KULIT01
-
Upload
muhammad-khairul-afif -
Category
Documents
-
view
60 -
download
4
Transcript of KULIT01
![Page 1: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/1.jpg)
INFEKSI VIRUS VARISELA ZOSTER (VVZ)
Infeksi primer VVZ --> Varisela (jadi pada infeksi pertama disebut penyakit varisela)Setelah sembuh --> VVZ dalam stadium laten dalam sel saraf ganglion (virus masih tetap dalam badan)Sensoris --> reaktivitas : Herpes Zoster (jika kondisi imun yang bersangkutan menurun)
VirologiVVZ = Double stranded DNA + Icosahedral capsid : 162 capsomer + envelope- Famili : virus herpes --> genusnya : EBV,
herpes simpleks, dll.- Labil : mudah dihancurkan oleh enzim,
panas, solvent, detergen pH yang ekstrim. Tidak tahan terhadap freezing
- Lebih sulit dibiak daripada VHS (herpes simpleks) pada kultur di jaringan
CHICKEN POX VARICELA = CACAR AIR
DefinisiInfeksi akut primer VVZMenyerang kulit dan mukosa (termasuk mukosa alat dalam)Klinis :- Gejala konstitusi- Kelainan kulit polimorfi- Terutama berlokasi di bagian sentral tubuh --
> bedakan dengan penyakit variola
EpidemiologiMenyerang terutama anak-anak, dapat juga menyerang dewasaDaerah tropis (Indonesia) : lebih sering pada dewasa muda (>15 tahun)Transmisi penyakit : Aerogen, kontak langsung, tidak langsungMasa penularan : 10 hari, sejak infeksi pertama sampai pembentukan krusta
Gejala Klinis
- Masa inkubasi : 2 - 3 minggu (14 - 21 hari) --> (prototipe untuk infeksi virus)
- Gejala prodromal : pada anak biasanya (-), pada dewasa muda dan dewasa (+)Berupa : demam, sakit kepala, lesu, anoreksia, nyeri abdominal
- 1 - 2 hari kemudian disusul erupsi kulit : papul eritematosa beberapa vesikel (khas berupa tetesan embun (ada cekungan))Vesikel --> pustul (bernanah) --> krusta (dalam 6 - 8 jam)
- Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru (di tempat lain) --> gambaran polimorfi --> ada papul, eritema, vesikel, krusta, dll
- Penyebaran terutama di daerah badan kemudian menyebar secara entripugal (dari bagian sentral ke perifer)
- Dapat --> mukosa : mata, mulut (terutama di palatum --> tampak seperti sariawan), saluran nafas bagian atas
- Disamping erupsi kulit juga ada :- Gejala konstitusi (antara lain : demam) --
> gejala prodormal berlanjut)- Gatal --> orang menggaruk --> vesikel
pecah --> mudah terinfeksi oleh infeksi sekunder oleh bakter --> jika sembuh akan tinggal jaringan parut
- Infeksi sekunder --> KGB regional --> jika tidak ada infeksi sekunder, KGB tidak membesar (beda dengan Herpes Zoster)
- KomplikasiPada anak :- Komplikasi jarang- Penyakit ringan --> swasirnaPada dewasa : resiko komplikasi >>- Pneumonia (tersering) --> oleh virus- Ensefalitis- Infeksi bakteri sekunder --> dari kulit -->
darah --> bakteremia --> sepsis- Sepsis --> fatal- Osteomyelitis, artritis/pneumonia -->
oleh bakteri- Sembuh --> bopeng
- Gangguan darah dan fungsi hati
Pasien dengan resiko tinggi untuk varisela berat :1. Immuno compromised2. Wanita hamil3. Neonatus --> sedangkan varisela pada anak
kecil tidak bahaya4. Gangguan metabolik (DM)5. Penyakit kronis (penyakit jantung bawaan)6. Penyakit kulit kronis (eczema)7. Terapi kortikosteroid atau kemoterapi pada
cancer, dan tranpslantasi --> pada orang tersebut diberi imunosupresi
Varisela --> berat pada gravida- High risk of complications to mother --> ibu
dapat kena pneumonia
1
![Page 2: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/2.jpg)
- Juga bahaya besar untuk fetus --> pada early preganancy --> menyebabkan embriopati- Pada trimester I dan II : Kans untuk fetus
menjadi sendrom varisela kongenital : 2 - 5%- Abnormalitas alat dalam penting- Abortus / mati
- Pada hamil tua --> infeksi asimptomatik kongenital yang bermanifestasi sebagai Herpes Zoster
Diagnosa varisela1. Konfirmasi klinis2. Deteksi virus3. Uji serologi
Konfirmasi klinis1. Erupsi papulo vesikular
Konsentrasi pada badan (terutama pada bagian sentral)Sejalan dengan gejala demam + gejala ringan lainnya
2. Perubahan cepat : papul --> vesikel --> krusta3. Distribusi sentripugal (dari badan --> tangan
dan muka)4. Riwayat kontak dengan pasien varisela
(keluarga, teman, dll)
Deteksi virus penyebabVirus varisela dapat diisolasi dari cairan vesikel pada hari ke 3 - 4 timbulnya erupsi --> dikultur pakai jaringan / tissue
Uji serologis1. Antibodi “Complement fixing” dapat
dideteksi dalam serum sesudah hari ke 7 sakit.Dengan demikian diagnosis serologi dapat ditegakkan dengan pemberian antibodi saat aktu dan konvalesen.
2. Fluorescent antibody to membrane antigen (FAMA) --> lebih sensitif --> mahal
3. IAHA (Immune adherence hemaggulitine assay)
4. ELISA5. RIA
Diagnosis bandingHarus dibedakan dengan variolaVariola : penyakit > beratGambaran monomorfi, mulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki
PengobatanBersifat simtomatikHilangkan gejala konstitusi yang ada1. Anti piretik dan analgesik
Pada anak-anak yang demam karena varisella ini --> jangan diberi aspirin --> timbul Reye Syndrome
2. Anti prutitusTopikal : bedak / bedak kocok yang mengandung kalamin (mengandung zinc oxida), mentol, komfor, dsb.Sistemik : anti histamin (sedatif) --> agar pasien bisa istirahat / tidur --> tidak menular
Pencegahan dan pengobatan infeksi sekunder1. Mandi PK (antiseptik --> agar keroping tidak
jadi tempat infeksi bakteri sekunder) + sabun2. Anti biotik
Obat anti virus (hambat replikasi virus)1. Asiklovir --> sering dipakai2. Vidarabin --> toksik unutk ginjal
2
![Page 3: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/3.jpg)
INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV)
DefinisiVeruka = tumor jinak --> timbul karena proliferasi epidermis akibat infeksi HPV
VirologiFamili = papovaviridaeDouble stranded, circular, supercoiled DNA + icosahedral capsid dengan 72 capsomerEnvelope (-), belum dapat dibiakBelum bisa serologic typingTyping HPV --> hibidasi DNAResisten terhadap eter, freezing dan desifikasi (kering)
EpidemiologiInsiden- Tersering : anak dan dewasa muda +- 10%- Meningkat pada gangguan CMI (cellular
mediated immunity) (>40% transplantasi ginjal + terapi imunosupresif)
Penularan melalui kontak erat (goresan kecil)Dekuamasi (pengerokan) juga dapat menularkan virus
Faktor-faktor penting untuk penularan HPV1. Jumlah partikel virus pada lesi (ditentukan
oleh tipe lesi)2. Derajat paparan terhadap lesi --> makin lama
kontak --> resiko tertular makin tinggi3. Host defence
Inokulasi eksperimental : veruka timbul setelah : 1 --> 6 bulanMasa inkubasi +- 2,8 bulan (3 minggu --> 2,8 bulan, 1 --> 20 bulan)
Tipe HPV- 60 tipe- Tipe tertentu mempunyai korelasi bermakna
dengan gambaran klinikopatologik penyakitMisal : - Genital wart --> HPV -6, -11, / -16- Commond wart (veruka vulgaris) --> HPV -1,
-2, dan -4- Plantar wart --> HPV -1, -2, dan -4- Flat wart --> HPV -3 atau -10- Kadang-kadang -2 HPV -1 dan HPV -2
ditemukan pada genital wart --> penularan non venereal
Manifestasi klinis infeksi HPVI. Lesi kutan (dalam kulit)
1. Common wart = veruka vulgaris2. Filiform (halus) wart3. Flat wart = veruka plana4. Plantar wart = veruka plantaris (banyak
dijumpai di telapak kaki)5. Anogenital wart = condyloma acuminata6. Bowenoid papulosis (ca in situ)
II. Lesi ekstrakutan1. Oral common ward2. Oral condiloma acuminata3. Focal epithelial hyperplasia4. Oral florid papillomatosis5. Nasal papillomas --> sering pada anak
yang alhir dari ibu yang HPV6. Conjunctival papillomas7. Laryngeal papillomatosis8. Cervical wart
- Exophytic- Flat- Inverted type
Veruka vulgaris ( kutil ) Papul yang permukaannya : kasar dan << bersisik- Dapat unggal / berkelompok- Predileksi : dorsum manus, jari tengah dan lutut- Penyebaran dapat kebagian tubuh yang lain,
mukosa mulut dan hidung- Dengan goresan --> autonokulasi sepanjang
goresan (fenomen Köbner)- Peri ungual wart : dapat mengenai
hyponychium dan nail bed --> distrofi kuku- Butcher’s wart = veruka vulgaris pada tangan
dan jari penjagal (HPV -7 dan HPV -1)
Filiform wartVeruka vulgaris yang diatasnya bertanduk/yang menonjol panjang dan ramping. Biasanya di muka- Swasirna (dapat hilang sendiri)
Veruka planaPapul : sedikit menimbul, 2 - 4 mm, permukaan licin dan rata- Biasanya multipel- Muka, tangan dan tungkai bawah anak- Variasi warna : warna daging, kelabu --> coklat- Fenomena Köbner (+)- Swasirna- Regersi sering idsertai dengan tanda-tanda
radang (sehingga dengan fenomena ini salah satu cara penyembuhan dengan membuat
3
![Page 4: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/4.jpg)
keadaan radang tetapi hasil-hati infeksi) dan menjadi gatal, eritem dan edema
Veruka plantaris (dan palmaris)- Permukaan : kasar dan keratotik, penuh
dengan titik-titik hitam (pungtata --> mata ikan) --> karena trombosis kapiler
- Berbentuk cincin : Tepi --> penabalan kulitSentral --> agak lunak
- Lokasi : daerah mengalami tekananMisalnya : telapak kaki : tumit, metatarsal
headDapat --> nyeri saat berjalan
- Veruka plantaris dapat bersatu --> plakat besar dan disebut tipe mosaic
- Untuk lesi yang dalam dan endophytic disebut tipe myrmecia
Anogenital wartCondyloma acuminataGenital wart = venereal wart- Dibagi menjadi : hiperplastik, bentuk
kembang kol (condyloma acuminata), papul sesil (kepala besar menonjol, leher kecil), keratotik dan veruka vulgaris like lesion
Patogenesis infeksi HPV- Persamaan dari lesi-lesi yang diinduksikan
oleh HPV --> hiperplasia epidermis- Ini diduga oleh karena virus menstimulir sel-
sel basal untuk membelah diri. Replikasi HPV diduga dikaitkan diferensiasi keratinosit yang terinfeksi virus, sebab DNA dan partikel virus hanya didapatkan di dalam sel-sel stratum granulosum atau yang diatasnya
- DNA HPV yang ditemukan dalam sel dari lesi jinak letaknya extral chormosal dan muncul sebagai fragmen-fragmen bebas yang disebut episom
- Beberapa DNA virus yang bereplikasi mandiri dipakai untuk virion baru
Gambaran PA infeksi HPVVeruka vulgaris :- Akantosis --> digitasi- Papilomatosis- Hiperkeratosis --> stratum korneum menebal- Parakeratosis --> didapatkan inti pada
stratum korneum- Sel-sel bervakoala, intinya kecil dan
basofilik, dikelilingi oleh Halo, da sitoplasma pucat terletak di bagian atas stratum spinosum dan startum granulosum
Pengobatan1. Bahan kaustik
Larutan AgNo3 25%Larutan asam trikloroasetat (50 - 60%) --> jika kena baju --> bolongLarutan fenol likuifaktum
2. Beda beku : CO2, N2, dan N2O3. Bedah skalpel (insisi --> bentuk spindel)4. Bedah listrik5. Bedah laser6. Kemoterapi topilkal
5 fluorouracil (1 - 5%)Blemis
7. Induksi termatitis kontak alergik dengan DNCB (Dinitro Cloro Bonzen) atau ester dibutil asam skuarat
8. Interferion dan retinoids sistemik
Prognosis : sering residif, walaupun terapi adekuat
4
![Page 5: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/5.jpg)
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
DefinisiMoluskum kontagiosum = penyakit infeksi virus pada kulit dan M. mukosa- Bersifat jinak- Penyebabnya : moluskum kontagiosum virus
(MCV)- Umumnya menyerang anak. Jika pada
dewasa (menyerang genitalia) digolongkan pada --> PHS
- Klinis berupa papul-papul, pada permukaan terdapat lekukan, berupa massa yang mengandung badan moluskum (sehingga pengobatan dengan dicongkel)
MCV --> Golongan human pox virus--> DNA virus--> Belum dapat dibiak
EpidemiologiTransmisinya :1. Kontak langsung man to man2. Kontak tak langsung (towels, washcloth,
swimming pool)3. Kontak seksual
Gejala klinis- Masa inkubasi : 2 --> 7 minggu- Kelainan kulit berupa papul miliar- Kadang-kadang lentikular- Warna : putih seperti mutiara --> warna
seperti daging- Berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya
terdapat lekukan (Delle)- Jika dipijat --> keluar massa putih seperti
nasi- Lesi bisa terdapat di seluruh daerah kulit dan
membran mukosaPada dewasa : lesi ditemukan di daerah pubis dan genetalia eksternaBersifat swasirna tanpa jaringan parut --> jika tidak ada infeksi sekunder
PADi daerah epidermis dapat ditemukan badan moluskum yang partikel virus (+)
PengobatanPrinsip pengobatan --> mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskumAlatnya : ekstraktor kemodo, jarum sunti atau kuretBedah listrik (elektrokauterisasi)Bedah beku (CO2, N2, DSB)
Pada dewasa --> juga terapi pasangan seksualPrognosisDengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit tidak / jarang residif
5
![Page 6: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/6.jpg)
MANIFESTASI KLINIS HERPES ZOSTER (HZ)
1. Gejala prodromal : nyeri, gejala konstitusi, limfadenopati regioner
2. Erupsi Herpes Zoster3. Keluhan dan gejala lain
Nyeri prodromalNyeri bersifat segmental (di saraf) pada
dermatomGatal/kesemutan/panas/perih/nyeri seperti ditusuk, nyeri terus menerus/sebagian serangan nyeri tekan dan hiperestesi pada dermatom tersebut timbul beberapa hari pra erupsi
Erupsi Herpes ZosterLokasi : unilateral pada dermatom tertentu mulai sebagai makulo papel eritematosa1/2 - 1 hari --> vesikel-vesikel (berkelompok)3 hari --> pustul7 - 10 hari --> krusta2 - 3 minggu --> lepas (sembuh)
Keluhan dan gejala lainnyaLimfadenopati regionerCairan serebro spinal : Pleiositosis ringan : limfosit > protein meningkat
Gejala konstitusi Timbul : 1 - 2hari pra erupsiBerupa : malaise/sefalgia/demam/nauseaMenghilang setelah timbul erupsi
Erupsi Herpes ZosterPembentukan vesikel baru berhenti : 3 - 5 hariPustulasi total : 4 - 6 hariKrustasi total : 7 - 10 hariSembuh sempurna : 2 - 4 minggu(nyeri biasanya hilang)
Usia lanjut dan immunocompromised --> penyakit lebih berat dan lebih lama
Hubungan Herpes Zoster - usiaUsia (tahun) Insiden (‰)
< 10 0,7410 - 19 1,3820 - 49 2,6050 - 79 6,10
> 80 10,10
- Herpes Zoster aberans : Herpes Zoster + vesikel-vesikel (< 10) melewati garis tengah
Oleh karena :- Interdigitasi saraf sensoris- Penyebaran hematogenik virus dari
ganglion yang terkena- Herpes Zoster bilateral : sangat jarang (0,5%)- Herpes Zoster generalisata : Herpes Zoster
diseminata = “Varicella like zoster)Herpes Zoster + vesikel=vesikel tersebar
zauh- Zoster sine heperte --> Herpes Zoster tanpa
vesikel, contoh : orang dengan tick fasialis- Nyeri segmental- Erupsi (-)- Antibodi terhadap VVZ meningkat
Faktor-faktor predisposisi/presipitasiDefisiensi sistem imun (T-cell mediated)- Usia lanjut- Penyakit ganas limforetikular- Infeksi HIV- Imunosupresi iatrogenikStres, radiasiTrauma lokal, tumor/inflamasiOperasi tulang belakang
Herpes Zoster Oftalmikus - Cabang oftalmik N.V : 10 - 15% dari Herpes
Zoster- Erupsi : sebatas mata --> sampai verteks
(ubun-ubun)- Infeksi anak cabang nasosiliaris :
- Kelainan mata (+) --> kelainan bola mata- Vesikel di puncak / sisi hidung (tanda
Hutchinson)
Herpes Zoster dan immunocompromised- Insidens tinggi- > berat : lesi >>, > dalam, > luas, > nyeri,
> lama- Komplikasi >> : neuralgia pasca herpetik >
Sistemik (10%) : paru, hati, dan otak --> fatal- Erupsi bisa nonspesifik (bisa tanpa vesikel) :
- Veruka kronik- Ektimatosa diseminata- Bula generalisata
Sindrom Ramsay - Hunt- Herpes Zoster liang telinga luar / membrana
timpani- Infeksi : N. fasialis dan N. auditorius
(ganglion genikulatum)- Parese N. fasialis
Tiitus, vertigo dan tuliGangguan pegnecap --> 2/3 bagian anterior lidahGangguan lakrimasi
6
![Page 7: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/7.jpg)
Komplikasi Herpes Zoster1. Neuralgia pasca herpetik (NPH)2. Gangreng superfisialis --> hambatan
penyembuhan3. Komplikasi mata4. Herpes Zoster generalisata5. Komplikasi sistemik
Neuralgia pasca herpetik- Nyeri menetap di dermatom yang
bersangkutan setelah erupsi Herpes Zoster sembuh
- Batasan waktu : 1 bulan setelah timbul erupsi- Insidens : 10 - 15% dari Herpes Zoster
Jarang : < 40 tahunMeningkat : > 60 tahun dan immunocompromised
- Sulit diobati
Gangreng superfisialis- Herpes Zoster yang berat- Mengakibatkan hambatan penyembuhan dan
pembentukan jaringan parut- Infeksi sekunder --> hambatan penyembuhan
dan pembentukan jaringan parut
Komplikasi mata- Kelainan mata ditemukan pada 20 - 70%
Herpes Zoster Oftalmikus- Pada kebanyakan kasus : dapat dicegah /
dikurangi dengan terapi anti virus- Semua struktur mata dapat terkena- Tersering : uveitis anterior
Keratitis --> buta
Komplikasi mata meliputi :- Cicatricial lid retraction - Korioretinitis- Ptosis - Neuritis optika- Paralysis - Gangguan sensasi kornea- Keratitis akut - Keratitis neurotrofik- Skleritis - Ulserasi kronik- Uveitis - Inf.sekunder-->panoftalmitis- Glaukoma sekunder - Angitiis granulomatosa- Oculomotor palsies
Komplikasi sistemik- Penyebaran luas dan kerusakan visera- Contoh :
Herpes Zoster Oftalmikus :- Sinus kavernosus --> NN. III, IV, VI -->
paralisis- Nuklei batang otak --> neuropatiHerpes Zoster kranialis dan Herpes Zoster immunocompromised --> meningoensefalitis + mielitis
Herpes Zoster Oftalmikus + immunocompromised --> progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)Zoster sefalik (nama lain dari sindrom Ramsay - Hunt) --> parese okulomotor dan fasialis
Contoh komplikasi sistemik lainnya- Herpes Zoster servikal --> paralisis diafragma- Herpes Zoster sakral --> hemisistitis,
disfungsi vesika urinaria dan anus
Angitis serebral granulomatosa + hemiplegi- Awitan : beberapa minggu - beberapa bulan
pasca Herpes Zoster Oftalmikus kontra lateral- Gejala :
- Infark serebral setempat- Infark serebral mutipel- “Stroke in evolution”- “Transient ischemic attack”
- Arteriogram serebral : penyempitan segmental / oklusi arteri serebral ipsilateral dari Herpes Zoster Oftalmikus
Herpes Zoster gerelisata- Insidens : 2 - 10% dari Herpes Zoster
lokalisata (immunocompromised)- Awitan : 7 hari setelah erupsi segmental- Penyebaran hematogen dari
ganglion/saraf/kulit- Dapat disertai penyebaran ke visera - Varisela kedua = Herpes Zoster generalisata
atipik
Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)Awitan : 9 - 20 bulan pasca Herpes Zoster
Oftalmikus (immunocompromised)
Defisit neurologik multifokal, asimetrios dan progresif- Gangguan fungsi mental- Kejang-kejang fokal- Mati setelah beberapa bulan
Autopsi : lesi multifokal- Demielinisasi, nekrosis- Badan inklusi intranuklear eosinofilik di
dalam oligogendrosit, neuron dan astrosit- Partikel mirip VVZ dan antigennya (+)
Diagnosis bandingPra erupsi : neyri akut segmental sering menyerupai nyeri penyakit sistemikStadium erupsi : diagnosis hampir selalu mudah, kecuali Herpes Simpleks Zosteriformis
7
![Page 8: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/8.jpg)
Kadang-kadang menyerupai Herpes Zoster :- Dermatitis kontak- Dermatitis venenata- Luka bakar- Autoinokulasi vaksinia- Infeksi bakteri kulit lokal
Anamnesis teliti + pemeriksaan lesi (Tzanck smear : sel raksasa multinuklear + badan inklusi intranuklear eosinofilik) --> diagnosis pastik
Auto inokulasi vaksinia :- Badan inklusi eosinofilik, intra sitoplasmik- Partikel virus :
“Brick shaped”Banyak sekaliSize : 200 - 300 um
Herpes Simpleks ZosteriformisKlinis : sering tidak dapat dibedakan
dengan Herpes ZosterHerpes simpleks : riwayat sering kambuh
dilokasi yang sama (+)Herpes zoster : jarang kambuh (kecuali
pada immunocompromised)Pemeriksaan Tzanck dan mikroskop elektron : tidak dapat membedakanPerlu : kultur jaringan khusus --> isolasi virus atau identifikasi antigen virus / asam nukleat --> PCR
Diagnosis Laboratorik :1. Tzanck smear2. Pemeriksaan histologik3. Pemeriksaan mikroskop elektron4. Kultur5. Identifikasi antigen virus / asam nukleat6. Deteksi antibodi terhadap virus
Tzanck smearSel raksasa multinuklear pada Herpes Zoster / varisela : sering berbentuk : kecebong atau bipolar atau “irregular tear drop shape with a smooth external contour”
Sel epitel :- “Individual acantholytic squamous
keratinocytes” (Jagged configuration)- Badan inklusi eosinofilik intranuklear :
- “Compact, round or oval dan well demarcated”
- Kadang-kadang sebagai struktur granuloma yang halus
- Size : 2 um sampai sebesar inti
Bahan untuk “Tzanck smear”Vesikel yang kurang dari 3 hari
Pemeriksaan histologik1. Vesikel intraepidermal2. Degenerasi balon (edema intraselular)3. Sel raksasa multinuklear epitelial4. Badan inklusi eosinofilik intradermal
Bahan : biopsi kulit --> diagnosis pra vesikel
Pemeriksaan mikroskop elektron- Deteksi partikel VVZ
“Encapsulated by a double membrane (enveloped by further membranous coating)”
- Bahan : cairan vesikel, bahan biopsi
Kultur VVZ- Bahan : cairan vesikel yang non komplikata
sampai 7hari setelah timbul erupsiPada penderita “immunocompromised” : bisa lebih lama lagi
- VVZ dapat diisolasi dan diperbanyak pada kltur “monolayer” dari bermacam-macam sel manusia (juga sel simian dan guinea pig)
- VVZ tidak dapat hidup pada : sel hela, membrana korioalantois telur ayam, intra serebral tikus, kornea kelinci (tes Paul)
- Efek sitopatik dalam sel kultur : - Badan inklusi eosinofilik intranuklear- Sel raksasa multinuklear
Efek sitopatik fokal yang progresivitasnya lambat (pertama kali muncul = 8 hari setelah inokulasi) Sub kultur : efek sitopatik tetap lambat progresivitasnya
VHS : Efek sitopatik --> mula-mula fokalCepat melus mengenai seluruh lapis (sheet) sel dalam 24 - 48 jamSub kultur : efek sitopatik --> progresif dengan cepat dalam 24 jam. Destruksi seluruh sel kultur dalam 24 jam
Metode untuk Identifikasi Antigen VVZ1. Hibridasi asam nukleat dengan radiolabeled
probes atau biotinylated probes. (cepat, sensitif, dan spesifik)
2. Polymerase chain reaction3. Enzyme immuno-assay (cepat dan sensitif)4. Antibodi monoklonal (dapat meningkatkan
spesifisitas)5. Countercurrent immuno-electrophoresis
(CIE) (cepat : 2 jam dan spesifik)6. Immunofluoresensi7. Immunoperoksidase
8
![Page 9: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/9.jpg)
(6 dan 7 : bahan : materi selular dari vesikel yang “fresh” dan dari lesi previsikelar.Dapat mendeteksi antigen VVZ pada penyakit yang relatif lebih lama, dimana kultur sering menjadi negatif)
Tes serologik untuk mendeteksi antibodi terhadap VVZ --> diagnosis retrospektif penyakit varisela dan Herpes Zoster.Jika tersedia serum pada masa akut dan konvalensi untuk perbandingan --> dapat menentukan individu yang rentan : sebagai calon untuk isolasi profilaksis
Metode untuk mendeteksi antibodi1. Enzyme Linked Immuno-Sorbent assays
(ELISA)2. Rapid 125 I-Labeled Staphylococcal Protein-A
Radio Immunoassay3. Fluorescent antibody to membrane antigen
(FAMA)4. Immune Adherence Hemagglutination Assay
(IAHA)5. Solid-Phased Radio Immuno Assay (RIA)6. Varicella - Zoster Virus Neutralization Test7. Indirect Fluorescent Antibody Test8. Complement Fixation Test
7 dan 8 : Problem dalam spesifitas Infeksi oleh VVZ atau VVS dapat menginduksi respon anamnestik yang meterologous
6 : Sensitif dan spesifik, tetapi time consuming dan teknik sulit
4 : Sedikit kruang sensitif dibanding dengan FAMA
3. : Lebih sensitif2 dan 1 : Lebih sensitif dan lebih mudah
daripada FAMA
9
![Page 10: KULIT01](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/5572139d497959fc0b92a939/html5/thumbnails/10.jpg)
Minimized by Setiadi’95
10