ha r i pe r t a m a ke hidupa n de nga n ke ja dia n s t ...
L A P O R A N K I N E R J Agakkum.menlhk.go.id/assets/info-publik/LKJ_Sulawesi_2019_Compress.… ·...
Transcript of L A P O R A N K I N E R J Agakkum.menlhk.go.id/assets/info-publik/LKJ_Sulawesi_2019_Compress.… ·...
-
L A P O R A NK I N E R J A
2019
B A L A I P E N G A M A N A N D A N P E N E G A K A N H U K U ML I N G K U N G A N H I D U P D A N K E H U T A N A N
W I L A Y A H S U L A W E S I
-
L a p o r a n K I n e r j a 2 0 1 9 | ii
Hal
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tugas dan Fungsi .................................................................................... 2
C. Struktur Organisasi .................................................................................. 3
D. Sumber Daya Manusia ............................................................................. 6
E. Isu Strategis ............................................................................................ 7
II. PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis ..................................................................................... 9
B. Rencana Kerja ......................................................................................... 11
C. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 13
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Balai PPHLHK Wilayah Sulawesi ........................................ 16
1. Analisa Capaian Kinerja ....................................................................... 19
2. Perhitungan Capaian Kinerja ................................................................ 52
B. Realisasi Anggaran .................................................................................. 53
C. Capaian Kinerja ……………………………..……………………………………………………… 54 IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56
B. Saran ...................................................................................................... 59
LAMPIRAN
-
P E N D A H U L U A N01
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 1
A. LATAR BELAKANG
irektorat Jenderal Penegakan Hukum memiliki peran penting dalam
perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
Negara, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia serta mahluk hidup
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta mahluk hidup
lain. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MENLHK-
II/2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan diamanatkan untuk
meningkatkan keamanan lingkungan hidup dan kehutanan melalui penegakan
hukum.
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki berbagai
pendekatan instrument hokum mulai dari pengawasan perijinan, pencegahan dan
pengamanan hutan, sanksi administrasi, gugatan kerusakan lingkungan hidup dan
tuntutan pidana lingkungan hidup dan kehutanan. Instrumen hokum tersebut juga
didukung dengan pendekatan penerapan berbagai undang-undang (multidoor)
yang dapat memberikan dampak efek jera signifikan dalam menurunkan
kerusakan lingkungan dan kehutanan.
Peraturan Presiden Nomor : 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai
unsure penyelenggara Negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan
kebijakan yang diemban berupa laporan pertanggung jawaban yang
menggambarkan kinerja instansi pemerintah melalui suatu Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP). Hal ini merupakan salah satu alat pengukuran
D
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 2
indicator pertanggung jawaban instansi pemerintah dalam rangka reformasi
birokrasi menuju pemerintah yang akuntabel dan professional.
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wilayah Sulawesi sebagai salah satu entitas lembaga pemerintah wajib menyusun
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu syarat
pencapaian tata pemerintahan yang baik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah menekankan penerapan sistem manajemen yang berorientasi pada
hasil sehingga pelaksanaanya akan membantu mewujudkan instansi pemerintah
yang beroperasi secara efisien, efektif, transparan dan responsive terhadap aspirasi
masyarakat dan lingkungan.
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wilayah Sulawesi dalam rangka mempertanggungjawabkan dan melaporkan
kinerja selama tahun 2019 telah menyusun Laporan Kinerja yang mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini merupakan bentuk perwujudan tanggungjawab terhadap pemberi
mandate terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan selama tahun 2019.
Selain itu, laporan ini juga merupakan umpan balik untuk memicu perbaikan
kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Wilayah Sulawesi ditahun mendatang yang dapat dimanfaatkan untuk
penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan pada
periode yang akan datang dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang
diperlukan.
-
B. TUGAS DAN FUNGSI
alai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wilayah Sulawesi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.15/Menlhk/Setjen/OTL.01/1/2016 mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan. Selanjutnya Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi memiliki fungsi sebagai
berikut :
a. Inventarisasi dan identifikasi potensi gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan;
b. Sosialisasi tentang adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan gangguan dan
ancaman terhadap lingkungan hidup dan kehutanan;
c. Penyusunan rencana program penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran
hukum pada wilayah yang berpotensi mengalami gangguan dan ancaman
kerusakan lingkungan;
d. Koordinasi dengan aparat penegakan hukum lainnya;
e. Penyidikan terhadap pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
f. Pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap ijin lingkungan hidup dan
kehutanan;
g. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penegakan hukum;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
C. STRUKTUR ORGANISASI
truktur Organisasi BPPHLHK Wilayah Sulawesi mengacu pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.15/Menlhk/Setjen/
OTL.01/1/2016 tahun 2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang organisasi dan tata
kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam pelaksanaan tugasnya melakukan pencegahan dan pengamanan kehutanan
B
S
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 3
serta untuk melakukan upaya penindakan terhadap pelaku tindak pidana
lingkungan hidup dan kehutanan, maka Balai PPHLHK Wilayah Sulawesi dibantu
oleh Seksi Wilayah yang tersebar di seluruh wilayah Sulawesi.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi merupakan Balai Tipe B yang
terdiri dari 1 Eselon III, eselon IV dan kelompok jabatan fungsional yang terdiri
dari :
1. Kepala Balai (Eselon IIIa)
2. Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IVa)
3. Seksi Wilayah I Makassar (Eselon Iva)
4. Seksi Wilayah II Palu (Eselon IVa)
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 4
5. Seksi Wilayah III Manado (Eselon Iva)
6. Kelompok Jabatan Fungsional (Polhut dan Pengawas Lingkungan Hidup)
Adapun tugas pokok dari masing-masing eselon IV dan kelompok jabatan
fungsional pada Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Wilayah Sulawesi adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
pengelolaan, rencana program dan anggaran, urusan administrasi tata
persuratan, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan
dan rumah tangga, pengelolaan data, pemantapan, evaluasi, pelaporan serta
kehumanasan.
2. Seksi Wilayah mempunyai tugas melaksanakan antara lain :
a. Tugas pengamanan dengan melaksanakan inventarisasi, identifikasi,
sosialisasi kegiatan yang berpotensi menimbulkan gangguan, ancaman dan
pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan.
b. Tugas pengawasan dengan melaksanakan penyusunan rencana program
penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran hukum pada wilayah yang
berpotensi mengalami gangguan dan ancaman kerusakan lingkungan dan
melaksanakan pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap ijin dibidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
c. Tugas penyidikan dengan melaksanakan koordinasi dengan aparat penegak
hukum lainnya dalam kegiatan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan
kehutanan.
3. Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional masing-masing serta
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok
jabatan fungsional ini terdiri dari jabatan fungsional Polhut (Polisi Kehutanan)
dan PLH (Pengawas Lingkungan Hidup).
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 5
SEBARAN WILAYAH KERJA BPPHLHK WIL. SULAWESI
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 6
D. SUMBER DAYA MANUSIA
egawai Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi per
Desember 2018 tercatat sebanyak 161 orang dengan komposisi 142 orang Pegawai
Negeri Sipil dan 19 orang Pegawai Tidak Tetap/PPNPN. Adapun sebaran pegawai
BPPHLHK Wilayah Sulawesi sebagai berikut :
P
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 7
Internal
Peraturan perundang-undangan pada tingkat prosedur operasional belum lengkap dan atau perlu dimuthahirkan.
Kinerja yang masih belum memadai untuk mengefektifkan koordinasi dan sinergitas antar unit kerja, terutama dengan instansi penegak hukum laiinya serta satuan kerja lingkup KLHK yang memiliki kewenangan mengeluarkan izin dan menetapkan aturan hukum Lingkungan
hidup dan Kehutanan.
Kapasitas penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan, terutama kapasitas sumberdaya manusia dan kapasitas teknologi pirantinya, relative belum memadai untuk menghadapi/ mengatasi tantangannya, mengingat pertumbuhan kapasitas lebih lamban
dibandingkan dengan perkembangan problematic yang mesti dihadapi/ diatasinya misalnya terhadap kepunahan sejumlah spesies dan penurunan keanekaragaman hayati yang
cenderung meningkat, dsb.
Sumber daya aparatur pada tingkat operasional belum memadai relative dibandingkan dengan permasalahan teknis yang harus diatasi. Jumlah PPNS dan PPLH belum memadai untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengawasan dan
penegakan hukum pidana, antara lain karena persoalan jabatan fungsionalnya.
Peningkatan penegakan hukum melalui pendekatan multidoors masih terkendala oleh kapasitas operasionalisasinya, baik pada tingkat gerakan maupun pada tingkat lapangan.
Akses informasi bagi public yang dinilai masih harus diperbaiki, antara lain agar pulik dapat berperan serta, antara lain melalui mekanisme whitsel blowler, control social, pengaduan
dan peran serta dalam mata rantai pengawasan dalam rangka penegakan hukum administrasi.
Kinerja penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan masih terkendala dengan keterediaan data dan informasi, antara lain data/ informasi yang berkenaan
dengan izin-izin usaha/ kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran/ perusakan lingkungan hidup.
E. ISU STRATEGIS
alai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah ulawesi mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran
hukum lingkungan hidup dan kehutanan. Namun dalam saat yang bersamaan juga
menghadapi permasalahan, baik internal maupun eksternal. Identifikasi
permasalahan dimaksud adalah sebagai berikut :
B
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 8
Eksternal
Regulasi yang diperlukan sebagai dasar hukum untuk efektifitas pelaksanaan penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan masih cukup banyak yang harus ditetapkan, antara lain peraturan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, peraturan pelaksanaan
mengenai keanekaragaman hayati, peraturan pelaksanaan mengenai perizinan lingkungan hidup, keastian dan kejelasan hukum tentang batas-batas kawasan hutan dan lahan, dst..
Pembagian tugas-tugas penegakan hukum antara pusat dan daerah perlu segera dimutahirkan aturan penyelarasannya, untuk mencegah terjadinya saling lempar urusan dari daerah ke pusat
dan atau sebaliknya, karena perubahan cara kerja dan koordinasi ditingkat pusat dan tingkat daerah, yang merupakan implikasi dari penggabungan dua kementerian menjadi Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Besarnya harapan rakyat akan keadilan, kemungkinan turunnya kepercayaan public atas efektifitas penegakan hukum perlu diantisipasi.
Meningkatnya kompleksitas dan moda baru perilaku kejahatan Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Perubahan paradigma pemerintahan yang ingin memberikan akses besar terhadap masyarakat menimbulkan banyaknya pendudukan hutan secara illegal..
Jumlah dan kompleksitas kasus-kasus lingkungan hidup dan kehutanan yang cenderung meningkat.
HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM LHK
-
PERENCANAAN KINERJA02
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 9
A. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019
ujuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwujudkan oleh
seluruh unit-unit kerjanya melalui pencapaian serangkaian sasaran secara
berjenjang sesuai dengan struktur organisasi, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar Struktur Sasaran pada Sistem Perencanaan Kementerian LHK. Adapun
penentuan sasaran-sasaran termaksud diatas dilakukan dalam bingkai ranah
tugas dan fungsi masing-masing unit kerja, dengan mengacu pada Renstra
Kementerian LHK 2015 – 2019, serta dengan strategi yang didasarkan pada potensi dan permasalahan yang dikemukakan dalam Bab pertama. Sedangkan
pengertian “sasaran” dalam dokumen ini mengacu pada pedoman penyusunan Renstra di jajaran Kementerian LHK¹. Sasaran adalah kondisi yang akan dicapai
secara nyata oleh Kementerian, dan unit-unit kerjanya secara berantai dan
berjenjang. Sasaran strategis Kementerian LHK untuk kurun waktu tahun 2015 – 2019, sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Kementerian LHK 2015 – 2019, adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat;
2. Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup secara
lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan;
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta
keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Pencapaian tiga Sasaran Strategis Kementerian LHK 2015 – 2019 tersebut diatas akan dilakukan 13 program. Satu diantara program termaksud diatas, adalah
“Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan”, yang pengelolaannya dikuasakan Kepada Ditjen PHLHK, sasaran program ini
dirancang untuk berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis pertama dan
sasaran strategis ketiga Kementerian LHK, sebagaimana ditunjukkan dengan
T
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 10
diagram pada Gambar Kinerja Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Selain dua sub sasaran termaksud diatas, sesungguhnya
terdapat satu sub sasaran lainnya atau cross cutting issues.
Oleh karenanya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016
telah melakukan revisi terhadap penetapan IKP-IKP terdahulu melalui Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.78/MENLHK/SETJEN/SET.1/9/2016 tentang penetapan Indikator Kinerja Utama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana tanggung jawab
Direktorat Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdapat pada
ketiga Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
TANGGUNGJAWAB DITJEN PHLHK PADA RENSTRA KEMENTERIAN LHK
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 11
B. RENCANA KERJA 2019
Rencana Kerja (Renja) Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Tahun 2019 adalah merupakan tahun
keempat dari penjabaran Rencana Strategis Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Tahun 2015 – 2019
melalui kegiatan Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Penanganan Pengaduan,
Pengawasan dan Sanksi Administrasi serta Penegakan Hukum Pidana.
Sebagai landasan penyusunan rencana kerja ini dalam rangka mendukung
program PHLHK adalah berdasarkan sasaran strategis/IKK dan target kinerja
Direktorat Jenderal PHLHK Tahun 2015 – 2019 dan Rencana Kerja Direktorat Jenderal PHLHK Tahun 2019 serta sasaran strategis Balai Pengamanan dan
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi 2015 -
2019. Rencana Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah
Sulawesi Tahun 2019 berdasarkan target sasaran strategis/IKK sesuai Renstra
s.d 2019 dan target tahunan 2019 sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
No. Kode Kegiatan/Sasaran Kegiatan/ Indikator Kinerja
Kegiatan/Komponen Kegiatan
Target Rencana
Kerja 2019
Target Anggaran (Rp)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Sasaran Kegiatan : Dukungan Manajemen
1 5427.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layanan 825.000.000
051 Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan rencana anggaran
231.000.000
053 Pengelolaan Keuangan dan Perbendaharaan
593.860.000
2 5427.994 Layanan Perkantoran 12 Layanan 17.083.446.000
001 Gaji dan Tunjangan 14.120.500.000
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
2.917.946.000
Kegiatan : Pencegahan dan Pengamanan Hutan
Sasaran Kegiatan : Terlaksananya Pencegahan dan Pengamanan Hutan Terhadap Gangguan dan Ancaman Keamanan Kawasan Hutan di 34 Provinsi
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 12
No. Kode Kegiatan/Sasaran Kegiatan/ Indikator Kinerja
Kegiatan/Komponen Kegiatan
Target Rencana
Kerja 2019
Target Anggaran (Rp)
1 5428.001 Luas Hutan yang diamankan dari gangguan dan ancaman bidang kehutanan melalui kegiatan sosialisasi, patroli dan operasi
375.000 Ha 7.750.727.000
051 Pengumpulan Data dan Informasi ancaman dan gangguan keamanan
700.4000.000
053 Operasi Pengamanan Hutan 3.465.950.000
054 Operasi Peredaran Hasil Hutan 2.414.600.000
056 Kesamaptaan Polhut 506.077.000
057 Penguatan Tugas dan Fungsi Pencegahan dan Pengamanan Hutan
258.000.000
2 5428.004 Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengamanan Hutan yang memenuhi standar
1 Lokasi 12.750.000.000
Kegiatan Penanganan Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Efektifitas Penanganan Pengaduan, Pengawasan, Izin, Izin Lingkungan , Izin PPLH dan PPU, Ketaatan terhadap Sanksi Administrasi
1 5430.001 Pengaduan Masuk Yang Tertangani
110 Pengaduan
1.756.520.000
051 Penanganan Pengaduan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup
776.160.000
052 Penanganan Pengaduan Kerusakan Hutan dan Karhutla
725.100.000
054 Penguatan Tugas dan Fungsi PPSA
255.260.000
2 5430.002 Usaha dan/atau kegiatan yang diawasi dan tingkat penaatan perusahaan
60 Izin 2.000.000.000
052 Pengawasan perizinan lingkungan hidup sektor sumber daya alam
2.000.000.000
3 5430.005 Sarana Prasarana Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi yang memenuhi standar minimum
1 Lokasi 750.000.000
Kegiatan Penegakan Hukum Pidana
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Jumlah Kasus Pidana LHK yang ditangani oleh PPNS LHK secara Profesional
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 13
No. Kode Kegiatan/Sasaran Kegiatan/ Indikator Kinerja
Kegiatan/Komponen Kegiatan
Target Rencana
Kerja 2019
Target Anggaran (Rp)
1 5431.001 Kasus Pidana LHK yang diselesaikan sampai dengan P21 (berkas perkara dinyatakan lengkap)
22 Kasus (P21)
8.450.000.000
051 Verifikasi/Pengumpulan Bahan dan Keterangan atas Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan
1.474.500.000
052 Pelaksanaan Penyidikan Perkara Bidang LHK
5.660.000.000
053 Gelar Perkara Kasus Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan
198.500.000
054 Pra Peradilan Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan
250.000.000
055 Penanganan Barang Bukti Kasus Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan
867.000.000
C. PERJANJIAN KINERJA 2019
Penetapan Kinerja (PK) merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor : 29
Tahun 2014 dan Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53
tahun 2014 Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Tujuan penyusunan Perjanjian
Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Penetapan kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dan pemberi
amanah.
2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
Indikator Penilaian Kinerja (IPK) Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK
Wilayah Sulawesi tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun 2019 yang telah
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 14
ditandatangani oleh Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK
Wilayah Sulawesi dengan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK. Perjanjian
Kinerja Tahun 2019 tersaji berikut ini.
SA
SA
RA
N K
EG
IAT
AN
SK 1
“Terlaksananya Pencegahan dan
Pengamanan Terhadap Gangguan dan Ancaman
Keamanan Kawasan Hutan di 34 Provinsi”
IN
DIK
AT
OR
KIN
ER
JA
KE
GIA
TA
N
( T
AR
GE
T I
NI
TE
RT
UA
NG
DA
LA
M P
K T
AH
UN
20
19
)
IKK 1
375.000 Ha Luas Hutan yang di amankan dari ancaman bidang kehutanan melalui kegiatan Sosialisasi, Patroli dan Operasi
IKK 2
1 Lokasi Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengamanan Hutan yang Memenuhi standar minimum
SK 2
“Meningkatnya Efektifitas Penanganan Pengaduan,
Pengawasan Izin, Izin Lingkungan, Izin PPLH
dan PPU, Ketaatan Terhadap Sanksi
Administrasi”
IKK 3
110 Pengaduan Pengaduan yang masuk tertangani
IKK 4
60 Izin Usaha dan/atau kegiatan yang diawasi dan tingkat penaatan perusahaan
IKK 5
1 Lokasi Sarana Prasarana Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi yang memenuhi standar minimum
SK 3
“Meningkatnya Jumlah Kasus Pidana LHK yang di
tangani oleh PPNS LHK secara Profesional”
IKK 6
22 Kasus Kasus Pidana LHK yang diselesaikan sampai dengan P21 (berkas perkara dinyatakan lengkap)
IKK 7
1 Lokasi Sarana Prasarana Penegakan Hukum Pidana LHK yang Memenuhi standar minimum
-
AKUNTABILITASKINERJA 201903
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 15
kuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban Balai
Pengamanan dan Penegakan hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah
Sulawesi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan dalam rangka mencapai
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja Balai
Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi yang disusun secara
periodik.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
A
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 16
Setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum LHK Wilayah Sulawesi tersebut, dilakukan analisa dengan membandingkan
antara target dan realisasi kinerja tahun 2019, realisasi kinerja dan capaian kinerja
tahun 2019 dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, serta
membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target
jangka menengah yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis Balai
Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi dengan standar
nasional (jika ada).
Demikian juga dilakukan analisa terhadap penyebab keberhasilan atau tidak
berhasil atau peningkatan ataupun penurunan kinerja serta solusi alternatifnya
dan terhadap efisiensi penggunaan sumber daya, serta analisa terhadap program
kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian sasaran
yang telah diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah
pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi
output dan outcome yang dan seharusnya dicapai untuk memudahkan
terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang
terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara
berkala (triwulan) dan Tahunan. Capaian Kinerja Balai Pengamanan dan
Penegakan hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi tahun
2019 disajikan pada sebagai berikut.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 17
No. Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja
Kegiatan Target Capaian Kinerja
1. Pencegahan dan
Pengamanan Hutan
1 Luas Hutan yang
diamankan dari gangguan dan
ancaman bidang
kehutanan melalui kegiatan Sosialisasi, Patroli dan Operasi
375.000 Ha 963.624 Ha 256,9%
2 Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengamanan dan
Penegakan Hukum memenuhi standar
minimum
1 Lokasi 1 Lokasi 100%
Capaian Sasaran Kegiatan 1 178,5%
2. Penanganan,
Pengaduan, Pengawasan
dan Sanksi Administrasi
3 Pengaduan yang
masuk tertangani
110
Pengaduan
116
Pengaduan
105,5%
4 Usaha dan/atau kegiatan yang diawasi dan tingkat penaatan
perusahaan
60 Izin 202 Izin 336,6 %
5 Sarana Prasarana Pengaduan,
Pengawasan dan
Sanksi Administrasi memenuhi standar
minimum
1 Lokasi 1 Lokasi 100 %
Capaian Sasaran Kegiatan 2 180,7%
3. Meningkatnya jumlah kasus
pidana LHK yang ditangani oleh PPNS LHK
secara Profesional
6 Kasus pidana LHK yang diselesaikan
sampai dengan P21 (berkas perkara
dinyatakan lengkap)
22 Kasus 33 Kasus 150%
7 Sarana Prasarana Penegakan Hukum Pidana LHK yang
memenuhi standar minimum
1 Lokasi 1 Lokasi 100%
Capaian Sasaran Kegiatan 3 125%
4. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Ditjen Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
8 Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layanan 1 Layanan 100%
9 Layanan Perkantoran 12 Layanan 12 Layanan 100%
Capaian Sasaran Kegiatan 4 100%
Rata-Rata Capaian Kinerja Tahun 2019 146,05 %
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 18
Untuk mengetahui keberhasilan dan/atau kegagalan pencapaian sasaran strategis
yang telah ditetapkan, dilakukan pengukuran kinerja dan analisis akuntabilitas
kinerja. Metode pengukuran kinerja menggunakan formula sederhana yaitu
menentukan persentase pencapaian kinerja. Untuk melengkapi gambaran setiap
capaian kinerja maka disajikan evaluasi kinerja dalam bentuk analisis deskriptif
setiap capaian indikator dan perhitungan tingkat efektifitas dan efisiensi
pencapaian kinerja. Dalam melakukan pengukuran kinerja digunakan formulasi
Pengukuran Kinerja sebagai berikut :
dimana
C : Tingkat capaian target kinerja
R : Realisasi capaian target kinerja
T : Target kinerja
Untuk memudahkan dalam mengetahui tingkat keberhasilan kinerja sasaran yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan, nilai capaian kinerja sasaran akan
dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal yang ditetapkan oleh Lembaga
Administrasi Negara disajikan pada tabel berikut ini :
Kriteria Realisasi Capaian Kinerja Sasaran (X) No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Keterangan
1. X > 85 % Sangat Berhasil Hijau
2. 70 < X < 85 % Berhasil Biru
3. 55 < X < 70 % Cukup Berhasil Kuning
4. X < 55 % Tidak Berhasil Merah
Sumber : Pemendagri Nomor 54 Tahun 2010
Guna memberikan evaluasi yang komprehensif sebagai bahan perbaikan
kedepannya maka pengukuran akuntanbilitas juga disertai analisis efektivitas dan
R
C = ---- ---- x 100 %
T
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 19
analisis efisiensi pengguna sumber data. Tingkat efektivitas dan efisiensi dalam
pengukuran indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Efektivitas pencapaian kinerja
Pengukuran tingkat efektivitas pencapaian kinerja tahun 2019 dilakukan
melalui perbandingan antara pencapaian kinerja tahun 2018 dengan tahun
2019. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui kemajuan efektivitas
pelaksanaan kinerja yang dilaksanakan pada tahun 2019. Kriteria yang
dijadikan pedoman efektivitas pencapaian kinerja yaitu :
1. Rasio perbandingan > 1, artinya terjadi peningkatan efektivitas
pencapaian kinerja yang melampaui kinerja tahun sebelumnya;
2. Rasio perbandingan = 1, artinya peningkatan efektivitas pencapaian
kinerja tahun 2019, tetap/sama dengan tahun sebelumnya dan sama
dengan kinerja tahun 2018.
3. Rasio perbandingan < 1, menunjukan efektivitas pencapaian kinerja
menurun, artinya efektivitas kinerja 2019 lebih rendah dibandingkan
efektivitas kinerja 2018.
b. Efisiensi
Pengukuran efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan melalui
perbandingan antara capaian kinerja atau realisasi fisik (output) dengan
realisasi masukan (input) yang bisa berupa anggaran atau SDM dan atau
kedua-duanya. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diketahui
tingkat efisiensi pencapaian kinerja (penggunaan sumber daya) dan juga
efisiensi program/ kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2019. Kriteria
efisiensi yang digunakan, yaitu :
1) Rasio perbandingan > 1 atau = 1, artinya dalam pencapaian kinerja tahun
2019 berjalan secara efisien.
2) Rasio perbandingan < 1, menunjukan efisiensi pencapaian kinerja kurang
efesien artinya dalam mendukung pencapaian kinerja tahun 2019 anggaran
yang diserap belum sepenuhnya mendukung capaian kinerja tahun 2019.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 20
1. ANALISA CAPAIAN KINERJA
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sulawesi sebagai UPT dari
Ditjen PHLHK bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Pengamanan dan
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memiliki 4 (empat)
sasaran kegiatan. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis yang
diemban Satker BPPHLHK Wilayah Sulawesi pada tahun 2019, dilakukan
analisis (empat) capaian kinerja. Analisis capaian kinerja diuraikan
berdasarkan masing-masing IKK pada setiap sasaran kegiatan sebagaimana
tertuang dalam Perjanjian kinerja Tahun 2019. Analisis juga dilakukan pada
kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja sasaran tersebut.
Analisa capaian kinerja berdasarkan pada hasil pengukuran kinerja dengan
rata-rata capaian kinerja kegiatan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
LHK Wilayah Sulawesi Tahun 2019 sebesar 146,05% termasuk dalam
kategori Sangat Berhasil. Analisis capaian kinerja dari masing-masing
sasaran kegiatan diuraikan berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 21
Luas hutan yang diamankan dari gangguan
dan ancaman bidang kehutanan melalui
kegiatan Sosialisasi, Patroli dan Operasi
Tahun 2019 sebesar 963,624 Ha melebihi
rencana yang ditargetkan sebesar 375.000
Ha dengan nilai kinerja sebesar 256,9 %.
Menurun sebesar 27,94% dibandingkan periode
yang sama di tahun 2018. Untuk
mengendalikan kerusakan hutan, hasil hutan dan kerugian negara yang begitu
besar, pemerintah melakukan berbagai upaya dan berbagai cara antara lain
melalui instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2005 tentang Percepatan
Pemberantasan Penebangan Kayu secara Illegal dalam Kawasan Huta dan
Peredarannya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Terkait hal tersebut, maka
Balai PPHLHK Wilayah Sulawesi melalui pasukan Polisi Kehutanan yang tergabung
dalam SPORC (Satuan Polisi Kehutan Reaksi Cepat) telah melakukan berbagai
kegiatan operasi pengamanan hutan dan operasi peredaran hasil hutan,
tumbuhan dan satwa liar.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 22
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 23
Kegiatan pencegahan
serta pengendalian
ancaman dan gangguan
melalui kegiatan
sosialisasi, patroli dan
operasi pada tahun 2019
dilaksanakan di seluruh
kawasaan hutan
konservasi, hutan lindung
dan hutan produksi di
wilayah Sulawesi serta
ditambah lokasi-lokasi strategis lainnya seperti pelabuhan, bandara, dan lokasi transit
lainnya. Operasi pengamanan hutan serta operasi peredaran hasil hutan dan TSL
tahun 2019 telah dilaksanakan sebanyak 131 kali operasi diseluruh wilayah Sulawesi
meliputi Operasi Pengamanan Hutan sebanyak 64 kali, Operasi Peredaran Hasil Hutan
sebanyak 60 kali dan Operasi Gabungan sebanyak 7 kali.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 24
Keberhasilan pencapaian kinerja terhadap sasaran kegiatan/ IKK luas hutan yang
diamankan dari gangguan dan ancaman bidang kehutanan antara lain :
Peran pimpinan terutama Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
LHK Wilayah Sulawesi yang senantiasa memberikan arahandan trigger kepada
petugas pengamanan (SPORC) untuk menindak tegas setiap pelaku tindak
pidana di dalam kawasan hutan.
Dukungan dari seluruh anggota Brigade SPORC yang berada ditingkat Seksi
Wilayah.
Dukungan dan intervensi penganggaran yang berasal dari DIPA.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 25
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 26
Selain melaksanakan kegiatan operasi, pada tahun 2019 telah dilaksanakan
kegiatan sosialisasi pencegahan dan pengamanan hutan dan kesamaptaan
berupa :
1. Rapat Koordinasi, Sosialisasi dan Tata Hubungan Kerja Penegakan Hukum
didaerah lingkup wilayah kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK
Wilayah Sulawesi yang diselenggarakan di Kota Makassar.
2. Kegiatan Kesamaptaan, peningkatan keterampilan dan kapasitas Polisi
Kehutanan yang diikuti oleh 108 orang Polisi Kehutanan lingkup BBPHLHK
Wilayah Sulawesi diselenggarakan oleh BPPHLHK Wilayah Sulawesi
bekerjsama dengan Balai Dilklat LHK di Kota Makassar.
3. Pelatihan menembak Polisi Kehutanan lingkup BPPHLHK Wilayah Sulawesi
4. Pelatihan menembak bagi Polisi Kehutanan yang diikuti oleh 20 orang Polisi
Kehutanan di Seksi Wilayah II Palu
5. Sosialisasi penegakan hukum kepada public melalui Indogreen Enviroment &
Forestry Expo yang ke 14 yang diselenggarakan di Kota Makassar.
6. Sosialisasi melalui Pameran Pembangunan dalam rangka Hari Ulang Tahun
Provinsi Sulawesi Tengah yang diselenggarakan di Kota Palu.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 27
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 1
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 28
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 29
Capaian Sarana, Prasarana Pencegahan
dan Pengamanan Hutan yang
memenuhi standar minimum pada
Tahun 2019 pada Balai Pengamanan
dan Penegakan Hukum LHK Wilayah
Sulawesi terealisasi sebesar 1 lokasi
mencakup keseluruhan wilayah kerja
Balai Gakkum Sulawesi meliputi ; Kantor
Balai, Seksi Wilayah dan Pos Gakkum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
berada di seluruh wilayah Sulawesi. Sesuai dengan visi misi SPORC (Polisi
Kehutanan) yaitu Mencegah dan menanggulangi setiap gangguan keamanan
hutan, kawasan hutan serta peredarannya secara cepat, tepat dan akurat maka
harus didukung dengan Penyediaan dan peningkatan jumlah sarana prasarana
yang memadai pelaksanaan pencegahan dan pengamanan serta penegakan
hukum yang memenuhi standar minimum.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 26
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 29
Capaian Penanganan Pengaduan Masuk
yang Tertangani Tahun 2019 sebanyak 116
pengaduan melebihi dari rencana yang
ditargetkan sebanyak 110 pengaduan
dengan capaian kinerja sebesar 105,5 %.
Capaian tersebut meningkat sebesar 157,7
% dibanding periode yang sama pada
tahun 2018 sebanyak 45 pengaduan
masuk tertangani.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 30
Pencapaian kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya
adalah inisiatif Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wil. Sulawesi
untuk lebih aktif dan responsive terhadap publik antara lain dengan membuka
lebih banyak lagi chanel penerimaan pengaduan terkait kasus lingkungan,
kehutanan maupun lingkungan hidup dan kehutanan yakni melalui : Surat,
Pengaduan langsung, Website, Telepon, Media Sosial, Aplikasi android Whatsapp
dan Pesan singkat (SMS).
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 31
Penyelesaian penanganan pengaduan diproses melalui beberapa tahapan mulai
dari penerimaan pengaduan, verifikasi administrasi dan lapangan berupa
pengumpulan bahan dan keterangan, pengumpulan data dan informasi, operasi
pengamanan hutan serta pelimpahan penanganan pengaduan ke unit lain (BLH
dan sektor lain) dilanjutkan dengan pemberian rekomendasi dan diakhiri dengan
klarifikasi status pengaduan. Pada tahun 2019 BPPHLHK telah menerima
pengaduan sebanyak 134 aduan, disamping itu juga menangani pengaduan yang
tidak tertangani pada Tahun 2018 sebanyak 13 aduan.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 32
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 33
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 3
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 34
Capaian Usaha dan/atau kegiatan
yang diawasi dan tingkat
penaatan perusahaan Tahun 2019
meningkat sebanyak 202 izin
yang diawasi melebihi rencana
yang ditargetkan sebanyak 60 izin
dengan capaian kinerja sebesar
336,6%. Capaian kinerja
meningkat sebesar 55,38%
dibanding periode yang sama
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 130 Izin.
Pertumbuhan industri di
Indonesia memiliki
kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Namun dengan
pertumbuhan industri ini
juga memberikan dampak
terhadap lingkungan yatu
berupa pencemaran
lingkungan yang meliputi
pencemaran air,
pencemaran udara dan
pengelolaan limbah B3 yang
tidak sesuai dengan
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 35
ketentuan perundang-undangan. Pencemaran/kerusakan lingkungan ini
merupakan salah satu kejahatan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
industri yang tidak mentaati peraturan dan ketentuan dibidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 36
Kegiatan pengawasan lingkungan hidup adalah kegiatan yang dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH)
untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap ketentuan peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup.
Pengawasan dilakukan dengan tujuan untuk melaksanakan penyusunan rencana
program penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran hukum pada wilayah
yang berpotensi mengalami gangguan dan ancaman kerusakan lingkungan dan
melaksanakan pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap izin dibidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 37
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 38
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 4
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 39
Capaian Sarana Prasarana Pengaduan,
Pengawasan dan Sanksi Administrasi
yang memenuhi standar minimum
Tahun 2019 sebanyak 1 lokasi sesuai
rencana yang ditargetkan sebanyak 1
lokasi dengan capaian kinerja sebesar
100 %. Capaian ini sebanding dengan
periode yang sama pada tahun
sebelumnya.
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wil. Sulawesi pada tahun 2019
telah memenuhi serta menyediakan sarana prasarana yang memadai untuk
mendukung kegiatan pengawasan. Terpenuhinya sarana prasarana bersinergi
dengan peningkatan kapasitas PPLH dalam melakukan pengawasan izin penaatan
lingkungan hidup dan kehutanan.
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 5
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 40
Capaian Kasus pidana LHK yang
diselesaikan sampai dengan P21
(berkas perkara) Tahun 2019
sebanyak 33 Kasus melebihi target
yang direncanakan sebanyak 22
Kasus dengan capaian kinerja sebesar
150 %. Jumlah kasus penegakan
hukum pidana sampai dengan P21
mengalami peningkatan sebesar
13,79 % dibanding periode yang
sama pada tahun 2018, dimana pada tahun 2018 terdapat 29 kasus sampai dengan
P21 dan tahun 2018 meningkat sebanyak 33 kasus pidana LHK.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 41
Keberhasilan penyelesaian kasus sampai pada tahap P.21 didukung
beberapa hal antara lain :
Peran pimpinan terutama Kepala Balai PPHLHK Wil. Sulawesi yang
memberikan trigger kepada para penyidik
Pengungkapan kasus hingga P.21 merupakan kerjasama antara anggota
SPORC, PPNS, dan dukungan instansi terkait dalam upaya penegakan
hukum mulai dari operasi, pengumpulan barang bukti, pemanggilan
dan pemeriksaan saksi, serta penyidikan.
Kerja cepat dan profesional yang ditunjukkan penyidik mulai dari
penyelidikan, penyidikan hingga pelimpahan berkas ke Kejaksaan.
Kerja cerdas, dilakukan dengan prinsip Cepat, tangkap, tuntas, kontinyu
dan konsisten.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 42
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 43
Selama kurun waktu 4 (empat) tahun Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum
LHK Wilayah Sulawesi telah menangani kasus tindak pidana LHK sampai dengan
P21 (berkas dinyatakan lengkap) sebanyak 86 Kasus P21.
Kegiatan penanganan kasus pidana lingkungan hidup dan kehutanan merupakan
proses yang panjang dan saling terkait. Titik awal kegiatan penanganan hukum
pidana LHK adaalah verifikasi perkara lingkungan hidup dan kehutanan hingga
pada eksamilasi kasus untuk memberikan pembelajaran dan penanganan kasus-
kasus yang spesifik. Kegiatan pendukung dalam penanganan kasus pidana sampai
dengan P21 Tahun 2019 adalah :
1. Verifikasi atau pengumpulan bukti dan keterangan atas dugaan tindak pidana
lingkungan hidup dan kehutanan.
2. Pelaksanaan proses penyidikan perkara bidang lingkungan hidup dan
kehutanan
3. Gelar perkara kasus tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan
4. Penanganan barang bukti kasus tindak pidana lingkungan hidup dan
kehutanan
5. Fasilitasi penanganan kasus tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 44
Foto Hasil Kegiatan Penanganan Kasus Tindak Pidana LHK sampai
dengan P21 Tahun 2019 berupa Proses Penyidikan , Gelar Perkara dan Penanganan Barang Bukti.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 45
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 6
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 46
Capaian Sarana Prasarana
penegakan hokum lingkungan
hidup dan kehutanan yang
memenuhi standar minimum Tahun
2019 sebanyak 1 Lokasi sesuai
dengan target yang direncanakan
dengan capaian kinerja sebesar
100 %. Capaian kinerja tersebut
sebanding dengan periode yang
sama pada tahun 2018.
Terpenuhinya penyediaan sarana prasarana penegakan hukum LHK pada
kegiatan penyidikan bagi PPNS bertujuan untuk meningkatkan dan
mendukung kompetensi PPNS yang mampu dan sanggup dalam pelaksanaan
kegiatan penanganan kasus kasus/perkara tindak pidana lingkungan hidup
dan kehutanan yang semakin kompleks.
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 7
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 47
UPT Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi sebagai
salah satu institusi yang bertanggung jawab terhadap Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK telah eksis selama 4 tahun sejak tahun 2016 – 2019
memiliki tantangan yang sangat berat dalam membangun dan menata
organisasi guna mendukung tercapainya sasaran strategis Balai Pengamanan
dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi. Dalam mewujudkan reformasi
tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Balai Pengamanan dan
Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi tahun 2019 ini telah melaksanakan
kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya berupa
kegiatan layanan dukungan manjemen dan layanan perkantoran.
Pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi
meliputi penyediaaan anggaran, sarana dan prasarana serta perangkat
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 48
operasional lainnya. Beberapa kegiatan yang mendukung tercapainya hal-hal
tersebut selama Tahun 2018 ( 12 bulan layanan) adalah :
Terlaksananya Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai lingkup Balai
PPHLHK Wilayah Sulawesi sebanyak 142 orang ASN dan 19 orang
Pegawai Tidak Tetap.
Terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan sehari-hari perkantoran.
Terlaksananya pembayaran langganan daya dan jasa.
Terealisasinya kegiatan pemeliharaan gedung dan bangunan.
Terlaksananya pembayaran honorarium terkait operasional satker.
Terealisasinya biaya pemeliharaan peralatan dan mesin.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 49
EFISIENSI PENGUNAAN SUMBER DAYA IKK 8 dan 9
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 50
B. REALISASI ANGGARAN
Dalam upaya melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan
pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan di Wilayah Sulawesi,
pada tahun 2019, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi melaksanakan Program
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui 3 (tiga)
Sasaran Kegiatan yakni : 1) Pencegahan dan Pengamanan Hutan, 2)
Penanganan Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi dan 3)
Penegakan Hukum Pidana dengan 7 (tujuh) Indikator Kinerja Kegiatan dan
atau 7 (tujuh) output serta Kegiatan Dukungan Manajemen, memperoleh
dukungan alokasi anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) sebesar
Rp. 53,452,923,000,- (Lima tiga miliyar empat ratus lima puluh dua juta
sembilan ratus dua puluh tiga ribu rupiah) dengan sumber dana terdiri dari :
Realisasi anggaran Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi tahun 2019.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 51
Merujuk pada grafik capaian realisasi anggaran tersebut diatas terlihat
bahwa angka pencapaian realisasi anggaran BPPHLHK Wilayah Sulawesi
tahun 2019 cukup tinggi, yaitu sebesar 99,26%. Serapan dimaksud
meningkat sebesar 6,32 % bila dibandingkan dengan capaian realisasi
anggaran pada tahun 2018 yaitu sebesar 93,11%.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 52
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 53
Adapun realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja BPPHLHK
Wilayah Sulawesi tahun 2019 sesuai dengan Perjanjian Kinerja adalah sebagai
berikut :
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 54
C. Capaian Kinerja Balai Pengamanan dan Penegakan
Hukum LHK Wilayah Sulawesi Tahun 2019
-
P E N U T U P04
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 56
A. KESIMPULAN
apaian kinerja BPPHLHK Wilayah Sulawesi Tahun 2019 secara umum telah
menunjukkan kinerja yang baik khususnya capaian kinerja Program Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHLHK), dibuktikan dengan capaian
kinerja yang sama dengan capaian tahun 2018. Dari hasil analisis pencapaian
kinerja yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil untuk
langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan oleh BPPHLHK Wilayah Sulawesi
guna meningkatkan kinerjanya, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran strategis kegiatan BPPHLHK
Wilayah Sulawesi Tahun 2019 sebesar 146,05 % termasuk dalam kategori
sangat berhasil.
2. Rata-rata persentase
pencapaian realisasi
penyerapan anggaran
BPPHLHK Wilayah
Sulawesi Tahun 2019
sebesar 99,26 %
termasuk dalam
kategori sangat
berhasil.
3. Hasil pengukuran nilai
efisiensi penggunaan
anggaran tahun 2019
terhadap pencapaian
kinerja termasuk dalam kategori efisien.
4. Capaian kinerja kegiatan pencegahan dan pengamanan terhadap kawasan
hutan pada tahun 2019 telah berhasil mengamankan kawasan hutan seluas
963,264 Ha atau 256,9 % dari target 375.000 Ha, melakukan peningkatan
C
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 57
kapasitas Polhut sebanyak 108 orang, serta terpenuhinya sarana prasarana
pendukung yang memenuhi standar minimum di 3 Brigade. Capaian kinerja
kegiatan penanganan pengaduan, pengawasan dan sanksi administrasi telah
berhasil menindaklanjuti 116 pengaduan masuk atau 105,5 % dari target 110
pengaduan yang masuk dan telah berhasl melaksanakan pengawasan ketaatan
penanggungjawab usaha/atau kegiatan terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan
PUU LH mencapai 202 Izin atau 336,6 % dari target 60 Izin.
5. Capaian kinerja Penanganan kasus tindak pidana LHK yang ditangani oleh PPNS
LHK secara profesional sampai dengan P21 (berkas perkara dinyatakan
lengkap) telah berhasil menangani 33 kasus atau 150 % dari target 22 kasus
dan terpenuhinya sarana prasarana penegakan hukum yang memenuhi
standar minimum bagi PPNS.
6. Capaian kinerja dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
telah berhasil mencapai target yaitu 100 %.
7. Realisasi capaian anggaran yang tertinggi pada tahun 2019 pada IKK Luas
Hutan yang diamankan dari gangguan bidang kehutanan, Sarana dan Prasarana
dan Kapasitas Polisi Kehutanan, Pengaduan Masuk Tertangani serta Kasus
Pidana LHK yang diselesaikan sampai dengan P21 sebesar diatas 100 %.
Meskipun capaian kinerja dan penyerapan anggaran BPPHLHK Wilayah Sulawesi
termasuk dalam kategori sangat baik/sangat berhasil, dalam penyelenggaraan
kegiatannya masih terdapat beberapa hambatan/kendala yang dihadapi yaitu :
a. Sistem pengawasan dan pengendalian kegiatan belum optimal.
b. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah
direncanakan sehingga mengakibatkan penumpukan kegiatan diakhir tahun.
c. Kapasitas SDM masih kurang optimal.
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 58
B. SARAN
ntuk mewujudkan tercapainya target sasaran strategis /IKK pada Renstra
BPPHHLHK Wilayah Sulawesi, perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif untuk
menanggulangi permasalahan-permasalahan yang sama di tahun anggaran yang
akan datang, sebagai berikut :
1. Impelementasi SPIP agar lebih optimal
2. Meningkatkan konsistensi dalam setiap pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
perencanaan.
3. Peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
Laporan kinerja disusun sebagai alat pertanggungjawaban publik atas pelaksanaan
tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumberdaya selama satu
tahun. Kami berharap Laporan Kinerja ini dapat mencerminkan akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan BPPHLHK Wilayah Sulawesi di tahun 2019.
U
-
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 1 9 | 59
TERIMA KASIH
-
2 0 1 9B A L A I P E N G A M A N A N D A N P E N E G A K A N H U K U M
L I N G K U N G A N H I D U P D A N K E H U T A N A NW I L A Y A H S U L A W E S I
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.17 Sudiang-Makassar,Sulawesi Selatan
Email : [email protected]. 0411-8954401, Fax. 0411-8954402