LABORA 01 Februari 2010

32

description

Edisi Pertama

Transcript of LABORA 01 Februari 2010

Page 1: LABORA 01 Februari 2010
Page 2: LABORA 01 Februari 2010

Workers JournalismDiterbitkan BerdasarkanUU Pers No 40/1999

Penanggung Jawab:Federasi Serikat Pekerja

Maritim Indonesia (FSPMI)

PemimPin umum/PemimPin Redaksi:

Andito

RedaktuR Pelaksana:Ibnu Syafaat

dewan Redaksi:Safari Sidakaton, Karnali Faisal,

Ibnu Syafaat, Chairul, Syukur Achmad, A Halim

siRkulasi:Abdul ‘Dul’ Jalal,

Rendra ‘Cumi’ Aditya

desain gRafis:B Jagat Setiawan

sekRetaRis Redaksi/iklan:Siti Aisah

alamat Redaksi/siRkulasi:Gedung SPSI. Lt. 3

Jl Raya Pasar Minggu KM. 17 No. 9 Jakarta Selatan 12740

Redaksi menerima tulisan, artikel,gambar, foto yang belum pernah

dipublikasikan dalam media apapun,redaksi berhak mengubah tulisan/artikel

tersebut tanpa mengurangisubstansi dari isi tulisan.

Dalam melaksanakan tugasnya,Wartawan LABORA selalu

dilengkapi kartu pengenal dan tidakdiperkenankan menerima imbalan

dalam bentuk apapun.

JuRnal PekeRJa indonesia

Pekerja Indonesia yang berbahagia,Pers berperan strategis dalam menyebarluaskan informasi,

gagasan, serta cita-cita warga masyarakat, terutama kelas pekerja. Dulu pers pernah dibelenggu, hanya diperbolehkan menyajikan informasi yang sesuai dengan selera penguasa. Aksi pekerja dalam menuntut hak-hak normatif dan pemberlakuan sistem kerja yang adil tidak diekspos karena mengganggu ‘stabilitas nasional’.

Kini situasi berubah. Geliat demokratisasi di negeri ini membuat informasi tidak lagi satu arah. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, berita dari kelas pekerja menjadi penyeimbang ‘siaran resmi’ ala negara. Pembebasan pimpinan KPK Bibit-Chandra dan aksi ‘koin untuk Prita Mulyasari’ adalah hasil jurnalisme warga pekerja yang punya sudut pandang yang khas, lugas, apa adanya. Alih-alih pengganggu stabilitas, aksi pekerja ingin menunjukkan praktik hubungan industrial yang tidak adil oleh pemilik modal. Negara, memang seharusnya, tidak boleh bertindak semena-mena terhadap kelas pekerja yang notabene pembayar pajak yang taat.

Dalam konteks itu pula, LABORA hadir ke tengah-tengah pembaca pekerja Indonesia. Media ini tidak semata-mata hadir menginformasikan berbagai aktivitas pekerja, namun memuat lebih banyak lagi gagasan tentang peningkatan nasib pekerja. Anda akan temukan kajian-kajian perburuhan dengan sajian yang khas dan renyah namun tidak mengurangi kualitas dan kaidah jurnalistik. Karena media ini memang dipersembahkan bagi semua kelas pekerja, maka kajian majalah ini lintas sektor. Karena itulah, kami mengundang seluruh pekerja Indonesia, dari berbagai latar belakang dan jenis pekerjaan, bersama-sama menjadikan LABORA sebagai media informasi tentang pekerja.

Kami tunggu partisipasi Anda semua. Jayalah selalu pekerja Indonesia.

LABORA, FeBRUARI 20102

tAJU

K

Page 3: LABORA 01 Februari 2010

fokus ................................ 4> Buruh, CAFtA, dan Kapitalisme Global> the Party’s Over: ACFtA dan Daya Saing Bangsa

kilas ................................ 10> Kaleidoskop Gerakan Pekerja 2009

spektrum ..................... 12> Semua Karena Globalisasi

migran ........................... 14> Nestapa Pahlawan Devisa

migran ........................... 14> Buruh Migran Hanya Dijadikan Komoditas Pemerintah> Asuransi Belum Menjamin tKI

konsultasi .................. 16> Asuransi Belum Menjamin tKI

maritim .......................... 18> Buruh Pelabuhan Menatap Hari Depan

profesi .......................... 20> Lebih Dekat dengan Pencukur Rambut

sosok ............................. 24> Bambang Bakti: Visualkan Impian Anda!

resensi ......................... 29> Perjalanan Hidup Korban trafficking

LABORA, FeBRUARI 2010 3

DAF

tAR

ISI

Page 4: LABORA 01 Februari 2010

Buruh, aCfta,dan kapitalisme global

Terhitung mulai Januari 2010, China Asean Free Trade Agreement (CAFTA) resmi berlaku. Tak pelak,

diberlakukannya CAFTA telah memicu pro dan kontra. Bahkan memunculkan kembali isu tentang neoliberalisme.

Menurut para pengkritik ekonomi pasar liberal, terdapat tiga poin fundamental dari kebijakan neoliberal, yaitu perdagangan bebas barang dan jasa, sirkulasi bebas bagi kapital, dan kebebasan berinvestasi. Ketiga point ini dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono sejak menjadi Presiden RI pada 2004, terbukti dengan pengesahan UU Penanaman modal, UU minerba, UU BHP, serta dukungan kuat pemerintahan SBY terhadap agenda perdagangan bebas dunia dan regional, khususnya Free Trade Zone (FTZ).

Undang-undang yang katanya pro buruh dan diharapkan mampu memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan kaum buruh itu seakan tidak memberikan kontribusi yang signifikan. Hal ini terjadi karena pada saat yang bersamaan sistem ekonomi Indonesia masih berintegrasi ke dalam sistem ekonomi dunia yang dibangun di atas pondasi liberalisme perdagangan dan investasi. Jika kaum kapitalis dengan modal yang dimilikinya bisa ”membeli” aturan negara, maka kaum buruh hanya bisa meminta belas kasihan. Praktik pa-ham ini dalam perekonomian Indonesia telah melahirkan jutaan kemiskinan, pengangguran, kelaparan, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM, dan meng-hancurkan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam berbagai kebijakan sektor ekonomi, konsep neoliberalisme digunakan

dalam seluruh praktik penyelenggaraan investasi, perdagangan, dan keuangan negara yang tunduk kepada kaum pe-modal, khususnya modal asing raksasa di Indonesia. Hutang terus bertambah, kebijakan bagi investasi terus dimudahkan, sementara subsidi untuk kelangsungan hidup masyarakat luas kian dikurangi. Bantuan langsung tunai yang selama masa kampanye menjadi janji manis pemerintah bagi masyarakat miskin ternyata sudah tidak dianggarkan dalam APBN 2010.

Pengurangan subsidi, pembangunan infrastruktur dan pelonggaran kebijakan

”Saya tidak tahu AFtA. Kalau dia bisa makmurin pedagang kecil semacam saya,

saya sih senang-senang aja. Apalagi kalo barang-barang saya bisa diekspor ke negara-negara

ASeAN.” (Usep, pedagang kerajinan

tangan di tangkuban Perahu).

LABORA, FeBRUARI 20104

FOKU

S

Page 5: LABORA 01 Februari 2010

demi memudahkan investasi sudah jelas merupakan bentuk-bentuk permainan ekonomi neolib yang sangat memuja kepada pasar modal.

Di samping itu, hutan yang mulai menipis, kandungan sumberdaya alam yang kaya, sumber-sumber energi yang besar hanya menjadi jualan murah bagi pemodal-pemodal asing. Sementara melalui perdangan bebas, masyarakat kita dicekoki berbagai barang-barang impor yang bisa mematikan industri dalam negeri, akan meningkatkan pengangguran bagi pekerja-pekerja Industri.

PeRan oRmasUntuk menanggapi perkembangan

neoliberalisme yang semakin masif gera-kannya, serta pemerintah yang semakin permisif dengan ideologi tersebut, Revrisond Baswir berpendapat bahwa peran ormas menjadi sangat signifikan untuk dapat menghadang dan mengembalikan ideologi pada cita-cita luhur bangsa Indonesia. Menurutnya, ormas seharusnya menjadi benteng dan bukan menjadi faktor pen-dukung berkembangnya ideologi neolib di Indonesia.

Mencermati kian maraknya praktik tersebut, kita sependapat bahwa untuk menghadapinya dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk bergandengan tangan melawan berbagai kebijakan yang berbau neolib. Masyarakat tidak boleh bersikap apatis namun tetap kritis dengan berbagai kebijakan yang merugikan.

Pada hakikatnya, berbicara tentang neolib sudah pasti hubungannya adalah dengan kebijakan ekonomi yang mengadopsi kepentingan negara liberal AS, kebijakan ekonomi yang menganut pasar bebas.

Namun dengan terjadinya krisis global yang bermula di AS sesungguhnya menun-jukkan bahwa sistem ini sudah bangkrut. Pemerintah AS saja saat ini banyak mela-kukan re-regulasi kebijakan ekonomi mereka. Mereka pun melakukan proteksi dan intervensi terhadap pasar. Ironisnya, meski di negaranya sendiri paham ini dianggap gagal, di Indonesia justru tetap digunakan. Salah satunya perdagangan bebas yang kini berlaku dan mengancam keberadaan industri dalam negeri yang bisa memicu PHK besar-besaran. [Winarko]

ReVRISOND BASWIR BeRPeN-DAPAt BAHWA PeRAN ORMAS MeNJADI SANGAt SIGNIFIKAN UNtUK DAPAt MeNGHADANG DAN MeNGeMBA-LIKAN IDeOLOGI PADA CItA-CItA LUHUR BANGSA INDONeSIA.

LABORA, FeBRUARI 2010 �

FOKU

S

Page 6: LABORA 01 Februari 2010

Pelakunya melibatkan negara mana saja, lintas ideologi politik. Bahkan China yang notabene negara ko-

munis pun membanjiri pasar dunia dengan segala macam produknya. Kini, awal 2010, Indonesia dan negara-negara se-Asia Tenggara berkongsi bebas bersama China.

China Radio International memberikan makna positif bagi perjanjian perdagangan bebas, yaitu terhapusnya tarif dan proteksi perdagangan antar anggota kawasan (trade creation). Penghapusan bea masuk akan meningkatkan efisiensi produksi dalam kawasan karena ongkos transaksi

menurun. China memberi bukti. Pra ACFTA, 40% impor Indonesia berasal dari China. Pasca ACFTA, diprediksi impor tersebut naik hingga 70%.

Dengan penghimpunan modal lintas negara, idealnya, akan tercipta kestabilan dan pertumbuhan perdagangan terhadap luar negeri (trade diversition). Pasar yang meluas akan meningkatkan permintaan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di suatu negara.

Itulah berkah perdagangan bebas bagi China. Tapi tidak demikian halnya dengan Indonesia. Gara-gara ACFTA, sedikitnya 10 sektor manufaktur di Indonesia akan

ACFtA dan Daya Saingthe party’s over

Perdagangan bebas itu takdir yang dipuja sekaligus dimaki. Ia

merupakan berkat bagi pengusaha

besar tetapi bencana bagi pengusaha kecil yang tidak

punya keunggulan dari skala, kualitas, dan biaya produksi.

Kondisi ini tentu saja berdampak signifikan

bagi pekerja.

LABORA, FeBRUARI 20106

FOKU

S

Page 7: LABORA 01 Februari 2010

bangkrut total. Wajar kiranya, sedikitnya 18 asosiasi industri nasional menyatakan tidak siap menghadapi serbuan produk China. Akibatnya, kata Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), sekitar 7,5 juta pekerja terancam dipecat. Jamsostek mencatat 2,5 juta pekerja akan kehilangan pekerjaan. Kini pemerintah sedang pusing renegosiasi atas 228 pos tarif yang dinilai tidak siap.

Potensi membanjirnya barang China akan berdampak pada kinerja industri dalam negeri Indonesia. Sungguh menarik, kini pengusaha dan pekerja Indonesia berperasaan yang sama: khawatir. Pengu-saha khawatir posisi mereka sebagai pro-dusen (industri) akan berubah menjadi pedagang. Karena penjualan terganggu, pengusaha mulai mengurangi produksi dan menumpuk barang di gudang dan akhirnya merumahkan pekerja. Akhirnya, daripada merugi sebagai produsen menyaingi China, mereka berharap meraup laba sebagai pedagang produk-produk China.

Tentu saja, sudah karakter pengusaha untuk menumbalkan pekerja demi me-nyelamatkan modalnya. Dan ACFTA adalah dalih pengaruh eksternal ke se-kian untuk pemecatan (PHK) pekerja. Sebelumnya, alasan mem-PHK pekerja didasarkan pada krisis moneter 1997 dan krisis ekonomi global 2008.

Dalil klise mereka, tindakan tidak populer ini ”terpaksa dilakukan” karena kinerja perusahaan terus merugi akibat kondisi perekonomian nasional yang tidak menguntungkan. Setelah pekerja di-PHK dengan alasan efisiensi, mereka direkrut kembali dengan sistem kontrak. Praktik

ini akan menurunkan jumlah angkatan kerja formal kita yang hanya 32,14 juta orang (30,65%) dari total angkatan kerja di Indonesia sebanyak 113,83 juta orang (Desember 2009).

dalil dan Potensi bangsaBanyak hal yang bisa dijadikan alasan

mengapa kita belum siap menghadapi perdagangan bebas. Sektor riil terganjal bukan karena suku bunga kredit. Tingkat suku bunga kredit saat ini 12-13% cukup rendah bila dibanding dengan beberapa tahun silam yang pernah di posisi 20-30%. Meskipun China hanya 4-6%. Kambing hitam diarahkan kepada kondisi birokrasi dan perizinan yang tidak

Bangsa

LABORA, FeBRUARI 2010 7

FOKU

S

Page 8: LABORA 01 Februari 2010

efisien yang memunculkan ongkos biaya birokrasi selain ongkos biaya produksi. Kendala tersebut membuat investor enggan berinvestasi di sektor riil di Indonesia. Bila tidak diselesaikan maka bank-bank juga enggan membiayai sektor riil.

Ada lagi pihak yang melihat persoalan pada mentalitas bangsa kita. Dalam segala hal bangsa kita cendrung mengejar kenyamanan (comfort zone).

Indonesia pernah mengirim guru-guru ke Malaysia di awal-awal kemerdekaannya. Bahkan dengan operasi rahasia Indonesia sempat mengirimkan warga melayunya agar populasi melayu menang pemilu. Tapi itu dulu. Sekarang eranya berbeda. Laba 1 BUMN Malaysia (Petronas) mengungguli dari semua laba BUMN di Indonesia. Kita punya Repelita. Namun Malaysia lah yang sungguh-sungguh tinggal landas.

Kini mereka melenggang tenang ke pasar bebas.

Singapura dikenal sangat pro-duktif. Tapi kata sebagian peneliti, orang Singapura itu pencemas. Mereka hanya punya sebongkah tanah, tidak punya sumber daya alam seperti Indonesia. Ketersediaan air bersih mereka hasil impor dari Malaysia. Tapi daerah mereka kini meluas dengan menguruk pantainya yang tanahnya dibeli murah dari Indonesia. Kecemasan itu menaikkan adrenalin mereka untuk maju.

Berbeda dengan bangsa kita yang sejak masa lalu tersekat-sekat dalam kasta-kasta sosial dan kemudian dilanggengkan oleh pemerintahan kolonial. Kelas tertinggi dari bangsa Belanda dan warga Eropa, kemudian raja-raja feodal yang berdarah biru, tuan-tuan tanah yang feodal, kaum pedagang borjuis termasuk di dalamnya imigran Asia, barulah kemudian inlander pekerja-pekerja kasar.

Sejak awal Belanda tidak pernah berkehendak membangun kelas menengah, kecuali yang terdapat di

dilihat daRi kacamata bisnis, PRoduksi kita masih di bawah dan skala PRoduksi china luaR biasa besaR sehingga daPat menJangkau PasaR dunia.

LABORA, FeBRUARI 20108

FOKU

S

Page 9: LABORA 01 Februari 2010

kalangan bangsawan. Hingga kini, jejak birokat feodal masih terasa di beberapa kementrian.

Setelah globalisasi, tepatnya pasca reformasi, para keturunan darah biru tiarap. Pada masa Orba, mereka makmur sejahtera dengan rente dan monopoli. Kini pesta telah usai. Tidak ada lagi previlese.

Dengan banyaknya perusahaan global yang masuk ke pasar nasio-nal, kompetisi berlangsung meriah. Pemerintah yang pada masa lalu bertindak sebagai regulator seka-ligus pemain akhirnya wajib me-

nyesuaikan diri. BUMN yang biasa-nya memperoleh privilese dalam pengadaan barang dan jasa akan turut efisien, memutus rantai birokrasi yang selama ini rawan pungutan liar dan korupsi, dan memasang manajemen yang profesional dan karyawan yang kompeten di bidang-nya. Profesionalisme BUMN juga menghindarkan mereka sebagai sapi perah elite negara.

Perdagangan bebas membuat pemerintah, suka tidak suka, terfo-kus meningkatkan daya saing pelaku ekonomi di negaranya. Rencana pembangunan menjadi lebih matang dan spesifik; pengalokasian anggaran pembangunan yang efektif dengan menyeleksi proyek mana yang lebih kompetitif; memangkas proyek-proyek mercu suar yang berjangka panjang. Semuanya dilakukan demi perluasan pasar.

menguatkan Pondasi The party is over. Pesta proteksi

dan penganakemasan perusahaan negara terhadap hasil alam, produk, dan distribusinya telah usai. Kita harus menyadarinya. Pengaruh ACFTA akan terasa sekali. Dilihat dari kacamata bisnis, produksi kita masih di bawah dan skala produksi China luar biasa besar sehingga dapat menjangkau pasar dunia.

Kekuatan negosiasi China sangat tinggi. Mereka punya portofolio yang bagus. Mereka kuat dari sisi G2G. Pengusaha diberikan insentif listrik dan gas. Di China biaya buruh biasanya 5-10%. Komponen biaya total yang normal. Dihadapkan dengan pasar bebas, harga pokok harus lebih rendah dari harga pasar. Pondasi ekspor mereka kuat karena skala produksi. Mau tidak mau pa-

sar Indonesia juga dimasuki. Kita belum bisa dan masih rentan. Kita pun masih tergopoh-gopoh bersaing dengan negara lain seperti India dan Vietnam.

Dalam mempersiapkan upaya-upaya peningkatkan daya saing produk-produk nasional, banyak aksi nyata yang perlu dilakukan bersama, terutama oleh pemerintah.

Terkait dengan masalah SDM pekerja, prioritas utama adalah meningkatkan kompetensi tenaga kerja dalam negeri. Hal ini diseim-bangkan dengan penerapan serti-fikasi bagi tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.

Sehubungan dengan peningkatan daya saing produk lokal, pemerintah diharapkan mengurangi/membe-baskan pajak pertambahan nilai (PPn) bagi industri dan biaya per-izinan sekaligus memberikan in-sentif fiskal, subsidi bunga hingga pinjaman modal kerja dengan bunga rendah pada sektor industri yang terkena dampak FTA. Termasuk juga subsidi energi listrik dan gas bagi kelancaran produksi nasional.

Di samping itu, perbaikan infra-struktur pendukung seperti jalan dari sentra-sentra produksi ke pelabuhan utama (Hub) maupun pelabuhan pelabuhan feeder. Juga pelaksanaan asas cabotage dalam kepelabuhanan. Pengamanan pasar domestik, baik dengan meningkatkan pengawasan di borders points pere-daran barang di pasar lokal maupun promosi penggunaan produksi dalam negeri.

Bila semua ini dilakukan secara serius akan memberikan harapan bagi terciptanya win-win solution dan hubungan yang fair dalam pelak-sanaan ACFTA. [dit]

LABORA, FeBRUARI 2010 9

FOKU

S

Page 10: LABORA 01 Februari 2010

Sepanjang tahun 2009 lalu gerakan pekerja diwarnai dengan aksi-aksi menuntut hak-hak para pekerja. Pemecatan sepihak, sistem kerja

kontrak, pesangon tidak dibayar, UMR yang kecil merupakan pil pahit yang masih dirasakan para pekerja sepanjang tahun lalu.

JanuaRi – Pemecatan sePihak

Senin, (5/1/2009) ratusan pekerja PT. Tjipta Rimba Djaya melakukan demonstrasi di depan gedung DPRD Sumatera Utara untuk memprotes pemecatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Dalam aksi tersebut, pekerja yang tergabung dalam Front Solidaritas Perjuangan Pekerja Sumatera Utara (FSPB-SU) ini juga menolak campur tangan pengusaha Korea di PT. Tjipta Rimba Djaya.

febRuaRi - aksi Jalan munduR

Massa pekerja yang tergabung dalam Komite Solidaritas Nasional Angkasa Pura I (KSN-AP I) melakukan longmarch dengan cara jalan mundur dari kantor Menakertrans menuju Kantor Pengadilan Hubungan Industrial, sebagai protes atas kemunduran bangsa ini. Massa pekerja sangat kesal dengan kepengecutan Menakertrans saat itu dijabat Erman Suparno yang takut menemui mereka. Para pekerja pun melampiaskan kekesalannya dengan cacian dan cemoohan terhadap sang menteri.

maRet - PekeRJa tolak Pemilu 2009

Lebih dari 300 orang yang didominasi oleh kaum pekerja melakukan unjuk rasa dari bunderan HI menuju Istana Negara (15/3/2009). Aksi massa ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu eksekutif.

Para demonstran berasal dari berbagai pabrik di Jabotabek, yang sebagian besar diorganisir oleh Federasi Perjuangan Pekerja Jabotabek (FPBJ) dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Terdapat

pula Serikat Pekerja Transportasi Perjuangan Indonesia (SBTPI) dan Gabungan Solidaritas Perjuangan Pekerja (GSPB). aPRil - menuntut cuti haid

Puluhan pekerja pabrik garmen PT Berkat Busanatama Garnindo Malang yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) melakukan unjuk rasa di luar pabrik, Selasa (14/4/2009). Mereka menuntut kepada manajemen agar diberikan cuti haid yang sejak bulan Februari lalu belum diberikan. Menurut Undang-undang, cuti haid wajib diberikan oleh perusahaan selama dua hari dalam satu bulan. Namun sejak Februari 2009 belum diberikan.

Selain itu, para pekerja juga menuntut upah sesuai UMK Kota Malang sebesar Rp 945 ribu. Selama ini mereka hanya menerima Rp 902 ribu.

mei - aksi may day

Dalam rangka memperingati hari pekerja sedunia, ribuan pekerja turun ke jalan berdemonstrasi menge-mukakan sejumlah tuntutan, di antaranya: menolak pemecatan sepihak, menolak sistem kerja kontrak dan outsourcing, menolak upah murah dan mewujudkan upah layak nasional.

Para pekerja dari berbagai elemen juga mengecam kapitalisme sebagai sistem yang menyengsarakan rakyat dan menindas kaum pekerja. Kebangkrutan sistem kapitalisme saat ini dibuktikan oleh krisis ekonomi yang melanda dunia dan pekerja menjadi pihak yang paling menderita. Ribuan pekerja dipecat dengan alasan efisiensi dan kebangkrutan perusahaan. Dalam catatan mereka, krisis ekonomi tahun 2009 jauh lebih parah dibanding krisis 10 tahun lalu. Upah minimum kota/kabupaten sela-ma ini hanya berkisar di angka Rp 500 ribu per bulan.

Juni – kRisis global PekeRJa di-Phk

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) merilis pemantauan terhadap

kaleidoskop gerakan

LABORA, FeBRUARI 201010

KIL

AS

Page 11: LABORA 01 Februari 2010

perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerja mereka sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Dilaporkan bahwa korban pemutusan hubu-ngan kerja (PHK) terus bertambah hingga men-capai 52.954 orang per 5 Juni 2009, dengan jumlah pekerja yang dirumahkan sebanyak 22.440 orang. Sebelumnya, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) melaporkan hingga Juni 2009, PHK di sektor baja nasional menembus 24.000 orang atau 12% dari total tenaga kerja sekitar 200.000 orang.

Juli – menuntut Pkb baRu

Puluhan ribu karyawan PT Gudang Garam Tbk (GG) menuntut penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) baru dengan perusahaan. Saat ini sekitar 40.000 karyawan GG telah bekerja tanpa kesepakatan kerja apapun dengan perusahaan. Kondisi ini terjadi setelah masa berlaku PKB mereka dengan perusahaan berakhir pada tanggal 26 Juni 2008.

agustus – menuntutPembayaRan Pesangon

Kesal karena tuntutan pesangon tak kunjung dipenuhi, ratusan pekerja PT WRP Buana Multicorpora memblokir Jalan Raden Saleh di depan di halaman Kantor Walikota Medan hingga menimbulkan kemacetan (Kamis, 6/8). Akibatnya, tujuh pengunjukrasa diamankan karena dianggap sebagai provokator.

sePtembeR – PekeRJa di-Phkusai lakukan demonstRasi

Sebanyak 47 orang pekerja PT Nasional Interindo Metal di Dusun Sidokare, Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dipecat oleh perusahaan tempat mereka bekerja terkait dengan demonstrasi menuntut pembayaran tunjangan hari raya (THR). Padahal THR sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1994 tentang THR keagamaan

bagi pekerja di perusahaan (Senin, 14/9/2009).

oktobeR – menolak sby-boediono

Lebih dari 500 warga dari berbagai serikat pekerja berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR Jakarta (Selasa, 20/10/2009). Mereka, antara lain, berasal dari Kongres Serikat Pekerja Indonesia dan Serikat Pekerja Progresif. Mereka menyatakan opisisi terhadap Pemerintahan SBY-Boediono. Menurut mereka, Pemerintahan SBY-Boediono tunduk pada modal dan tekanan asing, beraliran neoliberal, kapitalistik dan tidak pro-rakyat miskin. Selain itu, seperti tuntutan-tuntutan sebelumnya, para pekerja menuntut penghapusan sistem kerja kontrak, outsourcing dan perbaikan upah pekerja.

noPembeR – PekeRJa blokiR Jalan tol

Aksi ribuan pekerja yang tergabung dalam Koalisi Serikat Buruh Serikat Pekerja Jawa Barat di Padalarang memaksa pengelola tol Purbaleunyi menutup Gerbang Tol Padalarang Timur di Kabupaten Bandung Barat. Pekerja yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi itu menolak Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang penyesuaian sistem pengupahan dan penghapusan sistem kontrak dan outsourcing.

desembeR – boikot PilbuP moJokeRto

Ribuan pekerja yang tergabung dalam Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (KP-PPBI), Selasa (29/12/2009), mengancam akan memboikot Pemilihan Bupati Mojokerto 2010 jika kasus-kasus pemutusan hubungan kerja atau PHK massal yang terjadi sepanjang 2009 belum diselesaikan. Calon-calon bupati dan wakil bupati saat ini dinilai belum ada yang mewakili kepentingan pekerja dan bahkan dinilai belum ada yang berpihak pada pekerja.

[Ibnu Syafaat]

pekerja 2009

LABORA, FeBRUARI 2010 11

KIL

AS

Page 12: LABORA 01 Februari 2010

semua karena globalisasi”Yayasan selalu mengajarkan makna ikhlas dan pengabdian.

Setiap hari kita mengajar sejak jam 7 hingga jam 15 agar siswa siap berkompetisi ke globalisasi. Pada saat yang sama yayasan tidak pernah memikirkan bahwa guru-guru juga mempunyai anak-anak. Seandainya menyediakan pengasuh anak di sekolah, kita bisa semakin fokus mengajar. Sedangkan untuk menyekolahkan anak sendiri di tempat kami mengajar butuh

ekstra dana yang tidak bisa diharapkan dari gaji guru.”

(Rina Rifalinda,guru sekolah swasta)

”Dulu supir sempat merasakan hidup enak karena banyak barang yang dibawa.

Kita bisa bawa ’bonus’ 300-400 ribu meskipun gaji harian kita kecil. Pungli oleh oknum polisi dan warga di persimpangan jalan masih tidak

LABORA, FeBRUARI 201012

SPe

KtR

UM

Page 13: LABORA 01 Februari 2010

masalah. Kini, ’barang’ seret. Kita baru merasakan susahnya karena gaji harian kita yang kecil, hanya Rp150 ribu per minggu.”

(Nur Ali, supir headtruck)

”Sebagian besar mandor itu mantan jawara. Dulu semua barang pasti kita urus.

Tapi setelah banyak perusahaan besar masuk pelabuhan, pelan-pelan peran kita bergeser. Kita baru sadar, dan itu terlambat. Keberadaan kita sudah tidak dipandang penting lagi. Kita tidak bisa kerja di PT karena kita bukan orang-orang (ber)ijazah”

(Syaifudin, buruh bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok)

”Tantangan bank akan makin besar dalam penyaluran kredit ke sektor riil karena

banyak industri lokal yang akan terancam.

Dalam hal ini bank cendrung bermain aman dengan hanya fokus membeli SBI saja. Meski bunga SBI semakin turun, tetapi itu dirasa masih lebih baik bagi bank untuk bermain aman. Di saat yang sama beban BI makin berat harus mem-bayar bunga SBI. Bank makin sulit menurunkan suku bunga kredit karena harus memasukkan risiko NPL yang diproyeksikan akan meninggi. Sedangkan NPL yang semakin naik mengancam kesehatan bank. Bila kesehatan bank terancam, kesejahte-raan pegawai bank pun terancam. Bank always follows the business. Sedangkan industri manufaktur dan lain-lain membutuhkan dana dari bank.”

(Iwan Koswadhi,eksekutif bank nasional)

LABORA, FeBRUARI 2010 13

SPe

KtR

UM

Page 14: LABORA 01 Februari 2010

nestapa pahlawan devisaANIS HIDAyAH (DIReKtUR eKSeKUtIF MIGRANt CARe)

Nasib buruh migran (migrant workers) tidak berubah dari ta-hun ke tahun. Bahkan jumlah

pahlawan devisa negara, julukan untuk buruh migran, yang meninggal dunia di negara tujuan selalu meningkat tiap ta-hunnya. Sepanjang tahun 2009 tercatat sebanyak 1.018 buruh migran tewas secara mengenaskan di negara-negara yang menjadi majikannya. Mayoritas korban tewas di Malaysia (683 orang atau 67%).

Buruh migran meninggal dengan latar belakang yang berbeda. Namun pada umumnya karena kondisi kerja yang buruk sehingga buruh menjadi sakit dan mengalami kecelakaan kerja dan dianiaya majikan. Pelanggaran hak asasi manusia ini masuk dalam kategori kejahatan terhadap kemanusiaan.

Agar buruh migran yang bekerja di luar negeri tidak lagi menjadi tumbal sia-sia, pihak keluarga yang ditinggalkan harus mengkonsolidasikan agar menuntut. Apalagi penyebab kematiannya bukan kematian yang biasa dan bukan sekedar takdir tapi kematiannya karena dampak dari lemahnya perlindungan negara terhadap buruh.

Sesungguhnya ada tiga faktor yang menyebabkan nasib buruh migran ti-dak berubah. Pertama, tidak adanya ko-mitmen politik dari pemerintah untuk me-ningkatkan perlindungan warga negaranya yang bekerja di negara lain.

Kedua, penempatan buruh migran keluar negeri tidak didesain sebagai satu penempatan atau proses migrasi yang aman. Buruh migran dimobilisir hanya untuk meningkatkan devisa yang berkontribusi kepada perekonomian Indo-nesia.

Ketiga, struktur pemerintah Indonesia masih menempatkan buruh perempuan (83% dari total buruh migran) sebagai warganegara kelas dua sehingga secara politik mereka tidak punya posisi tawar yang baik. Hal inilah yang mendiskriminasi perempuan sebagai objek, eksploitasi dan perbudakan.

Bagi negara, buruh migran adalah salah satu dari tiga cadangan devisa nasional, bersama pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga apa yang dilakukan negara adalah bagaimana mengamankan devisa yang dihasilkan bukan memproteksi buruh migran sebagai warganegara, sebagaimana manusia yang bekerja di negara orang.

menunggu kemauan PolitikUntuk melindungi buruh migran dari

berbagai macam eksploitasi di negara tujuan maka harus ada kemauan politik dari pemerintah. Apalagi konstitusi telah memberi mandat kepada negara untuk

”Pahlawan devisa itu hanya pujian saja. Kenyataannya, kami ini budak yang dijual agar pemerintah mendapat uang atas nama devisa.” (Sutardi, buruh migran di Malaysia)

LABORA, FeBRUARI 201014

MIG

RAN

Page 15: LABORA 01 Februari 2010

memberi perlindungan bagi segenap warga negara Indonesia tidak terkecuali pada buruh migran.

Pemerintah India, Filipina, dan Sri Lanka, misalnya, menetapkan standar upah minimum sejak proses awal pembuatan MoU dengan negara penerima. Sementara Indonesia yang mengirimkan buruh ke luar negeri hanya mengedepankan negosiasi. Akibatnya posisi tawar terhadap buruh Indonesia di luar negeri lemah.

Padahal, sejak tahun 2005 pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono banyak ditopang remiten buruh migran. Tapi hal tersebut tidak diimbangi dengan perlindungan hak-hak kaum buruh. Data Bank Dunia memperlihatkan, tahun 2005,

remiten dari buruh migran melonjak menjadi $ 5,3 miliar dari $ 1,8 miliar pada akhir pemerintahan Megawati. Saat ini jumlah buruh migran mencapai 6 juta, termasuk yang tak berdokumen. Akhir tahun 2008, devisa dari buruh migran mencapai $ 8,6 miliar, hampir dua kali sumbangan Bantuan Pembangunan Asing (FDA).

Bila negara masih tidak peduli atas nasib buruh migran, maka siap-siaplah tahun 2010 kita akan menerima berita semakin banyaknya pahlawan devisa yang tewas di negara tujuan. Dan itu bukti nyata bahwa negara menganggap rakyatnya sendiri sebagai komoditi budak yang dijual ke negara orang.

LABORA, FeBRUARI 2010 1�

MIG

RAN

Page 16: LABORA 01 Februari 2010

asuransi Belum menjamin tkiTanya:

Saya Dulsawan (45 tahun), supir di PT. Taruna Jaya Mahardika. Perusahaan trucking ini bergerak dalam bidang antar jemput barang di pelabuhan. Saya sudah bekerja hampir 10 tahun di perusahaan ini. Tapi hingga kini saya masih bingung mengenai status pekerjaan saya. Dari awal masuk kerja saya menandatangani surat perjanjian dengan status kemitraan. Kata manajer saya, kami yang bekerja di PT.TJM ini adalah ‘Mitra’, bukan pekerja. Kami juga menandatangani kesediaan untuk tidak berorganisasi di atas materai. Semua saya yang ketahuan ikut organisasi dipecat. Yang ingin saya tanyakan:

1. Apakah ada peraturan mengenai status ‘kemitraan’ dalam dunia kerja?

2. Bagaimana aturan mengenai serikat yang sebenarnya dalam sebuah perusahaan?

Jawab :Bapak Dulsawan, dalam hubungan

industrial dikatakan bahwa pekerja adalah: Semua orang yang bekerja atas suatu perintah untuk menghasilkan sesuatu, dalam jangka waktu tertentu dan menerima upah atas pekerjaan yang dilakukan.

Sesuai dengan penjelasan ini, bapak adalah pekerja. Karena bapak menerima perintah untuk membawa barang, bapak mengerjakannya dan bapak menerima upah. Otomatis yang berlaku di sini bukanlah hukum perdata biasa. Hubungan bapak dan perusahaan PT.TJM ini harus merujuk pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jadi istilah ‘mitra’ adalah tidak tepat dan upaya pengelabuan perusahaan agar pekerja tidak mendapatkan hak-haknya.

Salah satu hak pekerja yang asasi adalah boleh mendirikan atau bergabung dalam organisasi Serikat Pekerja. Dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh telah diatur :

Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara :a. melakukan pemutusan hubungan

kerja, memberhentikan sementara,

LABORA, FeBRUARI 201016

KON

SU

LtAS

I

Page 17: LABORA 01 Februari 2010

menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;

b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;

c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;

d. melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh.

Kemudian dalam Pasal 29 menjelaskan:

Pengusaha harus memberikan kesempatan kepada pengurus dan/atau anggota serikat pekerja/serikat buruh untuk menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dalam jam kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak dan/atau yang diatur dalam perjanjian kerja bersama.

Sesuai dengan cerita bapak, PT.TJM dapat dikenai tuduhan pidana karena melanggar pasal-pasal tersebut di

atas. Perbuatan tersebut sama dengan ancaman bagi pembunuh, pencuri, pemerkosa. Masih di Undang-Undang yang sama di atur dalam Pasal 43 dikatakan:

1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.

Dengan demikian, penandatanganan kesediaan untuk tidak ikut ataupun mendirikan organisasi adalah cacat hukum atau batal demi hukum karena bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi.

LABORA, FeBRUARI 2010 17

KON

SU

LtAS

I

Page 18: LABORA 01 Februari 2010

Buruh pelabuhanmenatap Hari depan

Sebanyak 1.150 TKBM, dari usia 20-an hingga di atas 50 tahun, mengangkut barang-

barang sembako dan bangunan antar pulau. Dulu mereka sempat merasakan panen ketika kayu banyak masuk ke Jakarta. Setelah penertiban illegal logging, pesta itu pun usai. Waktu kerja pun

digilir.Kini mereka bekerja rata-rata

10 hari/bulan. Jumlah hari itu akan menurun seiring surutnya kapal yang merapat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, gali lubang tutup lubang itu biasa. Bagi yang tidak dapat bertahan akan pulang kampung yang belum tentu

Kapal-kapal tradisional yang merapat adalah tanda datangnya rezeki bagi tenaga Kerja Bongkar Muat (tKBM). Di Pelabuhan Sunda Kelapa, pekerjaan dilakukan secara konvensional, mengandalkan kekuatan fisik. Jauh berbeda dengan Pelabuhan tanjung Priok yang sudah berkontainer.

LABORA, FeBRUARI 201018

MAR

ItIM

Page 19: LABORA 01 Februari 2010

menyediakan pekerjaan yang lebih baik.

Belum lagi permainan antara pemilik kapal dan petugas. Tonase barang yang dibongkar muat lebih banyak daripada data di manifes. ”Perusahaan bongkar muat kadang menunda pembayaran buruh dengan alasan pemilik barang juga belum

melunasi tagihan,” papar Mahyudin, Ketua Koperasi TKBM. Tagihan untuk dua kapal biasanya dibayar setelah kapal ketiga merapat. Akibatnya Koperasi TKBM harus memutar otak agar hak pekerja tidak tertunda.

Akibat permainan dan pola pengupahan yang tidak transpartan,

upah TKBM yang sudah di bawah UMP semakin menurun. Perusahaan pengguna TKBM pun kerap lalai memperhatikan K3 dan jamsos. Tidak heran, TKBM sering sakit dan meninggal karena ISPA. Hubungan industrial yang tidak berfungsi, justru terjadi di pintu gerbang Jakarta. [dit]

tIDAK HeRAN, tKBM SeRING SAKIt DAN MeNINGGAL KAReNA ISPA. HUBUNGAN INDUStRIAL yANG tIDAK BeRFUNGSI, JUStRU teRJADI DI PINtU GeRBANG JAKARtA.

LABORA, FeBRUARI 2010 19

MAR

ItIM

Page 20: LABORA 01 Februari 2010

lebih dekat dengan pencukur rambut

Kini tentu berbeda. Di kota-kota besar, para pencukur rambut tidak lagi menjajakan jasanya dengan

berkeliling atau membuka lapak di bawah pohon. Tapi mereka sudah menempati tempat permanen. Tidak jarang dilengkapi berbagai fasilitas seperti pendingin udara, cermin besar serta kursi seperti yang biasa terdapat di salon-salon modern.

Entah sejak kapan, orang-orang yang berasal dari Garut, Jawa Barat banyak yang menjalani profesi ini. Lihat saja, di Jakarta terdapat banyak tempat cukur yang bertuliskan “ASGAR” alias asli Garut yang menunjukkan asal daerah mereka.

Konon, bagi orang-orang Garut kemam-puan mencukur rambut didapat lewat tradisi ngampung. Biasanya, orang yang sudah memantapkan hati untuk menjadi tukang cukur mencoba hidup di kampung-kampung terpencil dan mulai menawarkan jasa potong rambut.

Dengan kepala anak-anak atau warga setempat sebagai ’bangku sekolah’, ke-mampuan mencukur rambut akan terasah. Meski bagi pemula, sangat sulit mendapat kepala yang bersedia menjadi lahan uji coba potongan rambut.

“Bahkan awalnya, bukan pencukur yang minta bayaran, tetapi malah membujuk orang dengan uang agar mau dicukur sebagai bahan percobaan,” ujar Hizbullah (21), sebut saja demikian, yang baru saja selesai ngampung.

Menjalani kehidupan multikonflik di Jakarta tak cukup hanya modal nekat. Oleh karena itu, para tukang cukur perlu memperdalam ilmunya agar mampu bertahan di tengah ganasnya ibu kota. Jika dirasa ilmu yang didapat dari ngampung masih belum cukup, para pemula diharus-kan magang di tempat cukur di ibu kota

dan diberi pelajaran tambahan untuk memantapkan kemampuan cukur rambut mereka.

Meski berasal dari kampung, namun mereka juga mengikuti tren potongan rambut. Jika dulu gaya rambut polka, cepak, atau bahkan golep sahedeng banyak diminati, kini mode rambut bergeser pada bentuk skin head, dan sebagainya. “Sebe-narnya, model rambut sekarang variasi dari tahun dulu, hanya ada perubahan pada bentuk muka depan saja. Selebihnya sama,” katanya.

Bahkan, model rambut bisa diciptakan tergantung feeling tukang cukur. Sedikitnya terdapat 1.500 kepala dengan 1.500 jenis rambut yang berbeda, sehingga setiap potongan rambut tidak akan menimbulkan tampilan yang sama bagi tiap orang.

Sama dengan garis tangan, semua rambut dan kepala punya karakter masing-masng. Makanya, tukang cukur perlu

Jaman dulu, para pencukur rambut

menjajakan jasanya dengan berkeliing dari kampung ke

kampung. Dengan peralatan seadanya seperti gunting, sisir

dan pisau cukur, mereka menawarkan

jasanya. Ada pula yang membuka ‘pangkalan’ di

tempat-tempat yang teduh dan banyak

pepohonan. Maka, muncullah istilah cukur DPR alias Di bawah Pohon

Rindang.

LABORA, FeBRUARI 201020

PRO

FeS

I

Page 21: LABORA 01 Februari 2010

punya kemampuan membaca kepribadian dan menyarankan bentuk potongan rambut kepada pelanggan, meski kadang tidak diterima.

“Di situ uniknya tukang cukur, sebisa mungkin mengikuti kemampuan pelanggan dengan bentuk rambut seperti yang diinginkan, berbagai cara potong dilakukan untuk memunculkan tampilan yang seru-pa. Kalau pelanggan puas, rasanya bangga luar biasa,” ujar Saepudin, tukang cukur lainnya.

Kebanggaan lain bagi tukang cukur, yaitu ketika mendapatkan pelanggan pejabat negara. “Saat melayani pejabat negara, ada kebanggaan tersendiri bagi kami. Asal bisa ngobrol meski hanya seben-tar juga sudah senang,” ucapnya.

Bagi dia, para pejabat atau petinggi apapun sama saja dengan pelanggan lainnya.

“Kalau terlalu hati-hati, malah peker-

jaan kita tidak akan memuaskan. Karena itu, saya berprinsip, siapa pun orang yang berada di depan saya, dia butuh pertolongan mengenai rambutnya. Ya sudah, saya jalankan saja sesuai dengan permintaan. Kalau sepertinya kurang ajar, itu karena bisa mengacak-acak rambutnya sesuka hati,” katanya berseloroh.

Tukang cukur itu seperti guru. Mereka harus terampil dan menyenangkan. Jika berwajah sangar dan jutek, biasanya ti-dak disukai. Tukang cukur juga harus berpengetahuan luas agar nyambung ke-tika berdialog dengan pelanggannya.

Mereka juga menyiapkan semua per-lengkapannya sendiri, dari gunting, bedak, sisir, pisau cukur, sapu, pemotong rambut listrik, bahkan sabun wangi.

Seorang tukang cukur memiliki kuasa luar biasa, bahkan di atas presiden atau raja sekalipun. Dia bebas memegang, menggoyang, mengolengkan kepala, bahkan bisa menjambak rambut sesuka hati.

Sementara itu, orang yang meminta jasanya, hanya duduk diam pasrah dengan mata terpejam, berselimutkan kain pelapis yang terikat di lingkar leher. Maka, mu-lailah jari-jemari tukang cukur menari-nari dengan sisir dan gunting, sesekali pisau cukur di tangan mencoba mencipta mahakarya seni rambut.

Tugas tukang cukur cukup berat. Jika mata meleng, kepala pelanggan bisa lecet terkena pisau cukur yang terkenal tajam itu. Kalau tukang cukur tidak amanah, bisa sekali sret… tewaslah orang itu.

Tidak ada manusia di dunia yang bisa mencukur rambutnya sendiri dengan rapi. Oleh karena itu, semua butuh tukang cukur. Profesi mulia yang tidak pernah sirna, hidup tukang cukur! (Ririn N.F)

“SAAt MeLAyANI PeJABAt NeGARA, ADA KeBANGGAAN teRSeNDIRI BAGI KAMI. ASAL BISA NGOBROL MeSKI HANyA SeBeN-tAR JUGA SUDAH SeNANG”

LABORA, FeBRUARI 2010 21

PRO

FeS

I

Page 22: LABORA 01 Februari 2010

jumat, 12 feBruari 2010,jam 06:15 WiB

Selalu ada keriuhan di kompleks rumah susun. Di Cilincing, berdiri 4 blok rusun, dihuni oleh tenaga Kerja Bongkar Muat (tKBM) di lingkungan Pelabuhan tanjung Priok. Kehidupan kalangan menengah ke bawah itu selalu dipenuhi upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Gali lubang tutup lubang itu biasa karena mereka hanya bekerja rata-rata 13 hari/bulan. Jemuran pakaian di jendela dan gang, menambah sosok bangunan yang sumpek, pengap dan bau. Kebocoran pipa kamar mandi sudah setahun hanya dibiarkan. Pelindo II sebagai pengelola rusun tidak berbuat banyak membenahi hunian rakyat kecil ini.

LABORA, FeBRUARI 201022

MO

MeN

Page 23: LABORA 01 Februari 2010

LABORA, FeBRUARI 2010 23

MO

MeN

Page 24: LABORA 01 Februari 2010

BAMBANG BAKtI:

Bambang Bhakti, sosok tinggi besar ini, dikenal luas sebagai eksekutif krisis. Tangan dinginnya dikenal

handal dalam mengelola Coca-Cola, JICT dan kini Merpati Airlines. Untuk yang terakhir, dia ubah perusahaan negara yang nyaris bangkrut ini memperoleh revenue 2 trilyun rupiah. Ia pasang target Merpati tahun 2012 akan menjadi raja propeller di Indonesia. Ditemui redaksi Labora di Sarang Elang, ia lontarkan gagasan-gagasan inspiratifnya.

tentang kebeRaniandan kehati-hatian

Kalau saya boleh jujur, saya nothing to lose ketika mendapat tawaran ke JICT karena posisi saya sudah pensiun. Lain hal jika posisi saya masih mid carrier. Dengan tawaran di Merpati yang begitu beresiko tinggi, mungkin saya tidak mau. Jadi semua saling mendukung. Di satu pihak ada tantangan, di pihak lain ada reward. Di Merpati, gaji saya hanya separuh dari JICT. Saya tidak pernah bertanya. Saya hanya tinggal kendalikan pengeluaran sehingga semua berjalan efisien.

Pemimpin adalah orang yang berani memasuki dunia yang tidak dikenalnya dan mencari kepuasan di dalamnya. Saya ditaruh di Merpati sebenarnya banyak orang tidak mau. Tapi leadership mengajarkan bahwa keberanian mencari jalan baru dan

berani menanggung akibatnya.

tentang PensiunSaya tidak mengenal kata pensiun.

Sampai kapan? Sampai orang tidak mau pakai saya lagi atau Tuhan mencabut kapabilitas saya satu demi satu, itu baru pensiun. Dulu pernah terpikir mau buat buku paska pensiun. Sampai sekarang naskahnya tidak pernah saya utak-atik. Saya selalu bergairah hidup. Saya percaya, yang membedakan orang satu dengan yang lainnya adalah impian, hasrat yang kuat, dan keyakinan. Bukan pada fisik. Umur saya hampir 59 tahun. Tapi saya selalu merasa masih berumur 34 tahun. Padahal itu usia putra tertua saya, hahaha.

tentang PeRubahan hiduPSaat saya memutuskan keluar dari

Goodyear karena saya merasa hanya naik satu tingkat. Saya memutuskan kuliah tanpa kerja. Untuk menghidupi diri dan keluarga saya membuat kursus bahasa Inggris. Ternyata investasi selama 18 bulan itu terjadi banyak lompatan, mulai dari penghasilan hingga keyakinan dan prinsip hidup. Salah satu nilai yang saya dapat: jangan takut bermimpi.

Saya belajar sesuatu. Hidup kita terdiri dari past-pesent-future. Kalau kita hanya berpikir untuk hidup kita saat ini sesungguhnya hidup kita sudah

Visualkan impian anda!Mendidik orang sudah menjadi darah dagingnya. Di setiap kesempatan, dia tidak bosan mentransfer

pengetahuan yang dimilikinya. Facebook-nya selalu terisi dengan status pemompa semangat. Baginya, perjalanan hidupnya telah tervisualisasi dengan jelas. Dia membangun Sarang elang, sebuah

padepokan pelatihan SDM di Sukabumi, membuat situs tentang dirinya dan konsultasi pernikahan. Dia mengaku tidak bisa membayangkan apa jadinya tanpa pendamping hidup seperti istrinya.

LABORA, FeBRUARI 201024

tOKO

H

Page 25: LABORA 01 Februari 2010

kadaluarsa. Diri kita sekarang adalah diri kita yang basi beberapa waktu yang lalu. Maka, giringlah pekerjaan kita untuk menyongsong masa depan. Visualkan apa yang akan terjadi. Itulah your life and your future. So, aktivitas present kita dalam rangka menuju impian kita. Secara pribadi, saya sudah siapkan semua itu. Saya sudah siapkan bagaimana saya nanti setelah tidak lagi dipakai di dunia korporasi.

tentang bisnis Semua bermula ketika saya memutus-

kan berhenti dari Goodyear pada tahun 1987 untuk sekolah lagi di Bogor. Saya jadi-kan rumah saya tempat kursus komputer. Namanya Ben Wasis. Karena saya mantan marketing manager, saya buat slogan, ”Kursus mengetik dengan komputer Word Star.” Awalnya saya hanya batasi lima belas siswa saja karena komputer saya Cuma 1 buah. Ternyata peserta membludak. Akhirnya saya pergi ke toko komputer. Saya tunjukkan foto, kuitansi kursus, dan tentu saja penjelasan bahwa saya manajer Goodyear. Akhirnya saya langsung diberikan lima komputer. Ketika saya kuliah, kursus dikelola dan diajar langsung oleh istri saya. Ternyata dia lebih jago dari saya. Ya sudah, saya sekolahkan dia untuk public speaking. Omset tahun 1987 menembus Rp 50 juta dengan pengeluaran sekitar Rp 25 juta saja. Meskipun saya tidak punya darah bisnis, saya tidak gambling.

bagaimana memPeRtahankan outosugesti?

Stay focus to what you want to have. Tundukkan kepala, p e j a m k a n m a t a , fokus pada apa yg anda inginkan. Vi-sualkan... Wujudkan nyata dalam benak anda... Yakini dengan kuat dalam hati anda

bahwa anda layak meraihnya... Sambil me-mohon dengan kuat pada Tuhan. Sebutkan Nama Tuhan sekuat-kuat-nya di dalam hati. Lihatlah di depan anda wujud yang anda inginkan. Bukan dengan mata anda, tetapi dengan MATA HATI anda. Kalaupun dalam proses ini anda merasa tergetar, biarkanlah. Kalaupun anda merasa harus menangis, menagislah kepada Tuhan. Tangisan kasih sayang sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Semoga Tuhan memberkati anda.

tentang hiduPHidup saya mengalir saja. Tiba-tiba

saya dipanggil Gavin (salah satu pimpinan HPI) untuk masuk ke JICT. Saya datang dengan pakaian biasa saja. Setelah dari JICT, tepatnya minggu kedua Juni, saya katakan salah satu impian saya menjadi Direktur Utama BUMN. Cuma pengen saja. Karena menurut sa-ya nanggung saja. Tiba-t i b a s a y a d i p a n g g i l staf khusus Pak Menteri BUMN, langsung

LABORA, FeBRUARI 2010 2�

tOKO

H

Page 26: LABORA 01 Februari 2010

bicara Merpati. Saya ingat, Pak Menteri bilang, ”Pak Bambang, this is nation’s call. Merpati tidak boleh bangkut!” Kini revenue Merpati pada tahun lalu sudah Rp 2 trilyun. Target tahun ini Rp 3 trilyun. Semua mengalir begitu saja. Saya hanya menjaga konsistensi dan integritas. Apa yang kita katakan harus kita jalankan. Ini hidup saya.

This is my life, nobody can’t stop it. Buat saya, Merpati bukan sekadar pekerjaan, tapi saya dudukkan seba-gai on the job trainee, ada nilai pem-belajaran. Segala sesuatu yang ada di sekitar kita pasti paralel dalam kehidupan kita. Yang penting ba-gaimana ia mendukung kita untuk mencapai tujuan hidup kita. Ins-pirasi bisa datang dari mana. Dalam Godfather ada ucapan, “Isi batu tidak basah meskipun terendam di air bertahun-tahun.” Maknanya, ba-gaimanapun lingkungan kita, kita tetap bisa menjaga hati kita.

tentang mendidikSaya senang membina orang-

orang kecil menjadi sukses. Demi meramaikan suasana pelatihan di Sarang Elang, saya sering membawa rombongan pengamen jalanan binaan-nya asal Yogyakarta. Saya jamin,

dilakukan. Semacam perilaku yang ditampakkan. Ini berhubungan de-ngan performa. Ketiga, diability, kerjasama tim. Setiap pengambilan keputusan harus mendengarkan aspirasi orang lain. Keempat, trust, memperjuangkan dan membuktikan bahwa kita memang handal dan terpercaya. Kelima, fun. Setiap ra-pat hendaknya selalu diselipkan humor. Humor itu kecerdasan ter-sendiri. Sebuah pertemuan tanpa humor seperti mengkotak-kotakkan diri. Semakin kita rileks, semakin potensi kita akan berkembang. Ru-musnya: performance = potential

suara dan penampilan mereka tidak kalah dengan band terkenal. Tidak heran, mereka sampai tampil di TV lokal dan nanggap di banyak pesta pernikahan.

Saya bahagia menyaksikan bawa-han saya sukses. Pekerja rumah tangga saya kuliahkan hingga sarjana. Kini ia menjadi teknisi nomor satu di Yamaha Motor. Kita tidak boleh menjadi penghambat kesuksesan orang.

tentang Potensi diRiKita mempunyai tambang emas

dalam diri kita. Semua tinggal terse-rah kita mau menggalinya apa tidak. Kapasitas otak yang kita pakai Cuma 12%, tapi jangan berhenti di situ. Hubungkanlah neuron-neuron yang ada di otak kita. Tugas harian kita adalah menggabungkan semua neuron itu hingga menjadi perilaku bawah sadar kita.

Seperti saat kita belajar me-nyetir mobil. Konsep dan cara-cara menyetir yang baik dan benar baru masuk dalam otak sadar kita. Setelah jadi kebiasaan barulah dia turun di bawah sadar, merasuk ke porsi 88% otak kita. Motivasilah yang membuat kita tidak gampang menyerah dan tidak takut gagal. Karena kesuksesan itu sebenarnya adalah hak kita, sesuatu yang natural kita miliki. Seperti balita yang tidak segan belajar berjalan meskipun jatuh berkali-kali.

membentuk tim yang kuatTim yang kuat mensyaratkan

anggota tim yang kuat. Setiap anggota tim harus saling menguatkan. Ka-rena kelemahan di satu anggota akan berdampak bagi anggota lain. Untuk itu saya menekankan kualitas sebagai proritas utama. Setiap ang-gota harus berkualitas. Kedua, integritas, apa yang diomongkan

PeMIMPIN HARUS PUNyA 5 as: HARUS MeNGetAHUI MASALAH DeNGAN Jelas, lugas tIDAK BASA-BASI, tegas DALAM PeNGAMBILAN KePUtUSAN, MeMPUNyAI integRitas DARI PIKIRAN yANG BeNAR (INGAt: BAIK ItU DI HAtI, BeNAR ItU DI PIKIRAN), DAN tuntas MeNGHADAPI SetIAP MASALAH.

LABORA, FeBRUARI 201026

tOKO

H

Page 27: LABORA 01 Februari 2010

+ fun. Itulah nilai-nilai yang saya anut dalam membentuk tim, yang tiap ada kesempatan selalu saya lontarkan.

Saya percaya, nilai-nilai itu harus diomongkan dan dikeluarkan. Mengapa? Karena pemimpin itu orang yang mempengaruhi orang lain, orang yang bisa mempengaruhi jalan pikiran orang lain, dan orang yang mampu mempengaruhi perila-ku orang lain. Pemimpin juga ti-dak boleh terlalu mencintai anak buahnya di organisasi. Karena cinta akan membuahkan banyak toleransi sehingga akan menghilangkan

integritas. Pemimpin harus punya 5 As: Harus

mengetahui masalah dengan JELAS, LUGAS tidak basa-basi, TEGAS dalam pengambilan keputusan, mempunyai INTEGRITAS dari pikiran yang benar (ingat: baik itu di hati, benar itu di pikiran), dan TUNTAS menghadapi setiap masalah. Kebanyakan masalah di organisasi karena efek dari tidak ber-jalannya salah satu dari As yang ke-mudian merembet ke As yang lain.

tentang kesehatanSaya biasa bangun jam 4 pagi.

Tidur kadang jam setengah dua. Saya banyak kerja di atas jam 12 malam. Saya hanya menjaga wajib tidur antara jam 2 hingga jam 4 pagi. Karena pada dua jam itu metabolisme kita mengeluarkan hormon endofin. Perputaran darah naik sehingga mengapa pria nor-mal ereksi di pagi hari. Dalam agama Islam ada solat Subuh yang merelaksasi. Sehingga darah yang menaik netral kembali. Bila kita tidak istirahat pada jam-jam krusial tersebut, sangat mungkin kita mengalami 3 kelelahan fisik, emosi, dan pikiran. Selain itu, setiap pagi saya minum 1,5 liter air putih.

tentang istRiSaya tidak bisa membayangkan

kalau istri saya bukan dia. Dia itu orang langka. Dia besar dari tradisi feodal dengan disiplin yang kuat. Dia selalu memasak setiap pulang sekolah. Makanya lidah saya hanya cocok untuk setiap masakannya. Dia orang yang stabil, tidak berapi-api, peduli terhadap semua. Dia men-dukung saya. Tapi bila dia tidak setuju, dia akan bertanya atau me-nunjukkan ekspresi diam yang saya tahu dia tidak setuju.

PenutuPSaya bersyukur dengan semua

yang saya peroleh. Hidup tidak bisa didikotomikan dengan puas atau tidak puas. Tugas kita semua menjadi pribadi yang luar biasa. Seperti pemain bola saja, begitu selesai pertandingan muncul kepua-san. Hadirkan sifat kompetitif dalam diri kita terus menerus. Meskipun secara administrasi saya pensiun, saya masih berharap selalu mendapat tantangan lain yang berbeda. You get what you believe. Percayalah.

LABORA, FeBRUARI 2010 27

tOKO

H

Page 28: LABORA 01 Februari 2010

‘Globalisasi dari bawah’ adalah suatu gerakan tandingan yang berasal dari beragam sektor pekerja dengan kemasan isu-isu yang berbeda. Setiap tindakan dari suatu sektor diberikan kualitas khusus dan diarahkan pada persoalan strategi-strategi hirarkis. Untuk mendukung gerakan ini, Munck menyarankan serikat pekerja mengglobalisasikan setiap program aksi mereka. Pelibatan diri ke dalam gerakan pekerja internasional akan memunculkan solidaritas global.

Contohnya, pekerja di sektor metal akan menyoroti masa depan industri metal bila Indonesia dimasuki barang-ba-rang asing berharga murah. Pekerja di sektor pangan akan bicara tentang nasib ketahanan pangan nasional bila produk

pertanian negara luar bebas masuk ke pasar tradisional. Dan begitu pula sektor-sektor lain. Meskipun kelihatan berbeda-beda isunya, semua gerakan mengerucut kepada isu efek perdagangan bebas dan kritik terhadap kebijakan negara yang pro ekonomi pasar liberal.

Sebaliknya, ‘globalisasi dari atas’ adalah pola globalisasi hasil intervensi lembaga global seperti WB, IMF, dan WTO. Cukup dengan penerapan sebuah aturan ekonomi internasional akan berimbas ke seluruh negara. Misalnya aturan investasi dan pen-cabutan subsidi untuk beberapa produk pertanian. Akibatnya, hanya negara-negara maju yang mendapatkan durian runtuh dari persaingan tidak imbang vis-a-vis negara-negara berkembang. [ibnu syafaat]

strategi pekerja global Bagaimana serikat pekerja bisa eksis di era globalisasi? Rolando Munck dalam karyanya Globalisation and Labour; the New ‘Great transformation’ (2002) menjawab bahwa gerakan pekerja perlu menciptakan prasyarat-prasyarat bagi kemunculan ‘globalisasi dari bawah’.

LABORA, FeBRUARI 201028

GeR

AKAN

Page 29: LABORA 01 Februari 2010

perjalanan Hidupkorban trafficking

Judul : The Road of Lost InnocencePenulis : Somaly MamTahun : 2009Penerbit : HikmahTebal : 286 Halaman

Sebagai korban perdagangan manusia, Somaly Mam dengan gamblang mengungkap

pengalaman pribadinya dan perempuan-perempuan miskin korban pelacuran di negeri asalnya, Kamboja.

Di era rezim Khmer Merah, dia kehilangan orangtua dan saudara-saudaranya. Dia kemudian berpindah-pindah pengasuhan, mulai dari ‘kakek’, sepasang suami isteri Mam Khon dan Pen Navy yang kemudian memberinya nama Somaly Mam (Kalung Bebungaan yang Hilang di Hutan Perawan), dinikahkan paksa kepada tentara yang suka memukul, hingga akhirnya diselamatkan oleh Pierre, seorang kliennya bule Perancis yang bekerja di sebuah lembaga kemanusiaan.

Orientasi hidupnya berubah total dari seorang korban menjadi konselor di AFESIP. Ia masuk ke rumah-rumah bordil, melakukan kampanye penyadaran akan bahaya penyakit menular seksual. Tidak hanya itu, ia juga aktif merawat dan membantu menyembuhkan perempuan korban pelacuran yang terkena HIV/AIDS, sifilis, dan penyakit lainnya.

Melalui LSM yang didirikannya ini, tidak kurang dari 4000 orang perempuan korban pelacuran terselamatkan dan memiliki masa depan kembali.

[Karnali Faisal]

LABORA, FeBRUARI 2010 29

ReS

eNS

I

Page 30: LABORA 01 Februari 2010

Tidak setiap pekerja mampu meng-optimalkan karakternya. Tidak ada ruang untuk aktualisasi diri dan

membuat hidup lebih bermakna. Hegemoni sistem industrial membuat mereka teralienasi dengan diri, alat produksi, dan lingkungannya. Apa-apa yang dilakukan pekerja tidak lepas dari kepentingan industri.

Perjuangan pe-kerja merebut kem-bali hak-hak uni-versalnya d i la lui dengan pengalaman nyata dan kesediaan membangun basis. Pekerja harus siap menerima ujian dan penderitaan. Karena dengan jalan itulah jiwa bisa diperkuat. Tumbuhnya kesada-ran ideologi kelas pekerja memungkin-kan mereka cepat berserikat, memper-kuat sistem alternatif yang lebih pro pekerja.

Kami percaya bahwa kesadaran adalah syarat mutlak bagi transformasi sosial. Hanya kesadaranlah yang membuat kelas pekerja bisa bergerak sesuai dengan ideologi kelasnya. Dan kesadaran yang integral dan sistemik hanya dapat tercapai melalui perkaderan di tiap basis komunitas pekerja. Sehingga tidak ada yang mengklaim bahwa gerakan pekerja adalah sebuah gerakan reaksioner.

Dalam rangka mengawal penyadaran dan penyolidan kelas pekerja, setidaknya

ada beberapa fase yang mesti kita lalui, mulai dari fase konsolidasi dan perumusan sistem perkaderan (konsolidasi serikat); fase sosialisasi ideologi kelas pekerja (indoktrinasi); fase pengawalan sistem perkaderan di serikat pekerja (perkaderan); fase sosialisasi perkaderan di komunitas pekerja (pendidikan warga); hingga fa-

se pengawalan sis-t e m p e r k a d e r a n pekerja di tingkat nasional (sistem). Dalam bahasa lain, membangun ideologi pekerja harus dimulai dari diri sendiri, ke-mudian keluarga, ma-syarakat, dan sistem nasional. Semakin ke atas, tantangan se-makin berat karena areal politik lebih luas, butuh energi be-sar. Semua ini hanya bisa jalan bila ada sinergi tim.

Dengan menoleh sekilas kepada kredo community de-velopment, maka kita tahu bahwa proses penyolidan kelas pekerja masih terjebak pada internal organisasi, belum pada masyarakat pekerja. Pada saat yang sama, sebenarnya sudah tersedia ruang mediasi ke warga pekerja dalam banyak bentuk, misalnya forum temu warga, arisan, hingga pengajian/kebaktian warga. Bila ideologi pekerja bisa sinergi dengan kebutuhan komunitas pekerja, maka kesadaran kelas pekerja barulah niscaya, bukan wacana.

Politik Kesadaran Pekerjaagus baRlianto

“Karakter tidak bisa berkembang

dengan mudah dan cepat.

Hanya melalui pengalaman ujian

dan penderitaanlah jiwa bisa diperkuat,

visi diperjelas, ambisi diilhami

dan keberhasilan teraih” (Helen

Keller, 1880-1968)

LABORA, FeBRUARI 201030

eSAI

Page 31: LABORA 01 Februari 2010

LABORA, FeBRUARI 2010 31

ReS

eNS

I

Page 32: LABORA 01 Februari 2010