LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 ·...

63
YANUAR & REKAN LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL LOKASI DI: Sugico Graha, Jalan Imam Bo. njol No. 68 - 70, Jakarta Pusat NO. FILE: Y&R/BV/18/1205 Trusted Appraisal Services

Transcript of LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 ·...

Page 1: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

YANUAR ~EY & REKAN

LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS

PT LION NICKEL

LOKASI DI:

Sugico Graha, Jalan Imam Bo.njol No. 68 - 70,

Jakarta Pusat

NO. FILE: Y&R/BV/18/1205

Trusted Appraisal Services

Page 2: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

YANUAR BEY & REKAN

No. File : Y&R/BV /18/1205

· Jakarta, 07 Desember 2018

Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan Imam Bonjol No. 68 - 70 Jakarta Pusat

Dengan hormat,

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ("Y&R") telah ditunjuk oleh PT LEO INVESTMENTS Tbk ("ITTG") berdasarkan Surat Penawaran Jasa Penilaian Ekuitas No. Pr.Y&R.Y/BV/ITTG/482/IX/18-YR tanggal 18 September 2018 dengan maksud untuk melakukan

· penilaian 99,00% ekuitas PT LEO NICKEL ("LN") untuk restrukturisasi usaha ITTG.

Maksud dan tujuan penugasan ini adalah untuk memberikan opini Nilai Pasar Wajar atas 99,00% Ekuitas LN untuk keperluan. restrukturisasi usaha. Penilaian akan dilaksanakan berdasarkan kepada Peraturan OJK (d/h Bappepam dan LK) No. Vlll.C-3 mengenai "Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal", Standar Penilaian Indonesia 2015 ("SPI 2015") yang ditetapkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia ("MAPPI"). Kami menggunakan pendekatan dan metoda yang lazim dalam melakukan kajian serta analisis berbagai data dan informasi yang reli=van, dengan suatu batasan kondisi bahwa secara fundamental asumsi-asumsi yang mendasari kajian dan analisis penilaian tersebut terpenuhi.

Berdasarkan tujuan penilaian yaitu dalam rangka mengetahui Nilai Pasar Wajar 99,00% ekuitas LN dengan dasar per 30 September 2018 sebagai salah satu bahan pertimbangan internal manajemen

· ITTG yang akan digunakan restrukturisasi usaha ITTG, maka standar nilai yang akan digunakan adalah Nilai Pasar Wajar. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Pendekatan Aset (Asset Based Approach) dengan menggunakan metode Adjusted Book Value ("ABV") dan Pendekatan Pasar (Market Based Approach) dengan menggunakan metode Guideline Publicly Traded Company ("GPTC").

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN, maka kami berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Nol Rupiah

Demikian hasil penilaian yang kami lakukan dengan tetap mengacu pada standar penilaian dan kode etik yang berlaku.

Hormat kami, KJPP YANUAR BEY & REKAN

No. ljin Penilai · No. STTD

No. MAPPI

B-1.08.00044 STTD.PB-37 / PM.212018 99-S-01250

Trusted Appraisal Services

KJPP Yanuar Bey & Rekan

The Manhattan Square - Mid Tower Lantai 15 Unit F

JI. Tb. Simatupang Kav. 1 S Cilandak Timur, Jakarta Selatan 12560

T: +62-21 2940 6860 (Hunting) "': +62-21 2940 6863

,...: [email protected] 0

Kantor Cabang Ujung Menteng- Jakarta (P), Medan (P),

Semarang (P), Denpasar (PS). Surabaya(P), Palu (PS), Yogyakarta (PS), Solo (PS),

Banyumas (PS), Pekanbaru (PS), Cirebon (PS)

Page 3: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

YANUAR BEY & REKAN

I PERNYATAAN PENILAI I Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertanda-tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

1. Pernyataan Faktual yang direpresentasikan dalam laporan penilaian adalah benar sesuai dengan pemahaman terbaik dari Penilai;

2. Analisis dan kesimpulan hanya dibatasi oleh asumsi dan kondisi yang dilaporkan; 3. Penilai tidak mempunyai kepentingan terhadap properti yang dinilai; 4. lmbalan Jasa Penilai tidak berkaitan dengan hasil penilaian yang dilaporkan; 5. Penilaian dilakukan dengan memenuhi ketentuan Peraturan OJK (d/h Bappepam dan LK)

No. Vlll.C-3 mengenai "Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal;

6. Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/ atau diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Penilai yang diakui Pemerintah;

7. Penilai memiliki pemahaman mengenai lokasi dan /atau jenis obyek penilaian yang dinilai; 8. Penilai melakukan inspeksi terhadap obyek penilaian yang dinilai; 9. Tidak seorangpun kecuali yang disebutkan dalam laporan penilaian, telah menyediakan

bantuan profesional dalam menyiapkan laporan penilaian; 10. Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada tanggal

penilaian; 11. Analisa telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam laporan penilaian; 12. Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku; 13. Perkiraan nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan

sebagai kesimpulan nilai; 14. Data ekonomi dan industri dalam laporan penilaian diperoleh dari berbagai sumber yang

diyakini Penilai dapat dipertanggungjawabkan; 15. Selanjutnya laporan ini menjelaskan semua syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi

analisa, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam laporan ini;

Jakarta, 07 Desember 2018

Yanuar Bey, SE. MM. MAPPI (Cert) - Penanggungjawab No. ljin Penilai : B-1.08.00044 No. STTD : STTD.PB-37/PM.212018 No. MAPP/ : 99-5-01250 e~ Ruspriono, SE - Quality Assurance MAPPI No. : 10-T-02481

Muhammad Adriansyah, SE - Penilai MAPPI : No. 17-P-07742

Trusted Appraisal Services

Page 4: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 1

D A F T A R I S I

Halaman

SERTIFIKAT PENILAIAN PERNYATAAN PENILAI

1 PENDAHULUAN........................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang Penugasan .......................................................................... 4 1.2 Identitas Pemberi Tugas ............................................................................ 4 1.3 Obyek Penilaian ...................................................................................... 4 1.4 Maksud dan Tujuan Penilaian ...................................................................... 4 1.5 Definisi dan Istilah yang Digunakan Dalam Penilaian .......................................... 4 1.6 Pernyataan Independensi Penilai ................................................................. 6 1.7 Tanggal Penilaian dan Masa Berlaku Laporan ................................................... 6 1.8 Premis Nilai yang Digunakan ....................................................................... 6 1.9 Definisi Nilai yang Digunakan ...................................................................... 7 1.10 Asumsi-Asumsi dan Syarat Pembatas ............................................................. 7 1.11 Tenaga Ahli dan Hasil Pekerjaan Tenaga Ahli................................................... 8 1.12 Uraian Penilai Properti dan Hasil Penilaian oleh Penilai Properti yang Digunakan ....... 8 1.13 Penjelasan mengenai Kejadian Penting setelah Tanggal Penilaian (Subsequent

Event) .................................................................................................. 8 1.14 Jenis Mata Uang Yang Digunakan.................................................................. 8 1.15 Sumber dan Data Informasi yang Dapat Dihandalkan .......................................... 8 1.16 Uraian Mengenai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait

Dengan Obyek Penilaian ............................................................................ 9 1.17 Tambahan Informasi Lain diluar Hal-hal yang Telah Diuraikan .............................. 9

2 DATA DAN INFORMASI ................................................................................ 10 2.1 Pelaksana Investigasi .............................................................................. 10 2.2 Tingkat Kedalaman Investigasi .................................................................. 10 2.3 Data-Data dan Informasi yang Relevan dengan Obyek Penilaian .......................... 10 2.4 PT LION NICKEL (“LN”) ............................................................................ 11 2.4.1 Pendirian ............................................................................................ 11 2.4.2 Aktivitas Usaha ..................................................................................... 11 2.4.3 Tingkat Kepemilikan dan Sifat Pengendalian Obyek Penilaian (Controlling) ............ 12 2.4.4 Tingkat Likuiditas Pasar Obyek Penilaian ...................................................... 13 2.4.5 Manajemen dan Sumber Daya Manusia ......................................................... 13 2.4.6 Analisis Kinerja Keuangan ........................................................................ 13 2.4.7 Informasi Perpajakan .............................................................................. 15 2.4.8 Kompensasi Bagi Pemegang Saham ............................................................. 15 2.4.9 Informasi mengenai Asuransi yang Ditanggung oleh LN untuk Karyawan Kunci ......... 16 2.4.10 Informasi Non Keuangan yang Relevan Mengenai LN ........................................ 16 2.4.11 Analisis dan Pembahasan Manajemen .......................................................... 16

3 Tinjauan Ekonomi Makro dan Industri............................................................ 17 3.1 Ekonomi Makro Indonesia ......................................................................... 17 3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia................................................................ 17 3.1.2 Inflasi ................................................................................................. 22 3.1.3 Nilai Tukar Rupiah ................................................................................. 24 3.1.4 Pasar Keuangan ..................................................................................... 26 3.2 Prospek Ekonomi Indonesia ...................................................................... 31 3.3 Gambaran Umum Industri Nikel Dunia ......................................................... 35 3.3.1 Produksi Nikel Dunia ............................................................................... 35 3.3.2 Konsumsi Nikel Dunia .............................................................................. 36 3.3.3 Harga Nikel Dunia .................................................................................. 37 3.3.4 Proyeksi Harga Nikel Dunia ....................................................................... 39

Page 5: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 2

Halaman

3.4 Gambaran Umum Industri Nickel Indonesia ................................................... 40 3.4.1 Perkembangan Industri Nikel di Indonesia ..................................................... 40

4 ANALISIS SWOT DAN RISIKO ......................................................................... 45 4.1 Analisis SWOT ....................................................................................... 45 4.2 Analisis Risiko ....................................................................................... 45

5 PENDEKATAN DAN PEMILIHAN METODE PENILAIAN ............................................ 47 5.1 Pendekatan Penilaian ............................................................................. 47 5.2 Pemilihan Metode Penilaian...................................................................... 47

6 PENILAIAN 99,00% EKUITAS LN .................................................................... 49 6.1 Penilaian dengan Pendekatan Aset ............................................................. 49 6.1.1 Aplikasi Control Premium (“CP”) Discount for Lack of Control (“DLOC”) dan

Discount for Lack of Marketability (“DLOM”) ................................................ 51 6.1.2 Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Saham LN .................................................. 51 6.2 Penilaian 99,00% Ekuitas LN dengan Pendekatan Pasar ..................................... 52 6.2.1 Market Multiple Pembanding .................................................................... 53 6.2.2 Aplikasi Premi Kendali / Control Premium .................................................... 54 6.2.3 Discount for Lack of Marketability (“DLOM”) ................................................ 54 6.2.4 Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Pendekatan Pasar ................. 54 6.2.5 Rekonsiliasi Nilai ................................................................................... 55

7 KUALIFIKASI PENILAI USAHA ........................................................................ 56

● Lampiran Keuangan

Page 6: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 3

D A F T A R F I G U R

Halaman

Figur 1. Pihak Yang Diwawancarai ...................................................................... 10 Figur 2. Susunan Pemegang saham LN .................................................................. 13 Figur 3. Ringkasan Laba Rugi LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018 ............ 13 Figur 4. Ringkasan Posisi Keuangan LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018 ..... 14 Figur 5. Ringkasan Arus Kas LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018 .............. 14 Figur 6. Rasio Keuangan LN............................................................................... 15 Figur 7. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ..................................................... 17 Figur 8. Path Pemulihan Ekonomi dan Kontribusi Pertumbuhan Investasi ....................... 18 Figur 9. Historis Konsumsi LNPRT dan Kontribusi Eksport Migas dan Nonmigas ................. 19 Figur 10. Impor Nonmigas Riil dan Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Sektor ..... 19 Figur 11. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan USaha ................................................ 20 Figur 12. Pertumbuhan Ekonomi regional triwulan III 2018 .......................................... 21 Figur 13. Perkembangan Inflasi dan Perkambangan Inflasi Volatile Food ......................... 23 Figur 14. Peta Inflasi Daerah, Oktober 2018 ............................................................ 24 Figur 15. Nilai tukar rupiah dan Apresiasi / Depresiasi Nilai Tukar Kawasan ..................... 25 Figur 16. Volatilitas Rupiah dan Peers – Triwulanan dan Tahunan .................................. 25 Figur 17. Aliran Modal Asing ............................................................................... 26 Figur 18. Suku Bunga Kebijakan dan PUOB O/N ........................................................ 27 Figur 19. Selisih Suku Bunga Perbankan dan Suku Bunga Kredit Jenis Penggunaan .............. 27 Figur 20. Permodalan Industri Perbankan dan Likuiditas Perbankan ............................... 28 Figur 21. Pertumbuhan Kredit Jenis Perbankan dan Pertumbuhan Kredit Sektoral .............. 29 Figur 22. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran .......................................... 31 Figur 23. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ..................................... 33 Figur 24. Fan Chart Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi .................................... 34 Figur 25. Produksi dan Cadangan Tambang Nikel Nikel Dunia ....................................... 36 Figur 26. Produksi Bulanan Tambang Nikel Dunia ...................................................... 36 Figur 27. Konsumsi Nikel Dunia 2016 ..................................................................... 37 Figur 28. Pertumbuhan Harga Nikel International Nickel Study ..................................... 38 Figur 29. Pertumbuhan Harga Nikel ...................................................................... 38 Figur 30. Proyeksi Harga Nikel Dunia World Bank ...................................................... 39 Figur 31. Proyeksi Harga Nikel Dunia IMF ................................................................ 40 Figur 32. Peta Sumber Daya Nikel di Indonesia ......................................................... 40 Figur 33. Produksi Tambang Nikel di Indonesia, 2006 – 2017 ........................................ 41 Figur 34. Cadangan Nikel di Indonesia dan Dunia ...................................................... 42 Figur 35. Posisi Indonesia sebagai penghasil Nikel Dunia ............................................. 42 Figur 36. Posisi Indonesia sebagai penghasil Nikel Dunia ............................................. 43 Figur 37. Persentase Cadangan Nikel Indonesia terhadap Cadangan Nikel Dunia ................ 44 Figur 38. Produk Bentuk Nikel Olahan Indonesia ....................................................... 44 Figur 39. Penilaian 99,00% Ekuitas LN.................................................................... 49 Figur 40. Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Metode ABV ...................... 51 Figur 41. Perusahaan Pedoman ............................................................................ 52 Figur 42. Perusahaan-Perusahaan Pembanding ......................................................... 53 Figur 43. Market Multiple Pembanding .................................................................. 53 Figur 44. Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Metode GPTC .................... 55 Figur 45. Rekonsiliasi Nilai ................................................................................. 55

Page 7: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 4

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penugasan

PT LEO INVESTMENTS Tbk (“ITTG”) adalah sebuah perusahaan penyelenggara investasi yang berfokus pada sektor sumber daya dan sektor pertambangan. Bisnis ITTG meliputi integrasi sistem dan investasi di sektor sumber daya, yang dioperasikan dan dikelola oleh anak perusahaan masing-masing. Saat ini ITTG memiliki entitas anak yaitu PT Leo Resources (“LR”) dan PT Lion Nickel (“LN”). ITTG berkantor pusat di Sugico Graha, Jalan Imam Bonjol No. 68- 70, Jakarta Pusat. Untuk merestrukturisasi kegiatan usahanya, ITTG berencana akan melakukan divestasi terhadap kedua enitas anak tersebut yaitu LR dan LN. Sehubungan dengan rencana tersebut, KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN (“Y&R”) telah ditunjuk oleh ITTG berdasarkan Surat Penawaran Jasa Penilaian Ekuitas No. Pr.Y&R.Y/BV/ITTG/482/IX/18-YR tanggal 18 September 2018 dengan maksud untuk melakukan penilaian 99,00% ekuitas LN untuk restrukturisasi usaha ITTG.

1.2 Identitas Pemberi Tugas

• Nama Perusahaan : PT LEO INVESTMENTS Tbk (“ITTG”)

• Alamat : Sugico Graha, Jalan Imam Bonjol No. 68 - 70, Jakarta Pusat.

• Telepon : (62-21) 392 6505

• Fax : (62-21) 314 3982

• Website : www.leo-investments.com

• Email : [email protected] 1.3 Obyek Penilaian

Obyek penilaian dalam penugasan ini adalah penilaian 99,00% ekuitas LN yang dimiliki oleh ITTG.

1.4 Maksud dan Tujuan Penilaian Maksud dan tujuan penugasan ini adalah untuk memberikan opini nilai pasar wajar atas 99,00% ekuitas LN untuk keperluan restrukturisasi usaha. Penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan No. VIII.C.3 tentang Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) melalui Keputusan Bapepam dan LK No. KEP- 196/BL/2012 tanggal 19 April 2012. Penilaian ini ditujukan untuk kepentingan Pasar Modal dan tidak digunakan di luar maksud dan tujuan tersebut.

1.5 Definisi dan Istilah yang Digunakan Dalam Penilaian

ABV : Adjusted Book Value, metode penilaian ekuitas yang didasarkan pada penilaian kembali aset dan liabilitas dari suatu badan usaha.

Page 8: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 5

Arus Kas Bersih : Jumlah kas yang tersedia setelah terpenuhinya kebutuhan

kas untuk kegiatan operasional, merupakan arus kas yang tersedia bagi penyedia modal (utang dan ekuitas); dan telah bebas dari kewajiban untuk mempertahankan operasi saat ini (current operation) dan untuk mengantisipasi pertumbuhan perusahaan.

Asumsi : Sesuatu yang dianggap akan terjadi termasuk fakta, syarat, atau keadaan yang mungkin dapat mempengaruhi obyek penilaian atau pendekatan penilaian dan kewajarannya telah dianalisis oleh Penilai Usaha sebagai bagian dari proses penilaian.

Dasar Penilaian : Suatu penjelasan dan/atau pendefinisian tentang jenis nilai yang sedang diteliti berdasarkan kriteria tertentu.

DCF : Discounted Cash Flow, suatu metode untuk menetapkan indikasi nilai dari suatu perusahaan, kepemilikan atas perusahaan atau sekuritas yang dilakukan dengan cara mendiskonto arus kas bersih dengan tingkat diskon yang relevan.

Diskon Likuiditas : Suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek Penilaian.

Diskon Pengendalian : Suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas obyek penilaian.

GPTC : Guideline Publicly Traded Company atau disebut juga Multiple Market Method (MMM), adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara menggunakan perbandingan dengan perusahaan yang sejenis dan dianggap sebanding yang tercatat di pasar modal.

ITTG : PT Leo Investments Tbk. Kelangsungan Usaha : Suatu kondisi yang mencerminkan usaha yang sedang

beroperasi atau dalam konstruksi; atau suatu premis dalam penilaian, dimana Penilai Usaha menganggap suatu perusahaan akan terus melanjutkan operasinya secara berkelanjutan.

LN : PT Lion Nickel. LR : PT Leo Resources. Nilai : Perkiraan harga yang diinginkan oleh penjual dan pembeli

atas suatu barang atau jasa dan merupakan jumlah manfaat ekonomi berdasarkan nilai pasar yang akan diperoleh dari obyek penilaian pada tanggal penilaian (Cut Off Date).

Nilai Buku : Hasil Kapitalisasi atas biaya perolehan aset, dikurangi akumulasi depresiasi, deplesi, atau amortisasi sebagaimana yang tercatat dalam laporan keuangan; atau selisih antara total aset setelah dikurangi depresiasi, deplesi, atau amortisasi dengan total kewajiban dari perusahaan sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan.

Nilai Buku Disesuaikan : Nilai Buku yang dihasilkan setelah dilakukan penyesuaian (normalisasi) terhadap nilai dari satu atau lebih aset atau kewajiban.

Nilai Pasar Wajar : Perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian (cut off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli obyek penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar.

Obyek Penilaian : Penilaian 99,00% ekuitas LN.

Page 9: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 6

Pengendalian : Kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur

manajemen perusahaan atau kebijakan usaha. Premi Pengendalian : Suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan

penambah dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas obyek penilaian.

Premis Nilai : Asumsi nilai yang berhubungan dengan suatu kondisi transaksi yang dapat digunakan pada obyek penilaian.

Tanggal Penilaian : Tanggal pada saat nilai, hasil penilaian, atau perhitungan manfaat ekonomi dinyatakan.

Tingkat Diskonto : Suatu tingkat imbal balik untuk mengkonversikan nilai di masa depan ke nilai sekarang yang mencerminkan nilai waktu dari uang (time value of money) dan ketidakpastian atas terealisasinya pendapatan ekonomi.

Y&R : Kantor Jasa Penilai Publik Yanuar Bey & Rekan. 1.6 Pernyataan Independensi Penilai

Dalam mempersiapkan laporan penilaian ini kami bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan ITTG dan LN ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan ITTG dan LN. Y&R juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Laporan penilaian ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai yang dihasilkan.

1.7 Tanggal Penilaian dan Masa Berlaku Laporan Tanggal penilaian adalah per 30 September 2018, dimana batas tersebut diambil atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Masa berlaku laporan sesuai dengan tanggal penilaian akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2019.

1.8 Premis Nilai yang Digunakan Premis yang dapat digunakan dalam penilaian ekuitas LN adalah sebagai berikut :

1. Value in use, as part of going concern

Nilai dalam penggunaan, sebagai bagian dari usaha yang berjalan. Pada premis ini diasumsikan bahwa aset yang akan dinilai dan dijual adalah aset yang sudah terakit dan terpasang sebagai bagian dari perusahaan yang beroperasi dalam menghasilkan pendapatan (income producing business enterprise). Premis ini mempertimbangkan atau merefleksikan adanya hubungan yang bersifat sinerjik dalam peningkatan nilai (value enhancement) aset secara keseluruhan antara aset berwujud dan semua aset tak berwujud.

2. Value in place, as part of mass assemblage of assets

Nilai terpasang, sebagai bagian dari kelompok aset yang telah terkait. Pada premis ini aset diasumsikan dinilai dan dijual dalam keadaan terkait dan terpasang dan diasumsikan bahwa aset mampu beroperasi dengan baik, tetapi pada saat penilaian tidak beroperasi. Premis ini mempertimbangkan sumbangan dari aset berwujud dan beberapa aset tak berwujud, misalnya sistem operasi dan pemeliharaan, biaya instalasi dan supervisi, dan lain-lain dalam peningkatan nilai tetapi tidak mempertimbangkan sumbangan aset tak berwujud lain dalam bentuk pool of trained

Page 10: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 7

workers, goodwill dan going concern value, other marketing related intangible assets.

3. Value in exchange, as part of an orderly disposition

Dalam premis ini, diasumsikan bahwa aset dapat dijual secara terpisah dan bukan merupakan bagian dari aset yang terkait dan terpasang.

4. Value in exchange, as part of forced liquidation

Pada premis ini diasumsikan bahwa aset dapat dijual secara terpisah dan bukan merupakan bagian dari aset yang terkait dan terpasang serta aset dijual bukan dalam kondisi pasar yang normal.

Berdasarkan beberapa premis di atas dan berdasarkan informasi terkait keberadaan LN yang didukung oleh pernyataan dan keyakinan manajemen LN tentang kelangsungan usahanya, penilaian 99,00% ekuitas (business interest) LN dilakukan atas dasar premis “value in place, as part of mass assemblage of assets”.

1.9 Definisi Nilai yang Digunakan Berdasarkan tujuan penilaian yaitu untuk memperoleh gambaran nilai pasar wajar 99,00% ekuitas LN, maka standar nilai yang akan digunakan adalah Nilai Pasar Wajar. Nilai Pasar Wajar merupakan perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian (cut off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli obyek penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar (Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.3).

1.10 Asumsi-Asumsi dan Syarat Pembatas

1. Laporan ini disusun untuk kepentingan ITTG. Baik Y&R maupun anggota atau karyawan Y&R tidak bertanggung jawab kepada pihak manapun, selain kepada ITTG, termasuk dalam hal kesalahan ataupun kekurangan yang timbul sehubungan dengan laporan ini.

2. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi kepentingan pasar modal. 3. Dalam menyusun laporan ini, Y&R mengandalkan keakuratan dan kelengkapan

informasi yang disediakan oleh manajemen dan atau data yang diperoleh dari informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta penelitian yang kami anggap relevan. Y&R tidak terlibat dan tidak melakukan audit ataupun verifikasi atas informasi yang disediakan tersebut.

4. Y&R tidak memiliki kepentingan atau hal-hal lainnya yang dapat menyebabkan Y&R memberikan pendapat yang bias sehubungan dengan informasi yang dibahas dalam laporan ini.

5. Manajemen telah membebaskan Y&R dari setiap klaim yang dapat dan akan timbul dari kesalahan ataupun kekurangan dalam bahan atau informasi yang disediakan manajemen, konsultan atau pihak ketiga, kepada Y&R dalam penyusunan laporan ini.

6. Y&R ingin menekankan bahwa hasil analisis dan penelaahan kami secara khusus hanya terbatas pada aspek nilai ekuitas, di luar dari aspek perpajakan dan hukum karena hal tersebut berada di luar lingkup penugasan kami.

7. Manajemen menyatakan bahwa seluruh informasi material yang menyangkut penilaian ekuitas telah diungkapkan seluruhnya kepada Y&R dan tidak ada pengurangan atas fakta-fakta yang penting.

Page 11: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 8

8. Y&R tidak memiliki kepentingan pribadi atau kecenderungan untuk berpihak berkenaan dengan subyek dari laporan ini maupun pihak-pihak yang terlibat didalamnya.

9. Analisis, opini dan kesimpulan telah dibuat, dan laporan ini telah disusun sesuai dengan Peraturan OJK No. VIII.C.3 No. KEP-196/BL/2012.

10. Y&R bertanggungjawab atas laporan penilaian dan kesimpulan nilai akhir yang dihasilkan.

11. Y&R telah memperoleh informasi atas status hukum obyek penilaian dari pemberi tugas.

12. Laporan Keuangan dan informasi lainnya yang disampaikan oleh ITTG atau wakilnya dalam rangka penugasan ini, telah diterima tanpa dilakukan verifikasi lebih lanjut, dianggap sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, dianggap lengkap dan benar dalam mencerminkan kondisi kegiatan usaha dan operasi LN untuk masing-masing periode yang disajikan.

13. Y&R tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap legalitas aset yang dimiliki oleh LN. Kami berasumsi bahwa tidak ada masalah legalitas berkenaan dengan aset-aset LN, baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

14. Y&R berasumsi bahwa LN telah dan akan memenuhi kewajiban berkenaan dengan perpajakan, retribusi, pungutan-pungutan lainnya dan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

15. Y&R tidak bertanggung jawab terhadap kerugian sebagai akibat dari kesalahan opini atau kesimpulan yang terjadi karena adanya data atau informasi mengenai LN yang relevan dan signifikan pengaruhnya terhadap opini atau kesimpulan kami, yang tidak dan atau belum kami terima dari ITTG.

16. Tanda tangan pimpinan dan cap perusahaan yang resmi merupakan syarat mutlak sahnya Certificate of Appraisal ini dan laporan penilaian yang terlampir.

1.11 Tenaga Ahli dan Hasil Pekerjaan Tenaga Ahli

Dalam melakukan penilaian ekuitas LN, Y&R tidak menggunakan hasil tenaga ahli dari bidang disiplin keilmuan lain.

1.12 Uraian Penilai Properti dan Hasil Penilaian oleh Penilai Properti yang Digunakan Dalam melakukan penilaian ekuitas LN, Y&R tidak menggunakan hasil penilaian properti.

1.13 Penjelasan mengenai Kejadian Penting setelah Tanggal Penilaian (Subsequent Event) Sampai dengan diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian-kejadian penting setelah tanggal penilaian yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil analisis penilaian.

1.14 Jenis Mata Uang Yang Digunakan Hasil penilaian dinyatakan dalam mata uang Rupiah.

1.15 Sumber dan Data Informasi yang Dapat Dihandalkan Dalam melakukan penilaian ini, Y&R juga menggunakan informasi yang beberapa sumber informasi relevan yang handal tanpa pelu melakukan verifikasi :

• Dokumen hukum yang terkait dengan pendirian dan perijinan perusahaan;

• Data-data ekonomi yang diperoleh dari Bloomberg, Damodaran;

Page 12: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 9

• Data-data ekonomi baik yang bersifat makro ataupun mikro yang diperoleh dari instansi terkait, seperti Bank Indonesia;

• Data-data laporan keuangan historis yang telah diaudit.

1.16 Uraian Mengenai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait Dengan

Obyek Penilaian

Berikut adalah peraturan perundangan-undangan terkait dengan LN dalam menjalankan kegiatan usahanya :

• Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

• Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.

• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara.

• Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 Perubahan Ke empat atas peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

• Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di dalam Negeri.

• Permendag No. 01/M-DAG/PER/1/2017 Tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian.

1.17 Tambahan Informasi Lain diluar Hal-hal yang Telah Diuraikan

Manajemen ITTG dan LN yang menjadi obyek penilaian menyatakan bahwa seluruh informasi material yang menyangkut penilaian ekuitas ini telah diungkapkan seluruhnya kepada Y&R dan tidak ada pengurangan atas fakta-fakta yang penting. Manajemen ITTG dan LN menyatakan bahwa telah mempelajari, mengetahui dan memahami semua asumsi dan data-data serta informasi yang digunakan dalam analisis dan penyusunan laporan ini.

Page 13: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 10

2 DATA DAN INFORMASI

2.1 Pelaksana Investigasi Berdasarkan Surat Tugas No. ST: Y&R/XI/18.243 tanggal 9 November 2018, kami melaksanakan investigasi lapangan pada :

Hari / Tanggal : Senin/ 5 November 2018 Lokasi : Jalan Imam Bonjol No.68, Menteng, RT.2/RW.5, Menteng,

Kota Jakarta Pusat Tim Survey : 1. Ruspriono

2. Muhammad Adriansyah Pendamping : Andrey Permana

Adapun dokumentasi terkait hasil pelaksanaan investigasi lapangan adalah sebagai berikut :

Tampak Depan Kantor Kondisi Ruang Kerja

2.2 Tingkat Kedalaman Investigasi

Dalam penilaian ini, kami telah melakukan investigasi untuk mendapatkan keyakinan yang memadai diantaranya dengan melakukan site visit terhadap fasilitas milik LN yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol No.68, Menteng, RT.2/RW.5, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310. Disamping itu kami juga melakukan wawancara, baik dengan manajemen LN ataupun pihak yang mewakilinya dan pihak-pihak lain yang relevan. Berikut adalah pihak yang diwawancarai dalam hubungannya dengan Obyek Penilaian, yaitu :

Figur 1. Pihak Yang Diwawancarai

Pihak Yang Diwawancarai Jabatan Entitas

Andrey Permana Direktur LN

Berdasarkan hasil investigasi, diperoleh informasi kegiatan usaha LN sudah tidak lagi melakukan kegiatan operasionalnya.

2.3 Data-Data dan Informasi yang Relevan dengan Obyek Penilaian

Data-data dan Informasi LN yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Akta Pendirian LN No. 45 tanggal 11 September 2007 yang dibuat oleh Notaris R. Johanes Sarwono, S.H., Notaris di Jakarta yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. W7-10343 HT.01.01-TH.2007 tanggal 19 September 2007.

Page 14: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 11

2. Akta Perubahan Anggaran Dasar Terakhir No. 25 tanggal 14 Mei 2012 yang dibuat oleh Notaris Laurens Gunawan, S.H., Notaris di Jakarta.

3. Surat Keterangan Domisili LN No. 458/27.1BU.1/31.71.06.1001/-071.562/e/2017 tanggal 26 Oktober 2017 yang dikeluarkan oleh Kepala Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kelurahan Menteng.

4. Tanda Daftar Perusahaan No. 09 05.1.46.57080 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II Kota Administrasi Jakarta Pusat pada tanggal 17 Juli 2012 dan berlaku sampai dengan tanggal 25 September 2017.

5. Nomor Pokok Wajib Pajak LN No. 02.584.699.9-071.000. 6. Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-00588/WPJ.06/KP.0803/2007 tanggal

14 September 2007 yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Jakarta Menteng Dua. 7. Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”) Menengah No. 06108/P-01/1.824.271 tanggal

04 Juli 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Pusat a.n. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.

Data-data informasi keuangan LN yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Johan Molanda Mustika & Rekan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013 No. 14089-A1/JMM2.FH2 pada tanggal 06 Februari 2014 dengan pendapat wajar.

2. Laporan Keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Johan Molanda Mustika & Rekan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 No. 15169-A1/JMM3.FH3 pada tanggal 24 Maret 2015 dengan pendapat wajar.

3. Laporan Keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 No. 118/01/FD/I/LN-1/16 pada tanggal 28 Maret 2016 dengan pendapat wajar.

4. Laporan Keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mc Millan Woods untuk periode yang berakhir 31 Desember 2017 dengan angka pembanding 31 Desember 2016 No. 042B/RW-MTH/GA-AW/LN/2018 pada tanggal 26 Maret 2018 dengan pendapat wajar.

5. Laporan Keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono untuk periode yang berakhir 30 September 2018 No. R-550/LR-KPS/FD01/XII/2018 pada tanggal 6 Desember 2018 dengan pendapat wajar.

2.4 PT LION NICKEL (“LN”)

2.4.1 Pendirian

PT Lion Nickel (“LN”) didirikan berdasarkan Akta No. 45 tanggal 11 September 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Raden Johanes Sarwono, SH. Akta Pendirian LN telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W-7-10343 HT.01.01-Th 2007 pada tanggal 19 September 2007. Anggaran Dasar LN telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta No. 25 tanggal 14 Mei 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Laurens Gunawan, SH., M.Kn., mengenai perubahan perubahan susunan pengurus LN.

2.4.2 Aktivitas Usaha

Berdasarkan pasal 3 dalam Akta pendiriannya, maksud dan tujuan LN adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut LN dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

Page 15: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 12

a) Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan bertindak sebagai pengembang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pemborongan pada umumnya (general contractor), antara lain pembangunan kawasan perumahan (real estat), kawasan industri (industrial estat), gedung-gedung, apartemen, kondominium dan perkantoran; Pembangunan gedung dan konstruksi, jembatan, jalan dan taman, bendungan, pengairan serta pemasangan instalasi-instalasi listrik, gas, air minum, telekomunikasi dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan bangunan.

b) Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan yang meliputi perdagangan ekspor dan impor antar pulau/daerah serta local untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain, serta bertindak sebagai agen, grosser, distributor, supplier, leveransir, waralaba, commission house dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan-perusahaan lainbaik dari dalam maupun luar negeri.

c) Menjalankan usaha industry, termasuk industry pengalengan, pembotolan dan pengepakan hasil produksi tersebut, mengusahakan home industry dan kerajinan tangan serta memasarkannya di dalam maupun di luar negeri.

d) Menjalankan usaha-usaha dibidang pertambangan yang meliputi pertambangan batubara, nikel, timah dan logam, emas, perak, bijih uranium dan thorium, pasir besi dan bijih besi, penggalian batu tambang, tanah liat, granit, gamping dan pasir, termasuk tambang non migas, eksplorasi dan eksploitasi air mineral, pengeboran serta teknologi dan perforasi.

e) Menjalankan usaha-usaha dibidang transportasi dengan menggunakan angkutan truk, bis, sedan, serta angkutan darat lainnya, termasuk angkutan dengan saluran pipa, serta ekspedisi dan pergudangan.

f) Menjalankan usaha-usaha dibidang pertanian termasuk Agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca panen, pembibitan (hatchery); Industri pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan dan holtikultura; Menjalankan usaha dibidang peternakan; Melakukan penangkapan ikan dan pengolahan hasil-hasil laut terpadu meliputi usaha-usaha penangkapan, pengumpulan, pemeliharaan (pembudidayaan), pembibitan dan pengolahan ikan laut dan ikan air tawar, udang, kodok, rumput laut, kerrang, cumi-cumi, reptilia serta memasarkan hasil-hasil usaha tersebut; Menjalankan usaha pertambakan termasuk pembibitan dan budidaya ikan maupun udang, mengimpor bahan baku tambahan, mesin-mesin, alat perlengkapan, suku cadang dan lain-lain peralatan yang diperlukan untuk mendirikan dan memproduksi hasil-hasilnya.

g) Melakukan usaha percetakan yang meliputi pemberdayaan hasil-hasil dari penerbitan, termasuk penjilidan dan penerbitan buku-buku.

h) Menjalankan usaha-usaha dibidang perbengkelan yang meliputi kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor dan berbagai jenis mesin-mesin termasuk rekondisi dan modifikasi serta usaha-usaha showroom mobil dan motor.

i) Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa yang meliputi jas, kecuali jasa dalam bidang hokum dan pajak, termasuk jasa periklanan dan jasa konsultasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

j) Melakukan jasa pengelolaan taman rekreasi/hiburan, pasar swalayan, termasuk pengelolaan gedung serta pemeliharaan gedung-gedung, perkantoran dan mengusahakan gedung perparkiran dan pengelolaan kawasan industri.

Pada tanggal penilaian LN tidak melakukan lagi kegiatan operasionalnya.

2.4.3 Tingkat Kepemilikan dan Sifat Pengendalian Obyek Penilaian (Controlling) Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2018, susunan pemegang saham LN adalah sebagai berikut :

Page 16: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 13

Figur 2. Susunan Pemegang saham LN

Pemegang Saham Jumlah Lembar

Saham Nilai Nominal

(Rupiah) %

PT Leo Investment Tbk 5.445 544.500.000 99,00

Meina 55 5.500.000 1,00

TOTAL 5.500 550.000.000 100,00%

Sumber : Laporan Keuangan LN per 30 September 2018 Pemegang saham mayoritas LN berdasarkan komposisi kepemilikan saham per 30 September 2018 adalah ITTG dengan kepemilikan sebesar 99,00%, sedangkan Ny. Meina merupakan pemegang saham minoritas dengan kepemilikan 1,00%.

2.4.4 Tingkat Likuiditas Pasar Obyek Penilaian LN merupakan perusahaan tertutup yang sahamnya tidak diperdagangkan di Pasar Modal, maka obyek penilaian ini menurut penilai adalah bersifat relatif kurang likuid.

2.4.5 Manajemen dan Sumber Daya Manusia Berdasarkan laporan keuangan audit per 30 September 2018, susunan Direksi dan Komisaris LN adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris Komisaris : Meina

Direksi Direktur : Andrey Permana

2.4.6 Analisis Kinerja Keuangan Analisis kinerja keuangan historis LN didasarkan atas laporan keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Johan Molanda Mustika & Rekan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2014, laporan keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015, laporan keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Mc Millan Woods untuk periode yang berakhir 31 Desember 2017 dengan angka pembanding 31 Desember 2016 serta laporan keuangan LN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono untuk periode yang berakhir 30 September 2018.

Tinjauan Laba (Rugi) LN Figur 3. Ringkasan Laba Rugi LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018

(Dalam Ribuan Rupiah)

Keterangan 2013 Audit

2014 Audit

2015 Audit

2016* Audit

2017 Audit

Sept. 2018 Audit

Pendapatan 0 0 0 99.000 0 0

Beban Usaha 0 0 0 0 0 0

Laba (Rugi) Kotor 0 0 0 0 0 0

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (57.156) (87.352) (25.993) 50.436 (4.444) (2.822)

Laba (Rugi) Tahun Berjalan (57.156) (87.352) (25.993) 50.436 (4.444) (2.822)

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan

(57.156) (87.352) (25.993) 50.436 (4.444) (2.822)

Sumber : Laporan keuangan LN *Angka Pembanding dari Laporan Keuangan Audit 2017

Page 17: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 14

Dapat dilihat bahwa selama tahun historis LN sudah tidak melakukan kegiatan usahanya. Pendapatan yang ada pada tahun 2016 merupakan imbalan pemberian jasa konsultasi dan refferal atas quality control dan refferal fee dari PT Tansri Madjid Energi yaitu sebesar 20% dari setiap hasil penjualan emas murni.

Tinjauan Posisi Keuangan LN Figur 4. Ringkasan Posisi Keuangan LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018

(Dalam Ribuan Rupiah)

Keterangan 2013 Audit

2014 Audit

2015 Audit

2016* Audit

2017 Audit

Sept. 2018 Audit

Aset Lancar 17.944 66.887 20.044 4.480 6.036 3.214

Aset Tidak Lancar 0 0 5.000.000 4.250.000 1.900.000 1.030.000

Total Aset 17.944 66.887 5.020.044 4.254.480 1.906.036 1.033.214

Liabilitas Lancar 1.205 36.900 6.125.180 11.550 11.550 11.550

Liabilitas Tidak Lancar 1.008.530 1.109.130 0 5.297.630 2.953.630 2.083.630

Total Liabilitas 1.009.735 1.146.030 6.125.180 5.309.180 2.965.180 2.095.180

Ekuitas (991.791) (1.079.143) (1.105.136) (1.054.700) (1.059.144) (1.061.966)

Total Liabilitas dan Ekuitas 17.944 66.887 5.020.044 4.254.480 1.906.036 1.033.214

Sumber : Laporan keuangan LN *Angka Pembanding dari Laporan Keuangan Audit 2017 Pada 30 September 2018 dapat dilihat bahwa total aset dan total liabilitas dimana masing-masing turun sebesar 45,79% dan 29,34%. Total aset menurun dikarenakan kas dan bank menurun serta piutang lain-lain yang tertagih. Dengan tertagihnya piutang tersebut LN mampu membayarkan utang kepada pihak berelasi dimana hal ini menyebabkan liabilitas LN menurun. Tinjauan Arus Kas LN Figur 5. Ringkasan Arus Kas LN periode 31 Desember 2013 – 30 September 2018

(Dalam Ribuan Rupiah)

Keterangan 2013 Audit

2014 Audit

2015 Audit

2016* Audit

2017 Audit

Sept. 2018 Audit

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (55.951) (51.657) (5.053.343) 50.436 (4.444) (2.822)

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi 0 0 0 0 0 0

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan 69.294 100.600 5.004.500 (66.000) 8.000 0

Kenaikan (Penurunan) Kas dan Bank 13.343 48.943 (48.843) (15.564) 3.556 (2.822)

Kas dan Bank Awal Tahun 4.601 17.944 66.887 18.044 2.480 6.036

Kas dan Bank Akhir Tahun 17.944 66.887 18.044 2.480 6.036 3.214

Sumber : Laporan keuangan LN *Angka Pembanding dari Laporan Keuangan Audit 2017 Dari figur kinerja Arus Kas LN tersebut, diketahui bahwa s LN untuk tahun yang berakhir pada periode tahun 2013 hingga periode 30 September 2018 arus kas LN mengalami pergerakan yang bervariasi yang diperoleh. Aktivitas arus kas adalah :

• Arus kas bersih dari aktivitas operasi LN menunjukkan penggunaan untuk aktivitas operasi sebesar negatif Rp2.822 Ribu yang menunjukkan pembayaran kepada pemasok dan operasional lainnya serta penerimaan bunga.

• Tidak terdapat Arus kas bersih dari aktivitas investasi LN pada 30 September 2018.

• Tidak terdapat Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan LN pada 30 September 2018.

Page 18: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 15

Tinjauan Rasio Keuangan LN Figur 6. Rasio Keuangan LN

Keterangan 2013 Audit

2014 Audit

2015 Audit

2016 Audit

2017 Audit

Sept. 2018 Audit

LIQUIDITY

Current Ratio 1488,65% 181,27% 0,33% 38,79% 52,26% 27,82%

Cash Ratio 1488,65% 181,27% 0,29% 21,47% 52,26% 27,82%

SOLVABILITY

Total Debt to Equity Ratio

-101,69% -102,78% -553,20% -503,31% -279,89% -197,22%

Total Debt to Assets Ratio 5620,30% 1658,21% 121,78% 124,77% 155,53% 202,71%

PROFITABILITY

Gross Profit Margin 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% 0,00%

Net Profit Margin 0,00% 0,00% 0,00% 50,95% 0,00% 0,00%

Rate of Return on Assets -318,52% -130,60% -0,52% 1,19% -0,23% -0,27%

Rate of Return on Equity 5,76% 8,09% 2,35% -4,78% 0,42% 0,27%

Sumber : Laporan Keuangan LN Rasio Likuiditas Figur diatas menunjukkan LN memiliki rasio likuiditas yang positif dimana LN memiliki kemampuan membayar seluruh utang jangka pendeknya melalui aset lancar. Pada 30 September 2018, tercatat penurunan pada rasio lancar. Hal ini disebabkan aset lancar yang menurun yaitu pada akun kas dan setara kas. Rasio Solvabilitas Secara umum dapat dikatakan semakin kecil total debt to equity ratio adalah semakin baik, karena semakin kecil peranan utang sebagai sumber pembiayaan yang berarti juga semakin besar debt capacity-nya. Selain itu, semakin kecil total debt to total asset ratio maka semakin baik karena semakin kecil porsi utang dalam pembiayaan. Pada 30 September 2018 total debt to equity ratio bernilai negatif dikarenakan LN memiliki ekuitas negatif, sedangkan total debt to assets ratio mengalami peningkatan yang disebabkan oleh jumlah aset yang menurun. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam operasinya. Pada 30 September 2018, rasio profitabilitas LN menunjukkan bahwa LN belum mampu mencatatkan laba pada tahun tersebut.

2.4.7 Informasi Perpajakan

Berdasarkan laporan keuangan audit per 30 September 2018, tercatat utang pajak LN sebesar Rp750 Ribu.

2.4.8 Kompensasi Bagi Pemegang Saham Berdasarkan laporan keuangan audit per 30 September 2018, LN belum membagikan dividen.

Page 19: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 16

2.4.9 Informasi mengenai Asuransi yang Ditanggung oleh LN untuk Karyawan Kunci

Berdasarkan informasi yang kami peroleh, LN menyediakan fasilitas asuransi berupa BPJS kepada karyawannya.

2.4.10 Informasi Non Keuangan yang Relevan Mengenai LN Pasar Geografis Tidak ada informasi mengenai pasar geografis dikarenakan LN tidak menjalankan kegiatan usahanya pada saat tanggal penilaian. Pemasok dan Pelanggan Kunci Tidak ada informasi mengenai pemasok dan pelanggan kunci dikarenakan LN tidak menjalankan kegiatan usahanya pada saat tanggal penilaian. Pesaing Tidak ada informasi mengenai pesaing LN dikarenakan LN tidak menjalankan kegiatan usahanya pada saat tanggal penilaian.

2.4.11 Analisis dan Pembahasan Manajemen Pada saat tanggal penilaian LN sudah tidak melakukan kegiatan usahanya.

Page 20: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 17

3 Tinjauan Ekonomi Makro dan Industri 3.1 Ekonomi Makro Indonesia 3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ditengah perlambatan ekonomi dunia, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2018 tumbuh cukup kuat, sebesar 5,17% (yoy), didukung permintaan domestik. Permintaan domestik tumbuh 6,40% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2018 sebesar 6,35% (yoy). Kenaikan permintaan domestik antara lain ditopang tingginya pertumbuhan investasi yang berkaitan dengan proyek infrastruktur Pemerintah, baik investasi bangunan maupun investasi nonbangunan. Sementara itu, kontribusi ekspor neto tercatat negatif akibat kinerja ekspor yang menurun sejalan permintaan global yang melemah, di tengah impor yang masih tumbuh tinggi akibat kuatnya permintaan domestik. Ekspor neto yang negatif menyebabkan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2018 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2018 sebesar 5,27%. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi didorong peningkatan pertumbuhan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 tetap kuat, meskipun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2018. Dengan prospek tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2018 sekitar 5,1%, meningkat dari pertumbuhan tahun 2017 sebesar 5,07%

Figur 7. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Kenaikan permintaan domestik antara lain ditopang tingginya pertumbuhan investasi. Investasi tumbuh sebesar 6,96% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,86% (yoy). Pertumbuhan investasi yang kuat didukung investasi bangunan dan investasi nonbangunan sejalan dengan penyelesaian proyek infrastruktur. Hal tersebut tercermin pada meningkatnya kontribusi investasi bangunan dan nonbangunan terhadap pertumbuhan investasi. Investasi bangunan tumbuh meningkat sejalan dengan penyelesaian pembangunan proyek infrastruktur. Investasi bangunan pada triwulan III 2018 tumbuh 5,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,02% (yoy). Akselerasi investasi tercermin pada data penjualan semen yang meningkat. Kinerja positif investasi bangunan tersebut didukung oleh proyek infrastruktur pemerintah. Investasi nonbangunan juga tumbuh tinggi pada triwulan III 2018. Investasi nonbangunan tumbuh 10,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,35% (yoy). Menurut sumbernya, investasi dalam bentuk mesin dan perlengkapan tetap tumbuh tinggi sebesar 22,13% (yoy), tidak banyak berbeda dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 22,33% (yoy). Masih kuatnya investasi mesin dan peralatan terkait dengan penyelesaian proyek infrastruktur khususnya kelistrikan dan perhubungan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data impor barang modal yang tetap tumbuh tinggi khususnya impor mesin dan perlengkapan listrik yang tumbuh meningkat.

Page 21: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 18

Di sisi lain, investasi nonbangunan dalam bentuk alat angkut tumbuh melambat. Investasi alat angkut tumbuh 4,50% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 8,35% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Melambatnya investasi alat angkut sejalan dengan moderasi pertumbuhan penjualan alat angkut dan alat berat. Perlambatan penjualan alat angkut dan alat berat tersebut terutama terjadi di sektor pertambangan yang kinerjanya relatif tertahan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2018 tetap terjaga meskipun tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh solid sebesar 5,01% (yoy), meskipun tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,14% (yoy). Konsumsi rumah tangga didukung daya beli yang membaik sejalan dengan pendapatan yang meningkat, baik rumah tangga kelompok bawah maupun kelompok menengah, di tengah inflasi yang terjaga pada level yang rendah. Pendapatan rumah tangga kelompok bawah yang membaik terindikasi dari nilai tukar petani (NTP) dan upah riil buruh tani yang tumbuh positif hingga September 2018. Sementara itu, pendapatan kelas menengah khususnya gaji karyawan swasta terindikasi membaik, tercermin pada kenaikan biaya gaji korporasi (salary expense). Pendapatan pegawai sektor publik juga terindikasi meningkat yang berasal dari realisasi gaji ke-13 bagi PNS. Namun pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak setinggi triwulan sebelumnya sejalan dengan lebih rendahnya keyakinan konsumen khususnya kelompok menengah-atas. Indeks keyakinan konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen yang tetap terjaga namun cenderung lebih rendah pada triwulan III 2018. Pelemahan optimisme terutama didorong oleh lebih rendahnya keyakinan akan kondisi ekonomi saat ini.

Figur 8. Path Pemulihan Ekonomi dan Kontribusi Pertumbuhan Investasi

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Konsumsi lembaga nonprofit melayani rumah tangga (LNPRT) juga mencatat pertumbuhan yang tinggi. Setelah tumbuh tinggi 8,71% (yoy) pada triwulan II 2018, konsumsi LNPRT tumbuh 8,54% (yoy) pada triwulan III 2018. Tetap tingginya konsumsi LNPRT tersebut sesuai dengan pola historis pengeluaran LNPRT menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Akselerasi belanja pemerintah juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2018. Konsumsi pemerintah tumbuh 6,28% (yoy) pada triwulan III 2018, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 3,48% (yoy) pada periode yang sama tahun sebelumnya, serta merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 2016. Lebih tingginya konsumsi pemerintah sejalan dengan realisasi belanja pegawai pemerintah pusat terutama dalam bentuk belanja gaji dan tunjangan pegawai. Belanja barang juga tercatat meningkat. Dari sisi eksternal, kontribusi ekspor neto tercatat negatif akibat kinerja ekspor menurun sejalan dengan permintaan global yang melemah. Ekspor mencatat pertumbuhan 7,52%, lebih rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,63% (yoy), sejalan dengan terbatasnya volume perdagangan dunia khususnya dari negara

Page 22: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 19

emerging market. Eskalasi ketegangan hubungan dagang mulai berdampak ke Tiongkok dan memengaruhi ekspor komoditas dari negara emerging market. Pertumbuhan ekspor disumbang oleh ekspor nonmigas, khususnya manufaktur dan jasa, didorong oleh pelaksanaan ASEAN Games di tengah menurunnya ekspor migas Ekspor manufaktur membaik didukung oleh peningkatan ekspor produk kimia ke ASEAN yang berasal dari permintaan bahan baku pembuatan biodiesel dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Selain itu, ekspor produk besi baja juga meningkat didukung diversifikasi permintaan ke beberapa negara di Afrika dan Eropa. Namun, pertumbuhan ekspor tertahan oleh terbatasnya pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan pertambangan. Ekspor karet terus menurun disebabkan turunnya harga. Demikian pula ekspor CPO masih terbatas sejalan dengan penurunan harga dan permintaan. Sementara itu, ekspor batu bara juga tumbuh melambat akibat peralihan permintaan dunia ke batubara kalori tinggi terkait isu lingkungan.

Figur 9. Historis Konsumsi LNPRT dan Kontribusi Eksport Migas dan Nonmigas

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Impor masih tumbuh tinggi didorong pertumbuhan domestik. Impor pada triwulan III 2018 masih tumbuh tinggi sebesar 14,06%, meskipun telah lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,26% (yoy). Impor yang tumbuh tinggi dikontribusi oleh impor nonmigas serta positifnya pertumbuhan impor migas dan impor jasa. Dari sisi impor nonmigas, peningkatan impor terutama berasal dari barang modal dalam bentuk mesin dan perlengkapan listrik, untuk mendukung proyek infrastruktur. Impor bahan baku untuk keperluan industri juga masih mengalami peningkatan, khususnya dalam mendukung industri besi baja, tekstil dan pakaian jadi, serta industri alat angkut. Dari sisi barang konsumsi, akselerasi impor bersumber dari makanan dan minuman olahan untuk keperluan rumah tangga. Sementara itu, secara riil impor migas tumbuh melambat signifikan sejalan dengan kenaikan harga minyak global. Meskipun secara triwulanan impor tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, pertumbuhan impor pada bulan Agustus dan September telah menunjukkan perlambatan sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar.

Figur 10. Impor Nonmigas Riil dan Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Sektor

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018

Page 23: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 20

Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2018 ditopang oleh sektor sekunder dan tersier Sektor sekunder yaitu LU Industri Pengolahan tumbuh meningkat didukung kuatnya permintaan atas produk industri baik dari domestik dan ekspor. Kontribusi sektor tersier juga meningkat didukung terutama dari pertumbuhan LU Perdagangan, Penyediaan Akomodasi, dan Makanan Minuman dan LU konstruksi, seiring kuatnya permintaan domestik. Sementara itu, kinerja sektor jasa meningkat ditopang oleh LU Transportasi, Pergudangan, Informasi dan Komunikasi (Transkom) dan subsektor administrasi pemerintahan. Di sisi lain, sektor primer tumbuh melambat disebabkan kinerja LU Pertanian melambat sesuai faktor musiman sementara kinerja LU Pertambangan dan Penggalian meningkat terkait produksi batu bara dan bijih logam. Pada sektor primer1 , kinerja LU Pertanian melambat sesuai faktor musiman di tengah kinerja LU Pertambangan dan Penggalian yang meningkat. LU Pertanian tumbuh 3,62% (yoy) melambat dari 4,76% (yoy) triwulan sebelumnya, disebabkan oleh faktor musim yang memengaruhi produksi komoditas tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan, di tengah masih terbatasnya ekspor komoditas pertanian khusunya karet mentah. Sementara itu, LU Pertambangan tercatat tumbuh sedikit meningkat menjadi 2,68% (yoy) dari 2,21% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh produksi batu bara yang mulai tumbuh positif, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada dua triwulan sebelumnya. Selain batubara, perbaikan kinerja pertambangan juga ditopang oleh subsektor mineral logam seiring masih tingginya harga nikel serta masih kuatnya ekspor mineral metal.

Figur 11. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan USaha

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Sektor sekunder2 yaitu LU Industri Pengolahan tumbuh meningkat didukung kuatnya permintaan atas produk industri baik dari domestik maupun ekspor. Industri Pengolahan tumbuh sebesar 4,33% (yoy) pada triwulan III 2018, lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 3,97% (yoy). Seluruh subsektor pada Industri Pengolahan meningkat dengan pertumbuhan tertinggi pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta logam dasar yang berorientasi ekspor. Produksi industri logam dasar juga digunakan untuk pemenuhan permintaan dari pembangunan proyek infrastruktur di domestik. Kinerja industri alat angkut meningkat didukung oleh permintaan domestik yang cukup kuat. Sementara itu, subLU industri makanan dan minuman yang didominasi industri CPO melambat sejalan dengan masih terbatasnya pertumbuhan ekspor CPO seiring terbatasnya harga di pasar dunia. Kontribusi sektor tersier3 meningkat didukung terutama dari pertumbuhan LU Perdagangan, Penyediaan Akomodasi, dan Makanan Minuman, serta LU konstruksi, seiring kuatnya permintaan domestik. LU Perdagangan, Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman tumbuh sebesar 5,38% (yoy) pada triwulan III 2018, relatif stabil dibandingkan dengan 5,34% (yoy) pada triwulan II 2018. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh berlanjutnya kenaikan kinerja subsektor perdagangan besar dan eceran

Page 24: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 21

serta penjualan mobil dan reparasinya, seiring dengan kenaikan impor. Selain itu, perbaikan kinerja LU tersebut didukung faktor tingginya aktivitas impor dan pariwisata terutama terkait Asian Games di Jakarta dan Palembang. Di sisi lain, LU konstruksi tumbuh kuat sebesar 5,79% (yoy), seiring dengan berlanjutnya penyelesaian proyek pembangunan infrastruktur. Kinerja sektor jasa meningkat ditopang oleh LU Transportasi, Pergudangan, Informasi dan Komunikasi (Transkom) dan sub-sektor administrasi pemerintahan. LU Transkom tumbuh meningkat sebesar 7,47% (yoy) pada triwulan III 2018 dari 7,17% (yoy) pada triwulan II 2018. Perbaikan kinerja sektor Transkom disumbang oleh pulihnya kinerja korporasi pada subsektor informasi dan komunikasi pascakebijakan pembatasan registrasi SIM Card per orang. Selain itu, penyelenggaraan event internasional seperti Piala Dunia dan Asian Games mendorong belanja iklan TV. Di sisi lain, kinerja subLU Transportasi dan Pergudangan melambat. Subsektor jasa administrasi pemerintahan tumbuh meningkat seiring dengan belanja pemerintah yang lebih akseleratif pada triwulan III, baik dalam bentuk belanja pegawai maupun belanja barang, termasuk untuk mendukung Asian Games. Figur 12. Pertumbuhan Ekonomi regional triwulan III 2018

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Secara spasial, pertumbuhan ekonomi didorong peningkatan pertumbuhan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan di tengah melambatnya ekonomi di Sulawesi dan Maluku-Papua serta kontraksi di Bali-Nusa Tenggara. Perbaikan kinerja ekonomi terjadi di sebagian besar wilayah pada triwulan III 2018. Masih tingginya pertumbuhan ekonomi daerah ditopang oleh ekonomi wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Positifnya kinerja LU industri pengolahan dan pertanian mendukung pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Di Jawa, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh LU konstruksi dan industri pengolahan yang tumbuh meningkat. Sementara itu, kinerja ekonomi wilayah Kalimantan sejalan dengan perbaikan LU pertambangan yang mulai tumbuh positif setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada tiga triwulan sebelumnya.Kinerja ekonomi tertahan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi di Sulawesi terkait berkurangnya produktivitas tanaman bahan pangan dan pertumbuhan ekonomi di Maluku-Papua terkait berkurangnya produksi pertambangan seiring transisi dari pertambangan terbuka ke pertambangan bawah tanah. Selain itu, kinerja ekonomi juga tertahan oleh pertumbuhan ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra) yang terkontraksi seiring rendahnya ekspor konsentrat tembaga serta dampak bencana gempa bumi yang terjadi di Nusa Tenggara Barat.

Page 25: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 22

3.1.2 Inflasi Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan III 2018 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi triwulan III 2018 tercatat 0,04% (qtq), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi IHK triwulan sebelumnya sebesar 0,90% (qtq). Rendahnya inflasi IHK tidak terlepas dari perkembangan inflasi bulanan yang tetap rendah dan bahkan mencatat deflasi pada Agustus-September 2018. Deflasi yang terjadi pada periode Idul Adha bulan Agustus 2018 juga berbeda bila dibandingkan pola historisnya dalam empat tahun terakhir yang mencatat inflasi. Rendahnya inflasi selama periode ini berdampak pada melambatnya inflasi IHK dari 3,12% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 2,88% (yoy) pada triwulan III 2018, sehingga tetap berada dalam kisaran sasaran 3,5%±1%. Menurunnya tekanan inflasi triwulan III 2018 dipengaruhi oleh rendahnya tekanan harga di seluruh kelompok inflasi. Kelompok volatile food secara triwulanan mencatat deflasi cukup dalam sebesar -2,17% (qtq), setelah pada periode triwulan sebelumnya mengalami inflasi 0,80% (qtq). Deflasi kelompok volatile food bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas pangan, terutama aneka hortikultura, daging dan telur ayam ras seiring dengan melimpahnya pasokan. Demikian halnya dengan kelompok administered prices yang juga mencatat deflasi sebesar -0,74% (qtq), setelah mencatat inflasi 1,90% (qtq) pada triwulan lalu. Perkembangan deflasi pada kelompok administered prices ini sejalan dengan berlanjutnya koreksi tarif pasca kenaikan di periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada triwulan sebelumnya. Deflasi kelompok administered price terutama disebabkan oleh koreksi tarif angkutan udara, angkutan antar kota, dan kereta api. Sementara itu, peningkatan inflasi pada kelompok inti tetap terkendali pada level yang rendah yakni dari sebesar 0,61% (qtq) pada triwulan lalu menjadi 1,00% pada triwulan III 2018. Peningkatan inflasi inti terutama dipengaruhi kelompok nontraded seiring dengan tahun ajaran baru. Sementara itu, minimalnya tekanan dari permintaan dan dampak depresiasi nilai tukar rupiah, serta terjaganya ekspektasi inflasi berpengaruh positif pada tetap terkendalinya inflasi inti. Inflasi IHK pada awal triwulan IV 2018 tetap terkendali pada kisaran sasaran inflasi 3,5%±1%. Realisasi inflasi IHK Oktober 2018 tercatat 0,28% (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,16% (yoy). Inflasi IHK Oktober 2018 dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok volatile food dan administered prices, sementara inflasi inti masih relatif stabil. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif inflasi Januari hingga Oktober 2018 tercatat 2,22% (ytd). Inflasi volatile food meningkat pada Oktober 2018. Inflasi volatile food kembali mencatat inflasi, yakni sebesar 0,17% (mtm), setelah dua bulan terakhir mengalami deflasi. Inflasi volatile food terutama bersumber dari cabai merah, beras, jeruk, dan daging sapi. Berakhirnya panen raya serta baru dimulainya musim tanam cabai di berbagai sentra cabai merah menyebabkan peningkatan harga. Di sisi lain, telur, daging ayam ras, bawang merah dan beberapa komoditas pangan lainnya masih mengalami koreksi harga seiring terjaganya pasokan. Penurunan harga beberapa komoditas pangan ini relatif dapat menahan kenaikan inflasi volatile food. Secara tahunan, inflasi volatile food masih berada dalam tren yang meningkat sejak awal tahun. Pada Oktober 2018, Inflasi volatile food tercatat sebesar 4,48% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,75% (yoy). Kecenderungan peningkatan inflasi volatile food dari awal tahun ini terutama disumbang oleh komoditas beras, aneka daging, dan telur.

Page 26: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 23

Figur 13. Perkembangan Inflasi dan Perkambangan Inflasi Volatile Food

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Inflasi administered prices pada Oktober 2018 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi. Kelompok administered prices mencatat inflasi 0,32% (mtm) pada Oktober 2018, setelah pada bulan sebelumnya tidak mengalami perubahan atau 0,00% (mtm). Inflasi administered prices pada bulan ini terutama disebabkan oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite) pada 10 Oktober 2018 . Selain itu, peningkatan inflasi juga bersumber dari kenaikan harga rokok kretek filter seiring dengan kenaikan cukai rokok. Lebih tingginya inflasi juga disebabkan oleh kenaikan tarif tol akibat dari kebijakan integrasi tarif tol lingkar luar Jakarta sejak akhir bulan September 2018. Sebaliknya, koreksi tarif angkutan udara pasca periode puncak (peak season) Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) masih berlanjut pada Oktober 2018. Dengan perkembangan tersebut, inflasi administered prices secara tahunan mulai kembali mengalami peningkatan setelah menunjukkan kecenderungan melambat sejak Juli 2017. Inflasi administered prices pada Oktober 2018 tercatat sebesar 2,74% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,40% (yoy). Kendati mengalami peningkatan, namun inflasi administered prices tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan akhir tahun lalu yang sebesar 8,70% (yoy) yang disebabkan kenaikan tarif listrik nonsubsidi 900VA pada tahun 2017. Inflasi inti tercatat 0,29% (mtm), relatif stabil dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,28% (mtm). Masih stabilnya inflasi inti didukung stabilnya inflasi inti traded maupun non-traded. Inflasi inti traded tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan lalu, yakni tetap sebesar 0,28% (mtm). Stabilnya inflasi inti traded tersebut sejalan dengan berlanjutnya koreksi harga komoditas global dan relatif terjaganya volatilitas Rupiah. Demikian halnya dengan inflasi inti non-traded yang juga relatif stabil yakni dari 0,28% (mtm) menjadi 0,29% (mtm) pada Oktober 2018. Inflasi inti non-traded lebih bersumber dari komoditas nonpangan seperti sewa rumah, kontrak rumah, dan upah pembantu rumah tangga. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi inti tercatat sedikit mengalami peningkatan dari 2,82% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,94% (yoy) pada Oktober 2018. Peningkatan inflasi inti ini dipengaruhi oleh tekanan depresiasi Rupiah dan harga komoditas nonpangan, serta peningkatan komponen kelompok jasa perumahan. Terkendalinya inflasi inti hingga Oktober 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Terjangkaunya ekspektasi inflasi tahun 2018 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil Consensus Forecast (CF) pada November 2018 sebesar 3,30% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan hasil survei bulan lalu sebesar 3,40% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, hasil Survei Konsumen juga menunjukkan ekspektasi harga 3 dan 6 bulan yang akan datang relatif stabil sejak awal tahun.

Page 27: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 24

Secara spasial, terkendalinya inflasi IHK pada kisaran sasaran nasional didukung oleh perkembangan inflasi di berbagai daerah yang tetap terjaga. Inflasi terendah berturut-turut tercatat di Sumatera (2,83%, yoy), Jawa (3,21%, yoy), dan Kalimantan (3,28%, yoy). Sebagian besar provinsi mencatatkan inflasi IHK dalam rentang sasaran inflasi nasional, kecuali Papua (4,59%, yoy), Papua Barat (5,40%, yoy), dan Sulawesi Tengah (6,24%, yoy). Tingginya inflasi di ketiga provinsi tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi angkutan udara dan berbagai komoditas ikan segar di sepanjang tahun 2018. Sementara itu, tingginya inflasi di Provinsi Sulawesi Tengah dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan sebagai dampak dari terjadinya bencana tsunami dan gempa bumi di daerah tersebut pada akhir September 2018. Figur 14. Peta Inflasi Daerah, Oktober 2018

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018

3.1.3 Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar Rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar dan mendukung proses penyesuaian sektor eksternal dalam menopang kesinambungan perekonomian. Rupiah mencatat depresiasi pada triwulan III dan Oktober 2018, dan kemudian menguat pada November 2018. Tekanan depresiasi rupiah yang terjadi pada triwulan III dan Oktober 2018 terjadi akibat ketidakpastian ekonomi global seiring dengan masih tingginya tekanan eksternal akibat meningkatnya kekhawatiran perang dagang antara AS dan Tiongkok serta meningkatnya yield surat berharga AS sejalan dengan perbaikan data perekonomian AS. Dari sisi domestik, tekanan pelemahan rupiah bersumber dari sentimen terkait kondisi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, pada November 2018, Rupiah menguat dipengaruhi aliran masuk modal asing yang didorong oleh faktor domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik, aliran masuk modal asing dipicu kondisi perekonomian domestik yang tetap kondusif dan kebijakan pendalaman pasar keuangan. Dari sisi eksternal, aliran masuk modal asing dipengaruhi oleh sentimen positif dari hasil pemilu di AS dan sempat meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

Page 28: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 25

Figur 15. Nilai tukar rupiah dan Apresiasi / Depresiasi Nilai Tukar Kawasan Triwulan III vs Triwulan II 2018

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Meskipun mengalami pelemahan pada triwulan III dan Oktober 2018, depresiasi nilai tukar rupiah relatif terbatas dibandingkan dengan pergerakan nilai tukar mata uang negara-negara peers lainnya. Depresiasi nilai tukar rupiah secara point-to-point pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 3,84%, lebih rendah dibandingkan Lira Turki, Rupee India, dan Real Brazil. Sementara itu, pada Oktober 2018, secara point-to-point, depresiasi nilai tukar rupiah tercatat sebesar 1,98%. Dengan perkembangan tersebut, sampai 14 November 2018, secara year to date (ytd) Rupiah terdepresiasi 8,25% atau lebih rendah dari Turki, Afrika Selatan, India, dan Brazil. Volatilitas Rupiah tetap terjaga meskipun mengalami depresiasi pada triwulan III dan Oktober 2018. Volatilitas Rupiah sempat menurun pada triwulan III 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun demikian, pada Oktober 2018, volatilitas Rupiah kembali meningkat. Secara tahunan hingga 14 November 2018, volatilitas Rupiah lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers, seperti Lira Turki, Rand Brazil, Real Brazil, dan Won Korea. Figur 16. Volatilitas Rupiah dan Peers – Triwulanan dan Tahunan

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Relatif terbatasnya depresiasi Rupiah pada triwulan III dan Oktober 2018 serta apresiasi Rupiah yang terjadi pada Oktober 2018 ditopang oleh aliran modal asing yang kembali masuk. Pada triwulan III 2018, aliran masuk modal asing ke pasar aset domestik tercatat sebesar 1,23 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat aliran keluar modal asing sebesar 3,95 miliar dolar AS. Aliran masuk modal asing pada triwulan III 2018 terutama terjadi pada instrumen SUN, sementara instrumen saham dan SBSN mencatatkan aliran modal keluar. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik juga terjadi pada Oktober 2018 terutama ke instrumen SUN dan SBSN dengan total sebesar 0,64 miliar dolar AS. Pada November 2018, aliran masuk modal asing kembali berlanjut ke seluruh aset domestik dengan total 1,29 miliar dolar AS hingga 14 November 2018. Meningkatnya aliran masuk modal asing ini menunjukkan semakin baiknya daya tarik aset keuangan domestik bagi investor asing.

Page 29: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 26

Figur 17. Aliran Modal Asing

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Secara umum, nilai tukar Rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar dan mendukung proses penyesuaian sektor eksternal dalam menopang kesinambungan perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global. Langkah-langkah stabilisasi tetap dilakukan untuk menjaga nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya. Selain itu, Bank Indonesia juga tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan. Untuk mendorong lebih lanjut pendalaman pasar keuangan, khususnya pasar uang Rupiah, Bank Indonesia menerbitkan aturan transaksi derivatif suku bunga Rupiah, yaitu Interest Rate Swap (IRS) dan Overnight Index Swap (OIS). Aturan tersebut dapat memperkaya alternatif instrumen lindung nilai terhadap perubahan suku bunga domestik. Dengan telah diterbitkannya IndONIA dan upaya penguatan JIBOR, kebijakan ini diharapkan dapat mendukung pembentukan yield curve yang lebih transparan di pasar uang dan pasar utang, dan selanjutnya dapat memperkuat transmisi kebijakan moneter serta mendorong berkembangnya pasar surat utang, baik yang diterbitkan Pemerintah maupun korporasi.

3.1.4 Pasar Keuangan

Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlanjut pada triwulan III 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) O/N sebagai respons dari kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR. Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR juga terlihat pada kenaikan suku bunga deposito perbankan, sementara suku bunga kredit secara rata-rata tertimbang (RRT) masih cenderung turun. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat dipengaruhi oleh aktiva dalam negeri bersih yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai intermediasi perbankan yang meningkat dan risiko kredit yang terkelola dengan baik. Sementara itu, perkembangan pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan mengalami penurunan akibat peningkatan cost of fund seiring dengan tren kenaikan suku bunga mengikuti kenaikan yield SBN dan suku bunga kebijakan BI-7DRR.

Page 30: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 27

Figur 18. Suku Bunga Kebijakan dan PUOB O/N

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Suku bunga PUAB O/N melanjutkan tren peningkatan sebagai respons kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR. Rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N pada triwulan III 2018 meningkat menjadi 5,15% dibandingkan RRH pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,13%. Kenaikan RRH suku bunga PUAB O/N tersebut merupakan respons dari suku bunga kebijakan BI-7DRR yang meningkat 150 bps pada Mei-September 2018 menjadi 5,75% serta kebutuhan likuiditas rupiah yang meningkat. Dengan kenaikan tersebut, selisih RRH antara suku bunga PUAB O/N dengan BI-7DRR pada triwulan III 2018 menyempit menjadi 23 bps, dibandingkan selisih RRH pada triwulan sebelumnya yang sebesar 30 bps. Volatilitas suku bunga PUAB O/N terkendali didukung oleh likuiditas yang mencukupi. Terkendalinya volatilitas suku bunga PUAB O/N tercermin dari selisih min-max RRH suku bunga PUAB O/N pada triwulan III 2018 yang turun menjadi 25 bps, dibandingkan 39 bps pada triwulan sebelumnya. Volatilitas suku bunga PUAB O/N yang relatif rendah ditengah kebutuhan likuiditas yang meningkat dan penyesuaian pricing perbankan terhadap kenaikan suku bunga kebijakan, menunjukkan pasokan likuiditas yang memadai. RRH volume PUAB selama periode triwulan III 2018 tetap tinggi untuk mencukupi kebutuhan likuiditas perbankan yaitu mencapai Rp19,0 triliun. Kenaikan suku bunga deposito terus berlanjut sejalan dengan kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR. RRT suku bunga deposito pada triwulan III 2018 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 5,86% menjadi 6,31%. Kenaikan suku bunga deposito terjadi pada seluruh tenor dengan kenaikan tertinggi pada tenor 6 bulan. Berdasarkan kelompok bank, kenaikan suku bunga deposito terjadi di seluruh kelompok bank, dengan kenaikan suku bunga deposito tertinggi terjadi pada kelompok bank BUKU 4. Dengan perkembangan tersebut, sejak periode kenaikan suku bunga BI-7DRR pada Mei 2018 hingga akhir triwulan III 2018 telah diikuti kenaikan suku bunga deposito sebesar 51 bps.

Figur 19. Selisih Suku Bunga Perbankan dan Suku Bunga Kredit Jenis Penggunaan

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018

Page 31: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 28

Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan masih belum sepenuhnya diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit. RRT suku bunga kredit pada akhir triwulan III 2018 berada pada level 11,03% atau lebih rendah dibandingkan pada akhir triwulan sebelumnya 11,07%. Penurunan RRT suku bunga kredit terutama disebabkan oleh suku bunga kredit konsumsi yang masih berada pada tren penurunan. Di sisi lain, peningkatan suku bunga kredit investasi dan suku bunga kredit modal kerja mulai terjadi meskipun masih terbatas. Berdasarkan kelompok bank, penurunan RRT suku bunga kredit terutama terjadi pada kelompok bank BUKU 2 dan BUKU 4. Dengan demikian, suku bunga kredit sejak periode kenaikan suku bunga BI-7DRR hingga akhir triwulan III 2018 menunjukkan penurunan sebesar 5 bps. Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai risiko kredit yang terkelola dengan baik. Stabilitas sistem keuangan ditopang rasio kecukupan modal perbankan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tetap tinggi, mencapai 22,9% pada triwulan III 2018. Rasio likuiditas (AL/DPK) terjaga sebesar 19,2% pada September 2018, meningkat dibandingkan posisi Agustus 2018 sebesar 18,3%. Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/ NPL) pada triwulan III 2018 tetap rendah yaitu sebesar 2,7% (gross) atau 1,2% (net). Figur 20. Permodalan Industri Perbankan dan Likuiditas Perbankan

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga berkontribusi positif pada fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik. Kredit yang disalurkan perbankan pada triwulan III 2018 tumbuh 12,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 10,7% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit ditopang permintaan domestik yang masih kuat, terutama investasi dan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan kredit yang meningkat terjadi pada semua jenis penggunaan. Pertumbuhan kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI), dan kredit konsumsi (KK) pada triwulan III 2018 masing-masing tercatat 13,8% (yoy), 11,8% (yoy) dan 11,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,5% (yoy), 9,4% (yoy) dan 10,7% (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kredit terutama ke sektor perdagangan yang memiliki pangsa kredit terbesar. Penyaluran kredit ke sektor perdagangan pada triwulan III 2018 tumbuh meningkat menjadi 11,3% (yoy), dari 9,1% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan kredit ke sektor perdagangan tersebut sejalan peningkatan penjualan dan perdagangan impor untuk memenuhi kuatnya permintaan domestik. Pengaruh kuatnya permintaan domestik juga terlihat pada peningkatan pertumbuhan kredit ke sektor lain-lain (konsumsi rumah tangga) yang meningkat dari 10,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 11,6% (yoy). Di samping itu, peningkatan pertumbuhan kredit juga didorong oleh penyaluran kredit ke sektor industri yang pada triwulan III 2018 tumbuh 9,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,5% (yoy). Peningkatan kredit ke sektor industri dipengaruhi oleh perbaikan kinerja industri pada triwulan III 2018.

Page 32: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 29

Figur 21. Pertumbuhan Kredit Jenis Perbankan dan Pertumbuhan Kredit Sektoral

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh melambat. DPK pada triwulan III 2018 tumbuh 6,6% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,0% (yoy). Perlambatan pertumbuhan DPK pada triwulan III 2018 bersumber dari giro dan tabungan yang tumbuh lebih rendah, dari masing-masing tumbuh 10,0% (yoy) dan 10,5% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi 9,6% (yoy) dan 9,5% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan deposito pada triwulan III 2018 menunjukkan sedikit peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 3,1% (yoy) menjadi 3,2% (yoy). Berdasarkan kelompok nasabah, perlambatan DPK terutama terjadi akibat perlambatan DPK milik korporasi. Sementara, DPK milik pemerintah mengalami kenaikan yang bersumber dari peningkatan DPK Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Pertumbuhan kredit dan DPK pada akhir 2018 diprakirakan terus membaik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat serta stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga. Pertumbuhan kredit pada 2018 diprakirakan sekitar 12% (yoy), sedangkan pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8% (yoy). Bank Indonesia akan terus memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan agar tetap konsisten dengan upaya turut menjaga stabilitas sistem keuangan. Untuk meningkatkan fleksibilitas dan distribusi likuiditas di perbankan, Bank Indonesia menaikkan porsi pemenuhan GWM Rupiah Rerata (konvensional dan syariah) dari 2% menjadi 3% serta meningkatkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial/ PLM (konvensional dan syariah) yang dapat direpokan ke Bank Indonesia dari 2% menjadi 4%, masing-masing dari DPK. Di bidang kebijakan makroprudensial, Bank Indonesia juga mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCB) sebesar 0% dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada target kisaran 80-92%. Ke depan, Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat. M2 pada triwulan III 2018 meningkat menjadi Rp5.606,3 triliun atau tumbuh 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,9% (yoy). Peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan uang kuasi yang meningkat sejalan dengan peningkatan simpanan deposito perbankan. Uang kuasi pada triwulan III 2018 mencapai Rp4.176,7 triliun atau tumbuh 6,3% (yoy), meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,2% (yoy). Sementara itu, uang beredar dalam arti sempit (M1) pada triwulan III 2018 tumbuh stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 8,2% (yoy). Pertumbuhan M1 lebih tinggi tertahan oleh pertumbuhan giro rupiah yang melambat, terutama giro rupiah milik korporasi. Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh peningkatan aktiva dalam negeri bersih (Net Domestic Assets atau NDA). NDA pada triwulan III 2018 tumbuh meningkat menjadi 9,0%, dibandingkan

Page 33: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 30

triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,9% (yoy). Peningkatan pertumbuhan NDA tersebut dipengaruhi oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus) dan peningkatan pertumbuhan kredit. Ekspansi operasi keuangan Pempus tercermin dari tagihan kepada Pempus yang meningkat dari semula terkontraksi 0,5% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi tumbuh positif sebesar 4,5% (yoy) pada triwulan III 2018. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih (Net Foreign Assets atau NFA) pada triwulan III 2018 tumbuh -3,9% (yoy) atau mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh positif sebesar 3,4% (yoy). Terkontraksinya pertumbuhan NFA terutama dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan instrumen surat berharga asing. Pembiayaan ekonomi dari nonperbankan mengalami penurunan. Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari-September 2018 tercatat Rp168,1 triliun (gross), lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2017 yakni sebesar Rp205,9 triliun (gross). Penurunan pembiayaan ekonomi dari nonperbankan tersebut disebabkan oleh peningkatan cost of fund seiring dengan tren kenaikan suku bunga mengikuti kenaikan yield SBN dan suku bunga kebijakan BI-7DRR. Kenaikan cost of fund mendorong korporasi lebih berhati-hati melakukan pembiayaan yang berasal dari obligasi yang dibayangi kenaikan beban bunga. Sementara itu, pembiayaan melalui instrumen saham serta penerbitan MTN dan NCD masih diminati oleh korporasi sebagai alternatif pembiayaan selain melalui obligasi. Kinerja pasar saham domestik membaik ditengah masih berlanjutnya tekanan sentimen tingginya ketidakpastian global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada triwulan III 2018 menguat 3,1% (qtq) ke level 5.976,55 atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level 5.799,24. Namun, perbaikan tersebut belum cukup kuat di tengah tekanan eksternal yang masih tinggi seiring peningkatan tensi geopolitik global akibat tensi dagang yang meningkat antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara, serta penguatan dolar AS yang masih berlanjut. Di samping itu, tekanan pada pasar saham domestik juga dipengaruhi oleh rencana kenaikan FFR pada Desember 2018 sejalan dengan kinerja ekonomi Amerika Serikat yang diperkirakan semakin membaik. Kinerja di pasar saham domestik yang masih dalam tekanan tercermin pada investor nonresiden yang melakukan net jual sebesar Rp1,74 triliun pada sepanjang triwulan III 2018. Namun demikian, secara kumulatif hingga akhir triwulan III 2018 investor nonresiden masih mencatatkan net jual sebesar Rp51,2 triliun. Perkembangan pasar saham domestik sejalan dengan pergerakan pasar saham global terutama di sebagian emerging markets. Pertumbuhan triwulanan IHSG pada triwulan III 2018 lebih baik dibandingkan kinerja pasar saham di Filipina 1,2% (qtq), India 2,3% (qtq), Singapura -0,4% (qtq), Tiongkok -0,9% (qtq) dan Hongkong -4,0% (qtq). Sementara kinerja pasar saham di negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Thailand lebih baik, yaitu meningkat 6,0% (qtq) dan 10,1% (yoy). Namun, memasuki Oktober 2018 kinerja hampir semua pasar saham di emerging markets kembali mengalami kontraksi (mtm) dibandingkan September 2018 sejalan dengan tekanan yang berasal dari ketidakpastian ekonomi global yang masih berlanjut. Perkembangan IHSG sektoral secara triwulanan menunjukkan perbaikan di sebagian besar sektor. Peningkatan IHSG tertinggi pada triwulan III 2018 terutama terjadi di sektor pertanian yang tumbuh 9,3% (qtq), sektor aneka industri 7,4% (qtq), sektor keuangan 6,7% (qtq), dan sektor industri dasar 4,6% (qtq). Kinerja positif IHSG di sektor pertanian didorong antara lain oleh sentimen positif potensi penyerapan produk kelapa sawit domestik terkait kebijakan Pemerintah menerapkan biodiesel B20 di tengah harga komoditas dunia yang melemah. Peningkatan kinerja IHSG di sektor aneka industri dan industri dasar tercermin pada impor barang modal dan bahan baku keperluan industri yang meningkat, dan ditopang oleh permintaan produk industri yang masih tinggi.

Page 34: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 31

Sementara, peningkatan IHSG sektor keuangan terutama bersumber dari perkembangan positif industri perbankan ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit dan risiko kredit yang tetap terjaga rendah. Pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada triwulan III 2018 masih menghadapi tekanan ditandai dengan yield SBN yang meningkat. Tekanan eksternal yang masih tinggi terhadap perkembangan pasar SBN tercermin dari peningkatan yield SBN benchmark 10 tahun pada akhir triwulan III 2018 menjadi 8,20%, atau meningkat 32 bps dibandingkan posisi terakhir pada triwulan sebelumnya 7,80%. Namun demikian, fundamental ekonomi domestik yang tetap terjaga dan bauran kebijakan yang ditempuh untuk menjaga daya tarik investor asing di pasar keuangan cukup efektif mendorong investor nonresiden kembali melakukan net beli pada sepanjang triwulan III 2018, yaitu mencapai Rp20,7 triliun. Di samping itu, pada Oktober 2018 investor nonresiden juga kembali melakukan net beli sebesar Rp13,5 triliun. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif sepanjang Januari hingga Oktober 2018 investor nonresiden mencatatkan net beli sebesar Rp28,2 triliun, disertai dengan pangsa kepemilikan asing di pasar SBN yang tetap terjaga berada pada level.

3.2 Prospek Ekonomi Indonesia Perekonomian Indonesia tumbuh cukup baik pada 2018 ditopang oleh permintaan domestik. Perkembangan terkini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 5,1% pada 2018. Kinerja ekonomi yang cukup baik pada 2018 ditopang oleh permintaan domestik yang tumbuh menguat di sekitar 5,5%. Investasi tumbuh kuat, yaitu sekitar 6,8%, bersumber dari investasi nonbangunan yang tumbuh tinggi sekitar 10,0% dan berlanjutnya investasi bangunan yang tumbuh sekitar 5,7%. Konsumsi rumah tangga juga tumbuh masih tinggi, yaitu sekitar 5,2%, sejalan dengan daya beli yang terjaga disertai penyaluran program sosial Pemerintah yang meningkat.

Figur 22. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Ekspor secara riil tumbuh sekitar 6,9%. Kendati demikian, impor yang juga meningkat tinggi hingga di sekitar 12,3% menyebabkan permintaan eksternal berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada 2018. Prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019. Di tengah perkiraan ekonomi global yang tumbuh melandai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan tetap meningkat hingga mencapai kisaran 5,0-5,4%. Prakiraan tersebut didukung oleh permintaan domestik yang akan tetap kuat, baik konsumsi maupun investasi. Sementara itu, kinerja net ekspor membaik seiring peningkatan ekspor dan pertumbuhan impor yang menurun.

Page 35: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 32

Konsumsi swasta diprakirakan tumbuh meningkat pada tahun 2018 dan 2019. Bank Indonesia memperkirakan konsumsi swasta tumbuh sekitar 5,2% pada 2018 dan 5,1- 5,5% pada 2019. Prakiraan tersebut didukung oleh perbaikan pendapatan masyarakat serta terkendalinya inflasi pada level yang rendah. Pendapatan masyarakat yang meningkat tersebut sejalan dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2019 yang untuk sebagian provinsi ditetapkan sebesar 8,03% (Lihat Boks Kenaikan UMP 2019 : Mendukung Konsumsi, Menjaga Inflasi). Akselerasi investasi dan ekspor yang masih positif akan berdampak terhadap perbaikan penghasilan rumah tangga. Dampak rambatan belanja pemerintah dalam bentuk belanja rutin maupun penyaluran bantuan sosial (bansos) akan turut berkontribusi pada kuatnya konsumsi. Prakiraan konsumsi yang meningkat juga ditopang optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi ke depan. Selain itu, pertumbuhan konsumsi swasta yang meningkat juga ditunjang kuatnya konsumsi LNPRT seiring dengan pengeluaran untuk persiapan dan penyelenggaraan Pemilu Legislatif/Pemilihan Presiden (Pileg/Pilpres) pada 2019. Dampak pelaksanaan Pileg 2019 diperkirakan lebih besar dibandingkan Pileg 2014 karena kenaikan jumlah partai peserta dan bakal calon anggota legislatif, serta durasi masa kampanye yang lebih panjang. Konsumsi Pemerintah diprakirakan tumbuh meningkat sekitar 2,9% pada 2018 dan 2,7-3,1% pada 2019. Prakiraan tersebut sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang berlanjut sehingga mendorong sisi penerimaan negara. Belanja konsumsi pemerintah pusat pada 2018 terutama ditopang oleh belanja pegawai, barang, dan bantuan sosial. Anggaran bantuan sosial dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 meningkat seiring dengan fokus pemerintah untuk pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, dan penciptaan kesempatan kerja. Selain itu, konsumsi Pemerintah juga bersumber dari peningkatan biaya logistik untuk Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Peningkatan konsumsi Pemerintah diprakirakan terus berlanjut pada 2019. Namun, kontribusi konsumsi pemerintah pada perekonomian diperkirakan akan sedikit berkurang sejalan dengan upaya konsolidasi fiskal untuk memperbaiki primary balance. Investasi diperkirakan tumbuh meningkat di sekitar 6,8% pada 2018 dan di kisaran 6,5-6,9% pada 2019. Pada 2018 pertumbuhan yang lebih tinggi bersumber dari berlanjutnya proyek infrastruktur baik dalam bentuk investasi bangunan dan nonbangunan. Investasi nonbangunan diperkirakan tumbuh tinggi sekitar 10,0% bersumber dari investasi mesin dan peralatan, khususnya kelistrikan dan perhubungan. Sejalan dengan capaian tersebut, investasi bangunan tumbuh sekitar 5,7%. Prospek investasi pada 2019 juga masih akan ditopang investasi nonbangunan dan bangunan. Hal ini sejalan dengan prospek perbaikan ekspor yang sedikit membaik, serta pembangunan proyek infrastruktur yang terus berlanjut. Penyelesaian proyek infrastruktur kelistrikan pada 2019 diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan capaian pada 2018. Namun, sentimen bisnis pada umumnya sedikit melemah pada periode Pemilihan Umum (Pemilu), sebagaimana terlihat pada 2009 dan 2014, sehingga berdampak pada kinerja investasi, meskipun relatif terbatas. Prospek investasi pada 2019 juga dipengaruhi oleh pembiayaan investasi Pemerintah yang lebih rendah. Ekspor diperkirakan tumbuh sekitar 6,9% pada 2018 dan 6,8-7,2% pada 2019. Prakiraan tersebut dipengaruhi oleh perkiraan ekonomi dunia yang diperkirakan tumbuh sekitar 3,73% pada 2018 kemudian akan melandai ke 3,70% pada 2019. Prospek pertumbuhan ekonomi dunia tersebut berpotensi memengaruhi perdagangan dunia dan pada gilirannya merambat pada kinerja ekspor Indonesia. Harga komoditas dunia juga diperkirakan tetap lemah. Selain itu, ketidakpastian atas negosiasi perdagangan antara US dan Tiongkok meningkatkan risiko kinerja perdagangan dan sektor eksternal Tiongkok. Perkembangan di Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia pada akhirnya akan memengaruhi ekspor Indonesia ke Tiongkok, seperti batubara dan barang manufaktur besi dan baja. Selain itu, perkembangan harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti kelapa sawit, karet, nikel dan aluminium diperkirakan masih belum

Page 36: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 33

akan meningkat. Optimisme perbaikan kinerja ekspor akan ditopang oleh diversifikasi produk dan tujuan ekspor ke pasar ASEAN, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Sejalan dengan tingginya permintaan domestik, impor diperkirakan tumbuh tinggi pada 2018 kemudian melambat pada 2019. Pertumbuhan impor diprakirakan mencapai 12,3% pada 2018 dan akan melebihi pertumbuhan ekspor sebesar 6,9%, sehingga permintaan eksternal berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada 2018. Tingginya impor sejalan dengan permintaan domestik yang meningkat dan ekspor yang masih positif. Peningkatan impor terutama dalam bentuk barang modal untuk mendukung proyek infrastruktur dan investasi di sektor pertambangan. Impor bahan baku juga meningkat terkait dengan aktivitas produksi. Impor bahan baku yang meningkat terutama untuk suku cadang kendaraan komersial termasuk alat angkut/berat. Selain itu, impor barang konsumsi juga meningkat sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang menguat. Ke depan, impor diperkirakan tumbuh melambat 9,9 – 10,3% pada 2019. Di sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi pada 2018 dan 2019 ditopang terutama oleh kinerja sektor sekunder dan tersier. Prospek pertumbuhan sektoral dipengaruhi oleh permintaan domestik yang diperkirakan tetap kuat di tengah faktor eksternal yang masih diwarnai berbagai tantangan. Kinerja sektor Sekunder terutama ditopang oleh LU manufaktur yang diperkirakan tetap tumbuh kuat. Prospek perkembangan LU manufaktur dipengaruhi oleh perkiraan meningkatnya aktivitas produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan juga ekspor. Prospek sektor tersier yang tumbuh meningkat akan dimotori oleh LU konstruksi sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang berlanjut. Di samping itu, perkembangan sektor tersier juga akan ditunjang oleh kinerja LU sektor perdagangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman sejalan tingginya permintaan domestik. Sementara itu, LU pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya ekonomi digital. Perkembangan sektor primer pada 2018 diperkirakan lebih terbatas pada peningkatan kinerja LU pertambangan. Sementara, kinerja LU pertanian pada 2018 masih relatif terbatas, karena pengaruh rendahnya harga komoditas ekspor pertanian.

Figur 23. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Kinerja sektor usaha primer pada2018 dan 2019 diprakirakan tetap positif ditopang terutama oleh sektor pertambangan di tengah kinerja sektor pertanian yang stabil. Sektor pertambangan diprakirakan membaik pada 2018 kemudian sedikit melambat 2019, terdampak oleh pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas, seperti batu bara, tembaga, nikel, timah, dan aluminium. Di sisi lain, kinerja LU Pertanian melambat pada 2018 sejalan dengan ekspor komoditas pertanian seperti kelapa sawit, karet, dan kopi yang melambat seiring melambatnya permintaan dan harga global. Memasuki akhir tahun 2018, harga komoditas kelapa sawit mulai menunjukkan perbaikan sehingga mendukung LU pertanian tumbuh stabil pada 2019. Perkiraan tersebut juga didukung oleh faktor cuaca yang diperkirakan lebih kondusif sehingga pelaksanaan panen cukup panjang dan produksi tanaman pangan diperkirakan lebih tinggi.

Page 37: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 34

Sektor usaha sekunder yaitu industri pengolahan diperkirakan kinerjanya tetap baik pada 2018 dan 2019. Prakiraan kinerja industri pengolahan dipengaruhi oleh permintaan domestik yang meningkat yang menopang produksi subLU industri makanan dan minuman khususnya produksi minyak sawit untuk biodiesel untuk domestik (kebijakan B20). Tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur mendorong kenaikan produksi industri logam dasar. Demikian pula industri alat angkut diperkirakan masih tumbuh baik didukung permintaan domestik yang cukup kuat. Selain untuk domestik, prospek ekspor yang membaik pada 2019 turut menyumbang pertumbuhan industri pengolahan. Sementara itu, pertumbuhan sektor tersier diprakirakan meningkat pada 2018 dan 2019 dimotori oleh aktivitas konstruksi, sektor perdagangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman, serta pengangkutan dan komunikasi. Prakiraan meningkatnya kinerja sektor tersier dipengaruhi oleh kegiatan eksporimpor, akselerasi pertumbuhan ekonomi digital, dan akselerasi investasi. Sejalan dengan investasi bangunan yang meningkat, baik dalam bentuk proyek infrastruktur maupun properti, pertumbuhan LU konstruksi diperkirakan meningkat pada 2018 dan 2019. Penyelesaian proyek infrastuktur strategis diperkiraan lebih terakselerasi pada tahun 2018 dan 2019, sehingga dapat mendorong kinerja LU konstruksi tumbuh lebih tinggi. LU sektor perdagangan, penyediaan akomodasi dan makanan-minuman tumbuh meningkat sejalan tingginya permintaan domestik. Aktivitas ekspor-impor juga mendorong subLU perdagangan dan subLU jasa perusahaan. Sementara itu, semakin berkembangnya ekonomi digital akan berdampak positif bagi peningkatan kinerja LU pengangkutan dan komunikasi, baik dari sisi aktivitas penggunaan sarana komunikasi terutama internet, maupun dari sisi aktivitas dukungan logistik (pengiriman barang). Secara keseluruhan, lintasan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2019 yang meningkat juga masih akan dihadapkan pada risiko tingginya ketidakpastian eksternal. Prospek pertumbuhan ekonomi terutama akan menghadapi tantangan dari risiko berlanjutnya tensi dagang antara AS dan negara mitra dagangnya. Hal ini akan berdampak pada menurunnya aktivitas perdagangan dunia yang pada gilirannya berimbas pada prospek pertumbuhan ekonomi global. Berbagai tantangan yang berkembang di sisi global tersebut akan memberikan risiko bagi prospek perekonomian Indonesia, terutama melalui jalur ekspor yang melambat. Figur 24. Fan Chart Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Sumber : Bank Indonesia Triwulan III 2018 Di sisi harga, inflasi Indeks Harga Keuangan (IHK) hingga akhir 2018 diprakirakan sekitar 3,2% sehingga tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi 3,5±1%. Prakiraan tersebut didukung terkendalinya inflasi volatile food dan administered prices, serta inflasi inti. Terkendalinya inflasi ditopang oleh terjaganya ekspektasi inflasi, minimalnya tekanan permintaan, dan terbatasnya dampak depresiasi Rupiah. Terkendalinya inflasi tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam pencapaian sasaran inflasi. Selain itu, koordinasi yang makin erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik di Pusat maupun di daerah menunjang terkendalinya inflasi, khususnya kelompok volatile food dan administered prices.

Page 38: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 35

Perkembangan inflasi volatile food hingga akhir 2018 akan tetap terkendali ditopang pasokan pangan yang terjaga. Terkendalinya inflasi volatile food bersumber dari lebih rendahnya tekanan harga komoditas aneka cabai dan bawang merah, ditopang oleh pasokan yang lebih baik. Selain itu, tekanan harga minyak goreng juga diperkirakan lebih rendah seiring dengan perkembangan harga crude palm oil (CPO) global yang tetap rendah. Perkembangan inflasi volatile food diperkirakan dipengaruhi oleh harga bawang putih yang masih akan meningkat karena berkurangnya pasokan impor. Inflasi administered prices juga diprakirakan tetap rendah seiring dengan minimalnya kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang dikendalikan pemerintah. Sampai dengan akhir 2018 kebijakan terkait tarif dan harga diperkirakan tetap akan minimal sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Sementara itu, perkembangan realisasi inflasi angkutan udara, angkutan dalam kota, dan kereta api hingga Oktober 2018 yang lebih rendah dari perkiraan awal akan berdampak positif pada minimalnya tekanan inflasi administered prices. Demikian halnya dengan realisasi inflasi rokok yang relatif rendah. Inflasi administered price pada akhir tahun 2018 diperkirakan lebih dipengaruhi oleh penyesuaian tarif angkutan seiring periode peak season akhir tahun. Inflasi inti diprakirakan tetap terkendali ditopang terjangkarnya ekspektasi masyarakat serta tekanan permintaan yang minimal. Terjangkarnya ekspektasi inflasi ditunjukkan oleh hasil Consensus Forecast inflasi 2018 yang tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi. Di samping itu, tekanan permintaan diperkirakan minimal dan masih dapat direspons oleh sisi produksi yang memadai. Perkembangan inflasi inti yang terkendali juga dipengaruhi oleh kencederungan lebih rendahnya dampak rambatan depresiasi nilai tukar terhadap inflasi inti dalam beberapa tahun terakhir. Inflasi IHK pada tahun 2019 diprakirakan tetap terjaga dalam rentang sasaran inflasi 3,5±1% dengan dukungan berbagai kebijakan dan koordinasi pengendalian inflasi. Terkendalinya inflasi 2019 pada kisaran sasaran akan ditopang terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, terkendalinya volatile food dan administered prices, serta tetap terjangkarnya ekspektasi inflasi. Perkembangan inflasi pada 2019 akan lebih dipengaruh oleh dinamika tekanan eksternal yang diperkirakan masih menjadi tantangan serta meningkatnya tekanan permintaan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Bank Indonesia tetap mencermati berbagai risiko yang dapat memengaruhi perkembangan inflasi ke depan, termasuk perkembangan harga minyak dunia dan implikasinya terhadap harga bahan bakar minyak domestik. Konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam pencapaian sasaran inflasi, disertai koordinasi yang erat dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah diyakini akan dapat membawa inflasi 2019 tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasarannya.

3.3 Gambaran Umum Industri Nikel Dunia 3.3.1 Produksi Nikel Dunia

Nikel adalah salah satu produk tambang yang banyak diproduksi di Indonesia, bersama Kanada dan Australia. Sekitar 2 juta ton nikel diproduksi setiap tahun di seluruh dunia. Filipina, Indonesia, Rusia, Kanada dan Australia adalah produsen nikel terbesar di dunia, seperti yang dilaporkan oleh US Geological Survey. Deposito nikel terbesar di Eropa non-Rusia berlokasi di Finlandia dan Yunani. Sumber daya berbasis lahan yang teridentifikasi, rata-rata 1% nikel atau lebih besar mengandung setidaknya 130 juta ton nikel. Sekitar 60% berada di laterit dan 40% dalam deposit sulfida. Selain itu, sumber daya nikel dalam laut yang luas berada dalam lapisan mangan dan nodul yang menutupi area luas dasar lautan, khususnya di Samudra Pasifik.

Page 39: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 36

Figur 25. Produksi dan Cadangan Tambang Nikel Nikel Dunia

Sumber : International Nickel Study Group 2017 Produksi nikel dunia menurun tahun ke tahun untuk keenam kuartal berturut-turut, pada kuartal Maret 2017 menjadi 462.000 ton.Namun, pada tingkat persentase 0,8 persen, laju penurunan telah melambat dibandingkan dengan kuartal terakhir. Penurunan output di Filipina (turun 19.000 ton) dan di Rusia (turun 15.000 ton), serta di tempat lain, lebih dari mengimbangi peningkatan output 36.000 ton di Indonesia. Di Filipina tampak bahwa suspensi penambangan dapat dicabut dan pasokan akan kembali pasar. Pada Januari 2017, Indonesia mengurangi larangannya ekspor bijih nikel, tergantung pada kondisi tertentu yang mana akan menambah pasokan bijih nikel dunia. Figur 26. Produksi Bulanan Tambang Nikel Dunia

Sumber : International Nickel Study Group 2017

3.3.2 Konsumsi Nikel Dunia

Pada Kuartal Pertama 2017, Bulan Maret, konsumsi nikel dunia meningkat 9,6 persen (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi nikel dunia terus berlanjut didorong oleh China, yang menyumbang 65 persen pertumbuhan (perquartal) konsumsi nikel dunia, di quartal pertama 2017. Nikel dunia Konsumsi diperkirakan akan moderat, tetapi tetap kuat di tahun 2017, tumbuh sebesar 5,9 persen. Pertumbuhan konsumsi nikel diperkirakan melambat dua tahun ke depan, menjadi 4,7 persen dan 4,2 persen pada 2018 dan 2019, masing-masing.

Page 40: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 37

Pertumbuhan konsumsi nikel dunia dalam beberapa tahun terakhir telah didukung oleh cepatnya pertumbuhan produksi baja nirkarat di China (69 persen dari China's penggunaan nikel dalam pembuatan baja tahan karat). Di tahun 2016, roduksi baja nirkarat Cina tumbuh 16 persen menjadi 25 juta ton. India menggantikan Jepang sebagai produsen baja nirkarat terbesar kedua di dunia 2016, dengan produksi tumbuh sebesar 9 persen menjadi 3,3 juta ton. Figur 27. Konsumsi Nikel Dunia 2016

Sumber : ABS (2017) International Trade in Goods and Services

3.3.3 Harga Nikel Dunia

Harga nikel telah menunjukkan volatilitas yang besar selama empat puluh tahun terakhir. Grafik di bawah ini menunjukkan harga LME historis untuk nikel dalam nilai nominal dari tahun 1991 hingga 2016. Pada akhir 1980-an ada puncak dalam harga nikel. Pada paruh pertama tahun 1990-an, keruntuhan ekonomi negara-negara bekas "Blok Timur" mengakibatkan lonjakan ekspor nikel yang mendorong harga nikel lebih rendah daripada biaya tunai produksi yang mengakibatkan berkurangnya produksi nikel di "Barat". Hingga 2003, harga tunai nikel tetap di bawah US $ 10.000 per ton. Harga menembus $ 14.000 per ton pada tahun 2005 dan kemudian meningkat secara dramatis hingga 2006 sebelum memuncak pada $ 52.179 per ton pada bulan Mei 2007. Harga nikel kemudian menurun hingga akhir tahun 2008, ketika harga tunai rata-rata pada bulan Desember mencapai titik terendah $ 9,678. Pada awal 2009, harga nikel mulai sekali lagi naik dan mencapai $ 24.103 pada akhir tahun 2010. Pada tahun 2011 harga terus naik dan mencapai puncaknya pada bulan Februari, dengan harga rata-rata $ 28.247, dan telah menurun sejak saat itu hingga akhir tahun 2013 ketika itu tetap di bawah $ 14.000. Reaksi awal terhadap pelaksanaan larangan ekspor bijih yang belum diolah di Indonesia pada Januari 2014, harga nikel naik menjadi hanya di bawah $ 20.000 pada Juli 2014, tetapi sejak itu telah menurun hampir setiap bulan hingga Maret 2016 untuk diperdagangkan pada sekitar $ 8.700. Stok nikel LME relatif stabil selama periode 2001 hingga 2005 sekitar 20.000 ton. Pada tahun 2005, stok meningkat sedikit dan kembali menurun pada tahun 2006. Selama periode 2007 hingga 2009, persediaan meningkat pesat menjadi lebih dari 158.000 ton pada akhir periode. Pada 2010 dan 2011 destocking berlangsung dengan stok pada akhir Desember 2011 di 91.000 ton. Sejak awal 2012 hingga Maret 2016 periode panjang stocking berlangsung, mencapai lebih dari 470.000 ton pada Juni 2015. Pada kuartal kedua 2015, Shanghai Futures Exchange (SHFE) meluncurkan kontrak nikel dan stok telah meningkat di sana ke tingkat 73.000 pada Maret 2016. Pada akhir Maret 2016, gabungan saham LME dan SHFE lebih dari 500.000 ton.

Page 41: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 38

Figur 28. Pertumbuhan Harga Nikel International Nickel Study

Sumber : International Nickel Study Group 2017 Pada Desember 2017, harga nikel mengalami pelemahan seiring dengan proyeksi bertumbuhnya ekspor dari Indonesia. Harga nikel merosot akibat proyeksi pertambahan ekspor bijih dari Indonesia yang kembali dibuka sejak ditutup pada 2014 lalu. Dimana, Indonesia memiliki Jumlah ekspor diperkirakan mencapai 5,2 juta ton per tahun dengan menghitung kapasitas smelter yang ada. Bloomberg Intelligence memproyeksi, volume tersebut dapat diterjemahkan ke kapasitas maksimum nikel sebesar 88.000 ton, atau sekitar 4,4% dari produksi tambang global sebanyak 2 juta ton pada 2016. Indonesia pernah menjadi pemasok bijih nikel terbesar ke China, sebelum larangan ekspor pada 2014. Sejak adanya larangan, Filipina mengambil peran sebagai eksportir utama. Figur 29. Pertumbuhan Harga Nikel

Sumber : World Bank

Page 42: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 39

3.3.4 Proyeksi Harga Nikel Dunia

Harga nikel adalah indikator situasi di berbagai industri seperti baja dan produksi mobil karena nikel adalah komponen paduan yang sangat populer. Tahun sebelumnya tidak terlalu tenang untuk pasar nikel. Arah baru politik di Cina dan masalah ekologis di Filipina mengurangi pasokan nikel. Akibatnya, beberapa ekonom mengharapkan defisit nikel dan harga tinggi. Lembaga internasional terkemuka membuat prediksi harga nikel berikut : Bank Dunia dalam laporan perkiraan komoditasnya memperkirakan bahwa harga spot rata-rata untuk nikel akan tumbuh sedikit lebih jauh pada tahun 2018 menjadi $ 10.559 per metrik ton dari $ 10.100 pada tahun 2017. Selama dekade berikutnya, harga akan tumbuh menjadi $ 18.000 per metrik ton. Laporan IMF mengungkapkan kenaikan yang diharapkan serupa dari $ 9.227 per metrik ton pada kuartal keempat 2017 menjadi $ 9.438 pada tahun 2018 dan pertumbuhan menjadi $ 9.557 pada tahun 2019. Apa untuk perkiraan jangka panjang, para ahli memperkirakan pertumbuhan yang sangat lambat menjadi $ 9.987 per metrik ton pada tahun 2022. Figur 30. Proyeksi Harga Nikel Dunia World Bank

Sumber : World Bank

Page 43: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 40

Figur 31. Proyeksi Harga Nikel Dunia IMF

Sumber : IMF

3.4 Gambaran Umum Industri Nickel Indonesia 3.4.1 Perkembangan Industri Nikel di Indonesia

Republik Indonesia benar-benar penuh dengan sumber daya: batu bara, emas, tembaga, minyak dan gas, timbal, dan tentu saja nikel - hampir tidak ada logam yang tidak dapat Anda temukan di nusantara. Seperti yang dapat Anda amati pada peta di atas, sumber utama nikel terkonsentrasi di Sulawesi, terutama Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Kita dapat mengatakan bahwa 95% dari nikel yang dihasilkan di Indonesia berasal dari dua pulau ini. Figur 32. Peta Sumber Daya Nikel di Indonesia

Sumber : Metal Bulletin Resource

Page 44: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 41

Sifat multiguna Nikel membuatnya menjadi komoditas logam strategis. Nikel berpotensi menghasilkan nilai tambah yang sangat besar, bila dilakukan pengolahan di dalam negeri. Mengekspornya sebagai bahan mentah, menghilangkan banyak peluang yang dapat diperoleh. Kementerian Geologi Amerika Serikat menghitung, dalam dua tahun terakhir produksi nikel Indonesia terus meningkat. Pada 2015, jumlah produksi nikel Tanah Air mencapai 130 ribu metrik ton. Naik sekitar 29 persen lebih pada 2016, menjadi 168.500 metrik ton. Selain Indonesia, produksi nikel dunia juga banyak disumbangkan Filipina. Pada 2015 memproduksi nikel sebanyak 554 ribu metrik ton dan pada 2016 mencapai 500 ribu metrik ton. Kemudian disusul Rusia yang jumlah produksinya di bawah atau setengah dari produksi Filipina. Meski dengan dengan jumlah produksi nikel jauh di bawah Filipina, jumlah cadangan nikel Indonesia tak beda jauh dengan Filipina. Cadangan di Indonesia diprediksi mencapai 4,5 juta metrik ton, berselisih 300 ribu metrik ton dengan Filipina. Sebagai catatan, istilah cadangan dalam laporan Kementerian Geologi AS tersebut tidak termasuk seluruh potensi kandungan nikel di bumi Indonesia. Cadangan dimaksud, adalah sumberdaya nikel yang dinilai telah memiliki nilai ekonomis bila dikelola oleh industri. Dalam konteks ini, cadangan nikel terbanyak dimiliki Australia yang jumlahnya mencapai 19 juta metrik ton. Kemudian Brasil dengan perkiraan cadangan nikel mencapai 10 juta metrik ton, dan Rusia dengan perkiraan cadangan mencapai 7,6 juta metrik ton. Dari sisi pengguna, Tiongkok menjadi konsumen utama nikel dunia sejak 2013 hingga tahun lalu. Pada 2013, Tiongkok menyerap 51 persen produksi nikel dunia, dan Eropa sebanyak 19,5 persen. Pada 2016, serapan Tiongkok bahkan mencapai 56 persen. Adapun menurut Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), sumber daya nikel Indonesia diperkirakan mencapai 2.633 juta ton ore (bijih), dengan cadangan sebesar 577 juta ton ore. Sumberdaya ini tersebar di Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Papua dengan kandungan unsur nikel rata-rata 1,45 persen.

Figur 33. Produksi Tambang Nikel di Indonesia, 2006 – 2017

Sumber : Statistic Portal

Page 45: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 42

Figur 34. Cadangan Nikel di Indonesia dan Dunia

Sumber : BPS, diolah Lokadata Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara penghasil nikel didunia dengan total total cadangan 5,74% dari total cadangan dunia sedangkan di tahun 2016 produksinya mencapai 7% dari total produksi nikel di dunia. Produksi nikel Indonesia sempat mencapai 18% dari total produksi nikel dunia pada tahun 2013, dimana kebijakan PNT belum diberlakukan.

Figur 35. Posisi Indonesia sebagai penghasil Nikel Dunia

Sumber : Kementerian ESDM 2017

Page 46: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 43

Kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan nikel dunia sangat fluktuatif tiap tahunnya. Hal ini erat kaitannya dengan regulasi yang berlaku di Indonesia, yaitu Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mewajibkan kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral dilakukan di dalam negeri atau dengan kata lain melarang ekspor mineral mentah keluar dari Indonesia. Produksi nikel Indonesia sempat meningkat dari tahun 2012 ke tahun 2013, dimana kebijakan Peningkatan Nilai Tambah melalui Pengolahan dan Pemurnian di dalam Negeri belum diwajibkan. Pemerintah memberi waktu kepada badan usaha untuk membangun unit pengolahan dan pemurnian 5 tahun sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Banyak spekulasi yang berkembang atas fenomena ini salah satunya adalah kecenderungan badann usaha memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia sebelum kewajiban PNT diberlakukan. Pemerintah juga masih mengizinkan hal tersebut dengan harapan badan usaha mau memenuhi kewajiban PNT dengan membangun unit pengolahan dan pemurnian dengan dana sendiri maupun gabungan dengan badan usaha lainnya yang serupa.

Setelah tahun 2014, Pemerintah masih memberikan kelonggaran perihal kewajiban PNT dengan syarat badan usaha harus memberikan jaminan administrasi maupun finansial kepada Pemerintah untuk membangun unit pengolahan dan pemurnian. Selain itu, badan usaha dikenakan bea keluar yang sangat tinggi untuk mengekspor mineral mentah. Hal ini meyebabkan produksi nikel di Indonesia turun secara perlahan namun hal ini tidak berlangsung lama karena seiring berjalannya waktu, pembangunan unit pengolahan dan pemurnian mineral nikel yang telah mulai pada tahun sebelumnya selesai dan menyebabkan produksi nikel di Indonesia secara signifikan meningkat kembali. Perlu diperhatikan, produksi nikel Indonesia tidak lagi dalam bentuk nikel mentah tetapi sudah dalam bentuk nikel olahan, baik berupa Nicke Matte, Nickel Pig Iron (NPI) ataupun Ferro Nickel (FeNi).

Figur 36. Posisi Indonesia sebagai penghasil Nikel Dunia

Sumber : Kementerian ESDM 2017

Page 47: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 44

Figur 37. Persentase Cadangan Nikel Indonesia terhadap Cadangan Nikel Dunia

Sumber : Kementerian ESDM 2017

Figur 38. Produk Bentuk Nikel Olahan Indonesia

Sumber : Kementerian ESDM 2017

Page 48: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 45

4 ANALISIS SWOT DAN RISIKO 4.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) terdiri atas faktor internal yang bisa dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin sulit dikontrol. Kedua sisi dianalisis supaya dapat disusun suatu strategi sehingga tercapai keberhasilan dan mempunyai daya saing. Dari faktor internal bisa diidentifikasi kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) sedangkan dari faktor eksternal berupa peluang dan ancaman (opportunity and threat). 1. Analisis Kekuatan (Strength)

• LN merupakan entitas anak dari perusahaan yang telah listed di Bursa Efek Indonesia.

2. Analisis Kelemahan (Weakness)

• LN sudah menghentikan kegiatan usahanya sehingga LN tidak lagi menghasilkan pendapatan.

• LN masih memiliki utang lain-lain kepada pihak berelasi yang tercatat pada 30 September 2018 sebesar Rp2.083.629.861.

3. Analisis Kesempatan (Opportunity)

• Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi peluang pasar yang besar untuk industri pengolahan nikel disamping pasar ekspor.

• Pertumbuhan ekonomi indonesia yang stabil.

4. Analisis Ancaman (Threat)

• Kebijakan Pemerintah mengenai peraturan pertambangan yang dinamis sehingga berpotensi menggangu kinerja operasional LN apabila LN melanjutkan kegiatan usahnya.

• Tingkat persaingan antar negara penghasil olahan nikel semakin tinggi, baik dalam etos kerja dan keahlian SDM, teknologi, modal, dan penguasaan pasar.

• Terjadi kekurangan ketersediaan bahan baku (input) di pasar dalam negeri karena sumber daya nikel yang diproduksi tidak dapat diperbaharui.

• Isu lingkungan yang beranggapan bahwa kegiatan penambangan selalu merusak dan merugikan lingkungan.

• Harga mineral nikel yang tidak menentu di pasar global karena adanya barang subsitusi (besi, tembaga dan alumunium).

4.2 Analisis Risiko Seperti halnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan lainnya, usaha yang dilakukan oleh LN tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan apabila LN melanjutkan kegiatan usahanya. Berikut adalah beberapa risiko yang akan dihadapi oleh LN :

1. Risiko Harga Mineral dan Logam

Kegiatan pertambangan dan pengolahan mineral tergantung pada harga pasar barang mineral. Harga selalu berfluktuasi mengikuti pasar. Harga banyak ditentukan oleh komoditas pertukaran dan itu berada di luar control LN. Harga barang mineral dan komoditas lainnya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk kondisi ekonomi dan politik, inflasi, tingkat pasokan dan permintaan, fluktuasi nilai tukar mata uang, tingkat bunga, pola konsumsi global atau regional, dan ketersediaan sumber daya mineral alternatif. Pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga mineral. Penurunan harga barang mineral akan mempengaruhi profitabilitas dan arus kas yang diterima LN, sehingga kinerja LN akan terhambat.

Page 49: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 46

2. Risiko Pendanaan

Risiko pendanaan sangat erat dengan pinjaman bank dan kredit pelanggan. Permodalan yang besar di industri ini, membuat LN memiliki kecenderungan untuk menggunakan pembiayaan bank dan pada hal itu juga berarti risiko pendanaan akan pengembalian pinjaman menjadi salah satu resiko.

3. Risiko Kesehatan dan Keselamatan

Operasi LN dilakukan pada kondisi-kondisi yang memiliki potensi bahaya yang tinggi. Walaupun LN bermaksud untuk terus beroperasi sesuai dengan peraturan dan persyaratan kesehatan dan keselamatan yang relevan, potensi kecelakaan operasional, baik karena faktor human resource maupun dari alam juga merupakan suatu risiko yang harus dihadapi LN.

4. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata uang Asing

Sebagian besar mesin yang digunakan untuk penambangan menggunakan mesin buatan luar negeri, dengan beberapa transakasi juga menggunakan mata uang asing. Kondisi bisnis yang sedemikian rupa membuat risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu resiko.

5. Risiko Tingkat Suku Bunga

Struktur modal LN didanai oleh hutang yang memiliki tingkat bunga, kenaikan tingkat suku bunga, akan berdampak pada meningkatnya jumlah bunga yang harus dibayarkan dan akan berdampak pada penurunan profitabiltas.

6. Risiko Likuiditas

Tujuan LN untuk mengelola likuiditas adalah memastikan bahwa saldo kas dan kredit untuk operasinya telah tersesia dengan cukup untuk mendanai kebutuhan modal kerja mereka, dan bahwa jatuh tempo hutang apa pun tidak berada di luar kemampuan LN unbtuk membayar atau membiayai kembali. Terdapat risiko dimana sebagai konsekuensi dari komitmen dan hutang LN, kemampuan LN untuk mengelola likuiditas dan membiayai operasi yang ada dapat menjadi terbatas.

7. Risiko Kebijakan Pemerintah

Risiko hilangnya hak atau bertambahnya kewajiban akibat perubahan peraturan dapat mempengaruhi LN dalam melakukan produksi dan pemasaran, misalnya dengan adanya pembatasan lahan, pengenaan pajak, pembatasan wilayah distribusi regional, dan lain-lain. Tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada munculnya peraturan-peraturan baru dikemudian yang dapat berpengaruh buruk terhadap kinerja LN.

8. Risiko Lingkungan

Operasi LN tunduk pada peraturan lingkungan di tempat-tempat dimana LN beroperasi. Peraturan ini, antara lain, pemeliharaan standar kualitas udara dan air dan reklamasi lahan. Pada peraturan tersebut juga ditetapkan pembatasan atas penghasilan, transportasi, penyimpanan, dan pembuangan limbah padat berbahaya. Pengembangan undang-undang lingkungan akan dapat menimbulkan standar penegakan yang lebih ketat, peningkatan denda dan hukuman untuk ketidakpatuhan, ANDAL yang lebih ketat terhadap proyek yang diusulkan dan tingkat tanggung jawab tinggi dari LN serta petugas, direktur dan/atau karyawannya. Tidak ada jaminan bahwa perubahan dalam peraturan lingkungan di masa depan, jika ada, tidak akan mempengaruhi operasi LN secara material atau sama sekali.

Page 50: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 47

5 PENDEKATAN DAN PEMILIHAN METODE PENILAIAN Dalam memperoleh nilai pasar wajar 99,00% ekuitas LN, pemilihan metode didasarkan pada pertimbangan bahwa LN merupakan perusahaan yang bersifat non-operating company. Oleh karena itu, pendekatan penilaian yang dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam penilaian ini adalah :

5.1 Pendekatan Penilaian Untuk penilaian usaha, prosedur penilaian dilaksanakan dengan mengaplikasikan pendekatan dan metode penilaian usaha yang berlaku umum dalam penilaian RS. Berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.3 No. KEP-196/BL/2012 dan SPI 2015 Edisi VI, berikut adalah pendekatan penilaian usaha yang umum digunakan :

• Pendekatan Aset (Asset Based Approach)

Pendekatan Aset (Asset Based Approach) adalah suatu cara memperkirakan nilai suatu bisnis dan atau ekuitas menggunakan metode yang didasarkan pada Nilai Pasar asset bisnis secara individu dikurangi dengan kewajiban.

• Pendekatan Pasar (Market Based Approach)

Pendekatan Pasar (Market Based Approach) adalah cara yang lazim untuk memperkirakan indikasi nilai suatu bisnis, hak atas kepemilikan bisnis, atau sekuritas menggunakan satu atau lebih metode yang membandingkan dengan bisnis yang sama, hak atas kepemilikan bisnis, atau sekuritas sejenis yang telah dijual.

• Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach)

Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) adalah cara yang lazim untuk memperkirakan indikasi nilai suatu bisnis, hak atas kepemilikan usaha, atau sekuritas menggunakan satu atau lebih metode dimana nilai diperkirakan dengan mengkonversi keuntungan yang diantisipasi menjadi nilai modal.

Pemilihan dan kepercayaan atas ketepatan metode dan prosedur bergantung pada pertimbangan penilai dan bukan didasarkan pada suatu formula yang baku.

5.2 Pemilihan Metode Penilaian Dalam memperoleh Nilai Pasar Wajar 99,00% ekuitas LN, pemilihan metode didasarkan pada pertimbangan bahwa LN merupakan perusahaan yang bersifat non-operating company, oleh karena itu, pendekatan penilaian yang dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam penilaian ini adalah :

▪ Pendekatan Aset (Asset-Based Approach) paling sesuai untuk digunakan pada perusahaan yang berbentuk non operating company. Selain itu sangat tepat digunakan apabila nilai perusahaan sangat bergantung pada nilai aset tetap. Oleh karena itu pendekatan ini dapat digunakan dalam melakukan penilaian 99,00% ekuitas LN.

▪ Pendekatan Pasar (Market Approach) paling sesuai apabila terdapat perusahaan yang sepadan dan sebanding dengan perusahaan yang akan dinilai. Saat ini terdapat beberapa perusahaan nikel yang telah listing di Bursa Efek Indonesia yang memiliki karakteristik bisnis yang sejenis dengan LN. Oleh karena itu pendekatan ini dapat digunakan dalam penilaian ekuitas LN, dimana metode yang akan digunakan adalah metode guideline publicly traded company (GPTC).

Page 51: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 48

▪ Pendekatan Pendapatan (Income Approach) paling sesuai apabila jumlah pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan cukup meyakinkan. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari LN, maka kami berpendapat pendekatan ini tidak dapat digunakan dalam penilaian ekuitas LN.

Page 52: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 49

6 PENILAIAN 99,00% EKUITAS LN 6.1 Penilaian dengan Pendekatan Aset

Penilaian Ekuitas LN dilakukan dengan menggunakan metode ABV (Adjusted Book Value). Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan audit LN yang berakhir pada 30 September 2018 :

Figur 39. Penilaian 99,00% Ekuitas LN (Dalam Ribuan Rupiah)

URAIAN NILAI BUKU

PENYESUAIAN NILAI PASAR

30-Sep-18 30-Sep-18

ASET

ASET LANCAR

Kas dan Setara kas 3.214 0 3.214

Pajak dibayar dimuka 0 0 0

TOTAL ASET LANCAR 3.214 0 3.214

ASET TIDAK LANCAR

Piutang Lain 1.030.000 (180.923) 849.077

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 1.030.000 (180.923) 849.077

TOTAL ASET 1.033.214 (180.923) 852.291

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS LANCAR

Hutang Pajak 750 0 750

Beban Masih Harus Dibayar 10.800 0 10.800

TOTAL LIABILITAS LANCAR 11.550 0 11.550

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Hutang Hubungan berelasi 2.083.630 0 2.083.630

TOTAL LIABILITAS TIDAK LANCAR 2.083.630 0 2.083.630

TOTAL LIABILITAS 2.095.180 0 2.095.180

EKUITAS

Modal Saham 550.000 0 550.000

Laba (Rugi) Ditahan (1.609.144) 0 (1.609.144)

Laba (Rugi) Berjalan (2.822) 0 (2.822)

Penyesuaian 0 (180.923) (180.923)

TOTAL EKUITAS (1.061.966) (180.923) (1.242.889)

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 1.033.214 (180.923) 852.291

Sumber : Laporan Keuangan LN

Page 53: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 50

Penyesuaian-Penyesuaian a. Kas dan Setara Kas

Akun ini merupakan kas pada PT Bank Negara Indonesia Tbk yang tercatat pada 30 September sebesar Rp3.214 Ribu. Atas akun ini tidak dilakukan penyesuaian.

b. Piutang Lain-Lain

Akun ini merupakan piutang lain-lain pada PT Tansri Madjid Energi yaitu sebesar Rp1.030.000 Ribu. Berdasarkan informasi dari Surat Pernyataan dari Direksi LN. Piutang lain-lain ini akan dapat tertagih 2 tahun lagi sehingga, kami melakukan penyesuaian dengan tingkat diskonto sebesar 10,14% berdasarkan data Bank Indonesia September 2018.

URAIAN NILAI BUKU

30 September 2018 PENYESUAIAN

NILAI PASAR 30 September

2018

Piutang Lain 1.030.000 (180.923) 849.077

c. Utang Pajak

Akun ini merupakan utang pajak PPN keluaran yang tercatat per 30 September 2018 sebesar Rp750 Ribu. Atas akun ini tidak dilakukan penyesuaian.

d. Beban Masih Harus Dibayar Akun ini merupakan beban jasa profesional yang tercatat sebesar Rp10.800 Ribu. Atas akun ini tidak dilakukan penyesuaian.

e. Utang Hubungan Berelasi Akun ini merupakan utang kepada ITTG, LR dan PT Lion Power Energy (“LPE”) yang masing-masing tercatat sebesar Rp184.113 Ribu, Rp1.895.017 Ribu dan Rp4.500 Ribu. Atas akun ini tidak dilakukan penyesuaian. Modal

Berdasarkan penyesuaian yang dilakukan diatas, baik pada sisi aset maupun liabilitas, maka ekuitas LN per 30 September 2018 setelah dilakukan penyesuaian adalah sebagai berikut :

Penyesuaian Struktur Modal LN (Dalam Ribuan Rupiah)

URAIAN NILAI BUKU

30 September 2018

PENYESUAIAN NILAI PASAR

30 September 2018

Modal Saham 550.000 0 550.000

Laba (Rugi) Ditahan (1.609.144) 0 (1.609.144)

Laba (Rugi) Berjalan (2.822) 0 (2.822)

Penyesuaian 0 (180.923) (180.923)

TOTAL EKUITAS (1.061.966) (180.923) (1.242.889)

Page 54: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 51

6.1.1 Aplikasi Control Premium (“CP”) Discount for Lack of Control (“DLOC”) dan Discount for Lack of Marketability (“DLOM”) Control Premium (“CP”) CP merupakan nilai tambah yang melekat dalam kepemilikan mayoritas yang mencerminkan adanya kekuatan kendali dalam saham mayoritas tersebut, sedangkan DLOC merupakan diskon yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas yang diperoleh dari aplikasi metode penilaian usaha yang menghasilkan nilai saham mayoritas, bila obyek ekuitas yang dinilai bersifat minoritas. CP dan DLOC mencerminkan perubahan terhadap nilai dari penyertaan mayoritas atau pengurangan terhadap nilai dari penyertaan minoritas sebagai pengaruh dari ketiadaan pengendalian dari pemilik yang berada dalam posisi minoritas atau dibatasi pengendaliannya. Pengurangan ini diperhitungkan karena pemilik yang dalam kondisi tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan akan memperoleh manfaat yang berbeda dari pemilik yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan karena adanya keleluasaan dari pemilik yang mengendalikan untuk mengoptimalkan manfaat antara lain dengan :

• Menentukan arah perkembangan jangka panjang obyek penilaian.

• Memilih pengurus inti obyek penilaian.

• Menentukan hak dan fasilitas untuk pengurus inti.

• Menentukan kebijakan investasi.

• Menentukan dengan pihak mana kegiatan usaha akan dilakukan.

• Menentukan besarnya deviden yang akan dibayarkan.

• Menolak usulan-usulan di atas yang berasal dari pemegang saham minoritas. Discount for Lack of Marketability (“DLOM”) DLOM merupakan potongan yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas (Business Ownership Interest) karena keterbatasan yang melekat pada ekuitas tersebut, yang mencerminkan pengurangan terhadap nilai dari penyertaan sebagai pengaruh dari tidak likuidnya obyek penilaian untuk diperdagangkan. Dalam penilaian 99,00% Ekuitas LN dengan menggunakan pendekatan aset dengan metode ABV kami tidak mengaplikasikan adanya CP maupun DLOC dikarenakan nilai yang dihasilkan dari metode tersebut telah mencerminkan nilai mayoritas. Selain itu, kami mengaplikasikan diskon likuiditas pasar (DLOM) sebesar 30,00% yang menurut kami adalah suatu tingkat yang wajar.

6.1.2 Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Saham LN Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode ABV, berikut adalah Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% saham LN :

Figur 40. Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Metode ABV

KETERANGAN NILAI

(Dalam Ribuan Rupiah)

Indikasi Nilai 100,00% Ekuitas LN (1.242.889)

Indikasi Nilai 99,00% Ekuitas LN (1.230.460)

Control Premium (0,00%) 0

Indikasi Ekuitas 99,00% LN Setelah Control Premium (1.230.460)

Discount of Lack Marketibility (30,00%) 0

Page 55: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 52

KETERANGAN NILAI

(Dalam Ribuan Rupiah)

Indikasi 99,00% EKUITAS LN (1.230.460)

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan Indikasi Nilai 99,00% ekuitas LN, maka kami berpendapat bahwa Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% ekuitas LN pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Negatif Rp1.230.460.000,-.

6.2 Penilaian 99,00% Ekuitas LN dengan Pendekatan Pasar

Dalam melakukan penilaian saham dengan pendekatan pasar (market approach) kami akan mengaplikasikan Guideline Publicly Traded Company Method (“GPTC”). Dengan metode ini nilai saham perusahaan diperkirakan melalui suatu faktor pengali atau konversi yang disebut multiple atau key valuation ratio. Multiple tersebut dicari dan diambil dari perusahaan pembanding atau pedoman yang sahamnya telah memiliki nilai pasar. Prosedur yang dilakukan dengan Pendekatan Pasar ini adalah sebagai berikut :

I. Mencari Perusahaan Pedoman Berdasarkan data di bursa efek Indonesia maka terdapat 11 (Sebelas) perusahaan perbankan listed untuk dicari sebagai pembanding yaitu :

Figur 41. Perusahaan Pedoman

No Nama Perusahaan Kode

1 ANEKA TAMBANG TBK ANTM IJ Equity

2 VALE INDONESIA TBK INCO IJ Equity

3 CENTRAL OMEGA RESOURCES TBK DKFT IJ Equity

4 J RESOURCES ASIA PASIFIK TBK PSAB IJ Equity

5 NIHAO MINERAL RESOURCES INTE NI PM Equity

6 GLOBAL FERRONICKEL HOLDINGS FNI PM Equity

7 NICKEL ASIA CORP NIKL PM Equity

8 ZHEJIANG HUAYOU COBALT CO –A 603799 CH Equity

9 XINJIANG HEJIN HOLDING CO-A 000633 CH Equity

10 ZHESHANG DEVELOPMENT GROUP-A 000906 CH Equity

11 ORIENTAL PENINSULA RESOURCES ORE PM Equity

II. Analisis Perbandingan

Pemilihan kriteria pembanding didasarkan atas kesamaan sebagai berikut :

1) Industri, kegiatan usaha, produk, dan risiko usaha adalah sejenis; 2) Karakteristik pertumbuhan (growth in sales and earnings) dan struktur

permodalan (capital structure) adalah sebanding; 3) Kinerja keuangan historis selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebanding. 4) Ukuran perusahaan (total assets) adalah sebanding; 5) Pangsa pasar (market share) adalah sebanding.

Sehingga atas dasar tersebut kami mengelompokan dari 11 perusahaan yang listed menjadi 8 perusahaan yang akan digunakan dalam pendekatan pasar. Kesebandingan antara perusahaan yang dinilai dan perusahaan-perusahaan pembanding diperoleh dikelompokan dengan kriteria berikut :

Page 56: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 53

1. Kriteria industri, kegiatan usaha, produk, dan risiko usaha. Perusahaan pembanding yang digunakan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang nikel yang berstatus “terbuka”.

2. Kriteria pertumbuhan (growth in sales and earnings) dan struktur

permodalan (capital structure).

Dari 11 perusahaan nikel yang berstatus “terbuka”, didasarkan atas perusahaan nikel yang mempunyai growth in sales and earnings relatif sama.

3. Kriteria kinerja keuangan historis.

Dari 11 perusahaan nikel yang berstatus “terbuka”, didasarkan atas perusahaan nikel yang mempunyai net income relatif sama.

4. Kriteria (total assets).

Dari 11 perusahaan nikel yang berstatus “terbuka”, didasarkan atas perusahaan nikel yang mempunyai total asset relatif sama.

5. Kriteria (Market Share).

Dari 11 perusahaan nikel yang berstatus “terbuka”, didasarkan atas perusahaan nikel yang mempunyai market share yang relatif sama. Kriteria Market share dilihat dari data pendapatan (revenue).

Berikut 8 (Delapan) perusahaan pembanding per 30 September 2018 dengan kriteria sebagai berikut :

Figur 42. Perusahaan-Perusahaan Pembanding

No Nama Perusahaan Total Asset

(Dalam Miliar Rupiah)

Net Income (Dalam Ribuan

Rupiah)

Capital Structure

Revenue (Dalam Ribuan Rupiah)

1 ANEKA TAMBANG TBK 27.593 (205) 35% 10.804

2 VALE INDONESIA TBK 30.152 622 5% 9.476

3 CENTRAL OMEGA RESOURCES TBK 1.804 20 18% 209

4 NIHAO MINERAL RESOURCES INTE 267 (32) 0% 6

5 GLOBAL FERRONICKEL HOLDINGS 2.095 113 0% 817

6 NICKEL ASIA CORP 11.229 848 7% 3.995

7 ZHESHANG DEVELOPMENT GROUP-A 16.311 248 16% 64.685

8 ORIENTAL PENINSULA RESOURCES 1.833 124 0% 427

Sumber : Laporan Keuangan Pembanding, Bloomberg, IDX

6.2.1 Market Multiple Pembanding Berikut adalah data dari perusahaan pembanding yang digunakan dalam penilaian yang meliputi :

Figur 43. Market Multiple Pembanding

PERUSAHAAN PEMBANDING P/BV P/E P/NCF

ANEKA TAMBANG TBK 1,06 32,17 79,39

VALE INDONESIA TBK 1,32 47,51 58,83

CENTRAL OMEGA RESOURCES TBK 1,66 -20,18 96,80

NIHAO MINERAL RESOURCES INTE 1,28 -611,01 -4.338,63

GLOBAL FERRONICKEL HOLDINGS 1,77 1.927,53 -116,35

NICKEL ASIA CORP 1,01 16,61 43,57

ZHEJIANG HUAYOU COBALT CO -A 5,03 13,01 -550,38

Page 57: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 54

PERUSAHAAN PEMBANDING P/BV P/E P/NCF

ZHESHANG DEVELOPMENT GROUP-A 1,14 12,13 -10,73

Median Market Multiple 1,30 14,81 16,42

LN Per 30 September 2018 * (1.061.966) (2.822.337) 0

LN dengan Multiple * (1.379.173) (41.799.729) 0

Bobot 100,00% 0,00% 0,00%

Nilai Multiple PT Lion Nickel Setelah Bobot (1.379.173) 0 0

Sumber : Bloomberg Data harga pasar bersifat wajar (arms-lenght) karena merupakan transaksi di pasar modal, sehingga transaksi yang dilakukan bebas dari paksaan dan terbuka untuk publik. Median P/BV, P/E dan P/NCF dari market kemudian dikalikan dengan ekuitas, laba bersih dan net cash flow LN untuk periode yang berakhir pada 30 September 2018 maka dihasilkan indikasi nilai ekuitas sebelum CP dan DLOM. Dalam melakukan penilaian 99,00% ekuitas LN, kami hanya memberi bobot pada multiple P/BV sebesar 100,00%.

6.2.2 Aplikasi Premi Kendali / Control Premium Penilaian dengan mengunakan pedekatan pasar dengan metode GPTC menghasilkan indikasi nilai minoritas. Oleh karena itu, diaplikasikan premi kendali sebesar 30,00% yang menurut kami adalah suatu tingkat yang wajar dan berada dalam rentang kisaran yang sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.3. Dimana control premium yang dapat digunakan dalam hal obyek penilaian merupakan perusahaan tertutup adalah antara 30,00% sampai dengan 70,00% dari indikasi nilai.

6.2.3 Discount for Lack of Marketability (“DLOM”) DLOM merupakan potongan yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas (Business Ownership Interest) karena keterbatasan yang melekat pada ekuitas tersebut untuk diperjualbelikan dipasar. Sebagai referensi, OJK (d/h bernama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Republik Indonesia (Bapepam dan LK), berdasarkan Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-196/BL/2012, Peraturan Nomor VIII C.3 Tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal menyatakan diskon likuiditas pasar (discount for lack of marketabilities) adalah suatu jumlah atau persentasi tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas obyek penilaian. Selanjutnya, Bapepam & LK, mengatur bahwa dalam hal obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka diskon likuiditas pasar bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 20,00% sampai dengan 40,00%. Selanjutnya dalam penilaian 99,00% ekuitas LN dengan metode GPTC kami mengaplikasikan diskon likuiditas pasar/ DLOM, pengaplikasian DLOM yang kami terapkan dalam melakukan penilaian LN adalah 30,00%.

6.2.4 Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Pendekatan Pasar Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan pendekatan pasar dan metode GPTC, berikut adalah Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% ekuitas LN :

Page 58: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 55

Figur 44. Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN dengan Metode GPTC

Keterangan Nilai

(Dalam Ribuan Rupiah)

Indikasi Nilai 100,00% Ekuitas LN (1.379.173)

Indikasi Nilai 99,00% Ekuitas LN (1.365.381)

Control Premium (CP) 0

Indikasi Nilai 99,00% Ekuitas LN Setelah CP (1.365.381)

DLOM 0

Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN (1.365.381)

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan Indikasi Nilai Pasar 99,00% ekuitas LN dengan metode GPTC, maka kami berpendapat bahwa Indikasi Nilai Pasar Wajar 99,00% ekuitas LN pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Negatif Rp1.365.381.000,-.

6.2.5 Rekonsiliasi Nilai Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut, dilakukan rekonsiliasi dengan terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap kedua metode dengan memberikan bobot untuk pendekatan aset metode ABV sebesar 80,00% dan pendekatan pasar metode GPTC sebesar 20,00%. Berikut rekonsiliasi nilai dari kedua metode di atas :

Figur 45. Rekonsiliasi Nilai

Pendekatan Indikasi Nilai

(Dalam Ribuan Rupiah) Bobot

Nilai Pasar Wajar (Dalam Ribuan Rupiah)

ABV (1.230.460) 80,0% (984.368)

GPTC (1.365.381) 20,0% (273.076)

NILAI PASAR WAJAR (1.257.444)

Berdasarkan hasil kajian dalam rangka Penilaian Ekuitas LN, maka kami berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 99,00% Ekuitas LN per 30 September 2018 sebesar Nol Rupiah dimana bahwa nilai negatif pada dalam penilaian bisnis dilaporkan sebagai “Nol” atau “Tidak Bernilai” dalam penilaian perseroan terbatas.

Page 59: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

KJPP YANUAR BEY DAN REKAN Penilaian Ekuitas – PT Lion Nickel (“LN”)

Halaman - 56

7 KUALIFIKASI PENILAI USAHA Penilai Usaha yang menandatangani laporan penilaian usaha ini merupakan Penilai Usaha bersertifikat MAPPI dengan perijinan sebagai berikut :

No. Ijin Penilai : B-1.08.00044 No. STTD : STTD.PB-37/PM.2/2018 No. MAPPI : 99-S-01250

Page 60: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

LAMPIRAN KEUANGAN

Page 61: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

PT LION NIKEL

PENDEKATAN ASET

Dalam Ribuan Rupiah

NILAI BUKU NILAI PASAR WAJAR

30-Sep-18 30-Sep-18

ASET

ASET LANCAR

Kas dan Setara kas 3.214 0 3.214

Pajak dibayar dimuka 0 0 0

TOTAL ASET LANCAR 3.214 0 3.214

ASET TIDAK LANCAR

Piutang Lain 1.030.000 (180.923) 849.077

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 1.030.000 (180.923) 849.077

TOTAL ASET 1.033.214 (180.923) 852.291

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS LANCAR

Hutang Pajak 750 0 750

Beban Masih Harus Dibayar 10.800 0 10.800

TOTAL LIABILITAS LANCAR 11.550 0 11.550

LIABILITAS TIDAK LANCAR

Hutang Hubungan berelasi 2.083.630 0 2.083.630

TOTAL LIABILITAS TIDAK LANCAR 2.083.630 0 2.083.630

TOTAL LIABILITAS 2.095.180 0 2.095.180

EKUITAS

Modal Saham 550.000 0 550.000

Laba (Rugi) Ditahan (1.609.144) 0 (1.609.144)

Laba (Rugi) Berjalan (2.822) 0 (2.822)

Penyesuaian 0 (180.923) (180.923)

TOTAL EKUITAS (1.061.966) (180.923) (1.242.889)

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 1.033.214 (180.923) 852.291

Cek 0 0 0

INDIKASI NILAI EKUITAS 100,0% (1.242.889)

INDIKASI NILAI EKUITAS 99,0% (1.230.460)

DLOC / CP 0,00% 0

INDIKASI NILAI EKUITAS SETELAH DLOC/CP (1.230.460)

DLOM 30,00% 0

NILAI PASAR WAJAR 99,0% (1.230.460)

URAIAN PENYESUAIAN

Page 62: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

PT LION NIKEL

PENDEKATAN PASAR

PER TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018

Dalam Ribuan Rupiah

NO. PERUSAHAAN PEMBANDING P/BV P/E P/NCF

1 ANEKA TAMBANG TBK 1,06 32,17 79,39

2 VALE INDONESIA TBK 1,32 47,51 58,83

3 CENTRAL OMEGA RESOURCES TBK 1,66 -20,18 96,80

4 NIHAO MINERAL RESOURCES INTE 1,28 -611,01 -4.338,63

5 GLOBAL FERRONICKEL HOLDINGS 1,77 1.927,53 -116,35

6 NICKEL ASIA CORP 1,01 16,61 43,57

7 ZHEJIANG HUAYOU COBALT CO -A 5,03 13,01 -550,38

8 ZHESHANG DEVELOPMENT GROUP-A 1,14 12,13 -10,73

1,30 14,81 16,42

PT LION NIKEL (1.061.966) (2.822.337) 0

Indikasi nilai (1.379.173) (41.799.729) 0

bobot 100,00% 0,00% 0,00%

Indikasi Nilai setelah Bobot (1.379.173) 0 0

Rata-rata Tertimbang (1.379.173)

Indikasi nilai Ekuitas 100,00% (1.379.173)

Indikasi nilai Ekuitas 99,00% (1.365.381)

CP 30,00% 0

Indikasi Nilai setelah CP (1.365.381)

(-): DLOM 30,00% 0

Nilai Pasar Wajar 99,00% (1.365.381)

MEDIAN

Page 63: LA PO RAN PENILAIAN EKUITAS PT LION NICKEL...YANUAR BEY & REKAN No. File : Y&R/BV /18/1205 · Jakarta, 07 Desember 2018 Kepada Yth. PT LEO INVESTMENTS Tbk. ("ITTG") Sugico Graha Jalan

PT LION NIKEL

REKONSILIASI

PER TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018

Dalam Ribuan Rupiah

PENDEKATAN INDIKASI NILAI BOBOT NILAI PASAR WAJAR

ABV (1.230.460) 80,0% (984.368)

GPTC (1.365.381) 20,0% (273.076)

(1.257.444) NILAI PASAR WAJAR