Lampiran 1 · 2017. 11. 29. · Tama maupun Dawuh Raja sesungguhnya adalah paugeran. Oleh karenanya...

23
269 Lampiran 1 1.1 Strategi Pengumpulan Data Sub Bab Sumber Data Teknik Pengumpulan Data BAB IV Kekuasaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat 4.1. Kraton dan Suksesi Raja 4.2.Pemerintahan Masa HB X 4.3. Penguasaan Sumber Budaya 4.4 Penguasaan Sumber Ekonomi 4.5.Penguasaan Sumber Sosial Politik Data Sekunder: - Arsip Pem DIY - Perpustakaan Karaton Yogyakarta,Perpustakaan DIY (Badran, Malioboro) - Perpustakaan Perguruan Tinggi - Jurnal, electronic library UGM Data Primer : Lingkungan Karaton Darah Dalem: BRAy Murdho Kusumo Pangeran Jatiningrat(Romo Tirun) KRT Poerwodiningrat, KRT Harsodiningrat, KRT Pudjaningrat, Abdi Dalem Punokawan: KPH Yudahadiningrat( Romo Noer) Pemda DIY: - Biro Perekonomian,Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dikpora Asosiasi Masyarakat:KIPER, Kawulo Mataram, Pejuang Mataram Islam, LRM(Laskar Ratu Mataram, PAKSI) Akademisi Ir. Wahyu-UGM Dr. Pajar UIN Masyarakat:Perwakilan strata sosek Sleman, Bantul, Kota Jogya Triangulasi instrumen, triangulasi sumber data 1). Analisis narasi berbagai data sekunder: dokumen kraton (tulisan, foto, gambar), buku, laporan, karya ilmiah 2).Wawancara Mendalam 3).Observasi

Transcript of Lampiran 1 · 2017. 11. 29. · Tama maupun Dawuh Raja sesungguhnya adalah paugeran. Oleh karenanya...

  • 269

    Lampiran 1 1.1 Strategi Pengumpulan Data

    Sub Bab Sumber Data Teknik

    Pengumpulan

    Data

    BAB IV

    Kekuasaan Kraton Ngayogyakarta

    Hadiningrat

    4.1. Kraton dan Suksesi

    Raja

    4.2.Pemerintahan Masa

    HB X

    4.3. Penguasaan Sumber

    Budaya

    4.4 Penguasaan Sumber

    Ekonomi

    4.5.Penguasaan Sumber

    Sosial Politik

    Data Sekunder:

    - Arsip Pem DIY

    - Perpustakaan Karaton

    Yogyakarta,Perpustakaan DIY

    (Badran, Malioboro)

    - Perpustakaan Perguruan

    Tinggi

    - Jurnal, electronic library

    UGM

    Data Primer :

    Lingkungan Karaton

    Darah Dalem:

    BRAy Murdho Kusumo

    Pangeran Jatiningrat(Romo Tirun)

    KRT Poerwodiningrat,

    KRT Harsodiningrat,

    KRT Pudjaningrat,

    Abdi Dalem Punokawan:

    KPH Yudahadiningrat( Romo

    Noer)

    Pemda DIY:

    - Biro Perekonomian,Dinas

    Pariwisata, Dinas

    Kebudayaan, Dikpora

    Asosiasi Masyarakat:KIPER,

    Kawulo Mataram, Pejuang

    Mataram Islam, LRM(Laskar

    Ratu Mataram, PAKSI)

    Akademisi

    Ir. Wahyu-UGM

    Dr. Pajar UIN

    Masyarakat:Perwakilan strata

    sosek Sleman, Bantul, Kota Jogya

    Triangulasi

    instrumen,

    triangulasi sumber

    data

    1). Analisis narasi

    berbagai data

    sekunder:

    dokumen kraton

    (tulisan, foto,

    gambar), buku,

    laporan, karya

    ilmiah

    2).Wawancara

    Mendalam

    3).Observasi

  • 270

    Sub Bab Sumber Data Teknik

    Pengumpulan

    Data

    BAB V

    Daerah Istimewa Yogyakarta

    5.1. Sejarah

    Keistimewaan DIY

    5.2. Profil DIY

    Idem idem

    BAB VI

    Pelestarian Kekuasaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

    6.1. Pelestarian udaya

    Kraton

    6.1.1. Rananh Seni Tari

    6.1.2. Ranah Seni

    Karawitan

    6.1.3. Ranah

    Pendidikan Abdi

    Dalem

    6.1.4. Pemerintahan

    DIY-Budaya Kerja

    6.1.5. Ranah Politik

    Tradisional

    idem

    ditambah

    Ratu Pambayun/ GKR

    Mangkubumi

    KPH Yudahadiningrat( Romo

    Noer)

    Idem

    BAB VII

    Dinamika Kraton Ngayogyakarta Pasca Berlakunya UU No 13 tahun 2012

    7.1. Perubahan

    Kelembagaan dan

    Struktur

    7.2. Perubahan Regulasi

    7.3. Perubahan Habitus

    idem idem

    BAB VIII

    Eksistensi Kraton di Era Baru Pasca UU Berlakunya UU 13 Tahun 2012

    8.1 Era Baru Kraton

    Ngayogyakarta

    Hadiningrat Pasca UU

    13 Tahun 2012

    8.2. Wacana Sultan

    Perempuan

    Idem Idem

    BAB IX

    Penutup

    8.1 . Kesimpulan

    8.2. Rekomendasi

    -

  • 271

    1.2 Daftar Pertanyaan

    MASYARAKAT UMUM

    Nama : .............................................................................

    Alamat Rumah : .............................................................................

    No HP : .............................................................................

    Pendidikan : .............................................................................

    Pekerjaan : .............................................................................

    1. Pernah mendengar tentang Sabda Raja yang dikeluarkan Sultan

    HB X?

    a. Pernah b. Tidak pernah

    2. Keluarnya Sabda Raja tersebut dapat merubah Paugeran Kraton Ngayogyakarta Hadiningratn yang sudah berlaku

    ratusan tahun

    Apakah bapak ibu/saudara tahu apa itu Paugeran?

    a. Tahu b Tidak Tahu

    Jika menjawab Tahu, pengerian istilah Paugeran adalah:

    a. Aturan / kebijakan yang dibuat kraton turun temurun dan

    tidak boleh dirubah

    b. Aturan / kebijakan yang dibuat kraton turun temurun dan

    bisa dirubah oleh Raja/sultan yang sedang bertahta

    3. Setujukah jika Paugeran kraton berubah ?

    a. Setuju b. Tidak setuju

    Mengapa?...........................................................................

    ............................................................................................

    4. Setujukan anda jika suatu saat Sultan Jogya adalah Perempuan?

    a.Setuju b. Tidak setuju

  • 272

    jika menjawab setuju alasannya apa?

    a. Hak yang sama untuk laki laki dan perempuan untuk

    bertahta menjadi sultan

    b. Perempuan juga memiliki kemampuan untuk menjadi

    sultan

    c. Kebutuhan jaman /modernitas

    Jika tidak setuju alasannya apa?

    a. Laki2 lebih mampu menjadi sultan daripada perempuan

    b. Budaya patriarchat/pemimpin adalah laki2

    c. Lainnya......................................................................................

    5. Setujukan anda jika suatu saat Gubernur DIY adalah

    Perempuan?

    a. Setuju b. Tidak setuju

    Jika setuju alasannya apa?

    a.Hak yang sama untuk laki laki dan perempuan

    b. Perempuan memiliki kemampuan untuk menjadi gubernur

    c. Kebutuhan jaman /modernitas

    Jika tidak setuju alasannya mengapa?

    a. Laki2 lebih mampu menjadi gubernur daripada perempuan

    b. Budaya patriarchat/pemimpin adalah laki2

    c. Lainnya......................................................................................

    6. Sebenarnya apa yang diinginkan rakyat dari kepemimpinan

    seorang Sultan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ?

    a. Pengayoman

    b. Ketenteraman

    c. Kesejahteraan

    d. Keadilan

    e. Kemakmuran masyarakat Kraton

    f. lainnya....................................................................................

  • 273

    7. Sebenarnya apa yang diinginkan rakyat dari kepemimpinan

    seorang Gubernur DIY ?

    a. Pengayoman

    b. Ketenteraman

    c. Kesejahteraan

    d. Keadilan

    e. Kemakmuran masyarakat DIY

    f. lainnya.................................................................................

  • 274

    DAFTAR PERTANYAAN

    PENGGIAT UUK NO 13/2102

    Nama :......................................................

    Alamat Rumah :.....................................................

    No HP :...............................................

    Pendidikan :......................................................

    Pekerjaan :......................................................

    1. Permasalahan pokok apa yang ada dengan terjadinya

    konflik antara Sultan dan sederek dalem yang masing2

    memiliki pengikut pemahaman masing2

    a. Perubahan nilai2 budaya kraton jogya yang telah hidup

    ratusan tahun khususnya ruh Islam : Pemimpin adalah

    laki2

    .............................................................................................

    .............................................................................................

    b. Sultan mengeluarkan Sabda Raja tanpa musyawarah

    dan mufakat

    .............................................................................................

    .............................................................................................

    c. Implementasi/Pelaksanaan UUK 13/2012

    .............................................................................................

    .............................................................................................

    2. Guna menyelesaikan permasalahan tersebut upaya apa

    yang sebaiknya dilakukan demi lestarinya Kebesaran

    Kraton Jogya dan Ayem Tenteramnya dari segi sosial

    budaya dan ekonomi masyarakat DIY?

    a. .............................................................................................

    .............................................................................................

    b. .............................................................................................

    .............................................................................................

    c. .............................................................................................

    .............................................................................................

  • 275

    DAFTAR PERTANYAAN

    APARAT KRATON

    Nama :......................................................

    Alamat Rumah :.....................................................

    No HP :...............................................

    Pendidikan :......................................................

    Pekerjaan /jabatan :......................................................

    1. Bagaimana pelaksanaan pemerintahan di Kraton

    Ngayogyakarta Hadiningrat? Apakah sesuai dengan tata

    pemerintahan Kraton yang ada selama ini ?

    a. Kelembagaan:

    b. SDM : Kuantitas dan kualitas:

    c. Teknologi Informasi:

    d. Lainnya:

    ...................................................................................................

    ...................................................................................................

    2. Bagaimana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dapat bertahan

    dan eksis hingga saat ini meski modernitas terus berjalan

    dikehidupan masyarakat dunia?

    a. Cara ngrembakaaken Budaya?

    ...................................................................................................

    b. Pendanaan?

    ...................................................................................................

    3. Setelah diimplementasikannya UU Keistimewaan DIY maka

    Kraton harus menyesuaikan diri. Apa saja yang sudah

    dilakukan oleh kraton sebagai sebuah institusi sosial budaya?

    a.Kelembagaan:................................................................................

    ..........................................................................................................

    b.SDM :

    Kuantitas

    ..........................................................................................................

    ..........................................................................................................

  • 276

    Kuantitas:.........................................................................................

    ..........................................................................................................

    c.Teknologi Informasi:.............................................................

    ..........................................................................................................

    4. Apa saja kesulitan Kraton dalam menyongsong perubahan2

    cepat yang harus dihadapi berkaitan dengan berlakunya UU no

    13/2012 terkait

    a. Tata Ruang :

    .........................................................................................................

    ..........................................................................................................

    b. Pertanahan :

    .........................................................................................................

    ........................................................................................................

    c. Budaya :

    .........................................................................................................

    ..........................................................................................................

    d.Lainnya:

    .........................................................................................................

    .........................................................................................................

  • 277

    Lampiran II Dokumen Pendukung 2.1 Surat Pernyataan Yusuf Ronodipuro

    Kepada Yang Terhormat

    Sri Sultan Hamengku Buwino X

    di Yogyakarta Hadiningrat

    Dengan Hormat

    Bersama ini saya memberitahukan bahwa saya telah dihubungi oleh

    Saudara Ujiwir Mohamad yang saya kenal baik, yang menyarankan agar saya

    menuliskan dan menyampaikan kepada Bapak suatu peristiwa dalam sejarah

    perjoangan mempertahankan kemerdekaan yang saya saksikan mengenai

    kejadian yang menyangkut diri pribadi Almarhum Sri Sultan

    Hamengkubuwono IX kurang lebih 43 tahun yang lalu.

    Kisah kejadian itu pernah saya coba menulisnya atas permintaan

    Almarhum Bapak Mr.Mohamad Roem untuk dimuat dalam buku kenang-

    kenangan memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-70 Almarhum Sri Sultan :

    “TAHTA UNTUK RAKYAT”.

    Setelah selesai saya ketik sepanjang 2 halaman, saya pelihatkan kepada

    Sri Sultan dengan maksud agar beliau berkenan memriksanya untuk dikoreksi

    bilamana ada kesalahan atau kekurangannya. Setelah beliau baca beberapa

    kali, sambil senyum beliau lipat tulisan saya tersebut dan dimasukkan saku

    baju safari sambil berkata :“Tidak usah saja”.

    Adapun kisah kejadiannya adalah sebagai berikut :

    Setelah tentara Belanda tanpa diketahui lebih dulu oleh Pemerintah R.I

    tanggal 19 Desember 1948 menyerbu daerah Republik dan berhasil

    menduduki ibukota Yogyakarta, berikut menawan Presiden Sukarno. Wakil

    Presiden Mohamad Hatta dan lain-lain pemimpin RI dan kemudian

    mengasingkan mereka ke Drastagi (Bung Karno, H. Agus Salim, Sutan Syahrir)

    dan ke Bangka (Bung Hatta, Mr.Ali Sastroamidjojo, Mr.Moh.Roem, dll. ) pada

    tanggal 20 Januari 1949 Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru

    mengundang 19 Pemimpin Negara-Negara Asia berkonperensi di New Delhi

    untuk merundingkan dan menentukan sikap bersama serta mengambil

    langkah-langkah terhadap pemerintah Belanda.

    Atas prakarsa mereka, Dewan Keamanan PBB telah dua kali

    mengeluarkan Resolusi (tanggal 28 Januari dan diulangi tanggal 23 Maret

    1949) yang menetapkan :

  • 278

    1. Kedua pihak untuk “cease fire”; 2. Pemerintah Belanda supaya membebaskan pemimpin-pemimpin R.I yang

    ditawan dan emngembalikan mereka ke Yogya;

    3. Tentara Belanda supaya ditarik mundur keluar dari daerah R.I;

    4. Kedua pihak mulai lagi perundingan.

    Pada tanggal 14 April 1949 di Hotel dos Indes dimulai perundingan

    pendahuluan anatara Delegasi R.I yang dipimpin oleh Mr.Moh.Roem dan

    Delegasi Belanda yang dipimpin oleh Dr.J.H. Van Royen.

    Dalam rangka memperlancar jalannya perundingan, pada tanggal 24

    April 1949 Bung Hatta atas undnagan “Komisi Tiga Negara” datang di Jakarta

    dari Bangka.Disusul oleh kedatangan Sri Sultan dan Merle Cocliran untuk

    melaporkan mengenai perkembangan perundingan kepada Presiden

    Sukarno.Saya yang waktu itu menjadi Staf Delegasi R.I (bertugas sebagai

    Liaison Officer) menyertai mereka ke Bangka. Setelah bertemu dengan Presiden Sukarno, Cochran hari itu juga

    terbang kembali ke Jakarta dan mengirimkan pesawatnya kembali ke Bangka

    untuk menjemput Sri Sultan.Sri Sultan tinggal di Bangka (Menumbing) selama

    3 hari.

    Pada hari terakhir keberadaan Sri Sultan di Bangsa, setelah selesai

    “sarapan pagi” yang dihadiri oleh semua yang diasingkan di Bangka, Sri Sultan

    berdiri dan meminta kesempatan untuk berbicara.Suasana ramai dengan gelak

    ketawa dengan macam-macam obrolan mendadak menjadi hening, semua

    terdiam.

    Kata-kata yang diucapkan oleh Sri Sultan pendek saja :“Saya ingin

    menyampaikan sepatah-dua patah kata. Tidak lama lagi kita akan kembali ke

    Yogya. Tetapi kita tidak punya apa-apa.Ini tidak banyak, sekedar untuk bisa

    mulai lagi”.

    Sambil mengucapkan kata-kata terakhir ini, Sri Sultan menyerahkan

    selembar Cheque “Javasche Bank” kepada Bung Karno. Pada cheque tersebut

    tertera jumlah F.6.000.000, --(enam juta gulden).

    Bung Karno menerima selembar cheque tersebut dengan wajah terharu

    yang mendalam, dan menyambutnya dengan kata singkat dan suara rendah :

    “Terima kasih”, sambil mengulurkan tangannya kepada Sri Sultan. Dua anak

    manusia, dua putera bangsa yang terbesar, berjabat tangan dengan

    mesra.Suasana hening dan haru mencekam ruangan makan pada pagi hari itu.

    Air mata tidak bisa bertahan oleh semua yang hadir : Pak Haji Agus Salim,

    Komisaris Besar Polisi Sumarto, Mr.Assaat, Mr.A.Gafar Pringgodigdo,

    Dr.Halim, Dr.Damarsetiawan, Rh.Koesnan, dll.

  • 279

    Waktu itu Mr.Ali Sastroamidjojo, Ir.Juanda, Dr. Leimena sudah ada di

    Jakarta dengan Mr.Moh Roem mengikuti perundingan dengan Belanda

    sebagai anggota Delegasi R.I.

    Tanggal 1 Mei 1949 jam 11.00 siang saya menyertai Sri Sultan kembali

    ke Jakarta dengan pesawat “Beechcraft” KTN.

    Tanggal 7 Mei 1949 di Hotel des Indes, Jakarta, dengan disaksikan oleh

    “Komisi Tiga negara” (United Nations Commission for Indonesia)

    ditandatangani “Roem-Royen Statement”.

    Menurut keterangan yang saya peroleh setelah kejadian di Bangka itu,

    cheque yang diserahkan Sri Sultan kepada Presiden Sukarno itu adalah “asset”

    pribadi Sri Sultan yang disimpan di Javasche Bank semoenjak jaman

    Pemerintahan Belanda. Waktu Belanda dalam Aksi Militer ke-2 menduduki

    Yogya, “asset” tersebut “di-cairkan” untuk merayu Sri Sultan agar mau

    memihak Belanda, bersamaan dengan tawaran Belanda agar Sri Sultan

    bersedia mengepalai wilayah Kerajaan Mataram dulu, hal mana oleh Sri Sultan

    dengan tegas ditolaknya semua.

    Keterangan diatas dibenarkan oleh Almarhum Pangeran Bintoro

    sewaktu saya berkesempata menanyakan kepada beliau.

    Dengan demikian tulisan catatan ini saya serahkan kepada Bapak dan

    mudah-mudahan ada gunanya.Sumonggo.

    Hormat saya,

    M.Jusuf Ronodipuro.

    Lampiran 2.2. Pangeran Jatiningrat menunjukkan surat Yusuf Ronodipuro

  • 280

    Lampiran 2.3. Surat Sultan HB X ke Mahkamah Konstitusi

    Perihal : Keterangan Tambahan

    Lampiran : 1 (satu) Berkas

    Kepada Yang Terhomat,

    Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

    Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6

    Jakarta Pusat

    Kami, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur sekaligus juga selaku

    Sultan Bertahta menyadari posisi kami tidak untuk melakukan

    perdebatan/menanggapi keterangan ahli atau pihak lainnya yang muncul pada

    Sidang Ketujuh Pengujian Undang Undang No 13 Tahun 2012 tentang

    Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 30 Januari 2017.

    Namun ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan terkait Paugeran dan

    Sultan bertahta.

    Seperti keterangan kami sebelumnya bahwa urusan pergantian kekuasaan

    adalah urusan internal Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sabda Raja, Sabda

    Tama maupun Dawuh Raja sesungguhnya adalah paugeran. Oleh karenanya

    sumber tertinggi paugeran berada ditangan Sultan bertahta. Hal ini adalah

    hukum keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta dan tentunya akan selalu

    diharmonisasi dengan perubahan zaman dan UUD 1945.

    Oleh karenanya kami menegaskan pemimpin Kasultanan Ngayogyakarta

    dimensi utamanya adalah berdasarkan laku dan lakon serta Wahyu Allah

    bukanlah jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Bisa saja seorang berharap

    sebagai penerus selanjutnya namun ketika hal tersebut tidak berdasarkan laku,

    lakon dan wahyu Allah, maka akan berdampak fatal, takhta tersebut pasti tak

    akan melekat kepadanya. Bagaimanapun Raja bukan semata takhta namun

    sesungguhnya adalah personifikasi nilai, nilai luhur tertinggi dan hal tersebut

    tak mengenal harus laki-lai atau harus perempuan.

    Oleh karenanya Sabda Tama pada 06 Maret 2015 diantaranya menyatakan :

  • 281

    Marang sopo wae kang kaparingan kalenggahan, manut karo Raja sing maringi kalenggahan.

    (Barang siapa yang sudah diberikan jabatan harus mengikuti perintah

    Raja yang memberikan jabatan);

    Sing gelem lan ngrumangsani bagian saka alam lan gelem nyawiji karo alam, kuwi sing pantes diparingi lan diparengake ngleksanaake dhawuh lan isa diugemi yaiku: - pangucape isa diugemi -ngrumangsani sopo to sejatine -ngugemi asal usule. - kang gumelar iki wis ono kang noto. Dumadi onolir gumanti ora kepareng dirusuhi.

    (Siapa saja yang merasa bagian dari alam dan mau menjadi satu dengan

    alam, dialah yang layak diberi dan diperbolehkan melaksanakan

    perintah dan bisa dipercaya. Ucapannya harus bisa dipercaya, tahu

    siapa jati dirinya, menghayati asal-usulnya. Bagian ini sudah ada yang

    mengatur. Bila ada pergantian, tidak boleh diganggu);

    Sing disebut tedak turun kraton, sopo wae lanang utowo wedok, durung mesti diparengake ngleksanaake dhawuh kalenggahan. Kang kadhawuhake wis tinitik. Dadi yen ono kang omong babagan kalenggahan Nata Nagari Mataram, sopo wae, luwih-luwih pengageng pangembating projo ora diparengake, lir e kleru utowo luput.

    (Siapa saja yang menjadi keturunan keraton, laki atau perempuan,

    belum tentu dianugerahi kewenangan kerajaan. Yang diberi wewenang

    sudah ditunjuk. Jadi, tidak ada yang diperbolehkan membahas atau

    membicarakan soal takhta Mataram, terlebih-lebih para pejabat istana,

    khawatir terjadi kekeliruan);

    Anane sabdatama, kanggo ancer-ancer parembagan opo wae, uga paugeran kraton, semana uga negara, gunakake undang-undang.

    (Sabdatama ini dimunculkan sebagai rujukan untuk membahas apa saja,

    juga menjadi tata cara keraton dan negara, dan berlaku seperti undang-

    undang)..;

  • 282

    Sabda Tama sebagai hukum keistimewaan sudah jelas tidak ada diskriminasi

    terhadap laki-laki atau perempuan untuk pengisian takhta Kasultanan, sama

    kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.

    Jika ada keterangan bahwa Sultan itu laki-laki lalu diterjemahkan sebagai kata

    “istri” dalam pasal 18 huruf m dalam Undang Undang Keistimewaan Daerah

    Istimewa Yogyakarta dalam frasa “antara lain riwayat pendidikan, pekerjaan,

    saudara kandung, istri dan anak”, maka hal tersebut merupakan

    pendapat/kesimpulan bersangkutan.

    Sultan memang laki-laki dalam konteks Sultan Hamengku Buwono I hingga

    X, namun bukan berarti pemangku takhta selanjutnya mutlak laki-laki hingga

    akhir zaman. Sangat terbuka kemungkinan perempuan bergelar Ratu atau

    sebutan lainnya memangku takhta Kasultanan. Hal ini bukan hanya karena

    perjalanan sejarah internal keistimewaan yang terus bergerak ke depan,

    namun juga karena UUD 1945 adalah bagian yang harus dijunjung, diakui dan

    dihormati oleh Kasultanan.

    Demikian keterangan ini kami sampaikan, sebagai bagian yang tidak

    terpisahkan dari keterangan sebelumnya pada tanggal 17 November 2016. Jika

    dikemudian hari ada keterangan lain yang perlu kami sampaikan, maka kami

    akan memberikan keterangan selanjutnya.

    Jakarta, 31 Januari 2017

    Hormat Kami,

    Sultan Hamengku Buwono X

  • 283

    Lampiran III Dokumentasi Penelitian

    Foto 1. Stiker produksi KIPER, salah satu bentuk Fund Rising

    Foto 2. Buku Pendaftaran Pendukung KIPER (Komite Independen Pengawal

    Referendum)

  • 284

    Foto 3. Demonstrasi dgn bambu runcing (senjata para pahlawan kemerdekaan

    RI) oleh LSM Geram dan Paguyuban Ismoyo

    Foto 4. Sukiman tahun 2009 (kiri) dan Sukiman tahun 2017 (kanan)

    Ketua Paguyuban Semar Sembogo, pejuang penetapan dan UUK DIY No. 13

    Tahun 2012

  • 285

    Foto 5. Baliho Sabda Raja 10 Mei 2012 di depan Kantor Pos Yogyakarta

    Foto 6. Perwakilan Paguyuban Kepala Dukuh se-DIY

    Semar Sembogo mengikuti sidang gugatan UUK DIY No. 13 Tahun 2012 di

    Jakarta

  • 286

    Foto 7. Kelompok Kontra Sultan bertahta di depan Gedung MK Jakarta

    Foto 8. Gusti Prabuningrat di Kantor MK Jakarta

  • 287

    Foto 9. Peneliti mengikuti Safari Jumat di Masjid Pathok Negoro

    Foto 10. GBPH Prabukusumo pada Sarasehan Safari Jumat di Masjid Pathok

    Negoro

  • 288

    Foto 11. Undangan Sarasehan Safari Jumatan Kelompok PMI

    Foto 12. Kegiatan Akademisi UIN terkait Sabda Raja dan Sultan Perempuan

  • 289

    Foto 13. Kegiatan Akademisi UIN terkait Sabda Raja dan Sultan Perempuan

    Foto 14. Pelestarian Adat Kraton Yogyakarta (busana abdi dalem pria dan

    wanita serta etika)

  • 290

    Foto 15. Sertifikat/Partisara Peserta Sekolah Abdi Dalem

    Foto 16. Komputerisasi di Tepas Kraton dan Abdi Dalem Fresh Graduate

    Perguruan Tinggi

  • 291

    Foto 17. Website Kraton Yogyakarta (http://kratonjogja.id/)

    Foto 18. Peneliti dan Gusti Murdho

    Kusumo cucu HB VIII dari garwo

    ampil pertama KRAy Pintoko

    Purnomo

    Foto 19. Pangeran Jatiningrat (Romo

    Tirun) cucu HB VIII dari garwo ampil

    keempat KRAy Cipto Murti

    http://kratonjogja.id/