Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
-
Upload
asep-iryanto -
Category
Documents
-
view
8.923 -
download
7
Transcript of Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke-5Konsep dan Teori
Sistem Perencanaan Pendidikan(Bagian Pertama)
Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd.(L kt K l Ad i i t i P didik FIP UPI)
Materi Perkuliahan Perencanaan Pendidikan“Program S2 Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh NAD”
(Lektor Kepala, Administrasi Pendidikan FIP-UPI)
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 1
(Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011)
1. Perencanaan pada hakekatnya merupakan proses yang rasional, dalam arti aktivitas yang terorganisir, dipusatkan d t j t j i l d kpada tujuan‐tujuan sosial, dan rancangan konsep yang
disusun oleh kelompok ahli. Perencanaan merupakan konsep yang dinamis yang dipusatkan pada teori sistematik,konsep yang dinamis yang dipusatkan pada teori sistematik, memastikan bahwa suatu rencana tidak kaku, dan disusun dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, b ik k k li ik k i d kbaik yang menyangkut aspek politik, ekonomi, dan waktu. Lagi pula, perenca‐naan membutuhkan keterampilan mengenai pemahaman terhadap metoda ilmiah danmengenai pemahaman terhadap metoda ilmiah dan pengetahuan tentang nilai‐nilai kontemporer.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 2
2. Maksud dari perencanaan lebih ditekankan untuk menghasilkan sejumlah informasi yang valid, reliabel, k h if d t t di b i lt tif ti d kkomprehensif dan cepat tersedia bagi alternatif tindakan, sebagai pedoman untuk monitor‐ing, mengkoordinasikan tujuan jangka panjang,monitor ing, mengkoordinasikan tujuan jangka panjang, merupakan dasar pengujian kembali dan perbaikan tujuan, kesinambungan antara rencana dengan kebijakan,
l h d k d dmenyeluruh, dan menggunakan metoda dan teknik: PPBS, analisa sistem, network scheduling, MIS, model‐model simulasi, analisis lingkunganscheduling, MIS, model model simulasi, analisis lingkungan dan pengukuran kebutuhan, cost‐benefit dan efectiveness analysis, management dan sistem control, serta operasi riset.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 3
Struktur Sistem Perencanaan
Pertama, premis‐premis tertentu yang , p p y gberhubungan dengan tujuan sosio‐ekonomik yang fundamental dari organisasi, nilai‐nilai yang dianut pucuk pimpian dan evaluasi terhadap lingkunganpucuk pimpian, dan evaluasi terhadap lingkungan internal dan eksternal. Premis‐premis ini terutama dikembangkan pada tingkat strategik manajerial dan menyangkut sifat fundamental darimanajerial, dan menyangkut sifat fundamental dari organisasi, tujuan‐tujuan dan aspirasi‐aspirasinya dan relasinya dengan lingkungannya. Premis‐premis t b t k f d i b itersebut merupakan fundasi bagi perencanaan program yang komprehensif. Contoh: landasanpemikiran, visi, misi, prinsip, nilai (basis)
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 4
Kedua, elemen struktural berikutnya ialah proses penentuan tujuan‐tujuan pokok dan strategi‐strategi untuk mencapainya. Perencanaan strategik (strategic planning) merupakan suatu fungsi d i i k j li i i i di j l h fdari tingkat manaje‐men paling tinggi, sering ditunjang oleh staf perencanaan yang berspesialisasi. Pada umumnya rencana strategis adalah jangka panjang, dan ruan‐g lingkup disusun pada tingkatan organisasi yang paling tinggi dan relatif fleksibeltingkatan organisasi yang paling tinggi dan relatif fleksibel. Rencana stategis merupakan kerangka untuk program jangka medium. • Contoh: perencanaan stratejikContoh: perencanaan stratejik• Bentuknya RPJP dan master plan• Tujuan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek
I dik t d• Indikator, dan• Strategi untuk mencapainya• Kebijakan dan program
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 5
Ketiga, rencana‐rencana jangka medium, biasanya dikembangkan untuk bidang‐bidang utama organisasi yang fundamental. Rencana‐rencana ini dikembangkan oleh tingkat koordinatif dari manajemen untuk suatu periode waktu medium (biasanya 3 5 tahun) Ruangperiode waktu medium (biasanya 3‐5 tahun). Ruanglingkupnya biasanya dibatasi mengenai suatu bidang fungsional yang spesifik, lebih menekankan pada detail‐fungsional yang spesifik, lebih menekankan pada detaildetail dan secara relatif terpastikan dibandingkan dengan rencana‐rencana stategis. Contoh: jangka lima tahunanatau renstra sesuai bidang garapan
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 6
Keempat perencanaan jangka pendek didasarkan padaKeempat, perencanaan jangka‐pendek, didasarkan pada rencana‐rencana jangka‐medium dan mencakup ang‐garan biaya jangka‐pendek dan rencana‐rencana fungsional yang y j g p g y gmendetail berupa petunjuk‐petunjuk bagi semua aktivitas organisa‐si jangka satu tahunan. Contoh: rencana kerjat htahunan
Kelima,model perencanaan komprehensif ini juga memperhatikan adaptasi organisasi untuk menjaminmemperhatikan adaptasi organisasi untuk menjamin imple‐mentasi rencana‐rencana itu dengan sebaik‐baiknya. Tahap akhir dalam suatu perencanaan program yang p p p g y gkomprehensif ialah menciptakan suatu prosedur untuk me‐'review' dan mengevaluasi rencana‐rencana itu. Contoh:
d d d lipedoman pengawasan dan pengendalian
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 7
Keenam model di atas menghendaki perlunya diselenggarakanKeenam,model di atas menghendaki perlunya diselenggarakan studi‐studi perencanaan spesial pada semua fase suatu perencanaan program yang komprehensif. Studi‐studi tentang perencanaan ini sering menyangkut analisa‐analisa mengenai premis‐premis yang luas itu dan penyusunan rencana‐rencana stra‐tegik Studi‐studi yang makin mendetail tentangstra‐tegik. Studi‐studi yang makin mendetail tentang perencanaan mencakup rencana jangka medium dan jangka pendek. Contoh: penelitian dan pengembangan
Ketujuh, selain itu secara kontinu perlu diselenggarakan pengukuran untuk menentukan fisibilitas berbagai tujuan dan rencana rencana untuk perwujudannya Model ini jugarencana‐rencana untuk perwujudannya. Model ini juga menunjukkan sejumlah simpul 'feed‐back' (umpan balik) yang mengikat berbagai komponen dari proses bersama itu. Contoh: evaluasi sistem
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 8
Struktur Sistem Rencana
RENCANARENCANA
DATADATA
PROGRAM
PROYEK
AKTIVITAS
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 9
Dimensi‐Dimensi Sistem PerencanaanRepetitiveness
• Rencana single‐use = serangkaian tindakan untuk menanggulangi suatu situasi spesifik dan mungkin tidak terpakai lagi bila tujuannya telah tercapai. p g p g j y pStruktur rencana single use:mulai (1) program‐program utama, (2) proyek‐proyek, dan (3) tugas‐tugas spesial sampai ke (4) rencana‐rencana terperinci (detailed plans).
• Rencana‐rencana untuk tindakan repetitif disebut standing plans. Rencana semacam ini mencakup kebijakan, metode‐metode, dan prosedur‐prosedur operasional, disusun untuk menanggulangi bermacam situasi yang repetitif yang sering dihadapi organisasi.
• Kebijakan adalah standing plans yang paling luas dan merupakan pedoman umum bagi tindakan‐tindakan organisasi. Metode dan prosedur juga termasuk standing plans yang merupakan langkah‐langkah yang lebih definitif untuk melakukan aktivitas‐aktivitas tertentu pada tingkat teknis operasional.Bila suatu perumusan policy telah tercapai, standing plansmerupakan guide‐li ( d ) k b k k d l i iline (pedoman) untuk membuat keputusan‐keputusan dalam organisasi.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 10
Ti STime‐Span
• Perhatian terhadap perencanaan jangka‐panjang (longrange planning) pada umumnya mencakup keputusan‐keputusan ten‐ang aspek‐aspek organisasi yang kompetitif dan teknologik luas alokasi sumber‐sumber (manusia material dana) untuk suatu jangkateknologik luas, alokasi sumber sumber (manusia, material, dana) untuk suatu jangka waktu lama, dan integrasi jangka panjang organisasi dengan lingkungannya. Rencana‐rencana jangka‐panjang tidak merupakan suatu tipe rencana yang terpisah, sebab merupakan suatu bagian integral dari seluruh proses perencanaan dan merupakan frame‐work (kerangka) dasar bagi penyusunan perencanaan program secara mendetail.
• Dalam hubungan ini ada suatu saling ketergantungan dari berbagai rencana untuk bermacam periode waktu jangka‐panjang (long‐range), jangka‐menengah (medium‐range) dan jangka pendek (short range) Rencana rencana jangkarange), dan jangka‐pendek (short‐range). Rencana‐rencana jangka‐panjang dan menengah merupakan suatu kerangka bagi rencana‐rencana jangka‐pendek, yang berguna teruta‐ma untuk operasi‐operasi yang dilancarkan. Feed‐back dari aktivitas‐aktivitas yang dilancarkan organisasi merupakan suatu bagian dari pada jalur informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan keputusan. Perencanaan yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman masa lalu, situasi masa kini dan perkiraan‐perkiraan masa depan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 11
Scopep
• Suatu dimensi lain dari perencanaan, ialah scope (ruang lingkup). Kita sering mendengar istilah‐istilah comprehensive plans (rencana‐rencana komprehensif) dan strategic plans yang berkonotasi dengan rencana keseluruhan untuk suatu organisasi. Dalam kerangka ini rencana‐rencana lain yang lebih mendetail dikembangkan untuk menunjang rencana keseluruhan itu. Steiner mendeskripsikan tiga tipe perencanaan:
(1) Strategic Planning, ialah proses menentukan tujuan‐tujuan pokok suatu organisasi dan kebijaksanaan kebijaksanaan serta strategi strategi untuk mencapai tujuandan kebijaksanaan‐kebijaksanaan serta strategi‐strategi untuk mencapai tujuan‐tujuan itu;
(2) Medium‐range programming, yaitu proses dimana rencana‐rencana yang mendetail, terkoordinir dan komprehensif disusun bagi fungsi‐fungsi yang diseleksi untukterkoordinir dan komprehensif disusun bagi fungsi fungsi yang diseleksi untuk memanfaatkan sumber‐sumber guna mencapai tujuan‐tujuan itu;
(3) Short‐term budget & detailed functional plans, mencakup misalnya rencana anggaran biaya untuk kegiatan jangka‐pendek.
• Kompleksitas perkembangan lingkungan organisasi mengakibatkan berkembang pula scope dari pada proses perencanaan. Rencana‐rencana yang bersifat strategis menyangkut pula unsur‐unsur masyarakat yang lebih luas.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 12
Subsistem‐Subsistem • Ada suatu relasi antara scope dan subsistem organisasi yang termaktub
dalam aktivitas perencanaan. Pada umumnya top management dalam subsistem strategik bertanggungjawab untuk perenca‐naan komprehensif rencana‐rencana jangka‐panjang manajemen dalam subsistem koordinatifrencana‐rencana jangka‐panjang, manajemen dalam subsistem koordinatif menangani program‐program jangka‐menengah, dan manajemen dalam subsistem operasional atau teknikal menangani perencanaan‐perencanaan yang lebih spesifik yang berupa rencana‐rencana jangka‐pendek.
i k k i i i li i k• Perencanaan sering merupakan suatu aktivitas yang terspesialisa‐si, karena berkembangnya investigasi, analisa dan evaluasi. Karena itu fungsi perencanaan hendaklah merupakan rencana‐rencana koorperatif staf yang berspesialisasi terutama untuk rencana‐rencana komprehensif dan jangaka‐p p j gpanjang. Perencanaan yang disentrali‐sasikan dapat merupakan instrumen dalam membantu tercipta suatu sistem perencanaan yang terintegrasi. Untuk menyusun suatu pro‐gram yang efektif perlu kiranya diciptakan suatu jalur bulak‐balik mengenai informasi dan tujuan‐tujuan. Informasisuatu jalur bulak balik mengenai informasi dan tujuan tujuan. Informasi tentang pandangan terhadap masa depan dari atas sampai ke bawah memang dibutuhkan, sehingga setiap individu dalam organisasi mempunyai wawasan yang jelas untuk mewujudkan tujuan‐tujuan dan rencana‐rencananya yang spesifikrencananya yang spesifik.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 13
Fleksibilitas
• Salah satu pertimbangan penting dalam perencanaan ialah tingkat kekakuan dan keluwesan daripada rencana‐rencana yang disusun. Dimensi ini penting terutama bagi perencanaan jangka‐panjang. Namun dalam dimensi ini sering menimbulkan dilema. Di satu pihak dibutuhkan kepastian stabilitas organisasi dan di pihak lain organisasisatu pihak dibutuhkan kepastian, stabilitas organisasi, dan di pihak lain organisasi mengha‐dapi perubahan‐perubahan dan ketindakpastian.
• Dalam konteks ini, terdapat dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan yang sudah tersusun secara rigid jadwal rencana dan terbatas adapt‐abilitasnya, (2) pendekatan rangkaiansecara rigid jadwal rencana dan terbatas adapt abilitasnya, (2) pendekatan rangkaian alternatif tindakan. Dalam hubungan ini tidak mungkin menentukan lokasi atau waktuyang tepat (timing). Fungsi perencanaan ini tidak menggambarkan serangkaian tindakan secara tepat, tetapi antisipasi untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan dengan
h tik t d t d d l li kmemperhatikan tanda‐tanda dalam lingkungan.
• Dalam hubungan ini pula perlu dipahami bahwa perencanaan adalah pembuatan keputusan di bawah kondisi‐kondisi ketidakpastian yang menuntut suatu mekanisme untuk mengadaptasi rencana terhadap perkembangan‐perkembangan yang tidakuntuk mengadaptasi rencana terhadap perkembangan‐perkembangan yang tidak diharapkan. Di bawah kondisi‐kondisi tidak menentu suatu rencana senantias tentatif dan siap direvisi jika memang perlu. Karena itu organisasi‐organisasi dapat mengkompromikan kedua dimensi rigidity dan flexibility ini dalam perencanaannya.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 14
Prinsip Perencanaan Pendidikan
Kooperatif
KomprehensifBerkelanjutan Arus BawahArus Bawah
Konkrit
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 15