LAMPIRAN - repository.upnvj.ac.idrepository.upnvj.ac.id/2918/9/LAMPIRAN.pdf · 2. Strategi...
Transcript of LAMPIRAN - repository.upnvj.ac.idrepository.upnvj.ac.id/2918/9/LAMPIRAN.pdf · 2. Strategi...
LAMPIRAN
Lampiran 1
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN (SP)
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Pertemuan 1 SP 1 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : Senin / 23 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 14.00 sd 14.15 WIB
1. Proses keperawatan :
a. Kondisi klien :
Data subjektif : Klien mengatakan mendengar suara seperti kegaduhan,
mendengar suara – suara melengking, bising, klien mendengar suara – suara
yang menyenangkan, menyuruh berbuat baik, kadang klien mendengar suara –
suara yang mengancam, mencela, memaki.
Data objektif : Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai, Menggerakan
bibir tanpa bersuara, gerakan mata cepat, respon verbal lamban atau diam,
diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan, terlihat bicara sendiri
b. Diagnosa keperawatan : Ganguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
c. Tujuan tindakan keperawatan: Klien dapat mengendalikan halusinasi dengan
menghardik.
d. Tindakan Keperawatan:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi
3) Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi
4) Klien dapat mengidentifikasi waktu halusinasi
5) Klien dapat mengidentifikasi frekuensi halusinasi
6) Klien dapat mengidentikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
7) Klien dapat mengidentikasi respon klien terhadap halusinasi,
8) Klien dapat mempraktekkan cara menghardik halusinasi
9) Klien dapat memasukkan cara menghardik ke dalam buku kegiatan harian.
2. Strategi pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Salam terapetik :
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Ratih indah purnama sari,
panggil saya ratih, saya adalah mahasiwI dari Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta. Hari ini saya dinas pagi dari pukul 08.00-
16.00 WIB, saya yang akan merawat bapak. Nama bapak siapa ?
senangnya dipanggil apa ? Baiklah.
2) Evaluasi / validasi
“Bagaiamana perasaan bapak saat ini? apa keluhan bapak saat ini? apakah
bapak mendengar suara – suara negatif? kapan terakhir bapak
mendengarnya?
3) Kontrak :
Topik:
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang suara yang
selama ini bapak dengar. Tetapi tidak tampak wujudnya?
Waktu :
“Berapa lama bapak mau bercakap – cakap dengan saya? bagaimana kalau
15 menit saja pak.
Tempat :
“Bapak senangnya kita bercakap – cakap dimana? dimana saja boleh pak,
asal bapak merasa nyaman. Bagaimana kalau ditaman?
Tujuan :
“Agar bapak dapat mengendalikan halusinasi bapak
b. Fase kerja
“Apakah bapak masih mendengar suara tanpa ada wujudnya pak? Apa
yang dikatakan suara itu pak ?
“Apakah terus – menerus terdengar atau sewaktu – waktu? kapan
bapak paling sering mendengarkan suara itu? berapa kali dalam sehari yang
bapak alami? Pada keadaan sedang apa suara itu terdengar pak? Apakah pada
waktu bapak sendiri atau bersama teman bapak?
“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang
bapak lakukan pada saat mendengar suara itu? apa dengan cara itu suara yang
bapak dengar bisa hilang? apa respon bapak ketika suara itu datang? apakah
bapak melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh suara itu atau bapak
membiarkan saja suara itu?
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara – suara itu
muncul? “Ada 4 cara untuk mencegah suara – suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan meminum obat secara
teratur. Ketiga, dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Keempat,
dengan cara melakukan kegiatan.
“Bagaimana kalau sekarang kita belajar cara mengendalikan halusinasi
dengan mengahardik. Caranya adalah saat suara – suara itu muncul, bapak
langsung bilang “pergi saya tidak mau mendengar …… saya tidak mau
dengar ! kamu suara palsu ! begitu terus diulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi. Coba bapak peragakan kembali seperti yang saya ajarkan! Nah
begitu…. Bagus ! coba lagi ! Ya. Bagus, bapak sudah bisa. Tadi bapak sudah
melakukan menghardik sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan ya
pak. Nah bapak tulis dikolom kegiatan yaitu melatih cara mengahardik, bapak
tulis dengan cara dibantu yak pak. Karena bapak masih dibantu oleh perawat.
Nah pak kalau bapak melakukan mandiri bapak bisa menulis dengan
singkatan “M” jika bapak masih dibantu oleh perawat atau perawat di panti
bapak bisa menulis dengan singkatan “B” dan jika bapak tidak melakukan
menghardik bapak bisa menulis dengan singkatan “T”.
c. Fase terminasi :
1) Evaluasi
Sujektif:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap dan melakukan
cara menghardik? ya.. betul.. Kalau suara – suara itu muncul lagi, silahkan
coba tersebut!
Objektif:
“Coba bapak praktekan lagi cara menghardik yang benar … wah.. bagus,
bapak masih ingat semua gerakan yang saya tadi ajarkan.
2) Rencana tindak lanjut
“Bapak sudah bisa melakukan cara menghardik, coba selama saya tidak
ada, ingat – ingat lagi cara menghardik. Jangan lupa ketika suara itu
datang bapak bisa melakukan cara menghardik yang saya tadi ajarkan.
Bapak bisa melakukan menghardik sehari 2x pak. Sekarang kita masukan
kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan bapak.
3) Kontrak yang akan datang
Topik :
“Nah bapak yang kita praktekkan tadi baru salah satunya saja. Masih ada
cara yang bisa digunakan untuk mengendalikan suara - suara dengan cara
yaitu manfaat minum obat secara teratur.
Waktu :
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke 2 besok. Besok bapak mau
jam berapa.. Jam 10 pagi yah.. Bapak bersedia..
Tempat :
“ Kita latihannya mau dimana pak? atau ditempat ini lagi. Bapak setuju..
ok sampai ketemu besok pak.
STRATEGI PELAKSANAN TINDAKAN KEPEREWATAN (SP)
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Pertemuan 2 SP 2 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : Selasa/ 24 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 10.00- sd 10.15 WIB
1. Proses keperwatan
a. Kondisi klien
Data Subyektif : Klien mengatakan sering mendengar suara – suara negatif,
klien mengatakan suara – suara negatif yang berisi “berani loh”, suara itu
datang 4x dalam sehari pada waktu pagi, siang, sore, malam. Klien
mengatakan ketika suara – suara negatif datang klien sedang sendiri, klien
mengatakan respon ketika suara – suara itu datang klien hanya diam dan
merasa kesal di dalam hati. Klien mengatakan merasa senang karena
melakukan menghardik.
Data obyektif : Klien kooperatif saat menceritakan halusinasinya tetapi
beberapa menit klien sulit konsentrasi harus diarahkan oleh perawat. Klien
mampu melakukan cara mengahrdik tetapi masih diarahkan oleh perawat.
Wajah klien terlihat senang setelah dilatih cara menghardik
b. Diagnosa keperawatan : gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
c. Tujuan tindakan keperawatan : klien dapat mengendalikan halusinasi dengan
cara minum obat yang teratur
d. Tindakan keperawatan:
1) Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Klien dapat mempraktekkan cara mengendalikan halusinasi dengan
minum obat yang teratur
3) Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
2. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
“ Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita bertemu
lagi pak.
2) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? bapak masih mendengar suara –
suara negatif ? terakhir mendengar suara – suara itu kapan pak? ketika
suara – suara negatif itu datang apakah bapak sudah melakukan cara
menghardik? Apa yang dirasakan setelah melakukan cara menghardik?
Coba kita masukkan jadwal kegiatan cara menghardik .
Kontrak :
Topik:
“Bagaimana kalau sekarang kita akan mendiskusikan tentang obat –
obatan yang diminum.
Waktu :
Berapa lama bapak mau berdiskusi dengan saya? bagaimana sekitar 15
menit saja pak. Bapak bisa?
Tempat :
Dimana enaknya kita berdiskusi pak, bagaimana kalau ditaman saja
seperti kemarin lagi.
Tujuan :
“Agar suara – suara yang bapak dengar bisa hilang dengan cara minum
obat.
b. Fase kerja : (perawat membawa obat)
Bapak tadi pagi sudah minum obat pak? nah bapak pernah tidak
minum obat? bagaimana perasaanya pak? coba bandingkan jika bapak
minum obat dan tidak minum obat? bapak pilih yang mana minum obat
atau tidak minum obat? Nah bagus bapak memilih meminum obat ya pak..
bapak sudah minum obat secara teratur pak? disini biasanya minum obat
sekali berapa kali pak? Coba pak adakah bedanya setelah minum obat
secara teratur? Apakah suara – suara negatif itu berkurang atau hilang?
Minum obat sangat penting suara – suara negatif yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. “Berapa macam pak yang
bapak minum? “warnannya apa saja pak? “jam berapa biasanya bapak
minum ? bagus.
“obatnya ada 3 macam pak. Yang warna pink (Reperidon) gunanya
untuk menghilangkan suara – suara negatif yang bapak dengar. Obat yang
berwarna kuning pucat (Trihexiyphenidil, THP) gunanya agar bapak
merasa rileks dan otot bapak tidak kaku, sedangkan yang kuning terang
(Clozapine) berfungsi untuk menenangkan pikiran. Semua ini harus bapak
minum 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 17.00 WIB. Jika suara - suara
itu sudah menghilang tetapi bapak harus tetap minum obat tersebut.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak dapat minum air putih yang banyak. Bila
mata terasa berkunang – kunang. Bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu.
“Sebelum minum obat bapak lihat terlebih dahulu lebelnya dikotak
obat apakah benar nama bapak terlihat disitu, berapa dosis yang harus
diminum? pukul berapa saja yang harus dimunim? Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? disini
minta obatnya pada perawat ruangan kemudian cek lagi apakah benar
obatnya. Bapak juga harus cukup minum 10 gelas per hari.
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan. Kita masukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian bapak ya.. bapak tulis di kolom kegiatan
hari ini bapak latihan minum obat nah bapak tulis disini “B” berarti bapak
masih dibantu. jika bapak melakukan minum obat sendiri tanpa disuruh
perawat dan petugas panti bapak bisa menulis dengan “M” berarti bapak
melakukannya secara mandiri, dan jika bapak tidak minum obat disini
bapak bisa tulis “T” artinya bapak tidak minum obat ya pak.
c. Fase terminasi :
1) Evaluasi :
Subjek :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang cara
minum obat yang benar?
Objek:
“Coba bapak sebutkan lagi (nama obat, dosis obat, waktu pemberian,
cara pemberian obat, manfaat obat) yang bapak minum? Bagaimana
cara minum obat yang benar?
2) Rencana tindak lanjut :
“Nah sudah berapa cara mengendalikan suara – suara negatif yang kita
pelajari? iya bagus pak bapak masih ingat. Nah bapak bisa melakukan
minum obat pagi dan sore ya pak sehari minum 2x. nah sekarang kita
tambahkan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak yaitu minum obat.
3) Kontrak yang akan datang
Topik :
“Nah bagaimana kalau nanti sore kita bertemu lagi masih berdiskusi
tentang mengendalikan suara – suara negatif yang bapak dengar
dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain.
Waktu :
“Untuk nanti sore bapak bisa bertemu lagi dengan saya sekitar jam
berapa pak, bagaimana kalau jam 15.00 saja ya pak
Tempat :
“Untuk tempat bapak inginnya dimana ? bagaimana kalau ditaman lagi
pak, oke. Sampai bertemu nanti pak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN (SP)
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Pertemuan 2 SP 3 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : Selasa/ 24 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 15.00 sd 15.15 WIB
1. Proses keperwatan
a. Kondisi klien
Data Subyektif : Klien mengatakan masih mendengar suara – suara negatif
pagi siang sore dan malam. Klien mengatakan tidak melakukan menghardik
ketika suara – suara negatif itu muncul tetapi suara – suara negatif itu
diabaikan saja. Klien mengatakan minum obat sehari dua kali pagi dan sore.
Klien mengatakan pagi tadi sudah minum obat, obat yang dimunim berwarna
(pink, kuning pucat). Klien mengatakan lebih memilih untuk minum obat.
Klien mengatakan sudah mengetahui obat yang diminum. Klien mengatakan
biasa saja setelah dijelaskan cara minum obat.
Data obyektif : Klien mampu melakukan menghardik. Klien bisa mengambil
keputusan untuk minum obat walaupun masih dibantu perawat. Klien bisa
menyebutkan kembali nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat, dan cara
pemberian obat tetapi masih dibantu perawat.
b. Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
c. Tujuan tindakan keperawatan : klien dapat mengendalikan halusinasi dengan
cara bercakap – cakap dengan orang lain.
d. Tindakan keperawatan :
1) Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Klien dapat mempraktekkan cara mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap – cakap dengan orang lain.
3) Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
2. Strategi Komunikasi
a. Fase orientasi :
1) Salam terapeutik
“Selamat sore pak, sesuai dengan janji saya tadi pagi, sekarang saya
datang lagi.
2) Evaluasi / validasi :
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? apakah suara – suara itu masih
muncul? Apakah sudah dilakukan cara mengahardik dan minum obat
secara teratur? Bagus ! coba peragakan kembali cara menghardik dan obat
apa saja yang diminum bapak. Bagus! Coba sekarang kita masukkan
kegiatan cara menghardik dan minum obat ke dalam jadwal kegiatan
bapak. Bagus sekali. Bapak telah melakukan dengan baik.”
3) Kontak :
Topik :
“Baik. Sekarang kita akan berdiskusi cara mengendalikan suara – suara
negatif yang muncul dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain.
Waktu :
“Mau berapa lama bapak berdiskusi dengan saya? bagaimana kalau 15
menit saja.
Tempat :
“Dimana kita berbincang – bincang? bagaimana kalau di taman saja
seperti kemarin pak. Oke.
Tujuan :
“Agar suara – suara negatif yang bapak dengar bisa berkurang.
b. Fase kerja
“Cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi adalah dengan bercakap
– cakap dengan orang lain. “Jika kalau bapak mulai mendengar suara – suara
negatif, langsung saja bapak cari teman atau petugas panti untuk diajak
ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan bapak. Contohnya begini
“Tolong, saya mulai dengan suara – suara itu lagi. Ayo ngobrol dengan saya!
Atau kalau ada orang di rumah, misalnya kakak bapak, ka ayo ngobrol dengan
bapak. Bapak sedang mendengar suara – suara”. Begitu ya pak. Coba bapak
lakukan seperti yang tadi saya lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi
pak, bagus! Nah, latih terus ya pak! “Disini, bapak dapat mengajak perawat
atau teman bapak yang lain untuk bercakap – cakap. Sekarang kita masukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian bapak. Bapak tulis di kolom kegiatan latihan
bercakap – cakap dengan orang lain. Bapak tulis “B” artinya bapak masih
dibantu oleh perawat, bapak bisa melakukannya secara mandiri bapak tulis
“M”, dan jika bapak tidak melakukan cara bercakap – cakap dengan orang
lain bapak bisa tulis “T” artinya bapak tidak melakukannya.
c. Fase terminasi
1) Evaluasi
Subjek :
Bagaiman perasaan bapak setelah berdiskusi dan melakukan cara
mengendalikan halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain?
Objek :
Coba bapak praktekkan lagi cara mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap – cakap dengan orang lain? Bagus pak…
2) Rencana tindak lanjut:
“Bapak sudah melakukan cara mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap – cakap dengan orang lain, nah bapak bisa melakukan cara
bercakap – cakap dengan teman ketika suara – suara itu datang. Bapak
bisa melakukan bercakap – cakap sehari 1x pak. Nah kita masukkan
kegiatan cara bercakap – cakap dengan orang lain ke dalam jadwal
kegiatan bapak.
3) Kontrak yang akan datang
Topik:
“Nah bagaiman kalau besok kita bertemu lagi pak untuk berbincang –
bincang untuk mengendalikan halusinasi dengan cara ke 4 kegiatan, bapak
maunya melakukan kegiatan apa pak ? bagaimana kalau menyapu lantai
Waktu :
“Bapak mau pukul berapa besok bertemu dengan saya ? bagaimana kalau
jam 15.00 pak.
Tempat:
“Kita latihan mau nya dimana pak? Bagaimana kalau ditaman lagi pak.
Oke sampai ketemu besok pak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN (SP)
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Pertemuan : Pertemuan 3 SP 4 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : Rabu/ 25 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 15.15 sd 15.40 WIB
1. Proses Keperawatan :
a. Kondisi Klien:
Data subjektif : Klien mengatakan tidak melakukan menghardik tetapi klien
mengabaikan suara – suara negatif itu. Klien mengatakan belum berkurang
suara – suara negatif yang didengar. Klien mengatakan minum obat 2x sehari
pagi dan sore dan klien menyebutkan kembali nama obat, dosis obat, waktu
pemberian, dan cara pemberian obat. Klien mengatakan senang karena telah
melakukan cara bercakap – cakap.
Data objektif : Klien mampu melakukan cara menghardik. Klien mampu
menjawab nama obat, dosis obat, waktu pemberian tetapi masih dibantu oleh
perawat. Klien bisa melakukan cara bercakap – cakap dengan orang lain.
Klien terlihat senang setelah melakukan cara bercakap – cakap.
b. Diagnosa keperawatan : gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
c. Tujuan tindakan keperawatan : klien dapat mengendalikan halusinasi dengan
cara melakukan kegiatan
d. Tindakan keperawatan:
1) Klien dapat memvalidasi kegiatan yang telah dilakukan
2) Klien dapat mengendalikan halusinasi dengan cara kegiatan
3) Klien dapat memasukan ke dalam jadwal kegiatan pasien.
2. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita bertemu
lagi pak.
2) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? masih ada suara – suara negatif yang
muncul pak? Terakhir bapak mendengar suara – suara negatif kapan pak?
Nah sudah melakukan cara menghardik, minum obat secara teratur, dan
bercakap – cakap dengan orang lain? Coba ulangi kembali cara
menghardik seperti apa? nama obat yg dimunum apa saja? beserta dosis
obat, waktu pemberian obat dan manfaat obat, coba peragakan kembali
cara bercakap – cakap dengan orang lain? Apa yang dirasakan setelah
latihan secara teratur? Kita masukkan kedalam jadwal kegiatan bapak
yaitu menghardik, minum obat secara teratur dan bercakap – cakap dengan
orang lain
3) Kontrak :
Topik:
“Sekarang kita akan melakukan cara yang keempat yaitu cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan. Kegiatan apa yang
bapak bisa? Menyapu halaman atau mengepel lantai?
Waktu :
Berapa lama bapak mau melakukan kegiatan? bagaimana sekitar 15 menit
saja pak. Bapak bisa.
Tempat :
Dimana enaknya kita berbincang – bincang pak, bagaimana kalau di ruang
bu rosintan pak.
Tujuan :
“Agar suara – suara tidak mudah muncul lagi.
b. Fase kerja :
“Apa saja yang bisa bapak lakukan selama dipanti? Bapak sudah
melakukan menyapu lantai ketika berada di panti? bapak tau apa saja alat
– alat yang dibutuhkan ketika menyapu lantai? bapak tau cara – cara
menyapu lantai yang benar. Coba pak peragakan cara menyapu lantai
menurut bapak? Bagus… cara menyapu bapak sudah benar tapi alangkah
baiknya saya jelaskan terlebih dahulu ya pak.? Nah yang pertama yang
harus bapak siapkan alat – alat untuk menyapu lantai yaitu sapu lantai,
serokan, dan tempat sampah. Cara – cara menyapu lantai yang pertama
kita sapu terlebih dahulu sudut – sudut ruangannya pak, setelah sudut
ruangan sudah tersapu bapak sapu terus sampahnya ke arah pintu pak, nah
sampai terkumpul sampanya bapak ambil serokan dan masukkan sampah
itu ke dalam serokan setelah semua sampah diangkut semua ke sorokan
bapak membuang sampah ke tempat sampah. Setelah semua bersih jangan
lupa bapak rapihkan lagi alat – alatnya ke tempat semula. Nah tadi bapak
sudah melakukan kegiatan menyapu lantai bagaimana kalau kita masukan
kegiatan menyapu lantai ke dalam buku jadwal kegiatan bapak. Bapak
bisa menulis di kolom kegiatan yaitu menyapu lantai, nah bapak menulis
dengan singkatan “B” artinya bapak masih dibantu dengan perawat. jika
bapak melakukan kegiatan menyapu lantai secara mandiri bapak bisa
menulis dengan singkatan “M” dan jika bapak tidak melakukan menyapu
lantai bapak bisa menulis dengan singkatan “T”.
.
c. Fase terminasi :
1) Evaluasi :
Subjek :
“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan kegiatan menyapu
lantai?
Objek:
“Coba bapak sebutkan lagi alat – alat apa saja yang perlu disiapkan
untuk menyapu lantai? dan cara – cara menyapu lantai yang benar?
2) Rencana tindak lanjut :
“Nah sudah berapa cara mengontrol suara – suara negatif yang kita
pelajari? apa saja pak? iya bagus pak. nah sekarang kita sudah
melakukan cara menyapu lantai, nah bapak bisa melakukan menyapu
lantai tanpa ada saya ya pak. Bapak menyapu lantai sehari 2x pak, pagi
dan sore ya pak, mari pak kita tambahkan kegiatan menyapu lantai ke
dalam jadwal kegiatan harian bapak
3) Kontrak yang akan datang
Topik :
Nah bagaimana kalau besok kita bertemua lagi untuk mengevaluasi
semua yang sudah diajarkan oleh perawat.
Waktu :
“Untuk besok bapak bisa bertemu lagi dengan saya sekitar jam berapa
pak? bagaimana kalau jam 10.00 wib saja ya pak
Tempat :
“Untuk tempat bapak inginnya dimana ? bagaimana kalau ditaman lagi
pak. Sampai bertemu besok pak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pertemuan : Pertemuan 1 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : selasa / 24 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 16.00 sd 16.15 WIB
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif : Klien mengatakan : Malas untuk mencukur jenggot dan
kumis, Sudah seminggu tidak mencukur kumis dan jenggot.
Data objektif : Jenggot dan kumis klien terlihat lebat dan tidak rapih.
b. Diagnosa keperawatan : defisit perawatan diri berdandan
c. Tujuan tindakan keperawatan : klien dapat menjaga pentingnya berdandan
d. Tindakan keperawatan:
1) Mengindentifikasi masalah perawatan diri : berdandan
2) Jelaskan pentingnya berdandan
3) Latih cara berdandan yaitu : mencukur jenggot dan kumis
4) Memasukkan ke dalam buku kegiatan harian klien, mencukur jenggot dan
kumis
2. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat sore pak, senang sekali saya bisa bertemu lagi dengan bapak.
2) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak sore ini ? apa saja yang sudah bapak lakukan
sore ini ?
3) Kontrak :
Topik:
“Bagaimana kalau sore ini kita berbincang – bincang tentang pentingnya
berdandan yaitu mencukur kumis dan. jenggot
Waktu :
Berapa lama bapak mau membahas kebersihan diri tentang berdandan?
bagaimana sekitar 15 menit saja pak. Bapak bisa.
Tempat :
Dimana enaknya kita berbincang – bincang pak, bagaimana kalau ditaman
saja seperti kemarin lagi.
Tujuan :
“Kita membahas tentang berdandan agar bapak terlihat rapih dan bersih ya
pak.
b. Fase kerja :
“Sebelum kita membahas tentang cara berdandan, apa bapak tahu apa
saja yang masuk dalam berndandan? Apa bapak tahu cara berdandan
bagaimana? Iya bagus.. Saya akan menambahkan penjelasan yang pertama
alat untuk mencukur jenggot dan kumis. Yang pertama siapkan pencukur
jengot dan kumis dan sabun. Lalu caranya pertama basahkan terlebih dahulu
kumis dan jenggot yang akan dicukur supaya bapak tidak sakit. Setelah itu
langsung bapak cukur yang pertama kumis, cukur perlahan dari ujung kanan
mencukur dari atas lalu cukur kebawah dagu sampai kumis tidak tersisa lagi.
Setelah mencukur kumis bapak langsung mencukur jenggot caranya sama
pak, bapak mencukur dari ujung kanan terlebih dahulu kemudian bapak
lakukan mencukur dari atas ke bawah sampai tidak ada yang tersisa ya pak.
Setelah kumis dan jenggot sudah tercukur bapak membersihkan dengan sabun
pak. Bapak oleskan sabun ditangan lalu bersihkan daerah sekitar kumis dan
jenggot yang tadi bapak cukur. Nah itu sudah saya jelaskan sekarang giliran
bapak yang melakukan cukur jenggot dan kumis. Iya bagus pak. Setelah
semuanya selesai bapak jangan lupa untuk merapihkan kembali alat – alat
yang digunakan bapak ke tempatnya. Nah setelah itu kita masukkan kegiatan
mencukur jenggot dan kumis ke dalam buku kegiatan harian bapak. Bapak
bisa menulis di kolom kegiatan yaitu mencukur jenggot dan kumis, nah tulis
dengan singkatan “B” artinya bapak masih dibantu dengan perawat. jika
bapak melakukan kegiatan mencukur kumis dan jenggot secara mandiri bapak
bisa menulis dengan singkatan “M” dan jika bapak tidak melakukan
mencukur jenggot dan kumis bapak bisa menulis dengan singkatan “T”.
.
c. Fase terminasi :
1) Evaluasi :
Subjek :
“Bagaimana perasaan bapak setelah selesai melakukan cara berdandan
yaitu mencukur jenggot dan kumis?
Objek:
“Coba bapak sebutkan lagi alat – alat apa saja yang perlu disiapkan untuk
mencukur kumis dan jenggot? dan cara – cara mencukur kumis dan
jenggot yang benar? iya bagus sudah benar bapak.
2) Rencana tindak lanjut :
“Nah harap bapak dapat mengingat alat dan cara mencukur jenggot dan
kumis yang benar. Bapak bisa melakukan mencukur jenggot minimal
seminggu sekali. Mari pak kita tambahkan kegiatan mencukur jenggot dan
kumis ke dalam jadwal kegiatan harian bapak
3) Kontrak yang akan datang
Topik :
Bagaimana kalau besok lusa kita bertemua lagi untuk membahas tentang
kebersihan diri.
Waktu :
“Untuk besok bapak bisa bertemu lagi dengan saya sekitar jam berapa
pak, bagaimana kalau jam 14.00 wib saja ya pak
Tempat :
“Untuk tempat bapak inginnya dimana ? bagaimana kalau disini lagi pak.
Sampai bertemu besok pak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pertemuan : Pertemuan 4 Nama Klien : Tn.I
Hari tanggal : Kamis / 26 Mei 2016 Ruangan : Merak
Jam : 14.00 sd 14.15 WIB
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif : Klien mengatakan : Klien mengatakan lebih rapih jika cukur
kumis dan jenggot, klien mengatakan lebih percaya diri setelah mencukur
kumis dan jenggot.
Data objektif : klien terlihat rapih, klien mampu melakukan mencukur kumis
dan jenggot, klien tampak percaya diri setelah mencukur kumis dan jenggot.
b. Diagnosa keperawatan : defisit perawatan diri personal hygien
c. Tujuan tindakan keperawatan : klien dapat menjaga pentingnya kebersihan
diri
d. Tindakan keperawatan:
1) Evaluasi kegiatan berdandan
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3) Jelaksan cara dan alat untuk kebersihan diri : mandi, sikat gigi, keramas.
4) Memasukkan ke dalam buku kegiatan harian klien, mandi, menyikat gigi
dan keramas
3. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat siang pak, senang sekali saya bisa bertemu lagi dengan
bapak.
2) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak siang ini? coba pak, sebutkan lagi alat –
alat dan cara – cara mencukur jenggot dan kumis. Iya benar. Bapak
masih ingat.
3) Kontrak :
Topik:
“Sesuai kontrak kita kemarin hari ini kita akan latihan kembali ya pak
untuk menjaga kebersihan diri bapak dengan mandi, menyikat gigi dan
keramas.
Waktu :
Berapa lama bapak mau berlatih kebersihan diri? bagaimana sekitar 15
menit saja pak. Bapak bisa.
Tempat :
Dimana enaknya kita berbincang – bincang pak, bagaimana kalau
dikamar mandi
Tujuan :
“Kita membahas tentang kebersihan diri biar bapak tetap segar, wangi,
bersih dan tidak gatal – gatal lagi pak
b. Fase kerja :
“Sebelum kita membahas tentang cara kebersihan diri, apa bapak
tahu apa saja yang masuk dalam kebersihan diri? Apa bapak tahu cara
kebersihan diri bagaimana? Iya bagus.. Saya akan menambahkan
penjelasan yang pertama alat untuk mandi, keramas dan sikat gigi. Yang
pertama siapkan sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi. Lalu caranya kita
basahkan terlebih dahulu tubuh kita sampai basah, setelah itu ambil sampo
lalu gosokan ke rambut bapak sampai berbusa, setelah itu kita ambil
sabun gosokkan ke seluruh tubuh, setelah itu ambil sikat gigi, lalu oleskan
pasta gigi diatas sikat gigi sebelum melakukan sikat gigi kumur – kumur
terlebih dahulu pakai air dan lakukan menyikat giginya. Setelah semuanya
selesai lalu bersihkan badan menggunakan air sampai tidak ada sabun lagi.
Setelah semuanya selesai jangan lupa bapak keringkan badan sampai
kering sebelum menggunakan pakaian agar tidak terdapat panu di tubuh
bapak. Setelah dikeringkan bapak menggunakan pakaian yang bersih ya
pak. Nah itu sudah saya jelaskan sekarang giliran bapak yang
melakukannya. Iya pak bagus Setelah semuanya selesai bapak jangan lupa
untuk merapihkan kembali alat – alat yang digunakan bapak ke tempatnya.
Nah setelah itu kita masukkan kegiatan kebersihan diri ke dalam buku
kegiatan harian bapak. Bapak bisa menulis di kolom kegiatan yaitu
kebersihan diri, nah tulis dengan singkatan “B” artinya bapak masih
dibantu dengan perawat. jika bapak melakukan kegiatan kebersihan diri
(mandi, keramas, menyikat gigi) secara mandiri bapak bisa menulis
dengan singkatan “M” dan jika bapak tidak melakukan kebersihan diri
(mandi, keramas, menyikat gigi) bapak bisa menulis dengan singkatan
“T”.
c. Fase terminasi :
1) Evaluasi :
Subjek :
“Bagaimana perasaan bapak setelah selesai melakukan cara kebersihan
diri yaitu mandi, keramas dan menyikat gigi?
Objek:
“Coba bapak sebutkan lagi alat – alat apa saja yang perlu disiapkan
untuk kebersihan diri (mandi, keramas dan menyikat gigi)? dan cara –
cara kebersihan diri (mandi, keramas dan menyikat gigi) yang benar?
iya bagus sudah benar bapak
2) Rencana tindak lanjut :
“Nah harap bapak dapat mengingat alat dan cara (mandi, keramas, dan
menyikat gigi). Bapak bisa melakukan kebersihan diri (mandi,
keramas, dan menyikat gigi) minimal 2x sehari yaitu pagi dan sore ya
pak. Mari pak kita tambahkan kegiatan kebersihan diri (mandi,
keramas dan menyikat gigi) ke dalam jadwal kegiatan harian bapak
3) Kontrak yang akan datang
Topik :
Karena besok saya sudah tidak di panti lagi. Nah kalau bapak ingin
melakukan kebersihan diri bapak bisa melakukannya sendiri ya pak.
Waktu :
“Bapak bisa melakukan kebersihan diri sehari 2x pak pagi dan sore.
Tempat :
“Untuk tempat bapak bisa melakukannya di kamar mandi ya pak.
Semoga semua yang saya ajarkan kepada bapak. Bapak bisa
melakukannya secara mandiri. Semoga bisa bermanfaat oleh bapak.
Sampai jumpa pak.