Kunjungan rumah hipertensi

27
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH HIPERTENSI STAGE II Oleh : Dr. Shinta Dwi Marlina Pendamping : Dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSKESMAS PANGKALAN BALAI

description

kesehatan

Transcript of Kunjungan rumah hipertensi

Page 1: Kunjungan rumah hipertensi

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

HIPERTENSI STAGE II

Oleh :

Dr. Shinta Dwi Marlina

Pendamping :

Dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PUSKESMAS PANGKALAN BALAI

BANYUASIN

2012

Page 2: Kunjungan rumah hipertensi

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

HIPERTENSI STAGE II

Disajikan Oleh :

dr. Shinta Dwi Marlina

Pembimbing :

dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

program Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Balai Kabupaten

Banyuasin Sumatera Selatan.

Banyuasin, Desember 2012

Pendamping,

Dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes

1

Page 3: Kunjungan rumah hipertensi

BAB I

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Naiha

Umur : 83 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Kelurahan Pangkalan Balai

II. ANAMNESIS (14 Desember 2012)

1. Keluhan Utama

Kontrol hipertensi

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien menderita darah tinggi sejak tahun 2002. Saat pertama kali

berobat ke puskesmas, pasien mengeluhkan pusing dan rasa berat di

tengkuk, istirahat malam hari pun dirasakan kurang, dilakukan

pemeriksaan tekanan darah, didapatkan hasil 220/120 mmHg.

Kemudian pasien diberi obat hipertensi, dan dianjurkan untuk rutin

kontrol berobat ke puskesmas. Sejak saat itu, pasien rutin kontrol

setiap minggu dan meminum obat sesuai anjuran yang diberikan

sampai dengan saat ini. Akan tetapi, tekanan darah pasien tidak dapat

terkontrol dengan maksimal, tekanan darah pasien masih berkisar 200-

180 / 120-110 mmHg. Keluhan yang dirasakan pasien sehari-hari

hanya rasa mudah lelah walaupun tidak banyak beraktivitas lagi.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi (+) sejak tahun 2002

Riwayat penyakit Maag (+)

2

Page 4: Kunjungan rumah hipertensi

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit yang sama di keluarga disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama suami dan 1 orang cucunya

Pasien memiliki 5 orang anak dan 3 sudah menikah dan 2 anak

yang belum menikah meneruskan sekolah ke Turki sejak tahun

2002 sampai dengan sekarang. 1 orang anak perempuan yang telah

menikah berkerja sebagai TKI di Malaysia yang kemudian

menitipkan anaknya kepada pasien. Pasien seorang ibu rumah

tangga dan suami pasien seorang petani.

6. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku telah mengurangi konsumsi makanan

bersantan dan masakan yang diberi garam.

Dulunya pasien mempunyai kebiasaan mengikuti senam usila

yang diadakan di puskesmas namun akhir-akhir ini sudah tidak

ikut lagi.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

- Keadaan umum : Sakit sedang

- Kesadaran: Compos mentis

- Tanda vital :

Tekanan Darah: 220 / 110 mmHg

N : 80 x/menit

RR: 24 x/menit

T : Afebris

- Berat badan : 70 kg

3

Page 5: Kunjungan rumah hipertensi

Keadaan Spesifik

Kepala

Mata : konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak

ikterik, palpebra tidak edema.

Hidung : bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-

tulang dalam perabaan baik. Selaput lendir dalam

batas normal.

Telinga : nyeri tekan processus mastoideus tidak ada, selaput

pendengaran tidak ada kelainan, pendengaran baik.

Mulut : tonsil tidak ada pembesaran, lidah tidak pucat, tidak

ada atrofi papil, gusi tidak berdarah, tidak ada

stomatitis, tidak ada rhagaden.

Tenggorokan : faring tidak hiperemis

Leher : tekanan vena jugularis (5+1) cmH2O, tidak terdapat

pembesaran KGB.

Thoraks : bentuk dada simetris, sela iga tidak melebar, retraksi

dinding dada tidak ada.

Jantung: HR=80x/menit, murmur tidak ada, gallop tidak ada.

Paru-paru: Vesikuler (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tak

teraba, bising usus dalam batas normal.

Ekstremitas atas : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5,

nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, refleks

fisiologis normal, turgor normal.

4

Page 6: Kunjungan rumah hipertensi

Ekstremitas bawah : eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5,

nyeri sendi tidak ada, pitting edema tidak ada, varises

tidak ada, refleks fisiologis normal, turgor normal.

IV. DIAGNOSIS

Hipertensi stage II

V. TERAPI

Non Farmakologis :

Istirahat cukup

Diet rendah garam

Farmakologis :

Amlodipin 1 x 10 mg

Vitamin B kompleks

VI. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam

Quo ad Fungsionam : Dubia ad Bonam

5

Page 7: Kunjungan rumah hipertensi

BAB II

ANALISIS

A. PENGAMATAN RUMAH

Pasien tinggal dirumah yang kondisinya berupa permanen (rumah dinding

beton dengan lantai keramik) dan berada di pinggir jalan.

Terdapat ruang tamu dengan banyak jendela dan pintu depan dan ruang

keluarga dengan 2 jendela yang tidak bersekat dengan ruang tamu. Terdapat 4 buah

kamar, semua kamar tersebut memiliki jendela namun jarang dibuka. Terdapat 1

buah dapur tanpa ada ventilasi pembuangan asap, terdapat 2 kamar mandi.

Penerangan di rumah, dirasakan cukup, sirkulasi udara pun baik karena

ventilasi rumah banyak. Sumber air yang digunakan pasien dan keluarganya sehari–

hari berasal dari ledeng.

Gambar 1. Rumah Bapak Sutrisno di Kelurahan Pangkalan Balai

6

Page 8: Kunjungan rumah hipertensi

B. PENGAMATAN KELUARGA

Pasien tinggal bersama seorang suami dan seorang cucunya. Pasien memiliki

5 orang anak, 4 orang laki-laki dan seorang perempuan. Dua orang anak laki-laki

belum menikah, 3 orang yang lainnya telah berkeluarga. Dua orang anak laki-laki

yang belum menikah meneruskan sekolah ke Turki dengan mendapat beasiswa sejak

tahun 2002. Sejak saat itu lah diakui oleh pasien, keadaan kesehatan pasien mulai

terganggu. Rasa cemas dan khawatir dirasakan oleh pasien, jikalau kedua anaknya

tidak lagi dapat pulang ke Indonesia. Kedua anaknya tersebut masih menghubungi

pasien setiap 2 bulan sekali dan rutin mengirimi paket berupa bahan-bahan makanan

kering seperti, teh rosella, gula, dan supplemen makanan lainnya. Selama sepuluh

tahun ini, pasien tidak kehilangan komunikasi dengan kedua anaknya tersebut,

akantetapi pasien masih juga tidak merasa tenang.

Gambar 2. Paket kiriman dari Turki pemberian kedua anak Ny. Naiha

yang selalu dikonsumsinya.

Kemudian seorang anak perempuan pasien bekerja sebagai TKI dan menikah

di Malaysia, sehingga anaknya dititipkan sejak usia 2 bulan dengan pasien. Pasien

mengasuh dan merawatnya seolah anaknya sendiri, hingga anak tersebut sekarang

berusai 16 tahun. Seorang anak laki-laki yang telah berkeluarga bertempat tinggal di

7

Page 9: Kunjungan rumah hipertensi

luar kota. Hanya satu anak laki-laki pasien tinggal bertetangga dengan pasien dan

rutin mengunjungi pasien setiap harinya.

Tidak ada anggota keluarga lain menderita penyakit yang sama dengan

pasien. Pasien dan suaminya masih mampu membiayai kebutuhan sehari-harinya,

bahkan setiap harinya pasien memasak juga untuk keluarga anak laki-lakinya yang

tinggal bertetangga dengannya. Pasien juga masih dapat membersihkan rumahnya

dengan bantuan anak serta menantunya. Pasien aktif di langgar dekat rumah dan

pasien aktif dalam pengajian.

C. PENGAMATAN PERILAKU KESEHATAN

Dari hasil pengamatan perilaku kesehatan pasien didapatkan bahwa perilaku

kesehatan pasien baik karena pasien menyadari dengan baik jika hipertensi yang

dideritanya memerlukan kontrol rutin. Berdasarkan data kunjungan pasien di

puskesmas, pasien tersebut merupakan salah satu pasien yang rajin datang untuk

kontrol dan mengikuti kegiatan di puskesmas.

Gambar 3. Kunjungan Ny. Naiha di Poliklinik Lansia

Puskesmas Pangkalan Balai pada tanggal 11 Desember 2012.

8

Page 10: Kunjungan rumah hipertensi

Pasien mengalami obesitas sejak berusia 20 tahun. Waktu pertama kali pasien

berkunjung berobat di puskesmas, berat badan pasien mencapai 85 kg dengan tinggi

badan 156 cm. Saat ini berat badan pasien 70 kg, yang diakui pasien jauh lebih baik

kesehatannya. Profesi pasien dulu sebagai koki masak acara nikahan yang diakui

pasien sebagai pemicu obesitasnya, serta kurang berolahraga.

Gambar 4. Dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa Kolesterol total dan kadar

Uric acid pada pasien Ny. Naiha.

Dari pemeriksaan laboratorium ini, didapatkan kadar kolesterol total yang

masih dalam batas normal yakni 191 mg/dL, dan kadar uric acid yang sedikit

meningkat (6,6 mg/dL).

D. PENGAMATAN POLA MAKAN

Pasien mengaku tetap melakukan diet rendah garam sejak dia mulai

didiagnosa hipertensi. Untuk sehari-harinya pasien mengolah makanan tidak lagi

menggunakan garam, tetapi pasien menggunakan sedikit saja untuk mengolah ikan

sebelum dimasak. Menu gorengan pun diakui pasien hanya satu minggu sekali pasien

masak. Untuk lauk pauk sehari-harinya sekarang, hanya satu bulan sekali pasien

memasak daging, yang paling sering diolah oleh pasien adalah ikan.

9

Page 11: Kunjungan rumah hipertensi

Untuk gambaran menu sehari-hari yang diakui pasien yakni, sarapan pagi

hanya buah pisang dan segelas teh rosella. Kemudian untuk makan siang, pasien

selalu menyiapkan dua macam sayuran dan satu macam lauk. Begitu juga untuk

makan malam pasien. Pasien tidak lagi ngemil atau makan makanan tambahan lain di

luar jam makan siang dan malam.

Gambar 5. Menu makan siang yang dimasak sendiri oleh Ny. Naiha

untuk 7 orang anggota keluarga.

Gambar 6. Porsi makan siang Ny. Naiha.

10

Page 12: Kunjungan rumah hipertensi

Gambar 7. Ny. Naiha sedang menikmati makan siangnya.

E. ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK

a. Hubungan Diagnosis dengan Keadaan Keluarga

Pasien tinggal bersama suaminya dan cucunya. Tidak ada anggota keluarga

lain menderita penyakit yang sama dengan pasien. Usia lanjut memang memiliki

resiko terhadap hipertensi karena tekanan darah sistolik dapat meningkat sesuai

dengan peningkatan usia dan tekanan darah diastolik dapat meningkat sesuai

dengan tekanan darah sistolik.

Faktor stress yakni rasa cemas akan ketiga anaknya yang berada di luar

negeri dapat menjadi faktor pemicu hipertensi. Saat stres maka terjadi

peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan aktivitas saraf simpatis

sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

b. Hubungan Diagnosis dengan Perilaku Kesehatan

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor

11

Page 13: Kunjungan rumah hipertensi

–faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan

individu maupun keluarga sangatlah besar. Perilaku kesehatan pasien sudah

cukup baik yang awalnya mau mengikuti senam usila secara teratur namun

sekarang karena merasa semakin renta pasien mengakui tidak pernah ikut senam

usila lagi. Selain itu pasien juga tau apa yang perlu dibatasi dalam makan dan

pasien melakukan diet garam untuk mengontrol darah tingginya.

Obesitas yang dialami pasien dikarenakan perilaku kesehatan pasien yang

buruk pada usia mudanya. Konsumsi makanan yang berlebihan dan berkadar

lemak tinggi serta tidak rutin berolahraga dinilai sebagai salah satu faktor

penyebab peningkatan tekanan darah dengan jalur lain, yakni dislipidemia. Lebih

lanjut akan dijelaskan pada bagian pola makan.

Kesadaran pasien akan pola makan yang baik mulai dilakukan pasien sejak

didiagnosa hipertensi. Dalam kurung waktu lima tahun, berat badan pasien turun

10 kg. Hal ini menunjukkan adanya perilaku kesehatan yang cukup baik.

Perilaku kesehatan yang dapat dilakukan pasien dan keluarganya adalah

dengan mengontrol pola makan, istirahat cukup dan sering berolahraga. Selain itu

keluarga diharapkan dapat memiliki waktu lebih untuk mendegarkan keluhan dan

menasehati pasien untuk rajin kontrol serta dengan komunikasi yang baik juga

diharapakan pasien tidak memiliki banyak pikiran.

Lingkungan rumah pasien cukup padat penghuni dan rumah pasien terletak

dipinggir jalan, namun lingkungan disekitar rumah pasien tidak memberikan

pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada pasien.

c. Hubungan Pasien dengan Pola Makan

Penyebab kejadian hipertensi bersifat multifaktor, meliputi genetik,

gangguan fungsi organ dan faktor lingkungan termasuk di dalamnya peran

beberapa nutrient/zat gizi. Berkaitan dengan peran genetik, kita mengenal

individu yang bersifat salt sensitive dan salt insensitive dengan lebih banyak

African American yang sensitif terhadap garam dibanding Caucasian American.

Asupan lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol dan hidrat arang yang

berlebihan selama ini telah dipahami sebagai faktor risiko hipertensi lewat jalur

dislipidemia yang kemudian berlanjut ke perubahan anatomi pembuluh darah

12

Page 14: Kunjungan rumah hipertensi

maupun lewat jalur terjadinya obesitas. Obesitas berkorelasi dengan kemunculan

berbagai senyawa yang diproduksi jaringan adiposa yang bersifat vasokonstriktor.

Penurunan berat badan pada obes individu akan disertai penurunan tekanan darah.

Natrium dapat berasal dari berbagai bahan makanan dan dari bahan yang

ditemukan manusia untuk memberikan rasa enak pada makanan olahan yakni

garam NaCl. Namun dengan berkembangnya teknologi pangan dan tuntutan untuk

memperoleh makanan dengan cita rasa tinggi, maka abad ke 20 natrium menjadi

bagian bumbu/condiment dan sebagai zat aditif dalam proses pengolahan

makanan. Zat aditif adalah senyawa yang dengan sengaja ditambahkan pada

makanan olahan dengan berbagai tujuan. Seperti penyedap (monosodium

glutamat), pengawet daging (natrium nitrit), skuestran (sodium tripolyphosphate)

pengawet minuman (garam benzoate dengan natrium atau kalsium).

d. Hubungan Kausal Antara Beberapa Masalah dengan Diagnosis

Kebiasaan pasien dalam sehari-hari cukup baik. Namun pengaruh usia lah

yang besar terhadap penyebab hipertensi. Selain itu faktor pola makan pasien

yang sering mengkonsumsi makanan bersantan, makanan yang mengandung

garam, dan kopi, serta faktor stres juga dapat mempengaruhi dimana saat stres

maka terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan aktivitas saraf

simpatis sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

e. Analisis Kemungkinan Berbagai Faktor Risiko

Adapun faktor resiko atau etiologi yang didapat pada kasus ini adalah

faktor usia dan faktor perilaku kesehatan pasien dalam hal ini obesitas itu sendiri

selain itu adalah faktor stres. Saat stres maka terjadi peningkatan resistensi

pembuluh darah perifer dan aktivitas saraf simpatis sehingga menyebabkan

tekanan darah meningkat.

Usia lanjut memang memiliki resiko terhadap hipertensi karena tekanan

darah sistolik dapat meningkat sesuai dengan peningkatan usia dan tekanan darah

diastolik dapat meningkat sesuai dengan tekanan darah sistolik.

13

Page 15: Kunjungan rumah hipertensi

f. Analisis Untuk Mengurangi Paparan dengan Faktor Resiko Atau

Etiologi

Beberapa langkah untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko

hipertensi pada usila diantaranya adalah mengatur pola makan dan diet rendah

garam, sering berolahraga (dalam hal ini pasien dapat melakukan aktivitas ringan

seperti berusaha berjalan-jalan kecil di lingkungan sekitar dengan bantuan

keluarga), dan harus mau kontrol ulang dan minum obat teratur serta kurangi

stress fisik maupun psikologis.

F. RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA

PASIEN DAN KEPADA KELUARGA

Rumah dibersihkan dan jendela serta pintu di buka agar sinar matahari masuk

ke rumah serta berperilaku hidup sehat.

Mengatur pola makanan dan diet rendah garam. Pola makanan yang sehat

sesuai dengan kebutuhan tubuh. Untuk pasien inin disarankan untuk pasien

ini Diet Energi rendah 1500 kal, Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na), dan

Diet Rendah Purin II.

Contoh menu Makanan Sehari

Nilai Gizi

Energi : 1500 kkal

Protein : 80 g

Lemak : 35 g

Karbohidrat: 233 g

Serat : 35 g

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi

Beras : 3/4 gelas nasi (50 g)

Telur ayam : 1 btr (50 g)

Sayuran : 1 gls (100 g)

Buah : 1 ptg sdg pepaya (100 g)

Minyak : ½ sdm (5 g)

14

Kalsium : 901 mg

Besi : 24 mg

Vitamin A : 226 RE

Tiamin : 1,1 mg

Vitamin C : 270 mg

Natrium : 305 mg

Page 16: Kunjungan rumah hipertensi

Pukul 10.00

Tepung susu skim: 4 sdm (20 g)

Buah : 1 ptg sdg pepaya (100 g)

Siang

Beras : 1 gls nasi (75 g)

Ikan : 1 ptg bsr (75 g)

Tempe : 2 ptg sdg (50 g)

Sayuran : 1 gls (100 g)

Buah : 1 ptg sdg pepaya (100 g)

Minyak : ½ sdm (5 g)

Pukul 16.00

Buah : 1 ptg sdg pepaya (100 g)

Malam

Beras : 3/4 gls nasi (50 g)

Daging : 1 ptg sdg (50 g)

Tempe : 2 ptg sdg (50 g)

Sayuran : 1 gls (100 g)

Buah : 1 ptg sdg pepaya (100 g)

Minyak : ½ sdm (5 g)

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak DianjurkanSumber karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti

nasi, jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal. Makanan yang diolah dari bahan makanan yang disebut diatas tanpa garam dapur dan soda.

Karbohidrat sederhana seperti: gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis dan gurih. Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan soda.

Sumber protein hewani Daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur. Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 btr sehari.

Otak, ginjal, lidah, sardin, remis, kerang, bebek, makarel, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti

15

Page 17: Kunjungan rumah hipertensi

daging asap, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang.

Sumber protein nabati Tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng dan santan kental dan tanpa garam dapur dalam porsi maksimal 200 g per hari.

Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur.

Sayuran Sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental berupa sayur rebus, tumis, dengan santan encer atau lalapan.

Sayuran yang sedikit mengandung serat dan dimasak dengan santan kental, dimasak dan diawetkan dengan garam dapur seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, acar. Asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.

Buah-buahan Semua macam buah-buahan terutama yang banyak mengandung serat

Durian, avokad, macam-macam buah yang diolah dengan gula dan susu full cream. Buah- buah yang diawetkan dengan garam daput dan natrium benzoat.

Lemak Minyak tak jenuh tunggal atau ganda seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak jagung yang tidak digunakan untuk menggoreng.

Minyak kelapa, kelapa, dan santan. Margarin dan mentega biasa.

Minuman Teh, kopi Minuman ringanBumbu Semua bumbu-bumbu kering

yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium.

Baking powder, soda kue, vetsin.

Gambar 8. Konseling gizi yang disampaikan oleh dr. Shinta untuk Ny. Naiha

16

Page 18: Kunjungan rumah hipertensi

Aktivitas fisik dan olahraga yang teratur seperti berjalan-jalan di sekitar

rumah dan membersihkan rumah.

Harus menggunakan obat-obat anti hipertensi secara teratur.

Kontrol tekanan darah ke sarana kesehatan terdekat baik rumah sakit maupun

puskesmas.

Tidak stres fisik maupun psikologis (banyak pikiran) dalam mengahadapi

suatu masalah.

G. RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA

KELUARGA

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit hipertensi (darah tinggi) pada

pasien adalah golongan penyakit yang dapat ditemukan pada 75% usila. Dimana

darah tinggi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia, konsumsi garam

berlebih, kurangnya aktifitas fisik, perilaku hidup pasien dan tingkat stres pasien atau

pikiran yang banyak.

Pada penderita hipertensi usila, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan

difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan tekanan darah adalah

menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan diet garam, berolahraga,

mengurangi stres dan cukup istirahat. Jika hal ini mencapai hasil yang diharapkan

maka dapat mengontrol tekanan darah.

Gambar 9. Edukasi terhadap pasien mengenai hipertensi

17

Page 19: Kunjungan rumah hipertensi

Pengobatan pasien dalam menurunkan tekanan darah haruslah dilakukan

sedini mungkin untuk mencegah kerusakan organ. Pada usila penurunan berat badan

pada penderita hipertensi yang gemuk dan mengurangi asupan garam amat penting

dalam pengelolaan hipertensi. Selain itu dianjurkan melakukan olah raga atau

aktivitas fisik secara teratur.

H. ANJURAN PROMOSI KESEHATAN

Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi ini dapat mengakibatkan kerusakan

organ jika tidak terkontrol dan diobati dengan tepat. Salah satunya dapat

mengakibatkan stroke. Oleh karena itu pasien dianjurkan :

- Pasien harus melakukan pola makan dan diet rendah garam.

- Pasien berperilaku hidup sehat.

- Pasien harus beraktivitas dan berolahraga secara teratur.

- Pasien harus rajin kontrol tekanan darah dan kesehatannya ke sarana kesehatan

terdekat baik puskesmas maupun rumah sakit.

- Pasien harus mau menggunakan obat-obat anti hipertensi secara teratur.

- Pasien tidak boleh merasa stres fisik dan stres psikis, yaitu harus istirahat cukup

dan tidak boleh banyak pikiran.

No.Kegiatan terhadap Pasien dan Keluarga Pasien hipertensi

Pasien Keluarga1. Menjelaskan tentang :

Penyakit, tanda-tanda, penyebab dan komplikasi

Pentingnya makan makanan sesuai dietnya.

Menjelaskan tentang penyakit, tanda-tanda, penyebab dan komplikasinya

2. Mengajarkan : Tindakan yang dilakukan jika pusing

dan berkunang-kunang kembali Cara mencegah infeksi, mengatur pola

makan yang baik dan diet yg baik

Mengajarkan : Menyiapkan dan menyajikan

makanan sesuai dietnya. Memberikan pengobatan sesuai

dengan petunjuk dokter. Memelihara kebersihan

perorangan. 3. Istirahat yang cukup untuk menghindari stres

rawatan Menganjurkan untuk memotivasi pasien agar memeriksakan diri secara teratur dan berkala

4. Menyiapkan rujukan jika ada tanda-tanda komplikasi.

Mencari kasus-kasus hipertensi lainnya di keluarga.

5. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan ulang secara teratur.

18