Kucing Kecil yang Mungil

Namaku Junior. Aku tinggal bersama keluargaku. Ada ayah, ibu dan kakak perempuanku bernama Sarah.

Pada suatu hari, aku dan kak Sarah pergi bermain di taman dekat rumah. Saat kami sedang berlarian di taman, aku mendengar suara aneh. Seperti suara kucing yang sangat kecil.

Kak Sarah, kak Sarah. Apa kakak mendengar sesuatu?tanyaku pada Kak Sarah.

Memangnya ada apa?jawab Kak Sarah bingung.

Dengarkan baik-baik. Ku minta kak Sarah untuk mendengarkan suara aneh itu dengan seksama.

Meowmeow

Kakak dengar itu?tanyaku pada Kak Sarah saat suara kucing itu terdengar lagi.

Iya. Dimana suara itu berasal?tanya Kak Sarah.

Aku tidak tahu, kita cari saja. Setelah memastikan itu benar-benar bunyi suara kucing, maka aku dan Kak Sarah segera mencari asal suara itu.

Kami mencarinya dimana-mana. Di dekat bangku taman, di selokan taman, di dekat pekarangan bunga taman, tetapi aku dan Kak Sarah tidak menemukannya. Sebelum akhirnya.

Kak, sepertinya aku mendengar suara kucing itu di dekat Tong Sampahkataku

Iya, itu benar. Ayo kita kesana.

Kak Sarah pun mengajakku untuk mendekati tong sampah. Dan benar saja, aku dan kak Sarah terkejut saat mengetahui bahwa ada seekor kucing mungil di dalam sebuah kardus. Dia begitu lucu. Matanya hitam, bulunya berwarna abu-abu. Tapi badannya sangat kecil. Aku sangat kasihan padanya.

Kak, bagaimana jika kita bawa pulang?tanyaku pada Kak Sarah.

Apa ayah dan ibu akan mengijinkannya?

Kita coba saja. Kasihan sekali kucing ini. Kita harus memberinya makankata Kak Sarah sambil mengelus-elus bulu kucing mungil itu.

Baiklah, ayo kita segera pulangajakku.

Akhirnya aku dan Kak Sarah membawa kucing mungil itu pulang. Dan saat di rumah ayah dan ibu juga kasihan melihatnya, sehingga kami diijinkan untuk memelihara kucing mungil itu. Betapa senangnya hatiku.

Dan untuk memanggil kucing mungil itu, kunamai dia Chiko. Nama yang imut sesuai dengan wajah chiko yang imut. Dan setiap hari aku dan Kak Sarah selalu bermain bersama Chiko sepulang sekolah.