Lampiran UU NO 23 2014 versi dok
-
Upload
fauzipermata -
Category
Documents
-
view
201 -
download
44
description
Transcript of Lampiran UU NO 23 2014 versi dok
LAMPIRANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
I. MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Manajemen Pendidikan a. Penetapanstandar nasional pendidikan.
b. Pengelolaan pendidikan tinggi.
a. Pengelolaanpendidikan menengah.
b. Pengelolaan pendidikan khusus.
a. Pengelolaanpendidikan dasar.
b. Pengelolaan pendidikan anak usia dinidan pendidikan nonformal.
2. Kurikulum Penetapan kurikulumnasional pendidikanmenengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal.
Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan menengah dan muatan lokal pendidikan khusus.
Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal.
3. Akreditasi Akreditasi perguruan tinggi, pendidikan
menengah,pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini,
--- ---
4. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
a. Pengendalian formasi pendidik, pemindahan pendidik, danpengembangan karier pendidik.
b. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas Daerah provinsi.
Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan dalam Daerah kabupaten/kota.
5. Perizinan Pendidikan a. Penerbitan izin perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan
oleh masyarakat.b. Penerbitan izin
penyelenggaraan satuan pendidikan asing.
a. Penerbitan izin pendidikan menengahyangdiselenggarakan
oleh masyarakat.b. Penerbitan izin pendidikan
khususyangdiselenggarakan
a. Penerbitan izin pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh masyarakat.b. Penerbitan izin
pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal
yang6. Bahasa dan Sastra Pembinaan bahasa dan
sastra Indonesia.Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya dalam
Daerahkabupaten/kota.
B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Upaya Kesehatan a. Pengelolaan upaya kesehatan perorangan (UKP) rujukan nasional/lintas Daerah provinsi.
b. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) nasional dan rujukan nasional/lintas Daerah provinsi.
c. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan standardisasi fasilitas pelayanan kesehatan publik dan swasta.
d. Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan fasilitas pelayanan kesehatan penanaman modal asing (PMA) serta fasilitas pelayanan kesehatan
a. Pengelolaan UKP rujukan tingkatDaerah provinsi/lintasDaerah kabupaten/kota.
b. Pengelolaan UKM Daerah provinsi dan rujukan tingkatDaerah provinsi/lintasDaerah kabupaten/kota.
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan fasilitas pelayanankesehatan tingkat Daerah provinsi.
a. Pengelolaan UKP Daerah kabupaten/kotadan rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota.
b. Pengelolaan UKM Daerah kabupaten/kotadan rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota.
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitaspelayanan kesehatan tingkat Daerah kabupaten/kota.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
a. Penetapan standardisasi dan registrasi tenaga kesehatan Indonesia, tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA), sertapenerbitan rekomendasi pengesahan rencanapenggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) dan
izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA).
b. Penetapan penempatan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis bagi Daerah yang tidak mampu dan tidak diminati.
c. Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi pelaksana Urusan Pemerintahan bidang kesehatan.
d. Penetapan standar pengembangan kapasitas SDM kesehatan.
e. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Nasional.
Perencanaan danpengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah provinsi.
a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan.
b. Perencanaandan pengembanganSDM kesehatan untuk UKM danUKPDaerah kabupaten/kota.
3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan Minuman
a. Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan, dan suplemenkesehatan program nasional.
b. Pengawasan ketersediaan pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan.
c. Pembinaan danpengawasan industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku
a. Penerbitanpengakuan pedagang besar farmasi (PBF) cabang dan cabang penyalur alat kesehatan (PAK) .
b. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UKOT).
a. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal.
b. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT).
c. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas 1 (satu) tertentuperusahaan rumah tangga.
d. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga.
e. Pengawasan post-marketproduk makanan-
d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan minuman.
e. Pengawasan post-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan minuman.
minuman industri rumah tangga.
4. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh nasional dan internasional,
kelompokmasyarakat,
organisasi swadaya masyarakat serta dunia
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh provinsi, kelompok masyarakat,
organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat provinsi.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh kabupaten/kota, kelompok
masyarakat,organisasi
swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat
C. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Sumber Daya Air (SDA) a. Pengelolaan SDA dan bangunan
pengaman pantai pada wilayah sungai lintas Daerah provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional.
b. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, daerah irigasi lintas Daerah provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan daerah irigasi
a. Pengelolaan SDA dan bangunan
pengaman pantai pada wilayah sungai lintas
Daerahkabupaten/kota.
b. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1000 ha - 3000 ha, dan daerah irigasi lintas Daerah kabupaten/kota.
a. Pengelolaan SDA dan bangunanpengaman pantai pada wilayah sungai dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
b. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
2. Air Minum a. Penetapan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) secara nasional.
b. Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional.
Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah kabupaten/kota.
Pengelolaan dan pengembangan SPAM di Daerah kabupaten/kota .
3. Persampahan a. Penetapan pengembangan sistem
pengelolaan persampahan
secara nasional.b. Pengembangan sistem
pengelolaan persampahan lintas Daerah provinsi dan sistem
pengelolaan persampahan untukkepentingan strategis nasional.
Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional.
Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam
Daerahkabupaten/kota.
- 11 -
4. Air Limbah a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional.
b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas Daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional.
Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik regional.
Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam Daerah kabupaten/kota.
5. Drainase a. Penetapan pengembangan sistem drainase secara nasional.
b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas Daerah provinsi dan sistem drainase untuk kepentingan strategis nasional.
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan sungai lintas Daerah kabupaten/kota.
Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan sungai dalam
Daerahkabupaten/kota.
6. Permukiman a. Penetapan sistem pengembangan infrastruktur permukimansecara nasional.
b. Penyelenggaraan infrastrukturpada permukiman di kawasan strategis nasional.
Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah provinsi.
Penyelenggaraan infrastruktur
pada permukiman di
Daerah kabupaten/kota.
7. Bangunan Gedung a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional.
b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentinganstrategis nasional danpenyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus.
a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi.
b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi.
Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan gedung.
8. Penataan Bangunan dan Lingkungannya
a. Penetapan pengembangan sistempenataan bangunandan lingkungannya secara nasional.
b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannyadi kawasan strategis nasional.
Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi dan penataan bangunan dan lingkungannya lintas
Daerah kabupaten/kota.
Penyelenggaraan
penataan bangunan danlingkungannya di
Daerah kabupaten/kota.
9. Jalan a. Pengembangan sistem jaringan jalan secara nasional.
b. Penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional.
Penyelenggaraan jalan provinsi.
Penyelenggaraan jalan kabupaten/kota.
10. Jasa Konstruksi a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja konstruksi percontohan.
b. Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi cakupan nasional.
c. Penerbitan izinusaha jasa konstruksi asing.
d. Pengembangan standar kompetensi kerja dan pelatihan jasa konstruksi.
e. Pengembangan pasar dan kerjasama konstruksi luar negeri.
a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi.
b. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan Daerah provinsi.
a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi.
b. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan Daerah kabupaten/kota.
c. Penerbitan izin usaha jasa konstruksi nasional (nonkecil dan kecil).
d. Pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi.
11. Penataan Ruang a. Penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional.
b. Pelaksanaan kerja sama penataan ruang antarnegara.
Penyelenggaraan
penataan ruang Daerah provinsi.
Penyelenggaraan
penataan ruangDaerah
kabupaten/kota.
D. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Perumahan a. Penyediaan rumahbagi masyarakat berpenghasilanrendah (MBR).
b. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana nasional.
c. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Pusat.
d. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan bagi MBR.
a. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana provinsi.
b. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah provinsi.
a. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana kabupaten/kota.
b. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
c. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan.
d. Penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG).
2. Kawasan Permukiman a. Penetapan sistem kawasan permukiman.
b. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas15 (lima belas) ha atau lebih.
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha.
a. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman.
b. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha.
3. Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh
--- --- Pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh pada Daerah kabupaten/kota.
4. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)
Penyelenggaraan PSU di lingkungan hunian dan kawasan permukiman.
Penyelenggaraan PSU permukiman.
Penyelenggaraan PSU perumahan.
- 18 -
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
5. Sertifikasi, Kualifikasi, Klasifikasi, danRegistrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan besar.
Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang
melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan menengah.
Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum PSU tingkat kemampuan kecil.
E. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
NO SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Ketenteraman Ketertiban Umum
dan a. Standardisasi
tenaga satuan polisi pamong praja.
b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan
pengangkatan penyidik pegawai
negeri sipil(PPNS)penegakan Perda.
a. Penanganangangguan ketenteramandan ketertiban umum lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Penegakan Perda Provinsi dan peraturan gubernur.
c. Pembinaan PPNS provinsi.
a. Penanganan gangguan ketenteraman dan ketertiban umum dalam1 (satu)
Daerah kabupaten/kota.
b. Penegakan
Perda Kabupaten/Kotadan
peraturan
2. Bencana Penanggulangan
bencana nasional.
Penanggulangan
bencana provinsi.
Penanggulangan
bencana kabupaten/kota.
3. Kebakaran a. Standardisasi sarana dan prasarana
pemadam kebakaran.b. Standardisasi kompetensi
dan sertifikasi tenaga pemadam kebakaran.
c. Penyelenggaraan sistem informasi kebakaran.
Penyelenggaraan
pemetaan rawan kebakaran.
a. Pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan, dan penanganan bahan berbahaya dan beracun kebakaran dalam Daerah kabupaten/kota.
b. Inspeksi
peralatan proteksi kebakaran.
c. Investigasi kejadian kebakaran.
d. Pemberdayaan masyarakat
F. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SOSIAL
NO SUB BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Pemberdayaan Sosial a. Penetapan lokasi dan pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil (KAT).
b. Penerbitan izin pengumpulan sumbangan lintas Daerah provinsi.
c. Pembinaanpotensi sumber kesejahteraan sosial.
a. Penerbitan izin pengumpulan sumbangan lintasDaerahkabupaten/kota
dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Pemberdayaanpotensi sumberkesejahteraan sosial provinsi.
a. Pemberdayaan sosial KAT.
b. Penerbitan izin pengumpulan sumbangan dalamDaerah kabupaten/kota.
c. Pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosialDaerahkabupaten/kota.
d. Pembinaanlembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3) yang wilayah kegiatannya di Daerah
2. Penanganan Warga Negara Migran Korban Tindak Kekerasan
a. Penanganan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi sampai ke Daerah provinsi asal.
b. Pemulihan trauma korban tindak kekerasan (traficking) dalam dan luar negeri.
Pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi di Daerah provinsi untuk dipulangkan ke Daerah kabupaten/kota asal.
Pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi di Daerah kabupaten/kota untuk dipulangkan ke Desa/kelurahan asal.
3. Rehabilitasi Sosial Rehabilitasi bekas korban penyalahgunaan NAPZA, orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
Rehabilitasi sosial bukan/tidak termasuk bekas korban penyalahgunaan NAPZA, orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang memerlukan rehabilitasi pada panti.
Rehabilitasi sosial bukan/tidak termasuk bekas korban penyalahgunaan NAPZA dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang tidak memerlukan rehabilitasi pada panti, dan rehabilitasi anak yang berhadapan dengan hukum.
4. Perlindungan dan Jaminan Sosial
a. Penerbitan izin orang tua angkat untukpengangkatan anak antara WNI dengan WNA.
b. Penghargaan dan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan.
c. Pengelolaan data fakir miskin nasional.
a. Penerbitan izin orang tua angkat untukpengangkatan anak antar WNI dan pengangkatan anak oleh orang tua tunggal.
b. Pengelolaan data fakir miskin cakupan Daerah provinsi
a. Pemeliharaan anak-anak terlantar.
b. Pendataan dan Pengelolaan data fakir miskin cakupan Daerah kabupaten/kota.
5. Penanganan Bencana a. Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana nasional.
b. Pembuatan model pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana.
Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana provinsi.
a. Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana kabupaten/kota.
b. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan
bencana kabupaten/kota.
6. Taman Makam Pahlawan
Pemeliharaan taman makam pahlawan nasional utama dan makam pahlawan nasional di dalam dan luar negeri.
Pemeliharaan taman makam pahlawan nasional provinsi.
Pemeliharaan taman makam pahlawan nasional kabupaten/kota.
7. Sertifikasi dan Akreditasi
a. Pemberian setifikasi kepada pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial.
b. Pemberian akreditasi kepada lembaga kesejahteraan sosial.
G. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG TENAGA KERJA
NO SUB BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSIDAERAH
KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
a. Pengembangan sistem dan metode pelatihan.
b. Penetapan standar kompetensi.
c. Pengembangan program pelatihan ketenagakerjaan, ketransmigrasian, produktivitas, dan kewirausahaan.
d. Pelaksanaan pelatihan untuk kejuruan yang bersifat strategis.
a. Pelaksanaan pelatihan berdasarkan klaster kompetensi.
b. Pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan kerja.
c. Konsultansi produktivitas pada perusahaan menengah.
d. Pengukuran produktivitas tingkat Daerah provinsi.
a. Pelaksanaan pelatihan berdasarkan unit kompetensi.
b. Pembinaaanlembaga pelatihan kerja swasta.
c. Perizinan dan pendaftaranlembaga pelatihan kerja.
d. Konsultansi produktivitas pada perusahaan kecil.
e. Pengukuran produktivitas tingkatDaerah kabupaten/kota.
e. Penetapan kualifikasi instruktur, penggerak swadayamasyarakat (PSM) dan tenaga pelatihan.
f. Pengembangan dan peningkatan kompetensi instruktur dan PSM.
g. Penetapan standarakreditasi
lembaga pelatihan kerja.h. Penerbitan izin
pemagangan luar negeri.i. Pemberian lisensi
lembaga sertifikasi profesi.
j. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi.k. Pengembangan sistem, metode, alat dan teknik peningkatan produktivitas.
l. Penyadaran produktivitas.
m. Konsultansi produktivitas pada perusahaan besar.
n. Pengukuran produktivitas tingkat nasional.
2. Penempatan
Tenaga Kerja
a. Pelayanan antar kerja nasional.
b. Pengantar kerja.c. Penerbitan izin lembaga
penempatan tenaga kerja swasta (LPTKS) lebih dari 1 (satu) Daerah provinsi.
a. Pelayanan antar kerja lintasDaerahkabupaten/kota
dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Penerbitan izin LPTKS lebih dari 1 (satu)
a. Pelayanan antar kerja di Daerah kabupaten/kota
b. Penerbitan izin LPTKS dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
c. Pengelolaan informasi pasar kerja dalam Daerah kabupaten/kota.
NO SUB BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSIDAERAH
KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
d. Penerbitan izin pelaksana penempatan tenaga kerja indonesiaswasta (PPTKIS).
e. Pengembangan bursa kerja dan informasi pasar kerja nasional dan di luar negeri.
f. Perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
g. Pengesahanrencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) baru, pengesahan RPTKAperubahan seperti jabatan, lokasi, jumlah tenaga kerja asing, dan kewarganegaraan serta RPTKA
perpanjangan lebih dari 1 (satu) Daerah provinsi.
h. Penerbitan izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) baru dan perpanjangan IMTA yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu) Daerah
c. Pengelolaan informasi pasar kerja dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
d. Perlindungan TKI di luar negeri (pra dan purna penempatan) di Daerah provinsi.
e. Pengesahan RPTKA perpanjangan yang tidak mengandung perubahan jabatan, jumlah TKA, dan lokasi kerja dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
f. Penerbitan perpanjangan IMTA yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu) Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
d. Perlindungan TKI di luar negeri (pra dan purna penempatan) di Daerah kabupaten/kota.
e. Penerbitan perpanjangan IMTA yang lokasi kerja dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
3. Hubungan Industrial a. Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja bersama untuk perusahaan
yang mempunyai wilayah kerja lebih dari 1 (satu) Daerah provinsi.
a. Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja bersama untuk yang mempunyai wilayah kerja lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
a. Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja bersama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
b. Pencegahandan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja danpenutupan
yang berakibat/berdampak pada
kepentingan nasional/internasional.
b. Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan yang berakibat/berdampak pada kepentingan di 1 (satu) Daerah provinsi.
c. Penempatan upah minimum provinsi (UMP), upah minimum sektoral provinsi (UMSP), upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK).
b. Pencegahandan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan di Daerah kabupaten/kota.
4. Pengawasan Ketenagakerjaan
a. Penetapan sistem pengawasan ketenagakerjaan.
b. Pengelolaantenaga pengawas ketenagakerjaan.
Penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan.
H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSIDAERAH
KABUPATEN / KOTA1 2 3 4 5
1. Kualitas Perempuan
Hidup a. Pelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) padalembaga pemerintah
tingkat nasional.b. Pemberdayaan
perempuan bidang politik, hukum, sosial
dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan tingkat nasional.
c. Standardisasilembaga penyedialayanan pemberdayaan perempuan.
a. Pelembagaan PUG pada lembagapemerintah tingkat Daerah provinsi.
b. Pemberdayaan perempuan bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi.
c. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedialayanan pemberdayaan perempuan tingkat Daerah provinsi.
a. Pelembagaan PUGpada lembagapemerintahtingkat
Daerah kabupaten/kota.
b. Pemberdayaan perempuan bidang politik, hukum,sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatantingkat Daerah kabupaten/kota.
c. Penguatandan pengembanganlembaga penyedialayanan pemberdayaan perempuantingkat Daerah kabupaten/kota.
2. Perlindungan Perempuan
a. Pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkup nasional.
b. Penyediaanlayanan rujukan akhir bagi perempuan korbankekerasan
yang memerlukan koordinasi tingkat nasional, lintas provinsi
daninternasional.
c. Standardisasi lembaga penyedialayanan perlindungan perempuan.
a. Pencegahankekerasan terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan lintasDaerah kabupaten/kota.
b. Penyediaanlayanan rujukan lanjutan bagi perempuan korbankekerasan
yang memerlukan koordinasi tingkat Daerah provinsi dan lintas
Daerah kabupaten/kota.
c. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia
a. Pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkupDaerah kabupaten/kota.
b. Penyediaan layanan bagi perempuan korbankekerasan
yang memerlukan koordinasi tingkat
Daerah kabupaten/kota.c. Penguatan dan
pengembangan lembaga penyedialayanan perlindungan perempuan tingkatDaerah kabupaten/kota.
3. Kualitas Keluarga a. Peningkatan kualitas keluargadalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak tingkat nasional.
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedialayananpeningkatan kualitas keluarga
dalam mewujudkan KG dan hak anak tingkat nasional.
c. Standardisasi lembaga penyediaanlayananpeningkatan kualitas keluarga
a. Peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak tingkat Daerah provinsi dan lintasDaerah kabupaten/kota.
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedialayananpeningkatan kualitas keluarga
dalam mewujudkan KG dan hak anak yang wilayah kerjanya lintas Daerah kabupaten/kota.
c. Penyediaan layanan bagi keluarga
a. Peningkatan kualitas keluargadalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak tingkatDaerah kabupaten/kota.
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedialayananpeningkatan kualitas keluarga
dalam mewujudkan KG dan hak anak yang wilayah kerjanya dalam Daerah kabupaten/kota.
c. Penyediaan layanan bagi keluargadalam mewujudkan KG
anak yang wilayah kerjanya lintas Daerah kabupaten/kota.
kerjanya dalam Daerah kabupaten/kota.
4. Sistem Data Gender dan Anak
a. Penetapan sistem data gender dan anak dalam kelembagaan data di tingkat nasional.
b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian datagender dan anakdalam kelembagaandatadi tingkat nasional.
Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data gender dan anak dalam kelembagaan data ditingkat Daerah provinsi.
Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data gender dan anak dalam kelembagaan data ditingkat Daerah kabupaten/kota.
5. Pemenuhan Hak Anak (PHA)
a. Pelembagaan PHA pada lembaga
pemerintah, nonpemerintah, dan dunia usaha tingkat
a. Pelembagaan PHA pada lembaga
pemerintah, nonpemerintah, dan dunia usaha tingkat
a. Pelembagaan PHA pada lembaga pemerintah, non pemerintah, dan dunia usaha tingkat Daerah kabupaten/kota.
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia
layananpeningkatan kualitas hidup anak tingkat nasional.
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia
layananpeningkatan kualitas hidup anak tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah
b. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia
layananpeningkatan kualitas hidup anak tingkat Daerah kabupaten/kota.
6. Perlindungan Khusus Anak
a. Pencegahan kekerasan terhadap anak yang melibatkan para pihak lingkup nasional dan lintas Daerah provinsi.
b. Penyediaan layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus yangmemerlukan koordinasi
tingkat nasional daninternasional.
a. Pencegahankekerasan terhadap anak yang melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan lintasDaerah kabupaten/kota.
b. Penyediaan layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus yang memerlukan koordinasi tingkat Daerah provinsi.
c. Penguatan dan
a. Pencegahan kekerasan terhadap anak yang melibatkan para pihak lingkupDaerah kabupaten/kota.
b. Penyediaan layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus yangmemerlukan koordinasi tingkat Daerah kabupaten/kota.
c. Penguatan dan
c. Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus tingkat nasional dan lintas Daerah provinsi.
pengembangan lembaga penyedia layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota.
pengembangan lembaga penyedia layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusustingkat Daerah kabupaten/kota.
I. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
NOSUB URUSAN
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Penyelenggaraan Pangan Berdasarkan Kedaulatan Dan Kemandirian
a. Penyusunan strategikedaulatan
pangan nasional.b. Penyediaan infrastruktur
dan seluruh pendukung kemandirian pangan pada berbagai sektor sesuai kewenangan Pemerintah Pusat.
Penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian pangan pada berbagai sektor sesuai kewenangan Daerah provinsi.
Penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian pangan pada berbagai sektor sesuai kewenangan
Daerah kabupaten/kota.
2. Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
a. Pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok.
b. Pengelolaan cadangan pangan pokok Pemerintah Pusat.
c. Penetapan harga pangan
a. Penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai dengan kebutuhan Daerah provinsi dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan.
b. Pengelolaan cadangan
a. Penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai kebutuhan Daerah kabupaten/kota dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga
pokok
pembelian Pemerintah Pusat dari produsen.
d. Pengendalian dan pembatasan ekspor impor pangan pokok.
e. Penetapantarget pencapaian konsumsi pangan perkapita/tahun sesuai dengan angka kecukupan gizi.
f. Penentuankelebihan produksi pangan untuk keperluan
pangan provinsi dan menjaga keseimbangan cadangan pangan provinsi.
c. Penentuan harga minimum daerah untuk pangan lokal yang tidak ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
d. Promosi pencapaian target konsumsi
pangan perkapita /tahun sesuai dengan angka kecukupan gizi melalui media provinsi.
pangan.b. Pengelolaan cadangan
pangan kabupaten/kota.c. Penentuan
harga minimum daerah untuk pangan lokal yang tidak ditetapkanoleh Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah provinsi.
d. Pelaksanaan pencapaian target konsumsi pangan perkapita/tahun sesuai dengan angka kecukupan gizi.
3. Penanganan Kerawanan Pangan
a. Penetapan status krisis pangan nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
a. Penyusunan
peta kerentanan dan ketahanan pangan
a. Penyusunan petakerentanan danketahanan pangan
b. Penyusunan petakerentanan danketahanan
pangan nasional.c. Penanganan kerawanan
pangan nasional.d. Pengadaan, pengelolaan
dan penyaluran cadangan pangan pada kerawanan pangan yang mencakup lebih dari 1 (satu) Daerah provinsi.
kabupaten/kota.b. Penanganan kerawanan
pangan provinsi.c. Pengadaan, pengelolaan,
dan penyaluran cadangan pangan pada kerawanan pangan yang mencakup lebih dari 1 (satu) Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
kecamatan.b. Penanganan kerawanan
pangan kabupaten/kota.c. Pengadaan, pengelolaan
dan penyaluran cadangan pangan pada kerawanan pangan yang mencakup dalamDaerah kabupaten/kota.
4. Keamanan Pangan Pelaksanaan pengawasan keamanan pangan segar distribusi lintas negara dan distribusi lintas Daerah provinsi.
Pelaksanaan
pengawasan keamanan pangan segar distribusi lintas Daerah kabupaten/kota.
Pelaksanaan
pengawasan keamanan pangan segar.
J. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANAHAN
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Izin Lokasi Pemberian izin lokasi lintas Daerah provinsi.
Pemberian izin lokasi lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pemberian izin lokasi dalam1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
2. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
Pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
Penetapan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum provinsi.
---
3. Sengketa Tanah Garapan
Penyelesaian sengketa tanah garapan lintas Daerah provinsi.
Penyelesaian sengketa tanah garapan lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Penyelesaian sengketa tanah garapan dalam Daerah kabupaten/kota.
4. Ganti Kerugian dan Santunan Tanah Untuk Pembangunan
Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Pusat.
Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah provinsi.
Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah
5. Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah, serta Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum dan Tanah Absentee
Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas Daerah provinsi.
Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee dalam Daerah kabupaten/kota.
6. Tanah Ulayat --- Penetapan tanah ulayat yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Penetapan tanah ulayat yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota.
7. Tanah Kosong --- a. Penyelesaian masalah tanah kosong lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
a. Penyelesaian masalah tanah kosong dalam Daerah kabupaten/kota.
b. Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas
Daerahkabupaten/kota
b. Inventarisasi danpemanfaatan tanah kosong dalam Daerah kabupaten/kota.
8. Izin Membuka Tanah --- --- Penerbitan izinmembuka
tanah.9. Penggunaan Tanah Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas Daerah provinsi.
Perencanaan
penggunaan tanah yang hamparannya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya dalam
Daerahkabupaten/kota.
K. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
NO SUB BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA1 2 3 4 5
1. Perencanaan Lingkungan Hidup
Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) nasional.
RPPLH provinsi. RPPLH kabupaten/kota.
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS untuk kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Nasional.
KLHS untuk KRP provinsi. KLHS untukKRP
kabupaten/kota.3. Pengendalian Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
pencemarandan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah provinsi dan/atau
Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pencegahan,penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam Daerah kabupaten/kota.
4. Keanekaragaman Hayati (Kehati)
Pengelolaan Kehati nasional. Pengelolaan Kehati provinsi. PengelolaanKehati kabupaten/kota.
5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
a. Pengelolaan B3.b. Pengelolaan limbah B3.
Pengumpulan limbah B3 lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
a. Penyimpanan sementara limbah B3.
b. Pengumpulan limbah B3 dalam 1 (satu) Daerah 6. Pembinaan dan
pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Daerah provinsi.
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yangizin
lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh
7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH
a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di 2 (dua) atau lebih Daerah provinsi.
a. Penetapanpengakuan
MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang
a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal ataupengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal ataupengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/kota.
8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat nasional.
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga
kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi.
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat
Daerahkabupaten/kota.
9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
Pemberian
penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional.
Pemberian
penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah
Pemberian
penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah
10. Pengaduan Lingkungan Hidup
Penyelesaian
pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap:a. usaha dan/atau kegiatan
yang izin lingkungan
Penyelesaian
pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap:
a. usaha dan/atau kegiatan
Penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang PPLH terhadap:
a. usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan
dan/atau izin PPLH diterbitkan
oleh Pemerintah Pusat.b. usaha dan/atau kegiatan
yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah provinsi.
dan/atau izin PPLH diterbitkan
olehPemerintah
Daerah provinsi.b. usaha dan/atau kegiatan
yang lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah
dan/atau izin PPLH diterbitkan olehPemerintah Daerah kabupaten/kota.
b. usaha dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya di Daerah kabupaten/kota.
11. Persampahan a. Penerbitan izininsenerator
pengolah sampah menjadi energi listrik.
b. Penerbitan izin pemanfaatan gas metana (landfill gas) untuk energi listrikditempat pemrosesan akhir (TPA) regional oleh pihak swasta.
Penanganan sampah di TPA/TPST regional.
a. Pengelolaan sampah.b. Penerbitan izin
pendaurulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhirsampah yang diselenggarakan oleh swasta.
c. Pembinaan dan
c. Pembinaan dan pengawasan penanganan sampah di TPA/tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) regional oleh pihak swasta.
d. Penetapan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.
e. Pembinaan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.
pengawasan pengelolaan sampah yangdiselenggarakan oleh pihak swasta.
L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Pendaftaran Penduduk a. Penetapan sistem pendaftaran penduduk secara nasional.
b. Pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK).
c. Penetapan spesifikasi dan penyediaan blangko KTP-El.
d. Penetapan spesifikasi dan penyediaan blangko dokumen kependudukan selain
--- Pelayanan pendaftaran penduduk.
2. Pencatatan Sipil a. Penetapan sistem pencatatan sipil secara nasional.
b. Penetapan spesifikasi
--- Pelayanan pencatatan sipil.