LAKIP PSBR “RUMBAI” PEKANBARU...Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan...

39
PSBR “RUMBAI” PEKANBARU Page 1 KEMENTERIAN SOSIAL RI LAPORAN KINERJA PANTI SOSIAL BINA REMAJA “RUMBAI” PEKANBARU TAHUN 2018

Transcript of LAKIP PSBR “RUMBAI” PEKANBARU...Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan...

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 1

    KEMENTERIAN SOSIAL RI

    LAPORAN KINERJA PANTI SOSIAL BINA REMAJA “RUMBAI” PEKANBARU TAHUN 2018

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 2

    DAFTAR ISI

    BAB Hal

    DAFTAR ISI

    i

    KATA PENGANTAR

    ii

    I

    PENDAHULUAN

    4

    II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    16

    III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    19

    IV

    PENUTUP

    26

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 3

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenannya Panti

    Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Riau dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

    Kinerja Tahun 2018, sesuai amanat dari Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,

    serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang

    Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah dan Peraturan Menteri Sosial No. 19 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis

    Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas laporan kinerja di

    Lingkungan Kementerian Sosial RI.

    Secara substantif Laporan Kinerja PSBR “Rumbai” Riau merupakan wadah bagi

    pelaporan kinerja dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja. Isi

    dari LKj pada intinya merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

    fungsi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dan kebijaksanaan operasional di

    panti dalam rangka pencapaian visi dan misi PSBR “Rumbai” Riau, serta penjelasan

    tentang kinerja, capaian kinerja dan analisis capaian kinerja.

    Laporan Kinerja PSBR “Rumbai” Riau Tahun 2018 merupakan media

    pertanggungjawaban yang dikaitkan dengan Rencana Strategis PSBR “Rumbai” Riau

    Tahun 2015 - 2019, hal ini merupakan wujud dari keinginan PSBR “Rumbai” Riau untuk

    dapat menyajikan pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel, dalam memenuhi

    harapan masyarakat yaitu terwujudnya Clean Government dan Good Governance.

    Namun demikian kami menyadari masih terdapat kegiatan-kegiatan atau program yang

    perlu terus ditingkatkan dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah.

    Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini, bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

    bahan tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja

    dalam penyelenggaraan pelayanan prima terhadap masyarakat.

    Pekanbaru, Januari 2018 Kepala,

    ARDI IRANTO

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. PENDAHULUAN

    Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk

    mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

    Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang

    tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

    pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan

    bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan

    tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang

    Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Inpres Nomor

    5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Undang-Undang No. 28 Tahun

    1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

    Nepotisme. Dalam Pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum

    penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara,

    asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan

    asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas

    akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

    kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

    dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres)

    Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut

    mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara

    untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan

    pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh

    masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan

    kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan

    akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 5

    Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui

    Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Hal ini juga didasarkan kepada

    Peraturan Menteri Sosial Nomor 66/HUK/2000 tentang Pedoman Penyusunan Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan Kementerian Sosial.

    Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan sebagai

    kewajiban PSBR Rumbai Pekanbaru untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau

    kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

    Penetapan Kinerja Tahun 2014, serta sebagai umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja

    Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru di tahun mendatang.

    Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan kegiatan yang dilakukan

    sesuai mandat yang diberikan berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Sosial RI pada

    bidang Rehabilitasi Sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar yang menjadi

    tanggung jawab dari Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, laporan akuntabilitas ini berisi

    laporan tentang kegiatan yang sudah dilakukan dalam membawa misi organisasi selama

    pelaksanaan kegiatan tahun 2014. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan sebagai kewajiban Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak

    (KSA) untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam

    mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan

    Penetapan Kinerja Tahun 2014, serta sebagai reaksi untuk dilakukan perbaikan kinerja

    Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak di tahun akan datang.

    B. Gambaran Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru

    Salah satu masalah kesejahteraan sosial yang menjadi program prioritas nasional adalah

    penanganan permasalahan kesejahteraan sosial anak. Anak merupakan generasi penerus

    bangsa dan negara ini masa depannya menjadi tanggung jawab mereka kelak, oleh karena itu

    perlu penanganan khusus untuk solusi permasalahan sosial anak.

    Anak remaja juga mempunyai hak untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan

    dan hidup yang layak. Akan tetapi tidak semua anak remaja Indonesia mendapatkan

    kesempatan yang sama dan rata dalam mendapatkan pendidikan dan hidup layak, hal ini

    dikarenakan kemampuan orang tua yang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya.

    Hal ini juga diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

    dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 6

    Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru merupakan salah satu Unit Pelaksana

    Teknis milik Kementerian Sosial RI dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial yang

    mempunyai program pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial terhadap anak remaja

    putus sekolah terlantar, putus sekolah yang dimaksud adalah dikarenakan masalah ketidak

    mampuan perekonomian bukan karena masalah kenakalan ataupun kriminal. Rehabilitasi dan

    perlindungan sosial yang diberikan untuk memberikan kemampuan pengembangan bakat

    dalam diri anak remaja agar mereka mempunyai keberfungsian sosial dalam masyarakat dan

    lingkungan sekitarnya.

    Program pelayanan dan perlindungan sosial yang diberikan dimaksudkan agar anak remaja ini

    mempunyai kepercayaan diri di tengah lingkungan masyarakatnya dan diharapkan dapat

    memberikan manfaat bagi lingkungannya dengan bekal kemampuan keterampilan diri yang

    telah mereka miliki, sehingga menurunnya tindak kenakalan anak remaja di tengah-tengah

    masyarakat.

    C. Dasar Hukum

    Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru merupakan salah satu unit pelayanan teknis

    Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial di lingkungan Kementerian Sosial RI yang

    melaksanakan tugasnya berlandaskan Peraturan Perundangan-undangan, antara lain :

    1. UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

    2. UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

    3. UU No. 25 Tahun 2002 tentang Program Pembangunan Nasional

    4. UU no. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

    5. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    6. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

    7. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah

    8. Permensos RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial

    9. Permensos RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Tata Kerja Panti Sosial Di lingkungan

    Kementerian Sosial RI

    10. PP No. 20, 21, 24 dan 25 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, Penyusunan

    Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga

    11. Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 7

    12. Keppres RI Nomor 102 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

    Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen.

    13. Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan

    Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    D. Tugas, Fungsi dan Kewenangan

    Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI No. 106/HUK/2009 tentang Tata Kerja Panti Sosial di

    lingkungan Kementerian Sosial RI adalah sebagai berikut :

    Tugas

    ”Memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat promotif dalam

    bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan

    keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak terlantar, putus sekolah agar

    mampu mandiri dan berperan aktif dalam berkehidupan bermasyarakat serta pengkajian

    dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan”.

    Pelaksanaan tugas ini lebih lanjut diarahkan pada pengembangan kesadaran, kemampuan,

    tanggung jawab dan peran aktif masyarakat dalam menangani permasalahan sosial di

    lingkungannya dan memperbaiki kualitas hidup serta kesejahteraan penyandang masalah

    kesejahteraan sosial.

    Fungsi

    Dalam melaksanankan tugas sebagaimana dimaksud PSBR “Rumbai” Pekanbaru

    menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan;

    b. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial, dan perawatan;

    c. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan mental, fisik dan

    keterampilan;

    d. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;

    e. Pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial, informasi dan rujukan;

    f. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial;

    g. Pelaksanaan ketata usahaan.

    Kewenangan

    Memperhatikan berbagai ketentuan yang mengatur kesejahteraan sosial, maka ketentuan

    tentang Kewenangan Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru yakni Melaksanakan

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 8

    pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak remaja putus sekolah dan terlantar dalam bentuk

    bimbingan, pengetahuan dasar, pendidikan, fisik, mental, sosial pelatihan keterampilan, dan

    resosialisasi serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan.

    Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya Panti Sosial Bina (PSBR) “Rumbai”

    Pekanbaru memiliki struktur yaitu sebagai berikut :

    STRUKTUR ORGANISASI PANTI SOSIAL BINA REMAJA “RUMBAI” PEKANBARU

    a. Kepala Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru

    Mempunyai tugas manajerial dan teknis operasional pelayanan dan rehabilitasi sosial

    terhadap anak remaja putus sekolah terlantar sesuai dengan perundang-undangan yang

    berlaku.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala Panti Sosial Bina

    Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a) Melaksanakan persiapan, mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan,

    ketentuan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab.

    b) Menyusun rencana kerja tahunan.

    c) Melaksanakan fungsi manajerial dah tehnis operasional pelayanan dan rehabilitasi

    sosial.

    d) Melaksanakan pengkajian, pemberian informasi, advokasi dan standarisasi

    pelayanan dan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Bina Remaja ”Rumbai” Pekanbaru.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 9

    e) Mendelegasikan tugas/wewenang kepada Pejabat Eselon IV.

    f) Melaksanakan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, Dinas/Instansi/Lembaga

    terkait dan Dunia Usaha.

    g) Melaksanakan Pengawasan, Pembinaan dan kesejahteraan Pegawai.

    h) Mengevaluasi pelaksanaan program dan membuat laporan kegiatan.

    i) Menerima rujukan dan penolakan klien yang tidak memenuhi persyaratan.

    j) Melaksanakan pemberian bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).

    k) Menyusun kebutuhan pegawai, kepangkatan, gaji dan pengembangan tenaga jabatan

    fungsional.

    l) Menyusun laporan seluruh kegiatan berkala.

    m) Kegiatan Tata Usaha.

    b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

    Mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-menyurat, kepegawaian, keuangan,

    perlengkapan, rumah tangga, perencana serta kehumasan di Panti Sosial Bina Remaja

    (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala Sub Bagian Tata Usaha

    memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berkaitan

    dengan tugas dan tanggung jawabnya

    b) Membagi tugas/kegiatan kepada staf

    c) Melakukan persiapan bahan rencana kegiatan tahunan

    d) Melakukan urusan surat menyurat

    e) Mendistribusikan dan menindaklanjuti surat

    f) Menyiapkan bahan laporan kegiatan panti

    g) Melakukan kegiatan administrasi perkantoran

    h) Menghimpun dan merekap DP.3, DUK dan daftar hadir

    i) Menyiapkan urusan cuti, KARIS/KARSU, ASKES dan TASPEN

    j) Menyiapkan usulan diklat pegawai dan kenaikan pangkat serta kenaikan berkala

    k) Membuat Laporan Kinerja Panti

    l) Menyiapkan bahan mutasi dan pembinaan pegawai

    m) Melakukan pembahasan dan penyusunan anggaran

    n) Menyiapkan bahan sanksi administrasi kepegawaian

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 10

    o) Menyiapkan analisa kebutuhan pegawai

    p) Menyiapkan urusan gaji dan honor pegawai

    q) Menyiapkan laporan realisasi keuangan

    r) Melakukan Unit Akuntansi Wilayah (UAW) dan Sistim Akuntansi Instansi (SAI) mengenai

    barang dan keuangan

    s) Mengusulkan kepanitiaan perlengkapan

    t) Menyiapkan analisa kebutuhan perlengkapan kantor dan asrama

    u) Menyiapkan bahan permakanan dan kebutuhan klien

    v) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan Fungsional dalam rangka

    penyusunan laporan kegiatan panti

    w) Menyiapkan bahan kehumasan

    x) Menyiapkan bahan dokumentasi pameran, dan sosialisasi program

    y) Melakukan tugas lain dari kepala panti sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    c. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

    Mempunyai tugas melakukan registrasi, observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani dan

    penetapan diagnosa perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial,

    fisik, keterampilan dan resosialisasi.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

    memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berkaitan

    dengan tugas dan tanggung jawabnya.

    b) Membagi tugas/kegiatan kepada staf.

    c) Melakukan persiapan rencana kegiatan bimbingan fisik, perawatan kesehatan,mental,

    sosial dan keterampilan serta mengkonsultasikan kepada kepala panti.

    d) Melakukan koordinasi kegiatan tahunan dengan unit terkait.

    e) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi sosial termasuk perkembangan

    klien.

    f) Melakukan indentifikasi, registrasi, seleksi daerah, dan penerimaan serta penjelasan

    program kepada calon klien.

    g) Melakukan penyusunan kurikulum, kegiatan bimbingan sosial, mental, fisik, kecerdasan

    dan keterampilan.

    h) Melakukan test awal untuk pengungkapan dan pemahaman masalah (Assesment).

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 11

    i) Melakukan test penelusuran minat dan bakat termasuk kemampuan IQ dan EQ.

    j) Melakukan penempatan klien pada program.

    k) Melakukan pendekatan kepada masyarakat, dunia usaha, dan instansi terkait dalam

    rangka penyiapan resosialisasi dan bimbingan lanjut.

    l) Melakukan magang klien pada perusahaan dan atau tempat usaha sesuai jenis

    keterampilan.

    m) Melakukan penyiapan bahan rujukan sesuai masalah.

    n) Melakukan konsultasi keluarga.

    o) Melakukan penyiapan bahan kelengkapan file klien.

    p) Melakukan kegiatan ekstra kulikuler.

    q) Melakukan penyelenggaraan pengasramaan.

    r) Melakukan penyiapan kegiatan UEP, KUBE, magang, wirausaha dan kunjungan

    keluarga.

    s) Melakukan penyiapan bahan keterampilan, bimbingan kecerdasan.

    t) Melakukan peningkatan pengetahuan umum dan kecerdasan.

    u) Melakukan pembinaan terhadap pengasuh dan instruktur.

    v) Melakukan konsultasi kegiatan dengan pimpinan.

    w) Melakukan penghimpunan dan pengolahan data sebagai bahan laporan.

    x) Melakukan tugas lain dari atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    d. Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial

    Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program, pemberian informasi dan

    advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantauan,

    evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan rehabilitasi sosial.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala Seksi Program dan

    Advokasi Sosial memiliki uraian tugas sebagai berikut :

    a) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berkaitan

    dengan tugas dan tanggung jawabnya.

    b) Membagi tugas/kegiatan kepada staf.

    c) Melakukan perumusan rencana kegiatan tahunan.

    d) Melakukan konsultasi kegiatan kepada pimpinan.

    e) Melakukan pengkajian program, penyiapan standarisasi pelayanan, pemantauan dan

    evaluasi.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 12

    f) Melakukan penyiapan bahan program pendampingan yang memerlukan advokasi.

    g) Menyiapkan bahan panduan operasional panti.

    h) Menyiapkan bahan panduan petugas pelayanan Penerima Manfaat (PM).

    i) Melakukan pendistribusian informasi ketentuan/peraturan/tata tertib setiap unit

    pelayanan dan PM yang wajib dipatuhi.

    j) Melakukan indentifikasi, registrasi, seleksi, dan penerimaan serta penjelasan program

    kepada calon PM.

    k) Melakukan pendampingan penyesuaian bagi setiap klien yang terhambat selama

    mengikuti tahapan/proses rehabilitasi panti.

    l) Melakukan penghimpunan dan pengolahan hasil pelaksanaan kegiatan bidang

    sebagai bahan laporan.

    m) Melakukan penghimpunan, pengolahan perpustakaan.

    n) Melakukan penghimpunan, pengolahan, data dan informasi sebagai bahan

    penyusunan laporan.

    o) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan fungsional dalam rangka

    penyusunan laporan kegiatan panti.

    p) Melakukan tugas lain dari atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    E. Potensi dan Permasalahan

    1. Potensi

    Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru mempunyai potensi dalam menangani anak

    remaja putus sekolah terlantar yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir yang di

    dalamnya mencakup tahapan-tahapan kegiatan dengan tujuan utama mewujudkan

    kemandirian dan keberfungsian sosial anak remaja putus sekolah terlantar.

    a. Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Sosial RI di wilayah Provinsi Riau,

    Jambi dan Sumatera Barat

    Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru menjadi UPT milik

    Kementerian Sosial RI di wilayah regional Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Barat

    yang menangani permasalahan kesejahteraan sosial terhadap anak remaja putus

    sekolah terlantar.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 13

    b. Sumber Daya Manusia (SDM)

    Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru memiliki 27 (dua puluh tujuh)

    orang ANS dan di dukung 25 (dua puluh lima) tenaga kontrak yang mendukung

    kegiatan di Panti.

    c. Partisipan Usaha Kesejahteraan Sosial

    Keberadaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang terdiri dari Pekerja

    Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial yaitu Psikolog dan Perawat yang telah

    banyak memberikan dukungan terhadap proses Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial

    terhadap anak remaja putus sekolah terlantar.

    d. Sarana dan Prasarana

    Pada Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru memiliki sarana sebagai berikut

    : 6 unit asrama PM; 1 unit gedung kantor; 1 unit gedung fungsional; 1 unit gedung aula;

    5 unit gedung pendidikan (ruang keterampilan dan belajar); 1 unit gedung

    LK3/Perpustakaan; 1 unit gedung dapur umum dan ruang makan; 1 unit gedung

    bimbingan mental (mushalla); 2 unit wisma; 4 unit rumah dinas; 1 unit garasi; 1 unit pos

    jaga; 1 unit gedung olah raga; 1 unit gedung shelter workshop; 1 unit gedung bengkel;

    1 unit lapangan olah raga; 1 unit kendaraan dinas roda 6; 4 unit kendaraan dinas roda

    4; 5 unit kendaraan dinas roda 2. Dan ditunjang juga dengan sarana penerangan listrik,

    tower air, telepon, internet, komputer/laptop, peralatan praktek keterampilan berupa

    peralatan menjahit, tata rias, teknik las, dan otomotif roda 2.

    e. Peran Serta Dunia Usaha

    Dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial terhadap anak remaja putus

    sekolah terlantar bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak pemerintah tapi juga

    perlu di dukung dari pihak swasta dan dunia usaha. Partisipasi ini dilakukan melalui

    program Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu mengimplementasikan

    tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dalam kegiatan pelayanan

    kesejahteraan sosial. Dalam hal ini yang telah memberikan kontribusinya adalah PT.

    Surya Dumai Group. Melalui instalasi produksi pihak dunia usaha juga memberikan

    kontribusi kepada panti dan penerima manfaat, yang bertujuan mempersiapkan

    kemandirian dari penerima manfaat.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 14

    2. Permasalahan

    Perkembangan masalah kesejahteraan sosial terutama yang menjadi ruang lingkup sasaran

    Ditjen rehabilitasi sosial menunjukkan kecenderungan meningkat dan kian kompleks.

    Peningkatan ini terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor ekonomi yang sejak

    terjadi krisis pada tahun 1996 masih terasa dampaknya, terutama meningkatnya angka

    kemiskinan yang menjadi hulu dari berbagai permasalahan sosial seperti meningkatnya

    angka putus sekolah di berbagai pelosok daerah tak terkecuali di wilayah Provinsi Riau,

    Jambi dan Sumatera Barat. Angka putus sekolah yang meningkat ini berdampak pada :

    a. Semakin meningkatnya remaja putus sekolah yang belum mendapat pelayanan karena

    PSBR Rumbai Pekanbaru menyesesuaikan dengan kuota yang tersedia.

    b. Terbatasnya sarana prasarana, SDM dan penganggrannya disesuaikan dengan

    anggaran Kementerian Sosial RI.

    c. SDM yang mempunyai latar belakang profesi pekerjaan sosial, secara jumlah masih

    kurang, belum sebanding dengan jumlah penerima manfaat.

    d. Daya tampung PMKS di PSBR Rumbai Pekanbaru belum sebanding jumlahnya dengan

    pertumbuhan PMKS, demikian dengan sarana prasarananya untuk mendukung

    pelayanan.

    e. Peningkatan kualitas SDM dalam bentuk pembekalan, pemantapan, bimbingan teknis,

    pelatihan dan magang, serta studi banding relatif masih rendah tidak sebanding dengan

    kebutuhan akan tenaga pelayanan yang professional.

    f. Data di bidang kesejahteraan sosial baik masalah maupun potensi sumber merupakan

    kebutuhan dasar dalam penyusunan rencana program, namun data pula yang menjadi

    salah satu hal yang sulit untuk didapat dengan akurasi yang tinggi.

    g. Standard pedoman pelayanan dan rehabilitasi sosial masih belum memadai, sehingga

    dalam melakukan intervensi terhadap remaja putus sekolah belum berpegang pada

    metode dan pendekatan yang optimal. Kajian dalam rangka mengembangkan model

    pelayanan atau mengembangkan teknologi pelayanan sosial menjadi pilihan yang tidak

    dapat ditawar lagi.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 15

    F. Sistematika Penyajian

    Pada dasarnya Laporan Kinerja (LAKIN) ini adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian

    kinerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru selama tahun 2018. Capaian kinerja (performance result)

    2018 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2017 sebagai

    tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Dengan pola pikir tersebut, maka Laporan Kinerja

    PSBR “Rumbai” Pekanbaru disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek strategis dan

    struktur organisasi.

    Bab II Perencanaan Dan Penetapan Kinerja, menjelaskan muatan rencana strategis PSBR

    “Rumbai” Pekanbaru tahun 2015 - 2019 dan Penetapan Kinerja 2018.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja PSBR “Rumbai”

    Pekanbaru dikaitkan dengan pertanggungjawaban anak remaja putus sekolah dan

    terlantar terhadap pencapaian strategis untuk tahun 2018.

    Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru

    dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa

    yang akan datang.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 16

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

    A. Perencanaan Kinerja

    Dalam upaya pembangunan kesejahteraan sosial, peran PSBR “Rumbai” Pekanbaru sebagai

    penanggung jawab terselenggaranya Rehabilitasi Sosial dengan sasaran utama yang ingin

    dicapai dalam lima tahun kedepan adalah: (1) Meningkatnya pelayanan sosial terhadap

    penyandang masalah ketelantaran dan putus sekolah; (2) Melaksanakan kebijakan baru dalam

    pelayanan sosial.

    1. Visi

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam menjalankan tanggung jawabnya merumuskan

    visi sebagai berikut :

    “Terwujudnya kemandirian dan keberfungsian sosial remaja putus sekolah dalam

    masyarakat”.

    Pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial yang profesional adalah upaya untuk

    meringankan penderitaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui

    pemberian pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang terjadi dalam

    masyarakat, melindungi mereka terhadap resiko-resiko penghidupan serta proses

    refungsional dan pengembangan yang memungkinkan penyandang masalah melaksanakan

    fungsi sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat dengan memberikan prioritas. Rehabilitasi

    sosial tidak lagi terbatas dalam konteks penyandang cacat, melainkan pada orang-orang

    yang mengalami masalah sosial patologis/penyakit sosial. Mandiri dalam hal ini adalah

    PMKS dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pemenuhan kebutuhan dasar

    (termasuk pemenuhan gizi) serta kesehatan agar taraf kesejahteraan hidupnya dapat

    terpenuhi secara wajar.

    2. Misi

    Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, PSBR “Rumbai” Pekanbaru mempunyai misi

    yang harus dilaksanakan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, misi

    tersebut adalah :

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 17

    a. Menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial yang profesional dan proporsional

    di dalam panti.

    b. Meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan PSBR

    “Rumbai” Pekanbaru.

    c. Memberdayakan individu, kelompok, keluarga, lembaga sosial, dan jaringan kerja

    terkait, dalam meningkatkan peran dan tanggung jawab sosialnya.

    d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan

    sosial.

    3. Tujuan

    Tujuan PSBR “Rumbai” Pekanbaru adalah:

    a. Melakukan pembinaan terhadap remaja putus sekolah agar terhindar dari berbagai

    masalah sosial sebagai akibat dari putus sekolah dan terlantar.

    b. Mewujudkan kemandirian remaja putus sekolah atas dasar kekuatan dan

    kemampuannya sendiri dalam memilih menetapkan dan memutuskan cara terhadap

    berbagai upaya pemecahan masalah yang dihadapinya.

    c. Mewujudkan kemampuan dan kekuatan remaja dalam mengembangkan berbagai

    potensi yang dimiliki yang memungkinkan dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara

    memadai.

    d. Memberikan pendampingan terhadap remaja putus sekolah yang mengalami

    permasalahn dalam menjalankan fungsi sosialnya dalam masyarakat.

    B. Sasaran Strategis

    Sejalan dengan sasaran strategis yang ingin dicapai oleh kementerian Sosial RI maka PSBR

    Rumbai Pekanbaru juga merumuskan sasaran strategis yang akan dicapai dalam lima tahun

    ke depan (2015-2019) adalah Meningkatnya jumlah anak yang mendapatkan bantuan

    kebutuhan hak dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR Rumbai Pekanbaru.

    C. Indikator Pencapaian Kinerja

    Untuk mengukur capaian indikator kinerja dari strategi dan proses yang digunakan dalam

    penyelenggaraan layanan kesejahteraan sosial anak di PSBR Rumbai Pekanbaru,

    indikatornya diukur dari jumlah sasaran yang diberikan layanan kesejahteraan sosial anak.

    Artinya, persentase dihitung berdasarkan pada jumlah PMKS yang di intervensi selama tahun

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 18

    2015-2019 bukan pada total populasi PMKS yang ada, baik capaian pertahun maupun

    capaian selama lima tahun.

    Pencapaian indikator kinerja PSBR Rumbai Pekanbaru tersebut akan dapat dimungkinkan

    apabila mendapat dukungan optimal dari APBN, peran aktif Pemerintah Daerah serta

    partisipasi aktif masyarakat dan Dunia Usaha. Hal yang lebih penting adalah adanya political

    will pemerintah melalui kerangka kebijakan nasional dan kerangka kebijakan anggaran

    nasional untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial anak.

    Untuk melihat keterkaitan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator pencapaian kinerja

    dapat dilihat sebagai berikut:

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

    Tahun 2018

    Meningkatnya jumlah anak yang mendapatkan bantuan kebutuhan

    dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR “Rumbai” Riau

    Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di dalam PSBR

    “Rumbai” Riau 222 orang

    Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di luar PSBR “Rumbai”

    Pekanbaru 40 orang

    D. Perjanjian Kinerja

    Perjanjian kinerja didasarkan pada penetapan kinerja yang telah ditandatangani oleh kepala panti dan

    sekretaris Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dengan uraian sebagai berikut :

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

    Tahun 2018

    Meningkatnya jumlah anak yang

    mendapatkan bantuan kebutuhan

    dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR

    “Rumbai” Riau

    Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di dalam PSBR

    “Rumbai” Riau

    222 orang

    Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di luar PSBR “Rumbai”

    Pekanbaru

    40 orang

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 19

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun Anggaran 2018

    Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru yang merupakan unit pelaksana

    teknis dibawah lingkup Direktorat Kesejahteraan Anak memberikan pelayanan dan

    perlindungan sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar. Oleh karena itu PSBR

    “Rumbai” Pekanbaru diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga

    penerima manfaat dapat mengaktualisasikan fungsi yang dimilikinya.

    Capaian kinerja dari Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru adalah

    mewujudkan kemandirian dan keberfungsian sosial anak remaja putus sekolah terlantar

    melalui program pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial. Panti Sosial Bina Remaja

    “Rumbai” Pekanbaru menyusun strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan pelayanan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial dalam mengembangkan potensi diri anak remaja putus

    sekolah terlantar yang mengintegrasikan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan

    yang terukur untuk mencapai visi dan misi Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru

    yang merujuk kepada Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 30/HUK/2011 tentang Standarisasi

    nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Standarisasi

    Pelayanan Sosial Panti Sosial Bina Remaja, Depsos RI tahun 2008.

    Pengukuran capaian indikator kinerja dari strategi dan proses yang digunakan dalam

    pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar

    dilakukan dengan pengukuran indikator dengan jumlah sasaran yang diberikan dalam hal ini

    persentase dihitung berdasarkan jumlah penerima manfaat.

    Berdasarkan kebijakan dan strategi tersebut maka kebijakan Panti Sosial Bina Remaja

    “Rumbai” Pekanbaru sebagaimana ketentuan PRJMN 2015 - 2019 diarahkan untuk :

    1. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap remaja putus sekolah dalam

    bentuk pemberian bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan kerja, pemberian

    bantuan stimulan, pemeliharaan kesehatan dan pembinaan lanjut.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 20

    2. Meningkatkan kegiatan pendampingan dan perlindungan sosial terhadap remaja putus

    sekolah yang mengalami permasalahan dalam menjalankan fungsi sosialnya dan anak

    yang berhadapan dengan hukum.

    3. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, orsos/LSM dan dunia usaha

    dalam upaya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

    4. Membentuk iklim kerja yang baik, harmonis dan penuh tanggung jawab demi

    terwujudnya pelayanan kesejahteraan sosial yang maksimal dan sesuai dengan

    standarisasi pelayanan.

    5. Membangun sistem informasi yang berbasis teknolgi dalam rangka memudahkan

    masyarakat, orsos, LSM dan dunia usaha dalam mengakses berbagai informasi

    pelayanan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan di PSBR ”Rumbai” Pekanbaru.

    6. Melaksanakan tatakelola kepemerintahan yang baik, transparan, akuntable, efektif dan

    efesian dalam rangka mewujudkan good governance dan clean governance.

    B. Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2018

    Pengukuran tingkat capaian tahun anggaran 2018 dilakukan dengan membandingkan antara

    target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Selama tahun anggaran 2018 kinerja

    Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru dicapai melalui sasaran sebagai berikut :

    Sasaran Strategis

    Indikator Kinerja

    Target Realisasi Ket (Out come)

    Meningkatnya jumlah anak yang

    mendapatkan bantuan kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR

    “Rumbai” Riau

    Jumlah anak yang

    mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di

    dalam PSBR “Rumbai”

    Riau

    222 orang 244 orang

    PM yang diterima

    system on/off

    melebihi target

    Jumlah anak yang

    mendapatkan pelayanan

    dan rehabilitasi sosial di

    luar PSBR “Rumbai”

    Riau

    40 50 orang

    PM diterima

    kembali ke

    keluarga

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 21

    Realisasi capaian target Penerima Manfaat PSBR Rumbai Pekanbaru tahun 2018.

    Nama Program

    Jumlah Penerima Manfaat (orang)

    Prosentase (%)

    Target Realisasi Jumlah

    Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak Terlantar dalam lembaga

    - Penerima Manfaat Reguler - Rumah Perlidungan Sosial Anak - Anak Berhadapan dengan Hukum - Taman Anak Sejahtera

    140 5 7

    30

    140 20 50 34

    100 400

    714.28 113.33

    Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Luar Lembaga

    40 50 125

    Jumlah 222 294 132.43

    Pada tahun anggaran 2018 rehabilitasi dan perlindungan sosial terhadap anak remaja putus

    sekolah terlantar dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

    1. Akses

    Kegiatan ini mencakup kegiatan pendaftaran, seleksi, pemanggilan dan pengasramaan

    calon penerima manfaat yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku,

    sehingga pemberian pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat tepat

    sasarannya.

    2. Intake dan Engagement

    Kegiatan ini berupa pengenalan lingkungan dan ketentuan panti atau dengan kata lain

    adalah masa orientasi, sekaligus pembukaan / dimulainya kegiatan proses pelayanan

    kesejahteraan sosial.

    3. Assesmen

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui lebih lanjut tentang minat dan bakat dasar yang

    dimiliki penerima manfaat, sehingga pihak pemberi pelayanan tahu tindakan yang

    seharusnya yang akan diberikan.

    4. Perencanaan Pelayanan

    Kegiatan ini merupakan proses pelayanan yang diberikan kepada penerima manfaat baik itu

    menyangkut kebutuhan sandang, pangan, pakaian dan kesehatan yang diberikan secara

    berkala. Sedangkan untuk obat-obatan ringan dan rujukan rumah sakit ini diberikan apabila

    penerima manfaat membutuhkannya.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 22

    5. Implementasi dan Supervisi

    Kegiatan ini menyediakan keperluan penerima manfaat untuk mengikuti bimbingan sosial,

    keterampilan berupa pemberian ATK, penggandaan bahan bimbingan sosial dan

    keterampilan, bahan keterampilan, honor instruktur, pendidikan alam terbuka, perlengkapan

    olah raga dan kesenian, perlengkapan dapur umum, home visit, kegiatan widya wisata dan

    penutupan bimbingan.

    6. Reintegrasi dan Follow-Up

    Setelah program pelayanan dan perlindungan rehabilitasi sosial telah selesai diserap maka

    kegiatan selanjutnya adalah Praktek Belajar Kerja (PBK), pemberian stimulan toolkit

    sebagai bantuan dasar bagi penerima manfaat, dan para penerima manfaat kembali ke

    daerah asal masing-masing.

    Program ini merupakan multi layanan yang dikembangkan oleh Panti Sosial Bina Remaja

    (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru untuk memberikan layanan kesejahteraan sosial khusus bagi

    anak, kegiatannya mencakup :

    1. Taman Anak Sejahtera

    Program ini memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak balita yang

    membutuhkan pelayanan dan perlindungan sosial selagi orang tua mereka bekerja.

    Kegiatannya meliputi : penjangkauan dan pendampingan; pemenuhan kebutuhan dasar.

    2. Rumah Perlindungan Sosial Anak

    Program ini sebagai tindakan preventif dan perlindungan sementara bagi anak korban

    tindak kekerasan, kegiatannya mencakup : penjangkauan dan pendampingan;

    pemenuhan kebutuhan dasar; terapi sosial, mental kerohanian dan psikologis; case

    conference; dan reunifikasi dan reintegrasi.

    Laporan keuangan / kinerja / monitoring / evaluasi / publikasi serta kegiatan pendukung

    pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial anak terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

    a. Laporan keuangan, barang milik negara dan lelang; laporan ini mencakup laporan

    keuangan dan barang milik negara yang bersifat periodik sedangkan lelang dilaksanakan

    berdasarkan kebutuhan dalam pengumuman lelang belanja modal.

    b. Laporan kinerja, meliputi laporan teknis dan tahunan Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai”

    Pekanbaru tahun anggaran 2018.

    c. Laporan operasional perpustakaan.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 23

    d. Laporan penjangkauan, monitoring evaluasi dan publikasi dan bimbingan lanjut terhadap

    alumni penerima manfaat Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru.

    e. Laporan pendukung pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial anak, dalam ini

    mencakup kegiatan seperti : perkembangan klien; data alumni klien.

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun rencana anggaran dan kegiatan program

    rehabilitasi sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar sebagai pedoman tertulis

    dalam melaksanakan kegiatan di tahun anggaran 2014 pada Panti Sosial Bina Remaja

    “Rumbai” Pekanbaru. Dalam penyusunan ini juga mencakup penyusunan Standar Biaya

    Keluaran (SBK) yang mencakup tahapan-tahapan dan anggaran yang dibutuhkan dalam

    proses pelayanan dan perlindungan rehabilitasi sosial terhadap anak remaja putus sekolah

    terlantar.

    C. Kendala yang dihadapi dan strategi pemecahan masalah

    Hambatan dan kendala dalam melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan sangatlah

    variatif, yang berarti terdapat berbagai kendala dari segi geografis berkaitan dengan

    pendataan alumni penerima manfaat, segi pendanaan dan segi sumber daya manusia

    petugas pelaksana pelayanan dan perlindungan rehabilitasi sosial terhadap anak remaja

    putus sekolah terlantar.

    Kendala Strategi Pemecahan Masalah

    Semakin meningkatnya remaja putus sekolah yang belum mendapat pelayanan karena PSBR Rumbai Pekanbaru menyesuaikan dengan kuota yang tersedia.

    Lebih meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi terkait dalam hal ini dinas sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat dalam wilayah kerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru untuk bersama-sama menangani masalah kesejahteraan sosial.

    Terbatasnya sarana prasarana dan penganggarannya disesuaikan dengan anggaran Kementerian Sosial RI.

    Dilakukannya pembagian secara proporsional antara kebutuhan operasional dengan kebutuhan layanan di dalam panti.

    SDM yang mempunyai latar belakang profesi pekerjaan sosial, secara jumlah masih kurang, belum sebanding dengan jumlah penerima manfaat.

    Memfasilitasi SDM untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pelayanan dan perlindungan rehabilitasi sosial.

    Daya tampung PMKS di PSBR Rumbai Pekanbaru belum sebanding jumlahnya dengan pertumbuhan PMKS, demikian dengan sarana prasarananya untuk mendukung pelayanan.

    Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah untuk menangani permasalahan sosial serta mengajukan penambahan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan.

    Peningkatan kualitas SDM dalam bentuk pembekalan, pemantapan, bimbingan teknis,

    Memfasilitasi dengan kegiatan peningkatan kualitas SDM petugas dalam menangani permasalahan

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 24

    pelatihan dan magang, serta studi banding relatif masih rendah tidak sebanding dengan kebutuhan akan tenaga pelayanan yang professional.

    kesejahteraan sosial anak remaja putus sekolah terlantar.

    Data dibidang kesejahteraan sosial baik masalah maupun potensi sumber merupakan kebutuhan dasar dalam penyusunan rencana program, namun data pula yang menjadi salah satu hal yang sulit untuk didapat dengan akurasi yang tinggi.

    Meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait dalam hal ini dinas sosial dan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat setempat dalam wilayah kerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru.

    Standard pedoman pelayanan dan rehabilitasi sosial masih belum memadai, sehingga dalam melakukan intervensi terhadap remaja putus sekolah belum berpegang pada metode dan pendekatan yang optimal. Kajian dalam rangka mengembangkan model pelayanan atau mengembangkan teknologi pelayanan sosial menjadi pilihan yang tidak dapat ditawar lagi.

    Melakukan kerja sama dengan pihak terkait dalam penyusunan pedoman standarisasi pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar. Dan memfasilitasi untuk pengembangan model pelayanan dan teknologi pelayanan sosial.

    D. Akuntabilitas Keuangan

    Realisasi anggaran per jenis belanja tahun 2018

    No Output/Kegiatan Pagu Realisasi %

    1. Anak Balita Terlantar, Anak Terlantar/Anak Jalanan, Anak Berhadapan Hukum dan Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus yang Mendapatkan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial

    1.499.070.000

    1.493.748.150

    95.28

    2. Dukungan Manajemen Anak Balita , Anak Telantar & Anak Jalanan, Anak Berhadapan dgn Hukum, Anak dgn Kecacatan, Anak yg Membutuhkan Perlindungan Khusus yg mendapatkan layanan PKSA

    230.130.000

    215.265.002

    97.46

    3. Layanan Internal 375.000.000 374.362.000 99.72

    4. Layanan Perkantoran 4.584.342.000 4.559.797.247

    98.99

    JUMLAH 6.603.189.000 6.468.871.543 97.97

    Total alokasi anggaran Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru tahun anggaran 2018

    sebesar Rp. 7.738.637.000,- dengan realisasi sebesar 99.26%.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 25

    Realisasi anggaran belanja berdasarkan per-jenis belanja adalah sebagai berikut :

    No Jenis belanja PAGU Realisasi %

    1. Belanja Pegawai

    Rp. 3.075.857.000,-

    Rp. 2.471.635.453,-

    99.24

    2. Belanja Barang

    Rp. 4.017.780.000,-

    Rp. 3.505.081.541,-

    99.17

    3. Belanja Modal

    Rp. 375.000.000,-

    Rp. 975.487.000,-

    99.93

    4. Belanja Bansos Rp. 270.000.000,- Rp. 269.950.000,-

    99.98

    Jumlah Rp. 7.738.637.000,- Rp. 7.681.491.847,- 99.26

    Berdasarkan capaian kinerja tersebut sebelumnya maka terdapat sisa anggaran sebesar

    Rp. 57.145.847,- sisa anggaran tersebut merupakan sisa dari perjalanan dinas yang bersisa

    dilaksanakan selama tahun anggaran 2018 pada Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai”

    Pekanbaru.

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 26

    BAB IV

    PENUTUP

    Proses pelayanan dan perlindungan rehabilitasi sosial terhadap anak remaja putus sekolah terlantar

    merupakan peran wajib pemerintah dan hal ini merupakan terpenting dalam proses membangun

    kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Proses ini juga diharapkan sebagai upaya untuk

    mengurangi permasalahan sosial dalam masyarakat yang semakin kompleksitas dan meningkat.

    Proses yang dilaksanakan dan dilakukan oleh pihak Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru

    masih menghadapi berbagai permasalahan dan kendala. Tujuan utama dari pelaksanaan

    akuntabilitas ini adalah dalam rangka peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap

    masyarakat. Oleh sebab itu Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru dalam menjalankan dan

    melaksanakan program kesejahteraan sosial ini menganggap perlu menyusun Laporan Kinerja

    (LAKIN) yang merupakan bagian integral dari proses pembangunan itu sendiri yang perlu

    dilaksanakan secara periodik yang merupakan wujud tanggung jawab dan evaluasi terhadap

    berbagai upaya yang dilakukan dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. LAKIN ini

    diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja serta alat pendorong

    terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good government and good governance).

    Kami menyadari dan memahami bahwa Laporan Kinerja (LAKIN) dari Panti Sosial Bina Remaja

    “Rumbai” Pekanbaru masih belum dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan

    kontribusi dari berbagai pihak berupa masukan, saran, usulan ataupun koreksi demi perbaikan

    laporan ini ditahun yang akan mendatang. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dan terlibat

    serta partisipasinya dalam penyusunan laporan ini diucapkan terima kasih.

    Pekanbaru, 29 Januari 2018

    Kepala PSBR “Rumbai” Pekanbaru

    Drs. ARDI IRANTO

    NIP. 19630818 199901 1 001

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 27

    LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 28

    KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

    Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430

    Telepon 021- 3103613 Laman : https://www.depsos.go.id

    PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Cup Santo

    Jabatan : Kepala Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Riau

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Edi Suharto

    Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

    Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

    Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai

    lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

    kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

    Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

    terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan

    dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Pihak Kedua, Pihak Pertama, EDI SUHARTO CUP SANTO

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 29

    PERJANJIAN KINERJA

    SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA

    UTAMA (IKU)

    TARGET

    Mewujudkan jumlah anak

    yang mendapatkan bantuan

    kebutuhan dasar dan fasilitas

    hak dasar di PSBR “Rumbai”

    Riau

    Meningkatnya jumlah anak

    yang mendapatkan

    pelayanan dan rehabilitasi

    sosial di dalam PSBR

    “Rumbai” Riau

    222 orang

    Meningkatnya jumlah anak

    yang mendapatkan

    pelayanan dan rehabilitasi

    sosial di luar PSBR

    “Rumbai” Riau

    40 orang

    Jumlah Anggaran Tahun 2018 : Rp. 7.738.637.000,- (Tujuh milyar tujuh ratus

    tiga puluh delapan juta enam ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah)

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Menyetujui, Pihak Pertama,

    Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kepala,

    EDI SUHARTO CUP SANTO

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 30

    KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

    Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430

    Telepon 021- 3103613 Laman : https://www.depsos.go.id

    PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Suyono

    Jabatan : Kepala Sub Bagian Tata Usaha

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Cup Santo

    Jabatan : Kepala

    Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

    Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai

    lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

    kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

    Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

    terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan

    dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Pihak Kedua, Pihak Pertama,

    CUP SANTO SUYONO

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 31

    PERJANJIAN KINERJA

    SASARAN INDIKATOR TARGET

    1. Mewujudkan urusan tata usaha, kepegawaian, rumah tangga, dan anggaran dan perencana panti

    1. Jumlah dokumen urusan tata usaha

    1 dokumen

    2. Jumlah dokumen Kepegawaian

    2 dokumen

    3. Jumlah dokumen rumah tangga

    2 dokumen

    4. Jumlah dokumen anggaran

    1 dokumen

    5. Jumlah dokumen perencanaan Panti dan Sub Bagian Tata Usaha

    2 dokumen

    6. Jumlah dokumen laporan kegiatan

    2 dokumen

    7. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan lainnya

    2 dokumen

    2. Mewujudkan Aparatur Sipil

    Negara (ASN) Sub Bagian

    Tata Usaha yang kompeten

    1. Persentase tingkat kehadiran pegawai Sub Bagian Tata Usaha

    2. Nilai SKP ASN Sub Bagian Tata Usaha

    95%

    Baik

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Menyetujui, Pihak Pertama,

    Kepala Kepala Sub Bagian Tata Usaha,

    CUP SANTO SUYONO

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 32

    KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

    Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430

    Telepon 021- 3103613 Laman : https://www.depsos.go.id

    PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Lumongga Tukmasari Harahap

    Jabatan : Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Cup Santo

    Jabatan : Kepala

    Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

    Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai

    lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

    kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

    Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

    terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan

    dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Pihak Kedua, Pihak Pertama, CUP SANTO LUMONGGA TUKMASARI HARAHAP

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 33

    PERJANJIAN KINERJA

    SASARAN INDIKATOR TARGET

    1. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR “Rumbai” Riau

    1. Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial di dalam PSBR “Rumbai” Riau

    222

    2. Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial di luar PSBR “Rumbai” Riau

    40

    2. Terwujudnya Aparatur

    Sipil (ASN) yang

    kompeten Seksi

    Program dan Advokasi

    Sosial

    1. Persentasi tingkat kehadiran pegawai seksi Program dan Advokasi Sosial dalam Lembaga

    2. Nilai SKP ASN seksi Program dan Advokasi Sosial dalam Lembaga

    95%

    Baik

    3. Terkelolanya anggaran seksi Program dan Advokasi Sosial yang efisien dan akuntabel

    Presentasi penyerapan

    anggaran seksi Program dan

    Advokasi Sosial dalam

    Lembaga

    95%

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Menyetujui, Pihak Pertama,

    Kepala, Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial,

    CUP SANTO LUMONGGA TUKMASARI HARAHAP

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 34

    KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

    Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430

    Telepon 021- 3103613 Laman : https://www.depsos.go.id

    PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Muhammad Toher

    Jabatan : Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Cup Santo

    Jabatan : Kepala

    Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

    Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai

    lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

    kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

    Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

    terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan

    dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Pihak Kedua, Pihak Pertama, CUP SANTO MUHAMMAD TOHER

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 35

    PERJANJIAN KINERJA

    SASARAN INDIKATOR TARGET

    1. Meningkatkan kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar di PSBR “Rumbai” Riau

    1. Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial di dalam PSBR “Rumbai” Riau

    222

    2. Jumlah anak yang mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial di luar PSBR “Rumbai” Riau

    40

    2. Mewujudkan Aparatur

    Sipil (ASN) yang

    kompeten Seksi

    Rehabilitasi Sosial

    1. Persentasi tingkat kehadiran pegawai seksi Rehabilitasi Sosial dalam Lembaga

    2. Nilai SKP ASN seksi Rehabilitasi Sosial dalam Lembaga

    95%

    Baik

    3. Terkelolanya anggaran seksi Rehabilitasi Sosial yang efisien dan akuntabel

    Presentasi penyerapan

    anggaran seksi Rehabilitasi

    Sosial dalam Lembaga

    95%

    Jakarta, 2 Januari 2018

    Menyetujui, Pihak Pertama,

    Kepala, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial,

    CUP SANTO MUHAMMAD TOHER

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 36

    LAMPIRAN SUCCSESS STORY

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 37

    aya alumni PSBR rumbai Pekanbaru angkatan 72 tahun 2015. Dengan berbekal kan ilmu

    dan alat dasar yg diberikan oleh PSBR saya memberanikan diri untuk membuka usaha

    sendiri. Awalnya ada keraguan saya untuk memulai usaha ini, karena selain minim nya

    modal, kurangnya pengalaman saya dalam berwirausaha juga sebagai pertimbangan saya pada

    saat itu. Tapi hal itu tidak memutuskan niat dan usaha saya untuk membuka sebuah usaha.

    Tahun 2016 usaha saya sudah dimulai, tapi saya berpikir ilmu salon saja tidak cukup buat

    mengembangkan usaha. Saya terus mencari cara bagaimana mana saya harus punya strategi

    pengembangan usaha dengan baik. Agar dengan dana yg minim usaha saya bisa berkembang.

    Akhirnya saya dapat pelatihan mempelajari ilmu bisnis, dan berbagai seminar Wirausaha saya ikuti.

    Hingga kini saya mampu menyelesaikan sekolah dan menyambung kuliah dengan jurusan yg saya

    ambil Manajemen Pemasaran.

    Awalnya saya memulai usaha saya dengan datang kerumah rumah pelanggan saya, sedikit demi

    sedikit hasil nya saya alokasikan sebagai modal usaha. Dengan waktu yg tidak lama, Kini saya

    sudah mempunyai tempat usaha salon sendiri dan alat yg cukup, dengan nama salon

    Megadalle_Salon. Yang Alhamdulillah sudah berkembang baik sampai saat ini

    Usaha salon saya bisa dikatakan sudah tingkat W.O (wedding organizer). Karena kami

    menyediakan alat lengkap dari persiapan pra wedding hingga wedding.

    Selain usaha salon kini saya tengah menjalani kan berberapa usaha di bidang laundry, di bidang

    hijab dengan brend sendiri, serta usaha saya dibidang rangkai mahar dan sovenir.

    Alhamdulillah usia muda saya tidak saya sia siakan, Karna sukses menurut saya bukan dari

    seberapa nominal yg saya dapat, tapi sukses menurut saya bagaimana saya mampu menerapkan

    dan mengembangkan kan ilmu yg saya punya hingga berguna bagi diri saya dan org lain.

    S

    Sucess Story Suryana Mega Dalle

    Sukses selalu....

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 38

    aya alumni PSBR Rumbai Pekanbaru angkatan 63 Tahun 2013 jurusan Teknik Las. Saya anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan orang tua Bapak Aidilman dan

    Ibu Mardiati yang berprofesi sebagai penjahit dan ibu rumah tangga di salah satu kecamatan di Kota Pekanbaru. Sebelum masuk PSBR saya hanya bersekolah sampai tingkat SD karena keterbatasan ekonomi orang tua dengan cukup banyaknya anak. Menginjak umur 17 Tahun saya mendapat rekomendasi dari salah satu saudara untuk masuk di PSBR Rumbai Pekanbaru. Di PSBR saya mendapat banyak ilmu dari bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan khususnya Teknik Las dari bapak/ibu pegawai PSBR Rumbai.

    Setelah selesai menjalani rehabilitasi sosial selama 6 bulan di PSBR Rumbai Pekanbaru, saya kembali ke daerah dengan mendapat toolkit berupa satu paket peralatan las. Berbekal toolkit yang saya dapatkan, saya berfikir untuk mebuka usaha bengkel las sendiri akan tetapi masih terbentur oleh minimnya modal, pengalaman kerja dan kemampuan manajerial. Maka dari itu saya putuskan untuk bekerja terlebih dahulu di bengkel las tempat saya melaksanakan Praktek Belajar Kerja (PBK) sewaktu saya masih berada di PSBR sebelumnya seiring dengan tawaran dari pemilik bengkel. Dalam waktu kurang lebih satu tahun, diumur saya 18 Tahun alhamdulillah akhirnya saya bisa membuka bengkel las saya sendiri meskipun hanya kecil-kecilan dan berdiri di lahan milik orang tua sendiri. Seiring berjalannya waktu bengkel mulai ramai dan semakin berkembang dan alhamdulillah saya mulai dapat membantu ekonomi keluarga, biaya sekolah adik-adik, melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA, hingga memiliki beberapa karyawan sendiri diumur saya saat ini yang belum lama menginjak 25 Tahun. Wassalam!

    S

  • L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 8 P S B R “ R U M B A I ” P E K A N B A R U

    Page 39

    Assalamualaikum Wr. Wb. al kisah saya bernama Dian Syahputri, lahir dari ayah bernama Icon dan ibu Asmawati (almh) di

    Kota Tangah tanggal 1 Juni 1994 beralamat di Jalan Jorong Koto Tengah Nagari Koto Tengah

    Kecamatan Bukit Barisan Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat. Saya anak yang putus sekolah

    hanya tamat SD dan tidak tau mau jadi apa karena keterbatasan biaya sehingga tidak dapat melanjutkan

    sekolah. Tapi saya tidak pernah putus asa untuk selalu mencari ilmu karena saya ingin hidup saya berguna

    bagi diri sendiri maupun orang lain. Keinginan saya yang besar di tahun 2012 menghantarkan saya ke PSBR

    Rumbai melalui Dinas Sosial 50 Koto Sumatera Barat. Di PSBR saya mengambil jurusan menjahit yang

    memang saya inginkan karena saya mau membuka usaha walaupun untuk itu saya harus bekerja dulu

    dengan orang lain. Perjuangan yang saya lalui di PSBR Rumbai selama 6 bulan bukanlah hal yang mudah.

    Selama 6 bulan di PSBR Rumbai saya di gembleng ilmu, disiplin maupun tata krama. Ilmu yang saya peroleh

    di PSBR Rumbai membuat saya memahami bahwa hidup adalah perjuangan. Tidak ada waktu yang

    terbuang percuma, dari bangun pagi subuh, kegiatan sudah dimulai hingga jam 21.00 malam barulah

    beristirahat. Proses ini saya lalui dengan keinginan yang besar untuk berhasil, apalagi bisa membantu

    keluarga saya. Karena saya lahir dari keluarga yang kemampuan ekonominya terbatas tidak mampu.

    Selama di PSBR Rumbai kami mendapat bermacam bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan

    sesuai jurusan yang saya inginkan yaitu menjahit dari para pembina dan instruktur. Dalam bimbingan sosial

    terdapat materi etika sosial, kewarganegaraan, kepemimpinan, kewirausahaan, dinamika kelompok, dan

    kesehatan remaja. Sehingga bekal ilmu dan perubahan perilaku yang baik dan bertangggung jawab

    merupakan langkah yang membawa saya kepada keberanian dan kemampuan saya untuk berusaha

    membuka usaha menjahit sendiri. Walaupun setamat dari PSBR Rumbai saya bekerja terlebih dahulu

    dengan Anami Butik setahun setengah di Pekanbaru, setelah itu saya pulang ke kampung dan membuka

    usaha di rumah. Usaha menjahit yang saya rintis tidak selalu berjalan lancar tetapi saya tetap bertahan.

    Hinggga saya menikah usaha saya tetap berjalan dan menjadi mata pencaharian saya sampai saat ini dan

    hingga punya anak satu. Usaha menjahit ini saya lanjutkan di Pekanbaru ketika suami sayapun pindah ke

    Pekanbaru. Terima kasih guruku, pembina dan instruktur serta keluarga asuh yang sudah membina,

    mengajar dan, mendidikku menjadi yang lebih baik. Sukses selalu untuk PSBR Rumbai, semoga semakin

    banyak anak anak yang kurang beruntung seperti saya menjadi berhasil. Walaikumsalam Wr.Wb.

    A

    Dian Syahputri Penjahit “Nayla Modiste”