(~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ......

41
l ( J .... ---------------------------, ( ( > r] r] I] I] r C "J fJ { I.J '.' LApORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN ©2004

Transcript of (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ......

Page 1: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

l

( J ---------------------------

~l ~

(~l (

(~l

(~l ( gt

r]

r] I]

I] r

~J

~] CJ

fJ

IJ

~J

LApORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

l J

Daftar lsi l

Kata Pengantar I

Ringkasan Eksekutif iv

Pelaksanaan Tugas 1 1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat 1

Peraturan Perundang-undangan 1J Komite Koordinasi Nasional TPPU 2

Peraturan Pelaksanaan 4 Hubungan Masyarakat 5

J l

Sosialisasi dan Pelatihan 5 Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi 7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Daya 8 Teknologi Informasi 8

Pengembangan Aplikasi 8 Arsitektur Infrastruktur 8 Layanan J aringan Eksternal (Internet) 9 Layanan Kepada Penyedia J asa Keuangan (P IK)1 0 ~J Layanan J aringan Internal 10 Pus at Data (Database) 11

1

Organisasi Logistik dan Sumber Daya Manusia 11 Logistik 12 Anggaran 12 Pengembangan Sumber Daya Manusia 13

Program Magang 14 Studi Banding 14 Seminar 14 KursusIPelatihan 15J

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan 17 Analisis 17

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 17 Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 19 Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara 19 J Kepatuhan dan Pengawasan 19 Peningkatan Kepatuhan PJK 21

1

LAPORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANJ copy2004

I

]

l

]

]

J ]

]

1_J

1 J

j

J

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22

KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27

Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20

Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

Kata Pengantar

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU

TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004

_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang

tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat

sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis

kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional

Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy

undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan

pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan

pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut

ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik

untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk

memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL

Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang

terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia

yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya

akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian

pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk

membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme

sumber daya manusia yang ada

Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia

Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu

laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang

dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar

wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber

informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan

pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan

dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan

kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy

undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan

dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional

maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga

pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan

hukum

Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri

dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas

sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri

secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan

masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal

Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)

untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap

memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak

pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum

timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~

bilateral maupun multilateral

Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan

PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung

keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

ii

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 2: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

l J

Daftar lsi l

Kata Pengantar I

Ringkasan Eksekutif iv

Pelaksanaan Tugas 1 1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat 1

Peraturan Perundang-undangan 1J Komite Koordinasi Nasional TPPU 2

Peraturan Pelaksanaan 4 Hubungan Masyarakat 5

J l

Sosialisasi dan Pelatihan 5 Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi 7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Daya 8 Teknologi Informasi 8

Pengembangan Aplikasi 8 Arsitektur Infrastruktur 8 Layanan J aringan Eksternal (Internet) 9 Layanan Kepada Penyedia J asa Keuangan (P IK)1 0 ~J Layanan J aringan Internal 10 Pus at Data (Database) 11

1

Organisasi Logistik dan Sumber Daya Manusia 11 Logistik 12 Anggaran 12 Pengembangan Sumber Daya Manusia 13

Program Magang 14 Studi Banding 14 Seminar 14 KursusIPelatihan 15J

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan 17 Analisis 17

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 17 Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 19 Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara 19 J Kepatuhan dan Pengawasan 19 Peningkatan Kepatuhan PJK 21

1

LAPORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANJ copy2004

I

]

l

]

]

J ]

]

1_J

1 J

j

J

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22

KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27

Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20

Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

Kata Pengantar

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU

TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004

_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang

tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat

sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis

kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional

Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy

undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan

pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan

pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut

ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik

untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk

memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL

Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang

terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia

yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya

akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian

pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk

membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme

sumber daya manusia yang ada

Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia

Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu

laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang

dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar

wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber

informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan

pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan

dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan

kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy

undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan

dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional

maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga

pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan

hukum

Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri

dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas

sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri

secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan

masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal

Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)

untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap

memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak

pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum

timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~

bilateral maupun multilateral

Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan

PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung

keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

ii

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 3: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

]

l

]

]

J ]

]

1_J

1 J

j

J

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22

KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27

Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20

Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

Kata Pengantar

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU

TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004

_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang

tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat

sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis

kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional

Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy

undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan

pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan

pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut

ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik

untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk

memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL

Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang

terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia

yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya

akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian

pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk

membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme

sumber daya manusia yang ada

Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia

Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu

laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang

dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar

wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber

informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan

pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan

dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan

kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy

undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan

dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional

maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga

pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan

hukum

Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri

dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas

sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri

secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan

masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal

Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)

untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap

memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak

pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum

timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~

bilateral maupun multilateral

Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan

PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung

keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

ii

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 4: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Kata Pengantar

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU

TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004

_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang

tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat

sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis

kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional

Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy

undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan

pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan

pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut

ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik

untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk

memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL

Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang

terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia

yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya

akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian

pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk

membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme

sumber daya manusia yang ada

Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia

Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu

laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang

dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar

wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber

informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan

pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan

dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan

kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy

undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan

dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional

maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga

pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan

hukum

Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri

dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas

sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri

secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan

masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal

Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)

untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap

memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak

pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum

timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~

bilateral maupun multilateral

Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan

PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung

keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

ii

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 5: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu

laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang

dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar

wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber

informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan

pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan

dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan

kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy

undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan

dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional

maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga

pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan

hukum

Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri

dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas

sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri

secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan

masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti

pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal

Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)

untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap

memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak

pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum

timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~

bilateral maupun multilateral

Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan

PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung

keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

ii

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 6: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on

Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai

oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu

dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar

NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang

pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula

Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih

menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal

Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya

kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif

Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi

ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen

kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat

diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya

Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan

perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam

mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta Februari 2005

Dr Yunus Husein S H LL M

Kepala PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 7: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip

transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy

undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih

berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian

uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan

masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga

analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat

kerjasama domestik dan internasional

Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir

Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi

tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang

merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar

Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar

NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara

ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah

berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan

nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada

gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di

pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan

Indonesia dalam kancah pergaulan internasional

LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

iv

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 8: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi

Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang

dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai

diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi

peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada

penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman

pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan

oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap

PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan

nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan

kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)

dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK

telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas

aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3

(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan

capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan

PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung

penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan

sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat

penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota

dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti

pencucian uang Indonesia

Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat

berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya

kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya

penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal

kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang

mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

v

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 9: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan

pegawai PPA TK

Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus

membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam

membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih

meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian

diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs

Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu

pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU

meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna

terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

vi

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 10: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Pelaksanaan Tugas

1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan

kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan

perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang

sampai dengan peraturan pelaksanaannya

Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum

dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan

dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga

mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian

uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun

berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional

Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No

3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden

ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun

2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden

untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

1

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 11: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Komite Koordinasi Nasional TPPU

Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya

wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)

Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004

Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden

(bersambung)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

2

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 12: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

(sambungan)

Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut

Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani

Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani

Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani

Anggota 1 Menteri Luar Negerii

2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai

3 Menteri Keuangan

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

5 Jaksa Agung Republik Indonesia

6 Kepala Badan Intelijen Negarai

7 Gubernur Bank Indonesia

Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

3

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 13: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum

Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang

disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali

pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU

MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada

Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat

disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan

Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di

dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan

kepada FATF pada bulan Februari 2004

Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6

Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan

amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian

kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan

amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain

tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening

untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang

PERATURAN PELAKSANAAN

Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan

yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai

pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang

dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat

Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan

Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa

Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No

39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

4

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 14: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi

keuangan tunai

Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat

keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi

kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi

keuangantunai

HUBUNGAN MASYARAKAT

Sosialisasi dan Pelatihan

PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada

masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses

pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat

termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan

kelembagaan PPATK

Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan

intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi

tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik

maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan

dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga

swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum

Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai

pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah

menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa

Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana

pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

5

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 15: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank

Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di

Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera

Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan

pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang

Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi

samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi

PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di

5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar

Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan

menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan

kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian

uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang

ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation

dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti

pencucian uang di Indonesia

Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun

hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi

umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan

peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers

dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan

televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK

maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan

masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk

memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti

pencucian uang di Indonesia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

6

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 16: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan

tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah

pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang

Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK

antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan

sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang

dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari

akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan

DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

Juni 2004 dan Desember 2004

Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana

yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui

perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang

khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum

akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan

rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa

cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan

kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81

maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian

Uang

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

7

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 17: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya

TEKNOLOGIINFORMASI

PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga

prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU

internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan

PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan

pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK

dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur

mencakup layanan jaringan internal dan eksternal

Pengembangan Aplikasi

PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti

money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk

menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember

2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat

menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu

Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan

(Name and Address Matching)

Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)

Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)

Ars itektu r I nfrastru ktu r

Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan

infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai

seperti

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

8

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 18: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan

berdasarkan kepentingan pengamanan

Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas

jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data

Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam

jaringan komputer

Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem

pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem

komputer

Sistem e-mail acak dan tandatangan digital

Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut

bull SeNer Aplikasi

bull SeNer Website

bull SeNer Database

bull SeNerProxy

bull SeNerFax

bull Firewall

bull IDS Device Sensor

bull Cisco Router 1710 series device

bull SeNer Access door system

bull KVM Switch Console 16 port

bull UTP Kabel Cat 5 dan 6

bull Scanner

bull Laser Printer

bull Switch 100 - 1000 Mbps

bull 56 Kbps USB Fax Modem

bull 2 Mbps Bandwidth Internet

bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)

Layanan Jaringan Eksternal (Internet)

PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat

diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

9

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 19: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)

Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang

aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic

password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK

dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi

encryptiondecryption melalui aplikasi SSL

Layanan Jaringan Internal

middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai

guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu

1 Domain

a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network

(WAN)

b Sistem Desktop

c Sistem Operasional Jaringan

d Sistem Jaringan Percetakan

2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan

bandwidth international 128 KBps ratio 11

a Layanan BeritaPesan

b Sistem surat elektronik (e-mail)

3 Sistem fax e-mail

4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

10

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 20: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Pusat Data (Database)

Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan

transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan

transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang

kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006

Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem

analisis transaksi keuangan

ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA

Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK

untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi

Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan

pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan

amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling

banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset

Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi

Informasi dan Administrasi

Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK

Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11

Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan

Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala

PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah

disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor

B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 21: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Logistik

Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran

yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank

Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung

tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai

PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh

fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses

pemasangan jaringan sistem teknologi informasi

Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran

tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada

Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut

belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK

memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung

tersebut merupakan prioritas utama

Anggaran

Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK

dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya

dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya

PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana

anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata

Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya

dibantu oleh Departemen Keuangan

Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar

Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar

Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena

beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan

yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem

remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

12

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 22: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp

1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi

anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat

dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan

pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan

seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh

donor

Pengembangan Sumber Oaya Manusia

Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai

yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat

sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil

Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank

Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari

Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang

sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang

dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi

pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum

ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai

kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan

Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah

meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud

sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap

Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun

laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai

PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta

studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

13

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 23: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK

menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis

Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)

Amerika Serikat

Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat

dilihat sebagaimana rincian berikut

Program Magang

Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)

di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan

kepatuhan serta analisis

Studi Banding

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the

Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada

2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan

Spanyol

3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus

menandatangani MoU

4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil

Seminar

1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan

Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti

Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and

Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy

Thailand

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

14

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 24: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime

Conference Cum Exhibition di Singapura

5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh

Organization for Economics Co-operation and Development di Canada

6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of

Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di

Jepang

KursuslPelatihan

1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp

Intelligence Report and Program Analysis di Australia

2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and

Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat

3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on

Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam

4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di

Meksiko

5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money

Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical

Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan

6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di

Inggris

7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime

Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina

8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004

di Brunei Darussalam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

15

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 25: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office

Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy

Money Laundering Investigative Technique di Jakarta

10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering

Compliance Audit Program di Jakarta

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

16

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 26: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan

ANALISIS

Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk

memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK

sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan

penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana

pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)

Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber

informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan

datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara

lain

HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk

memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang

baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam

proses penyelidikan dan penyidikan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)

Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima

menerima L TKM sebanyak 846

(delapan ratus empat puluh enam)

sehingga sampai dengan tahun

laporan LTKM yang diterima tercatat

sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima

puluh enam) atau meningkat sebesar

206 dibandingkan dengan L TKM

yang diterima pada tahun sebelumnya

sebanyak 41 0 (grafik 1)

2002-2003 2004

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

11

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 27: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan

(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta

Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi

Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253

hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan

Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut

Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004

sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah

diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan

meningkat sebesar 296

Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki

peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana

yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)

Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal

85

3 18 71

4 Tak teridentifikasi 13 51

5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20

7 Penyelundupan 4 16

Penggelapan Pajak 2 08

2 08

1 04

04

12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah

13 Pencurian 04

14 Penyuapan 1 04

Total 253 100000

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004

18

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 28: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)

Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak

739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan

Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT

tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis

terhadap L TKM

Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara

Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang

tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib

melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang

asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara

Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi

yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK

Kepatuhan dan Pengawasan

MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan

yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal

Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan

dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah

menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk

saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan

RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

19

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 29: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha

No Bidang usaha Belum melapor

Sudah melapor Jumlah

I

i

2

3

4

5

6

7

Asuransi

Perusahan Efek

Dana Pensiun

Lembaga Pembiayaan

Valas

BPR

Total

159

216

392

116

702

2162

3811

1

3

1

1

3

0

77

160

219

393

117

705

2162

3888

i

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam

memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan

pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia

Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk

membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam

pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada

PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU

TPPU

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank

Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang

belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau

untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan

kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs

Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah

melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan

mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan

sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

20

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 30: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau

pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur

Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan

permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail

Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang

telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan

secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK

yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK

Peningkatan Kepatuhan PJK

Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia

denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan

dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip

mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana

pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada

tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank

Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU

PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa

keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat

bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada

bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang

berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan

Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang

dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap

penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2004

21

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 31: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional

KERJASAMA DALAM NEGERI

Kerjasama Antar Instansi

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan

koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan

PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada

tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004

dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi

kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank

Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara

lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis

penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan

peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara

itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi

dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005

Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan

dalam pembahasan kegiatan yaitu

Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan

korupsi

Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu

pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor

yang tergabung dalam CGI

Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan

Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan

1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

22

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 32: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

KERJASAMA INTERNASIONAL

Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum

internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari

beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan

pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini

tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia

internasional

Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money

Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam

hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara

lain

Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies

Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober

2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan

working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara

anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam

forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working

Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus

mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper

tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan

oleh negara anggota

Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap

negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut

merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat

tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang

pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

23

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 33: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai

oleh APG pada tahun 2002

Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam

berbagai kegiatan internasional antara lain

Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia

Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile

pada bulan Maret 2004

_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime

Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004

Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di

Bangkok pada bulan Oktober 2004

Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI

dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain

Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational

Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004

Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan

September 2004

Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational

Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004

Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai

anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi

internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di

Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari

berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti

pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota

TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

24

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 34: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai

kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya

PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU

Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence

Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina

(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention

and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut

eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat

ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan

FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy

masing FlU tersebut

Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan

21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti

Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia

Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK

tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah

menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar

telah dipenuhi oleh PPATK

Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non

Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004

PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi

kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam

surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK

menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada

bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan

laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK

juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

25

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 35: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu

pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di

Brunei Darussalam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

26

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 36: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004

Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional

PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber

daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa

kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut

terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK

maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi

1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite

Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang

2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang

Pedagang Valuta ASing

3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK

4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa

Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama

AUSTRAC Australia

5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara

Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan

6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite

TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

27

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 37: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

7 18 Februari 2004

8 20 Februari 2004

9 1 April 2004

10 12 April 2004

11 25 Mei 2004

12 29 April 2004

13 15 Juni 2004

14 16 Juni 2004

Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah

RI kepada FATF

Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK

Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK

Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan di PPATK

Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan

Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan

Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang

Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban

Pelaporan

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman

Ruki

Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting

2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada

FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan

pelaksanaannya

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK

Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H

LApORAN TAHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004

28

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 38: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

15 23 Juni 2004

16 2 Juli 2004

17 9 Juli 2004

18 13 Juli - 10 September

2004

PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group

(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)

Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen

keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang

menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation

Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan

signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia

dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam

pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF

meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)

hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)

penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang

(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU

TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU

Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M

Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan

tahun 2004-2008 masing-masing

Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi

Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc

Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan

Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai

Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi

Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti

Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa

Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan

Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan

Batam

LAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

29

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 39: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto

Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang

Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah

Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL

20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan

Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know

Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang

TinClak Pidana Pencuciari Uang

21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP

Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan

Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang

22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis

Centre (FINTRAC) Canada

23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr

Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H

24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim

Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG

Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas

beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi

perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli

2004

25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman

(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S

Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council

(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela

acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di

Brunei Darussalam

lAPORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN

copy2004

30

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 40: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

r~ctc~ J- f~~~f~~ - F

middotr -

26 5-8 Oktober 2004

27 11-13 Oktober 2004

28 22 Oktober 2004

29 25-30 Oktober 2004

30 3 - 12 Nopember 2004

31 5 Nopember 2004

32 9 Nopember 2004

33 11 Nopember 2004

PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun

Meksiko

Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of

Money Laundering (NOPCML) Rumania dan

penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus

Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML

Rumania

Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali

menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan

substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia

dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di

Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno

memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan

kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan

efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status

Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs)

Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)

Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol

(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)

Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision

PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank

yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS

Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul

Rahman Saleh

LApORAN T AHUNAN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

31

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004

Page 41: (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ... pengecualian L TKT; pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan oleh PPATK· bersama

34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific

Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004

Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu

35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in

Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia

Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur

36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa

tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK

37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank

dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen

Lembaga Keuangan dan Bapepam)

I L

r

L

l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

copy2004