LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP...

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARA Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO SUARA SURABAYA MEDIA Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo Sebagai New Media Manager Radio Suara Surabaya Transkrip Wawancara dengan Rizal Sebagai Program Manager Radio Zenith Salatiga 2. FOTO PENELITIAN

Transcript of LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP...

Page 1: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO SUARA SURABAYA

MEDIA

Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio

Suara Surabaya

Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo Sebagai New Media Manager Radio

Suara Surabaya

Transkrip Wawancara dengan Rizal Sebagai Program Manager Radio Zenith Salatiga

2. FOTO PENELITIAN

Page 2: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media)

Hari, tanggal : Kamis, 9 Juni 2016

Jam : 10:00 WIB

Tempat : Kantor Radio Suara Surabaya

(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Alasan Radio Suara Surabaya memilih menjadi Radio dengan format news atau

informasi?

Diawali pada tahun 1983 era FM pertama di Indonesia. Pada jaman itu radio dominan

AM, kemudian pendiri Suara Surabaya melihat bahwa radio kebanyakan pada jaman

itu disajikan untuk segmen anak muda sehingga isinya semua hiburan , games, kuis ,

request.Para pendiri Radio suara Surabaya kemudian melihat kalau ikut masuk dalam

segmen anak muda pada saat itu, maka persaingannya akan luar biasa. Karena Radio

Suara Surabaya adalah radio swasta maka income dari iklan, apabila Radio Suara

Surabaya ikut masuk kekelompok anak muda ini maka ibarat kue, kue iklan yang

diperebutkan itu banyak kalo dibagi rata kita dapetnya kecil-kecil. Lalu pada waktu itu

father founder berpikir kenapa nggak mengambil segmen yang juga potensial dan iklan

itu bakal besar. Diamatilah waktu itu ternyata belum ada radio untuk orang dewasa,

pada jaman itu. Kebanyakan radio itu general jadi segmennya mulai dari yang muda

sampai yang tua tapi dominan itu radio anak muda apalagi FM yang awal itu merasa ini

radionya anak muda. Kita masuklah ke yang dewasa sehingga apa yang terjadi, kue

iklan untuk dewasa yang besar ini, oleh Radio Suara Surabaya makan sendiri untuk

jangka waktu yang cukup lama. Seingat saya sekitar 10 tahunan baru muncul

kompetiter dan dari awal Radio Suara Surabaya memainkan informasi sebagai

pendekatan ke kelompok dewasa , karena kelompok dewasa sudah tidak membutuhkan

lagi yang request, games, dsb. Mereka membutuhkan yang lebih educated, lebih

informative, maka kemasan Radio Suara Surabaya dari awal seperti itu format kita

langsung masuk ke format news. Nah dari segmen ini produk iklan untuk segmen ini

juga banyak, bahkan kalau menurut saya mereka lebih penting kenapa karena yang

Page 3: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

punya duit kan mereka, kalo yang muda – muda kan masih minta duit orang tua jadi

decision makers untuk membeli produk yang diiklankan itu kelompok dewasa ini lebih

cepat. Mereka memikirkan untuk mereka sendiri dan untuk keluarganya kebutuhannya

apa , sehingga itu yang menjadi strategi dari Radio Suara Surabaya kenapa dari awal

kenapa kita ngga main ke anak muda.

Bagaimana cara Radio Suara Surabaya agar bisa tetap bertahan ditengah

banyaknya persaingan antar media termasuk radio itu sendiri?

Radio Suara Surabaya harus jelas pada sisi segmentasi , segmen dewasa dan dewasa

muda. Usia 25-45 tahun, mereka yang memiliki pendidikan minimal pendidikan tinggi.

Kalangan menengah – atas. Secara psikografi mereka orang dalam kategori information

seeker (pencari informasi). Harus jelas dulu sasarannya kesiapa. Untuk mencapai

sasaran itu, mendekatinya dengan format, Format yang dipilih format station atau

format radio, news dan interaktif (basis) meskipun tajam pada news dan interaktif tetap

lagu menjadi bagian dari kebutuhan , berdasar survey bahwa pendengar Radio Suara

Surabaya dengan segmentasi tersebut tetap membutuhkan lagu. Dalam konteks

persaingan, strategi persaingan yang terbaik adalah memahami siapa sebetulnya target

konsumen kita bukan dalam patokan demografi seperti umur,pendidikan, profesi,

tingkat ekonomi, sosial dll. Tetapi Radio Suara Surabaya harus tahu persis sebetulnya

kebutuhan mereka mendengarkan Radio Suara Surabaya itu apa. Apa yang membuat

mereka ingin mendengarkan Radio Suara Surabaya tidak dengan radio lain atau

membutuhkan apa hingga mereka mau akses ke Radio Suara Surabaya.

Cara kita bersaing, jadi bersaing tidak memikirkan bersaing dengan koran mana radio

mana atau televisi mana, karna kita harus bersaing dengan diri kita sendiri. Yang paling

jadi masalah dari radio yang selama ini saya amati adalah radio sulit untuk mengubah

dirinya, karena dari dulu gitu terus modelnya. Radio lupa pendengar sudah ganti atau

ada potensi pendengar baru yang tidak bisa disajikan dengan cara lama atau dengan

model produk lama. Karena itu yang paling sulit dalam mengelola sebuah media

adalah apakah dia mampu mengaktualkan dirinya dari setiap jaman, dari setiap

generasi. Kalau saya hanya memikirkan radio pesaing atau media pesaing yang lainnya

maka saya tidak melakukan perubahan apa apa di dalam. Dan kebanyakan kalau kita

amati mungkin anda juga bisa mengamati di Magelang, Salatiga dimana mana radionya

Page 4: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

yang tidak berubah, maka pendengarnya pergi karena sudah tidak cocok, nah itu yang

menjadi persoalan yang terbesar. Persaingan itu bukan persaingan dengan media lain

tetapi bersaing dengan generasi pendengar. Itu strategi Radio Suara Surabaya yang itu

berimplikasi internal , orang-orangku kan harus diubah mindsetnya. Bayangkan

penyiarku yang sudah 20 tahun, 15 tahun, dia ngga boleh siaran sekarang dengan cara

lama dia.kecuali kamu pensiun berhenti sekarang karna kamu udah ngga cocok untuk

generasi kedepan. Jadi harus menyesuaikan ,isi kepalamu ini harus diperkaya terus dan

kamu harus paham style yang sekarang. Harus menyesuaikan dengan konsumen kita

Strategi yang dilakukan Radio Suara Surabaya untuk mengetahui keinginan

pendengar?

Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan riset. Terutama adalah audience riset.

Ini adalah strategi besar yang dilakukan oleh koorporasi Radio Suara Surabaya.

Berikutnya lagi yang paling konkrit yang bisa Radio Suara Surabaya lakukan adalah

kita mau bikin apa mau memproduksi apa berdasarkan riset tadi kemudian memahami

untuk mencapai segmen yang seperti ini, maka saya harus bikin produk apa.

Filosofinya adalah bikin apa yang seharusnya kita bikin, jangan bikin apa yang kita

bisa. Kalo bikin yang kita bisa jangan jangan bikin yang gitu-gitu terus akhirnya

menjadi konvesional. Tetapi apa yang harusnya kita bikin karna generasi ini berubah

terus. Sehingga kemudian strategi programming di radio menyesuaikan dengan

strategi-strategi ini.Maka produksi siarannya kita buat yang bisa dinikmati oleh the next

generation atau incoming consumer Radio Suara Surabaya

Bagaimana pendekatan Radio Suara Surabaya dengan pendengar?

Yang pertama pendekatan kepada existing listeners atau exsisting consumers kita yang

katakanlah sudah lebih dewasa. Lalu kita juga mesti punya pendekatan untuk yang

muda. Kemudian Radio Suara Surabaya mengikat kedua kelompok besar ini dengan

satu sajian yang kemudian kita sebut dengan informasi dan konsep interaktifnya,

terutama informasi yang paling mengikat pertama persoalan traffic di Surabaya. 2

generasi atau 2 kelompok besar ini sama sama membutuhkan informasi traffic, yang

kedua informasi kota. Apa yang terjadi di kota termasuk isu-isu kantibmas. Isu-isu

Page 5: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

lokal yang kemudian menjadi pengikat tetapi secara spesifik tetap menggarap 2

kelompok besar ini. Kita kepengen bahwa yang muda itu juga tertarik dengerin

persoalan orang-orang yang lebih dewasa tetapi orang-orang dewasa juga tertarik

dengan berita atau persoalan anak-anak muda.

Bagaimana cara Radio Suara Surabaya “mengubah dirinya” sebagai sebuah

media harus bisa mengikuti perkembangan dari setiap jaman dan generasi?

yang pertama upgrade SDM. SDM harus terus menerus di refresh , harus

dilatih,diingatkan kembali ya dibekali dengan isu-isu yang lebih mutakhir .Kemudian

langkah yang kita lakukan juga setelah SDM itu adalah sinergi dengan teknologi dan itu

kemudian siaran Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan konvergensi entah itu

dengan internet atau dengan media sosial. Dan kemudian kita harus bisa menampilkan

wajah Suara Surabaya itu yang sebenarnya radio itu dalam berbagai macam format

medium kalo di konvergensikan dengan internet, tampilannya itu menjadi seperti apa.

Bahkan kemudian siaran sendiri sekarang sudah harus banyak memperhatikan apa

yang terjadi di facebook, twitter, dan website Radio Suara Surabaya. Jadi kita harus

melakukan konvergensi itu dimana misalnya pendengar radio juga akses internet dan

media sosial , generasi yang lebih nyaman dengan media sosial dan di internet itu juga

tidak keberatan dengerin radio, tarik menariknya itu kita mesti bikin sehingga

bagaimana menggarap isu ini secara integrative. Karna anak muda sudah based on

gadget semua kemudian sudah basisnya sudah new media maka kita harus menguasai

new media ini yang bisa diintregasikan dengan radio yang saya istilahkan sebagai

mainstream media bukan konvensional. Itu langkah-langkah besar yang kita lakukan.

Secara produk Radio Suara Surabaya sekarang sudah punya e100 di facebook, e100ss

di twitter lalu Suara Surabaya.net dan ini benar-benar diperhatikan betul bagaimana ini

juga bisa di cross di media-media yang lain. Jadi kadang ada satu isu, kita garapnya

sama-sama. Tetapi dengan pendekatan yang harus sesuai dengan karakterisitik masing-

masing mediumnya.

Problematik empirik menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio Suara

Surabaya mengkhawatirkan kehilangan generasi pendengar sehingga memiliki

Page 6: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

strategi untuk menarik minat kaum muda sebagai calon pendengar Radio Suara

Surabaya?

Filosofi yang saya terapkan dalam konteks konsumen, saya sekarang mengistilahkan

konsumen bukan lagi pendengar karena ada yang mengakses ke new media. Kalau mau

lebih didetailkan yaitu pendengar dan pengakses Suara Surabaya. Itu bagi saya adalah

keniscayaan kita harus berganti generasi konsumen terutama itu keniscayaan. Karena

saya menganut faham kita mau jadi gerbong kereta api atau mau jadi stasiunnya. Kalau

saya jadi gerbong kereta api maka gerbong kita ini tahun 1983. Maka Radio Suara

Surabaya akan menua bersama sama dengan segmen ini. Terus didoain rame-rame

karena sudah mau berangkat semua meninggal udah berati kita ikut mati karna

pendengarku tambah lama tambah tua yang tak pelihara. Saya berpikir kita harus

menjadi stasiun kereta apinya. Nah stasiun kereta api ini menjadi antisipator untuk

kereta api jaman , jaman 1980,1990, 2000, 2010, 2020 dan seterusnya. Kalau yang di

jaman 1980 kan kereta apinya masih kuno stasiunnya kayak begini tapi ketika eranya

kereta api modern seperti kereta api peluru kayak di jepang kan tidak bisa dengan

model stasiun lama. Stasiunnya yang harus di upgrade menyesuaikan dengan teknologi

kereta api, jadi sama artinya Radio Suara Surabaya lah yang harus berubah terus

menerus dari waktu ke waktu. Sebagai stationnya. Lalu kita melayani setiap kereta api

dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman

baru. Filosofinya menjadi gerbong kereta api atau menjadi stasiun kereta api, Radio

Suara Surabaya memilih kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Yang saya pikirkan

adalah Kehilangan pendengar konsumen lama sudah menjadi sebuah keniscayaan .

tetapi berusaha untuk menggabungkan kedua kelompok besar ini dalam satu benang

merah yang semaksimal mungkin keduanya bertahan lama.

Bagaimana konsep anak muda menurut Errol Jonathans?

Konsep anak muda yang serius yang ,have fun, yang masih mencari jati diri dsb. Kalau

dari segi umur yang sedang kuliah dan sudah setengah perjalanan kuliahnya,karena

mereka sudah lebih dewasa, sudah tidak ke SMAnya. Ada juga anak muda yang

dibawah 20 tahunan tapi psikologinya lebih matang, itu menjadi target saya juga. Jadi

poinnya saya akan melayani anak muda yang itu sebenarnya sudah berpikir serius

tentang diri mereka bukan anak muda yang hura-hura. Karena kalau melayani anak

Page 7: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

muda yang hura-hura, jatuhnya akan ke radio remaja dan saya melayani yang anak

muda. Untuk umurnya 20-25 tahun. Sudah harus mengenalkan, secondary Radio Suara

Surabaya adalah 20-25 dan 45 keatas, bagi anak muda penting bagi saya minimal

mungkin mereka tidak suka mendengarkan Radio Suara Surabaya, kok lagunya miskin

sekali, dsb. Sangat tidak fun mendengarkan Radio Suara Surabaya, ada beberapa yang

mengatakan terpaksa mendengarkan Radio Suara Surabaya kalau ada macet. Setelah itu

mereka matikan ganti radio lain ngga masalah. Saya malah bilang ke mereka kalau

kamu sudah fanatic mendengarkan Radio Suara Surabaya , kamu kelainan jiwa berarti

ada yang tidak beres dengan otakmu, kamu mesti periksa karena kamu lebih tua dari

umurmu. Tapi kalau kamu lebih senang dengan radio remaja ya karna memang itu

umurmu. Tapi mereka tahu, kalau butuh sesuatu yang lebih informative kemana harus

mencari. Karena itu saya mulai mengenalkan ini lo Radio Suara Surabaya.

Apa saja yang menjadi program Radio Suara Surabaya untuk anak muda?

Informasi universal dalam program Radio Radio Suara Surabaya yaitu mempelajari

sebetulnya setiap orang umur berapapun butuh apa sebenernya, kalau mau dengerin

Radio Suara Surabaya tu butuh apanya, maka kita mencari-cari dari riset-riset segala

macam dan mempelajari habit dari orang bahwa informasi yang paling ideal itu di radio

itu apa. Kemudian secara lebih spesifik saya harus mulai masuk kepada program-

program yang fokus. Kalau misalnya saya mau nembak ke konsumen yang lebih muda

maka berarti saya harus punya program yang dedicated untuk itu. Didedikasikan

memang untuk anak muda. Maka kemudian salah satu ikon yang paling dikenal oleh

Radio Suara Surabaya saat ini adalah Muda Tapi Luar Biasa (MTLB)

Selain lewat strategi programming untuk anak muda, strategi lain dari Radio

Suara Surabaya untuk menarik minat anak muda?

Radio Suara Surabaya pernah membuat Tur edukasi untuk anak SMP dan orang tua

tidak boleh ikut tapi sudah lama dan sudah tidak dilakukan lagi karna anak-anak

sekarang sudah beda. Sebenernya itu adalah strategi pendekatan kepada orangtuanya.

Tapi itu adalah bagian dari pengenalan tentang Suara Surabaya. Jadi minimal di top of

mind mereka itu ketika ditanya “tau suara surabaya” “tau” “dengerin” “enggak” nggak

papa. Makannya lalu di Suara Surabaya ada banyak kunjungan anak TK, kita terima.

Page 8: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Anak TK – kelompok profesi. Penting menerima kunjungan dari anak TK kalau

gurunya sampe memutuskan untuk kunjungan ke SS berati ada something, minimal dari

sisi gurunya. Kemudian menyebarkan informasi atau knowledge kepada anak yang

lebih muda, ini lo Suara Surabaya, apasih asiknya jadi penyiar. Kadang anak muda

terutama yang bermobil mereka akan sebel karna ketika di mobil orang tuanya hanya

mendengarkan SS untuk mendapatkan informasi di jalan. Tapi mereka jadi tau ada

namanya Radio Suara Surabaya. Saya misalnya pas ngajar di kuliah kuliah tamudi

Surabaya terutama untuk semester 1 saya tau ini pasti SMA banget, Saya selalu

bertanya “siapa yang tau Suara Surabaya” banyak yang jawab tau, siapa yang

mendengarkan tinggal sedikit, tau SS darimana saya mulai gali, banyak macam

jawaban ada yang terpaksa dengerin,soalnya semobil sama orang tua, atau di rumah

papa mama dengerin Suara Surabaya terus lama lama terbiasa. Sebenernya ini bagian-

bagian untuk menebar benih. Panennya nanti, tetapi brand awarennes sudah harus

diberikan dari awal. Sehingga saya tidak keberatan ketika saya diminta berbicara

kepada anak kelas 3 SMA yang mau masuk kuliah supaya mereka sudah punya pilihan

mau masuk ke jurusan apa fakultas apa. Lalu dikenalkan beberapa pengenalan profesi

diantaranya adalah profesi media, entah itu jurnalis atau broadcaster dsb. Saya menjadi

pembicara tentang dunia media massa dunia radio,dunia jurnalis, broadcaster Itu

menjadi sarana bagi saya untuk mulai membangun bibit-bibit benih-benih menarik

calon pendengar. Saya mulai menceritakan pengalaman-pengalaman saya, keasikan

menjadi orang media seperti apa, siapa bilang orang media tidak bisa hidup, tidak bisa

menjadi profesi, mesti belajar apa mesti punya kompetensi apa.

Radio Suara Surabaya itu harus ngomong sesuatu yang akan terjadi kedepan dan orang

belum bicara itu sekarang. 2 tahun sebelum terjadinya MEA, Radio Suara Surabaya

sudah ngomongin itu tetapi banyak orang yang belum care. Jadi Radio Suara Surabaya

harus antisipatif. Kita mesti pintar-pintar menganalisa, membaca gejala jaman tanda-

tanda jaman apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan 10 tahun kedepan, kota ini bakal

kayak apa kehidupan masyarakatnya kayak apa. Interaksi dengan dunia luar itu kayak

apa globalisasi implementasinya yang sekarang itu kayak gimana dan mengikuti

perilaku baru ini setengah mati terutama untuk generasi tua seperti saya begini. Saya

harus tau, tim saya mesti ngerti. Tugas saya adalah mengingatkan mereka tentang ini

terus walaupun secara technically, saya sudah tidak menguasai lagi. Radio Suara

Surabaya kalau tidak ada disitu, game over. Makannya media yang bagus itu adalah

Page 9: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

kalau dia mampu menjadi trendsetter, bukan followers. Media ini akan menciptakan

followers-followers.

Bagaimana pendapat Errol Jonathans tentang konsep radio yang sangat

berkaitan erat dengan lagu?

Dalam paradigma saya, radio bukan lagu. Harkat radio yang terbesar dan juga dalam

sejarah sudah dibuktikan adalah bahwa informasi adalah yang bisa mengangkat harkat

radio karna di era dulu perang dunia kedua radio menjadi sumber informasi untuk

peristiwa besar dan sampai hari ini radio masih digunakan untuk informasi yang

sifatnya strategis, karena radio murah, radio sekarang sangat gampang diakses tidak

perlu pakai pesawat radio tapi cukup dengan gadget, mau terrestrial, streaming atau

pakai aplikasi semua bisa jadi sekarang dengan radio jadi lebih mudah. Dimanapun

kapanpun siapapun memudahkan radio hari ini, kemudian apa yang bisa membuat radio

menjadi penting adalah informasi. Potensi terbesar radio bukan di lagu terutama untuk

sekarang, disini tempat orang bisa curhat, orang bisa meminta bantuan orang lain, orang

bisa membangun network, bisa membangun gerakan. Kalau bicara menggunakan text,

limited. Karakteristik radio ini yang menjadi kekuatannya. Kenapa Radio Suara

Surabaya menjadi sukses karena Radio Suara Surabaya menjadi lembaga sosial bukan

lagi radio dalam pengertian yang sempit radio yang identik dengan lagu. Sehingga

sangat disayangkan jika radio hanya digunakan untuk lagu. Radio Suara Surabaya harus

menampilkan what happening di dalam kehidupan masyakat.

Apa saja strategi spesifik Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda?

Saya menganjurkan kepada teman-teman tidak cukup dengan riset. Bisa saja secara

formal kita melakukan dengan riset tetapi saya meminta semua orang di Radio Suara

Surabaya terutama yang sangat terkait dengan produksi, marketing, be there! gaul,

datanglah ketempat target orang-orang muda ini biasa ngumpul biasa keliatan. Kadang

mereka punya event saya bilang “be there” datanglah kesana liat, pelajari karakternya,

apa yang biasa diomongin, gimana tingkah lakunya kita mesti paham situasinya. Semua

aktifitas mereka, mereka nongkrong di kafe, mereka buka ipad pasti selalu mencari

kafe yang pake wifi. Perilaku seperti itu tidak ada di generasi saya, jadi kita mesti

disana, bukan cuma dari riset. Ketika ada event untuk anak muda , bazaar anak muda

Page 10: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

pertunjukan music untuk anak muda amati perilaku mereka lifestyle mereka, busana

mereka gaya hidupnya kayak apa pasti very different. Termasuk saya sudah berani

menyimpulkan orang tua seumur saya tidak boleh sakit hati terhadap perilaku kelakuan

mereka yang sekarang ,dalam paradigm kita,dulu diajarkan unggah-ungguh, anak

sekarang tidak ada yang unggah-ungguhnya seperti referensi saya, tapi apakah itu

mereka jadi kurang ajar, jangan jangan nggak juga, cuma kita aja yang perilakunya

ngga sama. Buat mereka mungkin itu praktis dan tidak bertele-tele. Perilaku anak muda

sekarang yang mesti kita pelajari “be there”. Penyiar-penyiarku yang top yang senior

anaknya sudah remaja semua mereka juga harus tau. Jadikan anak-anakmu sebagai

laboratorium, pelajari. Jadi konsepnya bukan “just to know tapi you have to be there”,

sayapun melakukan itu. Saya cari center-center anak muda itu dimana sekali-kali saya

nongkrong terutama Surabaya barat itu paling banyak. Mungkin buat saya itu hedonis

tapi buat mereka itu adalah cara hidup mereka. Narsisme itu saya harus belajar, saya

harus bisa terima itu bukan dengan sinisme, problemnya orang tua itu penuh sinisme.

Saya ngga bisa, ini konsumenku kalau saya ingin SS longlife saya harus tau mereka,

lalu harus memikirkan supaya mereka happy bisa narsis di SS itu kayak gimana pake

sarana apa. Secara spesifik semua orang di SS saya minta pada level apapun pahami ini.

Upayakan kita datang kesana sendiri, kita harus punya inisiatif, selain secara formal

dengan riset, kalau riset hanya keluar analisa dan angka. Tapi saya bilang kita bisa tau

persis nggak kayak gimana wujudnya. Jadi misal di Surabaya ada pameran indie

clothing, datanglah kesana apa maksudnya indie clothing itu. Perusahaan tidak akan

memfasilitasi tapi harus inisiatif pribadi karna nanti ukurannya gampang kok, kamu

gaul atau enggak gitu aja kamu cocok untuk Radio Suara Surabaya masa depan atau

tidak. Saya bilang, kamu tidak perlu untuk mengubah kepribadianmu tau-tau

perilakumu aneh sepulang dari sana jadi aneh buat saya karna tidak sesuai umurmu

bergaya seperti anak muda itu anda tidak perlu menjadi seperti itu. Kita adalah actor,

actor itu sekali kali diberi peran antagonis tapi kan saya tidak perlu mengubah karakter

dan kepribadian saya menjadi seperti yang seperti yang saya perankan. Sama halnya

dengan broadcaster media begitu, pelaku media juga sama buat saya.

Media apa saja yang digunakan Radio Suara Surabaya untuk menarik calon

pendengar baru khususnya anak muda?

Page 11: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Media yang digunakan adalah Radio itu sendiri, website, free magazine, media sosial

seperti twitter dan facebook. Untuk media sosial lain seperti instagram belum karna

Radio Suara Surabaya belum menemukan formula yang cocok untuk radio seperti apa.

Radio Suara Surabaya tidak perlu menjadi yang pertama, tetapi ketika Radio Suara

Surabaya menggunakan Facebook atau Twitter keliatan konvergensinya dengan radio

dan tu yang tidak ada di Facebook dan twitter lain. Saya juga ingin instagram kita akan

masuk tetapi belum karna kita mesti menemukan formula yang pas dalam konteks

konvergensi. Karna saya juga tetep mempertahankan media cetak karna free

magazinenya Radio Suara Surabaya juga banyak yang butuh, ngga semua orang

nyaman melihat layar kecil seperti di gadget. Keunggulannya utama magazine tidak

perlu charging battery. Jadi kalau membicarakan soal mainstream media itu berati

radio dan majalah. Untuk media baru berati website. Media yang lebih baru lagi berati

media sosial. Buat kita punya media ini bukan berati semua berdiri sendiri tetapi harus

diintegrasikan, harus di konvergensikan karna sangat disayangkan jika berdiri sendiri

padahal kalau bisa dijadikan satu luar biasa walaupun nanti disamapikan dengan angle

yang berbeda dan tampilannya harus berbeda sesuai dengan karakteristik medianya.

Efek media apa saja yang diharapkan agar Radio Suara Surabaya tetap

terpercaya oleh pendengar?

Efek media yang saya harapkan itu Radio Suara Surabaya tetap terpercaya kemudian

Radio Suara Surabaya menjadi kebutuhan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Anak

anak mudapun juga harus memiliki perasaan yang sama . Radio Suara Surabaya tidak

lagi menjadi bagian dari kehidupan mereka berarti Radio Suara Surabaya gagal ,

walaupun tidak sepanjang hari mendengarkan Radio Suara Surabaya tapi mereka tahu

ketika butuh sesuatu informasi mereka harus aksesnya di Radio Suara Surabaya. Seperti

anda ingin apa anda tahu harus kemana. Radio Suara Surabaya harus pada posisi yang

disitu butuh pertolongan, informasi telepon Radio Suara Surabaya.

Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap Radio Suara Surabaya?

Bagi saya keniscayaan radio itu sangat dipengaruhi oleh teknologi . Untuk anak muda

karena kehidupan anak muda juga based on technology maka otomatis radio

terdampak, radio juga harus menyesuaikan dengan platform teknologi yang dipakai

Page 12: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

anak muda . Bahkan sebetulnya kehidupan semua manusia jaman sekarang itu based on

technology . Kalau kita tidak mau menggunakan teknologi berati kita akan hidup di

masa lampau. Perkembangan teknologinya berpengaruh dan itu akan mengubah tata

cara orang berkomunikasi dan berinformasi

Saya tidak mau terlalu menggebu radio mengikuti perkembangan jaman kalau hanya

mengikuti trendnya tidak ada gunanya. Tetapi yang esensial buat saya adalah radio

harus masuk kesana karna itulah cara generasi baru cara masyarakat sekarang

mengakses radio. Kalau hanya mengikuti trend teknologi belum tentu usefull tetapi

yang saya harus ikuti masyarakat ada di platform teknologi yang mana sekarang. Yang

untuk itu radio harus kesana juga. Orang mulai berinteraktif dengan Radio Suara

Surabaya lewat media sosial, kirim gambar. Jangan memusuhi teknologi baru, Jangan

menganggap teknologi baru sebagai ancaman. Sekarang bagaimana caranya agar anak

muda tidak keberatan mendengarkan audionya di radio ketika anak muda jaman

sekarang lebih asik pada gadget dan internet, karena gambar dan teks yang disukai anak

muda sering tidak cukup menjelaskan. Di teks dan gambar tidak ada emosi. Emosi ada

di suara. Saya mempelajari riset-riset yang terbaru tentang gadget secanggihnya gadget

mayoritas tetap dipakai untuk ngomong. Tetap untuk nelpon dan tidak semua nyaman

dengan teks kenapa karena emosi dalam suara tidak dapat tergantikan dengan teks dan

gambar tapi teks dan gambar bisa melengkapi suara. Maka perkembangan teknologi

saat ini buat saya secara poistif thinking mari kita lihat opportunitynya, mengancam ?

jelas mengancam karena ada hal yang tidak ada di radio yang kita bisa dapatkan di

gadget ini. Karena karakter medianya. Ini radio bukan media bergambar, jadi jangan

bersaing dengan gambar. Tapi bagaimana gambar itu menjadi bagian dari audio kita.

Jadi citizen journalism Radio Suara Surabaya saat ini bukan hanya berbicara tapi ketika

ada kejadian mengirimkan gambar dan sudah menjadi habit saat ini sehingga

membantu tim di siaran dan penyiar juga bisa mengomentari gambar yang dikirim oleh

konsumen Radio Suara Surabaya. Ini yang dimaksud dengan konvergensi.

Kekuatan radio tidak bisa dikalahkan dengan yang media lain. Tapi jangan radio secara

bodoh bersaing dengan televisi karena ingin menjelaskan gambar secara jelas-jelasnya

malah jadi ngga jelas gambar yang paling enak ya liat ditelevisi. Tapi bagi orang yang

sedang driving tidak ada kesempatan menonton TV. Tapi dengan radio orang bisa

mendengarkan radio dengan melakukan kegiatan lain tanpa harus stay. Dengan

Page 13: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

kekurangan radio yang hanya sekali dengar, seiring perkembangan teknologi sekarang

di Radio Suara Surabaya ada radio on demand , kita bisa dengar lagi di website SS.

Teknologi hanya alat. Radio Suara Surabaya harus masuk di alat itu kalau mau eksis.

Itu semua ongkos jelas itu ongkos makannya bisnisnya mesti bagus. Jadi yang

dilakukan oleh Radio Suara Surabaya itu very complicated dibandingkan Radio yang

lainnya. Dan ini berpengaruh pada kualitas orang ada beberapa orang yang susah

berubah dia lebih asik di radio , SDM saya.

Jika kita hanya mengikuti teknologi saja kadang tidak sesuai dengan kebutuhan. Karna

teknologi kadang menawarkan sesuatu yang kadang publik tidak pake. Kadang terlalu

cepat teknologinya kan lebih cepat dari publik ketika publik belum in disitu kita sudah

main disitu kan sia-sia .Jadi buat saya poinnya kadang kita harus adaptif dengan

teknologi yang implementatif di publik.

Page 14: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto (On Air Manager Radio

Suara Surabaya)

Hari, tanggal : Kamis, 9 Juni 2016

Jam : 13:00 WIB

Tempat : Kantor Radio Suara Surabaya

(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Apa saja Program Radio Suara Surabaya?

Program Radio yang utama di Radio Suara Surabaya adalah kelana kota adalah sebuah

program mata acara, program interaktif yang juga melibatkan dan mengundang

keterlibatan pendengar lewat telpon, lewat social media lewat SMS dan segala

macamnya yang kita kelola setiap hari selama 24 jam, tapi dalam perjalanan siaran

Suara Surabaya keseharian 24 jam kita juga menyelenggarakan program lain. Program

utama yang lain adalah Jazz Traffic yang masih dominan karena frekuensi siarannya

setiap hari senin sampai kamis pukul 10-12 malam, program Jazz Traffic ini masih

dipertahankan karena merupakan cikal bakal identitas Radio Suara Surabaya selain

program kelana kota. Pada prinsipnya nama program apapun di Radio Suara Surabaya

bahkan talkshow pariwara yang namanya traffic report tetap masuk di Suara Surabaya

dan menjadi handalan, karena dari hitungan terakhir masih sekitar 80% telepon yang

masuk ke Suara Surabaya sangat erat hubungannya dengan lalu lintas sisanya

pelayanan masyarakat , pelayanan public dan isu-isu yang lain-lain. Sehingga kita

mengelola atau memberikan porsi dimanapun programnya apapun programnya tetap

melakukan report traffic.Selain itu ada program-program regular yang disiarkan secara

weekly. Perbedaan Kelana kota dan Jazz Traffic lebih pada konten materinya Kelana

kota lagu-lagu pop barat dan Indonesia sementara di Jazz Traffic lagu Jazz.

Apa saja strategi programming Radio Suara Surabaya untuk anak muda?

Menyikapi perkembangan teknologi , Radio Suara Surabaya sebagai sebuah radio yang

peduli terhadap perkembangan teknologi komunikasi itu mau tidak mau harus

mengikuti perkembangan dan trend yang ada. Piranti yang lazim dan pada umumnya

dipakai oleh anak muda kita pakai, misalnya Sosial media, twitter, Facebook,

Page 15: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Whatsapp, sms, telepon. Strategi untuk masuk ke dunia anak muda atau menarik

perhatian anak muda dari segi pemograman, kita menampilkan materi yang ringan

misalnya info musik, juga menyajikan musik yang update. Dari perspective

programming pendekatan paling gampang untuk menarik perhatian anak muda atau

incoming generation adalah lewat musik. Lewat peminatan anak muda kita buatkan

program connected generation dan Muda Tapi Luar Biasa. Program itu kita buat

berlandaskan dari sebuah telaah hasrat orang untuk tampil narsis selfie, jadi kita

berikan wadah kepada mereka untuk tampil , memunculkan kelompok mereka,

komunitas mereka, atau karya mereka dalam sebuah acara connected generation dan

muda tapi luar biasa.

Dari kacamata programmer siaran atau program untuk anak muda ini dibuat

dikreasikan khusus dan tidak setiap hari jadi topik yang diangkat juga harus spesifik

berbeda dengan program siarann Suara Surabaya yang lainnya seperti kelana kota.

Muda tapi luar bisa dan Connected Generation sangat topical dan khusus. Connected

Generation topiknya bisa tentang kumpulan orang , hobi, karya. MTLB lebih spesifik

lagi karna usianya sudah di patok muda 20 tahunan – 35 tahun kebawah. MTLB sosok

berprestasi dalam hal apapun misal kesenian, olahraga, disiplin ilmu, iptek atau riset

dan sebagainya. Kita berangkat dengan menggunakan istilah the voice to the voiceless

beri suara pada mereka yang ingin bersuara

Selain dari segi programming, anak muda kita kenalin dulu tentang Radio Suara

Surabaya. Mau tidak mau diakui dari sejumlah kunjungan ke beberapa kampus kalau

kita bertanya siapa yang sering mendengarkan Suara Surabaya itu sangat kurang dari

20%. Stretegi spesifik seperti apa ya kita mau nggak mau eksis di mereka kadang kita

ganggu kenyamanan mereka dengan info-info seputar mereka dari sisi hobi dan

sebagainya. Satu diantaranya menghadirkan sebuah kegiatan non air kampung

perubahan sekaligus mengenalkan brand Suara Surabaya itu ada. Harus melakukan

inovasi lewat program dan juga konten disiaran merupakan senjata paling penting

dalam suguhan mata acara . Menghadirkan info yang umum menjadi kepentingan anak

muda seperti teknologi, trend gaya hidup dilingkungan muda seperti makanan, sampai

tempat hang out kita ekspos, aktifitas mereka kita buat kita tarik ke siaran.

Page 16: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Apa pengaruh media sosial terhadap strategi Radio Suara Surabaya menarik

minat anak muda?

Keberadaan internet adalah sebuah keberadaaan yang mau tidak mau kita harus ada dan

dari sisi produk, internet sebagai sebuah outlet alternative untuk mereka yang tidak

mendengarkan radio, sebagai suplemen komplementer. Pararel bersama sama kita treet

konsumen yang diradio seperti apa yang di netizen seperti apa. Seperti dan E100 di

Facebook dan Twitter dan Youth SS fm yang memang menggunakan bahasa yang agak

anak muda, lebih muda lebih alay. Kita buatkan acara kita buatkan program untuk anak

muda agar bisa tampil. Karna sederhana prinsipnya Radio Suara Surabaya kalo dari sisi

kacamata siaran kami berusaha sesuatu yang mungkin ideal banget ya, kami berusaha

memberikan suara kepada yang tidak bisa bersuara. The voice to the voiceless. Karna

di Radio Suara Surabaya menggunakan ranah publik kita harus memperlakukan mereka

sebagai orang yang layak ditampilkan. Mungkin ini yang dimaksud idelalisme.

Page 17: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo (New Media Manager Radio

Suara Surabaya)

Hari, tanggal : Kamis, 9 Juni 2016

Jam : 15:00 WIB

Tempat : Kantor Radio Suara Surabaya

(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Apa Alasan Radio harus berkonvergensi dengan media sosial?

Alasan radio harus berkonvergensi dengan media sosial, untuk meningkatkan

pendengar radio, radio mendapatkan nilai tambah, menarik perhatian non-listener,

karena cara masyarakat berkomunikasi sudah berubah, dan meningkatkan pemasukan

iklan dari beragam media. Radio, web, dan media sosial harus saling mendukung satu

sama lain. Penyebaran informasi disesuaikan dengan karakter masing-masing

mediumnya.

Page 18: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Transkrip Wawancara dengan Rizal (Program Manager Radio Zenith Salatiga)

Hari, tanggal : Sabtu 26 Septermber 2015

Jam : 13:00 WIB

Tempat : Kantor Radio Zenith Salatiga

(Jl. Osamaliki no 29 Salatiga)

Bagaimana antusias anak muda jaman sekarang terhadap Radio menurut Rizal?

Setiap radio membutuhkan pendengar untuk keberlangsungan eksistensinya. Terdapat

pendengar yang bermacam-macam jenisnya. Ada yang disebut pendengar aktif dan

pasif. Pendengar aktif dan pasif berkaitan erat dengan aktivitas mereka dalam

mendengarkan radio. Terdapat juga pendengar heterogen, loyal sampai kepada

pendengar kritis. Pendengar radiopun dari semua kalangan dari kalangan muda

sampai tua. Tapi seiring perkembangan jaman, anak muda jaman sekarang terhadap

media radio kurang antusias. Antusias anak muda jaman dulu dan sekarang berbeda.

Bagaimana antusias anak muda di salatiga terhadap Radio Zenith Salatiga?

Dulu sebagai bentuk antusias dengan radio, pendengar termasuk anak muda pasti

datang ke studio radio untuk kirim salam atau request lagu dengan kertas request.

Sekarang seiring perkembangan teknologi banyak media yang bisa mereka gunakan.

Seperti SMS, FB, Twitter untuk kirim salam atau request lagu, sehingga membuat

anak muda jarang bahkan hampir tidak pernah ke studio Radio Zenith. Antusias

pendengar aktif anak muda saat ini masih kalah dengan pendengar pasif. Ini

berdasarkan data member pendengar Radio Zenith. Dari sejumlah member yang sudah

terdaftar hanya sekitar 40-50% yang aktif. Anak muda jaman sekarang sebagian besar

akan lebih menyukai radio yang menyajikan acara-acara menarik dan dikemas dengan

gaya anak muda jaman sekarang diantaranya menyajikan lagu-lagu yang update.

Seperti contoh di Radio Zenith ketika ada program acara lagu-lagu nostalgia era 70an

sangat sedikit pendengar anak muda yang mengirimkan SMS atau request lagu.

Sedangkan ketika program acara dengan lagu – lagu update banyak sekali bahkan

sampai ratusan SMS dan bergabung di acara tersebut dari kirim salam sampai request

lagu.

Page 19: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara
Page 20: LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11726/9/T1_362012053...Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara

Penulis bersama Errol Jonathans

(CEO Radio Suara Surabaya)

Penulis bersama Iman Dwihartanto

(On Air Manager Radio Suara Surabaya)