (kg)) – (berat saringan (kg))

Persentase tertahan (%) =

× 100

dimana i adalah berat setiap bahan pasir dan kerikil yang tertahan pada tiap

saringan.

Analisa ukuran bahan mengacu pada ASTM C-33 (lampiran 1) tentang

bahan yang baik digunakan untuk bahan baku penyusun beton yaitu yang

ukurannya terdapat diantara batas atas dan batas bawah sesuai dengan standar

tersebut.

Pengujian Karakterstik Bahan

Karakteristik bahan pasir dan kerikil yang diuji adalah kadar lumpur, kadar

air, berat jenis, dan modulus kehalusan. Pengujian kadar lumpur pasir diawali

dengan memasukkan pasir kedalam gelas ukur 500 ml setinggi ±250 ml.

Selanjutnya ditambahkan air hingga mencapai ketinggian gelas ukur sebanyak

±450 ml. Kemudian, gelas ukur dikocok hingga pasir dan air tercampur.

Campuran pasir dan air didiamkan selama 24 jam sampai lumpur, kotoran lain dan

pasir terpisah. Tinggi lumpur dan tinggi pasir diukur untuk mendapatkan nilai

kadar lumpur. Adapun perhitungan nilai kadar lumpur dengan persamaan sebagai

berikut :

Kadar lumpur (%) =

× 100

dimana V1 adalah tinggi pasir (ml), dan V2 adalah tinggi lumpur (ml)

ukuran diameter

saringan terbesar

ukuran diameter

saringan terkecil

alas

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

4

Penentuan kadar air pasir dan kerikil dilakukan dengan menimbang berat

wadah, pasir dan kerikil. Wadah beserta bahan ditimbang, kemudian dimasukkan

kedalam oven selama 24 jam pada suhu (110±5) ºC. Setelah itu, wadah beserta

pasir dan kerikil ditimbang. Kadar air dihitung menggunakan persamaan berikut :

Kadar air (%) =

× 100

dimana berat air adalah berat bahan alami (kg) – berat bahan kering (kg); berat

bahan kering adalah berat wadah (kg) + bahan kering (kg) – berat wadah (kg)

Berat jenis ditentukan dengan menimbang bahan pasir dan kerikil (B),

kemudian piknometer diisi dengan air hingga 90% kapasitas piknometer sampai

batas tera (C). Selanjutnya, bahan dikeringkan dalam oven pada suhu (110±5)ºC

selama 24 jam. Setelah itu piknometer yang telah kosong diisi dengan bahan yang

telah dioven dan air hingga sampai batas tera dan piknometer direndam selama 24

jam dalam air dan ditimbang (D). Berat jenis bahan dihitung dengan persamaan

berikut :

Berat jenis =

dimana B adalah berat bahan awal (kg), D adalah berat piknometer+bahan setelah

dioven+air (kg), dan C adalah berat piknometer+air (kg).

Modulus kehalusan adalah suatu indeks yang dipakai untuk ukuran

kehalusan atau kekasaran butiran agregat. Angka kehalusan dari suatu bahan

dihitung modulus kehalusannya dengan persamaan sebagai berikut :

Modulus kehalusan = ∑

dimana i adalah persentase tertahan pasir dan kerikil pada tiap saringan.

Berat serbuk kayu digunakan sebagai bahan penyusun beton ditentukan

dengan persamaan berikut :

BS= PS × BTB

dimana BS adalah berat serbuk (kg), PS adalah persentase serbuk yang digunakan

(kg), dan BTB adalah berat bahan total penyusun beton (kg). Persentase serbuk

yang digunakan terdiri atas 0% (S0), 0,5% (S1), 1% (S2), 1,5% (S3), dan 2% (S4).

Pembuatan Contoh Uji Beton dan Beton Campuran Serbuk Sengon

Beton pada dasarnya merupakan campuran semen, pasir, dan kerikil.

Serbuk kayu digunakan sebagai zat aditif yang ditambahkan pada campuram

penyusun beton dengan tujuan meningkatkan porositas beton terkait sifat

penyerapan bunyi beton. Kuat tekan beton rencana dalam penelitian ini f’c =

22,065 MPa. Nilai ini berdasarkan dari mutu beton yang akan digunakan yaitu K

225 yang artinya jenis beton adalah beton normal (SNI 2000). Persentase serbuk

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

5

kayu yang ditambahkan kedalam campuran beton adalah 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%

dengan ukuran serbuk kayu ±40 mesh. Perbandingan semen : pasir : kerikil bahan

penyusun beton yang digunakan adalah 1 : 1,13 : 2,14 yang diperoleh dari hasil

pengujian penelitian pendahuluan untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan

rencana.

Pembuatan contoh uji dilakukan dengan mencampurkan semua bahan

yaitu semen, pasir, kerikil menggunakan mesin molen atau alat pencampur, diikuti

penambahan serbuk gergaji. Pengadukan terus dilakukan hingga semua bahan

tercampur merata. Setelah semua bahan tercampur ditambahkan air sesuai dengan

perhitungan volume air berdasarkan besarnya nilai slump rencana. Slump rencana

adalah perbedaan tinggi dari adukan dalam suatu cetakan berbentuk kerucut

terpancung dengan tinggi adukan setelah cetakan diangkat. Slump rencana dalam

penelitian ini adalah 80 mm dimana slump diukur dari perbedaan tinggi adukan

dengan bagian atas cetakan kerucut. Selanjutnya campuran tersebut diaduk

kembali. Adukan yang telah jadi dimasukkan kedalam cetakan kubus (Gambar 2a)

dan paralon (Gambar 2b) sedikit demi sedikit. Pada pengujian kuat tekan dan

pengujian absorpsi bunyi digunakan contoh uji sebanyak 15 buah untuk masing-

masing contoh uji bentuk kubus dan paralon .

Gambar 2. Cetakan berbentuk kubus (a) dan silinder dari paralon (b)

Pengkondisian Beton

Contoh uji beton dilepaskan dari cetakan setelah 1-2 hari. Beton kemudian

didiamkan selama ±28 hari agar proses pengerasannya sempurna. Selama

pengkondisian, kelembaban beton dijaga dengan membasahi permukaan beton

dan menutupi dengan kain yang telah dibasahi agar beton tidak retak selama

proses pengerasan.

Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton minimal ± 28 hari.

Pengujian kuat tekan beton ini menggunakan contoh uji kubus berukuran

(15x15x15) cm3

sebanyak 15 buah dan alat UTM UMH – 30. Pengujian ini

dilakukan dengan cara pembebanan maksimum. Pembebanan maksimum terjadi

ditandai dengan berhentinya jarum penunjuk pada mesin. Kuat tekan beton

dengan persamaan sebagai berikut :

(a) (b)

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

6

Kuat tekan beton =

(kg/cm

2)

dimana P adalah beban maksimum (kg), dan A adalah luas penampang (cm2)

Pengujian Absorpsi Bunyi Beton

Pengujian absorpsi bunyi dilakukan dengan cara menggunakan metode

tabung impedansi dengan dua mikrofon dan sistem analisis frekuensi digital

sesuai ASTM E1050 – 12. Tabung impedansi adalah suatu tabung yang dirancang

untuk mengukur parameter akustik suatu bahan dengan ukuran material uji yang

kecil sesuai dengan ukuran tabung dan dengan arah datang bunyi pada arah

normal permukaan bahan uji. Pada tabung impedansi koefisien absorbsi bunyi

yang dapat dihitung adalah koefisien absorbsi suara normal. Pengukuran absorpsi

bunyi menggunakan frekuensi tinggi yaitu sebesar 1250 Hz – 5000 Hz. Contoh uji

yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 3 cm dan panjang 10

cm sebanyak 15 buah. Absorpsi bunyi (α0) dihitung menggunakan persamaan

berikut :

α0

dimana rasio gelombang berdiri (n) diukur dengan mensubtitusikan resistansi

attenuasi. Rasio gelombang berdiri dari perbedaan tekanan suara (L) db dengan

menggunakan persamaan berikut :

n = log

Analisis Data

Rancangan percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan satu faktor α (penambahan serbuk) pada taraf 0%, 0,5%,

1%, 1,5%, dan 2%. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali pada tiap taraf.

Model umum rancangan pada pengujian kuat tekan beton sebagai berikut :

Yij = μ + αi + εij

dimana Yij adalah variabel respon karena pengaruh bersama taraf ke i faktor α

dan ulangan ke j, μ adalah rataan umum, αi adalah pengaruh utama faktor α taraf

ke i, εij adalah pengaruh acak yang menyebar normal, i adalah taraf 0%, 0,5%, 1%,

1,5%, dan 2%, dan j adalah ulangan 1,2,3.

Apabila hasil analisis keragaman pada taraf 5% menunjukkan hasil yang

berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan. Pengujian dilakukan

dengan tujuan mengetahui taraf perlakuan mana yang berpengaruh terhadap faktor

perlakuan.

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis ukuran bahan

Agregat mengisi sekitar 65-80% volume total beton (Surdia dan Saito

1999). Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil).

Agregat halus merupakan pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari

batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai

ukuran butir terbesar 5,0 mm (SNI 2000). Hasil analisa ukuran pasir yang lolos

saringan disajikan pada Gambar 3. Ukuran saringan yang menyebabkan bahan

baku pasir lolos 100% adalah ukuran 9,52 mm. Menurut ASTM C-33 bahan baku

pasir yang cocok untuk penyusun beton adalah ukuran luasan saringan 0,60 mm

dengan jumlah yang lolos saringan adalah 46,35 dan 1,20 mm jumlah yang lolos

saringan adalah 64,75% dimana pada ukuran luasan saringan tersebut berada

diantara batas atas dan batas bawah ASTM C-33.

Gambar 3. Grafik persentase pasir lolos saringan

Hasil penelitian analisa ukuran agregat kasar berupa kerikil yang lolos

saringan disajikan pada Gambar 4. Berdasarkan standar ASTM C-33 tentang

spesifikasi kerikil yang baik untuk bahan baku penyusun beton adalah yang

ukurannya berada diantara batas atas dan batas bawah. Ukuran luasan saringan

38,0 mm kerikil yang lolos sebesar 100%, sedangkan untuk kerikil yang berada

diantara batas atas dan batas bawah pada ukuran 19,0 mm dengan jumlah 85,50%.

Gambar 4. Grafik persentase kerikil lolos saringan

0102030405060708090

100

0,00 0.15 0.30 0.60 1.20 2.40 4.76 9.52 19,00 38,00

Per

sen

tase

lolo

s sa

rin

gan

(%

)

Ukuran saringan (mm)

lolos saringan

batas bawahmenurut ASTMbatas atasmenurut ASTM

batas ukuran pasir

menurut (SNI

2000) (= 5,00 mm)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0.0 2.4 4.8 9.5 19.0 38.0

Per

senta

se l

olo

s sa

ringan

(%

)

Ukuran saringan (mm)

lolos saringan

batas bawahmenurut ASTMbatas atasmenurut ASTM

batas ukuran kerikil

menurut (SNI 2000)

(5,00-40,00 mm)

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

8

Pada penelitian ini seluruh kerikil tetap digunakan pada penyusun beton

tanpa memperhitungkan nilai analisa ukuran kerikil. Beton yang berkekuatan

tinggi memiliki agregat yang baik, dimana sifat agregat yang baik yaitu keras,

kuat, bersih, tahan lama, butir bulat, berat jenis tinggi, dan distribusi ukuran butir

yang cocok. Selain itu, luas dan kekasaran permukaan pasir dan kerikil juga

dilihat karena dapat memberikan daya rekat antara semen dengan pasir dan kerikil

menjadi kuat. Beton yang mempunyai kekuatan tinggi mempunyai ukuran butiran

pasir dan kerikil yang bervariasi dimana volume yang besar pada beton akan diisi

oleh volume yang kecil.

Hasil uji karakteristik bahan

Karakteristik bahan pasir dan kerikil ditentukan dengan pengujian kadar

lumpur, kadar air, berat jenis, dan modulus kehalusan. Hasil uji karakteristik

bahan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik bahan penyusun beton

Parameter bahan Hasil Uji SNI (1989)

Pasir

Kadar air pasir

12,12%

-

Berat jenis pasir

1,21

Minimal 2,30

Modulus kehalusan pasir 2,81%

1,50 - 3,80%

Kadar lumpur pasir 6,00%

Maksimal 5%

Kerikil

Kadar air kerikil

3,17%

-

Berat jenis kerikil

1,47 Minimal 2,30

Modulus kehalusan kerikil 2,79%

6,00 - 7,10%

Nilai kadar lumpur pasir yang dihasilkan sebesar 6 % yang berarti nilai

kadar lumpur pasir melebihi dari standar SK – SNI S-04-1989- F yaitu sebesar

5%. Nilai kadar lumpur yang tinggi menandakan kandungan lempung atau

kotoran pada pasir banyak yang akan menurunkan kualitas pengikatan pasir dan

semen. Kadar lumpur pasir akan mempengaruhi kuat tekan beton karena lumpur

yang menempel pada permukaan pasir dapat menghalangi terjadinya lekatan yang

baik antara pasir dan semen dan menyebabkan kuat beton berkurang.

Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

dinyatakan dalam persen. Kadar air pasir dan kerikil perlu diketahui untuk

menghitung jumlah air yang digunakan dalam campuran beton. Selain itu kadar

air mempengaruhi pengembangan volume pada pasir. Kadar air pada pasir lebih

tinggi yaitu sebesar 12,12% daripada kerikil yaitu sebesar 3,17%.

Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air murni

pada volume yang sama pada suhu tertentu. Berat jenis agregat berupa pasir dan

kerikil tergantung oleh jenis batuan, susunan mineral agregat, struktur butiran dan

porositas batuan. Nilai berat jenis pasir dan kerikil sebesar 1,21 dan 1,47. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai berat jenis dari pasir dan kerikil tidak memenuhi SK –

SNI S-04-1989- F dengan standar berat jenis minimal 2,30 dan termasuk kedalam

berat jenis ringan.

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

9

Modulus kehalusan pasir (angka kehalusan) adalah jumlah persen

tertinggal komulatif pada tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran

lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari saringan luasan berukuran 0,15

mm dibagi 100. Makin besar nilai modulus kehalusan pasir suatu agregat berarti

semakin besar butiran agregatnya (semakin kasar). Nilai modulus kehalusan pasir

(FM) sebesar 2,81, nilai FM masih termasuk kedalam standar SK – SNI S-04-

1989- F berkisar 1,5 – 3,8 %. Dengan demikian, agregat halus dapat digunakan

untuk pembuatan beton. Sedangkan, hasil modulus kehalusan kerikil (FM) sebesar

2,79% , hal ini dapat dilihat bahwa nilai FM yang didapat tidak sesuai dengan SK

SNI S–04–1989–F yang mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 – 7,10%.

Dengan demikian, variasi besar butir (gradasi) kurang baik, sehingga rongga

banyak yang artinya kekuatan beton berkurang.

Berdasarkan analisa karakteristik bahan baku maka kebutuhan penyusun

beton ditambah serbuk kayu gergajian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan bahan baku penyusun beton

Bahan penyusun beton Berat (kg)

Semen

293,76

Pasir

331,65

Split/Batu pecah/kerikil

629,47

Air 194,86

Persentase serbuk (%) Berat (kg)

0,5

0,13

1

0,25

1,5

0,39

2 0,52

Kebutuhan bahan seperti semen, pasir, dan kerikil pada penyusun beton

ditentukan berdasarkan analisa karakteristik bahan. Sedangkan kebutuhan air yang

akan digunakan untuk penyusun beton ditentukan berdasarkan nilai slump rencana.

Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang

menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,

yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 1990). Pengujian kuat tekan beton

dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine dengan type

UMH - 30. Uji kuat tekan beton dilakukan sesuai dengan umur beton yaitu pada

umur ±28 hari. Beban maksimum yang terjadi ditandai dengan pecahnya benda uji

dan jarum penunjuk nilai pada mesin uji kuat tekan berhenti. Hasil pegujian kuat

tekan pada beton tanpa penambahan serbuk kayu memiliki nilai kuat tekan yang

lebih tinggi yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

10

Keterangan : huruf yang mengikuti angka menunjukan hasil yang berbeda nyata

(α=5%)

Gambar 5. Grafik kuat tekan beton dengan penambahan serbuk dan tanpa

penambahan serbuk

Adanya penambahan serbuk pada beton pada pengujian kuat tekan ini

menyebabkan penurunan kuat tekan dimulai dari penambahan serbuk 0,5%. Nilai

rata-rata kuat tekan beton sebesar 9 MPa setelah adanya penambahan serbuk kayu.

Hal ini dikarenakan pada penambahan serbuk ini bisa menurun kuat tekan beton.

Hasil analisis keragaman pada selang kepercayaan 95% (lampiran 5) menunjukan

bahwa penambahan serbuk berpengaruh nyata terhadap kuat tekan beton, tetapi

pada setiap penambahan serbuk kayu tidak menyebabkan perbedaan nyata

terhadap nilai kuat tekan beton.

Pada beton kontrol (tanpa penambahan serbuk kayu), nilai kuat tekan

beton ternyata tidak mencapai kuat tekan yang direncanakan. Hal ini diduga

karena penggunaan seluruh pasir dan kerikil. Walaupun campuran ukuran agregat

bahan dapat memperbaiki sifat beton karena saling mengisi, tetapi ketidaksesuaian

ukuran dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton. Penambahan serbuk kayu

pada beton yang dihasilkan juga tidak mencapai nilai kuat tekan yang diinginkan.

Selain terkait variasi ukuran agregat bahan penyusun beton, juga diduga karena

saat pengkondisian beton kelembaban yang diinginkan tidak sesuai. Sehingga hal

ini menyebabkan beton retak pada saat pengkondisian. Dampak lain terkait ukuran

agregat bahan penyusun adalah, berat jenis tidak sesuai dengan standar yang

menyebabkan berkurangnya kuat tekan beton karena berat jenis termasuk kedalam

berat jenis ringan. Pada beton normal Jumlah pasir dan kerikil (volume padat)

dalam suatu campuran beton, serta kadar air berpengaruh terhadap kuat tekan

beton, begitu pula kandungan lumpur pada pasir yang berlebihan pada pasir yang

digunakan yaitu sebesar 6 % dapat menurunkan kuat tekan beton. Dalam jumlah

yang cukup banyak, lumpur dapat mengurangi kekuatan pada beton, karena akan

menghambat hidrasi semen (persenyawaan semen dengan air) sehingga

menghalangi penggabungan semen dengan agregat. Terlepas dari evaluasi sifat

kuat tekan beton yang dihasilkan, maka pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa

kondisi bahan baku pasir dan kerikil di pasaran serta perilaku pemilihan bahan

menjadi hal yang harus diikuti dengan disiplin agar kekuatan beton tersebut baik.

16,29a

9,07b 9,37b 9,29b 9,86b

02468

1012141618202224

0% 0.5% 1% 1.5% 2%

Kuat

tek

an (

Mp

a)

Penambahan serbuk

Batas kuat tekan rencana

22,065 MPa

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

11

Namun pada penelitian ini beton yang dihasilkan termasuk beton normal tetapi

untuk agregat yang digunakan termasuk agregat ringan.

Absorpsi Bunyi Beton

Penyerapan bunyi (sound absorption) merupakan perubahan energi dari

energi suara menjadi energi panas atau kalor (Jailani et al. 2004). Bunyi atau suara

yang dihasilkan mempunyai nada rendah atau tinggi bergantung pada frekuensi

(Tsoumis 1991). Kemampuan bahan penyerap bunyi ditunjukkan dengan nilai α

(koefisien absorbsi bunyi). Menurut Lee dan Joo (2003), jika α bernilai 0 maka

tidak ada bunyi yang diserap. Jika α bernilai 1 maka 100% bunyi dapat diserap.

Koefisien absorbsi bunyi merupakan perbandingan antara energi bunyi yang

diserap oleh bahan terhadap energi bunyi yang menuju permukaan bahan

(Sarwono 2009). Koefisien absorbsi bunyi menggambarkan suatu fraksi dari

sumber energi bunyi agar material menyerap. Untuk material-material arsitektur

koefisien tersebut memberikan pengaruh acak terhadap bunyi (Callender 1974).

Besarnya energi bunyi yang dipantulkan, diserap, atau diteruskan

bergantung pada jenis dan sifat dari bahan atau material tersebut. Pada umumnya

bahan yang berpori (porous material) akan menyerap energi bunyi yang lebih

besar dibandingkan dengan jenis bahan lainnya. Adanya pori-pori menyebabkan

gelombang bunyi dapat masuk kedalam material tersebut. Energi bunyi yang

diserap oleh bahan akan diubah ke energi kalor (Wirajaya 2007).

Gambar 6. Grafik koefisien absorpsi bunyi beton

(Keterangan : S0 = konrol, S1= penambahan serbuk 0,5%, S2= penambahan serbuk

1%, S3= penambahan serbuk 1,5%, dan S4= penambahan serbuk 2%)

Absorpsi bunyi yang memiliki nilai rata-rata tertinggi terdapat pada

penambahan serbuk gergajian 0,5% untuk setiap frekuensi (Gambar 6). Adapun

nilai absorpsi bunyi tertinggi sebesar 0,113 pada penambahan serbuk 0,5% dengan

frekuensi 2000 Hz. Sedangkan, nilai absorpsi bunyi terendah pada penambahan

serbuk 1%. Penambahan serbuk 0,5% memiliki nilai tertinggi diduga karena

kepadatan yang sedang dan terdapat pori pada contoh uji serta menggunakan

frekuensi yang tinggi. Sementara itu, pada kepadatan yang terlalu rendah dan

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

1250 Hz 1600 Hz 2000 Hz 2500 Hz 4000 Hz 5000 Hz

0.050

0.077

0.113

0.043

0.013

0.063

0.02 0.02

0.02 0.01

0.01

0.02

Ko

efis

ien

Ab

sorp

si

Frekuensi

S0 S1 S2 S3 S4

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

12

kepadatan terlalu tinggi penyerapan bunyi tidak dapat terjadi dan penyerapan

cenderung berubah jadi memantulkan (Medastika 2009).

Bahan absorpsi bunyi dapat dikatakan baik dalam menyerap bunyi jika

nilai koefisien absorpsinya lebih dari 0,2 (Sarwono 2009). Semakin besar α maka

semakin baik bahan tersebut digunakan sebagai penyerap suara. Koefisien serap

yang baik pada beton dengan frekuensi 250 Hz sebesar 0,02, 500 Hz sebesar 0,02,

dan 1000 Hz sebesar 0,05 (Medastika 2009). Pada penelitian ini menggunakan

frekuensi 1250 Hz – 5000 Hz, dimana nilai koefisien serap pada penambahan

serbuk 0,5% memiliki nilai diatas 0,05 berarti beton yang digunakan baik dalam

menyerap bunyi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan data hasil pengujian kuat tekan dan absorpsi bunyi beton, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Penambahan serbuk gergajian kayu sengon sebanyak 0,5%, 1%, 1,5%, dan

2% sebagai bahan aditif pada campuran beton menyebabkan penurunan

kuat tekan beton.

2. Penambahan 0,5% serbuk kayu pada campuran beton menghasilkan

perbaikan sifat absorpsi bunyi beton pada frekuensi bunyi tinggi antara

1250 Hz – 5000 Hz, dengan kondisi penyerapan bunyi terbaik pada

frekuensi 2000 Hz.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Beton sebagai bahan penyerap bunyi baik digunakan untuk aplikasi

lingkungan dengan frekuensi tinggi.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut pada beton dengan penambahan

serbuk dan jenis serbuk yang berbeda dengan menggunakan frekuensi

yang lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2012. Standard Test

Method for Impedance and Absorption of Acoustical Materials Using a

Tube, Two Microphones and a Digital Frequency Analysis System. ASTM

E 1050-12.

[ASTM] American Society for Testing and Materials. 1999. Standard

Specification for Concrete Aggregates.ASTM C 33 – 99.

Callender. 1974. Time Server Standars for Arcitectural Design Data. Fifth Edition.

New York (US): McGraw-Hill Book Company Kingsports Press.

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

13

Julianto. 2013. Kajian Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Biasa dan Balok Beton

Bertulang Kayu dan Bambu pada Simpel Beam. [skripsi]. Surakarta (ID):

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jailani M, Nor M, Jamaludin N, Tamiri FM. 2004. A Preliminary Study of Sound

Absorption Using Multi-Layer Coconut Coir Fibers. Electronic Journal

"Technical Acoustics" [internet]. [diunduh 2016 Sept 15]

http://ta.org.ru/archive/articles2004/tamiri1.zip

Lee Y dan Joo C. 2003. Sound Absorption Properties of Recycled Polyester

Fibrous Assembly Absorbers AUTEX Research Journal, Vol. 3, No2, June

2003. www.autexrj.org. [15 Maret 2011].

Mulyono T. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.

Medastika CE. 2009. Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada

Bangunan. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.

Sarwono J. 2009. 5 Prinsip dasar insulasi suara [Internet]. [diunduh 2016 Sept 15].

Tersedia pada http://peredampanas.com/ 1/artikel/16-insulasi/22-5-prinsip-

dasar-insulasi-suara-soundproofing.

Surdia T dan Saito S. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta (ID): Pradnya

Paramita.

[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 1989. SK SNI S – 04 - 1989 – F Spesifikasi

Agregat sebagai Bahan Bangunan. Bandung (ID): Yayasan LPMB.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1990. Metode pengujian kuat tekan beton.

Jakarta (ID): BSN.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2000. Tata cara pembuatan rencana campuran

beton normal Jakarta (ID): BSN.

Tsoumis G. 1991. Science and Technologi of Wood (Structure,

Properties,Utilization). New York (US): Van Nostrand Reinhold.

Wardono A. 2006. Pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis)

sebagai campuran bahan pengisi pada pembuatan bata beton pejal. [skripsi].

Semarang (ID) : Universitas Negeri Semarang

Wirajaya A. 2007. Karakteristik komposit sandwich serat alami sebagai Absorber

suara. [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

Wuryati S dan Candra R. 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

14

Lampiran

Lampiran 1. Grafik standar persentase pasir lolos saringan menurut ASTM C-33

Lampiran 2. Grafik standar persentase kerikil yang lolos saringan menurut ASTM

C-33

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,00 0.15 0.30 0.60 1.20 2.40 4.76 9.52 19,00 38,00

Per

senta

se l

olo

s sa

ringan

(%

)

ukuran saringan (mm)

batas bawah menurutASTM

batas atas menurut ASTM

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0.00 2.400 4.760 9.520 19.000 38.000

Per

senta

se l

olo

s sa

ringan

(%

)

ukuran saringan (mm)

batas bawah menurut ASTM

batas atas menurut ASTM

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

15

Lampiran 3. Tabel campuran penyusun beton

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

MIX DESIGN

PROYEK Penelitian Skripsi

LOKASI Jl.Dramaga, Bogor

CONTRAKTOR QANITAH LUTHFIAH

DIGUNAKAN UNTUK Pembuatan Mutu Beton K-225 ( f'c = 22,065

Mpa )

Spesifikasirencana

1. Slump 75-100 mm

Material

1 Ukuran Maxsimum agregat kasar 25,00 mm

2 Kondisi Jenuh permukaan agregat kasar 1,47

3 Modulus kehalusan Agregat kasar 2,79

4 Kondisi Jenuh permukaan agregat halus 1,21

5 Modulus Kehalusan Agregat Halus 2,81

6 kadar air agregat halus

12,12 %

7 Kadar air agregat kasar

3,17 %

8 Kadarsemen

293,76 KG/M3

9 Kadar agregat halus

331,65 KG/M3

10 Kadar agregat kasar 629,47 KG/M3

Jumlah material dalam berat permeter kubik beton

1. Air 194,86 KG

2.Semen

293,76 KG

3. Pasir

331,65 KG

4. Split/Batu pecah/kerikil (*) 629,47 KG

Jumlah semen dalam satu kubik beton adalah

(satuzak semen = 50 Kg)

Perbandingan dalam berat terhadap jumlah semen

Air Semen Pasir Split/Batu pecah/Kerikil

0,66 1,00 1,13 satuan

2,14 satuan

KETERANGAN :

1. Untuk perbandingan volume, wadah takarannya disesuaikan di lapangan

2. Untuk kadar lumpur pada agregat kasar dan agregate halus tidak memenuhi standart

beton dengan persyaratan yang di ijinkan seperti yang tertera pada PBI 1971 pasal 3,

dimana untuk kadar lumpur agregat kasar tidak boleh melebihi 1% dan agregate halus

tidak boleh melebihi 5%. Dan untuk pelaksanaanya dilapangan, harus dicuci

terlebih dahulu untuk mendapatkan mutu beton yang lebih tinggi.

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

16

Lampiran 4. Gambar kerusakan contoh uji pada kuat tekan beton

Gambar a. Kerusakan beton kontrol Gambar b. Kerusakan penambahan serbuk

0,5%

Gambar c. Kerusakan penambahan Gambar d. Kerusakan penambahan serbuk

1,5 %

serbuk 1%

Gambar e. Kerusakan penambahan serbuk 2%

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

17

Lampiran 5. Hasil analisis keragaman pada kuat tekan beton

Tabel a. Faktor subjek

Between-Subjects Factors

Nilai subjek N

Penambahan serbuk 1 0% 3

2 0.5% 3

3 1% 3

4 1.5% 3

5 2% 3

Tabel b. Deskripsi statistik

Deskripsi Statistik

Variabel bergantung: Kuat Tekan

Penambahan serbuk Rata-rata Std.Deviasi N

0% 16.2900 5.21230 3

0.5% 9.0733 .54049 3

1% 9.3733 .18475 3

1.5% 9.2833 .91664 3

2% 9.8600 2.64051 3

Total 10.7760 3.64130 15

Tabel c. ANNOVA

Uji antara pengaruh subjek

Variabel bergantung: Kuat Tekan

Source Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 115.014a 4 28.753 4.072 .033

Intercept 1741.83

3 1 1741.833 246.670 .000

Perlakuan 115.014 4 28.753 4.072 .033

Error 70.614 10 7.061

Total 1927.46

0 15

Corrected Total 185.627 14

a. R Squared (koefisien determinasi) = .620 (Adjusted R Squared = .467)

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

18

Hipotesis rata-rata marginal

Tabel d. Rata-rata marginal penambahan serbuk

Variabel bergantung: Kuat Tekan

Penambahan serbuk Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

0% 16.290 1.534 12.872 19.708

0.5% 9.073 1.534 5.655 12.492

1% 9.373 1.534 5.955 12.792

1.5% 9.283 1.534 5.865 12.702

2% 9.860 1.534 6.442 13.278

Tabel e. Hasil post Hoc Test penambahan serbuk

(Homogeneous Subsets)

Duncana,b

Penambahan serbuk N

Subset

1 2

0.5% 3 9.0733

1.5% 3 9.2833

1% 3 9.3733

2% 3 9.8600

0% 3

16.

2900

Sig. .742 1.000

Rata-rata sama dikelompokan menjadi satu.

Rata-rata pengamatan awal

The error term is Mean Square (Error) = 7.061.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

b. Alpha = .05.

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir di Sarolangun

pada tanggal 15 September 1994 dari pasangan Bapak Alm. Syahrizal Syam dan

Ibu Asiah. Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan studi di SMAN 1 Sarolangun

Jambi dan diterima di Departemen Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur

undangan IPB.

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis telah

mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Pangandaran dan

Gunung Syawal pada tahun 2014, Praktek Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan

Pendidikan Gunung Walat pada tahun 2015, serta Praktek Kerja Lapang (PKL) di

PT Inhutani II pada tahun 2016.

Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di kampus, antara lain panitia

Bina Corps Rimbawan tahun 2014 dan 2015, anggota divisi TPMK Himpunan

Mahasiswa Hasil Hutan tahun 2013-2014, anggota divisi Jaringan dan Kerjasama

Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan tahun 2014-2015, dan Pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB 2014-2015. Penulis juga pernah

mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2014. Dalam

menyelesaikan studi di IPB, penulis melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Sengon Terhadap Kuat Tekan dan

Karakterisrik Absorpsi beton” di bawah bimbingan Dr Lina Karlinasari, Shut,

MscFtrop dan Fengky Satria Yoresta, ST, MT.

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji
Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU … · ... pasir, dan kerikil diikuti penambahan serbuk gergaji ... (Wuryati dan Candra 2001). Material pembentuk ... dan Perumahan untuk uji