Kurva Kelarutan

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Larutan Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut: (a) Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru, (b) Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut, (c) Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi (Azizah, 2004) Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada pelarutnya dalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan tertentu dimana atom terlarut mengarah beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain. Atom terlarut dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi pelarut. Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut.

Transcript of Kurva Kelarutan

Page 1: Kurva Kelarutan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

2.1.1 Larutan

Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang

memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Proses

terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut:

(a) Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat

yang baru,

(b) Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut,

(c) Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi

(Azizah, 2004)

Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada pelarutnya dalah zat

padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan

larutan tertentu dimana atom terlarut mengarah beberapa atom pelarut dalam

larutan padat lain. Atom terlarut dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi

pelarut. Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil

untuk memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut.

Pada umumnya larutan berfase cair, salah satu komponen (penyusun)

larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini

disebut medium pelarut (solven) komponen lain yang dapat berbentuk padat,

cair, ataupun gas, dianggap sebagai zat kedalam komponen pertama, zat terlarut

itu disebut solute. Faktor utama yang berpengaruh dalam kemampuan terjadi

larutan adalah kemampuan atau gaya tarik-menarik antara partikel larutan dan

pelarut yang menghasilkan bentuk partikel terlarut.

Berdasarkan pelarutnya, larutan terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Larutan padat : pelarutnya berupa zat padat

Contoh: larutan karbon dalam besi

b. Larutan cair : pelarutnya berupa zat cair

Contoh: larutan gula dalam air

Page 2: Kurva Kelarutan

c. Larutan gas : pelarutnya berupa gas

Contoh: larutan uap air dalam udara

(Scribd, 2011)

2.1.2 Kelarutan dan Jenis Larutan

Banyaknya zat terlarut maksimal yang dapat larut dalam jumlah tertentu

pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat

tergantung pada suhu, volume pelarut, dan ukuran zat terlarut. Pelarut yang

sering digunakan adalah air. Hal ini disebabkan karena air merupakan zat yang

mudah di dapat dan mempunyai kemampuan tinggi untuk melarutkan zat.

Karena kemampuan yang tinggi dalam melarutkan zat, air dinamakan sebagai

“pelarut universal”

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu

larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit

didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus

listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika

dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan

non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

dengan baik, karena zat terlarutnya terurai sempurna menjadi ion-ion sehingga

dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Larutan elektrolit lemah

adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah, karena zat

terlarut terurai sebagian menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit

mengandung ion (Azizah, 2004).

Larutan itu sendiri di bagi menjadi 3 berdasarkan kelarutannya, yaitu :

a. Larutan Tak jenuh

adalah larutan yang jika zat terlarutnya ditambahkan lagi ke dalam zat

pelarutnya, zat terlarut tersebut masih bisa / dapat larut dalam zat pelarutnya,

atau dapat di katakan larutan tak jenuh adalah larutan yang memiliki kelarutan di

bawah ombang batas kelarutan.

Page 3: Kurva Kelarutan

b. Larutan Jenuh

adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam konsentrasi

maksimum (tidak dapat di tambah lagi).

c. Larutan lewat jenuh

adalah jika suatu larutan memiliki harga Q¿ksp atau dapat di katakan larutan

lewat jenuh adalah larutan yang jika zat terlarutnya di tambahkan lagi ke dalam

zat pelarutnya, maka zat terlarut sudah tidak dapat larut lagi di dalam zat pelarut

dan akan terjadi pengendapan.

Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu larutan

adalah:

1) Sifat tarik – menarik antar molekulnya, bahwa adanya kemampuan saling

menarik antar partikel pe larut dengan larutan sehingga dapat membentuk

suatu larutan baru yang dikenal dengan sifat kepolaran. Apabila suatu larutan

polar dicampur dengan larutan non polar yang terjadi. Kedua larutan tidak

akan menyatu karena perbedaan sifat tarik menarik antar molekulnya.

2) Titik jenuh mempengaruhi kelarutan dalam suatu larutan, bila suatu larutan

telah melewati titik jenuhnya maka tidak ada zat terlarut yang dapat

dilarutkan pada pelarut tersebut.

(Scribd, 2011)

2.2 Aplikasi Percobaan Kurva Kelarutan

2.2.1 Pemurnian Natrium Klorida dengan Menggunakan Natrium

Karbonat

Natrium Klorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan

masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri

kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Klorida

sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri

ini adalah klor (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan

oleh industri yang lain, seperti industri pulp, deterjen dan sabun.

Teknologi terbaru yang digunakan dalam industri Chlor Alkali adalah

elektrolisa larutan garam (brine). Teknologi ini digunakan karena harga bahan

baku lebih murah, kemurnian produk lebih tinggi, tekanan dan temperatur

operasinya rendah. Proses elektrolisa larutan garam umumnya menggunakan sel

Page 4: Kurva Kelarutan

membran karena dibandingkan dengan sel diafragma dan sel merkuri, sel

membran dapat menghasilkan produk elektrolisa dengan kemurnian lebih tinggi.

Tetapi kelemahan dari sel membran itu sendiri adalah larutan garam yang

diumpankan ke electroyzer harus mempunyai kemurnian yang tinggi. Oleh

karena itu diperlukan proses pemurnian larutan garam dari impuritasnya sebelum

diumpankan ke electrolyzer. Proses pemurnian ini bertujuan untuk

memaksimalkan efisiensi dari cells electrolytic yang dilakukan dengan cara

menghilangkan impuritas seperti ion calcium, dan magnesium yang terdapat

dalam larutan garam. Impuritas-impuritas tersebut dapat bereaksi dengan ion

karbonat membentuk endapan putih yaitu CaCO3. Dengan penambahan Na2CO3

dalam larutan garam akan terbentuk endapan CaCO3 yang nantinya akan

dipisahkan dalam larutan sehingga ion Ca2+ yang masih tersisa dalam larutan

akan memenuhi baku mutu sebagai umpan electrolyzer.

(Lesdantina, 2009)

Page 5: Kurva Kelarutan

Mulai

Dilarutkan 300 gram NaCl dalam 1 liter aquades

Dipanaskan hingga suhu 70

Selesai

Disaring larutannya

Dihasilkan filtrat

Ditambahkan larutan Natrium Karbonat 20 %

Diaduk selama 1 menit

Didiamkan selama 30 menit

2.2.2 Flowchart Pemurnian Natrium Klorida Menggunakan Natrium

Karbonat

Gambar 2.2 Flowchart pemurnian NaCl menggunakan Na2CO3

(Lesdantina, 2009)