Kup Untuk UEU

162
KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN (UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun 2007) Oleh HARI SUGIHARTO

description

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Transcript of Kup Untuk UEU

Page 1: Kup Untuk UEU

KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN

(UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun 2007)

Oleh HARI SUGIHARTO

Page 2: Kup Untuk UEU

Fase timbulnya

hak dan

kewajiban

Fase self

assessment

Fase

Pengawasan

Fase Sengketa Fase

Penyelesaian

Sengketa

Pengadilan Pajak

Berlakunya

UU

Hak dan

kewajiban

Ber-NPWP

& PKP

Menyampai-

kan SPT

Diperiksa ?

Tidak

Pemeriksaan

Ketetapan

Pajak

Setuju?

Ya

Tidak

Keberatan

Surat Kep.

Keberatan

Setuju?

Ya

Tidak

BANDING

PUTUSAN

BANDING

Ya

S

E

L

E

S

A

I

5 Th

Pembukuan

Page 3: Kup Untuk UEU

I

NPWP dan PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

Page 4: Kup Untuk UEU

KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib

mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.(Pasal 2 angka 1 UU KUP)

Sesuai dengan ketentuan

mengenai subjek pajak

dalam UU PPh 1984 dan

perubahannya.

Persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan

atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai UU PPh

1984 dan perubahannya

Kewajiban mendaftarkan diri tsb berlaku pula thd wanita kawin yg dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau

dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan & harta.

Wanita kawin selain tsb di atas dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWPatas namanya sendiri agar wanita kawin tsb dapat melaksanakan hak & memenuhi

kewajiban perpajakannya terpisah dari hak & kewajiban perpajakan suaminya.

Page 5: Kup Untuk UEU

KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk

dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.(Pasal 2 angka 2 UU KUP)

orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam

kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,

mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,

memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah

pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari

luar daerah pabean.(Pasal 1 angka 4 UU KUP)

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena

Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan

perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecilyang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak. (Pasal 1 angka 15 UU PPN)

pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan

penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah

peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih

dari Rp600juta.{Kep. Menkeu No:571/KMK.03/2003}

Page 6: Kup Untuk UEU

JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DIRI

BADAN

Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

wajib mendaftarkan dirikepadanya diberikan

NPWP

Orang pribadi yg tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila jumlah penghasilannya s/d suatu bulan yg disetahunkan telah melebihi PTKP setahun

wajib mendaftarkan dirikepadanya diberikan

NPWP

WAJIB PAJAK

paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan

paling lama pada akhir bulan berikutnya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008

saat pendirian, atau saat

usaha atau pekerjaan bebas

nyata-nyata dimulai

Pekerjaan bebas : pekerjaan yg dilakukan oleh orang pribadi yg mempunyai keahlian khusus

sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.

Page 7: Kup Untuk UEU

CONTOHUdin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan di bidang pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20 Mei 2008 dengan nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif pada 1 November 2008.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.

Saat usaha mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu antara saat pendirian dan saat usaha nyata-nyata mulai dilakukan.

Saat usaha mulai dijalankan Yayasan Bhakti Utama adalah tanggal 20 Mei 2008.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama tanggal 20 Juni 2008.

Page 8: Kup Untuk UEU

CONTOHUdin, seorang bujangan (TK/-) mulai bekerja pada tanggal 1 April 2008 sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta nasional dengan penghasilan neto sebulan sebesar Rp2.000.000,00.

Karena Udin belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan maka PTKP setahun adalah Rp13.200.000,00.

Asumsi penghasilan neto Udin tetap, maka pada bulan ke-7 (Oktober 2008) penghasilan neto Udin adalah Rp14.000.000,00 telah melebihi PTKP.

Udin wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi

PTKP setahun,

yaitu paling lambat akhir bulan November 2008.

Page 9: Kup Untuk UEU

CONTOHSeno, bujangan (TK/-) adalah pengangguran. Namun Seno memiliki deposito dengan bunga per bulan sebesar Rp2.000.000,00. Bunga

tersebut mulai diperoleh sejak bulan Februari 2008. Atas penghasilan bunga tersebut telah dipotong PPh yang bersifat Final oleh bank.

Bagaimana kewajiban NPWPnya?

Page 10: Kup Untuk UEU

JANGKA WAKTU PELAPORAN USAHA

BADAN

Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

yang memilih sebagai PKP

Sebagai PENGUSAHA yang

menyerahkan BKP/JKP

WAJIB PAJAK

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan

penyerahan BKP dan/ atau JKP

PENGUSAHA KECIL Tidak memilih sebagai PKP

sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun buku

OMSET BKP &/ JKP> batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP paling lama akhir bulan

berikutnya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008

Page 11: Kup Untuk UEU

Contoh

PT Pluto adalah perusahan yang mengelola rumah makan berdasarkan perjanjian franchise dengan pemilik merk “Kentucky Fried Chicken” di USA.

Akte pendirian dibuat di hadapan Notaris pada tanggal 10 Januari 2008. Usaha mulai aktif dijalankan pada tanggal 1 Maret 2008 dan rumah makan

mulai dibuka tanggal 1 April 2008.

PT Pluto adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat 1 bulan setelah tanggal 10 Januari

2008.

PT Pluto adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dan memanfaatkan barang

tidak berwujud (franchise) dari luar Daerah Pabean.

Namun PT Pluto bukan PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah makanan minuman di rumah makan (bukan Barang Kena Pajak)

PT Pluto tidak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Page 12: Kup Untuk UEU

Contoh

PT Yupiter adalah pedagang besar komputer. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 10 Mei 2008. Usaha mulai aktif dijalankan

yaitu dengan mulai menjual komputer pada tanggal 1 Juni 2008.

PT Yupiter adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat 10 Juni 2008.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah komputer yang merupakan Barang Kena Pajak

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan BKP, yaitu sebelum

tanggal 1 Juni 2008 (bersamaan dengan kewajiban mendaftarkan diri).

Page 13: Kup Untuk UEU

Contoh

Misalkan PT Yupiter tersebut dalam tahun buku 2009 omset penjualan komputernya tidak lebih dari Rp600juta.

PT Yupiter merupakan PENGUSAHA KECIL dan dengan permohonan, pengukuhan PKP dapat dicabut.

Setelah pengukuhan PKP dicabut, apabila sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET BKP dan atau JKP lebih dari Rp600juta

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya

Page 14: Kup Untuk UEU

NPWP dan PKP JABATAN

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak

secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri dan atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaporkan

usahanya.

Dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen Pajak ternyata orang pribadi atau badan atau Pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 angka 4 UU KUP

Page 15: Kup Untuk UEU

Kewajiban Perpajakan untuk NPWP dan PKP JABATAN

Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP dan/atau yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib

Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum

diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau

dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 angka 4a UU KUP

Misalnya terhadap Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib

Pajak secara jabatan pada tahun 2008 dan ternyata Wajib

Pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan terhitung sejak tahun 2003, kewajiban

perpajakannya timbul terhitung sejak tahun 2003.

Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan PKP

secara jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24

bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun

Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB.

(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

Page 16: Kup Untuk UEU

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI DAN MELAPORKAN KEGIATAN USAHA

Setiap orang yang dengan sengaja : a. tidak mendaftarkan diri untuk

diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak; b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok

Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan

pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang

yang tidak atau kurang dibayar.

(Pasal 39 angka 1 UU KUP)

PidanaAdministrasi

Dirjen Pajak menerbitkan NPWP dan atau mengukuhkan PKP secara

jabatan

Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan

PKP secara jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya

SKPKB.(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila WP tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri dan

atau PKP tidak melaporkan usahanya

Page 17: Kup Untuk UEU

PENGHAPUSAN NPWPPenghapusan NPWP dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak apabila:

a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli warisnya apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

b. WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;

c. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau

d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari WP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(Pasal 2 angka 6 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk WP orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk WP badan, sejak

tanggal permohonan diterima secara lengkap. (Pasal 2 angka 7 UU KUP)

Termasuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

Page 18: Kup Untuk UEU

PENCABUTAN PKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

(Pasal 2 angka 8 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan PKP

dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

(Pasal 2 angka 9 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008:> PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan

Pajak lain;

> Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha

Kena Pajak yang jumlah peredaran dan/atau penerimaan

bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas

jumlah peredaran dan/atau penerimaan brruto untuk

Pengusaha Kecil

Page 19: Kup Untuk UEU

II

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Page 20: Kup Untuk UEU

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan

laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut .(Pasal 1 angka 29 UU KUP)

Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan brutodan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk

menghitung jumlah pajak yang terutang termasukpenghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai

pajak yang bersifat final.(Pasal 28 angka 9 UU KUP)

Page 21: Kup Untuk UEU

YANG WAJIB PEMBUKUAN

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,

kecuali yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan

menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto

Pasal 28 angka 1 dan 2 UU KUP

Page 22: Kup Untuk UEU

YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

(Pasal 14 ayat 2 UU PPh)

Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun

kurang dari Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), boleh menghitung

penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam

jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Pasal 28 angka 2 UU KUP)

Mulai tahun pajak 2007 diubah menjadi kurang dari Rp1,8 milyar dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.03/2007.

1

2

Page 23: Kup Untuk UEU

WP Orang Pribadi yang tidak memilih menyelenggarakan pembukuan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang menghitung penghasilan neto usaha atau pekerjaan

bebasnya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan

Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka waktu tersebut dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Neto

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan jangka waktu tersebut dianggap

memilih menyelenggarakan pembukuanSE-02/PJ.43/2001

Page 24: Kup Untuk UEU

KETENTUAN MENGENAI PEMBUKUAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya; ayat 3

harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa

Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;ayat 4

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas; ayat 5

Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;ayat 6

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian,

sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;ayat 7

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin

Menteri Keuangan; ayat 8

Pasal 28 UU KUP1

2

3

4

5

6

Page 25: Kup Untuk UEU

PRINSIP TAAT ASAS

prinsip yang sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah penggeseran laba atau rugi

misalnya dalam penerapan : Stelsel pengakuan penghasilan; Tahun buku; Metode penilaian

persediaan; Metode penyusutan dan amortisasi

Page 26: Kup Untuk UEU

STELSEL AKRUAL DAN STELSEL KAS

Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada

waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan

biaya itu dibayar tunai.

Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang

dibayar secara tunai.

Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu,

serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu periode tertentu.

Page 27: Kup Untuk UEU

STELSEL KAS UNTUK PENGHITUNGAN PPh

Pemakaian stelsel kas murni dapat mengakibatkan penghitungan yang mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun ke tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas

dan pengeluaran kas.

Oleh karena itu untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus memperhatikan hal-hal antara lain sbb:

Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam

menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan.

Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan

hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.

Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten).

stelsel campuran

Page 28: Kup Untuk UEU

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH (Per. Menkeu No: 196/PMK.03/2007)

Dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak:

Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing

Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan

Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi;

Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi;

bentuk usaha tetap

WP yg mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar

negeri;

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang memerlukan reksadana dalam denominasi satuan mata

uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan

Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal –Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan pasar modal;

Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu

perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasasi oleh perusahaan induk

(parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa.

Page 29: Kup Untuk UEU

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH (Per. Menkeu No: 196/PMK.03/2007)

Izin tertulis dapat diperoleh WP dengan mengajukan surat

permohonan kepada Kepala Kanwil, paling lambat 3 (tiga)

bulan:

sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan

menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang

Dollar AS tersebut dimulai; atau

sejak tanggal pendirian bagi WP baru untuk

Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak pertama.

Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan

keputusan atas permohonan dimaksud paling lama 1 (satu) bulan

sejak permohonan dari WP diterima secara lengkap;

Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris

dan satuan mata uang Dollar AS oleh WP harus terlebih dahulu

mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi WP

dalam rangka Kontrak Karya atau WP dalam rangka Kontraktor

Kontrak Kerja Sama;

Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan belum ada keputusan

maka permohonan dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah

atas nama Menkeu menerbitkan keputusan pemberian izin.

Page 30: Kup Untuk UEU

KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa

Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

Pasal 28 UU KUP

Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai

dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang

bersifat final

1

2

3

Page 31: Kup Untuk UEU

PENYIMPANAN DOKUMEN

Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar

pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk

hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola

secara elektronik atau secara program aplikasi on-

line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di

Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat

tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat

kedudukan Wajib Pajak badan.

Pasal 28 angka 11 UU KUP

Kurun waktu 10 (sepuluh) tahun penyimpanan buku,

catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau

pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan yang mengatur

mengenai batas daluwarsa penyidikan tindak pidana di

bidang perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan

dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan

dan dokumen lain termasuk yang diselenggarakan secara

program aplikasi on-line harus dilakukan dengan

memperhatikan faktor keamanan, kelayakan, dan kewajaran

penyimpanan.

Page 32: Kup Untuk UEU

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

ADMINISTRASI PIDANAapabila kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28

(Pembukuan) atau Pasal 29

(Pemeriksaan) tidak dipenuhi,

sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang

berupa kenaikan sebesar :50 %

dari PPh yang tidak atau kurang

dibayar;100 % dari PPh yang

tidak atau kurang dipotong,

tidak atau kurang dipungut,

tidak atau kurang disetorkan,

dan dipotong atau dipungut

tetapi tidak atau kurang

disetorkan;100 % dari PPN dan

PPnBM yang tidak atau kurang

dibayar

Pasal 13 (1) d jo Pasal 13 (3)

UU KUP

Pasal 39 ayat 1 UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja:

f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain

yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak

menggambarkan keadaan yg sebenarnya; g. tidak

menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak

memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau

dokumen lainnya; h. tidak menyimpan buku, catatan, atau

dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan

dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan

yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara

program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 28 ayat (11);

sehingga dapat menimbulkan kerugian pd pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan

dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2

(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang

yang tidak atau kurang dibayar.

Page 33: Kup Untuk UEU

III

SURAT PEMBERITAHUAN(SPT)

Page 34: Kup Untuk UEU

SPT

SPT Masa SPT Tahunan

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak, terdiri dari:

PPh Pasal 21 dan Pasal 26PPh Pasal 22PPh Pasal 23 dan Pasal 26PPh Pasal 25PPh Pasal 4 ayat 2PPh Pasal 15PPN (Form 1107)PPN bagi Pemungut (Form 1107 PUT)

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak meliputi:

-SPT Tahunan PPh WP Badan (SPT 1771 dan SPT 1771$)-SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (SPT 1770, 1770S dan 1770SS)-SPT Tahunan PPh Pasal 21 (1721)-SPT Tahunan Pembetulan

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP)

Definisi SPT

Page 35: Kup Untuk UEU

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,

satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat

lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.{Pasal 3 ayat 1 UU KUP}

Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara

biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau

digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara

pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

{Pasal 3 ayat 1b UU KUP}

Kewajiban penyampaian SPT

Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah,

wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 1b UU

KUP)

Wajib Pajak mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 2 UU KUP)

SPT

Page 36: Kup Untuk UEU

Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan

menandatanganinya.{Pasal 4 ayat (1) UU tentang KUP}

Surat Pemberitahuan WP badan harus ditandatangani

oleh pengurus atau direksi. (Pasal 4 ayat 2 UU

KUP)

yaitu yang tercantum namanya dalam

susunan pengurus yang tertera dalam

akte pendirian maupun akte perubahan

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan

menandatangani Surat Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada Surat

Pemberitahuan. (Pasal 4 ayat 3 UU KUP)

harus memenuhi syarat sbb:

-memiliki NPWP;

-telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir;

-menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

dan

-memiliki Surat Kuasa Khusus dari WP yang memberi kuasa dengan

format terlampir.

Penandatangan SPTSPT

(PMK:22/PMK.03/2008)

Dalam hal seorang kuasa bukan konsultan pajak dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat

brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan yg diterbitkan oleh perguruan tinggi

negeri atau swasta dg status terakreditasi A, sekurang-kurangnya DIII;

Dalam hal konsultan pajak dibuktikan dg kepemilikan Surat Izin Praktik yg diterbitkan Dirjen

Pajak dan dilengkapi dg Surat Pernyataan sbg Konsultan Pajak.

Page 37: Kup Untuk UEU

SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN

Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila:

Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani;

Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana diatur Peraturan Menteri Keuangan ;

Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur

secara tertulis; atau

Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

SPT Tahunan Pajak PPh WP yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang

diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. (Ps. 4 angka 4 UU KUP)

Penjelasan: SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.

Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada SPT, SPT dianggap tidak lengkap dan tidak jelas, sehingga SPT dianggap tidak disampaikan.

{Pasal 4 angka 4b UU KUP}

Dalam hal WP menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani SPT, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada SPT. (Ps. 4

angka 3 UU KUP)

{Pasal 3 ayat (7) UU KUP}

ab

c

d

Page 38: Kup Untuk UEU

CARA PENYAMPAIAN SPT

Disampaikan Secara langsung

diberi bukti penerimaan oleh petugas yang ditunjuk

Disampaikan melalui pos tercatat

tanda bukti bukti pengiriman surat

Disampaikan melalui jasa ekspedisi atau

jasa kurir

tanda bukti bukti pengiriman surat

e-Filing melalui ASP

(Penyedia Jasa

Aplikasi)

kepada WP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik

SPT

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007

Page 39: Kup Untuk UEU

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT

{Pasal 3 ayat 3 UU KUP}untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh)

hari setelah akhir Masa Pajak;

untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah

akhir Tahun Pajak; atau

untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir

Tahun Pajak.

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan

beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu) Surat Pemberitahuan

Masa. (Pasal 3 ayat 3a)

WP dengan kriteria tertentu dan tata cara pelaporannyadiatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

antara lain WP usaha kecil dapat

a. menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk beberapa

Masa Pajak sekaligus dgn syarat pembayaran seluruh

pajak yg wajib dilunasi menurut SPT Masa tsb

dilakukan sekaligus paling lama dalam Masa Pajak

yang terakhir; dan/atau

b. menyampaikan SPT Masa selain huruf a untuk

beberapa Masa Pajak sekaligus dgn syarat

pembayaran untuk masing-masing Masa Pajak

dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajak ybs.

Page 40: Kup Untuk UEU

Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPTADMISNISTRASI PIDANA

Apabila SPT tidak disampaikan dalam

jangka waktunya atau batas waktu

perpanjangan penyampaian SPT, dikenai

sanksi administrasi berupa dendasebesar Rp500.000,00 untuk SPT Masa

PPN, Rp100.000,00 untuk SPT Masa

lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk

SPT Tahunan PPh WP badan serta sebesar

Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP

orang pribadi. (Pasal 7 UU KUP)

Apabila SPT tidak disampaikan dalam

jangka waktunya dan setelah ditegur

secara tertulis tidak disampaikan pada

waktunya sebagaimana ditentukan dalam

Surat Teguran; maka jumlah pajak yang

kurang dibayar/disetor ditagih dengan

SKPKB ditambah sanksi administrasi

berupa kenaikan sebesar 50% untuk

PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk

PPN dan PPnBM. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Setiap orang yg karena kealpaannya: a. tidak

menyampaikan SPT; atau b. menyampaikan SPT, tetapi

isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau

melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara dan perbuatan tsb merupakan

perbuatan setelah perbuatan yg pertama kali

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda

paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau

kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak

terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau dipidana

kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1

tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Setiap orang yg dgn sengaja: c. tidak menyampaikan

SPT; d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yg

isinya tidak benar atau tidak lengkap; sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dgn pidana penjara paling singkat 6 bulan dan

paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali

jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar dan

paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau

kurang dibayar. (Pasal 39 UU KUP)

SPT

Page 41: Kup Untuk UEU

PIDANA KEALPAAN TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

Setiap orang yang karena kealpaannya:

a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau

b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar

atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya

tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan

setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2

(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan

atau paling lama 1 (satu) tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan

oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. (Pasal

13A UU KUP)

Page 42: Kup Untuk UEU

YANG TIDAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA KARENA TIDAK MEMENUHI

KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT (Pasal 7 ayat 2 UU KUP)

SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dikenakan sanksi

administrasi berupa denda Rp500.000,00 untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,00

untuk SPT Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan

PPh WP badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP orang

pribadi. (Pasal 7 UU KUP Perubahan)

tidak dilakukan terhadap

a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;

b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;

c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga

negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia;

d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di

Indonesia;

e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi

tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;

g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Menteri Keuangan; atau

h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan.

Page 43: Kup Untuk UEU

Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT

Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT;

(Pasal 3 ayat 4 UU KUP)

Membetulkan SPT;(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaranpengisian SPT;

(Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP)

SPT

1

2

3

Page 44: Kup Untuk UEU

Memperpanjang Jangka Waktu

Penyampaian SPT

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu

penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk

paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain

kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

(Pasal 3 ayat (4) UU KUP)

Apabila WP baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan SPT

dalam jangka waktunya karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis

penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi

batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah

ditentukan, WP dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya dengan

pemberitahuan secara elektronik kepada Dirjen Pajak.

SPT

Pemberitahuan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan

kekurangan pembayaran pajak yang terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 5 UU KUP)

Page 45: Kup Untuk UEU

Akibat administratif penundaan penyampaian SPT

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak

yang sebenarnya terutang atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per

bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan

huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 3 UU KUP)

SPT

Page 46: Kup Untuk UEU

CONTOH

PT ABC setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis menunda jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) sampai dengan tanggal 30 Juni

2009 dengan perhitungan sementara pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta. Kekurangan pajak (PPh Pasal 29) sebesar Rp20juta dilunasi pada

tanggal 25 April 2009.

PT ABC menyampaikan SPT sesungguhnya pada tanggal 30 Juni 2009 dengan jumlah pajak yang terutang sebesar Rp120juta. Kekurangan pembayaran dilunasi tanggal 28

Juni 2004.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenakan bunga

sebesar:

2% x 2 x Rp20.000.000,00 = Rp800.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 28 Juni 2009

= 2 bulan.

Page 47: Kup Untuk UEU

Membetulkan SPT

Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat

Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan

pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak

belum melakukan tindakan pemeriksaan.

(Pasal 8 ayat 1 UU KUP Perubahan)

Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan

Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua)

tahun sebelum daluwarsa penetapan.

(Pasal 8 ayat 1a UU KUP Perubahan)

Pasal 13 angka (1) “Dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun

setelah saat terutangnya pajak

atau berakhirnya Masa Pajak,

bagian Tahun Pajak, atau Tahun

Pajak, Direktur Jenderal Pajak

dapat menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar…”

pada saat Surat

Pemberitahuan Pemeriksaan

Pajak disampaikan kepada

Wajib Pajak, wakil, kuasa,

pegawai, atau anggota

keluarga yang telah dewasa

dari Wajib Pajak.

Page 48: Kup Untuk UEU

Akibat administratif pembetulan SPT Tahunan

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan

Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,

kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%

(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,

dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir

sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan

dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada

tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak

terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,

dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta

dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sebesar:

2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 20 Februari

2010 = 10 bulan.

Page 49: Kup Untuk UEU

Akibat administratif pembetulan SPT Masa

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan

Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,

kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%

(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,

dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal

pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan. (Pasal 8 ayat 2a UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada

tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak

Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan

kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak

Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan

kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sebesar:

2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 16 Februari 2008 – 18

November 2008 = 10 bulan.

Page 50: Kup Untuk UEU

Membetulkan SPT Tahunan karena kompensasi kerugian (Pasal 8 ayat 6 UU KUP)

Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan

yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat

ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan

Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali

Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya,

yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal

yang telah dikompensasikan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan

yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga)

bulan setelah menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan

Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau

Putusan Peninjauan Kembali, dengan syarat Direktur Jenderal

Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,

SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun

Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal

yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh,

Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban perpajakan WP.

Page 51: Kup Untuk UEU

CONTOH 1

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:

Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,

Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan

PPh tahun 2007sebesar Rp150.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari

2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp70juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,

Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang

semula Rp50juta (Rp200juta - Rp150juta) setelah

pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta - Rp70juta)

Page 52: Kup Untuk UEU

CONTOH 2

PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:

Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,

Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan

PPh tahun 2007sebesar Rp200.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari

2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,

Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp250.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang

semula Rp100juta (Rp300juta – Rp200juta) setelah

pembetulan menjadi Rp50juta (Rp300juta – Rp250juta)

Page 53: Kup Untuk UEU

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum

dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran

yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,

terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak

akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan

sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut

dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak

yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa

denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah

pajak yang kurang dibayar.

{Pasal 8 angka 3 UU KUP}

”Setiap orang yang karena kealpaannya:

a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;

atau

b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi

isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau

melampirkan keterangan yang isinya tidak

benar ...”

Page 54: Kup Untuk UEU

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak,

Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan

yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:

a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d.

jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.

(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari

pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.

(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Page 55: Kup Untuk UEU

WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DIKECUALIKAN DARI

KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT

Masa PPh Pasal 25.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT

Tahunan PPh maupun SPT Masa PPh Pasal 25.

WP Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak

menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak

melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana

dimaksud dalam UU PPh.

PMK NO.183/PMK.03/2007

Page 56: Kup Untuk UEU

IV

PEMBAYARAN PAJAK

Page 57: Kup Untuk UEU

SARANA PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK

Surat Setoran Pajak (SSP)adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang

telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau

telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan.

(Pasal 1 angka 14 UU KUP)

Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti

pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh Pejabat

kantor penerima pembayaran yang berwenang atau

apabila telah mendapatkan validasi, yang ketentuannya

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

(Pasal 10 ayat 1a UU KUP)

Page 58: Kup Untuk UEU

JATUH TEMPO PEMBAYARAN PAJAKMenteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis

pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.(Pasal 9 ayat 1 UU KUP)

Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak

Penghasilan disampaikan. (Pasal 9 ayat 2 UU KUP)

Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan

Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam

jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat 3 UU KUP)

1

2

3

Dirjen Pajak atas permohonan WP dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling lama 12 (dua belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 9

ayat 4 UU KUP)

Bagi WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.(Pasal 9 ayat 3a UU KUP)

Page 59: Kup Untuk UEU

Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran/ penyetoran pajak terutang pada suatu masa pajak

Pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran

pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulanyang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 9 ayat 2a UU KUP)

Contoh:Angsuran masa PPh Pasal 25 Tahun 2008 sejumlah Rp10juta per bulan.Angsuran Masa Pajak Mei Tahun 2008 dibayar tanggal 18 Juni 2008 dan dilaporkan tanggal 19 Juni 2008. Tanggal 15 Juli 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak. Sanksi bunga dalam STP dihitung 1 (satu) bulan = 1x 2% x

Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

Page 60: Kup Untuk UEU

Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh

Atas pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung

penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 9 ayat 2b UU KUP)

Contoh:

SPT Tahunan PPh Badan PT ABC yang melaporkan PPh terutang sebesar Rp100juta

dengan kredit pajak sebesar Rp80juta disampaikan tanggal 10 Mei 2009. Pajak yang

kurang dibayar sebesar Rp20juta dibayar pada tanggal 9 Mei 2009.

Disamping dikenai sanksi administrasi karena terlambat menyampaikan SPT, atas

keterlambatan pembayaran pajak yang kurang dibayar tersebut dikenai sanksi

administrasi berupa bunga 2% dengan masa 1 bulan (1 Mei 2009 – 9 Mei 2009):

1x 2% x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00

Page 61: Kup Untuk UEU

Sanksi administrasi karena pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding atau Putusan PK

tidak/kurang dibayar

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau

kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh

masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai

dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya

Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung

penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 1 UU KUP)

Page 62: Kup Untuk UEU

CONTOH

Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008,

dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2008. Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 6 November 2008 Rp6.000.000,00.

Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan perhitungan sebagai berikut:Pajak yang masih harus dibayar =Rp10.000.000,00Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan =Rp 6.000.000,00 (-)Kurang dibayar =Rp 4.000.000,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,00) =Rp80.000,00

Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut, Wajib Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2008 dan

pada tanggal 5 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar =Rp10.000.000,00Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan =Rp10.000.000,00 (-)Kurang dibayar =Rp 0,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp10.000.000,00) =Rp200.000,00

Page 63: Kup Untuk UEU

Sanksi pidana tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6

(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling

banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(Pasal 39 ayat 1 huruf i UU KUP)

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila

seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya

menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

(Pasal 39 ayat 2 UU KUP)

Page 64: Kup Untuk UEU

V

PEMERIKSAAN PAJAK

Page 65: Kup Untuk UEU

PENGERTIAN, TUJUAN, dan RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

Pasal 1 angka 25 UU KUP

adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,

keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif

dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

TUJUAN PEMERIKSAAN

Ruang Lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau

seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa

Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun

lalu maupun tahun berjalan.

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007

Meliputi standar umum, standar pelaksanaan Pemeriksaan, dan standar

pelaporan hasil Pemeriksaan. (Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007)

Page 66: Kup Untuk UEU

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007

KEWENANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

(Pasal 29 ayat 1 UU KUP)

(Pasal 31 UU KUP)

1

Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di antaranya mengatur tentang

pemeriksaan ulang, jangka waktu pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.

2

Page 67: Kup Untuk UEU

Kriteria dilakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP

Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007

mengajukan permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17B UU KUP

HARUS DILAKUKAN DAPAT DILAKUKAN

dalam hal WP

Surat Ketetapan Pajak harus diterbitkan paling lama 12

(dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima secara

lengkap, kecuali sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di

bidang perpajakan.

dalam hal WP

a. menyampaikan SPT yang menyatakan lebih

bayar, termasuk yang telah diberikan

pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;

b. menyampaikan SPT yang menyatakan rugi;

c. tidak menyampaikan atau menyampaikan

SPT tetapi melampaui jangka waktu yang

telah ditetapkan dalam Surat Teguran;

d. melakukan penggabungan, peleburan,

pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan

meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya; atau

e. menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria

seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk

based selection) mengindikasikan adanya

kewajiban perpajakan WP yang tidak

dipenuhi sesuai ketentuan.

Page 68: Kup Untuk UEU

JENIS PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pemeriksaan yang dilakukan

di kantor Direktorat

Jenderal Pajak

Pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal WP, atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen

Pajak

PEMERIKSAAN KANTOR

Dilakukan dalam jangka waktu

paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat

diperpanjang menjadi

paling lama 6 (enam)

bulan yg dihitung sejak tanggal WP

datang memnuhi panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor s/d

tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan

Dilakukan dalam jangka waktu paling

lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling

lama 8 (delapan) bulan yg dihitung

sejak tanggal Surat Perintah Pemeriksaan s/d tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan

Apabila ditemukan transfer pricing

/transaksi khusus lainnya yang

berindikasi ada rekayasa, pemeriksaan

diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan

Apabila ditemukan transfer pricing /transaksi

khusus lainnya yang berindikasi ada rekayasa,

Pemeriksaan Lapangan dilaksanakan paling lama

2 (dua) tahun

Dalam hal pemeriksaan terhadap permohonan lebih bayar (Pasal 17B) maka harus

memperhatikan jangka waktu penerbitan skp

Page 69: Kup Untuk UEU

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan

dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang

diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara

elektronik;

c. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang

bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga atau

patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau

catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau

pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau barang yang

dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang

diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

Pajak, atau objek yang terutang pajak;

Page 70: Kup Untuk UEU

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

d. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna

kelancaran Pemeriksaan, antara lain berupa:

1) menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib

Pajak apabila dalam mengakses data yang dikelola secara

elektronik memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus;

2) Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka

barang bergerak dan/atau tidak bergerak; dan/atau

3) Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya

Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan, dan

dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke

kantor Direktorat Jenderal Pajak;

e. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang

bergerak dan/atau tidak bergerak;

f. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;

dan

g. Meminta keterangan dan/atau buku yang diperlukan dari pihak

ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang

diperiksa melalui kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Page 71: Kup Untuk UEU

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN KANTOR untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Memanggil WP untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal

Pajak dengan menggunakan surat panggilan;

b. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, termasuk data yang

dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas

Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

c. Meminta kepada WP untuk memberi bantuan guna kelancaran

Pemeriksaan;

d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;

e. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan

Publik melalui WP; dan

f. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak

ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP yang diperiksa

melalui kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Page 72: Kup Untuk UEU

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA

Wajib Pajak yang diperiksa wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan

usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang

pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran

pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain tersebut wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling

lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.

Pasal 29 UU KUP

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu

ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan tersebut sehingga

tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 73: Kup Untuk UEU

Pemeriksaan untuk tujuan lain

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi penentuan, pencocokan,

atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.

Dilakukan dengan kriteria antara lain:

Per. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

a. pemberian NPWP secara jabatan;

b. Penghapusan NPWP;

c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP;

d. WP mengajukan keberatan;

e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;

f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;

g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil;

h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;

i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;

j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu

kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/

atau

k. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda.

Page 74: Kup Untuk UEU

Produk

pemeriksaan

untuk tujuan

menguji

kepatuhan

SKPKBPokok Pajak

>Kredit Pajak

SKPLB

Pokok Pajak

<Kredit Pajak

SKPNPokok Pajak

=Kredit Pajak

SKPKBTAda data baru &

utang pajak

STP Sanksi adm.

BUKTI PERMULAAN

KETETAPAN

Page 75: Kup Untuk UEU

SANKSI ADMINISTRASI BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, atas jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB

ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB. (Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya

dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) atas jumlah kekurangan

pembayaran pajak dalam SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau

Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang, atas jumlah pajak dalam SKPKB

ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar:

a. 50% (dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu

Tahun Pajak; b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang

dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang

disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang

disetor; atau c. 100% dari PPN Barang dan Jasa dan PPnBM yang

tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

1

Page 76: Kup Untuk UEU

SANKSI WP MENOLAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN

SANKSI ADMINISTRASI

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

Atas pajak yang kurang bayar, dikenakan

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 %dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3)}

sengaja

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

SANKSI PIDANA

dipidana dengan pidana penjara paling singkat

6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah

pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar

dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2

(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang

perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana

penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

2

Page 77: Kup Untuk UEU

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

WP TIDAK MEMPERLIHATKAN/MEMINJAMKAN BUKU

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak

dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

3

Page 78: Kup Untuk UEU

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak

dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

4

Page 79: Kup Untuk UEU

WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 ayat 3 UU KUP}

Atas pajak yang kurang bayar

Dapat juga meminta bantuan polisi setelah dilakukan penyegelan.

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

5

Page 80: Kup Untuk UEU

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

WP tidak memberikan keterangan yang diperlukan

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

6

Page 81: Kup Untuk UEU

VI

PENETAPAN DAN KETETAPAN

Page 82: Kup Untuk UEU

PENETAPAN

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang

terutang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, dengan tidak

menggantungkan pada adanya surat ketetapan

pajak.

(Pasal 12 ayat 1 UU KUP)

Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat

Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib

Pajak adalah jumlah pajak yang terutang

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

(Pasal 12 ayat 2 UU KUP)

Page 83: Kup Untuk UEU

PENETAPAN

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan

Tahun 2008, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

perpajakan

Pembayaran oleh WP tanpa didahului dengan surat ketetapan pajak, yaitu melalui pemotongan/pemungutan pihak

ketiga dan dibayar sendiri.

Page 84: Kup Untuk UEU

KETETAPAN

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan

bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak

menetapkan jumlah pajak yang terutang.

(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

KETETAPAN Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain

Surat Ketetapan

Pajak

Page 85: Kup Untuk UEU

Contoh

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan

Tahun 2008, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT PPh Tahun 2008 tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi yang sebenarnya sehingga PPh terutang kurang dilaporkan.

maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan besarnya pajak yang terutang sebagaimana mestinya menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Ketetapan Pajak

Page 86: Kup Untuk UEU

SURAT KETETAPAN PAJAK

Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak

Lebih Bayar.

(Pasal 1 angka 15 UU KUP)

Page 87: Kup Untuk UEU

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah

pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi

administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

(Pasal 1 angka 16 UU KUP)

JUMLAH POKOK PAJAK Rp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp 6.000.000,00

JUMLAH KEKURANGAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 2.000.000,00

JUMLAH PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR Rp 6.000.000,00

Page 88: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKBDalam jangka waktu 5 (lima tahun) setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur

Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut :

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang

tidak atau kurang dibayar;

b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan

pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;

c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan

PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak

seharusnya dikenai tarif 0 % (nol persen);

d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak

dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.

Pasal 13 (1) UU KUP

e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (4a).

Page 89: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainpajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

Pasal 13 (1) huruf aUU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa

Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. {Pasal 13 (2) UU KUP}

Contoh: SPT PPh badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2009.

31/12/08

Berakhirnya tahun pajak

1/1/09 20/12/09

Terbit SKPKB

12 bulan

a

Page 90: Kup Untuk UEU

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan

barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp1.100.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya

adalah Rp312.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Oktober

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) Rp 6.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 36.000.000,00

Page 91: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKB

apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam

Surat Teguran;

Pasal 13 (1) huruf b UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi

administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang

tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang

tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang

dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong

atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

b

Page 92: Kup Untuk UEU

ContohPT ABC adalah WP badan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Sampai dengan tanggal 30 April 2009, PT ABC belum menyampaikan SPT Tahunan PPh badan tahun 2008. Oleh KPP diterbitkan Surat Teguran pd tgl 20 Mei 2009 agar menyampaikan SPT dimaksud paling lambat tgl 3 Juni 2009. PT

ABC baru menyampaikan SPT tersebut tgl 5 Juni 2009, dengan perincian sbb:

Rugi (Rp200.000.000,00)

PPh terutang Rp --

Kredit Pajak Rp --

Pajak yang kurang dibayar Rp --

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata menunjukan laba neto sebesar Rp100juta sehingga PPh terutang seharusnya adalah

Rp12.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Desember

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp12.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp --

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp12.500.000,00

Sanksi administrasi (50%) Rp 6.250.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp18.750.000,00

Page 93: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol persen);

Pasal 13 (1) huruf c UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan

sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :… c. 100 % (seratus

persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

c

Page 94: Kup Untuk UEU

ContohPT PQR adalah pabrikan tekstil yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, melaporkan SPT Masa PPN Desember 2008 dengan rincian sbb:

Pajak Keluaran Rp200.000.000,00

Pajak Masukan Rp230.000.000,00

Kurang/(Lebih) bayar (Rp30.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut dikompensasikan ke Masa Januari 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Pajak Keluaran adalah sebesar Rp220juta sehingga terdapat jumlah yang tidak seharusnya dikompensasi,

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Desember

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp220.000.000,00

Jumlah Kredit Pajak (Rp230.000.000,00)

Jumlah Lebih bayar (Rp10.000.000,00)

Dikompensasikan ke Masa Jan’09 Rp 30.000.000,00

Jumlah kekurangan Pokok Pajak Rp 20.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 13 (3) c (100%) Rp 20.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 95: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKB

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.

Pasal 13 (1) huruf dUU KUP

Ketentuan mengenai PEMBUKUAN

Kewajiban WP ketika dilakukan pemeriksaan

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

d

Page 96: Kup Untuk UEU

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan

barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak meminjamkan buku2,

catatan2 serta dokumen yang menjadi dasar pengisian SPT sehingga pajak terutang

tidak dapat dihitung. Berdasarkan data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto

sebesar Rp1,1milyar.

DJP menerbitkan

SKPKB tanggal 10 Oktober

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 15.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000,00

Page 97: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKB

apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).

Pasal 13 (1) huruf eUU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah

dengan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama

24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya

pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak

sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

{Pasal 13 (2) UU KUP}

e

Page 98: Kup Untuk UEU

ContohCV PQR adalah pengusaha di bidang perdagangan barang elektronik yang mulai berusaha sejak awal Januari 2007, tetapi belum mendaftarkan diri sampai dengan tanggal 10 Oktober 2009 ketika Dirjen Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan.

Berdasarkan data yang ada, diperoleh penghasilan neto selama tahun 2007 adalah sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 0,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 282.500.000,00

Atas kekurangan pembayaran PPh badan tahun 2007 sebagai akibat penerbitan NPWP secara jabatan, Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB.

Misalkan diterbitkan tgl 10 Oktober 2009 maka SKPKB tersebut adalah sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp 0,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp282.500.000,00

Sanksi administrasi (bunga 22 bulan) Rp124.300.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp406.800.000,00

Page 99: Kup Untuk UEU

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas

jumlah pajak yang telah ditetapkan.

(Pasal 1 angka 17 UU KUP)

JUMLAH PAJAK Rp10.000.000,00

JUMLAH PAJAK YANG TELAH DITETAPKAN Rp 6.000.000,00

TAMBAHAN JUMLAH PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 4.000.000,00

TAMBAHAN JUMLAH PAJAK YANG MASIH

HARUS DIBAYAR Rp 8.000.000,00

Page 100: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKBT

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila

ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah

dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka

penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan.

Pasal 15 UU KUP

ayat 1

termasuk data baru adalah data yang

semula belum terungkap

sudah pernah diterbitkan

surat ketetapan pajak

Apabila skp terdahulu terbit berdasarkan pemeriksaan maka

dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila skp terbit berdasarkan keterangan lain maka dilakukan pemeriksaan, bukan

pemeriksaan ulang

Page 101: Kup Untuk UEU

DATA BARU

Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak

belum diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat

Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan pada

waktu pemeriksaan.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 102: Kup Untuk UEU

DATA BARU

Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah data yang

semula belum terungkap, yaitu data yang:

a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan beserta lampirannya (termasuk laporan keuangan); dan/atau

b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan data dan/atau memberikan keterangan lain secara benar,

lengkap, dan terinci sehingga tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan

benar dalam menghitung jumlah pajak yang terutang.

Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan data dalam Surat Pemberitahuan atau

mengungkapkannya pada waktu pemeriksaan, tetapi apabila memberitahukannya

atau mengungkapkannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat fiskus

tidak mungkin menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang secara benar

sehingga jumlah pajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, hal

tersebut termasuk dalam pengertian data yang semula belum terungkap.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 103: Kup Untuk UEU

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut

terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.

Apabila pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupa

sumbangan atau hadiah, sehingga pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka data mengenai pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut adalah tergolong data yang semula belum terungkap.

Page 104: Kup Untuk UEU

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai dengan

perincian harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada saat pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak

mengungkapkan perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti kebenaran pengelompokan dimaksud.

Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat kesalahan, misalnya harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam kelompok 2.

Oleh karena pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian yang dimaksud maka tidak dilakukan koreksi atas kesalahan pengelompokan harta tersebut, dan sebagai akibatnya pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar. Apabila kemudian diketahui adanya kesalahan, maka data pengelompokan

harta tersebut adalah data yang semula belum terungkap.

Page 105: Kup Untuk UEU

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian sejumlah barang dari Pengusaha Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut oleh Pengusaha

Kena Pajak penjual diterbitkan Faktur Pajak. Barang-barang tersebut sebagian digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung

dengan kegiatan usahanya dan sebagian yang lain tidak mempunyai hubungan langsung. Seluruh Faktur Pajak tersebut dikreditkan sebagai

Pajak Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli.

Apabila pada saat penetapan semula Pengusaha Kena Pajak tidak mengungkapkan perincian penggunaan barang tersebut dengan benar sehingga tidak dilakukan koreksi atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut, dan sebagai

akibatnya PPN yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka apabila kemudian diketahui adanya data atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan Pajak Masukan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dimaksud, data atau keterangan tersebut merupakan data yang semula belum terungkap.

Page 106: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar

100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan

apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu

diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri, dengan

syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar Tambahan.

ayat 2

ayat 3

Page 107: Kup Untuk UEU

ContohTerhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2008 a/n PT FGH telah dilakukan

pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2009 dengan perincian sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00

Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00

Pada bulan Mei 2010 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang belum dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa

Desember 2008 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya jumlah pokok pajak pada Masa Des’08 adalah Rp120juta.

DJP menerbitkan

SKPKBTtanggal 25 Mei 2010

Jumlah Pajak Rp120.000.000,00

Jumlah Pajak yang telah ditetapkan Rp100.000.000,00

Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00

Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00

Tambahan jumlah pajak yang

masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 108: Kup Untuk UEU

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)

PAJAK YANG TERUTANG Rp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp16.000.000,00

JUMLAH KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Rp6.000.000,00

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang

terutang atau seharusnya tidak terutang.

(Pasal 1 angka 19 UU KUP)

Page 109: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih

Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

ayat 1

Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal

Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak yang seharusnya tidak

terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

ayat 2

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan

lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak

yang telah ditetapkan.

ayat 3

Page 110: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila

jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,

untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP

yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan

menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan

tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).

Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang

terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak

yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut

ayat 1

Page 111: Kup Untuk UEU

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan

barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp900.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya

adalah Rp252.500.000,00.

DJP menerbitkan

SKPLB

Pajak Yang Terutang Rp252.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak (Rp282.500.000,00)

Jumlah Kelebihan Pembayaran Pajak (Rp 30.000.000,00)

Page 112: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak

yang seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan

a. Terlalu besar dipotong/dipungut; b. Seharusnya tidak dipotong/tidak dipungut

dan pajak yang salah dipotong/dipungut tsb telah disetorkan dan dilaporkan, WP yang melakukan pemotongan/pemungutan atau PKP yang melakukan pemungutan tidak dapat meminta kembali pajak yang salah dipotong atau dipungut tsb.

Per. Menkeu No. 190/PMK.03/2007

PPh yang salah dipotong atau dipungut tsb dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak yang dipotong/dipungut dengan surat permohonan, sepanjang belum dikreditkan.

PPN dan PPnBM yang salah dipungut tsb dapat diminta kembali oleh PKP yang dipungut dengan surat permohonan, sepanjang belum dikreditkan atau belum

dibebankan sebagai biaya.

Jangka waktu paling lama 3 bulan sejak surat permohonan diterima

Pengembalian dapat dilakukan melalui WP/PKP yang memotong/memungut, dalam hal: a) tidak memiliki NPWP; b) subjek pajak luar negeri; atau c) terdapat kesalahan

penerapan ketentuan oleh pemotong/pemungut.

ayat 2

Page 113: Kup Untuk UEU

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)

POKOK PAJAK Rp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp10.000.000,00

PAJAK NIHIL Rp --

Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang

dan tidak ada kredit pajak.

(Pasal 1 angka 18 UU KUP)

POKOK PAJAK Rp --

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp --

PAJAK NIHIL Rp --

Page 114: Kup Untuk UEU

PENERBITAN SKPN Pasal 17A UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil

apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau

tidak ada pembayaran pajak.

untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak

terutang dan tidak ada kredit pajak;

untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak

tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang

dan tidak ada pembayaran pajak.

Page 115: Kup Untuk UEU

ContohPT JKL adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha industri garmen

menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009 yang menyatakan rugi, dengan perincian sbb:

Rugi Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp --

Kredit Pajak Rp --

Pajak yang kurang/(lebih) dibayar Rp Nihil

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata rugi neto seharusnya adalah Rp400.000.000,00 dan PPh terutang tetap nihil.

DJP menerbitkan SKPN

Pokok Pajak Rp --

Jumlah Kredit Pajak Rp --

Pajak Nihil Rp --

Page 116: Kup Untuk UEU

SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat

untuk melakukan tagihan pajakdan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

(Pasal 1 angka 20 UU KUP)

Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

(Pasal 14 angka 2 UU KUP)

sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa.

Page 117: Kup Untuk UEU

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan pajak

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang

dibayar;

dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak

sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi

administrasi berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) per

bulan untuk paling lama 24 (dua

puluh empat) bulan, dihitung sejak saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai

dengan diterbitkannya STP.

(Pasal 14 ayat (3) UU KUP)

a

b

serangkaian

kegiatan yang

dilakukan untuk

menilai kelengkapan

pengisian Surat

Pemberitahuan dan

lampiran-

lampirannya

termasuk penilaian

tentang kebenaran

penulisan dan

penghitungannya.

Page 118: Kup Untuk UEU

Contoh

PPh Pasal 25 Tahun 2008 setiap bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh

tempo tiap tanggal 15. Bulan Juni 2008, dibayar tepat waktu sebesar Rp40.000.000,00.

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan kurang dibayar sebesar Rp60juta.

Atas kekurangan PPh Pasal 25 tersebut diterbitkan STP pada tanggal 18 September 2008 dengan

penghitungan sbb:

Kekurangan bayar PPh Pasal 25 bulan Juni 2008 Rp60.000.000,00Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 Rp 3.600.000,00Jumlah yang harus dibayar Rp63.600.000,00

1 Juli 2008 – 18 September 2008 = 3 bulan

Page 119: Kup Untuk UEU

Contoh

SPT Tahunan PPh tahun 2008 (tahun takwim) yang disampaikan pada tanggal 31 Maret 2009 setelah dilakukan

penelitian ternyata terdapat salah hitung yang menyebabkan PPh kurang bayar sebesar Rp1.000.000,00.

Atas kekurangan PPh tersebut diterbitkan STP pada

tanggal 12 Juni 2009 dengan penghitungan sbb:

- Kekurangan bayar PPh Rp1.000.000,00- Bunga = 6 x 2% x Rp1.000.000,00= Rp 120.000,00- Jumlah yang harus dibayar Rp1.120.000,00

1 Januari 2009 – 12 Juni 2009 = 6 bulan

Page 120: Kup Untuk UEU

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa bunga

Pasal 8 ayat 2 KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Tahunan yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;

Pasal 9 ayat 2a KUP : pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo;

Pasal 19 ayat 1 KUP: dalam hal jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak atau kurang dibayar;

Pasal 19 ayat 2 KUP: dalam hal WP diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

Pasal 19 ayat 3 KUP: dalam hal WP diperbolehkan menunda penyampaian SPT Tahunan yang penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

Pasal 9 ayat 2b KUP : pembayaran atau penyetoran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan

Pasal 8 ayat 2a KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Masa yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;

Pasal 14 ayat 1 huruf g: PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.

Page 121: Kup Untuk UEU

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada

tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak

terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,

dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta

dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sesuai dengan Pasal 8 ayat

2 UU KUP sebesar:

2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 20 Februari

2010 = 10 bulan.

DJP menerbitkan STP untuk

menagih sanksi administrasi

berupa bunga tersebut

Page 122: Kup Untuk UEU

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa denda

Terhadap Pengusaha atau PKP tsb, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. (Pasal 14 ayat 4 UU KUP)

Pasal 7 ayat 1 KUP yaitu sanksi administrasi berupa denda apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya;

Pasal 14 ayat 1 huruf d: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi

tidak tepat waktu;

Pasal 14 ayat 1 huruf e: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;

Pasal 14 ayat 1 huruf f: PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau

Page 123: Kup Untuk UEU

Contoh

Pengusaha Kena Pajak A pada tanggal 30 Mei 2008 menyerahkan Barang Kena Pajak dengan harga jual Rp10juta kepada Pengusaha Kena Pajak B.

Pelunasan dilakukan oleh A pada tanggal 2 Juli 2008 dan bersamaan dengan itu PKP A menerbitkan Faktur Pajak Standar tertanggal 2 Juli 2008.

DJP menerbitkan

STP

2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

PKP A terlambat membuat Faktur Pajak Standar yang seharusnya paling lambat tanggal 30 Juni 2008.

Apabila keterlambatan tersebut diketahui DJP misal melalui pemeriksaan, maka PKP A dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% x DPP

Page 124: Kup Untuk UEU

PENERBITAN STP Pasal 14 (1) UU KUP

Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak tersebut masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda

sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.

(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)

e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;

Merupakan

Faktur Pajak

Sederhana

berdasarkan RUU

Perubahan

ketiga PPN

(yang belum

berlaku)

Catatan

Page 125: Kup Untuk UEU

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf g dikenai sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari

jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari

tanggal penerbitan Surat Keputusan Pengembalian

Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal

penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)

Pasal 14 ayat 1 huruf g:

PKP yang gagal berproduksi dan telah

diberikan pengembalian Pajak Masukan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.

Merupakan RUU PPN Perubahan ketiga yang belum

diberlakukan!!!

Catatan

Page 126: Kup Untuk UEU

VIIPermohonan

pengembalian kelebihan pembayaran pajak

(RESTITUSI)

Page 127: Kup Untuk UEU

KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

DALAM SURAT PEMBERITAHUAN

PAJAK YANG TERUTANG < KREDIT PAJAK

Kredit Pajak untuk PPh adalah pajak yang

dibayar sendiri oleh WP (+) pokok pajak yang

terutang dalam STP karena PPh dalam tahun

berjalan tidak atau kurang dibayar (+) pajak

yang dipotong atau dipungut (+) ditambah

dengan pajak atas penghasilan yang dibayar

atau terutang di luar negeri (-) pengembalian

pendahuluan kelebihan pajak.

Kredit Pajak untuk PPN adalah Pajak

Masukan yang dapat dikreditkan setelah

dikurangi dengan pengembalian pendahuluan

kelebihan pajak atau setelah dikurangi

dengan pajak yang telah dikompensasikan.

TERDAPAT PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA

TIDAK TERUTANG

Pajak yang telah dibayar oleh WP

yang bukan merupakan objek pajak

yang terutang atau kesalahan

pemotongan atau pemungutan yang

mengakibatkan pajak yang dipotong

atau dipungut lebih besar daripada

pajak yang seharusnya dipotong atau

dipungut berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan

perpajakan atau bukan merupakan

objek pajak. (PMK No. 190/PMK.03/2007)

Permohonan restitusi dilakukan melalui SPT

Pembayaran dapat diminta

kembali dengan mengajukan

permohonan.

Pasal 17B, Pasal 17C, dan Pasal 17D UU KUP Pasal 17 ayat 2 UU KUP

Page 128: Kup Untuk UEU

Permohonan RESTITUSI dalam SPT

SELAIN WP dgn kriteria tertentu dan WP yg memenuhi

persyaratan tertentu; (Pasal 17B)

WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

(Pasal 17D)

PEMERIKSAAN

Surat Ketetapan Pajak

PENELITIAN

Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP)

paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan diterima, harus diterbitkan:

tidak berlaku thd WP yg sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan.

paling lambat: 3 bulan sejak permohonan diterima untuk PPh dan

1 bulan untuk PPN, diterbitkan

Apabila setelah lewat jangka waktu tsb Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan restitusi dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.

WP DENGAN KRITERIA TERTENTU

(Pasal 17C)

serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk menilai

kelengkapan pengisian SPT

dan lampiran-lampirannya

termasuk penilaian tentang

kebenaran penulisan dan

penghitungannya.

Page 129: Kup Untuk UEU

Permohonan RESTITUSI oleh WP SELAIN WP dgn kriteria tertentu dan WP yg memenuhi persyaratan tertentu;

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak dari Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan

surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan

sejak surat permohonan diterima secara lengkap.

Ketentuan ini tidak berlaku terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan

pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.

Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tersebut, tidak

dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan

dengan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan

dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari

segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan SKPLB, kepada WP

diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24

(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan SKPLB, dan bagian

dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 17B

UU KUP)

Page 130: Kup Untuk UEU

WP dengan kriteria tertentu

meliputi:

a. tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;

b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,

kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk

mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan

d. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima)

tahun terakhir.

WP tsb tidak dapat diberikan pengembalian pendahuluan pembayaran pajak apabila:

(Pasal 17C

UU KUP)

a. thd WP tsb dilakukan tindakan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;b. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak tertentu 2 (dua)

Masa Pajak berturut-turut;c. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak tertentu 3 (tiga)

Masa Pajak dalam 1 (satu) tahun kalender; ataud. terlambat menyampaikan SPT Tahunan. {Pasal 17C angka 6 UU KUP}

{Pasal 17C angka 2 UU KUP}

Page 131: Kup Untuk UEU

WP yang memenuhi persyaratan tertentu

(Pasal 17D UU KUP)

a. WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

b. WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu;

c. WP badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu; atau

d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

Page 132: Kup Untuk UEU

WP yang memenuhi persyaratan tertentu

(Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih

bayar sampai dengan jumlah tertentu;

b

Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam SPT

Tahunan PPh sama dengan batasan peredaran usaha WP

Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung

penghasilan neto dengan menggunakan norma

penghitungan penghasilan neto;

1

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh kurang

dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);atau2

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh paling

banyak 0,5% (setengah persen) dari jumlah peredaran

usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1)

3

Peredaran usaha kurang dari Rp1,8 milyar.

(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.03/2007)

Page 133: Kup Untuk UEU

WP yang memenuhi persyaratan tertentu

(Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

WP badan dengan jumlah peredaran usaha dan

jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah

tertentu;

c

Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam SPT

Tahunan PPh paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima

milyar rupiah);dan

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh kurang

dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

1

2

Page 134: Kup Untuk UEU

WP yang memenuhi persyaratan tertentu

(Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT

Masa PPN dengan jumlah penyerahan dan jumlah

lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.

d

Jumlah peredaran yang tercantum dalam SPT Masa PPN

untuk suatu Masa Pajak paling banyak

Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta

rupiah);dan

Jumlah lebih bayar menurut SPT Masa PPN paling

banyak Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)

1

2

Page 135: Kup Untuk UEU

PEMERIKSAAN TERHADAP WP DENGAN KRITERIA TERTENTU DAN WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.

(Pasal 17C angka 5 UU KUP dan Pasal 17D angka 5)

WP DENGAN KRITERIA TERTENTU

WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

DJP DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN

terhadap

Page 136: Kup Untuk UEU

ContohPT DEF adalah WP badan selain WP dengan kriteria tertentu dan WP yang memenuhi persyaratan tertentu. PT DEF menyampaikan SPT Tahunan 2008 pada tanggal 30 April

2009 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)

Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi melalui SPT yang disampaikan tersebut.

Terhadap SPT Tahunan PPh Tahun 2008 atas nama PT DEF, DJP harus

melakukan pemeriksaan dan paling lambat tanggal 29 April 2010

(12 bulan sejak SPT diterima secara lengkap) harus sudah

menerbitkan skp. Surat ketetapan pajak yang diterbitkan dapat

berupa SKPKB, SKPN, atau SKPLB.

Apabila sampai dengan tanggal 29 April 2010 DJP belum

menerbitkan surat ketetapan pajak maka permohonan restitusi

dianggap dikabulkan dan paling lambat tanggal 30 Mei 2010 harus

diterbitkan SKPLB.

Page 137: Kup Untuk UEU

ContohPT LMN adalah WP badan yang ditetapkan DJP sebagai WP dengan kriteria tertentu.

PT LMN menyampaikan SPT Tahunan 2008 pada tanggal 30 April 2009 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)

Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi.

Setelah dilakukan penelitian diterbitkan SKPPKP pada tanggal 20 Juli 2009 dengan jumlah restitusi sesuai permohonan.

DJP menerbitkan

SKPKB

Apabila misalnya DJP melakukan pemeriksaan pada tanggal 10 Agustus 2009 dan ditemukan ketidakbenaran sehingga PPh terutang menjadi Rp312.500.000,00.

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak (482,5juta – 200juta) Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 17C (5) (100%) Rp 30.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000,00

Hal yang sama berlaku bagi WP yang memenuhi persyaratan tertentu.

Page 138: Kup Untuk UEU

Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam

negeri yang melakukan pembelian Barang Kena

Pajak di dalam daerah pabean yang tidak

dikonsumsi di daerah pabean dapat diberikan

pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang

telah dibayar, yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

Pasal 17E

Page 139: Kup Untuk UEU

VIIISENGKETA PAJAK

Page 140: Kup Untuk UEU

SENGKETA PAJAK

Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul

dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak

atau penanggung Pajak dengan pejabat yang

berwenang sebagai akibat dikeluarkannya

keputusan yang dapat diajukan Banding

atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak

berdasarkan peraturan perundang-undangan

perpajakan, termasuk Gugatan atas

pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-

undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)

Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan

melalui Banding atau Gugatan di Pengadilan Pajak

Page 141: Kup Untuk UEU

SENGKETA PAJAK

Pembetulan suatu keputusan

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi

Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak

Keberatan

Gugatan

Banding

Peninjauan Kembali (PK)

Penyelesaian di Direktorat

Jenderal Pajak “sebelum” ke

Pengadilan Pajak

Penyelesaian di Pengadilan Pajak

Penyelesaian di Mahkamah Agung, “setelah” di

Pengadilan Pajak

Pengurangan/Pembatalan STP

Pembatalan hasil pemeriksaan dan SKP-nya

Page 142: Kup Untuk UEU

PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan

Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan

Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,

kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma

Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), kekeliruan penghitungan PPh dalam tahun berjalan, kekeliruan

pengkreditan pajak.

yaitu antara lain kesalahan penulisan

nama, alamat, NPWP, nomor ketetapan pajak, jenis pajak, masa atau tahun pajak dan tanggal

jatuh tempo.

yaitu kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau perkalian

dan atau pembagian suatu

bilangan.

Pasal 16 UU KUP ayat (1)

Page 143: Kup Untuk UEU

PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus

memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pembetulan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang

menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1). (Pasal 16 ayat 4)

Page 144: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapatmengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan

kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak

atau bukan karena kesalahannya;(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas

permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian

permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 145: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau

dihapuskan yang dikenakan karena kekhilafan Wajib

Pajak atau bukan karena kesalahannya meliputi sanksi

administrasi berupa bunga, denda, dan/atau kenaikan,

yang tercantum dalam:

Surat Tagihan Pajak;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB); atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang

tercantum dalam SKPKB atau SKPKBT, hanya dapat

dilakukan dalam hal surat ketetapan pajak tersebut:

A> tidak diajukan keberatan;

B> diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh Wajib

Pajak; atau

C> diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Page 146: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dalam jangka

waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang

pertama dikirim;

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, SKPKB atau

SKPKBT;

b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang

mendukung permohonannya;

c) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan

Pajak tempat WP terdaftar;

d) WP telah melunasi pajak yang terutang; dan

e) Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam

hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP,

surat permohonan tsb harus dilampiri dgn surat

kuasa khusus.

Page 147: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Dirjen Pajak secara jabatan dapat mengurangkan atau

menghapuskan sanksi administrasi dalam Surat Tagihan

Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari:

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi

tersebut dilakukan apabila diterbitkan SK Pembetulan,

SK Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak

benar, atau SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan

Peninjauan Kembali, yang mengakibatkan pajak yang masih

harus dibayar berkurang atau dibatalkan.

diterbitkannya surat ketetapan pajak karena

Pengusaha Kena Pajak tidak membuat faktur

pajak; dan

penerapan ketentuan Pasal 19 ayat 1 UU KUP

(bunga penagihan terlambat melunasi utang

pajak)

Page 148: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas

permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau

membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.

(Pasal 36 ayat 1 huruf b)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas

permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian

permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 149: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;

b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut

penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung

permohonannya;

d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan

e) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP

surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dlm jangka waktu

paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;

- Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan;

- Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut pengajuan keberatan tersebut; atau

- WP mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Page 150: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas

permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau

membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 yang tidak benar.

(Pasal 36 ayat 1 huruf c)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak

2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,

harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian

permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 151: Kup Untuk UEU

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak

dapat dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb

harus diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg

pertama dikirim;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;

> Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

> Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut

penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung

permohonannya;

> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan

> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP

surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Page 152: Kup Untuk UEU

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas

permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil

pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil

pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat

pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir

hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

(Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak

1 (satu) kali. (Pasal 36 ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi

keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian

permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 153: Kup Untuk UEU

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dianggap telah dilaksanakan

apabila pemeriksa pajak telah memberikan kesempatan untuk hadir

kepada WP dlm rangka pembahasan akhir dan WP tidak menggunakan

hak tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:

- tidak diajukan keberatan;

- diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh WP; atau

- diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;

> diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

> mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut

penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung

permohonannya;

> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan

> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP

surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Page 154: Kup Untuk UEU

KEBERATAN

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya

kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;

c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;

d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-

undangan perpajakan.

Pasal 25 ayat 1 UU KUP

Catatan: tidak ada perubahan ketentuan mengenai keberatan dalam Pasal 25 ayat 1 tersebut.

Page 155: Kup Untuk UEU

SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut

penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)

Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(ayat 1)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib

Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan. (Pasal 25 ayat 3a UU KUP)

baru

Catatan: Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak ditambah

sanksi administrasi

Pasal 25

Page 156: Kup Untuk UEU

JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT PENGAJUAN KEBERATAN

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar

pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. (Pasal 25 ayat 7)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu

pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3)

atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat

pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan

sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 25

ayat 7 UU KUP (baru))

Dalam hal keberatan WP ditolak atau dikabulkan sebagian, WP

dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima

puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan

dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan

keberatan. (Pasal 25 ayat 9 UU KUP (baru))

Dalam hal WP mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa

denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat

(9) tidak dikenakan. (Pasal 25 ayat 10 KUP (baru))

Sanksi administrasi berupa

bunga 2% per bulan (Pasal 19)

tidak diberlakukan.

Satu bulan sejak tanggal

diterbitkan SKPKB atau

SKPKBT

DIUBAH

Page 157: Kup Untuk UEU

Contoh:

Setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT PPh badan tahun 2008

atas nama PT ABC diterbitkan SKPKB tertanggal 10 Oktober 2009

dengan rincian sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp120.000.000,00

Jumlah kredit pajak Rp100.000.000,00

Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp 20.000.000,00

Besarnya sanksi administrasi (2% x 10 bulan) Rp 4.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 24.000.000,00

Misalkan dalam pembahasan akhir, PT ABC hanya menyetujui jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak sebesar Rp5.000.000,00.

Dalam hal PT ABC mengajukan keberatan maka PT ABC wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar yang telah disetujui yaitu sebesar Rp6juta {Rp5juta + (20% x Rp5juta)} sebelum surat keberatan disampaikan. Jumlah pajak yang belum dibayar

pada saat mengajukan keberatan yaitu sebesar Rp18juta, tertangguh sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta tidak diberlakukan.

Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2009, maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi

administrasi berupa denda sebesar 50% atau Rp9juta.

Jatuh tempo tanggal 19 Maret 2009

Page 158: Kup Untuk UEU

BANDING

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).

{Pasal 27 ayat 1}

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama

3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan

diterima dan dilampiri dengan salinan Surat

Keputusan Keberatan tersebut.

{Pasal 27 ayat 3}

Page 159: Kup Untuk UEU

BANDINGPengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar

pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

(Pasal 27 ayat 5)

DIHAPUS

Dalam hal WP mengajukan banding, jangka waktu pelunasan pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau

Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum dibayar pada

saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1

(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

(Pasal 27 ayat 5a UU KUP (baru))

Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan

sebagian, WP dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan

Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

(Pasal 27 ayat 5d UU KUP (baru))

Jangka waktu 1

bulan sejak

terbit SKPKB,

SKPKBT.

Tertangguh 1 (satu)

bulan sejak tanggal

penerbitan Surat

Keputusan Keberatan

Sanksi administrasi

berupa denda 2% per bulan

(Pasal 19) tidak

diberlakukan.

Page 160: Kup Untuk UEU

Contoh:

Misalkan PT ABC pada contoh sebelumnya mengajukan banding,

maka kekurangan pembayaran pajak (Rp18juta), tertangguh

sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan Putusan

Banding.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta tidak diberlakukan.

Misalkan permohonan banding PT ABC ditolak dengan

Putusan Banding tanggal 20 Agustus 2009, maka atas

jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi

dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan

keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar 100% atau Rp18juta.

Jatuh tempo tanggal 19 September 2009

Page 161: Kup Untuk UEU

PUTUSAN BANDING

Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan keputusan tata usaha negara.

{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (lama)}

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas

banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh

Wajib Pajak.(Pasal 1 angka 31 UU KUP)

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan

pengadilan khusus di lingkungan peradilan

tata usaha negara.

{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (baru)}

DIUBAH

Catatan: Sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan

Kehakiman, dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 yang menyatakan

bahwa: “Yang dimaksud dengan “pengadilan khusus” dalam

ketentuan ini antara lain … pengadilan pajak di lingkungan

peradilan tata usaha negara.”

Page 162: Kup Untuk UEU

GUGATANGugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau

Pengumuman Lelang;b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;

c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;

d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan

Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai

dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Pasal 23 UU KUP

Selain keputusan berupa SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN dan SK

Keberatan

Termasuk SK Pembetulan yang berkaitan

dengan STP dan SK Pengurangan Sanksi

Administrasi atau Penghapusan Sanksi

Administrasi yang berkaitan dengan STP

yang sebelumnya diatur dalam ayat

tersendiri.