LAMPIRAN -...
Transcript of LAMPIRAN -...
LAMPIRAN
Data Narasumber
Nama : Abdon Matta
Jabatan : Ketua Kelompok Sadar Wisata
Waktu : 13 Agustus 2017 dan 28 Desember 2017 Pukul 15.00 – 17.00 WITA
Tempat : Lokasi objek wisata Pantai Puru
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Objek wisata Pantai Puru?
Jadi sebenarnya Pantai Puru ini sudah ada sejak lama. Sekitar tahun 50an. Dan pada waktu
itu Amarasi Barat sendiri masih di pimpin oleh Raja Amarasi. Pantai Puru ini sendiri, pada
waktu itu bernama Eti’beu. Eti yang berarti tempat dan Be’u yang berarti perkelahian.
Sehingga Pantai ini disebut Pantai Eti’Beu yang artinya Pantai tempat perkelahian. Pada
waktu itu tempat ini adalah tempat berkumpulnya Kepala - Kepala Adat di Kabupaten
Kupang, guna bertarung, mengadu kekuatan satu sama lain, atau yang disebut gulat orang
Timor. Lalu pada tahun 1953-1954 terjadilah pertengkaran yang besar, dan mengakibatkan
Raja Amarasi mengakhiri pertarungan atau gulat orang Timor tersebut, sekaligus menutup
Pantai Puru ini agar tidak ada lagi orang yang datang untuk mengadu kekuatan disini, dan
mengganti nama Pantai ini menjadi Pantai Puru yagn artinya Pantai ombak besar. Semenjak
itu, Pantai Puru ini menjadi tidak terurus dan dibiarkan begitu saja. hingga sekitar Bulan
Januari 2016, Kepala Desa bersama beberapa Masyarakat sekitar, bermusyawarah dan sepakat
untuk membuka kembali Pantai Puru ini menjadi Objek pariwisata. Hal ini disambut baik oleh
masyarakat sekitar juga oleh Camat Amarasi Barat. Sehingga pada April 2016, diresmikanlah
Pantai Puru ini menjadi Objek wisata untuk umum. Dalam perkembangan perjalanannya
hingga saat ini sudah cukup menjanjikan dan menguntungkan.
2. Apakah nama Pantai Puru ini memiliki arti?
Kami masyarakat Desa Merbaun, lebih mengenal nama Pantai Puru ini dengan nama
Pantai Eti’Kouk (Bahasa Timor). Eti yang artinya Tempat sedangkan Ko’uk adalah ombak
besar. Sehingga ETI’Kouk adalah tempat ombak besar. Jadi sebenarnya tidak ada nama
khusus atau nama istimewah dari Pantai ini. Namanya hanya Pantai Puru atau Pantai
Eti’Kouk.
3. Bagaimana Pemeliharan Pantai Puru ini ketika sudah dibuka untuk umum?
Pantai Puru ini dibentuk oleh kami masyarakat disini. Dan pada waktu itu kami juga sudah
membentuk satu kelompok yang dinamakan kelompok sadar wisata yang bertugas sebagai
pengelola disini. Kebetulan adalah yang terpilih sebagai Ketua kelompok sadar wisata, dan
beranggotakan 11 orang yang tugas dan tanggung jawabnya sendiri juga sudah dibagi-bagi.
Walaupun demikian, saya tetap menghimbau agar semua bentuk pekerjaan dikerjasama secara
gotong royong. Dan itu kami lakukan seperti waktu kami membangun fasilitas-fasilitas seperti
Lopo, pembangunan Kamar kecil untuk pengunjung, dan lain sebagainya kami kerjakan
secara gotong-royong. Proses pengerjaannya berlangsung selama 2 minggu. Tidak hanya
kami sebagai kelompok sadar wisata saja yang mengerjakannya tapi kami dibantu juga oleh
masyarakat Desa. Sementara untuk pemeliharaan yang lainnya kami menggunakan dana desa.
Karena dana desa yang kami terima tiap bulannya itu jumlahnya cukup besar. Walaupun
pemanfaatannya tidak semua dipakai untuk objek wisata ini saja, artinya ada beberapa yang
kami pakai untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan desa.
4. Apakah sudah ada bentuk kerjasama dengan Pihak Pemerintah?
Kalo untuk bentuk kerjasama sendiri sudah ada beberapa Dinas yang kebetulan juga sudah
membantu kami dengan bantuan-bantuan seperti dari Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi Provinsi NTT yang memberikan bantuan berupa pipa air yang sepanjang 1 km
lebih yang dipasang dari sumber mata air sampai kesini, lalu ada juga 1 bak penampungan air
bersih, guna menyalurkan air ke kamar kecil untuk digunakan pengunjung, dan juga ada 2
buah dinamo air. Sebenarnya masih banyak hal yang kami juga butuh bantuan dari
pemerintah. Dan sejauh ini kami masih mencoba untuk terus berusaha membenahi yang kami
bisa.
Bantuan dari pemerintah khusus Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang, sudah menyatakan
akan membantu kami dalam infrastruktur jalan. Khusus 5 sampai 7 km jalan masuk ke objek
wisata Pantai Puru ini. Dan akan segera memulai proses pengerjaan pada tahun 2018
mendatang.
5. Bagaimana bentuk Promosi yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata?
Ini berhubung kami berada di kampung, kelompok kami juga tidak semua berpendidikan
tinggi, kami terbatas dalam fasilitas, sehingga untuk promosinya pada awal diresmikan objek
wisata ini, kami sudah meminta bantuan kepada beberapa tamu seperti kepala dinas dari
beberapa instansi pemerintahan yang pada waktu itu kami undang untuk menghadiri acara
peresmian pantai puru ini. Sehingga berkembanglah dari keluarga ke keluarga. Dan sampai
saat ini, semua orang sudah tahu. Banyak orang juga yang dari Kota Kupang yang datang.
kami juga meminta bantuan promosi lewat pengunjung yang datang untuk membantu
mempromosikan melalui media sosial. Ada juga beberapa waktu lalu dari Komunitas BETA
NTT yang membantu kami mempromosikan objek wisata Pantai Puru ini dengan menulis
artikel di media online. Jadi sebenarnya untuk promosi sendiri kami masih lemah. Kami
hanya bisa bergantung pada pengunjung yang datang. tapi kami juga berharap agar
pemerintah dinas pariwisata Kabupaten dapat melihat ini dan membantu kami untuk promosi
wisata.
6. Apakah kelompok sadar wisata tidak berencana membangun kerjasama dengan pihak
Swasta?
Kami pernah di datangi pihak swasta yakni pengusaha yang memiliki sekolah internasional,
beliau menginginkan kami untuk bekerjasama membangun beberapa fasilitas pendukung
pada objek wisata pantai puru ini, yakni membangun beberapa homestay. Tapi kami tidak
mau menjual Tanah leluhur kami pada mereka. Kami berembuk waktu itu, dan kami hanya
memberikan kesempatan pada siapapun yang ingin bekerjasama bersama kami namun tidak
untuk menjual lahan. Kami hanya akan memberikan lahan kami untuk masa atau jenjang
waktu sekian tahun atau kontrak. Sehingga mereka juga akhirnya tidak berlanjut lagi.
7. Bagaimana dengan masalah infrastruktur jalan yang ada?
Saat ini kami menggunakan bahan yang kami punya untuk membuat jalan ini menjadi layak
untuk dilewati, dengan menggunakan sertu dan juga sedikit dari dana desa. Upaya kami
melalui dinas pariwisata kabupaten kupang, saat ini masih menuggu proses pengerjaan yang
sesuai kesepakan akan dimulai pada tahun 2018. Prosesnya juga akan bertahap, sehingga
kami juga masih menunggu.
8. Apakah ada aturan yang mengatur tentang retribusi masuk pengunjung?
Untuk masalah retribusi masuk ini, kami sudah membuatnya dalam bentuk PERDES atau
Peraturan Desa. Hal ini dikarenakan kami sendiri ditegur oleh bapak Camat Amarasi Barat
untuk membuatnya dalam bentuk PERDES, sehingga tidak ada yang disebut pungutan liar,
karena semuanya sudah diatur dalam Peraturan. Mengenai hal ini, sudah sampai pada tahap
revisi akhir di Dinas Pariwisata sendiri.
9. Apa yang akan dilakukan dari hasil retribusi tersebut?
Hasil Retribusi, kami gunakan untuk pelestarian fasilitas penunjang di Pantai Puru ini. Kami
berencana untuk membangun lagi beberapa fasilitas seperti Lopo dll. Untuk sementara
kelompok sadar wisata ini belum mendapatkan upah dari objek wisata ini, dikarenakan kami
sendiri sudah bersepakat. Dan mungkin suatu saat akan mendapatkan upah, jika memang
sudah banyak bantuan yang kami dapatkan dari pemerintah. Sehingga retribusi inilah yang
akan kami pakai sebagai upah tiap anggota Kelompok sadar wisata.
10. Harapan Bapak sebagai ketua kelompok sadar wisata kepada Pemerintah seperti apa?
Saya mengharapkan agar pemerintah juga mau membantu kami dalam memperkenalkan
objek wisata Pantai Puru ini tidak hanya di Provinsi NTT saja, tapi juga dapat tekenal hingga
ke seluruh Indonesia. karena ini adalah salah satu cara memperkenalkan Provinsi NTT
sebagai Provinsi yang memang layak untuk dikunjungi. Selain itu juga kami mengharapkan
bantuan dari Pemerintah mengenai infrastruktur jalan. Kami juga ingin memperdayakan
kelompok sadar wisata ini agar menjadi kelompok yang memang benar-benar sadar akan
wisata, seperti mungkin berikan kami pelatihan khusus sebagai pengelola wisata dll.
Data Narasumber
Nama : Franky Amtiran
Jabatan : Anggota Kelompok Sadar Wisata
Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 15.00-17.00 WITA
Tempat : Lokasi Objek Wisata Pantai Puru
Daftar Pertanyaan
1. Mengapa memilih untuk bergabung bersama kelompok sadar wisata?
Pada tahun 2013-2014, kami masyarakat disini, diminta oleh bapak Kepala Desa berkumpul
karena mau rapat untuk pembukaan objek wisata baru yakni Pantai Puru ini. Dan pada waktu
itu berdasarkan kesepakatan bersama maka disusunlah nama-nama yang dianggap pantas
untuk mengelola objek wisata Pantai Puru, jumlahnya ada 11 orang anggota ditambah
ketuanya bapak Kepala Desa sendiri sehingga total nya kami ada 12 orang. Nama saya juga
ada. Dan kami di lantik menjadi anggota kelompok sadar wisata pada April 2016 bertepatan
dengan diresmikannya objek wisata Pantai Puru untuk objek wisata umum.
2. Bagaimana pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota?
Sebenarnya kami sudah ada pembagian tugas masing-masing. Seperti saya tugas saya adalah
sebagai bendahara dan juga sebaagai penerima pengunjung yang datang. jadi saya selalu ada
di depan pintu masuk objek wisata Pantai Puru ini. Semua biaya mulai dari retribusi masuk
per kendaraan sampai pada penyewaan Lopo berurusannya dengan saya. Tetapi kami semua
anggota kelompok sadar wisata selalu ada di sekitar objek wisata Pantai Puru ini. Ada juga
yang bertugas sebagai tukang parkir yakni 2 orang, lalu ada yang bertugas sebagai pembersih
Lopo jika selesai digunakan oleh pengunjung, lalu yang lainnya bertugas sebagai keamanan
yang selalu berkeliling di lokasi wisata Pantai Puru guna melihat kebersihan dan keamanan
Pantai puru. Walaupun sudah ada tugas masing-masing, tetapi kami selalu mengerjakan
segalanya bersama secara gotong-royong. Seperti pembangunan Lopo, Toilet umum dll, kami
bangun secara bersama bergotong-royong dalam waktu 2 minggu. Masyarakat pun membantu
kami.
3. Apakah ada jadwal khusus untuk mengadakan rapat atau evaluasi?
Iya kami selalu melakukan evaluasi pada malam hari setelah Pantai Puru ini sepi
pengunjung.sekitar jam 7 malam- 9 malam. Biasanya kami membahas tentang jumlah
pendapatan yang kami peroleh dari retribusi masuk per hari itu, dan juga rata-rata pengunjung
yang datang per hari itu juga. Uang hasil retribusi, saya yang pegang karena saya juga sebagai
bendahara. Uang tersebut kami gunakan untuk pelestarian lingkungan objek wisata Pantai
Puru dan mungkin juga untuk penambahan fasilitas-fasilitas yang dianggap masih kurang.
Kalo untuk rapat besar, biasanya kami lakukan hanya ketika ada bantuan yang akan kami
terima saja dan itu biasanya kami tunggu dari ketua yang mengkonfirmasikan kepada kami
biasanya 3 hari sebelum rapat itu dimulai.
4. Bagaimana menjaga kebersihan objek wisata Pantai Puru?
Ini kebanyakan pengunjung yang datang, adalah pengunjung yang mengerti sehingga kami
biasanya hanya menghimbau dan memberitahukan saja. kami juga menyiapkan tempat
sampah diberbagai tempat agar sampah bawaan dapat dibuang pada tempatnya. Kami juga
selalu berkeliling untuk memeriksa sampah-sampah yang ada.
5. Berapa Jumlah pengunjung sejak Obek wisata ini dibuka?
untuk jumlah wisatawan di Pantai Puru ini cukup banyak. Apalagi ketika memasuki libur
akhir pekan maupun libur nasional lainnya. Biasanya wisatawan berasal dari kota kupang,
bahkan dari kabupaten kupang sendiri juga banyak yang berkunjung kesini. Mereka datang
bersama keluarga, ada yang bersama teman-temannya, saya menghitung kurang lebih dalam 1
bulan bisa mencapai 150 hingga 200 orang yang datang.
6. Berapa upah yang diperoleh masing-masing anggota kelompok sadar wisata?
Perlu kami tegaskan bahwa kami tidak mendapatkan upah dari pekerjaan kami ini. Tujuan
kami hanya untuk membangun objek wisata ini untuk lebih maju lagi, pembangunan jalan
yang dulu masih bebatuan, dengan uang ini akan kami gunakan untuk menjadikan jalan
pengerasan untuk sementara. Penambahan fasilitas dll. Semuanya demi kemajuan desa kami.
7. Bagaimana dengan promosi yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata?
Untuk promosi, kami masih sangat bergantung pada pengunjung yang datang. ada beberapa
promosi yagn telah dilakukan itu semua hasil kerjasama kami diantaranya ada dari Komunitas
BETA NTT, dai pengunjung yang memposting foto Pantai Puru ke sosial media. Kami sendiri
memang tidak terlalu mengerti akan hal itu, sehingga kami mengharapkan bantuan promosi
yagn pengunjung yang datang.
8. Bagaimana kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang?
Dinas Pariwisata belum terlalu intervensi, sebab kami juga tidak ingin jika Pemerintah terlalu
intervensi. Kami takutkan jika pemerintah mengambil ahli objek wisata ini makan mungkin
saja kami tidak mendapatkan apapun, sehingga untuk kerjasama kami hanya meminta bantuan
jalan saja. dan jaawaban dari Dinas Pariwisata yakni akan segera ditangani pada tahun 2018
dan untuk yang lainnya juga akan ditangani tetapi secara bertahap sebab dana yang ada masih
diprioritaskan untuk jalan ini dulu.
9. Apakah ada bantuan yang lain yang sudah diterima?
Kami dapat bantuan dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTT berupa 1
Bak penampungan air bersih, 2 buah dinamo air, dan pipa sepanjang 1 kilo lebih yang di
pasang dari sumber mata air sampai di objek wisata ini. Sedangkan bantuan fasilitas lainnya
belum ada. Dan sedang kami upayakan untuk bentuk kerjasama dengan dina lainnya.
10. Harapan apa yang diberikan untuk pemerintah?
Untuk pemerintah, agar dapat membantu kami dalam infrastruktur jalan, karena kami sendiri
juga memang kesusahan dalam hal ini. Selain itu dapat memperhatikan kami sebagai pihak
pengelola agar dapat diberikan pelatihan-pelatihan khusus mengenai wisata agar kami juga
siap. Penambahan fasilitas juga masih sangat kurang.
Data Narasumber
Nama : Drs. S.V. Tinenty
Jabatan : Camat Amarasi Barat
Waktu : 30 Desember 2017 Pukul 19.00 – 21.00 WITA
Tempat : Rumah Pribadi Jln. Komodo, No 18, Bakunase 2, Kota Kupang
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana tanggapan Bapak menganai adanya potensi wisata baru khusus di wilayah
Amarasi Barat dalam meningkatkan pendapatan daerah?
Saya bangga, saya juga mendukung, karena ini merupakan potensi yang sejak di buka pada
2016 lalu, sudah cukup menjanjikan. Dimana dulu masyarakat menjual hasil kebun milik
mereka langsung di pasar-pasar di wilayah Kota Kupang. Tapi semenjak adanya Objek wisata
Pantai Puru ini, saya himbau masyarakat untuk menjual hasil kebun langsung pada Objek
wisata Pantia Puru ini kepada pengunjung yang datang. hal ini cukup signifikan juga karena
dapat membawa dampak bagi masyarakat desa Merbaun.
2. Apa yang menarik dari objek wisata Pantai Puru ini,?
Keindahan pantai yang dihiasi secara alami oleh bebatuan karang yang tinggi, keamanan dan
kenyamanan yang tinggi, dan merupakan tempat paling bagus untuk berselancar karena
ombak yang tinggi. Masyarakat dan pihak pengelola yang ramah, dan siap membantu.
3. Bagaimana bapak, mengarahkan masyarakat yang masih belum sadar akan wisata?
Untuk SDM masyarakat Desa Merbaun ini memang masih sangat rendah. Lihat juga dari
faktor latar belakang pendidikan yang rata-rata SD, SMP, dan SMA saja. sehingga saya masih
terus berusaha untuk berkoordinasi dengan pihak Dinas pariwisata Kabupaten Kupang, untuk
dapat memberikan pelatihan-pelatihan khusus bagi masyarakat maupun bagi kelompok sadar
wisata sebagai pengelolanya. Sehingga untuk saat ini saya menghimbau kepada Kepala Desa
agar, dalam Musrembang atau rancangan pembangunan, Desa Merbaun harus menjadi
Prioritas 1 dikarenakan memiliki potensi wisata yang menjanjikan.
4. Selain mata pencaharian petani dan peternak, apakah masyarakat tidak dihimbau
untuk mencoba mata pencaharian sebagai nelayan?
Pada umumnya memang 4 Kecamatan yang ada di wilayah Amarasi ini bermatapencaharian
sebagai peternak dan petani. Karena ini sudah menjadi pola kehidupan masyarakat. Jika
dikaitkan dengan pariwisata, saya rasa ini tergantung dari masyarakat, kami sebagai
pemerintah desa tidak menghimbau untuk wajib, jadi kemauan masyarakat saja. tapi kami
mendukung karena pada Objek wisata Pantai Puru ini juga hampir setiap hari tidak pernah
sepi pengunjung nah mungkin ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat yang mau saja
sehingga hasil laut pun silahkan langsung diperdagangkan kepada pengunjung yang datang di
objek wisata Pantai Puru ini. Tapi kami memang masih butuh perhatian dari pemerintah
Kabupaten, sehingga semua ini dapat diperdayakan, masyarakat juga dapat memahami bahwa
pariwisata ini cukup menjanjikan agar dapat membantu mendongkrak perekonomian
masyarakat desa.
5. Bagaimana dengan retribusi yang dikenakan kepada pengunjung?
Saya pernah meminta bantuan Pol PP untuk membantu membuka kembali portal yang sudah
dipasang pada waktu itu, karena kelompok sadar wisata memberikan retribusi masuk kepada
pengunjung tanpa adanya bukti peraturan yang mengatur. Sehingga sejak saat itu, saya sudah
minta kepada Kepala Desa Merbaun agar membuatkan dalam bentuk PERDES hal ini agar
terhindar dari pungutan liar. Sembari menunggu PERDES tersebut, Kami bermusyawarah
untuk menentukan harga yang pas dan cocok yang dikanakan hingga saat ini. PERDES ini
juga sudah memasuki tahapan revisi akhir. Tinggal kita tunggu hasil akhir dan segera dapat di
Sah kan oleh Bupati untuk dapat digunakan sesuai dengan percetakan karcis masuk nantinya.
6. Bagaimana dengan infrastruktur jalan yang belum memadai ini?
Kami mendapatkan dana dari pemerintah Pusat, yang bersifat multiyear. Jadi jalan ini,
termksud dalam jalan tras selatan pengerjaannya sudah di mulai tahun 2017, untuk Kecamatan
Amarasi Selatan. Dan pada tahun 2018 ini akan mulai dikerjakan untuk bagian Kecamatan
Amarasi Barat dan akan melalui Objek wisata Pantai Puru ini juga. Ini merupakan hasil
kerjasama antara kami dan Dinas Kabupaten Kupang.
7. Bentuk-bentuk kerjasama seperti apa yang sudah dilakukan pihak pemerintah
setempat, dalam hal mendukung objek wisata Pantai Puru?
Kami ada program Pemerintah Kabupaten melalui Bupati Kupang, yakni akan dibangun
“Taman Eden” diseluruh Desa yang ada di Kabupaten Kupang. Dan khusus untuk Kecamatan
Amarasi Barat yang terdiri dari 8 Desa ini, sudah ada tanggapan dari 3 Desa yakni Desa
Erbaun yang sudah ada hasilnya, dan Desa Merbaun ini sendiri, saya meminta agar
masyarakat dapat membuat “Taman Eden” di lingkungan sekitar Pantai Puru. Ini juga dilihat
bahwa objek wisata Pantai Puru yang memiliki luas pantai hingga 18 kilo dan masih memiliki
banyak lahan kosong. Selain itu juga agar hasil dari tanaman yang ada di “Taman Eden”
nantinya akan langsung diperdagangkan kepada pengunjung yang datang di objek wisata
Pantai Puru. Sementara untuk Desa Neukbaun, baru akan memulai pengerjaannya dalam
tahun 2018 ini.
8. Bagaimana bentuk kerjasama dengan Dinas pariwisata Kabupaten Kupang?
Saya sebagai Camat Amarasi Barat juga sudah meminta kepada Dinas Pariwisata Kabupaten
Kupang, untuk datang dan survei lokasi objek wisata khususnya Pantai Puru yang masih baru
ini agar dapat bersama-sama menata. Namun semuanya akan ditangani, tetapi secara bertahap
dikarenakan masih ada kekurangan dana dari pihak Kabupaten sendiri. Dan untuk sekarang
akan lebih memprioritaskan pada insfrastruktur jalan.
9. Apakah tidak membangun kerjasama dengan pihak swasta atau Lembaga sosial
lainnya?
Sebenarnya kembali lagi pada masyarakat, dikarenakan objek wisata ini mereka yang
berinisiatif membuka, sehingga untuk kerjasama dengan pihak swasta sepertinya tidak, karena
masyarakat ini tidak ingin diintervensi. Mereka ingin bekerja sendiri, perlahan tapi maju, jika
ada pihak swasta yang mau bergabung, silahkan kami juga mendukung tapi masyarakat
sendiri pasti tidak akan mau menjual tanah atau pun bangunan milik mereka. Yang mereka
takutkan adalah apa yang sudah mereka bangun, akan dikuasi oleh pihak lain.
10. Adakah bentuk promosi yang telah dilakukan?
Untuk promosi, masyarakat masih bergantung sepenuhnya pada pengunjung yang datang. ini
dikarenakan masyarakat kami yang masih belum mengerti tentang teknologi komunikasi yang
berkembang pesat. Tingkat pendidikan juga yg masih kurang, sehingga masih tidak mungkin
untuk dapat memiliki akun resmi tersendiri. Biasanya Kepala desa yang melakukan
terobosan-terobosan melalui sodara, teman, sahabat, yang sudah menetap di Kota Kupang
untuk dapat membantu mempromosikan Objek wisata Pantai Puru ini pada Media sosial.
Data Narasumber
Nama : Sherly Djowa
Jabatan : Pengunjung
Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 16.00 WITA
Tempat : Lokasi wisata Pantai Puru
Daftar Pertanyaan
1. Apakah sebelumnya pernah berkunjung ke Pantai Puru ini?
Ini Pertama Kami saya berkunjung kesini. Sebelumnya saya juga tidak tahu kalo ada
objek wisata baru ini.
2. Darimana tahu tentang objek wisata Pantai Puru ini?
Saya tahu nya juga baru ini, pas diajak keluarga untuk berlibur.
3. Mengapa memilih Pantai puru, sedangkan banyak pantai-pantai lain yang ada di
Kota Kupang?
Saya bersama keluarga memilih datang kesini karena katanya tempat ini masih baru
sehingga kita mau lihat. Sebenarnya yang mengetahui tempat ini adalah sodara saya.
4. Bagaimana kesan setelah melihat objek wisata ini?
Saya rasa, tempat ini cukup menarik. Kita bisa mengabadikan foto dari atas ketinggian
bebatuan karang yang asli. Ombak yang besar juga membuat kita bisa berselancar, lalu
keamanannya yang terjamin. Jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang ada di
kawasan Kota kupang, rata-rata sudah tercemar dengan sampah, nah sedangkan Pantai
Puru ini masih bersih sekali. Kita bisa berenang atau hanya sekedar bermain pasir.
5. Apakah tidak keberatan dengan nominal retribusi yang dikenakan kepada
pengunjung?
Tidak yah. Saya rasa untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh ini pas sekali dengan
harga yang sudah ditetapkan. Yang membuat saya senang adalah perbedaan dengan
pantai-pantai yang lainnya. Jika kita masuk pasti dikenakan biaya per orang, sedangkan
untuk Pantai Puru ini tidak, perhitungannya cuman per kendaraan. Selain itu harga sewa
Lopo yang juga pas, mengingat lopo nya hanya ada 4, sehingga yah siapa cepat dia dapat,
kata-kata ini berlaku untuk objek wisata Pantai Puru.
6. Bagaimana cara membantu mempromosikan objek wisata Pantai Puru?
Tentunya karena saya bukan pengguna aktif dalam media sosial, saya akan langsung
mempromosikan Pantai Puru ini kepada teman-teman Kantor saya, Keluarga besar saya,
dengan cara memperlihatkan foto-foto saya di Pantai Puru ini kepada mereka. Dan
mungkin jika ada piknik kantor, saya akan merekomendasikan untuk berkunjung ke Pantai
Puru ini saja.
7. Apa harapan yagn diberikan untuk pihak pengelola?
Untuk pengelola, lebih giat lagi dalam mempromosikan Pantai Puru, lalu banyak mencari
Bantuan melalui dinas-dinas pemerintahan yang ada. Mungkin untuk penambahan fasilitas
juga, Lopo yang masih kurang. Serta pertahankan kebersihan pantai nya.
8. Apa harapan yang diberikan untuk Pemerintah?
Untuk Pemerintah, Mari bersama-sama kita peduli akan objek wisata yang baru ini.
Sehingga tidak terkesan seperti pemerintah mengabaikannya. Perlu adanya perbaikan
infrastruktur jalan, lalu pemberdayaan pihak pengelola untuk keikutsertaan dalam
pelatihan-pelatihan wisata sehingga mereka lebih maksimal.
Data Narasumber
Nama : Oscar Rohi
Jabatan : Pengunjung
Waktu : 28 Desember 2017, Pukul 16.00 WITA
Tempat : Lokasi wisata Pantai Puru
Daftar Pertanyaan
1. Apakah sebelumnya pernah berkunjung ke Pantai Puru ini?
Pernah. Sekitar bulan lalu saya bersama teman-teman saya. Dan kali ini saya mengajak
keluarga saya kesini lagi.
2. Darimana tahu tentang objek wisata Pantai Puru ini?
Pertama kali tau dari instagram. Teman saya mengupload foto di Pantai ini, dan saya
menanyakan alamat sehingga datang lagi bersama teman-teman.
3. Mengapa memilih Pantai puru, sedangkan banyak pantai-pantai lain yang ada di
Kota Kupang?
Pantai Puru masih baru, biasanya yang masih baru itu lebih bagus, lebih indah, sehingga
kami penasaran dan berniat untuk berkunjung kesini. Selai itu juga kalo di pantai sekitar
Kota Kupang sudah kotor, tidak terurus, dan juga sekarang untuk keamanan sudah
terancam karena adanya buaya.
4. Bagaimana kesan setelah melihat objek wisata ini?
Tempat ini menarik. Ketika harus berjalan kurang lebih 1 jam perjalanan, dan sampai sini
seperti terbayar rasa capeknya. Kami jadi punya koleksi foto terbaru.
5. Apakah tidak keberatan dengan nominal retribusi yang dikenakan kepada
pengunjung?
Sama sekali tidak. Karena harganya sudah pas. Padahal biasanya jika kita masuk ke suatu
objek wisata, yang dihitung itu per orang, ini berbeda di Pantai Puru karena
perhitungannya per kendaraan saja.
6. Bagaimana cara membantu mempromosikan objek wisata Pantai Puru?
Melalui instgram, facebook sehingga dapat dilihat oleh banyak orang.
7. Apa harapan yang diberikan untuk pihak pengelola?
Untuk pengelola, mungkin harus ditambah lagi fasilitasnya seperti Lopo, Toilet umum,
atau mungkin bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya yang siap membantu seperti
penambahan motor APV yang bisa disewa untuk berkeliling Pantai. Biar lebih menarik.
8. Apa harapan yang diberikan untuk Pemerintah?
Untuk Pemerintah, segera dapat membantu dalam infrastruktur jalan. Dan juga membantu
mempromosikan objek wisata Pantai Puru ini kepada seluruh Indonesia, sehingga NTT
dapat menjadi Provinsi yang punya prestasi dalam bidang Pariwisata.