Kuadran

download Kuadran

of 16

Transcript of Kuadran

PRAKTIKUM VII Topik Tujuan : Teknik Sampling Tanpa Plot dengan Point Centered Quarter : Untuk menentukan parameter vegetasi frekuensi, dominansi dan nilai penting tanpa menggunakan plot Hari/ Tanggal : Sabtu/ 3 Maret 2007 Tempat : Hutan Pantai Batakan Pelaihari Tanah Laut

I. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Meteran rol 2. 3. 4. 5. II. CARA KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Meletakkan garis transek sepanjang 100 m dari barat ke timur Membuat garis subtransek yang memotong garis transek utama Mengukur jarak pohon terdekat ke titik perpotongan transek pada Menghitung basal area (cover) dari masing-masing pohon dengan Menghitung total jarak, rata-rata jarak yaitu total jarak dibagi Menghitung jumlah pohon per 100 m2 (kerapatan mutlak) = 100/ Membuat tabel perhitungan kerapatan relatif dan frekuensi relatif. Membuat tabel perhitungan dominansi untuk seluruh spesies. Membuat tabel untuk perhitungan nilai penting setiap spesies. Etiket gantung Sasak herbarium Kantong plastik Kertas label

yang berjarak masing-masing 10 m. setiap kuarter dan mengukur keliling pohon terdekat tersebut setinggi dada. menggunakan rumus r2. jumlah seluruh pohon terukur. rata-rata jarak.

46

III. TEORI DASAR Dengan metode jarak dapat ditentukan tiga parameter sekaligus yaitu frekuensi, kerapatan dan penutupan/ dominansi. Jumlah individu dalam suatu stand/ area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu, atau jarak antara titik sampling dengan individu tumbuhan. Hasil pengukuran jarak tersebut dikonversikan ke dalam unit dua dimensi/ area dengan cara mengkuadratkan jarak tersebut.

Compas line

Gambar 1. Metode point centered quarter (Mueller Dombois dan Eilenberg, 1974) Metode jarak yang paling umum digunakan adalah metode point centered quarter. Pengukuran jarak dilakukan dari titik sapling ke pohon terdekat dalam tiap kuarter (kuadrat). Dengan demikian setiap titik sapling dihasilkan empat pengukuran (gambar 1). Selain itu juga dilakukan pengukuran diameter pohon dari keempat pohon yang diamati tersebut, digunakan untuk mengetahui basal area suatu spesies.

47

IV. HASIL PENGAMATAN ZONA 0 METER Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai BatakanTtk I Quarter 0 1 2 3 4 Nama Spesies Caesalpinia pulcherrima Morinda sp Terminalia catapa Caesalpinia pulcherrima II 0 1 2 3 4 Hibiscus tiliaceus Caesalpinia pulcherrima Morinda sp Caesalpinia pulcherrima Caesalpinia pulcherrima III 0 1 2 3 IV 4 0 1 2 3 4 Terminalia catapa Glyrisidia sp Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Psidium guajava Glyrisidia sp Glyrisidia sp Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Glyrisidia sp Glyrisidia sp (Jumlah) 0 5.50 13.50 23.00 21.00 0 3.60 0.90 8.50 4.50 360.96 0.50 0.38 0.60 0.10 0.90 0.40 0.64 0.55 0.49 0.17 2.30 2.80 2.43 0.45 3.50 2.80 1.24 3.20 1.25 0.10 53.32 4.50 4.50 5.50 1.60 7.50 3.60 2.30 7.50 7.00 2.20 16.611 24.618 18.541 6.609 10.990 24.618 4.828 32.154 4.906 0.031 805.262 0 46.00 47.36 1.00 62.10 0.32 0.92 1.80 0.25 1.20 1.20 1.50 1.30 1.25 7.50 2.30 3.50 2.60 2.50 6.50 4.522 7.065 5.307 4.906 176.625 Jarak (m) 0 12.50 38.00 35.00 58.50 Keliling (m) 1.80 0.92 1.20 0.32 0.50 r (cover) (m) 9.30 1.50 7.50 1.20 1.00 Tinggi (m) 7.15 3.50 6.50 2.30 1.20 Basal Area (m) 271.579 7.065 176.625 4.522 3.14

Jarak rata-rata =

jarak ke 4 plot pohon

=

360 .96 = 18 .048 20

48

Densitas mutlak

=

100 100 100 = = = 0.307 2 2 (jarak rata - rata) (18 .048 ) 325 .730

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesiesNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Spesies Caesalpinia pulcherrima Melaleuca cajuputi Terminalia catapa Glyrisidia sp Morinda sp Psidium guajava Hibiscus tiliaceus (Jumlah) pohon 5 4 2 5 2 1 1 20 dalam quarter 0.250 0.200 0.100 0.250 0.100 0.050 0.050 1.000 pohon/ 100 m 0.077 0.061 0.030 0.077 0.030 0.015 0.015 0.305 Densitas 0.012 0.010 0.005 0.012 0.005 0.002 0.002 0.048 Densitas relatif (%) 25.000 20.833 10.417 25.000 10.417 4.166 4.166 99.999

Contoh Perhitungan : Caesalpinia pulcherrima Jumlah dalam quarter =

pohon suatu spesies quarter

=

5 = 0.250 20

Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X dalam quarter = 0.307 x 0.250 = 0.077 Densitas =

pohon suatu spesiesLuas area

=

5 = 0.012 400

Densitas Relatif

= =

Densitas suatu spesies X 100% Densitas

0.012 X 100% = 25.000% 0.048

49

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai pentingNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Spesies Caesalpinia pulcherrima Melaleuca cajuputi Terminalia catapa Glyrisidia sp Morinda sp Psidium guajava Hibiscus tiliaceus (Jumlah) Densitas 0.012 0.010 0.005 0.012 0.005 0.002 0.002 0.048 F 50 50 50 50 50 25 25 300 Dominansi 0.727 0.200 0.883 0.143 0.035 0.016 0.008 2.012 Den. R 25.000 20.833 10.417 25.000 10.417 4.166 4.166 99.999 FR 16.667 16.667 16.667 16.667 16.667 8.333 8.333 100.00 1 Dom. R 36.133 9.940 43.887 7.107 1.740 0.795 0.398 100.000 N.P. 77.800 47.490 70.971 48.774 28.824 13.294 12.897 300.050

Contoh Perhitungan : Caesalpinia pulcherrima Frekuensi (F) = =

plot

yang ditempati suatu spesies

seluruh

plot

X 100

2 X 100 =50 4

Frekuensi Relatif (FR) =

=

Frekuensi suatu spesies Frekuensi seluruh spesies

X 100%

50 X 100% =16.667% 300

Dominansi (D)

=

basal area per spesiesLuas area

=

290 .836 = 0.727 400

Dominansi Relatif (DR)

=

Dominansi suatu spesies X 100% seluruh dominansi

50

= Nilai Penting (NP) ZONA 100 METER

0.727 X 100% = 36. 133% 2.012

= Den. R + FR + Dom. R = 25.000 + 16.667 + 36. 133 = 77.800

Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai BatakanTtk I Quarter 0 1 2 3 II 4 0 1 2 3 III 4 0 1 2 3 IV 4 0 1 2 3 4 Nama Spesies Dipherocarpus phicata Dipherocarpus phicata Hibiscus tiliaceus Melaleuca cajuputi Bacaorea sp Bacaorea sp Dipherocarpus phicata Melaleuca cajuputi Neliuum ovalic Bacaorea sp Mangifera indica Psidium guajava Psidium guajava Terminalia catapa Mangifera indica Caesalpinia pulcherrima Caesalpinia pulcherrima Mangifera indica Mangifera indica Caesalpinia pulcherrima (Jumlah) 152.70 44.21 393.228 Jarak (m) 0 2.50 7.00 15.00 13.50 0 13.00 15.70 28.50 7.50 0 5.00 4.50 8.50 7.50 0 2.50 12.50 7.50 2.50 Keliling (m) 0.12 0.10 0.54 0.30 0.15 0.15 0.12 0.30 0.65 0.10 0.54 0.06 0.22 0.07 0.07 0.24 0.46 0.54 0.07 0.63 r (cover) (m) 2.50 2.10 3.65 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 3.00 1.60 4.50 0.83 0.28 1.25 0.40 2.50 2.50 4.50 0.40 2.70 Tinggi (m) 4.50 4.00 6.00 7.00 4.00 4.00 4.50 7.00 7.50 2.15 7.50 1.10 4.20 2.50 2.50 5.50 6.50 7.50 2.00 10.60 Basal Area (m) 19.625 13.847 41.833 19.625 12.560 12.560 19.625 19.625 28.260 8.038 63.585 2.163 0.246 4.906 0.502 19.625 19.625 63.585 0.502 22.891

Jarak rata-rata =

jarak ke 4 plot pohon

=

152 .7 = 7.635 20

51

Densitas mutlak

=

100 100 = = 58 .293 2 (Jarak rata - rata) (7.635 ) 2

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesiesNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Spesies Dipherocarpus phicata Hibiscus tiliaceus Melaleuca cajuputi Bacaorea sp Nelium ovalus Mangifera indica Psidium guajava Terminalia catapa Caesalpinia pulcherrima (Jumlah) pohon 3 1 2 3 1 4 2 1 3 20 dalam quarter 0.150 0.050 0.100 0.150 0.050 0.200 0.100 0.050 0.150 1.000 pohon/ 100 m 8.744 2.915 5.829 8.744 2.915 11.659 5.829 2.915 8.744 58.294 Densitas 0.008 0.003 0.005 0.008 0.003 0.010 0.005 0.003 0.008 0.053 Densitas relatif (%) 15.094 5.660 9.434 15.094 5.660 18.868 9.434 5.660 15.094 99.998

Contoh Perhitungan : Dipherocarpus phicata Jumlah dalam quarter =

pohon suatu spesies Quarter

=

3 = 0.150 20

Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X dalam quarter = 58.293 x 0.150 = 8.744 Densitas =

pohon suatu spesiesLuas area

=

3 = 0.008 400

Densitas Relatif

= =

Densitas suatu spesies X 100% Densitas

0.08 X 100% =15.094% 0.053

52

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai pentingNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Spesies Dipherocarpus phicata Hibiscus tiliaceus Melaleuca cajuputi Bacaorea sp Nelium ovalus Mangifera indica Psidium guajava Terminalia catapa Caesalpinia pulcherrima (Jumlah) Densitas 0.008 0.003 0.005 0.008 0.003 0.010 0.005 0.003 0.008 0.053 F 50 25 50 50 25 50 25 25 25 325 Dominansi 0.133 0.105 0.098 0.083 0.071 0.320 0.006 0.012 0.155 0.983 Den. R 15.094 5.660 9.434 15.094 5.660 18.868 9.434 5.660 15.094 99.998 FR 15.385 7.692 15.385 15.385 7.692 15.385 7.692 7.692 7.692 100.00 0 Dom. R 13.530 10.682 9.969 8.444 7.223 32.553 0.610 1.221 15.768 100.000 N.P. 44.009 24.034 34.788 38.923 20.575 66.806 17.736 14.573 38.554 299.998

Contoh Perhitungan : Dipherocarpus phicata Frekuensi (F) = = Frekuensi Relatif (FR) = Dominansi (D) =

plot

yang ditempati suatu spesies

seluruh

plot

X 100

2 X 100 =50 4

=

Frekuensi suatu spesies Frekuensi seluruh spesies

X 100%

50 X 100% =15.385 % 325

basal area per spesiesLuas area

=

53.097 = 0.133 400

Dominansi Relatif (DR) =

=

Dominansi suatu spesies X 100% seluruh dominansi

0.133 X 100% =13.530 % 0.983

53

Nilai Penting (NP) ZONA 200 METER

= Den. R + FR + Dom. R = 15.094 + 15.385 + 13. 530 = 44.009

Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai BatakanTtk I Quarter 0 1 2 3 II 4 0 1 2 3 III 4 0 1 2 3 IV 4 0 1 2 3 4 Nama Spesies Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Hibiscus tiliaceus Melaleuca cajuputi Hibiscus tiliaceus Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Melaleuca cajuputi Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Glyrisidia sp Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus Hibiscus tiliaceus (Jumlah) Jarak (m) 0 4.50 3.50 4.00 5.50 0 1.50 2.20 3.50 0.80 0 6.50 11.50 5.50 5.00 0 8.50 2.80 6.50 7.00 78.80 Keliling (m) 0.34 0.43 0.47 0.35 0.21 0.10 0.21 0.43 0.34 0.47 0.32 0.40 0.35 0.20 0.35 0.31 0.38 0.42 0.55 0.62 r (cover) (m) 1.20 2.60 2.10 1.80 0.95 0.65 2.40 2.60 1.20 2.10 1.30 3.00 2.50 1.50 2.00 1.80 2.30 1.20 2.20 2.50 37.90 Tinggi (m) 4.70 4.30 6.50 6.50 4.50 1.90 3.50 4.30 4.70 6.50 2.50 4.50 2.50 2.00 3.00 3.50 3.00 4.00 5.50 6.00 Basal Area (m) 4.522 21.226 6.594 18.312 2. 833 1.326 18.086 21.226 4.522 6.594 5.307 28.260 19.625 7.065 12.560 11.174 16.611 4.522 15.197 19.625 245.187

Jarak rata-rata = Densitas mutlak

jarak ke 4 plot pohon=

=

78 .80 = 3.94 20

100 100 = = 6.442 2 ( Jarak rata - rata) (3.94 ) 2

54

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesiesNo. 1. 2. 3. Nama Spesies Melaleuca cajuputi Hibiscus tiliaceus Glyrisidia sp (Jumlah) pohon 8 11 1 20 dalam quarter 0.400 0.550 0.050 1.000 pohon/ 100 m 2.577 3.543 0.332 6.452 Densitas 0.020 0.027 0.002 0.049 Densitas relatif (%) 40.816 55.102 4.082 100.000

Contoh Perhitungan : Melaleuca cajuputi Jumlah dalam quarter =

pohon suatu spesies Quarter

=

8 = 0.400 20

Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X dalam quarter = 6.442 x 0.400 = 2.577 Densitas =

pohon suatu spesiesLuas area

=

8 = 0.020 400

Densitas Relatif

= =

Densitas suatu spesies X 100% Densitas

0.020 X 100% = 40.816 % 0.049

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai penting

55

No. 1. 2. 3.

Nama Spesies Melaleuca cajuputi Hibiscus tiliaceus Glyrisidia sp (Jumlah)

Densitas 0.020 0.027 0.002 0.049

F 50 100 25 175

Dominansi 0.211 0.361 0.042 0.614

Den. R 40.816 55.102 4.082 100.00 0

FR 28.571 57.143 14.286 100.00 0

Dom. R 34.365 58.795 6.840 100.000

N.P. 103.752 171.040 25.208 300.000

Contoh Perhitungan : Melaleuca cajuputi Frekuensi (F) = = Frekuensi Relatif (FR) = Dominansi (D) =

plot

yang ditempati suatu spesies

seluruh

plot

X 100

2 X 100 =50 4

=

Frekuensi suatu spesies Frekuensi seluruh spesies

X 100%

50 X 100% = 28.571 % 175

basal area per spesiesLuas area

=

84 .322 = 0.211 400

Dominansi Relatif (DR) = Nilai Penting (NP)

=

Dominansi suatu spesies X 100% seluruh dominansi

0.211 X 100% = 34.365 % 0.614

= Den. R + FR + Dom. R = 40.816 + 28.571 + 34.365 = 103.752

Tabel Parameter Lingkungan

56

No 1 2 3 4 5

Parameter pH tanah Suhu udara (oC) Kelembaban tanah (%) Kelembaban udara (%) Kecepatan angin (m/s) i. ii. 6 7 Intensitas cahaya (Lux) Suhu tanah (oC) Maksimum Minimum

Kisaran 5,9 6,4 28 30 65 85 82 86 2,4 3,79 0,45 2,3 170 185 25 - 27

V.

ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 7

spesies pada zona 0 m ini yaitu: Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi, Terminalia catapa, Glyrisidia sp, Morinda sp, Psidium guajava, Hibiscus tiliaceus. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 0 meter) didominasi oleh Terminalia catapa karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.883 dari jumlah total dominansi 2.012, dengan kata lain tumbuhan Terminalia catapa ini memiliki penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Sedangkan jika dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Caesalpinia pulcherrima lebih mempunyai peranan penting dibandingkan dengan Terminalia catapa dan tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 77.800. Nilai frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies yaitu 50% meliputi Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi, Terminalia catapa, Glyrisidia sp, Morinda sp. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya. Untuk tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki nilai dominansi terendah yaitu 0.008 dari total dominansi 2.012, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan

57

yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu hanya 12.897 dari 300.000 Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 9 spesies pada zona 100 m ini yaitu: Dipherocarpus phicata, Hibiscus tiliaceus, Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp, Nelium ovalus, Mangifera indica, Psidium guajava, Ketapang, Caesalpinia pulcherrima. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 100 meter) didominasi oleh Mangifera indica karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.320 dari jumlah total dominansi 0.983, dengan kata lain tumbuhan Mangifera indica ini memiliki penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Mangifera indica lebih mempunyai peranan penting dibandingkan dengan tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 66.806. Nilai frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies yaitu 50% meliputi Dipherocarpus phicata, Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp, Mangifera indica. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya. Untuk tumbuhan Psidium guajava memiliki nilai dominansi terendah yaitu 0.006 dari total dominansi 0.983, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat kecil dari tanaman lainnya. Ditinjau dari segi nilai penting, maka tumbuhan Ketapang memiliki peranan yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu hanya 14.573 dari 299.998. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 3 spesies pada zona 200 m ini yaitu: Melaleuca cajuputi, Hibiscus tiliaceus, Glyrisidia sp. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 200 meter) didominasi oleh Hibiscus tiliaceus karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.361 dari jumlah total dominansi 0.614, dengan kata lain tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini memiliki penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini lebih

58

mempunyai peranan penting dibandingkan dengan tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 171.040. Nilai frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati spesies Hibiscus tiliaceus yaitu 100%, berarti tumbuhan ini dapat ditemukan pada tiap-tiap titik sampel. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya. Untuk tumbuhan Glyrisidia sp memiliki nilai dominansi terendah yaitu 0.042 dari total dominansi 0.614, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu hanya 25.208 dari 300.000. Dari hasil pengukuran parameter lingkungan, untuk pH tanah berkisar antara 5,9 6,4. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut bersifat asam. Menurut Agustina (1990), nilai pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman pada pH 6 7. Tumbuhan yang terdapat pada semua zona (zona 0 m, 100 m, 200 m) dapat tumbuh pada pH di luar kisaran optimum karena memiliki toleransi yang tinggi terhadap pH yang rendah. Suhu udara berkisar antara 28 30oC. Tumbuh-tumbuhan yang langsung terkena sinar matahari mempunyai batasbatas toleransi dengan suhu optimal 20 30oC (Fitter dan Hay, 1998). Berarti suhu pada kawasan tersebut masih dalam kondisi batas-batas toleransi tumbuhan, sehingga tumbuhan tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan suhu tanahnya mempunyai kisaran antara 25 - 27 oC. Intensitas cahaya berkisar antara 170 185 lux. Tidaklah umum diketahui bahwa sinar matahari dapat membatasi apabila intensitas penuh, demikian pula pada intensitas rendah (Odum, 1998). Kelembaban tanah mempunyai kisaran antara 65 85%. Menurut Odum (1998) kelembaban yang sejalan dengan temperatur dan sinar matahari mempunyai peranan dalam mengatur kegiatan-kegiatan organisme dan dalam membatasi penyebarannya. Selain itu juga mempengaruhi pembentukan tanah, humus, kehidupan di dalam tanah dan perkecambahan biji (Masud, 1984).

59

Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 82 86%. Odum (1998) mengatakan bahwa kelembaban udara optimum berkisar antara 80 98%. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut mempunyai kelembaban udara yang optimum. Kecepatan angin maksimum berkisar antara 2,4 3,79 m/s sedangkan kecepatan angin minimum berkisar antara 0,45 2,3 m/s. Hardjosuwarno (1990) menjelaskan bahwa masing-masing spesies tumbuhan mampu hidup baik dan berhasil memperbanyak diri kalau tumbuhan dalam kisaran kondisi lingkungan tertentu (misalnya kecepatan angin). Menurut Polunin (1990). Kecepatan angin membantu dalam hal pemencaran suatu tumbuhan sehingga spesies-spesies tumbuh. VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan : 1. Pada zona 0 m, tumbuhan Terminalia catapa memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman lainnya jika dilihat dari fungsinya bagi lingkungan sekitar hutan. Sedangkan jika dilihat dari manfaatnya bagi masyarakat sekitar maka tumbuhan Caesalpinia pulcherrima memiliki peranan yang lebih besar. 2. Pada zona 100 m, tumbuhan Mangifera indica memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar. 3. Pada zona 200 m, tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar. 4. Berdasarkan pengukuran parameter lingkungan dapat diketahui bahwa semua tumbuhan yang ditemukan pada zona 0 m, 100 m, 200 m dapat hidup dengan baik pada kisaran pH antara 5,9 6,4, suhu udara 28-30 0C, kelembaban tanah 6585%, kelembaban udara 82- 86%, kecepatan angina maksimum berkisar antara 2,4-3,79 m/s dan kecepatan angin minimum antara

60

0,45-2,3 m/s, intensitas cahaya antara 170-185 Lux, dan suhu tanah berkisar antara 25-27 0C.

61