Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

30
Spesifikasi Teknis 1 SPESIFIKASI TEKNIS 1. PEKERJAAN TANAH A.PEKERJAAN PENGUKURAN a.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini. a.2. Standard / Rujukan Tidak ada. a.3. Prosedur umum a.3.1. Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan menggunakan meter , dan patok akan disediakan oleh Kontraktor. Apabila kontraktor merasa keberatan atas penentuan patok tersebut, maka dalam 3 (tiga) hari setelah penentuan, kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas. a.3.2. Persyaratan Pengukuran Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui oleh direksi Pekerjaan. Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan dan ketetapan harus dilakukan dengan polygon tertutup. a.3.3. Patok / Bench Mark (BM) - Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok – patok yang dibuatnya. - Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya. a.3.4. Tim Pengukur dan Peralatan Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Direksi.

Transcript of Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Page 1: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

1

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PEKERJAAN TANAH A.PEKERJAAN PENGUKURAN a.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

a.2. Standard / Rujukan Tidak ada. a.3. Prosedur umum

a.3.1. Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan menggunakan meter , dan patok akan disediakan oleh Kontraktor. Apabila kontraktor merasa keberatan atas penentuan patok tersebut, maka dalam 3 (tiga) hari setelah penentuan, kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.

a.3.2. Persyaratan Pengukuran Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui oleh direksi Pekerjaan. Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan dan ketetapan harus dilakukan dengan polygon tertutup.

a.3.3. Patok / Bench Mark (BM) - Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun

patok – patok yang dibuatnya. - Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus

dihindarkan. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

a.3.4. Tim Pengukur dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Direksi.

Page 2: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

2

Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan disetujui Direksi Pekerjaan.

a.4. Bahan – bahan Tidak ada a.5. Pelaksanaan Pekerjaan

a.5.1. Perhitungan dan catatan perhitungan Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Coordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran. Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukan jarak dan azimuth ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku lapangan. Semua catatan dan perhitungan dibuat parmanen, dan dijaga ditempat yang aman.

a.5.2. Pemeriksaan Ketetapan

Semua elemen pemgukuran, pemeriksanaan dan penyelesaian harus diperiksa Direksi pada waktu – waktu tertentu selama pelaksanaan proyek kontraktor harus membantu Direksi selama pemeriksaan pengukuran lapangan. Pengukuran yang tidak sempurna dilakukan kontraktor, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya. Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas selama pemeriksaan.

B.PEKRJAAN GALIAN TANAH, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN b.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi - Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat – alat dan bahan - Pekerjaan persiapan lapisan pendukun untuk pekerjaan pondasi dan lain – lain

seperti ditunjukan dalam gambar kerja. - Pengusapan, perataan, pengukuran kemiringan, pemadatan permukaan tanah,

penghamparan dan pemadatan lapisan tanah putih/limestone sesuai gambar kerja.

- Pekerjaan ini adalah diberlakukan pada kegiatan pematangan lahan. b.2. Standar / Rujukan

- American Association of State Highway and transportation Officials (AASHTO) - American Society for Testing and Materials (ASTM) - Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku.

Page 3: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

3

- Spesifikasi teknis galian, ukuran kembali dan pemadatan. b.3. Prosesdur Umum

b.3.1. Umum - Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan lebih dahulu

kepada Direksi, untuk diuji dan disetujui. Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika diminta Direksi.

- Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti semua detail / potongan, elevasi, bentuk dimensi dan kerataan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja meragukan, kontraktor harus menyampaikannya kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan. Kesalahan atau kelalain yang dilakukan kontraktor akan menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada Pemilik Proyek.

- Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi yang ditanda tangani oleh wakil yang ditunjuk, dimana dan kapan memulai suatu bagian pekerjaan.

- Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi jadwal pekerjaan setiap 2 (dua) minggu dan akan meliputi: § Daftar peralatan § Daftar tenaga kerja § Volume yang harus diselesaikan Jadwal tersebut harus disetujui Direksi sebelun memulai setiap pekerjaan.

- Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga kerja yang sudah dilaporkan untuk pekerjaan dalam daftar yang lebih disetujui, kecuali bila telah dilakukan pertimbangan sebelum melakukan pergantian dan dengan persetujuan Direksi.

- Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan persyaratan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian surat ijin tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buruk dan/atau hujuan atau bila tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan basah, kecuali bila ditentukan lain oleh direksi.

- Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui oleh Direksi.

b.3.2. Pembersihan dan Pembongkaran

Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua tumbuh – tumbuhan seperti pohon, batang pohon, bonggol, akar – akar pohon yang tertimbun semak, rumput, rerumputan, dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi.

Page 4: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

4

Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus dibongkar / digali sampai kedalaman secukupnya untuk membuang semua bonggol, akar – akar besar, batang yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.

b.3.3. Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah yang bebas dari campuran tanah lapisan bawah, sampah, bonggol, akar – akar, batuan, belukar, rerumputan atau pertumbuhan tanaman. Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang ditentukan untuk digunakan dalam pekerjaan landscape dan/atau reklamasi.

b.3.4. Penggalian - Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti

ditunjukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.

- Setiap kali pekerjaan galian selesai, kontraktor wajib melaporkannya kepada Direksi untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

- Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi sebelum menempatkan bahan urugan.

- Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Direksi sampai pada kedalam yang memiliki permukaan yang sesuai.

- Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, hingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

- Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk direksi tanpa tambahan biaya dari pemilik proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, buldoser atau excavator. Bila ditemukan batu – batuan, kontraktor harus memberitahukannya kepada Direksi yang akan mengambil keputusan sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, kontraktor harus memberitahu Direksi, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Direksi menyetujui kedalam penggalian dan sifat lapisan tanah kepada dasar penggalian tersebut.

Page 5: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

5

b.3.5. Urugan dan Timbunan - Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan

dan lokasi pekerjaan urugan dan timbunan telah disetujui Direksi. - Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum

semua pekerjaan terdahulu disetujui Direksi. - Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat

disimpan oleh kontraktor ditempat penumpukan lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Direksi.

b.3.6. Pemadatan

- Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah cohesive digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Sedangkan smooth steel wheel roller digunakan memadatkan bahan urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.

- Bila tingkat pemadatan tidak terpenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkarkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Direksi.

b.4. Pemeriksaan dan Pengujian

b.4.1. Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya pekerjaan b.4.2. Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :

- Sebelum memulai pekerjaan - Sebelum menghentikan pekerjaan sehari – hari

b.4.3. Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan dimulai.

b.5. Bahan – bahan

Lihat butir b.6. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini

b.6. Pelaksanaan Pekerjaan

b.6.1. Umum - Sebelum memulai pekerjaan Persiapan lahan dan perataan, semua lahan

lapisan atas, pembersihan dan pembongkaran harus telah selesai dikerjakan dan disetujui Direksi.

- Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan harus dari jenis alat yang disetujui, yang disesuaikan dengan kondisi tanah pada lokasi dimaksud.

- Bagian pekerjaan yang telah selesai di kerjakan dan di ketahui tidak stabil atau di bawah kelas yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan, harus di pebaiki dan diratakan kembali oleh kontraktor tanpak biaya tambahan.

Page 6: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

6

- Semua paket pengukuran harus berada ditempatnya, tidak boleh dipindahkan dan tidak boleh diganti.

- Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar dicapai hasil yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi ini, kecuali bagian – bagian yang harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan.

- Bagian daerah yang disiapkan adalah bagian daerah yang dilakukan kegiatan pematangan lahan. Luas daerah yang dimaksud dalam pekerjaan ini harus dibawah instruksi Direksi, dan pihak kontraktor dapat menggunakan Gambar Kerja yang ada.

- Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan disekeliling lokasi penumpukan.

- Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan pencegahan erosi dan harus dibuat sesuai petunjuk Direksi.

b.6.2. Galian

- Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Direksi.

- Semua bahan galian ditumpukan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi, sehingga bila dapat gunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Direksi.

- Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Direksi yang disebabkan karena kesalahan kontraktor, kelebihan galian tersebut tidak dapat dibayar dan kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya kontraktor.

- Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok – patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.

- Kontraktor harus menyingkirkan setiap bantuan ditemukan pada daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 15 cm di bawah elevasi akhir rencana. Bantuan dapat berubah batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 1 m, yang harus disingkirkan dengan alat khusu dan/tau diledakan.

b.6.3. Urugan dan Timbunan

- Bahan urugan § Bahan urugan yang diijinkan untuk digunakan didalam pekerjaan

pematangan lahan ini adalah bahan tanah putih / limestone. § Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,

bahan – bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 10 cm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar serta memiki nilai CBR minimal 6%.

§ Semua bahan galian lain tidak diijinkan kecuali disetujui Direksi.

Page 7: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

7

§ Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.

§ Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kedapatan yang disyaratkan.

- Persiapan

Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan – pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan, seperti : § Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar

kerja dan spesifikasi teknis. § Kontraktor harus memberitahu Direksi sebelum memulai penempatan

bahan urugan dan Direksi akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.

§ Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu dari genangan air dengan menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Direksi.

- Penempatan Bahan Urugan : § Bahan urugan tidak boleh dihampar atau didapatkan pada waktu

hujan. § Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus

ditempatkan dengan baik. § Bahan urugan yang terdiri dari tanah putih / limestone ditempatkan

atau diurug pada daerah yang telah digali dengan kedalaman 40 cm (daerah pematangan lahan).

§ Bahan urugan ke dua ditempatkan di atas daerah pematangan (40 cm) setinggi 70 cm

b.6.4. Pemadatan

- Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata dengan menggunakan alat bantu yang berkenaan dengan pekerjaan ini.

- Tanah yang dipadatkan pada daerah pematangan lahan dilindungi dengan pemasangan batu kosong / karang dengan lebar minimal 20 cm.

b.6.5. Pemgunaan Bahan Galian

Semua bahan bahan galian yang memenuhi syarat harus digunakan untuk urugan, namun apabila tidak memenuhi, maka harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

Page 8: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

8

2. PEKERJAAN PONDASI a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pemasangan pondasi menerus yang dalam hal ini digolongkan dalam bangunan non-struktur.

b. Standar / Rujukan Buku pendoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.

§ Semua standard an peraturan nasional yang berlaku.

c. Syarat – syarat Pelaksanaan § Pondasi menerus yang dimaksud disini adalah ponadasi yang terbuat dari batu

karang /batu kali. § Semua pekerjaan pasangan pondasi baru boleh dikerjaan bila galian tanah sudah

diperiksa dan disetujui Direksi/Pengawas. § Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang – lubang galian harus kering dan bersih.

Dari tanah urug yang telah dipadatakan didalam calon bangunan (kedalaman 70 cm), akan digali sedalam 50 cm dimana 10 cm untuk pemasangan batu kosong/Aanstamping dan urugan pasir. Lebih lanjut kontraktor dapat mengacu pada gambar kerja.

§ Batu karang/kali/gunung yang dipakai tidak keropos dan sebelum di pasang harus

dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis. § Pasangan pondasi batu karang ini dibuat dengan adukan 1 pc : 5 psr dan diberi

angker double untuk mengikat sloof dengan pondasi dengan jarak tiap 1,5 m menggunakan besi beton ∅ 12 mm.

§ Semau bidang permukaan ponadsi bagian luar diatas tanah yang kelihatan harus di

plester/diberaben dengan adukan 1 pc : 3 Psr kemudian di aci dengan saus semen samapai kedalaman minimal 15 cm dibawah permukaan tanah asli.

§ Pasir yang dipakai adalah pasir local yang telah dicuci

3. PEKERJAAN STRUKTUR a. Lingkup Pekerjaan a.1. Pekerjaan meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan –

bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan – perlengkapan untuk pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan

Page 9: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

9

pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, selngkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.

Garis besar pekerjaan struktur terdiri dari a. Struktur bawah § Pondasi telapak (foot plat) § Sloof/balok beton

b. Struktur atas § Kolom, Ringbal, balok, pelat dan list plank beton yang merupakan pekerjaan

pengecoran setempat. a.2. Kontraktor harus mengadakan menyediakan – penyediaan dan persiapan – persiapan

serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.

a.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat – alat yang

terpasang, selubung – selubung dan sebagiannya yang tertanam didalam beton. Syarat – syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (P.B.I. 1971) atau aturan beton yang terakhir SNI.

a.4. Ukuran – ukuran (dimensi) dari bagian – bagian beton bertulang yang tidak

termasuk pada gambar – gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran – ukuran dalam garis bersar. Ukuran – ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar – gambar konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisi dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Direksi Pekerjaan, guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.

a.5. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur a.6. Kontraktor dapat memulai pekerjaan struktur setelah mendapat persetujuan dari

Direksi Pekerjaan. a.7. Sebelum pekerjaan struktur dimulai, kontraktor wajib memberikan usulan Rencana

Kerja yang akan ditempuh minimal menyebutkan : a. Urut – urutan pekerjaan struktur temasuk pelaksanaan loading test. b. Metode atau skema pelaksanaan pekerjaan struktur. c. Peralatan yang digunakan, penempatan peralatan, penempatan / penumpukan

bahan/materiil struktur. d. Jadwal waktu pelaksanaan. e. Dan lain – lain yang berhubungan dengan pekerjaan struktur.

Page 10: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

10

b. Persyaratan Bahan b.1. Mutu Semen

Semen Portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau NI-8 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh pihak Direksi Pekerjaan.

b.2. Penyimpanan Semen

penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak – zak yang utuh dan terlindung baik terhdap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.

b.3. Pasir agregat halus, koral/batu pecah, agregat kasar

Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi PBI-71 Bab 3/SNI atau atauran sejenis. a. Mutu pasir

Butir – butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung Lumpur dan batuan bahan organis.

b. Ukuran Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat, sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat, sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.

c. Mutu Koral Butir – butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah, jumlah butir – butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat – zat aktif alkali.

d. Ukuran Sisa diatas ayakan 311,5 mm, harus 0% berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98 % berat, selisi antara sisa – sisa komolatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

e. Penyimpanan Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan – bahan lain.

Page 11: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

11

b.4. Mutu air Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam – garam bahan organis atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b.5. Mutu Beton

kecuali ditemukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut : (1). Beton structural K.225, sloof, Ringbalk, kolom, plat lantai atas dan listplank beton

(2). Beton struktural K. 175, meliputi beton lantai kerja, lantai dasar/rabat tanpa tulangan.

c. Adukan Adukan beton harus didasrkan pada trial mix dan mix design masing – masing untuk umur 3,7,14,21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasi pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat – lambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan dimulai, dan simping itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971 atau peraturan yang terbaru.

Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Pekerjaan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua perbuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.

d. Pengujian / pemeriksaan mutu beton d.1. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton

15 x 15 x 15 cm sesuai PBI 1971 atau aturan yang terbaru. d.2. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump

harus dalam batas – batas yang disyaratkan dalam PBI 1971 atau aturan yang terbaru, kecuali ditemukan lain oleh Direksi Pekerjaan.

d.3. Benda uji dari satu adukan dipili acak yang mewakili suatu volume rata – arat tidak

lebuh dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumennya terkecil). Disamping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.

d.4. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing – masing untuk umur 7,14 dan 28

hari.

Page 12: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

12

d.5. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan

dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah dan penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian diluar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

e. Tebal Penutup Beton Minimum e.1. Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI

1971 atau aturan yang terbaru. e.2. Perhatian khusus harus dicurahkan terhadap ketetapan tebal penutup beton untuk

itu tulang harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka penahan – penahan jarak dapat berbentuk blok – blok persegi atau gelang – gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan – penahan jarak tersebut harus tersebar merata.

f. Pengecoran f.1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971 atau aturan yang terbaru. f.2. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan lebihi 2 m bila tidak disebutkan lain atau

disetujui Direksi Pekerjaan. f.3. Bila pelaksaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda diluar

ketentuan yang tercantum didalam PBI’71 atau aturan yang terbaru termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka Kontraktor harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.

g. Perawatan Beton g.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI1971 NI-2 bab 6.6 atau

aturan yang terbaru. g.2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum

saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

g.3. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan

dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 32oC.

Page 13: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

13

g.4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus – menerus dengan menutupinya dengan karung – karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Deriksi Pekerjaan.

h. Cacat pada Beton

Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Pekerjaan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

h.1. Konstruksi beton yang keropos h.2. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya

tidak sesuai dengan gambar. h.3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan. h.4. Konstruksi beton yang tidak berisikan kayu atau benda lain. h.5. Semua pekejaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan

diganti dengan yang baru, kecuali Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan atau konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan – usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan itu dianggap memungkinkan.

i. Baja Tulangan i.1. Mutu Baja : kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan

baja adalah sebagai berikut : § Baja Ulir : BJTD 39 § Baja Polos : BJTP 24

i.2. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, dan karat serta bahan – bahan lain yang menguragi daya lekat.

i.3. Untuk pembuatan tulangan untuk batang – batang lurus atau dibengkokan,

sambungan kait – kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum pad PBI 1971 atau aturan yang terbaru SNI. Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.

i.4. Pemasangan tusangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai

dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

Page 14: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

14

i.5. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI.1971 atau aturan yang terbaru.

Toleransi baja tulangan

Diameter, ukuran sisi atau jarak

antara sisi permukaan yang berlawanan.

Variasi dalam berat yang diperbolehkan

Toleransi Dieameter

< 10 mm 10 < d < 16 mm 10 – 28 mm 29 – 22 mm

7% 5% 5% 4%

0.4 mm 0.4 mm 0.5 mm

i.6. Batang – batang baja lunak yang bulat harus mempunyai keluluhan bawah tekan / tarik minimum = 1400 kg/cm2 (Pembebanan tetap) dan 2000 kg/cm2 (pembebanan sementara) dan batang – batang baja ulir harus mempunyai keluluhan bawah tekan/tarik minimum =2250 kg/cm2 (Pembebanan tetap) dan 4000 kg/cm2 (Pembebanan sementara) seperti yang disyaratkan dalam gambar – gambar struktur.

i.7. Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan

untuk itu yang tercantum dalam PBI.1971 atau aturan yang terbaru. i.8. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada

saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

i.9. Setiap jumlah pengeriman 20 Ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari tiga benda uji untuk uji tarik, dan satu benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan pengambilan contoh baja tulangan, akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.

i.10. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan

dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi pekerjaan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh kontraktor.

j. Kawat Ikat

Dibuat dari baja lunak.

Page 15: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

15

k. Cetakan dan Acuan Kontraktor harus lebih dahulu mengajukan perhitungan – perhitungan, gambar – gambar rancangan cetakan dan acuan mendapat persetujuan konsultan pengawas /Direksi pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar – gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/ acuan, sambungan -sambungan serta kedudukan sistim rangkanya.

k.1. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI. 1971 NI-2 atau aturan yang terbaru.

k.2. Acuan harus direncanakan untuk dapat memikul beban – beban konstruksi dan

getaran – getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum dari cetakan dan Acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.

k.3. Pembingkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar

keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I. 1971 NI-2 Atau aturan terbaru.

k.4. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain – lain pekerjaan beton harus

menggunakan multiplek 12 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10,8/10, dolken 8-12 cm atau bahan – bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas/ Direksi pekerjaan.

4. PEKERJAAN ADUKAN SEMEN PASIR (PASANGAN , PLESTERAN DAN ACIAN)

1. Umum 1.1. Lingkup Pekerjaan

Persyaratan teknis ini berlaku umum untuk peleksanaan pekerjaan – pekerjaan sebagai berikut: a. Pekerjaan Pasang Batu b. Pekerjaan Plesteran c. Pekerjaan lainnya yang memerlukan bahan adukan semen pasir untuk

perekat pada pasangan / finishing suatu komponen bangunan. 1.2. Ketentuan

a. Tipe/ klasifikasi adukan semen – pasir b. Tipe semen: pasir c. Untuk lapisan kedap air 1:2 d. Untuk beton 1:3 e. Biasa 1:4

Page 16: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

16

f. Adukan tipe kedap air digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi dari pasangan batu, pasangan bata/ plesteran pada toilet atau pada daerah berair / lembab.

g. Dimensi /ukuran besi dan penampang beton dapat dilihat dari gambar rencana

1.2. Peralatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan – peralatan pokok untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, peralatan tersebut antara lain: a. Mesin Pengaduk (molen) dan ready Mixed

Mesin pengaduk campuran semen pasir khusus dibuat untuk maksud tersebut di atas, bentuk tabung terbuka pada bagian atasnya, mempunyai bilah- bilah pengaduk yang terdapat didalamanya seperti layaknya mesin pengaduk untuk beton. Penggunaan molen hanya diperuntukan pada pekerjaan dengan volume yang tidak besar. Sedangkan penggunaan ready Mixed dipakai untuk pekerjaan – pekerjaan beton struktur yang memiliki volume besar.

b. Peralatan penangkar campuran

a. untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan penangkarnya dibuat dengan ukuran volume minimal 1 zak semen,terbuat dari kayu (papan) atau bahan lain yang sesuia dan memadai berfungsi sebagai penangkar semen dan pasir, kokoh,kuat dan tahan lama.

b. Untuk pekerjaan dengan volume kecil penangkaran dapat menggunakan ember yang terbuat dari plastik atau pelat besi.

1.3. Penyerahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan seperi: semen, pasir, air atau bahan – bahan lain yang diperlukan sebagai bahan campuran, guna penilaian dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

2. Material 2.1. Portland Semen

Semen yang digunakan dari Portland semen jenis II N.I.8 type I menurut A.S.T.M. “memenuhi S 400” dan standart dari Asosiasi Cement Indonesia atau memenuhi standar mutu dalam SNI.

2.2. Pasir

Page 17: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

17

a. Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan Lumpur tidak lebih dari 5%

b. Ukuran butir pasir

Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5 mm.

c. untuk plester halus diatas plester kasar, ukuran butir pasir ,maksimum 1mm. 2.3. AIR

Air yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan adukan semen pasir adalah: a. Air bebas dari bahan – bahan : organis, Asam alkali, garam, atau bahan – bahan

lain yang dapat memepengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan . b. Ph = 7 c. Kadar SO4 maksimum 5g/I d. Kadar Cl maksimum 15g/I e. Daya oksidasi terhadap bahan organis dengan memakai larutan KMnO4 tidak

boleh lebih dari 1mg/I. 3. Pelaksanaan 3.1. Persiapan

a. Pasir sebelum digunakan harus disaring/ ayak terlebih dahulu dengan ayakan ukuran bukaan 5 mm atau 1 mm yaitu sesuia dengan keperluan pemakainya.

b. Bahan pasir yang akan dipakai harus dikumpulkan pada tempat tertentu dan dipisahkan antara pasir halus dengan pasir kasar agar memudahkan pemakainya.

c. Pencampuran dan Pengadukan

a. Semen, pasir dicampur dalam keadaan kering dengan menggunakan penangkar volume dan diaduk hingga merata dengan alat pengaduk (molen),

b. selanjutnya, itu di tambahkan air kedalam campuran semen dan pasir tersebut diatas serta diaduk kembali merata dan dicapai konsistensi adukan dalam bentuk adukan lembab atau plastis sesuia dengan kebutuhan pemakaian.

c. Lama pengadukan setelah dicampur air, minimum 1.5 menit. 3.2. Pengujian

Jika tidak digunakan air PAM, air yang akan digunakan pengawas pekerjaan diragukan (tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas), maka air tersebut harus diuji terlebih dahulu dilaboratorium PDAM

4. Syarat Pemeliharaan 4.1. Perbaikan

Page 18: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

18

a. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang cacat/rusak, perbaikan tersebut dilaksanakan hingga sempurna dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu

pelaksanaanya, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali dan biaya yang ditimbulkan dengan pekerjaan perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.2. Pengamanan

a. Kontraktor harus memberikan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.

b. Biaya yang ditimbulkan oleh pengamanan pekerjaan tersebut menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

5. Syarat Penerimaan Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu pelaksanaannya. Sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Pengawas Pekerjaan.

PASANGAN LANTAI 1. Pasangan Lantai Dasar

Ruang lingkup Yang termasuk dalam pemasangan ini adalah pemasangan lantai dasar Persyaratan Pelaksanaan

§ Pelaksanaan pemasangan lantai dasar dilakukan setelah pekerjaan urugan

selesai dikerjakan. § Pemasangannya diletakan dengan 5 cm dari sisi sloof struktur bagian dalam

§ Mutu beton lantai dasar adalah K-175. Campuran beton lantai dasar adalah 1pc

: 3 kerikil : 5 pasir.

Page 19: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

19

PASANGAN DINDING BATAKO 1. Umum 1.1. Uraian Pekerjaan

a. Lingkup Pekerjaan Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan bataco secara umum seperti dinding/sekat ruang, tembok penahan tanah dan lain – lain pekerjaan yang terbuat dari pasangan bataco.

b. Uraian / persyaratan teknis lain yang berkaitan untuk pelaksanaan pekerjaan ini seperti adukan semen dan lain – lain.

1.2. Ketentuan

a. Pelaksanaan

Pasangan Dinding (pasangan bataco di bawah permukaan tanah) memakai adukan semen pasir 1:5

b. Pasangan bataco biasa memakai adukan semen pasir 1:3, dipasang pada dinding – dinding dapur, pantry, kamar mandi dan daerah lembab/basah.

c. Pasangan bataco biasa memakai aukan semen pasir 1 : 4

d. Pada pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan

Vlaams.

e. Kualifikasi tenaga kerja

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, kontraktor harus menggunakan atau mempekerjakan tenaga kerja yang benar – benar ahli di dalam tekni pemasangan batu dan bata.

f. Peralatan

Pasangan bata harus tegak dan siku sesuai yang direncanakan, maka didalam pelaksanaannya Kontraktor harus menggunakan peralatan kerja yang memadai dan mencukupi seperti alat ukur teodolit, waterpass, selang dan benang ukur, serta memasang patok – patok/papan pedoman.

g. Standard an Peraturan yang berlaku adalah : § PUBBI § Peraturan Umum Bangunan Nasional § SNI

Page 20: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

20

1.3. Penyerahan Sebelum pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan : § Contoh – contoh bahan yang akan dipakai di dalam pelaksanaan § Contoh pasangan bataco § Contoh – contoh tersebut diperlukan untuk persetujuan pemakaian dan

pelaksanaanya. 2. Material

a. Pasir yang digunakan sesuai dengan uraian pada pasal Adukan Semen Pasir. b. Air yang digunakan sesuai dengan uraian pada pasal Adukan Semen Pasir

c. Semen PC yang digunakan sesuai dengan uraian pada pasal Adukan Semen Pasir

d. Bataco berukuran 110mm x 200mm x 400mm dengan mutu kekuatan harus

sesuai dengan ketentuan yang tercantum didalam peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia tahun1982.

3. Pelaksanaan 3.1. Umum

a. Pasangan bataco dilaksanakan diatas pemukaan pondasi/sloof beton sesuai elevasi dan jalur yang ditentukan dalam gambar rencana, permukaan bidang pasangan harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan tersebut.

b. Pasangan bataco adukan semen pasir penggunaannya menurut ketentuan yang

telah ditetapkan di atas, dengan plesteran pemasangan 1.5 cm. 3.2. Teknis Pelaksanaan

a. Sebagai pedoman untuk ketepatan pasangan. Kontraktor harus melakukan pengukuran serta membuat/memasang patok-patok/papan pedoman untuk pasangannya.

b. Pasangan bataco harus rapat adukan (diantara pasangan bataco satu dengan

yang lainnya tidak boleh ada rongga yang tidak terisi adukan).

c. Untuk pedoman kedataran atau waterpass pasangan bataco, tiap – tiap kali pemasangan benang pedoman tidak boleh lebih dari 20 cm di atas pasangan.

d. Tebalnya siar pasangan bataco ± 1,5 cm (15mm) dan siarnya dibuat cekung

atau rata (tidak boleh menonjol ke permukaan bata).

Page 21: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

21

e. Untuk pasangan bataco yang sadah dikerjakan harus dilindungi dari pengaruh langsung sinar atau panas matahari, serta harus dijaga kondisi kelembabannya dengan membasahi pasangan selama 7 hari.

f. Jika terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain – lain lubang/bukaan

dengan kosen kayu, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang ditempat yang tepat.

g. Untuk melanjutkan pekerjaan pasangan bataco ditempat ini, semua rangka

kayu/kosen harus terpasang lebih dahulu.

h. Semua siar antara rangka kayu/kosen harus diisi dengan adukan sekurang – kurangnya tebal 1 cm.

i. Pasangan batu bataco dinding transtram dengan adukan 1pc : 2 psr dipasang

pada setiap kaki dinding mulai dari sloof sampai setinggi 30cm di atas permukaan lantai.

j. Pasangan batu bataco dinding biasa dibuat dari pasangan bataco dengan

adukan 1 pc : 4 psr.

k. Untuk di daerah kamar mandi dipasang tembok bataco dengan campuran adukan 1 pc : 2 psr, dan dipasang setinggi 2m diatas muka sloof.

l. Untuk daerah kering, tembok batako dipasang dengan campuran 1 Pc : 2 psr

dengan ketinggian 35 cm diatas muka sloof. Sedangkan setelah 35 cm, semua tombok dipasang dengan campuran 1 Pc : 4 Pcr.

m. Untuk pekerjaan tembok profile (lihat gambar kerja) dibuat dengan motif

bergaris dimana ukuran garisnya adalah 1,2 x 1,2 m. 4. Lubang untuk instalasi dan alat – alat listrik

a. tempat – tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu yaitu menyumbat lubang tersebut dengan potongan pipa Pvc baik diameter besar maupun kecil

b. dimana diperlukan pasangan pipa atau alat – alat yang ditanam dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).

c. Pada pahatan tersebut, setelah dipasang pipa/ alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama – sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

5. Ukuran / stek Besi beton

a. pada pertemuan antara dinding bata dengan kolom/ dinding beton pada arah vertical harus dipasang akur/ stek besi beton yang ditanam ke dalam

Page 22: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

22

struktur beton ∅ 8 mm sepanjang 40 cm, dipasang setiap 40 cm, ujung yang lainnya masuk kedalam pasangan bata sedalam 25 cm.

b. bila ukuran tersebut diatas belum disiapkan bersama pada pelaksanaan pekerjaan beton, sebagai gantinya digunakan besi strip berbentuk L ukuran 25mm x 3mm sepanjang 36 cm, dipasang pada kolom/ dinding beton dengan menggunakan paku ramset minimal 2 (dua) buah. Besi strip L dipasang pada setiap 50mm dengan besi yang masuk ke bata sepanjang 30 cm.

6. Sloof, Ring Balok, Kolom Praktis

Sebagai penguat pasangan dinding bata, dipasang penguat berupa balok lateri dan kolom praktis dengan ukuran penampang bujur sangkar setebal bata (+ 11cm untuk pasangan untuk pasangan ½ dan 22 cm untuk pasangan 1 batu) dari beton bertulang mutu B .1 menurut PBI tahun 1971 dengan komposisi campuran volume 1 semen : 2 pasir :3 koral serta dengan tulangan besi beton U. 24 sebanyak 4∅10 mm, pembangunan garasi sengkang ∅ 6- 15 dan untuk pagar sengkang ∅ 8- 15

Letak pasangan kolom/ balok beton praktis pada setiap persilangan/ pertemuan pasangan dinding bata, tepi pasangan dinding bata dan pertemuan didnding dengan kosen – kosen pintu jendela. Ketentuan lain yang membatasi pasangan kolom/ balok paraktis adalah jarak pasangan kolom/ balok yang terdekat maksimum 4 m dan dengan luas pasangan dinding bata maksimum 8 m2. Pasangan kolom dan balok beton praktis tersebut harus diperkuat dengan anker dan ujung - ujung pertemuan balok, kolom atau lantai beton yang menjadi struktur utama dari bangunan.

7. Persedian perletakan untuk meja Beton Westafel/ bak Cuci

Untuk pelaksanaan pembuatan meja beton yang digunakan sebagai perletakan Wastafel bak cuci, pada pasangan batu bataco pada dinding harus dipasang balok/kolam praktis dari beton, lengkap dengan stek – stek besi beton sebagai persedian untuk pembuatan meja bila meja beton dibuat kemudian, atau dapat juga bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding.

8. Syarat Pemeliharaan 8.1. Perbaikan

a. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang cacat, perbaikian dilaksanakan secara hati – hati dan benar hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu

pelaksanaan, mak kontraktor diwajibkan memperbaiki sempai dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Biaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan perbaikian tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

Page 23: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

23

8.2. Pengamanan Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang ditimbulkan oleh pengamanan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

8.3. Syarat Penerimaan Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Pengawas. Hasil pasangan dinding, plesteran dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.

PEKERJAAN PLESTERAN 1. Umum

Lingkup Pekerjaan a. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran

pada permukaan dinding, lantai, langit – langit dari atap beton atau permukaan bidang lain yang harus diplester menurut ketentuannya.

b. Persyaratan teknis lain yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan Adukan Semen

Pasir.

Ketentun Pemakaian Adukan a. Semua permukan pasangan batu bata yang kelihatan, diplester dengan adukan

1pc : 3psr untuk plesteran biasa, 1 pc : 2 psr untuk trastram dan 1pc : 3 psr untuk kolom dan pondasi selanjutnya diaci dengan saus semen.

b. Untuk permukaan pasangan dinding yang akan diplester permukaannya harus

dibuat kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air secukupnya.

c. Permukaan pasangan pondasi di atas muka tanah yang kelihatan diplester/diberaben rapi dengan tebal minimal 1 cm dan masuk kedalam tanah 15 cm kemudian diaci dengan adukan plesterannya 1 pc : 3 psr.

d. Sedangkan tebal plesteran dinding dibuat dengan tebal 1,5 cm, dimana pada

daerah basah atau yang dilindungi dibuat dengan campuran 1 pc : 2 psr dan daerah lain 1 pc : 4 psr.

e. Semua permukaan pasangan yang telah diplester harus diaci dengan adukan saus

semen lalu diplamir kecuali dengan permukaan pondasi.

Page 24: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

24

f. Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan ketebalan 1 cm dan adukan 1 pc: 3 psr kemudian diaci dengan adukan saus semen.

g. Untuk tembok yang plesterannya keropos, sebelum diplester harus dikupas

selanjutnya disiram air semen dan kemudian diplester 1pc:3psr dan diaci saus semen.

h. Kualifikasi tenaga kerja

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, kontraktor harus menggunakan / mempekerjakan tenaga kerja yang benar – benar ahli dan berpengalaman di dalam bidangnya.

i. Peralatan

Untuk menjamin pekerjaan pasangan sesuai yang direncanakan didalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menggunakan peralatan kerja yang memadai dan mencukupi, seperti peralatan khusus untuk membuat adukan semen pasir (molen) dan bak – bak ukur dari kayu (papan) cangkul.

j. Standard dan Peraturan Standard dan peraturan yang berlaku adalah : § PUBBI § Peraturan Umum Bangunan Nasional § SII

Penyerahan

a. Contoh

Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor diharuskan untuk menyerahkan : a). Contoh – contoh bahan yang akan dipakai didalam pelaksanaan b). Contoh Pasangan Bataco c). Kesemuanya diserahkan kepada Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan

persetujuan pemakaian / pelaksanaannya.

b. Bukti Kesesuaian Disamping contoh, Kontraktor juga harus menyerahkan bukti – bukti kesesuaian dari bahan-bahan/produk yang akan dipakai didalam Pelaksanaan pekerjaan, dalam bentuk sertifikat uji bahan dari lembaga uji yang diakui/disetujui.

2. Material

a. pasir dan air untuk pelaksanan pekerjaan harus sesuai dengan PUBBI tahun 1982. b. Secara umum pasir harus keras, bersih atau bebas dari bahan – bahan organis

maupun Lumpur.

Page 25: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

25

c. Semen PC Semen PC yang dipakai adalah dari tipe I atau S.325 menurut NI-8 persyaratan semen Portland. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan semen lebih dari 1 merk harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Anyaman Kawat Bronjong Anyaman kawat bronjong dengan diameter kawat ukuran 2 mm menurut Pelaksanaan Umum Bahan Bangunan di Indonesia tahun 1982, digunakan didalam pelaksanaan pekerjaan dalam hal ketebalan plesteran mencapai lebih dari 2 cm.

e. Paku Beton Paku beton ukuran panjang 5 cm untuk mengikat anyaman kawat bronjong pada permukaan bidang pasangannya.

f. Bahan Additive Dalam hal diperlukan bahan additive seperti Calbond atau bahan – bahan tambahan lain yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran ini, penggunaannya harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

3. Pelaksanan Persiapan Bidang Dinding

a. Permukaan dinding bata yang hendak diplester harus disiram / dibasahi hingga merata khusus cela/siar pasangan batu bata harus dibuat cekung sedalam lebih kurang 10 mm.

b. Permukaan dinding beton hendak diplester harus dikasarkan (dibuat kasar) agar plesterannya dapat merekat.

Sudut – Sudut Plesteran

Plesteran bidang dinding yang membentuk bidang siku baik sudut luar maupun dalam harus dilaksanakan secara sempurna, tegak lurus dan siku, khusus untuk sudut luar dibuat tumpul.

4. Perbaikan bidang plesteran

Plesteran yang bergelombang dan tidak dapat diperbaiki dengan cara pembobokan dan plesteran kembali harus dibongkar dan diganti dengan yang baru.

5. Jumlah Lapisan Plester

a. Jumlah lapisan plester pada tiap bidang permukaan adalah 2 (dua) lapis. b. Lapis pertama adalah lapis plester tebal ±10mm, merupakan lapis plester untuk

membentuk permukaan yang rata dan datar, menggunakan bahan untuk plesteran kasar.

c. Lapisan kedua adalah lapisan plester akhir guna mencapai permukaan dinding

yang direncanakan, harus membentuk permukaan dinding yang halus, rata dan datar, menggunakan bahan untuk plesteran halus.

Page 26: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

26

d. Penghalusan permukaan plesteran dengan menggunakan acian semen, tidak

diperlukan.

6. Syarat pemeliharaan Perbaikan

a. kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak menggangu pekerjaan finising lainnya.

b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka kontraktor diwajibkan memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterimah oleh konsultan pengawas.biaya yang di timbulkan oleh pekerjaan perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pengaman

Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.Biaya yang ditimbulkan oleh pengaman pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

7. Syarat Penerimaan

a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Hasil pasangan dinding, plesteran dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang, toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1mm/m2 luas permukaan bidang kerja.

PEKERJAAN KOLOM & BALOK PROFILE

§ yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pelaksanaan kolom dan balok yang dicetak berdasarkan pola yang sesuaikan dengan gambar kerja.

§ Untuk membentuk profile yang diiginkan, maka kontraktor harus menyiapkan frame atau alat Bantu yang terbuat dengan bahan multiplex 12 mm. sedangkan untuk kolom bulat dapat dibuat dengan alat Bantu dari bahan seng licin.

§ Keterangan lebih lanjut dari pelaksanaan dimaksud, pihak kontraktor harus selalu mengacu pada gambar kerja atau dengan melakukan konsultasi dengan pihak Direksi.

Page 27: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

27

5. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA. 1. Yang termasuk dalam pekerajaan ini adalah pembuatan kusen, pintu, jendela,

ventilasi, daun jendela, jalusi, pasangan kaca, penyetelan dan pemasangan perlengkapannya.

2. Penyesuiayan dalam pekerjaan ini adalah:

§ Kayu kusen pintu dan jendela juga list – list, listaplak dan ventilasi yang baru maupun penganti kusen yang lama digunakan kayu kelas II non lokal (setara meranti) kualitas baik kuat, kering,lurus dan tidak pecah – pecah serta lepas mata tersebut dengan ukuran jadi 5 x 14 cm, sedangkan listplank dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana dari kayu kelas II non Local (setara meranti).

§ Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diserut rata, licin,siku,serta bagian

yang tertanam ke tembok dan sambungan – sambunganya sebelum dipasang harus dimenei sampai rata terlebih dahulu.

§ Kusen pintu, jendela dan ventilasi harus dilindungi dengan profile – profile dari

bambu atau kayu ukuran 4/6 cm supaya sudutnya – sudutnya tidak rusak karena gesekan pada waktu pengangkutan dan pemasangannya serta tidak bengkok kembali karena getaran.

§ Pemasangan kosen harus vertikal dan siku – siku serta serta letaknya harus sesuai

dengan Gambar Kerja.

§ List – list untuk kaca, jendela dan ventilasi dibuat dari kayu kelas II Non Lokal (setara meranti) kualitas baik, siku ukuran 1 ½ dan 2 ½ cm.

§ Pada saat pemasangan diberi dempul dan dipaku sehingga kaca tidak bergetar,

kaca yang dipakai adalah kaca bening tebal 5mm (sesuai dengan gambar detai kusen).

§ Rangka daun pintu panil dibuat dari kayu jati dengan ketebalan 3,0 cm x 12 cm

sedangkan daun pintu ditutup dengan panil/papan kayu jati tebal 2,5 cm sesuai gambar.

§ Semua daun pintu harus dikerjakan dengan baik dan sempurna sehingga siap

dipakai, jarak alas pintu dengan lantai maksimal 1,5mm.

§ Hubungan tiang kosen dengan lantai memakai neut dengan angker dok ∅ 10mm tinggi neut 10 cm dari muka lantai ± 0.00.

§ Untuk daun jendela dan jendela kaca rangka dibuat dari kayu jati dengan ukuran

3.0 cm x 10 cm sedangkan kacanya dipakai kaca polos 5 mm.

Page 28: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

28

§ Angker kusen dipasang besi angker 10mm, jarak maksimal 80 cm, untuk tiang kusen yang menempel ke tembok, ujung angker memakai kait 5 cm dan panjang besi angker adalah 15 cm.

§ Untuk daun pintu double teakwood rangka dibuat dari kelas II Non Lokal (setara

meranti) ukuran 3 x 10 cm sedangkan penutup dipakai teakwood pada bagian luar dan dalam.

§ Semua pintu dan daun jendela harus dilengkapi engsel, grendel dan hak angin.

6. PEKERJAAN ATAP DAN LISTPLANK 1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah : § Kuda – kuda yang terbuat dari rangka kayu kelas II non local (setara miranti). § Gording dan balok rangka lainnya yang terbuat dari kayu kelas II (setara miranti). § Penutup atap dan bubungan atap yang kelihatan terbuat dari bahan seng

gelombang tebal 0,30 mm. § Listplank yang terbuat dari papan dengan ukuran 2x2,5 cm/20 cm terbuat dari

papan kayu kelas II non lokal (setara miranti). 7. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK § Yang dimaksud dengan perkerjaan ini adalah pekerjaan pemasangan instalasi listrik

dan perpipaan untuk kebutuhan listrik dan air minum yang dipasang pada beberapa masa bangunan, seperti pada bagian tembok dan daerah shaft.

§ Kontraktor sudah harus memasang pipa – pipa dimaksud bersamaan dengan pelaksanaan bagian konstruksi seperti pada pelaksanaan tembok dalam hal ini penempatan shaft yang disesuaikan dengan Gambar Kerja.

§ Untuk mencapai tingkat ketelitian dan sebagainya, pihak kontraktor harus berkoordinasi dengan pihak Direksi.

8. PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT – LANGIT 1. Umum

Uraian Pekerjaan Lingkup pekerjaan a. Uraian ini mencakup pengadaan dan pemasangan langit – langit dan bahan

tripleks dengan tebal 4 mm dengan rangka kayu kelas II non lokal (setara meranti), lokasi pasangan sesuai gambar dan rencana gambar detail.

b. Persyaratan teknis lain yang berkaitan adalah pelaksanaan pekerjaan rangka/gantungan dari bahan yang telah ditentukan.

c. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah/tersendiri adalah Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan langit – langit.

Page 29: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

29

Tenaga Kerja Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman memasang langit – langit dari lembaran tripleks tebal 3 mm. Tata cara pemasangan Pemsangan lembaran tripleks ini harus menurut/mengikuti tata cara atau metode yang direkomendir oleh pihak Direksi ketentuan ini dijadikan dasar untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Material Lembaran Penutup langit – langit Lembaran tripleks Lembaran tripleks yang dipakai tebal 3 mm dan disetujui pengawas pekerjaan Rangka / Gantungan Rangka / gantung terbuat dari kayu kelas II non lokal (setara meranti) dan atau dari bahan yang telah ditentukan dalam gambar rencana.

3. Cat

Finishing langit – langit dicat merk/produk ICI atau setara, warnah putih

4. Pemasangan a. Lokasi pasangan lembaran tripleks harus diukur dan tentukan tinggi dari lantai

tersebut, sesuai dengan ketentuan gambar rencana.

a) Rangka penggantung dipasang pada dudukannya sesuai dengan ukuran dan terbuat dari kayu kelas II non lokal (setara meranti) ukuran/dimensi disesuaikan dengan gambar rencana.

b) Pemasangan rangka palfon bahan dan ukuran harus mendapat pesetujuan dari Direksi.

b. Pasangan langit – langit sebelum dicat harus diamplas terlebih dahulu

terhadap dempul yang tidak rata sehingga semua permukaannya halus dan rata.

c. Setelah seluruh pasangan lembaran tripleks terpasang secara benar dan rapih,

tahapan selanjutnya dilakukan pengecatan minimal 3 x (lapis)

5. Syarat Pemeliharaan

Perbaikan Kontraktor harus memperbaiki sehingga ada yang rusak/cacat dalam masa pemeliharaan, biaya yang ditimbulkan karena pekerjaan perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Page 30: Lamp 04. Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis

30

Pengamanan Kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dan dihindari dari kerusakan. Biaya yang ditimbulkan akibat pengamanan pekerjaan tersebut

6. Syarat Penerimaan

a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu pelaksanaan, sesuai dengan pengarahan dan persetujuan pengawas pekerjaan.

b. Hasil pasangan permukaan langit – langit harus lurus, rata/ waterpas tidak

bergelombang. 9. PEKERJAAN PENGECATAN

a. Pekerjaan menie dan cat dapat dilihat pada rencana anggaran biaya (Pek.

Pengecatan). b. Disekitar lokasi harus dibersihkan dari bekas – bekas cat dan diatur

sedemikian rupa sehingga kelihatan bersih dan rapi

10. PEKERJAAN FINISHING DAN LAIN – LAINNYA

a. Disekitar lokasi harus dibersihkan dari bekas – bekas cat dan diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan bersih dan rapi

b. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan dalam gambar maupun spesifikasi teknik ini, maka yang mengikat adalah kuantitas / volume pekerjaan dalam lampiran kontrak

c. Sehubungan dengan perbedaan tersebut, maka pihak Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Direksi / Pengawas untuk ditindak lanjuti

d. Hal – hal yang belum jelas atau tidak tercantum dalam spesifikasi umum dan teknis ini, akan disampaikan oleh Direksi / supervisi secara lisan maupun tertulis pada saat pelaksanaan pekerjaan

e. Semua perubahan dalam Spesifikasi ini akan dimuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Spesifikasi ini