artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view ·...

166
Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir Semester IV-MEPI-2 TITIK TEMU ANTARA DEMOKRASI DENGAN MUSYAWARAH Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message) Demokrasi adalah suatu bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Demokrasi menganut pandangan dasar kesetaraan manusia, sehingga hak-hak individu dapat dijamin kebebasannya. Dalam hubungan initujuan kebaikan, bersama tetap primer. Sehingga kesepakatan merupakan kata kunci. Demokrasi hidup dalam kesepakatan dan ia akan tetap kuat betahan selama tersedia banyak jalan untuk mencapai kesepakatan. Jika dalam masyarakat terjadi perbedaan maka jalan yang demokratis menghendaki kompromi, dalam semangat mengutarakan pendapat, serta memberi dan menerima ini berarti seorang atau sekelompok orang tidak dibenarkan bersipak serba mutlak dalam tuntutan pelaksanaan suatu ide yang mereka anggap baik, melainkan harus belajar penerima pelaksanaan sebagaian daripadanya. Umat islam sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan gagasan demokrasi. Konsep seperti musyawarah mufakat dan kedaulatan rakyat menunjukkan bahwa prinsip-prinsip demokrasi telah jauh tertanam. 1 Musyawarah sendiri merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemasyarakatan. Dalam musyawarah itu semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat dan kehendaknya. Disana ada kebebasan berekspresi. Diharapkan dengan musyawarah tersebut sikap persoalan akan mendapat jalan keluar dan semua pihak merasa lega karena kutupusan ini yang diambil merupakan kesimpulan dari kehendak semua 1 Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia, (Jakarta, : PT Rineka Cipta, 1999) hal. 63 – 69. 130

Transcript of artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view ·...

Page 1: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

TITIK TEMU ANTARA DEMOKRASI DENGAN MUSYAWARAHOleh : AAS NURAISAH/06320138

Sent by   aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Demokrasi adalah suatu bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Demokrasi menganut pandangan dasar kesetaraan manusia, sehingga hak-hak individu dapat dijamin kebebasannya. Dalam hubungan initujuan kebaikan, bersama tetap primer. Sehingga kesepakatan merupakan kata kunci. Demokrasi hidup dalam kesepakatan dan ia akan tetap kuat betahan selama tersedia banyak jalan untuk mencapai kesepakatan. Jika dalam masyarakat terjadi perbedaan maka jalan yang demokratis menghendaki kompromi, dalam semangat mengutarakan pendapat, serta memberi dan menerima ini berarti seorang atau sekelompok orang tidak dibenarkan bersipak serba mutlak dalam tuntutan pelaksanaan suatu ide yang mereka anggap baik, melainkan harus belajar penerima pelaksanaan sebagaian daripadanya. Umat islam sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan gagasan demokrasi. Konsep seperti musyawarah mufakat dan kedaulatan rakyat menunjukkan bahwa prinsip-prinsip demokrasi telah jauh tertanam. 1

Musyawarah sendiri merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemasyarakatan. Dalam musyawarah itu semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat dan kehendaknya. Disana ada kebebasan berekspresi. Diharapkan dengan musyawarah tersebut sikap persoalan akan mendapat jalan keluar dan semua pihak merasa lega karena kutupusan ini yang diambil merupakan kesimpulan dari kehendak semua pihak. Memusyawarahkan itu memberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengemukakan kritik. Asalkan kritik itu sifatnya membangun bukan saling menjatuhkan satu sama lain.

Islam menetapkan syuro sebagai salah satu sendi kehidupan islam, dan mewujudkan seorang pemimpin untuk meminta pendapat atau bermusyawarah dengan orang lain. Islam juga mewujudkan umat untuk memberi nasihat. Bahkan islam menjadi nasihat sebagai gambaran dari seluruh agama. Nasihat itu bagi kaum muslimin. Islam juga menjadikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagai kewajiban yang sudah pasti.

Sesungguhnya islam lebih dulu menguatkan sendi-sendi demokrasi. Tapi rinciannya diserahkan kepada ijtihad orang-orang muslim sesuai dengan dasar-dasar agama. Permasalahan dunianya, perkembangan hidupnya menurut pertimbangan tetap dan waktu serta trend kehidupan manusia. Diantarnya kelebihan system demokarsi ialah menuntun beberapa bentuk dan saranna yang hingga kini sebagai satu-satunya system yang memberi jaminan keselamatan bagi rakyat, sekalupun system ini tidak lepas dari catatan dan kekurangan seperti lazimnya perbuatan manusia yang tidak lepas dari kekurangan. Pemiki dan para pemimpin diharapkan untuk mencari alternatif system lain yang lebih ideal dan

1 Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia, (Jakarta, : PT Rineka Cipta, 1999) hal. 63 – 69.

130

Page 2: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

baik. Tapi harus lebih mudah diharapkan dalam kehidupan manusia. Dan tidak salahnya jika mengambil pelajaran dari system demkrasi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan dan syuro (musyawarah) menghormati hak-hak manusia. 2

Ada yang menyatakan, karena demokrasi itu merupakan hukum bagi rakyat oleh rakyat, yang berarti harus menolak mendapat yang menyatakan bahwa kedaulatan pembuatan hukum hanyalah milik Allah, ini merupakan pendapat yang tidak bisa diterima prinisp hukum memiliki rakyat yang merupakan asas demokrasi, tidak bertentang dengan prinsip hukum milik Allah yang merupakan asas penetapan hukum dalam islam seruan untuk memberlakukan system demokrasui bukan berarti harus menolak kedaulatan Allah untuk menetapkan hukum bagi manusia. Orang-orang yang menyuruh demokrasi sama sekali tidak pernah berpikir sampai disini. Karena yang mereka tuju hanya sekedar menolak diktakorisme yang berkuasa, menolak kekuasaan para penguasa yang sewenang-wenang yang mereka maksudkan dari demokrasi ialah pemerdayaan rakyat untuk memilih para penguasa seperti yang mereka kehendaki, memperhitungkan prilaku mereka, menolak perintah mereka jika bertentangan dengan undang-undang.

Dengan demokrasi ini diharapkan sebagai sarana yang mudah untuk mewujudkan tujuan dalan kehidupan yang terhormat juga menyeru kepada Allah dan kepada islam tanpa harus melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Disamping tujuan itu diharpkan rakyat mendapatkan kehidupan bebas yang terhormat, mendapatkan hak-haknya tanpa harus terjadi kekerasan. Dengan begitu musyawarah dalam islam dapat sejalan dengan ruh demokrasi.DAFTAR PUSTAKAAziz, Ahmad Amir, 1999. Neo-Modernisme Islam di Indonesia, Jakarta : PT

Rineka Cipta.Qardhawy, Yusuf, 1997. fiqih Daulah Dalam Perspektif Islam. Jakarta : PT

Pustaka Al-Kautsar.

KONSERVATIF DALAM HUKUMOleh: Adib Badruzzaman (06320139)

Sent by   adib.badruzzaman - Jun 24, 2009 (Original Message)

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante3

Didalam islam, tradisi hukum merupakan tradisi yang sangat kaya. Tradisi ini telah melahirkan beribu-ribu kitab fiqh yang mengatur setiap aspek permasalahan. kelompok umat islam meyakini bahwa hanya dengan menerapkan

2 Yusuf, Qarhaway, Fiqih Daulah dalam perspektif Al-Qur’an dan Sunnah (Jakarta : Pustaka Al-Kaustar, 1997) hal. 191-192.3 http://www konservatif..yahoo.com

131

Page 3: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

hukum-hukum tersebut umat islam mampu meraih kejayaan sebagai khairu ummah.

Hukum islam sebagai sinonim Fiqih, merupakan norma norma hasil interprestasi dari syariah oleh para ulama. Fiqih merupakan gabungan antara wahyu dan rasio.hal ini merupakan hasil usaha penerapan syariah. Maka hukum islam dalam pengertian ini resultante antara syariah dengan sub sistem budaya, sosial, politik, ekonomi dan lingkungan fisik. Karena itu terdapat beberapa aliran pemikiran atau madzhab mengenai hukum islam.seperti madzhab syafi’i, hanafi, maliki dan Hambali4

Dalam benak beberapa kelompok islamis, hukum islam memiliki kesakralan yang tidak bisa diganggu gugat. Terutama menyangkut hukum yang diatur dengan ayat-ayat yang qath’i. Melawan atau memberikan tafsiran lain terhadap ayat-ayat tersebut bisa dianggap sebagai kekufuran. Meski demikian, masyarakat islam secara luas kurang begitu bersemangat dengan isu penerapan hukum islam ini.

Di dunia islam sendiri, beberapa negara yang mencoba menerapkan syariat islam dalam ruang publik selalu menghadapi banyak pergolakan. Tidak jarang penerapan hukum islam harus dikawal dengan pemerintahan agar tidak menimbulkan banyak pertentangan.

Kenyataan lain yang juga merupakan pil pahit bagi masyarakat muslim adalah: keberadaan rival mereka di barat. Masyarakat disana bisa mencapai kemajuan tanpa harus mengait-ngaitkan dengan agama apalagi hukum tuhan. Masyarakat barat sudah lama meninggalkan keterkaitan agama dengan hal-hal duniawi. Bagi beberapa kelompok islamis, kenyataan ini merupakan aib bagi islam dan agama itu sendiri. Oleh karena itu, tidak henti-hentinya beberapa kelompok ekstrim dari umat ini mencela kebobrokan masyarakat barat, mencari-cari aibnya dan tidak lupa mencerca segala apapun yang berasal dari barat seperti HAM, demokrasi, sistem hukum modern , dan nasionalisme.

Disini saya ingin sedikit menjelaskan perbedaan pandangan antara hukum islam dengan hukum modern atau sistem hukum barat. Yang mana keduanya melahirkan perbedaan yang besar pula didalam masyarakat yang menerapkannya.

Teori hukum modern memiliki karakter tersendiri. Sifat dari hukum modern adalah fleksibel dan mampu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Karena tidak mengenal sakralitas apapun, hukum modern bisa dibuat dan dirubah sesuai dengan keperluan. Hal ini lah yang sering menjadi tuduhan kaum ”fanatik islam” bahwa hukum modern (”hukum buatan manusia” dalam terminologi mereka, sebagai lawan dari hukum buatan Allah yang mereka anggap lebih unggul) selalu berubah sesuai dengan kehendak nafsu manusia.5

Akan tetapi, meski hukum modern mengalami banyak perubahan, perubahan tersebut tidak bisa dibuat seenak perutnya. Pembuatan atau perubahan Undang-undang selalu harus melibatkan partisipasi warga masyarakat melalui para wakilnya di parlemen. Proses inilah yang kemudian akan melahirkan check and balance, yang akan menjadi penilai apakah undang-undang tersebut sesuai

4 Halim, Abdul M.A.2005. politik hukum islam di indonesia.jakarta: ciputat press.Hal 435 http://cispos.blogspot.com/2007/12/perbedaan-hukum-islam-dengan-hukum modern.html

132

Page 4: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dengan maslahat rakyat banyak atau tidak. Oleh karena itu, pembuatan atau perubahan suatu undang-undang sering berjalan alot dan kadang menimbulkan banyak kekisruhan. Namun dibalik itu semua, akan timbul kepuasan, karena undang-undang yang lahir merupakan hasil kesepakatan bersama. Bila tidak ada kepuasan dikemudian hari, kita bisa mengajukan untuk diadakannya suatu judicial review atau uji materi. Hal itu semua bisa dilakukan tanpa harus merasa khawatir kita telah melanggar batas-batas ketentuan tuhan. Karena sekali lagi hukum modern tidak memiliki keskaralan apapun.

Hukum islam dalam konteks budaya, saya contohkan adalah hukum budaya indonesia sebagai sesuatu yang hidup dan berkembang secara dinamis. Setiap masyarakat memiliki cirikhas dan karakter karakter sendiri, termasuki budaya hukum.

Menurut Friedmen mengatakan tentang budaya hukum adalah “legal culture sebagai people’s ideas, attitudes, and expections about law and legal process” yang artinya berbagai gagasan, sikap dan harapan masyarakat tentang hukum serta proses hukum. Dari budaya hukum itu dikatakan: “out of legal culture flow lines of force, pressures, and demand that envelop legal institutions and ultimately determine their shape.” Artinya dari budaya hukum mengalir barisan barisan kekuatan, tekanan, dan tuntutan yang membungkus lembaga hukum dan akhirnya menentukan bentuknya6

Budaya hukum berasal dari berbagai sumber, antara lain norma norma kemasyarakatan yang dipegang teguh dan yang diyakini mampu untuk mengatur lingkungan sosial kemasyarakatan.

Dalam konteks keindonesiaan, maka hukum islam yang diyakini sebagian besar umat islam indonesia sebagai norma hukum yang benar mempunyai peran dominan dalam mengatur budaya hukum tersebut. Referensihttp://www konservatif.yahoo.comHalim, Abdul M.A.2005. politik hukum islam di indonesia.jakarta:http://cispos.blogspot.com/2007/12/perbedaan-hukum-islam-dengan-hukum modern.html

PLURALISME DALAM KERANGKA MAZHAB-MAZHAB FIQIH(Imam Syafi’i dan Imam Hambali)Oleh : ADIB RUBIYAD/063201040

Sent by   rubiyad_dracconia - Jun 24, 2009 (Original Message)

Kaum muslimin sebagai umat tidak berselisih dalam masalah pokok-pokok agama, juga dalam pokok-pokok aqidah (agama dan rukun-rukunnya), serta bagian syariat yang konstan dan abtas-batasnya adlah penyatu umat dlam aqidah agama mereka. Dalam kerangka kesatuan itu terdapat pluralitas, keragaman, dan perbedaan dalam cabang-cabang fiqih ibadah dan muamalah yang kemudian menghasilkan mazhab-mazhab fiqih yang terkenal maupu yang tidak terkenal dan yang masih idup ataupun yang sudah lenyap, yang memperkaya hasil 6 Halim, Abdul M.A.2005. politik hukum islam di indonesia.jakarta: ciputat press.Hal 36

133

Page 5: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

ijtihad, dan keragaman yang banyak, dalam kerangka pokok-pokk fiqih dan sumber-sumber istimbath.

Mazhab adalah sekumpulan pedoman dan pemikiran yang bersambung dan terseusun bagi soerang pemikir atau suatu aliran pemikiran, hal itu ada di dalam dunia fiqih serta filsafat, juga ilmu pengetahuan dan sastra.7

Umat telah sepakatbahwa pluralitas dalam mazhab-mazhab fiqih itu adalah satu dari tand kesuburan dan kekayaan pemikiran dalam cabang-cabang hukum Islam, dan ia merupakan bentuk praktis dan buah yang baik dari pluralitas ijtihad. Terutama karena fiqih para fuqoha dalam Islam tak terbatas pada medan “fiqih hukum” yang di dalamnya terdapat pluralitas metode berfikir dan menyimpulkan hukum atau menciptakan hubungan antara keduanya, yang keseluruhannya adalah medan-medan bagi pluralitas pemahaman dan perbedaan penekanan dalam menyusun rangka sumber-sumber penyimpulan hukum dan keragaman sikap atas riwayat-riwayat nash dan perkataan kaum salaf ditambah dengan keragaman dan perbedaan kejadian-kejadian, tradisi, dan budaya, juga kemaslahatan yang mengiringi terciptanya ijtihad para fuqaha.

Mazhab lahir di Indonesia di bawah pengaruh yang dibawah oleh para pedagang dan para mubaligh Arab yang menyiarkan Islam, sehingga Indonesia (pasai) yang menjadi tempat persinggahan para pedagang Arab banyak menganut paham Syafi’i, kemudian pada perkembangannya selanjutnya, paham Syafi’i banyak berkembang di pelosok Indonesia yang dibawakan oleh para wali di Indonesia yang terkenal dengan “Wali Songo” melalui pesantren-pesantren dengan cara yang sesuai dengan apa yang mereka anut sebelumnya, sehingg Islam berbaur dengan ajaran Hindu dan mistik.8

Sedangkan di Arab tengah gencar-gencarnya diadakan pemabaharuan Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abudl wahab yan gterkenal dengan “Gerakan Wahabi”. Salah seroang ulama Indonesia ada yang tinggal di sana dan menjadi muridnya, ia adalah Ahmad Dahlan yang kelak sekembalinya dari sana ke Indonesia menerapkan gerakan yang diperoleh darinya, karena hatinya tertarik ingin memberantas bentuk-bentuk ritual yang telah berbaur dengan hinduisme. Paham ini semula diajarkan oleh Wahabi yang bermazhab Hambali, akan tetapi perkembangan selanjutnya (di Indonesia) mereka tidak menganut kepada salah satu mazhab yang empat. Meskipun dalam pelaksanaanya tidak telepas dari pendapt mazhab itu.

Mereka adalah mazhab-mazhab yang terbuka bagi yang lainnya kerena ia mengadopsi warisan umat dan berpegang seluruhnya dengan syariat yang satu, ia juga tidak berbeda dalam sumber-sumber syariat dan tidak pada dasar dan hukum-hukumnya. Namun, perbedaanya adalah keragaman dalam metode berfikir dalam melihat pokok ini, dan perbedaan dalam kadar mencapai pemahaman akan hakikat dasar-dasar dari hukum-hukum itu. Misalnya adalah sebagai berikut :1. Iman Syafi’i (150 H 204 H)

Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris Abbas Ibn Utsam ibn Syafi’i al-Mutholibi dari Keturunan Abi Muthalib bin Abdi Manaf, yaitu kakek keempat dari Rasul dan kakek yang kesembilan dari As-Syafi’i.

7 Muhammad Imarah, , 1999. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani. Cet. 7 Hal 1788 Ali Hasan,. 1996. Perbandingan Mazhab. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal 108

134

Page 6: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Imam Syafi’i dilahirkan di Guzzah suatu kampung dlaam jajahan Palestina, masih wilayah Asqalan apda tahun 150 M (767 M) bersamaan dengan wafatnya imam Hanafi, kemudian beliau dibawa ibunya ke Mekkah dan dibesarkan di sana.

Kaidah-kaidah pemikiran menurut Imam Syafi’i adalah “Asal hukum adalah Al-Qur’an dan Sunah. Jika tidak ada maka dengn melakukan qiyas atas keduanya, dan jika ada hadits yang sampai kepada Rasulullah Saaw, dan sahih sanadnya, maka hukum hadits itu kami jadikan pengangan terakhir. Dan, ijma lebih besar dari khabar ahad dan hadits diambil zahir maknanya, jika mengandung maknanya yang banyak, maka makna yang paling dekat dengan pengertian zahirnya adalah yang paling utama, dan jia ada hadits-hadits yang sejajar maka sandanya yang paling sahh adalah yang lebih utama.2. Imam Ahmad bin Hambali (164 H – 241 H)

Imam Hambali nama lengkapnya ialah al-Imam Abu Abdillah Ahmad ibn Hambali ibn Hilal Addanili as-syaibani al-maruzi, beliau dilahirkan pada tahun 164 H. Ayahandanya bernama Muhammad as0syaibani, sedangkan Ibu beliau bernama Syarifah binti Maimunah binti Abdul Malik bin Swadah binti hindun as-syabani (wanita dari bangsa Syaibaniyah juga) dari golongan terkemuka kaum bani Amir.

Kaidah-kaidah pemikiran menurut Imam Ahmad bin Hambal adalah : Nash-nash dari Al-qur’an dan sunnah. Jika ia mendapatkannya maka ia tidak

mencari yang lainnya. Suatu perbuatan penduduk Madinah tidak didahuluka sedikitpun atas hadits shahh yang marfu’, demikian juga halnya pendapat, qiyas, pendapat sahabat atau ijma’ yang terjadi dengan ketidaktahuan adanya pendapat yang menentangnya.

Jika ia tidak mendapatkan penjelasan hukum dalam nash maka ia berpindah kepada fatwa sahabat, dan jika ia telah mendapati suatu pendapat sahabat yang tidak diketahui adanya pendapat yang menentangnya dari sahabat maka tidak perlu mencari yang lainnya, dan tidak didahulukan atasnya suatu pekerjaan pendapat atu qiyas.

Jika sahabat berbeda pendapat maka dipilih dan pendapat mereka yang paling dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Dan tidak keluar dari pendapat-pendapat mereka. Dan jika tidak dapat diketahui pendapat mana yang paling dekat kepada Al-Qur’an dan sunnah maka ia hanya menyampaikan perbedaan pendapat itu dan tidak menguatkan suatu pendapat darinya.

Mengambil hadits mursal dan dhaif jika ia tidak menemukan suatu atsar yang menoknya, atau pendapat sahabat, atua ijma yang bertentangan dengannya dan ia mendahulukan dar qiyas.

Qiyas baginya adalah dalil darurat yang digunakan saat tidak diketemukan dalil-dalil yang disebut sebelumnya.

Mazhab-mazhab itu tidak berselisih dalam masalah usul pokok-pokok hukum, juga tidak mendahulukannya, namun, perbedaan dan perselisihan pendapat mereka adalah dalam metode-metode mengkaji usul-usul pokok-pokok itu, serta dalam kaidah-kaidah penyimpulan hukum dari usul ini dan dalam memberikan prioritas bagi sumber-sumber hukum selain Al-Qur’an dan sunah. Oleh karena itu, pluralisme mazhab-mazhab fiqih adalah beragaman dalam

135

Page 7: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

kerangka kesatuan sariat Islam, serta perbedaan yang dihasilkan oleh fitra, yang menjadikan metode-metode penyimpulan hukum-hukum beragama sesuai dengan keberagaman ijtihad serta mazhab-mazhab itu adalah hasil dari pendapat-pendapat, dan pendapat-pendapat itu merupakan hasil olah pikir otak, dan otak itu adlah pemberian Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya. Dan hasil pemikiran otak-otak itu berbeda-beda kadarnya, ada yang bagus dan tidak, atau yang sempurna dan kurang, sedikt atau banyak, yang samar atau yang jelas, maka dlaam hal ni harus diterapkan juga aturan yang berlaku dalam melihat keragaman manhaj agama-agama. Meskpun hal itu harus sejalan dengan perintah Nabi SAW. Selama manusia berada dalam fitrah-fitrah mereka yang beragam, kebiasaan yang baik dan buruk, perilaku terpuji dan tercela dan titik pandang dari jauh atau dekat harus ada perbedaan dalam segala hal yang dipilh dan ditinggalkan, pasti terjadi perbedaan dalam intuisi-intuisi seperti mazhab dan agama.9

Inilah hakikat pluralistas mazhab fiqih dan sebab-sebab serta kerangkanya, dan para pengusung mazhab itu melihatnya dalam kernagka keragaman, saling melengkapi, sebagai rahmat dan sebagai faktor pengkayaan, bukandalam hal saling bersebrangan, saling menutup diri, dan memperberat manusia. Setiap mereka menjadi imam bagi orang lain dan makmum bag yang lainnya, dan akhlak mereka dlaam berbeda pandapat amat tinggi, hingga mereka menggariskan ketentuan dalam memberi fatwa sesuai dengan mazhab orang yang meminta fatwa, belum lagi jia kita telusuri pendapat dan pujian mereka tehradap ulama-ualam yang berbeda dengan mereka.DAFTAR PUSTAKA

Imarah, Muhammad, 1999. Islam dan Pluralistas. Jakarta : Gema Insani Press.

Hasan, Ali. 1996. Perbandingan Mazhab. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

PENGEMBALIAN NILAI-NILAI AGAMA DALAM PERSISOleh : Ahmad Zaenal Arifin/06320141

Sent by   zaenal_arifin21 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Islam masuk keindonesia melaui jalur perdagangan yang dilakukan oleh bangsa arab sekitar pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi di sumatra. Islam pada saat itu masih dalam satu jalur yakni islam yang murni dari bangsa arab. Lambat laun aliran islam mulai bermunculan karena setiap orang mempunyai pemahaman yang berbeda dan pandangan berbeda-beda dalam ajara islam sehingga memunculkan golongan-golongan.

Indonesia merupakan negara religius yang membebaskan warganya untuk memeluk agama yang diyakininya. Ini merupakan salah satu legalitas bahwaanya kita membolehkan untuk menganut keyakinan secara bebas (liberalisme) berdasarkan hati kita sediri.

9 Muhamad Imarah. 1999. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani Press. Cet 7 Hal 184.

136

Page 8: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Liberalisme berasal dari bahasa latin Liber, yang artinya bebas atau merdeka10. ini merupakan sebuah ancaman bagi setiap agama. ketika kita membicaran kebebasan akan terhubung dengan apa yang mereka hendaki untuk melakukan sesuatu, baik itu perbuatan yang dibolehkan ataupun perbuatan yang tidak diperbolehkan. Dasar dari sebuah kebebasan adalah hati manuasia yang menginginkan sesuatu perubahan, dengan dasar seperti itu manusia mencoba mencari sebuah alternatif untuk perubahan tersebut baik itu memunculkan aliran-aliran baru yang belum tentu kebenaranya.

Semakin banyak aliran-aliran baru yang diragukan kebenarannya maka semakin banyak pula umat yang terjerumus kedalamnya. Sebelum aliran-aliran itu memepengaruhi agama yang lain. Kita harus menjaga nilai-nilai yang ada dalam agama atau sering disebut juga dengan konserfatisme.

Dalam konteks bahasa kata konserfatisme berasal darai bahasa latin “conservār” yang artinya melestarikan. Sedangkan menurut beberapa orang mendefinisikan tentang koserfatisme seperti. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.” Lain halnya dengan Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.”11

Jadi, konserfatisme merupaka sebuah sifat atau watak yang dimiliki oleh manusia dalam hal menjaga sesuatu kemurnian sebuah nilai-nilai (Al-Qur’an dan As-Sunnah ) agama islam.

Dalam menyikapi permasalahan tersebut tentang pengembalian nilai-niai agama yang murni banyak sekali oramas-ormas islam di Indonesia yang berusaha mengembalikan nilai-nilai itu, dengan cara yang berbeda dalam menjaga dan mengembalikan nilai-nilai agama pada asalnya. Sepertihalnya Persatuan Islam (Persis).Ormas Persisi

Persis merupakan ormas islam yang berdirikan pada tahun1923. Yang didirikan H. Zamzam dan H. Muhamad Yunus. Masih banyak lagi tokoh yang terdapat di dalamnya seperti K.H.E.Abdurahman yang menyatakan tujuan deri persis. Adapun tujuan itu antara lain :

1. Mengamalkan ajaran Islam. Persatuan islam merupakan buyanul islam dari pelaksanaan amaliyah Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 104-107. Persatuan Islam tersusun dari anggota-anggota atau orang-oarang yang memiliki wihadatul fil qashdi, kesatuan dalam tujuan. Islam di indonesia ini tidak kurang pemeluknya.

2. Untuk menempatkan kaum muslimin pada ajaran aqidah bedasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah

3. Persatuan islam melakukan amar ma’ruf dan nahyi munkar.12

10Shiddiq Amien,2008. Sebuah Virus Bernama Liberalisme, http://persis67benda.com/index.php?option=com_content&task=view&id=34&Itemid=1311Pengertian Konservatisme.”http://groups.yahoo.com/group/apakabar/”

137

Page 9: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Dilihat dari tujuan persis kita dapat mengambil sebuah analisis bahwasanya persis merupakan salah satu gerakan yang berbasis konserfatif yang selalu memperingatkan bahwa ajaran islam itu sepenuhnya berasal dari Al-Qur’an Maupun As-Sunnah.

Upaya yang dilakuakn oeh persis dalam mengembalikan nilai-nilai agama. yakni dengan menggunakan metode diskusi maupun depat dalam mengembalikan nilai-nilai itu. Tokon dala persis yang selalu berebat adalah A.Hasan. ia selalu berdebat baik itu tentang aliran yang di angap sesat maupun dengan perekkonomian yang di canangkan oleh persis.

Contoh persis dalam mengembalikan nilai-nilai agama islam dengan adanya perdebatan yang dilakukan oleh Hasan (persis) dengan Jamaah Ahmadiyah yang diwakili oleh Abubakar Ayyub. Pada tahun1980 Ahmadiyah di anggap sesat oleh MUI dan umat islam lainnya.13

Upaya berdebat dengan jamaah ahmadiaah merupakan konserfatisasi dalam mempertahan nilai-nilai agama yang terkandung di dalam agama islam. Dalam perdebatan tersebuat hasan juga bermaksud untuk menrik kembali para pengikut jama’ah untuk kembali pada agama islam yang dianutnya sejak dulu.Tentang ekonemi

Pandapat latif muchtar tentang sebuah perekonomian pada zaman moderen yang menjadi pokok persoalan adalah landasan semua sistem seperti kapitalisme dan sosialisme adalah barang (al-mal) dan jasa (al-amal). Al-mal meliputi semua sumber kekayaan alam yang di tundukan kepada Allah Swt untuk kepentingan manusia yang ada di darat maupu di laut, di permukaan bumi dan di perut bumi, sedangkan Al-Amal meliputi semua usaha dan jasa manusia, baik jasa fisik, pikiran maupun keduanya dalam mengeksploitasi dan menginvestasikankekayaan lam itu. Jadi faktor Al-amal menyangkut dengan sumberdaya manusia.

Ekonomi kontemporer baik barat maupun timur tidak keluar dari arah kedua pilat tersebut keduanya menjadi objek pikiran dan perbuatan manusia atau lebih tepatnya pipkiran dan tindakan pengusaha pada tenpat dan waktu tertentu misalnya sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme. Adapun landasan dan amalan ekonemi islam dalam mengatur dua pilar Allah telah memberi petunjuk sajak manusia turun ke bumi. Allah berfirman dalam surat Thaha ; 123-124 ;

Artinya :123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

12 Muchtar, Abdul Latef”gerakan kembali ke islam warisa terahir A.latief muchtar”(Remaja Rosdakarya, Bandung 1998) hal.191-19213 Yusuf, Badri.2008. Persis dan Ahmadiyah. “http://www.mui.or.id/konten/hikmah/persis-dan-ahmadiyah”

138

Page 10: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

124. dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".(Q.S. Thaha ; 123-124)

Akan tetapi manusia tidak selalu konsiten dalam melaksanakan petunjuk Allah tidak jarang manusia melakkan pelangggaran dan penyimpangan. Oleh karena itu Allah mengutus utusan-Nya ke bumia sepert dalam firmannya :14

Artinya :“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(Q.S. Al-A’raf : 35 )

Dan dalam surat Fathir ayat 24 :

Artinya :“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.(Q.S. Fathir: 24)

Atas landasan tersebut perekonomian sekarang yang dianut menusia yakni ekonomi kapitalis yang tidak selalu konsisten di dalam sistem perekonomiannya ini merupakan sebuah pembaharuang yang telan melencenga dengan nilai-nilai agama. hal ini perlu dipenegemalian sistem kepada ekonomi islam yang di jelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Menurut Rizal Ramli. yang membedakan ekonomi Islam dengan sistem keuangan konvensional adalah sifatnya yang konservatif, yakni adanya unsur kehati-hatian. Transaksi syariah mengharuskan adanya aset yang dijaminkan."Karena itulah, sistem keuangan Islam tidak gampang terkena 'gonjang-ganjing' moneter. Sistem ekonomi ini membagi risiko, baik di masa untung maupun rugi, tidak ada yang dirugikan," katanya kepada INILAH.COM seusai Semiloka Nasional dan Kongres Ke-VII, Forum Mahasiswa Syariah se-Indonesia, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Pandangan konsefatisme di indonesia Analisis

Banyak pandanga tentang konserfatisme, ada yang berpendapat bahwa islam konserfatif merupakan ancaman bagi setiap non mulslim dimasa moderen. Islam semakin konserfatis maka semakin berigan, tertup dan akan membawa kemunduran islam, islam sekarang tidak boleh konserfatif karena itu merupakan laknat dunia.15

Menyikapi asumsi tersebuat ketika melihat faham konserfatif tidak selalu dari sisi negatif ada pula beberapa keuntungan atau sisi positif dalam faham

14 Muchtar, Abdul Latef”gerakan kembali ke islam warisa terahir A.latief muchtar”(Remaja Rosdakarya, Bandung 1998) hal.103-10415 http://groups.yahoo.com/group/apakabar/

139

Page 11: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

konserfatif tersebut. Yang menjadi permasalah dalam koserfatif diatas adalah konserfatif yang bersifat yang radikal yang menggunakan kekerasan dalam menegakan nilai-nilai agama islam. Sehinga islam seolah-olah islam yang berigas, keras, dan suka perang. Namum ada beberapa yang dalam fahamnya selalu menjaga nilai-nilai agama islam tersebut, tidak hanya itu Konserfatisasi pada saat ini juga sangat di perlukan karena sekarang ini masyarakat sudah menjauhi nilai-nilai keagamaan.DAFTAR PUSTAKAMuchtar, Abdul Latef”gerakan kembali ke islam warisa terahir A.latief

muchtar”(Remaja Rosdakarya, Bandung 1998) hal.191-192Yusuf, Badri.2008. Persis dan Ahmadiyah.

“http://www.mui.or.id/konten/hikmah/persis-dan-ahmadiyahPengertian Konservatisme.”http://groups.yahoo.com/group/apakabar/”http://groups.yahoo.com/group/apakabar/

KELAHIRAN FUNDAMENTALISME ISLAMDALAM BERBAGAI KONTEK

”Usaha mempertegas prinsif dan ciri karakter aliran fundamentalis”Oleh : Andri Kusnadi/06320143

Sent by   andri_kusnadi91 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Kelahiran fundamentalisme Islam, secara umum, disemangati oleh suatu keinginan menegakkan tatanan Tuhan yang akan menggantikan tatanan sekular-moderen. Dalam konteks ini, fundamentalisme Islam muncul sebagai ideologi politik. Fundamentalisme Islam menjadi ideologi yang mendorong konflik, karena mencoba menyatukan budaya-budaya lokal yang berbeda dalam satu tatanan berdasarkan ideologi agama sesuai dengan visi mereka yang neo-absolutis.

Fundamentalisme Islam sebagai gerakan politik, bukan Islam sebagai agama adalah contoh yang nyata. Secara umum, fundamentalisme Islam adalah satu gerakan moderen dan menerima banyak hal dari Barat. Dalam banyak hal, amat mengagetkan karena kelahiran fundamentalisme Islam yang utama adalah sebagai satu reaksi melawan trend westernisasi.

Beberapa sarjana menulis bahwa faktor-faktor ketidakpuasan politik, ketidak merataan pembangunan, alienasi psikologis, urbanisasi yang tajam, krisis moral, seksualitas di masyarakat moderen merupakan background lahirnya fundamentalisme Islam. Ketidakpuasan politik merupakan faktor yang utama bagi kemunculan fundamentalisme Islam. Para pemimpin gerakan-gerakan Islam, tidak diragukan, menjadikan Islam sebagai satu gerakan politik dengan satu kosa kata politik16. Motif dan Arah Fundamentalisme

16 Ridwan al-Makassar: http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/fundamentalisme.html

140

Page 12: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Ada empat motif yang bisa kita jadikan untuk bahan mendeteksi dan mendefinisikan arah gelombang fundamentalisme. Pertama, sebagai gerakan pembaruan. Dalam konteks ini, kaum fundamentalis ingin menggugah kembali nalar berpikir manusia yang terjebak dalam berbagai aliran pemikiran yang terpencar, sehingga tidak mampu bersatu membangun teologi baru yang progresif dan proyektif. Untuk itu mereka berusaha sekuat tenaga melakukan gerakan pembaruan umatnya dengan merujuk kembali pada ajaran dasar yang telah diyakini selama ini, kemudian membangun gerakan progresif yang mampu menceraikan umat manusia.

Kedua sebagai reaksi terhadap arus modernitas. Hal ini termasuk dalam kategori pendekatan sosiologis atau ia digunakan sebagai perlawanana terhadap ordo sekuler (secular orde). Dalam konteks ini, fundamentalisme tidak hanya terjadi dalam umat Islam, namun fundamentalisme juga telah berkembang bagi kalangan Kristen dan gerakan religi-politik dalam konteks budaya lainnya,

Ketiga, reaksi terhadap westernisasi. Dalam konteks ini, menarik apa yang dijelaskan Samuel Huntington bahwa telah terjadi perang peradaban (the clash of civilization) antara barat (The West) dan timur (The East). Barat yang merasa berkuasa selalu melancarkan hegemoni, sementara Timur yang berada di bawah berusaha sekuat tenaga untuk melepasan hegemoni Barat. Kaum Timur seolah ingin memutus apapun yang berasal dari Barat. Dalam konteks inilah kaum fundamentalis berkembang luar biasa.

Keempat, keyakinan terhadap agama sebagai teologi alternatif. Dalam hal ini, Kaum fundamentalis Muslim banyak tejebak bahwa Islam sebagai agama yang akan menyelesaikan segala problem dunia. Islam adalah agama sekaligus ideologi. Yang sering muncul di sini Islam adalah agama yang tinggi, bahkan tidak ada yang menyaingi, Islam sebagai agama sekaligus juga jihad, Islam selalu sesuai dengan kondisi apapun, dan lain sebagainya17.

Secara umum, tujuan politik fundamentalisme Islam adalah islamisasi masyarakat dengan merebut kekuasaan baik melalui kudeta atau proses-proses demokrasi, untuk menempatkan fundamentalis sebagai penyelenggara tatanan Tuhan. Karenanya, sensi impotensi politik mendesak kelas menengah kota di Pakistan beralih kepada Islam. Dengan demikian, tidak mengagetkan bahwa banyak kalangan menuduh Jama’at-I-Islami lebih berorientasi kepada kekuasaan dari pada agama. Alasan-alasan ketidakmerataan ekonomi juga mempengaruhi kemunculan gerakan-gerakan Islam. Prinsip Fundamentalisme

Bahwa fundamentalisme Islam, pada prinsipnya, adalah satu jenis pemberontakan kaum muda yang terpenjara di antara tradisi masa lampau dan satu pendidikan sekular yang tinggi dengan segala implikasi-implikasi dari dampak intelektual Barat dan juga kontak budaya yang berorientasi material dari lingkungan perkotaan moderen. Beberapa sarjana menambahkan, bahwa fundamentalisme Islam sebagai “satu pemberontakan kamum muda” (a young revolt) yang mereflesikan kecemasan-kecemasan tertentu yang didorong oleh satu keniscayaan untuk menemukan identitas dalam satu dunia sekular dengan pilihan-pilihan yang membingungkan. 17 http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=126518

141

Page 13: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Selain itu, anggota-anggota fundamentalis Muslim biasanya datang dari lingkungan yang tradisional dan telah mengalami proses urbanisasi. Secara umum, urbanisasi yang tajam merupakan fenomena global di hampir semua negara. Urbanisasi memberikan kontribusi bagi kemunculan fundamentalisme Islam dengan sejumlah cara:

pertama, sebagian karena kekecewaan masyarakat akan harapan-harapan yang ditimbulkan oleh sebab perpindahan ke kota; kedua, sebagiannya hasil dari pertambahan fasilitas komunikasi yang mungkin dalam satu lingkungan perkotaan; ketiga, satu hasil dari persepsi korupsi moral di lingkungan perkotaan dibandingkan dengan lingkungan pedesaan yang kohesif secara sosial dan lebih tradisional.

Akhirnya, kerangka yang diberikan oleh Marty, dengan beberapa kodifikasi, cukup relevan diterapkan dalam mengidentifikasi gejala “fundamentalisme Islam”. Prinsip pertama fundamentalisme adalah “oppositionalism” (paham perlawanan). Fundamentalisme dalam agama manapun mengambil bentuk perlawanan terhadap ancaman yang dipandang membahayakan eksistensi agama, apakah dalam tata nilai Barat pada umumnya. 

Prinsip kedua adalah penolakan terhadap hermeneutika. Artinya, mereka  menolak sikap kritis (liberal) terhadap teks dan interpretasinya. Teks al-Qur’an harus dipahami secara literal sebagaimana adanya, karena nalar dipandang tidak mampu memberikan interpretasi yang tepat terhadap teks. Meski bagian-bagian tertentu dari kitab suci boleh jadi  kelihatan bertentangan satu sama lain, nalar tidak dibenarkan melakukan semacam “kompromi” dan menginterpretasikan ayat-ayat tersebut.

Prinsip ketiga adalah penolakan terhadap pluralisme dan relativisme. Bagi mereka, pluralisme merupakan hasil dari pemahaman yang keliru terhadap teks kitab suci. Pemahaman dan sikap keagamaan yang tidak selaras dengan pandangan kaum fundamentalis merupakan bentuk dari relativisme keagamaan, yang terutama muncul tidak hanya dari intervensi nalar terhadap teks kitab suci.

Prinsip keempat adalah penolakan terhadap perkembangan historis dan sosiologis. Kaum ini berpandangan, bahwa perkembangan historis dan sosiologis telah membawa manusia  semakin jauh  dari  doktrin literal kitab suci. Perkembangan masyarakat  dalam sejarah dipandang  sebagai “as it should be” bukan “as it is”. Dalam kerangka ini, adalah masyarakat yang harus menyesuaikan perkembangannya—kalau perlu secara kekerasan—dengan teks kitab suci, bukan sebaliknya, teks atau penafsirannya yang mengikuti perkembangan masyarakat. Karena itulah, kaum fundamentalis bersifat a-historis dan a-sosiologis; dan tanpa peduli bertujuan kembali kepada bentuk masyarakat ideal yang dipandang mengejawantahkan kitab suci secara sempurna. 

Apa yang dikemukakan di atas, bagi fundamentalis, pada dasarnya, merefleksikan persoalan-persoalan moral akibat perubahan sosial yang tajam, di mana pemerintah, dalam kasus Ini, misalnya, melakukan despotisme dan membiarakan sekularisme berjalan tanpa kontrol, dan juga tidak berbuat banyak bagi penciptaan tatanan moral yang sesuai dengan nilai-nilai Islami, karena itu mereka (kaum fundamentalis) bangkit melawan pemerintahan

Ciri-ciri Fundamentalisme Islam

142

Page 14: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Fazlur Rahman mengungkapkan bahwa ciri fundamentalisme, yaitu “élan vitale” (semangat yang melahirkannya): semangat anti Barat. Kaum fundamentalis, menurut Rahman, menyukai dan mementingkan slogan-slogan yang bercorak distinktif, namun, hakikatnya mereka adalah kelompok “anti intelektual”. Pemikiran fundamentalis tidaklah berakar kepada al-Qur’an dan budaya inteketual tradisional Islam. Semangat anti Barat yang diperlihatkan oleh kaum fundamentalis juga terlihat pada sikapnya yang mengutuk modernisme karena corak adaptasi dan akulturasi aliran itu dengan budaya intelektual Barat.

Ciri lain fundamentalisme, dikemukakan Fouad Ajami, yaitu kecenderungannya untuk “menafikan pluralisme”. Bagi kaum Fundamentalis, di dunia ini hanya ada dua jenis masyarakat, yaitu apa yang disebut oleh Sayyid Qutbh sebagai al-nidham al-Islami (tatanan sosial yang Islami) dan al-nidham al-jahili (tatanan sosial jahiliah). Antara kedua jenis masyarakat itu tidak mungkin ada titik temu. Karena, yang satu adalah haqq (benar) dan bersifat ilahiyah (ketuhanan), sedang yang lain adalah bathil (sesat) dan bersifat thaghut (berhala). Konsekuensi dari pandangan ini ialah, kaum fundamentalis cenderung untuk menolak eksistensi “bangsa-bangsa” berdasarkan perbedaan geografis, bahasa, warna kulit dan budaya.

Dari beberapa definisi tersebut mengindikasikan bahwa arus fundamentalisme tidak hanya dipengaruhi dari dasar teologi, namun yang lebih mengemuka justru kondisi politik. Dalam hal ini, fundamentalisme adalah hasil dari "perselingkuhan" agama dengan politik. Karena sudah terjadi "perselingkuhan", maka yang terjadi adalah arus kepentingan (interest). Kalau yang bermain adalah interest, maka segala sesuatu akan dikorbankan untuk mendapatkan kepentingan tersebut.

Gelombang interest kaum fundamentalistik inilah yang perlu kita hadang sekarang ini. Karena kalau dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin peradaban umat manusia hanya diliputi dengan berbagai tragedi pembunuhan dan pembantaian yang tidak manusiawi. Dalam menghadang gelombang ini, perlu kiranya kaum moderat (Muslim khususnya) membangun dan menggalakkan teologi perdamaian dan kemaslahatan dalam agama. Agama harus dikembalikan pada wilayahnya yang menekankan pada pemberdayaan umat manusia, baik dalam hal pendidikan, kebudayaan, ekonomi, politik, dan sebagainya. Dalam konteks pemberdayaan ini, kaum moderat harus merangkul semua pihak untuk duduk bersama membangun peradaban baru yang stategis, dalam arti peradaban yang mampu mengakomodasi kepentingan semua pihak.

Klaim Barat versus Timur atau Islam versus Kristen harus segera dihentikan, karenasejatinya semua satu tujuan; membangun kemaslahatan umat manusia, hanya arahnya yang beraneka ragam. Ini adalah tugas bersama kita, tidak hanya Muslim, namun juga Kristen, Hindu, Buddha, dan semua umat manusia, terlebih yang ada di Indonesia. Karena perdamaian, menurut Imanuel Kant, tidaklah turun begitu saja, namun harus diusahakan untuk mewujudkan dan menciptakannya.18

Penutup

18 http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=126518

143

Page 15: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Sebagai kesimpulan singkat, dapat ditegaskan bahwa fundamentalisme Islam eksis di tengah suatu kondisi ketidakdilan dunia global, kemiskinan, penindasan dalam satu tatanan dunia yang bersifat tidak menyertakan (exclusionary) dan arah gelombang fundamentalisme. Yakni sebagai gerakan pembaruan, reaksi terhadap arus modernitas, reaksi terhadap westernisasi, dan keyakinan terhadap agama sebagai teologi alternatif.. Wallahu ‘alam bis sawab

Akhirnya setelah terurai keterangan di atas, umat Islam akan bisa bersikap terhadap isu-isu yang berkembang di tengah kehidupan ini, dan mampu menjelaskan kepada masyarakat bagaimana menempatkan isu fundamentalisme, anti pluralisme, dan radikalisme yang benar, sekaligus membalik jargon radikal dan sempalan ini. Umat Islam, pada intinya, harus tetap berpegang teguh pada semua ajaran Islam secara ka>ffah, imbang, dan terbuka serta berani untuk mendialogkannya. Umat Islam harus mengembangkan sikap untuk tidak tertutup terhadap kebenaran yang datang dari luar, serta berani melepaskan ide yang ternyata setelah dikupas argumen-argumennya lemah dan mengambil argumen lain yang lebih kuat.

Masalahnya sekarang adalah satu sisi umat Islam masih sebagai obyek bagaikan buih di tengah lautan yang tidak berdaya, umat dipecah-pecah menjadi pecahan negara-negara kecil. Sisi lain, bola salju kebangkitan Islam mulai menggelinding, membesar dan mulai ancang-ancang menuju tegaknya panji Islam. Maka apakah di sini umat Islam akan ikut bergabung memperkuat pusaran itu atau diam sehingga tergilas roda Islam, atau putus asa, yakni merasa sesak untuk bergerak melawan fakta yang tidak Islami, bahkan larut dengan fenomena masyarakat dan keadaan, padahal Allah mengutuk dan mencela orang yang suka putus asa dan menjadikan fenomena masyarakat atau kebiasaan leluhur serta orang tua yang tidak sesuai dengan Islam sebagai panutan.ReferensiRidwan al-Makassar Mengkaji Fundamentalisme Islam Sebagai Suatu Gerakan

Sosial : http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/fundamentalisme.html

Muhammadun AS. Menghadang Gelombang Fundamentalisme Rabu, 9 November 2005 diambil dari http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=126518

A. Zahr. Fundamentalisme Antara Barat Dan Dunia Islam Telaah Fiqh Politik http://www.geocities.com/HotSprings/6774/p-8.html

MEMBANGUN KULTUR MASYARAKAT ISLAM INDONESIAOleh : Ani Handayani/50530099

Sent by   neeyz_ayapoenya - Jun 26, 2009 (Original Message)

Kedekatan dengan tuhan, ternyata tidak hanya dibangun atas ritual-ritual ibadah yang rutin dan ketat, tetapi bisa juga dicapai melalui bekerja, solidaritas social, pembelaan terhadap ketidakadilan di masyarakat, dan pementasan manusia dari keterbelakangan. Ini adalah realitas sebenarnya solidaritas keberagaman

144

Page 16: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

masyarakat di Indonesia atas kondisi multicultural yang telah menjadi bagian dari jati diri bangsa.

Nilai dari dalam siri bangsa Indonesia dengan kemajemukan budaya, bukan hanya terbatas pada keragaman budaya local, keberagaman pemikiran dalam wacana keislaman Indonesia juga menjadi kajian yang selalu hangat untuk terus dikaji secara cerdas dan berkala oleh civitas akademik / masyarakat pada umumnya dalam upaya membangun kembali Indonesia yang lebih toleran dan menjunjung tinggi nilai pancasila sebagai jati diri bangsa sebenarnya.

Indonesia dikenal sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi pada realitanya Indonesia mempunyai kebudayaan yang sangat majemuk, namun pada hakikatnya masyarakat menginginkan agama Islam dengan ajarannya yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya jeda dan pembeda yang hanya akan menyulitkan kesepahaman akan arti keberagaman Indonesia.

''Dan Allah tidak menjadikan agama sebagai suatu kesulitan yang membebani kalian". (QS Al-hajj : 78). Sebaik-baiknya agama menurut Allah adalah agam yang hanif (condong kepada kebenaran) dan yang Al-samhah (mudah diamalkan ajran-ajarannya). Karena itu kehadiaran agama Islam rahmatan li al'alamin senantiasa mengemban misi peningkatan derajat dan penyelamatan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kondisi Objektif Kultural Indonesia

Keislamaln di Idonesia dengan melalui berbagai proses akulturasi di masanya, membentuk budaya Islam Indonesia yang kita kenla sekarang. Yang sangat familiar di telinga adalah Islam yang dibawa dan diperkenalkan walisongo kepada masyarakat Indonesia dan dengan berbagai bentuk pendekatan. Ternyata, pendekatan secara cultural lebih mudah diterima masyarakat di masa itu. Dengan begitu terbentuklah Islam multicultural keindonesiaan yang kita kenal sekarang. Tanpa harus membentuk formulasi Negara Islam Indonesia, dengan menghapus nilai-nilai budaya luhur yang juga teradopsi dari syariat Islam sebagai sumber nilai-nilai norma dan perilaku masyarakatnya.

Namun, perkembangan Islam di Indonesia yang selama ini dirasa damai dan toleran dengan ragam budaya yang ada, perlu dipertanyakan kembali. Karena kekerasan kini telah menyantuh sikap keberagamaan masyarakat Islam di Indonesia. Hal ini ditandai dengan sikap anarkis yang kerap dipertontonkan oleh sekelompok golongan dari umat Islam sendiri yang dengan suara lantang mengaku sebagai pembela Islam yang paling benar.

Jaringan kelompok radikalis secara terbuka muncul di permukaan, mengibarkan bendera agama dan memaksakan formalisasi syariat sebagai alternative menuju kesejahteraan bangsa yang lebih baik. Sekarang, dengan banyaknya peristiwa yang terjadi seperti Bom Bali, pengeboman di hotel JW Marriot atau peristiwa yang paling menggemparkan seluruh dunia yaitu pengeboman gedung WTC di Washington 11 september 2001 lalu masyarakat menyadari kalau jaringan radikal ternyata telah mengakar dan membentuk komunitasnya secara terorganisir. Dan dampaknya adalah pandangan dunia yang kini menyorot wajah kekerasan muslim, dan Indonesia sebagai jaringan terorisme dunia.

145

Page 17: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Seperti yang telah kita ketahui, masuknya Islam di Indonesia banyak melalui jalur cultural dibanding dengan kekerasan yang kini kian marak terjadi. Keberhasilan dakwah yang digunakan para walisongo adalah dengan menjalin hubungan baik dengan tradisi cultural masyarakat pada saat itu, kesantunan ajaran serta perilaku yang baik,diperkenalkan melalui ruang-ruang dialog (dialektika), forum pengajian, pagelaran seni dan sastra, dan aktifitas-aktifitas budaya lainnya, yang bukan dari unsure paksaan ataupun anarkis. Islam mengajarkan toleransi yang sekarang telah memasyarakat di Indonesia.

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Menurut sejarah, Islam saat itu memang telah menjadi kekuatan politik yang cukup penting, tetapi para Walisongo tidak mendirikan Kerajaan Islam yang kemudian melakukan ekspansi pengislaman terhadap wilayah-wilayah lainnya. Pemegang kekuasaan dan para menterinya muslim tetapi tidak ditemukan data sejarah mereka menerapkan sistem syariat Islam secara formal. Artinya Islam bukan menjadi ideologi politik yang harus diperjuangkan secara politis, tapi sebagai sumber nilai dan norma-norma untuk menjalankan perilaku-perilaku para pemegang kekuasaan. Dengan begitu kita telah mengetahui bagaimana Islam telah mengalami proses akulturasi, belajar serta dialog antara nilai Islam dan manifestasi budayanya.

Bukti Islam lebih toleran dengan budaya Indonesia adalah dengan konsep arsitektur atap berlapis yang diambil masa pra-Islam (Hindu-Budha), terlihat lebih toleran ketika diketahui bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan tidak membawa budaya timur tengah, selain bentuk kubah yang disesuaikan. Inilah Islam yang tidak anti budaya, semua unsure budaya disesuaikan dalam Islam.

Masyarakat Muslim Dan MultikulturalismePenerapan Islam di negeri yang sangat multikultural teraqngkukm dalam

nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, bagaimana Islam datang tidak dengan membawa budaya asalnya yaitu budaya arab yang kaku dan keras. Dibawa oleh para walisongo dengan rekonsiliasi kultural yang ada, yang juga tanpa meninggalkan nilai-nilai syariat Islam itu sendiri.

Prinsip ketuhanan dalam pancasila yang tertera dalam sila pertama berarti manusia merupakan ciptaan Tuhan yang dilahirkan untuk mengemban tugas sebagai khalifah (wakil Tuhan, pengelola alam semesta) di bumi dengan tugas utama mengelola alam sedemikian rupa untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan bersama seluruh umat manusia dan segenap mahluk hidup, serta untuk menjaga kesinambungan alam itu sendiri. kolaborasi budaya lokal dengan ajaran Islam yang berlangsung berabad-abad telah meletakkan dasar yang kukuh bagi Indonesia. Keislaman adalah factor yang paling dominan dalam menopang identitas keindonesiaan. Itulah keislaman Indonesia.

Sejarah membuktikan ketika kolonialisme datang di bumi nusantara, agama dan jiwa kebudayaan Islam yang melakukan upaya aktif menentang penjajah.  Dalam pergerakan menjelang kemerdekaan, institusi penting islam yang menonjol adalah Syarekat Islam (SI) yang bergerak dalam lapangan politik, Muhammadiyah yang bergerak dalam lapangan sosial dan pendidikan, serta NU yang terutama bergerak dalam lapangan pendidikan pesantren.  Atas nama masyarakat Islam mereka menuntut pemerintahan sendiri oleh rakyat Indonesia

146

Page 18: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dan merebut kemerdekaan dari penjajahan. Dan dari fakta sejarah ini, maka jelaslah bahwa Islam tidak merintangi nasionalisme, justru karena Islam nasionalisme Indonesia dapat tumbuh subur. Bila yang diinginkan adalah negara Indonesia yang kuat, dimana umat Islam menjadi pelaku, yang menentukan arah dan isi jalannya negara dalam konteks Indonesia yang plural secara etnik dan agama, maka penerapan ini tergambar jelas dalam Pancasila.

Masyarakat muslim Indonesia yang cerdas dan mengerti nilai luhur pancasila dalam jiwa nasionalis bukanlah masyarakat yang mempunyai pandangan bahwa Islam dan kehidupan berbangsa di Indonesia adalah dengan berteriak-teriak takbir di jalanan sambil mengusung bendera syariat Islam dan dengan lantang mengkafirkan muslim lain yang berbeda pandangan. Nasionalisme yang terkandung sebagai jati diri bangsa dalam bentuk pengukuhan atas nilai-nilai pancasila adalah Islam multicultural sebenarnya, yang terbentuk dan sangat strategis jika diterapkan secara benar di Indonesia. LITERATURAbdillah, Masykuri. Dkk. Formalisasi Syariat Islam di Indonesia. 2005. Jakarta :

Renaisans. Alwi, Al-Maliki, Muhammad. Syariat Islam : Pergumulan Teks dan Realitast.

2003. Jogjakarta : Elsaq. http://www.al-badar.net/index.php?

option=com_content&view=article&id=168:menuju-negara-islam-multikultural-&catid=47:artikel

http://jakarta45.wordpress.com/2009/05/14/falsafah-pancasila-termuat-dalam-syariat-islam/

Kusdiano. Dkk. Sejarah Untuk kelas 1 SMU. 1995. Jakarta : Yudhistira. Sobari, Muhammad. Kesalehan Sosial. 2007. Jogjakarta : Lkis.

BUDAYA POLITIK DALAM PROSES DEMOKRASI DI INDONESIAOleh: Arie Suryani/06320144

Sent by   ariesuryani04 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Secara garis besar, proses domokrasi bisa dikaji dari dua tataran: tataran kelembagaan (institusionel), termasuk di dalamnya proses dan prosedur, dan tataran normatif, termasuk tataran budaya polotik yang kondusif. Jika tataran yang pertama lebih menekankan pada proses dan kelembagaan politik yang diperlukan untuk mewadahi dan memperlancar proses politik yang demokratis, maka pada tataran kedua yang di tekankan adalah subtansi dari apa yang disebut sebagai sebuah sistem politik demokratis. Ia menjadi faktor yang penting bagi terbentuknya wawasan, sikap, dan prilaku individu maupun kelompok dalam proses politik. Kedua tataran diatas jelas tak dapat di pisahkan satu sama lain sebab ia akan menyebabkan terjadinya kekosongan makna dan bahaya formalisme politik seperti yang sering dikemukakan oleh para pengkritik sistem demokrasi.

Demokkrasi yang dimaksudkan oleh para pendiri Negara (the founding fathers) kita mencakup bukan hanya pengertian kelembagaan dan proses, tetapi

147

Page 19: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

juga mencakup wawasan, sikap, dan prilaku. Salah satu konsekwensi pemikiran demikian adalah perlu terjadinya suatu proses perubahan fundamental dalam landasan normatif kehidupan politik bangsa yang membedakan antara masa sebelum dan setelah kemerdekaan. Landasan tersebut bersumber baik dari dalam maupun dari luar khazanah cultural bangsa yang saling melengkapi dan menopang satu sama lain.

Khazanah cultural dari dalam mencakup warisan nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan hubungan antar-manusia, antara manusia dan alam, serta antara manusia dengan Tuhannya. Dari sinilah nilai-nilai normatif khas Indonesia menampakkan dirinya, seperti kegandrungan terhadap keselarasan sosial (social harmony), perdamaian, penghargaan terhadap nilai spiritual, dan seterusnya. Nilai-nilai ini, pada gilirannya, akan menyumbangkan nuansa-nuansa khas dalam perilaku bangsa Indonesia ketika mereka berkpirah dalam arena politik yang demokratis.

Bila kita runut proses transformasi bidaya politik kita semenjak merdeka, maka masa Demokrasi Parlementer (DP) menyaksikan suatu upaya sosialisasi yang sungguh-sungguh praktek demokrasi sebagaimana dikenal di Negara-negara Barat modern. Para pendiri republik yang rata-rata aktif dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan terjun dalam percaturan politik setelah itu, mencoba sekuat tenaga untuk tetap konsisten menerapkan apa yang seharusnya dilakukan di dalam sebuah sistem politik demokratis.

Tumbuh dan berkembangnya orde baru diawali dengan sebuah tekad dan optimisme tinggi dari para pendirinya bahwa sistem politik demokratis sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 mungkin dicapai dengan belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Kegagalan demokrasi pancasila untuk melakukan pembangunan ekonomi dan penyelewengan demokrasi terpimpin dalam proses pelembagaan politik sebagaimana yang dikehendaki oleh konstitusi hendak dikoreksi secara total. Faktor pertama adalah dilakukan lewat akselerasi pembangunan ekonomi yang disepakati sebagai persyaratan utama bagi stabilitas politik yang ingin dicapai. Faktor kedua adalah pemulihan lembaga-lembaga politik dan dukungan terhadap kiprah politik demokratis sebagaimana yang dikendaki oleh konstitusi. Setidaknya, sampai pertengahan dekade tujuh puluhan, politik dibawah orde baru tampak amat menjanjikan. Ini ditandai dengan tingkat keterlibatan yang cukup tinggi dalam masyarakat yang kemudian mendorong optimisme bagi sebuah transformasi fundamental menuju sebuah sistem politik demokratis.19

DAFTAR PUSTAKAHakim, Muhammad A.S. 1999. Islam,Demokkratisasi dan Pemberdayaan Civil

Society. Jakarta: Erlangga.

DIBALIK ISTILAH RADIKALISMEOleh : ASTRI PERMATASARI/06321024

Sent by   luchie_aza - Jun 25, 2009 (Original Message)

19 . Muhammad A.S. Hikam, Islam Demokratisasi dan Pemberdayaan Civil Society, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 102-107

148

Page 20: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

PEMBAHASANA. Dibalik istilah Radikalisme

Apa arti sebuah nama? Kalimat ini sering di ucapkan oleh orang-orang, seakan-akan memberikan pengertian nama bukan hal yang penting. Tapi coba anda bayangkan apa yang terjadi jika semua orang tidak punya, atau memiliki nama yang sama? Kita akan merasakan betapa pentingnya sebuah nama.

Demikian pula dengan “nama ” Islam Radikal, Islam militan, Islam fundamentalisme, semua itu akan sangat berpengaruh pada citra kelompok yang dilabeli nama tersebut. Istilah radikalisme yang sekarang mulai gencar didengungkan pasti bukan tanpa sebab dan tujuan. Isu perang melawan teroris yang diusung oleh Amerika yang sejatinya perang melawan Islam dan kaum muslimin, belum bisa menyentuh kelompok-kelompok gerakan pemikiran yang sekarang mulai dikhawatirkan. Karena yang berkembang sampai saat ini, orang dapat dianggap teroris dia harus terkait dengan kekerasan. Sulit menuduh orang sebagai teroris jika tidak terkait dengan tindak kekerasan secara langsung maupun tidak, sehingga sah untuk perangi atau “dihabisi”.

Sehingga membutuhkan isltilah baru agar kelompok atau orang islam yang memperjuangkan agamanya secara pemikiran , “sah” untuk diperangi. Karena gerakan Islam Radikal (gerakan pemikiran) inilah yang sebenarnya menjadi ancaman jangka panjang. Dalam kamus politik AS saat ini, Islam radikal, Islam militan, Islam fundamentalis, memang masuk daftar musuh Barat yang utama yang wajib diberantas.20

Kamus Webster memaknai radikal sebagai hal yang mendasar, mengakar, menuju atau dari akar. Perubahan yang radikal, misalnya, adalah perubahan yang mendasar, sangat besar, sehingga mencapai situasi baru yang berbeda sama sekali dari sebelumnya.radikalisme adalah cara-cara menyelesaikan persoalan sampai ke akar-akarnya sehingga “tuntas” betul, yang muncul dalam bentuk-bentuk mengubah secara total, membongkar, meruntuhkan, “menjebol”.21

Kamus Umum Belanda-Indonesia yang dikarang S. Wojowasito mendefinisikan “radicaal” sebagai (1) mendalam hingga ke akarnya, (2) ekstrim, (3) berpendirian amat jauh.Secara bahasa term-term ‘terorisme’, ‘fundamentalisme’, ‘militan’, dikalangan akademisi relatif dapat sepakat. Namun setelah masuk pada arti secara istilah di kalangan mereka kemudian banyak perbedaan yang sulit menemukan kata sepakat, bahkan dapat dikatakan mustahil.

Radikalisme merupakan gerakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang dirugikan oleh fenomena sosio-politik dan sosiohistoris. Gejala praktek kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok umat Islam itu, secara historis-sosiologis, lebih tepat sebagai gejala sosial-politik ketimbang gejala keagamaan meskipun dengan mengibarkan panji-panji keagamaan.

20WordPress.com21 Tamyis sa’ad “yang tersembunyi dibalik radikalisme”

149

Page 21: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Islam berbeda dengan perilaku Muslim, artinya kebutralan (radikalisme) yang dilakukan oleh sekelompok Muslim tidak dapat dijadikan alasan untuk menjadikan Islam sebagai biang keladi radikalisme. Sebaliknya, kelompok-kelompok kecil umat Islam yang fanatik dan mengarah kepada benturan dan kekerasan juga menjadi bahaya besar bagi masa depan peradaban manusia. Gerakan radikalisme yang dilakukan oleh sekelompok orang, termasuk Muslim, merupakan kanker rohani yang kronis yang mengancam manusia dan kemanusiaan.

Gerakan radikalisme sesungguhnya bukan sebuah gerakan yang muncul begitu saja tetapi memiliki latar belakang yang sekaligus menjadi faktor pendorong munculnya gerakan radikalisme yang lain. Diantara faktor-faktor itu adalah :

1. Faktor-faktor sosial-politik. Gejala kekerasan “agama” lebih tepat dilihat sebagai gejala sosial-politik daripada gejala keagamaan. Gerakan yang secara salah kaprah oleh Barat disebut sebagai radikalisme Islam itu lebih tepat dilihat akar permasalahannya dari sudut konteks sosial-politik dalam kerangka historisitas manusia yang ada di masyarakat.

2. Faktor emosi keagamaan. Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan, termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu. Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor emosi keagamaannya, dan bukan agama (wahyu suci yang absolut) walaupun gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan simbol agama seperti dalih membela agama, jihad dan mati stahid. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan emosi keagamaan adalah agama sebagai pemahaman realitas yang sifatnya interpretatif. Jadi sifatnya nisbi dan subjektif.

3. Faktor kultural ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatarbelakangi munculnya radikalisme. Hal ini wajar karena memang secara kultural di dalam masyarakat selalu ditemukan usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu yang dianggap tidak sesuai. Sedangkan yang dimaksud faktor kultural di sini adalah sebagai anti tesa terhadap budaya sekularisme. Budaya Barat merupakan sumber sekularisme yang dianggap sebagai musuh yang harus dihilangkan dari bumi.  Sedangkan fakta sejarah memperlihatkan adanya dominasi Barat dari berbagai aspeknya atas negeri-negeri dan budaya Muslim.Oleh karena itu, kini, sepatutnyalah mengembangkan prinsip-prinsip

moderat dalam Islam. Penegakkan kebenaran harus dilakukan dengan jalan kebenaran pula, bukan dengan kekerasan. Kemauan untuk menghormati agama lain adalah perwujudan sikap moderat. Sikap moderat seperti ini tidak berarti kita tidak konsisten terhadap agama, melainkan penghormatan akan hak seseorang. Islam moderat memiliki semangat mencari kebenaran dan mendialogkannya. Pantang menggunakan kekerasan dalam menegakkan kebenaran. Lebih bersikap terbuka ketimbang keras kepala, baik untuk menerima kebenaran yang ada dan bersama-sama membangun sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi kemanusiaan

150

Page 22: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

B. Radikalisme islam IndonesiaRadikalisme Islam adalah fenomena historis-sosiologis. Masalahnya

banyak dibicarakan dalam wacana politik dan peradaban global. Memang, praktek radikalisme yang dilakukan umat beragama tidak dibenarkan karena bertentangan dengan pesan-pesan moral yang terkandung dalam agama dan moralitas manapun.

Penggunaan istilah radikalisme Islam seringkali bermasalah dan stigmatis karena bermakna pejoratif dengan memberikan gambaran yang buruk, citra negatif, dan menyudutkan orang atau kelompok tertentu yang diidentifikasi sebagai Islam radikal. Karenanya, radikalisme Islam selalu harus dilihat secara proporsional

Tetapi, apa yang perlu dilihat adalah bahwa Islam sebagai agama sangat menjunjung tinggi perdamaian. Hal ini bukan saja ada dalam normativitas teks wahyu dan sunnah tetapi termanifestasi dalam sejarah Islam awal. Islam secara normatif dan historis (era Nabi) sama sekali tidak pernah mengajarkan praktek radikalisme. Islam tidak memiliki keterkaitan dengan gerakan radikal, bahkan tidak ada pesan moral Islam yang menunjuk kepada ajaran radikalisme baik dari sisi normatif maupun historis kenabian. Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian. Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan kekerasan dalam menyebarkan agama.22

Sejarah radikalisme Islam Indonesia ada sejak Kartosuwirjo memimpin operasi 1950-an di bawah bendera Darul Islam (DI). Setelah DI, Komando Jihad (Komji) pada 1976 meledakkan tempat ibadah. Tahun 1977 Front Pembebasan Muslim Indonesia melakukan hal sama. Dan tindakan teror oleh Pola Perjuangan Revolusioner Islam, 1978.

Radikalisme Islam Indonesia lahir dari hasil persilangan Mesir dan Pakistan. Nama-nama seperti Hassan al-Banna, Sayyid Qutb dan al-Maududi terbukti memengaruhi. Pemikiran mereka membangun cara memahami Islam ala garis keras. Sampai  1970-1980-an ikut menyemangati perkembangan komunitas usroh di banyak kampus atau organisasi Islam. Juga, Fron Pembela Islam dan Hizbut Tahrir Indonesia.

Istilah radikalisme Islam kian menguat tak hanya pada matra tekstualitas agama. Persentuhan dengan dunia kini, menuntut adanya perluasan gerakan. Mulai dari sosio ekonomi, pendidikan hingga ranah politik.

Mungkin, di sinilah letak kekuatan radikalisme Islam Indonesia. Semakin melekat dalam setiap segmentasi sosial, semakin susah dibendung. Ia pandai membaca ruang sosial yang tak cepat lekang. Karena memahami setiap ruang akan menghantarkan radikalisme mencipta mentalitas kultural.

Dari sini ideologi radikal tampak begitu dekat dengan permainan kuasa. Menempuh jalur politik diyakini dapat menghantarkan Islam pada kondisi lebih tinggi. Yaitu, mimpi formalisasi syari’ah dan terbentuknya negara Tuhan. Kaum radikal terus berjuang untuk syariah dan berdirinya negara Tuhan. Baik melalui lobi-lobi politik maupun fundamental-ideologis. Ironisnya, Islam hanya dijadikan pendasaran politik kepentingan. Padahal dalam praktiknya, teror, anarki dan kekerasan secara bergantian dilakukannya.

22   [email protected] | [email protected]

151

Page 23: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Kajian mengenai Islam dan terutama di Indonesia, terus menjadi sorotan dan kajian dari kalangan akademisi dan mereka yang konsen pada isu tersebut. Islam di Indonesia nampaknya memiliki daya tarik tersendiri, terutama dengan berbagai isu yang belakangan menjadi persoalan dunia internasional. Terjadinya beberapa aksi kekerasan dengan peledakan bom yang menawaskan ribuan nyawa, hampir semua aktornya dituduhkan kepada komunitas muslim. Oleh karena itu bangsa-bangsa di dunia sampai saat ini masih mencitrakan Indonesia sebagai “sarang teroris”.23

Mengapa di tengah arus utama Islam yang moderat di Indonesia (utamanya, NU dan Muhammadiyah), muncul sekelompok Muslim sebagai teroris?

Pencitraan negatif ini nampaknya menjadi perhatian serius dari tokoh muslim Indonesia dan tokoh muslim Asia Selatan. Berbagai upaya dilakukan untuk menghapus citra negatif ini termasuk mendiskusikannya dengan tokoh muslim dari Asia Selatan. Umat Islam di Asia Selatan seperti Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, Srilangka dan sekitarnya juga merupakan negara-negara yang dianggap sebagai sarang teroris. Sehingga dengan kesamaan pencitraan ini, tokoh-tokoh muslim baik dari Indonesia maupun dari Asia Selatan bertekad untuk menghapuskannya dengan cara mengkaji secara bersama-sama dan mendialogkan pengalaman keberagamaan masing-masing untuk dicarikan solusinya.

kriteria ‘Islam radikal’ diantaranya adalah1. Kelompok yang mempunyai keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang

mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang sedang berlangsung;

2. Dalam kegiatannya mereka seringkali menggunakan aksi-aksi yang keras, bahkan tidak menutup kemungkinan kasar terhadap kegiatan kelompok lain yang dinilai bertentangan dengan keyakinan mereka,

3. Secara sosio-kultural dan sosio-religius, kelompok radikal mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan menampilkan ciri-ciri penampilan diri dan ritual yang khas

4. Kelompok ‘Islam radikal’ seringkali bergerak secara bergerilya, walaupun banyak juga yang bergerak secara terang-terangan.24

C. Radikalisme Positif dan NegatifSecara semantik, radikalisme ialah paham atau aliran yang menginginkan

perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, cet. th. 1995, Balai Pustaka). Dalam Ensiklopedi Indonesia (Ikhtiar Baru – Van Hoeve, cet. 1984) diterangkan bahwa “radikalisme” adalah semua aliran politik, yang para pengikutnya menghendaki konsekuensi yang ekstrim, setidak-tidaknya konsekuensi yang paling jauh dari pengejawantahan ideologi yang mereka anut. Dalam dua definisi ini “radikalisme” adalah upaya perubahan dengan cara kekerasan, drastis dan ekstrim. Adapun dalam Kamus Ilmiyah Populer karya Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry (penerbit Arkola Surabaya, cet. th. 1994) diterangkan bahwa

23 Media Centre (Baytulhikmah.com)24 “Gerakan Salafi Radikal di Indonesia” (Penyunting: Jamhari dan Jajang Jahroni).

152

Page 24: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

“radikalisme” ialah faham politik kenegaraan yang menghendaki adanya perubahan dan perombakan besar sebagai jalan untuk mencapai taraf kemajuan. Dalam definisi terakhir ini “radikalisme” cenderung bermakna perubahan positif.

Oleh karena itu, pandangan positif dan negatifnya terhadap radikalisme tentunya terletak pada cara merealisasikan dan mengekspresikannya serta dasar pandang para pengamatnya. Biasanya kaum establishment amat alergi dengan isu radikalisme, berhubung kaum radikal amat gigih menuntut adanya perubahan sosial politik yang berarti pula akan sangat tajam mengoreksi kalangan statusquo. Keinginan adanya perubahan sosial – politik masih dianggap wajar dan positif bila disalurkan melalui jalur perubahan yang benar dan tidak mengandung resiko instabilitas politik dan keamanan. Dalam makna ini, radikalisme adalah wacana sosial – politik yang positif. Adapun perubahan yang cepat dan menyeluruh (revolusi), selalu diikuti oleh kekacauan politik dan anarkhi, sehingga menghancurkan infra struktur sosial – politik bangsa dan negara yang mengalami revolusi tersebut. Dalam makna ini, radikalisme adalah sebagai pemahaman yang negatif dan bahkan dapat pula dikatagorikan sebagai bahaya laten ekstrim kiri ataupun kanan.25

D. Radikalisme dikalangan Kaum MusliminRadikalisme dalam makna yang positif adalah keinginan adanya

perubahan kepada yang lebih baik. Dalam istilah agama disebut ishlah (perbaikan) atau Tajdid (pembaharuan). Adapun radikalisme dalam makna negatif adalah sinonim dengan makna ekstrimitas, kekerasan dan revolusi. Dalam istilah agama disebut ghuluw (melampaui batas) atau ifrath (keterlaluan). Kedua kutub makna yang amat bertolak belakang ini berakibat munculnya dua kutub gerakan keagamaan yang konfrontatif di Dunia Islam. Di sinilah letak kerancuan generalisasi Radikalisme Islam dalam makna serba negatif sehingga semangat Islamo Phobia memperoleh tempat penyalurannya. Karena tidak dapat membedakan antara Radikalisme Islam dalam makna positif dengan Radikalisme dalam makna negatif. Kedua semangat Radikal tersebut disamakan, karena keduanya menghendaki perubahan total sosial – politik bangsa dan negaranya. Walaupun perbedaan keduanya sangatlah konfrontatif dan tidak mungkin dipertemukan dari sisi mana pun.

Radikalisme ekstrim pertama kali muncul di zaman akhir masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan radliyallahu `anhu, dalam bentuk gerakan yang dipimpin Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi dari negeri Yaman yang masuk Islam di Al-Madinah An-Nabawiyah dan kemudian menebarkan fitnah di kalangan kaum Muslimin tentang keutamaan Ali menduduki jabatan Khilafah lebih dari Abu Bakar, Umar dan Utsman) bersama dua ribu pengikutnya yang menghendaki untuk digantinya Usman bin Affan dari kedudukannya sebagai Khalifah (kepala negara) dengan Ali bin Abi Thalib radliyallahu `anhu. Karena Ali lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam di banding Utsman. Kelompok Abdullah bin Saba’ berhasil membunuh Khalifah Utsman, dan negara dalam kekacauan yang amat serius, sehingga para Shahabat Nabi mendesak Ali bin Abi Thalib untuk memangku jabatan Khalifah untuk menghindari ancaman kehancuran negara. 25 ilmiah.blogdrive.com/archive

153

Page 25: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

E. AnalisisAgama bukanlah dasar untuk melakukan kekerasan, melainkan

mengajarkan kasih sayang. Ini seperti tugas kenabian Muhammad: “Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutus untuk menyepurnakan akhlak” (innama bu’istu li utammi makarim al akhlaq). Jika kita melakukan kekerasan, maka pantaslah kita bertanya; di mana akhlak atau moral kita?

Agama selalu mengajarkan solusi paling maslahat untuk mencegah terjadinya kerusakan. Harus dipahami bahwa watak agama sangat arif, bijak, dan damai seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw. Islam memang memberi peluang untuk melakukan kekerasan, tetapi itu tidak boleh melampaui batas (la ta’tadu). Bahkan ada sebuah kaidah fiqh yang menyatakan al-dhararu la yuzalu bi al-dharara (kerusakan itu tidak bisa dihilangkan dengan kerusakan yang lain) Wallahu a’lam bi al shawwab.DAFTAR PUSTAKA

Bubalo Anthony dan Greg Fealy “jalajah kafilah : pengaruh radikalisme timur tengah di indonasia”

WordPress.comTamyis sa’ad “yang tersembunyi dibalik radikalisme”  [email protected] | [email protected] Centre (Baytulhikmah.com)“Gerakan Salafi Radikal di Indonesia” (Penyunting: Jamhari dan Jajang

Jahroni).M. Zaki Mubarak,” Geneologi Islam Radikal Gerakan, Pemikiran dan

prospek demokrasi”,LP3ES,2008ilmiah.blogdrive.com/archive

GENDER DALAM EKONOMIOleh : Dewi Sriwahyuni/06320148

Sent by   wieny_de - Jun 24, 2009 (Original Message)

Isu jender akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan, walaupun jender itu sendiri tidak jarang diartikan secara keliru. Kajian-kajian tentang jender memang tidak bisa dilepaskan dari kajian teologis. Hampir semua agama mempunyai perlakuan-perlakuan khusus terhadap kaum perempuan. Posisi perempuan di dalam beberapa agama dan kepercayaan ditempatkan sebagai the second sex, dan kalau agama mempersepsikan sesuatu biasanya dianggap sebagai "as it should be" (keadaan sebenarnya), bukannya "as it is" (apa adanya).26

Wacana keadilan dan keseteraan jender di tengah suasana penegakan syariat Islam, kembali mencuat. Meskipun bukan hal baru, namun tetap saja mengundang debat panjang. Pernyataan pro-kontra muncul menghiasi langit sejarah perjalanan panjang nasib kaum perempuan. Ternyata harus diakui, masih terlalu besar hambatan yang harus dilalui oleh siapapun yang ingin

26 http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/5kaki.html

154

Page 26: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

mengembalikan peran dan fungsi perempuan sebagaimana peran dan fungsi yang dimiliki dan dimainkan laki-laki.27

Dan banyak hal yang perlu diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang perempuan. Terutama anggapan sadar dan bawah sadar bahwa kaum laki-laki lebih utama dari pada kaum prempuan. Semenjak dahulu kala, orang banyak berbicara tentang ketimpangan sosial berdasarkan jenis kelamin tetapi hasilnya belum banyak mengalami kemajuan. Sebenarnya untuk ukuran kemuliaan di sisi Tuhan adalah prestasi dan kualitas tanpa membedakan etnik dan jenis kelamin (Qs. al-Hujurat/49:13). Al-Qur'an tidak menganut faham the second sex yang memberikan keutamaan kepada jenis kelamin tertentu, atau the first ethnic, yang mengistimewakan suku tertentu. Pria dan wanita dan suku bangsa manapun mempunyai potensi yang sama untuk menjadi 'abid dan khalifah (Qs. al-Nisa'/4:124 dan Qs. al-Nahl/16:97).28

Para feminis telah banyak mencurahkan perhatian untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, tetapi tidak sedikit perempuan merasa enjoy di atas keprihatinan para feminis tersebut. Mereka percaya bahwa perempuan ideal ialah mereka yang bisa hidup di atas kodratnya sebagai perempuan, dan kodrat itu dipahami sebagai takdir (divine creation), bukan konstruksi masyarakat (social consttuction).29

Sebenarnya Islam memberikan peluang kepada perempuan untuk berkarya lebih besar, baik di dalam maupun di luar rumah. Al-Qur'an tidak memberikan penegasan tentang unsur dan asal-usul kejadian laki-laki dan perempuan, tidak juga mengenal konsep dosa warisan, dan skandal buah terlarang adalah tanggung jawab bersama Adam dan Hawa. Perbedaan anatomi fisik-biologis antara laki-laki dan perempuan tidak mengharuskan adanya perbedaan status dan kedudukan.

Jadi menurut saya, Islam itu memuliakan perempuan. Yaitu seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini lebih maju dan modern serta kaya akan informasi maka membuat segalanya semakin transparan dan terbuka. Begitu juga dengan kaum perempuan yang makin hari makin lebih dewasa dalam menjalankan hidup dan kehidupannya, yaitu seperti yang dapat kita lilhat dimana dalam aktifitas kehidupan masa kini, peranan kaum perempuan menjadi semakin kompleks. Kiprah perempuan pada saat ini tidak lagi hanya sebagai pelengkap, tetapi vital, atau bahkan menentukan, baik yang berkaitan dengan kehidupan sosial-keagamaan maupun dalam kerangka ekonomi dan bisnis.

Berkaitan dengan ekonomi, di zaman sekarang, sudah mempunyai kemajuan bahwa perempuan itu sudah bisa menggerakkan ekonomi sama halnya dengan laki-laki. Dan Pekerjaan yang sebelumnya masih didominasi laki-laki berangsur-angsur dimasuki dan bahkan didominasi oleh perempuan. Hal ini menunjukkan kesempatan yang semakin terbuka bagi perempuan. Peningkatan keterlibatan ini dapat juga didorong oleh tekanan ekonomi pasar yang mengubah tatanan sosial ekonomi terutama menyangkut nilai barang dan uang dalam suatu masyarakat. Kesempatan perempuan untuk keluar dari arena domestik dan bekerja

27 Artikel duik, Kesetaraan Gender versi Islam28 Konsep Kesetaraan Jender dalam al-Qur'an Menurut Nasaruddin Umar, Redaktur Pelaksana Jurnal Pemikiran Islam Paramadina29 Ibid, hlm 1

155

Page 27: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

di luar rumah dapat dipengaruhi oleh kesadaran baru pada diri perempuan atau karena pergeseran sistem nilai yang memungkinkan perempuan meninggalkan rumah. Perubahan ini dapat juga dilihat sebagai tanda permintaan pasar tenaga kerja yang besar atau tanda dukungan kelembagaan yang memberikan jaminan bagi keterlibatan perempuan. Partisipasi ekonomi perempuan terikat pula pada perubahan struktur ekonomi yang telah membuka peluang baru bagi perempuan dalam berbagai pekerjaan. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada pencarian kentungan dan berorientasi global membutuhkan tenaga perempuan untuk menekan biaya produksi. Oleh karena itulah, banyak perempuan zaman sekarang yang bekerja di luar rumah yang terkadang memiliki level atau karier yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Namun Dibalik semua itu, perempuan memiliki suatu “tugas wajib” di dalam kehidupan rumah tangganya. Kodrat mereka sebagai perempuan menuntut mereka untuk bertanggung jawab atas rumah tangganya. Tugas mereka terutama adalah mengurusi keluarga, khususnya terhadap anak-anaknya. Peran perempuan sebagai seorang ibu sangatlah penting dalam membentuk moral serta kepribadian anak sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, meskipun keterlibatan ibu di luar rumah tidak dapat dibendung, dibutuhkan kesadaran tentang perlunya menata rumah tangga yang damai bagi anak.30

DAFTAR PUSTAKAArtikel duik, Kesetaraan Gender versi Islamhttp://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/5kaki.htmlhttp://friscajohar16.wordpress.com/2009/05/24/keterlibatan-perempuan-dalam-ekonomi-dan-keluarga/

ISLAM LIBERAL DI INDONESIAOleh : Diana Qoudarsi (06320149)

Sent by   ezadiva_dq - Jun 24, 2009 (Original Message)

Pemikiran Islam berkembang sesuai dengan perkembangan sejarah manusia dan perkembangan zaman. Karena ada berbagai masalah yang timbul dalam pengaruh pemikiran Islam, sehingga ada kelompok yang berusaha memberikan perubahan terhadap wajah Islam dalam pemikirannya, kelompok ini adalah Islam Liberal.31

Islam Liberal lahir di Indonesia dan mulai aktif pada tahun 2001 yang didirikan di Jakarta, dengan tokoh utamanya ialah Nurcholish Madjid. Dan para anggota Islam Liberal mulai mengembangkan gagasannya dengan istilah Jaringan Islam liberal, yang disingkat dengan JIL. Mereka mulai melakukan kegiatannya melalui diskusi lewat internet. Lalu, mulai melakukan berbagai wawancara dan diskusi-diskusi lainnya, baik melalui media cetak maupun media elektronik.

30 http://friscajohar16.wordpress.com/2009/05/24/keterlibatan-perempuan-dalam-ekonomi-dan-keluarga/31 Yuli Fitriah, Perkembangan Islam Liberal di Indonesia, (jam 10:24, 8 Juni 2009), http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/791

156

Page 28: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Tujuannya yaitu untuk menyebarkan dan memperkenalkan beberapa gagasan atau ide dari pemikiran Islam Liberal tersebut.32

Akar pemikiran Liberal adalah salah satu nama dari ideologi pemikiran Barat, yaitu pemikiran yang memisahkan atau membedakan urusan agama dengan kehidupan (urusan Negara), yang sama dengan pemikiran Sekularisme. Sehingga, sekularisme inilah yang menjadi akar dan sebagai acaun bagi pemikiran liberalisme.33

Pemikiran Islam liberal yang mulai dibawakan di Indonesia tidak selamanya diterima begitu saja oleh kalangan Muslim di Indonesia. Karena sebagian besar umat Muslim di Indonesia, ada yang menunjukkan sikap penolakkan terhadap pemikiran Islam Liberal tersebut. Adapun salah satu yang menolaknya yaitu Hizbut Tahrir terhadap pemikiran Islam Liberal itu. Karena menurutnya, ada suatu ketidakjelasan dari cara dan landasan dalam pemikiran yang sedang dikembangkan oleh Islam liberal ini, bahwa dalam ide atau gagasan yang sedang dikembangkannya tersebut adalah suatu bentuk atau konsepsi asing yang berusaha untuk menghancurkan dan menyesatkan Islam melalui Islam Liberal tersebut. Ini karena, Islam liberal merupakan suatu bentuk pengaruh dari ide-ide pemikiran yang dikembangkan di dunia Barat, sehingga pandangan Islam di Indonesia bertolak belakang dengan pemikiran Islam liberal yang ingin mengembangkan gagasan atau ide pemikiran yang maju, modern, dan bebas.34

Jaringan Islam Liberal (JIL) didirikan sebagai penghubung dan sebagai komunitas organisasi dan para aktivis Islam liberal yang ada di Indonesia, dengan berdiskusi dalam pandangannya secara bebas. Dan jaringan ini juga mengatakan bahwa kebahagiaan itu terletak pada kebebasan.35

Menurut komarudin Hidayat dalam tulisannya di harian Republika (17-18 Juli 2001), dengan judul tulisannya Islam Liberal dan masa depannya, ia mengatakan bahwa tokoh-tokoh Islam liberal adalah Soekarno dan Hatta, yang juga menyerukan sekularisme.36

Soekarno adalah seorang yang sekular. Beliau menyebutkan langkah yang dilakukan oleh Attaturk dalam langkah pemisahan agama dan Negara, adalah kegiatan yang paling modern dan radikal. Beliau pun mengatakan bahwa urusan agama merupakan urusan individu itu masing-masing, dengan tidak menjadikan sebagai urusan Negara, dengan kata lain agama dilaksanakan oleh orang yang mengerjakan agama tersebut.37

Dan Hatta pun adalah seorang sekular. Beliau mengatakan dalam sidang BPUPKI, terdapat 2 paham yaitu, bahwa paham pertama berasal dari golongan agama yang menyarankan bahwa agar Indonesia didirikan sebagai

32 Adian Husaini, M.A dan Nuim Hidayat, Islam Liberal, (Jakarta: Gema Insani, 2002), cet. ke-1, hlm. 4-533 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Akar Sejarah Pemikiran Liberal, (jam 10:02, 2 Agustus 2008), http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiran-liberal/34 Yuli Fitriah, Op.Cit., http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/79135 Kikil, Cerita Panjang Sejarah Islam Liberal, http://www.kikil.org/forum/Thread-cerita-panjang-sejarah-islam-liberal36 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Op.Cit., http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiran-liberal/37 Adian Husaini, M.A dan Nuim Hidayat, Op.Cit., hlm. 38-39

157

Page 29: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Negara Islam, sedangkan paham yang kedua yang berasal dari Mohammad Hatta itu sendiri dengan menyarankan bahwa agar Indonesia yaitu Negara persatuan nasional memisahkan segala urusan agama dengan urusan Negara. Dengan kata lain, bukan Negara menyerahkan segala urusannya pada Islam. Sehingga, ini sama saja dengan paham sekularisme dan liberalisme.38

DAFTAR PUSTAKAAl-Jawi, M. Shiddiq. Akar Sejarah Pemikiran Liberal.

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiran-liberal/Fitriah, Yuli. Perkembangan Islam Liberal di Indonesia. http://karya-

ilmiah.um.ac.id/2009/06/08/index.php/sejarah/article/view/791Husaini, Adian, dan Nuim Hidayat. 2002. Islam Liberal. Jakarta: Gema Insani.

PENGARUH KONSERVATISME PADA ISLAMOleh : Fauziah Shofiyani/06320152

Sent by   so_viey - Jun 23, 2009 (Original Message)

A. Pengertian KonservatismeKonservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai

tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa latin, conservare, melestarikan, menjaga, memelihara dan mengamalkan.39

Sebagaimana yang diketahui arti dari konservatisme adalah filsafat politik yang didukung oleh nilai-nilai tradisional. Dimana pemikiran konservatisme dianggap biang dari segala kebekuan pemikiran, sehingga seseorang yang memiliki pemikiran konservatif tidak akan maju. Apabila pada islam diterapkan pemikiran konservatif maka islam dipandang sebagai agama yang terbatas pemikirannya, kampungan dan irasional. Contohnya pada Negara Indonesia yang sebagaimana ditetapkan oleh fatwa MUI tentang keharaman penggunaan facebook, mereka mengharamkannya facebook karena mengandung kemudharatan. Dimana kemudharatannya adalah apabila facebook tersebut disalah pergunakan. Tapi, menurut saya pengaharaman facebook tersebut merupakan pemikiran irasional, karena apabila fatwa MUI menilai dari segi negatifnya saja sedangkan dari segi positifnya tidak digunakan maka para muslim di Indonesia tidak akan pernah maju menghadapi zaman modern ini dimana teknologi semakin canggihB. Sejarah Konservatisme

Awal abad 11 islam dinasti Abbasiyah di Bagdhad membuka diri dengan aliran Mu’tazilah (liberal), maka islam melahirkan pakar-pakar sains aljabar astronomi dan kedokteran tingkat dunia sementara Eropa yang meninggalkan ajaran nabi Isa dan mengangkat penyembahan “dewi” bunda maria masuk makin dalam ke abad kegelapan. Kemudian, mu’tazilah (liberal) mempertentangkan akal

38 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Op.Cit., http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiran-liberal/39 Id. Wikipedia. Org/wiki/konservatisme

158

Page 30: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dan iman, dan islam memutuskan kembali pada pemikiran konservatif, dengan kemunculan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang kembali pada konservatisme islam. sejak itulah berhentilah kemajuan islam.40

Islam konservatif menjadi ancaman bagi umat islam sendiri, karena islam konservatif membawa perang dan kemunduran. Dimana seseorang makin konservatif, maka dia akan makin beringas dan suka perang. Islam konservatif itu termasuk eksperimen gagal, karena islam konservatif yaitu sebuah pemikiran yang kembali pada primitifisme C. Argumentasi Konservatisme Pada Islam

Menurut Dr. Deliar Noer, mantan ketua umum PB-HMI yang juga pakar politik. Beliau mengingatkan muslim agar bisa meresponi modernisasi secara kreatif, seorang muslim haruslah terlebih dahulu berusaha mengatasi masalah-masalah internal umat islam seperti tradisi mengikuti konsepsi-konsepsi abad pertengahan secara taklid buta serta mengikuti kecenderungan beberapa praktik-praktik sufi. Dalam pandangan Deliar, jika umat islam belum bisa membebaskan diri dari persoalan tradisionalisme dan eksklusivisme dalam berpikir, akan menemui banyak hambatan dalam meresponi modernisasi. Persoalan mendasar yang penting, menurut Deliar adalah bagaimana umat islam dapat berbuat dan berfungsi hingga sampai pada suatu sikap modern dalam menghadapi tantangan zaman, jika umat islam benar-benar yakin bahwa islam selalu sesuai dengan perkembangan zaman.41

Dari pandangan Deliar diatas, dapat diuraikan bahwasannya Deliar mengajak umat islam untuk bersikap positif terhadap perkembangan zaman pada saat ini. Karena dengan terus berkembangnya zaman modern sekarang tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang bertentangan dengan islam. Apabila seorang muslim mempunyai pemikiran konservatif atau tradisional maka umat islam tidak akan bisa berperan atau berfungsi pada zaman modern ini serta tidak akan pernah maju dalam berpikir.

Sedangkan Nurcholish madjid sangat menekankan perlunya apresiasi terhadap tradisi dan intelektual klasik islam yang kaya dimensi, dengan menggunakannya untuk memperkaya wawasan intelektual islam yang baru. Itulah sebabnya ia sangat apresiatif dengan jargon klasik kalangan ulama yang terkenal, yakni “al-muhafazah ‘ala al-qadim al-shalih wa ‘l-akhdl bi ‘l-jadid al-aslah” (memelihara yang lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik).42

Dari ungkapan Nurcholish madjid dapat disimpulkan, bahwa ia menyayangkan kalangan modernis yang pemahamannya terhadap khazanah dan tradisi islam klasik sangat terbatas. Untuk itu ia menghimbau agar para cendikiawan muslim Indonesia bersedia menggali khazanah intelektual muslim masa lalu yang sangat kaya itu. Dalam memproyeksi pemikirannya kepada bangsa Indonesia sebagai nation muslim, ia selalu menekankan perlunya umat islam Indonesia dengan golongan non-islam lainnya mengisi dan memberi makna yang substantive dalam meresponi modernitas. Untuk itu ia mengingatkan perlunya umat islam belajar dari keberhasilan bangsa-bangsa barat dan bangsa-bangsa

40 http://groups.yahoo.com/group/apakabar/41 M. Syafe’i Anwar, pemikiran dan aksi islam Indonesia, 1995, hal: 41 42 Ibid, hal: 218

159

Page 31: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

lainnya. Bangsa-bangsa tersebut, dapat berhasil dan sukses karena mengembangkan etos kerja yang dilandasi dengan spirit dan etika keagamaan yang mendukung kepada modernitas dan kemajuan.

Ide-ide tradisional sangat dikondisikan oleh peran sentral yang dimainkan oleh teks-teks Al-Qur’an maupun hadist-hadist nabi. Sebagaimana kaum muslim menganggap Al-Qur’an dan hadist tidak dapat berubah dan dianggap sebagai pedoman bagi tindakan masa kini. Bagaimanapun, semua tradisi diciptakan melalui praktik bersama, yang secara dan sadar dapat dimodifikasi, dan dimanipulasi dibawah penyamaran yang merujuk pada praktik sah terdahulu. Termasuk yang lebih signifikan adalah bahwa kondisi politik dan ekonomi yang berubah dapat mengubah makna dan signifikansi ide-ide, pergerakan, identitas social dan personal, dan susunan kelembagaan institusional. Ini dapat terjadi meskipun para pendukung ide-ide itu tidak sepenuhnya menyadari sifat hakiki dari perubahan tersebut.43

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwasannya pemikir tradisional menghasilkan ide-ide dengan menggunakan Al-Qur’an dan hadist sebagai pedoman tindakan masa kini. Tetapi dengan terus berkembangnya zaman, seorang muslim juga perlu mengimbangi segala sesuatu yang berkembang pada zaman modern sekarang baik berperan dalam politik, ekonomi maupun teknologi yang semakin canggih, asalkan tidak menyimpang dari ajaran syari’ah. Apabila seorang muslim hanya terpaku pada ajaran tradisional saja, maka dia tidak akan bisa berpikir lebih maju, sedangkan kita hidup pada zaman modern.

Apabila suatu pemerintahan menjadi sebuah pemerintahan konservatif, maka pemerintahan tersebut akan gagal menjadi pemerintahan yang berhasil. Karena keterbatasannya dalam berpikir serta mengancam suatu Negara yang memiliki karakter plural dan toleran. Pada suatu Negara tidak hanya ada satu agama tetapi bermacam-macam agama, apabila dalam suatu Negara menggunakan pemikiran konservatif maka pada Negara tersebut akan terus terjadi peperangan antar agama, karena saling membenarkan ajaran sesama agama serta tidak adanya rasa toleran terhadap antar agama. DAFTAR PUSTAKA

Id. wikipedia. Org/wiki/konservatisme Piscatori, James. 1998, “Ekspresi Politik Muslim” Bandung. MIZAN. Anwar, syafe’i. 1995, “Pemikiran Dan Aksi Islam Indonesia” Jakarta.

PARAMIDA. http://groups.yahoo.com/group/apakabar/

ISLAM DAN FUNDAMENTALISME PROGRAM SOSIAL PARTAI FUNDAMENTALIS

Oleh : Fify Fikriyah ( 06320153 )Sent by   afkariyah - Jun 24, 2009 (Original Message)

1. Pendidikan43 James Piscatori. Ekspresi Politik Muslim, 1998, hal: 41

160

Page 32: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Panduan Teoretis, Secara teoritis dapat dikatakan bahwa pandangan-pandangan dasar fundamentalisme yang cenderung menafsirkan doktrin secara literalis dan pandangannya yang pesimis terhadap pluralisme mempengaruhi program mereka dalam bidang pendidikan. Penggunaan symbol-simbol formal dan distinktif oleh tokoh-tokoh fundamentalisme, membawa mereka untuk memberi sebutan “Islam” kepada system pendidikannya. Komitmen yang kuat kepada nilai-nilai keagamaan, mendorong partai fundamentalisme pada umumnya untuk memberikan keutamaan kepada pendidikan agama. Penafsiran yang cenderung literalis dalam menafsirkan doktrin juga mempengaruhi system pendidikan dan kurikulum pendidikan antara pelajar laki-laki dan wanita. Kita akan melihat rumusan teoretis ini dalam kasus empiris, yaitu program bidang pendidikan yang dirumuskan oleh Jama’at Islami.

Jama’at Islami dan Pendidikan Jama’at Islami, merencanakan agar pendidikan di Pakistan didasarkan kepada “ideologi Islam” dan dirumuskan ke dalam “system pendidikan Islam” yang akan berlaku di seluruh propinsi di Negara itu. System pendidikan Islam itu dimaksudkan untuk mempersiapkan warganegara menjadi manusia yang “beriman dan bertaqwa”, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan.44 Jama’at Islami merencanakan agar pendidikan dasar dibuka secara luas di Pakistan untuk memberantas buta-huruf di Negara itu. Ia juga menyusun program pendidikan gratis bagi semua warga Negara, setidaknya sampai ke tingkat pendidikan menengah. Pada tingkat pendidikan tinggi, Jama’at Islami menginginkan adanya “kebebasan mimbar akademis”.45 Sejalan dengan pandangan dasar fundamentalisme, Jama’at Islami menolak sistem pendidikan ko-edukasi yang diwariskan oleh pemerintah colonial Inggris. Jama’at Islami menghendaki pendidikan di Pakistan dipisahkan antara murid laki-laki dan murid perempuan dengan kurikulum yang berbeda. Kurikulum sekolah-sekolah khusus wanita lebih difokuskan pada tugas utama seorang wanita menurut pandangan partai itu,yaitu mengurus rumah tangga. Pendidikan agama Islam diwajibkan kepada murid-murid beragama Islam pada semua sekolah-sekolah, baik sekolah pemerintah atau pun sekolah swasta. Murid-murid non Muslim tidak akan diberi pendidikan agama menurut agama yang dianutnya. Kepada murid-murid itu akan diajarkan “pendidikan etika” untuk menggantikan pendidikan agama.46 Program Jama’at Islami yang berkaitan dengan pendidikan ini tidak memerinci sikap partai itu terhadap keberadaan dua jenis pendidikan di Pakistan yang diwarisi sejak zaman penjajahan. Yaitu “pendidikan sekular” dan “pendidikan agama”. Dengan demikian, tidak diketahui secara pasti adakah partai itu menghendaki dua jenis pendidikan itu tetap dipertahankan, atau kedua –duanya akan disatukan dengan kurikulum yang sebanding antaa pendidikan “sekuler” dengan “pendidikan agama”. Realitas menunjukan bahwa sekolah-sekolah “sekular” warisan inggris pada umumnya dikelola oleh lembaga misi Kristen. Sekolah-sekolah “agama” pada umumnya dikelola oleh badan-badan swasta Islam. Terhadap sekolah-sekolah yang dikelola oleh lembaga misionaris,program Jama’at Islami bersifat tegas. Mereka menghendaki agar pemerintah Pakistan menasionalisasikan

44 Maududi, 1958. Manifesto Jama’at Islami, Manshoora,Lahore.45 Ibid.46 Ibid

161

Page 33: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

sekolah-sekolah itu.47 Sikap tegas ini sesuai dengan pandangan-pandangan dasar fundamentalisme yang bersikap negatif terhadap pluralisme. Dilihat dari perspektif ini, sikap Jama’at Islami itu bias dipahami, karena sekolah-sekolah yang dikelola misionaris memang bermaksud untuk menyebarkan dakwah agama itu kepada penduduk-penduduk Islam. Sedangkan murtad (keluar dari agama Islam) menurut konsepsi fundamentalisme termasuk ke dalam tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati.

2. KebudayaanPanduan Teoretis, Sejalan dengan kecenderungan umum

fundamentalisme untuk mementingkan simbol-simbol distinktif, sikap nya yang negative memandang pluralisme, dan semangatnya yang anti Barat, program partai fundamentalis yang berhubungan dengan kebudayaan dipengaruhi oleh pandangan-pandangan itu. Menghadapi realitas empiris yang ditandai oleh pluralisme, partai fundamentalis menolak berkompromi. Mereka menghendaki terwujudnya “Kebudayaan Islam”. Sikap anti Barat, dikemukakan dalam bentuk kecaman terhadap kebudayaan Barat yang dianggap sebagai “jahiliyyah”. Tetapi partai fundamentalisme gagal untuk merumuskan suatu konsepsi “kebudayaan Islam” secara terperinci. Kita akan lihat bagaimana program kebudayaan ini dikemukakan oleh Jama’at Islami.

Jama’at Islam dan Kebudayaan. Jama’at Islami tidak mengajukan rencana khusus dalam bidang kebudayaan. Mawdudi hanya menyebutkan bahwa Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, termasuk juga kebudayaan. Jama’at Islami hanya menyebutkan bahwa kebudayaan Pakistan adalah “kebudayaan Islam”. Pengembangan kebudayaan Negara itu harus berdasarkan kepada ajaran Islam sebagai “ jalan hidup”. Apa yang diketengahkan oleh Mawdudi dalam berbagai tulisannya adalah kecaman-kecamannya kepada berbagai jenis musik dan film-film impor dari Barat yang ditudingnya merusak moral rakyat Muslim.48

Mawdudi juga menyatakan bahwa kebudayaan Barat yang diperlihatkan dalam film-film yang ditayangkan di Pakistan sebagai bagian dari “Kebudayaan Jahiliyyah”, yang menonjolkan unsur-unsur Kriminal dan Kekerasan. Namun demikian, Maududi tidak memerinci apa yang dimaksudnya dengan “kebudayaan Islam” yang harus dijadikan kebudayaan Pakistan itu. Ini sekali lagi menunjukkan kecenderungan umum kaum fundamentalisme yang sering mengecam sesuatu, tetapi tidak memberikan alternative gagasan yang terperinci, kecuali mengemukakan sesuatu dengan menonjolkan symbol distinktifnya. Realitas menunjukan bahwa Pakistan merupakan Negara multi etnik meskipun mayoritas Muslim dengan bahasa dan adat istiadat yang berbeda. Perbedaan antara etnik Bengali di Pakistan Timur dengan empat etnik utama di Pakistan Barat, cukup penting pada dataran kebudayaan. Maududi memang seringkali mengecam bahasa dan kebudayaan Bengali yang menurutnya amat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Tetapi suatu proram praktis untuk membangun kebudayaan Pakistan yang “berdasarkan Islam” belum juga dikemukakan oleh Jama’at Islami. Dari segi

47 Ibid48 Mawdudi, Purdah And The Status of Woman In Islam. Lahore : Islamic Publication, Cetakan ulang, 1990, hlm. 78-79

162

Page 34: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

bahasa, sikap Jama’at Islami cukup jelas. Mereka menghendaki bahasa Urdu yaitu bahasa intelektual keagamaan Islam di Asia Selatan menjadi bahasa nasional Pakistan, walaupun pandangan itu ditentang keras oleh etnik Bengali.49

3. Status Kaum WanitaPanduan Teoretis, Pandangan-pandangan dasar fundamentalisme

khususnya corak penafsiran literalis terhadap doktrin, nampak jelas pengaruhnya terhadap pandangan mereka tentang status kaum wanita. Tokoh-tokoh fundamentalis berpendapat bahwa kedudukan wanita dalam Islam tidak setaraf dengan kaum laki-laki. Pandangan seperti itu mempengaruhi program partai fundamentalis. Mereka membatasi keterlibatan wanita dalam bidang sosial dan politik. Kita akan melihat bagaimana rumusan program Jama’at Islami yang berhubungan dengan aspek ini.

Jama’at Islami dan Status Kaum Wanita. Jama’at Islami dengan tegas menolak paham “persamaan status kaum pria dan kaum wanita”, dan menuduhnya sebagai paham sekular yang diimpor dari dunia Barat. Baik secara psikologis maupun secara fisik, menurut Mawdudi, laki-laki lebih kuat dari wanita.50

Pandangannya ini didasarkan kepada salah satuayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perkawinan, yaitu “lelaki mempunyai kedudukan satu tingkat di atas wanita”.51 Mawdudi menerjemahkan ayat Al-Qur’an di atas menjadi “lelaki mempunyai kedudukan satu derajat lebih tinggi dari wanita” dalam konteks yang umum. Berdasarkan ayat ini pula ia berpendapat bahwa “kedudukan dan tanggung jawab kaum laki-laki dan wanita dalam sistem sosial Islam” adalah berbeda. Lapangan tugas kaum wanita adalah khusus mengurus rumah tangga,melayani suami dan mendidik anak-anak. Sebab itu, Jama’at Islami menegaskan bahwa wanita hanya boleh keluar rumah untuk keperluan-keperluan tertentu saja yang dirasakan “amat penting”. Untuk ke luar rumah, seorang wanita wajib memakai purdah dan dijaga oleh suami atau muhrim (anggota keluarga dekat) wanita bersangkutan.52 Sesuai dengan tugas utama kaum wanita seperti dikemukakan diatas, Jama’at Islami menentang kaum wanita bekerja di sector public seperti menjadi karyawati perkantoran, pegawai perkantoran dan birokrasi pemerintahan. Wanita juga tidak dibenarkan aktif dalam dunia politik, karena bidang itu adalah lapangan aktivitas “kaum pria”. Karena itu, mencalonkan seorang wanita dalam pemilihan umum “secara mutlak bertentangan dengan jiwa dan semangat Islam”. Hal seperti itu “hanya meniru apa yang berlaku di dunia Barat”.53 Namun demikian ketika program Jama’at islami ini diprotes olh wanita Liga Muslim, Mawdudi merubah sikapnya ke arah yang lebih moderat. Menurutnya, untuk menjamin partisipasi politik kaum wanita, maka perlu diadakan “parlemen khusus” yang seluruh anggota-anggotanya adalah wanita, di samping “parlemen” yang anggota-anggotanya laki-laki.54 Tetapi bagaimana prosedur pembentukan “parlemen khusus” wanita itu, apa hak dan kewajibannya, dan bagaimana 49 Manifesto Jama’at Islami (1958)50 Mawdudi, Purdah And The status of Woman In Islam, hlm.14651 Al-Qur’an, Surah al-Nisa/4:34. Lihat Maududi, Purdah And The Status of Woman In Islam, hlm.14452 Mawdudi, Purdah And The Status of Woman In Islam, hlm. 145-147.53 Mawdudi, Islamic Law And Constitution, hlm.32254 Ibid

163

Page 35: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

mekanisme kerjanya dengan parlemen yang anggotanya laki-laki, Mawdudi tidak menjelaskannya. Lagi-lagi, fakta ini sesuai dengan sikap tokoh-tokoh fundamentalis pada umumnya, yang cenderung memandang suatu persoalan secara simplitis, dan berhenti pada tingkat pemaparan suatu pandangan dalam garis besar tanpa memberikan perinciannya.

4. Rumusan Program SosialPerbincangan tentang program sosial partai modernis dan fundamentalis di

atas, telah menunjukkan bahwa program-program itu memang dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dasar modernisme dan fundamentalisme. Faktor-faktor lingkungan di mana partai-partai itu bergerak juga memainkan peranan yang penting. Dengan demikian, program-program sosial yang dirumuskan itu merupakan manifestasi dari pandangan-pandangan dasar aliran yang dianut dan sekaligus juga sebagai respons terhadap tantangan-tantangan sosial yang terjadi dalam situasi yang konkret. Apa yang dirumuskan dalam program dan apa yang dilakukan sehubungan dengan program itu, mempunyai “rasionalitas” sendiri, baik bagi partai modernis maupun partai fundamentalis. Program –program yang dikemukakan dan tindakan-tindakan yang dilakukan sehubungan dengan program itu secara subyektif menjadi “rasional” bagi tokoh-tokoh yang melakukannya. Rasionalitas itu terletak pada kesesuaian antara pandangan –pandangan dasar aliran dengan apa-apa yang dipikrkan dan dilakukan. Karena, apa yang dipikirkan (program) dan apa yang dilakukan adalah juga pilihan-pilihan dari berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan tertentu yang dipandang sejalan dengan pandangan-pandangan dasar yang dianut oleh aliran-aliran itu. Perbincangan tentang program partai modernis dan fundamentalis seperti tampak dalam kasus Masyumi dan Jama’at Islami diatas menunjukkan perbedaan cukup penting mengenai program mereka di bidang social, khususnya dalam aspek pendidikan, kebudayaan dan status kaum wanita. Bagi partai modernis seperti Masyumi, simbl-simbol “Islam” tidak mesti disebutkan secara tegas untuk menanamkan system pendidikan yang dirumuskannya. Apa yang penting bagi mereka adalah rumusan itu telah mencerminkan kehendak-kehendak Islam dalam aspek itu. Partai modernis menghendaki pendidikan agama menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah. Pendidikan agama harus diberikan menurut agama yang dianut murid-murid yang bersangkutan. Tetapi ketika program ini diprotes oleh partai –partai lain dalam Parlemen, Madyumi akhirnya bersedia kompromi. Masyumi memang kurang puas dengan hasil kompromi itu, tetapi secara realistis mereka menerimanya sebagai hasil maksimum yang dapat dicapai pada suatu masa tertentu.

Dalam program kebudayaan, partai modernis seperti diperlihatkan oleh Masyumi, bersikap longgar dan terbuka untuk menerima keberagaman corak kebudayaan dan kesenian. Satu-satunya pembatasan dalam pengembangan kebudayaan adalah “selama ia tidak bertentangan dengan dasar-dasar doktrin Islam”. Yang dibina diatas keberagaman yang ada. Dalam program kewanitaan, partai modernis, seperti ditunujkkan dalam kasus Masyumi, bersikap agak “liberal” dalam menafsirkan status kaum wanita, menurut partai modernis, secara social, politik dan ekonomi, kedudukan kaum wanita adalah sama dengan kaum laki-laki. Karena itu partai modernis memberikan kesempatan yang luas kpada

164

Page 36: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

wanita untuk bekerja di sector public dan menduduki jabatan-jabatan sipil. Secara teoritis, seorang wanita boleh menjadi Presiden atau Perdana Menteri.

Partai fundamentalis seperti diperlihatkan dalam kasus Jama’at Islami merumuskan program social mereka dan melakukan tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan program itu, dengan cra yang berbeda disbanding partai modernis seperti diperlihatkan oleh Masyumi. Dalam bidang pendidikan, Jama’at Islami mementingkan symbol distinktif, yaitu menamakan system pendidikan yang dicanangkannya sebagai “system pendidikan Islam”. Partai fundamentalis juga tidak mau berkompromi dengan realitas di bidang pendidikan. Mereka menolak system pendidikan ko-edukasi. Pelajar lelaki dan perempuan dipisahkan dalam sekolah yang berlainan, dengan kurikulum pendidikan yng juga berlainan. Partai fundamentali, seperti ditunjukkan dala studi tentang Jama’at Islami tidak memperlihatkan ketegasan sikap terhadap dua jenis pendidikan yang sudah ada, yaitu “pendidikan sekular” dan “pendidikan agama”. Di bidang kebudayaan, sejalan dengan pesimisnya memandang pluralisme, ,mementingkan symbol-simbl distinktif Islam dan sikapnya yang anti Barat, partai fundamentalis mencanangkan pembentukan suatu “kebudayaan Islam”. Konsep “kebudayaan Islam” yang bersifat distinktif itu dikemukakan sebagai reaksi terhadap apa-apa yang terjadi, baik itu berupa “kebudayaan Barat” ataupun pluralisme budaya yang ada dalam masyarakat. Partai fundamentalis tidak memerinci konsep “kebudayaan Isla” yang dicanangkannya akan diwujudkan itu. Program partai fundamentalis yang berhubungan status kaum wanita juga menunjukkan perbedaan yang cukup penting dengan program partai modernis. Partai modernis bersikap fleksibel, bahkan cenderung “liberal”. Partai fundamentalis cenderung bersikap “konservatif”. Partai fundamentalis tegas berpendirian bahwa kedudukan kaum wanita tidak setaraf dengan kaum laki-laki. Kedua jenis itu masing-masing mempunyai tugas dan kewaiban yang berbeda. Pemusatan kegiatan kaum wanita adalah mengurus rumah tangga. Oleh karena itu, partai fundamentalis seperti diperlihatkan dalam kasus Jama’at Islami, cenderung membatasi aktivitas social,ekonomi dan politik kaum wanita, bahkan untuk ke luar rumah pun, kaum wanita harus dikawal oleh suami atau muhrimnya. DAFTAR PUSTAKA

IhzaMahendra, Yusril. 1999. Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik Islam. Jakarta : Aramidana

Muhaimin. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta : Prenada Media

Abd Hakim, Atang. Mubarok, Jaih. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sagiv, David. Islam Otentisitas Liberalisme. LKiS Yogyakarta: 1997

ORIENTALIS TERHADAP ISLAM LIBERALISMEOleh : Muhammad Hilman/06320162

Sent by   ca_ail.mtv27 - Jun 24, 2009 (Original Message)

165

Page 37: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Suatu ilmu pengetahuan tentang ketimuran atau tentang budaya timur yang biasa dipelajari oleh orang-orang non-arab baik dari segi bahasa agama, sejarah,adat dll. Setiap orang yang mempelajari ilmuan barat segala sesuatu tentang ketimuran itu disebut orientalis.Disini akan mengulas sedikit tentang sejarah dan munculnya orientalis dengan tujunannya terhadap islam liberal. Orientalis sudah ada pada saat orang kristen sedang mengumpulkan berbagai ilmu diberbagai daerah dan dibantu oleh beberapa pendeta geraja dekat kota toledo kemudian mempelajari Alquran dan menterjemahkan dalam bahasa mereka lalu berguru pada para ulama-ulama diAndalusia khususnya berbagai ilmu filsafat kedokteran dan matematik belajar. sampai abad 18 menjajah negeri islam dengan sejumlah ilmuan barat banyak yang menjadikan kajian tentang dunia timur.

Setelah munculnya orientalis dari berbagai faktor agama kolonialisme politik dan faktor keilmuan sehingga orientalis berkembang dan mempunyai misi yang sama dengan misionarisme yaitu dua pekerjaan yang memiliki satu tujuan seperti memusnahkan islam.55

Pengaruh Kristen Orientalis Terhadap Islam LiberalJIL alias Jaringan Islam Liberal merupakan kelompok atau komunitas

intelektual Islam yang dalam beberapa hal memiliki pemikiran yang liberal dan sekuler atau biasa juga disebut berbeda. Terutama menyangkut pemikiran ke Islaman yang oleh kalangan Islam tradisional atau juga modern diyakini merupakan sesuatu yang sudah baku. Misalnya soal sekularisasi, otentisitas Al Our;an ada tidaknya syariat Islam, termasuk juga soal teologi atau keTuhanan, JIL membongkar keyakinan yang telah diyakini selama ini oleh kaum Muslim pada umumnya dengan pemikiran pemikiran yang liberal.

Dalam bagian lain, JIL terlalu lepas kendali. Ia telah terpengaruh oleh pemikiran kaum Kristen dan orang orientalis yang memang telah lama mendorong sekularisasi.

Dan sekularisasi merupakan gagasan yang sentral bagi kelompok Islam Liberal yang dikomandoi oleh Ulil Abshor Abdalla ini. Pemikiran yang dikembangkan kelompok JIL ini memang telah lama dikembangkan oleh orang orientalis Barat dan misionaris Kristen yang kemudian kini dilakukan dalam proses sekularisasi dan liberalisasi Islam. Pembongkaran akar-akar ajaran Islam seperti dokonstruksi Al Qur’an dan tafsirnya merupakan pemikiran yang telah memasuki wilayah sensitive dalam keyakinan Islam. Dan JIL melakukan hal itu. Demikian antara lain apa yang terungkap dalam buku berjudul Pengaruh Kristen Orientalis terhadap Islam Liberal yang ditulis oleh Adnin Armasm,MA ini. Buku ini menampilkan hasil dialog yang dilakukan oleh penulisnya, Adnin Armas, terhadap para aktivis JIL seperti Hamid Basyaib, Taufiq Adnan Amal dan juga Lutfi As Syaukanie, termasuk Ulil Abshor Abdalla dalam sebuah mailing list. Selain memuat dialog hal-hal yang sensitive masalah Islam, buku ini juga menampilkan makalah dan wawancara mengenai pemikiran yang pernah dimuat dalam situs kelompok JIL. Agenda masa depan Islam Liberal JIL, teologi untuk

55 Htt://abunahidh.multiply.com/jurnal/item/32

166

Page 38: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

negara modern, Islam dan keharusan sekularisasi serta pemahaman Islam kaffah, diungkap tuntas dalam buku panas ini. 56

Tujuan paham orientalis terhadap islam adalah1. Tujuan Agama adalah melihat agama Islam mempunyai kekuatan dan

magnet yang besar untuk dapat dianut orang Kristen. Maka karena kedengkiannya, para pemuka Kristen melancarkan orientalisme guna menjelek-jelekkan Islam (tasywih al-Islam) agar orang-orang Kristen menjauhkan diri dari Islam (tanfir al-nashara min al-islam).

2. Tujuan Ilmiah : Orang-orang Eropa yang mulai bangkit di abad ke-16 membutuhkan banyak inspirasi untuk kebangkitannya. Karena itulah, mereka mengkaji berbagai penemuan ilmiah yang ditemukan kaum muslimin dalam berbagai bidang pengetahuan. Ketika orang-orang Barat mengkaji suatu bidang ilmu yang sudah lebih dulu diterjuni intelektual muslim, dapat dipastikan mereka lalu menerjemahkan kitab-kitab kaum muslimin itu, dan mengadopsi kandungannya.

3. Tujuan Ekonomi : Pada saat Eropa mengalami kebangkitan ilmiah, pemikiran, dan industri, mereka membutuhkan bahan-bahan mentah bagi industrinya dan sekaligus membutuhkan pasar-pasar baru untuk menjual produksinya yang melimpah. Dari sinilah, negeri-negeri Islam seperti negeri-negeri Arab, Afrika Utara, dan Asia, merupakan sasaran empuk bagi mereka. Karena itulah, mereka harus mempelajari negeri-negeri Islam ini dengan mempelajari agama penduduknya, politiknya, budayanya, perekonomiannya, dan lain-lain, agar Barat tahu bagaimana cara berinteraksi (baca : menjajah) umat Islam

4. Tujuan Politik : Orientalisme tidak dapat secara polos kita anggap terpisah dari imperialisme Barat. Bahkan keduanya saling menunjang satu sama lain. Orientalisme adalah pelayan imperialisme. Para orientalis memasok berbagai informasi kepada para penjajah berupa informasi keagamaan, bahasa, politik, ekonomi, sejarah, budaya, kekayaan alam, dan sebagainya dari negeri yang hendak dijajah.

5. Tujuan Budaya : Penyebaran budaya Barat (ats-tsaqafah al-gharbiyah) merupakan salah satu tujuan utama orientalisme. Di negeri-negeri Arab, misalnya, kaum orientalis berusaha menyebarkan bahasa-bahasa Eropa, seperti bahasa Inggris dan Perancis. Sebaliknya, mereka berusaha memusnahkan bahasa Arab yang fasih (fush-hah). Orientalis juga menyebarkan berbagai paham Barat, seperti nasionalisme dan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) di negeri-negeri Islam.

Pengaruh-Pengaruh Orientalisme Aktivitas orientalisme yang dilakukan di negeri-negeri Islam tentu saja menimbulkan berbagai dampak atau pengaruh yang sangat buruk dan mengerikan. Di antaranya :1. Pengaruh Aqidah : di antara pengaruh orientalisme, adalah pengaruh di bidang aqidah, yaitu lahirnya generasi sekuler, baik di kalangan intelektual,

56.Armas, Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal : Dialog Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal, (Jakarta : Gema Insani Press), 2003

167

Page 39: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

pemerintah, militer, maupun orang awam di Dunia Islam. Mereka semuanya menjadi satu arus dan trend yang meneriakkan pemisahan agama dari kehidupan, atau yang dalam bahasa Arab disebut al-‘ilmaniyah (tepatnya : as-sikulariyah). Padahal aqidah ini sangat bertolak belakang dengan Aqidah Islam, sebab Aqidah Islam terikat (bukan terpisah) dengan segala bidang kehidupan, dengan seperangkat hukum-hukum Syariahnya. Pengaruh lainnya, adalah merebaknya kecenderungan terhadap ide-ide marjinal yang menyimpang dari Aqidah Islam, seperti tashawwuf Ibnu ‘Arabiy (Wihdatul Wujud) yang mendapat perhatian khusus dari kalangan orientalis.  2. Pengaruh Sosial : Kaum orientalis karena didorong kebenciannya terhadap Islam dan umat Islam, berusaha mencari faktor yang dapat merusak soliditas masyarakat muslim. Contohnya, di Aljazair, orientalis menghapuskan kepemilikan umum (atas tanah publik) yang akhirnya membuat terpecah belahnya beberapa kabilah. Padahal sebelumnya mereka hidup rukun dan damai dengan konsep kepemilikan umum yang ada dalam ajaran Islam.  Pengaruh sosial lainnya adalah terancamnya keutuhan keluarga,  karena kaum orientalis menaruh perhatian besar pada ide-ide gender dan feminisme yang membodohi sekaligus memprovokasi kaum muslimah untuk memberontak terhadap hukum-hukum Islam tetang pengaturan keluarga (misalnya masalah ketaatan kepada suami, nafkah, dan hak cerai).  3. Pengaruh Politik-Ekonomi : Orientalis misalnya mempropagandakan

sistem demokrasi dan dikatakannya sebagai sistem politik paling ideal untuk umat manusia. Pada saat yang sama, mereka menyerang dan menjelek-jelekkan sistem politik Islam,

Pengaruh Budaya-Pemikiran (tsaqofiyah-fikriyah) : Sungguh kaum orientalis telah memetik kemenangan besar di bidang budaya dan pemikiran di Dunia Islam. Buktinya, cara pandang atau perspektif orientalis telah menjadi sumber pemahaman bagi umat untuk memahami Islam, setelah sebelumnya umat Islam hanya menggunakan cara pandang dari Al-Qur`an dan As-Sunnah, menurut tuntunan para ulama muslim. Umat Islam kini meyakini demokrasi, sebagai ganti dari keyakinan terhadap sistem politik Islam (Khilafah). ). 57

Penutup Itulah sekilas tentang orientalisme. Yang kami tulis ini tentu hanya sekelumit saja, di tengah sekian banyak literatur cerdas yang menerangkan bahaya orientalisme yang sudah semestinya kita waspadai. Jangan terlalu polos dan lugu, karena orientalis mempunyai tujuan yang tidak dibenarkan oleh islam, yaitu antara lain : Pertama, menjelek-jelekkan Islam serta membuat umat Islam ragu dan sesat terhadap ajaran Islam. Kedua, memaksakan dominasi Barat atas umat Islam dan melegitimasi dominasi ini dengan studi-studi dan teori-teori yang diklaim ilmiah dan objektif; dan Ketiga, mendesakkan klaim bahwa Barat yang Kristen memiliki keunggulan ras dan budaya di atas umat Islam. (Lihat Muthabaqani, Al-Istisyraq, hal. 4).

Dengan menganggap kajian orientalis adalah objektif dan ilmiah. Perluaslah wawasan! Bersikap kritislah terhadap orientalisme. apa yang kami tulis ini 57 http://www.waspadailah.com/read/dialog-interaktif-dengan-aktivis-jil/

168

Page 40: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

barangkali dapat sedikit memberikan inspirasi mengenai apa yang kiranya perlu dibaca untuk mendalami masalah ini. Kami ingin menutup uraian sederhana ini dengan mengutip ayat dan hadits yang memberi pedoman kepada umat Islam, hendaknya mereka tidak mengikuti kaum orientalis yang kafir. Allah SWT berfirman (artinya) :

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS Al-Baqarah [2] : 120) Rasulullah SAW bersabda :

“Sungguh kamu akan mengikuti jalan-jalan [hidup] orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kamu pun akan mengikuti mereka. Para sahabat bertanya,”Apakah mereka orang Yahudi dan Nasrani?” Rasul SAW menjawab,”Siapa lagi?” (HR Bukhari dan Muslim).DAFTAR PUSTAKAArmas, Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal : Dialog

Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal, (Jakarta : Gema Insani Press), 200

http://www.waspadailah.com/read/dialog-interaktif-dengan-aktivis-jil/Htt://abunahidh.multiply.com/jurnal/item/32

BUDAYA KEKERASAN DAN KEKERASAN AGAMAOleh Iffah Kamaliyah (063 20155)*

Sent by   melly_unyun - Jun 24, 2009 (Original Message)

Kekerasan-identik dengan golongan fundamentalisme yang bertindak radikal, betapa tidak mereka yang menganut paham ini selalu berfikir dasar. Sehingga dalm menganalisa persoalan tanpa tafsir. Istilah tersebut murni datang dari Islam ataukah istilah kaum orientalis untuk merancukan pemahamn umat terhadap Islam? catatan ringkas dibawah ini berusaha untuk menguak tabir yang selama ini menyelubungi makna fundamentalisme Memasuki milenium abad ke-21, Indonesia negeri tercinta ini mengalami perubahan atas pengaruh ini, fenomena tersebut bersentuhan dalam konteks sosial-politik-ekonomi-seni-budaya dan agama.

Kasus penganiyaan terhadap kyai yang dilakukan Komando Laskar Islam (KLI) dan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) 1 Juni 200858 sungguh menghentakkan bangsa ini. Sangat disayangkan, organisasi yang mengatasnamakan agama sebagai ideologi melakukan tindakan anarki dan kekerasan. Oleh publik awam, agama dianggap berada di balik aksi nan anarkistis tersebut.

Agama yang sesungguhnya memiliki arti sangat ideal sebagai perekat tali persaudaraan ternyata berbalik arah menjadi alat legitimasi perilaku yang amat menakutkan dan mengerikan. Dalam konteks ini, siapa yang sebenarnya 58 Okezone, Jum'at, 6 Juni 2008 - 10:04 wib

169

Page 41: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

bertanggung jawab atas aksi kekerasan tersebut? Agama ataukah para penganutnya yang melakukan tindak kekerasan? Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan dan memperbolehkan kekerasan, termasuk di dalam Islam. Agama hadir untuk menciptakan perdamaian di dunia. Fundamentalisme agamalah yang selama ini disebut sebagai akar kekerasan. Dalam perjalanan sejarah yang panjang, agama ditumbuhi fenomena fundamentalisme.

Publik-masyarakat luas sepakat bahwa aliran yang menganggap adanya nabi setelah Muhamad SAW merupakan aliran yang sesat harus ditertibkan, tetapi hal ini banyak yang menyayangkan atas tindak kekerasan ini karena menimbukan citra negative atas islam. Dalam al-Quran jelas ditegaskan bahwa segala mereka yang telah kami berikan Al-Kitab, baik dari golongan Yahudi, maupun dari Nasrani, mengakui bahwa Al-Qur’an itu Haq yang diturunkan dari sisi Allah, melengkapi cahaya dan petunjuk dan kitab-kitabnya mengandung basjarah dan petunjuk tentang kenabian muhamad yang tidak tesembunyi lagi nama-nama di masa Al-Qur’an sedang diturunkan59.

Indiksi adanya “Budaya Kekearasan” di tengah masyarakat, tampak menjadi panorama sosial yang tidak mudah dicari jalan keluarnya. Terlebih lagi, jika berkaitan dengan masalah-masalah hukum publik, hak asasi manusia (HAM) dan persoalan agama. Jangan jadikan masyarakat luas menjadi korban sosial dengan memperdagangkan agama.Kekerasan Agama

Dalam bukunya yang berjudul Kekerasan Agama Tanpa Agama, Thomas Santoso mengatakan bahwa menurut pendapat para ahli biologi, fisiologi, dan psikologi, manusia melakukan kekerasan karena kecenderungan bawaan (innate) atau sebagai konsekuensi dari kelainan genetik atau fisiologis. Kelompok pertama (ahli biologi) meneliti hubungan kekerasan dengan keadaan biologis manusia, namun mereka gagal memperlihatkan faktor-faktor biologis sebagai penyebab kekerasan. Juga belum ada bukti ilmiah yang menyimpulkan bahwa manusia dari pembawaannya memang suka kekerasan.60

Kekerasan politik-agama dalam kerusuhan dipengaruhi secara bersamaan oleh tekanan struktur sosial yang meghimpit mereka dalam kehidupan sehari-hari akibat perlakuan yang tidak adil, tidak jujur, serta motivasi dan kepentingan pribadi yang bersangkutan. Akumulasi kemarahan dan frustasi di tengah kehidupan sehari-hari, di samping emotional illiteracy (buta emosi) dan ketidakmampuan mengekspresikan emosi secara cerdas serta cara yang ditempuh ternyata tidak membuahkan hasil, telah dibelokkan menjadi kekerasan massa (deflected aggression) terhadap sasaran-sasaran utama yang sudah ditentukan sebelumnya (precipitating factor)61

Agama semestinya tidak menimbulkan kekerasan. Namun fakta menunjukkan bahwa agama dapat menimbukan kekerasan apabila berhubungan dengan faktor lain, misal kepentingan kelompok/nasional atau penindasan politik. Agama dapat disalahgunakan dan disalaharahkan baik dari sisi eksternal maupun

59 Ash-Shiddieqy, I.M. M. Husbi, Prof. Tafsir Al-Qur’an. 1964. Bulan Bintang, hal:860 Thomas Santoso, Kekerasan Agama Tanpa Agama, (Jakarta: Pustaka Utan Kayu, 2002), hlm. 161 Ibid, hlm 4

170

Page 42: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

internal. Dari sisi eksternal, agama profetik (kenabian) seperti Islam dan Kristen, cenderung melakukan kekerasan segera setelah identitas mereka terancam.

Dari sisi internal, agama fanatik cenderung melakukan kekerasan karena merasa yakin tindakannya berdasar kehendak Tuhan. Oleh karena itu, pemahaman agama atau bagaiamana agama diinterpretasi merupakan salah satu alasan yang mendasari kekerasan politik-agama.peran ideal agama bagi masyarakat dalam menemukan cita-cita dan pembentukan moralitasnya. Alhasil, nilai-nilai yang terkandung dalam agama rasanya dapat dijadikan landasan sikap dan tindakan masyaraka dalam merepons tantangan perubahan zaman yang problematis dan rumit ini. Karena itulah semua problem yang hidup manusia yang ditimbulkan akibat perubahan zaman, akan membawa konsekuensi-konsekuensi negatif yang abnormal dan irasional (khariq li al-‘adah wa ghair al-ma’qul), termasuk problem yang dihadapi dalam situsai sekarang ini. Karena itu pula, idealnya nilai-nilai agama yang suci secara fungsional dapat berdampak positif dalam kehidupan dan pergaulan sosial di tengah perubahan zaman yang ditandai dari perkembangan iptek dan hegemoni materialisme dunia dewasa ini

Kekerasan juga sering diidentikkan dengan terorisme yang mengandung arti menakut-nakuti. Kata tersebut berasal dari bahasa Latin terrere (“menyebabkan ketakutan”), dan digunakan secara umum dalam pengertian politik sebagai serangan terhadap tatanan sipil selama Rejim Teror pada masa Revolusi Perancis akhir abad XVIII. Dalam hal ini, respons publik terhadap kekerasan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh terorisme—merupakan bagian dari makna istilah tersebut. Madeline Albright, membuat daftar tiga puluh organisasi teroris dunia yang paling berbahaya, lebih dari setengahnya bersifat keagamaan. Mereka terdiri dari  kaum Yahudi, muslim, dan Buddhis. Warren Christopher, menyatakan bahwa aksi-aksi teroris agama dan identitas etnis telah menjadi “salah satu tantangan keamanan terpenting yang kita hadapi dalam kaitan dengan bangkitnya Perang Dingin.” 62

Maka, saya ingin menegaskan bahwa dalam memandang persoalan jangan sepotong-sepotong. Sehingga menimbulkan tindakan kekerasan yang pada akhirnya menimbulkan konflik yang menyudutkan Islam, dan mengganggu kenyaman umat dalam kehidupan sehai-hari. Pertanyaannya adalah apakah tindakan tersebut benar menjadikan agama sebagai komoditas tertentu untuk kepentingan pribadi***

Penulis adalah mahasiswa EPI 2 semester 6 Jurusan Syari’ah STAIN Cirebon

PERAN WANITA DALAM POLITIKOleh : Iis Barorotul Istib Syaroh /06320156

Sent by   iebe_ab - Jun 24, 2009 (Original Message)

62 Marx Juergensmeyer, Teror Atas Nama Tuhan : Kebangkitan Global kekerasan Agama, (Jakarta: Nizam Press & Anima Publishing, 2002), hlm. 5. 

171

Page 43: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Sejak berabad-abad silam, seperti yang ada dalam sejarah, nasib wanita ini sungguh malang. Di mana kaum laki-laki meletakkan posisi wanita pada derajat yang lebih rendah.

Pada kira-kira tahun 200 sebelum Masehi, pada sebagian bangsa Yahudi, seorang bapak diperbolehkan menjual anak perempuannya dan di Jazirah Arab, lahirnya bayi perempuan adalah kehinaan bagi keluarganya. Tidak hanya itu, di Iran perempuan mengalami kesulitan dalam dunia politik, republik Islam Iran mengundangkan serangkaian undang-undang yang membatasi akses perempuan dalam dunia publik, para hakim perempuan diberhentikan fakultas hukum tertutup bagi perempuan.63

Dan hukum dalam Islam pun melemahkan perempuan seperti halnya nilai kesaksian dua perempua disamakan dengan satu laki-laki, tetapi kesaksian perempuan jika belum didukung kebenarannya oleh laki-laki, tidak lagi diterima oleh pengadilan, dan jika perempuan berusaha memperjuangkan kesaksiannya yang belum didukung kebenarannya oleh laki-laki dianggap berbohong, dan banyak lagi hukum-hukum yang melemahkan kedudukan perempuan.

Dengan adanya kejadian-kejadian itu tidaklah mengurutkan semangat perempuan dalam memperjuangkan nasibnya menjadi lebih baik. Dan berawal dari usaha Nabi Muhammad dalam pembebasan perempuan pada tahun 611 M dengan berpedoman petunjuk dari Allah Swt berusaha mengangkat derajat perempuan menjadi lebih baik dalam sabdanya yaitu “surga itu terletak di bawa kaki ibu” ini menunjukkan posisi ibu (yang berarti seorang perempuan) adalah salah satu penentu dalam meraih Surga. Tidak hanya itu dengan petunjuk Al-Quran, bahwa setiap kaum Muslim harus terpelajar, perempuan akhirnya mendapatkan landasan yang kuat untuk menyingkirkan penghalang-penghalang yang menghambat menjadi terdidik. Karenanya masyarakat Islam memberikan nilai yang besar untuk belajar. Islam menganjurkan untuk menggunakan pendidikan mereka secara aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik, untuk seluruh umat Islam yang telah dewasa, baik itu laki-laki maupun perempuan, karena keduanya dapat menikmati hak yang sama dalam melaksanakan secara efektif pemerintahan Islam dan diantara hak-hak yang ada yaitu hak untuk merumuskan dan mengungkapkan pendapat pribadi secara bebas tentang masalah-masalah umum dan hak untuk menetapkan calon untuk jabatan pemerintahan dan iku dalam memilih mereka.64

Dengan berbekal landasan-landasan hukum yang ada perempuan mulai masuk dalam dunia pemerintahan dan politik, karena tidak ada lagi penghalang yang dapat menghalangi masuknya perempuan dalam dunia politik maupun pemerintahan, tanpa mengurangi kewajiban bagi seorang perempuan mereka berusaha ikut serta menjalankan pemerintahan seperti yang terjadi pada saat ini: banyak sebagian dari wakil rakyat berasal dari perempuan. Karena menurut mereka siapapun bisa menjadi wakil rakyat dan Islam mengenal adanya demokrasi yang berlandaskan pada Al-Quran yang menyatakan bahwa: “Allah telah menjanjikan kepada orang –orang beriman dan mengerjakan kebajikan,

63 Mai Yamani, feminisme dan Islam, (Bandung: Nuansa, 1996). Cet. ke-1, hlm. 30264 Harun Nasution, Hak Azazi Manusia dalam Islam, (Bogor: Yayasan Bogor Indonesia, 1995), hlm. 248

172

Page 44: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

bahwa Allah akan memberikan kekhalifan kepada mereka dibelahan bumi ini, sebagaimana Allah telah memberikan kekhalifahan pada umat sebelumnya.” (Qs. 24 : 55).

Dengan landasan Al-Quran di atas siapapun bisa menjadi khalifah (pemimpin) dan memegang kekuasaan tidak ada pengistimewaan untuk keluarga, kelompok atau ras tertentu. Semuanya menikmati status dan kedudukan yang sama dalam masyarakat. Hanya saja yang membedakannya adalah dalam tatanan sosialnya yaitu kemampuan pribadi dan karakternya. Untuk itu, jelas tidak ada perbedaan antara kaum perempuan atau laki-laki dalam dunia pemerintahan Islam, hanyalah kemampuan daya keilmuan dan karekter yang membedakan keduanya.DAFTAR PUSTAKANasution, Harun. 1995. Hak Azazi Manusia dalam Islam. Bogor: Pustaka FirdausYamani, Mai. 1996. Feminisme dan Islam. Bandung: Nuansa

PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA ISLAMIOleh : Ilham Robi’/ 06320158

Sent by   wahyu_robby87 - Jun 24, 2009 (Original Message)

PENDAHULUANA.Latar belakang Masalah

Diskursus gender dalam agenda feminisme kontemporer banyak memfokuskan pada persamaan hak, partisipasi perempuan dalam kerja, pendidikan, kebebasan seksual maupun hak reproduksi. Sejak abad 17 hingga 21 perjuangan feminis telah mencapai pasang surut dan mengalami perluasan wilayah tuntutan dan agenda perjuangan yang jauh lebih rumit bahkan menuntut satu studi khusus terhadap wacana ini.Dari kubu pro dan kontra feminisme, dari kritikan dan kecaman yang terlontar, Islam diantaranya yang paling mendapat banyak sorotan dalam kaitannya terhadap status dan aturan yang diberikan agama ini terhadap kaum perempuan. Hegemoni Islam terhadap perempuan muslim di negara-negara Islam terlihat jelas dalam praktek keseharian di kehidupan. Dengan demikian akan difokuskan mengenai peran perempuan dalam keluarga, dimana kaum perempuan mendapat kesulitan dalam bergaul, mengekpresikan kebebasan individunya, terkungkung oleh aturan yang sangat membatasi ruang kerja dan gerak dinamisnya, bahkan suaranyapun tidak berarti layaknya seorang warga negara atau anggota masyarakat atau hak seorang inddividu.65

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral, kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas

65 http://www.pesantrenvirtual.com/jender/002.shtml

173

Page 45: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan.

B.Rumusan Masalah1. Bagaimana karater atau kejiwaan perempuan?2. Apa peran dan tugas perempuan dalam keluarga?3. Bagaimana Peran perempuan sebagai ibu?4. Apa karier seorang perempuan sebagai ibu?

C.Tujuan Masalah1. Mengetahui kejiwaan perempuan dan dapat mengatur hubungan Rumah

tangga2. Mengetahui peran dan tugas perempuan dalam keluarga3. Memahami peran perempuan sebagai ibu4. Mengetahui karier seorang perempuan sebagai ibu

D. Metode PenulisanMetode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan

menggunakan metode kualitatif yang bersifat teoritis dan konseptual dengan berbagai pendekatan praktis dengan menggunakan berbagai referensi dari buku dan internet tentang feminisme dan peran perempuan menurut islam.

PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA ISLAMI1.KEJIWAAN PEREMPUAN

Perempuan dapat diibaratkan sebagai gelombang laut, Ketika perempuan itu merasa dicintai maka akan naik mental dan semangatnya, wajahnyapun selalu terlihat tersenyum bahagia dan berarti gelombang laut sedang naik, ketika itu juga dia memberikan kemurahan cintanya. Sebaliknya ketika gelombang itu turun maka akan memunculkan perasaan pada perempuan yang menyerupai penjernihan pertimbangan perasaan, dan dalam hati dia berusaha memeriksa adanya sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Dalam keadan seperti ini banyak keluhan hingga dia mencari seseorang untuk mendengarkan, memahami dan mengharapkan jalan keluar atau solusi yang akan dilakukan selanjutnya.

Dengan demikian kesiapan perempuan untuk memberi dan menerima cinta dan kasihsayang, tergantung pada seberapa besar perasaan dalam dirinya. Dengan kata lain tergantung dari penghargaan pada dirinya. Bagi kaum Adam, yang terpenting adalah ia harus mengetahui titik ini denga baik. Ia harus tahu keadaan perempuan yang menuntutnya bersikap sangat lembut, mempergaulinya dengan baik,dan membuatnya merasakan cinta dan kasih sayang yang diharapkan dan di cari dari seorang laki-laki. Perempuan tersebut adalah isteri yang sangat membutuhkan perasaan tersebut.66

2.PERAN DAN TUGAS PEREMPUAN DALAM KELUARGA Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar dibagi

menjadi peran perempuan sebagai ibu, ibu sebagai istri, dan anggota masyarakat. Dalam kesempatan kali ini pembicaraan lebih ditekankan pada tugas perempuan dalam membina kesehatan mental bagi dirinya, keluarganya

66 Kamal An-nu’aimi,DR. Thariq.2000.Psikologi suami isteri. MITRA PUSTAKA: Yogyakarta

174

Page 46: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

maupun masyarakatnya. Agar dapat melakukan peran atau tugasnya dengan baik, maka perlu dihayati benar mengenai sasaran dan tujuan dari peran itu.

Di samping itu, perempuan harus menguasai cara atau teknik memainkan peran atau melaksanakan tugasnya, disesuaikan dengan setiap situasi yang dihadapinya. Sebagai ibu, pendidik anak-anak perempuan harus mengetahui porsi yang tepat dalam memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya, yang disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Sikap maupun perilakunya harus dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya. Sebagai seorang istri, wanita harus menumbuhkan suasana yang harmonis, tampil bersih, memikat dan mampu mendorong suami untuk hal-hal yang positif. Sebagai anggota masyarakat, wanita diharapkan peran sertanya dalam masyarakat.

Keberhasilan melakukan peran di atas, tentunya bukan merupakan hal yang mudah, yang penting adalah kemauan dan usaha untuk selalu belajar.

3.PERAN PEREMPUAN SEBAGAI IBU Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi

kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya terutama anak-anaknya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat musa. Dan diharapkan dari keluargalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan masak dan dewasa.

Berbicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.

Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu ibu sebagai pemuas kebutuhan anak; ibu sebagai teladan ataau “model” peniruan anak dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak.

1. Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anakFungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya

bagi anak, terutama pada saat anak di dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya.

Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedang kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, ibu hendaknya memberi kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan spiritual, adalah

175

Page 47: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

pendidikan yang menjadikan anak mengerti kewajiban kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan sesama saudaranya. Dalam pendidikan spiritual, juga mencakup mendidik anak berakhlak mulia, mengerti agama, bergaul dengan teman-temannya dan menyayangi sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Karena memberikan pelajaran agama sejak dini merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka jika orang tuanya tidak menjalankan kewajiban ini berarti menyia-nyiakan hak anak.

Seorang ibu harus memberikan atau memuaskan kebutuhan anak secara wajar, tidak berlebihan maupun tidak kurang. Pemenuhan kebutuhan anak secara berlebihan atau kurang akan menimbulkan pribadi yang kurang sehat di kemudian hari.67

Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.

Seorang ibu harus mampu menciptakan hubungan atau ikatan emosional dengan anaknya. Kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anaknya akan menimbulkan berbagai perasaan yang dapat menunjang kehidupannya dengan orang lain. Cinta kasih yang diberikan ibu pada anak akan mendasari bagaimana sikap anak terhadap orang lain. Seorang ibu yang tidak mampu memberikan cinta kasih pada anak-anaknya akan menimbulkan perasaan ditolak, perasaan ditolak ini akan berkembang menjadi perasaan dimusuhi. Anak dalam perkembangannya akan menganggap bahwa orang lainpun seperti ibu atau orang tuanya. Sehingga tanggapan anak terhadap orang lain juga akan bersifat memusuhi, menentang atau agresi.

Seorang ibu yang mau mendengarkan apa yang dikemukakan anaknya, menerima pendapatnya dan mampu menciptakan komunikasi secara terbuka dengan anak, dapat mengembangkan perasaan dihargai, diterima dan diakui keberadaanya. Untuk selanjutnya anak akan mengenal apa arti hubungan di antara mereka dan akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya. Anak akan tahu bagaimanacara menghargai orang lain, tenggang rasa dan komunikasi, sehingga dalam kehidupan dewasanya dia tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain.

2. Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya.Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi

anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Kalau kita perhatikan naluri orang tua seperti yang Allah firmankan dalam Al Qur’an ini, maka kita harus sadar bahwa orang tua senantiasa dituntut untuk menjadi teladan yang baik di hadapan anaknya.

67 http://www.pesantrenvirtual.com/jender/002.shtml Perspektif Jender Dalam Islam

176

Page 48: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan akhlaq anak. Untuk membentuk perilakua anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi juga dengan bil hal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehiduapnnya. Dalam perkembangan anak proses identifikasi sudah mulai timbul berusia 3 – 5 tahun. Pada saat ini anak cenderung menjadikan ibu yang merupakan orang yang dapat memenuhi segala kebutuhannya maupun orang yang paling dekat dengan dirinya, sebagai “model” atau teladan bagi sikap maupun perilakunya. Anak akan mengambil, kemudian memiliki nilai-nilai, sikap maupun perilaku ibu. Dari sini jelas bahwa perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga, dengan cara anak mengambil nilai-nilai yang ditanamkan orang tua baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam hal ini hendaknya orang tua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya. Anak akan mengambil nilai-nilai, sikap maupun perilaku orang tua, tidak hanya apa yang secara sadar diberika pada anaknya misal melalui nasehat-nasehat, tetapi juga dari perilaku orang tua yang tidak disadari. Sering kita lihat banyak orang tua yang menasehati anaknya tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Hal ini akan mengakibatkan anak tidak sepenuhnya mengambil nilai, norma yang ditanamkan. Jadi, untuk melakukan peran sebagai model, maka ibu sendiri harus sudah memiliki nilai-nilai itu sebagai milik pribadinya yang tercermin dalam sikap dan perilakunya. Hal ini penting artinya bagi proses belajar anak-anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan.

3. Ibu sebagi pemberi stimuli bagi perkembangan anaknyaPerlu diketahui bahwa pada waktu kelahirannya, pertumbuhan

berbagai organ belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya. Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya.

Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan dirinya

177

Page 49: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak. Konsep diri anak akan dirinya positif, apabila ibu dapat menerima anak sebagaimana adanya, sehingga anak akan mengerti kekurangan maupun kelebihannya. Kemampuan seorang anak untuk mengerti kekurangan maupun kelebihannya akan merupakan dasar bagi keseimbangan mentalnya.

4.PERAN PEREMPUAN SEBAGAI IBUBerbicara masalah peran ibu sebagai istri pendamping suami tentunya

tidak lepas dari peran ibu sebagai ibu rumah tangga. Tetapi ada baiknya dilihat beberapa peran yang pokok seorang wanita sebagai pendamping suami.

1. Istri sebagai teman/partner hidupPengertian teman di sini mempunyai arti adanya kedudukan yang

sama. Istri dapat menjadi teman yang dapat diajak berdiskusi tentang masalah yang dihadapi suami. Sehingga apabila suami mempunyai masalah yang cukup berat, tapi istri mampu memberikan suatu sumbangan pemecahannya maka beban yang dirasakan suami berkurang. Disamping itu sebagai teman menandung pengertian jadi pendengar yang baik. Selama di kantor suami kadang mengalami ketidak-puasan atau perlakuan yang kurang mengenakkan, kejengkelan-kejengkelan ini dibawanya pulang. Di sini istri dapat mengurangi beban suami dengan cara mendengarkan apa yang dirasakan suami, sikap seperti ini dapat memberi ketenangan pada suami.

2. Istri sebagai penasehat yang bijaksanaSebagai manusia biasa suami tidak dapat luput dari kesalahan yang kadang

tidak disadarinya. Nah, di sini istri sebaiknya memberikan bimbingan agar suami dapat berjalan di jalan yang benar. Selain itu suami kadang menghadapi masalah yang pelik, nasehat istri sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalahnya.

3. Istri sebagai pendorong suamiSebagai manusia, suami juga masih selalu membutuhkan kemajuan di

bidang pekerjaannya. Di sini peran istri dapat memberikan dorongan atau motivasi pada suami. Suami diberi semangat agar dapat mencapai jenjang karier yang diinginkan, tentunya harus diingat keterbatasan-keterbatasannya. Artinya istri tidak boleh yang terlalu ambisi terhadap karir atau kedudukan suami, kalau suami tidak mampu jangan dipaksakan, hal ini akan menimbulkan hal-hal yang negatif.

Pada prinsipnya dari apa yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa peran istri sebagai pendamping suami dapat sebagai teman, pendorong dan penasehat yang bijaksana. Dan yang paling penting bahwa semua peran itu dapat dilakukan dengan baik apabila ada keterbukaan satu sama lain, kerjasama yang baik dan saling pengertian.

DAFTAR PUSTAKAKamal An-nu’aimi,DR. Thariq.2000.Psikologi suami isteri. MITRA

PUSTAKA: Yogyakartahttp://www.pesantrenvirtual.com/jender/002.shtml Perspektif Jender Dalam

Islam

178

Page 50: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Muhammad, Husein K.H. 2001. Fiqh Perempuan : Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Jogjakarta : PT.LKiS Pelangi Aksara Jogjakarta.

http://ntacaholic.blogspot.com/2008/12/agama-dan-ruang-perempuan.html

KERAGAMAN DALAM ISLAM Ulil Absar Abdalah)Oleh : Khusni Thamrin/06320159

Sent by   khusni.nezuz - Jun 24, 2009 (Original Message)

Keragaman atau pluralitas adalah sebuah realitas sosial yang tidak bisa di pungkiri.karena merupakan sunatullah.keberagaman atau pluralitas sanggat erat hubunganya dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat.Dalam pemaparan ini akan di paparkan bagaimana islam memandang sebuah pluralitas di dalam dunia islam sendiridan pluralitas di lingkungan luar agama islam.Tidak jarang sikap kita terhadap keragaan di dalam diri agama islamkurang mendapat respon yang baik,malah terkadang apabila keberagaman itu terdapat di luar agama islamterasa lebih di hormati.

Allah telah berfirman “Ya ayyuhannas inna khalaqnakum min dzakarinwa untsa wa ja’alnakum sy’uban wa qoba’ila lita’aruf “yang artinya:wahai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku –suku supaya kamu saling kenal –mengenal.Karena bisa saja allah menciptakan manusia sama persis atau tunggal,Satu bangsa,satu budaya ataupun satu umat.tetepi allah tidak berkehendak demikia.Manusia diciptakan beragamdan di beri kebebasan sepenuhnya untuk melakukan apapun yang di kehenakinya.Allah memberikan tawaran kepada nabi Muhammad saw.apkah akan mengajak umatnya masuk kedalam agama islam,atau tidak,semua di sandarkan pada hati nurani masing-masing.Karena suatu kepercayan tidak dapat di paksakan dengan cara apapun.

Sesungguhnya alllah telah memberikan kaidah suatu keberagaman.yakni kita tidak dapat memaksakan suatu pandangan karena dalam prinsip islamsuatu keyakinan harus dipegang teguh tentunya atas dasar kebebasan yang tanpa tekanan.Seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an SuratAl baqoroh ayat256 yang ber isi kan sal“tidak ada paksaan suatu umat untuk memasuki agama islam karena telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang ah”68

Islam memberikan kebebasan bagi siapa saja untuk memeluk agama islam,islam adalah agama yang tidak memaksakan satu pendapat.siapa yang mau mengakui agama islam silahkan dan siapa yang tidak mengakui agama islamjuga tidak apa-apa.Karena islam menganggap agama sebagai suatu kebebasan peribadi.68 Imdadun Rahmat,2003:Islam pribumi,hal116

179

Page 51: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Dalam suatu sejarah klasik dari Imam Malik yang mengandun nilai positif,Imam Malik adalah seorang pendiri madzab yang empat.di kisahkan pada saat beliau beliau hendak merampungkan karangannya yang berjudul “al-mawatta” yang berisikan hadis-hadis disertai dengan beberapa komentar dari beliau,dimana dia juga mengomentari dalam bahasan ukunya mengenai kebisaan masyarakat madinah pada saas itu .Kemudian ada yang mengusulkan agar tulisan beliau dijadikan pedoman bagi kemaslahatan umat.namun imam Malik menolak dengan alasan bahwa karanganya belum tentu di terima oleh semua kalangan.Beliaw membiarkan hasil karyanya hanya di jadikan sebatas referensi tanpa harus dijadikan sebagai dasar negara oleh Amirul Mu’minin

Dalam khazanh pemikiran islam keragaman pemikiran islam seperti contoh kasus Imam Malik tadi menunjukan suatu sikap yang mencoba meminimalkan terjadinya kontroversi.Seperti halnya penetapan siapa yang pantas menggantikan kedudukan Nabi Muhammad saw sabagai Khalifatullah.Ini dikarenakn pada saat sebelum Nabi wafat ,Beliau tidak memeritahu kan siapa pengganti beliau.Untuk itulah posisi musawarah di perlukan dalam memutuskan keputusan secara bersama.

Sebenarnya apabila terjadi perbedaan dalam dunia islam dan dapat dikelola dengan baik dapat menghasilkan hal-hal yang positiv.Seperti jika diumpaakan apa bila kita belajar dan kita salah maka kita mendapat kan satu pahala,sedagkan apabila kita benar maka pahalanya pun berlipat dua.bukan kah kergaman itu meimbulkan ciri kas yang baik dalam peradaban islam.

Sejak zaman dahulu sapai sekarang ini keragaman dapat kita lihat seperti adanya puluhan Madzab yang di anut oleh masing masing kelompok umat islam,namun yang paling menonjol adalah yang kelima madzhab tersebut.Namun di antara madzhab tersebut tidak saling menyaerang malah mewarnai corak keberagamaan islamA.Keragaman Syariah dalam pandangan islam

Dalam pembahasan di atas kita dapat melihat adanya perbedaan yang menimbulkan keragaman dalam dunia islam.Lalu bagai mana pandangan islam terhadap keragaman Syariah…?Sepertikita ketahui dalam islam terdapat tiga tingkatan yyakni tingkatan akidah,syariah,dan akhlak69.Dimana ketiganya harus di gabungkan.Sekarang yang jadi masalah adalah bagai mana ketiga tingkatan tersebut diaplikasikan kedalam waktu dan tempat yang berbeda.Ini dianggap sebagai penyebab banyaknya perbedaan pemkiran penafsiran dalam islam.

Allah sendiri telah mengajarkan manusia untuk menerima suatu perbedaan dan menyuruh agar perbedaan tersebut dijadikan rahmatal lil ‘alamin karena perbeban itu pada dasarnya merupakan barokah bagi Allah

Dalam Al-qur’an surah Al-imran Ayat 103 yang berati:”…dan berpegang teguhlah kamu kepada tali (agama)Allah dan jangan lah kamu bercerai berai.”begitu penting islam memandang pentingnya persatuan.Tapi apakah persatuan itu harus dalam satu paham.Nampaknya ayat tersebut harus di pahanmi lebih dalam lagi karena bagaimanapun juga perbedaan akan selalu ada dalam persatuan sekalipun.

69 Ibid,hal117-118

180

Page 52: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Oleh karenanya pentingnya mengelola keberagaman.bagai mana kita mengelola keberagaman dengan baik,sehingga kita tidak selalu memperdebatkan perbedaan tersebut.B.Ulil Absar Abdalah Menyikapi Perbedaan

Seperti kita ketahui bersama banyak kelompok,organnisasi atau lainya,yang menyikapi suatu perbedaan dengan jalan yang keliru(misal dengan cara kekerasan).Ulil mengutip sebuah hadis yang berbunyi”….kalau ada tiga orang yang berjalan maka pilihlah salah satu dari merekauntuk dijadikan pemimpin”.Jangan ada satu perhimpunan pun yang tidak memiliki pemimpin.

Dimana pemimpin tersebut memlikikewajiba menjalankan amar a’ruf nahi munkar.dan jangan kalian mengadili dengan cara main hakim sendiri karna bisa dianggap sebagai fitnah.urusan mengadili adalah urusan pemimpin sebagai orang yang di beri wewenang.C.Pandangan Ulil Absar Abdala Mengenai Keragaman Penafsiran Al-qur’an

Menurutnya keragaman dalam penafsiran agama mutlak di perlukn karena ilmu Allah itu tidak terbatas sedangkan ilmu manusia sanggat terbatas sehingga pemahamanya pun beranek ragam.Allah telah menciptakan alam ini beragamnamun bisa saling bersimiosis dan saling terkoneksi itu mungkin tidak akan bis terjadiapabila tidak ad sustu sistem yang mengaturnya.Allah adalah Zat yang maha mengatur,bahkan Ulil beranggapan kalau ilmu yang terkandung dalam Al-quran hanyalah sebagan dari ilmu Allah,bukan keseluruhan.Dia berpendapat bahwa ilmu Allah diberikan secara terus menerus dan tidak selesai hanya sampai tingkatan nabi saja.Allah memberikan pengetahuan dan ilham kepada siapapun yang di kehendakinya.

Suatu ilmu atau kebenaran akan diperoleh scara sempurna apabila semua orang saling bekerja sama untuk memahami ilmu-ilmu Allah .Namun pada kenyataanya mereka saling terpisah dan hanya menemukan serpihan-serpian ilmu saja tidak secara utuh.Ini yang menimbulkan banyaknya pertengkaran dimana tiap golongan haya mendapatkan serpihan saja namun mengganggapnya sebagai suatu kebenaran yang utuh.

Adanya perbedaan dalam islam tidak terletak pada madzab saja seperti madzhab sya’fii,Maliki,Hambali bahkan NU dan muhamadiyyah,tetapi perbedaan pada sisi sosial masyarakat seperti pada adanya perbedaan antara si miskin dan si kaya.

Adanya perbedaan dalam seterata sosisl diakui banyak menimbulkan problem.Namun tatkala uslam masuk islsm mencoba menghapus kesenjangan tersebut.Seperti halya pada masuknya islam di makkah yang di bawa oleh Nabi Muhammad,golongan yang menyambut pertama kali adalah kaum yang merasa tertindas,bukan orang kaya ataupun cendikiswan.Hal ini di akibatkan mereka telah tau bahwa di dalam islam memiliki nilai-nilai kebeasan.Islam adalah agama yang berusaha membebeskan dan membela orag-orang yang tertindaDAFTAR PUSTAKARahmat, Imdadun. 2003. Islam Pribumi. Jakarta :Erlangga

181

Page 53: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

KESENIAN TRADISONAL JAWA SEBAGAI MEDIA DALAM DAKWAH ISLAM OLEH WALI SONGO

Oleh : KomariyahSent by   cocom_06 - Jun 25, 2009 (Original Message)

Kedatangan agama Islam ke negeri ini telah melewati beberapa negara di dunia sudah barang tentu memiliki adat, kebiasaan dan kebudayaan sendiri yang sedikit banyak telah memengaruhi perkembangan agama Islam yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan sendiri bukan merupakan unsur yang tunggal, akan tetapi merupakan suatu keseluruhan yang kompleks yang terdiri dari beragam unsur yang berbeda-beda, seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, bahasa, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.70 .Hal tersebut kemudian mengalami penyesuaian-penyesuaian, termasuk penyebaran Islam melalui seni tradisional wayang kulit. Dalam konteks masuknya Islam di Jawa, wayang dijadikan sebagai salah satu media untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Di antara kesembilan wali (wali songo) yang memanfaatkan wayang sebagai media penyebaran ajaran Islam adalah Sunan Kalijaga, Sunan Giri dan Sunan Bonang. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan pada dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kali Jaga.

Kenapa dipilih wayang sebagai media penyebaran Islam di Jawa? Karena pada zaman tersebut masih banyak orang yang beragama Hindu maka ceritanya sengaja diambil dari cerita Hindu dengan tujuan lebih familiar, selain itu juga karena Wayang merupakan warisan kekayaan budaya sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia serta kesenian wayang juga dapat dijadikan tontonan sekaligus tuntunan. Melalui pencitraan karakter yang melekat pada tokoh-tokoh pewayangan, masyarakat Jawa dapat memahami makna dan tujuan kehidupan. Dengan demikian, wayang dapat dikatakan sebagai identitas manusia Jawa.

Wali Songo dalam mengemban tugas luhur dalam rangka meng-Islam-kan tanah Jawa, mengetahui bahwa wayang bisa menjadi sarana syiar Islam yang sangat efektif. Oleh Wali Songo, wayang diubah menjadi media dakwah Islam. Akidah Islam disiarkan melalui mitologi Hindu. Hal-hal yang berkaitan dengan Dewa (Hyang, Sang Hyang) yang menjadi sesembahan masyarakat waktu itu dikait-kaitkan dengan cerita Nabi. Mitologi Hindu berpegang pada Dewa sebagai sesembahannya. Karena itu, Wali Songo memadukan cerita silsilah wayang dengan Nabi-nabi. Rukun Islam juga menjadi pilihan syiar dan dakwah Islam.71

Sunan Kalijaga didalam menyebarkan Ajaran-ajaran Agama Islam benar-benar memahami dan mengetahui keadaan rakyat yang masih kental dipengaruhi kepercayaan Agama Hindu-Budha dan gemar menampilakan budaya-budaya Jawa yang berbau kepercayaan itu. Maka bertindaklah beliau sesuai dengan keadaan yang demikian itu, sehingga taktik dan Strategi perjuangan beliau disesuaikan pula dengan keadaan Ruang dan Waktu.Metode dakwah Sunan Kali Jaga72

70 Drs. Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak. Metodologi Study Islam.1999. Hal :2871 www. Wikipedia. Sunan Kalijaga. Com72 Dr.Purwadi, M.Hum. dkk. 2007, Dakwah Wali Sanga ( Penyebaran Islam Barbasis kultural ditanah Jawa), Yogyakarta

182

Page 54: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Cara-cara atau jalan yang ditepuh oleh Sunan Kalijaga khususnya dalam menyampaikan Ajaran Islam kepada rakyat ditanah Jawa Antara lain ialah :

Ajaran Agama Islam itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara menyampaikan sedikiti demi sedikit agar mereka tidak kaget atau tidak menolak. Dihindarkan cara-   cara yang dapat menyinggung perasaan atau jiwa mereka yang sudah lama menganut     kepercayaan-kepercayaan agama Hindu, Budha dan lainnya.

Apabila memungkinkan ajaran-ajaran Agama Islam itu dikawinkan dengan   kepercayaan Agama Hindu dan Budha, sehingga rakyat tidak merasa bahwa dirinya telah merubah kepercayaan lamanya atau dengan Ajaran agama Islam

Adat-istiadat atau kebudayaan yang selama ini mereka hidupkan sesuai dengan ajaran Agama Hindu, Budha atau kepercayaan nenek moyang yang ditingalkan kepada mereka, lalu oleh para Wali Sanga khususnya Sunan Kalijaga Adat-istiadat atau  kebudayaan itu secara pelan-pelan diganti dengan bentuk upacara-upacara Tradisional yang berbau ajaran Islam. Jadi para Wali( Sunan kalijaga) tidak begitu saja memberantas adat Istiadat mereka dengan cara kasar yang dapat menimbulkan sikap Antipati terhadap ajaran Agama Islam.

Uraian diatas terkait dengan pembahasan Islam dan Multikulturalisme yang ada di Indonesia dengan beragam kebudayaan, bahwa Islam ditengah multikultur Indonesia mampu beradaptasi dan berbaur dengan baik, bahkan kebudayaan lokal yang ada di Indonesia dimanfaatkan oleh para wali songo sebagai media syiar Islam. Islam tidak serta merta menghilangkan budaya lokal masyarakat Jawa pada saat itu, tradisi dan budaya lokal masyarakat Jawa pada saat itu yang sangat lekat dipengaruhi budaya Hindu dan Budha sedikit demi sedikit diarahkan kepada budaya Islam, karena Islam sendiri adalah agama yang toleran dan dalam Islam sendiri bukan kebudayaan yang tunggal, tetapi terdapat beragam kebudayaan dalam Islam (multikultur). Hal ini terbukti, Islam di Jazirah Arab kala dulu melalui Nabi Muhammad mampu bersosialisasi, menyesuaiakan diri dan menghargai budaya asli bangsa Arab sehingga mampu menjadi peradaban multikultir yang amat besar dan mengagumkan, karena dalam konteks ini toleransi dan sikap saling menghargai tetap dijaga dan dibudidayakan.

Begitu juga di Indonesia, Islam pertama kali masuk melalui budaya ( akulturasi budaya ), melalui proses interaksi ini, umat Islam memperkaya dan diperkaya tradisi (budaya) agama lain yakni dalam hal ini agama Hindu dan Budha, begitu juga umat agama lain mungkin akan memperkaya dan diperkaya tradisi keagamaan Islam. Dari multikultur tersebut jusrtu menambah suatu pengetahuan dan budaya baru yang mungkin tadinya belum ada dalam Islam kemudian ada dan bermanfaat bagi syiar Islam sendiri, maka hal itu sah-sah saja selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Islam adalah agama yang toleran, yang menghendaki kehidupan yang harmonis, cinta damai, saling menghormati dan menghargai, karena multikulturalisme Islam Indonesia adalah multikultur yang anti kebencian dan anti kekerasan. Karena pada dasarnya setiap agama menghendaki dan mengajarkan umatnya segala sesuatu yang baik, baik terhadap Tuhan_nya maupun dengan hubungan sesama manusia.. Dalam menghadapi segala bentuk perbedaan yang

183

Page 55: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

ada, sikap saling menghormati dan pengendalian emosi sangat dibutuhkan demi penciptaan suasana damai dan meghindari konflik.DAFTAR PUSTAKA

Dr.Purwadi, M.Hum. dkk. 2007, Dakwah Wali Sanga ( Penyebaran Islam Barbasis kultural ditanah Jawa), Yogyakarta : Panji Pustaka.

Hakim, Atang Abd. Dan Mubarak Jaih.1999. Metodologi Study Islam. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

www. Wikipedia. Sunan Kalijaga. Com

ISLAM DAN BUDAYA DI JAWAOleh : Maria B. Rahmatika/06320161

Sent by   tieca_unyun - Jun 24, 2009 (Original Message)

Menurut sebagian pengamat Ilmu Agama, berdasarkan tingkat keimanannya, Islam di Jawa dibagi menjadi dua. Islam Santri dan Islam Abangan. Kegiatan ritual keagamaan keduanya menunjukkan perbedaan, oleh karena itu muncullah istilah tersebut.

Islam yang mula-mula berkembang di Indonesia khususnya Jawa adalah Islam yang dibawa oleh orang-orang Persia dan India melalui jalur perdagangan yang sangat kental dengan tradisi mistik.73 Islam mistis lebih berorientasi pada dimensi esoteris (batin) dibanding dimensi eksoteris (lahir). Ini berbeda dengan Islam yang datang pada gelombang kedua yaitu Islam reformis yang dibawa oleh para haji yang pulang dari Makkah. Islam reformis sebagai bagian dari gerakan wahabi yang sangat populer di tanah Arab yang sangat menentang keras kepercayaan-kepercayaan yang dianggap sebagai tahayul, kurafat atau bid’ah. Bentuk Islam mitis lebih menampakkan wajah lunak ketika bertemu dengan agama lokal, yaitu tradisi agama asli (animisme dan dinamisme) dan Hindu-Budha.

Berdasarkan sistem kepercayaan, yang disebut dengan Islam Santri adalah sekelompok muslim saleh yang memeluk agama Islam dengan sungguh-sungguh, menjalankan perintah agama, dan berusaha membersihkan akidahnya dari perilaku syirik. Sedangkan Islam abangan adalah sekelompok muslim yang cara hidupnya masih banyak dikuasai oleh tradisi Jawa pra-Islam, yaitu suatu tradisi yang menitik beratkan pada pemaduan unsur-unsur Islam, Budha-Hindu, dan unsur-unsur asli sebelumnya. Islam abangan bisa juga disebut sebagai Islam kejawen, karena ritual keagamaanya kental dengan budaya jawa. Baik berupa seni maupun adat istiadat jawa.

Sementara itu, berdasarkan partisipasi ritualnya, Islam Santri lebih beorientasi menjalankan ritual yang diajarkan Islam secara baku seperti shalat, puasa, ibadah haji, mengaji. Sementara Islam abangan lebih berorientasi pada ritual-ritual yang tidak diajarkan secara baku seperti slametan, ngruwat, tirakat, sesajen, dan sebagainya.73 Zaini Muchtarom, 1988, Santri dan Abangan di Jawa, Jilid II, Jakarta: INIS, hlm. 18

184

Page 56: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Koentjaraningrat menyebut religiusitas Islam Abangan dengan istilah Agami Jawi dan Islam Santri dengan Agama Islam Santri. Kategori ini nampaknya untuk membedakan dua varian religius dan bukan varian sosial seperti santri, priyayi, dan abangan. Yang dimaksudkan Koentjaraningrat dengan Agami Jawi adalah suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep Hindu-Budha yang cenderung ke arah mistik, yang tercampur menjadi satu dan diaku sebagai agama Islam. Sementara itu, Agama Islam Santri lebih dekat pada dogma-dogma Islam baku.74 Dengan kata lain, Islam Abangan atau Agami Jawi lebih bersifat sinkretis karena menyatukan unsur-unsur pra-Hindu, Hindu-Budha dan Islam (menyimpang dari kepercayaan formal). Sementara Islam Santri lebih bersifat puritan karena mereka mengikuti ajaran agama secara ketat (ortodoks). Walaupun keduanya berbeda menurut pandangan sebagian orang, namun keduanya sama-sama berorientasi menyembah Allah dan tidak meninggalkan perintahnya. Keragaman cara beribadah dalam agama merupakan keindahan dan hal itu menuntut kita untuk saling menghormati setiap cara yang mereka jalankan dalam beribadah. Walaupun berbeda, namun tetap satu misi dan visi yaitu mendapat Ridla dari Allah SWT.

Agami Jawi menampakkan wajah yang relatif ‘ramah’ atau lunak terhadap tradisi dan kepercayaan lokal yang ada sebelumnya. Sementara Islam santri lebih menampakkan keketatan dalam berpegang pada ajaran-ajaran Islam doktrinal. Ketika Islam memasuki Indonesia, dan khususnya Jawa, ia mengalami proses sinkretisasi dengan agama asli di samping bersinkretis dengan kepercayaan-kepercayaan yang telah datang lebih dulu, yaitu Hindu-Budha. Sehingga secara antropologis atau pun sosiologis di Jawa dikenal dua varian Islam yang cukup berbeda secara menyolok seperti tersebut di atas.75

Bentuk Islam mitis yang berkembang di Indonesia adalah faktor paling nyata sehingga memungkinkan proses tersebut. Sementara dari budaya Jawa, tradisi kepercayaan ruh dan benda-benda ghaib yaitu animisme dan dinamisme pada rakyat kebanyakan, dan tradisi Hindu-Budha pada kaum aristokrat kerajaan menjadi faktor kedua, yang seolah bertemu dalam satu titik kompromi paling landai ketika bertemu dengan Islam mitis.76

Islam mitis atau Islam tasawuf bisa didefinisikan sebagai Islam yang lebih menekankan pada pemikiran dan praktik pencarian hubungan manusia dan Tuhan dengan cara-cara berpaling pada hal-hal duniawi dan lebih mengutamakan penghayatan dan kepasrahan pada Tuhan semata. Jalan untuk menuju pada sebuah kesempurnaan hubungan antara manusia dan Tuhan, dalam Islam mitis, didapatkan dengan melalui beberapa tingkat yaitu syariat, tarikat, hakikat dan ma’rifat. Syariat adalah hidup yang sesuai dengan hukum Allah. Tarikat adalah bentuk kepasrahan pada Tuhan secara sepenuhnya. Hakikat adalah tingkat di mana manusia hanya memperhatikan Allah semata-mata dan ma’rifat adalah tahap terakhir yaitu tahap kesempurnaaan.77

74 Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 31275 J.W.M. Bakker, 1976, Agama Asli Indonesia, Yogyakarta: Puskat, hlm. 217-218.76 http//[email protected], Agami Jawi:Religiusitas Islam Sinkretis77 Edi Sedyawati et al, 1993, Sejarah Kebudayaan Jawa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 54.

185

Page 57: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

DAFTAR PUSTAKAJ.W.M. Bakker, Agama Asli Indonesia, Yogyakarta: Puskat, 1976Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, 1984Muchtarom Zaini, Santri dan Abangan di Jawa, Jilid II, Jakarta: INIS, 1988Sedyawati Edi, Sejarah Kebudayaan Jawa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.............Agami Jawi:Religiusitas Islam Sinkretis “http//[email protected],”

PLURALISME BERAGAMA MASYARAKAT INDONESIA DALAM PERSFEKTIF NURCHOLISH MADJID (CAK NUR)

Oleh : Nurlaela/06320165Sent by   el_marvioca2000 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Berbicara tentang pluralisme beragama rasanya tidak bisa terlepas dari tokoh yang bernama Nurcholish Madjid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Nur. Ia adalah seorang doctor lulusan universitas Chicago (1984).78 Beliau adalah cendekiawan muslim yang dalam beberapa tulisannya membahas tentang pluralisme agama.

Pluralisme menurut bahasa adalah teori yang mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak substansi.79 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak etnik, budaya, tradisi, suku maupun agama. Hal tersebut memberikan bukti bahwa Indonesia adalah negara yang pluralistic. Ketika berbicara tentang pluralisme dalam beragama dasar pandangan cak nur mengenai hubungan islam dan pluralisme adalah sebenarnya berpijak pada semangat humanitas dan universalitas islam, yang dimaksud dengan semangat humanitas disini adalah bahwa islam merupakan agama kemanusiaan (fitrah), dengan kata lain, cita-cita islam itu sejalan dengan cita-cita kemanusiaan pada umumnya. Dan kerasulan atau misi nabi Muhammad adalah untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin) jadi bukan semata-mata untuk menguntungkan komunitas islam saja.80

Sedangkan pengertian universalitas islam, secara teologis dapat dilacak dari perkataan islam itu sendiri, yang berarti “sikap pasrah kepada tuhan atau “perdamaian”. Dengan pengertian ini, semua agama yang benar pasti bersifat al-islam karena mengajarkan kepasrahan kepada Tuhan dan perdamaian.81

Menurut Nurcholish Madjid dalam bukunya yang berjudul Masyarakat Religius mengatakan bahwa pluralisme tidak membenarkan pendekatan hanya dari satu agama. Pluralisme atau paham kemajemukan seperti itu tidaklah sejati, karena ia mengukuhkan kemustahilan pelibatan banyak orang dengan titik tolek

78 Jalaludin Rahmat. Tharekat Nurcholishy. 2001. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hlm. 392.79 Pius A. Partanto, M Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya.. Arkola. Hlm. 60480 Jalaludin Rahmat. Ibid. Hlm.393,81 Ibid. hlm. 394.

186

Page 58: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

perbedaan. Dengan perkataan lain, pluralisme serupa itu hanya berhasil untuk menerima perbedaan sebagai kenyataan, namun gagal untuk menghargai perbedaab sebagai sumber dinamika kreativitas, bahkanpencerahan, masyarakat. Pluralisme serupa itu hanya mengatakan bahwa kita memang “banyak”, tetapi lebih pada pengertian bahwa kita terpecah-pecah, tidak pada pengertian bahwa keanekaragaman harus dipangku dalam ikatan kewarganegaraan (bond off civility) yang penuh sikap saling penghargaan dan harapan baik, sat dan yang lainnya. Jika teokrasi atau kekuasaan oleh pemangku wewenang keagamaan (yang bercirikan klaim kemutlakan).82 Dari pendapat Cak Nur di atas jelaslah bahwa beliau memandang pluralisme itu harus diterima sebagai kenyataan yang tidak mungkin dihindari. Dengan adanya pluralisme beragama masyarakat indonesia sepatutnya kita dapat menghormati perbedaan-perbedaan yang ada dan tidak menjadikan perbedaan itu sebagai suatu penghalang untuk bermasyarakat. Sehingga tidak ada klaim kebenaran antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Cak Nur yang diharapkan dari umat beragama adalah menerima kemajemukan itu sebagaimana adanya, kemudian menumbuhkan sikap bersama yang sehat, menggunakan segi-segi kelebihan masing-masing, untuk secara maksimal mendorong usaha mewujudkan berbagai kebaikan (al-khayrat) dalam masyarakat.83 Hal tersebut merupakan sebuah harapan bagi umat beragama bahwa dengan adanya pluralisme tidak akan menjadikan kerukunan intra maupun antar agama menjadi berkurang.

Masalah pluralism dan cara berdampingan dengan orang mempunyai agama lain harus ditumbuhkembangkan melalui pemahaman agama yang baik. Akan menjadi problem jika kita memahami agama secara parsial (sebagian).84

Dengan demikian pluralism membutuhkan pemahaman tentang agama yang baik, supaya tidak terjadi perpecahan intra maupun antar agama. Sehingga tercipta kerukunan umat beragama seperti yang diharapkan.

Sebagai konsekuensi dari paham kemajemukan ini, umat islam harus memposisikan diri sebagai mediator dan moderator ditengah pluralitas agama-agama di Indonesia. Cak nur sangat yakin dengan paham ini karena dalam kenyataannya, problem mendasar umat islam di abad modern sekarang ini dan dalam realitas kehidupan masyarakat Indonesia, ialah bagaimana merespons dan menyikapi pluralism. Untuk itu bersikap positif terhadap kenyataan adanya pluralisme adalah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dizaman sekarang.85

Sebagai umat islam kita harus menyiapkan diri dan memandang kedepan dengan penuh keyakinan tentang adanya sebuah agama universal, yaitu islam, yang diantara banyak inti ajarannya ialah pengakuan akan keabsahan semua tanpa membeda-bedakan salah satupun antara mereka, dan ajaran-ajaran yang mereka

82 Nurcholish Madjid. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta : PT Amanah Putra Usantara. Hlm.3583 Budhy Munawar-Rachman. Islam dan Pluralisme Nurcholish Madjid. 2007. Jakarta:

Universitas Paramadina. Hlm 15784 M. Imdadun. Rahmat. 2003. Islam Pribumi’Mendialogkan Agama Membaca Realitas’. Jakarta: Erlangga.85 Jalaludin Rahmat. Ibid. hlm. 395

187

Page 59: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

bawa dari Tuhan,betapapun perbedaan syir’ah dan minhaj yang mereka ketengahkan86. Dari pembahasan di atas, dapat disipmpulkan bahwa pluralism tidak seharusnya menjadi penyebab pecahnya kerukunan dalam beragama, akan tetapi pluralism tersebut diharapkan menjadi alat pemersatu kerukunan umat. Dengan demikian pluralism tidak lagi menjadi hal yang ditakuti oleh umat beragama.DAFTAR PUSTAKA

Madjid, Nurcholish, 1996. Agama dan Dialog Antar Perbedaan.. Jakarta : Paramadina.

________________, 1997. Masyarakat Religius. Jakarta : PT Amanah Putra Nusantara.

Munawar, Budhy-Rachaman. 2007. Islam Dan Pluralism Nurcholish Madjid.. Jakarta: Universitas Paramadina

Rakhmat, Jalaludin. 2001. Tharikat Nurcholishy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pius A. Partanto, M Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya.. Arkola.

Rahmat, Imdadun .2003. Islam Pribumi : Mendialogkan Agama Membaca Realitas. Jakarta: Erlangga.

PARTAI JAMA'AT-I-ISLAMI DI PAKISTANOleh :  Nurlaela/06320166

Sent by   laela_stain - Jun 25, 2009 (Original Message)

Partai ini didirikan pada tanggal 21 agustus 1941.partai itu kemudian memindahkan markasnya dan memusatkan aktivitas politiknya di Pakistan.inisatif pembentukan itu datang dari seorang tokoh yaitu Sayyid Abu A'la Mawdudi.Beliau lahir di Heyderabad ,Deccan ,India selatan pada tahun 1903 dan wafat di Amerika serikat pada tahun 1979.Dia memperoleh pandidikan agama secara tradisional di dua madrasah yaitu madrasah fawqaniyah dan madrasah darul ulum di Heyderabad.Tujuanny a meneruskan perguruan tinggi agama tidak terlaksana ketika bapaknya meninggal dunia.Kemauannya yang kuat untuk belajar di tambah dengan kemahiran berbahasa Urdu,Arab dan Inggris memungkinkan dirinya untuk belajar sendiri.dia bukan saja berminat mengkaji agama tetapi juga falsafah,ilmu sosialdan ekonomi.87 Pada awal pembentukanya partai ini bersaing  dengan Indian liga muslim,karena perbedaan persepsi mereka dalam menyelesaikan konflik Hindu-Muslim di India.India adalah negeri mayoritas Hindu yang ketika itu sedang berjuang mencapai kemerdekaan dari pihak Inggris.

Pada saat dekade menjelang kemerdekaan muncul gagasan dari partai liga muslim untuk membagi India mejadi dua Negara.India menjadi kawasan mayoritas Hindu dan Pakistan menjadi kawasan muslim.jamaat -i-islami termasuk

86 Nurcholish Madjid at all. Agama dan Dialog Antar Perbedaan.1996. Jakarta : Paramadina. Hlm. 4487 Maryam Jameelah,Who is Maudoodi?Lahore:Islamic publication,1979,hlm.3- 4.

188

Page 60: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

partai yang tidak sepndapat dengan gagasan ini karena perbedaan idiologisnya dengan liga muslim.Tetapi rencana membentuk Pakistan mendapat tantangan dari berbagai pihak.bukan hanya dari Indian Congress dan Hindu Mahasabha sebagai penentang utama tetapi juga organisasi kalangan ulama yang menganut paham tradisionalis yang terbesar di India yaitu jamaat-i-Ulama Hind(Organisasi Alim Ulama Indian).88

Kasus jamaat Islami mengindikasihkan bahwa inisiatif pembentukan partai fundamentalis datang dari tokoh secara orang-perorangan. Sebagaimana partai fundamentalis didirikan sebagai reaksi terhadap suasana pergerakan politik yang di dominasi oleh golongan sekuler maupun golongan modernis.Pandangan- pandangan dasar fundamentalisme mengenai sifat pengatura doktrin,pembatasan ijtihad ,pandangan yang pesimis terhadap pluralisme dan keengganannya untuk berkompromi denga pihak-pihak lain jelas mempengaruhi motif pembentukan partai itu.Mawdudi telah menunjukan bahwa dia tidak puas dengan Liga muslim baik dari sisi ideologinya, tujuanya maupun cara-cara partai itu berjuang.

Perhatian Liga muslim kepada persoalan-persoalan keagamaan pada umumnya dan nasib kaum di Negara-negara di luar India hampir tidak terasa.89

Karena itulah dengan sikap keras Mawdudi yang beberapa kali menuduh perjuangan muslim tidak bersifat islami tetapi lebih bercorak perjuangan ashabiah qowmiyah[fanatic etnis].Mawdudi menyatakan bahwa suatu pergerakan islam harus meniru contoh perjuangan Rosulullah dan para sahabatnya.sikap Lia muslim yang secara terus-menerus membangkitkan sentimen etnis di India juga dinilai oleh Mawdudi sebagai suatu tndakan yang akan memojokkan dakwah islamiyah.sikap demikian menurutnya akan menyebabkan kaum Hindu,sikh dan kaum-kaum lain bersikap antipati terhadap islam.90

Partai jama'at islam bertujuan untuk menegakkan kedaulatan Tuhan di muka bumi ini. jamaat islam bersifat global dan lebih mementingkan komitmen kepada nilai-nilai keagamaan yang yang bersifat mutlak ketimbang sikap pragmatis.Kasus jamaat islam telah menunjukan bahwa gagasan-gagasan, sikap-sikap ataupun perilaku-perilaku politik yang dilakukan oleh Aktor-aktor politiknya mempunyai rasionalitasnya tersendiri.Secara subyektif apa yang dipikirkan,apa yang diputuskan dan juga pendirian-pendirian tertentu yang di ambil atau di rasakan oleh aktor-aktornya sebagai pilihan yang paling sesuai dan paling masuk akal didalam situasi konkrit peraturan politiknya.Rasional itas itu dapat dipahami secara lebih jelas apabila kita hubungkan denga pandanga-pandangan dasar fundamentalisme dan motif tindakannya cenderung kepada wertrationalitat. Wertrationalitat adalah tujuan dari suatu tindakan,tujuan itu sebenarnya telah ada dan telah di gariskan oleh nilai-nilai yang bersifat mutlak dan di yakini sebagai kebenaran yang tertinggi didalam hidup.           

Menurut pendapat saya pembahasan kasus jamaat islami dipakistan menggunakan pendekatan teologis karena jama'at islam tumbuh sebagai reaksi terhadap modernisme islam dan kecenderungan sekuler partai-partai muslim di

88 Ziya ul-Hasan Faruki,The deoband School and the demand for Pakistan, Lahore :Proogressive, 1980.89 Tarjuman al-Qur'an,April 194190 Ibid

189

Page 61: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

India.Sejak awal perkembangannya hingga terbentuknya partai jamaat islami dapat dikategorikan sebagai sebuah partai kecil yang kurang memainkan peranan politik secara langsung dan berarti.Perseteruan -perseteruannya dengan pihak pemerintah Pakistan setelah Negara itu di bentuk telah mendorongnya untuk bersikap keras dan enggan berkompromi. Sehingga Partai jamaat islam menganggap bahwa partai sendirinyalah yang paling benar diantara yang lainnya. Pasal 1Dastur(Undang- Undang)Jama' at –i-Islami[1941] .            DAFTAR PUSTAKAMahendra,Yusril Ihza.1999.Modernisme dan Fundamentalisme dalam PolitikIslam.Jakarta:Paramidana

HIZBUT TAHRIR INDONESIA(Suatu kajian dengan pendekatan history)

Oleh : Resty UtamiSent by   rest_tami - Jun 23, 2009 (Original Message)

Gerakan radikalisme91 muncul tidak hanya di negara Timur Tengah tetapi juga di negara-negara lain yang penduduk islam termasuk di Indonesia. Meskipun ada perbedaan culture dan pemahaman tentang islam sendiri. Gerakan radikalisme memiliki dengan faham fundamentalis. Kalau di Timur Tengah gerakan radikalisme di awali dengan munculnya revolusi Iran, lalu disusul dengan berdirinya kelompok HAMAS, ditambah lagi dengan revolusi Aljazair. Sedangkan di Indonesia gerakan radikalisme ditandai dengan munculnya Jamaat Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Memang dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok ini merupakan organisasi fundamentalis dalam sebuah gerakan radikal karena semuanya tidak mengakui sendi-sendi negara sekuler yang berdasarkan hukum buatan manusia. Untuk mengetahui lebih jelas tentang kelompok radikal di Indonesia, penulis akan membahas salah satu kelompok radikal di Indonesia yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Apa itu Hizbut Tahrir? Sacara etimologis Hizbut Tahrir adalah partai pembebasan. Hizbut Tahrir didirikan oleh Taqiyuddin an-Nabhani92. Nama asli Taqiyuddin adalah Taqiyuddin bin Ibrahim bin Mustafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani. Gelar an-Nabhani dinisbahkan kepada bani Nabhan, yang termasuk orang Arab penghuni Padang Sahara Palestina. Ayah Taqiyuddin, Ibrahim bin Mustafa adalah seorang pengajar ilmu-ilmu syariah di Kementrian pendidikan Palestina. Ibu Taqiyuddin menguasai beberapa cabang ilmu syariah yang di peroleh dari ayahnya Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani. Pada saat berumur 13 tahun Taqiyuddin dapat menghapal al-Quran dengan baik. Taqiyuddin sangat

91 Radikalisme muncul sebagi akibat dari adanya diskriminasi, invasi barat, dan pelanggaran terhadap syariat islam.92 Abu Haris.2005.www.archive-mail.com/[email protected].

190

Page 62: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

menyukai ilmu-ilmu syariah karena kebiasaanya melhat ayahnya mengajar, oleh karena itulah pada saat beranjak dewasa Taqiyuddin melanjutkan pendidikannya di al-Azhar Mesir mengambil ilmu syariah.

Setelah menamatkan pendidikan di al-Azhar Mesir, Taqiyuddin bekerja di bidang peradilan sebagai hakim. Dalam aktivitasnya menjadi hakim banyak sekali pelanggaran yang terjadi pada hkum yang dibuat oleh manusia. Taqiyuddin sendiri memilki ide untuk mendirikan prtai yang berasaskan islam. Untuk itu ia menemui beberapa ulama Mesir yang ia kenal untuk membahas tentang idenya. Pada tahun 1953 di al-Quds Palestina, partai politik yang didirikan oleh Taqiyuddin berdiri dengan nama Hizbut Tahrir93. Seperti halnya sebuah partai politik Taqiyuddin mengajukan surat resmi kepada pemerintah Yordan untuk dapat melakukan kegiatan sebagai patai politik tetapi pemerintah Yordan tidak mengizinkanya dengan alsan UUD tidak mengizinkan Taqiyuddin melakukan kegiatan partainya. Walaupun Hizbut Tahrir tidakdapat melakukan kegiatanya sebagai partai politik, Taqiyuddin tetap melakukan enyebaran faham Hizbut Tahrir karena masih banyak pelanggaran syariah yang terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Lahirnya Hizbut Tahrir di Indonesia yaitu ketika diselenggarakannya konferensi di Istora Senayan yang di hadiri ole tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional maupun Nasinal dan di hadiri oleh tokoh organisasi islam lainnya. Sejak saat itu Hizbut Tahrir mulai aktif melakukan kegiatannya94. Walaupun aktif melakukan kegiataanny sebagai partai politik, Hti nyatanya tidak mengikuti pemilu untuk melengkapi fungsinya sebagai partai politik. Dalam wawancara yang dilakukan ole HTI-Press dengan Jubir HTI Ismail Yusanto menegaskan walaupun HTI tidak mengikuti pemilu toh pada kenyataanya HTI telah melaksanakan tiga dari empat fungsi sebagi partai politik. Pertama, fungsi edukasi, pendidikan politik, kedua, artikulasi, menyuarakan aspirasi rakyat, dan fungsi ketiga yaitu fungsi agregasi95.

Walaupun HTI tidak mengikuti pemilu bukan berarti HTI tidak memiliki simpatisan atau kader yang banyak, Ismail Yusanto sendiri kembali menegaskan bahwa HTI memiliki kader yang banyak dan telah tersebar luas di seluruh Indonesia. Jika HTI diktegorikan sebagai partai politik yan memilki simatisan banyak, HTI termasuk ketegori tersebut96. Lagipula HTI telah memberikan dukungannya kepada PKS (yang dulunya IM)97. Akan tetapi walupun HTI memberikan dukungannya kepada PKS bukan nerarti HTI sama dengan PKS. Secara ideology HTI tetap berpendirian sebagai partai politik yang berasaskan islam. Untuk masalah perpolitikan HTI lebih mayakini hukum yang bersumber dari al-Quran, karena hanya hukum dari tuhanlah yang dapat menyelamatkan bangsa.

Berbicara perpolitikan tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan sistem kenegaraan. HTI berpendapat sistem kenegaraan yang lebih baik dari

93 http://ms.wikipedia.org/wiki/syekh_Taqiyuddin_An_Nabhani94 Afadlal,Islam dan Radikalisme di Indonesia,2005,hlm 26695 HTI_Press,ww.hizbut-tahrir.or.id,200996 Ibid97 He-Man,http://www.mail-archive.com/[email protected]./msg 01748.html

191

Page 63: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

sistem kenegaraan modern sekarang ini adalah sstem kekhilafahan. Apa itu system kekhilafahan?? System kekhilafahan adalh suatu system kenegaraan dimana Negara lain termasuk ke dalam negaranya. Tidak ada saling mendominasi seperti negara modern sekarang. Oleh karena itulah Hizbut Tahrir tersebar di seluruh dunia.

Untuk mewujudkan kekhilafahan di dunia, Hizbut Tahrir menanamkan ideologynya kepada para kadernya melalui kegiatan organisasi, yaitu :

1. taqwin asyaksiah (pembentukan kepribadian islam).2. attau’iyah, penyadaran akan pentingnya menegakkan syariat islam dalam

kehidupan sehari-hari.3. at-ta’amul ma’al ummah (interaksi dengan masyarakat secara

menyaluruh).4. harkatut tatsqit, gerakan intelektualitas.5. at-tqwin daulah islamiyah (Negara Islam).6. iatilamul hukmi, merebut kekuasaan98.

Penerapan ini menjadikn HTI sebagai partai politik yang tidak ikut pemilu tetapi kuat dalm kaderisasi dan ideologynya srta termasuk organisasi radikal yang berlandaskan faham fundamentalis.

DAFTAR PUSTAKA

Afadlal dkk.2005.Islam dan Radikalisme di Indonesia.Jakarta: LPII Haris Abu.2005. Selayang Pandang Hizbut Tahrir.www.archive-

mail.com/[email protected]. He-Man.2006.Ketidakikutsertaan HTI dalam Pemilu.http://www.mail-

archive.com/[email protected]./msg 01748.html HTI_Press.2009.Wawancara menegakkan Syariat Islam.ww.hizbut-

tahrir.or.id, http://ms.wikipedia.org/wiki/syekh_Taqiyuddin_An_Nabhani

PLURALISME KELOMPOK POTILIK ISLAM DI INDONESIA(contoh Sekilas NU dan Muhammadiyah)

Oleh : Rohman Syah/06320169Sent by   syah_r99 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Dalam kehidupan, kita menghadapi dan menjalani beberapa aspek kehidupan. Diantaranya aspek politik, politik adalah seluruh tindakan dan strategi (cara) yang digunakan untuk mencapai kebaikan dengan sebaik-baiknya dan menjauh dari kerusakan. Meski politik itu tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan tidak diatur pula oleh nash.99

Dalam Islam politik terdiri dari bagian-bagian seperti khilafah, imamah, negara dan pengaturan masyarakat serta pembangunan kehidupan dan bagian-bagian tersebut adalah bagian dari cabang saja, bukan berasal dari sumber akidah

98 ibid99 Muhammad Imarah, Islam dan Pluralitas (Jakarta : Gema Insani, 1999), cetakan ke-7. Hal 86.

192

Page 64: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

yang pokok yang tetap. Jadi politik itu terdapat pada wilayah cabang, oleh karena itu dalam praktiknya di masyarakat boleh saja dan wajar saja jika berbeda, inilah yang dinamakan pluralitas politik dalam Islam yang tentunya masih berada dalam naungan ijtihad para ulama. Suburnya kajian-kajian tentang politik di masyarakat, lambat-laun melahirkan suatu kelompok-kelompok politik atau yang dikenal dengan partai politik. “Partai politik” adalah sekelompok orang atau warga negata yang mempunyai tujuan politik dan pemikiran serta program-program yang sama, dengan cara-cara yang menurut mereka dapat mencapai tujuan tersebut. Dalam dunia Islam sendiri nama atau istilah “partai” itu sudah tidak asing lagi, karena istilah itu sudah dikenal dalam Islam sejak dulu, dan disebutkan dalam Al-Qur’an, Artinya : “dan Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah Itulah yang pasti menang”. (Al-Maidah : 56)

Dan perlu kita ketahui juga dalam sejarah umat Islam, banyak sekali muncul kelompok-kelompok Islam yang diakibatkan oleh faktor politik, dan tidak jarang melahirkan organisasi-organisasi politik ataupun partai-partai politik.100

Dari zaman dahulu hingga kini, banyak muncul kelompok-kelompok politik ataupun partai-partai politik yang berasal dari kalangan Islam dan biasanya diisi oleh tokoh-tokoh Islam atau para ulama-ulama Islam, yang dahulu didirikan dengan tujuan untuk menentang dan melawan penjajah atau kolonial barat di negeri-negeri Isalm seperti contohnya ; Jamaludin Al-Afghani, di Mesir pada tahun 70-an abad ke-19 mendirikan Hizbul Wathoni Al-Hurr, kemudian pada tahun 80 mendirikan jami’iyya Al-‘Urwatul Wustqa dan pada akhir abad ke-19 Abdurrahman al-Kawakibi mendiirakn Jam’iyyat Ummi al-Qura, semua organisasi itu adalah perumpulan partai politik Islam yang ditujukan untuk melakukan kebangkitan Islam dan melawn kolonialisme barat.101

Di Indonesia sendiri perpolitikan Islam itu muncul sejak didirikannya Sarekat Islam (SI) pada tanggal 11 November 1912 di Solo, dan setelah kemunculan SI kemudian mulai banyak muncul organisasi-organisasi Islam lainnya, diantarnya adalah Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) yang keduanya merupakan 2 kelompok Islam terbesar di Indonesia.

NU munculnya, berdiri tahun 1926 didirikan oleh KH. Hasyim As-‘Ary adalah suatu organisasi Islam yang bergerak dalam bidang sosial-kemasyarakatan-keagamaan, yang mengurusi masalah pendidikan, kemasyarakatan, ekonomi kaum bawah dan inilah yang disebut NU Kultural.

Seiring denga perkembangan zaman, dan juga tidak bisa dipungkiri sebagai organisasi Islam terbesar maka tidak lepas lagi juga denga urusan negara dan politik, sejak berdirinya tahun 1926-1942 NU bisa dikatakan belum terjun ke dunia politik, baru setelah tahun 1942-1945 dalam masa penjajahan Jepang NU mulai berpolitik, pada tahun 1949-1959 Nu berubah menjadi partai politik dan pada tahun 1959-1965 NU menjadi pendukung rezim Soekarno, NU yang pada awalnya bergabung dengan Masyumi nomen kemudian memisahkan diri. Berpolitiknya NU mendapat berbagai respon dari masyarakat terutama warga

100 Ibid, hal 193-196101 Ibid, hal 197

193

Page 65: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Nahdliyyin, ada yang pro dan sebagai organisasi besar Islam memang seharusnya tidak cuek dalam masalah negara, dan pendapat masyarakat yang kontra bahwa NU tidak seharusnya terjun ke politik karena akan melanggar fungsi awalnya yakni sebagai organisasi sosial-kemasyarakatan-keagamaan.

Dalam perjalanan politiknya akhirnya NU mendirikan partai politik dengan nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan tujuan supaya asporasi dari warga Nahdiyyah dapat tertampung dan suaranya terwakili. Dan terbukti dalam pemilu setelah orde baru tumbang yakni tahun 1999 dan 2004 PKB masuk 5 besar. Berhaisilnya PKB tentu tidak lepas dari seorang Gusdur, tokoh NU yang paling berpengaruh, baik di warga NU maupun di masyarakat luas, demikian dan seterusnya sampai sekarang PKB masih terus eksis dalam berpolitik walaupun seringkali terjadi konflik internal dalam tubuh NU sendiri102, tapi tidak dipungkiri juga selama ini PKB masih tatap masuk kedalam 10 besar pemenang pemilu.

Selain NU, organisasi sosial-kemasyarakatan-keagamaan besar lainnya adlah Muhammadiyah. Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912 seperti halnya NU, Muhammadiyah juga ikut bergerak sebagai organisasi sosial-keagamaan yang juga ikut bergerak dan berjuang dalam melawan kolonialisme di Indonesia. Sampai pada masa Soekarno, Muhammadiyah mulai terjun ke dunia politik, pada saat itu Muhammadiyah bergabung dengan Masyumi dan mulai mengkritisi Soekarno pada masa itu.

Hingga pada zaman orde baru, gerakan politik dan Muhammadiyah seakan sepi tak terdengar lagi, dan pada pertengahan tahun 1990-an seorang tokoh Muhammadiyah yang bernama Amien Rais melakukan gebrakan-gebrakan yang sangat berani, seperti berani mengkritik Soeharto pada masa itu. Dan setelah orde baru tumbang Muhammadiyah semakin mempertajam langkah politiknya dengan mendirikan partai politik yang diberi nama Partai Amanat Nasional (PAN), tapi tidak semulus NU dengan PKBnya, PAN hanya berada di urutan ke-5 pada pemilu 1999, ini menandakan bahwa warga Muhammadiyah tidak sebulat dalam bersuara seperti warga NU yang mendukung PKB.103

Demikian perkenalan singkat terhadap 2 organisasi politik Islam yang ada di Indonesia, dimana adanya kedua organisasi ini merupakan bukti dari pluralitas kelompok politik dalam Islam, NU dan Muhammadiyah adalah 2 organisasi Islam yang berbeda yang berkecimpung dan jalan yang sama yaitu politik, maka wajar saja sering terjadi perbedaaan pendapat dam ketegangan-ketegangan diantara keduanya, tapi ini dapat dijadikan bukti bahwa Islam sangat menghargai perbedaan dalam kehidupan, dan juga menghargai pluralitas politik dalam Islam termasuk membebaskan umatnya untuk berpolitik.

Pluralitas partai politik islam itu harus dihargai, karena telah kita ketahui bersma bahwa kajian politik itu berada di wilayah cabang hukum bukan ushul, jadi boleh saja masing-masing boleh berbeda, beka dalam ideologinya maupun pendapat-pendapat dalam pandangan politiknya. Perlu diketahui juga kalau Islam membebaskan sepenuhnya kepada umatnya untuk berpolitik dan memilih partai politik apapun. Tidak boleh terjadi memaksakan kehendak dalam berpolitik, partai

102 Marzuki Wahid (editor), Jejak-jejak Islam Politik, Sinopsis Sejumlah Studi Islam Indonesia (Jakarta : DITPERTAIS, 2004), cetakan pertama hal 60.103 Ibid, hal 71.

194

Page 66: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

politik tidak boleh memaksakan masyarakat untuk mendukungnya dan memaksa untuk mendukung salah satu organisasi politik tertentu, adanya pluralitas politik Islam, seperti halnya adanya NU dan Muhammadiyah adalah suatu rahmat dari Allah SWT, karena berpolitik adalah pilihan, dan partai-partai politik juga adalah suatu pilihan, satu sama lain pasti berbeda dan masing-masing organisasi politik atau partai politik mempunyai tujuan dan ciri khasnya masing-masing.

Mengapa pluralitas politik Islam dikatakan sebagai rahmat, karena jika tidak ada pluralitas dalam berpolitik khususnya dalam Islam maka tidak ada tempat untuk pilihan-pilihan dan untuk memilih, dan seharunya adanya pluralitas politik dalam Islam itu menjadi motivasi untuk berlomba dan saling mendorong diantara pihak-pihak yang berbeda dalam hal ii organisasi politik dan partai-partai politik Islam, dan memberikan kepada umat islam kebebasan sepenuhnya dalam memilih organisasi politik atau partai-partai politik yang mereka sukai dan yakini agar hidup kita menjadi lebih berwarna dan lebih kompetitif, Amin…..Wallahu’alam bis Shawab DAFTAR PUSTAKAImarah, Muhammadiyah. 1994. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani.

Wahid, Marzuki (Editor). 2004. Jejak-jejak Islam Politik, Sinopsis Sejumlah Studi Islam Indonesia. Jakarta : DITPERTAIS.

PERKEMBANGAN ISLAM DALAM PERSPEKTIFGENDER DI MINANGKABAUOleh : Saelah Nurlaela/06320171

Sent by   sha_e05 - Jun 24, 2009 (Original Message)

I. PENDAHULUANKaum Muslim bersepakat bahw Islam mencakup sekumpulan ajaran dan

praktik yang oleh orang Islam diakui berasal dari Islam. Namun demikian, dalam tiap masyarakat Muslim, perkembangan Islam mempunyai sejarah unik, yang dibangun berdasarkan dialog dan terkadang pergumulan degan kaum Muslim lainnya, baik di dalam maupun di luar komunitas tertentu. Baru belakangan ini saja perhatian diberikan kepada penggabungan Islam ke dalam masyarakat dari perspektif gender, dengan penekanan diberikan kepada kontribusi kaum perempuan terhadap vitalitas tradisi keagamaan.104 Dialog internal kaum Muslim di masyarakat Minangkabau memiliki nuansa gender seperti ini. Dimana kaum perempuan mempunyai kontribusi dalam penggabungan terus-menerus ajaran Islam ke dalam masyarakat Muslim yang Matrilinial, khususnya dalam bidang pendidikan.

Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu. Seorang anak laki-laki atau perempuan merupakan klen dari perkauman ibu bukan ayah.105

104 Woodward. Mark R., Jalan Baru Islam, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 207105 http//:www.minangforum.com/

195

Page 67: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Bagi masyarakat Minangkabau, Islam merupakan keyakinan agama yang merembas masuk ke dalam pengetahuan, perilaku, dan makna budaya. Di Minangkabau, corak Islam menjadi sumber konflik yang serius pada awal abad ke sembilan belas serta menjadi basis perdebatan pada sepanjang abad kedua puluh. Dimana terdapat dua aspek perkembangan Islam di Minangkabau, yaitu : sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan ekspresi Islam, dan keterlibatan kaum perempuan kelas menengah kota Mnagkabau dalam mentransformasikan pendidikan Islam dan bentuk konstruksi tentang Islam, gender, adapt dan “modernitas”.106

II. PEMBAHASANA. Membangun Komunitas Muslim

Pada awal abad kedua puluh, kaum perempuan Minangkabau terlibat dalam arus utama perdebatan Islam reformis mengenai corak yang pas masa depan masyarakat baru Minangkabau yang setia pada Islam dan kemajuan. Kaum perempuan Minangkabau berpendapat bahwa mereka tidak dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dari potensi mereka seperti yang dinisbatkan kepada mereka oleh Islam modernis dan prospek kewarganegaraan dalam sebuah bangsa baru. Hal ini disebabkan karena kurangnya akses mereka kepada pendidikan formal. Bagi perempuan Minangkabau, jalan keluarnya adalah menciptakan pendidikan Islam versi mereka sendiri. Sebagai contoh yaitu Diniyah Putri, sebuah akademi Islam swasta bagi kaum perempuan yang di dirikan di kota Padang pada tahun 1923. Sebagai hasil dari upaya mereka membentuk kembali pendidikan Islam, kaum perempuan menjadi aktif terlibat dalam proses pengembangan corak dan praktik Islam di masyarakat Minangkabau. Dimana pendidikan Islam telah berperan sebagai alat bagi kaum perempuan Minangkabau untuk mengkonfrontasikan pesan-pesan gender Islam dan adat yang berbeda dan berupaya menggabungkan antar keduanya.107

Sejak abad kedelapan belas hingga awal abad ke sembilan belas, Minangkabau adalah pusat perkembangan pendidikan Islam. Sebagai bukti, menjelang abad kedelapan belas, Minangkabau memiliki ratusan sekolah Islam yang berlokasi di suaru-surau di seluruh wilayah dataran tinggi. Periode penting dalam pembaharuan pendidikan Islam di Minangkabau berlangsung pada awal abad kedua puluh, ketika kaum pembaharu Muslim, berusaha mengembangkan pola hidup yang sejalan dengan masyarakat modern. Mereka menitikberatkan langkah dengan kembali ke sumber-sumber awal Islam, yaitu Al-qur’an dan Hadits, dari sudut mana guru-guru yang diinspirasikan oleh kaum sufi dituduh telah menyimpang, dan menolak keterlibatan perantara dalam hubungan antara seseorang dengan Tuhan. Pada awal abad kedua puluh, sekolah dan masjid-masjid yang menyuarakan penafsiran Islam yang berbeda, baik tradisional maupun modernis, ditoleransi dalam masyarakat yang sama. Seperti dewasa ini, sekolah tidak hanya berperan sebagi pusat pengajaran tetang Islam, melainkan juga

106 Ibid. hlm.207-208

107 Ibid,. hlm.208-209

196

Page 68: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

menyediakan fungsionaris dan konsultan yang turut berperan dalam mengintegrasikan Islam ke dalam kehidupan sehari-hari dan ritual penduduk.108

Pada abad kedua puluh pula, kaum perempuan Minang telah mengambil kendali atas lembaga-lembaga Islam dan terlibat dalam mendefinisikan Islam, adat, dan kemodernan melalui saluran organisasi-organisasi.B. Visi Kaum Modernis tentang Pendidikan Islam

Dengan mendidik anak-anak muda, kaum modernis mencita-citakan terciptanaya sebuah komunitas Muslim yang secara moral atau spiritual tidak akan berkompromi dengan cara hidup Barat, tetapi akan bersaing secara intelektual dan ekonomi dengan Barat dalam sebuah dunia yang sedang berubah. Sejalan dengan semangat pemikiran kaum modernis ini, kaum perempuan Minangkabau mengklain Islam sebagai kepedulian langsung mereka dan merasa tergerakkan untuk memberi kontribusi bagi terwujudnya visi baru tentang komunitas Muslim dan tatanan nasional ini, sebagi pendidik, jurnalis, dan pejuang kemerdekaan.109

C. Memasukan Unsur Gender ke Dalam Gerakan ModernisPendidikan kaum perempuan sudah dimasukkan ke dalam gagasan

kemajuan dan modernitas sserta agenda kaum modernis paling tidak sejak awal 1909, ketika sekolah tenun didirikan di Padang oleh Datuk Sutan Maharadja. Dengan didirikannya Diniyah Putri pada than 1923, sang pendiri, Rahmah el Yunusiyah, memperluas misi kaum modernis untuk menyediakan sarana pendidikan bagi kaum perempuan yang akan menyiapkan mereka menjadi warga yang produktif dan Muslim yang baik. Ia menciptakan wacana baru bagi kaum Muslim dan kelompok perempuan Minangkabau, dan meletakkan tradisi baru dalam pendidikan bagi kaum perempuan di kepulauan Indonesia. Diniyah Putri adalah akademi agama pertama bagi perempuan/putrid yang ada di Indonesia. Rahmah ingin menawarkan kepada anak-anak perempuan pendidikan secular dan agama yang setara dengan pendidikan yang tersedia bagi kaum laki-laki, lengkap dengan programng produkrif. Tujuan pelatihan dalam hal keterampilan yang berguna sehingga kaum perempuan dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif. Tujuan akhir mereka adalah meningkatkan kedudukan kaum perempuan dalam masyarakat melalui pendidikan modern yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Banyak disebutkan bahwa seluruh kerja Rahma diilhami oleh Al-Qur’an dan Hadits . ia mendasrkan diri kepada Surah Al-A’araf dari Al-Qur’an yang menyatakan bahwa apabila orang-orang yang beriman membantu Allah, maka Allah juga akan membantu mereka. Dan seraya mendahului argumen-argumen yang dikemukakan kaum feminis nasionalis dewasa ini, Rahmah menegaskan bahwa “ membangun masyarakat tanpa keikutsertaan kaum perempuan ibarat memiliki burung yang ingin terbang hanya dengan satu sayap. Pendidikan bagi seorang perempuan berarti pendidikan bagi semua orang.”110

Dengan meniru model sekolah modernis, Diniyah Putri menawarkan program pendidikan baik pelajaran umum maupun agama. Seperti sekolah-sekolah lainnya, Diniyah Putri menawarkan tiga ijazah, yaitu : satu miliknya

108 Ibid., hlm. 210-213109 Ibid., hlm. 215110 Ibid., hlm.215-216

197

Page 69: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

sendiri, satu untuk pendidikan sekolah menengah umum, dan satu untuk pendidikan Islam yang diakui oleh pemerintah. Sehingga, siswa-siswa memenuhi syarat untuk masuk ke universitas umum maupun universitas Islam, menjadi guru, atau mencari pekerjaan di berbagai bidang lainnya.D. Menyekolahkan Kaum Perempuan yang Produktif

Seluruh siswi Diniyah Putri menerima pendidikan keterampilan seperti menjahit, membuat pakaian, membordir, memasak, berpidato, dan menata administrasi. Aspek program ini adalah inovasi Rahmah al Yunusiyah dan mencerminkan orientasi kelas menengah urban sang sendiri dan siswi-siswi yang tertarik kepada sekolah itu. Kebanyakan berasal dari keluarga yang berkiprah dalam bisnis, perdagangan, ekspor/impor skala kecil, produksi barang-barang kesenian rakyat yang bernilai tinggi, atau pegawai negeri, baik di dalam maupun di luar sumatera Barat.111

Perempuan minang tidak hanya ingin bekerja, tetapi banyak diantara mereka yang bekerja karena desakan ekonomi. Bekerja diperbolehkan, karena perempuan di masyarakat Minangkabau yang matrilineal secara tradisional telah mengelola tanah dan asset ekonomi. III.PENUTUP

Sebagai akibat dari komitmen kaum perempaunMinangkabau yang terus bertahan kepada adat dan system matrilineal, kaumperempuan Minangkabau berada di pusat hubungan-hubungan sosial dan ideology. Kaum perempaun dipandanga sebagai partisipan penting dalam hubungan sosial, dan peran mereka dilengkapi oleh peran kaum laki-laki. Kaum perempuan berperan sebagai ibu dan wakil dari rumah tangga dan garis keturunan mereka, yang memiliki kekuasaan besar di masyarakat. Pengalaman pendidikan Islam berhaluan modernis telah membentuk gagasan mengenai gender dikalangan kaum perempuan kelas menengah di Minangkabau. Mereka berpandangan bahwa Islam modernis tidak menyerahkan control mereka atas adat atau bahkan melonggarkan kekuasan mereka atasnya. Mereka juga selalu menegosiasikan antar Islam dan adat dalam kehidupannya. Sehingga mereka tetap memiliki kemampuan untuk memelihara kewaspadaan terhadap tatana moral.IV. DAFTAR PUSTAKAWoodward. Mark R., Jalan Baru Islam, Bandung: Mizan, 1998.http//:www.minangforum.com/

ANTARA SYURA DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM<Kajian Mengenai Persamaan Dan Perbedaan Sebagi Sebuah Pengantar>

Oleh : Samsul Ma`arif/06320173Sent by   funky_21abis - Jun 24, 2009 (Original Message)

111 Ibid.,hlm. 221-222

198

Page 70: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Banyak upaya dari kalangan ilmuwan untuk mempertemukan konsep syura dan demokrasi, meskipun keduanya berangkat dari sejarah dan latar belakang yang berbeda. Namun menerima atau tidak persamaan dan perbedaan terdapat dari keduanya. Syura merupakan sebuah istilah agama yang penuh dengan nilai-nilai profetis, sementara demokrasi merupakan hasil ijtihad menusia yang tidak luput dari berbagai kekurangan.

Kajian mengenai demokrasi dan syuro mungkin kita sudah banyak menemukan dalam tulisan-tulisan para pemikir islam yang mengulas sekelumit tentang permasalahan-permaslahan tersebut, permasalahan yang menjadi perdebatan para pemikir islam antara lain tentang perbedaan dan persamaan syura dan demokrasi dalam islam, pendapat para cendikiawan muslim yang banyak mengutip tentang keduanya banyak bercerita penolakan bahwa syuro bukanlah demokrasi ataupun pendapat yang sepakat mengenai istilah syuro sama dengan demokrasi. Syuro dan demokrasi merupakan sebuah istilah yang hamper mempunyai kesamaan di dalamnya baik dalam prosesnya maupun dari prinsip teknisnya. Intinya demokrasi dan syura adalah sebuah proses diskursus dalam memcahkan suatu permasalahan dengan cara bermusyawarah sebagai upaya bersama dalam mencapai kesepakatan. Namun banyak terdapat perbedaan dan persamaan antar keduanya.

Saya mencoba mengantarkan tentang sejarah timbul dan perkembangan demokrasi dari masa Yunani hingga abad modern dan sejarah nilai-nilai sosial syura yang sarat dengan pemenuhan kebutuhan sosial manusia. Tentu saja tulisan ini sekaligus akan menggambarkan sisi lemah demokrasi dalam Islam sebagai sebuah dasar (basic source) dalam kehidupan sosial-politik, bermasyarakat dan bernegara, dan akhirnya tulisan sederhana ini akan mencoba mengawali dengan kajian yang bersifat teoritis tentang arti syuro dan demokrasi. Kemudian pada bagian selanjutnya akan dikedepankan tinjauan historis kemunculan syuro dan demokrasi Indonesia, aspek apa saja yang menjadi persamaan dan perbedaan yang terdapat dari keduanya.

1. Unsur KebahasaanDari sisi istilah bahasa saya melihat bahawa menurut pengertian bahasa

arab, syura (syura/musyawarah) adalah mashdar (kata-dasar) dari kata syawara (Zallum, 2002: 216). Syura secara bahasa memiliki banyak makna. Menurut Ibn Manzhur dalam Lisân al-‘Arab, jilid II halaman 379-381, pada pasal sya-wa-ra, makna syura antara lain adalah mengeluarkan madu dari sarang lilin [lebah] (istikhrâj al-‘asl min qursh asy-syama’); memeriksa tubuh hamba sahaya perempuan dan binatang ternak pada saat pembelian (tafahhush badan al-âmah wa ad-dâbbah ‘inda asy-syirâ’); menampakkan diri dalam medan perang (isti‘râdh an-nafs fi maydan al-qitâl); dan sebagainya (Al-Khalidi, 1980: 141; Zallum, 2002: 216).112

Menurut pengertian syariat yang didasarkan pada nash-nash al-Quran dan as-Sunnah, syura bermakna mengambil pendapat (akhdh ar-ra’y[i]) (An-Nabhani, 1994: 246). Jelasnya, syura adalah mencari pendapat dari orang yang diajak bermusyawarah (thalab ar-ra’y[i] min al-mustasyâr) (Zallum, 2002: 216). Istilah

112 M. Shiddiq Al-Jawi. Syura Bukan Demokrasi. Sumber: http://hati.unit.itb.ac.id/?p=89

199

Page 71: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

lain dari syura adalah masyûrah (An-Nabhani, 2001: 111) atau at-tasyâwur (An-Nabhani, 1994: 246.113

Setelah memahami tentang pengertian syuro kemudian kita mengenal istilah demokrasi, Pada awalnya demokrasi hanya dibatasi pada wilayah kekuasaan (politik). Secara etimologis demokrasi berarti pemerintahan (demos) dan rakyat (kratos) yaitu pemerintahan rakyat. yaitu menyangkut seluruh seluruh aspek, politik, gender, agama, ras hak sosial dan lain sebagainya.114 Jadi demokrasi merupakan suatu system pemerintahan yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan suatu Negara terutama dalam system pemerintahan, karena prinsip demokrasi sendiri lebih menekankan kepada memberikan kebebasan kepada setiap anggotanya untuk mengeluarkan pendapat dalam mengambil sebuah keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa demokrasi adalah sebuah system yang banyak dipergunakan oleh berbagai Negara di berbagai penjuru dunia, kebanyakan dari mereka sangat mengagungkan tentang penerapan demokrasi di Negara masing-masing, mungkin dikarenakan hasil dari keputusan dalam demokrasi itu (dari rakyat dan untuk rakyat) adalah sebagai jelan keluar atau titik akhir dalam menyelesaikan sebuah permaslahan, yang mana tidak ada jalan selain ditentukan oleh suara terbanyak, serta keputusan tersebut harus diakui dan harus diterapkan apapun resikonya dan semua bertanggungjawab atasnya. Maka tak heran apabila banyak Negara yang menganut system ini.

Dalam islam sendiri mengenai penetapan hokum saya mengamati dari berbagai sumber bacaan bahwa memang hukum itu hanyalah kepunyaan Allah, Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah. Namun sekali lagi islam menekankan behwa segala sesuatu itu harus bersumber kepada Allah, manusia hanya ditugaskan berusaha menggali hokum-hukum Allah, berusaha menyelsaikan masalah dengan cara bertanya, membaca dan bermusyawarah dengan berlandaskan nilai-nilai etika islama dan keilmuannya, bukan menetapkan hokum yang berlandaskan kebersamaan dan kebebasan semata tanpa ada acuan yang melandasinya. Jadi tidak ada keputusan mutlak yang datang dari sekelompok orang maupun golongan dalam menentukan sebuah hokum, manusia tidak mempunyai otoritasi, yang mutlak hanyalah keputasan dan kehendak dari Allah SWT.

2. Unsur HistorisKajian mengenai sejarah syura dan demokrasi mungkin sudah banyak

dibahas lebih luas oleh tokoh-tokoh islam, para pemikir dan ulama-ulama besar baik diluar maupun didalam negeri, namun kebanyakan dari mereka membahas mengenai syuro itu bukan demokrasi islam tidak mengakui adanya demokrasi karena demokrasi apabila kita lihat dari konsep historisnya bukan produk islam melainkan produk barat. Sejarah mencatat bahwa demokrasi pertama kali muncul pada zaman kerajaan kota Athena pada masa Yunani kuno, yang mana memiliki jumlah penduduk yang hanya ratusan. Pada zaman ini setiap keputusan yang akan

113 Ibid.114 Jurnal Al-Afkar, Edisi VI,Tahun ke 5 : Juli-Desember 2002

200

Page 72: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dibuat akan ditanyakan terlebih dahulu kepada rakyat kerajaan kota tersebut dengan cara mengumpulkan mereka di pusat kota Athena115.

Sedangkan dalam syura sejarahnya pada waktu itu para pemuka suku atau kota mekkah menjalankan urusan bersama melalui permusyawarahan. “institusi inilah yang kemudian didemokrasikan oleh al-qur’an, yang menggunakn istilah syura116, Dalam sirah Nabawiyah (sejarah Nabi), kita dapati bagaimana Rasulullah Saw bermusyawarah dengan para sahabatnya. Ketika hendak berhijrah ke Madinah, beliau kumpulkan sahabat-sahabat utama untuk bermusyawarah guna membicarakan strategi penting perjalanan hijrah. Hasilnya adalah pembagian tugas dari masing-masing sahabat Di samping itu, pada saat hendak berperang, beliau juga bermusyawarah dalam mengatur strategi perang sehingga para sahabat bisa menyampaikan usul dan saran, bahkan bila usul dan saran itu memang bagus, hal itu bisa menjadi keputusan yang disepakati, itulah yang terjadi pada perang khandak atau perang ahzab, dan juga Allah memerintahkan RasulNya untuk memutuskan perkara dengan apa yang Allah turunkan berupa syariat

Syura tidak lahir dari akidah (falsafah) sekularisme, melainkan lahir dari akidah Islam. Syura adalah hukum syariat yang dilaksanakan sebagai bagian dari perintah Allah. Sebaliknya, demokrasi lahir dari rahim ide sekularisme yang bias dikatakan kufur. Sebab, setelah terjadi sekularisasi, yakni setelah agama dipisahkan dari kehidupan sehingga agama tidak lagi mengatur urusan kehidupan manusia seperti politik, dengan sendirinya manusia itu sendirilah yang membuat aturan hidupnya. Inilah asal-usul ideologis lahirnya demokrasi di negara-negara Eropa pasca Abad Pertengahan (V-XV M), setelah sebelumnya masyarakat Eropa ditindas oleh kolaborasi antara raja/kaisar dengan para agamawan Katolik yang korup dan manipulatif117.

Dalam sejarah perjalan perjuangan kaum muslimin di Indonesia, dua jalan yang berbeda antara aliran yang menempuh jalan ‘demokrasi’ dan jalan ‘jihad’ sama-sama mempunyai penerus dan pengikut. Sehingga ada kelompok yang mengharamkan ikut serta dalam proses demokrasi dan menempuh jalur ‘jihad.’ Dengan mengusung slogan penegakan Syar’at Islam di bumi Indonesia. Maka dari pada itu jika kita berasumsi bahwa syura berbeda dengan demokrasi, maka yang menjadi landasan adalah sejarahnya.

3. Unsur Sumber Hukum dan Wilayah KajianSyura berlandaskan Al-quran dan Sunnah sedangkan demokrasi

berdasarkan suara terbanyak. Perbedaan lain antara syra dan demokrasi adalah dari sisi sumbernya, syura adalah aturan Ilahi sedangkan demokrasi merupakan aturan orang-orang banyak, syura dipandang sebagai bagian dari agama, sedangkan demokrasi adalah aturan sendiri. Di dalam syura ada orang-orang berakal dari kalangan ulama ahli fikih dan orang-orang yang mempunyai kemampuan spesialisasi dan pengetahuan, merekalah yang mempunyai kapabilitas menentukan hukum yang disodorkan kepada mereka dengan syariat Islam, sedangkan demokrasi meliputi orang-orang yang di dalamnya dari seluruh rakyat

115 http://putvi.multiply.com/journal/item/12 116 M. Syafi’i anwar, Pemikiran Dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 1995), hlm.222-227117 Ibid. Al-Afkar

201

Page 73: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

sampai yang bodoh dan pandir bahkan kafir sekalipun. Dalam demokrasi semua orang sama posisinya; orang alim dan bertakwa pun sama dengan pelacur, orang shalih sama dengan orang bejat dll, sedangkan dalam syura maka semuanya diposisikan secara proporsional.118

Kemudain kita juga harus melihat dari segi wilayah kajiannya, syura yang saya pahami banyak membahasa mengenai wilayah kajian tentang keagamaan baik dari segi penetapan hokum maupun mencari solusi keagamaan dan sosial. Sedangkan demokrasi lebih menkankan pada kenegaraan dan kemasyarakatan, kadang dalam demokrasi terdapat unsure-unsur politik yang bias mempengaruhi hasil dari musyawarah tersebut. Maka bagaimana mungkin demokrasi disebut Siyasah atau hokum Syar’iah, bahkan menyamakan Syura dengan demokrasi dalam Islam, padahal pada dasarnya demokrasi bertentangan dengan syariat Islam.

4. Unsur prinsipPersamaan antara keduanya memang terletak dari prinsip musyawarah

dalam mengambil keputusan, di dalam syura dan demokrasi menggunakan system pemerintahan yang mengambil keputusan denagn cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Islam sendiri menjadi sifat dasar dari demokrasi, ini dikarenakan konsep syura, ijtihad, dan ijma’ itu semua merupakan konsep yang tidak jauh berbeda dengan demokrasi. Hampir tidak ada perbedaan pandangan bahwa syura merupakan prinsip Islam dan demokrasi. Islam selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai kemufakatan bersama yang itu dimulai sejak Nabi menjadi pemimpin umat di Madinah.

Sistem demokrasi mempunyai ciri-ciri: berlandaskan pada falsafah sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan); dibuat oleh manusia; didasarkan pada 2 (dua) ide pokok, yaitu: (1) kedaulatan di tangan rakyat dan (2) rakyat sebagai sumber kekuasaa, memegang prinsip suara mayoritas dan menuntut kebebasan individu (freedom) agar kehendak rakyat dapat diekspresikan tanpa tekanan.119 Sedangkan prinsip syura ada empat pokok, Pertama, syura tidak mungkin berlangsung tanpa pengakuan terhadap prinsip kesetaraan. Kedua, harus adapengakuan terhadap hak mengeluarkan pendapat. Ketiga, ada hak untuk berbeda pendapat. Keempat, menghormati kesepakatan.120

Tokoh yang ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi lebih banyak diilhami oleh cita-cita politik yang diperjuangkn oleh M.Natsir dengan Masyuminya dan Hasan Al-Banna dengan Ikhwanul Musliminnya. Dan ada kelompok lain yang menjadi bagian dari gerakan internasional yaitu Hizbu Tahrir mengusung penegakan kembali Khilafah Islamiyah121.

Sesungguhnya Islam bukan hanya mendukung demokrasi tapi justru mensyaratkan demokrasi. ''Islam jelas bukan hanya mendukung, dia mensyaratkan. Kalau mendukung, ini seakan-akan datang dari luar yang didukung. Sebenarnya, demokrasi yang diajarkan Islam justru lebih dulu, lebih jelas dari pada demokrasi yang berasal dari Barat (Yunani),'' Teknik penerapannya 118 Deomokrasi Bukan Syura http://erikarianto.wordpress.com/2008/07/07/demokrasi-bukan-syuro/ 119 Ibid, Jurnal Al-Afkar120 M. Imadun Rahmat. Islam Pribumi, 2003. hal 134121 Mabni Darsi, MA, http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/mabni-darsi-ma-alumnus-nternational-islamic-university-pakistan-negara-islam-dalam-pemikiran-politik-gerakan-islam-kontemporer.htm

202

Page 74: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

pun tidak jauh berbeda antara keduanya, namun persoalan-persoalan masyarakat itu dikembalikan kepada kehendak masyarakat. Kehendak masyarakat itu bisa diketahui dengan bertanya kepada orang demi orang, bisa melalui perwakilan. Kita di Indonesia kan melalui perwakilan. Demokrasi yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Jadi, bentuk demokrasi disesuaikan oleh masyarakat di mana demokrasi itu akan diterapkan. Disesuaikan syura itu dengan konteks masyarakat di mana syura itu diterapkan 122

Baik syura maupun demokrasi umumnya adalah musyawarah dalam sebuah pengambilan keputusan, dimana syura sendiri berlandaskan syariat islam yang melibatkan atau mengajak para tokoh tertentu dari para pemuka agama dalam prosesnya, prinsip syura dari segi hukum islam manusia dibenarkan melakukan syura hanya dalam hal-hal yang ma’ruf atau kebaikan. Kebenaran tidak di ukur dengan jumlah yang menyuarakannya, Karena itu syura dilarang untuk digunakan dalam hal-hal yang mungkar, sedangkan demokrasi melibatkan semua pihak untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan untuk kehidupan tatanan negara. Dan demokrasi landasanya adalah ditangan para anggotanya (rakyat) tidak ada mencampurkan urusan agama dan individu tapi mementingkan kepentingan bersama. KESIMPULAN

Maka kesimpulannya adalah bahwa sesungguhnya dalam islam namanaya demokrasi itu ada, namun dengan keegoisannya islam sendiri lebih cenderung memaknai demokrasi dengan syuro, walaupun banyak tokoh yang menentang bahwa syuro buakanlah demokrasi, tetapi pada intinya terdapat persamaan dan perbedaaan didalamnya, persamaan itu tertuang terutama dalam konsep nilai. Islam sendiri menjadi sifat dasar dari demokrasi, ini dikarenakan konsep syura, ijtihad, dan ijma’ merupakan konsep yang sama dengan demokrasi dan tidak bisa dipungkiri. Perbedaanpun mungkin tidak pula sedikit antara syura dan demokrasi yang diantaranya lebih kepada konsep wilayah kajian hitoris dan sumber landasannya.

Jika lebih jeli sebenarnya ada dua pokok perbedaan pendapat dari para ulama atau tokoh musilm mengenai syura dan demokrasi itu sendiri, yang pertama, ada golongan yang menolak tentang penerapan demokrasi, alasan mereka adalah Al-Qur’an surat Yusuf 40 dan Al-Maidah 49 kekuasaan yang mutlak ditangan sang pencipta. Pendapat kedua adalah yang mendukung demokrasi alasan mereka adalah bahwa karena dalam demokras tercermin nilai-nilai agama seperti musyawarah.

Kemudian perbedaan yang mungkin lebih penting adalah sifatnya, demokrasi bersifat tidak menentu (inkonsistensi) semua tergantung rakyat, sedangakan syura yang berlandaskan nilai-nilai agama sifatnya tetap (konsisten) dan mutlak. Diakui atau tidak bahwasanya pengakuan demokrasi islam memang diakui keberadaan dan eksistensinya, dimana demokrasi islam sendiri lebih menekankan kepada permasalahan-permasalahan yang belum pernaha ada dalam nash-nash (hokum tuhan) dan harus oleh orang-orang yang memenuhi syarat

122 tandas pakar tafsir Prof Dr HM Quraish Shihab http://www.republika.co.id/berita/25960/Prof_Dr_HM_Quraish_Shihab_Islam_Mensyaratkan_Demokrasi

203

Page 75: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dalam melakukan musyawarah (syura) maka itulah yang dinamakan demokrasi dalam islam, namun sejauh kita memandang keduanya haruslah dari sisi dan nilai positif yang mestinya bisa untuk lebih mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, persatuan dalam menyamakan konsep dan tujuan seperti yang dicita-citakan agama bangsa dan Negara.

Antara syura dan demokrasi harus dilihat secara parsial dengan titik tekan pada wilayah-wilayah tertentu. Sebab bila melihat persoalan syura dan demokrasi secara keseluruhan akan berhadapan dengan katup yang saling berlawanan. Menurut islam sendiri kekuasaan tertinggi berada di tangan Allah SWT, kita tidak diperkenankan mempunyai otoritasi, Tidak juga di tangan tokoh-tokoh agamawan (sebagaimana kasus di Katolik) karena Islam tidak sama dengan paham “teokrasi”. Tidak juga di tangan undang-undang, karena itu demokrasi tidak sejalan dengan Islam. Islam dan demokrasi tidak selalu berjalan beriringan dan juga tidak selalu berlawanan. Yang diinginkan Islam adalah syura yang tidak luntur dari nilai dan dasar islam yang tidak dikombinasikan dengan nilai-nilai politik dan juga demokrasi yang disemangati oleh nilai-nilai syariah dan kemasyarakatan, itulah kiranya yang menjadi cita-cita yang diharapkan bukan menghukumi beda atau tidak antar keduanya.ReferensiAl-Jawi, M. Shiddiq. Syura Bukan Demokrasi. http://hati.unit.itb.ac.id/?p=89Anwar, M. Syafi’i 1995. Pemikiran Dan Aksi Islam Indonesia, Jakarta:

Paramadina.Darsi, Mabni. MA, Negara Islam dalam Pemikiran Politik Gerakan Islam

Kontemporer http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/mabni-darsi-ma-alumnus-nternational-islamic-university-pakistan-negara-islam-dalam-pemikiran-politik-gerakan-islam-kontemporer.htm

Deomokrasi Bukan Syura http://erikarianto.wordpress.com/2008/07/07/demokrasi-bukan-syuro/

Harapan dan Realitas Demokrasi http://putvi.multiply.com/journal/item/12 Rahmat, M. Imdadun. 2003. Islam Pribumi: Mendialogkan Agama, Membaca

Realitas. Jakarta : Erlangga Shihab, Prof Dr HM Quraish. http://www.republika.co.id/berita/25960/Prof

Dr_HM_Quraish_Shihab_Islam_Mensyaratkan_DemokrasiTaranggono, Eko. Islam dan Demokrasi upaya mencari titik temu

http://jurnalushuluddin.files.wordpress.com/2008/03/islam-_-demokrasi.pdf

KEMAJEMUKAN BUDAYA SEBAGAI SISTEMOleh : SUIRAH/06320174

Sent by   asih_irah - Jun 24, 2009 (Original Message)

A. Definisi kebudayaan Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan di dunia sebagai khalifah.

Ini berdasarkan Qs Al – an'am ayat 165. Manusia lahir, hidup dan berkembang di

204

Page 76: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dunia. Sehingga disebut juga makhluk duniawi, sebagai makhluk duniawi sudah barang tentu bergulat dengan dunia terhadap segala segi.

Bebrapa pendapat definisi dari beberapa ahli yaitu: 1. Menurut St. Taqdir Ali sjhbana berpendapat bahwa kebudayaan itu

bersifat publik, sebab makna publik adalah kita tidak bisa memberi isyarat dengan berkedip, yang dengan berkedip semua orang tau apa maksud kedipan kita itu. Maksudnya adalah bahwa kebudayaan diibaratkan sebagai isyarat seseorang dengan orang tertentu,yang belum tentu orang lain tau maksud dari isyarat itu, karena isyarat dalam kebudayaan yaitu sesuatu yang membedakan kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lainnya.123

2. Sarmidi mangunkaro, seorang politikus yang aktif dalam kebudayaan yang menyangkut bahwa kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas luasnya.

3. Koenjoningrat, mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluran dari kelakuan dan hasil dari kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuaan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.124

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan manusia dengan dunia itu tidak selalu diwujudkan dalam sikap pasif, pasrah, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, disini manusia dituntut untuk brsifat aktif, memanfaatakan lingkungannya untuk kepentingan hidup dan kehidupannya., dari hubungan yang aktif itu timbul kebudayaan.

B. Kebudayaan sebagai system Dalam kajian kebudayaan tidak lepas dari pranata sosial, karena

kebudayaan bersumber pada tradisi yang didasarkan atas pengalaman turun temurun yang dapat menjamin berlangsungnya tatanan sosial yang harmonis bagi masyarakat yang bersangkutan. Biasanya budaya yang dihasilkan berorintasi kepada nilai dan norma yang bersumber dari daerah atau masyarakat yang bersngkutan.125

Pada setiap daerah, suku, bangsa, ras, mempunyai berbagai macam kebudayaan, karena kebudayan itu mencirikan atau dapat dijadikan symbol untuk setiap daerah , suku, bangsa dan ras tersbut.

Untuk memahami bagaimana dan dalam ukuran apa, kebudayaan manusia yang beraneka ragam, dapat dijadikan suatu tatanan yang positif, dimana dari berbagai macam perbedaan dapat dijadikan suatu kesatuan yang utuh, sehingga mampu menciptakan atau membentuk kebersamaan yang harmonis menuju tatanan yang lebih baik, tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan manusia itu sendiri.126

Untuk memahaminya, pertama –tama kita harus menyadari bahwa kebudayaan manusia muncul tidak membedakan antara cara yang sama dengan 1231. Clifford greeta. Tafsir Kebudayaan.( Yogyakarta: Kanisius.1992)hlm: 15 1242. Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Study Islam.( Jakarta: Prenada media.2005)hlm: 333-334 1253.E.K.M.Masinambow. Hukum dan Kemajemukan Budaya.( Jakarta: Yayasan obor Indonesia. 2003) hlm: 101264. Edy sedyawati. Budaya Indonesia Kajian Arkeolog Seni dan Sejarah.( Jakarta : PT Raja grapindo persada. 2006 ) hlm:124

205

Page 77: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

bentuk yang sama, terlebih dahulu kita harus menempatkan masyarakat-masyarakatnya hidup berampingan. Walau pada kenyataannya antara masyarakat yang satu dengan yang lainya berjauhan, tapi hidup berampingan.disini adalah hidup dalam satu ikatan yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Tantunya masih dalam satu periode atau zaman yang sama.127 Serta kita juga harus mampu menilai kebudayaan dengan bentuk –bentuk kehidupan sosial yang silih berganti dari waktu ke waktu serta yang belum kita mengerti lewat pengalaman langsung, karena dengan kita lebih tanggap dengan keadaan sosial serta pergantian waktu diharapkan kebudayaan yang timbul tidak bertentangan dengan keadaan sosial, serta dapat berkembang dari waktu ke waktu.sebab dengan berkembangnya waktu diharapkan kebudayaan yang ada ikut berkembang sejalan dengan dengan perkembangan waktu tersebut, agar kebudayaan yang tercipta tidak kuno atau ketinggalan zaman yang akan membawa pada keadaan yang tetap.sehingga kebudayaan tidak dapat bersaing dengan kebudayaan lain. Dengan tidak berkembangnya kebudayaan, secara otomatis kehidupan pengetahuanpun tidak akan berkembang.

Salah satu jenis kebudayaan yang ada adalah masjid, dimana masjid ini adalah salah satu dari jenis kebudayaan yang ada dalam islam.salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang adalah dalam islam adalah masjid , diantara masjid masjid yang ada sebagai salah satu bukti kebudayaan islam di Indonesia adalah masjid berkubah emas yang berada di depok. Tepatnya terletak di jalan Meruyung,kecamatan limo kota depok jawa barat. Bisa disebut sebagai pusat pengembangan budaya islam, dulunya masjid depok ini digunakan sebagai resepsi pernikahaan atau acara lainya. Namun dengan berjalanya waktu masjid ini nerubah fungsi, masjid kubah ini mempunyai tga fungsi diantaranya :

Sebagai pusat peribadatan masyarakat sekitar Sebagai pusat tempat pendidikan, dengan dibangunya pesantren, TK,

hingga perguruan tinggi. Sebagai pusat atau sarana penyiaran dakwa islam

Selain ketiga fungsi diatas masjid kubah emas menjadi pembangunan pusat pengembangan islam saat ini yang menjadi tempat tujuan wisata relegi bagi umat islam dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan manca Negara.128

DAFTAR PUSTAKA

Clifford greeta. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Study Islam. 2005. Jakarta: Prenada

media. E.K.M.Masinambow. 2003. Hukum dan Kemajemukan Budaya. Jakarta:

Yayasan obor Indonesia. Edy sedyawati. Budaya Indonesia Kajian Arkeolog Seni dan Sejarah.

2006. Jakarta : PT Raja grapindo persada. Claude levi – strauss. Ras dan Sejarah. 2000. Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta. http: //Immasjid.com/cetak php?Id 149

1275. Claude levi – strauss. Ras dan Sejarah.( Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.2000) hlm 61286. http: //Immasjid.com/cetak php?Id:149

206

Page 78: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

BAHAYA ISLAM LIBERALOleh : Sutinah

Sent by   sutinah_gez - Jun 24, 2009 (Original Message)

Menurut Charles Kurzman tokoh-tokoh yang masuk dalam barisan islam liberal adalah Ali Abdul Raziq, Rasyid Ridho, Dr. Faraq Faudah129 (tokoh secular di Mesir yangmati ditembak orang, April 1993),Dr. Faraq Faudah masuk dalam barisan islam liberal karena dia dinyatakan murtad oleh seorang ulama terkenal atau tersohor di Mesir yang bernama Muhammad Al-Ghazali, Kurzman juga sependapat dengan Muhammad Al-Ghazali, maka Dr. Faraq Faudah pun dimasukkan pula dalam barisan islam liberal.

Bakan Ahmad Dahlan (1869 – 1923 M) pendiri Muhammadiyah dan Ahmad Surkati ulama Al-Irsyad gurunya Prof. Dr. HM. Rasjidi130 dimasukkan pula dalam barisan islam liberal. Sebaliknya, Nurcholis Madjid yang sejak tahun 1970-an mengemukakan pikiran sekularisasinya dan dibantah oleh HM. Rasjidi, diamsukkan pula dalam jajaran islam liberal, menurut Kurzman para tokoh itu masuk dalam islam libera dikarenakan mereka mengadakan pembaruan lewat pendidkan, dengan memakai system pendidikan non islam alias barat, tokoh-tokoh islam liberal yang dianggap sebagai cikal bakal islam liberal, karena walaupun pahamnya revival (salaf) namun menurut Kurzman, bersikap lebih humnistik terhadap tradisi islam adat, dibanding yang wahabi atau kelompok kebangkitan islam linnya.

Kaum liberal angkatan abad 18, 19 dan awal abad 20 mengambil atau mengadopsi dari barat dengan kurang begitu paham seluk beluk barat, tetapi kaum liberalis angkatan setelah itu lebih-lebih sejak 1970-an adalah orang-orang yang paham dengan kondisi barat karena mereka keluaran barat, Eropa dan Amerika.

Harun Nasution menamakan seluruh tokoh islam liberal itu dengan sebutan kaum modernis atau pembaharu, bahkan Rifa’at Ath-Thahtawi (Mesir) semuanya dikategorikan dalam satu nama yaitu kaum modernis.

Mendiang Prof. Dr. Harun Nasution alumni Mc Giil Canad yang bertugas di IAIN Jakarta itu pun memuji Rifa’at Thahtawi (orang Mesir alumni Prancis) sebagai pembaharu dan pembuka pintu ijtihad (pembaharuan dalam islam sejarah pemikiran dan gerakan, hlm. 49) padahal, menurut Ali Muhammad juraisiyah 129 Dr. Farag Faudah (Farag Faudah 1945 – 1993) adalah wakil dari kelompok khalafullah dalam menghadapi wakil kelompok islam yaitu Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Muhammad Al-Ma;mum Al-hudaibi dan Dr. Muhammad Imarah dalam acara debat islam dan secular yangkedua, 1992 Debat pertama dilaksanakan 1987 M/147 H, pihak islam diwakili oleh Syaikh Muhammad Al-Ghazali dan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi berhadapan dengan pihak secular yang diwakili Dr. Fuad Zakaria. Kemudian dalam kasus terbunuhnya Dr. Faraq Fuadah April 1993, Syaikh Muhammad Al-Ghazali didatangkan di pengadilan sebagai saksi ahli (hokum islam), Juli 1993 di Mesir. Kesaksian Syaikh Muhammad Al-ghazali cukup membuat kelabakan pihak secular, karena menurut Syaikh Muhammad Al-Ghazali, secular itu hukumnya adalah keluar dari islam. (Lihat Hartono Ahmad Jaiz, Bila Hak Muslimin Dirampas, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1994 M/1415 H, hlm. 89)130 Menteri agama RI pertama, dulu bernama Saridi, lalu diubah oleh gurunya Syaikh Ahmad Surkati waktu sekolah di Al-Irsyad menjadi Rasyidi. Lihat buku 70 tahun H.M Rasyidi

207

Page 79: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dosen syari’ah di Universitas Islam Madinah, Rifa’at Ath-Thahtawi itu alumni barat yang paling berbahaya. Rifa’at Thahtawi tinggal di Paris 1826 – 1831 M yang kemudian kembali ke Mesir dengan berbicara tentang dansa yang ia lihat di Paris bahwa dansa hanyalah sejennis keindahan dan kegairahan muda-mudi, dan berdansa tidak melanggar agama, maka oleh sebab itu Rifa’at Thahtawi dimasukkan dalam barisan islam liberal karena pendapatnya melenceng dari ajaran islam.

DAFTAR PUSTAKAAhmad Jaiz, Hartono. 2002. Aliran dan Paham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Kausar

208

Page 80: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

RADIKALISME PEMBEBASAN DIRIOleh : Sutinih/06320176

Sent by   sutinih_g26 - Jun 24, 2009 (Original Message)

Tokohnya yaitu Sayyid Quthb, dia dianggap radikal bukan hanya karena dia mensela semua pemerintah muslim yang ada, tetapi karena dia berbicara mengenai pembebasan umat manusia dari semua yang dapat menghalangi potensi yang telah diciptakan Tuhan bagi mereka. Pemikirannya merupakan kebangkitan pemikir-pemikir lain dalam pembicaraan tentang hal-hal praktis, juga islam sebagai arus pengalaman sejarah dan bukan sebagai sebuah ideal. Pemikira Quthb mengilhami gerakan Sunni Radikal di Mesir dan seluruh dunia Arab. Quthb lahir di Propinsi Asyut Mesir tahun 1906. Dia pertama kali belajar Al-Qur’an di Desanya di Qaha dan berhasil hafal Al-Qur’an pada umur 10 tahun, pada usia 13 tahun dia pindah bersama orang tuanya ke Helwan daerah pinggiran Kairo Selatan. Dia msuk sekolah lanjutan di Kairo pada tahun 1929. Saat berumur 16 tahun dia masuk ke Dar Al-Ulum yang akhirnya menjadi universitas kairo, dia belajar pada Abbas Mahmud Al-Aqqad yaitu salah seorang pelopor liberalisme Mesir.

131Setelah merampungkan pedidikannya dia bergabung dengan Ikhwal muslimin, yaitu pergerakkan yang didirikan tahun 1920 dan di tahun 1940 menjadi satu-satunya kekuatan politik terbesar di Mesir. Dedikasi Sayyid Quthb pada pembangunan dan penyebaran islam versi radikal dari akhir tahun 1970 hingga kematiannya pada tahun 1996 menempatkan dirinya dalam situasi pertentangan tidak hanya imperialis barat, tetapi juga dengan Rezim Modernis Gamal Abdul Naser. Pada mulanya Nasser mendukung Ikhwanul muslimin dan membebaskan para pemimpin dari penjara. Akan tetapi, kemudianm saling curiga diantara rezim tersebut dengan ikhwanul Muslim berujung pada perselisihan tajam pada akhir tahun 1954. Ikhwanul muslim lantas dinyatakan terlarang dan para pemimpinnya termasuk Sayyid Quthb, juga para propagandis dan editor jurnal kelompok dijebloskan ke dalam penjara.

Visi Quthb tentang keterbatasan potensi manusia menjadikan dirinya seorang radikal. Dia berpendapat bahwa umat manusia mampu mencapai kedamaian dalam diri mereka sendiri dan menyeimbangkan pemikiran terdalam mereka dengan kebutuhan-kebutuhan yang secara fundamental asing bagi mereka baik bersifat biologis maupun sosial.DAFTAR PUSTAKARobert. 1997. Mencari Islam Autentik. Bandung: Penerbit Mizan

SEJARAH DEMOKRASI131 William she pard. “The Development of the thought of sayyid Quthb as Refiected in earlier and Later edition of social justice in Islam” dalam Die weltdes islam (32, 2 (1992)) hlm. 198

209

Page 81: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Oleh : Syarifah Nofiyani/06320177Sent by   vie_yah - Jun 24, 2009 (Original Message)

A. PENGERTIAN DEMOKRASIIstilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu

demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintah. Jika digabungkan kedua kata tersebut berarti kekuasaan rakyat atau pemerintah dari rakyat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pererintahan yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan negara.132

Demokrasi pertama-tama merupakan gagasan yang mengendalikan bahwa kekuasaan itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih partisipatif demokrasi bahkan disebut sebagai konsep kekuasaan dari, oleh, untuk, dan bersama rakyat artinya, kekuasan itu pada pokoknya diakui berasal dari rakyat, dan karena itu rakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi arah serta yang sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan kenegaraan.

Keempat ciri itulah yang tercakup dalam pengertian kedulatan rakyat, yaitu bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, diselenggarakan untuk rakyat dan oleh rakyat sendiri, serta dengan terus membuka diri dengan melibatkan seluas mungkin peran serta rakyat dalam penyelenggaraan negara.133

Namun demikian, penerapan system demokrasi saat ini berbeda dengan penerapannya pada zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno, rakyat yang menjadi warga negara terlibat langsung dalam pemikiran, pembahasan, dan pengambilan keputusan mengenai berbagai hal yang menyangkut kehidupan negara. Demokrasi zaman Yunani kuno sering disebut dengan demokrasi langsung atau demokrasi murni. Penerapan sistem demokrasi dengan cara tadi tentunya tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, karena saat ini hampir setiap negara memiliki wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat besar. Kondisi itulah yang membuat setiap perkara kenegaran tidak mungkin dibicarakan secara langsung dengan seluruh rakyat. Oleh karena dilakukan secara perwakilan, maka sistem demokrasi seperti ini seiring disebut sebagai demokrasi tak langsung atau demokrasi perwakilan.134

B. SEJARAH DEMOKRASI1. Sejarah Demokrasi di Dunia Negara yang pertama kali melaksanakan sistem demokrasi adalah Athena. Ia

tepatnya berupa negara-kota yang terletak di Yunani. Proses pemerintahan di Athena itu dimulai oleh Kleistenes pada tahun 507 sebelum Masehi dengan perubahan konstitusi dan diselesaikan oleh Efialtes pada tahun 462-461 sebelum Masehi. Setelah kematian Efialtes, tidak ada badan politik yang lebih berkuasa daripada Dewan Rakyat. Dewan Rakyat di Athena terbuka bagi semua warga negara lelaki yang merdeka dan sudah dewasa, tidak peduli pendapatan atau tingkatannya. Pertemuan diadakan 40 kali setahun, biasanya di suatu tempat yang

132 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudhistira, 2007) hlm. 105133 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta: Konstitusi Press, 2006), hlm. 335-336134 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, loc. cit.

210

Page 82: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

disebut Pniks, suatu amfiteater alam pada salah satu bukit di sebelah barat Akropolis. Dalam teori, setiap anggota Dewan Rakyat dapat mengatakan apa saja, asalkan ia dapat menguasai pendengar. Salah seorang tokoh penting pada masa jaya Athena ialah Perikles, seorang prajurit, aristokrat, ahli pidato, dan warga kota pertama. Pada musim dingin tahun 431-430 sebelum Masehi, ketika perang Peloponnesus mulai, Perikles menyampaikan suatu pidato pemakaman. Alih-alih menghormati yang gugur saja, ia memilih memuliakan Athena:

“Konstitusi kita disebut demokrasi, karena kekuasaan tidak ada di tangan segolongan kecil melainkan di tangan seluruh rakyat. Dalam menyelesaikan masalah pribadi, semua orang setara di hadapan hukum; bila soalnya ialah memilih seseorang di atas orang lain untuk jabatan dengan tanggung jawab umum, yang diperhitungkan bukan keanggotaannya dalam salah satu golongan tertentu, tetapi kecakapan orang itu. Di sini setiap orang tidak hanya menaruh perhatian akan urusannya sendiri, melainkan juga urusan negara.135

Selanjutnya di Eropa selama berabad-abad sistem pemerintahan sebagian besar adalah monarki absolut. Awal timbulnya demokrasi ditandai dengan muculnya Magna Charta tahun 1215 di Inggris. Piagam ini merupakan kontrak antara raja Inggris dengan bangsawan. Isi piagam tersebut adalah kesepakatan bahwa raja John mengakui dan menjamin beberapa hak yang dimiliki bawahannya. Selanjutnya sejak abad 13 perjuangan terhadap perekembangan demokrasi terus berjalan.

Pemikir-pemikir yang mendukung berkembangnya demokrasi antara lain John Locke dari Inggris (1632-1704) dan Montesquieu dari Perancis (1689-1755). Menurut Locke hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan, dan hak untuk mempunyai milik. Montesquieu, menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan Trias Politica. Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan. Ketiganya terpisah agar tidak ada penyalahgunaan wewenang.136

Reformasi intelektual yang disusul oleh reformasi dan revolusi sosial yang berlangsung sepanjang abad ke 17 dan 18 di Eropa Barat, diantaranya telah melahirkan sistem demokrasi di dalam tata bermasyarakat dan berpemerintahan. Sebenarnya yang terjadi di Eropa ketika demokrasi menjadi alternatif adalah penerusan dari suatu tradisi tentang tata cara pengaturan hidup bersama yang dilaksanakan oleh warga kota Athena, Yunani, pada beberapa abad sebelum masehi. Sejak tiga dekade terakhir dunia menyaksikan kemajuan yang luar biasa dalam perkembangan demokrasi. Sejak tahun 1972 jumlah negara yang mengadopsi sistem politik demokrasi telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 44 menjadi 107. Pada akhir tahun 90-an, hampir seluruh negara di dunia ini mengadopsi pemerintahan demokratis, meski masing-masing dengan variasi sistem politik tertentu.137

2. Sejarah Demokrasi di Indonesia

135 http://www.gaulislam.com/sejarah-kelam-demokrasi136 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, op. cit , hlm. 105-106137M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam Demokrasi, http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0

211

Page 83: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Bangsa dan negeri Indonesia telah mengadopsi sistem demokrasi, meski harus diberi pula catatan-catatan tentang pengalaman ber-Demokrasi Terpimpin” pada masa Soekarno dan ber”Demokrasi Pancasila” pada masa Soeharto. Di era reformasi sekarang, Indonesia tetap mengadopsi sistem itu. Berdasarkan kedua pengalaman berdemokrasi di tanah air tersebut, era reformasi sekarang ini biasa dipandang sebagai era transisi menuju “demokrasi yang sesungguhnya”. Dalam masa yang singkat, Indonesia di era reformasi telah melaksanakan pemilu calon anggota legislatif, calon presiden dan wakilnya secara langsung, serta pilkada di berbagai daerah dan kota. Pada masa yang singkat pula, semangat pemekaran dan perubahan status wilayah tampak di beberapa kawasan di tanah air.138

Usaha untuk memenuhi tuntutan mewujudkan pemerintahan yang demokratis tersebut misalnya dapat dilihat dari hadirnya rumusan model demokrasi Indonesia di dua zaman pemerintahan Indonesia, yakni Orde Lama dan Orde Baru. Di zaman pemerintahan Soekarno dikenal yang dinamakan model Demokrasi Terpimpin, lalu berikutnya di zaman pemerintahan Soeharto model demokrasi yang dijalankan adalah model Demokrasi Pancasila

Namun, hingga hampir sepuluh tahun perubahan politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan yang demokratis masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, dan kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini, meminjam istilah Olle Tornquist hanya menghasilkan Demokrasi Kaum Penjahat, yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan.

Demokrasi yang terjadi di Indonesia kini, akhirnya hanya bisa dilihat sebagai demokrasi elitis, dimana kekuasaan terletak pada sirkulasi para elit. Rakyat hanya sebagai pendukung, untuk memilih siapa dari kelompok elit yang sebaiknya memerintah masyarakat.139

DAFTAR PUSTAKAAsshiddiqie, Jimly. 2006. “Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi”.

Jakarta: Konstitusi Press.Dwiyono, Agus. 2007. “Kewarganegaraan SMP Kelas VIII”. Jakarta: Yudhistira.Mathar, M. Qasim. “Umat Beragama di Alam Demokrasi”.

http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0Verdinand, “Memilih Demokrasi untuk Indonesia”, http://portalhi.web.id/?p=47.http://www.gaulislam.com/sejarah-kelam-demokrasi.

ISLAM LIBERAL DI NEGARA PENCETAK ULAMA “MESIR”

138M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam Demokrasi, http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0139 Verdinand, Memilih Demokrasi untuk Indonesia, http://portalhi.web.id/?p=47

212

Page 84: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Oleh : Tatang Supriatna/06320 996Sent by   septa_supriatna - Jun 25, 2009 (Original Message)

Sekelumit tentang liberal Mesir mengalami proses modernisasi dibawah pemerintahan Muhammad

Ali sejak ia berkuasa pada tahun 1805 hingga wafatnya pada tahun 1849, sebagai Pasya Mesir dibawah imperium Turki Usmani. Pemerintahannya dimulai tiga tahun setelah pendudukan perancis atas mesir berakhir dan setelah 300 tahun Turki Usmani memrintah Mesir. Rezim di mesir walaupun tidak dibentuk oleh doktrin-doktrin Islam, tapi selaras dengan pandangan umum Islam. 140

Muhammad Ali mulai membawa mesir kedalam dunia barat modern. Pada tahun 1811, ia membatasi orang-orang mamluk (dalam pembantaian al-Qal’ah) yang ia anggap sebagai ancaman utama bagi kekuasaannya. Mereka membangun angkatan bersenjata modern dengan armada modern yang dilatih oleh perwira-perwira Perancis dan lain-lain, mengembangkan industri, membangun waduk al-Qanatir al-Khairiyah disungai nil, memperkenalkan system pertanian dan irigasi baru, mengirimkan delegasi mahasiswa untuk belajar di eropa.

Menurut pemikir islam liberal, Husain Ahmad AMin, yang mengkaji periode ini, pemerintah turki usmani di mesir sebelum Muhammad ali tlah memperlemah loyalitas kepada entitas Mesir independent dan memperkuat hubungan mesir dengan Negara Islam yang dibangun oleh penguasa turki usmani.

Pendudukan Mesir oleh Napoleon, yang diikuti oleh pemerintahan Muhammad Ali, telah memperkenalkan unsure baru ke negeri Mesir, yaitu Westernisassi. Sejak saat itu, selalu terjadi pergumulan yang tiada henti antara pandangan hidup dan tradisi baru yang diimpor. Pembawa orientasi Barat yang mengandung nasionalime Mesir adalah Syaikh Rifa’ah Rafi’ at-Tahtawi (1801)-(1873). Tahtawi belajar di al-Azhar pada tahun 1826.

Campur tangan kekuatan besar Inggris, perancis dan sebagian Rusia dalam urusan-urusan Imperium Turki Usmani menghambat penyebaran pemikiran Barat. Penaklukan Tunisia oleh perancis pada tahun 1881, dan khususnya penaklukan Mesir oleh Inggris pada tahun 1882, tampak mengancam seluruh dunia Islam. Pemikiran politik mengalami transformasi radikal, oposisi terhadap pengaruh barat meningkat, dengan agama sebagai satu-satunya senjata.141

Islam Liberalisme Timur-TengahBerbicara tentang Islam liberal artinya kita sedang berbicara tentang wajah

Islam yang banyak. Harus kita akui bahwa sangat sulit berbicara tentang satu Islam. Menurut Aziz Azmeh, tidak ada satu Islam. Karena Islam selalu tampil dengan wajahnya yang beragam. Pemikir Suriah itu menulis buku yang judulnya menurut saya unik. Yakni Islam and Modernities dalam bentuk jamak. Apa yang disebut Islam dengan hurup I besar sesungguhnya tidak ada secara realita. Yang ada adalah Islam Sunni, Islam Syi’ah, Islam NU, dan lain-lain. Karena itu, sah saja kalau kita juga bicara tentang Islam liberal..

140 David Sagiv, Islam Otentisitas Liberalisme.(LKiS Yogyakarta, Cetakan I, oktober 1997), hlm. 8-9.141 Ibid., hlm. 12

213

Page 85: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Soal Timur Tengah, ada satu image bahwa Timur Tengah lebih kental dengan Islam Tradisional atau Islam Fundamentalis. Padahal kalau kita menelusuri sejarah kebangkitan Islam di kawasan itu, pembaruan dipelopori oleh tokoh Islam liberal. Saya ingin mengambil contoh. Kalau kita berbicara tentang Arab, maka yang paling penting adalah berbicara tentang Mesir, karena Mesir merupakan pusat kebangkitan di dunia Arab. Meskipun di Tunisia ada Muhammad al-Sanusi, pendiri gerakan Sanusiyyah, tetapi yang berkaitan dengan wacana kemodernan baru muncul pada figur Rif’at Tahtawi.

Saya ingin memulai dari Tahtawi untuk menggambarkan gerakan Islam liberal yang sekarang kita lihat di dunia Arab. Tahtawi ini sebenarnya sebelumnya merupakan seorang tradisional sebelum dikirim oleh Muhammad Ali, yang saat itu menjadi kepala negara Mesir, ke Sorbonne, Prancis. Dia adalah delegasi pertama dari negara muslim yang dikirim ke Barat. Saya kira tradisi pengiriman Muslim ke barat itu mengikuti tradisi Tahtawi. Waktu pertama dikirim Tahtawi bukan dikirim untuk belajar tapi untuk mengimami Shalat. Dan sekarang ini ia dikenal sebagai bapak kebangkitan pemikiran Arab modern.

Ketika kembali ke Mesir, ia dipercaya memimpin satu percetakan yang disebut percetakan atau Mathbaah Bulaq. Mathba’ah Bulag adalah percetakan yang didirikan oleh Napoleon Bonaparte ketika ia sampai di Mesir pada tahun 1798. Dan percetakan itu kemudian dipimpin oleh Tahtawi. Salah satu proyek Tahtawi adalah menerjemahkan buku-buku Prancis dan menerbitkan buku-buku yang ia anggap mencerahkan. Buku pertama yang dicetak lewat percetakan modern adalah Mukadimah Ibn Khaldun yang diedit sendiri oleh Tahtawi. Dia juga menerjemahkan salah satu karya Montesquieu. Dia sendiri menerjemahkan sekitar dua puluhan buku berbahasa Perancis ke dalam bahasa Arab. ia menulis beberapa buku penting, di antaranya Talkhis al-Ibris, buku tentang masyarakat Paris. Buku ini kemudian menjadi rujukan kaum modern di dunia Arab.142

KesimpulanSebenarnya kalau kita berbicara tentang Islam liberal, bukan hanya tentang

tokoh yang berpemikiran terbuka dan modern. Saya ingin mengatakan bahwa tokoh seperti Muhammad bin Abdul Wahab pun, yang kita kenal sebagai pendiri madzhab Wahabi, mempunyai jasa dalam gerakan Islam liberal. Bahkan apa yang disebut gerakan modernis di Indonesia, itu sebenarnya mengikuti Muhammad Abdul Wahab. Dari sini saya melihat bahwa tokoh Abdul Wahab pun mempunyai kontribusi dalam gerakan Islam liberal di Timur Tengah.

Gerakan Islam liberal di Timur Tengah mencapai signifikansinya dalam diri Muhammad Abduh. Saya melihat Abduh merupakan tokoh sentral dalam gerakan pemikiran di dunia Arab. Abduh, oleh para pengikutnya dipandangan secara berbeda. Di satu sisi, orang melihatnay sebagai seorang modernis, dan di sisi lain dipandang sebagai tokoh tradisionalis.

Murid Abduh dari Jalur Rasyid Ridha, murid yang paling taat kepada Abduh, kemudian membentuk kelompok kanan. Di antara murid Rasyid Ridha adalah Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutb. Kalau kita lihat dari jalur Rasyid Ridha,

142 Luthfie Assyaukanie. Wacana Islam Liberal Timur-Tengah. Sumber : http://islamlib.com/id/artikel/wacana-islam-liberal-di-timur-tengah/

214

Page 86: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

pemikiran Abduh menjadi sangat konservatif, dan semakin hari semakin ke kanan. Perhatikanlah Hasan al-Banna yang mendirikan gerakan Ihwanul Muslimin dan berpuncak di Sayyid Qutb.

Sementara dari jalur modernis atau Abduh Kiri, dikenal nama-nama seperti Qassim Amin dan Ali Abd Raziq. Para intelektual inilah yang kemudian memunculkan wacana Isalm dan kemodernan. Dia menulis buku Mar’ah Jadidah juga menulis buku Tahrirul Mar’ah. Ia melihat salah satu masalah besar di dunia Arab adalah adanya diskriminasi terhadap perempuan. Ia melihat bahwa sumber persoalan sosial berasal dari keluarga. Karena mengeluarkan gagasan-gagasan yang tidak populer, Amin kemudian diasingkan oleh komunitas al-Azhar. .

Dan kebanyakan intelektual Arab modern belajar di Barat. Saya tidak tahu apakah itu yang kemudian menyebabkan mereka menjadi modernis dan liberal atau ada faktor lain. Sampai sekarang ini kalau kita berbicara tentang intelektual Arab yang modernis dan liberal, kebanyakan adalah lulusan Barat dan hanya segelintir saja yang lulusan dari Arab sendiri. ReferensiAssyaukanie, Luthfi, Wacana Islam Liberal Timur-Tengah

http://islamlib.com/id/artikel/wacana-islam-liberal-di-timur-tengah/Sagiv, David., Islam Otentisitas Liberalisme.(LKiS Yogyakarta, Cetakan I,

oktober 1997)

FUNDAMENTALISME ISLAM DI TIMUR TENGAHOleh : Tri susilawati/06320178

Sent by   trisusilawati92 - Jun 30, 2009 (Original Message)

A. Fundamentalisme islam di timur tengah penelitian tentang asal- usul dan kerangkanya.

Jika kita ingin memahami lebih banyak tentang islam, maka sangatlah penting mengakui kenyataan itu.tiada alasan untuk menganggap atau berpura- pura bahwa umat manusia berbagi rasa pandangan umum tentang sejarah manusia, yang sedikit banyak merupakan skala universal dari nilai- nilai. Reaksi- reaksi naluriah memberikan bukti yang jelas terhadap pandangan yang sebaliknya. Banyak orang barat berbalik ketika pertama melihat wanita berkerudung di negara- negara islam tradisional. Reaksi itu tentu saja di sesuaikan dengan kejijian orang islam terhadap penemuan –penemuan orang barat yang mempunyai maksud tunggal untuk memelihara orang tua. Satu masyarakat menekankan kebebasan individu – individu sedang masyarakat lain menekankan kesadaran tanggungjawab keluarga. Perbedaan – perbedaan itu terefleksi dalam nilai- nilai dan lembaga, sebagai sarana di mana individu – individu ingin di kendalikan ; sehingga menjadi justifikasi bagi simposium semacam ini.

Maksud dari kata pendahuluan ini adalah untuk mencoba menekankan apa yang di sebut kebangkitan islam dalam konteks sejarah. Dalam abad ini, islam harus menghadapi gagasan – gagasan baru yang asal- usulnya dari negara barat, sedang dalam waktu yang sama feta politik di timur tengah telah tunduk pada perubahan yang mendadak dan dramatis, kedua pernyataan itu perlu di pertimbangkan, sebab interaksi mereka telah menciptakan situasi yang ada pada

215

Page 87: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

saat ini. Sementara fundamentalisme islam merupakan suatu kenyataan yang tersebar luas tetapi di mungkinkan untuk memandangnya sebagai salah satu reaksi timur tengah terhadap tantangan yang di hadapi oleh negara itu dan perubahan yang tidak di sengaja yang telah memberi pengalaman, persoala - persoalan yang di selidiki merupakan persoalan yang besar dan rumit

Mobilitas masyarakat yang selalu meningkt, juga mempunyai konsekuensi- konsekuensi politik yang dapat di pertimbangkan. Para pekerja muslim yang telah menghabiskan waktu di eropa barat tidak harus selalu pulang benar- benar dengan kekayaan yang lebih besar dan keahlian yang bertambah. Meski demikian secara singkat dan sekilas, mereka telah menjadi bagian dari dunia yang berbeda dan pengalaman itu barang kali telah menjadi sesuatu yang berbeda, dan pengalaman itu telah menjadi sesuatu yang menyakitkan, pandangan mereka terhadap barat jarang merupakan pandangan orang- orang yang setuju dan penuh kasih; tetapi dalam waktu yang sama, pekerjaan – pekerjaan yang kembali itu akhirnya melihat masyarakat dalam kerangka yang baru dan mungkin kritis. Banyak orang yang sekarang paling aktif dalam beberapa organisasi fundamentalis tepatnya adalah orang yang mempunyai pengalaman- pengalaman langsung tentang masyarakat barat, sebagai akibatnya, mereka di tetapkan untuk mencegah tiruan- tiruan di negara mereka sendiri.

Sikap yang demikian tentu saja tidak terbatas bagi orang- orang islam, karena kebanyakan kaum muda dari asia, afrika dan amerika selatan sangat menyesali kenyataan bahwa sementara penguasa – penguasa barat mungkin telah meninggalkan bentuk- bentuk penjajahan yang lebih terang- terangan, tetapi mereka selalu beranggapan bahwa nilai- nilai, ideologi – ideologi dan lembaga politik mereka adalah patut di hormati dalam persaingan universal. Dalam hal ini, fundamentalisme islam yang memiliki beberapa karakteristik gerakan- gerakan umum di dunia ketiga keinginan untuk menyatakan otonomi dan bebas dari perasaan tergantung atau terlalu bersikap patuh pada barat. Barangkali kesulitan paling besar yang di hadapi oleh orang barat yang ingin memahami lebih banyak tentang kontemporer muncul bukan dari sikaf agama itu, tetapi dari suatu aspek yang sering di lupakan oleh masyarakat barat kekosongan unsur agama.

Dalam dunia islam, situasi sangat lain. Agama tetap merupakan sumber petunjuk moral, inspirasi spiritual dan penghibur jiwa pada skala dimana orang-orang barat belum mengalami, dan mungkin tidak mampu membayangkan. Salah satu sifat yang menonjol dalam islam adalah keyakinan yang kekal bahwa tujuan pemerintah adalah melaksanakan ajaran- ajaran agama itu. Banyak buku islam telah mengomentari kenyataan bahwa istilah gereja dan negara tidak mengimplikasikan adanya gereja dan negara yang betul- betul terpisah yang sangat di kenal orang barat. Sebab orang islam secara teoritis tidak ada konflik diantara keduanya; karena satu- satunya alasan bagi keberadaannya gereja adalah untuk memelihara dan perlindungan terhadap agama. Suatu pemerintahan yang tidak dapat melindungi agama dan mengatur peradilan tidak bisa meletakan moral di pundak warganya untuk taat. Hubungan yang khusus dan erat antara fungsi- fungsi pemerintahan dan ajaran- ajaran agama itulah yang memberikan potensi kepada islam untuk bertindak sebagai pusat oposisi terhadap suatu regim.

216

Page 88: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Sebagai mana ditunjukan oleh prof. lambaton, ada beberapa unsur yang penting dari empat agama besar di dunia yang di lahirkan di timur tengah: Kristen, islam, yahudi, dan zoroaster.143 B. potret dunia islam masa kini

Melihat wajah islam masa kini yang berada pada titik puncak kemunduranny, maka dapat di kemukakan beberapa problem umum yang dialami oleh sebagian besar umat islam.

Ancaman yahudi Kalau kita mengamati perjalannan sejarah umat islam sejak jaman rasullulah saw. Hingga saat ini, barang kali kita sampai kepada suatu kesimpulan bahwa kepala naga yahudi yang pada saat tertentu menyembunyikan diri dan dan pada saat yang lain menampakan diri sedikit demi sedikit, maka kini ia telah menunjukan kepalanya sampai menyemburkan bisa- bisanya yang sengat beracun ke seluruh pelosok dunia, diantaranya, menyebarkan faham- faham filsafat, sedangkan dunia eropa yang beberapa abad lamanya merupakan masyarakat religius, kini telah kehilangan identitas agamanya dan menganut agama baru yang di kenal dengan sekularisme barat dan timur alias kapitalisme.racun yahudi telah ada jauh sebelumrabae leiva yang menyerukan berdirinya negara yahudi di bumi palestina.Kuku yahudi menyebar keberbagai sektor kehidupan manusia, seni adalah lahan paling empuk untuk menyebar racun yahudi, dengan tujuan merusak generasi pemuda penerus umat. Seni pada sampai kini sudah sampai pada pamer aurat, kebebasan seks hidup glamor dan pemuasan nafsu hewaniah, praktek- praktek ini di saksikan oleh semua orang melalui film dan kotak segi empat yang di miliki oleh seluruh umat islam. Di bidang jurnalistik, racun yahudi sangat berperan dalam membentuk opini dunia lewat media cetak sesuai dengan target yang mereka inginkan, seperti memutar balikan sejarah dan mengubur fakta kebenaran, sehingga mereka mampu menempatkan orang yang benar sebagai terhukum dan yang salah sebagai pemenag, berita- berita yang keluar dari reuter, UPI, AP, dan sebagainya, semuanya adalah hasil skenario kuku-kuku yahudi di mass media internasional. Di dalam ekonomi, manusia pertamakali memperkenalkan riba atau bunga adalah orang yahudi. Sedangkan di dalam yahudi sendiri sistem itu tidak berlaku atau dalam kata lain sistem terssebut tidak boleh di pakai144. Dalam skala dunia islam, kita kenal tokoh- tokoh yahudi, seperti musthafa kemal attaturk dan medhat pasha, merekalah orang yahudi yang berasil menyusup ke dalam tubuh umat islam dan mengakhiri kekuasaaan khilafah islamiyah yang berpusat di turki dengan keruntuhan kekuasaan islam itulah, yahudi baru berhasil memasuki palestina lewat istambul dan selanjutnya mendirikan sebuah negara yang selamanya ini hanya merupakan mimpi bagi orang yahudi.

Kondisi politik dunia islam

143 . RM. Burrell, fundamentalisme islam, bandung, pustaka pelajar, 1995, hal 14144 DR. Daud rasyid. MA, islam dalam berbagai dimensi , jakarta, gema insani press, 1998,hal 247

217

Page 89: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Dalam beberapa dekade terakhir ini, amerika serikat dan uni sofiet tampil sebagai pengatur dan penentu peta politik dunia. Dua negara super fower itu berhasil mengetok – ngetok dunia islam kedalam dua blok, yaitu blok barat dan blok timur. Keruntuhan komunisme banyak memengaruhi peta politik dunia, khususnya amerika sebagai rival soviet sebelumnya. Amerika secara penuh menghadapi dunia islamPertama,para pemimpin dan media massa barat sengaja menciptakan suatu isu untuk memukul yang tidak di sukai barat, yaitu fundamentalisme islam. Kedua, amerika sebagai bidang barat berhasil merekayasa PBB, terutama DK-nya untuk memukul kekuatan negeri – negri islam yang baru bangkit.ketiga, uni soviet membangun dirinya setelah 70thn lebih berada di dalam cengkram komunis.keempat, sikap barat yang menonton jatuhnya korban puluhan ribu jiwa selama kasus pembersihan etnis bosnia oleh tentara serbia. Kelima, distorsi, bahkan disinformasi, tentang dunia islam di hancurkan oleh pers barat.145

Bila fundamentalis yahudi berkuasa.Kekhawatiran yang segera muncul adalah apakah perdamaian yang di bidani oleh rabin dan perez, padahal belum mencapai titik terangnya itu akan bertahan di daerah kepemimpinan netanyahu, apakah perdana mentri terpilih ini bakal melaksanakan sikap partainya yang terang terang menolak perdamaian? Itulah barang kali yang ini hingga menjadi sorotan dunia secara luas.Kekhawatiran itu terlihat dari gerak gerik pemimpin- pemimpin arab khususnya yang terlihat aktif dalam proses perjanjian itu, kontak sesama pemimpin arab terlihat lebih intensif pada waktu di umumkannya kemenangan tokoh likud itu, perhatian kairo terlihat lebih serius. Senin lalu dua hari setelah di umumkannya hasil final pemilu, presiden asad di undang ke khairo untuk membicarakan masalah yang amat sensitif ini. Mubarak melakukan pertemuan puncak segi tiga dengan raja husein dan arafat di teluk aqabah, jordania.DAFTAR PUSTAKABurrell, RM. fundamentalisme islam, bandung, pustaka pelajar, 1995DR. rasyid. Daud MA, islam dalam berbagai dimensi , jakarta, gema

insani press, 1998

ISLAM KEJAWENOleh : Wildan Amanatillah/06320179

Sent by   wildan_amanatillah - Jun 24, 2009 (Original Message)

Semua orang percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada dan bukan hanya menciptakan alam semesta beserta isinya saja tetapi bertindak sebagai pengatur karena segala sesuatunya bergerak menurut

145 .DR. Daud rasyid. MA, islam dalam berbagai dimensi , jakarta, gema insani press, 1998 hal 250-254.

218

Page 90: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

rencana dan atas izin serta kehendakNya. Begitupun pandangan orang jawa yang memiliki aliran Islam Kejawen untuk berinteraksi atau penghubung individu dengan dunia atas yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kesetabilan.

Ciri pandangan hidup orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada pembentukan kesatuan antara alam nyata, masyarakat dan alam adikodrati yang dianggap keramat. Alam adalah ungkapan kekuasaan yang menentukan kehidupan. Orang Jawa percaya bahwa kehidupan mereka telah ada garisnya, mereka hanya menjalankan saja.

Dasar kepercayaan Jawa adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakekatnya adalah satu, atau merupakan kesatuan hidup. Orang Jawa memandang kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang religius.

Untuk lebih mengetahui apa itu Islam Kejawen maka saya akan membahasnya. Untuk pertama-tama saya akan membahas pengertian Islam Kejawen itu sendiri. Islam kejawen adalah aliran Islam dengan kitab suci Al-Qur’an serta bermacam-macam primbon tetapi berbeda dengan Islam Arab karena Islam Kejawen terbuka terhadap semua agama. Artinya, ajaran Islam Kejawen manerima semua umat beragama untuk menganut ajarannya tanpa persyaratan harus mengikuti dan keluar dari agama sebelumnya.146 Ada juga yang mengatakan bahwa Islam Kejawen merupakan sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama, yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kejawen pun bukan merupakan sebuah agama yang terorganisir sebagaimana agama Islam dan Kristen semisal. Ciri khas utama agama kejawen ini adanya perpaduan animisme, agama hindu dan budha, bahkan juga seluruh agama di Indonesia.147

Dari kedua pembahasan di atas saya bisa menyimpulkan bahwa Islam Kejawen adalah ajaran yang tercampur dari berbagai agama yang ada di Indonesia dan merupakan perpaduan suku jawa dan suku bangsa yang lainnya yang dipadu dengan animisme atau mitos dan bermacam-macam primbon dengan tidak menuntut menganut ajarannya tanpa persyaratan harus mengikuti dan keluar dari agama sebelumnya.

Dasar dari kepercayaan jawa adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakikatnya adalah satu atau kesatuan hidup yang memandang kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang religius.

Dalam ajaran Islam Kejawen terdapat Ilmu Gaib yang memiliki berbagai macam ilmu seperti:1. Ilmu kanuragan atau ilmu kebal2. Ilmu kawibaan dan ilmu pengasihan

146 Ny. Muslim binti Muskitawati. Islam Kejawen Adalah Aliran Islam Bukan Aliran Kristen !!!.http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00213.html147 Dali Perdana, Mengapa Harus Ada Islam Kejawen. http://martabakmanis.multiply.com/journal/item/55/ISLAM_KEJAWEN

219

Page 91: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

3. Ilmu terawang dan ngerogo sukmo4. Ilmu khodam5. Ilmu permainan (Atraksi)6. Ilmu kesehatan

Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa yang tidak wajar karena sesuatu yang tidak nampak oleh mata dan sebagian orang mengatakan bahwa ilmu gaib merupakan ajaran yang sakral dan bisa memuliakan pemiliknya bahkan menganggapnya sebagai seorang wali.

Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen bersumber dari alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh syubur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional).

Awal mula aliran ini adalah budaya masyarakat jawa sebelum islam datang yang memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.

Adapun efek samping dari seseorang yang memiliki Ilmu Gaib sebagaimana yang diutarakan beberapa orang bahwa pemilik Ilmu Gaib akan menjadi sombong dan suka menindas orang lain yang tidak memiliki Ilmu Gaib tersebut namun biasanya orang tersebut bukan karena Ilmunya namun orang tersebut tidak bisa menggunakan Ilmu Gaibnya dengan benar dan Allah menghukumnya dengan cara kesulitan dalam hidup dan mati, susah dapat rezeki, bisa sakit jiwa (gila), menderita saat akan mati dan lain-lain.148 Baik dan buruknya efek orang yang memiliki Ilmu Gaib tergantung pada sikap orang tersebut bagaimana caranya agar Ilmu Gaibnya di manfaatkan dengan benar.

Zaman sudah berganti dari waktu ke waktu dari masa ke masa sampai dengan kecanggihan teknologi yang dulu tidak ada seperti munculnya Handphone lalu Komputer hingga Internet dan lain-lain yang sekarang sudah banyak kita temukan sehingga kita lupa dengan budaya kita sendiri yang seharusnya dilestarikan bukan hanya sebagai sejarah dan berlalu begitu saja tetapi kita pelihara dan melestarikannya sehingga kita tidak lupa dengan budaya kita sendiri.

Oleh karena itu dalam Islam Kejawen kita selaku orang jawa khususnya dan sukubangsa lainnya umumnya harus menjaga dan melestatrikan budaya Kejawen atau Islam Kejawen karena didalamnya memiliki nilai yang sakral dan merupakan ajaran Islam yang di sebarkan pada zaman dulu seperti para wali dan raja-raja pada zaman kerajaan sewaktu Islam masuk ke Indonesia.DAFTAR PUSTAKANy. Muslim binti Muskitawati. Islam Kejawen Adalah Aliran Islam Bukan Aliran Kristen !!!.http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00213.htmlDali Perdana, Mengapa Harus Ada Islam Kejawen.

148 Indra, Macam Ilmu Islam Kejawenhttp://aindra.blogspot.com/2007/11/macam-ilmu-islam-kejawen.html

220

Page 92: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

http://martabakmanis.multiply.com/journal/item/55/ISLAM_KEJAWENIndra, Macam Ilmu Islam Kejawenhttp://aindra.blogspot.com/2007/11/macam-ilmu-islam-kejawen.html

PEMIKIRAN ISLAM DI MUHAMMADIYAHOleh : yogi fadil/06320180

Sent by   finanda.yogi - Jun 24, 2009 (Original Message)

Dalam paham keagamaaan Muhammadiyah selalu mengaitkan dan mempertautkan dimensi ajaran ke sumber al-Qur’an dan Sunnah yang shahih dengan dimensi ‘Ijtihad’ dan ‘Tauhid’ dalam satu kesatuan yang utuh. Menurut pendapat Amin Abdullah, tentang agama-agama dalam sebuah pemahaman dan pendekatan yang bersifat komprehenshif tersebut adalah sebagai pendekatan yang bersifat scientific cum doctrinaire. Kecenderungan konservatisme dalam alam pikiran Muhammadiyah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor:

keterjebakan Muhammadiyah terhadap aktivisme yang cenderung memperluas demografi dan keanggotaan. Aktivisme tersebut mengakibatkan para aktivis Muhammadiyah terlalu bersifat politis-idiologis dan apologis ketimbang berfikir secara reflektif-kontemplatif dan folosofis.

peran Majlis Tarjih sebagai thik-thank Muhammadiyah terlalu bersifat fiqh-oriented dan tekstual normatif.

IJTIHAD AL-MU’ASHIR : SEBUAH PANDANGANMenurut pandangan Dr. Yusuf al-Qordlawi termasuk salah

seorang ulama terkemuka saat ini yang tidak membatasi ijtihad dengan tema terbatas hukum syara’, tetapi melebar pada persoalan-persoalan ijtima’iyah (kemasyarakat), iqtishadiyyah (ekonomi) dan siyasah (politik). Pendekatan baru ini dalam ijtihad Muhammadiyah, Sebenarnya langkah menuju ke sana sudah dirintis oleh beberapa kalangan kritis di Muhammadiyah. 149

Dalam metode atau pendekatan yang dipakai dalam berijtihad, sesuai dengan keputusan Munas Majlis Tarjih PP Muhammadiyah XXIV di Malang, disepakati sebagai berikut :

bayani (semantik), yaitu metode yang menggunakan pendekatan kebahasaan.

ta’lili (rasionalistik), yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan pendekatan penalaran;

istishlahi (filosofis), yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan pendekatan kemashlahatan.

Pandangan dalam islam konservatisme dalam organisasi muhammadiyah

149 Yusuf al-qordawi…1995, hal. 181

221

Page 93: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Menurut pandangan N. Wilson (1989), seorang jurnalis, dalam bukunya yang sangat sinis terhadap agama, Agains Religion : Why The Should Try to Live Without It (Melawan Agama : Mengapa Kita Harus Mencoba Hidup Tanpa Dia), mengatakan bahwa agama adalah tragedi umat manusia. Ia mengajak yang paling luhur, paling murni, paling tinggi dalam jiwa manusia, namun hampir tidak ada sebuah agama yang tidak ikut bertanggungjawab atas berbagai peperangan, tirani dan penindasan peperangan.

Nurcholish Madjid (1999), cendekiawan Muslim terkemuka Indonesia menawarkan sebuah teologi alternatif yang dia namai teologi pluralistik. Dalam defininisinya yang fundamental, teologi pluralistik adalah percaya bahwa seluruh kepercayaan agama lain ada juga dalam agama kita (all religions are the some different parths leading to some goal). Pada dasarnya semua agama adalah sama (dan satu), walaupun mempunyai jalan yang berbeda-beda untuk suatu tujuan yang sama dan satu. Dalam al-Qur’an, misalnya diilustrasikan bahwa semua Nabi dan Rsul itu adalah Muslim (orang yang pasrah kepada Allah).

Pandangan menurut George F. Hourani (1985), adalah sifat “Ethical Voluntarism”, sebenarnya mengandung dimensi historisitas keteladanan (uswatun hasanah) yang terpancar dari perilaku Nabi Muhammad SAW. Etika pemihakan terhadap fundamental values kemanusiaan sangat dijunjung tinggi oleh penganut Islam.

ada dua langkah yang bisa dilakukan dalam kerangka pencegahan dan penanganan konflik antar agama :

mengubah cara pandang umat terhadap agama dari citra yang impersonal menuju citra yang personal.

mengembangkan dialog antar umat beragama. Masalah Kearifan Muhamadiyah Atas Budaya Lokal

Menurut Kuntowijioyo, agama dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena keduanya terdapat nilai dan simbol. Agama adalah simbol yang melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga mengandung nilai dan simbol supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem simbol, dengan kata lain agama memerlukan kebudayaan agama.150 Tetapi keduanya perlu dibedakan. Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi (parennial) dan tidak mengenal perubahan (absolut). Sedangkan kebudayaan bersifat partikular, relatif dan temporer. Agama tanpa kebudayaan memang dapat bekembang sebagai agama pribadi, tetapi tanpa kebudayaan agama sebagai kolektivitas tidak akan mendapat tempat dan Akan tetapi Kaitannya dengan ketegangan kreatif antara dakwah Islam dengan budaya lokal.

150 Kuntowijoyo..2001.artikel :muslim tanpa masjid.

222

Page 94: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Beliau berkata dalam magnum opusnya Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, sebuah teori budaya akan memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:

apa struktur dari budaya. atas dasar apa struktur itu dibangun. bagaimana struktur itu mengalami perubahan. bagaimana menerangkan variasi dalam budaya.

Ada juga pandangan Weber yang dalam metodologinya menggunakan verstehen atau menyatu rasa. Sehingga dalam budaya tak akan ditemui usaha merumuskan hukum-hukum (nomotetik), tapi hanya akan melukiskan gejala (ideografik).

DAFTAR PUSTAKA  Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid, Essai-Essai Agama, Budaya, dan Politik

dalam Bingkai Strukturalisme transendental, Bandung : Mizan, 2001Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan : Membangun Tradisi dan Visi

Baru Islam Indonesia, Jakarta : Paramadina, 1996Yusuf Qardlawi, al-Ijtihad al-Mu’ashir Baina al-Indilbath wa al-Infirath,

terj. Abu Bazani, Surabaya : Risalah Gusti,1995.hal.181

JAMAAH KONSERFATIV YANG MELAHIRKAN GERAKAN PROGRESIVE

Oleh : Yusria ariani (06320181)Sent by   qiyut_iyut - Jun 24, 2009 (Original Message)

Nahdatul ulama di dirikan oleh tokoh ulama yang berpengaruh dijawa abdul wahab dan hasyim asy’ari. Nahdatul ulama (NU) sebagai salah satu organisasi di masayarakat mempunyai massa yang paling banyak . Padahal NU tidak di desain secara cangging akan tetapi NU mempunyai massa terbanyak bertahan sejak zaman kemerdekaan dan hingga saat ini. NU seringkali di bilang sebagai organisasi yang konservatif karena ajarannya yang sangat tradisional dan masih berdasarkan 4 madzhab, Anggapan itu tidak selalu benar dan tidak juga disalahkan seperti sikap kesalehan,penekanan pada bentuk-bentuk sekunder contoh nya ziarah ke makam-makam keramat setempat,ekspresi-ekspresi seni sakral. terjalin komunikasi antara kiai dan santri. komunitas NU dikenal sebagai masyarakat tradisional (islam kolot atau tradisi) apapun upaya yang dilakukan untuk merubah NU,harus mengaca pada realita masyarakat NU itu sendiri.karena komunitas NU sendiri sebagian besar berangkat dari kalangan elit pedesaan yang sebagian besar bertempat tinggal dipedesaan,Sebab NU dilahir kan oleh kiai yang bertempat tinggal di pedesaan dan cenderung tidak berpendidikan. Mungkin mereka tidak akan menyangka organisasi yang didirikan ini akan eksis sampai sekarang dan memiliki masa terbanyak. Namun dengan berjalannya waktu NU yang dikenal banyak orang sebagai organisasi yang tradisional saat ini mengalami perubahan,khususnya pada kaum muda NU. Dengan keilmuan pesantren yang mejadi modal awalnya, para intelektual NU yang telah dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendekatan modern, memiliki

223

Page 95: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

perspektif tersendiri terutama dalam merespon dan mengkontekstualisasi berbagai problem sosial, baik politik, ekonomi, budaya dan mengusung tema-tema keislamana progresif.

Pemikiran Nu muda yang sekarang sering kali tidak sama seperti pemikiran NU yang lalu,NU muda tidak berkutat lagi pada tradisi islam klasik (lama) dan tidak mengiluti ajaran-ajaran pesantren,tidak merujuk pada kitab kuning. Bisa dikatakan ini adalah sudah berbeda dengan prinsip NU.151 Pada dasawarsa 1980-1990 an Sebagian dari aktivis muda tidak berasal dari kalangan kiai tapi mereka mendapat dukungan dari tokoh muda dari kalangan elit. Perkembangan internal NU tersebut dimungkinkan oleh sejumlah faktor eksternal yang mengurangi isolasi warga NU dari masyarakat luas. Tahun  1955, NU ikut dalam pegulatan politik Indonesia  dan terbukti NU muncul sebagai pemenang terbesar ketiga dalam pemilihan umum pada orde lama. Sedangkan pada zaman tumbuhnya rezim orde baru, NU  ditinggalkan selama 32 tahun oleh suhato dalam pembangunan Indonesia. NU dan partai-partai Islam lainnya harus bergabung dibawah naungan Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) yang berada dalam kekuasaan pemerintah. Sejak tahun 1984, NU menyatakan untuk kembali kepada Khittah 1926, yaitu NU melepaskan diri dari politik praktis dan NU menjadi ormas dengan visi  membangun masyarakat muslim Indonesia secara sepiritual dan sosial keagamaan. Kembalinya NU kepada Khittah 1926,(kembali menjadikan dirinya sebagai organisasikeagamaan) didasarkan dari sebuah pemikiran bahwa keikutsertaan NU dalam dunia politik praktis tidak memberikan keuntungan bagi kemajuan NU dan kelangsungan organisasi  kedepan. Kembalinya NU kepada kehittah 1926, bukan larangan bagi warga NU untuk terlibat dalam politik praktis, tetapi NU sebagai institusi sosial keagamaan tidak  bergabung dan berpihak dengan salah satu partai politik manapun.152

Salah satu faktor penting ialah berdirinya IAIN di setiap propinsi, yang membuka peluang bagi alumni pesantren untuk meraih pendidikan tinggi. Kehidupan di kampus kelompok diskusi, interaksi dengan mahasiswa dari latar belakang berbeda, bacaan yang luas, di samping mata kuliah beragam kemudian membantu sebagian mereka untuk memperluas cakrawala sosial dan intelektual mereka. Progresifitas pemikiran kelompok muda NU pada akhirnya membuahkan kritik dan pertentangan.kalangan tua bersihkukuh menguatkan barisan untuk mengerem langkah para pemuda NU progresive. Dalam pandangan anak muda NU tidak sekedar mengagung-agungkan dan mensakralkannya akan tetapi melakukkan kritik yang sangat mendalam atas dirinya sendiri baik yang berkaitan dengan perilaku ataupun pandangan. Bahkan doktrin ahlussunah wal jamaah juga tidak terlepas dari sasaran nalar kritisnya.pemikiran mereka jauh lebih umum dan responsip dibanding para seniornya dalam menghadapi problem keumatan. Sikap inilah yang membedakan NU dengan komunitas lain, keteguhan untuk memegang dan memanfaatkan tradisi sebagai modal sosial dalam perkembangannya pemikiran dan menginginkan adanya perubahan akan tetapi bukan berarti mereka

151 Http : //fathulmudin1983,wordpress.com/2008/06/04/menggali-kekuatan-masa-nu152 IAIN dan STAIN berubah menjadi universitas islam negeri yaitu UIN Syarif hidayatullah Jakarta, UIN Kalijaga Yogyakarta,UIN bandung,Makasar,dan Pekan baru.

224

Page 96: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

menerima tradisi begitu saja tanpa menngkritik. Kritik yang dimunculkan bukan berarti untuk meninggalkan tradisi itu tapi untuk mengetahuinya secara dalam.

Salah satu faktor lain yang membedakan NU dengan komunitas yang lain, Ahl al-sunnah wa al-jamaah (sunni) yang sangat berpengaruh dalam pergerakan NU, kepercayaan bahwa kelompok Aswaja dianggap selamat dari hari kiamat. Fiqih merupakan penyangga paham Aswaja NU dan bias dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Fiqih sering kali dijadikan sebagai pembada antara yang lainnya. Pembadaannya terjadi pada hokum dan cara pandang terhadap berbagai madzhab. Ada salah satu catatan yang mengatakan bahwa “alam pikiran NU adalah alam pikiran fiqh”. Didalam NU ada suatu perkumpulan yang membahas tentang hukum,masalah-masalah yang terjadi didalam masyarakat dan perkumpulan ini dinamakan baths al-masail. Berkaitan dengan itu,dalam statute Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama tahun 1926 pasal 2 dijelaskan bahwa “tujuan NU antara lain adalah memegang salah satu madzhab empat,yaitu madzhab Hanafiyah,Malikiyah,Syafi’iyahdan hanabilah,serta mengerjakan apa saja yang menjadi kemaslahatan agama islam. Dari statue tersebut dapat dilihat bahwa sejak semula fiqh NU didesain berada dalam lingkup madzhab empat meskipun dalam prktiknya terlihat lebih condong pada madzhab syafi’iyah,hal ini dapat dilihat dari keputusan yang diambil dalam baths al-masail.153

DAFTAR PUSTAKAHttp : //fathulmudin1983,wordpress.com/2008/06/04/menggali-kekuatan-masa-nu

Rumadi, 2008. Post Tradisionalisme Islam,wacana konstektualisme dalam komunitas NU. Fahmina institute cirebon

ISLAM LIBERAL “ANTI” ISLAM KAFFAH?<Serta Pandangan dan Profil Ulil Abshar Abdala (Pendiri JIL)>

Oleh : Muhammad Ziyad/06320164Sent by   zie_style7 - Jun 23, 2009 (Original Message)

Profil Uli Abshar AbdalaIslam liberal pada awal kemunculanya di Indonesia mengundang banyak

kontroversi. Tidak hanya pada pemikiran-pemikiranya tetapi juga pada sosok salah satu pendirinya yaitu Ulil Abshar Abdala. Berdasarkan bahan bacaan dari profil di Facebook Ulil dan beberapa tulisanya pemakalah mencoba untuk menuliskan kembali biodata singkat mengenai Ulil.

Beliau lahir di Desa Cebolek, Pati Jawa Timur pada tanggal 11 Januari 1967. beliau lahir didalam lingkungan santri yang sangat traditional. Kakeknya, Kiayi Muhammadun berasal dari Desa Pondohan adalah seorang alim. Meskipun secara keseluruhan pandangan-pandanganya flexible, namun dalam bebrapa hal

153 Keputusan fiqh NU melalui lajnah baths al-masail belakangn dihimpun oleh KH. Aziz Masyhuri, ahkam al-fuqaha : Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama NU 1926-1994, (Surabaya dinamika perss,1997)

225

Page 97: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

dapat bersikap kaku dan keras. Ayahnya mengelola pesantren Mansajul Ulum. Beliau mengajarkan santri-santrinya secara keras, namun dalam artian positive. “Dia mendedikasikan diri untuk pengajaran ilmu-ilmu Islam, dan dia tak pernah main-main dengan pekerjaannya itu. Oleh karena itu, dia menuntut ketekunan dan kerja keras dari santri dalam mempelajari ilmu. Karena sikapnya yang “keras” inilah banyak santri yang tak kerasan mondok di pesantren saya.”154

Disebutkan dalam tulisan Zyz Ibrahim UAA: Liberalis yang Kontroversi dalam blognya: azyzibrahim.blogspot.com/2008/06/ ulil - abshar - abdalla .html - 69k –, beliau memulai pendidikanya menengahnya di MA Mathali’ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M Ahmad Sahal Mahfudz. Kemudian beliau melanjutkan pendidikanya di Pesantren-pesantren diantaranya adalah Pesantren Masajul Ulum, Cebolek, Pati, Kejen, dan Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Kemudian beliau melanjutkan studinya di Fakultas Syari’ah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta dan mendapat gelar Sarjana Lc dari fakultas tersebut. Karena beliau sangat tertarik pada bidang fisafat, beliau melanjutkan studinya di STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Driyakarya Jakarta. Dan kemudian beliau melanjutkan studinya pada jurusan Perbandingan Agama di Boston University diAS, melalui besisiwa Fullbright yang diraihnya. Zyz ibrahim juga menuliskan bahwa dalam perjalanan akademisnya Ulil terkenal cerdas dan sangat elegan dalam menyampaikan beberapa pendapatnya. Begitupula akan jiwa kepemimipinanay yang telah nampak sejak beliau masih kecil. Hal ini terbukti ketika beliau terpilih sebagai ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Sumberdaya Manusia) NU Jakarta, Koordinator Jaringan Islam Liberal, menjadi staff di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) Jakarta, dan menjadi direktur di program Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP). Beliau juga tercatat sebagai Ahli Harian Duta Masyarakat.

Islam Kaffah Versi Ulil Perdebatan mengenai “kekaffahan” dalam beragama muncul seiring

pernyataan Ulil mengenai kekaffahan dalam beragama. Disaat para Ulama atau pemuka-pemuka agama lain berlomba-lomba untuk mencapai tingkat kekaffahan tersebut, Ulil malah mempertanyakannya. Kaffah artinya menyeluruh. Dalam matematika kaffah berarti sudut 360 derajat. Beragama secara kaffah adalah beragama secara satu lingkaran penuh. Dan menurut beliau, tidak mungkin kita beribadah secara satu lingkaran penuh. “Menurut saya, beragama searah 360 derajat itu tidak sehat dilihat dari pelbagai segi. Secara kejiwaan, orang memerlukan variasi tindakan, keragaman laku. Ada bidang-bidang dalam kehidupan, di mana agama memainkan peran penting, ada bidang-bidang lain yang tidak memerlukan “kata putus” dari agama. Agama yang “kaffah” itu hanya tepat untuk masyarakat sederhana yang belum mengalami “sofistikasi” kehidupan seperti zaman modern.”155

Menurut beliau lagi beragama secara kaffah hanya dapat dilakukan ketika zaman Madinah dulu, dimana masyarakatnya masih sangat sederhana belom 154 Potret diri. Wordl press 2009. Senin 15 juni,10:22. http://ulil.net.155 Islam-kaffah-mungkinkah?diskusi tentang islam kaffah ini diambil dari blog: ( [email protected]) selasa 23 juni 14:05

226

Page 98: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

mengalami kerumitan-kerumitan seperti zaman sekarang ini. Salah satu pengertian yang populer mengenai kaffah adalah “meng-kopi kehidupan Nabi seperti apa adanya.” 156

Ambillah contoh berikut ini. Kalau kita mau hidup beragama (ber-Islam) secara kaffah, maka konsekwensinya adalah: boleh jadi seluruh industri hiburan modern sekarang ini harus dihentikan. Kita tak bisa lagi menikmati film-film Hollywood. Padahal, industri hiburan menempati kedudukan yang sangat penting dalam zaman modern. Dan, diakhir tulisanya beliau juga berpendapat bahwa beragama secara sehat adalah beragama secara tidak kaffah. Karena menuruutnya lagi, ada saatnya kita kyusuk dalam beragama. Namun ada juga saatnya kita untuk menghibur diri sendiri. Yang perlu dipahami adalah tentang konsep larangan “israf”, yaitu berlebihan.

Pro dan Kontra Pandangan UlilKomentar dan pernyataan beliau tersebut tentau saja mengundang pro dan

kontra. Diantara yang tidak sepaham dengan pendapat beliau adalah Luthfi Assyaukanie yang merupakan kompatriotnya didalam JIL Jakarta. Luthfi beranggapan bahwa Ulil terlalu membahas Kaffah terlalu melebar kemana-mana. Dan luthfi juga mengangap bahwa Ulil telah terpengaruh oleh tafsir orang awam. Mengenai kata “kaffah” dan “silmi” dalam surat Al-Baqarah 208 luthfi juga menganggap Ulil mengartikan kata tersebut secara literal.

Namun beliau tetap pada pandangnya. Mungkin hal ini didasarkan pada latar belakang pendidikan dan kehidupan masa kecilnya. Seperti yang telah disebutkan diatas, beliau mendapat pendidikan yang keras dari Ayah dan Kakeknya. Seperti disebutkan dalam biografi Ulil diatas, Kakeknya secara keseluruhan berpandangan flexible namun dlam beberapa hal dapat bersikap tegas dan keras. Mungkin sikap “flexible” itulah yang menurun kepadanya. Sedangkan sikap keras lebih dikarenakan didikan Ayahnya. Ayahnya yang mengelola pesantren bersikap keras dalam mengajar anak didiknya dipesantren, khususnya dalam hal pengajaran ilmu-ilmu Islam dan Tata-bahasa Arab atau nahwu. Mungkin pandanganya tentang Islam Kaffah didasarkan akan kemampuan tafsir beliau dalam memahami bahasa Arab dan sikap kerasnya berdasarkan oleh didikan Ayahnya dahulu. Hal ini dipertegasnya sendiri dalam tulisanya di Personal Information dalam Facebooknya:” Ayah saya mendidik saya dengan keras sekali. Meskipun kadang-kadang saya merasa bahwa kekerasan itu berlebihan, tetapi secara keseluruhan saya berterima kasih kepada orang-tua yang telah mendidik saya dengan cara yang sangat “spartan”, kadang militeristik. Salah satu didikan penting yang saya peroleh dari ayah adalah di bidang tata-bahasa Arab atau nahwu (nahw). Ayah saya dikenal sebagai seorang kiai yang memiliki keahlian lebih di bidang ini. Teks dasar yang saya pelajari dulu adalah berjenjang, mulai dari Jurumiyyah, ‘Imrithi, dan Alfiyyah. Itu adalah teks klasik standar yang dipelajari santri-santri di bidang tata-bahasa Arab.”157

156 ibid157 Personal Information (facebook ULIL). Website: http://en.wikipedia.org/wiki/Ulil_Abshar..senin 15 Juni, 10:32

227

Page 99: artikelnews.yolasite.comartikelnews.yolasite.com/resources/1.+ku…  · Web view · 2011-09-03Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message)

Revisi Tugas Persyaratan Ujian Akhir SemesterIV-MEPI-2

Melihat latar belakang pendidikan dan lingkungan keluarganya tidak heran Ulil menjadi pribadi yang keras. Ditambah dengan kecerdasan intelektualnya dan kemampuan tata bahasa Arabnya yang bagus, maka beliau tidak diragukan lagi merupakan salah satu pemikir Islam muda yang dimiliki oleh Indonesia. Semoga saja pemikiranya dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia keIslaman bukan malah menjadikan hal tersebut sebagai perusak dan menjadikan Islam semakin tercerai-berai. Karena bagaimanapun kita harus menghargai perbedaan-perbedaan dalam bentuk apapun termasuk pandangan mengenai keislaman, dan menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai pemersatu untuk kita memajukan agama Islam.

Referensi Ibrahim, Azyz. Ulil Abshar Abdala: Liberalis yang Kontroversial.

http//azyzibrahim.blogspot.com/2008/06/ulil-abshar-abdalla.html-69k-Personal Information (facebook ULIL). Website:

http://en.wikipedia.org/wiki/Ulil_Abshar... Senin 15 juni, 10:32Islam-kaffah-mungkinkah?diskusi tentang islam kaffah ini diambil dari blog:

( [email protected]) selasa 23 juni 14:05Potret diri. Wordl press 2009. Senin 15 juni,10:22. http://ulil.net.

228