Labio Palatosis (Fitroh)

20
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIO PALATOSISIS Disusun Oleh 1. Fitroh N.R 2. Nur Afifah SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN "INSAN CENDEKIA MEDIKA" JOMBANG 2008

Transcript of Labio Palatosis (Fitroh)

  • ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIO PALATOSISISDisusun Oleh Fitroh N.R Nur Afifah

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN"INSAN CENDEKIA MEDIKA" JOMBANG 2008

  • LABIO PALATOSISISDEFINISISuatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut palatosisis (sumbing palatum) dan labosisis (sumbing pada bibir) yang terjadi akibat gagalnya jaringan lunak ( struktur tulang ) untuk menyatu selama perkembang.Celah palatum akibat terjadinya kegagalan dalam mendekatkan / memfungsikan lempeng palatum. Celah bibir akibat adanya hipolasia lapisan mesenkin menyebabkan kegagalan penyatuan prosesus nasalis media dan prosesua maksilaris.Suatu kelainan yang diduga terjadi akibat infeksi virus yang diderita ibu pada trimester pertama.Keadaan dimana terdapat celah pada bibir sampai pada langit-langit atau pelatum karena kegagalan fusi/penyatuan prominen nasalis yang diikuti dengan destruksi kedua bibir/maxilaris dan palatum.Kelalinan bawaan dimana terdapat cacat/celah pada bibir dan langit-langit (paitum).

  • ETIOLOGIFaktor HeriditerSebagai faktor yang sudah dipastikan 75% faktor keturunan bersifat resesif dan 25% dominan.Mutasi genKelainan KromosomFaktor Ekstermnal / LingkunganFaktor usia ibu.Pemakaian obat-obatan saat hamil (obat anti kejang exfenobat bital, fenilhitantien).Nutrisi.Penyakit infeksi sifilis, virus rubella.Radiasi.Stres emosional.Trauma ( trimester 1 ).

  • BEBERAPA JENIS BIBIR SUMBING YANG DIKETAHUI ANTARA LAIN.Unilateral Incomplete.Apabila celah sumbing terjadi hanya disalah satu bibir dan tidak memanjang hingga kehidung.Unilateral Complete.Apabila celah sumbing hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.Bileteral Complete.Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.Tingkat keseriusan celah ini mempengaruhi proses pemberian makanan pada pasien.

  • INSIDENInsiden celah bibir (sumbing) dengan / tanpa adanya celah pada palatum, kira-kira terdapat pada 1 : 600 kelahiran, insiden celah palatum sekitar 1 : 1.000 kelahiran. Bibir sumbing lebih lazim terjadi pada laki-laki.

  • KLASIFIKASI KLINIS.Celah bibir dapat terjadi dalam berbagai variasi, mulai dari takik kecil pada batas yang merah terang sampai celah sempurna yang meluas ke dasar hidung. Celah ini mungkin unilateeral (lebih sering pada sisi kiri) atau bilateral, dan biasanya melibatkan rigi-rigi alveolus. Biasanya disertai dengan gigi yang cacat bentuk, gigi tambahan atau bahkan tidak tumbuh gigi. Celah kartilago cuping hidung-bibir seringkali disertai dengan definisi sekat hidung dan pemanjangan vomer, menghasilkan tonjolan keluar bagian anterior celah prosesus maksilaris.

  • PATOFISIOLOGIProses terjadinya labiopalatosisis ini terjadi ketika kehamilan trimester ke-1 dimana terjadi gangguan oleh karena berbagai penyakit seperti virus. Pada trimester pertama terjadi proses perkembangan pembentukan berbagai organ tubuh dan saat itu terjadi kegagalan dalam penyatuan atau pembentukan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio. Apabila terjadinya kegagalan dalam penyatuan proses nasal medial dan maksilaris maka dapat mengalami labosisis (sumbing bibir), dan proses penyatuan tersebut akan terjadi pada usia 608 minggu. Kemudian apabila terjadi kegagalan penyatuan pada susunan palato selama masa kehamilan 7-12 minggu maka dapat mengakibatkan sumbing pada palatum (palatosisis).

  • Penyebab tidak jelas resiko pada orang tua memiliki kasus labiopalatosisisFaktor heriditerMutasi genKelainan kromosomFaktor eksternal/lingkungan- Usia ibu- Radiasi- Obat-obatan- Stres Nutrisi - Trauma Penyakit infeksiKegagalan penyatuan pembentukan jaringan lunak/tulang pada fase embrioLabio PalatosisisPre. OPPre. OP

    Tidak mampu mengeluarkan sekresi secara sepontanResiko aspirasiKecacatanpalatumKelainan pada anakKesukaran makanPerawatan lamaNutrisi kurang dari kebutuhanPerubahan proses keluargaSetelah luka pembedahan

    Gangguan integritas kulitInsisi LukaGangguan nutrisiKesukaran makanNyeriResiko infeksi

  • KOMPLIKASISulit makan (Nutrisi dan Gizi)Adanya celah pada mulut atau bibir menyulitkan bayi untuk bisa menghisap susu ataupun makanan cairan lainnya.Infeksi telinga dan hilang pendengaran.Tidak berfungsinya saluran yang menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan menyebabkan infeksi yang bisa mengakibatkan hilangnya pendengaran.Gangguan bicara (suara sangau/rhinolallia)Penurunan fungsi-fungsi otot untuk berbicara yang terjadi akibat adanya celah, akan mempengaruhi pola bicara, bahkan menghambatnya.

  • Masalah gigiGigi tidak akan tumbuh secara normal dan umumnya diperlukan perawatan khusus untuk mengatasi hal ini.Tidak efektifnya emosional orang tua dan anak.Kegagalan tumbang.Pertumbuhan tulang 1/3 tengah yang tidak normal.Otitis media berulang dan ketulian sering kali terjadi. Jarang dijumpai kasus karies gigi yang berlebihan. Koreksi ortodontik dibutuhkan apabila terdapat kesalahan dalam penempatan arkus maksilaris dan letak gigi-geligi.

  • Cacat wicara bisa ada atau menetap meskipun penutupan palatum secara anatomik telah dilakukan dengan baik. Cacat wicara yang demikian ditandai dengan kualitas hipernasal jika membuat suara tertentu. Baik sebelum maupun sesudah operasi palatum, cacat wicara disebabkan oleh fungsi otot-otot palatum dan faring yang tidak adekuat. Selama proses menelan dan pada saat mengeluarkan suara tertentu, otot-otot pallatum molle dan dinding lateral serta postorior nasofaring membentuk suatu katub yang memisahkan nasofaring dengan orofaring. Jika katub tersebut tidak berfungsi secara adekuat, orang itu sukar menciptakan tekanan yang cukup didalam mulutnya untuk membuat suara-suara ledakan seperti p, b, d, t, h, y, atau bunyi berdesis s, sh, dan ch; sehingga kata-kata seperti cats. boats, dan Sisters menjadi tidak jelas. Kemungkinan, terapi wicara diperlukan setelah suatu operasi atau pemasukan alat bantu wicara.

  • Program habilisasi yang menyeluruh untuk anak yang menderita bibir sumbing atau celah palatum bisa memerlukan pengobatan khusus dalam waktu bertahun-tahun, dari tim yang terdiri atas dokter ahli anak, ahli bedah plastik, ahli THT, dokter gigi anak, prostodontis, ortodontis, terapi wicara, pekerjaan sosial bagian medis, ahli psikologi, psikiater anak, dan perawat kesehatan masyrakat. Idealnya, dokter anak seharusnya bertanggung jawab untuk mengkoordinasi penggunaan para spesialis serta bimbingan dan penyuluhan orang tua.

  • PENANGANAN PRABEDAH DAN PASCA BEDAH.Kecurigaan infeksi merupakan kontraindikasi operasi. Jika keadaan gizi anak baik, cairan dan elektrolit seimbang. Pemberian makan dapat diijinkan pada hari ke-6 pascabedah. Selama waktu yang singkat dalam masa pascabedah, perawatan khusus sangat diperlukan. Tindakan pengisapan naforing yang dilakukan secara lembut (gentle) mengurangi kemungkinan komplikasi yang terjadi, seperti atelektasis dan pneumonia. Pertimbangan primer pada perawatan pascabedah adalah rumatan kebersihan garis jahitan dan menghindari ketegangan pada jahitan. Karenanya, bayi diberi makan dengan penetes obat dan tangan diikat dengan manset siku. Diet cair atau setengah cair dipertahankan selama 3 minggu. Dan pemberian makanan dilakukan melalui tetesan atau sendok. Tangan penderita, juga mainan dan benda-benda asing lainnya, harus dijauhkan dari palatum.

  • PENATALAKSANAANResiko tersedak dapat dikurangi dengan mengangkat kepala bayi. Pada waktu minum dan menggunakan dot (lubang dot harus di pinggir).Ibu harus dilatih untuk memberikan ASI, yang harus diberikan secara hati-hati dan sering istirahat.Kepada ibu juga harus dijelaskan untuk tidak usah berkecil hati sebab kelainan dapat ditolong dengan tindakan bedah plastik yang harus dilaksanakan pada bayi dalam keadaan baik.Memberikan minum atau makan sesuai enggan kebutuhan bayi serta diingatkan pula untuk menghindari kontak dengan anak / orang dewasa yang sedang batuk pilek.Dilakukan tindakan bedah plastik yang harus dilakukan pada bayi dalam keadaan baik.

  • PENGKAJIANBiodataSering terjadi pada bayi laki-laki (1 : 600)RPK (Riwayat Penyakit keluarga)Bila orang tua anak normal dan mempunyai anak labio skisis kemungkinan bayi berikutnya mengalami cacat yang sama adalah 4%Bila 2 saudara kandung mengalami cacat yang sama resiko bagi anak yang akan dilahirkan meningkat menjadi 9%.Bila salah satu orang tua bibir sumbing dan mempunyai anak dengan cacat yang sama kemungkinan bayi berikutnya anak cacat tersebut meningkat menjadi 17%.

  • RIWAYAT KEHAMILANMengkonsumsi obat-obatan kejang.PEMERIKSAAN FISIKLabio SkizisAdanya sela-sela batas tapi pada bibirBagian atas :Distorsi nasalTampak unilateral / bilateralPlastokisisDistorsi nasalTampak cela pada ovula, palatum lunakPalatum keras atau foramen incisium.Menunjukkan rongga pada nasal

  • DIAGNOSA KEPERAWATANAspirasiMasalah risiko aspirasi pada kelainan sumbing pada bibir dan palatum ini dapat disebabkan oleh karena ketidak maupun mengeluarkan sekresi secara spontan karena sumbing pelatum dan bibir sehingga terjadi ketidakmampuan dalam menghisap, maka rencana yng dapat dilakukan adalah memcegah agar tidak terjadi aspirasi dengan mempertahankan kepatenan napas dan saluran cerna.

  • Tindakan / InterventasiAtur posisi kepala dengan mengangkat kepala waktu minum atau makan dan gunakan dot yang panjang.Gunakan palatum buatan ( kalau perlu )Lakukan penepukan punggung setelah memberi makan.Monitor status pernapasan selama pemberian makan seperti frekuensi nafas, irama, serta tanda-tanda adanya aspirasi.

  • Resiko InfeksiResiko infeksi dapat terjadi setelah pembedahan yang dapat disebabkan oleh karena adanya insisi luka akibat proses pembedahan, maka rencana yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kesterilan dari luka akibat insisi dengan mencegah terjadinya infeksi.

  • Tindakan / IntervensiAtur posisi miring ke kanan serta kepala agak ditinggikan pada saat makan.Lakukan monitor tanda adanya infeksi seperti bau, keadaan luka, kebutuhan jahitan.Lakukan monitor adanya pendarahan dan edema.Lakukan perawatan luka pasca-operasi dengan aseptic.Hindari gosok gigi kurang lebih 1-2 minggu