kul2ctdds
-
Upload
leonardroy -
Category
Documents
-
view
93 -
download
7
description
Transcript of kul2ctdds
COLON TARGETED DRUG DELIVERY SYSTEM (CTDDS)
Pengantaran Obat Terkontrol:
TARGETED DRUG DELIVERY SYSTEM
.
Penargetan obat adalah bentuk khusus dari DDS dimana bahan aktif farmakologis atau obat-obatan yang
selektif ditargetkan atau disampaikan hanya pada tapak
aksinya atau tapak absorpsinya dan tidak ke organ non-target atau
jaringan/sel-sel normal
DELIVERY OF THE DRUG
Pada kapiler dari tapak aktif untuk jenis tertentu dari sel atau bahkan daerah intraseluler. Ex: - sel tumor tapi tidak pada normal sel. Untuk organ/jaringan tertentu yang membentuk komplex dengan carier yang mengenal target.
OBJECTIVES
Tujuan utama dari penargetan obat untuk mencapai respon farmakologi yang diinginkan pada hanya suatu lokasi, diluar interaksi yang tidak diinginkan di tempat lain sehingga obat memiliki aksi tertentu dengan efek samping minimal dan indeks terapeutik yang lebih baik.
Tujuan utama dari sistem Pengiriman Obat ditargetkan adalah
untuk memperpanjang, lokalisir, sasaran dan memiliki perlindungan interaksi obat dengan jaringan yang
sakit.
IDEAL CHARECTERISTICS
• 1) The delivery system should be biochemical inert (non toxic), non immunogenic.
• 2) Both physically and chemically stable in vivo & invitro.
• 3) Membatasi distribusi obat ke sel target atau jaringan atau organ & harus memiliki keseragaman distribusi kapiler
4) Dapat dikontrol & diprediksi pelepasan obat.
5) Pelepasan obat tidak mempengaruhi kerja obat
IDEAL CHARACTERISTICS:
• Therapeutic amount of drug release.• Kebocoran obat minimal selama transit.• Carier yang digunakan harus
biodegradable atau mudah dihilangkan dari tubuh tanpa masalah dan tidak ada pembawa menginduksi modulasi keadaan penyakit.
• Pembuatan sistem DD harus mudah dan sederhana, dapat direproduksi & biaya yang efektif.
Sistem Pengantaran Obat Drug Delivery Systems (DDS)
7
DRUGDELIVERYSYSTEMS
ORAL DDS
Parentral DDS
Topical DDS
Pulmonary DDSNasal
DDS
Vaginal DDS
Rectal DDS
Buccal DDS
NanoTechnology
DDS
MUCOSAL
Rute Pengantaran Obat• ORAL– Gastrik, enterik, kolonik
• INJEKSI DAN IMPLANT– IV, SC, IM, intra-epidural, intra-kranial
• TRANSDERMAL– Kulit
• MUKOSAL– Oftalmik, nasal, vaginal, anal, bukal, sub-lingual
• INHALASI– pulmonari
Tujuan Pengantaran Obat Bertarget
memastikan terapi langsung
pada lokasi penyakit,
menggunakan dosis yang lebih
rendah, dan
mengurangi efek samping
Tantangan Utama pada Sediaan Oral Pelepasan Terkontrol Major Challenges to An Oral Controlled Release Medication
• Waktu pengosongan lambung yang tidak dapat diprediksi
• Variasi waktu pengosongan lambung yang tinggi yang dipengaruhi oleh faktor usia, ras, jenis kelamin, dan status penyakit
• Waktu kontak pada tapak absorpsi yang terbatas
Tantangan dalam Pengantaran Obat Oral
ORAL – 1/3 populasi mengalami masalah kesulitan menelan– Tablet terdesintegrasi di mulut : solusi – Tablet Bukal Bio-adesif: mencegah efek lintasan
pertama– Formulasi In-situ gelling untuk terapi dental
Tantangan dalam Pengantaran Obat Oral
USUS: Formulasi untuk meningkatkan absorbsi obat yang sukar larut dan obat dengan BM tinggi–Kelarutan yang kurang: masalah utama
pada DD oral–Delivering protein peptides : tidak stabil
dalam GI
Tantangan dalam Pengantaran Obat Oral
TEKNOLOGI:
– Salut enterik yang dimodifikasi– Biodegradable swellable polymers– pH-controlled systems– Time delayed systems
Pengantaran enzim dan obat-obat yang tidak tahan asam
Pengantaran sistemik obat-obat peptida dan protein
Pengantaran lokal ke kolon : pada penyakit tertentu di kolon
D. KOLON
COLON DDSSite specific drug delivery to colon : approaches and drug development
Rute Colon DDS
1. Oral : paling nyaman dan disukai2. Rektal : rute terpendek untuk tujuan
pengantaran ke kolon– Tantangan:• Mencapai bagian proksimal kolon melalui rute
rektal adalah cukup sulit• Tidak nyaman bagi pasien• Kepatuhan akan kurang optimal
– Bentuk sediaan : solusio, foam, supositoria
Gastrointestinal (GI) Tract Anatomy
Anatomi Kolon
» Ascending Colon
» Transverse colon
» Descending Colon
» Sigmoid Colon
Mucosa
Submucosa
Muscularis externa
Serosa
Keuntungan Kondisi Kolon untuk Colon DDS
• Relatif bebas dari enzim peptidase: untuk pengantaran obat peptida secara oral untuk diabsorpsi secara sistemik
• Kaya akan Jaringan Limfoid: untuk Effective Vaccine Deliveryuptake antigen ke sel mast pada mukosa kolon akan mempercepat produksi antibodi lokal
• Waktu Transit– Lambung (< 3 jam); Usus halus (3-5 jam); Kolon (Usus
Besar) (20 jam)Faktor yang mempengaruhi waktu transit obat di bagian
sal cerna yg berbeda: makanan, motilitas sal cerna, aktivitas fisik pasien, kondisi puasa/makan pasien
• Aktivitas Enzim dari Mikroba Kolon– Misal:azoreductive (-N=N-) polymers dipecah oleh
azoreduktase; sakarida dipecah oleh sakaridase• Respon yang baik terhadap
– Absorption enhancers
Keuntungan Kondisi Kolon untuk Colon DDS• Kolon manusia: >400 spesies bakteri sebagai
resident flora, populasi dapat mencapai 1010 bakteri per gram isi kolon
– untuk melindungi sal.cern dari bakteri patogen dg mereduksi azo dan nitrogen dari lingkungan
• Mikroflora kolon menghasilkan banyak ENZIM HIDROLISIS DAN REDUKSI :
– enzim azoreduktase (untuk prodrug dan salut berbasis polimer azoaromatik dan matriks yg mengandung azoaromatic cross-links)
– Glikosidase: degradasi polisakarida
• Proses metabolisme di kolon: bertanggung jawab pada metabolisme kebanyakan obat Untuk colon-targeted delivery untuk makromolekul peptida seperti insulin untuk pemberian oral
Colonic Microflora
Human intestinal microflora distribution in number (Log 10 scale) per gram faeces.
Rasionalitas Pengembangan Colon DDS
• Terapi penyakit lokal di kolon• Chronotherapy (asma, hipertensi, aritmia
jantung, artritis, inflamasi)• Responsivitas thd peningkat absorpsi• Aktivitas enzimatik <<<<• Tapak bagi pengantaran obat yang sulit (protein
dan peptida)• Pengantaran vaksin oral
Tujuan Colon DDS
• Terapi Penyakit-penyakit di Kolon – ulcerative colitis, Chron’s disease, karsinoma dan
infeksi di kolon
• Absorpsi Sistemik (= memperbaiki absorpsi obat-obat “rumit”)– Obat-obat yang tidak stabil di upper GI tract
(peptida/protein: insulin, vaksin)– Obat-obat yang kurang diabsorpsi di GI tract– Obat yang ditarget
Karakteristik Colon DDS• Time Dependent System : waktu transit; time
delay
• pH dependent system: sediaan CDDS terlindungi dengan baik di lambung, tidak terjadi absorpsi sistemik yang tidak perlu
• Utilizing colonic microflora
Penyakit di Kolon• Inflammatory Bowel Disease
• Kanker Kolon
Diagram Patologi di Kolon
Penyakit-penyakit Nokturnal
Asma Artritis Hipertensi
Keuntungan Colon DDS dibandingkan dengan DDS konvensional
• Dosis yang diberikan lebih rendah• Efek samping lebih rendah• Obat tersedia secara langsung di tapak target• Memperbaiki penggunaan obat
Chronic colitis/ulcerative colitis, dan Crohn’s disease diterapi dengan GLUKOKORTIKOID, dan ANTIINFLAMASI lainnya
Pemberian Glukokortikoid (deksametason, metil prednisolon) oral dan iv efek samping sistemik (adenosupresi, immunosuppresi, cushinoid symptoms, dan resorpsi tulang)
Tapak Target , Patologi di Kolon dan Obat-obat yang digunakan dalam Colon DDS
Tapak Target , Patologi di Kolon dan Obat-obat yang digunakan dalam Colon
DDS
Tapak Target , Patologi di Kolon dan Obat-obat yang digunakan dalam Colon DDS
Tapak Target , Patologi di Kolon dan Obat-obat yang digunakan dalam Colon DDS
Kriteria Obat untuk Colon DDS
Kandidat terbaik CDDS:• absorpsi buruk di lambung: peptides
• Obat yang digunakan untuk terapi patologi di kolon (IBD, ulcerative colitis, diare, dan kanker kolon) : CDDS lokal
Kriteria Seleksi Obat untuk CDDS
Seleksi carrier untuk obat-obat CDDS
• Sifat fisikokimia obat: – Sifat kimia – stabilitas– Koefisien partisi
• Tipe peningkat absorpsi
• Gugus fungsi molekul obat– Gugus anilin atau nitro: to link to gugus benzena lain group dengan IKATAN AZO.
carriers, yang mengandung aditif seperti polimer (sbg matrix dan hdrogel atau
penyalut) BERPENGARUH PADA SISTEM PELEPASAN effksi sistem
• Jenis Penyakit
The simplest method for targeting of drugs to the colon is to obtain slower release rates or longer release periods by the application of
thicker layers of conventional enteric coatings or extremely slow releasing
matrices.
Pendekatan Formulasi Colon DDS
Pendekatan Primer CDDS
• a. pH Sensitive Polymer Coated• b. Delayed (Time Controlled Release System) Release • c. Microbially Triggered Drug Delivery to Colon
• i) Prodrug Approach for Drug Delivery to Colon • (ii) Azo-Polymeric Prodrugs • (iii) Polysaccharide Based Delivery Systems
Newly Developed Approaches for CDDS
• a. Pressure Controlled Drug-Delivery Systems• b. Novel Colon Targeted Delivery System (CODESTM) • c. Osmotic Controlled Drug Delivery (ORDS-CT)
Pendekatan Farmasetika untuk Colon DDS
1. Ikatan kovalen obat-carrier1. Konyugat azo Obat dikonyugasi dengan ikatan azo2. Konyugat siklodekstrin Obat dikonyugasi dengan siklodekstrin3. Konyugat Glikosida Obat dikonyugasi dengan glikosida 4. Konyugat Glukuronat Obat dikonyugasi dengan glukoronat5. Konyugat Dextran Obat dikonyugasi dengan dekstran 6. Konyugat Polipeptida Obat dikonyugasi dengan asam
poliaspartat7. Prodrug polimerik Obat dikonyugasi dengan polimer
2. Pendekatan untuk pengantaran molekul yang melekat di kolon (the intact molekul to colon)
Pendekatan Fitur Dasar
2. Pendekatan untuk pengantaran molekul yang melekat di kolon (the intact molecule to colon)
1.Penyalutan dengan Polimer1.Penyalutan dengan polimer yang sensitif pH salut polimer enterik yg melepaskan
obat saat pH alkali2.Penyalutan dengan polimer biodegradable obat dilepaskan setelah degradasi
polimer oleh bakteri kolon
2.Embedding dalam matriks
Pendekatan Fitur Dasar
1.Embedding dalam matriks /hidrogel yg biodegradable
obat dilepaskan setelah polisakarida mengembang dan dibiodegradasi
2. Embedding dalam matriks yang sensitif pH
degradasi polimer yg sensitif pH akan melepaskan obat
The drug molecules are embedded in the polymermatrix. The polymers used for this techniqueshould exhibit degradability in the colon forliberation of entrapped drug.
3.Time-release System
4. Redox-sensitive Polymer
5. Bioadhesive System
6. Penyalutan dengan mikropartikel
7.Osmotic-controlled drug delivery
Pendekatan Fitur Dasar
setelah formulasi multisalut melewati lambung, obat dilepaskan
setelah lag time 3-5 jam yang ekivalen dengan waktu transit di
usushalusObat diformulasi dg polimer azo
dan disulfida yang secara selektif merespon potensial redoks kolon
obat disalut dg polimer bioadesif yg secara selektif menyediakan
daya adesi pada mukosa kolon yg dapat melepaskan obat di kolon
obat diikat dengan mikropartikel
obat dilepaskan melalui membran semipemeabel akibat tekanan osmosis
Pendekatan Farmasetika untuk Colon DDS
IKATAN KOVALEN OBAT-CARRIERKonsep Prodrug
Obat Carrier Molecule
Stimulus enzimatis dalam GI tract memecah ikatan obat-carrier
Þ Mengatasi masalah STABILITAS obat pada upper GI tract , karena obat induk baru dilepaskan saat di kolon
Þ Memanfaatkan sifat khas kolon: pH yang meningkat ataupun aktivitas enzim yg lebih tinggidaripada di tapak non-target
Enzymes in Colon
Reducing enzymes» Nitroreductase» Azoreductase» N-oxide reductase» Sulphoxide reductase» Hydrogenase
Hydrolytic enzymes» Esterases» Amidases» Glycosidases» Glucuronidase» Sulfatase
» Azoreductases, which reduces azo-bonds selectively and» Polysaccharidases which degrades the polysaccharides.
Konyugat Ikatan AZO
Hidrolisis sulfasalazine (i) asam 5aminosalisilat(ii) dan sulfapiridin (iii)
Konyugat Ikatan AZO
• Sulfasalazin : terapi artritis rematoid dan antiinflammasi .
• Sulfasalazin = salisilazosulfapiridin (SASP):– Sulfapiridin berikatan dengan radikal salisilat melalui
ikatan azo• Oral: sedikit dosis yang diabsorpsi di usus halus
bulk sulfasalazin mencapai kolon • Sulfapiridin : gugus yg bertanggung jawab pada
efek samping sulfasalazin terapi IBD mencari molekul carrier yg lebih aman
Konyugat Ikatan AZO
Struktur kimia SASP, balsalazide, ipsalazide dan OSZ yang menunujukkan tempat pemutusan ikatan azo oleh bakteri yang melepaskan zat aktif 5-ASA
Konyugat Ikatan AZO: Prodrug Polimerik
POLI ASA: based on the SASP carrier concept: SP unit berikatan dengan inert polymer backboneCarrier –nya adalah polisulfonamidoetilen yang berikatan azo dengan 5-ASA
Konyugat GLIKOSIDA
Deksametason-21-ß-D-glukosida(Tanda panah: tapak kerja glikosidase)
Konyugat GLIKOSIDA
• Glikosidase utama yang ditemukan dalam feses manusia: ßD-galaktosidase, ß-D-glukosidase, -L-arabinofuranosidase, ß-D-xylopiranosidase
• Lokasi enzim2 tsb : brush border mudah mencapai substrat
Konyugat Glukuronat
Deksametason-ß-D-glukuronida
Konyugat Asam Amino
Konyugat glisin dan asam glutamat dari asam salisilat: (a) Konyugat Asam
Salicilurat(b) Konyugat Asam Salisil
glutamat
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Coating with Polymers
1. Coating with pH-sensitive polymers
Threshold pH of commonly used polymers.
Sr. No. Polymer Threshold pH
1 Eudragit® L 100 6.0
2 Eudragit® S 100 7.0
3 Eudragit® L –30D 5.6
4 Eudragit® FS 30D 6.8
5 Eudragit® FS 30D 5.5
6 Polyvinyl acetate phthalate 5.0
7 Hydroxy propyl methyl cellulose phthalate
4.5-4.8
8 Cellulose acetate trimelliate 4.8
9 Cellulose acetate phthalate 5.0
Polymer of methacrylic acid are
mostly used
Drug Trade Name Coating Polymer / Formulation
Budesonide Entrocort®Budenofalk®Targit®
Eudragit® L 100-55, ethylcelluloseEudragit® S (Dissolution pH-7)Coated Starch Capsule
Mesalazine Claversal®Asacolitin®Salofalk®Pentasa®Mesazal®Calitofalk®Asacol ®
Eudragit® L100 (Dissolution pH-6)Eudragit® S (Dissolution pH-7)Eudragit® S (Dissolution pH-6)Ethyl cellulose coated pelletsEudragit® L100 (Dissolution pH-6)Eudragit® L100 (Dissolution pH-6)Eudragit® S (Dissolution pH-7)
Sulfasalazine Azulfidine®Colo-Pleon®
Cellulose acetate phthalate (Dissolution pH-6.2-6.5)Eudragit ® L100-55 (Dissolution pH-5.5)
GI Tract: pH sensitive systems
GI tract segment PH
STOMACH 1-3SMALL
INTESTINE (proximal to
distal)5 - 7.5
LARGE INTESTINE 6.8-7.8
RECTUM 7.8-8(pH= 6,4)
(pH= 5,7)
(pH= 6,6)
(pH= 7,0)
pH sensitive systems
GI TRACT SEGMENT PH
STOMACH 1-3
SMALL INTESTINE (proximal to distal) 5 - 7.5
LARGE INTESTINE 6.8-7.8
RECTUM 7.8-8
pH sensitive polymer + drug core
DRUG CORE Colonic pH
Release of drug in Colon
Mekanisme kerja sistem pH dependent untuk pengantaran obat di kolon
Polimer bergantung pH: tidak larut pada tingkat pH rendah tetapi menjadi semakin larut karena pH naik Meskipun polimer tergantung pH dapat melindungi formulasi di lambung, dan usus halus proksimal, mungkin mulai larut dalam usus kecil yang lebih rendah, dan situs-spesifisitas formulasi bisa menjadi rendahPenurunan pH dari akhir dari usus kecil ke kolon juga dapat menyebabkan masalah, panjang nya lag time di persimpangan ileo-cecal atau rapid transit melalui kolon asendens yang juga dapat menyebabkan miskin situs-kekhususan formulasi unit tunggal salut enterik
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Coating with Polymers
1. COATING WITH pH-SENSITIVE POLYMERS
Struktur kimia berbagai formulasi Eudragit®
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Coating with Polymers
2. COATING WITH BIODEGRADABLE POLYMERSTabel Azopolymer untuk Colon DDS
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Coating with Polymers
Behavior of Enteric-coated Polysaccharide Matrix
Enteric coated matrix tablet
Enteric coated matrix tablet in
upper GI
Solublization of enteric coat and swelling of inner
matrix followed by degradation by colonic bacteria
Degradation of swelled matrix tablet and drug
release
Colonic bacteria
The Effect of Rat Cecal Content on Drug Release : of Boswellia gum based enteric coated
Compression Coated Tablets
Intact compression coated tablet
Swelling of coat in upper GI
Environment
Swelled coat Degraded by
colonic bacterial enzymes
Degradation of coat and drug
release
Colonic bacteria
Mixed Film Coated Tablets
Mixed film coated tablet
Intact tablet in upper GI tract
Swelled coat Degraded by
colonic bacterial enzymes
Degradation of coat and drug
release
Colonic bacteria
Polisakarida Alam untuk CDDS
• Chitosan
• Pectin
• Guar gum
• Kondroitin sulfat
• Dekstran
• Almond gum
• Locust bean gum
• Siklodekstrin
• Inulin
• Boswellia gum
• Khaya gum
Chitosan-Coating Technology for Colon-Specific DDS (Aicello Chemical Company Ltd and Freund Corporation)
untuk meningkatkan efektivitas obat untuk aplikasi yang menargetkan penyakit usus besar, suplemen untuk meningkatkan flora usus dan obat-obatan usus lainnya.karakteristik:•Solusi dan metode lapisan film yang menggunakan Chitosan sebagai bahan utama.•Membran kitosan dapat terbentuk pada permukaan obyek dengan s standar coater.•Membran kitosan larut dalam asam, adalah biodegradable tapi kedap air.•DDS Colon khusus dapat dicapai dengan coating dengan lapisan enterik atas membran chitosan.•Dapat diterapkan untuk berbagai bentuk dan ukuran, seperti pil, kapsul, granul, dll
Behavior of colon specific delivery system using Chitosan in Alimentary Canal
Tabel Karakteristik Polisakarida yang biodegradable untuk Colon DDS
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Embedding in Matrices
1. Embedding in Biodegradable Matrices and HydrogelsTabel Karakteristik Polisakarida yang biodegradable untuk Colon DDS
Tabel Jenis Hidrogel untuk Colon DDS
Tabel Jenis Hidrogel untuk Colon DDS
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Embedding in Matrices
2. Embedding in pH-sensitive Matrices
- The drug molecules are embedded in the polymermatrix. - The polymers used for this techniqueshould exhibit degradability in the colon forliberation of entrapped drug.
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Timed Release System
• Releases the drug after a predetermined lag time• The lag time usually starts after gastric emptying
because most of the time-controlled formulations are enteric coated.
• Drug release from these systems is not pH dependent
Desain Enteric-coated Timed-release Press –coated Tablet (ETP Tablet)
the press coated swellable hydrophobic polymer layer
PULSINCAPThe first formulation introduced
• bagian utama: tidak larut air (mengekspos tubuh thdp uap
formaldehida yang dapat dihasilkan dengan penambahan tablet trioxymethylene atau kalium
permanganat untuk formalin atau cara lain)
Isi: terkandung dalam tubuh oleh plug hidrogel, yang ditutupi oleh topi larut
dalam air• Seluruh unit dilapisi dengan polimer
enterik untuk menghindari masalah variabel pengosongan lambung.
• Ketika kapsul memasuki usus kecil lapisan enterik larut dan plug hidrogel mulai membengkak, jumlah hidrogel adalah sedemikian rupa disesuaikan
bahwa itu muncul hanya setelah periode waktu yang ditetapkan untuk
pelepasan isinya.
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Timed Release System
Lag Phase of 5 hrs.
obeserved
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Timed Release System
• Time Controlled Release System : sustained and delayed release dosage form
• Fakta:– Variasi waktu pengosongan lambung >>> waktu sediaan tiba di
kolon tidak dapat diprediksi ketersediaan obat di kolon rendah
• Perpanjang lag time (no drug release period/waktu transit yang dibutuhkan dari mulut sampai ke kolon) sampai 5 – 6 jam
• Durasi lag time tergantung pada bobot dan komposisi lapisan HPC
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Timed Release System
Kerugian Timed Release System:1. Waktu pengosongan lambung bervariasi di antara individu atau
tergantung pada jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi2. Gerakan saluran cerna, terutama peristaltik dan kontraksi
lambung, dapatmengubah waktu transit obat di saluran cerna3. Waktu transit obat di sepanjang saluran cerna akan meningkat
pada pasien IBD, sindrom karsinoid, diare dan ulcerative colitis
Timed Released System TIDAK DAPAT diterapkan untuk sediaan terapi lokal di Kolon
Integrasi sistem pH-dependent dengan time controlled system
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Timed Release System
Teknologi Timed release lainnya:• Sediaan multisalut yang terdiri dari inti yang disalut oleh tiga jenis
polimer– Sistem dirancang untuk mengantisipasi waktu transit di usus
halus yang relatif singkat:• Lapisan terluar larut pada pH > 5, lapisan tengah berupa lapisan
yang mengembang terbuat dari bahan enterik.• Sediaan Pellet dengan penyalutan serbuk 5ASA pada nonpareil :
drug layered pellet disalut dengan lapisan dalam berupa kombinasi 2 polimer yang tidak tergantung pH (Eudragit RL dan RS) dan lapisan luar berupa polimer yang tergantung pH (Eudragit FS).
• TimeClock®
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Redox-sensitive polymers
• Potensial redoks rata-rata di usus halus proksimal : -67 ± 90 mV, distal : -196 ± 97 mV, di kolon : -145 ± 72 mV
• Perubahan potensial redoks yang diinduksi oleh mikroflora sebagai highly selective mechanism for targeting to the colon
• Noncrosslinked redox-sensitive polymers yang mengandung ikatan azo dan/atau disulfida
• Analog dengan pemutusan ikatan azo oleh enzim di usus, polimer baru yang dihidrolisis secara nonenzimatik oleh flavin yang dihasilkan secara enzimatik sedang dikembangkan untuk CDDS
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Bioadhesive System
• Pemberian oral : membutuhkan konsentrasi obat yang tinggi di kolon untuk efek terapi yang optimal.
• Bioadesi : suatu proses yang mana suatu sediaan tetap kontak pada organ tertentu untuk jangka waktu yang yang lebih lama memperbaiki performa dan memperpanjang waktu tinggal obat dalam CDDS
• Material untuk sistem bioadesif : polycarbophils, polyurethanes and polyethylene oxide-polypropyline oxide copolymers (sudah diteliti)
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Bioadhesive System
Mucoadhesive azo crosslinked acrylic acid and predicted colonic degradation behaviour.
• Pada lingkungan kolon, jaringan azo terdegradasi menghaslkan suatu struktur yang dapat membangun interaksi mukoadesif dengan mukosa kolon
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Coating with microparticles
Mirelman et al. membuat dan mengevaluasi formulasi: terdiri dari partikel halus silika (5-10µM diameter) berikatan kovalen dengan obat kuat antiamoebic, 2 - (4-aminophenoxymethyl)-5-nitro-1-methylimidazole.Partikel obat-silika yang disuntikkan ke tikus, hamster dan marmut: ditemukan bahwa trofozoit phagocytosed partikel in vivo dan in vitro, diikuti oleh kematian sel yang cepat karena obat dilepaskan.Analisis serum tikus menyatakankan bahwa ada obat yang diserap dari intestin setelah penempatan partikel yang mengandung obat dalam intestin.Kegiatan antiamoebic partikel pulih dari usus hampir sepenuhnya dipertahankan. berguna untuk terapi luminal untuk amebiasis asimtomatik dan dapat meminimalkan efek samping dan frekuensi pemberian.
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Osmotic Controled Drug Delivery
• Tergantung pada tekanan osmotik yang diberikan oleh osmogen pada kompartemen obat dengan obat yang bisa dilepaskan perlahan-lahan melalui lubang
OROS-CT (Alza Corporation)
Irisan melintang sistem OROS CT
untuk menargetkan obat secara lokal atau untuk mencapai penyerapan sistemikdapat menjadi unit osmotik tunggal atau dapat menggabungkan sebanyak 5-6 unit push-pull, masing-masing 4 mm, dikemas dalam kapsul gelatin keras
Setiap bilayer push pull unit mengandung lapisan dorongan osmotik dan lapisan obat, keduanya dikelilingi oleh membran semipermeabel lubang yang dibor melalui membran sebelah lapisan obat .Segera setelah Oros-CT ditelan, kapsul gelatin mengandung unit push-pull larut. Karena obat-kedap salut enterik, masing-masing push-pull unit dicegah menyerap air di lingkungan asam encer lambung, dan karenanya tidak ada obat yang disampaikan . Saat unit memasuki usus halus, penyalut larut dalam lingkungan pH yang lebih tinggi (pH> 7), air masuk ke unit, menyebabkan osmotik push kompartemen membengkak, dan secara bersamaan membuat gel mengalir di kompartemen obat. Pembengkakan osmotic push kompartemen memaksa gel obat keluar dari lubang itu pada tingkat yang justru dikendalikan oleh laju transportasi air melalui membran semipermeabel.
OROS-CT (Alza Corporation)
Untuk mengobati radang borok usus besar, masing-masing unit push pull dirancang dengan penundaan 3-4 jam di lambung untuk mencegah penyampaian obat di usus kecil. Pelepasan obat dimulai ketika unit mencapai usus besar.
• Unit Oros-CT dapat mempertahankan laju pelepasan konstan sampai lebih dari 24 jam dalam usus besar atau dapat menyampaikan obat selama periode sesingkat empat jam.
•Berbagai teknik evaluasi in vitro / in vivo telah dikembangkan dan diusulkan untuk menguji kinerja dan stabilitas CDDS.
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Pressure Dependent Release SystemBergantung pada gelombang peristaltik yang relatif kuat dalam usus besar shg tekanan luminal jugameningkat .Saat tekanan di usus besar meningkat , bentuk sediaan pecah dan melepaskan obat di lokasi yang diinginkan
Takaya et al . mengembangkan pressure control colon-delivery capsules dibuat dengan menggunakan etilselulosa , yang tidak larut dalam air .
Pelepasan obat terjadi setelah disintegrasi kapsul polymer tak larut air karena adanya tekanan dalam lumen colon Ketebalan membran etilselulosa adalah faktor yang paling penting bagi disintegrasi formulasi
Sistem ini juga tampaknya tergantung pada ukuran kapsul dan densitas. Karena reabsorpsi air dari usus besar , viskositas konten luminal lebih tinggi di usus besar daripada di usus kecil• Oleh karena itu disimpulkan bahwa kelarutan obat di usus besar bisa menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan sistem pengiriman obat oral usus - spesifik .
• Pada tekanan dikontrol, obat kapsul unit tunggal etilselulosa ini dalam btk cairan .• saat diberikan kepada manusia diperoleh lag time 3 - 5 jam
APPROACHES TO DELIVER THE INTACT MOLECULE TO THE COLON: Pressure Dependent Release System
Platform Technologies for CTDDS
» PULSINCAP» OROS-CT» CODESTM» PORT® SYSTEM» TIME CLOCK® SYSTEM» CHRONOTROPIC® SYSTEM» COLAL-PRED™» TARGIT™ TECHNOLOGY» ENTERIONTM CAPSULE» TICKING CAPSULE
CODESTM
designed to avoid the inherent problems associated with pH or time dependent systems
CODESTM
designed to avoid the inherent problems associated with pH or time dependent systems CODESTM adalah gabungan dr pendekatan pH
dependent and microbially triggered CDDS memanfaatkan mekanisme yang unik yang melibatkan laktulosa, yang bertindak sebagai pemicu untuk situs pelepasan obat tertentu dalam usus besar,Sistem ini terdiri dari inti tablet tradisional yg mengandung laktulosa, yang atas dilapisi dengan bahan yg larut asam, Eudragit E, dan kemudian kemudian overcoated dengan bahan enterik, Eudragit L. Pemikiran dari teknologi ini adalah bahwa lapisan enterik melindungi tablet sementara obat berada di lambung dan kemudian melarutkan pengosongan lambung dgn cepat
Bahan penyalut larut asam kemudian melindungi pembuatan saat melewati pH basa dari usus kecilSetelah tablet tiba di usus besar, bakteri enzymetically menurunkan polisakarida (laktulosa) menjadi asam organik.Hal ini akan menurunkan pH sekitar sistem yang cukup untuk mempengaruhi kelarutan penyalut larut asam dan pelepasan obat berikutnya
CODESTM
PORT®SYSTEM
TIME CLOCK®SYSTEM
• Sediaan solid disalut dengan barrier lipida yang mengandung carnauba wax dan bees wax dengan surfaktan
• Pada lapisan luar berikutnya, sediaan disalut dengan salut polimer untuk mencegah pelepasan obat yang prematur
• Pelepasan obat tergantung pada pH atau kondisi digestif saluran cerna
Drug core
Salut Enterik
Salut wax dengan surfaktan
CHRONOTROPIC® SYSTEM
Drug core
Salut Enterik
Salut HPMC
COLAL-PREDTM
• Sediaan pellet yang mengandung obat prednisolon metasulfobenzoat yang disalut dengan etilselulosa dan amilose khusus
• Sedang masuk uji klinik fase III untuk memelihara remisi ulcerative colitis.
TARGITTM TECHNOLOGY
• TargitTM Technology(West Pharmaceutical Services): salut yang sensitif terhadap pH pada injection-moulded starch capsules
• Dari penelitian -scintigraphy: 90% Targit Capsule (n=84) melepaskan zat aktifnya di ileum terminal dan di kolon
ENTERIONTM CAPSULE
• 1 mL drug reservoir• Bentuk sediaan yang umum:– Solusio– Suspensi– API– Formulated powder /granulate– Pellet/minitablet
EnterionTM capsule tracking and evaluation
Ticking Capsule
Chronotherapeutic device : menggunakan peraltan elektrik untuk menkontrol pelepasan obat secara pulsatile digabungkan dengan pengatur waktu elektronik
Evaluation of CDDSUntuk evaluasi in vitro, tidak ada teknik evaluasi
standar yang tersedia untuk evaluasi CDDS karena idealnya model in vitro harus dimiliki kondisi in-vivo dari GIT seperti pH, volume,
pengadukan, bakteri, enzim, aktivitas enzim, dan komponen lain dari makanan. Umumnya, kondisi ini dipengaruhi oleh pola makan, stres fisik, dan faktor-faktor ini membuat sulit untuk merancang
model-vitro.
Model in vitro digunakan untuk CDDS adalah:a) Uji disolusi in vitro
b) In vitro tes enzimatikc) evaluasi vivo
Evaluation of CDDS: In vitro dissolution test
Kelarutan formulasi controlled-release yg digunakan untuk pengiriman obat usus spesifik biasanya kompleks ,
dan metode disolusi dijelaskan dalam USP tidak dapat sepenuhnya meniru dalam kondisi vivo seperti yang
berkaitan dengan pH , lingkungan bakteri dan kekuatan pencampuran .
Uji disolusi CDDS dapat dilakukan dengan menggunakan metode keranjang konvensional . Studi disolusi paralel
dalam buffer berbeda dapat dilakukan untuk mengkarakterisasi perilaku formulasi pada tingkat pH
yang berbeda .
Uji disolusi formulasi colon specific di berbagai media meniru kondisi pH dan waktu yang mungkin ditemui di berbagai lokasi di saluran pencernaan
telah diteliti.
Media yang dipilih adalah , misalnya , pH 1,2 untuk mensimulasikan cairan lambung , pH 6,8
untuk mensimulasikan wilayah jejunum dari usus kecil , dan pH 7,2 untuk mensimulasikan segmen
ileum .
Kapsul berlapis enterik untuk CDDS telah diteliti dalam studi disolusi berganti dalam tiga buffer .
Kapsul-kapsul tersebut diuji selama dua jam pada pH 1,2 , kemudian satu jam pada pH 6,8 , dan
akhirnya pada pH 7,4
Evaluation of CDDS: In vitro dissolution test
Evaluation of CDDS: In vitro enzymatic tests
Inkubasi sistem obat pembawa fermentor yang mengandung media yang cocok untuk bakteri
(strectococcus faccium dan B. Ovatus).Jumlah obat yang dilepaskan pada interval waktu yang
berbeda ditentukan
Studi pelepasan obat dilakukan dalam medium dapar yang mengandung enzim (ezypectinase, dektranase),
atau tikus atau marmut atau isi cecal kelinci.
Jumlah obat yang dilepaskan dalam waktu tertentu ditentukan, yang berbanding lurus dengan laju
degradasi pembawa polimer.
Evaluation of CDDS: In vivo evaluation
anjing, marmut, tikus, dan babi: menyerupai kondisi anatomi dan fisiologis serta mikroflora GIT manusia
Sementara memilih model untuk menguji CDDS, model yang relatif untuk penyakit kolon juga harus dipertimbangkan.Guinea pig biasanya digunakan untuk eksperimental Model IBD.
Distribusi aktivitas azoreductase dan glucouronidase di GIT tikus dan kelinci cukup sebanding dengan yang di manusia.
Evaluation of CDDS: Drug Delivery Index (DDI) and Clinical Evaluation of Colon-Specific Drug Delivery
SystemsDDI adalah hitungan parameter farmakokinetik, diikuti dosis tunggal atau beberapa dari prodrugs kolon oral.
DDI adalah rasio relatif RCE (paparan jaringan kolon dengan obat) thd RSC (jumlah relatif dari obat dalam darah yaitu obat yg terpapar di sistemik).Tinggi nilai obat DDI menunjukkan CDD yang lebih baik
Penyerapan obat dari usus besar dipantau oleh colonoscopy dan intubasi.
Saat ini, gamma skintigrafi adalah teknik yang paling disukai digunakan untuk mengevaluasi CDD
Teknologi Colon DDS METODE
PENGANTARANPRINSIP DICAPAI DENGAN CONTOH
1. PH-CONTROLLED DRUG RELEASE
Perbedaan pH pada usus halus dan kolon
Disolusi salut polimer yang pH-dependent
Mengembangnya polimer hidrogel yang pH-dependent
Pelepasan obat yang pH-dependent dari ion exchange resin complexes
Salut enterik, polimer basa
Polimer akrilat
Insulin+gelatin BOlsalazine+anion exchange resin
METODE PENGANTARA
N
PRINSIP DICAPAI DENGAN CONTOH
2. ENZYME-CONTROLLED DRUG RELEASE
Degradasi komponen sediaan oleh enzim bakteri kolon
Degradasi Prodrug
Bahan penyalut dengan ikatan yang dapat didegradasi + cangkang kapsul
Hidrogel dan matrix yang terdiri dari polimer cross-lingked dan biodegradabel
Salut sustaine release dengan domain terdegradasi (pembentuk pori)
Mono-, oligo, atau polimer dengan ikatan obat-carrier
Polimer azo, polimer dengan ikatan glikosida
Cross-linked guar, pektin, dekstran, inulin, polimer azo
Etilselulose atau Eudragit®RS dg galaktomanan, -siklodekstrin, amilose glassy, inulin
METODE PENGANTARAN
PRINSIP DICAPAI DENGAN
CONTOH
3. TIME-CONTROLLED DRUG RELEASE
Waktu transit di usus halus yang relatif konstan yaitu sekitar 3 jam
Pengembangan polimer yang tergantung waktu
Tekanan osmotik yang muncul perlahan dalam sediaan
Lapisan polimer yang tererosi atau terdisolusi tergantung waktu
Eter selulosa, Eudragit®sustained-release coating
COER-24 TM
Eter selulosa, Eudragit®E, chitosan (dalam kombinasi dengan asam)
METODE PENGANTARAN
PRINSIP DICAPAI DENGAN
CONTOH
4. PRESSURE-CONTROLLED DRUG RELEASE
Desintegrasi sediaan di kolon oleh adanya tekanan intraluminal yang dihasilkan dari gerakan peristaltik yang kuat
Salut tebal yang terdiri dari polimer tak larut air, polimer yang tidak mengembang
Kapsul gelatin keras denga salut etilselulosa di bagian dalam
OROS-CT TM (Oral Osmotic System for Colon Targeting)
• Setelah disolusi lapisan enterik, sswelling polimer akan mendorong cairan pada kompartemen osmotik keluar melalui micropore akibat adanya penetrasi air.
• Hal ini menyebabkan kombinasi pelepasan obat secara sustained release dan pH-controlled.
Obat + Osmotic agentMicropore
Membran semipermeabelSalut enterikSwelling agent
COER-24 TM
(Controlled Onset Extended Release)
• Selama lag phase, kompartemen osmotik mengembang menyebabkan peningkatan tekanan pada kompartemen obat
• Obat keluar secara sustained release via Micropore pada lapisan film semipermeabel di bagian luar setelah disolusi dan ekstrusilap. delay di bawahnya.
Kompartemen Obat Micropore
Polymer delay coat: berperan pada delayed drug release
Membran semipermeabelKompartemen Osmotik
Swelling-induced time controlled drug delivery system
Drug core
Salut EnterikLapisan surfaktan
hidrofobik (wax, polysorbat 80, HPMC)
TIME-CLOCKTM
Drug core
Salut Enterik (Eudragit®L)
Salut HPMC (viskositas tinggi)
Eudragit®S (opsional)
TIME-CONTROLLED EXPLOSION SYSTEM (TES)
Sucrose bead
Membran polimer tak larut air
Swelling agent layer (low substituted HPC)
Drug layer
CHRONOTROPICTM
Pengendalian lag time :• Mengendalikan kecepatan penetrasi air melalui
lapisan atau cangkang (pH induced)
• Mengendalikan kecepatan absorpsi cairan melalui lapisan polimer (swelling induced)
• Mengendalikan aktivitas osmotik dari garam atau senyawa polimer osmotik (pressure induced)
• Mengendalikan kecepatan erosi dan disolusi lapisan polimer (erosion induced)
• Mengatur ketebalan lapisansalut
KESIMPULAN
• Bagian kolon dari saluran cerna telah menjadi tapak penting bagi sistem pengantaran obat dan absorpsi obat
• CDDS menawarkan keuntungan bagi pasien baik untuk terapi lokal maupun sistemik
• Spesifisitas kolon dapat dicapai dengan sistem yang menggunakan bahan alami yang dapatdidegradasi oleh enzim bakteri kolon.
• Oleh karena kerumitan sistem CDDS dan ketidakpastian metode disolusi yang sudah ada dalam menegakkan hubungan invitro dan in vivo, maka hal ini masih menjadi tantangan bagi para ahli farmasetika untuk mengembangkan dan memvalidasi metode disolusi yang melibatkan sifat fisiologis kolonyang dapat dipakai secara rutin di industri untuk mengevaluasi sediaan CDDS
KESIMPULAN• Pengantaran Obat ke Kolon merupakan salah satu tantangan
besar• Penanganan patologi lokal di kolon membutuhkan usaha untuk
mengurangi atau menghilangkan efek samping obat • Sediaan konvensional sangat perlu untuk diperbaiki desain
sediaannya.• Pengantaran obat ke tapak spesifik seperti kolon merupakan
alternatif yang potensial bagi perbaikan dalam pengobatan • Kolon memiliki sifat-sifat khusus yang memungkinkannya
sebagai tapak absorpsi dalam merancang sistem pengantaran• Colon DDS memiliki nilai komersial yang tinggi.Tingginya
penelitian dalam bidang ini menunjukkan potensi pasar farmasinya.
References
• Philip AK, et al. 2010. Colon Targeted Drug Delivery Systems: A Review on Primary and Novel Approaches. OMJ. 25: 70-78.
• M. K. Chourasia, S. K. Jain. 2003. J Pharm Pharmaceut Sci. 6(1):33-66.
• Rajeev S. Raghuvanshi. 2007. Oral Controlled Release Drug Delivery Systems (OCRDDS): Recent Trends & Future Challenges
• Prof V. R. Sinha. Site Specific Drug Delivery to Colon: Approaches and Recent Developments