LANDASAN PSIKOLOGI PROSES PENDIDIKAN
-
Upload
muhammad-alfiansyah -
Category
Education
-
view
51 -
download
2
Transcript of LANDASAN PSIKOLOGI PROSES PENDIDIKAN
LANDASAN PSIKOLOGIPROSES PENDIDIKAN
Karya: Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
MUH. ALFIANSYAH161050701024
KELAS 02
► Rabu, 19 Oktober 2016
► Rangkuman Buku
► PENDIDIKAN MATEMATIKA ► PROGRAM PASCASARJANA ► 2016
Judul : Landasan Psikologi Proses Pendidikan
Penulis : Prof. Dr.Nana Syaodih Sukmadinata
Cetakan : Kelima, April 2009
Tebal : 286 halaman
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
ISBN : 979-692-240-1
► BAB I PROSES PENDIDIKAN
A. Interaksi Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
C. Lingkungan Pendidikan
D. Bentuk Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik.
Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan. Peranan peserta didik lebih banyak sebagai penerima pengaruh dan sebagai pengikut.
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta kaarakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekadar memberikan pengetahuan atau nilai atau memberikan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik.
► BAB I PROSES PENDIDIKAN
A. Interaksi Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
C. Lingkungan Pendidikan
D. Bentuk Pendidikan
Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Tujuan tersebut menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-tiganya.
Arah Peningkatan Proses Pendidikan
Pengetahuan
Kemampuan
Keterampilan
Sikap dan Nilai-nilai
► BAB I PROSES PENDIDIKAN
A. Interaksi Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
C. Lingkungan Pendidikan
D. Bentuk Pendidikan
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkunagan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, inntelektual dan nilai-nilai.
Lingkungan Fisik terdiri atas lingkungan alami dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukingan dan juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Proses pendidikan mendapatkan dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana serta fasilitas yang digunakan.
Lingkungan Sosial melakukan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan antara pendidik dan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Interaksi Pendidikan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dan corak peragulan antar orang-orang yaang terlibat dalam interaksi tersebut.
► BAB I PROSES PENDIDIKAN
A. Interaksi Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
C. Lingkungan Pendidikan
D. Bentuk Pendidikan
Lingkungan Intelektual merupaakan kondisi dan iklim sekitar yang mendorong & menunjang pengembangan kemampuan berpikir. Lingkungan ini mencakup perangkat lunak seperti sistem dan program-program pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber belajar serta aktivitas pengembangan dan penerapan kemampuan berpikir.
Nilai-nilai. Pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang diberikan di sekolah, merupakan kelanjutan dari apa yang diberikan di dalam keluarga, tetapi tingkatannya jauh lebih tinggi dan lebih kompleks sesuai dengan tahap penjenjangannya. Pengetahuan tersebut bersumber dari disiplin ilmu atau permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.
► Lanjutan ...
► BAB I PROSES PENDIDIKAN
A. Interaksi Pendidikan
B. Tujuan Pendidikan
C. Lingkungan Pendidikan
D. Bentuk Pendidikan
Pendidikan diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Ketiga kegiatan tersebut, merupakan bentuk-bentuk utama dari proses pendidikan.
Bimbingan merupakan upaya atau tindakan pendidikan yang lebih terfokus pada membantu mengembangkan domain afektif, seperti pengembangan nilai, sikap, minat, motivasi, emosi, apresiasi, dll.
Pengajaran lebih terfokus pada pengembangan domain intelektual atau kognitif.
Latihan lebih terfokus pada pengembangan domain psikomotor atau keterampilan.
Ketiganya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan secara tegas, oleh karena itu tumpang tindih bisa saja terjadi, umpamanya dalam pengajaran ada unsur bimbingan dan latihan, dalam bimbingan ada unsur pengajaran dan latihan, demikian juga dalam latihan ada unsur bimbingan dan pengajaran.
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup Psikologi
D. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan dasar-dasar pemahaman dan pengkajian sesuatu dari sudut karakteristik dan perilaku manusia, khususnya manusia sebagai individu. Dimana dasar-dasar pemahaman dan pengkajian tersebut diambil dari suatu cabang ilmu yang disebut psikologi.
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan kegiatan individu. Individu tidak berada dalam lingkungan yang hampa tetapi ia selalu berada dalam lingkungan tertentu demikian halnya dengan perilaku individu, selalu berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan.
Definisi Psikologi Secara Harfiah
psyche berarti jiwa atau roh
logos berarti ilmu pengetahuan
Psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup Psikologi
D. Landasan Psikologis
Tujuan utama dari studi tentang
psikologi
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Agar seseorang mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang individu, baik dirinya
sendiri maupun orang lain.
Dengan hasil pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak atau
memberikan perlakuan yang bijaksana.
Seseorang yang yang telah mempelajari psikologi diharapkan menjadi orang yang dapat mengerti dirinya sendiri dan orang lain, serta dapat memberikan perlakuan yang bijaksana.
Sebenarnya setiap orang adalah pendidik, minimal pernah melakukan fungsi pendidikan, tidak hanya interaksi dilakukan oleh orang tua kepada anaknya tetapi termasuk juga didalamnya interaksi antara tokoh masyarakat dsb. Para pendidik ini dituntut untuk memberikan suri tauladan, arahan, bimbingan dan pembinaan, hal ini sangat membutuhkan pengetahuan tentang psikologi.
Perhatikan gambar di samping!
Walaupun dalam situasi yang sama tapi perilaku siswa tersebut berbeda-beda
Bagaiaman merespon perilaku mereka yang bereagam?
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup PsikologiD. Landasan Psikologis
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Lingkup kajian psikologi sangat luas, sebab individu manusia berada dalam berbagai posisi, kondisi dan tahap perkembangan. Setiap posisi, kondisi dan tahap perkembangan dapat memperlihatkan karakteristi kegiatan atau perilaku tertentu yang berbeda pula. Secara garis besar kategori bidang psikologi dibagi 3 yaitu: Psikologi Umum, Psikologi Khusus & Psikologi terapan.
Psikologi umum juga sering disebut sebagai pengantar psikologi yang merupakan studi tentang perilaku atau kegiatan individu secara umum. Dalam psikologi umum dipelajari konsep umum kegiatan atau perilaku individu, apa, mengapa dan bagaimana seorang individu melakukan kegiatan. Mengenai masalah apa, mencakup jenis-jenis kegiatan atau perilaku yang dilakukan individu, apa yang menjadi sasaran dan tujuan dari kegiatan tersebut. Jenis-jenis kegiatan perilaku misalnya : kegiatan perkembangan, belajar, berpikir dan dalam hal memecahkan masalah.
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup PsikologiD. Landasan Psikologis
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Psikologi Khusus Kelompok psikologi ini mempelajari tentang perilaku atau kegiatan individu secara khusus, baik kekhususan karena tahap perkembangannya, posisinya, asek yang mendapatkan sorotan utamanya atau karena kondisinya.
► Lanjutan ...
Psikologi perkembangan
Psikologi pria dan wanita
Psikologi abnormal
Psikologi kepribadian
Psikologi differensial
Psikologi binatang
Psikologi Terapan (Appied Psycology), merupakan penerapan atau penggunaan pengetahuan, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, pendekatan, metode dan tehnnik-tehnik psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah pada bidang lain.
PSIKOLOGIKHUSUS
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup Psikologi
D. Landasan Psikologis
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Para pendidik sebagai individu membutuhkan pengetahuan tentang psikologi, tetapi sebagai pendidik mereka membutuhkan pengetahuan tentang psikologi dalam interaksi pendidikan.
Interaksi pendidikan merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks, berintikan interaksi antar individu, tetapi berlangsung dalam konteks pedagogis. Studi atau ilmu yang mempelajari penerapan, prinsip, metode, tehnik dan pendekatan psikologis, untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan yang disebut “Landasan psikologis proses pendidikan” atau lebih populer “Psikologi pendidikan”.
Situasi pendidikan yang menjadi fokus utama pengkajian landasan psikologis proses pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan para peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasillitas tertentu yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup Psikologi
D. Landasan PsikologisE. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Interaksi pendidikan memiliki suatu ciri dan fungsi khusus, yaitu bersifat dan berfungsi membantu perkembangan siswa. Yang mana dalam interaksi ini, guru memberikan sejumlah latihan melalui penggunaan metode tertentu dan dengan dukungan buku sumber dan alat-alat bantu lain.
1. Agar para guru, para pendidik atau calon gurudan calon pendidik mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang situasi pendidikan.
2. Agar para guru, pendidik atau calon guru, calon pendidik mampu menyiapkan dan melaksanakan pengajaran dan bimbingan terhadap siswa, peserta didik dengan lebih baik.
Tujuan Utama Landasan Psikologis proses Pendidikan:
Hal-hal diatas dapat dilakukan apabila guru mempunyai pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang perkembangan serta kemampuan yang dimiliki siswa baik kemampuan fisik, intelektual, sosial maupun emosional.
► BAB II KONSEP & LINGKUP LANDASAN PSIKOLOGIS
A. Landasan Psikologis
B. Tujuan Psikologi
C. Ruang Lingkup Psikologi
D. Landasan Psikologis
E. Tujuan Landasan PsikologisF. Ruang Lingkup Landasan Psikologis
Landasan psikologis proses pendidikan mempelajari situasi pendidikan dengan fokus utama interaksi pendidikan, yaitu interaksi antara guru dan siswa, yang berlangsung dalam suatu lingkungan. Siswa menduduki tempat yang paling utama dalam interaksi ini.
Seluruh kegiatan interaksi pendidikan diciptakan untuk kepentingan siswa yaitu dalam membantu pengembangan semua potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Sehubungan dengan itu maka hal-hal yang berkenaan dengan potensi, perkembangan, dan dinamika perilaku belajar menjadi kajian utama landasan psikologi proses pendidikan.
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep Individu
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu
Siswa atau peserta didik yang melakukan kegiatan belajar atau mengikuti proses pendidikan, adalah individu. Baik di dalam kegiatan klasikal, kelompok ataupun individual, proses dan kegiatan belajarnya tidak dapat dilepaskan dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya.
► Karakteristik Individu
Individu manusia bukan manusia yang pada umumnya (manusia tertentu), yaitu manusia yang memiliki ciri-ciri yang khas atau spesifik. Ciri-ciri yang khas ini bukan hanya bersifat jasmani (fisik), tetapi juga ciri-ciri rohani (psikis). Yang dimaksud dengan individu adalah kesatuan jasmani rohani yang memiliki ciri-ciri yang khas.
Sebenarnya dalam proses pendidikan, bukan hanya siswa yang terikat dengan karakteristik, kemampuan dan perilaku individual tersebut, tetapi juga guru serta para petugas pendidikan lainnya. Karena siswa atau peserta didik merupakan subjek pendidikan, maka karakteristik, kemampuan dan perilaku siswalah yang mendapat kajian dan sorotan utama.
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep Individu
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu
► Lanjutan ...
► Manusia sebagai Individu yang Unik
Secara garis besar, manusia terdiri atas dua aspek, yaitu jasmani dan rohani. Aspek jasmani meliputi tinggi dan besar badan, panca indera yang terdiri atas indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan; anggota badan, kondisi dan peredaran darah, kondisi dan aktivitas hormon. Aspek rohani meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi, emosi dan perasaan, watak, kemampuan sosial, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, peranan dan interaksi sosial.
Tiap individu memiliki sejumlah ciri, dan ciri-ciri tersebut membentuk satu kesatuan karakteristik yang khas yang memiliki keunikan yang sendiri-sendiri. Tiap individu adalah unik sebab perpaduan antara ciri-ciri tersebut bukan membentuk suatu penjumlahan, tetapi integritas atau kesatupaduan.
BERBAGAI KARAKTERISTIK INDIVIDU
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep Individu
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu
► Lanjutan ...
► Manusia Berkembang Dinamis
Karakteristik kedua dari individu adalah bahwa individu berkembang dinamis. Individu yang kita hadapi termasuk individu kita sendiri, selalu berada dalam proses perkembangan. Perkembangan dari seluruh aspek yang ada dalam dirinya. Sebenarnya yang berkembang bukan hanya manusia tetapi juga binatang dan tumbuhan.
Perilaku atau kegiatan individu seringkali dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorikPerilaku atau kegiatan individu menyangkut hal-hal yang dia sadari dan juga yang dia tidak sadari. Menurut konsep psikoanalisis sebagian besar dari kehidupan individu terdiri dari bagian yang tidak disadari, hanya sebagian kecil saja yang dapat disadari oleh individu.
► Aspek-Aspek Perilaku Individu
Psikomotor
Kognitif
Afektif
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep Individu
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu
► Lanjutan ...
► Keberagaman Karakteristik Individu
Tiap individu memmiliki ciri-ciri yang khas, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam hal-hal apakah seorang individu berbeda dengan yang lainnya?. Walaupun secara sepintas seorang individu menunjukkkan persamaannya dengan individu-individu yang lain, tetapi secara lebih mendetail dapat dikatakan hampir tidak ada dua individu yang identik atau tepat sama. perbedannya hampir meliputi segenap aspek kehidupan individu.
Individu berbeda dalam kecerdasan, bakat dan kecakapan-kecakapan hasil belajarnya; berbeda pula dalam sikap, minat, emosi-perasaan, motif serta penghayatan akan nilai-nilai; dia juga berbeda dalam kecakapan dan keterampilan fisik dan sosial.
Apakah kami memiliki karakteristik yang persis sama?
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep IndividuB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Individu
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku individu, baik yang bersumber dari dalam dirinya (faktor internal) atau pun yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal). Faktor internal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasai individu dalam perkembangannya, diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan. Faktor eksternal merupakan segala hal yang diterima individu dari lingkungannya.
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep IndividuB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Individu
Keturunan, pembawaan atau heridity merupakan segala ciri, sifat, potensi dan kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat dan kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya dan diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya.
► Lanjutan ...
► Faktor Keturunan
Ada dua kategori sifat yang dimiliki oleh individu, yaitu ciri dan sifat-sifat yang menetap dan ciri atau sifat-sifat yang bisa berubah. Ciri—ciri dan dan sifat-sifat yang menetap dipandang sebagai pembawaan atau keturunan seperti warna kulit, rambut, bentuk mata, hidung dll. Mengenai sifat-sifat seperti periang, penakut, dll., beberapa ahli meragukan bahwa hal itu merupakan faktor pembawaan sebab kemungkinan besar masih bisa diubah oleh lingkungan.
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep IndividuB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Individu
Perilaku yang diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga ddengan sidat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mungkin berada disekitar individu, mungkin juga berada jauh dari individu berada pada saat ini, atau telah lama berlalu, lingkungan efektif atau pun tidak efektif.
► Lanjutan ...
► Faktor Lingkungan
Lingkungan Alam
Lingkungan Ekonomi
Lingkungan Sosial
Lingkungan Budaya
Lingkungan Politik
Lingkungan Keagamaan
Lingkungan
Lingkungan Keamanan
Jawabannya relatif, untuk perkembangan aspek tertentu peranan faktor pembawaan lebih dominan seperti warna kulit. Sementara untuk perkembangan aspek lain dari faktor pengaruh lingkungan lebih nampak seperti moral.
Yang mana diantara faktor pembawaan dan lingkungan
yang lebih besar pengaruhnya terhadap perkembangan dan
perilaku individu?
► BAB III PERILAKU SISWA SEBAGAI INDIVIDU
A. Konsep IndividuB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Individu
► Lanjutan ...
► Interaksi anatara pembawaan, lingkungan dan kematanagan
Selain pembawaan dan lingkungan ada satu faktor penting lainnya yang turut berpengaruh terhadap perkembangan individu yaitu faktor kematangan.
Meskipun seorang anak memiliki pembawaan yang hebat dan dibesarkan dalam lingkungan yang serba lengkap dan baik, tetapi apabila sesuatu aspek belum matang atau belum siap untuk berkembang, maka tidak akan terjadi perkembangan. Bagaimana pun juga geniusnya seorang anak, kalau usianya baru dua tahun tidak mungkin dapat belajar membaca, menulis dan berhitung.
Memang untuk anaka-anak luar biasa pandai, masa kematangannya biasanya lebih cepat dibandingkan dengan anak—anak normal. Tetapi tetap ada batas-batas kesiapan (kematangan).
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan Lingkungan
Salah satu ciri yang esensial dari individu ialah bahwa ia selalu melakukan kegiatan atau berperilaku. Kegiatan individu merupakan manifestasi dari hidupnya, baiks ebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Individu melakukan kegiatan selalu dalam interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan manusia dan bukan manusia.B. Motivasi
Individu menerima lingkungan Individu menolak lingkungan
Kecenderungan Interaksi individu dengan Lingkungan
Sesuatu hal yang datang dari lingkungan mungkin diterima oleh individu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, menguntungkan atau merugikan. Sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan akan diterima oleh individu. Tetapi, yang tidak menyenangkan atau merugikan akan ditolak atau dihindari.
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan Lingkungan Penyesuaian diri merupakan salah satu bentuk interaksi yang didasari oleh adanya
penerimaan atau saling menguatkan diri. terhadap hal-hal yang disenangi atau dirasakan menguntungkan, individu akan melakukan berbagai bentuk kegiatan penyesuaian diri. dalam penyesuaian diri ini, yang diubah atau disesuaikan bisa hal-hal yang ada pada diri individu (autoplastic), atau dapat juga hal-hal yang ada pada lingkungan diubah sesuai dengan kebutuhan individu (alloplastic), atau penyesuain diri otoplastis dan aloplastis terjadi secara serempak.
B. Motivasi
► Lanjutan ...
► Penyesuaian Diri
Pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri yang sangat kompleks. Bermodalkan potensi dan kecakapan yang dimilikinya individu manusia mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang jauh lebih baik dari binatang. Manusia tidak hanya secara refleks dan mekanistis mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan yang datang dari lingkungannya.
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan Lingkungan Terhadap hal-hal yang tidak disenangi, tidak dibutuhkan
atau yang bersifat ancaman, individu akan melakukan usaha-usaha penolakan. Bentuk penolakan ini bermacam-macam, tetapi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu perlawanan (agression) dan pelarian (withdrawl).
B. Motivasi
► Lanjutan ...
► Penolakan
Apabila individu merasa kuat atau mempunyai kekuatan untuk menghadapi lingkungan yang mengancam dirinya, maka ia akan melakukan perlawanan atau penentangan terhadap lingkungan, tetapi apabila ia merasa lemah atau tidak mempunyai kekuatan untuk melawan lingkungan maka ia akan menghindarkan diri atau melarikan diri.
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan Lingkungan
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak, sesuatu yang konkrit ataupun abstrak.B. Motivasi
Apa yang ingin dicapai atau tujuan individu mungkin sama, tetapi bagaimana mencapai dan mengapa individu ingin mencapainya mungkin berbeda. Cara atau kegiatan yang dilakukan individu mungkin sama, tetapi tujuan dan faktor-faktor pendorongnya mungkin berbeda. Demikian juga hal-hal yang mendorong perbuatan individu mungkin sama tetapi tujuan dan cara individu mencapainya bisa berbeda.
Motif Kegiatan Tujuan
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan LingkunganB. Motivasi
Adanya suatu kondisi yang terbeentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan motif, kebutuhan dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension.
Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan pada pencapaian
suatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan
Pencapaian tujuan dan berkuranganya atau hilangnya ketegangan
Proses Motivasi
► Lanjutan ...
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan LingkunganB. Motivasi
Motifasi takut (fear motivation), individu melakukan sesuatu karena takut.
Motifasi Insentif (incentive motivation), individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan suatu intensif.
Sikap (attitude motivation), motivasi yang muncul dari dalam diri individu.
Motifasi Menurut Sifatnya
► Lanjutan ...
Motif Aktualisasi DiriMotif Harga Diri
Motif PersaudaraanMotif Pengamanan
Motif Fisiologis
Tangga Motif dari Abraham Maslow
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan LingkunganB. Motivasi
Motif Berprestasi
Motif Berkuasa
Motif Membentuk Ikatan
Hubungan antara motivasi dan kepribadian
► Lanjutan ...
Motif Takut Akan Kegagalan
Motif berprestasi yaitu motif untuk berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tertinggi.
Motif berkuasa yaitu motif untuk mencari dan memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.
Motif membentuk ikatan yaitu motif untuk mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi ataupun persahabatan.
Motif takut akan kegagalan yaitu motif untuk menghindari diri dari kegagalan atau sesuatu yang menghambat perkembangannya.
► BAB IV DINAMIKA PERILAKU INDIVIDUA. Interaksi Individu Dengan LingkunganB. Motivasi
► Lanjutan ...
• Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan.
• Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa.
Cara yang perlu dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasis siswa
• Memilih caa penyajian yang bervariasi, seusai dengan kemampuan siswa.
• Memberikan sasaran dan kegiatan-kegiatan antara.
• Berikan kesempatan kepada siswa untuk sukses.
• Berikan kemudahan dan bantuan dalam belajar.
• Berikan pujian, ganjaran atau hadiah.
• Penghargaan terhadap pribadi anak.
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Perasaan (feeling) sama halnya juga emosi merupakan suatu suasanan batin atau suasanan hati yang membentuk suatu kontinum atau garis. Kontinum ini bergerak dari ujung yang paling positif yaitu sangat senang sampai dengan ujung yang paling negatif, yaitu sangat tidak senang. Beberapa bentuk perasaan yang lain selain senag dan tidak senang adalah: suka atau tidak suka, tegang atau lega, dsb.
Suatu perasaan, apakah itu rasa senang, suka, tegang, atau terangsang dll., timbul karena adanya perangsangan dari luar. Pperangsangan luar berbaur dengan kondisi sesaat dari individu dan membangkitkan suatu perasaan. Intensitas perasaan yang dihayati seseorang pada suatu saat tergantung kuat atau lemahnya perangsangan-perangsangan datang, kondisi sesaat, kesan serta penerimaan individu terhadap perangsangan-perangsangan tersebut.
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Ada tiga aspek perilaku individu, yaitu afektif, psikomotorik dan kognitif. Perasaan atau merasa merupakan salah satu dari aspek afektif, mengetahui merupakan aspek kognitif dan gerakan motorik adalah aspek psikomotor. Ketiganya merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan.
►Merasa, Mengetahui dan Gerakan Mototrik
Mengetahui dilakukan melalui pengindraan, dan hasil dari mengetahui individu memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh individu dapat memberi rasa puas atau tidak puas. Gerakan motorik merupakan salah satu bentuk interaksi individu dengan lingkungannya dan diarahkan pada pemenuhan kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini juga dapat memberikan rasa puas atau tidak puas. Rasa puas atau tidak puas dapat menjadi pendorong kepada individu utnuk mengetahui dan melakukan gerakan-gerakan motorik lainnya.
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Simpati dalam bahasa inggrisnya simpathy dan empati atau empathy merupakan bentuk-bentuk dari perasaan. Simpati adalah suatu kecenderungan untuk turut merasakan yang sedang dirasakan oleh orang lain, dalam bahasa inggrisnya feeling with another person.
► Lanjutan ...
► Simpati dan Empati
Setiap individu mempunyai rasa senang akan keindahan dalam bahasa inggrisnya aesthetic enjoiment, tetapi objek dan ukuran rasa indah tersebut tidak selalu sama. sesuatu yang dirasakan indah bagi seseorang belum tentu demikian bagi orang lain.
► Rasa senang akan keindahan
Aliran hedonisme sangat mengutamakan rasa senang. Menurut mereka tujuan hidup manusia adalah mencari kesenangan. Kesennagn yang mereka cari adalah kesenangan sejati, yaitu kesenangan yang tidak diakhiri penderitaan.
► Teori Hedonisme
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin, suatu stirred up or aroused state of the human organization.
Pengalaman emosional bersifat pribadi
Perubahan aspek jasmaniah
Diekspresikan dalam perilaku
Ciri-Ciri Emosi
Sebagai motif
Spontanitas dan Pengendalian
Pernyataan Konstruktif dan Penekanan
Pola-Pola Ekspresi dan Pengendalian Emosi
Ekspresi Langsung atau tersembunyi
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Takut, Cemas dan Khawatir. Ketiga macam emosi ini berkeanaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu. Pada rasa takut ancaman ini lebih khusus dan jelas sedang pada cemas dan khawatir objek yang mengancamnya tidak begitu jelas.
► Lanjutan ...
► Jenis-Jenis Emosi
Marah dan Permusuhan. Marah dan permusuhan merupakan suatu perasaan yang dihayati oleh seseorang atau kelompok yang cenderung bersifat menyerang. Pada umumnya kedua jenis emosi ini diberi konotasi negatif.
Rasa Bersalah dan rasa Duka. Kedua emosi ini dialami seseorang karena kegagalan atau kesalahan dalam melakukan sesuatu perbuatan berkenaan dengan norma. Seperti halnya dengan jenis emosi yang lain.
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Menurut Erich Fromm (1956) rasa cinta berkembang dari kesadaran manusia akan keterpisahannya dari yang lain, dan kebutuhan untuk mengatasi kecemasan karena keterpisahan tersebut melalui pembentukan suatu persekutuan dengan yang lain.
Cinta melibatkan rasa empati
Orang yang mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan
Orang yang mencintai mempunyai perasaan senang
Ciri-Ciri Rasa Cinta
Orang yang mencintai berusaha melakukan berbagai upaya dan turut membantu orang yang
dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan
► BAB V PERASAAN DAN EMOSI
A. Perasaan
B. Emosi
C. Cinta
Cinta Tuhan (Allah Swt.)
Cinta orang tua
Cinta pada lawan jenisJenis-Jenis Cinta
Cinta diri sendiri
► Lanjutan ...
Cinta sahabat /persaudaraan
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & Spiritual
Aspek intelektual, disebut juga kecakapan merupakan suatu kemampuan dalam mengenal, memahami, menganalisis, memahami dan memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan rasio/pemikiran Kecakapan dalam bahasa inggrisnya ability dibedakan dalam dua hal yaitu kecakapan potensial dan kecakapan nyata.
E. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Kecakapan potensial merupakan kecakapan-kecakapan yang masih tersembunyi, masih kuncup belum termanifestasikan dan merupakan kecakapan-kecakapan yang dibawa dari kelahirannya. Kecakapan potensial terbagi menjadi dua macam yakni Inteligensi dan bakat.
Kecakapan nyata merupakan kecakapan yang sudah terbuka, sudah termanifes-tasikan dalam berbagai aspek kehidupan dan perilaku dan berpangkul pada kecakapan potensial. Kecakapan ini sudah banyak mendapat pengaruh dari lingkungan dan dapat dilihat dalam perilaku khusus ataupun perilaku sehari-hari .
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & Spiritual
Banyak teori tentang inteligensi, dan tiap teori karena bertolak dari asumsi yang berbeda memberikan rumusan yang berbeda pula. Beberapa teori memperlihatkan kecenderungan yang sama, bahwa inteligensi menunjuk kepada cara individu berbuat, apakah berbuat dengan cara yang cerdas atau kurang cerdas atau tidak cerdas sama sekali. Suatu perbuatan yang cerdas ditandai oleh perbuatan yang cepat dan tepat. Cepat dan tepat dalam memahami unsur-unsur yang ada dalam situasi, dalam melihat hubungan antar unsur dalam menarik kesimpulan serta dalam mengambil keputusan atau tindakan.
E. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Menurut Spearman (yang terkenal dengan teori Spearman) ada dua faktor pada kecakapan yaitu faktor umum (Faktor G atau General factor) dan faktor khusus (Faktor S atau special factor). Faktor umum mendasari hampir semua perbuatan individu, sedangkan faktor khusus berfungsi dalam perbuatan-perbuatan tertentu yang khas. Selanjutnya faktor G bersifat bawaan sedangkan faktor S merupakan hasil belajar. Cyrill Burt menambahkan faktor ketiga yaitu faktor kelompok (Faktor C, Common factors). Contohnya kemampuan seni merupakan suatu faktor C sebab seni merupakan rumpun dari seni tari, musik, suara, lukis, pahat, dekorasi, drama, dsb.
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
► Lanjutan ...
Terarah Kepada Tujuan
Tingkah Laku Terkondisi
Sikap Jasmaniah yang Baik
Memiliki Daya Adaptasi Tinggi
Berorientasi Kepada Sukses
Mempunyai Motivasi Tinggi
Dilakukan dengan Cepat
Menyangkut Kegiatan yang Luas
Definisi dan
Ciri-Ciri
Perilaku Cerdas
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Gardner menolak asumsi, bahwa kognisi manusia meru-pakan satu kesatuan dan indi-vidu hanya mempunyai ke-cerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu me-nunjukkan penguasaan selu-ruh spektrum kecerdasan, tiap individu memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan kecerdasan-kecerdasan itu bergabung menjadi satu kesatuan mem-bentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.
Kecerdasan Linguistik-Verbal
Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan Ruang-Visual
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan Musik
Kecerdasan Hubungan Sosial
Kecerdasan Kerohanian
Tujuh Macam Kecerdasan Menurut Gardner
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Menurut Daniel Golemen (1995) pengembangan kecerdasan emosional, orang-orang sukses selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi juga memiliki stabilitas emosi, motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stres, tidak mudah putus asa dll. Pengalaman-pengalaman demikian memperkuat keyakinan bahwa disamping kecerdasan intelektual juga ada kecerdasan emosional. Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi), memeliharan dan memacu motivasi untuk terus berupaya, mampu menerima kenyataan, mampu merasakan kesenangan dalam kesulitan.
Selain multiple dan emotional intelligence yang banyak dibahas saat ini adalah kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence. Konsep kecerdasan ini dikembangkan oleh Zohar dan Marshall. Pengertian spiritual dalam konsep Zohar dan Marshal (2000) bukan dan tidak ada kaitannya dengan spiritual dalam konsep agama. Menurut mereka kecerdasan spiritual berkenaan dengan kecakapan internal, bawaan dari otak dan psisik manusia, menggambarkan sumber yang paling dalam dari hati semesta itu sendiri.
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Tes kecerdasan dari Binet diperuntukkan bagi anak berumur 2 sampai 15 tahun. Untuk tiap tingkat usia disediakan enam sub tes, satu sub tes untuk setiap dua bulan. Jumlah sub tes yang bisa dijawab dengan benar menunjukkan usia mental dari anak tersebut.
Apabila usia mental ini dibagi oleh usia kalender akan menunjukkan IQ-nya. Karena IQ ini menggunakan satuan ratusan maka hasil pembagian tadi dikalikan seratus. Oleh karena itu rumusnya menjadi:
𝐼𝑄=𝑀𝐴𝐶𝐴 ×100
Dengan menggunakan satuan ukuran IQ maka secara ideal kecerdasan individu tersebar antara 0 sampai 200 dengan titik tengah 100. itulah sebabnya maka IQ sekitar 90 s.d. 110 diklasifikasikan sebagai normal.
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Sebaran populasi individu menurut klasifikasi kecerdasannya
► Lanjutan ...
IQ Kategori Persentase
140 – ke atas Genius 0.25%130 – 139 Sangat Cerdas 0.75%120 – 129 Cerdas 6%110 – 119 Di Atas Normal 13%90 – 109 Normal 60%80 – 89 Di Bawah Normal 13%70 – 79 Bodoh (Dull) 6%50 – 69 Debil (moron) 0.75%25 – 49 Imbecil 0.2%Di bawah 25 Idiot 0.05%
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Bakat merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar, bakat berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.
► Bakat
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kepastian yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
► Hasil Belajar
Alat untuk mengukur bakat disebut tes bakat (TB) sedangkan alat untuk mengukur tes hasil belajar disebut tes hasil belajar (THB). TB dan THB diperlukan tes baku atau tes standar. Tes baku ini pada umumnya hanya bisa dilakukan pada pengembangan TB, sedangkan pada THB pembakuan tes tidak dapat selalu dilakukan, karena biasanya guru didesak waktu untuk melakukan penilaian.
► Pengukuran Bakat dan hasil Belajar
► BAB VI KECAKAPAN
A. Konsep Kecakapan
B. Kecerdasan
C. Kecerdasan MajemukD. Kecerdasan Emosional & SpiritualE. Pengukuran Kecerdasan
F. Bakat dan Hasil Belajar
G. Kreativitas
Salah satu kemampuan utama yang memiliki peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti inteliginesi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor.
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru ini tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi, hal baru itu adalah suatu hal yang sifatnya inovatif.
► BAB VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A. Konsep Perkembangan
B. Tahap-Tahap Perkembangan
C. Tugas-Tugas Perkembangan
Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik.
Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek psikis dan rohaniah. Pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sementara perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
Perkembangan & PertumubuhanManusia
Apakah kamu pikir saya akan melewati mereka semua dan
menjadi yang terakhir???
Ingat!!! Saya bisa datang kapanpun!!!
► BAB VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A. Konsep Perkembangan
B. Tahap-Tahap Perkembangan
C. Tugas-Tugas Perkembangan
Perkembangan berlangsung seumur hidup.Setiap individu memiliki kecepatan
dan kualitas perkembangan yang berbeda.Perkembangan secara relatif
beraturan mengikuti pola tertentu.Perkembangan berlangsung secara
beransur-ansur.Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum
ke khususSecara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase. Untuk kasus khus ada fase yang
dilewati dengan cepat atau lambat.Sampai batas tertentu perkembangan suatu aspek dapat
dipercepat atau diperlambat.Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau
berkolerasi dengan aspek lainnya.Pada saat dan bidang tertentu perkembangan pria berbeda
dengan wanita.
► Prinsip Perkembangan ► Lanjutan ...
A. Konsep Perkembangan
B. Tahap-Tahap Perkembangan
C. Tugas-Tugas Perkembangan
► BAB VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Masa kanak-kanak (0-4 tahun) sebagai binatang melata dan berjalan.
Perkembangan Anak menurut Stanley Hall
Masa anak (4-8 tahun) sebagai manusia pemburu.
Masa remaja awal (8-12 tahun) sebagai manusia biadab/liar.
Masa Adolesen (remaja sesungguhnya) (12/13 sampai dewasa) dimulai dengan masa gejolak perasaan, konflik nilai dan berakhir sebagai manusia peradaban modern.
Tahap Perkembangan Moralmenurut Lawrence Kohlberg
6. Hati Nurani
5. Perjanjian Masyarakat
4. Kepatuhan akan Peraturan Hukum
3. Agar Dinilai Baik atau Mendapat Pujian2. Sebagai Alat Untuk
Mencapai Tujuan Pribadi
1. Menghindari Hukuman dan
Mendapat GanjaranPra Konvensi
Konvensi
Pasca Konvensi
A. Konsep Perkembangan
B. Tahap-Tahap Perkembangan
C. Tugas-Tugas Perkembangan
► BAB VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas-Tugas Perkembangan Masa Bayi & Kanak-Kanak
Belajar Berjalan
Belajar Mengambil Makanan
Belajar Berbicara
Belajar Mengontrol Cara Buang Air
Belajar Mengetahui Jenis Kelamin
Belajar Stabilitas Jasmaniah
Belajar Konsep Sosial dan Fisik
Belajar Hubungan Sosial
Belajar Membedakan
Tugas-Tugas Perkembangan Masa Anak
Belajar Keterampilan Fisik
Pengembangan Sikap
Belajar Berkawan dengan Teman Sebaya
Belajar Melakukan Peranan Sosial
Belajar Menguasai Keterampilan Intelektual
DasarPengembangan Konsep-
Konsep
Pengembangan Moral
Memiliki Kemerdekaan Pribadi
Pengembangan Sikap Terhadap Kelompok
A. Konsep Perkembangan
B. Tahap-Tahap Perkembangan
C. Tugas-Tugas Perkembangan
► BAB VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas-Tugas Perkembangan Masa RemajaMampu Menjalin Hubungan
Lebih Matang dengan Teman Sebaya
Mampu Melakukan Peranan-Peranan Sosial
Menerima Kondisi jasmaninya
Memiliki Keberdirisendirian Emosional dari Orang Tua &
LainnyaMampu Memilih dan Mempersiapkan Diri
Belajar Mempersiapkan Diri Untuk Berkeluarga
Mengembangkan Konsep dan Keterampilan Intelektual
Mampu Memilih dan Mempersiapkan Diri Untuk
BekerjaMemiliki Perilaku Sosial yang
Diharapkan Masyarakat
Tugas-Tugas Perkembangan Masa Dewasa Muda
Memilih Pasangan Hidup
Belajar Hidup Bersama Pasangan Hidup
Memulai Hidup berkeluarga
Memelihara dan Mendidik Anak
Mengelola Rumah Tangga
Memulai Kegiatan Pekerjaan
Bertanggung Jawab sebagai Warga Masyarakat
Menemukan Persahabatan dalam Kelompok Sosial
Belajar Menjadi Panutan
► Lanjutan ...
► BAB VIII KEPRIBADIAN
A. Konsep Kepribadian
B. Konsep Aku
C. Tipologi Kepribadian
D. Kesehatan Mental
Kepribadian merupakan keperpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku, kecerdasan, bakat, sikap,motif, minat, kemampuan, moral dan aspek jasmaniah, seperti postur tubuh, tinggi, berat badan, indra, dll.
AKU
Kecerdasan
Bakat
Kemampuan
MotivasiSikap
Moral
Postur Tubuh
Tinggi & Berat Badan
Indra
Aspek
Kepribadian
► BAB VIII KEPRIBADIAN
A. Konsep Kepribadian
B. Konsep Aku
C. Tipologi Kepribadian
D. Kesehatan Mental
Aku atau self meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita, baik yang disadari ataupun tidak disadari individu tebtang dirinya. Aku yang disadari oleh individu disebut self picture atau gambaran aku, sedangkan aku yang tidak disari disebut unconscious aspect of the self atau aku tak sadar.
Empat konsep aku dalam kontinum
Perasaan DiriCinta Diri Benci Diri
Sikap pada DiriPositif Negatif
Kepercayaan DiriPercaya Diri Tidak Percaya Diri
Cita-Cita DiriTinggi Rendah
Hubungan Narsisme, Masohisme, & Sadisme
Cinta Diri BerlebihanNarsisme
Benci Diri BerlebihanMasohisme/ Menyiksa Diri
Sadisme
Perilaku
PerasaanSikap
KepercayaanCita-Cita
► BAB VIII KEPRIBADIAN
A. Konsep Kepribadian
B. Konsep Aku
C. Tipologi Kepribadian
D. Kesehatan Mental
► Lanjutan ...
Inti Kehi-dupan
Aku Sejati
Aku dilihat Orang Lain
Aku dilihatOleh Aku
Aku Ideal
Visualisasi Konsep Aku Menurut J. Pietrofesa
Aku IdealAku Dilihat Aku
Aku Dilihat Orang Lain
Aku Sehat
Aku Bermasalah
Aku Ideal
Aku Dilihat Orang Lain
Aku Sehat
► BAB VIII KEPRIBADIAN
A. Konsep Kepribadian
B. Konsep Aku
C. Tipologi Kepribadian
D. Kesehatan Mental
► Lanjutan ...
Tiipe Kepribadian Berdasarkan Dominasi Cairan Pada Seseorang
Choleric (Empedu Kuning): Cepat Marah, Mudah Tersinggung, Tidak Sabar dsb.
Melancholic (Empedu Hitam): Pemurung, Penduka, Mudah Sedih, pesimis, & Putus Asa
Phlegmatic (Lendir): Lamban, Pasif, Malas dan Apatis.
Sanguinic (Darah): Periang, Aktif, Dinamis & Cekatan
Theoritic atau
manusia teoritis.
Econimc, menda-sarkan
aktivitasnya atas
dasar nilai ekonomi.
Aesthetic menjadika
n nilai keindahan
sebagai dasar dari
pola hidupnya
Sociatic mereka
yang lebih mengutamakan nilai
sosial.
Politic yaitu
mereka menjadika
n nilai politik
sebagai pola
hidupnya.
Religious, mengutamakan nilai-
nilai spiritual
hubungan dengan Tuhan.
Tipe Kepribadian Menurut Spranger Berdasarkan Kecenderungan Akan Nilai:
► BAB VIII KEPRIBADIAN
A. Konsep Kepribadian
B. Konsep Aku
C. Tipologi Kepribadian
D. Kesehatan Mental
Kesehatan mental berkenaan dengan kondisi mental yang sehat sedangkan dari ilmu kesehatan mental berkenaan dengan prinsip-prinsip atau usaha-usaha untuk menciptakan kesehatan mental.
Memelihara kesehatan fisik anak.Memberikan berbagai bentuk kegiatan belajar, latihan penyaluran dll.
Menciptakan Lingkungan Sosial-Psikologis yang sehat & wajar.
Ciptakan interaksi dengan anak dan individu dengan dasar kasih sayang & Penghargaan. Akan harga dan martabat anak tersebut.
Upaya Pencegahan
Kesehatan Mental Anak
► BAB IX KONSEP & TEORI BELAJAR
A. Pengertian BelajarB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
C. Prinsip Belajar
D. Beberapa Teori Belajar
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang baik ataupun yang buruk, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dengan belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Tujuan Kesiapan Situasi Inter-pretasi Respons Konse-
kuensiReaksi
Terhadap Kegagalan
Unsur-Unsur Belajar
Tipe-Tipe Belajar
Signal
Learning
Stimulus-Respons Learning
Chaining
Verbal
Associ-
ation
Discri-
mination Learning
Concept
learning
Problem Solving
Learning
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa , baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
► BAB IX KONSEP & TEORI BELAJAR
A. Pengertian BelajarB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
BelajarC. Prinsip Belajar
D. Beberapa Teori Belajar
Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik berbeda , ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terus menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan satu sampai dua jam saja.Aspek psikis atau rohaniah. Aspek psikis menyangkut kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif. Seseorang yang sehat rohaninya adalah orang yang bebas dari tekanan batin yang mendalam, gangguan perasaan, kebiasaan buruk yang mengganggu, frustasi dan konflik psikis.
Faktor-faktor dalam diri individu
Faktor-faktor lingkungan
► BAB IX KONSEP & TEORI BELAJAR
A. Pengertian BelajarB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
C. Prinsip Belajar
D. Beberapa Teori Belajar
Belajar merupakan bagian dari perkembangan.
Belajar berlangsung seumur hidup.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta dari individu sendiri.
Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.
Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru.
Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.
Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
Prinsip-Prinsip Belajar
► BAB IX KONSEP & TEORI BELAJAR
A. Pengertian BelajarB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
C. Prinsip Belajar
D. Beberapa Teori
Belajar
Individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana proses pengemabangan kekuatan tersebut tiap aliran atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.
► Teori Disiplin Mental
Ciri-ciri dari rumpun teori ini yaitu: 1) mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, 2) bersifat mekanistis, 3) menekankan peranan lingkungan, 4) mementingkan pembentukan reaksi atau respon dan 5) menekankan pentingnya latihan.
► Teori Behaviorisme
Rumpun ketiga adalah Kognitif-Gastald_Field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekuler (menekankan unsur-unsur) maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan atau keterampilan.
► Teori Cognitive-Gestalt-Field
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran Belajar
C. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Kegiatan belajar yang berlangsung disekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan gru, serta pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa (tujuan belajar). Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa (tujuan belajar), bahan apa yang harus dipelajari (bahan ajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode pembelajaran), serta bagaimana mengetahui kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam kurikulum sekolah. Kegiatan belajar yang dilaksanakan di sekolah benar-benar disengaja dan direncanakan.
E. Belajar AfektifHasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis, dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tepai juga secara lisan penilaian perbuatan (sikap).
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran BelajarC. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Belajar merupakan suatu upaya pengembangan seluruh kepribadian individu, baik segi fisik maupun psikis. Dalam proses belajar di sekolah sasaran belajar ini sering dirumuskan dalam bentuk tujuan pelajaran, tujuan instruksional atau dewasa ini disebut tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan yang lebih luas yaitu tujuan kurikuler, yang juga merupakan pembelajaran dari tujuan instruksional atau tujuan sesuatu lembaga pendidikan.
E. Belajar Afektif
Tujuan instruksional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional menggambarkan kepribadian ideal seorang warga negara Indonesia. Berdasarkan rumusan TAP MPR Nomor II Tahun 1988, tujuan tersebut berbunyi:
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur; berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani dan rohani.
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran Belajar
C. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah, sangat ditentukan oleh model-model penga-jaran yang diberikan oleh guru. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa sebenarnya merupakan sisi lain dari kegiatan mengajar yang dikerjakan oleh guru, sebab kegiatan belajar-mengajar meru-pakan dua aktivitas yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tetapi dalam situasi yang sama.E. Belajar Afektif
Bentuk kegiatan belajar-mengajar yang digunakan juga berkaitan erat dengan teori belajar yang digunakan. Seperti Discovery Learning, Inquiry Learning, Reception Learning, Meaningful learning, Rote Learning, dsb.
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran Belajar
C. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Belajar tuntas adalah suatu upaya belajar dimana siswa dituntut menguasai hampir seluruh bahan ajaran. Karena menguasai 100% bahan ajar sangat sukar, maka yang dijadikan ukuran biasanya minimal mengetahui 85% tujuan yang harus dicapai. Beberapa prinsip belajar tuntas sebagai berikut:
E. Belajar Afektif
Sebagian besar siswa dalam situasi dan kondisi belajar yang normal dapat menguasai sebagian besar bahan yang diajarkan.
Guru menyusun strategi pengajaran tuntas memulai dengan merumuskan tujuan-tujuan khusus yang hendaknya dikuasai oleh siswa.Sejalan dengan tujuan-tujuan khusus tersebut guru merinci bahan ajaran menjadi satuan-satuan bahan ajaran yang kecil yang mendukung pencapaian sekelompok tujuan khusus tersebut.Selain disediakan bahan ajaran untuk kegiatan belajar utama, juga disusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan.
Penilaian hasil belajar tidak menggunakan acuan norma tetapi menggunakan acuan patokan.
Konsep belajar tuntas juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individual
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran Belajar
C. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Beberapa Metode Belajar Afektif
E. Belajar Afektif
Melalui penggunaan model konsiderasi siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
► Model Konsiderasi
Nilai juga bersifat multidimensial, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model pembentukan rasional bertujuan mengembangkan kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.
► Model Pembentukan Rasional
Klarifikasi nilai merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai dan membantu siswa menguasai keterampilan, menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai.
► Klarifikasi Nilai
► BAB X BELAJAR DI SEKOLAH
A. Belajar Proses & Hasil Belajar
B. Sasaran Belajar
C. Bentuk Kegiatan Belajar
D. Belajar Tuntas
Beberapa Metode Belajar Afektif
E. Belajar Afektif
Pengembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang berlangsung secara berangsur melalui tahap prakonvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampuan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.
► Pengembangan Moral Kognitif
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung dalam suasana permisif dan kondusif. Guru hendaknya menghargai potensi dan kemampuan siswa dan berperan sebagai fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian siswa. Penggunaan model ini bertujuan untuk membantu para siswa mengaktualisasikan dirinya.
► Model Nondirektif
► Lanjutan ...
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
Keseimbangan antara tuntunan global dan lokal. Orang secara berangsur dituntut untuk menjadi warga global yang berpengetahuan, berpikir dan berkarya untuk kepentingan global. Dipihak lain mereka tidak boleh meninggalkan akarnya dan terus berperan aktif dalam dan untuk kemajuan kehidupan bangsa dan daerahnya.
Keseimbangan antara universal dan individual. Kebudayaan dewasa ini telah berkebang ke arah budaya global universal. Pengaruh media cetak dan elektronik sangat mempercepat tecapainya budaya global. Meskipun begitu derasnya pengaruh globalisasi, tetapi kita tidak bisa meninggalkan karakteristik yang unik. Kemajuan budaya diarahkan bagi kepentingan masa depan manusia, pengembangan seluruh potensinya secara optimal, dengan tetap harus memperhatikan tradisi dan budaya individualnya.
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan. Dewasa ini terdapat ledakan informasi pengetahuan. Hal ini bukan saja disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu, tetapi juga karena perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Belajar Mengetahui
Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Dalam konsep komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus yaitu dalam kaitan dengan vokasional. Belajar berkarya adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja.
Belajar Berkarya
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
Dalam kehidupan global kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran dan profesi, tetapi juga hidup dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup bersama.
Belajar Hidup Bersama
Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian dituntut individu-individu banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya.
Belajar Berkembang Utuh
► Lanjutan ...
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
Kemajuan-kemajuan yang berlangsung saat ini dan mungkin di saat yang akan berlangsung sangat cepat, beragam, dinamis dan sukar diramalkan. Agar bisa mengikuti, menyesuaikan diri dan berkiprah dengan kemajuan-kemajuan yang sangat cepat tersebut, kuncinya adalah pada belajar.
Perkembangan yang cepat dari lingkungan harus diimbangi oleh perkembangan yang cepat pula dari individu warganya. Untuk itu setiap individu warga planet ini dituntut untuk belajar, lebih banyak belajar, meningkatkan kemampuan, motivasi dan upaya belajarnya, sehingga tercipta masyarakat belajar. Individu warga masyarakat yang banyak belajar akan mempercepat perkembangan masyarakatnya. Perkembangan masyarakat yang cepat menuntut warga masyarakat belajar lebih banyak lebih intensif.
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
E-learning banyak dilakukan di dunia bisnis, karena mereka membutuhkan informasi yang paling baru, paling akurat, selengkap mungkin dan semurah mungkin. Karena informasi tersebut selalu berubah dan bertambah, maka mereka perlu belajar setiap saat. Dengan e-learning kita dapat belajar 24 jam sehari, mempelajari segala macam ilmu pengetahuan dan informasi, kita tidak hanya melihat dan mengenalnya, dan berperan sebagai penonton.
E pada e-learning bukan hanya singkatan dari electronic, tetapi juga dari experience (pengalaman), extended (perpenjangan) dan expanded (perluasan). Kata electronic, bermakna bahwa dalam e-learning penambahan unsur teknologi pada proses belajar, sehingga proses belajarnya melibatkan berbagai perangkat keras, perangkat lunak dan proses elektronik.
► BAB XI BELAJAR DALAM LINGKUP LUASA. Tantangan Untuk Belajar Secara LuasB. Empat Pilar Belajar
C. Masyarakat Belajar
D. e-LearningE. Memadukan e-Learning dengan Belajar Di Sekolah
E-learning memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan belajar di sekolah, diantaranya: keleluasaan waktu, kebebasan tempat, pemilihan bahan yang dipelajari, kekurangan guru, keterbatasan biaya, dsb., tetapi tidak dapat menggantikannya. E-learning sangat tepat bagi belajar orang dewasa, bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan para karyawan dan eksekutif. Bagi anak-anak dan pemuda, yang membutuhkan dasar-dasar yang kuat bagi belajar selanjutnya, belajar di sekolah sangat cocok dan sangat sangat diperlukan.
Mengingat baik belajar di sekolah maupun e-learning mempunyai keunggulan masing-maisng, maka yang paling baik adalah memadukan keduanya. E-learning dapat digunakan sebagai salah satu mempelajari atau mendalami hal-hal tertentu. Para siswa dapat diberi tugas atau mencari sendiri di internet. Guru sebaiknya telah menyusun program pembelajaran dengan memasukkan kegiatan e-learning, sebagai pelengkap, pengayaan atau program terpadu.
► BAB XII PEMAHAMAN PRIBADI SISWAA. Tujuan & Kegunaaan PemahamanB. Aspek-Aspek yang DipahamiC. Teknik-Teknik PemahamanD. Penggunaan Hasil Pemahaman
Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan para pendidik dan siswanya, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman tentang dirinya sendiri dan juga pemahaman tentang orang lain. Tanpa pemahaman yang mendalam dan meluas tentang diri sendiri dan orang lain ini tidak mungkin individu, terutama pendidik dapat berinteraksi dengan orang lain (siswa) dengan baik.
► BAB XII PEMAHAMAN PRIBADI SISWAA. Tujuan & Kegunaaan PemahamanB. Aspek-Aspek yang DipahamiC. Teknik-Teknik PemahamanD. Penggunaan Hasil Pemahaman
Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman keselu-ruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmaniah dan psisiks atau batiniah. Kedua komponen ini juga meliputi banyak apek, yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama, yaitu aspek: intelektual, sosial dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor.
► BAB XII PEMAHAMAN PRIBADI SISWAA. Tujuan & Kegunaaan PemahamanB. Aspek-Aspek yang DipahamiC. Teknik-Teknik PemahamanD. Penggunaan Hasil Pemahaman
Pemahaman yang dilakukan dalam interaksi sehari-hari bersifat informal, tanpa rencana, mungkin juga tanpa disadari. Dalam interaksi belajar mengajar, disamping pemahaman informal yak berencana dan tak disadari, juga diunakan teknik-teknik pemahaman yang lebih formal dan berencana. Secara garis besar dibedakan dua macam cara pemahaman atau teknik pengummpulan data, yaitu teknik pengukuran atau tes dan bukan pengukuran atau non tes.
Teknik pengukuran atau teknik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut tes dan skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan atau distandarisasikan. Karena sifatnya sebagai alat ukur dan telah dibakukan maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan dalam angka atau klasifikasi tertentui.
Teknik Tes
Teknik non-tes merupakan cara pengumpulan data tidak menggunakan alat-alat baku, dengan demikian tidak bersifat mengukur dan tidak diperoleh angka-angka sebagai hasil pengukuran. Beberapa teknik non-tes yang bisa digunakan dalam pemahaman individu adalah: observasi, wawancara angket, studi dokumenter, skala, sosiometri, otobiografi, studi kasus dan konferensi kasus.
Teknik Non-Tes
► BAB XII PEMAHAMAN PRIBADI SISWAA. Tujuan & Kegunaaan PemahamanB. Aspek-Aspek yang DipahamiC. Teknik-Teknik PemahamanD. Penggunaan Hasil Pemahaman
Perkembangan belajar siswa di sekolah tidak selalu berjalan lancar, adakalanya mengalami hambatan ataupun kemacetan. Apabila siswa terhambat atau bahkan mengalami kemacetan dalam belajarnya guru atau pembimbing tidak boleh tinggal diam, ia harus berusaha memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan guru atau pembimbing tidak dapat diberikan begitu saja, sebab walaupun dua orang siswa memperlihatkan kesulitannya yang kelihatan sama, tetapi belum tentu benar-benar sama, sebab faktor-faktor yang melatarbelakanginya berbeda.
Pembimbingan Siswa
Sebelum menyiapkan rencana pelajarannya atau susunan pelajaran guru hendaknya mempelajari dulu rekord siswa. Melalui pemanfaatan rekord tersbeut guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dan masalah siswa. Rekord siswa juga dapat digunakan untuk mengadakan berbagai usaha penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu.
Penyususnan & Penyempurnaan Pengajaran
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di Skeolah
Menurut James P. Adam konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
E. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Rogers memberikan pengertian Konseling yaitu serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di SkeolahE. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya dimasa yang akan datang.
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta kerjanya.
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Tujuan Bimbingan & Konseling
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di SkeolahE. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Fungsi Bimbingan Konseling
Fungsi Pemahaman
Fungsi Fasilitasi
Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyaluran
Fungsi Adaptasi
Fungsi Pencegahan
Fungsi Perbaikan
Fungsi Penyembuha
n
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di SkeolahE. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Pengumpulan data
Pemberian informasi
Penempatan
Konseling
Penyesuaian diri
Evaluasi dan tindak lanjut
Layanan
Bimbingan dan
Konseling
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di SkeolahE. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.
Sebelum memberikan bantuan guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut.
Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain.
Orang tua adalah pembimbing belajar siswa di rumah.
Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium, dsb.
Prinsip
Bimbingan
Belajar Di
Sekolah
► BAB XIII Bimbingan Belajar
A. Konsep Bimbingan
B. Tujuan & Fungsi BK
C. Layanan BK
D. Bimbingan Belajar di SkeolahE. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Keseluruhan teknik bimbingan (dan konseling) dibedakan antara teknik bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Bimbingan individual adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) dalam situasi individual. Teknik bimbingan ini ada yang bersifat informatif (memberikan iformasi) dan ada juga yang bersifat terapeutik atau menyembuhkan. Beberapa teknik bimbingan individual yang bersifat informatif adalah ceramah/penjelasan, wawancara, nasihat, penyampaian bahan-bahan/tertulis, penyam-paian informasi melalui media elektronika dll. yang diberikan secara individual.
Bimbingan Individu
Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan inipun ada yang bersifat informatif, dan terapeutik, tetapi juga ada yang bersifat adjustif. Bimbingan kelompok yang bersifat informatif, hampir sama dengan bimbingan individual tetapi diberikan secara kelompok, seperti ceramah kelompok, nasihat kelompok, penggunaan media tulis dan media elektronika secara kelompok.
Bimbingan Kelompok
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
Siapakah Guru?
Guru sebagai pribadi
Guru sebagai pendidik & pengajarGuru sebagai
pembimbing
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian GuruC. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
Kedewasaan
•Tiga Ciri Kedewassaan: (1) memiliki tujuan dan pedoman hidup, (2) mampu melihat segala sesuatu secara objektif, (3) orang yang bisa bertangggung jawab.
Kesehatan Fisik & Psikis
•Gur dituntut untuk memiliki fisik dan mental yang sehat. Fisik yang sehat berarti terhindar dari berbagai macam penyakit. Guru yang sakit bukan saja tidak mungkin dapat melaksanakan tugas dengan baik, tetapi kemungkinan besar akan menularkan penyakitnya ke siswa. Sedangkan gangguan mental yang diderita guru dapat mengganggu bahkan merusak interaksi pendidikan.
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
Guru merupakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, selain hars memenuhi syarat-syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memili ilmu dan kecakapan-kecakapan keguruan. Ilmu dan kecakapan-kecakapan tersebut diperoleh selama menempuh pelajaran di lembaga pendidikan guru.
Penguassan Ilmu & Keterampilan Keguruan
Agar mampu menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang sttudi yang diajarkannya ia harus menguasai ilmu atau bidang tersebut secara mendalam dan meluas. Guru matematika dituntut menguasai ilmu atau bidang studi matematika secara mendalam, jauh melampaui materi yang akan diberikan kepada para siswanya. Demikian juga dengan guru-guru bidang studi lainnya.
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
► Lanjutan ...
Sifat dan Sikap
Profesional
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
Bentuk komunikasi dalam mengajar
Interaksi belajar-mengajar berintikan penyampaian informasi yang berupa pengetahuan terutama dari guru kepada siswa. Dalam keadaan idela interaksi dapat pula disampaikan oleh siswa kepada guru dan kepada siswa yang lainnya.
Penyampaian informasi lisan
Para guru kemungkinan juga berkomunikasi dengan siswanya secara tertulis.,berupa penyampaian bahan tertulis tulisannya sendiri atau karya orang lain supaya dibaca dan dipelajari oleh siswa.
Penyampaian informasi tertulis
Beberapa sekolah dewasa ini sudah mulai memanfaatkan media elektronika dalam kegiatan belajar mengajar.
Komunikasi melalui media elektronik
Baik antara siswa dengan guru atau antar sesama siswa atau bahkan antar siswa dengan manusia sumber di luar sekolah, dapat terjadi komunikasi dalam berbgai kegiatan kelompok.
Komunikasi dalam aktivitas kelompok
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
1. Berdasarkan jumlah siswa yang diajar dibedakan antara kegiatan mengajar klasikal, kelompok dan individual.
2. Berdasarkan jarak antara guru dengan siswa dibedakan antara mengajar jarak jauh dan tatap muka atau belajar dengan komunikasi tidak langsung dan komunikasi langsung.
3. Berdasarkan media yang digunakan antara mengajar secara lisan, menggunakan media tulis dan media elektronika.
4. Berdasarkan dominasi peranan guru dan siswa, dibedakan mengajar yang bersifat ekspositori dan mengajar inkuiri-discovery.
5. Mengajar dengan menggunakan alat peraga atau audio-visual aid.
Bentuk Pengajaran yang Dilakukan oleh Guru
► BAB XIV GURU DAN TUGAS-TUGASNYA
A. Siapakah Guru
B. Kematangan Kepribadian Guru
C. Kemampuan ProfesionalD. Kemampuan Guru dalam BerkomunikasiE. Proses Pengajaran
Penyampaian Informasi
► Lanjutan ...
Menyampaikan informasi secara sistematis atau
beraturan.
Berbicara terarah kepada pencapaian
tujuan tertentu.
Berbicara dnegan semangat.
Penyampaian informasi diselingi
dengan sedikit humor.
Penyampaian informasi disertai
dengan alat tulis atau alat bantu lainnya.
Penyampaian informasi dilengkapi dengan pembuatan
sketsa.
SEKIAN & TERIMAKASIH
Back to First Slide