(~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ......
Transcript of (~l - ppatk.go.id · Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat . 1 . J . ......
l
( J ---------------------------
~l ~
(~l (
(~l
(~l ( gt
r]
r] I]
I] r
~J
~] CJ
fJ
IJ
~J
LApORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
l J
Daftar lsi l
Kata Pengantar I
Ringkasan Eksekutif iv
Pelaksanaan Tugas 1 1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat 1
Peraturan Perundang-undangan 1J Komite Koordinasi Nasional TPPU 2
Peraturan Pelaksanaan 4 Hubungan Masyarakat 5
J l
Sosialisasi dan Pelatihan 5 Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi 7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Daya 8 Teknologi Informasi 8
Pengembangan Aplikasi 8 Arsitektur Infrastruktur 8 Layanan J aringan Eksternal (Internet) 9 Layanan Kepada Penyedia J asa Keuangan (P IK)1 0 ~J Layanan J aringan Internal 10 Pus at Data (Database) 11
1
Organisasi Logistik dan Sumber Daya Manusia 11 Logistik 12 Anggaran 12 Pengembangan Sumber Daya Manusia 13
Program Magang 14 Studi Banding 14 Seminar 14 KursusIPelatihan 15J
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan 17 Analisis 17
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 17 Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 19 Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara 19 J Kepatuhan dan Pengawasan 19 Peningkatan Kepatuhan PJK 21
1
LAPORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANJ copy2004
I
]
l
]
]
J ]
]
1_J
1 J
j
J
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22
KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27
Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20
Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
Kata Pengantar
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004
_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang
tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat
sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis
kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional
Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy
undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan
pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan
pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut
ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik
untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk
memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL
Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang
terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia
yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya
akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian
pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk
membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia yang ada
Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia
Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu
laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar
wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber
informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan
pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan
dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan
kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy
undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan
dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional
maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga
pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan
hukum
Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri
dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas
sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri
secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan
masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal
Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)
untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap
memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak
pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum
timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~
bilateral maupun multilateral
Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan
PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung
keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
ii
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
l J
Daftar lsi l
Kata Pengantar I
Ringkasan Eksekutif iv
Pelaksanaan Tugas 1 1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat 1
Peraturan Perundang-undangan 1J Komite Koordinasi Nasional TPPU 2
Peraturan Pelaksanaan 4 Hubungan Masyarakat 5
J l
Sosialisasi dan Pelatihan 5 Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi 7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Daya 8 Teknologi Informasi 8
Pengembangan Aplikasi 8 Arsitektur Infrastruktur 8 Layanan J aringan Eksternal (Internet) 9 Layanan Kepada Penyedia J asa Keuangan (P IK)1 0 ~J Layanan J aringan Internal 10 Pus at Data (Database) 11
1
Organisasi Logistik dan Sumber Daya Manusia 11 Logistik 12 Anggaran 12 Pengembangan Sumber Daya Manusia 13
Program Magang 14 Studi Banding 14 Seminar 14 KursusIPelatihan 15J
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan 17 Analisis 17
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 17 Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 19 Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara 19 J Kepatuhan dan Pengawasan 19 Peningkatan Kepatuhan PJK 21
1
LAPORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANJ copy2004
I
]
l
]
]
J ]
]
1_J
1 J
j
J
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22
KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27
Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20
Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
Kata Pengantar
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004
_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang
tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat
sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis
kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional
Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy
undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan
pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan
pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut
ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik
untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk
memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL
Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang
terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia
yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya
akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian
pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk
membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia yang ada
Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia
Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu
laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar
wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber
informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan
pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan
dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan
kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy
undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan
dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional
maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga
pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan
hukum
Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri
dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas
sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri
secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan
masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal
Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)
untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap
memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak
pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum
timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~
bilateral maupun multilateral
Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan
PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung
keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
ii
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
]
l
]
]
J ]
]
1_J
1 J
j
J
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional 22 KeIjasama Dalam Negeri 22
KeIj asama Antar Instansi 22 Kerjasama Intemasional 23
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004 27
Oaftar Tabel Tabel1 Indikasi Tindak pidana asal 18 Tabel2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha 20
Oaftar Grafik Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima 17
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
Kata Pengantar
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004
_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang
tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat
sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis
kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional
Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy
undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan
pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan
pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut
ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik
untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk
memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL
Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang
terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia
yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya
akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian
pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk
membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia yang ada
Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia
Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu
laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar
wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber
informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan
pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan
dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan
kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy
undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan
dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional
maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga
pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan
hukum
Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri
dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas
sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri
secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan
masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal
Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)
untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap
memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak
pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum
timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~
bilateral maupun multilateral
Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan
PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung
keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
ii
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Kata Pengantar
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
wewenang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
sebagaimana di atur di dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
TPPU) perkenankanlah kami menyampaikan Laporan Tahunan Tahun 2004
_~aporan Tahunan ini memuat penjelasan atas berbagai kegiatan PPATK sepanjang
tahun 2004 yang meliputi beberapa pilar yaitu hukum dan hubungan masyarakat
sistem teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia analisis
kepatuhan dan pengawasan kerjasama domestik dan internasional
Pilar pertama bertujuan agar tersedia kerangka hukum dan peraturan perundangshy
undangan yang kuat sehingga dapat menciptakan ketegasan dan kejelasan
pengaturan tentang rezim anti pencucian uang Ketegasan dan kejelasan
pengaturan tersebut akan mempermudah proses penegakannya Upaya tersebut
ditempuh antara lain dengan membuat peraturan pelaksanaan undang-undang baik
untuk melengkapi dan atau memperjelas undang-undang yang telah ada Untuk
memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang sosialisasi dan pelatihan menjadi bagian penting dalam pilar inL
Pilar kedua bertujuan untuk menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang
terintegrasi dan terjamin keamanannya serta menciptakan sumber daya manusia
yang tangguh terampil dan memiliki moral yang tinggi Langkah ini pada gilirannya
akan mengefektifkan dan mengefisienkan rezim anti pencucian uang Pencapaian
pilar ini harus ditunjang dengan ketersediaan dana yang memadai baik untuk
membangun sistem teknologi informasi maupun meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia yang ada
Pilar ketiga bertujuan membangun suatu kondisi yang dapat mendorong Penyedia
Jasa Keuangan dan instansi lain memahami peranan dan kewajibannya dalam rezim
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu
laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar
wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber
informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan
pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan
dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan
kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy
undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan
dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional
maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga
pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan
hukum
Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri
dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas
sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri
secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan
masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal
Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)
untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap
memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak
pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum
timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~
bilateral maupun multilateral
Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan
PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung
keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
ii
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
anti pencucian uang khususnya dalam kewajiban penyampaian laporan yaitu
laporan transaksi keuangan mencurigakan laporan transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai dan laporan pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar
wilayah negara Republik Indonesia Laporan-Iaporan tersebut merupakan sumber
informasi utama bagi pelaksanaan tugas PPATK Untuk itu tidak saja dibutuhkan
pengaturan yang jelas tetapi juga perlu adanya pemahaman yang sama
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan
dan pengawasan juga menjadi bagian penting antara lain untuk memastikan
kepatuhan dari penyedia jasa keuangan dalam memenuhi kewajiban undangshy
undang Dengan dukungan perangkat teknologi sistem informasi laporan-Iaporan
dari penyedia jasa keuangan yang berkualitas dan tenaga anal is yang profesional
maka PPATK akan mampu menghasilkan hasil analisis yang berkualitas sehingga
pada gilirannya dapat membantu penegak hukum secara optimal dalam penegakan
hukum
Pilar keempat ditujukan untuk mempererat kerja sama antar instansi dalam negeri
dan kerjasama internasional sehingga akan dapat diciptakan koordinasi lintas
sektoral maupun lintas negara secara efektif dan efisien Kerjasama dalam negeri
secara berkesinambungan akan ditingkatkan baik dari sisi peningkatan peranan
masing-masing instansi maupun jumlah instansi yang terkait dengan rezim anti
pencucian uang Kerjasama tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal
Kerjasama internasional dilakukan dengan sesama FlU (Financial Intelligence Unit)
untuk dapat mempercepat terjadinya tukar menukar informasi dengan tetap
memperhatikan aspek kerahasiaan Dari sisi penegakan hukum dalam kasus tindak
pidana pencucian uang diperlukan kerjasama dalam pemberian bantuan hukum
timbal balik dibidang pidana (mutual legal assistance) dan ekstradisi baik secara ~
bilateral maupun multilateral
Berbagai kegiatan dan pencapaian yang cukup menonjol mewarnai perjalanan
PPATK dalam tahun 2004 Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung
keluarnya Indonesia dari daftar Non-Cooperative Countries and Territories (NCCTs)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
ii
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Meskipun masih berada di dalam daftar NeeTs Financial Action Task Force on
Money Laundering (FATF) secara objektif mengakui kemajuan yang telah dicapai
oleh rezim anti pencucian uang Indonesia cukup signifikan Meski demikian perlu
dicatat bahwa penilaian FATF kepada negara-negara yang masuk dalam daftar
NeeTs tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang bersifat politis yang
pemecahannya memerlukan pendekatan secara politis pula
Kami menyadari bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan di atas PPATK masih
menghadapi banyak hambatan yang berasal dari eksternal maupun internal
Hambatan eksternal lebih banyak disebabkan oleh masih belum terbangunnya
kesamaan persepsi akan pentingnya rezim anti pencucian uang yang efektif
Hambatan internal lebih disebabkan oleh relatif masih barunya keberadaan institusi
ini Namun demikian hambatan tersebut tidak mengurangi semangat dan komitmen
kami untuk bersama-sama institusi lain membangun rezim anti pencucian uang yang
efektif di Indonesia Oleh karena itu dukungan dan kerjasama segenap pihak sangat
diperlukan oleh PPATK untuk dapat mewujudkan visi dan misinya
Akhir kata perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
perhatian dan kerjasama segenap pihak yang diberikan kepada PPATK dalam
mengemban tugas dan wewenang yang diamanatkan UU TPPU
Wassalamualaikum Wr Wb
Jakarta Februari 2005
Dr Yunus Husein S H LL M
Kepala PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Ringkasan Eksekutif
Laporan Tahunan Tahun 2004 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
selama periode tahun 2004 sekaligus sebagai bagian dari bentuk perwujudan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik sebagaimana diatur dalam Pasal26 Undangshy
undang No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang 110 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Sebagaimana tahun sebelumnya kegiatan PPATK pada tahun laporan masih
berlandaskan pada 4 (empat) pilar strategis pembangunan rezim anti pencucian
uang Indonesia yang mencakup pilar pertama perundang-undangan dan hubungan
masyarakat pilar kedua teknologi sistem informasi dan sumber daya pilar ketiga
analisis laporan dan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan pilar keempat
kerjasama domestik dan internasional
Kegiatan PPATK selama tahun 2004 difokuskan pada pelaksanaan butir-butir
Rencana Implementasi Pemerintah RI (Implementation Plan) di Bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Rencana Implementasi
tersebut berisi kegiatan PPATK maupun instansi Pemerintah lainnya yang
merupakan komitmen nasional dalam mendukung upaya Indonesia keluar dari daftar
Non Cooperative Countries and Territories (NCCTs) Keluarnya Indonesia dari daftar
NCCTs merupakan prioritas yang mendesak untuk diperjuangkan mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan politik Indonesia Secara
ekonomi keberadaan Indonesia di dalam daftar NCCTs dalam beberapa hal telah
berakibat meningkatnya biaya transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan
nasional dalam berhubungan dengan mitranya di luar f1egeri sehingga pada
gilirannya antara lain dapat menurunkan daya saing produk-produk nasional di
pasaran dunia Sementara itu secara politis dapat mengganggu kepentingan
Indonesia dalam kancah pergaulan internasional
LAPORAN T AHUNAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
iv
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Berdasarkan pad a empat pilar dan mengacu pada butir-butir Rencana Irnplementasi
Pemerintah RI (implementation plan) tersebut diatas telah banyak kemajuan yang
dapat dicapai selama tahun laporan Beberapa kemajuan yang telah dicapai
diantaranya peningkatan secara signifikan jumlah Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Keuangan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) kepada PPATK Seiring dengan itu terjadi
peningkatan jumlah hasil analisis LTKM yang disampaikan oleh PPATK kepada
penegak hukum penerbitan pedoman tata cara penyusunan L TKT dan pedoman
pengecualian L TKT pelaksanaan compliance audit terhadap PJK yang dilakukan
oleh PPATKmiddot bersama lembaga- yang berwenang melakuk~m pengawasan- terhadap
PJK peningkatan kerjasama antar lembaga domestik melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan instansi Polri Kejaksaan dan KPK peningkatan
kerjasama internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)
dengan Financial Intelligence Unit (FlU) negara-negara lain Oi samping itu PPATK
telah diterima sebagai anggota the EGMONT Group sehingga memperluas
aksesibilitas PPATK ke dalam komunitas intelijen keuangan dunia pengangkatan 3
(tiga) wakil kepala PPATK penambahan jumlah pegawai PPATK dan peningkatan
capacity building pemenuhan anggaran dari APBN untuk mendukung kegiatan
PPATK pengembangan lanjutan sistem teknologi informasi guna mendukung
penyampaian laporan PIK kepada PPATK secara on-line dan Pelaksanaan
sosialisasi seminar pelatihan dan berbagai forum diskusi dengan PJK aparat
penegak hukum perguruan tinggi pers dan masyarakat luas di beberapa kota
dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman terhadap rezim anti
pencucian uang Indonesia
Dalam upaya mencapai kemajuan-kemajuan yang lebih optimal masih terdapat
berbagai hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain masih rendahnya
kesadaran PIK dan masyarakat pengguna jasa keuangan akan pentingnya
penerapan UU TPPU dan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah Secara internal
kendala yang dihadapi PPATK di antaranya belum adanya gedung kantor yang
mandiri belum ditetapkannya Kepala PPATK sebagai Pejabat Pembina
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
v
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Kepegawaian dan belum adanya penetapan sistem remunerasi bagi pimpinan dan
pegawai PPA TK
Menyongsong tantangan kedepan dalam tahun 2005 PPATK akan terus
membangun sinergi yang lebih intensif bersama dengan institusi lain dalam
membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia dan lebih
meningkatkan hubungan dengan FlU negara lain Sehingga dengan demikian
diharapkan dalam tahun 2005 Indonesia dapat keluar dari daftar NCCTs
Disamping itu untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik lagi maka dalam tahun itu
pula PPATK akaoJerus meningkatkan kepatuhan PJK terhadap UU TPPU
meningkatkan capacity building dan meningkatkan sarana dan prasarana guna
terwujudnya sasaran yang ingin dicapaL
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN OAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
vi
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Pelaksanaan Tugas
1 Peraturan Perundang-undangan dan Hubungan Masyarakat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan hukum yang baik harus mampu memberikan arah dalam menentukan
kebijakan untuk mencapai tujuansasaran melalui pembentukan peraturan
perundangan-undangan yang komprehensif yaitu dimulai dari undang-undang
sampai dengan peraturan pelaksanaannya
Peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menyediakan kerangka hukum
dan peraturan perundang-undangan yang kuat Hal ini untuk menciptakan ketegasan
dan kejelasan tentang pengaturan rezim anti pencucian uang sehingga
mempermudah proses penegakannya Produk hukum dalam rezim anti pencucian
uang di Indonesia didasarkan pada Undang-undang No15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No 25 Tahun 2003 (UU TPPU)
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan dalam tahun
berjalan adalah Keppres No1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional
Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Keppres No
3 Tahun 2004 Tentang Sistem Kepegawaian PPATK Kedua Keputusan Presiden
ini melengkapi peraturan perundan-undangan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pada tahun sebelumnya seperti Peraturan Pemerintah No 57 Tahun
2003 Tentang Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Keputusan Presiden
untuk mendukung operasional PPATK yang terdiri dari Keppres No 81 Tahun 2003
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK Keppres No 82 Tahun 2003
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PPATK
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
1
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Komite Koordinasi Nasional TPPU
Koordinasi merupakan kata kunci untuk sebuah keberhasilan Pasal 298 Undang-undang NoiS Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No2S Tahun 2003 menegaskan pula perlunya sebuah koordinasi yang dilakukan secara nasional untuk dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang Kebutuhan adanya
wadahinimiddot-juga dinyatakan oleh Pemerintahdalam Instruksi Presidenmiddot (IN PRES) No S Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (1M F)
Oi dalam Pasal 298 dan INPRES tersebut ditetapkan dalam rangka pemantapan rejim pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang perlu dibentuk dan dideklarasikan Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai aplikasi dari Undang-undang dan INPRES tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan KEPPRES No 1 Tahun 2004 tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (disebut Komite TPPU) pada tanggal 5 Januari 2004
Tugas dari Komite TPPU itu sendiri oleh Keppres ditetapkan untuk mengkoordinasikan upaya penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai arah dan kebijakan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang secara nasional mengevaluasi pelaksanaan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang melaporkan perkembangan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang kepada Presiden
(bersambung)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
(sambungan)
Keanggotaan Komite TPPU diatur oleh KEPPRES sebagai berikut
Ketua Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanani
Wakil Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomiani
Sekretaris Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangani
Anggota 1 Menteri Luar Negerii
2 Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiai
3 Menteri Keuangan
4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
5 Jaksa Agung Republik Indonesia
6 Kepala Badan Intelijen Negarai
7 Gubernur Bank Indonesia
Komite TPPU ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya satu kal1 dalam satu tahun dan dalam melaksanakan tugasnya Komite TPPU dibantu oleh Tim Kerja yang terdiri dari Ketua Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Wakil Ketua Deputi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Bidang Keamanan Nasional dengan Anggota Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Direktur lenderal Multilateral Politik Sosial Keamanan Departemen Luar Negeri Direktur lenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Man usia Direktur lenderal Imigrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Direktur lenderaL Bea dan Cukai Departemen Keuangan Direktur lenderal Pajak Departemen Keuangan Direktur lenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia laksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Deputi Kepala Badan Intelijen Negara Bidang Pengamanan Deputi Gubernur Bidang Perbankan Bank Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
3
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Untuk memberikan landasan hukum yang kuat pada penerapan Bantuan Hukum
Timbal Balik (Mutual Legal AssistanceMLA) dalam masalah pidana saat ini sedang
disusun RUU MLA Hingga saat ini tim interdep telah melakukan beberapa kali
pembahasan yang intensif dan telah melakukan finalisasi RUU MLA tersebut RUU
MLA dimaksud telah disarnpaikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada
Presiden RI pada tanggal 25 November 2004 Diharapkan RUU MLA dapat
disampaikan Presiden kepada DPR RI untuk segera dilakukan pembahasan
Penyusunan RUU MLA ini juga merupakan salah satu rencana aksi yang terdapat di
dalam Implementation Plan yang disusun oleh Pemerintah RI dan telah disampaikan
kepada FATF pada bulan Februari 2004
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR-RI periode 2004-2009 pada tanggal 6
Desember 2004 beberapa anggota dewan yang terhormat mengusulkan
amandemen UU TPPU Salah satu perubahan yang diusulkan itu adalah pemberian
kewenangan penyidikan bag PPATK PPATK sendiri telah menyampaikan usulan
amandemen UU TPPU kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia antara lain
tentang perlunya diperluas instansi yang dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang diberikannya kewenangan kepada PPATK memblokir rekening
untuk dapat mencegah hilangnyadana hasil tindak pidana dan lebih diperberatnya
hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pencucian uang
PERATURAN PELAKSANAAN
Laporan transaksi keuangan mencurigakan maupun laporan transaksi keuangan
yang dilakukan secara tunai yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
merupakan penopang utama bagi efektifnya pelaksanaan tugas PPATK Sebagai
pelengkap atas pedoman-pedoman tentang identifikasi dan pelaporan yang
dikeluarkan oleh PPATK tahun lalu dalam tahun laporan dikeluarkan pula Surat
Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang Pedoman Laporan
Transaksi Keuangan Tunai Dan Tata Cara Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa
Keuangan Selain itu dikeluarkan pula Surat Keputusan Kepala PPATK No
39KEPPPATKl2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai Yang Dikecualikan dari
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
4
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Kewajiban Pelaporan Kedua Surat Keputusan tersebut di atas dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dan kepastian mengenai tata cara pelaporan transaksi
keuangan tunai
Dengan demikian sampai saat ini PPATK telah mengeluarkan 7 (tujuh) surat
keputusan Kepala PPATK yang berisi pedoman bagi PIK dalam memenuhi
kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan danpelaporan transaksi
keuangantunai
HUBUNGAN MASYARAKAT
Sosialisasi dan Pelatihan
PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang memiliki tugas antara lain melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Tujuannya memberikan pemahaman seluas-Iuasnya kepada
masyarakat mengenai rezim anti pencucian uang yang meliputi antara lain proses
pelaporan transaksi keuangan mencurigakan kewajiban dan hak masyarakat
termasuk perlindungan terhadap pelapor dan saksi ancaman pidana dan
kelembagaan PPATK
Guna mengefektifkan tugas tersebut berbagai cara dan metode serta peningkatan
intensitas kegiatan sosialisasi ke berbagai sektor telah dilaksanakan Sosialisasi
tersebut dilaksanakan antara lain melalui media massa baik cetak elektronik
maupun on-line Selain itu dilakukan pula seminar workshop dan berbagai pelatihan
dengan meliq(3tkan penyedia jasa keuangan instansi pemerintah terkait lembaga
swadaya masyarakat kalangan akademisi pers dan masyarakat secara umum
Dalam berbagai kesempatan tersebut PPATK memberikan kontribusi sebagai
pemakalah narasumber maupun instruktur Beberapa acara yang telah
menghadirkan PPATK sebagai narasumber antara lain pendidikan bagi calon Jaksa
Polisi dan Hakim se-Indonesia dan diberbagai seminar nasional tindak pidana
pencucian uang yang diadakan oleh institusi pemerintah perbankan dan perguruan
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
5
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
tinggi Oalam kaitannya kerjasama dengan perguruan tinggi PPATK dan Bank
Indonesia telah melaksanakan kerjasama dengan lima universitas besar di
Indonesia Universitas Indonesia Universitas Gadjah Mada Universitas Sumatera
Utara Universitas Oiponegoro dan Universitas Airlangga untuk melakukan
pelatihanlokakarya dalam bentuk video conference dengan thema Undang-undang
Pencucian Uang Kenali Nasabah Anda dan Pelaporan Transaksi Keuangan Oi
samping itu untuk meningkatkan pemahaman dalam penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principle I KYC) dan implementasi UU TPPU bagi
PJK dan penegak hukum PPATK secara khusus telah melaksanakan sosialisasi di
5 (tima) Kota besar yaituMedan Padang SatamSoIO Clan Oerpasar
Untuk lebih meningkatkan Public Awareness dilakukan pula sosialisasi dengan
menerbitkan booklet Indonesia Melawan Praktik Pencucian UangJl menerbitkan
kumpulan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencucian
uang serta peraturan pelaksanaannya dan penyebaran leaflet lewat outlet PJK
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap rezim anti pencucian uang
ini dilakukan pula kerjasama dengan Bank Indonesia dan Fortune Public Relation
dalam hal mengkampanyekan kepada publik hal berkaitan dengan KYC dan anti
pencucian uang di Indonesia
Pendekatan terhadap media cetak dan elektronik dilakukan dengan membangun
hubungan dan komunikasi secara baik dengan mengirimkan berbagai informasi
umum sebagai bahan pemberitaan atau konsumsi wartawan sebagai bahan
peningkatan pengetahuan Selain itu dilakukan pula penulisan artikel siaran pers
dan konperensi pers Serangkaian acara talk show di berbagai stasiun radio dan
televisi yang ada di Jakarta baik dalam bentuk wawancara khusus dengan PPATK
maupun dalam bentuk diskusi dengan narasumber lain serta interaktif dengan
masyarakat dilakukan secara terprogram Acara talk show ini bertujuan untuk
memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pencucian uang dan pentingnya keberadaan rezim anti
pencucian uang di Indonesia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PEIAPORAN DAN ANAWSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
6
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Hasil dari serangkaian kegiatan sosialiasasi dan pelatihan diatas telah menunjukan
tanda-tanda semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap masalah
pencucian uang Hal ini diharapkan dapat mempermudah upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Akuntabilitas dan Keterbukaan Informasi
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang memberi tugas kepada PPATK
antara lain untuk memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan
sepanjang pemberian informasi terse~ut ti~ak bertentangan dengan un_Qang-undang
dalam bentuk Laporan Tahunan dan Laporan 8emesteran Bentuk lainnya dari
akuntabilitas yang dilakukan PPATK melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
DPR-RI Dalam tahun laporan RDP telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
Juni 2004 dan Desember 2004
Diluncurkannya website PPATK httpwwwppatkgoid adalah salah satu sarana
yang diberikan kepada publik untuk dapat mengakses informasi dan mengetahui
perkembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia Rubrikasi website dirancang
khusus untuk memudahkan pihak-pihak berkepentingan maupun masyarakat umum
akan informasi yang diinginkan Untuk layanan kepada masyarakat disediakan
rubrik tanya-jawab (contact-us) dimana masyarakat dapat bertanya mengenai halshy
hal yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang 8ejauh ini antusias masyarakat khususnya kalangan mahasiswa
cukup baik dalam memanfaatkan sarana yang disediakan Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pertanyaan yang dikirirnkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
masuk melalui website ini yang pada tahun laporan mencapai 400 email dengan
kualitas pertanyaan yang semakin baik PPATK juga membantu mahasiswa 81
maupun 82 yang melakukan penelitian berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian
Uang
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
7
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
2 Sistem Teknologi Informasi dan Sumber Oaya
TEKNOLOGIINFORMASI
PPATK dalam membangun sistem teknologi informasi berlandaskan pada tiga
prinsip yaitu availability integrity dan security serta mengacu pada standar FlU
internasional untuk meningkatkan kinerja sistem informasi Dalam tahun laporan
PPATK masih terus melakukan pengembangan aplikasi jaringan infrastruktur dan
pusat data (database) Pengembangan aplikasi meliputi pelaporan online dari PJK
dan analisis transaksi keuangan sedangkan pengembatlgan jaringan infrastruktur
mencakup layanan jaringan internal dan eksternal
Pengembangan Aplikasi
PPATK telah mengoperasikan perangkat lunak aplikasi anti pencucian uang (anti
money laundering solutions) yang disebut TRACeS Aplikasi ini digunakan untuk
menerima laporan darimiddot penyedia jasa keuangan secara on-line yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (suspicious transaction reports) dan Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (cash transaction reports) Sejak awal bulan Desember
2004 PPATK telah mengembangkan beberapa aplikasi pendukung untuk dapat
menganalisis laporan transaksi keuangan secara optimal yaitu
Sistem Aplikasi Pencocokan Nama dan Alamat Pelaku Transaksi Keuangan
(Name and Address Matching)
Sistem Aplikasi Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan (Analytical Tools)
Sistem Aplikasi Pengaturan dan Dokumentasi Kasus (Case Management)
Ars itektu r I nfrastru ktu r
Untuk mendukung sistem teknologi informasi PPATK telah dibangun jaringan
infrastruktur komputer yang dilindungi dengan sistem pengamanan yang memadai
seperti
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
8
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
bull Sistem Firewall yaitu penyekatan dan pembatasan inter-koneksi jaringan
berdasarkan kepentingan pengamanan
Sistem Secured Socket Layer (SSL) yaitu sistem pelapisan keamanan atas
jaringan koneksi melalui media internet dengan enkripsi dan dekripsi data
Sistem Anti Virus yaitu sistem pencegahan masuknya virus ke dalam
jaringan komputer
Sistem Deteksi Penyusup (Intrusion Detection System) yaitu sistem
pendeteksi jika terjadi penyusupanmiddotmiddot dan akses ilegal terhadap sistem
komputer
Sistem e-mail acak dan tandatangan digital
Konfigurasi perangkat keras yang saat ini digunakan adalah sebagai berikut
bull SeNer Aplikasi
bull SeNer Website
bull SeNer Database
bull SeNerProxy
bull SeNerFax
bull Firewall
bull IDS Device Sensor
bull Cisco Router 1710 series device
bull SeNer Access door system
bull KVM Switch Console 16 port
bull UTP Kabel Cat 5 dan 6
bull Scanner
bull Laser Printer
bull Switch 100 - 1000 Mbps
bull 56 Kbps USB Fax Modem
bull 2 Mbps Bandwidth Internet
bull 20 KVA UPS (Uninteruptable Power Supply)
Layanan Jaringan Eksternal (Internet)
PPATK masih tetap menyediakan layanan jaringan komputer eksternal yang dapat
diakses oleh publik penyedia jasa keuangan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan baik dari dalam maupun luar negeri yaitu
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Layanan Kepada Penyedia Jasa Keuangan (PJK)
Penyediaan Sistem Pelaporan On-line melalui jaringan komputer (network) yang
aman dengan aksesterdokumentasikan dan terkontroI melalui penggunaan dynamic
password (kode sandi dinamis) dari remote secure accestoken untuk setiap PJK
dan koneksi jaringan internet yang terproteksi dengan teknologi
encryptiondecryption melalui aplikasi SSL
Layanan Jaringan Internal
middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotIayanan jaringan internal meliputi penyediaan fasilita-s p-erkantoran- bagi pegawai
guna mendukung pelaksanaan tugas yaitu
1 Domain
a PC dan Koneksi Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network
(WAN)
b Sistem Desktop
c Sistem Operasional Jaringan
d Sistem Jaringan Percetakan
2 Akses internet 24 jam dengan bandwidth Local 256 KBps ratio 11 dan
bandwidth international 128 KBps ratio 11
a Layanan BeritaPesan
b Sistem surat elektronik (e-mail)
3 Sistem fax e-mail
4 Layanan Penyimpanan Arsip (Filing and Backup System)
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
10
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Pusat Data (Database)
Sampai dengan tahun laporan pusat data (database) PPATK memuat data laporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction report) dan laporan
transaksi keuangan tuna (cash transaction report) disimpan pada database yang
kapasitasnya diperkirakan dapat menyimpan data sampai dengan tahun 2006
Database tersebut sebagai pusat informasi yang sangat penting dalam sistem
analisis transaksi keuangan
ORGANISASI LOG1~JIK DAN SlJMBER DAYA MANUSIA
Dalam tahun laporan Pemerintah telah mengangkat tiga Wakil Kepala PPATK
untuk masa jabatan tahun 2004~2008 yaitu Drs Priyanto yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan SE Akt MBA membidangi Teknologi Informasi
Pada tanggal 29 Agustus 2004 ketiga wakil kepala tersebut telah melakukan
pengucapan sumpah dihadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dengan pengangkatan tersebut struktur kepemimpinan PPATK telah sesuai dengan
amanat Undang-undang yaitu dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh paling
banyak 4 (empat) orang wakil kepala yang masing-masing membidangi Riset
Analisis dan Kerja Sama Antar Lembaga Hukum dan Kepatuhan Teknologi
Informasi dan Administrasi
Selanjutnya untuk memperkuat kelembagaan PPATK dan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala PPATK
Nomer 33KEPPPATKl2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK tanggal 11
Maret 2004 yang berisikan uraian secara rinci mengenai Kedudukan Tugas dan
Fungsi serta Susunan Organisasi PPATK Sebelum Surat Keputusan Kepala
PPATK tersebut diterbitkan susunan Organisasi dan Tata Kerja PPATK telah
disetujui oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui surat Nomor
B354MPAN22004 tanggal13 Februari 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Logistik
Sampai dengan akhir tahun laporan PPATK belum memiliki gedung perkantoran
yang permanen Saat ini PPATK masih menempati gedung perkantoran Bank
Indonesia yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih Jakarta Status penggunaan gedung
tersebut merupakan pinjaman dari Bank Indonesia yang bersifat sementara sampai
PPATK memiliki gedung sendiri Disamping gedung PPATK juga memperoleh
fasilitas lainnya seperti listrik air telepon keamanan lingkungan serta akses
pemasangan jaringan sistem teknologi informasi
Sejak tahun 2003 PPATK telah berupaya untuk mendapatkan geollng perkantoran
tersendiri yang sifatnya permanen yaitu dengan mengajukan permintaan kepada
Pemerintah namun sampai dengan berakhirnya tahun laporan permintaan tersebut
belum dipenuhi Sebagai lembaga pemerintah yang permanen seyogyanya PPATK
memiliki gedung tersendiri Pada periode yang akan datang pengadaan gedung
tersebut merupakan prioritas utama
Anggaran
Mulai tahun anggaran 2004 sumber dana untuk kegiatan operasional PPATK
dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya
dibiayai dari bantuan hibah Bank Indonesia Dalam merealisasikan anggarannya
PPATK menghadapi beberapa kendala yaitu belum mempunyai pejabat pelaksana
anggaran yakni Bendaharawan dan Atasan Langsung Bendaharawan dan Mata
Anggaran sendiri Oleh karena itu untuk anggaran periode tahun 2004 realisasinya
dibantu oleh Departemen Keuangan
Dari alokasi anggaran periode tahun 2004 yang disetujui sebesar Rp 348 milyar
Departemen Keuangan hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 203 milyar
Menurut Departemen Keuangan rendahnya penyediaan anggaran tersebut karena
beberapa pos mata anggaran tidak mungkin direalisasikan dalam tahun laporan
yang disebabkan antara lain belum adanya ketentuan yang mengatur sistem
remunerasi bagi pimpinan dan pegawai PPATK
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
12
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Sampai dengan akhir tahun laporan realisasi anggaran PPATK mencapai Rp
1219 milyar atau 6002 dari total penyediaan anggaran Rendahnya realisasi
anggaran tersebut disebabkan antara lain beberapa kegiatan belum dapat
dilaksanakan secara penuh seperti audit kepatuhan yang baru dapat dilaksanakan
pada bulan Desember 2004 Selain itu beberapa kegiatan yang telah dianggarkan
seperti seminar pelatihan dan studi banding dalam pelaksanaannya dibiayai oleh
donor
Pengembangan Sumber Oaya Manusia
Dalam tahun laporan PPATK telah merekrut 16 pegawai kontrak dan 4 pegawai
yang dipekerjakan Hingga akhir tahun laporan jumlah pegawai PPA TK tercatat
sebanyak 48 (empat puluh delapan) terdiri dari seorang Kepaa dan 4 (empat) Wakil
Kepala 18 (delap~n bel as) pegawai yang dipekerjakan (12 orang dari Bank
Indone~ia 3 orang dari Departemen Keuangan serta masing-masing 1 orang dari
Kejaksaan BKN dan POLRI) dan 25 pegawai kontrak
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia NO3 Tahun 2004 tentang
sistem kepegawaian PPATK selain pegawai kontrak dan pegawai yang
dipekerjakan formasi pegawai PPATK akan diisi oleh pegawai tetap yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Namun hingga tahun laporan pengisian formasi
pegawai tetap belum dapat dilaksanakan Hal ini dikarenakan Kepala PPATK belum
ditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian sehingga tidak mempunyai
kewenangan mengangkat pegawai tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 2003 mengenai kewenangan Pengangkatan
Pemindahan dan Pemberhentian PNS Upaya yang telah dilakukan PPATK adalah
meminta kepada instansi terkait agar dapat mengamandemen PP dimaksud
sehingga kepala PPATK mempunyai kewenangan untuk mengangkat pegawai tetap
Upaya untuk meningkatkan kualitaskompetensi pegawai selama periode tahun
laporan telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain melalui pengiriman pegawai
PPATK ke berbagai seminar dan lokakarya di dalam maupun di luar negeri serta
studi banding dan program magang di FlU negara lain Untuk mempercepat proses
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALtSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
13
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
alih keterampilan khususnya dalam melakukan analisis transaksi keuangan PPATK
menerima bantuan konsultan dari Australian Transaction Reports and Analysis
Centre (AUSTRAC) Australia dan Financial Crime Prevention Program (FCPP)
Amerika Serikat
Kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai selama tahun 2004 dapat
dilihat sebagaimana rincian berikut
Program Magang
Pengiriman 3 (tiga) pegawai PPATK untuk mengikuti program magang (attachment)
di AUSTRAC dalam bidang teknologi informasi regulasi dan pengawasan
kepatuhan serta analisis
Studi Banding
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK ke FlU dan Regulator Office of the
Seperintendent ofFinancial Institutions (OSFI) di Canada
2 Pengiriman 7 (tujuh) pegawai PPATK ke FlU Belanda Belgia Polandia dan
Spanyol
3 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Rumania sekaligus
menandatangani MoU
4 Pengiriman 5 (Lima) pegawai PPATK ke FlU Brasil
Seminar
1 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Pelatihan Detecting dan
Preventing Terorist Financing di Kuala Lumpur - Malaysia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar dan Workshop on Anti
Money Laundering and Combating the Financing of Terorism di Jepang
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Egmont Working Group and
Committee Meetings and 3rd Egmont Group Training Seminar di Bangkok shy
Thailand
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
14
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Asia Pasific Financial Crime
Conference Cum Exhibition di Singapura
5 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Terrorist Financing Issues oleh
Organization for Economics Co-operation and Development di Canada
6 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Seminar on Promotion of
Accesion to the International Convention for the Financing Terorism di
Jepang
KursuslPelatihan
1 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada Workshop Intelligence Analysis amp
Intelligence Report and Program Analysis di Australia
2 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Bank Restructuring and
Government Seminar di Washington DC - Amerika Serikat
3 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Senior Official Meeting on
Transnational Crime (SOMTC) di Brunei Darussalam
4 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Umum Interpol ke 73 di
Meksiko
5 Pengiriman 4 (em pat) pegawai PPATK pada Asia Pasific Group on Money
Launderings 2004 annual meeting dan Annual Forum on Technical
Assistance dan Training di Seoul- Korea Selatan
6 Flen~iriman 2 (dua) pegaWai PPATK pada Egmont Group Plenary Meeting di
Inggris
7 Pengiriman 1 (satu) pegawai PPATK pada Sidang Commision on Crime
Prevention and Criminal Justice ke 13 di Wina
8 Pengiriman 4 (empat) pegawai PPATK pada APG Typology Workshop 2004
di Brunei Darussalam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
15
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
9 Pengiriman 2 (dua) pegawai PPATK pada UNODC (United Nations Office
Drugs ang Crimes) Financial Investigation Training with Focus on Antishy
Money Laundering Investigative Technique di Jakarta
10 Pengiriman Jajaran Staf PPATK pada Workshop of Anti Money Laundering
Compliance Audit Program di Jakarta
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALIsrs TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
16
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
3 Analisis Kepatuhan dan Pengawasan
ANALISIS
Tujuan dilakukannya analisis transaksi keuangan oleh PPATK adalah untuk
memberikan nilai tambah terhadap informasi yang di peroleh dari laporan PJK
sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses hukum selanjutnya yaitu penyelidikan
penyidikan dan penuntutan yang dilakukan penegak hukum dalam tindak pidana
pencucian uang maupun tindak pidana asal (predicate crimes)
Dalam melakukan anal isis transaksi keuangan PPATK menggunakan sumber
informasi baik yang tersedia di database PPATK maupun menggunakan
datalinformasi yang dimiliki oleh instansi lain di dalam negeri maupun FlU negara
lain
HasH analisis transaksi keuangan PPATK dapat digunakan oleh penyidik untuk
memulai dilakukannya kegiatan penyelidikan dan penyidikan atas suatu kasus yang
baru maupun sebagai informasi pendukung terhadap kasus yang sedang dalam
proses penyelidikan dan penyidikan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (L TKM)
Selama tahun 2004 PPATK telah Grafik 1 Jumlah LTKM yang diterima
menerima L TKM sebanyak 846
(delapan ratus empat puluh enam)
sehingga sampai dengan tahun
laporan LTKM yang diterima tercatat
sebanyak 1256 (seribu dua ratus lima
puluh enam) atau meningkat sebesar
206 dibandingkan dengan L TKM
yang diterima pada tahun sebelumnya
sebanyak 41 0 (grafik 1)
2002-2003 2004
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
11
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Seluruh L TKM yang diterima tersebut berasal dari 77 Penyedia Jasa Keuangan
(PJK) yang terdiri dari 68 Bank Umum 3 Perusahaan Efek 3 Pedagang Val uta
Asing 1 Dana Pensiun 1 Lembaga Pembiayaan dan 1 Perusahaan Asuransi
Berdasarkan hasH analisis terhadap seluruh LTKM yang diterima sebanyak 253
hasil analisis yang berasal 495 L TKM telah disampaikan kepada Kepolisian dan
Kejaksaan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut
Hasil anal isis yang diserahkan pada tahun 2003 sebanyak 59 dan pada tahun 2004
sebanyak 194 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya hasil analisis yang telah
diserahkan oleh PPATK kepada Kepolisian dan Kejaksaan selama tahun laporan
meningkat sebesar 296
Selanjutnya dari hasil analisis tersebut indikasi tindak pidana penipuan menduduki
peringkat pertama atau sebesar 435 Secara rinci modus indikasi tindak pidana
yang dilakukan dapat dilihat dengan rincian berikut (tabel 1)
Tabel 1 Indikasi Tindak pidana asal
85
3 18 71
4 Tak teridentifikasi 13 51
5 Pemalsuan dokumen 9 36 6 Terrorisme 5 20
7 Penyelundupan 4 16
Penggelapan Pajak 2 08
2 08
1 04
04
12 Pemalsuan 1 04 uangrupiah
13 Pencurian 04
14 Penyuapan 1 04
Total 253 100000
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN copy2004
18
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (L TKT)
Sampai dengan berakhirnya tahun laporan PPATK telah menerima sebanyak
739183 (tujuh ratus tiga puluh sembilan ribu seratus delapan puluh tiga) Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (L TKT) dari 98 bank dan satu perusahaan efek L TKT
tersebut merupakan salah satu bahan pendukung dalam melakukan analisis
terhadap L TKM
Laporan pembawaan uang tunai lintas batas negara
Hingga akhir tahun pelaporan PPATK belum menerima laporan pembawaan uang
tunai lintas batas negara sejumlah Rp 100000000- atau lebih dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan Pasal 16 UU TPPU setiap orang wajib
melaporkan uang tunai sejumlah Rp 100000000- atau lebih atau dalam mata uang
asing lain yang nilainya setara yang dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara
Republik Indonesia kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Selanjutnya
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi
yang diterimanya selama jangka waktu 5 (lima) hari kerja kepada PPATK
Kepatuhan dan Pengawasan
MeskipLin secara kuantitas LTKM yang diterima PPATK menunjukan peningkatan
yang signifikan namun hingga akhir tahun laporan tingkat kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan L TKM dirasakan masih belum optimal
Hal ini tercermin dari perbandingan jumlah PJK yang menyampaikan laporan
dengan jumlah PJK secara keseluruhan Hingga akhir tahun 2004 PJK yang telah
menyampaikan L TKM tercatat sebanyak 77 sementara total PJK di Indonesia untuk
saat ini tercatat sebanyak 3811 diantaranya termasuk Bank Perkreditan
RakyatlBPR sebanyak 2162 (tabeI2)
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PeLAPORAN OAN ANAUSIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Tabel 2 Jumlah PJK yang sudah dan belum melapor LTKM perbidang usaha
No Bidang usaha Belum melapor
Sudah melapor Jumlah
I
i
2
3
4
5
6
7
Asuransi
Perusahan Efek
Dana Pensiun
Lembaga Pembiayaan
Valas
BPR
Total
159
216
392
116
702
2162
3811
1
3
1
1
3
0
77
160
219
393
117
705
2162
3888
i
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan PJK dalam
memenuhi kewajiban pelaporan tersebut Pada tanggal 30 Maret 2004 diadakan
pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bank Indonesia
Departemen Keuangan BAPEPAM dan PPATK dengan berbagai PJK untuk
membahas masalah masih rendahnya jumlah L TKM yang disampaikan Dalam
pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekenomian menghimbau kepada
PJK untuk Iebih meningkatkan kepedulian dan kepatuhan terhadap penerapan UU
TPPU
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian tersebut di atas pada tanggal 6 September 2004 PPATK dan Bank
Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan direksi dari 87 Bank Umum yang
belum pernah menyampaikan L TKM Dalam pertemuan ini perbankan dihimbau
untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi sesuai dengan kapasitas porsi dan
kewajibannya dalam rangka mencegah Indonesia terkena counter measures dan
mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs
Selain itu PPATK telah memberikan feedback kepada tiap-tiap PJK yang telah
melakukan pelaporan Dengan feedback ini masing-masing PJK pelapor akan
mengetahui kuantitas dan kualitas L TKM yang selama ini telah disampaikan
sehingga lebih memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
20
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
pelaporan Dalam rangka membantu PJK yang mempunyai permasalahan atau
pertanyaan yang terkait dengan L TKM dan LTKT PPATK telah membuka jalur
Helpline pada website PPATK yang dapat digunakan oleh PJK untuk mengirimkan
permasalahan atau pertanyaan melalui e-mail
Berkaitan dengan pelaporan secara elektronis sampai saat ini terdapat 80 PJK yang
telah memiliki RSA Key user id dan password agar dapat melakukan pelaporan
secara on-line Diharapkan dengan berjalannya waktu akan semakin banyak PJK
yang memilih melakukan pelaporan secara on-line kepada PPATK
Peningkatan Kepatuhan PJK
Dalam rangka meningkatkan peran PJK khususnya bank dalam mencegah dan
memberantas tindak pidana pencucian uang PPATK membantu Bank Indonesia
denganmemberikan masukan-masukan dalam penyusunan pedoman pemeriksaan
dan pengawasan terhadap perbankan dalam kaitan dengan penerapan prinsip
mengenal nasabah dan pencegahan penggunaan perbankan sebagai sarana
pencucian uang Sebagai akhir dari proses penyusunan pedoman tersebut pada
tanggal 10 September 2004 BI telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Bank
Umum perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi terhadap Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan Kewajiban yang terkait dengan UU TPPU
PPATK juga telah mengembangkan pedoman audit kepatuhan untuk penyedia jasa
keuangan non-bank (PJK non-bank) dan dalam pembuatan pedoman ini mendapat
bantuan teknis dari AUSTRAC Berdasarkan pedoman audit tersebut PPATK pada
bulan Desember 2004 telah melakukan monitoring terhadap 8 (delapan) PJK yang
berbentuk Asuransi (4 perusahaan) Perusahaan Pembiayaan (2 perusahaan) dan
Dana Pensiun (2 perusahaan) Monitoring ini dilakukan bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Kegiatan yang
dilakukan oleh PPATK ini melengkapi pemeriksaan kepatuhan PJK terhadap
penerapan KYC dan UU TPPU yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
2004
21
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
4 Kerjasama Dalam Negeri dan Internasional
KERJASAMA DALAM NEGERI
Kerjasama Antar Instansi
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan UU TPPU diperlukan
koordinasi yang baik antara PPATK dengan instansi terkait Dalam tahun laporan
PPATK telah melakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan Nota
Kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) pada
tanggal 29 April 2004 Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juni 2004
dan Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 27 September 2004 Hal ini melengkapi
kerjasama yang telah dilakukan PPATK dengan instansi terkait lainnya yaitu Bank
Indonesia Bapepam Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lsi kesepakatan bersama itu antara
lain menyangkut pertukaran informasi bantuan dalam melakukan anal isis
penunjukan pegawai penghubung (liaison officer) sosialisasi UU TPPU dan
peraturan perundang-undangan terkait serta pendidikan dan pelatihan Sementara
itu kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderallmigrasi
dan Departemen Kehutanan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2005
Dalam pada itu bersama dengan beberapa instansi lain PPATK juga aktif berperan
dalam pembahasan kegiatan yaitu
Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pemberantasan
korupsi
Persiapan penyusunan bahan untuk beberapa pertemuan internasional yaitu
pertemuan G 20 pertemuan tahunan IMF dan pertemuan forum negara donor
yang tergabung dalam CGI
Sebagai anggota tim monitoring dan penyusunan laporan Resolusi Dewan
Keamanan PBB (United Nation Security Council Resolution) Nomor 1267 dan
1373 yang berkaitan dengan terorisme dan pendanaan terorisme
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
22
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
KERJASAMA INTERNASIONAL
Selama tahun 2004 PPATK telah aktif berperan serta di berbagai forum
internasional baik sebagai peserta pembicara maupun sebagai anggota dari
beberapa kelompok kerja Dalam tahun itu pula PPATK semakin aktif melakukan
pertukaran informasi intelijen keuangan dengan berbagai FlU negara lain Hal ini
tentunya akan semakin memperkuat posisi dan eksistensi PPATK dalam dunia
internasional
Berkaitan dengan keanggotaan Indonesia dalam AsiaPacific Group on Money
Laundering (APG) sejak PPATK beroperasi penuh pada tahlJn 2003 PPATK (dalam
hal ini mewakili Indonesia) telah berperan-aktif dalam berbagai kegiatan APG antara
lain
Penunjukan Wakil Kepala PPATK sebagai co-chair dalam APG Typologies
Working Group untuk periode 2003-2005 Pada bulan Juni 2004 dan Oktober
2004 Indonesia bersama dengan New Zealand memimpin pertemuan
working group tersebut untuk melakukan pengumpulan tipologi dari negara
anggota membuat laporan sekaligus menyampaikan laporan tersebut dalam
forum lebih besar yaitu APG Annual Meeting dan APG Typologies Workshop
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota APG Implementation Issues Working
Group Pada bulan Juni 2004 Indonesia memberikan masukan dan sekaligus
mengiklJti pertemuan working group tersebut untuk menghasilkan paper
tentang implementasi dari revised 40 recommendation yang dapat digunakan
oleh negara anggota
Keikutsertaan PPATK sebagai anggota tim APG mutual evaluation terhadap
negara Niue pada bulan November 2004 APG mutual evaluation tersebut
merupakan program tahunan dari APG yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepatuhan negara anggota APG terhadap ketentuan tentang
pencucian uang yang berlaku dan international best practice seperti 40+9
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANAUSIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
23
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
recommendation yang dikeluarkan oleh FATF Indonesia sendiri telah dinilai
oleh APG pada tahun 2002
Selama tahun 2004 PPATK juga diundang untuk menjadi pembicara dalam
berbagai kegiatan internasional antara lain
Kepala PPATK menjadi pembicara pada pertemuan APEC STAR (Asia
Pacific Economic Cooperation - Secure Trade in the APEC Region) di Chile
pada bulan Maret 2004
_ Kepala--RPATK menjadi pembicaramiddot pada Asia Pasific Financial Crime
Conference and Exhibition di Singapura pada bulan September 2004
Kepala PPATK menjadi pembicara pada Seminar for Non Egmont Member di
Bangkok pada bulan Oktober 2004
Selain sebagai pembicara PPATK juga diundang sebagai anggota delegasi RI
dalam menghadiri berbagai pertemuan internasional antara lain
Pertemuan sidang tahunan IVIMTC (Ministerial Meeting on Transnational
Crime) di Bangkok Thailand pada bulan Februari 2004
Pertemuan sidang tahunan Interpol di Cancun Meksiko pada bulan
September 2004
Pertemuan tahunan SOMTC (Senior Officer Meetingg on Transnational
Crime) di Brunei Darussalam pada bulan September 2004
Pada lingkup yang lain tanggal 23 Juni 2004 PPATK secara resmi diterima sebagai
anggota The Egmont Group The Egmont Group (TEG) adalah suatu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel The Egmont Group beranggotakan Financial Inteligence Unit (FlU) dari
berbagai negara yang sebagian besar merupakan focal point dari rezim anti
pencucian uang di masing-masing negara Diterimanya PPATK sebagai anggota
TEG ini menunjukan bahwa PPATK telah diterima dan diakui oleh dunia
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
24
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
internasional sebagai FlU yang telah beroperasi secara penuh dan mempunyai
kedudukan yang sama dengan FlU dari negara lainnya
PPATK juga telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Nota
Kesepahaman (MoU) dengan FlU Thailand (Anti Money Laundering Office) FlU
Malaysia (Bank Negara Malaysia) FlU Korea Selatan (Korea Financial Intelligence
Unit) FlU Australia (Australian Financial Reports amp Analysis Centre) FlU Filipina
(Anti Money Laundering Council) dan FlU Rumania (National Office for Prevention
and Control Money Laundering) Kerja sama dengan FlU negara lain tersebut
eterutama berkaitan dengan pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan Saat
ini sedang dijajagi kerjasama dengan FlU lainnya yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam tahun 2005 ini antara lain dengan FlU Italia FlU Belgia FlU Spanyol dan
FlU Polandia sebagai tindak lanjut dari pembahasan informal dengan masingshy
masing FlU tersebut
Dalam pertukaran informasi intelijen keuangan sejauh ini PPATK telah melakukan
21 (dua pulah satu) kali permintaan informasi kepada FlU negara lain seperti
Australia Belgia Filipina Amerika Serikat Cook Island Uni Emirat Arab Malaysia
Swiss Hongkong Singapura dan Macau Sebagian besar dari permintaan PPATK
tersebut dipenuhi oleh FlU negara counterpart tersebut Sementara itu PPATK telah
menerima 16 kali permintaan informasi dari FlU negara lain dan sebagian besar
telah dipenuhi oleh PPATK
Dalam kaitan dengan masih dimasukkannya Indonesia dalam daftar Non
Cooperative Countries and Territories (NCCTs) oleh FATF dalam tahun 2004
PPATK bertindak sebagai koordinator pembuatan dan penyampaikan laporan resmi
kepada FATF untuk menanggapi komentar dan rekomendasi yang tertuang dalam
surat-surat FATF Pada bulan Februari 2004 atas nama pemerintah RI PPATK
menyampaikan Implementation Plan sebagaimana dipersyaratkan oleh FATF Pada
bulan Oktober 2004 kembali PPATK mengkoordinir membuat dan menyampaikan
laporan resmi pemerintah RI kepada FATF Selain penyampaian laporan PPATK
juga bertindak sebagai koordinator delegasi RI dalam setiap pertemuan bilateral
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
25
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
dengan tim review FATF yang dalam tahun 2004 diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pada bulan Juni 2004 di Seoul Korea Selatan dan pada bulan Oktober 2004 di
Brunei Darussalam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
26
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
Lampiran - Peristiwa Penting Tahun 2004
Sejalan dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap kegiatan operasional
PPATK yang meliputi ketersediaan anggaran sarana dan prasarana kerja sumber
daya manusia serta kerjasama instansi terkait yang semakin solid beberapa
kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2004 Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa peristiwa penting di tahun 2004 baik yang dilakukan oleh PPATK
maupun bersama instansi terkait lainnya meliputi
1 5 Januari 2004 Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2004 Tentang Komite
Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
2 6 Januari 2004 Peraturan Bank Indonesia No 61PBI2004 Tentang
Pedagang Valuta ASing
3 3 Februari 2004 Penugasan Pejabat Badan Pengawas Pasar Modal di PPATK
4 4 Februari 2004 Penandatanganan MoU antara Kepala PPATK dengan Jaksa
Agung Australia The Han Philip Ruddock MP atas nama
AUSTRAC Australia
5 10 Februari 2004 Keputusan Kepala PPATK No 31KEPPPATKl2004 Tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Tunai dan Tata Cara
Pelaporannya Bagi Penyedia Jasa Keuangan
6 17 Februari 2004 Pertemuan pertama Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite
TPPU) yang dipimpin oleh Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono Menko Polkam selaku Ketua Komite TPPU
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
27
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
7 18 Februari 2004
8 20 Februari 2004
9 1 April 2004
10 12 April 2004
11 25 Mei 2004
12 29 April 2004
13 15 Juni 2004
14 16 Juni 2004
Penyampaian Implementation Plan Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pemerintah
RI kepada FATF
Penugasan Perwira Kepolisian Negara RI di PPATK
Penugasan Pejabat Badan Kepegawaian Negara di PPATK
Penugasan Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan di PPATK
Pelatihan penyampaian L TKT (Laporan Transaksi Keuangan
Tunai) bagi Penyedia Jasa Keuangan
Keputusan Kepala PPATK No 39KEPPPATKl2004 Tentang
Transaksi Keuangan Tunai yang Dikecualikan dari Kewajiban
Pelaporan
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Ketua KPTPK Drs Taufiqurahman
Ruki
Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Seoul di sela-sela acara APG Annual Meeting
2004 Pertemuan tersebut membahas materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah RI kepada
FATF pada bulan Februari 2004 sekaligus perkembangan
pelaksanaannya
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala PPATK
Dr Yunus Husein dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jenderai Pol Drs Dai Bachtiar S H
LApORAN TAHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN copy2004
28
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
15 23 Juni 2004
16 2 Juli 2004
17 9 Juli 2004
18 13 Juli - 10 September
2004
PPATK diterima menjadi anggota the EGMONT Group
(perkumpulan Financial Intelligence Unit se-dunia)
Penerimaan ini merupakan pengakuan komunitas intelijen
keuangan dunia terhadap PPATK sebagai FlU
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang
menyatakan apresiasinya terhadap materi Implementation
Plan yang telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
kepada FATF serta terhadap beberapa perkembangan
signifikan yang berhasil dicapai oleh Pemerlntah Indonesia
dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan dalam
pembangunan rezim anti pencucian uang Selanjutnya FATF
meminta Pemerintah RI untuk lebih memperhatikan 3 (tiga)
hal yaitu penerapan bantuan hukum timbal batik (MLA)
penerapan program audit kepatuhan anti pencucian uang
(AML compliance audit) dan efektifitas pengggunaan UU
TPPU dalam penuntutan kasus-kasus TPPU
Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No 103M
Tahun 2004 yang mengangkat Wakil-wakil Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masa jabatan
tahun 2004-2008 masing-masing
Drs Priyanto sebagai Wakil Kepala yang membidangi
Administrasi Brigjen Pol Drs Sus no Duadji S H M Sc
Sebagai Wakil Kepala yang membidangi Hukum dan
Kepatuhan Bambang Setiawan S E Akt M B A sebagai
Wakil Kepala yang membidangi Teknologi Informasi
Sosialisasi penerapan Undang-undang Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Pembangunan Rezim Anti
Pencucian Uang di Indonesia kepada Penyedia Jasa
Keuangan Penegak Hukum yaitu Polri Kejaksaan dan
Pengadilan di 5 kota Solo Denpasar Medan Padang dan
Batam
LAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
29
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
19 29 Agustus 2004 Pengucapan sumpah Wakil Kepala PPATK Drs Priyanto
Brigjen Pol Drs Susno Duadji SH MSc Bambang
Setiawan SE Akt MBA di hadapan Ketua Mahkamah
Agung RI Prof Dr Bagir Manan SH bull MCL
20 6 September 2004 Pertemuan Bank Indonesia PPATK dan Perbankan dalam
rangka meningkatkan kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan
Bank terhadap ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know
Your Customer Principle) dan Undang~undang Tentang
TinClak Pidana Pencuciari Uang
21 10 September 2004 Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No 637DPNP
Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lainnya Terkait dengan UU Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
22 20 September 2004 Studi banding ke Financial Transactions and Reports Analysis
Centre (FINTRAC) Canada
23 27 September 2004 Penandatanganan Nota Kesepahaman Kepala PPA TK Dr
Yunus Husein dengan Jaksa Agung RI M A Rahman S H
24 4 Oktober 2004 Face to Face Meeting antara Pemerintah RI dengan Tim
Review FATF di Brunai Darussalam di sela-sela acara APG
Typologies Wrokshop 2004 Pertemuan tersebut membahas
beberapa perkembangan terhadap 3 (tiga) hal yang menjadi
perhatian FATF sebagaimana disebutkan dalam surat 2 Juli
2004
25 5 Oktober 2004 Kepala PPATK menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding - MoU ) dengan Vicente S
Aquino Executive Director Anti-Money Laundering Council
(AMLC) Philipina Penandatangan MoU dilakukan disela-sela
acara Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) di
Brunei Darussalam
lAPORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KeUANGAN
copy2004
30
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
r~ctc~ J- f~~~f~~ - F
middotr -
26 5-8 Oktober 2004
27 11-13 Oktober 2004
28 22 Oktober 2004
29 25-30 Oktober 2004
30 3 - 12 Nopember 2004
31 5 Nopember 2004
32 9 Nopember 2004
33 11 Nopember 2004
PPATK menghadiri Sidang Umum Interpol ke-73 di Cancun
Meksiko
Studi visit ke The National Office for Prevention and Control of
Money Laundering (NOPCML) Rumania dan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding - MoU ) antara Kepala PPATK Dr Yunus
Husein dengan Mr lIie lulian Dragomir President of NOPCML
Rumania
Surat FATF ditujukan kepada Kepala PPATK yang kembali
menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan
substansial yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Indonesia
dalam rangka penerapan rezim anti pencucian uang di
Indonesia Berkaitan dengan hal tersebut sidang pleno
memutuskan bahwa Tim Review FATF akan melakukan
kunjungan (on-site visit) ke Indonesia untuk memastikan
efektifitas penerapannya dalam rangka peninjauan status
Indonesia dalam daftar Non Cooperative Countries and
Territories (NCCTs)
Studi Visit ke FlU Brazil (Council for Financial Activity Control)
Studi Visit PPATK ke FlU Belanda (MOT) FlU Spanyol
(SEPBLAC) FlU Polandia (GIFI) dan FlU 8elgia (CTIF-CFI)
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh European Commision
PPATK mengumumkan 5 Penxedia Jasa Keuangan Bank
yang tidak kooperatif dalam penanganan tindak pidana
pencucian uang
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bapak Widodo AS
Kunjungan kerja Pimpinan PPATK ke Jaksa Agung Abdul
Rahman Saleh
LApORAN T AHUNAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
31
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004
34 25 Nopember sId Indonesia bersama beberapa negara lain anggota Asia Pacific
Group on Money Laundering (APG) melakukan Mutual 5 Desember 2004
Assessment terhadap rezim anti pencucian uang negara Nieu
35 29 Nopember 2004 Penandatanganan Treaty on Mutual Legal Assistance in
Criminal Matters diantara negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia Brunei Darussalam Kamboja Laos Malaysia
Filipina Singapura dan Vietnam di Kuala Lumpur
36 6 Desember 2004 Rapat Dengar Pendapat pertama Komisi III DPR-RI masa
tugas 2004-2009 dan Kepala PPATK
37 13 - 24 Desember 2004 Audit Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan Non-Bank
dilakukan oleh PPATK dan Departemen Keuangan (Ditjen
Lembaga Keuangan dan Bapepam)
I L
r
L
l LApORAN T AHUNAN 32 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
copy2004