kumpulan khasiat antibakteri madu

3
Madu Bisa untuk Antibakteri Vera Farah Bararah - detikHealth Foto: getty image Texas, Madu dikenal sebagai salah satu minuman yang bisa menambah stamina dan membuat tubuh tetap bugar. Tapi madu juga bisa berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Health Science Center diketahui bahwa madu kaya akan gula, sehingga bisa membantu menciptakan lingkungan yang membuat bakteri tidak dapat bertahan hidup. Seperti dikutip dari eHow, Selasa (29/6/2010) madu bekerja melawan bakteri dengan dua cara, tergantung dari jenis madu yang digunakan. Pada jenis madu yang paling umum digunakan, biasanya lebah menambahkan enzim yang bisa mengeluarkan hydrogen peroksida. Diketahui bahwa bahan aktif ini merupakan senyawa yang bisa membunuh bakteri. Sedangkan jika menggunakan madu khusus atau dikenal dengan madu Manuka, makanan dari lebah ini adalah nektar dari bunga-bunga semak manuka (Leptospermum scoparium), maka bisa memberikan sifat anti bakteri tambahan. Kedua jenis madu tersebut bisa efektif digunakan, tapi keberhasilannya sangat bervariasi tergantung dari bagaimana lebah tersebut dikembangbiakkan di kelompok atau batch tertentu. Karenanya tidak semua madu bisa disamaratakan dalam hal kemampuannya sebagai anti bakterial. Salah satu aplikasi dari madu adalah untuk membantu membunuh bakteri penyebab jerawat dan membersihkan sisa-sisa yang tertinggal. Aplikasi ini biasanya digunakan bersamaan dengan air. Jennifer Eddy, MD dari University of Wisconsin menuturkan kombinasi antara agen antibakterial dengan hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh bakteri, bisa membantu membersihkan infeksi yang sulit diobati dengan metode lainnya. Selain itu juga bisa membantu mencegah munculnya jerawat kembali. Madu yang ditambah dengan air juga bisa membantu membersihkan kulit dari sisa-sisa jerawat. Madu juga mengandung antioksidan yang bisa membuat kulit tampak sehat, terlihat lebih muda serta menjaga kehalusan dan kelembutan kulit. http://www.detikhealth.com/read/2010/06/29/075642/1388919/766/ madu-bisa-untuk-antibakteri

description

kumpulan artikel kesehatan tentang khasiat madu

Transcript of kumpulan khasiat antibakteri madu

Madu Bisa untuk Antibakteri

Vera Farah Bararah- detikHealth

Foto: getty image

Texas,Madu dikenal sebagai salah satu minuman yang bisa menambah stamina dan membuat tubuh tetap bugar. Tapi madu juga bisa berfungsi sebagai antibakteri.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Health Science Center diketahui bahwa madu kaya akan gula, sehingga bisa membantu menciptakan lingkungan yang membuat bakteri tidak dapat bertahan hidup.

Seperti dikutip darieHow,Selasa (29/6/2010) madu bekerja melawan bakteri dengan dua cara, tergantung dari jenis madu yang digunakan.

Pada jenis madu yang paling umum digunakan, biasanya lebah menambahkan enzim yang bisa mengeluarkan hydrogen peroksida. Diketahui bahwa bahan aktif ini merupakan senyawa yang bisa membunuh bakteri.

Sedangkan jika menggunakan madu khusus atau dikenal dengan madu Manuka, makanan dari lebah ini adalah nektar dari bunga-bunga semak manuka (Leptospermum scoparium), maka bisa memberikan sifat anti bakteri tambahan.

Kedua jenis madu tersebut bisa efektif digunakan, tapi keberhasilannya sangat bervariasi tergantung dari bagaimana lebah tersebut dikembangbiakkan di kelompok atau batch tertentu. Karenanya tidak semua madu bisa disamaratakan dalam hal kemampuannya sebagai anti bakterial.

Salah satu aplikasi dari madu adalah untuk membantu membunuh bakteripenyebabjerawat dan membersihkan sisa-sisa yang tertinggal. Aplikasi ini biasanya digunakan bersamaan dengan air.

Jennifer Eddy, MD dari University of Wisconsin menuturkan kombinasi antara agen antibakterial dengan hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh bakteri, bisa membantu membersihkan infeksi yang sulit diobati dengan metode lainnya.

Selain itu juga bisa membantu mencegah munculnya jerawat kembali. Madu yang ditambah dengan air juga bisa membantu membersihkan kulit dari sisa-sisa jerawat.

Madu juga mengandung antioksidan yang bisa membuat kulit tampak sehat, terlihat lebih muda serta menjaga kehalusan dan kelembutan kulit.

http://www.detikhealth.com/read/2010/06/29/075642/1388919/766/madu-bisa-untuk-antibakteri

Evidens Riset: Aktivitas Antimikroba Madu

Madu adalah minuman yang dikenal secara luas oleh masyarakat dan dapat berperan sebagai obat berbagai penyakit, bahkan tercantum di dalam ayat Al-Quran Surat An-Nahl ayat 68-69. Namun, sampai kini penggunaan madu belum didukung oleh evidens penelitian kesehatan yang dilakukan secara profesional. Madu mengandung sekitar 2,5% nitrogen total, 2,3% asam amino total, dan asam amino bebas rata-rata sekitar 7,3 mg/g. Asam amino terbanyak adalah prolin, lisin, glutamat, beta-alanin, fenilalanin, aspartat, dan serin. Madu yang mengandung berbagai komponen aktif seperti apisimin, superoksida, loyalaktin, 10-hydroxy-2-decenoic acid, dan royalsin berpotensi menjadi antimikroba terhadap berbagai jenis mikroba, termasukPseudomonas aeruginosa.Hal tersebut diduga terjadi akibat keberadaan kandungan enzimhidrogen peroksidase dan komponen aktif,water activityyang rendah, serta pH yang bersifat asam.

P. aeruginosaadalah patogen utama dari kelompoknya yang bersifat invasif dan toksigenik yang sebagian besar isolatnya menghasilkan enzim eksterna, termasuk elastase, protease, serta hemolisin fosfolipase C dan glikolipid.P. aeruginosajuga menghasilkan eksotoksin A yang menyebabkan nekrosis jaringan dan mematikan hewan.Patogen tersebutsering ditemukan pada otitis eksterna dan infeksi mata pada penderita diabetes, bahkan dalam jumlah yang banyak atau pada individu yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dapat menyerang sampai ke otak menyebabkan pernanahan dan berakhir dengan kematian. Infeksi dan invasiP. aeruginosake berbagai organ pada hewan percobaan dipengaruhi oleh imunitas. Jika ketahanan tubuh bagus, invasiP. aeruginosahanya terlokalisasi, tetapi pada katahanan yang rendah dapat menyerang organ lain. InfeksiP. aeruginosa, seperti infeksi mikroba yang lain, dapat menyebabkan reaksi imunitas yang berfungsi menetralkan, menyisihkan, serta memetabolisme benda asing tersebut dengan atau tanpa kerusakan pada jaringan.

Limpe merupakan organ pertahanan tubuh yang penting dalam menghadapi mikroorganisme yang dapat menembus sirkulasi cairan tubuh. Limpa bereaksi cepat terhadap antigen yang dibawa darah dan merupakan organ penting pembentuk antibodi. Aktivitas limpa pada hewan dapat dijadikan parameter penilaian tingkat infeksi yang terjadi pada hewan. Beberapa penelitian membuktikan bahwaP. aeruginosatelah resistan terhadap berbagai antibiotik sehingga memerlukan penemuan antimikroba baru yang lebih efektif.

Artikel penelitian Pengaruh Diet Madu Terhadap Gambaran Mikroskopis Pulpa Putih LienMus musculusyang Diinfeksi denganPseudomonas aeruginosakami angkat dalam editorial Medika Tahun ke XXXVII, No. 2, Februari 2011. Artikel yang dikirimkan tim peneliti Fakultas Kedokteran Syah Kuala, Aceh, yang terdiri dari Harapan, Lubis, Fathiariani, Sabisi dan Badiri kami bahas dalam editorial kita bulan ini. Berdasarkan perbandingan diameter rerata pulpa putih lienM. musculus, didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok C dengan kelompok A dan B dengan nilai p masing-masing 0,001 dan 0,0001. Perbedaan ini penting untuk dianalisis lebih dalam. Penelitian sebelumnya diketahui bahwa madu berefek antimikroba yang disebabkan oleh enzim hidrogen peroksidase, AW, dan PH madu yang rendah. Aktivitas antimikroba madu juga terjadi padaP. Aeruginosa, tetapidata penelitian ini tidak terlihat karenaP. aeruginosadiinokulasikan ke intraperitoneal, sedangkan diet madu diberikan melalui oral sehingga antar keduanya diduga tidak terjadi pertemuan langsung.

Kelompok C dengan dosis madu terkecil ditemukan mempunyai diameter pulpa putih yang paling kecil, karena madu diduga merangsang pembentukan imunitas tubuh. Salah satu parameter imunitas tubuh adalah aktivitas pulpa putih limpa yang terlihat pada diameter. Dengan dosisP. aeruginosayang sama pada setiap kelompok, dosis madu yang semakin besar akan merangsang aktivitas pulpa putih limpa yang lebih besar pula. Hal ini sesuai dengan temuan berbagai penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa madu dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Diet madu dapat meningkatkan jumlah limfosit total, kadar albumin serum, aspartat transaminase, dan alanin transaminase; serta menurunkan massa hati dan meningkatkan berat timus dan limfa. Selain itu, madu dapat menstimulasi produksi TNF alfa makrofag. Madu juga terbukti dapat meningkatkan respons sel Th1/Th2.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa madu mempunyai aktivitas antimikroba jika berinteraksi secara langsung, tetapi sesudah dimetabolisme, aktivitas antimikroba madu terbukti mengalami penurunan. Selain itu, hasil metabolisme madu mengandung komponen yang dapat merangsang aktivitas sistem imun. Namun, mekanisme madu dalam meningkatkan aktivitas pulpa putih belum dapat dijelaskan secara pasti. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu kandungan yang banyak terdapat pada madu adalah gamma globulin yang sangat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Namun, peran komponen ini dalam merangsang proliferasi pulpa putih lienM. musculusbelum dapat dijelaskan secara pasti. Kemungkinan besar terdapat komponen madu yang lain yang mampu merangsang peningkatan aktivitas sistem imun tubuh yang dikenal dengan imunostimulan.

Penelitian pada binatang ini merupakan penelitian awal yang belum secara meyakinkan memperlihatkan kemampun madu dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Bagaimanapun, penelitian yang sederhana ini tidak boleh diabaikan. Banyak temuan-temuan terdahulu yang mulanya bersahaja, pada akhirnya mampu memberikan sumbangan yang besar bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia. Sebut saja penemuan pinisilin yang secara tidak sengaja diawali dari persemaian bakteri yang terkontaminasi jamur; penemuan vaksin diawali dari pengamatan terhadap kelompok kecil gadis pemerah susu sapi yang tidak terjangkit cacar ketika terjadi wabah. Di tangan seorang yang tekun, cermat, dan cerdas banyak temuan yang bersahaja menjadi pentin dan berharga.(Nasrin Kodim)

http://jurnalmedika.com/component/content/article/282-editorial/523-evidens-riset-aktivitas-antimikroba-madu

_267364108.unknown