LAMPIRAN -...

12
LAMPIRAN Data Narasumber Nama : Abdon Matta Jabatan : Ketua Kelompok Sadar Wisata Waktu : 13 Agustus 2017 dan 28 Desember 2017 Pukul 15.00 17.00 WITA Tempat : Lokasi objek wisata Pantai Puru Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana awal mula terbentuknya Objek wisata Pantai Puru? Jadi sebenarnya Pantai Puru ini sudah ada sejak lama. Sekitar tahun 50an. Dan pada waktu itu Amarasi Barat sendiri masih di pimpin oleh Raja Amarasi. Pantai Puru ini sendiri, pada waktu itu bernama Eti’beu. Eti yang berarti tempat dan Be’u yang berarti perkelahian. Sehingga Pantai ini disebut Pantai Eti’Beu yang artinya Pantai tempat perkelahian. Pada waktu itu tempat ini adalah tempat berkumpulnya Kepala - Kepala Adat di Kabupaten Kupang, guna bertarung, mengadu kekuatan satu sama lain, atau yang disebut gulat orang Timor. Lalu pada tahun 1953-1954 terjadilah pertengkaran yang besar, dan mengakibatkan Raja Amarasi mengakhiri pertarungan atau gulat orang Timor tersebut, sekaligus menutup Pantai Puru ini agar tidak ada lagi orang yang datang untuk mengadu kekuatan disini, dan mengganti nama Pantai ini menjadi Pantai Puru yagn artinya Pantai ombak besar. Semenjak itu, Pantai Puru ini menjadi tidak terurus dan dibiarkan begitu saja. hingga sekitar Bulan Januari 2016, Kepala Desa bersama beberapa Masyarakat sekitar, bermusyawarah dan sepakat untuk membuka kembali Pantai Puru ini menjadi Objek pariwisata. Hal ini disambut baik oleh masyarakat sekitar juga oleh Camat Amarasi Barat. Sehingga pada April 2016, diresmikanlah Pantai Puru ini menjadi Objek wisata untuk umum. Dalam perkembangan perjalanannya hingga saat ini sudah cukup menjanjikan dan menguntungkan. 2. Apakah nama Pantai Puru ini memiliki arti? Kami masyarakat Desa Merbaun, lebih mengenal nama Pantai Puru ini dengan nama Pantai Eti’Kouk (Bahasa Timor). Eti yang artinya Tempat sedangkan Ko’uk adalah ombak besar. Sehingga ETI’Kouk adalah tempat ombak besar. Jadi sebenarnya tidak ada nama

Transcript of LAMPIRAN -...

LAMPIRAN

Data Narasumber

Nama : Abdon Matta

Jabatan : Ketua Kelompok Sadar Wisata

Waktu : 13 Agustus 2017 dan 28 Desember 2017 Pukul 15.00 – 17.00 WITA

Tempat : Lokasi objek wisata Pantai Puru

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana awal mula terbentuknya Objek wisata Pantai Puru?

Jadi sebenarnya Pantai Puru ini sudah ada sejak lama. Sekitar tahun 50an. Dan pada waktu

itu Amarasi Barat sendiri masih di pimpin oleh Raja Amarasi. Pantai Puru ini sendiri, pada

waktu itu bernama Eti’beu. Eti yang berarti tempat dan Be’u yang berarti perkelahian.

Sehingga Pantai ini disebut Pantai Eti’Beu yang artinya Pantai tempat perkelahian. Pada

waktu itu tempat ini adalah tempat berkumpulnya Kepala - Kepala Adat di Kabupaten

Kupang, guna bertarung, mengadu kekuatan satu sama lain, atau yang disebut gulat orang

Timor. Lalu pada tahun 1953-1954 terjadilah pertengkaran yang besar, dan mengakibatkan

Raja Amarasi mengakhiri pertarungan atau gulat orang Timor tersebut, sekaligus menutup

Pantai Puru ini agar tidak ada lagi orang yang datang untuk mengadu kekuatan disini, dan

mengganti nama Pantai ini menjadi Pantai Puru yagn artinya Pantai ombak besar. Semenjak

itu, Pantai Puru ini menjadi tidak terurus dan dibiarkan begitu saja. hingga sekitar Bulan

Januari 2016, Kepala Desa bersama beberapa Masyarakat sekitar, bermusyawarah dan sepakat

untuk membuka kembali Pantai Puru ini menjadi Objek pariwisata. Hal ini disambut baik oleh

masyarakat sekitar juga oleh Camat Amarasi Barat. Sehingga pada April 2016, diresmikanlah

Pantai Puru ini menjadi Objek wisata untuk umum. Dalam perkembangan perjalanannya

hingga saat ini sudah cukup menjanjikan dan menguntungkan.

2. Apakah nama Pantai Puru ini memiliki arti?

Kami masyarakat Desa Merbaun, lebih mengenal nama Pantai Puru ini dengan nama

Pantai Eti’Kouk (Bahasa Timor). Eti yang artinya Tempat sedangkan Ko’uk adalah ombak

besar. Sehingga ETI’Kouk adalah tempat ombak besar. Jadi sebenarnya tidak ada nama

khusus atau nama istimewah dari Pantai ini. Namanya hanya Pantai Puru atau Pantai

Eti’Kouk.

3. Bagaimana Pemeliharan Pantai Puru ini ketika sudah dibuka untuk umum?

Pantai Puru ini dibentuk oleh kami masyarakat disini. Dan pada waktu itu kami juga sudah

membentuk satu kelompok yang dinamakan kelompok sadar wisata yang bertugas sebagai

pengelola disini. Kebetulan adalah yang terpilih sebagai Ketua kelompok sadar wisata, dan

beranggotakan 11 orang yang tugas dan tanggung jawabnya sendiri juga sudah dibagi-bagi.

Walaupun demikian, saya tetap menghimbau agar semua bentuk pekerjaan dikerjasama secara

gotong royong. Dan itu kami lakukan seperti waktu kami membangun fasilitas-fasilitas seperti

Lopo, pembangunan Kamar kecil untuk pengunjung, dan lain sebagainya kami kerjakan

secara gotong-royong. Proses pengerjaannya berlangsung selama 2 minggu. Tidak hanya

kami sebagai kelompok sadar wisata saja yang mengerjakannya tapi kami dibantu juga oleh

masyarakat Desa. Sementara untuk pemeliharaan yang lainnya kami menggunakan dana desa.

Karena dana desa yang kami terima tiap bulannya itu jumlahnya cukup besar. Walaupun

pemanfaatannya tidak semua dipakai untuk objek wisata ini saja, artinya ada beberapa yang

kami pakai untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan desa.

4. Apakah sudah ada bentuk kerjasama dengan Pihak Pemerintah?

Kalo untuk bentuk kerjasama sendiri sudah ada beberapa Dinas yang kebetulan juga sudah

membantu kami dengan bantuan-bantuan seperti dari Dinas Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi Provinsi NTT yang memberikan bantuan berupa pipa air yang sepanjang 1 km

lebih yang dipasang dari sumber mata air sampai kesini, lalu ada juga 1 bak penampungan air

bersih, guna menyalurkan air ke kamar kecil untuk digunakan pengunjung, dan juga ada 2

buah dinamo air. Sebenarnya masih banyak hal yang kami juga butuh bantuan dari

pemerintah. Dan sejauh ini kami masih mencoba untuk terus berusaha membenahi yang kami

bisa.

Bantuan dari pemerintah khusus Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang, sudah menyatakan

akan membantu kami dalam infrastruktur jalan. Khusus 5 sampai 7 km jalan masuk ke objek

wisata Pantai Puru ini. Dan akan segera memulai proses pengerjaan pada tahun 2018

mendatang.

5. Bagaimana bentuk Promosi yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata?

Ini berhubung kami berada di kampung, kelompok kami juga tidak semua berpendidikan

tinggi, kami terbatas dalam fasilitas, sehingga untuk promosinya pada awal diresmikan objek

wisata ini, kami sudah meminta bantuan kepada beberapa tamu seperti kepala dinas dari

beberapa instansi pemerintahan yang pada waktu itu kami undang untuk menghadiri acara

peresmian pantai puru ini. Sehingga berkembanglah dari keluarga ke keluarga. Dan sampai

saat ini, semua orang sudah tahu. Banyak orang juga yang dari Kota Kupang yang datang.

kami juga meminta bantuan promosi lewat pengunjung yang datang untuk membantu

mempromosikan melalui media sosial. Ada juga beberapa waktu lalu dari Komunitas BETA

NTT yang membantu kami mempromosikan objek wisata Pantai Puru ini dengan menulis

artikel di media online. Jadi sebenarnya untuk promosi sendiri kami masih lemah. Kami

hanya bisa bergantung pada pengunjung yang datang. tapi kami juga berharap agar

pemerintah dinas pariwisata Kabupaten dapat melihat ini dan membantu kami untuk promosi

wisata.

6. Apakah kelompok sadar wisata tidak berencana membangun kerjasama dengan pihak

Swasta?

Kami pernah di datangi pihak swasta yakni pengusaha yang memiliki sekolah internasional,

beliau menginginkan kami untuk bekerjasama membangun beberapa fasilitas pendukung

pada objek wisata pantai puru ini, yakni membangun beberapa homestay. Tapi kami tidak

mau menjual Tanah leluhur kami pada mereka. Kami berembuk waktu itu, dan kami hanya

memberikan kesempatan pada siapapun yang ingin bekerjasama bersama kami namun tidak

untuk menjual lahan. Kami hanya akan memberikan lahan kami untuk masa atau jenjang

waktu sekian tahun atau kontrak. Sehingga mereka juga akhirnya tidak berlanjut lagi.

7. Bagaimana dengan masalah infrastruktur jalan yang ada?

Saat ini kami menggunakan bahan yang kami punya untuk membuat jalan ini menjadi layak

untuk dilewati, dengan menggunakan sertu dan juga sedikit dari dana desa. Upaya kami

melalui dinas pariwisata kabupaten kupang, saat ini masih menuggu proses pengerjaan yang

sesuai kesepakan akan dimulai pada tahun 2018. Prosesnya juga akan bertahap, sehingga

kami juga masih menunggu.

8. Apakah ada aturan yang mengatur tentang retribusi masuk pengunjung?

Untuk masalah retribusi masuk ini, kami sudah membuatnya dalam bentuk PERDES atau

Peraturan Desa. Hal ini dikarenakan kami sendiri ditegur oleh bapak Camat Amarasi Barat

untuk membuatnya dalam bentuk PERDES, sehingga tidak ada yang disebut pungutan liar,

karena semuanya sudah diatur dalam Peraturan. Mengenai hal ini, sudah sampai pada tahap

revisi akhir di Dinas Pariwisata sendiri.

9. Apa yang akan dilakukan dari hasil retribusi tersebut?

Hasil Retribusi, kami gunakan untuk pelestarian fasilitas penunjang di Pantai Puru ini. Kami

berencana untuk membangun lagi beberapa fasilitas seperti Lopo dll. Untuk sementara

kelompok sadar wisata ini belum mendapatkan upah dari objek wisata ini, dikarenakan kami

sendiri sudah bersepakat. Dan mungkin suatu saat akan mendapatkan upah, jika memang

sudah banyak bantuan yang kami dapatkan dari pemerintah. Sehingga retribusi inilah yang

akan kami pakai sebagai upah tiap anggota Kelompok sadar wisata.

10. Harapan Bapak sebagai ketua kelompok sadar wisata kepada Pemerintah seperti apa?

Saya mengharapkan agar pemerintah juga mau membantu kami dalam memperkenalkan

objek wisata Pantai Puru ini tidak hanya di Provinsi NTT saja, tapi juga dapat tekenal hingga

ke seluruh Indonesia. karena ini adalah salah satu cara memperkenalkan Provinsi NTT

sebagai Provinsi yang memang layak untuk dikunjungi. Selain itu juga kami mengharapkan

bantuan dari Pemerintah mengenai infrastruktur jalan. Kami juga ingin memperdayakan

kelompok sadar wisata ini agar menjadi kelompok yang memang benar-benar sadar akan

wisata, seperti mungkin berikan kami pelatihan khusus sebagai pengelola wisata dll.

Data Narasumber

Nama : Franky Amtiran

Jabatan : Anggota Kelompok Sadar Wisata

Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 15.00-17.00 WITA

Tempat : Lokasi Objek Wisata Pantai Puru

Daftar Pertanyaan

1. Mengapa memilih untuk bergabung bersama kelompok sadar wisata?

Pada tahun 2013-2014, kami masyarakat disini, diminta oleh bapak Kepala Desa berkumpul

karena mau rapat untuk pembukaan objek wisata baru yakni Pantai Puru ini. Dan pada waktu

itu berdasarkan kesepakatan bersama maka disusunlah nama-nama yang dianggap pantas

untuk mengelola objek wisata Pantai Puru, jumlahnya ada 11 orang anggota ditambah

ketuanya bapak Kepala Desa sendiri sehingga total nya kami ada 12 orang. Nama saya juga

ada. Dan kami di lantik menjadi anggota kelompok sadar wisata pada April 2016 bertepatan

dengan diresmikannya objek wisata Pantai Puru untuk objek wisata umum.

2. Bagaimana pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota?

Sebenarnya kami sudah ada pembagian tugas masing-masing. Seperti saya tugas saya adalah

sebagai bendahara dan juga sebaagai penerima pengunjung yang datang. jadi saya selalu ada

di depan pintu masuk objek wisata Pantai Puru ini. Semua biaya mulai dari retribusi masuk

per kendaraan sampai pada penyewaan Lopo berurusannya dengan saya. Tetapi kami semua

anggota kelompok sadar wisata selalu ada di sekitar objek wisata Pantai Puru ini. Ada juga

yang bertugas sebagai tukang parkir yakni 2 orang, lalu ada yang bertugas sebagai pembersih

Lopo jika selesai digunakan oleh pengunjung, lalu yang lainnya bertugas sebagai keamanan

yang selalu berkeliling di lokasi wisata Pantai Puru guna melihat kebersihan dan keamanan

Pantai puru. Walaupun sudah ada tugas masing-masing, tetapi kami selalu mengerjakan

segalanya bersama secara gotong-royong. Seperti pembangunan Lopo, Toilet umum dll, kami

bangun secara bersama bergotong-royong dalam waktu 2 minggu. Masyarakat pun membantu

kami.

3. Apakah ada jadwal khusus untuk mengadakan rapat atau evaluasi?

Iya kami selalu melakukan evaluasi pada malam hari setelah Pantai Puru ini sepi

pengunjung.sekitar jam 7 malam- 9 malam. Biasanya kami membahas tentang jumlah

pendapatan yang kami peroleh dari retribusi masuk per hari itu, dan juga rata-rata pengunjung

yang datang per hari itu juga. Uang hasil retribusi, saya yang pegang karena saya juga sebagai

bendahara. Uang tersebut kami gunakan untuk pelestarian lingkungan objek wisata Pantai

Puru dan mungkin juga untuk penambahan fasilitas-fasilitas yang dianggap masih kurang.

Kalo untuk rapat besar, biasanya kami lakukan hanya ketika ada bantuan yang akan kami

terima saja dan itu biasanya kami tunggu dari ketua yang mengkonfirmasikan kepada kami

biasanya 3 hari sebelum rapat itu dimulai.

4. Bagaimana menjaga kebersihan objek wisata Pantai Puru?

Ini kebanyakan pengunjung yang datang, adalah pengunjung yang mengerti sehingga kami

biasanya hanya menghimbau dan memberitahukan saja. kami juga menyiapkan tempat

sampah diberbagai tempat agar sampah bawaan dapat dibuang pada tempatnya. Kami juga

selalu berkeliling untuk memeriksa sampah-sampah yang ada.

5. Berapa Jumlah pengunjung sejak Obek wisata ini dibuka?

untuk jumlah wisatawan di Pantai Puru ini cukup banyak. Apalagi ketika memasuki libur

akhir pekan maupun libur nasional lainnya. Biasanya wisatawan berasal dari kota kupang,

bahkan dari kabupaten kupang sendiri juga banyak yang berkunjung kesini. Mereka datang

bersama keluarga, ada yang bersama teman-temannya, saya menghitung kurang lebih dalam 1

bulan bisa mencapai 150 hingga 200 orang yang datang.

6. Berapa upah yang diperoleh masing-masing anggota kelompok sadar wisata?

Perlu kami tegaskan bahwa kami tidak mendapatkan upah dari pekerjaan kami ini. Tujuan

kami hanya untuk membangun objek wisata ini untuk lebih maju lagi, pembangunan jalan

yang dulu masih bebatuan, dengan uang ini akan kami gunakan untuk menjadikan jalan

pengerasan untuk sementara. Penambahan fasilitas dll. Semuanya demi kemajuan desa kami.

7. Bagaimana dengan promosi yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata?

Untuk promosi, kami masih sangat bergantung pada pengunjung yang datang. ada beberapa

promosi yagn telah dilakukan itu semua hasil kerjasama kami diantaranya ada dari Komunitas

BETA NTT, dai pengunjung yang memposting foto Pantai Puru ke sosial media. Kami sendiri

memang tidak terlalu mengerti akan hal itu, sehingga kami mengharapkan bantuan promosi

yagn pengunjung yang datang.

8. Bagaimana kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang?

Dinas Pariwisata belum terlalu intervensi, sebab kami juga tidak ingin jika Pemerintah terlalu

intervensi. Kami takutkan jika pemerintah mengambil ahli objek wisata ini makan mungkin

saja kami tidak mendapatkan apapun, sehingga untuk kerjasama kami hanya meminta bantuan

jalan saja. dan jaawaban dari Dinas Pariwisata yakni akan segera ditangani pada tahun 2018

dan untuk yang lainnya juga akan ditangani tetapi secara bertahap sebab dana yang ada masih

diprioritaskan untuk jalan ini dulu.

9. Apakah ada bantuan yang lain yang sudah diterima?

Kami dapat bantuan dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTT berupa 1

Bak penampungan air bersih, 2 buah dinamo air, dan pipa sepanjang 1 kilo lebih yang di

pasang dari sumber mata air sampai di objek wisata ini. Sedangkan bantuan fasilitas lainnya

belum ada. Dan sedang kami upayakan untuk bentuk kerjasama dengan dina lainnya.

10. Harapan apa yang diberikan untuk pemerintah?

Untuk pemerintah, agar dapat membantu kami dalam infrastruktur jalan, karena kami sendiri

juga memang kesusahan dalam hal ini. Selain itu dapat memperhatikan kami sebagai pihak

pengelola agar dapat diberikan pelatihan-pelatihan khusus mengenai wisata agar kami juga

siap. Penambahan fasilitas juga masih sangat kurang.

Data Narasumber

Nama : Drs. S.V. Tinenty

Jabatan : Camat Amarasi Barat

Waktu : 30 Desember 2017 Pukul 19.00 – 21.00 WITA

Tempat : Rumah Pribadi Jln. Komodo, No 18, Bakunase 2, Kota Kupang

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana tanggapan Bapak menganai adanya potensi wisata baru khusus di wilayah

Amarasi Barat dalam meningkatkan pendapatan daerah?

Saya bangga, saya juga mendukung, karena ini merupakan potensi yang sejak di buka pada

2016 lalu, sudah cukup menjanjikan. Dimana dulu masyarakat menjual hasil kebun milik

mereka langsung di pasar-pasar di wilayah Kota Kupang. Tapi semenjak adanya Objek wisata

Pantai Puru ini, saya himbau masyarakat untuk menjual hasil kebun langsung pada Objek

wisata Pantia Puru ini kepada pengunjung yang datang. hal ini cukup signifikan juga karena

dapat membawa dampak bagi masyarakat desa Merbaun.

2. Apa yang menarik dari objek wisata Pantai Puru ini,?

Keindahan pantai yang dihiasi secara alami oleh bebatuan karang yang tinggi, keamanan dan

kenyamanan yang tinggi, dan merupakan tempat paling bagus untuk berselancar karena

ombak yang tinggi. Masyarakat dan pihak pengelola yang ramah, dan siap membantu.

3. Bagaimana bapak, mengarahkan masyarakat yang masih belum sadar akan wisata?

Untuk SDM masyarakat Desa Merbaun ini memang masih sangat rendah. Lihat juga dari

faktor latar belakang pendidikan yang rata-rata SD, SMP, dan SMA saja. sehingga saya masih

terus berusaha untuk berkoordinasi dengan pihak Dinas pariwisata Kabupaten Kupang, untuk

dapat memberikan pelatihan-pelatihan khusus bagi masyarakat maupun bagi kelompok sadar

wisata sebagai pengelolanya. Sehingga untuk saat ini saya menghimbau kepada Kepala Desa

agar, dalam Musrembang atau rancangan pembangunan, Desa Merbaun harus menjadi

Prioritas 1 dikarenakan memiliki potensi wisata yang menjanjikan.

4. Selain mata pencaharian petani dan peternak, apakah masyarakat tidak dihimbau

untuk mencoba mata pencaharian sebagai nelayan?

Pada umumnya memang 4 Kecamatan yang ada di wilayah Amarasi ini bermatapencaharian

sebagai peternak dan petani. Karena ini sudah menjadi pola kehidupan masyarakat. Jika

dikaitkan dengan pariwisata, saya rasa ini tergantung dari masyarakat, kami sebagai

pemerintah desa tidak menghimbau untuk wajib, jadi kemauan masyarakat saja. tapi kami

mendukung karena pada Objek wisata Pantai Puru ini juga hampir setiap hari tidak pernah

sepi pengunjung nah mungkin ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat yang mau saja

sehingga hasil laut pun silahkan langsung diperdagangkan kepada pengunjung yang datang di

objek wisata Pantai Puru ini. Tapi kami memang masih butuh perhatian dari pemerintah

Kabupaten, sehingga semua ini dapat diperdayakan, masyarakat juga dapat memahami bahwa

pariwisata ini cukup menjanjikan agar dapat membantu mendongkrak perekonomian

masyarakat desa.

5. Bagaimana dengan retribusi yang dikenakan kepada pengunjung?

Saya pernah meminta bantuan Pol PP untuk membantu membuka kembali portal yang sudah

dipasang pada waktu itu, karena kelompok sadar wisata memberikan retribusi masuk kepada

pengunjung tanpa adanya bukti peraturan yang mengatur. Sehingga sejak saat itu, saya sudah

minta kepada Kepala Desa Merbaun agar membuatkan dalam bentuk PERDES hal ini agar

terhindar dari pungutan liar. Sembari menunggu PERDES tersebut, Kami bermusyawarah

untuk menentukan harga yang pas dan cocok yang dikanakan hingga saat ini. PERDES ini

juga sudah memasuki tahapan revisi akhir. Tinggal kita tunggu hasil akhir dan segera dapat di

Sah kan oleh Bupati untuk dapat digunakan sesuai dengan percetakan karcis masuk nantinya.

6. Bagaimana dengan infrastruktur jalan yang belum memadai ini?

Kami mendapatkan dana dari pemerintah Pusat, yang bersifat multiyear. Jadi jalan ini,

termksud dalam jalan tras selatan pengerjaannya sudah di mulai tahun 2017, untuk Kecamatan

Amarasi Selatan. Dan pada tahun 2018 ini akan mulai dikerjakan untuk bagian Kecamatan

Amarasi Barat dan akan melalui Objek wisata Pantai Puru ini juga. Ini merupakan hasil

kerjasama antara kami dan Dinas Kabupaten Kupang.

7. Bentuk-bentuk kerjasama seperti apa yang sudah dilakukan pihak pemerintah

setempat, dalam hal mendukung objek wisata Pantai Puru?

Kami ada program Pemerintah Kabupaten melalui Bupati Kupang, yakni akan dibangun

“Taman Eden” diseluruh Desa yang ada di Kabupaten Kupang. Dan khusus untuk Kecamatan

Amarasi Barat yang terdiri dari 8 Desa ini, sudah ada tanggapan dari 3 Desa yakni Desa

Erbaun yang sudah ada hasilnya, dan Desa Merbaun ini sendiri, saya meminta agar

masyarakat dapat membuat “Taman Eden” di lingkungan sekitar Pantai Puru. Ini juga dilihat

bahwa objek wisata Pantai Puru yang memiliki luas pantai hingga 18 kilo dan masih memiliki

banyak lahan kosong. Selain itu juga agar hasil dari tanaman yang ada di “Taman Eden”

nantinya akan langsung diperdagangkan kepada pengunjung yang datang di objek wisata

Pantai Puru. Sementara untuk Desa Neukbaun, baru akan memulai pengerjaannya dalam

tahun 2018 ini.

8. Bagaimana bentuk kerjasama dengan Dinas pariwisata Kabupaten Kupang?

Saya sebagai Camat Amarasi Barat juga sudah meminta kepada Dinas Pariwisata Kabupaten

Kupang, untuk datang dan survei lokasi objek wisata khususnya Pantai Puru yang masih baru

ini agar dapat bersama-sama menata. Namun semuanya akan ditangani, tetapi secara bertahap

dikarenakan masih ada kekurangan dana dari pihak Kabupaten sendiri. Dan untuk sekarang

akan lebih memprioritaskan pada insfrastruktur jalan.

9. Apakah tidak membangun kerjasama dengan pihak swasta atau Lembaga sosial

lainnya?

Sebenarnya kembali lagi pada masyarakat, dikarenakan objek wisata ini mereka yang

berinisiatif membuka, sehingga untuk kerjasama dengan pihak swasta sepertinya tidak, karena

masyarakat ini tidak ingin diintervensi. Mereka ingin bekerja sendiri, perlahan tapi maju, jika

ada pihak swasta yang mau bergabung, silahkan kami juga mendukung tapi masyarakat

sendiri pasti tidak akan mau menjual tanah atau pun bangunan milik mereka. Yang mereka

takutkan adalah apa yang sudah mereka bangun, akan dikuasi oleh pihak lain.

10. Adakah bentuk promosi yang telah dilakukan?

Untuk promosi, masyarakat masih bergantung sepenuhnya pada pengunjung yang datang. ini

dikarenakan masyarakat kami yang masih belum mengerti tentang teknologi komunikasi yang

berkembang pesat. Tingkat pendidikan juga yg masih kurang, sehingga masih tidak mungkin

untuk dapat memiliki akun resmi tersendiri. Biasanya Kepala desa yang melakukan

terobosan-terobosan melalui sodara, teman, sahabat, yang sudah menetap di Kota Kupang

untuk dapat membantu mempromosikan Objek wisata Pantai Puru ini pada Media sosial.

Data Narasumber

Nama : Sherly Djowa

Jabatan : Pengunjung

Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Lokasi wisata Pantai Puru

Daftar Pertanyaan

1. Apakah sebelumnya pernah berkunjung ke Pantai Puru ini?

Ini Pertama Kami saya berkunjung kesini. Sebelumnya saya juga tidak tahu kalo ada

objek wisata baru ini.

2. Darimana tahu tentang objek wisata Pantai Puru ini?

Saya tahu nya juga baru ini, pas diajak keluarga untuk berlibur.

3. Mengapa memilih Pantai puru, sedangkan banyak pantai-pantai lain yang ada di

Kota Kupang?

Saya bersama keluarga memilih datang kesini karena katanya tempat ini masih baru

sehingga kita mau lihat. Sebenarnya yang mengetahui tempat ini adalah sodara saya.

4. Bagaimana kesan setelah melihat objek wisata ini?

Saya rasa, tempat ini cukup menarik. Kita bisa mengabadikan foto dari atas ketinggian

bebatuan karang yang asli. Ombak yang besar juga membuat kita bisa berselancar, lalu

keamanannya yang terjamin. Jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang ada di

kawasan Kota kupang, rata-rata sudah tercemar dengan sampah, nah sedangkan Pantai

Puru ini masih bersih sekali. Kita bisa berenang atau hanya sekedar bermain pasir.

5. Apakah tidak keberatan dengan nominal retribusi yang dikenakan kepada

pengunjung?

Tidak yah. Saya rasa untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh ini pas sekali dengan

harga yang sudah ditetapkan. Yang membuat saya senang adalah perbedaan dengan

pantai-pantai yang lainnya. Jika kita masuk pasti dikenakan biaya per orang, sedangkan

untuk Pantai Puru ini tidak, perhitungannya cuman per kendaraan. Selain itu harga sewa

Lopo yang juga pas, mengingat lopo nya hanya ada 4, sehingga yah siapa cepat dia dapat,

kata-kata ini berlaku untuk objek wisata Pantai Puru.

6. Bagaimana cara membantu mempromosikan objek wisata Pantai Puru?

Tentunya karena saya bukan pengguna aktif dalam media sosial, saya akan langsung

mempromosikan Pantai Puru ini kepada teman-teman Kantor saya, Keluarga besar saya,

dengan cara memperlihatkan foto-foto saya di Pantai Puru ini kepada mereka. Dan

mungkin jika ada piknik kantor, saya akan merekomendasikan untuk berkunjung ke Pantai

Puru ini saja.

7. Apa harapan yagn diberikan untuk pihak pengelola?

Untuk pengelola, lebih giat lagi dalam mempromosikan Pantai Puru, lalu banyak mencari

Bantuan melalui dinas-dinas pemerintahan yang ada. Mungkin untuk penambahan fasilitas

juga, Lopo yang masih kurang. Serta pertahankan kebersihan pantai nya.

8. Apa harapan yang diberikan untuk Pemerintah?

Untuk Pemerintah, Mari bersama-sama kita peduli akan objek wisata yang baru ini.

Sehingga tidak terkesan seperti pemerintah mengabaikannya. Perlu adanya perbaikan

infrastruktur jalan, lalu pemberdayaan pihak pengelola untuk keikutsertaan dalam

pelatihan-pelatihan wisata sehingga mereka lebih maksimal.

Data Narasumber

Nama : Oscar Rohi

Jabatan : Pengunjung

Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Lokasi wisata Pantai Puru

Daftar Pertanyaan

1. Apakah sebelumnya pernah berkunjung ke Pantai Puru ini?

Pernah. Sekitar bulan lalu saya bersama teman-teman saya. Dan kali ini saya mengajak

keluarga saya kesini lagi.

2. Darimana tahu tentang objek wisata Pantai Puru ini?

Pertama kali tau dari instagram. Teman saya mengupload foto di Pantai ini, dan saya

menanyakan alamat sehingga datang lagi bersama teman-teman.

3. Mengapa memilih Pantai puru, sedangkan banyak pantai-pantai lain yang ada di

Kota Kupang?

Pantai Puru masih baru, biasanya yang masih baru itu lebih bagus, lebih indah, sehingga

kami penasaran dan berniat untuk berkunjung kesini. Selai itu juga kalo di pantai sekitar

Kota Kupang sudah kotor, tidak terurus, dan juga sekarang untuk keamanan sudah

terancam karena adanya buaya.

4. Bagaimana kesan setelah melihat objek wisata ini?

Tempat ini menarik. Ketika harus berjalan kurang lebih 1 jam perjalanan, dan sampai sini

seperti terbayar rasa capeknya. Kami jadi punya koleksi foto terbaru.

5. Apakah tidak keberatan dengan nominal retribusi yang dikenakan kepada

pengunjung?

Sama sekali tidak. Karena harganya sudah pas. Padahal biasanya jika kita masuk ke suatu

objek wisata, yang dihitung itu per orang, ini berbeda di Pantai Puru karena

perhitungannya per kendaraan saja.

6. Bagaimana cara membantu mempromosikan objek wisata Pantai Puru?

Melalui instgram, facebook sehingga dapat dilihat oleh banyak orang.

7. Apa harapan yang diberikan untuk pihak pengelola?

Untuk pengelola, mungkin harus ditambah lagi fasilitasnya seperti Lopo, Toilet umum,

atau mungkin bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya yang siap membantu seperti

penambahan motor APV yang bisa disewa untuk berkeliling Pantai. Biar lebih menarik.

8. Apa harapan yang diberikan untuk Pemerintah?

Untuk Pemerintah, segera dapat membantu dalam infrastruktur jalan. Dan juga membantu

mempromosikan objek wisata Pantai Puru ini kepada seluruh Indonesia, sehingga NTT

dapat menjadi Provinsi yang punya prestasi dalam bidang Pariwisata.