KULJAR_PROTUM-W03

6
1 Percobaan: Kultur Jaringan Tumbuhan (Nicotiana tabacum) Oleh: Dr. Erly Marwani, KK SBT-SITH Teknik kultur jaringan tumbuhan telah lama dikenal dan dikembangkan sebagai teknik untuk memelihara sel, jaringan dan organ tumbuhan pada medium buatan secara aseptic dalam kondisi lingkungan terkontrol (dikenal juga sebagai teknik kultur in vitro). Melalui teknik kultur jaringan, potongan jaringan dapat diinduksi menjadi kalus, organ, embrio, bahkan dapat diregenerasi menjadi suatu tumbuhan sempurna. Keberhasilan kultur jaringan tumbuhan ditentukan oleh factor fisika, kimia dan biologi. Faktor fisika yang sangat berpengaruh adalah suhu dan cahaya. Factor kimia adalah media nutrisi dan keasaman, sedangkan faktor biologi yang berpengaruh meliputi kualitas eksplan dan terbebas dari pengaruh kontaminan (terutama mikorganisme). Media merupakan komponen terpenting dalam mencapai keberhasilan kultur jaringan. Media nutrisi untuk kultur jaringan meliputi makro dan mikro nutrien, vitamin (suplemen organic), sumber karbon (sukrosa) dan hormon tumbuh (zat pengatur tumbuh). Komposisi dan konsentrasi elemen-elemen nutrisi untuk kultur jaringan telah diformulasikan oleh beberapa peneliti seperti formula medium Murashige & Skoog, Gamborg, dan Schenk & Hildebrandt. Bahan-bahan yang digunakan dalam formula tersebut berupa komponen kimia tunggal atau yang telah digabungkan menjadi suatu powder berisi campuran lengkap dari makro dan mikro nutrient dan vitamin. Formula medium Mrashige dan Skoog dapat dilihat pada Tabel 1. Kebutuhan makro dan mikro nutrient tersebut diatas dapat juga disediakan dari sumber alternative seperti pupuk tanaman buatan yang tersedia di pasar bebas , sehingga lebih mudah diperoleh dan harganya relative murah. Kebtuhan vitamin dapat disediakan dari vitamin/suplemen organic yang ada di pasaran, sedangkan kebutuhan

description

kultur jaringan

Transcript of KULJAR_PROTUM-W03

  • 1

    Percobaan:

    Kultur Jaringan Tumbuhan (Nicotiana tabacum)

    Oleh:

    Dr. Erly Marwani, KK SBT-SITH

    Teknik kultur jaringan tumbuhan telah lama dikenal dan dikembangkan sebagai

    teknik untuk memelihara sel, jaringan dan organ tumbuhan pada medium buatan

    secara aseptic dalam kondisi lingkungan terkontrol (dikenal juga sebagai teknik kultur

    in vitro). Melalui teknik kultur jaringan, potongan jaringan dapat diinduksi menjadi kalus,

    organ, embrio, bahkan dapat diregenerasi menjadi suatu tumbuhan sempurna.

    Keberhasilan kultur jaringan tumbuhan ditentukan oleh factor fisika, kimia dan

    biologi. Faktor fisika yang sangat berpengaruh adalah suhu dan cahaya. Factor kimia

    adalah media nutrisi dan keasaman, sedangkan faktor biologi yang berpengaruh

    meliputi kualitas eksplan dan terbebas dari pengaruh kontaminan (terutama

    mikorganisme).

    Media merupakan komponen terpenting dalam mencapai keberhasilan kultur

    jaringan. Media nutrisi untuk kultur jaringan meliputi makro dan mikro nutrien, vitamin

    (suplemen organic), sumber karbon (sukrosa) dan hormon tumbuh (zat pengatur

    tumbuh). Komposisi dan konsentrasi elemen-elemen nutrisi untuk kultur jaringan telah

    diformulasikan oleh beberapa peneliti seperti formula medium Murashige & Skoog,

    Gamborg, dan Schenk & Hildebrandt. Bahan-bahan yang digunakan dalam formula

    tersebut berupa komponen kimia tunggal atau yang telah digabungkan menjadi suatu

    powder berisi campuran lengkap dari makro dan mikro nutrient dan vitamin. Formula

    medium Mrashige dan Skoog dapat dilihat pada Tabel 1.

    Kebutuhan makro dan mikro nutrient tersebut diatas dapat juga disediakan dari

    sumber alternative seperti pupuk tanaman buatan yang tersedia di pasar bebas ,

    sehingga lebih mudah diperoleh dan harganya relative murah. Kebtuhan vitamin dapat

    disediakan dari vitamin/suplemen organic yang ada di pasaran, sedangkan kebutuhan

  • 2

    zat pengatur tumbuh dapat disediakan dari air kelapa (sebagai sumber sitokinin) dan

    ekstrak buah seperti ektstrak buah pisang dll sebagai sumber zat pengatur tumbuh

    lainnya.

    Dalam percobaan ini sebagai model kultur jaringan tumbuhan akan dilakukan

    regenerasi tanaman in vitro melalui organogenesis menggunakan sumber tanaman

    Nicotiana tabacum pada medium Murashige dan Skoog (Tabel 1.) dengan penambahan

    zpt pada Tabel 2. dan pada medium alternative dari campuran pupuk Growmore 32-10-

    10 (sumber makro dan mikro nutrient), Vitastart B (sebagai sumber vitamin dan auksin

    NAA) dan 10-20% air kelapa (sebagai sumber sitokinin), serta sukrosa 30% sebagai

    sumber karbon..

    Alat alat:

    Elenmeyer, gelas piala, gelas ukur, botol kultur, batang pengaduk, pipet ukur, hot plate,

    pH meter, scalpel + blade, pinset , cawan petri , lampu spiritus, clean bench, rak Kultur

    Bahan :

    Eksplan berupa daun tembakau, tapak dara, petunia ke 2 5

    Medium komposisi Murashige dan skoog (1962) yang terdiri dari Makro dan Mikro

    elemen , Suplemen organik, gula dan agar , seperti tertera pada Tabel 1.

    Medium alternative dengan komponen kimia berupa :

    - pupuk Growmore 32-10-10 ( 5 g/L)

    - Vitastart B (2; 3; 4 ml/L)

    - air kelapa (15 %)

    - sukrosa 30%

    Agen sterilisasi eksplan berupa NaClO 2.6% sedangkan untuk sterilisasi alat-alat

    penanam digunakan alkohol

    Alumunium foil digunakan untuk penutup botol kultur

    Zat pengatur tumbuh berupa NAA (Naphtaleneacetic acid) dan BAP (Benzylamino

    purine) dengan perbandingan konsentrasi tertera pada Tabel 2 .

    Agar Swallow 8 g/L

  • 3

    Cara percobaan :

    A. Pembuatan Medium MS:

    1. Siapkan Media MS dalam gelas ukur sebanyak 1200 mL

    2. Tambahkan 3% gula yang telah di larutkan dengan 100 ml akuades .

    3. Bagi 1200 mL medium tersebut menjadi 12 bagian, masing-masing 100mL

    4. Tambahkan larutan NAA dan BAP dari larutan stok sesuai dengan konsentrasi yang

    diperlukan (Tabel 2. ) pada medium MS

    5. Tentukan keasamam larutan 5.6 5.8 dengan menambahkan NaOH 1M atau HCl

    1M yang diukur dengan PH meter .

    6. Tambahkan agar Swallow 0,8% lalu didihkan diatas Hot Plate sambil diaduk .

    7. Tuangklan larutan medium tersebut kedalam botol kultur 15 ml /botol.

    8. Tutup botol dengan Alumunium foil .

    9. Sterilisasi botol-botol tadi dengan otoklaf pada suhu 121 C tekanan 1.5 kg/cm

    selama 15menit

    B. Pembuatan Medium Alternatif:

    Siapkan media alternative sebanyak 900 mL dengan mencampurkan 4,5 g

    Growmore (32-10-10) + 135 mL air kelapa (tua) + 27 g gula putih

    Bagi 900 mL media tersebut menjadi 3 bagian, masing-masing 300 mL.

    Kedalam 300 mL media tersebut tambahkan Vitastart B masing-masing 2; 3; 4

    ml/L

    Selanjutnya lakukan langkah 5 9 seprti pada prosedur pembuatan medium MS

    C. Sterlilisasi dan Penanaman eksplan :

    1. Petiklah daun ke- 2 s/d 5 dari daun tembakau/tapak dara/petunia lalu cuci dengan

    air mengalir

    2. Daun-daun yang sudah bersih diletakan diatas cawan petri yang telah dilapisi kertas

    saring .

    3. Daun-daun tersebut direndam dalam larutan NaClO 1,7% (30% larutan Sunclyn) di

    dalam Erlenmeyer selama 8-10 menit atau sampai pinggiran daun berwarna putih .

  • 4

    4. Daun-daun yang telah disterilkan tadi di bilas akuades steril 3 4 kali ulangan lalu

    diletakan di atas cawan petri dilapisi kertas saring yang telah disterilisasi.

    5. Daun-daun steril di potong-potong sebesar 1 x 1 cm dengan skalpel dan pinset

    steril . Potongan daun tersebut ditanamkan pada medium dalam botol kultur dengan

    posisi bagian bawah daun menghadap ke atas . Proses penanaman ini dilakukan di

    ruang steril atau Clean bench yang di lengkapi nyala api dari lampu spiritus .

    6. Kultur ditempatkan di rak kultur pada kondisi suhu ruangan dengan penerangan

    lampu TLD 36 Watt terus menerus.

    7. Diagram prosedur kultur in vitro dapat dilihat pada Gambar 1.

    D. Pengamatan :

    1. Lakukan pengamatan kultur setiap minggu selama 3 minggu dengan

    memperhatikan diferensiasi yang terjadi pada setiap potongan jaringan.

    2. Perhatiklan apakah terjadi pembentukan pucuk , akar atau kalus

    3. Diskusikan dan simpulkan hasil pengamatan saudara di dalam kelas

  • 5

    Tabel 1. Komposisi kimia media nutrisi formula Murashige & Skoog (1962)

    Bahan Konsentrasi ( mg/L )

    Makro elemen

    NH4NO3 1650

    KNO3 1900

    CaCL2.2H2O 400

    MgSO4 . 7H2O 370

    KH2PO4 170

    Mikro elemen

    KI 0.083

    H3BO3 6.2

    MnSO4 . 4H2O 22.3

    ZnSO4 . 7H2O 8.6

    Na2Mo04 . 2H2O 0.25

    CuSO4 . 5H2O 0.025

    CoCL2 . 6H2O 0.025

    Na2 EDTA 37.3

    FeSO4 . 7H2O 27.8

    Suplemen organik

    Inositol 100

    Nicotinic - acid 0.5

    Pyridoksin - HCL 0.5

    Tiamin HCL 0.1

    Glysin 2.0

    Sukrosa (gula putih) 30.000

    Agar Bacto 0.8

    PH 5.6 5.8

  • 6

    Tabel 2 . Konsentrasi NAA dan BAP untuk Perkembangan Kultur Jaringan

    NAA

    BAP

    0 0.01 M 0.1M 1.0 M

    0.1M

    1.0 M

    5.0 M