LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau...

157
LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1989 PELAKSANAAN REPELITA IV ( 1 APRIL 1983/84 S/D 31 MARET 1988/89 ) REPUBLIK INDONESIA

Transcript of LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau...

Page 1: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

L A M P I R A N

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1989

PELAKSANAAN REPELITA IV

( 1 APRIL 1983/84 S/D 31 MARET 1988/89 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4
Page 3: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

DAFTAR ISI:

Bab I. U m u m I / 3 - 8 9Bab II. Pengelolaan Sumber Alam dan Ling-

kungan Hidup II/3 – 43Bab III. Pengembangan Dunia Usaha III/3 – 42Bab IV. Keuangan Negara, Perkembangan Mo-

IV/3 – 90neter dan Lembaga-Lembaga KeuanganBab V. Neraca Pembayaran dan Perdagangan

V/3 – 55Luar NegeriBab VI. Pertanian dan Pengairan VI/3 – 54Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi VII/3 – 40Bab VIII. I n d u s t r i VIII/3-41Bab IX. Pertambangan dan Energi IX/3 - 54Bab X. Perhubungan dan Pariwisata X/3 - 58Bab X1. Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri XI/3 - 70Bab XII. Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan

Transmigrasi XII/3 - 60Bab XIII. Perumahan Rakyat dan Pemukiman XIII/3 - 22Bab XIV. Pembangunan Daerah, Desa dan Kota XIV/3 - 49Bab XV. A g a m a XV/3 - 24Bab XVI. Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan

Nasional dan Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Maha Esa XVI/3 - 55

Bab XVII. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Penelitiandan Statistik XVII/3 - 40

XVIII/3 - 62XIX/3 - 39

Bab XVIII. Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, dan

Bab XIX.Peranan WanitaKependudukan dan Keluarga Berencana

Bab XX. H u k u m XX/3 - 32Bab XXI. Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial XXI/3 - 19Bab XXII. Aparatur Pemerintah XXII/3 - 60

Page 4: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4
Page 5: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

UMUM

Page 6: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4
Page 7: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

B A B I

U M U M

Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, tujuan Repelita IV ialah untuk meningkatkan taraf hi-dup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang semakin merata dan adil serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Dalam Repelita IV diusahakan terciptanya kerangka landasan bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang terus, untuk kemudian dimantapkan lan-dasan tersebut dalam Repelita V, sehingga dalam Repelita VI bangsa Indonesia sudah benar-benar dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan dalam Repelita IV tetap berlandas-kan pada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi sedangkan pembangunan dalam bidang politik, sosial. budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain makin ditingkatkan sepadan dan agar Baling menunjang dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh pembangunan ekonomi. Pelaksanaan pembangunan selama Repe-lita IV dilaporkan secara ringkas dalam bab ini dan secara lebih terinci pada masing-masing bab dalam Lampiran ini.

I/3

Page 8: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Selama Repelita IV pelaksanaan pembangunan nasional menghadapi berbagai ujian. Dalam periode ini perekonomian du-nia mampu meneruskan proses kebangkitannya kembali dari resesi yang bermula pada awal tahun 1980-an. Namun berbagai masalah struktural masih belum terpecahkan dan gejolak serta masa-masa rawan masih mewarnai situasi ekonomi internasional. Ketimpangan neraca pembayaran antara negara masih terus ber-lanjut, penyelesaian hutang negara-negara berkembang belum menunjukkan kemajuan yang berarti sehingga beban hutang tetap menekan pertumbuhan negara-negara tersebut, dan proteksionisme di antara negara-negara maju tidak kunjung menyurut. Semen-tara itu, nilai tukar antara matauang-matauang utama dunia bergejolak tajam dan sulit diterka perkembangannya, tingkat bunga riil masih tetap tinggi, dan harga riil dari sebagian besar komoditi-komoditi primer terus merosot dan melanjutkan arah kecenderungannya ke bawah seperti yang telah berlangsung hampir 4 dasawarsa ini.

Dalam keadaan perekonomian dunia seperti itu sebagian negara berkembang tidak mampu mengatasi dampak negatif dari perkembangan tersebut sehingga harus mengalami ketidakstabilan di dalam negeri dan stagnasi. Sebagian lain beruntung dapat menghindari atau mengendalikan ketidakstabilan di dalam negeri tetapi hanya dengan pengorbanan berupa pertumbuhan ekonomi yang rendah, yaitu lebih rendah daripada pertumbuhan penduduknya. Namun, sebagian lagi dari negara-negara berkembang ternyata mampu memelihara kestabilan ekonominya dan sekaligus berhasil mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang memadai. Kelompok yang terakhir ini mencakup negara-negara yang berhasil menyesuaikan perekonomiannya dengan kondisi-kondisi baru di arena internasional sehingga dapat memanfaatkan peluang-peluang yang timbul dengan baik.

Indonesia memasuki Repelita IV dalam situasi perekonomi-an yang tidak begitu cerah. Harga dari minyak bumi, yang pada waktu itu merupakan sumber paling utama untuk penerimaan de-visa dan penerimaan negara, menunjukkan secara jelas kecende-rungan merosot sebagai akibat dari kelebihan produksi yang kronis. Pada waktu itu disadari bahwa masa kejayaan minyak telah berlalu. Di tahun-tahun mendatang minyak bumi tidak lagi dapat diharapkan menjadi sumber dana pembangunan yang pa-ling utama seperti di tahun-tahun sebelumnya. Ini berarti bahwa untuk mempertahankan momentum pembangunan maka sumber devisa dan sumber penerimaan negara dalam negeri yang berasal dari sumber-sumber di luar minyak bumi dan gas harus segera dikembangkan. Dalam konteks permasalahan seperti itulah maka

I/4

Page 9: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

sejak tahun 1983 telah dilaksanakan serangkaian langkah-lang-kah pembaharuan, deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang. Tujuan utama dari rangkaian kebijaksanaan ini adalah menyiapkan perekonomian Indonesia agar lebih mampu menghadapi perubahan situasi dunia serta lebih mampu memanfaatkan pelu-ang-peluang yang timbul, sehingga pelaksanaan pembangunan da-lam Repelita IV dan seterusnya dapat diamankan.

Langkah kebijaksanaan penting pertama diambil 9 bulan sebelum memasuki Repelita IV, yaitu pada bulan Juni 1983, de-ngan tujuan untuk menciptakan landasan bagi berkembangnya sektor keuangan yang lebih efisien dan lebih mampu mendukung pembangunan. Penentuan tingkat bunga bagi deposito berjangka dan bagi pinjaman, kecuali bagi beberapa macam kredit yang dianggap prioritas, diserahkan sepenuhnya kepada masing-ma-sing bank. Demikian pula pagu kredit, kecuali bagi beberapa kredit prioritas tersebut, dihapus. Kebijaksanaan ini telah berhasil meningkatkan jumlah dana masyarakat yang dapat di-himpun oleh perbankan. Sejalan dengan itu, kredit yang dibe-rikan oleh perbankan untuk kegiatan-kegiatan produktif dan investasi juga meningkat pesat. Upaya untuk mengembangkan sektor keuangan ini diteruskan dengan diambilnya berbagai langkah lanjutan antara lain di bidang pasar modal pada bulan Desember 1987 dan Desember 1988, perbankan dalam bulan Okto-ber 1988 dan Maret 1989, asuransi dan lembaga-lembaga pembia-yaan lainnya pada bulan Desember 1988. Langkah-langkah kebi-jaksanaan ini dibahas lebih lanjut dalam bab yang bersang-kutan.

Dalam pada itu disadari pula bahwa kebutuhan akan dana untuk proyek-proyek yang harus dilaksanakan Pemerintah seper-ti pembangunan prasarana, peningkatan kesehatan, pendidikan serta peningkatan dan pelayanan dasar dan program-program pe-merataan lainnya termasuk pembangunan daerah, akan terus me-ningkat. Dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam negeri Pemerintah di luar migas, maka telah dilaksanakan langkah strategis, yaitu pembaharuan secara menyeluruh sistem perpa-jakan. Langkah-langkah ini tertuang dalam Undang-undang me-ngenai Pajak Penghasilan yang diberlakukan mulai 1 Januari 1984, Undang-undang mengenai Pajak Pertambahan Nilai yang di-berlakukan mulai 1 April 1985, serta Undang-undang mengenai Pajak Bumi dan Bangunan dan Undang-undang mengenai Bea Mate-rai yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1986. Penerapan keten-tuan-ketentuan baru perpajakan ini dibarengi dengan berbagai langkah penyempurnaan tata kerja dan organisasi aparat perpa-jakan. Di samping langkah-langkah di bidang perpajakan terse-

I/5

Page 10: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

but berbagai upaya juga dilaksanakan untuk meningkatkan pe-nerimaan bukan pajak, antara lain melalui upaya peningkatan efisiensi BUMN.

Sebagai hasil dari langkah-langkah tersebut, maka pene-rimaan dalam negeri Pemerintah di luar migas telah meningkat dengan sangat pesat selama Repelita IV. Apabila pada tahun 1983/84, penerimaan dalam negeri di luar migas baru mencapai Rp 4,9 triliun atau 34% dari seluruh penerimaan dalam negeri Pemerintah, maka pada tahun 1988/89, jumlah tersebut mencapai Rp 13,5 triliun atau sekitar 59% dari seluruh penerimaan da-lam negeri Pemerintah. Perkembangan ini diuraikan lebih lan-jut dalam bab mengenai keuangan negara.

Seperti disebutkan di atas, peningkatan ekspor non migas merupakan keharusan apabila laju pembangunan harus tetap di-pertahankan dan sasaran-sasaran pembangunan yang ditetapkan harus dicapai dalam suasana kemerosotan harga minyak. Upaya ini menuntut peningkatan daya saing hasil-hasil produksi In-donesia, melalui dihapuskannya hambatan-hambatan dan ekonomi biaya tinggi di berbagai sektor, peningkatan kelancaran arus barang, peningkatan efisiensi produksi, pengembangan produk-produk baru, peningkatan pemanfaatan kapasitas yang belum terpakai serta peningkatan investasi di sektor-sektor yang berkaitan dengan ekspor. Secara umum, upaya ini memerlukan perubahan struktur produksi dari struktur yang semula lebih berorientasi kepada pasar dalam negeri ke struktur yang makin berorientasi ke pasar luar negeri. Dalam rangka itulah, maka selama Repelita IV berbagai langkah deregulasi dan debirokra-tisasi yang menyangkut berbagai sektor dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut antara lain mencakup ketentuan-ketentuan un-tuk memperlancar arus barang di pelabuhan, sistem pengembali-an bea masuk atas bahan baku untuk produksi barang yang diek-spor, langkah-langkah deregulasi di bidang tats niaga impor, penyederhanaan ketentuan-ketentuan mengenai investasi serta deregulasi di bidang angkutan laut. Langkah-langkah ini diba-has lebih lanjut dalam bab-bab mengenai neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri dan pengembangan dunia usaha.

Sebagai hasil dari langkah-langkah deregulasi dan debi-rokratisasi tersebut, maka ekspor non migas Indonesia telah meningkat sangat pesat, terutama dalam dua tahun terakhir Re-pelita IV. Apabila pada tahun 1983/84 ekspor non migas baru mencapai US$ 5,4 milyar maka pada tahun 1988/89 jumlah ter-sebut telah mencapai lebih dari US$ 12,0 milyar. Sebagai per -

sentase dari seluruh penerimaan ekspor, dalam periode yang

I/6

Page 11: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

sama nilai ekspor non migas telah meningkat dari 27% menjadi lebih dari 60%. Sementara itu di dalam kelompok ekspor non migas itu sendiri terjadi pergeseran pola ke arah makin me-ningkatnya peranan hasil-hasil industri. Apabila dalam tahun 1983/84 hasil industri meliputi 63,4% dari penerimaan ekspor non migas, maka pada tahun 1988/89 hasil industri mencakup hampir 80% dari penerimaan ekspor non migas ini. Meningkatnya peranan hasil industri dalam ekspor non migas ini secara umum mencerminkan adanya peningkatan derajat pengolahan dari ekspor kita, yang berarti pula adanya peningkatan nilai tambah per satuan komoditi ekspor. Lebih lanjut, di dalam kelompok hasil-hasil industri ini, hasil-hasil industri kecil dan industri kerajinan juga meningkat cukup pesat. Perkembangan ini mem-bantu pemecahan masalah kesempatan kerja.

Sementara itu, investasi di dalam negeri, yang kurang bergairah dalam tahun-tahun pertama Repelita IV, ternyata ke-mudian menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dalam dua tahun terakhir Repelita IV. Apabila dalam tahun 1986/87 nilai PMDN (proyek baru dan perluasan) yang disetujui adalah Rp 5,7 triliun, maka dalam tahun 1988/89 investasi tersebut mencapai Rp 14,4 triliun atau meningkat dengan sebesar 2,5 kali lipat. PMA juga melonjak. Apabila dalam tahun 1986/87 nilai PMA (proyek baru dan perluasan) yang disetujui adalah US$ 960,6 juta, maka dalam tahun 1988/89 investasi tersebut mencapai US$ 3,1 milyar, atau peningkatan sebesar lebih dari 3 kali lipat. Ini semua menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia be-nar-benar telah bangkit dari kelesuan yang melanda di awal Repelita IV. Yang juga perlu dicatat adalah bahwa sebagian terbesar dari investasi tersebut adalah untuk sektor indus-tri. Perkembangan ini merupakan suatu pertanda yang jelas bahwa perkembangan industri di Indonesia akan dapat berlang-sung dengan pesat.

Menurut perkiraan sementara atas dasar data baru menge-nai sektor industri (lihat penjelasan mengenai perkiraan Pro-duk Domestik Bruto di bawah), selama periode 1983 - 1988, pe-ranan sektor industri dalam produksi nasional telah meningkat dari 12,7% menjadi 18,4%. Sementara itu, struktur industri semakin kokoh dan keterkaitan antara industri hulu dan hilir dan antara sektor industri dengan sektor-sektor lain juga se-makin mantap.

Demikianlah, melalui kebijaksanaan pembaharuan, deregu-lasi dan debirokratisasi, telah dapat dicapai perubahan yang mendasar dalam perekonomian Indonesia. Seperti yang diuraikan

I/7

Page 12: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

di atas, perubahan ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan mobilisasi clans masyarakat oleh lembaga-lembaga keuangan, pe-ningkatan pesat dari penerimaan dalam negeri Pemerintah di luar migas, perkembangan cepat dari ekspor non migas, melon-jaknya minat investasi, meningkatnya peranan industri dalam ekspor maupun investasi, makin menonjolnya peranan industri dalam produksi nasional serta makin kokohnya struktur indus-tri dan derajat keterkaitannya. Dengan tercapainya perubahan-perubahan mendasar ini maka pelaksanaan pembangunan dalam Re-pelita IV dapat diamankan dan perekonomian Indonesia makin siap dalam menghadapi tantangan-tantangan mass depan. Landas-an yang kuat telah diletakkan untuk tahap pembangunan selan-jutnya.

Dalam pada itu, di samping berhasil melaksanakan per-ubahan struktural tersebut, perekonomian Indonesia ternyata juga dapat tumbuh dengan memadai. Perekonomian Indonesia me-nunjukkan kebangkitan yang mantap setelah mencapai titik ba-lik pada tahun 1985. Atas dasar perkiraan sementara, laju pertumbuhan ekonomi selama periode 1983 - 1988 mencapai rata-rata 5,1% per tahun. Dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sekitar 2,1% per tahun, ini berarti bahwa produksi nasional nyata per kapita telah tumbuh dengan sekitar 3,0% per tahun. Laju pertumbuhan ekonomi untuk tahun 1988 adalah 5,7%.

Laju pertumbuhan rata-rata per tahun selama Repelita IV menurut sektor utama adalah sebagai berikut: pertanian 3,5%, pertambangan dan penggalian -0,02%, industri 13,2%, bangunan 2,2%, perdagangan 6,4%, pengangkutan dan telekomunikasi 5,0%, sektor lain-lain 6,0%. Perkembangan produksi dari beberapa sektor utama dibahas secara lebih terinci dalam bab-bab yang bersangkutan dalam lampiran ini.

Angka-angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperguna-kan untuk memperkirakan laju pertumbuhan tersebut di atas me-rupakan serf baru sebagai hasil perhitungan kembali PDB Indo-nesia etas dasar informasi terbaru yang tersedia. Khususnya perlu disebutkan di sini bahwa perkiraan untuk sektor indus-tri telah mengalami perubahan yang cukup besar. Hasil dari pencacahan lengkap Sensus Ekonomi 1986 dan survai khusus se-telah itu menunjukkan bahwa jumlah perusahaan besar dan se-dang di sektor industri ternyata jauh lebih besar daripada jumlah yang digunakan sebagai dasar perhitungan untuk seri PDB lama. Dengan menggunakan informasi baru tersebut perkem-bangan produksi sektor industri diperkirakan kembali ke bela-kang sampai dengan tahun 1983, dan menghasilkan angka peranan

I/8

Page 13: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

industri yang lebih besar serta laju pertumbuhan yang lebih tinggi. Perkiraan ini dipergunakan untuk menghitung PDB seri baru tersebut. Seperti disebutkan di atas, dilihat dari ber-bagai indikator lain, seperti perkembangan ekspor dan inves-tasi, pertumbuhan sektor industri ternyata memang cukup pesat.

Sementara itu, stabilitas ekonomi juga tetap terpelihara selama Repelita IV. Harga barang-barang kebutuhan pokok cukup mantap. Laju inflasi selama periode ini adalah rata-rata 6,6% per tahun, yang merupakan penurunan dari laju rata-rata sebe-sar 13,2% per tahun selama Repelita III. Dalam pada itu, ne-raca pembayaran mengalami berbagai tekanan, sebagai akibat dari merosotnya harga minyak dan meningkatnya nilai tukar be-berapa matauang utama terhadap dollar Amerika Serikat. Di samping itu, dari waktu ke waktu, antara lain pada bulan Sep-tember 1984, menjelang akhir tahun 1986 dan pertengahan tahun 1987, telah terjadi gejala spekulatif di bursa valuta asing, yang juga menambah beban tekanan pada neraca pembayaran. Na-mun selama Repelita IV situasi neraca pembayaran dan cadangan devisa tetap terkendali dengan baik berkat pelaksanaan yang konsisten dari kebijaksanaan anggaran belanja seimbang, kebi-jaksanaan moneter yang berhati-hati serta kebijaksanaan kurs devisa yang realistis.

Tujuan pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup, ke-cerdasan dan kesejahteraan rakyat, di samping meletakkan lan-dasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya. Dalam Repelita IV upaya untuk meningkatkan taraf hidup, kesejahte-raan dan kecerdasan rakyat serta untuk makin memeratakan pem-bangunan terus ditingkatkan. Upaya ini mencakup pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang, antara lain bidang kesehatan dan gizi, kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, permukiman, transmigrasi, pembangunan daerah dan sebagainya. Hasil-hasil yang dicapai di bidang-bidang tersebut diuraikan dalam bagian-bagian mengenai pelaksanaan pembangunan di ber-bagai sektor dalam bab ini, dan secara lebih terinci lagi diuraikan dalam masing-masing bab mengenai pembangunan di sektor-sektor yang bersangkutan.

Salah satu indikator penting mengenai peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat adalah menurunnya jumlah pen-duduk miskin di Indonesia. Dalam tahun 1976 sebanyak 54 juta orang atau 40% dari penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Dalam tahun 1987 jumlah tersebut telah menurun

I/9

Page 14: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

menjadi 30 juta orang atau 17,4% dari seluruh penduduk Indo-nesia. Daerah pedesaan ternyata mengalami penurunan kemiskin-an yang lebih cepat daripada daerah perkotaan. Dalam masa 11 tahun tersebut penduduk pedesaan yang hidup di bawah garis kemiskinan telah menurun dari 40,4% menjadi 16,4% dari selu-ruh penduduk pedesaan, sedangkan penduduk perkotaan yang ber- ada di bawah garis kemiskinan menurun dari 38,8% menjadi 20,1% dari seluruh penduduk perkotaan. Selama periode terse-but, jumlah absolut orang miskin di pedesaan menurun dari 44,2 juta orang menjadi 20,3 juta orang. Namun demikian jumlah absolut orang miskin di daerah perkotaan belum menurun secara berarti. Ini terutama disebabkan oleh adanya proses urbanisasi, dalam arti adanya aliran penduduk dari desa ke kota dan makin mekarnya areal daerah perkotaan itu sendiri.

Indikator-indikator lain juga menunjukkan adanya pening-katan kesejahteraan rakyat. Antara tahun 1983 dan 1988, angka kematian bayi menurun cepat dari 90,3 bayi per 1.000 kelahir-an hidup menjadi 58,0 bayi per 1.00.0 kelahiran hidup, sedang-kan angka harapan hidup rata-rata orang Indonesia telah me-ningkat dari 56 tahun menjadi 63 tahun. Sementara itu, seper-ti yang akan diuraikan secara lebih terinci dalam bab-bab yang bersangkutan, makin tersedianya dan makin tersebarluas-nya barang-barang kebutuhan pokok, prasarana serta pelayanan-pelayanan dasar juga telah membantu meningkatkan tingkat ke-sejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya.

Berikut ini adalah gambaran umum dari pelaksanaan pem-bangunan di masing-masing sektor.

Di bidang keuangan negara, kebijaksanaan dalam Rape-lita IV senantiasa berpedoman pada prinsip Anggaran Pendapat-an dan Belanja Negara (APBN) yang berimbang dan dinamis. Ke-bijaksanaan tersebut antara lain meliputi upaya-upaya untuk mengurangi ketergantungan keuangan negara pada minyak bumi dan gas alam melalui langkah-langkah untuk meningkatkan penerima-an negara dari sumber-sumber di luar migas, khususnya perpa-jakan; mempertajam prioritas dan meningkatkan efisiensi peng-gunaan dana negara; serta meningkatkan pengelolaan bantuan luar negeri seefektif mungkin.

Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan, maka sejak tanggal 1 Januari 1984 te-lah diberlakukan Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang kemudian disusul oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjual-

I/10

Page 15: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

an Barang Mewah yang berlaku sejak tanggal 1 April 1985. Se -

lanjutnya mulai tanggal 1 Januari 1986 telah diberlakukan Un-dang-undang No. 12 dan 13 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan serta Undang-undang mengenai Bea Materai. Untuk me-ningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, maka Undang-undang tersebut menetapkan bahwa wajib pajak menghi-tung dan menyetorkan sendiri pajak beserta laporannya secara benar.

Sebagai hasil dari pembaharuan pajak tersebut di atas, maka selama Repelita IV realisasi penerimaan negara telah me-ningkat dari Rp 18.315,1 milyar dalam tahun 1983/84 menjadi Rp 32.995,0 milyar dalam tahun 1988/89. Dengan demikian se-lama Repelita IV, penerimaan negara telah meningkat rata-rata sebesar 12,5% per tahun.

Penerimaan negara tersebut terdiri dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan. Penerimaan dalam negeri menunjukkan peningkatan dalam tahun-tahun pelaksanaan Repeli-ta IV, kecuali untuk tahun 1986/87. Apabila pada tahun 1984/85 penerimaan dalam negeri mencapai Rp 15.905,5 milyar, maka pada tahun berikutnya telah meningkat menjadi Rp 19.252,8 milyar. Pada tahun 1986/87 penerimaan dalam negeri menurun menjadi Rp 16.140,6 milyar sebagai akibat merosotnya harga minyak secara tajam di pasaran dunia. Selanjutnya pada tahun 1987/88, penerimaan dalam negeri meningkat kembali menjadi Rp 20.803,3 milyar dan pada tahun 1988/89 menjadi Rp 23.004,3 milyar.

Penerimaan dalam negeri terdiri dari dua jenis penerima-an yaitu penerimaan minyak bumi dan gas alam dan penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam. Penerimaan minyak bumi dan gas alam selama Repelita IV menunjukkan fluktuasi yang tajam sebagai akibat dari harga minyak yang tidak stabil. Apabila pada tahun 1984/85, penerimaan minyak bumi dan gas alam men-capai Rp 10.429,9 milyar maka pada tahun berikutnya telah meningkat menjadi Rp 11.144,4 milyar. Pada tahun 1986/87, penerimaan ini menurun menjadi Rp 6.337,6 milyar. Seperti telah disebut di muka, penurunan tersebut merupakan akibat dari merosotnya harga minyak yang tajam di pasaran dunia. Se -

lanjutnya pada tahun 1987/88 penerimaan tersebut meningkat lagi menjadi Rp 10.047,2 milyar dan pada tahun 1988/89 kem-bali turun menjadi Rp 9.527,0 milyar. Sementara itu peneri-maan di luar minyak bumi dan gas alam menunjukkan peningkatan yang pesat selama tahun-tahun pelaksanaan Repelita IV. Apabi-la pada tahun terakhir Repelita III,' penerimaan di luar minyak

I/11

Page 16: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dan gas alam baru mencapai Rp 4.912,5 milyar, maka pada tahun 1988/89 telah meningkat menjadi Rp 13.447,3 milyar atau me-ningkat dengan rata-rata sebesar 22,4% per tahun. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan sistem perpajakan baru yang telah dimulai sejak awal Repelita IV.

Di bidang pengeluaran rutin, kebijaksanaan ditekankan pada upaya penghematan dan penajaman Skala prioritas penge-luaran, tanpa mengurangi mutu pelayanan terhadap masyarakat. Apabila pada tahun terakhir Repelita III pengeluaran ini men-capai Rp 8.411,8 milyar, maka pada tahun terakhir Repelita IV jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 20.739,0 milyar atau me-ningkat dengan rata-rata sebesar 19,8% per tahun. Kenaikan pengeluaran rutin tersebut di samping untuk meningkatkan ke-sejahteraan pegawai negeri juga untuk membayar bunga dan ci-cilan hutang luar negeri yang meningkat sebagai akibat dari kenaikan nilai tukar beberapa matauang asing terpenting.

Dengan perkembangan penerimaan dalam negeri yang masih dipengaruhi oleh ketidakstabilan harga minyak dan meningkat-nya pengeluaran rutin seperti tersebut di atas, maka tabungan pemerintah menjadi sangat ketat. Pada tahun pertama Repe-lita IV, tabungan pemerintah mencapai Rp 6.476,5 milyar dan kemudian meningkat menjadi Rp 7.301,3 milyar dalam tahun 1985/86. Namun pada tiga tahun terakhir Repelita IV, tabungan pemerintah yang berhasil dihimpun masing-masing hanya ber-jumlah Rp 2.581,3 milyar pada tahun 1986/87, Rp 3.321,8 milyar pada tahun 1987/88 dan Rp 2.265,3 milyar pada tahun 1988/89. Untuk menghimpun dana pembangunan yang cukup dalam rangka membiayai program-program pembangunan yang sesuai dengan arah dan sasaran Repelita IV, maka diusahakan bantuan luar negeri khusus yang bersifat lunak dan dapat dicairkan segera.

Sesuai dengan prinsip anggaran belanja berimbang, maka pengeluaran pembangunan selama Repelita IV tidak melampaui jumlah dana pembangunan yang tersedia serta penggunaannya di -

arahkan pada tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran pokok da -

lam Repelita IV. Dengan berpedoman pada kebijaksanaan terse-but maka realisasi pengeluaran pembangunan yang pada tahun 1983/84 mencapai Rp 9.899,2 milyar pada tahun 1988/89 telah meningkat menjadi Rp 12.250,7 milyar atau meningkat dengan rata-rata sebesar 4,4% per tahun. Peningkatan pengeluaran ini lebih kecil dari yang telah dicapai selama Repelita III yaitu rata-rata sebesar 31,1% per tahun. Dalam rangka mendayaguna-

kan secara optimal dana yang terbatas tersebut, maka pemilih-an proyek-proyek pembangunan lebih dipertajam dan pengawasan makin ditingkatkan.

I/12

Page 17: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dalam tahun 1988/89, pembiayaan pembangunan di luar ban-tuan proyek melalui departemen/lembaga mencapai jumlah sebe-sar Rp 1.861,3 milyar atau menurun sebesar 42,2% dari reali-sasinya pada tahun 1983/84. Sementara itu, pembiayaan pem-bangunan bagi daerah dalam tahun 1988/89 dipertahankan pada tingkat Rp 1.485,7 milyar atau kurang lebih sama dengan pe-ngeluaran tahun 1983/84 yang mencapai Rp 1.447,5 milyar. Pe-ngeluaran ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pemerataan pembangunan di daerah baik dalam bentuk peningkatan kesempat-an kerja, pendidikan dan kesehatan maupun pengembangan ling-kungan. Pembiayaan pembangunan daerah ini meliputi bantuan pembangunan: desa, kabupaten/kotamadya, daerah tingkat I, sekolah dasar, kesehatan/puskesmas, pemugaran pasar, penghi-jauan, penunjangan jalan dan jembatan serta bantuan pem-bangunan daerah melalui pengerahan hasil penerimaan pajak bumi dan bangunan kepada daerah.

Walaupun pengeluaran pembangunan tidak dapat meningkat secepat seperti yang diharapkan, perkembangan pengeluaran pembangunan termasuk bantuan proyek selama Repelita IV menca-pai jumlah sebesar Rp 50.885,1 milyar atau meningkat sebesar 49% dibandingkan dengan realisasi pengeluaran pembangunan se-lama Repelita III. Dilihat dari jumlahnya, maka pengeluaran terbesar adalah untuk sektor perhubungan dan pariwisata yaitu sebesar Rp 7.652,3 milyar; sektor pembangunan daerah, desa dan kota sebesar Rp 4.647,2 milyar; dan sektor pendidikan, generasi muda, kebudayaan nasional dan kepercayaan terhadap Tuhan YME sebesar Rp 6.615,1 milyar.

Di bidang moneter dan perkreditan, kebijaksanaan diarah-kan untuk melanjutkan usaha pemerataan pembangunan, mening-katkan usaha mobilisasi dana masyarakat melalui perbankan dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) termasuk pasar modal, me-melihara dan meningkatkan stabilitas ekonomi serta melanjut-kan usaha peningkatan efisiensi lembaga-lembaga keuangan.

Untuk meningkatkan peranan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam pembiayaan pembangunan telah dikeluar-kan paket kebijaksanaan 1 Juni 1983. Paket kebijaksanaan ter-sebut antara lain meliputi penghapusan penetapan pagu kredit perbankan sebagai alat pengendalian moneter secara langsung, pemberian kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga deposito dan suku bunga kredit dan pengurangan jenis serta pertumbuhan kredit likuiditas di luar sektor-sektor yang berprioritas tinggi guna mengurangi ketergantungan pen-danaan bank pada bank sentral.

I/13

Page 18: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut, maka pengendalian moneter makin mengandalkan pada alat-alat kebijaksanaan mone-ter tidak langsung, seperti penetapan cadangan wajib yang ha-rus dipelihara oleh bank, operasi pasar terbuka serta penye-diaan fasilitas diskonto. Untuk lebih meningkatkan kemampuan pengendalian moneter melalui pasar terbuka, maka sejak Pebru-ari 1984 telah diterbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan disediakan fasilitas diskonto bagi pihak perbankan. Se-lain sebagai alat pengendalian moneter, SBI tersebut juga da-pat digunakan oleh pihak perbankan sebagai sarana penanaman dana jangka pendek. Selanjutnya pada bulan Pebruari 1985 te-lah pula dikeluarkan kebijaksanaan mengenai Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiat-an usaha perbankan dan pengembangan pasar uang. Untuk lebih memberi keluwesan dalam pengaturan moneter dan penyempurnaan operasi pasar terbuka, maka sejak bulan Juli 1987 telah di-lakukan penjualan SBI dan pembelian SBPU dengan sistem lelang.

Sementara itu, dalam tahun 1986 harga minyak telah mero-sot dengan tajam dari sekitar US$ 25 setiap barrel dalam bu-lan Januari menjadi di bawah US$ 10 setiap barrel dalam bulan Agustus. Untuk mengamankan cadangan devisa, kelangsungan pem-bangunan serta kelancaran perekonomian, pemerintah telah men-devaluasikan Rupiah sebesar 31% pada tanggal 12 September 1986. Sebagai tindak lanjut dari devaluasi tersebut telah di-ambil pula kebijaksanaan mengenai ketentuan fasilitas swap yang baru. Dalam kebijaksanaan tersebut pagu atas swap ditia-dakan dan bank devisa dapat menentukan besar premi yang dike-hendaki. Di samping itu, bank sentral menyediakan fasilitas swap ulang yang juga tidak dibatasi oleh pagu.

Sebagai tindak lanjut dari rangkaian paket kebijaksanaan yang telah dikeluarkan, melalui paket kebijaksanaan Oktober 1988 dan ketentuan lanjutannya tanggal 25 Maret 1989, telah diambil langkah penting lainnya di bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijaksanaan tersebut dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pengerahan dana masyarakat, meningkatkan ekspor non migas, meningkatkan efisiensi lembaga keuangan dan per -

bankan, meningkatkan kemampuan pengendalian pelaksanaan kebi-jaksanaan moneter serta mendorong iklim pengembangan pasar modal.

Usaha untuk meningkatkan pengerahan dana masyarakat di-lakukan melalui pemberian kemudahan pembukaan kantor cabang bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB); pemberian kemu-dahan pembukaan kantor cabang pembantu bagi bank asing, pem-berian kemudahan pendirian bank swasta baru, bank campuran

I/14

Page 19: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR); serta pemberian izin bagi LKBB untuk menerbitkan sertifikat deposito. Untuk menunjang pengembangan ekspor non migas telah diberikan pula kemudahan bagi bank untuk menjadi bank devisa. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kesehatan dan efisiensi perbankan serta lembaga keuangan lainnya, maka BUMN dan BUMD diberi kelelua-saan untuk menempatkan sebagian dari dananya pada bank swasta atau LKBB. Selain itu diberlakukan pula bates maksimum pembe-rian kredit kepada debitur dan debitur grup, pemegang saham, direksi serta para pegawai.

Di bidang pasar modal, melalui paket 24 Desember 1987 telah disempurnakan berbagai ketentuan mengenai emisi efek di bursa, penerbitan saham atas unjuk, dan perizinan lembaga pe-nunjang pasar modal serta pengaturan pendirian bursa paralel. Dalam hal emisi efek, berbagai persyaratan bagi perusahaan yang melakukan emisi di bursa efek telah disederhanakan. Se-lanjutnya, proses pemberian izin bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menerbitkan saham atau obligasi melalui pasar mo-dal telah diperpendek. Dalam pada itu, perizinan bagi lembaga penunjang pasar modal dapat berlaku seterusnya tanpa perlu diperpanjang. Dalam kaitannya dengan perdagangan efek, telah dibentuk pula bursa paralel untuk lebih menggairahkan perusa-haan-perusahaan yang kurang memenuhi persyaratan untuk mener-bitkan sahamnya di bursa. Selain itu, untuk menambah jenis efek yang diperdagangkan serta mendorong pemasukan modal dari luar negeri telah diberikan kesempatan bagi pemodal asing un-tuk ikut dalam perdagangan efek di bursa paralel.

Paket kebijaksanaan 24 Desember 1987 tersebut di atas kemudian diikuti oleh paket kebijaksanaan 20 Desember 1988 yang ditujukan untuk meningkatkan lebih lanjut pengerahan dana masyarakat melalui penyempurnaan iklim pengembangan pasar modal, lembaga pembiayaan dan asuransi. Langkah-langkah yang diambil meliputi pemberian kesempatan yang lebih luas kepada sektor swasta untuk menyelenggarakan bursa efek atau pasar modal, baik di Jakarta maupun di kota-kota lain, serta pembe-rian kesempatan yang lebih luas bagi sektor swasta untuk men-dirikan dan mengembangkan usaha asuransi dan lembaga-lembaga pembiayaan lain seperti usaha anjak piutang, modal ventura, pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Selanjutnya, upaya peningkatan peran serta sektor swasta dalam penyelenggaraan pasar modal ditempuh melalui penerapan sistem terdaftar dan sistem perusahaan terdaftar. Dengan demikian maka emiten yang sahamnya terdaftar di bursa efek Jakarta dapat mencatatkan

I/15

Page 20: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

saham-saham lain dari modal yang telah ditempatkan dan dise-tor penuh untuk diperdagangkan di bursa efek Jakarta. Selain itu, untuk lebih memperluas kegiatan pasar modal diberikan pula kesempatan untuk mendirikan bursa efek di kota-kota be-sar lainnya yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Rangkaian kebijaksanaan yang telah diambil selama Repe-lita IV tersebut telah berhasil memelihara keseimbangan anta-ra jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia sehingga kestabilan harga dapat dijaga. Dalam Repe-lita IV jumlah uang beredar meningkat rata-rata 13,3% per ta-hun sehingga pada akhir Maret 1989 jumlah uang beredar menca-pai Rp 15.009 milyar. Dalam kurun waktu yang sama tingkat in-flasi rata-rata adalah sebesar 6,6% per tahun.

Sementara itu, selama Repelita IV dana perbankan yang dapat dihimpun telah meningkat rata-rata 24,3% per tahun se-hingga pada akhir tahun 1988/89 jumlah dana yang terhimpun mencapai Rp 39.502,8 milyar. Peningkatan pengerahan dana ter-sebut telah memungkinkan perbankan untuk meningkatkan pembe-rian kredit guna mendorong kegiatan ekonomi yang berorientasi pada ekspor, usaha-usaha yang banyak menyerap tenaga kerja, mendorong perkembangan koperasi, mendorong pengusaha golongan ekonomi lemah dan usaha-usaha kecil. Sampai akhir Maret 1989 jumlah kredit yang dapat disalurkan mencapai sebesar Rp 46.526 milyar.

Di bidang neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri, seperti disebutkan di atas, Indonesia menghadapi berbagai tantangan selama pelaksanaan Repelita IV. Untuk mengatasi hal tersebut telah dilaksanakan serangkaian langkah-langkah dere-gulasi dan debirokratisasi yang ditujukan untuk mendorong proses penyesuaian perekonomian Indonesia terhadap situasi dunia yang baru tersebut.

Melalui kebijaksanaan yang tertuang dalam Instruksi Pre-siden No. 4 Tahun 1985 ditempuh langkah-langkah yang mendasar di bidang prosedur pemasukan dan pengeluaran barang impor dan ekspor di pelabuhan untuk memperlancar arus lalu lintas ba-rang dan menghilangkan ekonomi biaya tinggi. Selanjutnya pada tanggal 6 Mei 1986 diambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing dan mendorong ekspor berupa pemberian fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk atas barang dan bahan baku impor yang digunakan dalam proses produksi barang-barang ekspor. Devaluasi Rupiah sebesar 31,0% yang dilakukan dalam bulan September 1986 ditujukan untuk mempertahankan cadangan

I/16

Page 21: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

devisa dan sekaligus meningkatkan daya saing barang-barang produksi dalam negeri di pasaran luar negeri.

Selanjutnya, berdasar Paket Kebijaksanaan 25 Oktober 1986 yang disusul dengan Paket Kebijaksanaan 15 Januari 1987, cara pemberian perlindungan untuk barang-barang produksi dalam negeri berupa pengaturan tata niaga atau pembatasan kuan-titatif atas impor mulai bergeser ke arah penggunaan bea ma-suk. Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 dan 21 Nopember 1988 bersifat lebih menyeluruh dan meliputi bidang perdagangan luar negeri, industri, pertanian, perhubungan, penanaman modal dan pariwisata. Melalui paket-paket tersebut lebih ditingkatkan lagi deregulasi di bidang tata niaga, perizinan, permodalan, perpajakan dan perkreditan. Sejak bulan Oktober 1986 hingga Nopember 1988 sebanyak 579 pos tarif barang impor telah dibebaskan dari pengaturan tata niaga.

Selama masa Repelita IV telah diperluas pula kebijaksa-naan peningkatan nilai tambah hash-hash ekspor untuk me-ningkatkan penghasilan devisa, antara lain untuk komoditi ka-yu, rotan, kulit dan karat. Untuk lebih menunjang upaya di-versifikasi ekspor, telah dilakukan kegiatan promosi untuk memperluas pasaran jenis-jenis produk ekspor yang baru dan untuk menerobos pasar non tradisional. Begitu pula usaha pe-nyempurnaan mutu, baik melalui penerapan maupun pengawasan mutu dilanjutkan. Sementara itu, telah diadakan pula penyem-purnaan kebijaksanaan sistem perdagangan imbal-beli dengan negara-negara yang mempunyai hubungan dagang dengan Indonesia, termasuk dengan negara-negara berkembang seperti Iran dan Irak.

Di bidang impor, rasionalisasi struktur bea masuk terus diusahakan. Dalam rangka penyempurnaan klasifikasi barang yang sebelumnya didasarkan pada CCCN, mulai tanggal 1 Januari 1989 diberlakukan sistem pengenaan tarif impor berdasar Harmonized System (HS).

Dalam pengelolaan pinjaman luar negeri senantiasa dianut kebijaksanaan yang berhati-hati, baik mengenai jumlahnya, persyaratannya maupun penggunaannya. Dalam hal persetujuan pinjaman baru diusahakan pengurangan pinjaman bersyarat kurang lunak atau komersial dan makin ditingkatkan peranan pinjaman bersyarat lunak. Selama beberapa tahun terakhir pelaksanaan Repelita IV dilakukan usaha untuk memperoleh pinjaman khusus yang bersyarat lunak dan segera dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pelaksanaan program dan proyek pembangunan

I/17

Page 22: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

yang berprioritas tinggi dan sekaligus untuk memperbaiki kom-posisi hutang Indonesia.

Berdasarkan perkembangan perekonomian dunia dan kebijak-sanaan neraca pembayaran seperti diuraikan di atas, perkem-bangan neraca pembayaran menunjukkan gambaran sebagai ber-ikut. Nilai ekspor seluruhnya dalam masa Repelita IV hampir tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan sasaran Repeli-ta IV yang diperkirakan naik rata-rata 10,0% per tahun. Hal ini terutama disebabkan karena nilai ekspor minyak bumi mero-sot rata-rata 16,1% per tahun, yang diimbangi oleh nilai eks-por gas bumi yang meningkat dengan rata-rata 1,9% per tahun dan nilai ekspor di luar minyak dan gas bumi yang meningkat dengan rata-rata 17,8% per tahun. Laju pertumbuhan ekspor di luar minyak dan gas bumi ini melampaui sasaran Repelita IV sebesar 15,8% per tahun, sehingga peranannya dalam seluruh nilai ekspor meningkat tajam dari 27,1% pada tahun 1983/84 menjadi 61,5% pada tahun 1988/89.

Nilai impor (f.o.b.) selama Repelita IV rata-rata menu-run dengan 2,6% per tahun yang berasal dari penurunan: 0,9% per tahun untuk sektor di luar minyak dan gas bumi, 10,2% per tahun untuk sektor minyak bumi dan 5,8% per tahun untuk sek-tor gas bumi. Peningkatan impor di luar sektor minyak dan gas bumi tersebut ternyata di bawah perkiraan Repelita IV yang memproyeksikan kenaikan rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan impor yang drastis selama tiga tahun pertama Repelita IV; yaitu rata-ra-ta sebesar 10,0% per tahun, sebagai akibat dari berbagai langkah penghematan, dan penjadwalan kembali beberapa proyek besar. Namun dalam dua tahun terakhir Repelita IV impor telah meningkat kembali dengan rata-rata 14,4% per tahun.

Sementara itu, selama Repelita IV pengeluaran devisa un-tuk jasa-jasa secara netto menurun dengan rata-rata 0,8% per tahun. Di dalam sektor ini, jasa-jasa di luar minyak dan gas bumi meningkat rata-rata sebesar 3,6% per tahun, jasa-jasa sektor minyak bumi menurun rata-rata sebesar 10,8% per tahun dan jasa-jasa sektor gas bums naik rata-rata sebesar 2,7% per tahun.

Berdasarkan perkembangan seperti diuraikan di atas, maka defisit transaksi berjalan menurun dari US$ 4.151 juta pada tahun 1983/84 menjadi US$ 1.968 juta dalam tahun 1984/85 dan US$ 1.832 juta pada tahun 1985/86 yang terutama disebabkan oleh menurunnya nilai impor. Dalam tahun 1986/87 defisit

I/18

Page 23: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

transaksi berjalan melonjak kembali menjadi US$ 4.051 juta karena harga ekspor minyak bumi yang merosot sangat drastis dalam tahun 1986. Pada tahun berikutnya defisit transaksi berjalan dapat ditekan kembali menjadi US$ 1.707 juta dan ke-mudian sedikit meningkat dalam tahun 1988/89 menjadi US$ 1.859 juta. Perkembangan yang pesat dari ekspor di luar mi-nyak dan gas bumi mempunyai peranan penting dalam penurunan defisit transaksi berjalan selama Repelita IV.

Penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah menurun dari US$ 5.793 juta dalam tahun 1983/84 menjadi US$ 3.519 juta da-lam tahun 1984/85 dan US$ 3.432 juta dalam tahun 1985/86. Pe-nurunan ini disebabkan oleh berkurangnya pinjaman bersyarat kurang lunak dan pinjaman komersial sesuai dengan kebijaksa-naan untuk membatasi penggunaan pinjaman komersial. Pada ta-hun 1986/87 pinjaman luar negeri meningkat sebagai akibat ke-butuhan pembiayaan defisit transaksi berjalan yang melonjak. Dengan diperolehnya bantuan khusus bersyarat lunak, maka da-lam tahun 1987/88 pinjaman luar negeri pemerintah mencapai jumlah US$ 4.575 juta dan dalam tahun 1988/89 meningkat men-jadi US$ 6.588 juta. Sementara itu, pelunasan pokok pinjaman luar negeri meningkat dengan rata-rata 30,1% per tahun ter-utama sebagai akibat meningkatnya nilai yen Jepang dan se-jumlah valuta asing lainnya terhadap dollar Amerika Serikat.

Penanaman modal asing dalam masa Repelita IV naik dari US$ 449 juta dalam tahun 1983/84 menjadi US$ 878 juta dalam tahun 1988/89 atau naik rata-rata sebesar 14,4% per tahun. Pinjaman yang dilakukan oleh BUMN menunjukkan kenaikan rata-rata 16,0% per tahun. Pemasukan modal yang negatif pada tahun 1988/89 berkaitan dengan pelunasan hutang sektor swasta yang secara netto berjumlah US$ 1.033 juta.

Cadangan devisa selama periode Repelita IV setiap tahun-nya meningkat, kecuali dalam tahun 1986/87 dan tahun 1988/89. Cadangan devisa resmi pada akhir tahun Repelita IV adalah se-besar US$ 6.011 juta. Jumlah cadangan tersebut cukup untuk membiayai impor (c. & f.) di luar sektor minyak dan gas bumi selama 5,3 bulan.

Sektor pertanian tetap memperoleh perhatian khusus dalam Repelita IV. Pembangunan sektor pertanian dan pengairan di-arahkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat pedesaan, memantapkan swasembada pangan, meningkatkan ekspor, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta me-nunjang pembangunan daerah dan transmigrasi. Usaha-usaha pokok

I/19

Page 24: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

pembangunan pertanian, yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan, dilakukan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi yang dilaksanakan secara terpadu, serasi dan merata serta dikaitkan dengan usaha pemeliharaan kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup.

Peningkatan produksi tanaman pangan dalam tahun terakhir Repelita IV ditekankan pada usaha untuk mempertahankan swa-sembada beras melalui peningkatan mutu intensifikasi yang di-lakukan dengan cara memperbaiki penerapan unsur teknologi serta memperluas Supra Insus dan Insus. Sasaran swasembada tersebut didukung pula oleh usaha ekstensifikasi dengan mem-perluas kegiatan pencetakan sawah dan pemanfaatan areal trans-migrasi.

Sejalan dengan itu usaha-usaha untuk pengelolaan sistem irigasi yang lebih efisien, penanganan eksploitasi dan peme-liharaan jaringan irigasi terus ditingkatkan. Pada tahun 1988/89, luas jaringan irigasi yang diperbaiki dan dipelihara mencapai 377.461 ha, jaringan irigasi baru yang dibangun men-jadi 23.677 ha dan daerah rawa yang dikembangkan 15.027 ha, sedangkan pada akhir Repelita III, luas jaringan irigasi yang diperbaiki dan dipelihara mencapai 88.561 ha, jaringan irigasi baru yang dibangun seluas 39.680 ha dan daerah rawa yang di-kembangkan seluas 86.729 ha. Sementara itu, kegiatan penyela-matan hutan, tanah dan air luasnya mencapai 55.314 ha pada akhir Repelita IV atau menurun dibandingkan pada akhir Repe-lita III yang mencapai 63.750 ha.

Pembangunan peternakan selama Repelita IV dilaksanakan melalui usaha intensifikasi yang ditekankan pada usaha pe-ningkatan produktivitas, pembinaan pengelolaan usaha dan pe-ngembangan kelembagaan serta pemasaran hasil-hasil peternakan rakyat. Usaha ini didukung dengan pengembangan sistem penyu-luhan terpadu, penyebaran teknologi dan kegiatan pemberantasan penyakit. Di samping itu dilaksanakan pula usaha diversifikasi melalui usaha ternak campuran.

Sementara itu upaya peningkatan produksi perikanan di-laksanakan melalui usaha intensifikasi dan rehabilitasi yang diarahkan untuk meningkatkan produktivitas usaha perikanan rakyat, perbaikan teknologi produksi dan manajemen, rehabili-tasi saluran tambak, pembangunan balai benih dan pembangunan Unit-unit Pelayanan Pengembangan (UPP). Selain itu juga di-laksanakan usaha ekstensifikasi yang diarahkan untuk memper-

I/20

Page 25: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

luas investasi swasta dalam rangka pemanfaatan potensi lestari sumber daya perikanan.

Selama Repelita IV, pembangunan perkebunan ditekankan pada usaha peningkatan produksi perkebunan rakyat melalui in-tensifikasi dan rehabilitasi yang dilaksanakan dengan menggu-nakan pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat yang sudah ada. Usaha ekstensifikasi dan diversifikasi dilakukan melalui pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) yang ditujukan untuk me-ningkatkan investasi perusahaan negara dan swasta di bidang perkebunan.

Sebagai hasil dari kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut, produksi hasil pertanian terpenting telah menunjukkan pening-katan. Pada akhir Repelita III produksi padi adalah 35.302 ribu ton gabah kering giling, sedangkan pada akhir Repelita IV jumlah tersebut mencapai 41.769 ribu ton gabah kering giling, atau kenaikan sebesar rata-rata 3,5% per tahun. Dalam tahun 1988 produksi padi meningkat dengan 4,2%, setelah pertumbuhan yang rendah dalam tahun 1987 sebagai akibat dari kemarau panjang. Kenaikan tersebut terutama merupakan hasil pelaksa-naan intensifikasi yang telah meningkatkan hasil rata-rata per ha gabah dari sebesar 4,04 ton per ha pada tahun 1987 menjadi sebesar 2,82 ton atau 4,14 ton per ha pada tahun 1988, atau naik sebesar 2,5%.

Produksi palawija yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah jagung, yaitu dengan peningkatan dalam tahun 1988 sebesar 32% di atas tahun 1987 atau hampir 1,5 kali dari produksi jagung pada akhir Repelita III, kemudian diikuti oleh peningkatan produksi kedelai sebesar 8% dibandingkan dengan tingkat produksi 1987 atau sekitar 2,5 kali produksi kedelai pada akhir Repelita III.

Sementara itu produksi hortikultura yang mengalami pe-ningkatan tertinggi pada tahun 1988 adalah buah-buahan dengan peningkatan sebesar 30,4% dibandingkan dengan tahun 1987, dan diikuti dengan sayuran sebesar 18,8%, atau masing-masing me-ngalami peningkatan 2 kali lipat dari tingkat produksi yang dicapai pada akhir Repelita III.

Hasil produksi peternakan berupa daging, telur dan susu masing-masing meningkat sebesar 3,7%, 3,1% dan 11,5% diban-dingkan dengan tahun 1987, dan bila dibandingkan dengan ke-adaan pada akhir Repelita III masing-masing meningkat sekitar 1,5 kali.

I/21

Page 26: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Pada tahun yang sama produksi perikanan, yang meliputi perikanan laut dan perikanan darat, juga mengalami peningkat-an dengan masing-masing sebesar 7,4% dan 9,5% dibandingkan tahun 1987, dan masing-masing meningkat sekitar 1,5 kali dari produksi perikanan pada akhir Repelita III.

Demikian pula produksi perkebunan seluruhnya mengalami peningkatan. Komoditi yang mengalami peningkatan sangat tinggi adalah kapas dan teh, masing-masing meningkat sebesar 62,5% dan 23,8% dibandingkan dengan tahun 1987. Apabila dibandingkan dengan keadaan akhir Repelita III produksi kapas pada akhir Repelita IV meningkat 5 kali lipat dan produksi teh meningkat hampir 1,5 kali lipat.

Di bidang kehutanan kegiatan pembangunan ditujukan untuk meningkatkan tersedianya bahan baku kayu dan hasil hutan lain-nya guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor serta se-kaligus memelihara kelestarian hutan. Di samping itu kebijak-sanaan pembangunan di bidang industri hasil hutan diarahkan untuk mendorong ekspor hasil hutan dalam bentuk bahan jadi dan mengurangi ekspor dalam bentuk bahan mentah.

Untuk meningkatkan produksi hasil hutan dan sekaligus memelihara kelestarian hutan, maka pembinaan terhadap para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) lebih ditingkatkan dan pengawasan makin diperketat. Dengan demikian pemegang HPH mampu meningkatkan produktivitasnya dan dengan sungguh-sungguh memenuhi kewajibannya untuk memelihara kelestarian fungsi hutan.

Sejak diberlakukannya kebijaksanaan untuk membatasi eks-por kayu bulat maka industri perkayuan dalam negeri berkembang dengan cepat. Ekspor kayu gergajian dalam tahun 1988/89 mencapai jumlah 2.874 ribu m3 atau meningkat sebesar 1,2% dibandingkan tahun 1987/88 dan meningkat 60% dibandingkan tahun terakhir Repelita III. Sementara itu, produksi kayu lapis tahun 1988/89 mencapai jumlah 7,5 juta m3, berarti pe-ningkatan sebesar 16,9% dari produksi tahun sebelumnya atau sebesar 128,7% dibandingkan tahun 1983/84. Produksi kayu lapis tersebut sebagian besar untuk ekspor. Ekspor kayu lapis pada tahun 1988/89 meningkat menjadi 6.860 ribu m3 atau meningkat sebesar 13,5% dibandingkan tahun 1987/88. Lebih lanjut apabila dibandingkan dengan tahun 1983/84, ekspor kayu lapis tahun 1988/89 meningkat sebesar 225,7%. Ekspor hasil hutan bukan kayu pada tahun 1988/89 meningkat sebesar 33,5% dibandingkan

I/22

Page 27: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

tahun 1987/88, tetapi apabila dibandingkan dengan tahun 1983/84 maka ekspor hasil hutan non kayu tersebut menurun sebesar 3,9%.

Pembangunan nasional selalu memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup sesuai dengan ketetapan Garis-garis Besar Haluan Negara. Sebagai bagian dari upaya tersebut dalam Repelita IV telah dilaksanakan program inventarisasi dan evaluasi sumber alam; program penyelamatan hutan, tanah dan air; program pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup serta program pengembangan meteorologi dan geofisika.

Program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan ling-kungan hidup meliputi kegiatan-kegiatan pemetaan dasar; peme-taan geologi tata lingkungan; pemetaan agroekologi, vegetasi dan kemampuan tanah; inventarisasi hutan dan sumber daya mi-neral; pemetaan geo-ekologi pantai; pemetaan arkeologi dan pembinaan data.

Selama Repelita IV hasil kegiatan program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup antara lain me-liputi penyelesaian pemetaan geologi untuk Jawa dan Madura (dengan skala 1:100.000) dan penyelesaian 81% pemetaan geofi-sika. Untuk wilayah luar Jawa pemetaan geologi telah mencapai 79,6% (dengan skala 1:250.000) dan pemetaan geofisika mencapai 32,3% dari seluruh luas wilayah sasaran pemetaan di luar Jawa dan Madura. Di samping pemetaan geologi dan geofisika telah pula dilakukan pemetaan hidrogeologi khusus untuk mengetahui secara pasti mengenai cadangan air tanah untuk wilayah Jakar-ta, Bandung, Semarang dan Denpasar. Sementara itu, selama Re-pelita IV kawasan hutan yang berhasil dipetakan mencakup areal seluas 35,1 ha untuk skala 1:100.000, seluas 429.499 ha untuk skala 1:20.000 dan pemetaan citra satelit seluas 21 juta ha untuk skala 1:250.000.

Selain pemetaan kawasan hutan juga dilakukan pemetaan wilayah. Selama pelaksanaan Repelita IV kegiatan tersebut me-liputi pemetaan penggunaan tanah pedusunan; pemetaan kota ke-camatan, kota kabupaten dan kotamadya; pemetaan kemampuan tanah untuk pertanian serta pemetaan tata guna tanah transmi-grasi. Sementara itu telah pula diselesaikan pemetaan arkeo-logi untuk situs kepurbakalaan di Muara Jambi, Demak, Jepara, Gresik, Palembang, Kediri dan lereng gunung Merapi di Yogya-karta.

I/23

Page 28: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Program penting lainnya dari sektor sumber alam dan lingkungan hidup adalah program penyelamatan hutan, tanah dan air. Program ini mencakup kegiatan-kegiatan penghijauan dan reboisasi yang pelaksanaannya tersebar di 23 propinsi yang meliputi 36 DAS terpenting, konservasi alam, perbaikan, serta pengaturan dan pengembangan wilayah sungai.

Hasil kegiatan penghijauan dan reboisasi selama Repe-lita IV masing-masing mencakup areal seluas 3,37 juta ha dan 1,35 juta ha. Untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan penghijauan, selain kegiatan-kegiatan penyu-luhan yang dilakukan melalui usaha pembangunan petak percon-tohan, mulai tahun 1988/89 dilakukan kegiatan lomba penghi-jauan swadaya bagi kelompok tani dari setiap kabupaten.

Sementara itu sampai dengan tahun terakhir Repelita IV dalam rangka meningkatkan kegiatan konservasi alam telah di-tetapkan sebanyak 21 unit taman nasional seluas 4,9 juta ha dan 342 unit kawasan konservasi seluas 13,6 juta ha. Sedangkan melalui kegiatan perbaikan, pengaturan dan pengembangan wila-yah sungai serta penanggulangan bencana alam pada tahun 1988/89 telah berhasil diamankan areal seluas 55,3 ribu ha dari bencana banjir yang meliputi 7 propinsi, sehingga selama Repelita IV seluruhnya telah diamankan areal seluas 364 ribu ha yang tersebar di 27 propinsi.

Program ketiga dari sektor sumber alam dan lingkungan hidup adalah program pembinaan sumber alam dan lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan dalam program ini dimaksudkan untuk mengembangkan pelaksanaan pembangunan yang berwawasan ling-kungan. Untuk mengembangkan sistem tata laksana dan pembangunan berwawasan lingkungan, telah disusun perangkat peraturan tentang pengelolaan berbagai segi lingkungan hidup, yang men-cakup kegiatan pengembangan kriteria dan konsep peraturan tentang baku mutu air dan limbah cair, baku mutu udara, pe-ngembangan jaringan kelembagaan yang menangani masalah ling-kungan hidup, peningkatan kemampuan pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan rencana tata ruang. Penerapan Anali-sis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) telah makin diwujudkan untuk berbagai kegiatan pembangunan serta kegiatan penanggu-langan pencemaran lingkungan di berbagai bidang.

Program keempat dari sektor ini adalah program pengem-bangan meteorologi dan geofisika. Program ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan jasa dalam bentuk pengadaan data dan informasi meteorologi dan geofisika. Peningkatan pelayanan

I/24

Page 29: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

tersebut antara lain dilakukan dengan menambah jam operasi stasiun pengamat setiap harinya sehingga ketelitian data dan tingkat ketepatan serta kecepatan ramalan makin meningkat dan penyebaran data semakin luas. Dalam tahun 1988/89 kegiatan dalam program ini lebih ditekankan kepada pengadaan sarana penunjang di bidang pembangunan telemetri seismo atau pengu-kuran gempa dengan penginderaan jauh di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Bali. Dalam tahun terakhir Repelita IV tercatat se-banyak 231.270 permintaan data informasi dan data meteorologi dan geofisika.

Kebijaksanaan yang ditempuh di bidang pangan selama Re-pelita IV ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan yang sekaligus memperbaiki mutu makanan khususnya dengan memper-besar penyediaan protein nabati dan hewani, serta untuk mem-perbaiki taraf hidup petani, memperluas kesempatan kerja dan menjamin penyediaan pangan untuk masyarakat pada tingkat harga yang layak bagi petani produsen maupun konsumen.

Untuk meningkatkan produksi dalam Repelita IV harga dasar gabah selalu disesuaikan secara berkala selaras dengan perkem-bangan nilai tukarnya terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan petani. Selama periode tersebut harga dasar Gabah Kering Giling telah ditingkatkan sebesar 44,8%, yaitu dari Rp 145 per kg pada akhir Repelita III menjadi Rp 210 per kg pada akhir Repelita IV. Sejak tahun 1986/87 harga dasar gabah di-rinci menjadi 4 jenis menurut kelompok kualitasnya yaitu Gabah Kering Giling, Gabah Kering Lumbung, Gabah Kering Desa dan Gabah Kering Panen; dengan tujuan untuk memperluas jangkauan pengadaan sehingga semakin banyak petani yang dapat ikut serta dalam pola pengadaan pangan nasional. Sejalan dengan pening-katan harga dasar gabah tersebut, maka jumlah pembelian gabah dan beras dalam negeri pada tahun 1988/89 menjadi 1.801,0 ribu ton atau meningkat sebesar 48,3% dari tahun sebelumnya. Jumlah ini hampir mencapai 1,5 kali lipat jumlah pembelian dalam negeri pada akhir Repelita III.

Sebagaimana berlaku pada harga dasar gabah, maka harga dasar jagung, kedelai dan kacang hijau dalam Repelita IV juga telah ditingkatkan. Dibandingkan dengan harga dasarnya pada tahun terakhir Repelita III, maka harga dasar jagung, kedelai dan kacang hijau pada tahun 1988/89 telah meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp 140 per kg, Rp 370 per kg dan Rp 400 per kg atau meningkat sebesar 33,3%, 32,1% dan 29,0% diban-dingkan dengan tahun terakhir Repelita III.

I/25

Page 30: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dalam Repelita IV kebijaksanaan harga batas tertinggi beras untuk menjaga agar harga beras selalu terjangkau oleh daya beli masyarakat luas, tetap dilanjutkan. Harga batas tertinggi beras selama periode tersebut telah pula ditinjau dan disesuaikan secara berkala. Harga batas tertinggi beras dalam tahun 1988/89 untuk daerah surplus, swasembada dan de-fisit ditetapkan masing-masing sebesar Rp 530 per kg, Rp 555 per kg dan Rp 600 per kg, atau meningkat masing-masing sebesar 65,6%, 70,8% dan 76,5% dari harga dasar yang bersangkutan pada akhir Repelita III.

Dalam rangka mengamankan kebijaksanaan harga batas ter-tinggi beras tersebut, selama Repelita IV kegiatan-kegiatan penyaluran beras, baik kepada Golongan Anggaran, PN/PNP maupun ke pasaran umum (operasi pasar) terus dilanjutkan. Pada tahun 1988/89 jumlah penyaluran secara keseluruhan mencapai 1.762 ribu ton, yang berarti turun sebesar 22,1% dari tahun sebe-lumnya atau turun sebesar 5,3% dibandingkan dengan tahun ter-akhir Repelita III. Hal tersebut terutama disebabkan oleh me-nurunnya penyaluran beras ke pasaran umum. Dalam tahun 1988/89 operasi pasar menurun tajam yaitu sebesar 77,5% dari tahun sebelumnya atau menurun sebesar 63,9% dari tahun terakhir Re-pelita III. Penurunan penyaluran beras ke pasaran umum ter-sebut menunjukkan meningkatnya kestabilan dan terkendalinya harga beras di tingkat konsumen pada akhir Repelita IV.

Penyediaan sarana penyangga beras selama Repelita IV berjalan semakin mantap. Apabila pada akhir Repelita III hampir separuh dari volume pembelian beras untuk sarana pe-nyangga berasal dari impor, maka sejak tahun 1985/86 pengadaan beras sepenuhnya berasal dari dalam negeri. Bahkan pada tahun-tahun 1985/86 dan 1986/87, Indonesia telah mengekspor beras dalam bentuk pinjaman kepada negara-negara tetangga. Pada tahun 1988/89 jumlah pembelian beras untuk sarana penyangga mencapai 2.115,8 ribu ton atau naik 61,9% dari tahun sebelum-nya.

Untuk menunjang kebijaksanaan penyediaan sarana penyangga pangan, selama Repelita IV telah dibangun gudang baru untuk penyimpanan pangan sebanyak 344 unit dengan kapasitas tampung sebesar 1.635,8 ribu ton. Dengan demikian sampai dengan akhir Repelita IV telah tersedia sebanyak 855 unit gudang di seluruh tanah air dengan kapasitas sebesar 3.197,3 ribu ton.

Dalam rangka menunjang usaha penganekaragaman pangan rakyat terutama untuk mengurangi ketergantungan pangan rakyat

I/26

Page 31: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

pada beras maka dalam Repelita IV telah dilakukan impor gan-dum untuk diolah menjadi tepung terigu. Jumlah impor dalam tahun 1988/89 sedikit menurun yaitu 5,6% dari tahun sebelum-nya, atau hanya mencapai 93,3% dari jumlah impor pada akhir Repelita III. Sementara itu, penyalurannya hanya meningkat rata-rata sebesar 0,9% per tahun, dari sebesar 1.648 ribu ton pada akhir Repelita III menjadi sebesar 1.679 ribu ton pada akhir Repelita IV.

Dalam Repelita IV telah pula dilakukan penyediaan gula pasir bagi masyarakat yang pengadaannya terutama berasal dari produksi di dalam negeri. Kebutuhan masyarakat meningkat terus dari tahun ke tahun, dari 1.834 ribu ton pada akhir Repeli-ta III menjadi sebesar 2.327 ribu ton pada akhir Repelita IV. Impor gula pasir, sebagaimana dilakukan pada tahun-tahun 1986/87, 1987/88 dan 1988/89, hanya dilakukan bila pengadaan dalam negeri dan persediaan yang ada tidak dapat memenuhi ke-butuhan masyarakat. Dalam tahun 1988/89 telah diimpor gula pasir sebanyak 222 ribu ton atau meningkat 94,7% dari tahun sebelumnya.

Selama Repelita IV harga rata-rata gabah di daerah pede-saan masih dapat dikendalikan sehingga harga di musim panen umumnya selalu berada di atas harga dasar yang ditetapkan dan gejolak perbedaan harga antar musim dapat ditekan pada tingkat yang wajar. Pada tahun 1988/89 harga rata-rata gabah di musim panen di daerah pedesaan berada 3,0% di atas harga dasar, dan perbedaan harga antar musim dapat ditekan dari sebesar 32,9% pada tahun sebelumnya menjadi sebesar 20,4%, atau sedikit lebih tinggi dari perbedaan dalam tahun 1983/84 sebesar 17,8%.

Sementara itu kebijaksanaan pengendalian harga beras di tingkat konsumen selama Repelita IV telah cukup berhasil dalam menjaga kewajaran gejolak harga antar musim dan antar daerah serta dalam menjaga agar harga beras tersebut selalu berada dalam jangkauan daya bell masyarakat luas. Dalam tahun 1988/89 harga rata-rata beras di daerah perkotaan berada jauh di bawah harga batas tertinggi yang ditetapkan dan perbedaan harga antar musim dapat diturunkan dari sebesar 29,5% pada tahun sebelumnya menjadi hanya sebesar 10,4%. Namun demikian dalam tahun tersebut telah terjadi sedikit peningkatan perbedaan harga beras antar kota-kota penting dari 25,0% dari tahun se-belumnya menjadi 29,0%.

Di bidang gizi, dalam Repelita IV tingkat persediaan untuk konsumsi kalori dan protein rata-rata penduduk telah

I/27

Page 32: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

melebihi batas kecukupan gizi yang dianjurkan, yaitu 17% lebih tinggi untuk kalori dan 8% lebih tinggi untuk protein. Kon-sumsi per kapita atas jenis bahan pangan bukan beras, seperti kedelai, ikan laut, daging, telur, susu, kelapa dan gula, juga telah meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya untuk penganekaragaman pangan juga telah memberikan hasil.

Walaupun secara nasional persediaan kalori dan protein rata-rata sudah mencukupi, pada beberapa kelompok masyarakat masih dijumpai adanya penduduk yang mengalami kekurangan gizi. Hal tersebut dapat terjadi oleh karena tingkat pendapatannya masih rendah atau belum sempat memperoleh pelayanan dasar yang memadai terutama di bidang pendidikan dasar, pelayanan kese-hatan dan air bersih.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah perbaikan gizi dalam Repelita IV diarahkan terutama untuk menanggulangi penyakit-penyakit kurang gizi melalui kegiatan-kegiatan terpadu dengan memperhatikan pengaruh berbagai faktor penyebab masalah gizi. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: (1) perbaikan gizi ke-luarga (UPGK), (2) penanggulangan kekurangan vitamin A (KVA), (3) penanggulangan kekurangan akibat gangguan iodium (GAKI), dan (4) pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

Secara khusus UPGK ditujukan untuk penanggulangan keku-rangan kalori protein (KKP), KVA dan Anemia Gizi. Penurunan prevalensi ketiga masalah gizi tersebut dapat memacu upaya penurunan angka kematian bayi, kematian anak balita serta me-ngurangi risiko kematian bagi ibu yang melahirkan. Oleh karena itu sasaran kegiatan UPGK terutama adalah bayi, anak balita, serta ibu hamil dan menyusui. Kegiatan UPGK tersebut dipadukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan pelayanan KB di Posyandu.

Kegiatan UPGK juga diarahkan untuk menjangkau keluarga dan masyarakat umum. Hal ini dilaksanakan melalui penyuluhan gizi kepada keluarga-keluarga, kelompok-kelompok pengajian dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Selama Repelita IV UPGK telah melayani kurang lebih 16 juta anak balita termasuk tambahan cakupan pada tahun 1988/89 sekitar 3.800.000 anak balita. Dengan peningkatan jangkauan dan cakupan sasaran UPGK ini, angka KKP telah menurun dari 29,1% pada akhir Repelita III menjadi 10,8% pada akhir Repe-lita IV.

I/28

Page 33: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dalam Repelita IV melalui UPGK telah diberikan juga suplementasi vitamin A dosis tinggi kepada sekitar 13,8 juta anak balita, termasuk sekitar 8,0 juta pada tahun 1988/89. Di samping itu dalam kurun waktu yang sama terus digalakkan pe-nyuluhan gizi khususnya tentang pentingnya sayuran hijau se-bagai sumber vitamin A untuk kesehatan mata dan meningkatkan daya tahan tubuh anak balita. Sejalan dengan itu digalakkan pula pemanfaatan tanaman pekarangan bagi keluarga. Untuk me-ningkatkan konsumsi vitamin A pada keluarga-keluarga kurang mampu, dalam Repelita IV juga telah dirintis fortifikasi dengan vitamin A ke dalam bumbu masak tertentu yang banyak dikonsumsi keluarga-keluarga tersebut.

Dalam rangka menanggulangi Anemia Gizi, pemberian pil besi telah menjangkau sekitar 4,8 juta ibu hamil selama Repe-lita IV, termasuk sekitar 1,4 juta orang pada tahun 1988/89. Kegiatan ini ditunjang pula dengan penyuluhan gizi dan pe-ningkatan pemanfaatan tanaman pekarangan.

Sementara itu dalam rangka penanggulangan GAKI, selama Repelita IV telah diberikan suntikan zat iodium kepada kurang lebih 5,6 juta penduduk penderita GAKI, termasuk 1,0 juta penduduk untuk tahun 1988/89. Untuk menunjang kegiatan ini dilakukan juga penyuluhan gizi dan iodisasi garam.

Untuk menunjang kemantapan swasembada beras dan kecukupan penyediaan pangan pada umumnya, dalam Repelita IV dikembangkan suatu Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Selama Repe-lita IV SKPG telah mengembangkan subsistem isyarat dini dan intervensi (SIDI) di 11 propinsi di Jawa dan Indonesia bagian Timur. Kegiatannya antara lain mencakup penelitian jenis-jenis indikator yang peka terhadap perubahan keadaan pangan setem-pat, pelatihan tenaga dan percobaan pemanfaatan informasi un-tuk pengambilan keputusan Pemerintah Daerah Tingkat II.

Untuk tujuan pemantauan status gizi anak balita dan anak sekolah, dalam Repelita IV telah dilakukan pemantauan berskala nasional dan lokal. Untuk skala nasional dilakukan dengan mengintegrasikannya ke dalam Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 1985/86 dan 1987/88. Untuk skala lokal, dilaksanakan melalui pengumpulan data secara khusus di 3 pro-pinsi pada tahun 1986/87 dan 1987/88.

Sektor industri merupakan sektor yang mengalami perkem-bangan pesat selama Repelita IV. Pembangunan sektor ini telah

I/29

Page 34: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dapat menunjukkan hasil yang positif terutama sehubungan de-ngan upaya untuk mewujudkan struktur ekonomi yang semakin se-imbang dan kokoh seperti yang diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara. Pelaksanaan pembangunan industri telah semakin meningkatkan sumbangan sektor industri dalam produksi nasional, serta menjadikan sektor industri sebagai sumber pe-nerimaan devisa negara melalui peningkatan ekspor hasil in-dustri dan sebagai sumber lapangan kerja terutama melalui pe -

ngembangan industri kecil. Di samping itu, proses industria-

lisasi yang berlangsung juga telah semakin memperkokoh struk-tur sektor industri melalui pengembangan berbagai jenis in-dustri pengolahan hasil pertanian dan industri permesinan, termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri.

Nilai produksi dan ekspor hasil industri serta jumlah dan mutu produk yang telah dihasilkan selalu meningkat dari tahun ke tahun selama Repelita IV. Atas dasar perkiraan baru mengenai produksi sektor industri nilai tambah sektor industri pengolahan (termasuk pengilangan minyak bumi dan gas alam cair) yang pada tahun 1983 adalah sebesar Rp 9.896,4 milyar telah meningkat menjadi Rp 25.821,0 milyar pada tahun 1988. Sementara itu, peranan sektor industri dalam produksi nasional atas dasar harga konstan 1983 telah meningkat dari 12,7% pada tahun 1984 menjadi 18,4% pada tahun 1988. Berdasarkan harga konstan tahun 1983, laju pertumbuhan industri (termasuk pe-ngilangan minyak dan produksi gas alam cair) pada tahun 1988 adalah sebesar 13,0% yang menunjukkan kenaikan bila diban-dingkan dengan laju pertumbuhan industri tahun 1987 sebesar 10,6%. Dengan demikian dalam Repelita IV, pertumbuhan sektor industri mencapai rata-rata sebesar 13,2% per tahun. Hal ini berarti bahwa realisasi pertumbuhan sektor industri telah me-lampaui angka sasaran laju pertumbuhan sektor industri dalam Repelita IV yaitu sebesar 9,5% per tahun. Demikian pula sub-sektor industri pengolahan non migas telah mengalami pertum-buhan yang pesat rata-rata sekitar 12,4% per tahun selama Repelita IV.

Pertumbuhan industri nasional seperti tersebut di atas terjadi sejalan dengan peningkatan ekspor hasil industri, ba-ik dalam jumlah komoditi, nilai ekspornya maupun peranannya di dalam ekspor secara keseluruhan. Bila realisasi ekspor hasil industri pada tahun 1983 baru mencapai US$ 3.209,2 juta dengan jumlah komoditi hasil industri sebanyak 181 komoditi, maka pada tahun 1988 telah meningkat menjadi US$ 9.387,9 juta dengan jumlah komoditi sebanyak 381 komoditi. Peranan ekspor hasil industri terhadap ekspor non migas dan nilai ekspor secara keseluruhan telah meningkat dari masing-masing sebesar

I/30

Page 35: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

64,2% dan 15,2% pada tahun 1983, menjadi masing-masing 81,4% dan 48,8% pada tahun 1988. Perkembangan ekspor hasil industri yang pesat tersebut dapat dicapai terutama berkat berbagai kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi di bidang perda-gangan dan penanaman modal.

Sementara itu, struktur industri juga menunjukkan per-kembangan yang semakin mantap. Pendalaman struktur industri telah didukung oleh pengembangan industri-industri dasar yang menghasilkan bahan baku/penolong dan barang-barang modal untuk keperluan industri, baik dalam rangka penghematan devisa dan peningkatan ekspor maupun dalam rangka memperkuat struktur industri.

Pelaksanaan investasi juga sangat berperan dalam menun-jang pertumbuhan sektor industri selama Repelita IV. Bila ni-lai investasi proyek-proyek industri di luar industri kecil pada tahun 1984 yang disetujui dalam rangka PMDN, PMA dan non PMA/PMDN adalah sebesar Rp 2.330 milyar dan US$ 1.112 juta, pada tahun 1988 rencana pelaksanaan investasi proyek-proyek industri telah meningkat dan mencapai nilai investasi sebesar Rp 12.360 milyar dan US$ 4.240 juta.

Perkembangan industri kecil sampai dengan tahun kelima Repelita IV menunjukkan peranan yang semakin berarti dalam menunjang proses industrialisasi dan sangat strategis terutama dalam upaya penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesem-patan berusaha serta dalam upaya peningkatan pendapatan go-longan ekonomi lemah. Di samping itu pengembangan industri kecil yang dilaksanakan melalui pembinaan sentra-sentra in-dustri juga menunjang upaya peningkatan perekonomian pedesaan. Melalui pembinaan industri kecil, yang dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknologi produksi, desain produk, bantuan pemasaran, peningkatan kemampuan manajemen serta pelatihan keterampilan lainnya, telah dapat meningkatkan skala usaha serta mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru dan telah mendorong peningkatan ekspor hasil industri kecil. Pelaksana-an pengembangan manajemen industri kecil yang dikaitkan dengan upaya pembentukan koperasi-koperasi industri kecil juga telah semakin ditingkatkan termasuk penerapan pola hubungan bapak-angkat antara industri besar dengan industri kecil.

Di samping peningkatan kegiatan produksi hasil industri, selama Repelita IV pelaksanaan pembangunan sektor industri juga diikuti dengan upaya peningkatan kemampuan penguasaan teknologi industri untuk mempercepat proses kemandirian dalam

I/31

Page 36: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

industrialisasi. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengem-bangan yang dilakukan terus-menerus telah menunjukkan hasil-hasil yang positif antara lain dengan semakin meningkatnya ke-mampuan dalam penerapan teknologi, termasuk teknologi canggih untuk menunjang peningkatan mutu produk, efisiensi dan pro-duktivitas industri serta untuk menanggulangi pencegahan pen-cemaran industri. Dalam pada itu, penguasaan teknologi ran-cang bangun dan perekayasaan industri juga semakin meningkat terutama dalam pembuatan mesin dan peralatan pabrik maupun dalam pembangunan pabrik. Peningkatan kemampuan yang telah dimiliki juga mencakup kemampuan dalam membangun pabrik-pabrik secara utuh yang menggunakan teknologi canggih seperti pabrik semen, kertas, pupuk dan besi baja.

Sektor pertambangan dan energi tetap merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia, yang berperan sebagai sumber penerimaan negara dan sebagai pendukung utama kebutuhan energi nasional. Kebijaksanaan dan langkah-langkah yang dilaksanakan selama Repelita IV adalah melanjutkan dan meningkatkan kegiatan inventarisasi dan pemetaan, meningkat-kan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam, baik berupa sumber daya mineral maupun energi dengan memanfaatkan tekno-logi yang tepat yang selanjutnya akan meningkatkan produksi dan ekspor hasil pertambangan. Pengelolaan sektor pertambangan dalam Repelita IV disesuaikan dengan kebijaksanaan umum per-tambangan, pembangunan daerah dan pemeliharaan kelestarian alam serta lingkungan hidup. Usaha pertambangan rakyat terus dibina dan ditingkatkan melalui penyempurnaan, pengaturan dan pembinaan usaha pertambangan serta pengembangan koperasi per-tambangan rakyat.

Sebagai akibat dari resesi ekonomi dunia, pemasaran ber-bagai hasil-hasil tambang terutama logam pada awal Repelita IV mengalami kelesuan. Produksi hasil pertambangan, kecuali batu bara, terus menurun sejak akhir tahun 1982 dan berlanjut sampai dengan tahun 1985/86. Dalam tahun 1986/87 produksi ber-bagai hasil tambang utama non migas kembali meningkat. Dari sepuluh hasil tambang utama, delapan di antaranya yaitu batu bara, timah, bijih nikel, nikel-matte, tembaga, perak, pasir besi dan emas menunjukkan peningkatan produksi; sedangkan dua lainnya yakni bauksit dan ferro-nikel menunjukkan penurunan. Produksi ferro-nikel meningkat kembali pada tahun 1988/89.

Perkembangan yang menonjol di bidang pertambangan umum adalah meningkatnya produksi emas dalam tahun-tahun terakhir Repelita IV, serta meningkatnya produksi batu bara sebagai

I/32

Page 37: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

langkah persiapan menuju pengembangan dan pemanfaatan batu bara secara besar-besaran.

Produksi emas pada tahun terakhir Repelita III mencapai 265,1 kilogram dan terus meningkat sehingga menjadi 5.050 kilogram pada tahun kelima Repelita IV. Tingginya harga emas di pasaran dunia serta adanya pencabutan larangan ekspor emas pada akhir tahun 1986 telah menarik minat swasta untuk mela-kukan usaha di bidang pertambangan emas di Indonesia. Mening-katnya minat swasta terhadap komoditi emas dalam tiga tahun terakhir Repelita IV dicerminkan dengan ditandatanganinya 103 Kontrak Karya dalam bentuk usaha patungan yang melibatkan 75 perusahaan nasional dan 38 perusahaan asing.

Sementara itu produksi batu bara terus menunjukkan pe-ningkatan yang berarti selama Repelita IV. Apabila tingkat produksi batu bare pada tahun terakhir Repelita III yang di-hasilkan oleh 2 perusahaan tambang batu bara milik negara adalah sebesar 614,7 ribu ton, maka jumlah ini terus meningkat menjadi 2.597,7 ribu ton pada tahun terakhir Repelita IV atau terjadi kenaikan sebesar 322,5% selama 5 tahun.

Di sektor produksi minyak bumi, realisasi produksi ter-masuk kondensat pada tahun pertama Repelita IV adalah sebesar 532,16 juta barrel atau naik 2,8% dari tahun kelima Repe-lita III. Pada tahun kedua menurun menjadi 490,88 juta barrel. Sedang pada tahun ketiga dan keempat realisasinya masing-masing sebesar 516,14 juta barrel dan 507,95 juta barrel. Pada akhir Repelita IV realisasi produksi adalah sebesar 496,92 juta barrel atau turun 2,2% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan bakar di dalam negeri, kilang minyak di Indonesia telah mampu meng-olah minyak bumi lebih dari 800 ribu barrel per hari dengan kapasitas terpasang 830 ribu barrel per hari. Dengan telah beroperasinya kilang-kilang perluasan di dalam negeri secara penuh maka sejak tahun ketiga Repelita IV Indonesia tidak lagi melakukan pengolahan minyak mentah di luar negeri.

Dalam rangka mengurangi ketergantungan konsumsi energi kepada minyak bumi, maka produksi dan pemanfaatan gas bumi sebagai sumber energi yang terpenting setelah minyak bumi telah ditingkatkan. Realisasi produksi gas bumi pada awal Repelita IV adalah sebesar 1.548,3 milyar kaki kubik dan pada akhir Repelita IV sebesar 1.787 milyar kaki kubik. Realisasi pemanfaatan gas bumi selama Repelita IV terus meningkat secara

I/33

Page 38: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

bertahap dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 1.419,8 milyar kaki kubik pada awal tahun Repelita IV menjadi 1.648 milyar kaki kubik pada akhir tahun Repelita IV.

Di bidang geologi dan sumber daya mineral, selama Repe-lita IV telah dilanjutkan dan ditingkatkan berbagai kegiatan pemetaan geologi, inventarisasi sumber daya mineral khususnya yang mempunyai prospek untuk ekspor non migas, eksplorasi bahan galian industri yang menunjang pengembangan industri dalam negeri, penyelidikan geologi tata lingkungan, usaha pencegahan bahaya gunung api serta penyelidikan tahap awal kandungan sumber daya mineral di lautan.

Dalam pada itu, pengembangan energi sebagai salah satu faktor yang menentukan tercapainya sasaran pembangunan nasio-nal, selalu memperoleh prioritas yang tinggi. Upaya ini di-tuangkan dalam suatu kebijaksanaan umum bidang energi yang menyangkut pengelolaan dan pemanfaatan energi. Pada dasarnya kebijaksanaan yang dilaksanakan meliputi peningkatan upaya untuk menemukan sumber daya energi, menganekaragamkan sumber daya energi, mengelola dan memanfaatkan energi secara hemat dan efisien serta menentukan jenis energi yang paling tepat bagi setiap sektor kegiatan.

Usaha pengembangan sumber-sumber energi yang tidak dapat diekspor terus ditingkatkan antara lain dengan mengembangkan dan memanfaatkan batu bara, tenaga air dan tenaga panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik. Di samping itu juga diusaha-kan peningkatan pemanfaatan sumber-sumber energi yang ter-barukan seperti tenaga mikro hidro, tenaga surya, biogas dan biomassa.

Pemakaian energi komersial selama Repelita IV mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun pertama Repe-lita IV realisasi pemakaian energi adalah sebesar 227,6 juta Setara Barrel Minyak (SBM), maka pada tahun akhir Repelita IV telah meningkat menjadi 285,7 juta SBM, atau meningkat dengan rata-rata 6,4% setahun. Peranan sumber energi non minyak se-lama Repelita IV mengalami peningkatan dari 27,1% pada awal Repelita IV menjadi 35,5% pada akhir Repelita IV. Batu bara peranannya meningkat dari 0,8% pada awal Repelita IV menjadi 6,1% pada akhir Repelita IV; tenaga air meningkat dari 6,2% menjadi 8,2%; panas bumi dari 0,2% menjadi 0,6%; dan gas bumi dari 19,9% menjadi 20,6% pada kurun waktu yang same. Semen-tara itu dalam kurun waktu yang sama peranan minyak bumi turun dari 72,9% menjadi 64,5%. Dari uraian di atas terlihat bahwa

I/34

Page 39: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

upaya penganekaragaman sumber daya energi sebagai salah satu kebijaksanaan energi nasional telah berhasil dilaksanakan.

Dalam usaha pengembangan dan peningkatan pemanfaatan sumber-sumber energi baru dan terbarukan seperti tenaga air mikro, tenaga angin, tenaga surya, tenaga biomassa termasuk biogas terutama di wilayah pedesaan telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan upaya-upaya untuk mendorong kegiatan sosial ekonomi di wilayah tersebut.

Dalam pada itu pengkajian terhadap potensi-potensi energi yang ada dan sesuai untuk wilayah pedesaan telah dilakukan antara lain melalui kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam bentuk studi pengembangan energi pedesaan serta melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dalam bentuk studi implementasi teknik pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan di daerah pedesaan.

Pembangunan tenaga listrik dalam Repelita IV ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, serta untuk mendorong kegiatan ekonomi khususnya sektor industri. Di samping itu, partisipa-si koperasi dan swasta dalam penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat telah dimungkinkan dengan ada-nya Undang-undang No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalis-trikan.

Dalam Repelita IV usaha listrik masuk desa lebih diting-katkan untuk mendorong kegiatan sosial dan ekonomi di daerah pedesaan dengan meningkatkan penggunaan sumber energi yang tersedia setempat seperti tenaga air mikro, tenaga angin, te-naga biogas dan lain-lain. Bila pada akhir Repelita III jumlah desa yang dapat dijangkau adalah sebanyak 7.637 desa, maka pada akhir Repelita IV telah meningkat menjadi 19.044 desa.

Dibandingkan dengan keadaan akhir Repelita III, pada akhir Repelita IV saran pembangkit tenaga listrik mengalami kenaikan dari 3.935,0 MW menjadi 8.529 MW. Dalam periode yang sama panjang jaringan transmisi naik dari 10.641 kms menjadi 14.888 kms, kapasitas gardu induk naik dari 7.836 MVA menjadi 18.341 MVA, panjang jaringan tegangan menengah (JTM) naik da-ri 27.627 kms menjadi 61.529 kms, panjang jaringan tegangan rendah (JTR) bertambah dari 50.673 kms menjadi 88.121 kms, dan kapasitas gardu distribusi (GD) juga meningkat dari 5.649 MVA menjadi 8.419 MVA.

I/35

Page 40: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Di samping itu, beberapa pembangkit skala besar yang te-lah berhasil dibangun dalam Repelita IV antara lain adalah: PLTA Saguling (4 x 175 MW), PLTA Cirata (4 x 125 MW), PLTU Suralaya unit 1, 2, dan 3 (3 x 400 MW), PLTU Bukit Asam unit 1 dan 2 (2 x 65 MW), PLTU Gresik unit 3 dan 4 (2 x 200 MW), PLTG Gas Bumi di Medan (1 x 117 MW) dan PLTP Kamojang unit 2 dan 3 (2 x 55 MW).

Untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasi, telah berhasil dibangun sistem interkoneksi dengan jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi (500 KV) yang membentang dari Suralaya (Jawa Barat) sampai ke Krian (Jawa Timur) dan disambung ke Banyuwangi dengan jaringan transmisi tegangan tinggi 150 kV, yang selanjutnya diteruskan ke Pulau Bali dengan kabel laut 150 kV.

Sementara itu produksi tenaga listrik meningkat dari 13.391.832 MWh pada tahun 1983/84 menjadi 25.622.755 MWh pada tahun 1988/89. Penjualan tenaga listrik meningkat dari 10.022:294 MWh pada tahun 1983/84 menjadi 19.990.700 MWh pada tahun 1988/89. Dalam periode yang sama, daya tersambung me-ningkat dari 6.126,7 MVA menjadi 12.695,6 MVA dan jumlah langganan meningkat dari 4.406.077 konsumen menjadi 9.250.095 konsumen.

Peningkatan produksi dan penyebaran barang dan jasa ha-nya dimungkinkan apabila didukung oleh prasarana perhubungan yang semakin baik. Dalam hubungan ini, selama Repelita IV te-lah dilakukan pembangunan di bidang prasarana jalan dan jem-batan, angkutan jalan raya, angkutan karats api, angkutan su-ngai, danau dan penyeberangan, perhubungan laut, perhubungan udara, meteorologi dan geofisika, pos dan giro, telekomunika-si serta pariwisata.

Di bidang prasarana jalan, sasaran utama adalah melaksa-nakan peningkatan kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar, sesuai dengan pertumbuhan lalu lintas di masing-masing daerah. Untuk mendukung sasaran ter-sebut, selama Repelita IV telah dilaksanakan program-program berupa rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 94.223 km dan jembatan 75.330 m; penunjangan jalan sepanjang 66.925 km dan jembatan 61.743 m; peningkatan jalan sepanjang 15.484 km dan jembatan 11.642 m; penggantian jembatan sepanjang 37.088 m; pembangunan jalan baru sepanjang 1.047,9 km dan jembatan baru sepanjang 2.213,5 m; serta jalan tol 224,3 km.

I/36

Page 41: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dengan pelaksanaan pembangunan tersebut telah dapat diting-katkan jumlah jalan arteri dan jalan kolektor dalam kondisi mantap sepanjang 27.480 km, atau merupakan 59,7% dari panjang jaringan nasional dan propinsi. Sedangkan sisanya masih ber-ada dalam kondisi tidak mantap, yaitu sepanjang 17.072 km.

Di bidang perhubungan darat, seiring dengan pertumbuhan kegiatan pembangunan dan meningkatnya kondisi dan jaringan prasarana jalan, maka telah pula didorong pertumbuhan armada angkutan jalan rays yang setiap tahunnya terus meningkat de-ngan rata-rata sebesar 10,5% per tahun selama Repelita IV.

Sementara itu di bidang angkutan sungai, danau dan pe-nyeberangan, kenaikan rata-rata per tahun dari tahun 1983/84 sampai tahun 1988/89 untuk jumlah angkutan kendaraan sebesar 19,9%, penumpang sebesar 17,6% dan untuk barang sebesar 20,7%. Sedangkan untuk angkutan kereta api selama Repelita IV meningkat rata-rata sebesar 5,0% per tahun, jumlah penumpang-km dan angkutan barang-km sebesar 23,8% per tahun.

Dalam usaha meningkatkan produktivitas jasa angkutan laut telah dikeluarkan beberapa kebijaksanaan antara lain: Ke-putusan Menteri Perhubungan yang berkaitan dengan peremajaan kapal-kapal yang berusia di atas 25 tahun, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1985 tentang kelancaran bongkar muat barang, dan penyempurnaan peraturan dalam kebijaksanaan deregulasi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1988 (Paket 21 No-pember). Dengan langkah kebijaksanaan tersebut produktivitas dari armada niaga nasional dapat ditingkatkan dari 15,3 ton/ dwt/tahun pada tahun 1983/84 menjadi 20,8 ton/dwt/tahun pada tahun 1988/89, armada pelayaran lokal dapat dipertahankan se-lama empat tahun sebesar 20 ton/brt/tahun dan ditingkatkan menjadi 21 ton/brt/tahun pada tahun 1988/89.

Di bidang perhubungan udara telah diupayakan peningkatan kemampuan daya dukung landasan-landasan udara, penambahan fa-silitas telekomunikasi dan keselamatan penerbangan serta pe-nambahan armada penerbangan. Apabila pada tahun 1983/84 baru terdapat 44 bandar udara besar yang di antaranya 2 landasan dapat didarati pesawat udara sejenis C-160/CN-235, 21 landas-an untuk pesawat udara sejenis F-27, 8 landasan untuk pesawat udara sejenis F-28, 5 landasan untuk pesawat udara sejenis DC-9, 4 landasan untuk pesawat udara sejenis A-300/DC-10 dan 4 landasan untuk pesawat udara sejenis B-747; maka pada tahun 1988/89 jumlah landasan meningkat menjadi 56 bandar udara, di

I/37

Page 42: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

antaranya 18 landasan dapat didarati pesawat udara sejenis F-27, 18 landasan untuk pesawat udara sejenis F-28, 11 lan-dasan untuk pesawat udara sejenis DC-9, 3 landasan untuk pe-sawat udara sejenis A-300/DC-10 dan 6 landasan untuk pesawat udara sejenis B-747. Sedangkan armada udara pada tahun 1983/84 yang berjumlah 781 pesawat telah meningkat jumlahnya menjadi 797 pesawat pada tahun 1988/89. Usaha-usaha tersebut telah meningkatkan angkutan penumpang dalam negeri dan luar negeri dalam periode yang sama masing-masing sebesar 26,4% dan 65,4%, serta meningkatkan angkutan barang dalam dan luar negeri masing-masing sebesar 53,7% dan 117,1% dibandingkan tahun 1983/84.

Hasil-hasil pembangunan yang telah dapat dicapai di bi-dang meteorologi dan geofisika sampai dengan tahun 1988/89 antara lain adalah peningkatan jumlah stasiun meteorologi menjadi 112 buah yang terdiri dari stasiun penerbangan/synop-tic sebanyak 106 buah dan stasiun meteorologi maritim sebanyak 6 buah; stasiun klimatologi menjadi 16 buah; stasiun kerja sama menjadi 5.181 buah yang terdiri dari stasiun meteorologi pertanian khusus 89 buah, stasiun iklim 326 buah, stasiun penguapan 157 buah, stasiun pengamatan hujan 4.609 buah, dan stasiun geofisika 28 buah.

Pembangunan jasa pos dan giro telah pula mendapat perha-tian dan diutamakan pada pembangunan ibu kota kecamatan seba-gai sentra pelayanan pos. Sejak tahun 1984/85 sampai dengan tahun 1988/89 telah dapat disediakan fasilitas pelayanan pos dan giro di 2.088 kecamatan dari 3.587 kecamatan yang ada, baik dalam bentuk kantor pos dan giro maupun kantor pos dan giro pembantu. Pelayanan pos dan giro ke desa-desa di ling-kungan kecamatan dilakukan pula dalam bentuk Pos Keliling Desa atau Rumah Pos yang pelaksanaannya diawasi oleh kantor pos dan giro pembantu. Produksi surat pos, paket pos dan wesel pos secara keseluruhan pada tahun 1988/89 telah meningkat sebesar 7,78% per tahun dibandingkan tahun 1983/84.

Pembangunan di bidang telekomunikasi umum dalam negeri yang meliputi pembangunan sentral telepon otomat, telegrap/ teleks, transmisi, jaringan kabel dan sarana penunjangnya telah berhasil meningkatkan mutu pelayanannya. Sedangkan pem-bangunan prasarana dan sarana telekomunikasi umum internasio-

nal juga telah meningkat sehingga fasilitas sambungan langsung internasional, telex, birofax dan komunikasi data makin me-luas. Selama Repelita IV telah dapat ditingkatkan kapasitas telepon otomat dari 576.797 satuan sambungan pada tahun

I/38

Page 43: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

1983/84 menjadi 873.913 satuan sambungan pada akhir tahun 1988/89 atau meningkat sebesar 51,5% selama lima tahun pelak-sanaan Repelita IV.

Sementara itu, selama Repelita IV kedatangan wisatawan asing ke Indonesia terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 9,7% pada tahun 1984; 6,9% pada tahun 1985; 10,1% pada tahun 1986; 27,3% pada tahun 1987 dan 23,9% pada tahun 1988. Pe-ningkatan ini terjadi sebagai hasil dari peningkatan usaha pembangunan pariwisata yang meliputi pengadaan, perluasan dan penyempurnaan obyek-obyek wisata, penataan dan pembinaan ke-lembagaan industri jasa pariwisata, peningkatan promosi pari-wisata serta perluasan jenis dan pasar pariwisata. Kemampuan daya saing variasi produk wisata Indonesia telah pula diting-katkan, baik dari segi mutu, jenis, maupun nilai jual produk wisata lama dan produk wisata baru. Terobosan-terobosan telah pula dilakukan di bidang peraturan kelembagaan, keimigrasian, rute penerbangan dan kemudahan-kemudahan izin usaha pariwisa-ta melalui Paket 24 Desember 1987. Pada tahun 1988, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia adalah sebesar 1.301.049 orang, sehingga jumlah kunjungan secara keseluruhan selama Repelita IV mencapai 4.626.421 orang.

Seiring dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan pembangun-an, pembinaan koperasi terus ditingkatkan dan dikembangkan guna mewujudkan demokrasi ekonomi yang mendorong terciptanya masyarakat yang berkeadilan sosial. Sasaran pembinaan kopera-si dalam Repelita IV adalah meningkatkan kemampuan koperasi agar tumbuh menjadi lembaga ekonomi yang kuat dan tangguh se-hingga menjadi wadah utama bagi pembinaan dan pengembangan kemampuan berusaha golongan ekonomi lemah. Sasaran itu dica-pai dengan melaksanakan pendidikan, penataran dan latihan ke-terampilan bagi pars pengurus dan para manajer serta karyawan koperasi, meningkatkan peranan dan usaha koperasi di berbagai bidang seperti pertanian, industri, kelistrikan desa, perda-gangan, perkreditan, angkutan dan lain-lain, serta mendorong dan mengembangkan kerja sama antara selama koperasi, baik se-cara vertikal maupun horizontal antara koperasi dengan badan usaha milik negara dan antara koperasi dengan badan usaha swasta.

Upaya pembinaan koperasi di bidang kelembagaan selama Repelita IV menunjukkan hasil yang cukup berarti. Jumlah ko- perasi (termasuk KUD) dalam tahun 1988 mencapai 33.324 buah, yang berarti naik sebesar 32,4% dibandingkan dengan jumlah

I/39

Page 44: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

koperasi pada tahun 1983 yang baru mencapai 25.161 buah. Khu-sus mengenai perkembangan KUD, pada tahun 1988 jumlahnya telah meningkat menjadi 7.873 buah dari 7.480 pada tahun sebelumnya atau meningkat sebesar 5,3%. Kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan kenaikan koperasi non KUD yang mencapai 6,9% dalam jangka waktu yang same, yaitu meningkat dari 23.819 buah pada tahun 1987 menjadi 25.451 buah pada tahun 1988. Kenaikan rata-rata per tahun selama Repelita IV bagi KUD dan koperasi non KUD masing-masing adalah 4,3% dan 6,3%.

Sementara itu, jumlah anggota koperasi juga semakin me-ningkat. Pada tahun 1988 jumlah anggota koperasi telah menca-pai 27.162 ribu orang yang berarti naik sebesar 99% jika di-banding dengan anggota koperasi pada tahun 1983 yang baru berjumlah 13.652 ribu orang. Jumlah anggota KUD pada tahun 1988 mencapai 17.494 ribu orang berarti meningkat sebesar 4,9% dari jumlah anggota KUD pada tahun 1987 yang mencapai 16.682 ribu orang. Kenaikan jumlah anggota KUD tersebut lebih kecil daripada kenaikan anggota koperasi non KUD yang mencapai 9,1%, yaitu dari 8.863 ribu orang pada tahun 1987 menjadi 9.668 ribu orang pada tahun 1988. Kenaikan rata-rata per tahun selama Repelita IV bagi anggota KUD dan koperasi non KUD masing-masing adalah 13,1% dan 20,1%.

Sementara itu, selama Repelita IV kelengkapan organisasi koperasi juga telah meningkat. Hal ini terlihat dari mening-katnya jumlah koperasi yang menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Pada tahun 1988 Koperasi yang menyelenggarakan RAT mencapai 19.598 buah atau 58,8% dari seluruh koperasi yang berjumlah 33.324 buah. Dengan demikian dibandingkan dengan tahun 1983, jumlah koperasi yang menyelenggarakan RAT telah meningkat. Dalam tahun 1983 koperasi yang menyelenggarakan RAT berjumlah 13.761 buah atau 54,7% dari jumlah koperasi yang ada pada tahun tersebut.

Namun perlu dicatat bahwa perkembangan-perkembangan yang menggembirakan tersebut belum disertai dengan peningkatan jumlah manajer koperasi yang mempunyai kemampuan dan keteram-pilan yang memadai. Dalam tahun 1988 terdapat 5.090 orang ma-najer yang bekerja di lingkungan KUD atau 64,7% dari seluruh KUD yang ada, sedangkan untuk koperasi non KUD hanya terdapat 1.200 manajer, yang berarti baru mencapai 4,7% dari seluruh koperasi non KUD yang pada waktu itu berjumlah 25.451 buah.

Hasil pembinaan koperasi dalam bidang usahanya tercermin pada perkembangan jumlah simpanan anggota, modal usaha yang

I/40

Page 45: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dimiliki oleh koperasi dan perkembangan nilai usaha. Simpanan anggota koperasi pada tahun 1988 berjumlah Rp 518,0 milyar, yang berarti meningkat sebesar 18,9% dibandingkan dengan sim-panan anggota pada tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 435,7 milyar, dan bila dibandingkan dengan simpanan anggota pada tahun 1983 yang baru mencapai Rp 125,0 milyar terdapat ke-naikan sebesar 314,4%, atau meningkat rata-rata 39,5% per ta-hun.

Selain diperoleh dari simpanan anggota, modal usaha ko-perasi juga diperoleh dari kredit bank pemerintah. Pinjaman tersebut diperoleh koperasi dengan jaminan dari Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK). Besarnya ja-minan kredit yang disediakan oleh Perum PKK selama 5 tahun berkisar antara Rp 102,1 milyar sampai Rp 145,2 milyar. Se-dang nilai kredit yang diperoleh dengan jaminan tersebut ber-kisar antara Rp 84,9 milyar sampai Rp 169,2 milyar. Sementara itu, guna membantu KUD dalam rangka pengadaan pangan untuk sarana penyangga pemerintah, selama Repelita IV disediakan pagu kredit yang berkisar antara Rp 46,9 milyar dan Rp 83,8 milyar setiap tahunnya.

Modal usaha yang dikelola oleh koperasi pada tahun 1988 berjumlah Rp 926,0 milyar, yang berarti meningkat sebesar 72,3% atau naik rata-rata sebesar 14,8% per tahun bila diban-dingkan dengan modal usaha yang dikelola oleh koperasi pada tahun 1983 yang baru mencapai Rp 537,6 milyar.

Namun dilain pihak, nilai usaha koperasi dalam Repe-lita IV mengalami sedikit penurunan dari Rp 2.114,4 milyar pada tahun 1983 menjadi Rp 2.031,6 milyar pada tahun 1988 atau menurun sebesar 3,9%. Menurunnya nilai usaha ini antara lain disebabkan oleh proses konsolidasi usaha serta menurunnya be-berapa kegiatan seperti pengadaan pangan, pemasaran kopra dan cengkeh.

Di bidang perdagangan dalam negeri, pelaksanaan pem-bangunan selama Repelita IV diarahkan agar dapat semakin me-mantapkan pasar dalam negeri sehingga dapat menjaga kestabil-an harga; meningkatkan transparansi pasar; makin memantapkan iklim usaha, kepastian berusaha dan tertib usaha niaga; sema-kin meningkatkan fungsi sarana dan prasarana perdagangan; ma-kin melancarkan penyaluran barang/bahan; memperluas pengguna-an hasil produksi dalam negeri; meningkatkan perlindungan ke-pada konsumen serta meningkatkan daya saing hasil produksi dalam negeri terhadap barang impor.

I/41

Page 46: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Serangkaian langkah penting yang diambil dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas perdagangan dalam negeri adalah dikeluarkannya paket kebijaksanaan deregulasi 21 Nopember 1988 yang antara lain mencakup: penyempurnaan dan penyederhanaan tata niaga impor; penyederhanaan lebih lanjut perizinan usaha dagang; penyederhanaan perizinan impor dan kemudahan penyaluran; serta pengembangan dan pembinaan sarana perdagangan.

Mengingat bahwa kelancaran arus barang merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan kegiatan ekonomi, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan mengenai ke-giatan pemasaran hasil produksi dalam negeri. Untuk itu mela-lui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1988 telah dilakukan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1977 se-hingga perusahaan asing yang bekerja sama dalam bentuk patung-an dengan perusahaan nasional dapat menjual hasil produksinya sampai tingkat penyalur.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengusaha khususnya pedagang golongan ekonomi lemah, te-rus disempurnakan pola pembinaan dan pelayanan informasi per-dagangan dengan melaksanakan pelatihan langsung kepada para pengusaha dan memberikan penyuluhan di lapangan oleh PPL per-dagangan. Dengan demikian kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha di bidang pemasaran produk yang dihasilkannya dapat dipecahkan. Untuk itu selama Repelita IV telah berhasil dilatih sebanyak 193 petugas PPL perdagangan untuk tingkat kabupaten dan telah diberikan penataran kepada 9.076 pedagang kecil golongan ekonomi lemah termasuk pengecer pupuk.

Dalam pada itu, peranan dunia usaha menjadi semakin pen-ting dalam Repelita IV, seperti tercermin pada peningkatan investasi dalam rangka PMDN maupun PMA. Pada tahun terakhir Repelita IV jumlah proyek baru PMDN yang disetujui adalah 852 buah dengan jumlah investasi sebesar Rp 10.321,0 milyar. Apa-bila dibandingkan dengan keadaan pada tahun terakhir Repe-lita III, yaitu sebanyak 328 buah dengan jumlah investasi Rp 5.711,5 milyar, maka selama Repelita IV telah terjadi pe-ningkatan proyek PMDN sebesar 159,8% dan nilai investasi sebesar 80,7%.

Selain proyek-proyek baru PMDN, selama Repelita IV telah dilaksanakan pula perluasan-perluasan proyek PMDN. Pada tahun terakhir Repelita IV jumlah proyek perluasan yang telah dise-tujui adalah sebanyak 219 buah dengan investasi sebesar

I/42

Page 47: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Rp 4.080,6 milyar, sedangkan pada tahun terakhir Repelita III terdapat sebanyak 68 buah proyek dengan jumlah investasi Rp 518,4 milyar. Ini berarti bahwa selama Repelita IV telah terjadi kenaikan jumlah proyek perluasan PMDN sebesar 222,1% dan kenaikan jumlah investasi sebesar 687,2%.

Pada tahun terakhir Repelita IV, perluasan penanaman mo-dal dalam negeri pada industri tekstil adalah yang terbesar, yaitu mencapai 29,3% dari seluruh jumlah investasi, kemudian disusul perhotelan dan perumahan yang meliputi 18,5% dan in-dustri kayu yang mencapai 8,5% dari seluruh perluasan inves-tasi. Sedangkan pada tahun 1983/84, investasi yang terbesar adalah pada industri kayu dengan sumbangan investasi mencapai 23,3%, kemudian disusul perhotelan dan perumahan sebesar 16,9% dan pengangkutan sebesar 16,6% dari seluruh investasi. Bila ditinjau menurut daerah penanaman modalnya, penyebaran proyek penanaman modal dalam negeri selama lima tahun ter-akhir masih belum merata. Sebagian besar proyek-proyek pena-naman modal masih dilaksanakan di pulau Jawa, terutama di Ja-wa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur, sedangkan penanaman modal yang terbesar pada tahun 1983/84 terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Perkembangan penanaman modal asing selama Repelita IV adalah sebagai berikut. Pada tahun 1988/89 jumlah proyek yang disetujui adalah sebanyak 155 buah dengan jumlah investasi sebesar US$ 1.849,1 juta. Dalam tahun 1987/88 jumlah yang di-setujui tetap sebanyak 155 buah dengan investasi US$ 2.387,1 juta. Pada tahun 1986/87, 1985/86 dan 1984/85 jumlah proyek adalah masing-masing sebanyak 100 buah, 43 buah dan 38 buah dengan jumlah investasi masing-masing sebesar US$ 684,8 juta, US$ 625,3 juta dan US$ 982,7 juta.

Seperti halnya dengan PMDN, perkembangan PMA secara sek-toral juga bervariasi. Pada tahun 1988/89 peranan investasi terbesar adalah industri kertas yang mencapai 35,6%, diikuti oleh industri kimia sebesar 32,2% dan industri tekstil sebe- sar 8,4% dari seluruh nilai investasi. Sebagai perbandingan, pada tahun kelima Repelita III sumbangan investasi asing yang terbesar pada industri barang logam, industri kertas dan per-hotelan dengan masing-masing sebesar 41,7%, 37,9% dan 5,9%. Jumlah proyek PMA yang disetujui menurut sektor atau bidang usaha yang disetujui pada tahun terakhir Repelita III adalah sebanyak 44 buah dengan nilai investasi US$ 1.328,5 juta. Bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita IV dengan jumlah proyek sebanyak 155 buah dan dengan jumlah investasi

1/43

Page 48: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

sebesar US$ 1.849,1 juta, maka selama Repelita IV telah ter-jadi kenaikan jumlah proyek sebesar 252,3% dan jumlah inves-tasi sebesar 39,2%.

Sumbangan investasi perluasan terbesar dalam tahun keli-ma Repelita IV terdapat pada industri kertas yaitu sebesar 48,6%, kemudian disusul perhotelan dan perumahan 13,3% dan industri kimia 11,2%. Pada tahun kelima Repelita III peranan perluasan PMA terbesar terdapat pada industri kimia yaitu se-besar 55,5%, kemudian disusul industri makanan sebesar 16,7% dan pada industri logam sebesar 12,2% dari seluruh nilai in-vestasi pada tahun tersebut. Pada tahun terakhir Repelita III perluasan PMA yang disetujui adalah 47 buah dengan jumlah investasi US$ 562,3 juta, sedangkan pada tahun kelima Repelita IV sebanyak 74 buah dengan jumlah investasi US$ 1.261,6 juta, yang berarti terdapat kenaikan jumlah proyek dan investasi masing-masing sebesar 57,4% dan 124,4%. Penyebaran lokasi proyek penanaman modal asing mengikuti pola yang hampir sama dengan penanaman modal dalam negeri, yaitu sebagian besar di-lakukan di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur sedangkan untuk luar Jawa investasi yang cukup besar terdapat di daerah Irian Jaya, Bali, Maluku dan Riau.

Usaha dalam menarik penanam modal asing akhir-akhir ini mendapat persaingan yang semakin ketat terutama dari negara-negara ASEAN dan negara-negara industri baru seperti Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan. Pada tahun terakhir Repelita IV, PMA yang disetujui yang berasal dari Amerika Serikat berjumlah US$ 716,8 juta, dari Korea Selatan US$ 272,5 juta dan dari Jepang US$ 244,6 juta. Sebagai perbandingan, pada tahun kelima Repelita III investasi terbesar adalah dari Amerika Serikat dengan mencapai US$ 525,2 juta, dan diikuti investasi dari Jepang US$ 395,8 juta dan dari Hongkong US$ 109,4 juta. Sementara itu proyek perluasan secara umum berkembang terus. Dalam Repelita IV, negara yang paling menonjol dalam menanam-kan modalnya di Indonesia dari tahun ke tahun adalah Jepang, yang menduduki peringkat teratas, kecuali pada tahun 1988/89. Pada tahun 1988/89 perluasan investasi dari Taiwan menduduki peringkat teratas dengan mencapai US$ 614,5 juta yang berarti melampaui Jepang dengan perluasan investasi sebesar US$ 120,8 juta.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan dana in-vestasi yang ada dan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) untuk pembiayaan investasi BUMN serta dalam rangka peningkatan efi-siensi BUMN pada umumnya, maka investasi diarahkan agar lebih

I/44

Page 49: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

efektif dan ditingkatkan pengawasannya khususnya oleh para anggota Dewan Pengawas/Dewan Komisaris BUMN.

Jumlah BUMN secara umum dalam Repelita IV mengalami pe-nurunan. Apabila pada tahun terakhir Repelita III jumlahnya adalah sebesar 222 buah maka pada tahun terakhir Repelita IV menurun menjadi 213 buah. Penurunan ini berkaitan erat dengan usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di ling-kungan Badan Usaha Milik Negara. Keadaan keuangan dan kegiat-an BUMN selama Repelita IV mengalami perkembangan yang berar-ti. Pada tahun kelima Repelita IV total aktiva BUMN mencapai Rp 159.288 milyar, penjualan sebesar Rp 36.539 milyar dan la-ba sebelum pajak sebesar Rp 3.824 milyar. Sedangkan pada ta-hun kelima Repelita III jumlah-jumlah tersebut adalah: total aktiva sebesar Rp 72.661 milyar, penjualan Rp 20.873 milyar dan laba sebelum pajak sebesar Rp 2.271 milyar. Dengan demi-kian selama Repelita IV total aktiva, penjualan dan laba se-belum pajak masing-masing mengalami kenaikan sebesar 119,2%, 75,1% dan 68,4%.

Selama Repelita IV sumbangan BUMN kepada APBN juga me-ningkat. Selama periode tersebut pajak perseroan seluruh BUMN meningkat rata-rata per tahun sebesar 20,1%, pajak perseroan/ penghasilan BUMN sebesar 27,4%, penerimaan bukan pajak sebesar 24,8% dan penerimaan dari Deviden/DPS/BLP sebesar 30,0%. Sumbangan BUMN pada tahun 1988/89 untuk pajak perseroan total mencapai Rp 1.893,3 milyar, pajak perseroan/penghasilan BUMN sebesar Rp 1.198,6 milyar, penerimaan bukan pajak sebesar Rp 1.568,8 milyar dan penerimaan dari Deviden/DPS/BLP sebesar Rp 636,3 milyar, sedangkan pada tahun 1983/84 pajak perseroan yang dibayar BUMN adalah sebesar Rp 757,4 milyar, pajak per-seroan/penghasilan BUMN sebesar Rp 357,0 milyar, penerimaan bukan pajak Rp 519 milyar dan Deviden/DPS/BLP sebesar Rp 171,2 milyar. Realisasi penerimaan negara yang berupa Deviden/BLP pada tahun 1988/89 yang terbesar adalah berasal dari sektor perbankan yaitu sebesar Rp 242,7 milyar, sektor pertanian dan kehutanan sebesar Rp 88,2 milyar dan jasa pertambangan umum sebesar Rp 87,7 milyar.

Dalam upaya meningkatkan daya guna kegiatan-kegiatan BUMN telah diusahakan agar dana Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dapat dimanfaatkan secara cermat untuk membiayai program-program yang mempunyai prioritas tinggi. Dalam tahun 1988/89 PMP yang diberikan kepada BUMN adalah sebesar Rp 176,9 milyar atau menurun sebesar 70,1% dibandingkan dengan PMP tahun 1983/84 sebesar Rp 591,7 milyar. Penurunan ini sejalan dengan

I/45

Page 50: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

makin diperketatnya penggunaan dana yang berasal dari PMP untuk keperluan Badan Usaha Milik Negara (BUMN,).

Dalam pada itu, selama Repelita IV tetap diberikan bim-bingan dan penyuluhan teknis, penyediaan bahan baku, pemasar-an, promosi dan sebagainya bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. Selama periode ini banyak sentra industri kecil yang dibangun dan dikembangkan. Apabila pada tahun 1984 telah di-bangun dan dikembangkan sebanyak 1.322 buah sentra, maka pada tahun 1985 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.475 buah, dan selanjutnya meningkat lagi pada tahun 1986, 1987 dan 1988 menjadi masing-masing sebanyak 3.413 buah, 4.607 buah dan 6.092 buah.

Sementara itu, jumlah unit usaha di dalam industri kecil juga meningkat. Apabila pada tahun 1983 terdapat 1.554.871 unit usaha maka pada tahun 1984 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.570.744 unit usaha. Selanjutnya pada tahun 1985, 1986, 1987 dan 1988 jumlah tersebut meningkat lagi masing-ma-sing menjadi 1.664.814 unit, 1.713.820 unit, 1.742.740 unit dan 1.774.008 unit. Dengan meningkatnya jumlah unit usaha da-lam industri kecil, maka jumlah tenaga kerja yang dapat dise-rap mengalami peningkatan.

Kemampuan produksi subsektor industri kecil, yang meli-puti industri pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bangunan serta aneka kerajinan telah meningkat se-jak beberapa tahun terakhir dan telah mampu menghasilkan ko-moditi untuk tujuan ekspor. Nilai ekspor industri kecil sela-ma Repelita IV mengalami peningkatan yang pesat. Apabila pada tahun 1983 nilai ekspor tersebut mencapai US$ 137,8 juta, ma-ka pada tahun 1984 meningkat menjadi US$ 214,4 juta, pada tahun 1985 meningkat menjadi US$ 247,5 juta, dan pada tahun 1986, 1987 dan 1988 berturut-turut meningkat menjadi US$ 322,1 juta, US$ 615,4 juta dan US$ 956,0 juta. Dengan demiki-an selama Repelita IV nilai ekspor industri kecil mengalami peningkatan rata-rata sebesar 49,5% per tahun.

Dalam Repelita IV keadaan ketenagakerjaan Indonesia ma-sih dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik dalam penye-diaan lapangan kerja produktif maupun dalam mutu tenaga ker-ja. Keadaan tersebut tergambar dengan masih banyaknya angkat-an kerja Indonesia yang bekerja berpendidikan SD ke bawah, serta besarnya jumlah angkatan kerja yang bekerja 34 jam atau kurang per minggu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sela-ma Repelita IV telah ditempuh berbagai langkah kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan.

I/46

Page 51: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Salah satu dari pelaksanaan kebijaksanaan di bidang ke-tenagakerjaan tersebut adalah program pembangunan pedesaan yang salah satu tujuan utamanya adalah menciptakan kesempatan kerja, dan kegiatannya mencakup Proyek-proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB), bantuan pembangunan daerah tingkat II, reboisasi dan penghijauan.

Proyek padat karya gaya baru (PPKGB) bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja produktif kepada tenaga penganggur dan setengah penganggur di pedesaan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi proyek. Kegiatan PPKGB dilak-sanakan pada waktu sepi kerja sehingga dapat memberikan tam-bahan pendapatan. Selama Repelita IV, PPKGB telah dapat di-laksanakan di 4.663 lokasi/kecamatan dengan jumlah tenaga kerja yang dapat terserap rata-rata sebanyak 196,2 ribu orang per hari dan imbalan jasa rata-rata sebesar Rp 1.000,0 per hari. Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa perbaikan/ pembangunan jalan desa, perbaikan/pembangunan saluran peng-airan tarsier, pembuatan sawah baru, terrasering dan tanggul.

Kegiatan lain dari program pembangunan pedesaan ialah bantuan pembangunan daerah tingkat II (Inpres Daerah Ting-kat II) yang diarahkan pada pemeliharaan dan rehabilitasi berbagai prasarana sosial ekonomi dan sekaligus dapat men-ciptakan lapangan kerja. Selama Repelita IV, kesempatan kerja yang tercipta melalui kegiatan Inpres daerah tingkat II rata-rata sebanyak 537,2 ribu orang dalam seratus hari kerja. Da-lam tahun 1988/89 tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan tersebut berjumlah 536,2 ribu orang dalam seratus hari kerja atau meningkat 14,4% bila dibandingkan dengan tahun 1983/84.

Program reboisasi dan penghijauan di arahkan untuk me-ngendalikan banjir dan erosi di musim hujan serta kekeringan di musim kemarau yang dilakukan melalui konservasi lahan dan sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja. Selama Repelita IV telah dilaksanakan kegiatan reboisasi dan penghijauan masing-masing seluas 246,9 ribu hektar dan 907,8 ribu hektar, dengan jumlah lapangan kerja yang tercipta bagi 90,6 ribu orang dalam seratus hari kerja.

Dalam pada itu, selama Repelita IV kebijaksanaan tenaga kerja yang di arahkan pada penyaluran, penggunaan/pemanfaatan dan penyebaran tenaga kerja yang lebih baik telah dilanjutkan. Salah satu kegiatannya adalah menyebarkan dan memanfaatkan sumber daya manusia, khususnya tenaga kerja muda terdidik

I/47

Page 52: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

ke daerah pedesaan yang dilaksanakan melalui proyek pengerah-an tenaga kerja sukarela pelopor pembaharuan (TKS-BUTSI). Se-lama Repelita IV kegiatan ini disempurnakan menjadi pola Bim-bingan Kerja Tenaga Kerja Terdidik (BKTKT) dengan jumlah te-naga yang dikerahkan sebanyak 9.032 orang dan tersebar di 14 propinsi.

Sistem informasi tenaga kerja memegang peranan penting dalam upaya mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia sehingga memperlancar proses pendayagunaan te-naga kerja secara optimal. Dalam Repelita IV melalui sistem informasi tersebut tercatat jumlah pencari kerja yang ter-daftar sebanyak 6.491,8 ribu orang atau rata-rata 1.298,4 ribu orang per tahun. Adapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4 ribu lo-wongan kerja yang merupakan peningkatan sebesar 49,6% bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita III.

Selama Repelita IV sebanyak 533,4 ribu orang pencari kerja yang terdaftar atau rata-rata 106,7 ribu orang tenaga kerja per tahun telah dapat ditempatkan atau memperoleh pe-kerjaan. Selanjutnya pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sebanyak 122,7 ribu orang tenaga kerja yang dapat ditempatkan atau meningkat sebesar 44,6% bila dibandingkan dengan keadaan pada tahun terakhir Repelita III.

Jumlah tenaga kerja yang tergolong “penghapusan” selama Repelita IV tercatat sebesar 2.844,4 ribu orang atau rata-ra-ta 568,9 ribu orang tenaga kerja per tahun. Tenaga kerja yang tergolong penghapusan merupakan petunjuk bahwa mereka telah berhasil mendapatkan pekerjaan atas usaha sendiri atau men-ciptakan lapangan kerja secara mandiri. Pada tahun terakhir Repelita IV, tenaga kerja yang tergolong penghapusan tersebut tercatat sebesar 668,6 ribu orang atau meningkat lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan tahun terakhir Repelita III sebesar 332,3 ribu orang.

Informasi tenaga kerja juga berperan dalam menunjang ke-lancaran mekanisme antar kerja. Kegiatan antar kerja merupa-kan salah satu usaha untuk mengatasi adanya kekurangan tenaga kerja di suatu daerah, yaitu melalui mekanisme antar kerja lokal (AKL) dan antar kerja antar daerah (AKAD). Dalam rangka memenuhi permintaan tenaga kerja luar negeri dilaksanakan pe-nyaluran melalui mekanisme antar kerja antar negara (AKAN). Selama Repelita IV telah dilakukan penyaluran tenaga kerja

I/48

Page 53: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN masing-masing sebanyak 538,6 ribu orang, 56,0 ribu orang. dan 287,8 ribu orang. Pada tahun terakhir Repelita IV, tercatat sebanyak 61,4 ribu prang tenaga kerja telah dapat disalurkan melalui mekanisme AKAN atau hampir dua kali lipat dari keadaan pada tahun terakhir Repelita III yang sebesar 30,8 ribu orang.

Dalam rangka memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia dan juga sebagai tindak lanjut dari Keppres No. 23 Tahun 1974 dilakukan kebijaksanaan pembatasan penggu-naan tenaga kerja warga negara asing pendatang. Selama Repe-lita IV telah dilakukan pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang pada sekitar 25 lapangan usaha untuk hampir 4.500 jenis jabatan. Pada tahun terakhir Repe-lita IV telah dilakukan pembatasan yang terdiri dari 1.665 jenis jabatan tertutup bagi tenaga kerja warga negara asing pendatang, 2.658 jenis jabatan yang diizinkan untuk jangka waktu tertentu dan 171 jenis jabatan yang terbuka untuk se-mentara waktu. Bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repe-lita III maka terjadi peningkatan pembatasan sebesar 4,4% untuk jenis jabatan yang tertutup bagi tenaga kerja warga ne-gara asing pendatang dan peningkatan sebesar 5,2% bagi jenis jabatan yang diizinkan untuk jangka waktu tertentu.

Kegiatan pelatihan keterampilan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan mutu tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang produktif terus dikembangkan dan disempurnakan. Selama Repe-lita IV, tenaga kerja yang telah dilatih di berbagai balai latihan kerja (BLK) berjumlah 419 ribu orang. Di antaranya se-banyak 37 ribu orang yang dilatih di perusahaan atas kerja sama antara Departemen Tenaga Kerja dengan perusahaan-perusa-haan swasta. Seiring dengan usaha peningkatan keterampilan, juga digalakkan usaha peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui upaya penyuluhan produktivitas dan studi pengukuran produktivitas.

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dilaksanakan upaya pengawasan dan penyuluhan terhadap norma-norma perlindungan tenaga kerja, khususnya yang menyangkut hak serta kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Tujuan dari pengawasan dimaksudkan agar sarana hubungan per-buruhan Pancasila seperti Perjanjian/Kesepakatan Kerja Ber-sama (PKB/KKB), Peraturan Perusahaan (PP), Pengupahan, Asu-ransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) dan lain-lain dapat ber-fungsi dan berkembang sebagaimana yang diharapkan. Usaha

I/49

Page 54: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

penyebarluasan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPER-KES) di perusahaan-perusahaan terus dilanjutkan. Sampai dengan tahun terakhir Repelita IV, telah dihasilkan 29 orang dokter yang bergelar Magister Sains. Selain itu telah diadakan pena-taran kesehatan kerja, yang secara kumulatif diberikan kepada 3.689 orang dokter perusahaan, 935 orang manajer perusahaan, 1.656 orang insinyur teknisi perusahaan, dan 1.681 orang paramedis.

Sampai pada tahun 1988/89, telah dilakukan pengawasan ketenagakerjaan melalui pemeriksaan khusus yang dilakukan se-banyak 5.461 kali, dengan jumlah perusahaan 115 ribu buah dan jumlah tenaga kerja 4.566,3 ribu orang. Demikian pula kecela-kaan kerja telah melibatkan sebanyak 10.191 kasus. Sementara itu juga terdapat 84 kasus kebakaran.

Upah minimum yang berhasil ditetapkan sampai pada tahun 1988/89, adalah 27 upah minimum regional, 78 upah minimum sektor regional dan 607 upah minimum subsektor regional. Se-mentara itu Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) yang semula hanya menjangkau perusahaan-perusahaan besar, telah diperluas hingga ke perusahaan-perusahaan menengah. Sampai pada tahun 1988 telah berhasil diselesaikan 47,6 ribu kasus yang terdiri atas kasus-kasus kecelakaan kerja, tabungan hari tua dan asuransi kematian. Jumlah ini merupakan peningkatan sebesar 92% bila dibandingkan dengan keadaan pada tahun terakhir Re-pelita III yang hanya sebanyak 24,8 ribu kasus. Pembayaran jaminan yang dikeluarkan seluruhnya berjumlah lebih dari 13 milyar rupiah. Selanjutnya PKB/KKB dan jumlah perusahaan yang dicakup, sampai pada tahun 1988/89 secara kumulatif telah mencapai 5.003 buah dan 6.937 buah. Selain itu peraturan per-usahaan sebagai tahap awal terbentuknya KKB, telah mencapai 15,3 ribu buah.

Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) yang telah meng-ganti nama menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), sampai pada tahun 1988/89 telah mencakup 8.823 unit kerja. Sampai pada tahun 1988/89 APINDO-KADIN telah mempunyai pe-rangkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebanyak 26 buah, dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebanyak 56 unit. Secara kumulatif sampai pada tahun yang sama jumlah Badan Kerja Sama (BKS) Tripartite mencapai jumlah 26 buah di daerah tingkat I, dan 147 buah di daerah tingkat II. Selain itu lembaga Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat dan Daerah (P4P/ P4D), pada tahun 1988/89 telah berhasil menyelesaikan 72 kasus.

I/50

Page 55: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Transmigrasi merupakan salah satu wahana penting untuk mencapai sasaran-sasaran kependudukan, kesempatan kerja dan pembangunan daerah. Dalam Repelita IV, kebijaksanaan trans-migrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja dengan membuka dan mengembangkan daerah produksi baru yang menunjang pembangunan daerah, khususnya di luar pulau Jawa dan Bali, yang dapat menjamin peningkatan taraf hidup para transmigrasi dan masyarakat di sekitarnya. Di sam-ping itu, pembangunan di bidang transmigrasi juga secara langsung ditujukan untuk menata kembali penggunaan, penguasa-an dan pemilikan tanah, baik di daerah asal maupun di daerah transmigrasi.

Selama Repelita IV jumlah transmigran yang berhasil di-pindahkan dan ditempatkan telah mencapai 750.150 kepala ke-luarga yang terdiri dari 228.422 kepala keluarga transmigran umum dan 521.728 kepala keluarga transmigran swakarsa. Dalam tahun 1988/89, jumlah transmigrasi yang telah dipindahkan dan ditempatkan mencapai 145.109 kepala keluarga yang terdiri dari 27.697 kepala keluarga transmigran umum dan 117.412 ke-pala keluarga transmigran swakarsa. Jumlah yang berhasil di-pindahkan dalam tahun 1988/89 tersebut hanya mencapai 83% da-ri sasaran tahun terakhir Repelita IV yaitu sejumlah 175.000 kepala keluarga.

Untuk menunjang program transmigrasi, selama Repelita IV telah dibangun jalan dan jembatan masing-masing sekitar 13.888 km dan 35.603 m. Dalam tahun 1988/89 panjang jalan dan jembatan yang telah dibangun tercatat sekitar 440 km dan 3.870 m atau di bawah rata-rata tahunan yang besarnya sekitar 2.777,5 km jalan dan sekitar 7.120,5 m jembatan. Penurunan pembangunan jalan dan jembatan baru dalam tahun terakhir Re-pelita IV disebabkan karena prioritas penempatan transmigran lebih di arahkan pada daerah-daerah yang sudah dibangun prasa-rananya namun belum dimanfaatkan secara sepenuhnya serta lebih ditekankannya usaha-usaha rehabilitasi pada jalan dan jembatan yang sudah ada dan belum dapat berfungsi dengan baik. Selama Repelita IV telah dipelihara jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 6.563 km dan 26.807,8 m dan dalam tahun 1988/89, jalan dan jembatan yang dipelihara masing-masing sepanjang 2.367 km dan 6.944 m atau meningkat bila dibandingkan dengan rata-rata tahunan yang masing-masing hanya sekitar 1.312,6 km dan 5.361,5 m.

Luas lahan yang dibuka selama Repelita IV mencapai 186.602 ha, yang meliputi lahan pekarangan 36.345 ha dan lahan

I/51

Page 56: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

usaha I 150.257 ha. Dalam tahun 1988/89 luas lahan pekarangan yang dibuka sekitar 2.444 ha dan lahan usaha I seluas 9.774 ha. Daya tampung lahan pekarangan yang dibuka dalam Repeli-ta IV dan tahun 1988/89 masing-masing adalah untuk 180.721 kepala keluarga dan 19.548 kepala keluarga. Pelaksanaan peng-ukuran perkaplingan dalam Repelita IV mencapai luas 202.927,5 ha yang meliputi 35.496,75 ha lahan pekarangan dan 167.430,75 ha lahan usaha. Dalam tahun 1988/89 pengukuran kapling di-lakukan pada area seluas 39.663,75 ha yang terdiri dari 9.507,75 ha lahan pekarangan serta 30.156 ha lahan usaha.

Jumlah sarana yang dibangun di daerah transmigrasi sela-ma Repelita IV seperti rumah, sarana air bersih dan sarana penunjang lainnya (balai pengobatan, rumah ibadah, gudang dan rumah petugas) masing-masing sebanyak 170.207 unit, 51.156 unit dan 1.174 unit. Dalam tahun 1988/89 sarana yang dibangun adalah 10.186 unit rumah, 23.009 unit sarana air bersih dan 169 unit sarana penunjang seperti balai pengobatan, rumah ibadah, gudang dan rumah petugas.

Di samping itu selama Repelita IV telah dibuka lahan pe-karangan seluas 36.345 ha dengan daya tampung sejumlah 180.721 kepala keluarga. Pada tahun terakhir Repelita IV, la-han pekarangan yang dibuka adalah seluas 2.444 ha dengan daya tampung sejumlah 19.548 kepala keluarga. Luas lahan usaha I yang dibuka selama Repelita IV dan tahun 1988/89 masing-masing adalah 150.257 ha dan 9.774 ha untuk menampung sejumlah 180.721 kepala keluarga dan 19.548 kepala keluarga. Selain kegiatan-kegiatan ini daya tampung maupun penyiapan lahan usaha untuk transmigrasi selama Repelita IV juga disediakan melalui pelaksanaan pembangunan perkebunan melalui pola PIR.

Di samping usaha-usaha penyiapan pemukiman, selama Repe-lita IV dilaksanakan pula usaha-usaha pembinaan antara lain berupa penyediaan jaminan hidup, pemenuhan sarana produksi, bantuan biaya perawatan kesehatan, penyuluhan dan latihan yang lebih intensif, penerangan, cara-cara pengolahan hasil dan pengembangan koperasi.

Jumlah transmigran yang dibina selama lima tahun Repeli-ta IV masing-masing adalah sejumlah 443.401 kepala keluarga pada tahun 1984/85, 536.989 kepala keluarga pada tahun 1985/86, 478.101 kepala keluarga pada tahun 1986/87, 505.660 kepala keluarga pada tahun 1987/88, dan 383.767 kepala keluar-ga pada tahun 1988/89. Jumlah yang dibina pada tahun terakhir

I/52

Page 57: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Repelita IV sedikit menurun karena bagi transmigran yang su-dah dibina lebih dari 5 tahun pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah.

Keberhasilan pembangunan di bidang transmigrasi antara lain tercermin dari tingkat produktivitas ataupun peningkatan usaha tani. Selama Repelita IV, produksi padi, kacang-kacang-an dan singkong rata-rata sekitar 1,5 ton, 0,9 ton dan 6,9 ton. Perkembangan tanaman keras di daerah transmigrasi menun-jukkan kecenderungan lebih baik bila dibandingkan dengan ta-naman pangan. Luas tanaman kelapa, cengkeh dan kopi terus me-ningkat dari tahun ke tahun. Luas tanaman kelapa pada tahun 1984/85 tercatat 2.176 ha; jumlah tersebut kemudian naik menjadi 4.600 ha pada tahun 1985/86, 19.800 ha pada tahun 1986/87, 40.600 ha pada tahun 1987/88, dan hampir 40.700 ha pada tahun 1988/89. Luas tanaman cengkeh juga meningkat, dari sekitar 3.600 ha pada tahun pertama, kemudian naik menjadi sekitar 4.400 ha dan 13.500 ha pada tahun kedua dan ketiga Re-pelita IV, dan selanjutnya meningkat lagi menjadi lebih dari 21.200 ha pada tahun keempat dan kelima Repelita IV. Luas ta-naman kopi meningkat dari sekitar 3.500 ha pada tahun ketiga menjadi lebih dari 4.300 ha dan 4.500 ha pada tahun keempat dan kelima Repelita IV. Meningkatnya luas tanaman keras, an-tara lain disebabkan oleh meningkatnya pemukiman transmigrasi yang dikaitkan dengan program perkebunan.

Populasi ternak besar dan menengah di daerah transmigra-si yang semula menurun dari 214 ekor per 1.000 kepala keluar-ga pada tahun 1983/84 menjadi 138 ekor per 1.000 kepala ke-luarga pada tahun 1984/85, kemudian terus meningkat menjadi 350 ekor per 1.000 kepala keluarga pada tahun 1987/88, dan menjadi hampir 455 ekor tiap 1.000 kepala keluarga pada tahun 1988/89.

Perkembangan populasi ternak unggas menunjukkan gejala turun naik. Pada tahun 1983/84, jumlah ternak unggas adalah 3.700 ekor per 1.000 keluarga dan selama Repelita IV jumlah tersebut adalah 14.000 ekor (1984/85), 5.200 ekor (1985/86), 7.400 ekor (1986/87), 5.400 ekor (1987/88) dan 9.700 ekor (1988/89). Naik turunnya perkembangan ternak unggas sangat dipengaruhi oleh iklim, penyakit, dan harga. Sedangkan per-kembangan ternak besar dan kecil dipengaruhi oleh adanya pe-nambahan ternak gaduhan dan perkembangan secara alami.

Kebijaksanaan pembangunan di bidang perumahan dan pemu-kiman terutama di arahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.

I/53

Page 58: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Selama Repelita IV, pembangunan di sektor perumahan rakyat dan pemukiman dilaksanakan melalui program pengadaan perumahan, penyediaan air bersih, dan penyehatan lingkungan pemukiman yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat luas. Sasaran pembangunan tersebut ada-lah golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Lingkup pembangunan perumahan dan pemukiman di daerah perkotaan terdiri dari kegiatan pembangunan perumahan seder-hana, perbaikan lingkungan perumahan kota, peremajaan kota, perintisan pembangunan perumahan sewa, penyediaan air bersih, saluran pembuangan air kotor, perbaikan saluran-saluran pem-buangan air hujan dan air kotor serta pengelolaan sampah. Se-dang pembangunan perumahan dan pemukiman di daerah pedesaan mencakup pemugaran perumahan desa, penyediaan air bersih dan penyuluhan kesehatan lingkungan pemukiman.

Di samping itu, pembangunan di bidang ini juga mencakup usaha pembinaan umum pembangunan perumahan rakyat, peningkat-an keterampilan, penelitian perumahan rakyat, dan perintisan pengadaan produksi bahan bangunan setempat.

Dalam rangka pelaksanaan program perumahan rakyat, selama tahun 1988/89 telah dilaksanakan perbaikan kampung di daerah perkotaan seluas 5.433 ha yang memberi manfaat kepada 1.373.000 orang di 281 kota (termasuk kawasan pasar). Secara kumulatif, selama Repelita IV telah berhasil diperbaiki ling-kungan perumahan kota seluas 25.145 ha yang dirasakan manfa-atnya oleh lebih kurang 7.254.000 orang.

Selain itu juga dilaksanakan pemugaran perumahan desa pada 2.577 desa dengan jumlah rumah yang telah berhasil di-pugar sebanyak 18.400 unit rumah. Dengan demikian selama lima tahun pelaksanaan Repelita IV, jumlah desa yang telah tercakup meliputi sebanyak 7.243 desa dengan jumlah rumah yang terpugar kurang lebih 108.000 rumah, termasuk yang berasal dari swadaya masyarakat sendiri melalui hasil pengembalian stimulan.

Dalam tahun terakhir Repelita IV, Perum Perumnas telah berhasil membangun 9.914 unit rumah, yang terdiri dari 3.303 rumah sederhana dan 6.611 rumah inti. Selama Repelita IV jum-lah keseluruhan rumah siap huni yang telah berhasil dibangun oleh Perum Perumnas adalah sebanyak 70.253 rumah, terdiri dari 21.551 rumah sederhana, 43.366 rumah inti dan 5.336 rumah susun yang tersebar di 24 Daerah Tingkat I.

I/54

Page 59: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Selama tahun 1988/89 telah berhasil disalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada 113.870 debitur melalui Bank Tabungan Negara (BTN), dengan rincian 27.733 debitur untuk rumah Perumnas, dan 86.137 debitur untuk rumah yang dibangun oleh developer swasta. Dengan demikian selama pelaksanaan Repelita IV jumlah KPR-BTN yang telah berhasil disalurkan adalah sebanyak 343.425 debitur dengan rincian, sebanyak 88.411 rumah yang dibangun oleh Perum Perumnas dan sebanyak 255.014 debitur untuk rumah yang dibangun para developer swasta. Sampai dengan tahun kelima Repelita IV, jumlah debitur PT Papan Sejahtera seluruhnya adalah sebanyak 14.299 debitur, dengan jumlah kredit sebanyak Rp 218.193 juta. Khusus dalam tahun 1988/89 lembaga ini berhasil menyalurkan KPR untuk 5.818 debitur, dengan jumlah kredit sebanyak Rp 88.911,5 juta.

Di samping program pemilikan rumah melalui fasilitas KPR-BTN dan fasilitas KPR bank-bank lainnya, juga dirintis dan dikembangkan program rumah sewa yang dilakukan oleh peme-rintah daerah dan lembaga-lembaga non formal yang terkait dengan program perbaikan kampung.

Melalui program penyediaan air bersih, selama tahun 1988/89 telah berhasil ditingkatkan kapasitas produksi sebe-sar 4.447,5 liter per detik disertai dengan penambahan sam-bungan rumah sebanyak 288.882 buah dan hidran umum sebanyak 4.829 buah. Upaya tersebut telah berhasil meningkatkan jumlah penduduk kota yang dapat menikmati air bersih menjadi 3.353.931 orang. Dengan adanya kegiatan ini, maka jumlah kapasitas produksi air bersih selama pelaksanaan Repelita IV meningkat menjadi 13.728,5 liter per detik, dengan jumlah sambungan rumah sebanyak 662.150 buah dan hidran umum seba-nyak 10.354 buah, yang semuanya diperkirakan mampu menjangkau lebih kurang 65% penduduk kota.

Dalam program penyehatan lingkungan pemukiman pada tahun 1988/89 telah berhasil dilaksanakan perbaikan saluran air hu-jan di 90 kota, perbaikan sistem pembuangan air limbah di 55 kota, dan penanganan persampahan di 137 kota. Di samping itu dilakukan evaluasi standar teknis dan standar harga bangunan gedung pemerintah dan rumah dinas, penataan gedung di daerah Bogor, Puncak dan Cianjur, pengendalian pembangunan gedung rumah sakit dan gedung sekolah di Daerah Tingkat I serta pe-nyiapan rancangan undang-undang bangunan gedung.

Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisah-kan dari pembangunan nasional, dan memegang peranan yang pen-ting dalam mewujudkan terbinanya kesatuan ekonomi, sosial

I/55

Page 60: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

budaya dan pertahanan keamanan. Dalam Repelita IV pembangunan daerah ditujukan untuk lebih memeratakan pembangunan serta hasil-hasilnya ke seluruh tanah air, meningkatkan prakarsa dan partisipasi rakyat dalam pembangunan dan meningkatkan ke-mampuan aparat pemerintah daerah dalam merencanakan dan me-laksanakan pembangunan.

Dalam rangka meningkatkan partisipasi dalam pembangunan, pemerataan serta memenuhi kebutuhan yang mendesak bagi masing-masing daerah, setiap tahun disediakan bantuan pembangunan kepada masing-masing daerah. Bantuan pembangunan daerah disa-lurkan melalui Program Pembangunan Daerah Tingkat I, Program Pembangunan Daerah Tingkat II dan Program Pembangunan Desa. Untuk menangani wilayah-wilayah tertentu, terutama daerah yang relatif terbelakang dan daerah terpencil, disediakan Bantuan Pengembangan Wilayah. Di samping itu untuk mempercepat perkembangan pembangunan di Timor Timur disediakan pula bantuan khusus melalui Program Pembangunan Timor Timur.

Bantuan Pembangunan Desa yang telah disalurkan dan di-laksanakan oleh daerah, telah memberikan hasil yang menggem-birakan. Dalam tahun 1988/89 telah diberikan bantuan kepada setiap desa sebesar Rp 1,5 juta, termasuk bantuan untuk ke-giatan PKK sebesar Rp 300 ribu atau seluruh desa memperoleh bantuan sebesar Rp 112 milyar. Bantuan tersebut, telah mampu menggerakkan peran aktif masyarakat desa dan swadaya gotong royong masyarakat untuk membangun berbagai proyek di desa, baik proyek-proyek ekonomi maupun proyek-proyek sosial. Pada tahun 1988/89 proyek-proyek yang dibangun melalui Bantuan Pengembangan Desa tersebut telah dapat menghimpun swadaya masyarakat yang seluruhnya bernilai Rp 8,4 milyar. Selain bantuan sebesar Rp 1,5 juta untuk setiap desa, diberikan pula bantuan lainnya berupa bantuan keserasian, hadiah perlombaan juara desa dan bantuan operasional kecamatan.

Upaya untuk mendorong kegiatan ekonomi di daerah dan memperluas kesempatan kerja dilaksanakan juga melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II. Dari tahun ke tahun jumlah bantuan yang diberikan terus meningkat. Dalam tahun 1988/89 bantuan yang diberikan adalah sebesar Rp 1.450,- per penduduk, sehingga secara keseluruhan berjumlah Rp 267,2 milyar. Diban-dingkan dengan tahun 1987/88 bantuan ini mengalami kenaikan sebesar 18% dan bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repe-lita III jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 35,5%. Dengan bantuan tersebut, daerah tingkat II telah berhasil membangun berbagai proyek, antara lain meliputi pekerjaan

I/56

Page 61: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

jalan sepanjang kurang lebih 33.800 km, jembatan sepanjang 22.400 in, pengairan seluas 47.700 ha dan lain-lain seperti terminal bus, pelabuhan sungai dan los pasar yang jumlahnya sebanyak 568 proyek. Di samping itu Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diperkirakan telah dapat memberikan kesempatan kerja tambahan yang secara keseluruhan berjumlah sebanyak 536 ribu orang.

Untuk lebih memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh tanah air, serta untuk menciptakan keserasian per-tumbuhan pembangunan antar daerah, setiap tahunnya dilaksana-kan Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I. Mulai tahun 1988/89 untuk setiap daerah tingkat I diberikan bantuan yang sama yaitu sebesar Rp 12 milyar, sehingga seluruh bantuan berjumlah Rp 324 milyar. Apabila dibandingkan dengan .tahun 1987/88 jum -

lah bantuan yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 15,7%; dan bila dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita III, mengalami kenaikan sebesar 28%. Dengan meningkatnya jumlah bantuan tersebut, make setiap daerah memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk melaksanakan pembangunan daerahnya masing-masing, terutama dalam rangka menanggulangi masalah mendesak yang dihadapi. Bantuan tersebut telah dipergunakan untuk membiayai kegiatan penunjangan jalan propinsi sepanjang 11.472 km, penunjangan jembatan sepanjang 5.114 in, gorong-gorong sebanyak 89 buah, rakit sebanyak 1.200 buah , dan peng-gantian jembatan sepanjang 1.111 m. Dalam rangka perbaikan dan peningkatan irigasi telah dibangun 131 bendungan, 483 km sa-luran, 163 buah bangunan bagi dan 310 km jalan inspeksi. Demi-kian pula telah dilaksanakan eksploitasi dan pemeliharaan ba-ngunan air, saluran pembawa, saluran pembuang, tanggul banjir dan bendungan. Selain kegiatan tersebut di atas, bantuan yang diberikan juga dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan, baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya yang merupakan prioritas daerah. Dalam tahun 1988/89 dana yang tersedia ada-lah sebesar Rp 324 milyar dan telah digunakan untuk membiayai sebanyak 2.803 kegiatan proyek.

Usaha pembangunan di Timor Timur selama ini telah mem-perlihatkan kemajuan yang semakin nyata. Taraf hidup dan ke-sejahteraan masyarakat pada umumnya telah mampu ditingkatkan melalui proses pembangunan yang bertahap dan berkesinambungan. Dalam tahun 1988/89 kegiatan pembangunan di Timor Timur ter-utama di arahkan kepada sektor perhubungan, pertanian, dan sektor-sektor lainnya. Ruas jalan yang telah ditingkatkan di antaranya ialah Ermera - Maliana, Baucau - Viqueque, Ainaro - Suai dan Tibor - Dili. Pelabuhan udara Komoro di Dili telah

I/57

Page 62: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dapat didarati pesawat jenis F-28 dengan kapasitas penuh. Di bidang pertanian, telah terlihat adanya peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Sejalan dengan makin luasnya kebutuhan pembangunan di Timor Timur yang harus di-tangani, maka peningkatan kemampuan aparatur terus dilaksana-kan melalui berbagai pendidikan dan latihan.

Kegiatan perencanaan tata ruang dalam tahun 1988/89 me-rupakan lanjutan dan penyempurnaan kegiatan tahun-tahun sebe-lumnya. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain pe-rencanaan tata ruang kawasan khusus seperti Bopunjur (Bogor - Puncak - Cianjur), kawasan industri Lhok Seumawe dan kawasan industri Gresik. Di samping itu telah diselesaikan rencana struktur tata ruang propinsi di 20 propinsi, rencana umum tata ruang daerah untuk 6 kabupaten, dan rencana detail tata ruang daerah untuk 2 kawasan. Di tingkat perencanaan kota telah di-selesaikan rencana umum tata ruang perkotaan untuk 12 kota dan rencana detail tata ruang kota untuk 15 kawasan. Di samping itu, dalam tahun 1988/89 telah dirintis penyusunan strategi nasional pengembangan pola tata ruang yang akan menjadi pe-doman bagi keseluruhan kegiatan penataan ruang, baik untuk jangka panjang, jangka menengah maupun untuk jangka pendek.

Untuk menjamin kepastian hukum dan hak atas tanah, serta untuk membantu masyarakat golongan ekonomi lemah memperoleh sertifikat secara mudah dan murah, telah ditempuh kebijaksa-naan penerbitan sertifikat melalui operasi nasional agraria (Prona). Melalui kegiatan ini dalam tahun 1988/89 telah di-terbitkan sebanyak 44.560 sertifikat. Di samping itu telah dikeluarkan berbagai macam surat keputusan (SK) hak atas tanah sebanyak 15.239 buah.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama, dalam tahun 1988/89 telah dilanjutkan bantuan pembangunan dan rehabilitasi bagi 1.230 tempat peribadatan, yang terdiri dari 978 masjid, 85 gereja Protestan, 84 gereja Katolik, 56 pura Hindu dan 27 wihara Budha. Secara keseluruhan dalam Repelita IV telah di-bangun dan direhabilitasi sebanyak 14.370 tempat peribadatan.

Sementara itu, dalam rangka menunjang pelaksanaan Undang-undang Perkawinan (UU No. 1 Tahun 1974), dalam tahun 1988/89 telah dibangun 43 buah Balai Nikah disertai penyediaan sara-nanya termasuk buku-buku pedoman bagi petugas NTCR (nikah, talak, cerai dan rujuk). Di samping itu telah dibangun 5 buah Balai Sidang Pengadilan Agama Tingkat Pertama, dan telah di-perluas 11 buah Balai Sidang Pengadilan Agama Tingkat Pertama

I/58

Page 63: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dan 2 buah Tingkat Banding, serta pendidikan calon hakim agama sebanyak 100 orang. Dengan demikian selama Repelita IV telah dibangun 1.268 buah Balai Nikah, 34 buah Balai Sidang Peng-adilan Agama tingkat Pertama dan 13 buah Tingkat Banding serta telah diperluas sebanyak 56 buah Balai Sidang Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 9 buah Tingkat Banding.

Dalam Repelita IV telah pula disediakan sebanyak 4.985.445 buah kitab suci. Termasuk di dalamnya penyediaan kitab suci sebanyak 265.850 buah dalam tahun 1988/89, yang terdiri dari 162.250 buah kitab suci Al Qur'an, 42.000 buah Injil Protestan, 30.000 buah Injil Katolik dan 20.000 buah kitab suci agama Hindu serta 11.600 buah kitab suci agama Budha.

Usaha-usaha penerangan dan bimbingan hidup beragama da-lam Repelita IV telah pula dilaksanakan melalui penyuluhan agama bagi berbagai kelompok masyarakat, serta penyediaan brosur penerangan dan penyediaan paket dakwah (bimbingan agama) bagi berbagai agama. Dalam hubungan itu, dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pe-nerangan dan bimbingan hidup beragama, yaitu berupa penyuluh-an agama yang telah dilaksanakan bagi 325 kelompok masyarakat. Selain itu, telah disediakan brosur penerangan agama sebanyak 293.150 eksemplar dan paket dakwah sebanyak 3.890 perangkat.

Pembinaan kerukunan hidup beragama dalam Repelita IV di-laksanakan melalui kegiatan-kegiatan, musyawarah intern umat beragama, musyawarah antar umat beragama, pekan orientasi, sarasehan dan dialog antara umat beragama dengan pihak peme-rintah serta penyediaan buku pedoman kerukunan hidup beragama. Untuk itu, dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan berbagai kegiatan musyawarah intern masing-masing umat beragama seba-nyak 10 kali dan musyawarah antar umat beragama sebanyak 6 kali. Selanjutnya telah dilaksanakan pekan orientasi, sara-sehan dan dialog antara umat beragama dan pihak pemerintah sebanyak 3 kali dengan jumlah peserta sebanyak 120 tokoh pe-mimpin dari berbagai umat beragama; penyediaan buku pedoman sebanyak 800 buah; bimbingan pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di kalangan umat beragama dengan menyelenggarakan penataran tenaga pembina tingkat pusat dan tenaga pembina tingkat daerah.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan ibadah haji, dalam Repelita IV telah dibangun asrama-asrama haji di Jakarta, Surabaya, Medan, Ujung Pandang, Aceh, Padang, Pekanbaru,

1/59

Page 64: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Jambi, Bandar Lampung, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Pontianak. Di samping itu, diselenggarakan pula penataran-penataran petugas haji serta penyediaan brosur dan buku-buku pedoman haji.

Dalam rangka peningkatan pendidikan perguruan dan pendi-dikan agama khususnya pada tingkat dasar, dalam Repelita IV telah dilaksanakan perluasan dan rehabilitasi sarana dan pra-sarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) yang meliputi 655 ruang kelas, penyediaan 12.479.085 buah buku pelajaran dan pedoman guru beserta 2.617 perangkat alat peraga, serta telah dilakukan penataran bagi 4.318 orang guru. Di samping itu, juga telah direhabilitasi sebanyak 58.044 Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Dalam tahun 1988/89 kegiatan-kegiatan yang di-laksanakan meliputi perluasan dan rehabilitasi bagi 60 ruang kelas, penyediaan buku pelajaran dan pedoman guru sebanyak 729.850 buah, penataran bagi 250 orang guru MIN dan bantuan rehabilitasi bagi 10.310 MIS. Di samping itu, untuk mening-katkan mutu pendidikan agama pada Sekolah Dasar (SD), dalam tahun 1988/89 telah ditatar sejumlah 320 guru SD dan disedia-kan sebanyak 175.000 buah buku pelajaran agama serta 1.526 perangkat alat peraga. Dengan demikian dalam Repelita IV telah ditatar sebanyak 4.400 guru agama SD dan disediakan sebanyak 7.937.680 buku pelajaran agama.

Selama Repelita IV, untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) telah diperluas dan direhabilitasi sebanyak 1.018 ruang kelas, disediakan 5.151.899 buah buku pelajaran dan pedoman guru dan 646 perangkat alat peraga serta telah dilakukan pe-nataran bagi 3.480 orang guru. Sementara itu, untuk sekolah umum tingkat menengah pertama (SMP) telah disediakan 2.713.500 buku pelajaran agama dan pedoman guru serta telah dilakukan penataran bagi 1.480 orang guru agama.

Untuk pembinaan dan pengembangan pondok pesantren, selama Repelita IV telah disediakan 1.264 eksemplar buku untuk per- pustakaan pondok pesantren dan 224 buah alat keterampilan, serta telah dilaksanakan pembangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung bagi 188 pondok pesantren. Di samping itu telah diberikan penataran bagi sebanyak 920 orang tenaga pembina.

Selama Repelita IV, dalam upaya pembinaan pendidikan agama bagi tingkat lanjutan atas, telah dilaksanakan perluas-an dan rehabilitasi sebanyak 443 ruang kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN), disediakan 1.301.023 buah buku pelajaran dan

I/60

Page 65: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

pedoman guru, 279 perangkat alat peraga pendidikan dan alat olahraga dan kesenian, serta telah diberikan penataran bagi 3.080 orang guru. Di samping itu, untuk meningkatkan mutu MAN, khususnya pada pilihan ilmu agama, telah dilaksanakan kegiat-an perintisan dan percontohan peningkatan pengajaran ilmu agama dan bahasa Arab pada 5 buah MAN yang ditetapkan sebagai Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang berlokasi di Ciamis, Yogyakarta, Jember, Padang Panjang dan Ujung Pandang, serta perintisan pendidikan dan latihan keterampilan bagi 3 buah MAN di Garut, Kendal dan Jember.

Pembinaan dan peningkatan mutu Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) yang terdiri dari PGAN-PGAN Islam, Protestan dan Hindu dalam Repelita IV telah dilaksanakan melalui per-luasan dan rehabilitasi 144 ruang kelas, penyediaan 1.005.098 buah buku pelajaran dan pedoman guru, penyediaan 291 perangkat alat peraga serta telah dilakukan penataran bagi 833 orang guru. Sedangkan untuk sekolah umum tingkat menengah atas (SMA) telah disediakan 1.317.150 buku pelajaran agama dan telah di-lakukan penataran bagi 1.040 orang guru agama. Bersamaan de-ngan itu telah pula dilaksanakan rehabilitasi 69 ruang kelas, disediakan 567.066 buah buku pelajaran serta dilakukan pena-taran bagi 3.649 orang guru untuk PGA swasta (Protestan, Katolik dan Hindu).

Dalam rangka peningkatan mutu perguruan tinggi agama, dalam Repelita IV telah dilaksanakan pembangunan 36.480 m2 ruang kuliah dan disediakan 139.095 buku ilmiah dan perpusta-kaan. Demikian pula telah dilaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi 13.702 mahasiswa, penelitian di berbagai daerah sebanyak 60 buah mengenai berbagai masalah keagamaan dan kemasyarakatan serta program doktor dan pascasarjana bagi 459 peserta. Selain itu telah dilakukan penelitian dan pengem-bangan agama yang diarahkan untuk mendukung pengembangan pikiran-pikiran ilmiah dalam menghayati dan mengamalkan ajar-an-ajaran agama dalam menghadapi perubahan-perubahan tata nilai dan tata kehidupan sosial melalui peningkatan mutu dan jumlah tenaga peneliti di bidang agama.

Pendidikan merupakan bidang yang memperoleh prioritas tinggi dalam Repelita IV. Kesempatan belajar murid pada ting-kat pendidikan dasar berkembang terus. Pada tahun ajaran 1983/84 jumlah anak yang memperoleh tempat pada tingkat pen-didikan dasar adalah 29,108 juta murid, yang terdiri dari 25.800 ribu murid di SD dan 3.308 ribu murid di Madrasah Ibtidaiyah. Pada tahun ajaran 1988/89 jumlah tersebut telah

I/61

Page 66: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

meningkat menjadi sekitar 30.075 ribu murid yang terdiri dari 26.700 ribu murid di SD dan 3.375 ribu murid di Madrasah Ibtidaiyah. Dengan demikian terdapat kenaikan 0,97 juta murid atau kenaikan 3,3% terhadap tahun ajaran 1983/84. Dalam pada itu angka partisipasi murni yang pada akhir Repelita III se-besar 97,2%, yaitu 86,4% di SD dan 10,8% di Madrasah Ibti-daiyah, telah dapat ditingkatkan menjadi 99,6% yaitu 89,5% di SD dan 10,1% di Madrasah Ibtidaiyah pada akhir Repelita IV, sehingga sebanyak 25,7 juta murid usia 7 - 12 tahun pada tahun ajaran 1988/89 dari kelompok usia tersebut yang berjumlah 25,8 juta sudah tertampung pada jenjang pendidikan dasar.

Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa SMTP secara keseluruhan (SMP dan SMKTP). Pada tahun ajaran 1983/84 siswa SMTP secara ke-seluruhan berjumlah 4.758 ribu siswa (4.676 ribu siswa SMP dan 82 ribu siswa SMKTP) dan pada tahun ajaran 1988/89 menjadi 6.679,7 ribu siswa (6.565,7 ribu siswa SMP dan 114 ribu siswa SMKTP). Keadaan ini menunjukkan kenaikan 1.921,7 ribu siswa SMTP atau meningkat 40,4% selama lima tahun terakhir.

Pada tahun ajaran 1988/89 angka partisipasi siswa SMTP adalah sebesar 53,4%, yaitu diperoleh dari perbandingan antara jumlah siswa SMTP tahun ajaran 1988/89 sebesar 6.679,7 ribu siswa dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah 13 - 15 tahun pada tahun yang sama yang diperkirakan berjumlah 12.512,0 ribu orang. Angka partisipasi pada SMTP telah meningkat 8,9% selama Repelita IV.

Jumlah siswa yang dapat ditampung pada kelas I SMTP ada-lah sebanyak 2.594 ribu siswa atau 68% dari keseluruhan lulus-an pendidikan dasar pada tahun ajaran 1987/88 yang besarnya 3.815,1 ribu murid.

Perluasan kesempatan mendapatkan pendidikan pada berbagai SMTA dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa SMTA, yang pada tahun 1983/84 mencapai 2.592 ribu siswa dan meningkat menjadi 4.146,9 ribu siswa pada tahun 1988/89. Dengan demiki-an, selama lima tahun terakhir ini terdapat kenaikan sebesar 1.554,9 ribu siswa atau meningkat 60%.

Apabila diperhatikan jumlah siswa SMA saja, terdapat pe-ningkatan dari sebanyak 1.774 ribu siswa pada tahun 1983/84 menjadi 2.770 ribu siswa pada tahun 1988/89 yang berarti me-ningkat dengan 56,1%. Dalam jangka waktu yang sama, murid SMKTA (kejuruan) meningkat dari 565 ribu menjadi 1.113 ribu

I/62

Page 67: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

yang berarti terjadi kenaikan sebesar 97%. Sedangkan siswa SPG/SGO/SGPLB telah meningkat dari 253 ribu siswa menjadi 263,9 ribu siswa atau meningkat dengan 4,3%.

Angka partisipasi siswa SMTA, yaitu perbandingan antara jumlah siswa SMTA dengan jumlah penduduk usia 16 - 18 tahun, pada tahun akhir Repelita IV telah mencapai 36,6%, sedangkan pada tahun akhir Repelita III adalah sebesar 26,1%. Keadaan tersebut menunjukkan suatu kenaikan yang menggembirakan.

Angka melanjutkan ke SMTA, yang merupakan perbandingan antara jumlah siswa baru SMTA dengan lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya, pada tahun terakhir Repelita IV menunjukkan angka 81,7%.

Sementara itu, pendidikan tinggi juga mengalami perkem-bangan yang pesat. Pada tahun 1983/84 jumlah mahasiswa adalah sebanyak 824,4 ribu, sedangkan pada tahun 1988/89 meningkat menjadi 1.663,9 ribu mahasiswa. Dengan demikian selama Repe-lita IV jumlah mahasiswa telah meningkat dengan 101,8%. Angka partisipasi untuk pendidikan tinggi, yaitu jumlah mahasiswa dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19 - 24 tahun, telah meningkat dari 5,3% dalam tahun 1983/84 menjadi 8,5% dalam tahun 1988/89.

Pembangunan prasarana pendidikan terus dilaksanakan se-lama Repelita IV. Selama periode ini telah dibangun 9.504 gedung SD, 35.045 ruang kelas baru, rehabilitasi 94.448 gedung (gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta), pembangunan 134.690 rumah kepala sekolah/guru, dan 5.490 rumah penjaga sekolah. Sedangkan untuk tahun terakhir Repelita IV telah dibangun 500 gedung SD, 1.000 kelas baru, direhabilitasi 10.333 gedung SD, dibangun 2.400 rumah kepala sekolah/guru dan 250 rumah penjaga sekolah.

Selain itu kepada SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Swasta, sejak tahun 1987/88 telah diberikan bantuan penunjang pendidikan sebagai bagian usaha untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar dan perawatan sekolah pada umumnya.

Penataran guru terutama ditujukan bagi guru pembina, guru kelas, guru bidang studi maupun guru Pendidikan Moral Panca-sila. Jumlah guru yang ditatar selama Repelita IV seluruhnya mencapai 487.878 guru, termasuk yang telah ditatar sebanyak 9.078 guru pada tahun 1988/89.

I/63

Page 68: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Pengadaan buku pelajaran pokok yang dapat disediakan pada tahun 1988/89 berjumlah 2.337.500 buku. Dengan demikian selama Repelita IV jumlah buku pelajaran yang dapat disediakan dan didistribusikan ke sekolah-sekolah seluruhnya berjumlah 50.937.500 buku.

Selain buku-buku pelajaran telah disediakan pula buku bacaan anak-anak pada perpustakaan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian upaya untuk mengembangkan minat baca pada murid pendidikan dasar. Pada tahun 1988/89 telah disedia-kan pula sebanyak 5.781.510 buku bacaan, sehingga jumlah peng-adaan selama Repelita IV seluruhnya mencapai 94.981.510 buku bacaan.

Alat-alat peraga pendidikan merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam upaya perbaikan mutu proses belajar-mengajar terus ditingkatkan jumlahnya. Pada tahun 1988/89 telah dapat disediakan alat peraga IPS, IPA, Matematika dan Bahasa Indo-nesia sebanyak 1.659 perangkat. Dengan demikian pengadaan alat peraga selama Repelita IV seluruhnya mencapai 453.424 perangkat.

Pembinaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak dan pembinaan Sekolah Luar Biasa dilakukan antara lain melalui pengadaan berbagai jenis buku yang diperlukan, penyelenggaraan penataran guru dan pengadaan alat-alat peraga pendidikan.

Dalam pada itu, pada tahun 1988/89 untuk pendidikan tingkat lanjutan pertama telah dibangun sebanyak 174 gedung SMP, 1.618 ruangan kelas baru dan rehabilitasi 316 gedung. Dengan demikian selama Repelita IV seluruhnya telah dibangun 957 gedung baru SMP, 8.298 ruangan kelas baru, dan rehabili-tasi untuk 920 gedung SMP.

Selanjutnya, guna memenuhi tenaga yang diperlukan, pada tahun 1988/89 telah diangkat dan ditempatkan sebanyak 12.300 orang guru. Dengan demikian selama Repelita IV telah diangkat dan ditempatkan sebanyak 162.278 guru baru pada SMP maupun SMA secara lebih merata dan efisien.

Usaha peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan me-lengkapi berbagai sarana belajar mengajar. Selama Repelita IV telah dibangun sebanyak 347 ruang laboratorium IPA, 579 ruang keterampilan, 497 ruang perpustakaan, 10.497 perangkat alat kesenian dan olahraga, 3.767 perangkat alat pelajaran matema-tika, 1.189 perangkat ilmu-ilmu sosial (IPS), 14.429 perang-kat alat praktek IPA, dan 3.064 perangkat alat keterampilan.

I/64

Page 69: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Di bidang pendidikan kejuruan, selama Repelita IV secara bertahap dan berkelanjutan telah dilakukan pengembangan gedung sekolah bagi 64 ST dan SKKP yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek sebanyak 485 perangkat dan penyediaan 157,9 ribu buku pelajaran sekolah. Di samping itu, telah diselengga-rakan pula penataran bagi guru dan guru-pembina sebanyak 2.139 orang.

Sebagai upaya untuk mengembangkan fasilitas belajar serta menampung minat murid untuk melanjutkan pendidikan pada SMTA, pada tahun 1988/89 telah dibangun 77 gedung SMA, tambahan ruang kelas baru sebanyak 550 kelas dan rehabilitasi sebanyak 121 gedung SMA. Dengan demikian selama Repelita IV telah di-bangun 308 gedung SMA, 3.794 tambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi 372 gedung SMA.

Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Tingkat Atas, selama Repelita IV telah di-bangun 122 ruang laboratorium IPA, 105 ruang keterampilan dan 126 ruang perpustakaan. Di samping itu telah disediakan alat kesenian dan olahraga sebanyak 3.709 perangkat, alat peraga matematika sebanyak 1.742 perangkat, peralatan laboratorium IPA sebanyak 3.970 perangkat, dan alat keterampilan sebanyak 1.525 perangkat. Demikian pula telah disediakan buku-buku pelajaran dan perpustakaan untuk SMP dan SMA yang masing-masing berjumlah 27.101.168 buku pelajaran dan 4.206.938 buku pustaka. Di samping itu selama Repelita IV telah diselenggara-kan penataran bagi tenaga kependidikan SMP dan SMA sebanyak 154.502 orang.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan memantapkan daya tampung pada berbagai SMTA Kejuruan dan Teknologi, maka pada tahun 1988/89 telah dibangun, diperluas dan direhabili-tasi berbagai fasilitas pendidikan yang meliputi 8 sekolah STM Pembangunan, 55 sekolah STM 3 tahun, 23 sekolah SMT Per-tanian, 4 sekolah SMT Khusus, 54 sekolah SMEA, serta 22 seko-lah SMKTA. Dengan demikian selama Repelita IV telah dilakukan pembangunan/perluasan dan rehabilitasi yang meliputi sekitar 560 sekolah/lembaga pendidikan kejuruan dan teknologi, yaitu: 145 STM dan 23 SMT Pertanian, 277 SMEA dan 115 berbagai seko-lah kejuruan lainnya. Di samping itu juga telah dapat disedia-kan buku pelajaran sekolah sebanyak 12,5 juta buku. Selanjut-nya sebagai upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar telah pula diselenggarakan penataran bagi guru keju-ruan dan teknologi sebanyak 71.517 orang.

I/65

Page 70: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Pembinaan SMTA Keguruan dimaksudkan agar lembaga ini mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional. Selama Repelita IV telah dikembangkan 172 SPG, SGO dan SGPLB; penyediaan peralatan pendidikan sebanyak 1.063 perangkat; penataran tenaga kepen-didikan 33.019 orang; pengangkatan dan penempatan guru seba-nyak 768 orang; pengadaan buku pelajaran pokok 1.459,8 ribu buku serta penyediaan buku bacaan dan perpustakaan yang selu-ruhnya berjumlah 586,9 ribu buku.

Selama Repelita IV untuk pembinaan Pendidikan Tinggi te-lah dilaksanakan pembangunan ruang kuliah dan kantor seluas 654.205 m2, ruang laboratorium seluas 117.011 m2, ruang per-pustakaan seluas 87.622 m2 serta rehabilitasi gedung seluas 34.327 m2. Demikian pula telah dilakukan pengadaan buku per-pustakaan sebanyak 329.891 buku, pengadaan dan penerbitan buku sebanyak 69.830 buku serta pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 10.860 perangkat.

Dalam usaha peningkatan mutu tenaga akademis telah di-laksanakan penataran dosen yang selama Repelita IV telah di-ikuti oleh 24.582 orang. Sementara itu pendidikan Pasca-sarjana/Doktor telah diikuti oleh 14.368 orang.

Dalam rangka pembinaan terhadap Perguruan Tinggi Swasta, telah dimantapkan pengembangannya melalui penataan, penilaian kembali terhadap status, pemberian bantuan prasarana dan sa-rana secara selektif serta bantuan yang bersifat pemerataan.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan pendidikan masyarakat telah berhasil mendidik 1.469.775 orang melalui program Paket A yang dipadukan dengan mata pencaharian serta pembentukan kelompok belajar usaha (Kejar Usaha) yang melibatkan 65.380 orang. Adapun hasil yang dicapai selama Repelita IV dari program Peningkatan Pendidikan Masyarakat antara lain adalah pemberantasan buts huruf bagi 9.865.294 orang penduduk buta huruf melalui program Kejar Paket A yang dipadukan dengan mata pencaharian serta pembentukan kelompok belajar usaha (Kejar Usaha) yang melibatkan 308.034 orang.

Dalam pada itu, pembinaan generasi muda selama Repelita IV antara lain meliputi latihan kepemimpinan dan keterampilan, pertukaran pemuda antar bangsa, napak tilas jejak pahlawan yang diikuti oleh 557.395 orang, kepramukaan yang diikuti oleh 1.000.000 orang, penataran P4 bagi 2.398 orang pemuda/ mahasiswa perguruan tinggi negeri/swasta, penataran bagi

I/66

Page 71: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

7.909.251 siswa SMTP, 4.728.581 siswa SMTA dan 1.332.877 mahasiswa serta sebanyak 2.008 orang bagi pemuda/mahasiswa Indonesia di luar negeri.

Untuk tahun 1988/89 kegiatan generasi muda meliputi antara lain pertukaran remaja Indonesia Jepang, pertukaran remaja Indonesia - Kanada, pertukaran remaja Indonesia - Aus-tralia, kegiatan kapal pemuda Asia Tenggara - Jepang, per-tukaran pemuda antar propinsi, napak tilas jejak pahlawan, latihan keterampilan pertukangan dan industri serta pemberian bantuan kepada KNPI dan Pramuka.

Di bidang keolahragaan selama Repelita IV antara lain telah dilaksanakan kegiatan pemasalan olahraga (pemasyarakatan olahraga) termasuk bagi para penyandang cacat yang melibatkan 45.739.920 orang, pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga pelajar dan mahasiswa serta olahragawan berbakat bagi 11.852.030 orang dan penataran bagi 221.058 orang tenaga wasit/juri olahraga.

Dalam tahun 1988/89 kegiatan keolahragaan antara lain meliputi pembinaan 102 orang olahragawan berbakat melalui SMP/ SMA Ragunan. Adapun pembinaan olahraga pelajar pada 27 pro-pinsi meliputi 108.169 orang serta penataran wasit tingkat nasional diikuti sebanyak 30 orang.

Di bidang kebudayaan nasional, dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan kegiatan pemugaran dan pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala yang meliputi pembuatan 2 naskah rencana induk komplek percandian Muara Jambi dan Pulau Penyengat, pe-mugaran situs di 27 propinsi yang meliputi masjid, gereja, kraton, istana, museum, makam, benteng, komplek megalith, pura dan gedung bersejarah. Selama Repelita IV telah dilaksanakan studi kelayakan di 27 lokasi, studi teknis 13 lokasi, pemugar-an candi 24 lokasi, makam 73 lokasi, taman purbakala 8 lokasi, benteng 12 lokasi, pura 10 lokasi, istana 16 lokasi, rumah adat 8 lokasi, pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala 1.594 situs.

Sementara itu, kegiatan pengembangan/pengamanan permu-seuman dalam tahun 1988/89 meliputi: pengadaan peralatan tek-nis, peralatan pengamanan kebakaran sebanyak 124 buah, peng-amanan elektronik sebanyak 39 unit, peningkatan tenaga teknis permuseuman dan SATPAM sebanyak 3.378 orang, perlengkapan SATPAM sebanyak 50 buah, pengadaan koleksi sebanyak 6 jenis

I/67

Page 72: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

di 27 propinsi, katalogisasi/dokumentasi koleksi sebanyak 580 buah, dan pameran khusus/keliling sebanyak 19 kali. Sedang-kan hasil yang telah dicapai selama lima tahun Repelita IV antara lain berupa peresmian 8 buah museum negeri propinsi, pengadaan koleksi 14.500 buah, pelatihan tenaga teknis permu-seuman sebanyak 985 orang, pameran sebanyak 114 kali, pener-bitan sebanyak 8.000 eksemplar dan telah diberikan bantuan kepada 60 buah museum daerah/swasta.

Kegiatan pengembangan kesenian dalam tahun 1988/89 antara lain meliputi penyelenggaraan pekan seni tingkat nasional, pagelaran seni di Kabupaten/Kotamadya sebanyak 5 kali, pa-gelaran seni di Taman Budaya sebanyak 52 kali, dukungan pada pameran seni rupa di luar negeri yang diikuti oleh 5 negara, paket apresiasi seni sebanyak 79 kali dan penyelenggaraan pa-meran seni di Taman Budaya sebanyak 31 kali. Sedangkan selama Repelita IV hasil-hasilnya mencakup peresmian sebuah Taman Budaya di Lampung, pelaksanaan lomba tingkat nasional dalam rangka pengembangan kesenian sebanyak 8 kali, perlombaan di tingkat kabupaten/kotamadya sebanyak 687 kali, perlombaan di tingkat propinsi sebanyak 156 kali, pagelaran kesenian di TMII sebanyak 47 kali dan dukungan kesenian luar negeri ter-masuk ASEAN sebanyak 32 kali.

Hasil yang dicapai oleh kegiatan kebahasaan dan sastra dalam tahun 1988/89 antara lain berupa pembakuan kebahasaan sebanyak 12 judul, penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia V dan penyelenggaraan pameran buku dalam rangka Kongres Bahasa Indonesia V, pembinaan bahasa Indonesia melalui RRI/TVRI se-banyak 104 kali serta penerbitan dan penyebaran 3 judul dengan jumlah 3.000 eksemplar.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, selama Repelita IV telah dilakukan penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia tahap II, Kamus Bahasa Dae-rah sebanyak 6 judul, Kamus Istilah sebanyak 9 judul, Daftar Istilah sebanyak 12 judul, Sayembara mengarang kesastraan se- banyak 500 naskah, pemberian beasiswa, pembinaan Bahasa Indo-nesia di TVRI dan RRI sebanyak 220 kali.

Dalam tahun 1988/89 hasil yang dicapai oleh kegiatan pe-ngembangan perpustakaan antara lain meliputi penyusunan buku pemandu pustakawan sebanyak 2.500 eksemplar, pengadaan buku perpustakaan untuk perpustakaan wilayah sebanyak 24.725 eksem-plar, pengoperasian mobil unit perpustakaan keliling sebanyak 177 dan pembangunan gedung baru di 5 lokasi.

I/68

Page 73: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan perpustakaan wi-layah selama Repelita IV telah dilakukan pengadaan buku seba-nyak 796.077 eksemplar, penyusunan bibliografi daerah sebanyak 29.500 eksemplar, pengadaan buku perpustakaan sebanyak 798.139 eksemplar, pengadaan mobil perpustakaan keliling sebanyak 149 unit, pengoperasian mobil unit perpustakaan keliling sebanyak 172 buah dan pembangunan gedung perpustakaan wilayah sebanyak 23 buah. Sedangkan hasil yang dicapai oleh kegiatan Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah dalam tahun 1988/89 antara lain berupa pengadaan dan pengumpulan naskah sastra sebanyak 14 naskah, pengolahan naskah sastra sebanyak 14 judul serta pencetakan dan distribusi naskah sastra sebanyak 3.150 eksem-plar. Selain itu telah dilaksanakan pula pengadaan majalah pengetahuan umum 4 jenis sebanyak 351.000 eksemplar dan pe-nerbitan naskah buku bacaan popular sebanyak 126.500 eksemplar.

Hasil yang dicapai melalui kegiatan inventarisasi kebu-dayaan tahun 1988/89 antara lain berupa penelitian/perekaman/ penganalisaan aspek-aspek pengembangan kebudayaan nasional sebanyak 11 naskah, pemantapan persiapan Kongres Kebudayaan sebanyak 1 naskah, perekaman upacara kesejarahan dan nilai tradisional sebanyak 2 naskah serta perbanyakan naskah hasil perekaman sebanyak 33 naskah. Selain itu melalui kegiatan in-ventarisasi dan dokumentasi sejarah nasional telah dicapai hasil-hasil antara lain berupa penelitian aspek-aspek keseja-rahan sebanyak 4 naskah, evaluasi hasil penelitian dan pe-nyuntingan naskah untuk diterbitkan sebanyak 12 judul dan peringatan 80 tahun Kebangkitan Nasional.

Selama lima tahun Repelita IV antara lain telah dilaksa-nakan kegiatan inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah di 27 propinsi, penelitian kebudayaan daerah di 26 propinsi dan meliputi sebanyak 495 naskah, perekaman peristiwa keseja-rahan dan upacara tradisional sebanyak 42 naskah, pencetakan 766 naskah hasil penelitian, seminar kesejarahan sebanyak 3 kali, penelitian dan pengkajian kebudayaan nusantara sebanyak 9 naskah dan ceramah tentang kebudayaan sebanyak 32 kali.

Hasil yang dicapai kegiatan penelitian purbakala tahun 1988/89 antara lain berupa penelitian obyek purbakala seba-nyak 18 situs, pencangkokan tenaga peneliti/arkeologi sebanyak 12 orang, analisis hasil penelitian kepurbakalaan, dokumentasi dan penerbitan sebanyak 2.000 eksemplar dan pengadaan peralat-an teknis laboratorium sebanyak 5 unit. Sedangkan selama Re-pelita IV di bidang ini telah dilaksanakan antara lain pene-

I/69

Page 74: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

litian purbakala pada 5 bidang sebanyak 143 situs, analisis hasil penelitian sebanyak 18 situs serta penerbitan dan pe-nyebarluasan sebanyak 148 naskah.

Dalam rangka pembinaan penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, selama lima tahun Repelita IV telah di-hasilkan inventarisasi dan dokumentasi sebanyak 28 naskah, evaluasi hasil inventarisasi sebanyak 11 naskah, peningkatan komunikasi antar penghayat dan instansi sebanyak 130 kali, pemaparan budaya spiritual di 17 propinsi serta penyebaran informasi melalui RRI/TVRI dan media cetak sebanyak 236 naskah.

Sedangkan selama tahun 1988/89 hasil-hasil kegiatan di bidang ini antara lain berupa inventarisasi, dokumentasi di Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, serta pendalaman budaya spiritual di 3 daerah yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Guna menunjang keberhasilan program di sektor kebudayaan, maka peranan keterampilan tenaga teknis kebudayaan sangat penting. Dalam tahun 1988/89 telah ditatar sebanyak 150 orang, sehingga selama Repelita IV telah ditatar sejumlah 1.828 orang.

Dalam bidang kegrafikaan telah dilakukan penataran tenaga teknis pelaksanaan kegrafikaan. Dalam tahun 1988/89 telah di-tatar sebanyak 335 orang peserta terdiri dari penataran regu-ler sebanyak 292 orang peserta dan non regular sebanyak 41 orang peserta. Dengan demikian selama dalam Repelita IV telah ditatar tenaga kegrafikaan sejumlah 1.758 orang.

Di bidang riset dan teknologi, kebijaksanaan dalam Repe-lita IV merupakan kelanjutan dari Repelita III, dengan kelom-pok penelitian di bidang-bidang: (i) kebutuhan dasar manusia, (ii) sumber daya alam dan energi, (iii) industri, (iv) perta-hanan dan keamanan, (v) sosial-ekonomi, falsafah, budaya, hukum dan perundang-undangan.

Kegiatan penelitian di bidang kebutuhan dasar manusia mencakup penelitian dan pengembangan pertanian dan teknologi pangan, penelitian kesehatan dan penelitian lingkungan hidup. Penelitian pertanian mencakup penelitian tanaman pangan, ta-naman hortikultura, tanaman industri, tanaman perkebunan, per-

ikanan, peternakan, predator hama dan kutu loncat, usaha tani, dan penelitian tanah. Penelitian kesehatan mencakup penelitian

I/70

Page 75: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

penyakit menular, penyakit tidak menular, ekologi kesehatan, pangan dan gizi, farmasi dan hewan percobaan.

Penelitian di bidang sumber daya alam dan energi mencakup penelitian sumber daya energi, penelitian sumber mineral, survai dan pemetaan sumber alam serta penelitian kedirgantara-an. Penelitian energi mencakup penelitian pemanfaatan energi alternatif seperti energi angin, energi surya, gambut, batu bara, panas bumi serta pemanfaatan limbah pertanian dan pe-ternakan sebagai sumber energi. Survai dan pemetaan sumber alam mencakup kegiatan usaha pemetaan dasar, agro-ekologi, geologi, hidro-geologi dan kemampuan tanah yang digunakan se-bagai dasar untuk perencanaan pembangunan wilayah. Dalam rangka penelitian sumber daya mineral antara lain telah dila-kukan penelitian dan pengkajian tambang emas rakyat, mineral langka, pertambangan batu bara dan pertambangan skala kecil. Di samping itu telah dilakukan pula inventarisasi kegiatan serta penelitian dan pengkajian teknologi pertambangan yang digunakan untuk penanggulangan dampak lingkungan.

Pengkajian di bidang industri dilakukan melalui sembilan wahana transformasi teknologi yaitu industri penerbangan, maritim dan perkapalan, transportasi darat, telekomunikasi dan elektronika, energi, rekayasa, alat dan mesin pertanian, pertahanan, dan industri perangkat lunak. Di samping itu, di-lanjutkan pula pengembangan suatu Standar Industri Indonesia (SII). Untuk menunjang industri penerbangan, telah diteliti komponen-komponen mesin pesawat terbang, kipas pendorong dan lain-lain melalui laboratorium termodinamika, motor dan pro-pulsi. Demikian pula telah dilakukan pengujian rancang bangun roket dirgantara serta uji coba model-model pesawat terbang berkecepatan tinggi melalui laboratorium terowongan angin subsonik dan supersonik. Sementara itu, untuk menunjang in-dustri maritim telah mulai dilakukan penelitian untuk mengua-sai berbagai teknologi pembuatan kapal militer dan kapal niaga, pembuatan konstruksi maritim untuk menunjang industri minyak dan gas bumi lepas pantai, pembuatan sarana-sarana khusus untuk keperluan oseanologi serta kemampuan reparasi dan perawatan kapal besar dan kecil. Dalam bidang industri kimia dasar telah dilakukan penelitian terhadap produk-produk vital, seperti semen, pulp dan kertas yang meliputi aspek ba-han mentah, produksi, teknologi, distribusi maupun transpor-tasinya.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan telah dilakukan pe-nelitian yang meliputi sistem deteksi, pelacakan dan pengen-

I/71

Page 76: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

dalian berbagai alat persenjataan. Di samping itu, telah di-lakukan pula uji coba senjata lintas datar dan lintas leng-kung, serta uji coba kendaraan tempur.

Dalam bidang sosial ekonomi telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perkem-bangan masyarakat, baik dalam jangka pendek, jangka sedang maupun dalam jangka panjang. Penelitian ini mencakup peneli-tian perkembangan kependudukan, pedesaan, wilayah, komunikasi sosial, ketenagakerjaan, transmigrasi dan sebagainya yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Di samping itu dalam bidang sosial budaya telah dilakukan penelitian mengenai orientasi sosial budaya dan pengaruh penerapan teknologi baru dan industrialisasi terhadap sebagian anggota masyarakat khu-susnya di pedesaan.

Dalam pada itu, untuk mengurangi ketergantungan Indone-sia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar negeri, telah diusahakan peningkatan kualitas peneliti/ilmuwan dengan memanfaatkan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan di da-lam maupun di luar negeri. Di samping itu, berbagai kegiatan yang mencakup pemasyarakatan dan penyebarluasan ilmu pengeta-huan dan teknologi dilanjutkan dan terus ditingkatkan.

Selanjutnya pada tahun 1988/89 telah ditingkatkan fasi-litas dan prasarana penelitian melalui pembangunan berbagai laboratorium dengan teknologi yang canggih dan mutakhir di komplek laboratorium PUSPIPTEK (Serpong). Kemudian untuk me-nunjang penelitian kelautan di wilayah Indonesia Timur, telah pula dibangun laboratorium kelautan serta dermaga kapal pene-litian di Ambon dan pembangunan stasiun penelitian oseanologi di Tual/Maluku Tenggara. Selain itu, untuk menyimpan peta-peta hasil pemotretan udara dan citra landsat pada berbagai wilayah Indonesia, telah dibangun gedung penyimpanan foto ta-han api di Cibinong/Jawa Barat.

Selanjutnya, guna mendukung kegiatan penelitian maupun untuk keperluan-keperluan sektor lainnya, berbagai kegiatan pembangunan perstatistikan telah dilaksanakan selama Repe-lita IV. Dalam periode itu telah dilaksanakan peningkatan data statistik dan perbaikan statistik pertanian, penyempurnaan dan pengembangan statistik makro (pendapatan nasional, regional dan tabel input-output), survai sosial ekonomi nasional (Su-senas), survai penduduk antar sensus 1985, survai biaya hidup 1989, sensus pertanian 1983, sensus ekonomi 1986, persiapan sensus penduduk 1990, peningkatan keterampilan statistik dan pembangunan prasarana fisik.

I/72

Page 77: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Kegiatan perstatistikan yang dilaksanakan dalam tahun 1988/89 antara lain meliputi pengolahan akhir Sensus Ekonomi 1986, pemetaan wilayah cacah Sensus Penduduk 1990, dan pelak-sanaan Susenas 1988. Selain itu upaya penyempurnaan dan pe-ngembangan statistik dalam bidang statistik makro juga terus dijalankan dengan menyusun statistik pendapatan nasional de-ngan tahun dasar 1983, menyusun statistik produk domestik bruto triwulanan untuk tahun 1987 dan 1988, mengembangkan ne-raca sosial ekonomi Indonesia 1985, dan mengembangkan neraca sektor pemerintahan umum dan tabel input-output 1985. Dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan pula kursus dan pendidikan statistik dengan menghasilkan 292 lulusan.

Bidang kesehatan menduduki prioritas yang tinggi dalam Repelita IV. Selama periode ini telah ditingkatkan upaya pe-layanan kesehatan yang makin merata dan terjangkau oleh selu-ruh masyarakat sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki ke-sejahteraan rakyat sekaligus menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sejalan dengan itu pembangunan kesehatan diselenggarakan melalui lima karya kesehatan yang disebut Panca Karya Husada, yang meliputi: peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan; pengembangan tenaga kesehatan; pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan; perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan; pening-katan dan pemantapan manajemen dan peraturan Perundang-undangan.

Upaya-upaya peningkatan dan pemantapan kesehatan dilaku-kan melalui pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan dan pembangunan berba-gai sarana dan prasarana kesehatan.

Sementara itu, pengembangan tenaga kesehatan diupayakan melalui program pendidikan dan pelatihan, peningkatan kemam-puan tenaga kesehatan dan penambahan tenaga dokter dan para-medis. Sedangkan masalah pengadaan dan pengawasan obat, makan-an dan bahan berbahaya bagi kesehatan telah dilakukan dengan memperketat pemeriksaan terhadap sarana dan distribusi obat, makanan dan bahan berbahaya. Untuk perbaikan gizi dan pening-katan kesehatan lingkungan telah dilakukan kegiatan-kegiatan seperti penyediaan sarana air bersih dan penyuluhan mengenai penyehatan lingkungan pemukiman. Selanjutnya untuk meningkat-kan dan memantapkan manajemen dan peraturan perundang-undangan dilakukan penyusunan rencana tahunan kesehatan dan penyusunan

I/73

Page 78: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

modul pelatihan perencanaan kesehatan untuk Daerah Tingkat II. Juga telah dilakukan pemeriksaan terhadap berbagai penyusunan program proyek kesehatan.

Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas di arahkan untuk meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan se-cara merata, yaitu dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi kesejahte-raan rakyat. Hal tersebut terlihat dengan bertambahnya jumlah Puskesmas dari 5.353 buah Puskesmas, 13.636 buah Puskesmas Pembantu, dan 2.479 buah Puskesmas Keliling pada akhir Repe-lita III, menjadi 5.639 buah Puskesmas, 17.413 buah Puskesmas Pembantu dan 3.479 buah Puskesmas Keliling pada tahun terakhir Repelita IV. Dengan demikian selama Repelita IV telah terjadi penambahan 286 buah Puskesmas, 3.777 buah Puskesmas Pembantu dan 1.000 buah Puskesmas Keliling. Di samping itu peningkatan peran serta masyarakat meningkat seperti tercermin pada terse-barnya Posyandu hampir di seluruh desa. Sampai dengan tahun terakhir Repelita IV jumlah Posyandu yang telah terbentuk le-bih dari 200 ribu buah.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dilaksana-kan secara terpadu melalui Puskesmas dan rujukan serta upaya lainnya. Prioritas utama ditujukan pada penyakit-penyakit yang antara lain mempunyai ciri-ciri: angka kesakitan dan angka kematian tinggi; dapat menimbulkan wabah; menyerang bayi, anak dan penduduk golongan usia produktif terutama di antara pendu-duk di daerah pedesaan dan penduduk berpenghasilan rendah di daerah perkotaan; untuk pemberantasannya tersedia metode dan teknologi yang efektif; dan termasuk dalam ikatan perjanjian internasional, seperti International Health Regulation (IHR) atau yang disebut Undang-undang Wabah dan Karantina.

Sebagai kelanjutan dan peningkatan upaya pemberantasan penyakit menular pada tahun-tahun sebelumnya, prioritas utama masih ditujukan pada pencegahan dan pemberantasan penyakit diare, malaria, tuberkulosis paru-paru, demam berdarah, schistosomiasis serta surveilans epidemiologi.

Pemberantasan penyakit malaria dititikberatkan pada usaha menurunkan jumlah penderita dan menanggulangi wabah yang ter-jadi terutama di daerah-daerah rawan, khususnya di luar pulau Jawa dan Bali, dengan prioritas daerah transmigrasi dan pemu-kiman baru. Selama Repelita IV, kegiatan penyemprotan rumah telah dilakukan bertahap di 7,8 juta rumah, sedangkan pengum-pulan dan pemeriksaan darah mencakup sebanyak 31,1 juta se-diaan.

I/74

Page 79: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Penyakit diare dan atau kholera (muntaber) merupakan pe-nyakit endemis dan merupakan wabah yang banyak menyebabkan kematian. Oleh sebab itu upaya pemberantasannya masih tetap ditujukan untuk sejauh mungkin mencegah kematian penderitanya. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan telah di-tingkatkan dan dilengkapi dengan peralatan agar dapat berfungsi sebagai pusat rehidrasi untuk mengatasi kasus-kasus muntaber. Selain itu penyebaran garam oralit (larutan gula-garam) dan penyuluhan kesehatan ditingkatkan melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan Posyandu yang telah menyebar secara merata di desa-desa.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berda-rah selama Repelita IV telah ditingkatkan antara lain melalui pemberantasan jentik nyamuk dengan menggunakan racun serangga abate yang dibatasi di daerah rawan atau daerah wabah, dan penyemprotannya telah dilakukan di lebih dari 2,7 juta rumah. Penanggulangan lebih ditekankan pada penyuluhan tentang ke-bersihan lingkungan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembasmian sarang-sarang nyamuk pembawa penyakit demam berdarah.

Penyuluhan kesehatan masyarakat terutama dilaksanakan melalui Puskesmas dan rumah sakit dengan pendekatan kelompok, terutama kelompok potensial, yaitu wanita, pemuda dan kelompok keagamaan serta peningkatan peran serta dan swadaya masyara-kat. Dalam tahun 1988/89 telah dilakukan penyebaran informasi kesehatan melalui radio sebanyak 9.967 kali, melalui televisi sebanyak 333 kali, melalui media cetak sebanyak 841.325 kali, melalui film sari dokumenter satu kali.

Agar supaya kegiatan pengawasan produksi dan distribusi obat, makanan dan perbekalan farmasi lainnya dapat ditingkat-kan dan dilaksanakan dengan baik, telah dilaksanakan pendi-dikan dan pelatihan di bidang pengawasan. Sampai dengan tahun terakhir Repelita IV telah dididik dan dilatih sebanyak 151 orang Polisi Khusus dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan 106 orang Penilik Obat dan Makanan.

Program pendidikan, pelatihan dan pendayagunaan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kesehatan yang memadai dan sesuai dengan tujuan serta perkem-bangan pembangunan kesehatan. Selama Repelita IV jumlah tenaga kesehatan adalah sebanyak 191.066 orang, yang terdiri dari 24.070 dokter, 89.281 orang perawat kesehatan (termasuk bi-dan), 68.963 orang paramedis non perawatan dan pekarya kese-hatan serta 8.752 orang tenaga akademis bidang kesehatan.

I/75

Page 80: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Lima karya kesehatan seperti diuraikan di atas telah berhasil meningkatkan kesehatan masyarakat. Perbaikan tingkat kesehatan rakyat tersebut antara lain tercermin pada penurunan angka kematian bayi, yaitu dari 90,3 per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun 1983/84 menjadi sekitar 58,0 per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun 1988/89.

Selama Repelita IV, pembangunan di bidang kesejahteraan sosial dipusatkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat per-baikan penyantunan, peningkatan dan perluasan pelayanan kese-jahteraan sosial dengan melibatkan sebanyak mungkin kelompok-kelompok masyarakat, termasuk organisasi-organisasi sosial atau lembaga-lembaga sosial yang ada, baik di pusat maupun di daerah.

Sasaran pembinaan dan pelayanan sosial terutama dituju-kan kepada masyarakat yang kehidupannya kurang beruntung, se-perti para penyandang cacat, fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, lanjut usia jompo terlantar, kelompok masyarakat yang hidupnya terasing dan terpencil, para korban bencana alam dan para tuna sosial. Di samping itu telah dilakukan pula usaha-usaha yang mencakup pembinaan terhadap keluarga para pahlawan dan perintis kemerdekaan yang tidak mampu, termasuk pembangunan dan perbaikan taman-taman makam pahlawan, pembi-naan terhadap Karang Taruna, serta peningkatan peranan wanita dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dituangkan dalam berbagai program dan proyek, antara lain: pembinaan kesejah-teraan sosial, bantuan penyantunan dan pengentasan sosial, pembinaan generasi muda, peranan wanita, serta pendidikan dan pelatihan tenaga kesejahteraan sosial.

Program pembinaan kesejahteraan sosial meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: pembinaan potensi kesejahteraan so-sial dan swadaya masyarakat dalam masalah perumahan dan ling-kungan, penyuluhan sosial dan pembinaan pekerja sosial masya-rakat, pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing, pembinaan kepahlawanan, keperintisan kemerdekaan dan pembinaan partisi-pasi sosial masyarakat.

Melalui kegiatan swadaya masyarakat dalam masalah pe-rumahan dan lingkungan, selama kurun waktu Repelita IV (1984/85 - 1988/89) telah berhasil dibantu dan ditangani pe-mugaran perbaikan perumahan desa dan lingkungan bagi sekitar 107.580 rumah yang tersebar pada 7.172 desa. Melalui kegiatan

I/76

Page 81: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

pembinaan pekerja sosial masyarakat (PSM) telah dibina kete-rampilan PSM sebanyak 71.665 orang dan 411.000 tenaga PSM yang tumbuh dari masyarakat sendiri. Demikian pula telah dilakukan pembinaan khusus terhadap para pemuda potensial yang dipersi-apkan sebagai tenaga PSM - Satgasos (Satuan Tugas Sosial) un-tuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil guna membantu gerak pembangunan di pedesaan. Sampai pada waktu ini, jumlah tenaga PSM - Satgasos yang disebarkan pada 10 propinsi adalah 1.832 orang.

Dalam rangka pembinaan masyarakat terasing, selama kurun waktu Repelita IV telah berhasil ditempatkan di tempat pemu-kiman baru yang lebih layak dan teratur sebanyak 10.068 KK. Dalam jangka waktu yang sama juga telah dilakukan pembinaan dan bantuan terhadap 7.203 organisasi sosial yang bergerak dalam usaha kesejahteraan sosial, pemugaran atau pembangunan terhadap 147 buah Taman Makam Pahlawan, 13 buah Makam Pahlawan Nasional dan 59 buah Makam Perintis Kemerdekaan.

Melalui program bantuan penyantunan dan pengentasan so-sial, selama Repelita IV telah dilakukan kegiatan penyantunan lanjut usia dan pengentasan anak terlantar terhadap masing-masing 138.450 lanjut usia dan 247.000 anak terlantar, per-baikan dan penyempurnaan sasana Tresna Werdha 14 buah dan Panti Sasana Penyantunan Anak di 53 lokasi panti. Dalam pada itu juga dilaksanakan penyantunan dan pengentasan penyandang cacat sebanyak 84.783 orang, perbaikan dan penyempurnaan panti - sasana rehabilitasi sosial sebanyak 33 buah, pengada-an unit rehabilitasi sosial keliling untuk lima propinsi dan bantuan pengasramaan bagi 4.544 murid-murid sekolah dasar luar biasa (SDLB). Selanjutnya dalam program ini juga dilakukan pengentasan tuna sosial (gelandangan pengemis sebanyak 22.350 orang, tuna susila sebanyak 5.850 orang dan bekas narapidana sebanyak 4.000 orang), perbaikan sasana rehabilitasi wanita 4 buah dan pembangunan lingkungan pondok sosial (Liposos) di 9 kota. Sementara itu telah dilakukan penyantunan dan pengentas-an terhadap anak nakal korban penyalahgunaan narkotika seba-nyak 6.994 orang, serta perbaikan dan perluasan panti rehabi-litasi sosial anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika pada 6 lokasi. Selanjutnya telah diberikan pula bantuan pe-ngentasan kepada fakir miskin sebanyak 19.540 KK di 296 desa dan bantuan rehabilitasi terhadap 18.802 KK korban bencana alam.

Dalam periode yang sama program pembinaan generasi muda terus dilaksanakan. Karang Taruna telah berhasil dibina dan

I/77

Page 82: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

ditingkatkan keberadaannya di hampir setiap desa. Jumlah Karang Taruna yang tumbuh dan berkembang sejak tahun 1984/85 sampai dengan 1988/89 adalah sebanyak 64.497 buah.

Melalui program peranan wanita dalam bidang kesejahteraan sosial telah dapat dibina wanita miskin (wanita bina swadaya) sebanyak 12.540 orang dan 3.665 orang pemimpin organisasi wanita.

Dalam program pendidikan dan pelatihan tenaga-tenaga ke-sejahteraan sosial telah dididik dan dilatih sebanyak 725 orang tenaga penjenjangan administrasi (Sespa dan Sepadya) dan 1.165 orang pekerja sosial profesional.

Dalam rangka meningkatkan peranan wanita di berbagai bi-dang pembangunan, selama Repelita IV telah ditempuh dua pen -

dekatan yang saling mengisi, yaitu melalui kegiatan yang khu-sus diperuntukkan bagi wanita agar wanita dapat mengejar ke-tinggalannya di berbagai bidang seperti program-program Pe-ningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Bina Keluarga dan Balita (BKB) dan sebagainya, serta kegiatan yang mengintegrasikan kepentingan dan aspirasi wanita dalam program-program pembangunan di berbagai sektor.

Program P2WKSS sebagai kelompok kegiatan terpadu dan lintas sektoral hingga tahun terakhir Repelita IV telah di-laksanakan di 27 propinsi, 290 Dati II, 3.008 kecamatan dan meliputi 3.754 desa. Melalui program ini telah berhasil di-bentuk 1.407.207 kader umum/biasa (10 program), 2.335.316 ka-der khusus/terampil dari berbagai bidang dan lebih dari 330.000 kelompok (wanita) usaha bersama di seluruh Indonesia. Di samping itu melalui program Peningkatan Produktivitas Kerja Tenaga Kerja Wanita, sejak tahun 1984/85 hingga tahun 1988/89 telah dilibatkan 122 perusahaan di 13 propinsi yang mencakup 7.990 tenaga kerja wanita, serta dilanjutkan program pembinaan mental dan intelektual anak balita yang selama Repelita IV mencakup 1.201 desa percobaan di 27 propinsi. Sementara itu sampai dengan tahun 1988/89 telah pula dikem-bangkan pemberian pelayanan kesehatan melalui 214.533 buah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di 52.695 desa; kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) yang menjangkau 765.314 orang di 23 propinsi dan ter-gabung dalam 16.907 kelompok. Sedangkan latihan kepemimpinan wanita selama Repelita IV telah mencakup 27 propinsi dengan peserta sebanyak 3.665 wanita, termasuk 516 wanita pada tahun 1988/89.

I/78

Page 83: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Di sektor pertanian sampai tahun terakhir Repelita IV telah terbentuk sebanyak 1.506 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang memberikan bimbingan dan pembinaan teknis terhadap 4.471 kelompok wanita tani di seluruh Indonesia. Di sektor perdagangan selama Repelita IV telah dilakukan pembinaan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan terhadap 4.111 wanita pedagang golongan ekonomi lemah.

Sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1988/89 di sek-tor koperasi telah dilaksanakan berbagai pembinaan dan latih-an, antara lain latihan koperasi bagi 4.860 wanita dari 27 propinsi. Juga di sektor transmigrasi telah diadakan latihan keterampilan dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari terhadap 979 transmigran wanita selama Repelita IV. Sedangkan di sektor kesehatan peranan wanita sa-ngat menentukan dalam keberhasilan dalam menurunkan jumlah kematian bayi yang pada akhir Repelita III mencapai 90,3 bayi per 1.000 kelahiran hidup menjadi 58,0 bayi per 1.000 kela-hiran hidup pada akhir Repelita IV.

Untuk memberikan keterampilan bagi keluarga yang kurang mampu, maka selama Repelita IV telah diberikan latihan dan bimbingan bagi 12.540 wanita dari keluarga yang kurang mampu sebagai warga binaan social. Selain itu telah diadakan penyu-luhan Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Perkopera-sian, Undang-undang Perkawinan dan Undang-undang No. 7 Tahun 1984 mengenai Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita serta penyuluhan hukum bagi wanita. Upaya ini ditunjang dengan dikeluarkannya peraturan menteri tenaga kerja No. PER-03/MEN/1988 tentang larangan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pekerja wanita karena menikah, hamil dan melahir-kan. Di samping itu juga telah dikeluarkan peraturan menteri tenaga kerja No. PER-04/MEN/1988 tentang Cara Mempekerjakan Pekerja Wanita Pada Malam Hari.

Selama Repelita IV perhatian khusus telah dicurahkan ke-pada 521 kelompok (wanita) usaha bersama di 521 desa yang beranggotakan 6.100 orang dan 198 motivator. Di samping itu telah diadakan berbagai pembinaan dan peningkatan mutu desain bagi 4.431 orang.

Di sektor pendidikan, selama Repelita IV telah dilaksa-nakan berbagai latihan keterampilan dan bimbingan antara lain berupa pelatihan pengembangan belajar wanita berwiraswasta yang melibatkan 810 orang; pembentukan Kejar Paket A dan Kejar

I/79

Page 84: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Usaha bagi 8.219 wanita serta pengadaan berbagai buku penun-jang dan berbagai brosur, yang antara lain terdiri dari 258.160 eksemplar buku pelajaran dan 89 juta eksemplar buku Paket A.

Di sektor agama selama Repelita IV telah dilaksanakan penataran Undang-undang Perkawinan bagi 42.277 orang, penatar-an motivasi keluarga bahagia dan sejahtera di daerah pedesaan dan pondok pesantren sebanyak 350 orang, serta pengadaan buku pedoman sebanyak 50 ribu eksemplar.

Di sektor penerangan hingga akhir Repelita IV telah di-laksanakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan peran-an wanita dalam pembangunan, antara lain melalui acara siaran wanita dalam pembangunan sebanyak 9.250 paket siaran RRI dan 102 paket siaran TVRI serta pengadaan buletin dan majalah se-perti buletin penerangan wanita pedesaan dan majalah wanita dalam pembangunan. Kerja sama di tingkat regional dan inter-nasional juga meningkat, antara lain dalam Board of Trustees UN International Research and Training Institute for the Advancement of Women's (INSTRAW) tahun 1987 - 1990 dan dalam Committee on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women (CEDAW).

Dalam pada itu, usaha-usaha pembangunan di bidang ke-pendudukan dan keluarga berencana yang dilakukan selama Repe-lita IV telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berdasar-kan Sensus Penduduk 1980 jumlah penduduk diperkirakan sebesar 147,5 juta orang, sedangkan dan hasil Survai Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebesar 164,0 juta. Hal ini berarti bahwa selama kurun waktu 1980 - 1985 laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 2,1% per tahun, lebih rendah jika dibanding ' selama kurun waktu 1971 - 1980 sebesar 2,3% per tahun.

Selanjutnya berdasarkan hasil SUPAS 1985, angka kelahir-an pada tahun 1988 diperkirakan sebesar 28,7 kelahiran per seribu penduduk. Dengan demikian sasaran program kependudukan dalam Repelita IV untuk menurunkan angka kelahiran menjadi 31,0 per seribu penduduk telah dapat dicapai. Di samping itu data yang ada menunjukkan adanya penurunan angka kematian kasar dari 11,7 pada tahun 1983 menjadi 7,9 orang per seribu penduduk pada tahun 1988, penurunan tingkat kematian bayi dari 90,3 pada akhir Repelita III menjadi sekitar 58,0 per seribu kelahiran pada akhir Repelita IV dan angka harapan hidup meningkat dari 53 tahun pada tahun 1983 menjadi 63 tahun pada tahun 1988.

I/80

Page 85: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Upaya yang dapat memberikan dampak langsung terhadap pe-nurunan tingkat kelahiran dilakukan melalui pelaksanaan pro-gram keluarga berencana. Sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia subur (PUS), baik yang sudah maupun yang belum melaksanakan keluarga berencana, serta penduduk usia muda. Bagi mereka yang sudah mengikuti program keluarga be-rencana (KB) akan dibina agar terus menjadi akseptor KB dan di arahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang mantap. Se-dangkan bagi mereka yang belum ber-KB diberi motivasi agar mau menggunakan salah satu alat kontrasepsi yang sesuai. Selanjutnya bagi penduduk usia muda diberi penerangan dan mo-tivasi mengenai masalah kependudukan dan KB sehingga mereka bersedia melangsungkan perkawinan pada umur yang lebih tua serta pada waktunya nanti mereka bersedia melaksanakan KB. Sementara itu dalam tahun 1988/89 diusahakan langkah-langkah agar pelaksanaan program KB di masa yang akan datang dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Selama Repelita IV pelaksanaan program KB tidak hanya mampu mencapai sasaran kuantitatif tetapi juga sasaran kuali-tatif. Dalam tahun 1988/89 telah dapat diajak ber-KB (Peserta KB-Baru) sebanyak 5.423.836 pasangan usia subur dari sasaran sebanyak 5.615.000. Sementara itu, Peserta KB Aktif juga telah mencapai 18.768.596 PUS dari sasaran Repelita sebesar 17.240.000 PUS. Tingginya partisipasi penduduk dalam ber-KB juga diikuti dengan makin banyak peserta KB yang memakai alat kontrasepsi yang efektif. Pada akhir Repelita III akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif sebesar 12,7% telah meningkat menjadi 23,4% pada akhir Repelita IV. Sementara itu, persentase PUS yang secara berkesinambungan melaksanakan KB hingga akhir Repelita IV tercatat sebesar 48,0%.

Perkembangan program yang meningkat pesat didukung pula oleh peningkatan kualitas pelayanan dengan meningkatkan ke-terampilan tenaga dan kader KB melalui pendidikan dan pela-tihan. Selama Repelita IV telah berhasil dididik dan dilatih sebanyak 159.447 tenaga program. Jumlah tersebut meliputi 1.554 orang dokter, 2.672 bidan/pembantu bidan, 71.646 kader UPGK, 16.231 petugas lapangan KB dan sisanya terdiri dari pe-tugas pencatatan dan pelaporan, petugas penerangan serta tenaga lainnya.

Dalam rangka menyongsong era alih kelola program KB, se-jak awal Repelita IV pelaksanaan program KB telah dipadukan dengan usaha-usaha pembangunan lainnya, yaitu dengan memberi-kan pinjaman modal tanpa bungs bagi kelompok akseptor KB me-lalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).

I/81

Page 86: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Hingga tahun terakhir Repelita IV telah diberikan bantuan mo-dal sebesar Rp 2,4 milyar kepada 18.455 kelompok akseptor yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota 870.652 orang. Kegiatan keterpaduan lainnya adalah kegiatan KB-Kesehatan, KB-Gizi, KB-Perusahaan, Bina Keluarga Balita (BKB) dan KB-Kesehatan di daerah transmigrasi. Kegiatan BKB dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kete-rampilan dan sikap ibu serta anggota keluarga lainnya dalam membina pertumbuhan anak balita secara lebih optimal. Pada tahun terakhir Repelita IV kegiatan BKB telah berkembang hingga mencapai 646 desa yang tersebar di 27 propinsi, se-dangkan kegiatan terpadu KB-Kesehatan telah pula dilakukan di daerah transmigrasi di lima propinsi.

Luasnya jangkauan wilayah program KB akan membawa dampak terhadap penyediaan pelayanan yang mampu mencakup semua wila-yah garapan. Untuk itu kegiatan Tim KB Keliling (TKBK) terus ditingkatkan hingga dapat melayani daerah terpencil dan daerah-daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan klinik dan rumah sakit. Jika pada akhir Repelita III kegiatan TKBK men-capai 391.714 kali, maka pada akhir Repelita IV meningkat men-jadi 1.460.044 kali. Jumlah ini merupakan peningkatan yang cukup besar dibandingkan dengan keadaan pada akhir Repe-lita III. Keberhasilan program KB dalam mengajak masyarakat menjadi peserta KB tidak terlepas dari peran serta petugas klinik dalam melayani pemakaian alat kontrasepsi.

Sejalan dengan pembangunan di berbagai bidang lainnya, dalam Repelita IV telah dilanjutkan pembangunan di bidang hu-kum. Kegiatan tersebut meliputi: pembinaan hukum nasional, terutama kegiatan perancangan perundang-undangan, yang ditun-jang antara lain oleh penelitian hukum dan pengkajian hukum; pembinaan peradilan dan penegakan hukum dengan kegiatan utama-nya pembinaan peradilan, penegakan hukum, pembinaan pemasya-rakatan, pembinaan pelayanan jasa hukum dan pembinaan keimi-grasian; bantuan hukum dan penyuluhan hukum; serta pendidikan dan latihan tenaga hukum.

Sebagai upaya penyusunan perangkat perundang-undangan, selama Repelita IV telah disahkan Rancangan Undang-undang menjadi Undang-undang yang berjumlah 46 buah, Peraturan Peme-rintah berjumlah 182 buah, Keputusan Presiden 332 buah dan Instruksi Presiden 37 buah. Khususnya dalam tahun 1988/89 te-lah dihasilkan 6 Undang-undang, 32 Peraturan Pemerintah, 72 Keputusan Presiden dan 6 Instruksi Presiden. Sementara itu, telah diselenggarakan 4 kali pertemuan ilmiah dan dilaksana-kan 5 penelitian dalam berbagai bidang hukum serta pengkajian

I/82

Page 87: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

hukum dalam 11 bidang permasalahan hukum.

Dalam tahun 1988/89 telah diangkat sebanyak 256 hakim baru, sehingga sampai dengan tahun 1988/89 jumlah hakim di seluruh Indonesia adalah 2.953 orang. Sementara itu, telah dilaksanakan pembinaan kemampuan teknis yustisial bagi sejum-lah hakim peradilan umum, militer dan agama. Pembinaan per-adilan dilakukan pula melalui pengolahan yurisprudensi dalam rangka mengembangkan yurisprudensi sebagai sumber hukum. Se-lanjutnya dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan pembangunan gedung Pengadilan Negeri di Batam, rehabilitasi dan perluasan 10 gedung Pengadilan Tinggi dan 54 gedung Pengadilan Negeri serta penyelesaian pembangunan lanjutan gedung baru Mahkamah Agung.

Dalam rangka pengamanan keuangan negara, telah dilaksa-nakan berbagai tindakan hukum berupa pencegahan dan pemberan-tasan terhadap korupsi, penyelundupan, manipulasi pajak dan penyelewengan lainnya yang menghambat pelaksanaan pembangunan.

Upaya pengendalian dan pemantapan profesionalisme aparat penuntut umum telah dilaksanakan antara lain dengan eksaminasi perkara, yaitu pengujian berupa penelitian/penelaahan dan pe-meriksaan pada semua tingkat penanganan perkara-perkara yang telah diselesaikan oleh para Jaksa. Sementara itu, telah di-lanjutkan pula upaya penyelesaian perkara seproduktif mungkin, baik pada Kejaksaan Agung maupun Pengadilan Tinggi dan Peng-adilan Negeri serta Mahkamah Agung.

Pelacakan dan penindakan terhadap orang-orang asing yang tidak menaati ketentuan yang berlaku terus ditingkatkan. Ke-giatan tersebut ditujukan terhadap orang-orang asing yang me-lakukan kegiatan atau usaha yang tidak sah di wilayah Republik Indonesia, yang tidak mendaftarkan diri, ataupun yang tidak mempergunakan kesempatan memperoleh kembali status keimigra-siannya sesuai dengan peraturan, yang berlaku dan terhadap imi-gran gelap. Dalam rangka kerja sama dengan aparatur keamanan dan penegakan hukum telah dilaksanakan penataran keimigrasian bagi sejumlah perwira Polri dari seluruh Indonesia.

Dalam rangka menunjang keseluruhan usaha pembinaan dan pelaksanaan tugas penegakan hukum, dalam tahun 1988/89 telah dilakukan pembangunan kantor kejaksaan negeri di Batam, pem-bangunan kembali gedung kejaksaan negeri Sragen yang terbakar habis pada tahun 1987 dan pembangunan kantor cabang kejaksaan negeri Tenggarong di Bontang serta rehabilitasi dan perluasan

I/83

Page 88: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

12 gedung kejaksaan negeri dan 1 kantor kejaksaan tinggi. Di samping itu, telah pula dibangun 2 gedung kantor imigrasi di Tanjung Perak dan Tanjung Pandan, serta pembangunan pos imi-grasi di Arso (Irian Jaya) dan perluasan serta rehabilitasi 4 gedung imigrasi.

Dalam tahun 1988/89 pembinaan narapidana ditingkatkan melalui berbagai latihan keterampilan di 105 lembaga pemasya-rakatan dengan mengikutsertakan sebanyak 2.865 narapidana. Sebagai upaya mengatasi kerawanan keamanan dan pemantapan pembinaan para narapidana, telah dilaksanakan penyesuaian pe-nempatan dan pemindahan narapidana dari satu lembaga pemasya-rakatan ke lembaga pemasyarakatan lain, baik antar wilayah maupun dalam satu wilayah.

Selanjutnya, dalam upaya pembinaan bimbingan kemasyara-katan dan pengentasan anak, khususnya bagi mereka yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara, telah dilaksanakan bimbingan keagamaan serta kepramu-kaan pada 14 Lembaga Pemasyarakatan/Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara yang mengikutsertakan 1.890 orang anak didik/nara-pidana. Dalam tahun 1988/89 juga telah dibangun Rumah Tahan-an Negara (Rutan) di Batam tahap pertama, rehabilitasi dan perluasan 45 gedung Lembaga Pemasyarakatan, 41 gedung Rutan serta perluasan dan rehabilitasi 2 gedung Balai Bimbingan Ke-masyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) di Jakarta Barat dan Palu.

Sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa hukum, dalam tahun 1988/89 telah dilakukan pemberian pewarganegaraan kepada 8.403 orang, pemberian surat bukti kewarganegaraan RI seba-nyak 41.046 buah, pendaftaran merek sebanyak 18.531 buah, pengesahan badan hukum sebanyak 11.577 buah, dan pengesahan perubahan nama keluarga sebanyak 3.476 buah serta pelayanan permohonan paten sebanyak 721 buah dan penyelesaian pendaf-taran hak cipta sebanyak 338 buah. Sementara itu dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan pendidikan dan latihan bagi 1.603 orang tenaga kehakiman dan 330 orang tenaga kejaksaan.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kegiatan penyuluhan hukum terhadap masyarakat dilaksanakan melalui kunjungan dari rumah ke rumah dan ceramah; tatap muka di balai desa dan temu wicara dengan organisasi-organisasi masyarakat, wanita, maha-siswa dan seniman; pameran, fragmen/sandiwara di televisi dan radio serta penerbitan bahan penyuluhan lainnya. Dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan hukum sebanyak

I/84

Page 89: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

2.311 kali. Selain itu, dilanjutkan pula kegiatan hakim masuk desa sebagai kegiatan penyuluhan yang sekaligus bertugas mengadakan persidangan di tempat-tempat sidang yang terpencil. Kegiatan ini merupakan upaya dan kesempatan bagi hakim untuk menggali, mengikuti dan lebih memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan kegiatan hakim masuk desa di 50 tempat sidang tetap. Kegiatan jaksa masuk desa telah dilanjutkan melalui kegiatan penyuluhan dan penerangan hukum dengan sasaran masyarakat pedesaan. Dalam tahun 1988/89 kegiatan ini telah dilaksanakan di 1.722 desa dan 207 kelurahan. Sementara itu penerangan hukum dilaksanakan di berbagai instansi pemerintah dan organisasi masyarakat, termasuk organisasi wanita, pengusaha dan pemuda. Kegiatan jaksa masuk laut, telah dilaksanakan di 7 propinsi dengan tu-juan meningkatkan mutu dan kemampuan penegak hukum yang ber-tugas di laut.

Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, terutama bagi golongan pencari keadil-an yang kurang dan tidak mampu, telah disediakan bantuan hukum, baik untuk perkara perdata maupun pidana. Dalam tahun 1988/89 pelaksanaan pemberian bantuan hukum ini telah diman-faatkan melalui Pengadilan Negeri di 26 propinsi, baik untuk perkara pidana maupun perdata yang meliputi sebanyak 600 per-kara. Selanjutnya, telah pula diberikan konsultasi hukum me-lalui 25 fakultas hukum negeri antara lain untuk kasus pidana maupun perdata, di samping juga dapat memberikan penjelasan, nasehat dan saran sehingga yang berkepentingan mengetahui dan memahami persoalan hukum yang sedang dihadapinya.

Pembangunan penerangan dan media massa dalam Repelita IV ditujukan untuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pem-bangunan nasional. Guna mencapai tujuan tersebut, telah di-tingkatkan pembangunan sarana maupun prasarana media penerang-an, di antaranya berupa pembangunan sejumlah Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas) sebagai pusat pelayanan informasi di daerah tingkat II yang sampai dengan akhir Repelita IV telah mencapai 277 buah dibandingkan dengan akhir Repelita III se-banyak 251 buah. Selain itu selama Repelita IV telah dibangun pula 34 Balai Penerangan Kecamatan yang dilengkapi dengan alat audio visual serta telah direhabilitasi 58 Puspenmas.

Jumlah pemancar RRI hingga akhir Repelita IV mencapai 326 pemancar dengan kekuatan terpasang 3.299 KW, sedangkan pada akhir Repelita III jumlah tersebut adalah 300 buah pe-mancar dengan kekuatan 2.947 KW. Di samping itu jumlah stasiun

I/85

Page 90: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

pemancar Radio Pemerintah Daerah (RPD) telah meningkat dari 108 pemancar pada akhir Repelita III menjadi 133 pemancar pada akhir Repelita IV. Demikian pula halnya dengan stasiun pemancar/penghubung TVRI, yang mengalami peningkatan dari se-banyak 200 pemancar/penghubung pada akhir Repelita III menjadi 246 pemancar/penghubung pada akhir Repelita IV.

Dengan bertambahnya stasiun pemancar RRI dan TVRI terse-but, maka jangkauan siaran RRI maupun TVRI makin luas, ter-utama di desa-desa, sehingga meningkatkan pula jumlah kelompok pendengar dan pirsawan. Bila pada akhir Repelita III terdapat 39.200 kelompok pendengar dan pirsawan, maka pada akhir Repe-lita IV jumlah ini menjadi 71.107 kelompok pendengar dan pir-sawan, yang berarti meningkat hampir dua kali lipat.

Dengan semakin meningkat dan meratanya tingkat pendapat-an masyarakat, terutama masyarakat pedesaan, maka jumlah pe-milikan media massa sebagai sumber informasi makin meningkat pula. Pada akhir Repelita IV angka perbandingan pemilikan pe-sawat televisi diperkirakan 4 kepala keluarga (KK) per satu TV. Sementara untuk media surat kabar, sampai akhir Repelita IV, satu surat kabar dibaca oleh sebanyak 9 orang. Sementara itu kemampuan produksi rata-rata per hari TVRI Pusat juga me-ningkat dari 8 jam per hari pada akhir Repelita III menjadi sekitar 9 jam per hari pada akhir Repelita IV.

Pendayagunaan aparatur pemerintah dalam kurun waktu Repelita IV ditujukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan secara lebih tertib, berdaya guna, berhasil guna, bersih dan berwibawa seperti diamanatkan dalam GBHN 1983.

Langkah-langkah pendayagunaan aparatur pemerintah yang ditempuh selama tahun kelima Repelita IV merupakan lanjutan dan peningkatan usaha pendayagunaan tahun-tahun sebelumnya. Langkah-langkah itu meliputi pembinaan, penyempurnaan, dan penertiban bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawai-an aparatur pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta apa-ratur badan usaha milik negara/daerah, yang dilaksanakan oleh lembaga tertinggi/tinggi negara, aparatur pemerintah pusat, aparatur pemerintah daerah, dan aparatur perekonomian negara. Langkah lain yang penting adalah upaya memantapkan hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta upaya mening-katkan kemampuan aparatur dalam menyusun rencana, mengendali-kan dan mengawasi pelaksanaan berbagai kebijaksanaan, program dan proyek pembangunan.

I/86

Page 91: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Dalam bidang kelembagaan, Lembaga-lembaga tertinggi/ tinggi negara, seperti MPR, DPR, BPK, Mahkamah Agung, terus memantapkan kedudukan, wewenang dan hubungan kerja masing-masing. Di tingkat departemen, penyempurnaan organisasi dila-kukan dalam bentuk pembentukan satuan kerja baru, antara lain, pada departemen luar negeri, departemen keuangan dan departe-men kehutanan dan dalam bentuk perbaikan organisasi, seperti pada departemen kehakiman, departemen perhubungan dan depar-temen sosial. Selain itu, hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah lebih dimantapkan dengan PP No. 7/1987 ten-tang penyerahan sebagian urusan pemerintahan dalam bidang ke-sehatan kepada daerah, dan PP No. 14/1987 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah.

Dalam bidang aparatur perekonomian negara, usaha mening-katkan hasil dan efisiensi BUMN terus dilakukan, antara lain dengan menata kembali pole pembinaan dan pengawasan, perbaik-an organisasi dalam bentuk pengalihan status hukum, pengga-bungan, penyempurnaan manajemen, penggantian pimpinan, dan peningkatan pengendalian.

Dalam bidang ketatalaksanaan, langkah deregulasi dan debirokratisasi terus dilanjutkan dengan tujuan untuk mening-katkan pelayanan kepada masyarakat, memberi dorongan yang le-bih besar dengan menyediakan berbagai kemudahan bagi dunia usaha agar dapat lebih meningkatkan penanaman modal, produksi dan ekspor non migas. Paket-paket kebijaksanaan yang telah di-ambil sejak awal Repelita IV meliputi Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988, Paket Kebijaksanaan 21 Nopember 1988, Paket Ke-bijaksanaan 20 Desember 1988, Paket Kebijaksanaan Januari 1989, dan Paket Kebijaksanaan 25 Maret 1989.

Dalam bidang kepegawaian, kegiatan yang telah dilakukan dan di tingkatkan meliputi perbaikan peraturan Perundang-undangan dalam bidang kepegawaian; perbaikan dasar-dasar pe-nyusunan formasi; pengadaan, pengangkatan dan penyelesaian kepangkatan; penetapan jabatan fungsional dan angka kredit; penyusunan jenjang pangkat pimpinan proyek dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara; perbaikan tata usaha kepegawaian dan pe-ningkatan pemanfaatan komputer; peningkatan disiplin pegawai; pendidikan dan pelatihan pegawai; dan penyelenggaraan penatar-an Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4).

Di bidang perundang-undangan, dalam rangka peningkatan pembinaan pegawai dan pelaksanaan UU No. 8/1974 tentang Pokok-

I/87

Page 92: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

Pokok Kepegawaian, selama Repelita IV telah ditetapkan 24 buah Peraturan Pemerintah dan 39 buah Keputusan Presiden.

Perbaikan dasar-dasar penyusunan formasi dimaksudkan agar satuan organisasi Pemerintah mempunyai pegawai dalam jumlah dan mutu yang seimbang dengan jenis dan beban tugasnya, yang dilaksanakan atas dasar PP No. 5/1976 dalam bentuk kegiatan, seperti menyusun kembali daftar nama dan jumlah jabatan menu-rut departemen/lembaga, menyusun uraian jabatan fungsional bidang umum, memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan uraian jabatan fungsional bidang khusus kepada departemen/lembaga, dan penyusunan petunjuk analisa jabatan.

Pengadaan pegawai untuk mengisi formasi yang lowong pada satuan organisasi pemerintah di pusat dan di daerah dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan pegawai sampai akhir tahun kelima Repelita IV tetap ditekankan pada penambahan tenaga di bidang pendidikan dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan pe-merataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kese-hatan bagi masyarakat.

Dalam hubungan dengan penyusunan jenjang pangkat jabatan pimpinan pada proyek pemerintah dan badan usaha milik negara/ daerah, selama Repelita IV telah ditetapkan 176 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang persamaan jen-jang pangkat jabatan pimpinan pada proyek pemerintah, BUMN dan BUMD, dengan rincian 109 untuk proyek pemerintah, 42 untuk BUMN, dan 25 BUMD.

Kegiatan-kegiatan di bidang kepegawaian adalah menyem-purnakan tata usaha dan meningkatkan kecermatan informasi ke-pegawaian, yang terus dilakukan dan ditingkatkan.

Dalam usaha untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan pembangunan, berbagai perbaikan dalam sistem pe-rencanaan, pelaksanaan, pemantauan pengendalian pelaksanaan program dan proyek pembangunan, serta pengawasan keuangan ne-gara yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya terus dilan-jutkan dalam tahun kelima Repelita IV.

Dalam Repelita IV penyempurnaan sistem dan pelaksanaan pengawasan terus di tingkatkan. Sistem pengawasan yang dilaku-kan oleh atasan lebih dikembangkan. Pelaksanaan pengawasan langsung atau pengawasan melekat meliputi pengawasan sebelum, pada saat, dan setelah suatu kegiatan dilakukan. Untuk itu telah dikembangkan sistem pengendalian manajemen melalui

I/88

Page 93: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4

penggarisan struktur organisasi yang jelas dan pembinaan per-sonil secara terus menerus. Oleh karena itu dalam tahun kelima Repelita IV berdasarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1988 dan Keputusan MENPAN No. 99 dan 102/1988, dalam tahun kelima Repelita IV Lembaga Administrasi Negara telah melaksanakan Penataran Pengawasan Melekat bagi seluruh Pejabat Eselon I baik pusat maupun daerah, sedangkan penataran pengawasan me-lekat bagi pejabat eselon yang lebih rendah di seluruh Indo-nesia dilaksanakan oleh instansi masing-masing. Menjelang awal Repelita IV, sesuai dengan Keppres No. 31 Tahun 1983, telah dibentuk BPKP sebagai institusi pengawas yang melengkapi sistem pengawasan fungsional yang telah ada. Sedangkan peng-awasan dan penertiban operasional, terus dijalankan dalam bentuk kegiatan pemeriksaan dan pengambilan tindakan guna membantu departemen/lembaga dan pemerintah daerah dalam mengadakan penertiban dalam lingkungan masing-masing.

I/89

Page 94: LAMPIRAN - Bappenas · Web viewAdapun lowongan kerja yang tercatat sebanyak 732,5 ribu atau rata-rata 146,5 ribu per tahun. Pada tahun terakhir Repelita IV tercatat sejumlah 184,4