Kuis.docx

4
INDIRA ANNISA (15012064) KUIS 1. Jelaskan perbedaan MAK dan AASHTO 2. Jelaskan parameter yang digunakan pada kedua metode tersebut 3. Ceritakan secara narasi tahapan pengerjaan yang dilakukan untuk kedua metode tersebut. JAWABAN 1. Perbedaan MAK dan AASHTO terletak pada parameter-parameter yang digunakan dalam menghitung indeks tebal perkerasan (ITP), yang disebut juga SN dalam metode AASHTO. Selain itu, persamaan yang digunakan untuk menghitung angka ekivalen dalam metode AASHTO dan MAK berbeda. 2. Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode MAK antara lain adalah jumlah lajur, koefisien distribusi kendaraan (C), angka ekivalen beban sumbu kendaraan, lalu lintas harian rata-rata dan lintas ekivalen, daya dukung tanah (DDT), nilai CBR, faktor regional (FR), indeks permukaan (IPod an IPt), dan koefisien kekuatan relatif material (a). Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode AASHTO antara lain adalah angka ekivalen, nilai CBR desain, Modulus Resillien (Mr), koefisien kekuatan relatif lapisan, nilai kumulatif 18-kip ESAL pada lajur rencana (w18), koefisien drainase, angka reliabilitas, Zo, dan Δpsi. 3. Tahapan pengerjaan dengan Metode MAK:

Transcript of Kuis.docx

Page 1: Kuis.docx

INDIRA ANNISA (15012064)

KUIS

1. Jelaskan perbedaan MAK dan AASHTO

2. Jelaskan parameter yang digunakan pada kedua metode tersebut

3. Ceritakan secara narasi tahapan pengerjaan yang dilakukan untuk kedua metode

tersebut.

JAWABAN

1. Perbedaan MAK dan AASHTO terletak pada parameter-parameter yang digunakan dalam

menghitung indeks tebal perkerasan (ITP), yang disebut juga SN dalam metode AASHTO.

Selain itu, persamaan yang digunakan untuk menghitung angka ekivalen dalam metode

AASHTO dan MAK berbeda.

2. Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode MAK antara lain adalah

jumlah lajur, koefisien distribusi kendaraan (C), angka ekivalen beban sumbu kendaraan, lalu

lintas harian rata-rata dan lintas ekivalen, daya dukung tanah (DDT), nilai CBR, faktor

regional (FR), indeks permukaan (IPod an IPt), dan koefisien kekuatan relatif material (a).

Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode AASHTO antara lain adalah

angka ekivalen, nilai CBR desain, Modulus Resillien (Mr), koefisien kekuatan relatif lapisan,

nilai kumulatif 18-kip ESAL pada lajur rencana (w18), koefisien drainase, angka reliabilitas,

Zo, dan Δpsi.

3. Tahapan pengerjaan dengan Metode MAK:

Tahap pertama yaitu menentukan lebar perkerasan dan Distribusi kendaraan. Penentuan

lebar perkerasan dan distribusi kendaraan dengan menggunakan tabel. Berdasarkan tabel,

perkerasan ditentukan berdasarkan jumlah lajur yang digunakan dalam perencanaan.

Misalkan jumlah lajur perencanaan adalah 2 lajur. Sehingga, didapat lebar perkerasan

sebesar 5.5 m < L < 8.25 m. Untuk koefisien distribusi kendaraan (C), berdasarkan tabel,

ditentukan berdasarkan jumlah lajur dan arah. Misalkan untuk jalan 2 lajur 2 arah digunakan

koefisien distribusi kendaraan ringan sebesar 0.50 dan kendaraan berat sebesar 0.50.

Page 2: Kuis.docx

Tahap kedua adalah menentukan angka ekivalen beban sumbu kendaraan. Perhitungan

angka ekivalen beban sumbu kendaraan bergantung pada besar beban masing-masing

sumbu dan jenis masing-masing sumbu kendaraan. Kemudian dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus. Dimana pada rumus tersebut, untuk sumbu kendaraan yang berbeda

memiliki nilai k yang berbeda.

Tahap ketiga adalah menghitung lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan lintas ekivalen. Lalu

lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan pada awal umur rencana dihitung dengan

menggunakan rumus. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung lintas ekivalen permulaan,

menghitung lintas ekivalen akhir, menghitung lintas ekivalen tengah, dan menghitung lintas

ekivalen rencana. Setelah melakukan perhitungan LHR dan lintas ekivalen, hitung faktor

penyesuaian (FP) dengan rumus.

FP=UR /10

Dengan: UR = umur rencana

Tahap keempat adalah menghitung Nilai CBR dan daya dukung tanah (DDT). Langkah-

langkah dalam menentukan CBR dan DDT yang pertama adalah menentukan harga CBR

terendah. Diurutkan dari terkecil hingga terbesar. Kemudian Menentukan berapa banyak

harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR. Angka dengan jumlah

terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya merupakan presentase dari 100%. Lalu

membuat grafik hubungan antara harga CBR dengan presentase jumlah sebelumnya. Nilai

CBR yang mewakili adalah nilai CBR pada presentase 90% untuk bagian awal, tengah, dan

akhir. Untuk menghitung nilai DDT yaitu dengan rumus DDT = 4,3 log(CBR90%) + 1,7

Tahap kelima yaitu menentukan faktor regional (FR). Faktor regional ditentukan dengan

menggunakan tabel.

Tahap keenam adalah menentukan indeks permukaan yaitu indeks permukaan awal (IPo)

dan indeks permukaan akhir (IPt). Indeks permukaan ditentukan dengan menggunakan

tabel.

Tahap ketujuh adalah menentukan koefisien kekuatan relatif dari material yang ada.

Menentukan koefisien kekuatan relatif dari material (a1, a2, dan a3) bergantung pada jenis

bahan yang digunakan pada masing-masing lapisan.

Page 3: Kuis.docx

Tahap kedelapan adalah menentukan indeks tebal perkerasan (ITP). Dapat ditentukan

dengan nomogram dan dapat juga dengan menggunakan rumus. Cari nilai ITP dengan

menggunakan goal seek dari data LER,IP0,IPt,FR dan DDT (3 data) yang sudah didapatkan.

Ambil nilai ITP yang terbesar.

Tahap kesembilan adalah Menentukan tebal setiap lapis perkerasan. Dengan menggunakan

rumus.

Tahapan pengerjaan dengan Metode AASHTO:

Tahap pertama yaitu menghitung angka ekivalen pada setiap beban sumbu kendaraan.

Perhitungan angka ekivalen pada metode AASHTO berbeda dengan perhitungan MAK.

Metode AASHTO didasarkan pada cumulative expected 80 kN (18-kip) equivalent single axle

loads (ESAL) selama umur rencana (Ŵ 18) . Tahap kedua adalah menghitung nilai CBR desain

dengan cara yang sama dengan metode MAK. Tahap ketiga yaitu menghitung modulus

resillien (Mr) dengan persamaan Mr = 1500 x CBR. Tahap keempat dilanjutkan dengan

menentukan koefisien kekuatan relatif lapisa permukaan, pondasi, dan pondasi bawah

(a1,a2,a3). Koefisien tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan grafik dan nomogram

atau dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan. Tahap kelima yaitu menentukan

koefisien drainase, angka reliabilitas, dan Zr. Koefisien drainase ditentukan berdasarkan

kualitas drainase. Untuk nilai Zr ditentukan berdasarkan angka reliabilitas. Tahap keenam

yaitu menentukan nilai Δpsi dengan menetukan terlebih dahulu po dan pt. Tahap ketujuh

adalah menghitung SN. Jika menggunakan Microsoft excel, kita dapat menggunakan fungsi

goalseek. Tahap kedelapan yaitu menghitung tebal perkerasan berdasarkan nilai SN yang

telah didapatkan sebelumnya.