Lama Duduk Dgn NPB Pd Sopir Bus Indonesia

download Lama Duduk Dgn NPB Pd Sopir Bus Indonesia

of 10

description

Lama Duduk Dgn NPB Pd Sopir Bus Indonesia

Transcript of Lama Duduk Dgn NPB Pd Sopir Bus Indonesia

AbstrakLatar Belakang : Low Back Pain (LBP) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. Faktor resiko yang sering menyebabkan LBP adalah dari aspek pekerjaan. Salah satu pekerjaan yang memiliki resiko besar terkena LBP adalah para pengemudi bus jarak-jauh jurusan Magelang Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang.Tujuan : Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lamanya duduk saat mengemudi terhadap kejadian low back pain pada pengemudi bus jarak jauh dan juga mendeskripsikan karakteristik responden (berdasarkan usia dan berat badan).

Metode : Penelitian ini merupakan penelitan non eksperimen (observasional analitik) yang menggunakan rancangan penelitian cross sectional studies. Sampel yang diambil 35 orang dari jumlah total populasi 90 orang dihitung dari rumus Isaac and Michell. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian inform consent terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pemberian kuesioner. Setelah itu diberikan beberapa waktu guna mengisi kuesioner yang telah dibagikan. Kemudian data diolah menggunakan suatu program pengolah data. Hasil : Berdasarkan hasil analisis korelasi antara lamanya duduk saat mengemudikan bus jarak-jauh Magelang-Pekanbaru dengan kejadian Low Back Pain menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya duduk saat mengemudi dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pengemudi bus jarak-jauh jurusan Magelang-Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang. Kesimpulan : Lamanya duduk saat Mengemudikan bus jarak-jauh tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada para pengemudi bus jurusan Magelang-Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang.

Kata kunci : Lamanya duduk, Low Back Pain (LBP), Pengemudi bus jarak-jauh.

Pendahuluan

Low Back Pain atau nyeri tulang punggung bawah merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebebkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Low Back Pain dapat disebabkan oleh berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah. Menurut Rakel (2002), Low Back Pain adalah nyeri punggung bagian bawah yang berasal dari tulan belakang, saraf, otot, atau struktur lain pada daerah tersebut. Menurut Samara (2004), otot-otot punggung biasanya mulai letih setelah duduk selama 15-20 menit, sehingga mulai merasakan nyeri punggung. Low Back Pain diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu kronik dan akut. Low Back Pain akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan Low Back Pain kronis terjadi dalam kurun waktu tiga bulan (Rogers, 2006). Dengan demikian LBP adalah gangguan musculoskeletal yang terjadi pada daerah punggung bagian bawah dikarenakan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.

Faktor risiko terjadinya LBP dapat diakibatkan oleh tegangnya postur tubuh, obesitas, kehamilan, faktor psikologis, dan berbagai aktivitas tubuh yang kurang baik seperti mengangkat barang yang berat dan duduk yang lama. Posisi duduk yang lama pada mahasiswa saat perkuliahan berlangsung juga dapat mengakibatkan terjadinya nyeri punggung (Klooch, 2006).

Low Back Pain sering dijumpai dalam prakek sehari-hari, terutama di Negara-negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%.

Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa yang berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang. Insidensi berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.Fenomena tersebut sekarang ini kecenderungan juga terjadi pada pengemudi bus jarak jauh. Jarak tujuan yang begitu jauh mengakibatkan aktivitas para pengemudi banyak dilakukan dengan duduk di belakang kemudi. Menurut informasi dari PO.Handoyo, jarak dari Magelang ke Pekanbaru ditempuh dengan waktu rata-rata 2-3 hari, dengan waktu istirahat hanya 1-2 jam.

Dari gambaran di atas jelas terlihat bahwa sebagian besar aktivitas para pengemudi dihabiskan dengan posisi duduk. Hal ini menjadi suatu faktor resiko terjadinya LBP pada pengemudi bus jarak jauh. Menurut Peneliti, hal-hal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak berakibat LBP antara lain duduk dengan posisi yang baik dan menghindari duduk dengan posisi yang sama dalam kurun waktu lebih dari 30 menit. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara duduk yang lama pada pengemudi bus jarak jauk dengan kejadian Low Back Pain.

MetodePenelitian merupakan jenis penelitian observasional yang menggunakan metode crossectional yang bertujuan untuk mengetahui kejadian Low Back Pain (LBP). Subjek penelitian ini diobservasi dan data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu.

Subek penelitian adalah para pengemudi bus antar kota antar provinsi jurusan Magelang Pekanbaru di PO.HANDOYO Magelang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang menggunakan jumlah total pengemudi bus antar kota antar provinsi tujuan Magelang Pekanbaru di PO.HANDOYO Magelang serta telah sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai sampel dalam penelitian ini.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi bus jarak-jauh jurusan Magelang Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang, yang melakukan aktivitas duduk 3-9 jam dalam tugasnya. Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus Isaac dan Michell yaitu :

S = X2. N. P (1-P)/d 2 (N-1) + X2. P (1-P)

S = jumlah sampleX2 = Nilai tabel pada df 1, CI 95%d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi (0,05)P = proporsi sebagai dasar asumsi (0,5)N = jumlah populasi

Perhitungan: S = 3,84 x 90 x 0,5 (1 - 0,5)/(0,05)2 x (90-1) + 0.5 (1-0,5)= 34.9 atau 35 orangKriteria Inklusi

a. Sudah menjalani pekerjaan lebih dari tiga tahun.b. Bersedian menjadi responden.c. Usia 34 46 tahun.d. Setiap menjalankan profesinya dengan posisi duduk 3 9 jam.

Kriteria eksklusi

a. Tidak mengalami penyakit kronis.b. Tidak dalam kondisi stress.c. Tidak mengalami trauma tulang punggung.

Variabel Penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah lamanya posisi kerja, dalam penelitian ini lamanya posisi kerjanya dalam posisi duduk saat mengemudi. Variabel terikat kejadian Low Back Pain. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian yang berasal dari kuisioner.Pertama akan dideskripsikan mengenai persebaran dari responden penelitian meliputi j umur dan berat badan. Sedangkan selanjutnya, menggunakan Uji Kruskal-Walis untuk mengetahui adanya perbedaan setiap lamanya duduk dengan keluhan (kejadian) Low Back Pain (nyeri) dan sifat nyeri (menggangu). Variable yang digunakan meliputi variable ordinal (durasi lamanya duduk), kejadian Low Back Pain (ordinal), dan sifat nyeri (kategorikal).

Hasil PenelitianKarakteristik Responden

Penelitian dilakukan di PO.Handoyo Magelang pada tanggal 27 Desember 2010 dengan menyebarkan kuesioner kepada 35 responden. Selama proses penyebaran dan pengisian kuisioner peneliti menunggu hingga proses pengisian kuisioner selesai dan dapat kembali seluruhnya guna dilakukan proses analisa data.

Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia

UmurJumlah%X2Nilai P

35-391337,14%8,629P = 0,013

40-441851,42%

45-49411,42%

Total35100%

Berdasarkan table di atas diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki usia 40-44 tahun yaitu sebanyak 18 atau 51,42%, kemudian diikuti dengan kelompok usian 35-39 ahun yaitu sebanyak 13 atau 37,14%, kemudian rentang usia 45-49 tahun sebanyak 4 atau 11,42%. Apabila dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu Risyanto (2008) maka tidak begitu banyak ditemukan perbedaan pada distribusi responden berdasarkan usia dimana pada rentang usia yang paling rendah jumlah respoden tidak sebanyak seperti rentang usia yang di tengah (medium) dan pada rentang usia paling tinggi jumlah responden menurun dan menjadi titik paling kecil.Pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa rentang usia 41-50 tahun (37,19%) merupakan tingkat distribusi tertinggi, diikuti dengan rentang usia 31-40 tahun (25,62%) kemudian rentang usia 21-30 tahun (23,97%), dan yang terakhir rentang usia 51-60 tahun (13,22%) merupakan rentang usia dengan distribusi paling kecil.Karena nilai chi square hitung > chi square table (8,629>5,991) dan signifikansi < 0,05 (0,013 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok golongan usia pada penelitian ini memiliki persebaran yang tidak seragam (tidak homogen).Tabel. 2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan berat badan

Berat badanJumlah%X2Nilai P

66-7025,7%9,429Nilai p = 0,051

71-75411,4%

76-801131,4%

81-851131,4%

86-90720%

Jumlah total35100%

Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki berat badan 76-80 kg dan 81-85 kg sama-sama berjumlah 11 orang (31,4%) kemudian berat badan 86-90 kg berjumlah 7 orang (20%) kemudian berat badan 71-75 kg berjumlah 4 orang (11,4%) kemudian berat badan 66-70 kg berjumlah 2 orang (5,7%). Karena nilai chi-square hitung < chi-square table (9,429 < 9,488) dan signifikansi > 0,05 (0,051>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa distribusi kelima golongan berat badan memiliki jumlah distribusi yang merata (homogen).

Pada distribusi responden menurut berat badan ditemukan perbedaan apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang mendapatkan bahwa distribusi responden menurut berat badan tidak seragam. Pada penelitian yang dilakuakan oleh Risyanto (2008), ditemukan perbedaan yang sangat mencolok pada distribusi responden menurut berat badan.

Tabel 3. Perbedaan lamanya duduk dan hubungan dengan low back pain

nyerilamajumlahpengaruhtotal%X2P

TdkMeng-gangguSangat

3 jam000000%1,4830,223

6 jam121471234,2%

9 jam2304192365,7%

Total35182635100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja 9 jam yaitu sebanyak 23 orang atau 65,71% kemudian masa kerja 6 jam sebanyak 12 orang atau 34,28% dan tidak ada responden yang bekerja selama 3 jam. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Risyanto (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya duduk sebagai pengemudi dan tingkat kejadian Low Back Pain.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa signifikansi adalah 0,223 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara kelompok yang lama duduknya 3, 6, dan 9 jam. Dengan demikian maka hipotesis penulis bahwa lamanya duduk sebagai pengemudi bus jarak jauk jurusan Magelang Pekanbaru tidak diterima karena p>0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Idyan (2007) dan Jimi (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama duduk dengan kejadian Low Back Pain.Dari ketiga kelompok tersebut ternyata dapat dilihat bahwa ketiganya memiliki hubungan dengan terjadinya nyeri (LBP).PembahasanPada penelitian ini, sampel penelitiannya adalah para pengemudi bus jarak jauh PO.Handoyo Magelang yang semuanya telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai subjek penelitian ini.

Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 35 orang yang diambil dari 90 orang dengan menggunakan rumus perhitungan sampel Isaac dan Michell. Sebenarnya pada penghitungan jumlah sampel didapatkan hasil 34,9 kemudian dibulatkan menjadi 35 orang.Pada kriteria umur, frekuensi terbanyak terdapat pada rentang umur 40-44 tahun dengan jumlah 18 orang (51,4%), kemudian dibawahnya rentang umur 35-39 tahun dengan jumlah 13 orang (37,1%), dan frekuensi yang paling kecil terdapa pada rentang umur 45-49 tahun dimana hanya terdapat 4 orang (11,4%). Pada uji X2 didapatkan nilai p = 0,013; maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok golongan umur memiliki persebaran yang tidak seragam.

Pada kriteria berat badan, di bagi menjadi 5 kelompok rentang berat badan yaitu 66-70 kg sebanyak 2 orang, 71-75 kg sebanyak 4 orang, 76-80 kg sebanyak 11 orang, 81-85 kg sebanyak 11 orang, dan 86-90 kg sebanyak 7 orang. Dari hasil uji X2 didapatkan nilai p = 0,051 sehingga dapat simpulkan bahwa distribusi berat badan seragam (homogen).

Pada penghitungan lamanya duduk saat mengemudi maka subjek penelitian digolongkan menjadi tiga golongan yaitu 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Pada saat pngumpulan data didapatkan bahwa golongan lamanya duduk 3 jam tidak ada sama sekali, golongan 6 jam terdapat 12 orang dan lama duduk golongan 9 jam terdapat 23 orang dengan demikian jumlah total seluruh subjek ada 35 orang.

Dari hasil penghitungan dengan rumus Kruskal-Wallis didapatkan nilai p = 0,223; yang artinya tidak ada perbedaan yang cukup bermakna antara golongan lamanya duduk 3 jam, 6 jam, dan 9 jam karena sama dapat menyebabkan nyeri kecuali untuk golongan yang 3 jam kurang dapat terhitung karena tidak ada yang tercantum digolongan lama 3 jam. Untuk hasil penghitungan golongan 6 jam dan 9 jam didapatkan kesimpulan bahwa keduanya sama-sama dapat menyebabkan nyeri (LBP), perbedaannya adalah hanya dari faktor lamanya paparan duduk.

Pada prinsipnya faktor terjadinya Low Back Pain pada pengemudi bukan hanya dipengaruhi oleh faktor lamanya duduk saja akan tetapi beberapa faktor lain seperti posisi duduk, berat badan dan usia juga bisa mempengaruhi. Proteksi untuk para pengemudi supaya terhindar dari resiko low back pain bisa saja dilakukan dengan merotasi setiap 3 jam sekali dengan pengemudi cadangannya. Akan tetapi hal ini akan mengganggu kenyamanan penumpang dan juga kurang efektif mengingat jarak yang ditempuh menghabiskan waktu berhari-hari. Perotasian pengemudi juga dinilai tidak memberikan perubahan yang berarti walaupun tidak terlalu lama duduknya tiap shif akan tetapi paparan yang dirasakan oleh pengemudi sejak dari awal dia menjalani profesi sebagai pengemudi sampai sekarang akan menjadi suatu faktor resiko baru yang dapat mengakibatkan Low Back Pain.

Kelebihan Penelitian

Metode penyebaran kuisioner sudah tepat untuk mengenai riwayat sakit pinggang dan karakteristik responden. Dapat digunakan sebagai pembanding dan pelengkap penelitian penelitian sebelumnya.

Kekurangan Penelitian Dalam penelitian ini tidak diukur atau diteliti posisi duduk dari sopir dalam hal kesesuaian antropometri dengan kursi yang mereka gunakan sehari-hari sehingga tidak dapat diperoleh data hubungan antara posisi duduk dengan kejadian LBP padahal posisi duduk juga merupakan faktor penyebab LBP.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangan berbagai hal tentang low back pain. Seperti pengaruh berat badan, paparan getaran, desain ergonomis kursi, dan lain-lain terhadap pengaruhnya terhadap terjadinya keluhan low back pain.Kesimpulan

Deskripsi aspek usian dan berat badan pada pengemudi bus jarak-jauh jurusan Magelang-Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang adalah bahwa mayoritas responden memiliki usia 40-44 tahun yaitu sebanyak 18 orang (51,42%) dan memiliki berat badan 76-80 kg dan 81-85 kg sebanyak masing-masing 11 orang atau (31,4%).Berdasarkan hasil analisis korelasi antara lamanya duduk saat mengemudikan bus jarak-jauh Magelang-Pekanbaru dengan kejadian Low Back Pain menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya duduk saat mengemudi dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pengemudi bus jarak-jauh jurusan Magelang-Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang.Lamanya duduk saat mengemudikan bus jarak-jauh tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada para pengemudi bus jurusan Magelang-Pekanbaru di PO.Handoyo Magelang.Para pengemudi bus jarak jauh memiliki resiko terkena Low Back Pain karena dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara lamanya duduk dan kejadian Low Back Pain akan tetapi faktor lamanya duduk saat mengemudikan bus tidak begitu berarti karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok lamanya duduk 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Daftar PustakaSamara, (2003) Duduk Lama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta, Kompas 11 Agustus 2003, diakses pada tangal 10 April 2009 dari http://www.depkes.ri.or.id/Warni, (2009) Salah Posisi Dapat Sebabkan Sakit Punggung. Diakses pada tanggal 10 April 2009 dari http://www.vibizlife.comIdyan, (2006) Hubungan Lamanya Duduk Saat Perkuliahan dengan Kejadian Low Back Pain, diakses pada tanggal 10 April 2009 dari http://www.nna-ppni.or.idJimi, S. (2007) Analisis Meja Kursi Sekolah Dasar yang Ergonomis di SDN Sinduadi, Mlati, Sleman, Skripsi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Samara, (2003). Duduk Lama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta, Kompas 11 Agustus 2003, diakses pada tanggal 10 April 2009 dari http://www.depkes.ri.or.id/ Free Dictionary.(2006).Siting, Sit diakses pada tanggal 12 April 2009 dari http://

HYPERLINK "http://www.thefreedictionary.com/sit"www.thefreedictionary.com/sit

Lueder & Lueder, (1994). Hard Facts About Soft Machines: The Ergonomics of Seating, Francis.Rakel D. (2003). Back Pain-low.Diambil pada tanggal 12 April 2009 dari www.clinicalevidence.com/ceweb/conditions/msd/1102/1102_background.jsp

Rakel D.(2003). Back Pain-low.Diambil pada tanggal 12 April 2009 dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003108.htmNusdwinuringtyas, N., 2008. Nyeri Pinggang. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=6441&post=14

Sidharta, P., 2004. Sakit Pinggang: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima. PT Dian Rakyat, Jakarta : 203-205

Santoso, T.B., 2004. Pengaruh Posisi Kerja Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah Pada Pengrajin Rotan Di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo, Jurnal Infokes Vol 8 No 1 Maret September 2004

Adelia, R., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain.html