LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi...

68

Transcript of LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi...

Page 1: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT
Page 2: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015, sebagai bentuk

komitmen nyata Dinas dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Aceh tahun 2015 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas dalam melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan,

Sasaran, Tujuan, Misi dan Visi dari Dinas. LAKIP disusun dalam rangka menginformasikan

pencapaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh selama tahun 2015 baik itu berupa

keberhasilan ataupun kegagalan.

Penyusunan LAKIP ini menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas, namun

disadari belum seluruh materi yang disajikan dalam laporan ini mencapai kesempurnaan, oleh

karena itu sangat diharapkan adanya masukan dan saran. Selanjutnya laporan ini diharapkan

dapat menjadi masukan kepada Pimpinan dalam menentukan strategi dan kebijakan yang akan

diambil untuk meningkatkan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam

melaksanakan tugasnya dimasa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran

sehingga tersusunnya laporan ini diucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Februari 2016

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

PROF. DR. IR. ABUBAKAR KARIM, MS

NIP. 19621010 198811 1 001

Page 3: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

ii

DAFTAR ISI

Halaman :

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi

IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ vii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................. 2

C. STRATEGIC ISSUED ....................................................................... 4

D. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 4

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 6

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017 .................................... 6

1. VISI dan Misi ............................................................................. 6

2. Tujuan ...................................................................................... 6

3. Sasaran ..................................................................................... 7

4. Kebijakan dan Program ............................................................ 7

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................... 9

C. PENETAPAN KINERJA ................................................................... 10

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 .............................................. 11

A. PENGUKURAN CAPAIAN IKU ....................................................... 11

B. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 ......................... 13

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ......................................................... 13

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN ........................................................ 44

Page 4: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

iii

BAB IV. PENUTUP ............................................................................................ 46

A. KESIMPULAN ................................................................................ 46

B. SARAN .......................................................................................... 49

Page 5: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh ..............................................................................................10 Tabel 2. Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh ....11

Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015 ....14 Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2014 & 2015 .........21 Tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................23 Tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi Aceh Tahun 2015 ....25

Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................28 Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015..................................................30 Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 & 2015 ...33 Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015 .............................40

Page 6: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012- 2015 .............16

Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2015 ..........17

Grafik 3. Perkembangan NTP Tahun 2012 – 2015 ...........................................19

Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 - 2015 .............................26

Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 - 2015 ......................27

Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 - 2015 .....31

Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 - 2015 .............................................................................32 Grafik 8. Perkembangan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2015 ..............................................................34 Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2015 ..............................................................35 Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2015 ..42

Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2015 ...............................................................................43

Page 7: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. FORMULIR INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) .........................52

LAMPIRAN 2. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)........................53

LAMPIRAN 3. FORMULIR PENETAPAN KINERJA ...............................................55

LAMPIRAN 4. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA ...........................................57

LAMPIRAN 5. STRUKTUR ORGANISASI .............................................................59

LAMPIRAN 6. JUMLAH PNS DAN KONTRAK ....................................................63

LAMPIRAN 7. JUMLAH SDM FUNGSIONAL .....................................................64

LAMPIRAN 8. JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN ..........................65

LAMPIRAN 9. REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL ......66

LAMPIRAN 10. KUALIFIKASI PENDIDIKSN PNS PADA SKPA DINAS PERTANIAN

TANAMAN PANGAN ACEH .........................................................67

LAMPIRAN 11. LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN APBA ....................68

Page 8: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

vii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2015 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pengelolaan sumber daya dan sumber dana melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang ditetapkan.

Untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian Aceh, telah ditetapkan 4 (empat) sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja, guna mengukur tingkat pencapaian target sasaran strategis. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian adalah; (1) Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, (2) Meningkatnya pendapatan petani, (3) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, dan (4) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman hortikultura.

Realisasi dari sasaran-sasaran strategis secara umum dapat dicapai dengan baik, meskipun tidak semua sasaran dapat mencapai target yang ditetapkan. Untuk sasaran strategis pertama yaitu Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, indikator jumlah luas lahan yang dioptimasi dan rehabilitasi/pembangunan JITUT mempunyai pencapaian target 100%, sedangkan untuk indikator rehabilitasi/pembangunan JUT pencapaian target 0% karena anggaran dan pelaksanaan kegiatan tersebut telah dialihkan ke DAK Kabupaten/Kota .

Sasaran strategis meningkatnya pendapatan petani dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan dan hortikultura tidak mencapai target yang telah ditetapkan, namun demikian capaia n NTP Tanaman Hortikultura mempunyai nilai 105,54% atau diatas 100 yang berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya, sedangkan NTP tanaman pangan mempunyai nilai 95,92% atau berada di bawah nilai 100 yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya.

Untuk sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, berdasarkan Angka Sementara 2015, pada indikator peningkatan produksi dan peningkatan produktivitas tanaman pangan, tidak ada kmoditi yang mempunyai realisasi diatas target kecuali Padi dan Ubi Jalar yang mempunyai realisasi produktivitas melebihi target yang ditentukan. Meskipun produksi Padi belum mencapai target, namun produksi tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 1.820.062 ton tahun 2014 menjadi 2.331.672 ton pada tahun 2015 atau meningkat sekitar 28,11 persen. Sedangkan nilai produktivitas Padi selain melebihi target yang ditetapkan juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan kenaikan sekitar 4,51 persen. Peningkatan produksi dan produktivitas Padi merupakan suatu keberhasilan kerjasama berbagai pihak dalam program UPSUS yang telah mendorong capaian kinerja produksi tahun 2015 khususnya Padi. Hal yang sama juga terjadi pada komoditi Jagung, meski target tahun ini belum tercapai namun

Page 9: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

viii

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik produksi maupun produktivitas mengalami peningkatan sekitar 1,39 persen pada produksi dan 0,09 persen pada produktivitas. Sedangkan Kedelai selain belum mencapai target, baik produksi maupun produktivitasnya juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Target yang belum tercapai serta penurunan produksi dan produktivitas Kedelai disebabkan karena menurunnya luas panen akibat terfokusnya program UPSUS pada kegiatan peningkatan produksi komoditi Padi sehingga sebagian lahan yang digunakan untuk budidaya Kedelai digunakan untuk menanam Padi, ditambah lagi dengan terjadinya puso di beberapa kabupaten yaitu seluas 3.600 Ha selama tahun 2015, serta masih rendahnya minat petani berbudidaya Kedelai akibat rendahnya harga. Komoditi tanaman pangan lainnya yang belum mencapai target produksi mapupun produktivitas adalah Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Ubi Kayu, sedangkan Ubi Jalar nilai produktivitas memiliki pencapaian 102,10 persen namun produksi belum mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT Tanaman Pangan, komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah ditetapkan, sedangkan untuk komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase luas lahan pengendalian OPT masih dibawah target yang telah ditetapkan.

Sasaran strategis Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman hortikultura, pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah Cabe Besar dan Pisang dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan 132,41 persen untuk Pisang. Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanamaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target adalah Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Komoditi hortikultura yang mengalami peningkatan produksi dan produktivitas dibandingkan tahun sebelumnya adalah Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah, Kentang, dan Jeruk Besar. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami penurunan terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih difokuskan untuk menanam Padi dalam usaha pencapaian target nasional produksi Padi tahun 2015. Sedangkan produksi komoditi Durian, Rambutan, serta Jeruk Besar yang merupakan tanaman tahunan mengalami penurunan dikarenakan siklus tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu menyebabkan produksi tahun ini mengalami penurunan karena rata-rata tahun ini tanaman masih dalam tahap pembentukan bunga dan bakal buah.

Selanjutnya berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningktankan kinerja Dinas antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung pencapaian produksi dan produktivitas, mengoptimalkan kembali lahan-lahan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi, mendorong dan memfasilitasi petani agar tetap mempunyai minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian, dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait pelaksaaan kegiatan, serta penerapan reward and punishment kepada Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gal dalam usahanya meningkatkan produksi dan produktivitas. Secara keseluruhan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan anggaran sebesar Rp. 228.759.000.000,- dengan realisasi Rp. 205.566.294.256,- (89,86%).

Page 10: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015, sebagai bentuk

komitmen nyata Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam mewujudkan tata kelola

kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

government).

Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan

pengelolaan sumber daya yang dimilki wajib dilakukan oleh instansi dengan cara membuat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang melaporkan hal-hal yang

menjadi lingkup tanggung jawab instansi, mencakup capaian sasaran pembangunan atau

pencapaian sasaran-sasaran strategis di tingkat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).

LAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pemberdayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 53Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah. Perpres dan Permen PAN & RB ini memberikan tuntutan kepada semua

instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

sebagai bagian integral dari siklus Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun

maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2015 adalah :

a. Dapat diketahuinya kegiatan yang telah dilaksanakan;

b. Dapat diketahuinya perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta hasil

evaluasi terhadap realisasi kinerja tahun ini dan beberapa tahun terakhir;

c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya;

Page 11: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

2

d. Sebagai perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai

misi organisasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2015 ini

adalah untuk memberikan informasi tentang hasil pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Belanja Aceh (APBA) melalui DPA APBA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh berkedudukan dibawah Pemerintah Aceh

dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Pemerintah Aceh melalui Sekretaris

Daerah. Dalam mengemban tugas di bidang pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Aceh berupaya menata dan membangun pertanian serta perekonomian petani di daerah

Provinsi Aceh. Demi mencapai maksud dan tujuan tersebut, berbagai Program/Kegiatan

dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dengan memperhatikan berbagai

potensi yang dimiliki dan menyesuaikan dengan perkembangan daerah sehingga dampak

pembangunan yang dilakukan dapat dirasakan maksimal khususnya oleh masyarakat tani.

Adapun tugas pokok Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai

berikut :

1. Pelaksaan urusan ketatausahaan Dinas;

2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

3. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura;

4. Penyusunan program di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;

5. Pembinaan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura;

6. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan;

7. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan

hortikultura; dan

Page 12: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

3

9. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD).

Agar dapat menjalankan fungsi dan tugas pokok di atas maka Pemerintah

memberikan beberapa kewenangan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu :

1. Menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di

bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;

2. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian Tanaman Pangan

yang wajib dilaksanakan olek kabupaten/kota;

3. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura;

4. Menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikuktura;

5. Melakukan promosi ekspor komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura

unggulan daerah provinsi;

6. Mengatur penggunaan benih unggul Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura;

7. Menetapkan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura terpadu

berdasarkan kesepakatan dengan kabupaten/kota;

8. Melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura lintas kabupaten/kota;

9. Menyediakan dukungan pengendalian eradiksi organisme pengganggu tumbuhan,

hama dan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura;

10. Melakukan pengawasan perbenihan, pupuk pestisida alat dan mesin di bidang

pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

11. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikultura; dan

12. Melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan serta memberikan pelayanan

teknis administrasi kepadan instansi terkait dalam rangka peningkatan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura.

Page 13: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

4

C. STRATEGIC ISSUED

Adapun isu strategis dalam menjalankan agenda pembangunan pada Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai berikut;

1. Angka produktivitas komoditi unggulan masih dibawah rata-rata Nasional

Angka produktivitas rata-rata komoditi padi dan jagung di Provinsi Aceh masih

dibawah rata-rata nasional yaitu Padi 50,57 Ku/Ha dan Jagung 42,76 Ku/Ha sedangkan

rata-rata Nasional berdasarkan Angka Ramalan I tahun 2015 untuk komoditi Padi

adalah 52,91 Ku/Ha dan Jagung 51,77 Ku/Ha.

2. Optimalisasi sumber daya lahan pertanian masih rendah

3. Masih terbatasnya akses petani terhadap permodalan

4. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani serta kinerja penyuluhan pertanian

5. belum adanya jaminan pemasaran dan pengolahan hasil serta lemahnyab upaya

meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.

6. Sarana dan prasarana pertanian yang masih belum optimal

7. Alih fungsi lahan produktif (lahan sawah)

8. Masih rendahnya SDM petani

D. STRUKTUR ORGANISASI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh bertanggung jawab langsung kepada

Gubernur Aceh melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Aceh dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan Sekretaris yang menangani masalah intern

Dinas.

Secara teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh memiliki 4 (empat) Bidang

yaitu : Bidang Produksi Padi, Palawija, dan Hortikultura; Bidang Program dan Pelaporan;

Bidang Usaha Tani dan Pengembangan Lahan; Bidang Perlindungan Tanaman. UPTD ada 5

(lima) yaitu: Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; Balai Pengawasan &

Sertifikasi benih; Balai Benih Hortikultura Saree; Mekanisasi Pertanian dan Balai Benih

Tanaman Pangan. Untuk sekolah pertanian ada 3 (tiga) yaitu SMK-PP Negeri Saree, SMK-PP

Negeri Kutacane, SMK-PP Negeri Bireun.

Page 14: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

5

Sampai dengan akhir tahun 2015 kondisi pegawai Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Provinsi Aceh, jumlah pegawai adalah 547 Berdasarkan kualifikasi golongan,

golongan I berjumlah 6 orang, golongan II berjumlah 95 orang, golongan III berjumlah 388

orang, golongan IV berjumlah 58 orang. Sedangkan berdasarkan jumlah SDM Fungsional

berjumlah 160 orang yang memiliki tugas sebagai penyuluh pertanian, PBT (Pengawas

Benih Tanaman), POPT, Arsiparis, Veteriner, dan Guru. Sedangkan Pejabat struktural Dinas

Pertanian Danaman Pangan adalah berjumlah 387.

Page 15: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

6

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Sebagai perpanjangan tugas pemerintah dibidang pertanian, Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Aceh berusaha melaksanakan segala tugas yang diemban dengan sebaik

mungkin, melalui perencanaan yang terprogram dan mengakomodir harapan semua pihak

terutama masyarakat tani.

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017

Berdasarkan Rencana Strategik 5 (lima) tahunan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Aceh tahun 2012-2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala

yang mungkin timbul maka untuk tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Aceh menetapkan beberapa sasaran strategis, dimana sasaran-sasaran strategis tersebut

merupakan implementasi dari visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.

1. Visi dan Misi

Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017

Misi : 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah komoditi tanaman

pangan dan hortikultura

2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani dan petugas

3. Meningkatkan kemitraan usahatani antara swasta dan petani

4. Meningkatkan aksesibilitas modal (koordinatif) dan pasar

5. Melakukan reformasi birokrasi bidang pembangunan pertanian tanaman pangan

dan hortikultura

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai untuk jangka waktu satu sampai lima tahun adalah :

a. Revitalisasi Perbenihan Daerah

b. Peningkatan Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Page 16: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

7

c. Penguatan Alat Mesin Pertanian dan Kelembagaan UPJA Provinsi

d. Rehabilitasi Prasarana Pertanian dan Penanganan Pasca Panen serta Nilai Tambah

e. Peningkatan Peran Koordinasi Penyuluhan/Tenaga Fungsional dan Kelembagaan

Petani

3. Sasaran

Adapun sasaran dan langkah–langkah strategis yang dirumuskan dalam tahun 2015

yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi

Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian

Tanaman Pangan

b. Meningkatnya Pendapatan Petani

c. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

d. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

4. Kebijakan dan Program

Kebijakan Prioritas untuk melaksanakan Visi dan Misi dalam upaya pencapaian tujuan

dan sasaran strategis SKPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah :

1. Penyelesaian/penyediaan benih bermutu kepada petani.

2. Pengaturan dan Deminasi Musim Tanam (Kaleder Tanam / Katam).

3. Penanganan Ketersediaan air di lahan kering.

4. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil.

5. Meningkatkan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman

Kebijakan dalam Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah;

1. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen perkantoran, dukungan administrative,

pengawasan fungsional dan sumberdaya manusia

2. Meningkatkan peran sector pertanian dalam menunjang peningkatan perekonomian

Page 17: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

8

3. Peningkatan ketersediaan, keanekaragaman dan ketahanan bahan pangan serta

meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga pendapatan dan

kesejahteraan petani akan meningkat dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra

agribisnis dan daerah potensial melalui pengembangan intensifikasi tanaman padi,

palawija dan perluasan areal pertanian

4. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan

daerah potensial melalui peningkatan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat

guna

5. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan

daerah potensial serta tersedianya cadangan benih daerah melalui penyediaan sarana

produksi pertanian

6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Pertanian dengan

Menyelenggarakan Pendidikan Menengah dan Pembinaan dan Pengembangan

Pendidikan Tinggi dibidang Pertanian.

Sesuai dengan Renstra 2012-2017, program dan kegiatan utama yang telah dijabarkan

untuk tahun 2015 diantaranya adalah sebagai berikut :

▪ Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

▪ Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

▪ Program Peningkatan Disiplin Aparatur

▪ Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

▪ Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan Perencanaan

Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan

▪ Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan (a) Penanganan Pasca

Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, (b) Pengembangan Intensifikasi Padi, Palawija

(c) Pengembangan Perbenihan dan (d) Perluasan Areal Pertanian

Page 18: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

9

▪ Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dengan kegiatan (a) Pengadaan

Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna dan (b) Pelatihan dan

Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat Guna

▪ Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan kegiatan (a) Penyediaan Sarana

Produksi Pertanian, (b) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, (c) Sertifikasi Bibit

Unggul Pertanian, dan (c) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

diperlukan sebagai acuan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah,

perencanaan tahunan, penyusunan dokumen penetapan kinerja, pelaporan akuntabilitas

kinerja, rencana kerja dan anggaran, pemantauan dan pengendalian kinerja dan kegiatan,

serta dalam melakukan evaluasi pencapaian kinerja. IKU atau Key Performance Indicators

(KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi

sejauh mana suatu instansi telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah

ditetapkan.

IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah serangkaian tujuan yang

terukur yang telah ditetapkan dan dianggap penting dalam mencapai keberhasilan

pembangunan pertanian khususnya di daerah Pemerintah Aceh. Berikut adalah Tabel 1.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh:

Page 19: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

10

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA

1

Meningkatanya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

1 Peningkatan poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija

2 Peningkatan produktivitas tanaman pangan

dan Hortikultura

2

Meningkatnya Produksi dan Prduktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

1 Peningkatan poduksi tanaman hortikultura

Bidang Produksi Padi Palawija

2

Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura

dan Hortikultura

3

Meningkatnya Pendapatan Petani

1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan

BPS

2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura

BPS

C. PENETAPAN KINERJA

Penetapan kinerja pada hakekatnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Tujuan

penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja

aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja

pembangunan bidang pertanian tanaman pangan Provinsi Aceh.

Penetapan Kinerja 2015 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi Dinas dan mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

tahun 2015 yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015 mengalami

perubahan pada nilai target disebabkan oleh adanya APBA-P yang merubah jumlah dana

sehingga nilai target juga mengalami perubahan. Form Penetapan Kinerja dapat dilihat

pada lampiran 3. Dari tiga sasaran/target kinerja utama yang telah dirumuskan pada tahun

2015, tertuang kedalam 3 program utama yaitu (1) Program Peningkatan Ketahanan

Pangan Pertanian/Perkebunan, (2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan, dan (3) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

Page 20: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

A. PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Aceh Tahun 2015 secara umum terealisasi dengan baik, berikut adalah tabel 2.

Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2015:

Tabel 2. Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

Tahun 2015

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 1. - JUT : 1. - JUT :

Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 100

& Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani & JITUT.

(JITUT) utk mendukung Peningkatan

Produktivitas Pertanian Tan. Pangan 2. Jumlah Luas Lahan 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 2. Optimasi Lahan : 425 Ha 2. Optimasi Lahan : 95,94

yang dioptimasi.

2. Meningkatnya Pendapatan Petani 1. Nilai Tukar Petani 1. NTP tan.pangan : 110% 1. NTP tan.pangan: 95,92% 1. NTP tan.pangan: 87,20

(NTP) Tan. Pangan

2. Nilai Tukar Petani 2. NTP tan.hortikuktura : 110% 2. NTP tan.hortikuktura: 105,54% 2. NTP tan.hortikultura: 95,94

(NTP) Tan. Hortikultura

3. Meningkatnya Produksi dan 1. Peningkatan Produksi

1. - Padi : 2.700.000 Ton 1. - Padi : 2.331.672 Ton 1. - Padi : 86,36

Produktivitas Komoditi Tanaman Tanaman Pangan *) - Jagung : 364.346 Ton - Jagung : 205.125 Ton - Jagung : 56,30

Pangan. - Kedelai : 127.208 Ton - Kedelai : 47.910 Ton - Kedelai : 37,66

- Kc. Tanah : 6.136 Ton - Kc. Tanah : 2.527 Ton - Kc. Tanah : 41,18

- Kc. Hijau : 1.872 Ton - Kc. Hijau : 1.600 Ton - Kc. Hijau : 85,47

- Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Kayu : 29.106Ton - Ubi Kayu : 68,29

- Ubi Jalar : 14.645 Ton - Ubi Jalar : 8.935 Ton - Ubi Jalar : 61,01

2. Peningkatan Produktivitas

2. - Padi : 50,00 Ku/Ha 2. - Padi : 50,57 Ku/Ha 2. - Padi : 101,14

Tanaman Pangan *) - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Jagung : 42,76 Ku/Ha - Jagung : 92,09

- Kedelai : 15,98 Ku/Ha - Kedelai : 14,61 Ku/Ha - Kedelai : 91,43

- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,52 Ku/Ha - Kc. Tanah : 98,74

Page 21: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

12

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Kc. Hijau : 10,51 Ku/Ha - Kc. Hijau : 94,18

- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 130,87 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,41

- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,67 Ku/Ha - Ubi Jalar : 102,10

3. Persentase Luas 3. - Padi : 67 % 3. - Padi : 94,41% 3. - Padi : 140,91

Lahan Pengendalian - Jagung : 50% - Jagung : 90,49% - Jagung : 180,98

OPT Tan. Pangan - Kedelai : 95% - Kedelai : 91,03% - Kedelai : 95,82

- Kc. Tanah : 95% - Kc. Tanah : 87,18% - Kc. Tanah : 91,77

- Ubi Kayu : 95% - Ubi Kayu : 83,68% - Ubi Kayu : 88,08

4. Meningkatnya Produksi dan 1. Peningkatan Produksi Tan.

1. - B. Merah : 9.140 Ton 1. - B. Merah : 5.116,60 Ton 1. - B. Merah : 55,98

Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 88.082 Ton - Kentang : 73.104,60 Ton - Kentang : 83,00

Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Besar : 82.219,30 Ton - Cb. Besar : 117,00

- Cb. Rawit : 69.145 Ton - Cb. Rawit : 60.704,10 Ton - Cb. Rawit : 87,79

- Pisang : 57.879 Ton - Pisang : 76.638,60 Ton - Pisang : 132,41

- Jeruk Besar : 12.604 Ton - Jeruk Besar : 11.084,20 Ton - Jeruk Besar : 87,94

- Durian : 23.743 Ton - Durian : 14.422,60 Ton - Durian : 60,74

- Rambutan : 34.516 Ton - Rambutan : 10.058,60 Ton - Rambutan : 29,14

2. Peningkatan Produktivitas

2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha 2. - B. Merah : 73,73 Ku/Ha 2. - B. Merah : 72,00

Tan. Hortikultura **) - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Kentang : 226,12 Ku/Ha - Kentang : 95,96

- Cb. Besar : 130,63 Ku/Ha - Cb. Besar : 197,69 Ku/Ha - Cb. Besar : 151,33

- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Cb. Rawit : 188,82 Ku/Ha - Cb. Rawit : 109,30

- Pisang : 6,55 Ku/Rumpun - Pisang : 8,16 Ku/Rumpun - Pisang : 124,58

- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Jeruk Besar : 344,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 91,19

- Durian : 172,35 Ku/Ha - Durian : 162,97 Ku/Ha - Durian : 94,56

- Rambutan : 98,86 Ku/Ha - Rambutan : 52,88 Ku/Ha - Rambutan : 53,49

Keterangan :

*) Realisasi (Angka Sementara 2015)

**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2015 berjalan)

Page 22: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

13

B. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh pada

tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-

masing indikator kinerja sasaran, serta membandingkan hasil capaian Tahun 2015 dengan

Tahun sebelumnya 2014. Rincian hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator

tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel pada lampiran 4.

Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun

2015 secara umum sasaran-sasaran strategis dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

sudah dapat terealisasi dengan baik meskipun tidak dapat dipungkiri tidak semua sasaran

startegis yang dicapai sesuai dengan target yang diharapkan, beberapa sasaran tidak

mencapai target disebabkan oleh berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi baik yang

disebabkan oleh kondisi alam maupun karena kendala teknis.

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Berikut adalah sasaran-sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

serta penjabaran pencapaiannya:

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung

Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung

keberhasilan sasaran adalah kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Pertanian, Pengembangan Intensifikasi Padi, Palawija Pengembangan Perbenihan dan

Perluasan Areal Pertanian.

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis

meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT dan JITUT dan

(2) jumlah luas lahan yang dioptimasi. Pencapaian target masing-masing indikator kinerja

tersebut dapat digambarkan dalam Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis

Page 23: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

14

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung

Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015:

Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

Tahun 2014 dan 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Lebih/

Kurang

Realisasi Lebih/ Kurang

% Capaian Lebih/ Kurang 2014 2015 2014 2015 2014 2015

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan

1. Jumlah Rehabilitasi /

Pembangunan JUT dan JITUT (M)

- JUT 115.967 - (115.967) 115.365 - (115.365) 99,48 - (99,48)

- JITUT 57.187 13.955 (43.232) 57.187 13.955 (43.232) 100,00 100,00 0,00

2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi (Ha)

134

443

309

134

425

291 100,00

95,94 (4,06)

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa target dari indikator kinerja Rehabilitasi/Pembangunan

JITUT pencapainya 100 persen, sedangkan untuk Optimasi Lahan pencapaiannya adalah

95,94 persen. Kegiatan JUT tidak dilaksanakan pada tahun 2015 karena telah dialihkan

anggaran dan pelaksanaannya pada DAK Kabupaten/kota.

Infrastruktur pertanian merupakan sarana dan prasarana penunjang utama dalam

keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, kegiatan rehabilitasi JITUT

pada tahun 2015 dilaksanakan sebesar 13.955 M dan terealisasi sebesar 13.955 M (100%).

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, kegiatan ini mengalami penurunan 43.232 M

(75,60%), hal ini disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang yang dialokasikan

dalam sumber dana APBN. Rehab JITUT dilakukan guna mengembalikan/meningkatkan

fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal pelayanan. Kegiatan

rehabilitasi JITUT tahun 2015 dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara, Kota Subulussalam,

dan Aceh Singkil.

Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air

(irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka

Page 24: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

15

tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi

produksi pertanian. Pemberian air dari hulu sampai hilir memerlukan sarana dan prasarana

irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana itu bisa berupa bendungan, saluran primer,

saluran sekunder, saluran tersier, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tingkat

usaha tani.

Untuk mendapatkan fungsi layanan irigasi yang maksimal dapat dilakukan dengan

cara meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha

Tani (JITUT). JITUT merupakan jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan

air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter, dan saluran

pembuang, box tersier, box kwarter, serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi

pemerintah. Adanya JITUT dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan air terutama pada

musim kemarau, mengefisienkan penyediaan air irigasi tingkat usaha tani, serta

meningkatkan Produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Dengan

adanya kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan irigasi tingkat Usaha Tani (JITUT)

diharapkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan indeks pertanaman

(IP).

Realisasi pembangunan/rehabilitasi JITUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun

ini adalah sebesar 222.237 M, jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun

2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 700.000 M yang merupakan gabungan target dari

kegiatan sumber dana APBA dan APBN, sekitar 31,75 persen telah dilaksanakan dari

sumber dana APBA.

Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan JUT dan JITUT dari sumber dana

APBA beberapa tahun terakhir.

Page 25: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

16

Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012 - 2015

Kegiatan Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan

Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) tahun 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun

2014 dan 2015 kedua kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya karena adanya kegiatan

yang sama yang telah dianggarkan pada APBN, agar tidak terjadi tumpang tindih

pelaksanaan kegiatan dan lokasi, maka kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya dalam

APBA, namun demikian manfaat pelaksanaan kegiatan tersebut tetap dapat dirasakan

masyarakat khususnya petani karena berdasarkan laporan yang diterima pelaksanaan

kegiatan ini dalam APBN juga terlaksana dengan baik dan terealisasi 100%. Sedangkan

untuk kegiatan JUT tahun 2015 telah dialihkan anggaran dan pelaksanaannya pada DAK

Kabupaten/kota.

Selain kegiatan JUT dan JITUT, terdapat kegiatan Optimasi Lahan yang juga

menunjang keberhasilan peningkatan produktivitas pertanian. Optimasi lahan pertanian

merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan usaha tani tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya

dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif. Kegiatan

optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan dari aspek teknis,

perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang

diperlukan. Kriteria lokasi pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah lahan yang

71.093

135.877

115.365

-

119.149

151.095

57.187

13.955

2012 2013 2014 2015

JUT

& J

ITU

T (

Me

ter)

PERKEMBANGAN KEGIATAN JUT & JITUT TAHUN 2012 - 2015

JUT JITUT

Page 26: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

17

sementara tidak diusahakan atau lahan pertanian yang belum diusahakan secara optimal

yang berpotensi untuk ditingkatkan indeks pertanamannya (IP) atau lahan dengan IP

rendah.

Luasan lahan yang dioptimasi pada tahun 2015 mempunyai pencapaian 95,94

persen dari target yang telah ditetapkan, tidak tercapainya target disebabkan oleh adanya

perubahan pada target optimasi lahan pada APBA-P 2015, kegiatan tersebut dialihkan ke

penyediaan saprodi di lokasi yang sama. Dibandingkan tahun 2014, luasan lahan yang

dioptimasi mengalami peningkatan sebesar 217,16 persen, luas lahan yang dioptimasi pada

tahun 2014 adalah seluas 134 Ha dan pada tahun 2015 seluas 425 Ha meningkat 291 Ha.

Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan optimasi lahan dari sumber dana APBA

beberapa tahun terakhir.

Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2015

Kegiatan Optimasi Lahan terus mengalami penurunan beberapa tahun terakhir,

dari jumlah 2.346 Ha lahan yang dioptimasi tahun 2012 menurun 15,13 persen menjadi

1.991 Ha tahun 2013, tahun 2014 kembali mengalami penurunan sekitar 93,27 persen

menjadi 134 Ha lahan yang dioptimasi. Penurunan yang sangat drastis pada tahun 2014

disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang terdapat dalam kegiatan sumber dana

APBN yang juga dialokasikan di Provinsi Aceh, sehingga kegiatan optimasi lahan yang

2.346

1.991

134

425

2012 2013 2014 2015

Op

tim

asi L

ahan

(H

a)

PERKEMBANGAN KEGIATAN OPTIMASI LAHANTAHUN 2012 - 2015

Page 27: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

18

dialokasikan pada APBA tidak terlalu besar. Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan

kembali jika dibandingkan dengan luas lahan yang dioptimasi pada tahun 2014. Kegiatan

optimasi lahan tahun 2015 dilaksanakan di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh

Tamiang, Gayo Lues, Aceh Utara dan Kota Subulussalam. Mekanisme pelaksanaan fisik

optimasi lahan dilakukan melalui pola padat karya, dengan sebesar-besarnya melibatkan

partisipasi masyarakat/petani setempat. Realisasi Optimasi Lahan dari tahun 2013 sampai

dengan tahun ini adalah sebesar 2.568 Ha dari sumber dana APBA, jika dibandingkan

dengan target jangka menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 9.000 Ha,

maka sekitar 28,33 persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari

APBA.

Meningkatnya Pendapatan Petani

Secara umum NTP menghasilkan 3 pengertian :

• NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP

pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih

besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih

besar dari pengeluarannya.

• NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar,

dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya

sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan

petani sama dengan pengeluarannya.

• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada

tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif

lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan

petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.

Perbandingan NTP tahun 2015 dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat

dari grafik berikut :

Page 28: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

19

Grafik 3. Perkembangan NTP (Nilai Tukar Petani) Tahun 2012 – 2015

NTP tanaman pangan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tahun

2012 NTP tanaman pangan berada diatas angka 100, yang berarti bahwa rata-rata petani

mempunya daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi

pertaniannya. Rata-rata NTP sub sektor tanaman pangan jauh lebih tinggi dibandingkan sub

sektor lainnya (Hortikultura, Perkebunan, Perikanan) di Provinsi Aceh, sama halnya dengan

NTP sub sektor Hortikultura yang berada diatas angka 100 pada tahun 2012.

Tahun 2013 NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari tahun

2012, namun demikian NTP tanaman pangan tetap berada diatas angka 100 dan jauh lebih

tinggi dibandingkan sub sektor lainnya di provinsi Aceh. Sedangkan NTP sub sektor

tanaman hortikultura tahun 2013 berada dibawah angka 100, hal ini menunjukkan bahwa

indeks harga yang diterima petani lebih kecil daripada indeks harga yang dibayar petani.

Tahun 2014 NTP sub sektor tanaman pangan kembali mengalami penurunan dari

tahun 2013, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga BBM dan banjir yang terjadi di

beberapa kabupaten di Provinsi Aceh sehingga indeks harga yang harus dibayar petani

meningkat. Sebaliknya NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan dari

tahun 2013 dan menjadi NTP tertinggi diantara sub sektor lainnya.

111,82109,02

97,4895,92

100,0298,07

100,62

105,54

85

90

95

100

105

110

115

2012 2013 2014 2015

PERKEMBANGAN NTP TAHUN2012 - 2015

NTP Tan.Pangan NTP Hortikultura

Page 29: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

20

Tahun 2015 NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan

dikarenakan adanya peningkatan indeks yang diterima petani yang lebih besar dari

peningkatan indeks yang dibayar petani. Peningkatan indeks yang diterima petani

disebabkan karena naiknya indeks kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan

tanaman obat-obatan turun. Untuk NTP subsektor tanaman pangan tahun 2015 mengalami

penurunan, indeks yang diterima petani mengalami penurunan akibat turunnya indeks

kelompok padi dan kelompok palawija sedangkan konsumsi rumah tangga dan indeks biaya

produksi naik mengakibatkan pengeluaran petani meningkat. Nilai NTP sub sektor tanaman

pangan tahun 2015 sebesar 95,92 masih sangat rendah jika dibandingkan dengan target

jangka menengah tahun 2017 sebesar 142,7, dibutuhkan usaha keras dan kerjasama semua

pihak untuk mencapai target tersebut.

NTP sub sektor tanaman pangan dalam dua tahun terakhir tidak mencapai angka

100, rendahnya NTP berimbas pada berkurangnya tingkat kesejahteraan petani. Padahal,

hasil produksi pertanian Aceh mengalami peningkatan, tapi kondisi ini tidak terlalu

berpengaruh dalam mendongkrak nilai kesejahteraan para petani. Hal ini disebabkan

karena biaya produksi yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan nilai yang diterima

petani. Tingginya biaya produksi salah satu faktornya dipengaruhi oleh minimnya

infrastruktur yang tersedia, seperti akses jalan ke pasar yang mengalami kerusakan

sehingga petani harus mengeluarkan biaya lebih tinggi dari seharusnya.

Page 30: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

21

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas

Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2014 dan 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Lebih/

Kurang

Realisasi Lebih/ Kurang

% Capaian Lebih/ Kurang

2014 2015 2014 2015 2014 2015

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

a. Jumlah Produksi Tanaman Pangan (Ton)

- Padi 2.200.000

2.700.000 500.000

1.820.062 2.331.672

511.610 82,73 86,36 3,63

- Jagung 210.000

364.346 154.346

202.319

205.125

2.806 96,34

56,30 -40,04

- Kedelai 121.000

127.208

6.208

63.352

47.910

(15.442) 52,36

37,66 -14,69

- Kacang Tanah 3.920

6.136

2.216

3.861

2.527

(1.334) 98,49

41,18 -57,31

- Kacang Hijau 965

1.872

907

955

1.600

645 98,96

85,47 -13,49

- Ubi Kayu 35.305

42.619

7.314

34.739

29.106

(5.633) 98,40

68,29 -30,10

- Ubi Jalar 11.689

14.645

2.956

11.602

8.935

(2.667) 99,26

61,01 -38,25

b. Jumlah Produktivitas Tanaman Pangan (Ku/Ha)

- Padi 56,15 50,00 (6,15) 48,39

50,57

2,18 86,18 101,14 14,96

- Jagung 43,77

46,43 2,66 42,72

42,76

0,04 97,60 92,10 -5,51

- Kedelai 16,01

15,98 (0,03) 14,81

14,61

(0,20) 92,50 91,43 -1,08

- Kacang Tanah 12,62

12,68 0,06 12,38

12,52

0,14 98,10 98,74 0,64

- Kacang Hijau 10,74

11,16 0,42 10,58

10,51

(0,07) 98,51 94,18 -4,33

- Ubi Kayu 130,04

135,74 5,70 127,48

130,87

3,39 98,03 96,41 -1,62

- Ubi Jalar 108,13

110,35 2,22 106,05

112,67

6,62 98,08 102,10 4,03

c. Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT Tanaman Pangan (%)

- Padi 88,00

67,00 (21,00)

64,60

94,41

29,81 73,41 140,91 67,50

- Jagung 83,00

50,00 (33,00)

47,03

90,49

43,46 56,66 180,98 124,32

- Kedelai 88,00

95,00 7,00

99,28

91,03

(8,25) 112,82 95,82 -17,00

- Kacang Tanah 89,00

95,00 6,00

99,00

87,18

(11,82) 111,24 91,77 -19,47

- Ubi Kayu 85,00

95,00 10,00

94,86

83,68

(11,18) 111,60 88,08 -23,52

Page 31: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

22

Dari tabel tersebut terlihat bahwa target dari indikator kinerja yang ditetapkan

pada tahun 2015 ada yang melebihi target (diatas 100%) dan ada pula yang belum dapat

dicapai 100 persen. Komoditi tanaman padi merupakan komoditi andalan yang

menguntungkan dan harapan hidup masyarakat petani, perkiraan margin keuntungan per

Ha yang dapat diperoleh petani adalah antara Rp.8.000.000,- s.d Rp.12.000.000,- dengan

perkiraan biaya produksi sekitar Rp.11.000.000 per Ha (termasuk sewa lahan) dan harga

jual GKP (Gabah Kering Panen) per kg nya di tingkat petani sebesar Rp. 4.847,-. Ini menjadi

alasan bagi petani untuk tetap menjadikan padi sebagai komoditi prioritas untuk

dibudidayakan.

Berbagai usaha yang dilakukan Dinas Pertanian dalam mencapai target produksi

komoditi Padi yaitu dengan cara memberikan bantuan berupa saprodi seperti benih,

pupuk, obat-obatan, serta alat dan mesin pertanian dan berbagai pelatihan kepada petani,

selain itu hal paling penting dalam usaha pencapaian target produksi adalah adanya

dukungan infrastruktur yang dilakukan melalui kegiatan pembangunan/rehabilitasi

berbagai infrastruktur pertanian.

Target produksi Padi tahun 2015 mengalami penambahan jika dibandingkan target

yang telah ditetapkan dalam RPJM Aceh tahun 2013 – 2017, ini disebabkan adanya

program dari Pemerintah Pusat untuk mencapai target swasembada pangan nasional,

setiap provinsi berkontribusi dalam program tersebut yaitu dengan berusaha mencapai

target yang telah ditetapkan. Target produksi Padi untuk Pemerintah Aceh tahun 2015 yang

telah ditetapkan Pemerintah Pusat adalah sebesar 2.700.000 ton.

Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2015, realisasi Produksi Padi tahun 2015

adalah sebesar 2.331.672 ton, belum mencapai target yang telah ditentukan atau

pencapaian 86,36 persen dari target produksi yang telah ditetapkan, sebaliknya

produktivitas padi mempunyai pencapaian 101,14 persen dari target yang ditetapkan.

Meskipun target produksi padi belum tercapai, namun produksi Padi Provinsi Aceh tahun

2015 mengalami peningkatan dibandingkan produksi tahun 2014. Berikut adalah tabel 5.

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014

dan 2015.

Page 32: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

23

Tabel. 5

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015

Uraian Satuan Padi Sawah Padi Ladang Padi

Tahun 2014

- Luas Panen Hektar 366.590 9.547 376.137 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 48,99 25,10 48,39

- Produksi Ton 1.796.100 23.962 1.820.062

Tahun 2015*)

- Luas Panen Hektar 450.087 10.973 461.060

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 51,14 27,15 50,57

- Produksi Ton 2.301.878 29.794 2.331.672

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % 22,78 14,94 22,58

- Hasil Per Hektar % 4,39 8,17 4,51

- Produksi % 28,16 24,34 28,11 Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat produksi padi tahun 2015 meningkat sekitar 28,11

persen bila dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Produksi padi tahun 2014 mencapai

1.820.062 Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2015 mencapai sebesar

2.331.672 Ton atau mengalami peningkatan sebesar 511.610 Ton. Peningkatan produksi

tahun 2015 terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 22,58 persen dari luas

panen tahun 2014. Luas panen tahun 2014 mencapai 376.137 Ha, sedangkan tahun 2015

naik menjadi 461.060 Ha atau mengalami peningkatan sebesar 84.923 Ha.

Sejalan dengan luas panen, angka produktivitas padi juga mengalami kenaikan

yaitu dari 48,39 Ku/Ha pada tahun 2014 menjadi 50,57 Ku/Ha pada tahun 2015. Ini

merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan dimana dengan adanya Program

UPSUS (Upaya Khusus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai di tahun 2015 telah

menunjukkan suatu keberhasilan yang cukup berarti terlihat dari adanya peningkatan

produksi yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Berbagai kegiatan yang mendukung

upaya peningkatan produksi dalam program Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi

Padi, Jagung, Kedelai antara lain adalah adanya pemberian bantuan berupa Alsintan, benih,

Page 33: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

24

pupuk, jaringan irigasi, serta kerjasama antara PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), TNI, BPTP

(Balai Penelitian Tanaman Pangan) Aceh, dan pihak akademisi dari Fakultas Pertanian

Universitas Syiah Kuala Aceh dengan memberikan pendampingan guna pencapaian

peningkatan produksi secara maksimal.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat produksi padi sawah tahun 2015 meningkat

sekitar 28,16 persen atau 505.778 Ton dari tahun 2014, sama halnya dengan padi ladang

dimana produksi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 24,34 persen atau 5.832 Ton

dari tahun 2014, sehingga secara keseluruhan total peningkatan produksi padi tahun 2015

adalah sekitar 28,11 persen atau 511.610 Ton dibandingkan tahun 2014.

Selain mengalami peningkatan produksi yang cukup tinggi dibandingkan produksi

tahun lalu, yang merupakan pencapaian yang cukup menggembirakan, tahun ini

Pemerintah Aceh berhasil meraih Pin Emas dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI atas

keberhasilan mempertahankan produksi Padi secara nasional dan mencapai swasembada

dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir dan termasuk sepuluh besar wilayah yang

mampu menjaga produktivitas dan berkontribusi besar dalam pencapaian target produksi

Padi secara nasional. Untuk tahun ini Aceh swasembada pangan beras dengan surplus

sebesar 738.880 ton, berikut adalah tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi

Aceh Tahun 2015.

Page 34: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

25

Tabel. 6 Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi Aceh

Tahun 2015

NO. KONVERSI KETERANGAN NILAI

(DALAM TON)

1 2 3 4 5

1 Produksi Padi (GKG) - ASEM 2015 2.331.672

2 Penggunaan GKG untuk Non Pangan 7,30 % dari rincian 1 170.212

a. Pakan Ternak/Unggas 0,44 10.259

b. Benih/Bibit 0,90 20.985

c. Bahan Baku Industri Non Makanan 0,56 13.057

d. Susut/Tercecer 5,40 125.910

3 GKG yang diolah menjadi beras - rincian 1 - rincian 2 2.161.460

4 Produksi Beras 62,74 % dari rincian 3 1.356.100

(Konversi GKG ke beras)

Susut/Tercecer

5 Penggunaan Beras Untuk Non Pangan 3,33 % dari rincian 4 45.158

a. Pakan Ternak/Unggas 0,17 2.305

b Bahan Baku Industri Non Makanan 0,66 8.950

c Susut/Tercecer 2,50 33.902

6 Produksi Beras Dalam Negeri - rincian 4 - rincian 5 1.310.942

(Untuk Konsumsi Penduduk)

Perkiraan Kebutuhan beras pertahun Perkiraan Sementara Jumlah Penduduk tahun 2015 5.018.086 jiwa

Konsumsi beras per kapita 114 Kg/tahun Kebutuhan beras per tahun 572.061.804 Kg/tahun Atau 572.062 ton Produksi dalam daerah 1.310.942 ton Surplus/minus

738.880 ton

Meskipun telah surplus beras sebesar 738.880 ton dan telah swasembada pangan,

Bulog masih melakukan pembelian beras dari daerah lain disebabkan harga beras Aceh

lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sedangkan daerah lain adalah sebesar

HPP. Stok beras tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras Raskin, TNI, dan

LAPAS.

Page 35: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

26

Berikut adalah grafik perkembangan produksi padi beberapa tahun terakhir.

Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 – 2015

Produksi padi tahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 9,40 persen bila

dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Produksi padi tahun 2013 mencapai 1.956.939

Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2012 sebesar 1.788.738 Ton atau

mengalami peningkatan sebesar 168.201 Ton. Peningkatan produksi padi tahun 2013 lebih

disebabkan terjadinya kenaikan produksi padi sawah yaitu sebesar 164.908 Ton (9,30%)

dibandingkan tahun 2012, sedangkan kenaikan produksi untuk padi ladang yaitu sebesar

3.293 Ton (20,90%).

Produksi padi tahun 2014 menurun sekitar 6,99 persen bila dibandingkan denga

produksi tahun 2013. Produksi padi tahun 2014 tercatat hanya sebesar 1.820.062 Ton GKG

mengalami penurunan sebesar 136.877 ton jika dibandingkan dengan produksi padi tahun

2013 yang mencapai nilai 1.956.939 ton. Penurunan ini lebih disebabkan karena

melemahnya produksi padi sawah yaitu sebesar 141.790 ton GKG (7,32%) dibandingkan

tahun 2013, sedangkan untuk padi ladang mengalami kenaikan produksi dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu sebesar 4.913 ton (4,51%) namun belum mampu berkontribusi

terhadap produksi padi tahun 2014. Selain itu, adanya puso/gagal panen seluas 27.056 Ha

lebih tinggi dari puso tahun 2013 yaitu 9.244 Ha juga ikut andil dalam penurunan produksi

1.788.738 1.956.939

1.820.062

2.331.672

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ksi (

Ton

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADITAHUN 2012 - 2015

Page 36: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

27

tahun 2014. Sedangkan untuk tahun 2015 total peningkatan produksi padi adalah sekitar

28,11 persen atau 511.610 Ton dibandingkan tahun 2014.

Apabila dibandingkan realisasi kinerja produksi Padi sampai dengan tahun ini yaitu

realisasi produksi tahun 2015 sejumlah 2.331.672 ton dengan target jangka menengah

tahun 2017 yaitu 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai

target jangka menengah. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2015 sebesar

50,57 Ku/Ha dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha. Dengan

mengevaluasi hasil kinerja tahun ini, menganalisis keberhasilan dan kegagalan berbagai

kegiatan untuk mencapai peningkatan produksi dan produktivitas, besar harapan bahwa

target produksi dan produktivitas Padi jangka menengah tahun 2017 akan dapat dicapai.

Berikut adalah Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 – 2015

Grafik 5. Perkembangan Produtivitas Padi Tahun 2012 – 2015

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi per hektar padi beberapa

tahun terakhir mengalami trend peningkatan, nilai produktivitas padi tahun 2012 adalah

46,12 Ku/Ha meningkat 1,21 persen menjadi 46,68 Ku/Ha di tahun 2013, meningkat lagi

sekitar 3,66 persen menjadi 48,38 Ku/Ha di tahun 2014, dan di tahun 2015 nilai

produktivitas padi kembali mengalami peningkatan sebesar 4,51 persen menjadi 50,57

Ku/Ha. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2015 rata-rata nilai Produktivitas nasional

adalah 52,91 Ku/Ha, nilai produktivitas Padi Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara

46,1246,68

48,39

50,57

43

44

45

46

47

48

49

50

51

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5

Pro

du

ktiv

itas

(K

u/H

a)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS PADITAHUN 2012 - 2015

Page 37: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

28

(ASEM) tahun 2015 adalah 50,57 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai produktivitas

nasional, namun capaian ini merupakan suatu prestasi yang patut ditingkatkan dalam

usaha peningkatan produksi pada tahun-tahun mendatang.

Produksi dan produktivitas Jagung tahun 2015 belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Produksi jagung tahun 2015 adalah sebesar 205.125 Ton atau sekitar 56,30

persen dari target, sedangkan produktivitas jagung tahun 2015 adalah sebesar 42,76 Ku/Ha

atau sekitar 92,09 persen dari target yang telah ditetapkan. Target produksi jagung yang

belum tercapai disebabkan oleh terfokusnya program UPSUS pada peningkatan produksi

padi untuk mengejar target Nasional, sehingga lahan untuk budidaya jagung banyak yang

digunakan untuk menanam padi. Meskipun program UPSUS ini juga tidak

mengesampingkan upaya dalam peningkatan produksi komoditi tanaman pangan utama

lainnya seperti komoditi jagung dan kedele, namun berkurangnya lahan budidaya Jagung

berdampak pada pencapaian target dari komoditi tersebut. Meskipun demikian, produksi

dan produktivitas jagung tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014.

Berikut adalah tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Jagung

Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.

Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar

dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015

Uraian Satuan Jagung

Tahun 2014

- Luas Panen Hektar 47.357

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,72

- Produksi Ton 202.319

Tahun 2015*)

- Luas Panen Hektar 47.967

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,76

- Produksi Ton 205.125

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % 1,29

- Hasil Per Hektar % 0,09

- Produksi % 1,39 Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015

Page 38: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

29

Produksi jagung tahun 2015 meningkat sekitar 1,39 persen atau sejumlah 2.806

ton dari produksi tahun 2014. Produksi meningkat akibat dari meningkatnya luas panen

dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 1,29 persen atau seluas 610 Ha. Demikian halnya

dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di tahun 2015 sekitar 0,09 persen

atau sebayak 0,04 Ku/Ha dibandingkan tahun 2014. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun

2015 rata-rata nilai Produktivitas Jagung nasional adalah 51,77 Ku/Ha, sedangkan nilai

produktivitas Jagung Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 2015

adalah 42,76 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai produktivitas nasional.

Apabila dibandingkan nilai produktivitas Jagung tahun 2015 sebesar 42,76 Ku/Ha

dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang

ingin dicapai adalah sebesar 7,39 persen dari capaian tahun 2015, sedangkan untuk target

produksi Jagung jangka menengah tahun 2017 adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi

tahun 2015 adalah sebesar 205.125 ton, dibutuhkan peningkatan produksi 9,14 persen dari

capaian produksi tahun 2015. Dengan melanjutkan berbagai program dan kegiatan tahun

ini serta lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, diharapkan target

produksi dan produktivitas Jagung jangka menengah akan tercapai.

Produksi dan produktivitas Kedelai tahun 2015 belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Produksi Kedelai tahun 2015 adalah sebesar 47.910 Ton atau sekitar 37,66

persen dari target, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2015 adalah sebesar 14,61

Ku/Ha atau sekitar 91,43 persen dari target yang telah ditetapkan. Produksi Kedelai tahun

2015 menurun sekitar 24,37 persen atau sebesar 15.442 ton jika dibandingkan dengan

produksi tahun 2014, begitu juga dengan nilai produktivitas Kedelai tahun 2015 yang

mengalami penurunan sekitar 1,35 persen atau sebesar 0,20 Ku/Ha dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2015 rata-rata nilai produktivitas Kedelai nasional

adalah 15,65 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Kedelai Provinsi Aceh berdasarkan Angka

Sementara (ASEM) tahun 2015 adalah 14,61 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai

produktivitas nasional. Jika dibandingkan dengan target produksi dan produktivitas jangka

menengah tahun 2017 yaitu sebesar 65.652 ton dan 16,35 Ku/Ha, maka dibutuhkan kerja

Page 39: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

30

keras untuk mencapai angka tersebut mengingat komoditi Kedelai kurang diminati petani

karena kurang memberikan keuntungan secara ekonomis akibat harga pasar yang rendah.

Selain itu, kedelai impor memiliki biji yang lebih besar dan harga yang lebih murah

dibandingkan kedelai lokal.

Berikut adalah tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi

Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.

Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar

dan Produksi Kedelai Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015

Uraian Satuan Kedele

Tahun 2014

- Luas Panen Hektar 42.784

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,81

- Produksi Ton 63.352

Tahun 2015*)

- Luas Panen Hektar 32.796

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,61

- Produksi Ton 47.910

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % (23,35)

- Hasil Per Hektar % (1,35)

- Produksi % (24,37) Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah produksi, hasil per hektar, dan

luas panen komoditi Kedelai tahun 2015 semuanya mengalami penurunan dibandingkan

tahun 2014, Penurunan produksi Kedelai tahun 2015 disebabkan karena terjadinya

penurunan luas panen seluas 9.988 Ha atau sekitar 23,35 persen dari tahun sebelumnya.

Menurunnya luas panen adalah akibat dari terjadinya puso seluas 3.600 Ha, yaitu di

Kabupaten Aceh Tamiang 755 Ha, Aceh timur 1.698 Ha, dan beberapa kabupaten lainnya,

ditambah dengan adanya benih swadaya masyarakat yang tidak bisa tumbuh dengan baik

Page 40: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

31

yang terjadi di Aceh Timur. Apabila dibandingakan dengan komoditi Padi dan Jagung,

jumlah produksi komoditi Kedelai jauh tertinggal, hal ini terjadi karena berkurangnya minat

petani menanam Kedelai akibat rendahnya harga pasar serta sebagian tanaman kedelai

yang dipanen muda atau belum cukup umur panen, disebabkan harga panen muda

dianggap lebih menguntungkan, membuat produksi tanaman kedelai mempunyai jumlah

produksi lebih rendah dibandingkan komoditi pangan utama lainnya seperti Padi dan

Jagung.

Berikut adalah Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai tahun 2012 -

2015.

Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2015

Produksi Jagung beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan, tahun

2013 produksi jagung meningkat sebesar 6,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,

tahun 2014 produksi Jagung mengalami peningkatan sebesar 13,76 persen dibandingkan

tahun 2013, tahun 2015 komoditi Jagung kembali mengalami peningkatan sebesar 1,39

persen. Sedangkan komoditi Kedelai tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,47

persen dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2014 produksi komoditi ini mengalami

peningkatan sebesar 40,70 persen, dan di tahun 2015 produksi kedelai kembali mengalami

penurunan sebesar 24,37 persen dibandingkan tahun 2014.

167.286 177.841 202.319 205.125

51.439 45.027 63.352

47.910

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

2012 2013 2014 2015

PR

OD

UK

SI (

TON

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG & KEDELAI TAHUN 2012 - 2015

JAGUNG KEDELE

Page 41: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

32

Berikut adalah Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedelai Tahun

2012 - 2015.

Grafik 7. Perkembangan Produtivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2015

Sejalan dengan peningkatan produksi, produktivitas Jagung juga megalami

peningkatan beberapa tahun terakhir. Produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 5,30

persen dibandingkan tahun 2012, tahun 2014 produktivitas Jagung meningkat lagi sebesar

5,93 persen dibandingkan tahun 2013, dan kembali mengalami peningkatan tahun 2015

sebesar 0,09 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014. Pada komoditi Kedelai,

berbeda dengan produksi yang mengalami penurunan, produktivitas kedelai tahun 2013

justru mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan tahun 2012. Pada tahun

2014 selain mengalami peningkatan produksi, nilai produktivitas kedelai juga meningkat

yaitu sebesar 0,61 persen dibandingkan tahun 2013. Sedangkan tahun 2015 sejalan dengan

penurunan produksi, nilai produktivutas kedelai juga mengalami penurunan sebesar 1,35

persen dibandingkan tahun 2014.

Komoditi tanaman pangan lainnya yang tidak mencapai target dan pencapaian

jumlah produksinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu adalah komoditi Kacang Tanah,

Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Sedangkan untuk komoditi Kacang Hijau meskipun belum

38,340,33

42,72 42,76

14,45 14,72 14,81 14,61

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ktiv

itas

(K

u/H

a)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG & KEDELAI TAHUN 2012 - 2015

JAGUNG KEDELE

Page 42: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

33

mencapai target yang telah ditetapkan, jumlah produksi tahun 2015 meningkat sejumlah

367 ton atau sekitar 29,76 persen dibandingkan tahun 2014. Berikut adalah Tabel 9.

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi

Kayu, dan Ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 dan 2015.

Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau,

Ubi Kayu, & Ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2014 & 2015

Uraian Satuan Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Tahun 2014

- Luas Panen Hektar 2.502 1.151 2.432 903

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,31 10,71 130,02 107,38

- Produksi Ton 3.080 1.233 31.621 9.696

Tahun 2015 *)

- Luas Panen Hektar 2.019 1.522 2.224 793

- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,52 10,51 130,87 112,67

- Produksi Ton 2.527 1.600 29.106 8.935

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen % (19,30) 32,23 (8,55) (12,18)

- Hasil Per Hektar % 1,71 (1,87) 0,65 4,93

- Produksi % (17,95) 29,76 (7,95) (7,85)

Ket : *) Angka Sementara (ASEM) 2015

Tahun 2015, Kacang tanah mempunyai jumlah produksi sebesar 2.527 ton turun

17,95 persen dari tahun lalu, Ubi Kayu 29.106 ton turun 7,95 persen dari tahun lalu,

sedangkan Ubi Jalar dengan produksi 8.935 ton turun 7,85 persen. Untuk komoditi Kacang

Hijau tahun 2015 meskipun belum mencapai target yaitu 85,47 persen dari target yang

ditetapkan, namun jika dibandingan dengan tahun lalu jumlah produksi Kacang Hijau

meningkat sekitar 29,76 persen, dari 1.233 ton tahun 2014 menjadi 1.600 ton di tahun

2015. Adanya peningkatan produksi tahun 2015 adalah akibat dari adanya peningkatan luas

panen pada tahun 2015 sebesar 371 Ha atau sekitar 32,23 persen dibandingkan tahun

2014. Tapi sebaliknya produktivitas Kacang Hijau menurun sebesar 1,87 persen dari tahun

Page 43: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

34

sebelumnya. Selanjutnya menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi

Jalar tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 merupakan akibat dari menurunnya

luas panen dari masing-masing komoditi tersebut. Namun sebaliknya ketiga komoditi

tersebut mengalami peningkatan produktivitas di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.

Berikut adalah Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi

Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015.

Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa komoditi yang terus mengalami penurunan

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan

Ubi Jalar. Penurunan produksi ketiga komoditi tersebut rata-rata lebih disebabkan karena

menurunnya luas panen dari tahun ke tahun. Sedangkan pada komoditi Kacang Hijau,

penurunan produksi sempat terjadi pada tahun 2013 sebesar 34,23 persen namun

kemudian tahun 2014 produksi Kacang Hijau meningkat sebesar 29,11 persen dan pada

tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi sebesar 29,76 persen dibandingkan tahun

sebelumnya.

Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar merupakan komoditi swadaya

masyarakat. Tidak tercapainya target serta menurunnya jumlah produksi dibandingkan

6.934 3.861 3.080 2.527 1.452 955 1.233 1.600

38.257 34.379

31.621 29.106

13.356 11.592 9.996 8.935

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ksi (

Ton

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, DAN UBI JALAR TAHUN 2012 - 2015

KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR

Page 44: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

35

dengan tahun lalu lebih disebabkan karena berfluktuatifnya harga, berkurangnya

permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta tidak adanya penampung yang

membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat beranggapan bahwa berbudidaya

komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka. Selain itu kurangnya perlakuan

khusus seperti pemberian bantuan seperti halnya komoditi Padi, Jagung, dan Kedelai dari

pemerintah daerah juga turut mempengaruhi penurunan produksi. Khusus untuk komoditi

Ubi Jalar, selain karena komoditi ini bukan komoditi prioritas sehingga tidak ada bantuan

khusus yang diberikan oleh Pemerintah, kurangnya industri pengolahan yang hanya

terdapat di beberapa kabupaten saja seperti Bireun, Aceh Utara, dan Aceh Besar, disinyalir

juga menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi.

Berikut adalah Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau,

Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015.

Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2015

Dari grafik perkembangan produktivitas diatas terlihat nilai produktivitas untuk semua

komoditi tidak menunjukkan peningkatan ataupun penurunan yang terlalu tinggi. Dari

grafik diketahui komoditi tanaman pangan yang terus mengalami peningkatan

produktivitas adalah Ubi Jalar dengan peningkatan yang tidak signifikan, tahun 2013

12,21 12,39 12,31 12,5210,59 10,53 10,71 10,51

128,64 127,48 130,02 130,87

105,66 106,06 107,38 112,67

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ktiv

itas

(K

u/H

a)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, DAN UBI JALAR TAHUN 2012 - 2015

KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR

Page 45: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

36

produktivitas Ubi Jalar meningkat 0,38 persen, tahun 2014 meningkat sebesar 1,24 persen

dari tahun sebelumnya, dan tahun 2015 produktivitas meningkat sebesar 4,93 persen

dibandingkan tahun sebelumnya, namun sebaliknya produksi komoditi tersebut terus

mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Sedangkan nilai produktivitas untuk

komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Ubi Kayu berfluktuasi beberapa tahun terakhir.

Komoditi Ubi Kayu mengalami penurunan nilai produktivitas tahun 2013 sebesar 0,90

persen dibandingkan tahun 2012, dan meningkat sebesar 1,99 persen tahun 2014, dan

tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,65 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi

Kacang Hijau mengalami penurunan produktivitas tahun 2013 0,57 persen, namun tahun

2014 nilai produktivitas meningkat sebesar 1,71 persen, tahun 2015 kembali menurun

sebesar 1,87 persen dari tahun sebelumnya. Selanjutnya untuk komoditi Kacang Tanah,

nilai produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 1,47 persen dibandingkan tahun 2012,

kemudian turun sebesar 0,65 persen tahun 2014, dan pada tahun 2015 meningkat sebesar

1,71 persen dibandingkan tahun 2014. Dari perkembangan nilai produktivitas tersebut

dapat disimpulkan bahwa menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi

Jalar beberapa tahun terakhir tidak dipengaruhi oleh nilai produktivitas karena rata-rata

nilai peningkatan dan penurunan nilai produktivitas keempat komoditi tersebut beberapa

tahun terakhir tidak menunjukkan angka yang signifikan.

Berbagai upaya peningkatan produksi komoditi pangan terus dilakukan dengan

berbagai cara, yakni melalui peningkatan luas panen maupun perbaikan usaha tani untuk

meningkatkan produktivitasnya. Semua upaya tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi

kritis ketahanan pangan mengingat kian beratnya tantangan penyediaan pangan kedepan.

Selain pertambahan penduduk yang otomatis mengurangi lahan pertanian dan

perkebunan, sementara pada saat yang sama, pertambahan penduduk itu otomatis

membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dan juga lahan pertanian, persoalan lainnya

adalah perubahan iklim yang menjadikan usaha untuk meningkatkan produksi terasa

semakin sulit dilakukan. Terkait hal tersebut sudah saatnya kita bijak mengatur pangan,

salah satunya dengan melakukan diversifikasi pangan atau melakukan keragaman konsumsi

pangan untuk mengatasi ketergantungan pada beras dan mencapai ketahanan pangan,

Page 46: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

37

disamping peningkatan produktivitas lahan. Oleh Sebab itu, ke depan pengembangan

komoditi pangan lainnya perlu diperhatikan dan perlu adanya sosialisasi menyangkut

diversifikasi pangan kepada masyarakat.

Indikator kinerja yang ketiga dari sasaran strategis yaitu Meningkatnya Produksi

dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan adalah Persentase Luas Lahan Pengendalian

OPT Tanaman Pangan. Peran pengendalian OPT sangat besar terutama dalam

mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan kehilangan hasil akibat serangan

OPT dan meningkatkan kualitas hasil yang memiliki daya saing dan aman dikonsumsi

masyarakat. Munculnya serangan OPT dapat mengakibatkan produksi menurun sehingga

ketahanan pangan terganggu dan pendapatan petani menurun. Dalam mendukung sistem

produksi, strategi perlindungan tanaman pangan dilakukan melalui berbagai upaya

kegiatan, antara lain melalui subsistem pengendalian, subsistem penerapan teknologi

pengendalian, dan subsistem penyediaan sarana perlindungan. Subsistem pengendalian

adalah mengembangkan gerakan pengendalian yang didasarkan pada hasil pengamatan,

subsistem penerapan teknologi pengendalian adalah menggali dan mengembangkan

penerapan teknologi pengedalian yang efektif dan efisien sesuai sistem Pengendalian

Hama Terpadu (PHT), subsistem penyediaan sarana perlindungan tanaman adalah

mengembangkan penggunaan sarana perlindungan tanaman yang efektif, efisien, ramah

lingkungan.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan

pada tahun 2015 untuk komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah

ditetapkan, sedangkan untuk Komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase

luas lahan pengendalian OPT masih berada dibawah target.

Pada Komoditi Padi, target yang ditetapkan tahun 2015 adalah 67 persen dengan

jumlah OPT yang dilakukan pendataan adalah sebanyak 5 jenis dengan jumlah serangan

26.579 Ha jauh lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yaitu 3.172 Ha dan yang berhasil

dikendalikan dan disembuhkan adalah seluas 25.094 Ha (94,41%) juga mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu seluas 2.049 Ha (64,60%),

sehingga persentase capaian tahun 2015 adalah sebesar 140,91 persen lebih tinggi dari

Page 47: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

38

capaian tahun sebelumnya. Jenis OPT yang menyerang komoditi padi antara lain tikus,

penggerek batang, penyakit blas, wereng, dll. Dari berbagai jenis OPT, tercatat tikus yang

paling banyak menyerang komoditi padi dengan luas serangan 11.656 Ha, diikuti penggerek

batang 6.143 Ha. Jenis OPT yang didata untuk komoditi Jagung berjumlah 5 jenis.

Persentase luas lahan pengendalian OPT mempunyai target 50 persen luas lahan sembuh

dari luas lahan yang terserang dengan realisasi 90,49 persen, sehingga persentase capaian

sebesar 180,98 persen. Dari luas serangan 2.796 Ha lebih tinggi dari tahun 2014 yaitu 1.044

Ha, sedangkan luas lahan yang bisa dikendalikan dan disembuhkan adalah seluas 2.530 Ha

(90,49%) lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu seluas 491 Ha (47,03%). Jenis OPT yang

menyerang luasan terbanyak adalah penggerek tongkol 987 Ha, disusul Ulat Grayak 872 Ha.

Untuk komoditi kedelai, besarnya luas lahan yang terserang, luas lahan sembuh dan

persentase capaiannya masing-masing adalah 2.0688 Ha, 2.447 Ha, 95,82%. Kacang tanah;

312 Ha, 272 Ha, 91,77%. Ubi Kayu; 285 Ha, 241Ha, 88,08%. Dalam melaksanakan

pengendalian OPT digunakan semua metode atau teknik pengendalian yang sudah umum

dilakukan seperti secara fisik, alami, dan kimiawi. Namun kegiatan perlindungan tanaman

difokuskan pada pengelolaan serangan OPT yang tidak menimbulkan kerugian bagi petani

dengan menerapkan teknik pengendalian yang ramah lingkungan.

Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) merupakan bagian yang erat kaitannya

dengan usaha produksi seperti pengelolaan ekosistem, penentuan varietas, penggunaan

benih unggul, penentuan waktu tanam, pemupukan berimbang, pengairan dan teknik

budidaya lainnya yang tidak hanya memperhatikan sasaran jangka pendek tetapi

merupakan pencapaian untuk sasaran jangka panjang untuk menjaga kelestarian produksi

dan pengelolaan lingkungan. Beberapa taktik dasar pengendalian hama terpadu antar lain

pemanfaatan pengendali hayati yang asli dari tempat tersebut, pengelolaan lingkungan

dengan cara bercocok tanam menggunakan pestisida secara selektif termasuk pestisida

fisiologis, ekologis, dan selektivitas melalui perbaikan tehnik aplikasi dan pengetahuan

terhadap sifat dan perilaku hama.

Page 48: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

39

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan sasaran adalah

Penyediaan Sarana Produksi Pertanian, Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, Sertifikasi

Bibit Unggul Pertanian, dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis

ini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah produksi tanaman hortikultura, (2) jumlah

produktivitas tanaman hortikultura.

Pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, Komoditi yang

melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe Besar dan Pisang

dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan 132,41 persen untuk

Pisang. Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura,

komoditi yang melebihi target produktivitas yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe

Besar, Cabe Rawit, dan Pisang dengan pencapaian produktivitas 151,33 persen untuk Cabe

Besar, 109,30 untuk Cabe Rawit, dan 124,58 persen untuk Pisang. Berikut adalah table 10.

Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun

2014 dan 2015.

Page 49: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

40

Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh

Tahun 2014 dan 2015

Uraian Satuan Bawang Merah

Kentang Cabe Besar

Cabe Rawit Pisang Jeruk Besar

Durian Rambutan

Tahun 2014

- Luas Panen Hektar 851 3,560

4,840

3,812

842

339

1,280

3,336 - Hasil Per Hektar Ku/Ha

78.81

235.72

103.70

138.69

654.72

358.67

176.66

98.78

- Produksi Ton 6,706.50 83,917.80 50,189.30 52,870.40 55,244.80 12,159.00 22,612.60 32,954.60

Tahun 2015*)

- Luas Panen Hektar

708

3,233

4,261

3,443

995

332

1,512

2,068 - Hasil Per Hektar Ku/Ha

73.73

226.12

197.69

188.82

816.48

344.23

162.97

52.88

- Produksi Ton

5,116.60

73,104.60

82,219.30

60,704.10

76,638.60

11,084.20

14,422.60

10,058.60

Persentase Perubahan (%)

- Luas Panen %

(16.80)

(9.19)

(11.96)

(9.68)

18.17

(2.06)

18.13

(38.01) - Hasil Per Hektar %

(6.45)

(4.07)

90.64

36.15

24.71

(4.03)

(7.75)

(46.47)

- Produksi % (23.71) (12.89) 63.82 14.82 38.73 (8.84) (36.22) (69.48) Ket : *) Data Sementara posisi Desember 2015 berjalan

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2015 komoditi hortikultura yang

mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya adalah Cabe Besar sebesar 63,82

persen, Cabe Rawit sebesar 14,82 persen, dan Pisang sebesar 38,73 persen. Sejalan dengan

produksi, ketiga komoditi tersebut juga mengalami peningkatan produktivitas di tahun

2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan kenaikan sekitar 90,64 persen

untuk Cabe Besar, 36,15 persen untuk Cabe Rawit, dan 24,71 persen untuk Pisang.

Kenaikan produksi tertinggi pada komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit terjadi di Kabupaten

Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Peningkatan produksi tahun 2015

dibandingkan tahun 2014 pada komoditi Pisang lebih disebabkan adanya peningkatan

produktivitas dan luas panen yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi

pisang pada tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu, peningkatan produksi Pisang

Page 50: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

41

terjadi di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh Timur, Aceh Tengah dan

Aceh Selatan. Sedangkan pada komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit meningkatnya

produksi tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh meningkatnya

produktivitas.

Komoditi Hortikultura yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas

tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah,

Kentang, dan Jeruk Besar. Sejalan dengan penurunan produksi dan produktivitas, komoditi-

komoditi tersebut juga mengalami penurunan luas panen jika dibandingkan tahun

sebelumnya kecuali komoditi Durian. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami

penurunan terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah

disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih

difokuskan untuk penanaman komoditi padi dalam usaha pencapaian target peningkatan

produksi padi tahun 2015 di Provinsi Aceh. Sedangkan Produksi komoditi Durian,

Rambutan, serta Jeruk Besar mengalami penurunan hampir diseluruh kabupaten penghasil

komoditi tersebut dikarenakan siklus tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu

menyebabkan produksi tahun ini menurun karena pembentukan bunga dan bakal buah

untuk tanaman tahunan tersebut membutuhkan waktu yang cenderung lama, sehingga

hanya sebagian tanaman yang berproduksi di tahun 2015 dan sebagiannya lagi banyak

yang sedang masuk masa pembentukan bunga dan bakal buah.

Berikut adalah Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura tahun

2012 - 2015

Page 51: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

42

Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2015

Dari grafik diatas terlihat terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi pada komoditi

Kentang tahun 2014 yang mencapai 642 persen dibandingkan tahun 2013, tingginya

produksi tahun 2014 terjadi karena adanya pihak investor dari Malaysia yang melakukan

perjanjian dengan petani Kabupaten Bener Meriah yang merupakan daerah sentra

produksi komoditi Kentang untuk melakukan pembelian komoditi tersebut. Dengan

terjaminnya harga membuat petani antusias menanam Kentang sehingga tahun 2014

terjadi lonjakan produksi yang sangat tinggi. Sedangkan untuk komoditi lainya, terjadi

fluktuasi dari tahun ke tahun. Dibandingkan tahun 2012, tahun 2013 Bawang merah

mengalami penurunan produksi sebesar 15,4 persen, kemudian terjadi peningkatan

produksi sebesar 80,7 persen di tahun 2014, dan kembali mengalami penurunan sebesar

23,7 persen di tahun 2015. Komoditi Cabe Besar turun 17,5 persen di tahun 2013, tahun

2014 naik sebesar 18,3 persen dan kembali mengalami peningkatan yang tinggi di tahun

2015 sebesar 63,8 persen. Sama halnya dengan komoditi Cabe Rawit yang juga mengalami

penurunan produksi pada tahun 2013 sebesar 4,9 persen, tahun 2014 komoditi ini

mengalami peningkatan produksi sebesar 44 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat

sebesar 14,8 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi Pisang tahun 2013 mengalami

penurunan sekitar 19,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat 9,4

-

20.000,0

40.000,0

60.000,0

80.000,0

100.000,0

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ksi (

Ton

)

PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI HORTIKULTURA

TAHUN 2012 - 2015

B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT

PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN

Page 52: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

43

persen tahun 2014, dan kembali mengalami peningkatan 38,7 persen di tahun 2015.

Komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan yang merupakan tanaman tahunan,

mengalami penurunan produksi tahun 2013 dibandingkan tahun 2012, kemudian tahun

2014 yaitu masuk masa panen raya ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan

produksi, dan tahun 2015 baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali

mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2014.

Berikut adalah Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura tahun

2012 - 2015

Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2015

Dari grafik diatas terlihat, produktivitas juga mengalami peningkatan dan penurunan

sejalan dengan perubahan produksi. Pada komoditi Kentang peningkatan produksi yang

terjadi pada tahun 2014 juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sebesar 44,23 persen

dibandingkan tahun 2013, kemudian mengalami penurunan sebesar 4,07 persen pada

tahun 2015. Pada komoditi Bawang Merah tahun 2013 mengalami peningkatan

produktivitas sebesar 25,03 persen, namun sebaliknya mengalami penurunan produksi

sebesar 15,4 persen ditahun yang sama. Peningkatan produksi pada komoditi Bawang

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2012 2013 2014 2015

Pro

du

ktiv

itas

(K

u/H

a)

PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2012 - 2015

B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT

PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN

Page 53: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

44

Merah yang terjadi di tahun 2014 sejalan dengan peningkatan produktivitas sebesar 16,17

persen, dan pada tahun 2015 selain mengalami penurunan produksi, produktivitas juga

menurun sebesar 6,45 persen. Komoditi Cabe Rawit mengalami penurunan produksi yang

diikuti dengan penurunan produktivitas sebesar 2,38 persen pada tahun 2013, tahun 2014

komoditi ini mengalami peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan

produktivitas sekitar 17,15 persen, dan tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi

yang juga diikuti dengan peningkatan produktivitas sekitar 36,15 persen dibandingkan

tahun 2014. Komoditi Pisang tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sekitar 10,75

persen diikuti penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat

20,15 persen juga disertai dengan peningkatan produksi di tahun 2014, dan tahun 2015

selain mengalami peningkatan produksi juga mengalami peningkatan produktivitas sekitar

24,71 persen. Sama halnya dengan perkembangan produksi yang terjadi pada komoditi

Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan, nilai produktivitas pada komoditi tersebut juga

mengikuti perkembangan produksi, setiap kenaikan dan penurunan produksi juga disertai

dengan kenaikan dan penurunan produktivitas. Pada tahun 2013 terjadi penurunan

produksi disertai penurunan produktivitas, kemudian tahun 2014 yaitu masuk masa panen

raya, ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan baik produksi maupun

produktivitas. Tahun 2015, setelah masa panen raya berakhir baik komoditi Jeruk Besar,

Durian, dan rambutan kembali mengalami penurunan produksi dan produktivitas.

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Secara keseluruhan kegiatan yang diembankan oleh pemerintah daerah kepada

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dapat dilaksanakan dengan baik. Pada

tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan anggaran

Rp.228.759.000.000,- (Dua ratus dua puluh delapan milyar tujuh ratus lima puluh

sembilan juta rupiah), dana tersebut terdiri dari dana konvensional/reguler, Otonomi

Khusus, Migas, dan DAK. Dana konvensional/reguler adalah penerimaan Pemerintah

Aceh dari pendapatan asli daerah. Dana Otonomi Khusus merupakan penerimaan

Pemerintah Aceh dari dana APBN yang dapat dipergunakan selama jangka waktu 20

Page 54: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

45

(dua puluh) tahun. Dana Minyak dan Gas Bumi adalah penerimaan Pemerintah Aceh

dari pembagian hasil minyak dan gas bumi.

Dari sumber dana di atas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh melaksanakan

8 (delapan) program/kegiatan yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran,

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Disiplin

Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan

Ketahanan Pangan Pertanian, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian,

Program Peningkatan Produksi Pertanian, dan Program Perencanaan Pembangunan

Ekonomi, dan telah direalisasikan sebesar Rp. 205.566.294.256,- (89,86%) dengan

realisasi fisik 91,32% dan Rp. 23.192.705.474,- merupakan sisa anggaran. Dari 8

(delapan) program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Aceh, terdapat 3 (tiga) program utama yang menjadi sarana dalam pencapaian sasaran-

sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh untuk membangun sektor

pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Provinsi Aceh. Ketiga

program tersebut adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program

Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dan Program Peningkatan Produksi

Pertanian dengan jumlah pagu dana sebesar Rp. 151.537.630.657,- dan telah

direalisasikan sebesar Rp. 128.043.511.668,- (84,50%). Adapun realisasi fisik dan

keuangan dana APBA tahun 2015 dapat dilihat di lampiran 11 LAKIP Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Aceh.

Page 55: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

46

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyajikan informasi

pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan oleh Pimpinan masing-

masing instansi seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh

tahun 2014 memberikan gambaran tentang capaian kinerja dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dalam

melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi, dan Visi Dinas.

Untuk melihat tingkat capaian kinerja dilakukan pengukuran terhadap 4 (empat)

sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja melalui analisis dengan

membandingkan antara realisasi dan target yang telah ditetapkan serta capaian tahun

ini terhadap capaian tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, sehingga diperoleh tingkat

pencapaian yang objektif baik keberhasilan ataupun kegagalan.

Sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah direncanakan dan mendapat

alokasi anggaran tahun 2015 secara umum dapat dilaksanakan dengan baik meskipun

terdapat beberapa indikator dengan tingkat pencapaian yang belum optimal disebabkan

adanya kendala/permasalahan dalam proses pencapaian. Sasaran startegis Dinas

menyangkut Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk

Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan, untuk indicator

Jumlah Rehab/Pembangunan JUT mempunyai pencapaian 0% karena kegiatan JUT

dialihkan anggaran dan pelaksanaannya ke Kabupaten/Kota, sedangkan untuk JITUT

100%, dan juga untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai pencapaian 100%.

Page 56: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

47

Sasaran Strategis dinas yang kedua adalah Meningkatnya Pendapatan Petani yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan petani melalui kemampuan daya

beli petani di pedesaan di provinsi Aceh, dan gambaran tersebut tercermin dari Nilai

Tukar Petani (NTP) sebagai indikator dari sasaran strategis tersebut. Semakin tinggi NTP,

secara relative semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Tanaman

Pangan mempunyai nilai 95,92% atau dibawah 100% yang berarti biaya produksi yang

dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya, sedangkan

NTP tanaman hortikultura mempunyai nilai 105,54% atau berada di atas nilai 100 yang

berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura

yang diusahakannya.

Untuk sasaran startegis peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,

pada indikator jumlah produksi tanaman pangan dan jumlah produktivitas tanaman

pangan, tidak ada komoditi yang mempunyai realisasi diatas target kecuali komoditi

Padi dan Ubi Jalar yang mempunyai realisasi produktivitas melebihi target yang

ditentukan. Dibandingkan komoditi pangan lainnya capaian produksi tertinggi adalah

komoditi padi yaitu 86,36 persen dari target yang telah ditentukan, diikuti Kacang Hijau

85,47 persen, sedangkan yang terendah pencapaian produksinya adalah komoditi

Kedelai yaitu 37,66 persen dari target yang telah ditentukan. Meskipun produksi

komoditi Padi belum mencapai target, namun produksi tahun ini mengalami kenaikan

yang cukup signifikan yaitu dari 1.820.062 ton tahun 2014 menjadi 2.331.672 ton pada

tahun 2015 atau meningkat sekitar 28,11 persen atau sebesar 511.610 ton. Sedangkan

untuk nilai produktivitas Padi selain melebihi dari target yang ditetapkan, nilai

produktivitas juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan kenaikan

sekitar 4,51 persen. Meningkatanya produksi dan produktivitas komoditi Padi

dibandingkan tahun sebelumnya merupakan suatu keberhasilan kerjasama berbagai

pihak dalam program UPSUS yang telah mendorong capaian kinerja produksi tahun

2015 khususnya Padi.

Tidak tercapainya target pada beberapa komoditi pangan seperti Jagung dan

Kedelai disebabkan antara lain karena terfokusnya Program UPSUS pada peningkatan

Page 57: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

48

produksi komoditi Padi untuk mengejar target nasional. Pada komoditi Jagung,

meskipun target produksi dan produktivitas belum tercapai, namun dibandingkan tahun

sebelumnya jumlah produksi dan produktivitas tahun 2015 mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk komoditi Kedelai, selain tidak mencapai target baik produksi maupun

produktivitas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Hal ini terjadi karena

menurunnya luas panen akibat terjadinya puso di beberapa kabupaten seluas 3.600 Ha,

selain itu minat petani menanam komoditi Kedelai juga rendah karena dianggap

komoditi yang kurang menguntungkanbagi petani. Komoditi tanaman pangan lainya

yang belum mencapai target adalah Kacang Hijau, namun jika dibandingkan tahun 2014

jumlah produksinya meningkat, berbeda dengan nilai produktivitasnya yang mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi

Jalar selain belum mencapai target produksi yang telah ditetapkan, jumlah produksi

ketiga komoditi tersebut juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

sebagai akibat dari menurunya luas panen di tahun 2015 dan kurangnya perlakuan

khusus seperti pemberian bantuan oleh pemerintah daerah. Berbeda dengan produksi

yang mengalami penurunan, produktivitas dari Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dan untuk komoditi Ubi

Jalar nilai produktivitasnya melebihi dari target yang telah ditetapkan dengan

pencapaian 102,10 persen.

Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Persentase Luas Lahan

Pengendalian OPT Tanaman Pangan, terkendalinya Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) berperan dalam mendukung program pengembangan tanaman pangan terutama

dalam mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan kehilangan hasil akibat

serangan OPT. Komoditi Padi dan Jagung melebihi dari target yang telah ditetapkan,

sedangkan untuk komoditi Kedelai, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu persentase luas lahan

pengendalian OPT masih berada di bawah target.

Untuk sasaran startegis dinas peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

hortikultura, Pada indicator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura,

Komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan adalah komoditi Cabe

Page 58: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

49

Besar dan Pisang dengan pencapaian produksi 117,00 persen untuk Cabe Besar dan

132,41 persen untuk Pisang. Sedangkan pada indicator kinerja Peningkatan

Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas yang

telah ditetapkan adalah komoditi Cabe Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Komoditi

hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya adalah Cabe

Besar, Cabe Rawit, dan Pisang. Sejalan dengan produksi, ketiga komoditi tersebut juga

mengalami peningkatan produktivitas di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kenaikan produksi tertinggi yaitu komoditi Cabe Besar dan Cabe Rawit

terjadi di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.

Komoditi Hortikultura yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas

tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rambutan, Durian, Bawang Merah,

Kentang, dan Jeruk Besar. Komoditi Bawang Merah dan Kentang mengalami penurunan

terbesar di daerah sentra produksi yaitu Aceh Tengah, Pidie, dan Bener Meriah

disebabkan lahan sawah yang biasa digunakan untuk penanaman komoditi ini lebih

difokuskan untuk penanaman komoditi padi dalam usaha pencapaian target

peningkatan produksi padi tahun 2015 di Provinsi Aceh. Sedangkan Produksi komoditi

Durian, Rambutan, serta Jeruk Besar yang merupakan tanaman tahunan mengalami

penurunan hampir diseluruh kabupaten penghasil komoditi tersebut dikarenakan siklus

tahunan yaitu panen raya yang terjadi tahun lalu menyebabkan produksi tahun ini

mengalami penurunan karena rata-rata tahun ini tanaman masih dalam tahap

pembentukan bunga dan bakal buah.

Dari segi Anggaran, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dialokasikan dana

untuk delapan program sejumlah Rp.228.759.000.000,- dengan realisasi keuangan

secara keseluruhan sebesar Rp. 205.566.294.256,- (89,86%) dan realisasi fisik 91,32%

dan sisa anggaran Rp. 23.192.705.474,-.

B. SARAN

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Dinas dimasa

mendatang yaitu dengan :

Page 59: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

50

1. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung

pencapaian produksi dan produktivitas seperti yang diharapkan.

2. Mengoptimalkan kembali lahan-lahan kering yang memiliki potensi yang besar

untuk meningkatkan produksi komoditi unggulan pertanian di Provinsi Aceh dengan

cara perbaikan pengairan dan pompanisasi.

3. Melakukan pemberantasan hama penyakit secara optimal dengan tidak merusak

lingkungan

4. Mendorong dan memfasilitasi petani agar tetap mempunyai minat tinggi dalam

melakukan budidaya komoditi pertanian

5. Menggiatkan penyuluhan sebagai sarana petani untuk memperoleh bimbingan dan

ilmu dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas

6. Meningkatkan mutu kualitas data sehingga data yang diperoleh adalah data yang

akurat agar perencanaan dapat tepat sasaran

7. Adanya penerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) kepada

Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan

produksi dan produktivitas

8. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait

untuk memperlancar proses administrasi dan pelaksanaan kegiatan

9. Kegiatan untuk tahun berikutnya harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan agar

kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.

10. Perlu adanya sosialisasi menyangkut diversifikasi/keragaman konsumsi pangan

untuk mengatasi ketergantungan pada beras dan mencapai ketahanan pangan

dengan cara pengembangan komoditi pangan lainnya.

Akhirnya dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan

dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil untuk meningkatkan

kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam melaksanakan tugas dimasa

mendatang.

Page 60: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015

51

Page 61: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

1 Nama Unit Organisasi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

2 Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017

3 Tugas : Menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang tanaman pangan

4 Fungsi :

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas

b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang

c. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

d. Penyusunan program di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

e. Penyiapan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

f. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan

h. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

i. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD)

5 Indikator Kinerja Utama

No SUMBER DATA

1 4

1 1 Peningkatan poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija

2 Peningkatan produktivitas tanaman pangan dan Hortikultura

2 1 Peningkatan poduksi tanaman hortikultura Bidang Produksi Padi Palawija

2 Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura dan Hortikultura

3 1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan

2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura

KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH

Komoditi Tanaman Pangan

Meningkatanya Produksi dan Produktivitas

Komoditi Tanaman Hortikultura

Meningkatnya Pendapatan Petani

g. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

Banda Aceh, Oktober 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

2 3

Meningkatanya Produksi dan Produktivitas

Ir. Lukman, M.Si

Pembina Utama Muda

NIP. 19591231 198609 1 005

Page 62: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

SKPD : Dinas Pertanian Tananaman Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota : Propinsi Aceh Tahun Anggaran : 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4

1

2 3

Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Meningkatnya Pendapatan Petani Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan

1. Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT dan

JITUT 2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman

Hortikultura 1. Peningkatan Produksi Tanaman Pangan 2. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

1. - JUT :

- JITUT : 13.955 Mtr 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 1. NTP tan.pangan : 110 2. NTP tan.hortikultura : 110 1. - Padi : 2.700.000 Ton - Jagung : 364.346 Ton - Kedelai : 127.208 Ton - K. Tanah : 6.136 Ton - K. Hijau : 1.872 Ton - Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Jalar : 14.645 Ton 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Kedelai : 15,98 Ku/Ha

Page 63: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

4

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura

3. Persentase Luas Lahan Pengendalian OPT

Tanaman Pangan 1. Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura

2. Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura

- K. Tanah : 12,68 Ku/Ha - K. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha

3. - Padi : 67% - Jagung : 50% - Kedelai : 95% - K. Tanah : 95% - Ubi Kayu : 95% 1. - B. Merah : 9.140 Ton - Kentang : 88.082 Ton - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Rawit : 69.145 Ton - Pisang : 57.879 Ton - Jeruk Besar : 12.604 Ton - Durian : 23.743 Ton - Rambutan : 34.516 Ton 2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Cb. Besar : 138,63 Ku/Ha - Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Pisang : 6,55 Ku/Rumpun - Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Durian : 172,35 Ku/Ha - Rambutan : 98,86 Ku/Ha

Sumber: Permenpan 29 Tahun 2010 Lamp II/2-3

Page 64: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT
Page 65: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT
Page 66: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

Provinsi/Kabupaten/Kota : Provinsi Aceh

Tahun Anggaran : 2015

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 1. - JUT : 1. - JUT :

Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Pembangunan JUT dan - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 13.955 Mtr - JITUT : 100

Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung JITUT.

Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman

Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 443 Ha 2. Optimasi Lahan : 425 Ha 2. Optimasi Lahan : 95,94

dioptimasi.

2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 110% 1. NTP tan.pangan : 95,92% 1. NTP tan.pangan : 87,2

Petani Tanaman Pangan *)

2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikuktura : 110% 2. NTP tan.hortikuktura : 105,54% 2. NTP tan.hortikultura : 95,94

Tanaman Hortikultura *)

3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.700.000 Ton 1. - Padi : 2.331.672 Ton 1. - Padi : 86,36

Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan *) - Jagung : 364.346 Ton - Jagung : 205.125 Ton - Jagung : 56,30

Pangan. - Kedelai : 127.208Ton - Kedelai : 47.910 Ton - Kedelai : 37,66

- Kc. Tanah : 6.136 Ton - Kc. Tanah : 2.527 Ton - Kc. Tanah : 41,18

- Kc. Hijau : 1.872 Ton - Kc. Hijau : 1.600 Ton - Kc. Hijau : 85,47

- Ubi Kayu : 42.619 Ton - Ubi Kayu : 29.106Ton - Ubi Kayu : 68,29

- Ubi Jalar : 14.645 Ton - Ubi Jalar : 8.935 Ton - Ubi Jalar : 61,01

2. Jumlah Produktivitas 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha 2. - Padi : 50,57 Ku/Ha 2. - Padi : 101,14

Tanaman Pangan *) - Jagung : 46,43 Ku/Ha - Jagung : 42,76 Ku/Ha - Jagung : 92,09

- Kedelai : 15,98 Ku/Ha - Kedelai : 14,61 Ku/Ha - Kedelai : 91,43

- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,52 Ku/Ha - Kc. Tanah : 98,74

- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha - Kc. Hijau : 10,51 Ku/Ha - Kc. Hijau : 94,18

- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 130,87 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,41

- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,67 Ku/Ha - Ubi Jalar : 102,10

3. Persentase Luas Lahan 3. - Padi : 67% 3. - Padi : 94,41% 3. - Padi : 140,91

Pengendalian OPT - Jagung : 50% - Jagung : 90,49% - Jagung : 180,98

Tanaman Pangan - Kedelai : 95% - Kedelai : 91,03% - Kedelai : 95,82

- Kc. Tanah : 95% - Kc. Tanah : 87,18% - Kc. Tanah : 91,77

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA

TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Page 67: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

1 2 3 4 5 6

- Ubi Kayu : 95% - Ubi Kayu : 83,68% - Ubi Kayu : 88,08

4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 9.140 Ton 1. - B. Merah : 5.116,60 Ton 1. - B. Merah : 55,98

Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 88.082 Ton - Kentang : 73.104,60 Ton - Kentang : 83,00

Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton - Cb. Besar : 82.219,30 Ton - Cb. Besar : 117,00

- Cb. Rawit : 69.145 Ton - Cb. Rawit : 60.704,10 Ton - Cb. Rawit : 87,79

- Pisang : 57.879 Ton - Pisang : 76.638,60 Ton - Pisang :132,41

- Jeruk Besar : 12.604 Ton - Jeruk Besar : 11.084,20 Ton - Jeruk Besar : 87,94

- Durian : 23.743 Ton - Durian : 14.422,60 Ton - Durian :60,74

- Rambutan : 34.516 Ton - Rambutan : 10.058,60 Ton - Rambutan : 29,14

2. Jumlah Produktivitas 2. - B. Merah : 102,40 Ku/Ha 2. - B. Merah : 73,73 Ku/Ha 2. - B. Merah : 72,00

Tanaman Hortikultura **) - Kentang : 235,64 Ku/Ha - Kentang : 226,12 Ku/Ha - Kentang : 95,96

- Cb. Besar : 130,63 Ku/Ha - Cb. Besar : 120,03 Ku/Ha - Cb. Besar : 91,88

- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha - Cb. Rawit : 188,82 Ku/Ha - Cb. Rawit : 109,30

- Pisang : 654,67 Ku/Ha - Pisang : 506,70 Ku/Ha - Pisang : 77,40

- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha - Jeruk Besar : 344,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 91,19

- Durian : 172,35 Ku/Ha - Durian : 162,97 Ku/Ha - Durian : 94,56

- Rambutan : 98,86 Ku/Ha - Rambutan : 52,88 Ku/Ha - Rambutan : 53,49

Keterangan:

*) Realisasi (Angka Ramalan II 2015)

**) Realisasi (Angka Sementara 2015)

Jumlah APBA Tahun 2015 Rp. 228.759.000.000,-

Pagu AnggaranTahun 2015 yang direncanakan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Rp. 151.537.630.657,-

Page 68: LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi …LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) – Tahun 2015 v DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1. Peningkatan Luas Lahan 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : -

Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT dan - JITUT : 13.955 Mtr

dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) JITUT.

untuk mendukung Peningkatan Produktivitas

Pertanian Tanaman Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 443 Ha

dioptimasi.

2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 110%

Petani. Tanaman Pangan.

2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikultura : 110%

Tanaman Hortikultura.

3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.700.000 Ton*

Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan. - Jagung : 364.346 Ton*

Pangan. - Kedelai : 127.208 Ton*

- Kc. Tanah : 6.136 Ton

- Kc. Hijau : 1.872 Ton

- Ubi Kayu : 42.619 Ton

- Ubi Jalar : 14.645 Ton

2. Jumlah Produktivitas 2. - Padi : 50,00 Ku/Ha

Tanaman Pangan. - Jagung : 46,43 Ku/Ha

- Kedelai : 15,98 Ku/Ha

- Kc. Tanah : 12,68 Ku/Ha

- Kc. Hijau : 11,16 Ku/Ha

- Ubi Kayu : 135,74 Ku/Ha

- Ubi Jalar : 110,35 Ku/Ha

3. Persentase Luas Lahan 3. - Padi : 67%

Pengendalian OPT - Jagung : 50%

Tanaman Pangan - Kedelai : 95%

- Kc. Tanah : 95%

- Ubi Kayu : 95%

4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 9.140 Ton

Produktivitas Komoditi Hortikultura. - Kentang : 88.082 Ton

Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 70.454 Ton

- Cb. Rawit : 69.145 Ton

- Pisang : 57.879 Ton

- Jeruk Besar : 12.604 Ton

- Durian : 23.743 Ton

- Rambutan : 34.516 Ton

2. Jumlah Produktivitas 2. - B. Merah : 102,4 Ku/Ha

Tanaman Hortikultura. - Kentang : 235,64 Ku/Ha

- Cb. Besar : 138,63 Ku/Ha

- Cb. Rawit : 172,75 Ku/Ha

- Pisang : 654,67 Ku/Ha

- Jeruk Besar : 377,48 Ku/Ha

- Durian : 172,35 Ku/Ha

- Rambutan : 98,86 Ku/Ha

Ket :

* Angka Target Kementan 2015

Anggaran

1. Peningkatan Ketahanan Pangan Rp. 16.388.313.910 16.388.313.910

2. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Rp. 26.347.497.000 26.347.497.000

3. Peningkatan Produksi Pertanian Rp. 109.454.958.410 109.454.958.410 152.190.769.320

Gubernur Aceh,

( dr. H. Zaini Abdullah )

Program

Banda Aceh, ... April 2015

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh,

( Ir. Lukman, M.Si )

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH