Kuliah Els Skrining, FR, Surveilans Penyakit PTM Blok 23 2012
-
Upload
bellarinda-asr -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of Kuliah Els Skrining, FR, Surveilans Penyakit PTM Blok 23 2012
Risks factor, screening and surveillance chronic disease in
public health dr. Titiek Hidayati, M.Kes
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
1. Faktor risiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum
ditemukan secara keseluruhan,
Untuk setiap penyakit, faktor risiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
Satu faktor risiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok,
dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor risiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum
diketahui
2. Faktor-faktor risiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang
bersifat kronis antara lain :
Tembakau, alcohol, kolesterol, hipertensi, diet, obesitas, aktivitas, stress, pekerjaan,
lingkungan masyarakat sekitar, life style
Faktor risiko ialah karakteristik, tanda maupun gejala yang secara statistic berhubungan dengan
peningkatan insidensi suatu penyakit
Jenis-jenis factor risiko :
a. Menurut dapat tidaknya risiko itu diubah
1)Faktor risiko tidak dapat diubah: factor umur, genetic
2)Faktor risiko dapat diubah: kebiasaan merokok, latihan olah raga
b. Menurut kestabilan, faktor risiko dibagi menjadi:
1) Faktor risiko yang dicurigai(suspected risk factor) : faktor risiko yang belum mendapat
dukungan sepenuhnya dari hasil-hasil penelitian sebagai faktor risiko, misal: rokok
sebagai penyebab kanker leher rahim
2) Faktor risiko yang telah ditegakkan(established risk faktor): faktor risiko yang telah
mantap mendapat dukungan ilmiah/penelitian sebagai faktor yang berperanan dalam
kejadian penyakit, misal: rokok sebagai faktor risiko terjadinya penyakit paru
Apa kegunaan identifikasi faktor risiko?
b. Prediksi: meramalkan kejadian penyakit, misl: perokok berat punya kemungkinan
10 kali terkena kanker paru dibandingkan bukan perokok
c. Penyebab: kejelasan/beratnya faktor risiko dapat mengangkatnya sebagai faktor
penyebab, setelah menghapuskan pengaruh dan faktor pengganggu
d. Diagnosis: membantu proses diagnosis
e. Prevensi: jika satu faktor risiko juga sebagai penyebab, pengulangan dapat
digunakan untuk mencegah penyakit, meskipun mekanisme penyakit sudah
diketahui atau belum
Besarnya peranan faktor risiko dapat ditentukan dengan menghitung besarnya resiko relative
atau Odds ratio
Skrining pada penyakit non communicable
More conditions for which screening is recommended
Health outcome Test Populations Age group (years)
Obesity Height/weight general All
CVD/HBP Blood pressure general All
Injury/ Liver disease Alcohol overuse general 25-64/65+
Colorectal cancer Fecal occult blood
test, sigmoidoscopy
general 11+
Breast cancer Mammography/
Clinical
general 11-24/11-64
Cervical cancer Pap smear general 11+/ female
Sumber : U.S.preventive Service task Force
Sumber lain juga ada di :
http://www.who.int/chp/chronic_disease_report/contents/en/index.htm
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=hstat3.section.10931
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Sistem surveilans (penyakit tidak menular/PTM) terdiri dari jaringan kerja sama dengan lembaga penelitian, lembaga pendidikan, lembaga sosial masyarakat, serta organisasi profesi yang bergerak di bidang PTM. Tujuan sistem surveilans penyakit tidak menular Umum: Mendapatkan informasi epidemiologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Khusus : Mendapatkan informasi untuk :
1. Identifikasi faktor / diterminan yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner, diabetes dan neoplasma.
2. Menentukanstrategi penanggulangan. 3. Menetapkan prioritas penanggulangan pada daerah/ kelompok penduduk bermasalah. 4. Memantau dan menilai upaya penanggulangan. 5. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan (pengobatan) di rumah sakit dimana
dilakukan surveilans.
STRATEGI PELAKSANAAN SISTEM SURVEILANS PTM Sistem surveilans berorientasi pada upaya penanggulangan, namun mengingat sistem ini baru dibangun maka sistem surveilans dan upaya penanggulangan dilakukan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan surveilans dilakukan secara bertahap sbb:
a. Tahap I : Surveilans PTM dilaksanakan diseluruh rumah sakit termasuk rumah sakit pendidikan pemerintah maupun swasta.
b. Tahap II melalui Sentinel Puskesmas c. Tahap III proyek-proyek Khusus penanggulangan PTM terpadu di masyarakat melalui
Puskesmas. d. Tahap IV dan selanjutnya dikembangkan di Puskesmas.
2. Variabel yang dicatat. a. Rumah sakit mengikuti sistem pencatatan dan pelaporan rumah sakit (SPPRS) b. Puskesmas: . Hipertensi . Diabetes
c. Puskesmas Sentinel meliputi penyakit dan faktor risiko . Hipertensi . Diabetes . Obesitas . Makanan . Minuman
3. Sumber data lain Untuk melengkapi gambaran PTM dan upaya penanggulangan data dikumpulkan melalui jaringan informasi dengan melibatkan lembaga penelitian.
4. Kelompok Kerja penyakit Tidak menular (Pokja PTM) untuk memberi telaah yang berkaitan
dengan informasi dan pencegahan PTM dibentuk Pokja dengan anggota antara lain: - Ahli epidemiologi - Subdit surveilans - Bagian Informasi Ditjen Yanmed - Bagian lnformasi Ditjen Binkesmas Bagian lnformasi Ditjen P2M - PLP Puslit PTM - Organisasi profesi terkait - Rekam Medik di rumah sakit - Yayasan yang bergerak di bidang PTM - LSM peduli PTM.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pada pelaksanaan pencatatan dan pelaporan penyakit tidak menular tidak merubah sistem yang ada yaitu terintergrasi dengan pelaporan rumah sakit (SPRS).
A. Sumber pelaporan B. Variabel yang dikumpulkan C. Formulir pelaporan D. Alur pelporan dan umpan balik E. Frekuensi pelaporan F. Umpan balik penyebarluasan informasi G. Pengolahan dan analisis data
Surveilans penyakit tidak menular Pengertian. Surveilans adalah suatu kegiatan pengumpulan data/ kajian data/ analisis data yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis sebagai bahan manajemen (POACE). Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang diderita oleh seseorang bukan disebabkan infeksi microorganism tetapi juga bisa terjadi karena proses degenaratif. Tujuan surveilans PTM adalah memberikan informasi tentang kondisi penyakit tidak menular pada para pengambil keputusan dalam perencanaan/ pertimbangan. Tujuan khusus surveilans PTM :
1. Mencari model menurunkan risiko PTM 2. Menurunkan angka PTM 3. Mendapatkan data dasar PTM 4. Mengidentifikasi faktor risiko PTM 5. Mengevaluasi system pengendalian PTM
Metode surveilans PTM
- Surveilans komprehensif - Surveilans selektif - Surveilans PTM dengan sasaran khusus - Surveilans PTM terbatas dan periodik
Penerapan surveilans PTM (dilakukan secara berurutan)
1. Identifikasi PTM 2. Perencanaan pengumpulan data 3. Pengumpulan data 4. Pengolahan dan penyajian data 5. Analisis dan interpretasi data
6. Pembuatan laporan dan rekomendasi Standar surveilans PTM Standar adalah aturan atau ukuran yang harus dipenuhi agar tujuan dapat tercapai Tujuan standar surveilans PTM Umum : Menurunkan kasus PTM Khusus :
- Menambah pengetahuan para petugas tentang pencegahan PTM - Menurunkan kasus PTM - Mengendalikan kasus PTM - Terjadinya kajian PTM - Adanya unsur penunjang untuk surveilans PTM
Cakupan standar: a. Struktur :
-Sumber daya tenaga (kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan) -Sumber daya biaya (pembiayaan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta mendorong kemandirian dalam pembiayaan) - Sumber daya teknologi dan sarana kesehatan (inovasi dan penapisan teknologi tepat guna, sistem rujukan)
b. Proses. - Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dari status pasien rawat jalan
dan inap - Dilakukan analisis - Di informasikan pada pimpinan sebagai dasar untuk mengambil tindakan (perencanaan,
advokasi dll) - Melakukan monitor dan evaluasi dalam penyelenggaraan surveilans PTM c. Hasil - Hasil kajian data surveilans PTM ini berdasarkan standar dibuat dalam tampilan data
dalam bentuk grafik, tabel, grafik yang diharapkan dapat memudahkan dalam menginterpretasikan
- Hasil cakupan standar ini dimanfaatkan untuk mengevaluasi perkembangan program. Manajemen Surveilans PTM Pengertian Manajemen adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan program atau organisasi dengan mengerahkan segala sumber daya yang ada agar efektif dan efisien. Tujuan manajemen surveilans PTM 1. Agar penanganan surveilans PTM berjalan efisien dan efektif, dalam rangka penentuan
kasus dan faktor risiko, terhadap penduduk risiko rentan dan tindakan yang akan segera diambil.
2. Dapat memperkuat adanya surveilans factor risiko dengan melakukan kajian data bulanan
Standar manajemen surveilans PTM 1. Adanya petugas yang terlatih surveilans epidemiologi ditiap tingkat/ program 2. Biaya operasional yang ketat/ tersedia/ dianggarkan 3. Bahan yang dipergunakan dalam surveilans PTM 4. Metode penemuan faktor risiko atau kelompok yang mempunyai risiko
Jenis penyakit PTM yang dilakukan surveilans di Indonesia 1. Jantung koroner, termasuk :
-Angina pectoris adalah penyakit jantung iskemik lainnya (I.20) -Infark miokard akut: -Hipertensi adalah
a. Hipertensi esensial (primer) terdiri dari : -Penyakit jantung hipertensi -Penyakit ginjal hipertensi -Penyakit jantung dan ginjal hipertensi b. Hipertensi sekunder terdiri dari stroke
2. Diabetes mellitus (DM), termasuk : - DM bergantung insulin - DM tidak bergantung insulin - DM berhubungan dengan malnutrisi - DM YTD lainnya - DM YTT 3. Neoplasma, pertumbuhan jaringan secara tidak normal, dapat bersifat jinak maupun ganas, Termasuk :
-Neoplasma ganas servik uterus -Neoplasma ganas payudara -Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik -Neoplasma ganas bronchus dan paru
Surveilans PTM Sistem pelaporan surveilans PTM diintegrasikan dalam system pelaporan rumah sakit dan puskesmas Tenaga. Tenaga yang melakukan surveilans PTM paling tidak mengetahui surveilans secara umum dan surveilans PTM, mulai dari: Jenis penyakit, pengumpulan data, pengolahan, analisis dan diseminasi informasi serta perkembangan penyakit tidak menular. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan surveilans PTM ini sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan surveilans penyakit menular yang diamati di rumah sakit maupun di puskesmas. Sumber laporan. Di rumah sakit dan puskesmas, sumber dapat diambil dari status pasien Pengolahan dan analisis data Pengolahan dan analisis data dilalaksanakan : Di Puskesmas oleh kepala puskesmas dan petugas surveilans Di rumah sakit oleh rekam medic Di Dati II oleh Subsie surveilans Di Dati I oleh Sie Surveilans Di Pusat oleh Subdit Surveilans