KUALITAS ANGKLUNG

4

Click here to load reader

Transcript of KUALITAS ANGKLUNG

Page 1: KUALITAS ANGKLUNG

KUALITAS ANGKLUNG

Angklung merupakan instrumen khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu, angklung secara umum tergolong sebagai alat musik perkusi karena getaran suara angklung yang berasal dari bagian bawah tabung vertikal yang menumbuk tabung horizontal, secara umum suara angklung mirip dengan suara strings, suara yang dihasilkan dari menggetarkan angklung analog dengan suara strings yang digesek, sedangkan suara angklung yang dihasilkan dari mencentok (memukul angklung sehingga tercipta satu tumbukan saja) analog dengan suara strings yang dipetik atau pizzicato. Untuk memperoleh kualitas suara angklung yang maksimal dalam mempertunjukkan musik angklung, ada beberapa faktor yang berasal dari instrumen angklung itu sendiri dan dari tim angklung yang memainkannya, yaitu:

Dari instrument angklung:

Ada dua kemungkinan mengenai suara yang dihasilkan apabila Anda sedang menggetarkan angklung: Kemungkinan pertama ialah angklung Anda menghasilkan suara yang “kolotok-kolotok”, suara jenis ini muncul akibat rendahnya frekuensi tumbukan antara batang vertikal angklung dengan batang horizoltalnya, suara “kolotok-kolotok” ini biasa dihasilkan oleh pemain angklung pemula yang belum terbiasa memainkan angklung atau bisa jadi, lubang tempat tumbukan antara tabung vertikal dan tabung horizontal berukuran terlalu besar.

Kemungkinan kedua ialah angklung Anda menghasilkan suara yang “rapat”, suara jenis ini adalah suara yang diharapkan jika Anda menjadi salah satu pemain di salah satu grup Angklung. Suara ini muncul akibat tingginya frekuensi tumbukan batang vertikal angklung dan batang horizontalnya.

Jika Anda menjadi salah satu pemain di grup Angklung tertentu maka pelatih Anda pasti mengharapkan suara yang lembut dan volumenya sesuai, selain dari suaranya yang rapat. Semakin lembab bambu yang digunakan untuk membuat angklung, semakin lembut suaranya. Akan tetapi bambu yang lembab cenderung membuat volume suara angklung menjadi lebih rendah dibandingkan dengan bambu yang kering, selain itu bambu yang lembab juga cenderung menghasilkan nada dengan frekuensi yang lebih rendah pada angklung dibandingkan bambu yang kering, untuk itu kepiawaian pembuat angklung sangat dibutuhkan . Seiring dengan waktu, bambu penyusun angklung akan semakin kering, karena itu, angklung butuh untuk di-stem beberapa tahun sekali agar frekuensi nadanya tetap.

Jika Anda hendak mempertunjukkan musik angklung, akan jauh lebih baik apabila Anda menyelenggarakannya secara indoor, karena suara angklung sangat dipengaruhi akustik ruangan, sebaik-baik kualitas sebuah sound system yang Anda sewa untuk sebuah pertunjukkan angklung secara outdoor tetap tidak bisa mengalahkan kualitas pertunjukkan Angklung secara indoor. Oleh karena itu apabila Anda hendak menonton sebuah konser angklung, belilah tiket konser yang diadakan di sebuah gedung konser.

Dari tim angklung:

Faktor utama yang memengaruhi kualitas sebuah tim angklung tentu saja pemain-pemainnya, pemain angklung yang baik adalah pemain yang dapat membuat angklung menghasilkan suara

Page 2: KUALITAS ANGKLUNG

yang rapat dan “tepat nada”, “tepat nada” berarti Anda memainkan angklung Anda di saat yang tepat selama durasi yang tepat, pemain angklung yang pemula cenderung memainkan angklung dengan durasi yang lebih sebentar dari yang seharusnya dimainkan, dan menggetarkan angklung di saat yang tidak tepat. Pemain angklung yang baik tidak akan berhenti memainkan angklungnya sebelum nada setelahnya berbunyi, hal ini sangat penting untuk membuat musik angklung mengalun dan tidak terdengar seperti orang yang sesak nafas, namun tetap saja, lama tidaknya menggetarkan angklung bergantung pada artikulasi lagu yang dimainkan. Artikulasi nada pada sebuah lagu adalah panjang pendeknya nada pada sebuah lagu, artikulasi sangat penting untuk membuat lagu lebih “berasa”, jika Anda masih kebingungan mengenai apa yang dimaksud dengan artikulasi ada baiknya untuk mendengar lagu sedih yang mengalun dan lagu salsa yang “nge-beat”, melodi dan akord lagu sedih mengalun cenderung “nyambung” antara akord satu dengan akord lainnya, berbeda dengan lagu salsa yang “nge-beat” yang memiliki akord dan melodi yang cenderung putus-putus untuk membangkitkan nuansa latin yang semangat.

Selain dari suara angklung yang dihasilkan pemain-pemainnya secara individual, dinamika keseluruhan juga memengaruhi kualitas lagu, dinamika adalah keras pelan volume nada-nada suatu lagu. Untuk membangun dinamika yang indah, sebuah tim angklung membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama daripada grup alat musik lainnya, karena satu angklung hanya menghasilkan satu nada, dan sebuah lagu dibentuk dari bermacam-macam nada yang dibuat oleh orang-orang berbeda sehingga dibutuhkan effort yang lebih besar untuk menciptakan dinamika yang lembut, bukan dinamika yang sewaktu-waktu keras lalu berubah menjadi pelan, hal ini tentu akan mengangetkan para pendengar.

Jika Anda mendengar suatu grup yang mempertunjukkan musik angklung maka Anda hanya akan mendegar satu jenis suara homogen yaitu suara angklung, berbeda dengan sebuah orkestra yang memiliki bermacam-macam jenis suara, seperti suara woodwind, suara piano, paduan suara, ataupun suara strings. Suara homogen ini memiliki sisi positif dan negatif, sisi postifnya adalah suara angklung akan terdengar megah pada akord yang tebal dan sisi negatifnya adalah pendengar akan sulit membedakan antara suara yang menjadi melodi dan suara yang menjadi pengiring karena semuanya terdengar melebur. Untuk mengatasi hal tersebut aransemen angklung menjadi krusial. Dalam mengaransemen lagu untuk memainkan angklung, arranger perlu mempertimbangkan range suara angklung yang berkisar hanya 4,5 oktaf dari angklung terbesar “Cgajah” sampai angklung paling kecil “nomor 35 (nada f ke 5)”, untuk menghasilkan melodi yang lebih terdengar, ada baiknya untuk menggunakan kisaran angklung yang melodis, yaitu dari nomor 1(nada g oktaf ke 2) sampai nomor 25 (nada g oktaf 4), angklung dalam kisaran nomor lain cenderung tertutupi oleh angklung kisaran nomor ini.

Karena angklung bersuara bass atau biasa disebut “angklung gajah” suaranya biasa tertutupi angklung kisaran melodis, alat musik tambahan kontrabass biasanya digunakan untuk mempertebal suara angklung, selain itu “akompanyemen” juga turut andil untuk menciptakan beat dan akord yang lebih tebal. Untuk menyokong dinamika tim angklung berbagai alat perkusi juga ikut ditambahkan, alat musik perkusi yang biasa dijumpai adalah, bass drum, hhc, dan snare drum. Alat-alat tambahan ini juga dipergunakan sebagai solusi masalah homogenitas suara angklung.

Page 3: KUALITAS ANGKLUNG

Selain alat-alat tambahan, masalah homogenitas suara angklung juga dapat diatasi dengan merubah warna suara angklung dengan cara “tengkep”, menengkep angklung berarti mengganjal salah satu tabung vertikal angklung sehingga tabungnya tidak dapat bergetar, selain merubah warna suara angklung, penengkepan angklung juga menyebabkan volume suara yang dihasilkan menjadi lebih rendah.

Tempo lagu juga memengaruhi kualitas musik angklung, karena musik angklung dihasilkan dari suara angklung yang digetar bergantian, lagu yang nadanya rapat dalam tempo yang cepat sulit dimainkan dengan angklung, karena itu grup musik angklung cenderung mempersembahkan lagu yang bertempo lambat.

Walaupun semua faktor diatas telah terpenuhi, sebuah tim angklung tetap tidak dapat menghasilkan musik yang indah tanpa latihan dan kerja keras karena itu bukanlah suatu hal yang aneh apabila Anda menemukan sebuah tim angklung yang berlatih dengan frekuensi yang tinggi perminggu, bahkan sampai setiap hari namun tetap menghasilkan musik yang bukan merupakan musik angklung terbaik, Karena dibutuhkan dedikasi yang tinggi dari setiap elemen tim angklung untuk menghasilkan musik yang sempurna.

Semoga bermanfaat.

Oleh : Harun Al Rasyid