Kuis.docx
-
Upload
indiraannisa -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Kuis.docx
INDIRA ANNISA (15012064)
KUIS
1. Jelaskan perbedaan MAK dan AASHTO
2. Jelaskan parameter yang digunakan pada kedua metode tersebut
3. Ceritakan secara narasi tahapan pengerjaan yang dilakukan untuk kedua metode
tersebut.
JAWABAN
1. Perbedaan MAK dan AASHTO terletak pada parameter-parameter yang digunakan dalam
menghitung indeks tebal perkerasan (ITP), yang disebut juga SN dalam metode AASHTO.
Selain itu, persamaan yang digunakan untuk menghitung angka ekivalen dalam metode
AASHTO dan MAK berbeda.
2. Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode MAK antara lain adalah
jumlah lajur, koefisien distribusi kendaraan (C), angka ekivalen beban sumbu kendaraan, lalu
lintas harian rata-rata dan lintas ekivalen, daya dukung tanah (DDT), nilai CBR, faktor
regional (FR), indeks permukaan (IPod an IPt), dan koefisien kekuatan relatif material (a).
Parameter yang digunakan dalam perhitungan dengan metode AASHTO antara lain adalah
angka ekivalen, nilai CBR desain, Modulus Resillien (Mr), koefisien kekuatan relatif lapisan,
nilai kumulatif 18-kip ESAL pada lajur rencana (w18), koefisien drainase, angka reliabilitas,
Zo, dan Δpsi.
3. Tahapan pengerjaan dengan Metode MAK:
Tahap pertama yaitu menentukan lebar perkerasan dan Distribusi kendaraan. Penentuan
lebar perkerasan dan distribusi kendaraan dengan menggunakan tabel. Berdasarkan tabel,
perkerasan ditentukan berdasarkan jumlah lajur yang digunakan dalam perencanaan.
Misalkan jumlah lajur perencanaan adalah 2 lajur. Sehingga, didapat lebar perkerasan
sebesar 5.5 m < L < 8.25 m. Untuk koefisien distribusi kendaraan (C), berdasarkan tabel,
ditentukan berdasarkan jumlah lajur dan arah. Misalkan untuk jalan 2 lajur 2 arah digunakan
koefisien distribusi kendaraan ringan sebesar 0.50 dan kendaraan berat sebesar 0.50.
Tahap kedua adalah menentukan angka ekivalen beban sumbu kendaraan. Perhitungan
angka ekivalen beban sumbu kendaraan bergantung pada besar beban masing-masing
sumbu dan jenis masing-masing sumbu kendaraan. Kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus. Dimana pada rumus tersebut, untuk sumbu kendaraan yang berbeda
memiliki nilai k yang berbeda.
Tahap ketiga adalah menghitung lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan lintas ekivalen. Lalu
lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan pada awal umur rencana dihitung dengan
menggunakan rumus. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung lintas ekivalen permulaan,
menghitung lintas ekivalen akhir, menghitung lintas ekivalen tengah, dan menghitung lintas
ekivalen rencana. Setelah melakukan perhitungan LHR dan lintas ekivalen, hitung faktor
penyesuaian (FP) dengan rumus.
FP=UR /10
Dengan: UR = umur rencana
Tahap keempat adalah menghitung Nilai CBR dan daya dukung tanah (DDT). Langkah-
langkah dalam menentukan CBR dan DDT yang pertama adalah menentukan harga CBR
terendah. Diurutkan dari terkecil hingga terbesar. Kemudian Menentukan berapa banyak
harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR. Angka dengan jumlah
terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya merupakan presentase dari 100%. Lalu
membuat grafik hubungan antara harga CBR dengan presentase jumlah sebelumnya. Nilai
CBR yang mewakili adalah nilai CBR pada presentase 90% untuk bagian awal, tengah, dan
akhir. Untuk menghitung nilai DDT yaitu dengan rumus DDT = 4,3 log(CBR90%) + 1,7
Tahap kelima yaitu menentukan faktor regional (FR). Faktor regional ditentukan dengan
menggunakan tabel.
Tahap keenam adalah menentukan indeks permukaan yaitu indeks permukaan awal (IPo)
dan indeks permukaan akhir (IPt). Indeks permukaan ditentukan dengan menggunakan
tabel.
Tahap ketujuh adalah menentukan koefisien kekuatan relatif dari material yang ada.
Menentukan koefisien kekuatan relatif dari material (a1, a2, dan a3) bergantung pada jenis
bahan yang digunakan pada masing-masing lapisan.
Tahap kedelapan adalah menentukan indeks tebal perkerasan (ITP). Dapat ditentukan
dengan nomogram dan dapat juga dengan menggunakan rumus. Cari nilai ITP dengan
menggunakan goal seek dari data LER,IP0,IPt,FR dan DDT (3 data) yang sudah didapatkan.
Ambil nilai ITP yang terbesar.
Tahap kesembilan adalah Menentukan tebal setiap lapis perkerasan. Dengan menggunakan
rumus.
Tahapan pengerjaan dengan Metode AASHTO:
Tahap pertama yaitu menghitung angka ekivalen pada setiap beban sumbu kendaraan.
Perhitungan angka ekivalen pada metode AASHTO berbeda dengan perhitungan MAK.
Metode AASHTO didasarkan pada cumulative expected 80 kN (18-kip) equivalent single axle
loads (ESAL) selama umur rencana (Ŵ 18) . Tahap kedua adalah menghitung nilai CBR desain
dengan cara yang sama dengan metode MAK. Tahap ketiga yaitu menghitung modulus
resillien (Mr) dengan persamaan Mr = 1500 x CBR. Tahap keempat dilanjutkan dengan
menentukan koefisien kekuatan relatif lapisa permukaan, pondasi, dan pondasi bawah
(a1,a2,a3). Koefisien tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan grafik dan nomogram
atau dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan. Tahap kelima yaitu menentukan
koefisien drainase, angka reliabilitas, dan Zr. Koefisien drainase ditentukan berdasarkan
kualitas drainase. Untuk nilai Zr ditentukan berdasarkan angka reliabilitas. Tahap keenam
yaitu menentukan nilai Δpsi dengan menetukan terlebih dahulu po dan pt. Tahap ketujuh
adalah menghitung SN. Jika menggunakan Microsoft excel, kita dapat menggunakan fungsi
goalseek. Tahap kedelapan yaitu menghitung tebal perkerasan berdasarkan nilai SN yang
telah didapatkan sebelumnya.