KTI.pdf

77
1 xii PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L) KARYA TULIS ILMIAH NUR AMALIAH AKHMAD SMA KELAS KHUSUS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SULAWESI SELATAN 2009

Transcript of KTI.pdf

Page 1: KTI.pdf

1

xii

PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP

PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU

(Phaseolus radiatus L)

KARYA TULIS ILMIAH

NUR AMALIAH AKHMAD

SMA KELAS KHUSUS

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

SULAWESI SELATAN

2009

Page 2: KTI.pdf

2

xii

PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP

PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU

(Phaseolus radiatus L)

Karya Tulis Ilmiah

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

Ujian Akhir Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )

Program Studi

Ilmu Pengetahuan Alam

Disusun dan Diajukan Oleh

NUR AMALIAH AKHMAD

Kepada

SMA KELAS KHUSUS

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

SULAWESI SELATAN

2009

Page 3: KTI.pdf

3

xii

Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU

(Phaseolus radiatus L)

Disusun dan Diajukan Oleh

NUR AMALIAH AKHMAD

Nomor Induk Siswa : 1524

Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Pada tanggal 6 Maret 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. M . Busrah Drs. Abduh Makka ,M.Pd Nip . 131416379 Nip . 130539027

Mengetahui

Penanggung Jawab Akademik SMA Kelas Khusus LPMP

Drs. Abduh Makka , M.Pd Nip .130539027

Page 4: KTI.pdf

4

xii

M O T T O

Ketekunan , Kesabaran dan Doa

Adalah kunci dari segala kesuksesan

Kupersembahkan Karya ini

kepada Ayahanda dan Ibundaku tersayang

Sepanjang Masa dan Adik – adikku

tercinta dan tersayang .

Page 5: KTI.pdf

5

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan

dengan tepat waktu .

Hal yang mendasari permasalahan ini muncul dari informasi yang

menyatakan bahwa limbah detergen mempu menjadi salah satu pupuk alternative

bagi tumbuhan. Oleh karena itu penulis ingin membuktikan hal tersebut dengan

membandingkan penggunaan limbah detergen dalam pertumbuhan kecambah, agar

kontroversi yang beredar ditengah masyarakat dapat terpecahkan dengan adanya

penelitian ini . selain itu , Karya tulis ilmiah ini juga disusun sebagai salah satu syarat

dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah tahun Ajaran 2008 /

2009.

Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam penyusunan karya Tulis

Ilmiah ini , namun berkat bantuan berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan sebagimana mestinya , baik bantuan materi, pengetahuan ,fisik ,

psikologis ,semangat dan masih banyak lagi bantuan yang di berikan oleh pihak –

pihak yang begitu tulus membantuku , Oleh karena itu penulis mengucapkan Terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada :

Page 6: KTI.pdf

6

xii

1. Ayahanda ku Drs. Akhmad Jamaluddin dan Ibunda ku tersayang

Dra. Hj.St.Nur Laelah , yang telah memberiku semangat,bimbingan dan

perhatian dalam perjalananku dalam meraih sukses.

2. Adik – Adik tersayangku , Nur Alimah dan Nur Alfiah , yang selalu menjadi

penghimbur dan penyemangatku dalam penyusunan karya tulis ini .

3. Kepada kanda Makmun,S,Si. Yang telah membimbingku dalam proses uji

laboratorium.

4. Kepada Kepala Sekolahku bapak Drs.H. Anwar Mukhtar L,M.M dan guru –

guruku di SMAN 1 Barru yang telah mendukung dan menyemangatiku.

5. Kepada teman – temanku XII IPA 1 SMAN 1 Barru, dan teman – teman di

LPMP yang telah memberikan semangat dalam penulisan KTI ini .

6. Kepada bapak Drs. M.Busrah , Drs.Abduh Makka , M.Pd, dan ibu Nur

Dewi,S.Si. yang telah meluangkan waktunya dalam membimbingku dalam

peroses penyusunan karya tulis ini .

Walaupun Karya Tulis Ilmiah ini telah di susun dengan usaha semaksimal

mungkin , namun masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Karya Tulis ini ,

bahkan bisa dikatakan masih sangat jauh dari kesempurnaan , Oleh karena itu penulis

dengan hati yang lapang mengharap Krtik dan saran demi kesempurnaan karya tulis

ini dalam penyusunan berikutnya .

Makassar , 1 Maret 2009

Penulis

Page 7: KTI.pdf

7

xii

ABSTRAK

NUR AMALIAH . Pengaruh Limbah Detergen Terhadap Pertumbuhan

Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L).( di bimbing oleh M.Busrah dan

Abduh Makka )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk melihat perbedaan

tinggi batang yang di berikan penyiraman limbah detergen ( 2 ) Untuk mengetahui

apakah ada pengaruh dari limbah detergen terhadap perkembangan kecambah

Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium kimia dasar Fakultas MIPA

UNHAS Pada tanggal 9 Februari sampai tanggal 14 Februari 2009 . Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research ( Metode Kepustakaan ) dan

Field Research ( Metode Obserfasi / Penelitian ) . Dengan memperbandingkan

pertumbuhan kecambah yang diberikan perlakuan berbeda , wadah A ( 1,2,3 ) diberi

penyiraman air , wadah B ( 1,2,3 ) diberi penyiraman limbah detergen CNI DT 88

dan wadah C ( 1,2,3) diberi penyiraman limbah detergen BOOM.

Hasil yang didapatkan ternyata pertumbuhan kecambah yang diberikan

air lebih cepat dibandingkan menggunakan limbah detergen namun pertumbuhan

kecambah yang diberikan limbah detergen CNI DT 88 lebih cepat dibandingkan

menggunakan penyiraman menggunakan detergen BOOM.

Page 8: KTI.pdf

8

xii

M O T T O

Ketekunan , Kesabaran dan Doa

Adalah kunci dari segala kesuksesan

Kupersembahkan Karya ini

kepada Ayahanda dan Ibundaku tersayang

Sepanjang Masa dan Adik – adikku

tercinta dan tersayang .

Page 9: KTI.pdf

9

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. ii

MOTTO……………………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv

ABSTRAK …………………………………………………………………... vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xii

BAB I . PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 3

Page 10: KTI.pdf

10

xii

BAB II ,TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 4

A. Limbah ……………………………………………………………. 4

1. Limbah organic ………………………………………………. 4

2. Limbah anirganik ……………………………………………. 5

3. Limbah pabrik………………………………………………… 6

4. Limbah rumah tangga…………………………………………. 6

5. Limbah industri ……………………………………………… 6

B. Detergen…………………………………………………………… 6

1. Kandungan detergen………………………………………….. 7

2. Klasifikasi detergen menurut Kandungan gugus aktifnya ….. 9

3. Dampak negative detergen …………………………………… 10

C. Pertumbuhan……………………………………………………… 11

D. Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan……………………………… 14

1. Faktor Internal ……………………………………………… 14

2. Faktor Eksternal ……………………………………………… 18

E. Kecambah ……………………………………………………… 23

1. Fase Embryonis ……………………………………………… 23

2. Fase Muda ( Juveni / Vegetatif ) …………………………….. 24

F. Kacang Hijau …………………………………………………….. 25

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………… 27

Page 11: KTI.pdf

11

xii

A. Metode Penelitian………………………………………………… 27

B. Defenisi Operasional dan Pengukuran variable ………………….. 28

C. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 28

D. Tekhnik Pengumpulan Data ……………………………………… 30

E. Tekhnik Analisa Data ……………………………………………. 31

BAB IV . HASIL dan PEMBAHASAN ……………………………………. 33

A. Tinggi Batang Kecambah………………………………………… 33

B. Pengaruh Limbah Detergen………………………………………… 39

BAB V. PENUTUP ………………………………………………………… 41

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 41

B. Saran – Saran……………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 43

LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………………. 45

RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………. 59

Page 12: KTI.pdf

12

xii

DAFTAR TABEL

Nomsor Judul Halaman

1 . Jenis Unsur Makro beserta Fungsi dan Penyakit Akibat

Defiensi ,……………..…………………………………………

20

2 . Jenis Unsur Mikro Beserta Fungsi dan Penyakit Akibat

Defiensi …………………………………………………………

22

3 . Tinggi Kecambah Setelah diberikan Penyiraman yang

Berbeda …………………………………………………………

32

Page 13: KTI.pdf

13

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Grafik Pertumbuhan Kecambah Pada hari pertama………………… 33

2 Grafik Pertumbuhan Kecambah Pada hari ke dua………………… 33

3 Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari ke tiga………………… 35

4 Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari ke empat ……………. 36

5 Grafik Pertumbuhan kecambah pada hari ke lima ……………… 37

6 Tinggi Kecambah pada hari ke – 5 ……………………………..... 39

7 Kecambah Yang di beri limbah CNI DT 88……………………… 40

8 Kecambah yang di beri limbah BOOM…………………………… 41

Page 14: KTI.pdf

14

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Uji Kandungan Fosfat ……………………………………………... 43

2 Hasil Pengamatan Uji Kandunga Fosfat…………………………… 47

3 Foto Uji Laboratorium di UNHAS ……………………………….. 49

4 Foto Pertumbuhan kecambah……………………………………… 53

Page 15: KTI.pdf

15

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Zaman , ilmu pengetahuan dan

teknologi pun meningkat pula sehingga menimbulkan dampak terhadap

kehidupan masayarakat termasuk hobbi dalam perawatan tanaman.Utamanya

dalam bidang perawatan tanaman , termasuk di dalamnnya pengcangkokan

tanaman , atau penyilangan tanaman.Utamanya para ibu – ibu rumah tangga

yang menjadikan tenaman sebagai salah satu hobby diantara kesibukannya

yang lain .

Banyak hal yang akan di lakukan oleh para ibu rumah tangga dalam

merawat tanamannya , ada yang menggunakan tekhnologi modern , ada yang

merawat tanamanya dengan menggunakan cara tradisional , bahkan ada pula

yang merawat tanamannya dengan menganut mitos- mitos tertentu .

Tapi lain halnya dengan masyarakat yang betul – betul paham

dengan dunia tanaman , ia akan merawat tanamannya dengan menggunakan

bahan alami dan di selingi dengan pemakaian pupuk. Apakah itu pupuk

organic , pupuk buatan atau semacam pupuk yang mengandung senyawa

Page 16: KTI.pdf

16

xii

kimia. Kita juga sudah tau sudah banyak yang beredar jenis pupuk di tengah –

tengah masyarakat , Ada Urea,ZA , pupuk organik

Tapi , yang kini marak di tengah masyarakat adalah Limbah sabun

cuci yang dapat di jadikan siraman tanaman , yang katanya dapat

menyuburkan tanaman , entah itu informasi dari pabrik , atau informasi yang

di dapatkan dari salah satau konsumen yang tidak sengaja membuang limbah

air sabun cucinya ke tanaman , sehingga hal itu masih menjadi perdebatan di

lingkungan masyarakat .

Oleh karena itu , penulis tertarik mengangkat judul “Pengaruh

Limbah Detergen Terhadap Pertumbuhan Kecambah “, Agar kontrofersi yang

ada di masyarakat dapat terpecahkan dengan adanya pembuktian nyata dari

penelitian ini .Oleh karena itu penulis memberanikan diri mengangkat dan

menyusun judul tersebut dalam bentuk karya ilmiah .

B. Rumusan Masalah

Dari uaraian Latar belakang diatas dapat di rumuskan beberapa

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah ada pengaruh limbah detergen terhadap pertumbuhan tinggi

kecambah ?

2. Apakah ada pengaruh dari kandungan fosfat limbah detergen terhadap

pertumbuhan kecambah ?

Page 17: KTI.pdf

17

xii

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah meliputi dari bebera[a hal ;

1. Untuk melihat perbedaan tinggi batang yang di berikan penyiraman

limbah detergen

2. . Untuk mengetahui apakah ada pengaruh limbah fosfat dari limbah

detergen terhadap perkembangan kecambah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari Penelitian ini adalah :

1. Agar kontrofersi yang beredar di tengah masyarakat dapat di buktikan

secara nyata .

2. Sebagai salah satu sarana pelengkap pembelajaran dalam bidang ,

tekhnologi , sains, maupun ekonomi .

3. Sebagai dasar pelaksanaan percobaan yang sederhana bagi para

pembaca yang mempunyai manfaat yang sangat besar .

Page 18: KTI.pdf

18

xii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah

Jumlah industri untuk menghailkan berbagai macam produk , guna

memenuhi kebutuhan manusia padda saat ini semakin meningkat . Limbah

pada dasarnya yang dihasilkan dari industri rumah tangga atau industri pabrik

belum begitu banyak di manfaatkan oleh mayarakat.

Menurut Sugiharto ( 1987 ) air limbah adalah kotoran yang berasal

dari masyrakat dan rumah tangga dan juga berasal dari ndustri , air tanah , air

permukaan , serta buangan lainnya.

Arianto Sam . ( 2004 ) Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran

yang di hasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik –

pabrik .Limbah juga dapat diartikan sebagai bahan yang tidak mempunyai

nilai atau tidak ada harganya.

Berdasarkan asalnya , limbah di kelompokkan menjadi 2 yait :

1. Limbah Organik

Limbah ini terdiri atas bahan – bahan yang bersifat organic

seperti dari kegiatan rumah tangga , kegiatan industri .Limbah ini juga

bisa dengan mudah di uraikan melalui proses yang alami.Limbah ini

mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap

Page 19: KTI.pdf

19

xii

kedalam tanah , dasar sungai , danau serta laut .Dari limbah yang

dihasilkan ada yang mempunnyai daya racun tinggi misalnya : sisa obat ,

betray bekas , dan air aki .Limbah tersebut tergolonng (B3) yaitu Bahan

Berbahya dan Beracun , sedangkan limbah air cucian , limbah kamar

mandi , dapat mengandung bibit penyakit atau pencemar biologis .

2. Limbah Anorganik

Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah

pertambangan .limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang

tidak dapat di uraikan dan tidak dapat di perbaharui .Air limbah industri

dapat mengandung berbagai jenis bahan onorganik , zat – zat tersebut

adalah :

a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat , magnesium clorida yang

berasal daaari kegiatan pertambangann dan insudtri .

b. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri

pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.

Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah

tangga sepertii botol plastik , botol kaca , tas plastik , kaleng dan

aluminium.

Berdasarkan sumbernya limbah di kelompokkan menjadi 3 bagian ,

sebagai berikut :

Page 20: KTI.pdf

20

xii

a. Limbah Pabrik

Limbah ini bisa dikategorikan sebgai limbah yang berbahaya

karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun , pada umumnya

limbah ini di buang di sungai sekitar tempat tinggal masyarakat, dan tak

jarang masyarakat menggunakan kembali air sungai untuk kebutuhan

sehari – harinya.

b. Limbah Rumah Tangga

Limbah Rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh

kegaitan rumah tangga , limbah ini bisa berupa sisa – sisa sayuran , kertas

dan lainnya lagi .Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal

dari sisa obat dan aki

c. Limbah Industri

Limbah ini di hasilkan atau berasal dari produksi pabrik atau

perusahaan tertentu.zat ini mengandung zat berbahaya anorganik dan

senyawa organic , jika zat – zattersebut masuk ke perairan maka akan

menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup

pengguna air tersebut.

B. Detergen

Detergen hal yang tidak bisa di hilangkan dari kehidupan sehari - hari

manusia.Mulai dari industri hingga rumah- rumah menggunakan detergen

Page 21: KTI.pdf

21

xii

untuk membersihkan peralatan rumah tanggannya.Selain harganya yang

trjangkau kwalitas detergen dalam membersihkan pun sudah di percaya oleh

semua orang.

Detergen merupakan pembersih sintetis yang tetrbuat dari bahan –

bahan turunan minyak bumi. Detergen juga merupakan buah kemajuann

tekhnologi yang memenafaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan

minyak bumi , ditambah bahan kimia lainnya seperti fosfat , silikat, bahan

pewarna dan bahan pewangi . Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun

, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang

lebih baik serta tidak berpengaruh terhadap kesadahan air.( Author .2009 )

Di tahun 1960-an, detergen generasi awal muncul menggunakan bahan

kimia pengaktif permukaan (surfaktan) , Alkil Benzene sulfonat (ABS) yang

mampu menghasilkan busa , namun karena sifat ABS yang sulitt di urai oleh

mikroorganisme di permukaan tanah , akhirnya di gantikan dengan senyawa “

Linier Alkil Sulfonat ( LAS) yang di yakini relative lebih akrab dengan

lingkungan.

1. Kandungan Detergen

1. Surfaktan ( surface active agent ) merupakan zat aktif permukaan yang

mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile ( suka air ) dab

hydrophobe ( suka lemak ) .bahan aktif inii berfungsi menurunkan

Page 22: KTI.pdf

22

xii

tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang

menempel pada permukaan bahan .Secara garis besar , terdapat empat

kategori surfaktan yaitu :

a. Anionic : alkil Benzene sulfonate , Linier alkil Benzene Sulfonate (

LAS), Alpha Olein Sulfonate ( AOS ) .

b. Kationik : Garam ammonium

c. Non ionic : Nonyl phenol Polythoxyle

d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

2. Builder ( pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari

surfaktan dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air.

a. Phosphates ; Sodium Tri poly phosphate ( STTP )

b. Acctates :

3. Filler ( pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak

mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci , tetapi menambah

kuantitas.

4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk

lebih menarik , misalnya pewangi , pelaarut , pemutih , pewarna

dst.tidak berhubungn langsung dengan daya cuci detergen.Additives

dii tambahkan lebih untuk maksud komersial produk.

Contoh : Enzyme , Borax,sodium Chloride ,carbox Methyl Cellulose (

CMC )

Page 23: KTI.pdf

23

xii

2. Klasifikasi Detergen Menurut Kandungan Gugus Aktifnya

a. Detergen jenis Keras

Detergen jenis Keras sukar di rusak oleh

mikroorganisme meskipun bahan tersebut di buang, akibatnya zat

tersebut masih aktif .Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air .

Contohnya : Alkil Benzena Sulfonat ( ABS )

Proses pembuatan ABS ini adalah denga mereaksikan

Alkil Benzena dengan belerang Trioksida , asam sulfat pekat atau

oleum .reaksi ini menghasilkan alkil benzene Solfonat .Jika di pakai

dodekil benzene maka persamaan reaksinya adalah :

C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H

( Dodekil Benzena Sulfonat )

Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga

di hasilkan natrium Dodekil Benzena Sulfonat .

b. Detergen Jenis Lunak

Detergen jenis lunak , bahan penurun tegangan permukaan

mudah di rusak oleh mikroorganisme , sehingga tidak aktif lagi

setelah di pakai .

Contoh : Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat ( LAS ).

Page 24: KTI.pdf

24

xii

Proses pembuatan ( LAS ) adalah dengan mereaksikan Lauril

Alkohol dengan Asam Sulfat Pekat menghasilkan asam Lauril dengan

reaksi ;

C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2O

Asam Lauril Sulfat yang terjadi di netralisasikan dengan

larutaah NaOH sehingga di hasilkan natrum Lauril Sulfat .

c. Dampak Negatif Detergen

Detergen yang di kenal mampu membersihkan noda di

pakaian , ternyata mempunyai dampak yang sangat berbahya bagi manusia

, Harus diakui bahwa detergen banyak mengandung bahan kimia yang

sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar ,

hilangnya kelembaban alami yang ada,mempunyai pengaruh langsung dan

tidak langsung kepermukaan kulit dan meningkatkan permeabilitas

permukaan luar . Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia

hanya mampu toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungann 1

% LAS dan AOS , dengan akibat iritasi ‘ sedang ‘ pada kulit .Surfaktan

kationik bersifat toksik .

jika tertelan , bahan surfaktan yang terdapat dalamm detergen

dapat membentuk Chlorbenzene dengan senyawa klorida yang terdapat

pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene

Page 25: KTI.pdf

25

xii

merupakan ssenyawa kimia yang bersifat racun dan berbahya bagi

kesehatan.

C. Pertumbuhan

Pertumbuhan ( growth ) adalah dapat diartikan sebagai perubahan

secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (

irreversible) bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian

tanaman akibat adanya penambahan unsure – unsure structural yang baru

peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat

pembelahan dan pembesaran sel . ( Staf Ilmu tanaman ,2009)

Perkembangan (development ) diartikan sebagai :Proses perubahan

secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagian-

bagiannya.Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi

pertumbuhan, diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya : perubahan dari

fase vegetatif ke generative Diferensiasi adalah Suatu situasi dimana sel-sel

meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ

tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya.Merupakan

proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain

menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi,

maupun struktural) Misalnya : pembentukan jaringan xylem dan phloem.

Morfogenesis merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi

pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya

Page 26: KTI.pdf

26

xii

organ.Misalnya pembentukan daun, buah, batang, bunga, akar. Sel

meristematik adalah : sel muda yang Jaringan meristematik : suatu

jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah

Pertumbuhan Tanaman (growth) ditunjukkan oleh pertambahan

ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik.Pertambahan ukuran sel

mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas

permukaan. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan

peristiwa yang meliputi antara lain pembentukan karbohidrat (proses

fotosintesis), proses absorbs translokasi,metabolisme, respirasi. Pertumbuhan

tanaman terjadi manakala ada sel-sel dan atau jaringan meristem yang masih

aktif. Adapun letak pertumbuhan tanaman (letak jaringan meristem) adalah

pada : Ujung suatu organ (Meristem apical) Meristem apical biasanya tetap

bersifat embryionik dan mampu tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas,

sehingga disebut juga Indeterminate meristem. Misalnya : pada ujung batang,

ujung akar.

Meristem lateral yang berkaitan dengan pertumbuhan membesar

Misalnya : pada jaringan kambium, jaringan kambium gabus (fellogen)

Meristem intercalary yaitu meristem yang terletak antara daerah-daerah

jaringan yang telah terdiferensiasi. Meristem seperti ini kebanyakan terdapat

pada familia Gramineae. Pada organ-organ tumbuhan lain, misalnya bunga,

akar, buah, pola pertumbuhannya agak berbeda dengan batang dan hanya

Page 27: KTI.pdf

27

xii

bersifat embryionik dalam jangka waktu tertentu, sehingga disebut

Determinate meristem.

Perkembangan Tanaman (development) merupakan suatu

kombinasi dari sejumlah proses yang kompleks, yaitu proses pertumbuhan

dan diferensiasi yang mengarah pada kumulasi berat kering tanaman.

Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu

1. Hasil asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk

dapat dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolism.

2. Temperatur yang menguntungkan

3. Terdapat sistem enxzym yang tepat untuk memperantarai proses

diferensiasi.

Fase-Fase Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Menurut

Michurin, secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi

dalam 4 (empat) fase, yaitu :

1. Fase Embryonis

2. Fase Muda (Juvenil/Vegetatif)

3. Fase Dewasa(Mature/Reproduktif/Generatif)

4. Fase Menua dan Aging (Senil/Senescence)

Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya

embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan

pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel.Fase embryonis tidak

Page 28: KTI.pdf

28

xii

terlihat senyara nyata (tidak tergambar dalam kurve) dalam pertumbuhan

tanaman,karena berlangsungnya di dalam biji.

D. Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan

1. Faktor Internal

a. Faktor Genetis ( Enzim )

Selain untuk melarutkan makanan , air yang diserap

oleh tanaman juga berfungsi ssebagai penginduksi ektifitas enzim

hidrolik .

Enzim metabolic merupakan protein yang berfungsi

untuk mengatur laju metabolisme , Oleh karena itu enzim juga

merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan .

b. Faktor Fisiologis

Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan banyak hormon

dan vitamin .Hormon dan vitamin memiliki fungsi spesifik pada

setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan .

a. Auksin

Berperan dalam memacu proses pemanjangan sel yang

dihasilkan pada bagian koleoptil ( titik tumbuh ) pucuk tumbuhan.

Fungsinya :

Page 29: KTI.pdf

29

xii

o Merangsang cambium untuk membentuk xylem floem

o Memelihara elastisitas dinding sel .

o Membentuk dinding sel primer .

o Menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun .

o Membantu proses partenokrapi ( proses pembuahan tanpa

penyerbukan ) .

b. Giberelin

Pertama kali di isolasi dari jamur Giberrella fujikuro ,

terbagi atas giberelin A , Geberelin A2 dan Giberelin A3 yang

struktur molekul dan fungsinnya sangat spesifik .

Fungsinya :

o Bekerja sama ( sinergis ) dengan hormon auksin .

o Merangsang pembentukan enzim pada endosperm ( cadangan

makanan ) menjadi senyawa glukosa .

o Merangsang pembentukan serbuk sari ( polen ) .

o Memperbesar ukuran buah .

o Mengakhiri masa dormansi pada biji .

o Merangsang pertumbuhan akar padaaa konsentrasi tinggi .

o Apabila di berikan pada tanaman kerdil , maka tanaman itu

akan tumbuh kembali .

Page 30: KTI.pdf

30

xii

c. Ehlen

Jika konsentrasi lebih tinggi dari auksin dan giberelin , dapat

menghambat pertumbuhan batang , akar dan bunga .

o Berperan dalam proses pemantangan buah dan kerontokan

daun .

o Bila konsentrasinya sama dengan auksin , maka dapat

merangsang pertumbuhan bunga .

d. Sitokinin

Pertama kali di temukan pada tembakau dan di sebut

kinetin.Sitokinin juga terdapat pada jagung dan di sebuut zeatin .

Fungsi ;

o Berperan ddalam pembelahan sel ( sitokinesis ) .

o Merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan

cabang akar dan batang dan menghambat dominansi apical .

o Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk .

o Memperbesar daun muda .

o Mengatur pertumbuhan / pembentukan bunga dan buah .

o Mengambat proses penuaan dengan cara merangsang proses

serta transportasi garam – garam mineral dan asam amino ke

daun .

Page 31: KTI.pdf

31

xii

e. Asam Abisat ( ABA )

Merupakan senyaawa inhibitor ( penghambat ) yang

bekerja anntagonis ( berlawanan ) dengan auksin dan giberalin .

Berperan dalam proses penuaan dan gugurnnya daun .

Fungsinya :

o Mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan yan

buruk ( kekurangan air ) atau cara dormansi .

o Menjaga kesetimbangan air .

f. Kalin

Berperan dalam proses organogenesis

Pengelompokannya :

o Rizokalin berperan pertumbuhan akar

o Kaulokalin pembentukan batang

o Filokalin berperan pembentukan daun

o Antokalin berperan pembentukan bunga

g. Asam traumalin

Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan

mengalami kerusakan jaringan.

Selain hormon , vitamin juga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan , contohnya :

o Riboflavin ( B12 )

Page 32: KTI.pdf

32

xii

o Asam askorbat ( C )

o Tiamin ( Vit B )

o Dindoksin ( Vit B6 )

o Asam nikotinat

Berperan dalam proses pemnetikan hormon yang berfungsi

sebagai koenzim ( komponen non – protein untuk mengaktifkan enzim

)

2. Faktor eksternal

a. Temperatur

Mempengaruhi proses fotosintesis , respirasi dan transpirasi

pada tumbuhan , temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembanngan tanaman berbeda – beda . Temperatur yang sesuai

itulah yang di sebut temperature minimum.

b. Cahaya matahari

Mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahanya

matahari sangat menentukan proses fotosintesis tumbuhan .tanaman

yang kekurangan cahaya matahari dapat ,mengalami etiolasi

Respon tumbuhan priode penyinaran cahaya matahari di

sebut fotopenodisme . Berdasarkan tumbuhan terhadapa periode

penyinaran , tumbuhan dibagi menjadi :

1. Tumbuhan yang berhari pendek ( short – day plant )

Page 33: KTI.pdf

33

xii

2. Tumbuhan yangberhari panjang ( long –day plant )

3. Tumbuhan berhari netral ( neutral – day plant )

c. Air ,PH dan Oksigen

Fungsi air terhadap tumbuhan :

1. Menentukan laju fotosintesis

2. Sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan .

3. Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada didalam

tanah .

4. Mengedarkan hasil – hasil fotosintesis ke seluruh bagian

tumbuhan .

5. Sebagai medium reaksi kimia .

Faktor derajat keasaman ( pH) yang mempengaruhi

pertumbuhan adalah pH tanah , pH tanah di tentukan oleh jenis tanah

Oksigen merupakan factor pembatas pada setiap organisme

dan konsentrrasi oksigen oleh medium tempat tumbuh berbeda .

d. Nutrisi

Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidup

.nutrisi yang di butuhkan dalam jumlah banyak di sebut unsur Makro

dan nutrisi yang di butuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut

unsur mikro .

Page 34: KTI.pdf

34

xii

Tabel 1 . jenis unsure makro beserta fungsi dan penyakit akibat defiensi

Unsur makro Fungsi Penyakit Akibat Defiensi

Karbon ( C )

Oksigen ( O )

Hydrogen ( H )

Bahan dasar untuk foto

sintesis

Pertumbuhan terhambat :

metabolism terhambat dan

tumbuhan akan mati

Nitrogen Komponen protein ,

asamnukleat, koenzim,dan

klorofil

Pertumbuhan

terhambat : daun yang

muda berwarna hijau

pucat: dengan daun – daun

yang tua berwarna kuning

serta gugur ( penyakit ini

di sebut klorosis

Kalium Mengaktifkan enzim ,

mengatur keseimbangan

kelarutan air dan

empengaruhi osmosis

Pertumbuhan

lambat : daun – daun yang

tua menggulung , terdapat

bercak – bercak ; tepi daun

hangus dan tumbuhan

menjadi lemah / mudah

roboh

Kalsium Mengatur beberapa fungsi

sel yang menguatkan

dinding sel

Daun tidak berbentuk

;tunas ujung mati dan

pertumbuhan akar

terhambat

Fosfor ( P ) Komponen asam

nukleat,fosfolipid,dan

ATP

Berkas pembuluh

berwarna

keunguan;pertumbuhan

Page 35: KTI.pdf

35

xii

terhambat buah dan biji

yang dihasilkan lebih

sedikit

Magnesium ( Mg ) Komponen klorofil dan

mengaktifkan bebrapa

enzim

Klorosis dan ddaun – daun

berguguran ; pembelahan

sel terganggu

Sumber . Biologi kelas 3 SMA dan MA halaman 14-15 .( ESIS ) .

Fungsi nutrisi dan defesiensi yang timbul akibat kekurangan unsure

mikro

Page 36: KTI.pdf

36

xii

tabel

2 .

jenis unsur makro beserta fungsi dan penyakit akibat defesiensi

Unsure mikro Fungsi Penyakit akibat

defesiensi

Klor Mengatur pertumbuhan

akar dan batang serta

mengatur fotolisis.

Layu,klorosis,dan

beberapa daun mati.

Besi Mengatur sintesis

protein dan transport

elektron

Klorosis: dan terbentuk

jalur-jalur berwarna

kuning serta hijau pada

rumpu-rumput.

Page 37: KTI.pdf

37

xii

Sum

ber .

Biol

ogi

kelas

3

SM

A

dan

MA

hala

Boron Mengatur

perkecambahan,

pembungaan,

pembuahan,

pembelahan sel dan

metabolism nitrogen

Pertumbuhan tunas

terhenti. Cabang-

cabang kateral mati:

daun menebal dan

kriting serta menjadi

rapuh.

Mangan Sintesis klorofil dan

pengaktifan ko-enzim

Berkas pembuluh

berwarna gelap, tetapi

warna daun memutih

dan gugur.

Seng Mengatur pembentukan

auksin, kloroplas, dan

amilum, serta

komponen enzim

Klorosis, daun

berwarna merah tua dan

berakar normal

Tembaga Komponen beberapa

enzim

Klorosis: bintik-bintik

pada daun yang sudah

mati dan pertumbuhan

terhambat

Molibdenum Bagian dari enzim yang

digunakan dalam

metabolisme nitrogen

Daun hijau pucat dan

menggulung.

Page 38: KTI.pdf

38

xii

man 14-15 .( ESIS ) .

E. Kecambah

Kecambah merupakan tumbuhan ( sporofit ) muda yang baru

saja berkembang dari tahap embriotik di dalam biji. Tahap perkembangan ini

di sebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan

tumbuhan. ( Anonim .2009. http://www.google.com / )

A. Fase Embryonis

Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai

terjadinya embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote

diikuti dengan pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel.

Fase embryonis tidak terlihat sencara nyata (tidak tergambar dalam

kurve) dalam pertumbuhan tanaman,karena berlangsungnya di dalam

biji.

B. Fase Muda (Juveni//Vegetatif)

Fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah,tumbuh

menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang

pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau

berbuah yang pertama.Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang

Page 39: KTI.pdf

39

xii

komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis,dan

biokimia.

Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Imbibisi Yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit

benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma.

2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm

3. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym.(

amilase, protease, lipase)

- Karbohidrat dirombak menjadi glukosa, Gibberellin mengaktifkan

produksi enzim α amilase

- Protein dirombak menjadi asam amino

- Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.

4.Translokasi makanan ke titik tumbuh Setelah penguraian bahan-

bahan karbohidrat, protein,dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang

terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh.

5. Pembelahan dan pembesaran sel Assimilasi dari bahan-bahan yang

telah diuraikan tadi didaerah meristematik menghasilkan energi

bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel

baru.

6. Munculnya radikel dan plumula Akhirnya radikel dan plumula

muncul dari kulit benih.

Page 40: KTI.pdf

40

xii

F. Kacang Hijau

Kacang hijau , merupakan jenis kacang – kacangan yang tidak asing

lagi di kehidupan kita bahkan sangat gampang kita temui . (Anonim ,2009.

http://www.google.com/ )

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.

G. Fosfat

Page 41: KTI.pdf

41

xii

Fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari 1 atom

fosforus dan empat oksigen dan bentuk ionik dia membawa sebuah -3

muatan formal dan dinotasikan PO43-. ( anonim , 2009 .

http://www.wikipedia.com/ )

BAB III

METODE PENELITIAN

Page 42: KTI.pdf

42

xii

A. Metode Penelitian

Penelitian pemanfaatan limbah detergen dalam perawatan tanaman

di lakukan secaras “ Biologis “ artinya metode penggunaan limbah detergen

ini dapat di kerjakan oleh siapa saja , mengingat prosedur dan peralatan yang

di perlukan sangat sederhana sehingga memungkinkan untuk di lakukan di

rumah tangga , terutama di tujukan kelurga dan rumah tangga modern yang

dikota.

Hasil limbah detergen dapat diuji secara langsung , dimana penulis

melakukan uji coba limbah detergen ini terhadap pertumbuhan kecambah

kacang hijau. Karena pengujiannya sedeehana sehingga dapat dilakukan

langsung oleh konsumen .

Metode penelitian yang di gunakan penulis adalah :

1. Library Research ( Metode Kepustakaan )

Metode kepustakaan adalah penelitian yang bersifat mencari data

yang tertulis dan buku – buku berkaitan dengan kandungan detergen yang

berhubungan dengan penelitian

2. Field Research ( Metode Obserfasi )

Page 43: KTI.pdf

43

xii

Metode observasi adalah metode yang penting dalam penelitian

ini o, karena dengan mengadakan penelitian dan pengamatan langsung

tetrhadap obyek penelitian .

B. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada bagian ini penulis akan memberikan batasan operasional

variable guna di jadikan bahan acuan untuk lebih memahami penelitian yang

penulis lakukan yaitu :

1. Variabel Kontrol

Pertumbuhan kecambah yang di berikan air dalam perawatannya.

2. Variabel Bebas

Pertumbuhan Kecambah yang di berikan limbah detergen dalam

perawatannya .

3. Variabel Terikat

Tumbuhan Kecambah

C. Prosedur Penelitian

1. Alat dan Bahan

a. Alat

Wadah untuk menanam tanaman

Spatula untuk mengaduk tanah

Saringan besi

Page 44: KTI.pdf

44

xii

Alat ukur batang / mistar

b. Bahan

Air

Limbah detergen ( detergen BOOM dan Detergen CS

88 CNI )

Tanah gembur

2. Pelaksanaan Penelitian

a) Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian kurang lebih 1 ( satu ) bulan mulai

awal Februari 2009 sampai pertengahan Februari 2009 . Sedangkan

tempat penelitian di rumah penulis sendiri .

b) Langkah Kerja

1) Biji kacang hijau direndam selama 1 x 24 jam dengan

menggunakan air hangat hingga kecambah muncul.

2) Setelah kecambah muncul , ditiriskan kecambah ke saringan

hingga agak kering dari air .

3) Lalu ditaruh kecambah di setiap wadah yang telah di berikan

tanah gembur.

4) Letakktan 3 kecambah disetiap media.

5) Kecambah dipisahkan pada 9 media yaitu wadah A (A1 , A2,

A3), wadah B ( B1, B2, B3 ) dan wadah C ( C1, C2, C3)

Page 45: KTI.pdf

45

xii

6) Lalu untuk hari pertama sebelum penelitian , kecambah disiram

di 9 media tersebut dengan menggunakan air . Setelah pra

penellitian , maka di berikanlah perlakuan yang beda di setiap

wadah kecuali wadah A .

7) Di wadah B diberikan perlakuan penggunaan limbah detergen

CNI DT 88 , dimana wadah B1 di berikan 2 tetes limbah

detergen , wadah B2 di berikan 3 tetes limbah detergen dan di

wadah B3 di berikan 4 tetes limbah detergen .

8) Di wadah C di berikan perlakukan penggunaan limbah detergen

BOOM, dimana wadah C1 di berikan 2 tetes limbah detergen ,

wadah B2 diberikan 2 tetes limbah detrejn , dan diwadah C3

diberikan 4 tetes limbah detergen ,

9) Lakukan langkah no 9 sampai salah satu wadah kecambahnya

mati atau layu.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

ini yaitu melalui penelitian secara langsung pada obyel yang di teliti seperti

melakukan percobaan ini yaitu melihat pengaruh limbah detrgen terhadap

pertumbuhuan kecambah .

E. Tekhnik Analisa Data

Page 46: KTI.pdf

46

xii

Untuk mendapatkan data yang factual dan akurat , maka di gunakan

metode analisis data dan selanjutnya di sajikan dalam bentuk uraian .

Page 47: KTI.pdf

47

xii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi Batang Kecambah

Dari hasil yang di peroleh pada penelitian ini dengan menggunakan

perlakuan berbeda yaitu pemberian limbah detergen yang berbeda dengan

menggunakan limbah detergen CNI DT 88 yang di bagi 3 wadah yaitu B1,B2,

dan B3 lalu di bandingkan sdengan limbah detergen BOOM yang dibagi 3

wadah pula yaitu C1,C2 dan C3, dan di gunakan penyiraman air pada wadah

A1,A2 dan A3 sebagai Variabel control .

Tabel 3 . Tinggi Kecambah setelah di berikan penyiraman yang berbeda

penyiraman pemberian

penyiraman

( tetes ) 1 2 3 4 5

A1 air secukupnya 0,9 1,3 3,52 4,61 5,5

A2 air secukupnya 0,9 1,25 3,32 4,28 5,35

A3 air secukupnya 0,9 1,4 3,4 4,5 5,39

B1 limbah deterjen CS 88 2 0,9 1,3 1,34 1,52 1,6

B2 limbah deterjen CS 88 3 0,9 1,3 1,8 2,11 2,11

B3 limbah deterjen CS 88 4 0,9 1,2 1,6 2,8 3,7

C1 limbah deterjen boom 2 0,9 1,3 1,5 1.91 2,3

C2 limbah deterjen boom 3 0,9 1,0 1,1 1,1 1,1

C3 limbah deterjen boom 4 0,9 1,1 1,21 1,45 2,5

tinggi ( cm )

hariWadahyang digunakan

Diukur dengan menggunakan Mistar satuan ( cm )

Page 48: KTI.pdf

48

xii

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari pertama

Hasil yang di peroleh menunjukkan bahwa pertumbuhan kecambah

yang di beri air , limbah detergen DT 88 , dan limbah detergen BOOM ukuran

tinggi batangnnya sama yaitu 0,9 cm pada hari pertama dimana efek dari

penyiraman belum memperlihatkan hasil yang diinginkan .

Gambar 2 . Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke dua

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM

Tin

ggi K

eca

mb

ah (

cm )

Jenis Penyiraman Limbah

Grafik Pertumbuhan Kecambah Hari Pertama

Wadah 1

Wadah 2

Wadah 3

00.20.40.60.8

11.21.41.6

AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM

Tin

ggi K

ecam

bah

( cm

)

Jenis Penyiraman

Grafik Pertumbuhan kecambah Hari ke dua

wadah 1

wadah 2

wadah 3

Page 49: KTI.pdf

49

xii

Dari data grafik diatas dapat dilihat bahwa kecambah yang di beri air

dalam pertumbuhannya memperlihatkan bahwa pada wadah 1 tinggi

kecambah 1,3 cm , wadah 2 tinggi kecambah 1,25 dan pada wadah 3 tinggi

kecambah 1,4.

Lalu kita juga dapat melihat pertumbuhan kecambah yang di berikan

penyiraman limbah detergen telah memperlihatkan hasil dimana wadah 1

yang di berikan 2 tetes limbah tinggi kecambah 1,3 cm,wadah 2 yang di beri 3

tetes limbah memperlihatkan tinggi kecambah mencapai 1.3 cm dan wadah

ke 3 yang di berikan 4 tetes limbah memperlihakan tinggi kecambah

mencapai 1,6 cm .

Pada grafik tergambar pula pertumbuhan kecambah yang di berikan

limbah detergen BOOM dalam pertumbuhannya dimana wadah 1 di berikan 2

tetes limbah terlihat tinggi kecambah 1,3 cm , wadah 2 di berikan 3 tetes

limbah sehingga tinggi kecambah 1,0 cm dan pada wadah 3 di berikan 4 tetes

sehingga tinggi kecambah mencapai 1,1 cm.

Sehingga dari grafik diatas dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan

kecambah yang di berikan limbah detergen DT88 pertumbuhannya lebih cepat

di bandingkan pertumbuhan kecambah yang di berikan limbah detergen

BOOM yang pertumbuhannya lambat .

Page 50: KTI.pdf

50

xii

Gambar 3 .Pertumbuhan Kecambah pada hari ke tiga

Pada gambar 3 diatas dapat kita melihat bahwa pada pertumbuhan

kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT88 memperlihatkan bahwa

pada wadah 1 yang di berikan limbah sebanyak 2 tetes tinggi kecambah

mencapai 1,34 cm , pada wadah 2 yang di berikan limbah sebanyak 3 tetes tinggi

kecambah mencapai 1,8 cm dan pada wadah 3 yang di berikan limbah sebanyak

4 tetes tinggi kecambah mencapai 2,8 cm .

Pada kecambah yang di berikan penyiraman dengan menggunakan

limbah detergen BOOM memperlihatkan bahwa pada wadah 1 yang di berikan 2

tetes limbah tinggi kecambah mencapai 1,5cm , pada wadah 2 yang di berikan

penyiraman sebanyak 3 tetes tinggi kecambah hanya mencapai 1,1 cm , dan

pada wadah 3 yang di beri 4 tetes limbah detergen tinggi kecambah mencapai

1,21 cm .

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM

Tin

ggi k

eca

mb

ah (c

m)

Jenis Peyiraman

Grafik pertumbuhan kecambah hari ke tiga

wadah 1

wadah 2

wadah 3

Page 51: KTI.pdf

51

xii

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kecambah yang di

berikan perlakuan berbeda memberikan perbedaan tinggi yang berbeda pula pada

pertumbuhan kecambah , dimana limbah detergen CNI DT 88 lebih cepat

mempengaruhi tinggi tanaman di bandingkan detergen BOOM yang kurang

member pengaruh tinggi pada kecambah .

Gambar 4 . pertumbuhan kecambah pada hari ke empat

Pada grafik diatas terlihat perbedaan pertumbuhan kecambah yang di

berikan air tinggi batangnya mencapai 4,61cm pada wadah 1 , wadah 2 tinggi

batangnya mencapai 4,28 cm dan pada wadah 3 tinggi batang kecambah

mencapai 4,5 cm .

Terlihat pula bahwa limbah detergen CNI DT 88 dimana wadah 1 di

berikan 2 tetes limbah menunjukkan tinggi kecambah mencapai 1,42 cm , di

0

1

2

3

4

5

AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM

Tin

ggi K

eca

mb

ah (

cm)

Jenis Penyiraman

Pertumbuhan Kecambah hari ke Empat

wadah 1

wadah 2

wadah 3

Page 52: KTI.pdf

52

xii

wadah 2 di berikan 3 tetes limbah sehingga tinggi kecambah mencapai 2.11 cm

sedangkan pada wadah 3 di berikan 4 tetes limbah sehingga tinggi kecambah

mencapai 2,8 cm .

Di grafik terlihat pula kecambah yang di berikan limbah detergen

BOOM dalam perkembangannya , dimana wadah 1 yang di berikan 2 tetes

limbah menunjukan tinggi kecambah mencapai 1,91 cm , wadah 2 yang di

berikan 3 tetes limbah hanya menunjukkan tinggi kecambah mencapai 1,2 cm

dan wadah 3 yang di berikan 4 tetes limbah tinggi kecambah mencapai 1,45 cm.

Dapat di simpulakn bahwa pertumbuhan kecambah yang di berikan air

dalam penyiramannya lebih cepat tumbuh dan berkembang sedanggakan

kecambah yang di berikan limbah detergen DT 88 pertumbuhannya sedikit lebih

cepat di bandingkan kecambah yang diberikan penyiraman menggunakan limbah

detergen BOOM .

0

1

2

3

4

5

6

AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM

Tin

ggi B

atan

ng

( cm

)

Jenis Penyiraman

Pertumbuhan Kecambah hari ke lima

Wadah 1

Wadah 2

Wadah 3

Page 53: KTI.pdf

53

xii

Gambar 5 . grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke lima

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan kecambah yang di

berikan limbah detergen CNI DT 88 , pada wadah 1 yang di berikan 2 tetes

dalam penyiramannya tingginya mencapai 1,6 cm , pada wadah 2 pertumbuhan

kecambah yang di beri 3 tetes limbah tingginya sebesar 3,7 cm sedangkan pada

wadah 3 yang di berikan 4 tetes limbah tinggi kecambah mencapai 3,7 cm .

Sehingga dapat di lihat dari tinggi kecambah ternyata pada wadah 3 yang di

berikan 4 tetes limbah menunjukkan pertumbuhan tinggi kecambah lebih cepat

dibandingkan dengan wad 1 dan 2 .

Kecambah yang di berikan penyiraman limbah detergen BOOM

memperlihatkan bahwa pada wadah 1 yang di berikan 2 tetes limbah tinggi

kecambah mencapai 2,3 cm , namun pada waadah ke 3 dimana di berikan

penyiraman sebannyak 3 tetes limbah tinggi kecambah hanya mencapai 1,1 cm

dan pada wadah ke 3 tinggi yang di berikan 4 tetes limbah memperlihatkan

tinggi kecambah mecapai 2,5 cm .

Sehingga dapat di simpulkan bahwa air membuat pertumbuhann

kecambah lebih cepat daripada limbah detergen , namun pertumbuhan

kecambah yang menggunakan penyiraman air limbah detergen CNI DT 88 lebih

cepat daripada menggunakan limbah detergen BOOM dan pada hari keenam

kecambah pada wadah 2 yang di berikan limbah detergen BOOM mati dan

terlihat pucuknya hangus .

Page 54: KTI.pdf

54

xii

B. Pengaruh Limbah detergen

Dari pengamatan yang di lakukan penulis , ternyata limbah

detergen mempengaruhi pertumbuhan kecambah dimana , terlihat dari tabel 3

tinggi kecambah yang di beri air pada pertumbuhannya , lebih cepat

dibandingkan kecambah yang di beri penyiraman limbah detergen.

Kita bisa melihat Tinggi kecambah yang di beri air , limbah CNI

DT 88 , dan limbah detergen BOOM dalam penyiramannya di hari ke-5 di

mana grafiknya tergambar seperti di bawah ini .

Gambar 6. Perbandingan pertumbuhan kecambah pada hari ke-5

Kita bisa melihat grafik pertumbuhan kecambah yang di berikan

penyiraman berbeda pada hari ke-5 , memperlihatkan tinggi kecambah yang

di beri air lebih tinggi dibandingkan kecambah yang di beri penyiraman

limbah boom yang pertumbuhannya kurang terlambat bahkan hamper mati ,

sedangkan yang diberikan limbah detergen CNI DT 88 kecambah tumbuh

dan berkembang namun tidak secepat kecambah yang di beri air .

0

2

4

6

Wadah 1 Wadah 2 Wadah 3

tin

ggi (

cm

)

Wadah A(1,2,3), B(1,2,3) dan C(1,2,3)

Tinggi kecambah pada hari ke-5

AIR ( A )

CNI DT 88 ( B )

BOOM( C )

Page 55: KTI.pdf

55

xii

Gambar 7. Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke – 5

Kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 dalam

perkembangannya yang dibagi dalam tiga wadah yaitu B1,B2 dan B3 ,

dimanapertumbuhan di wadah B1 kurang berkembang dimana grafik

pertumbuhannya lebih meningkat , dimana wadah B1 di beri 2 tetes limbah

namun pertumbuhan kecambah kurang berkembang . Lalu di wadah B2

kecambah di beri 3 tetes limbah ternyata pertumbuhan kecambah lebih baik

daripada kecambah pada wadah B1 , dan pada wadah B3 pertumbuhan

kecambah lebih tinggi di bandingkan dengan wadah B1 dan B2 .

Dari hasil uji laboratorium , ternyata pada limbah detergen CNI DT

88 lebih baik karena dari 4 reagen yang digunakan dalam pengujian fosfat

ternyata semua reagen membuktikan bahwa limbah detergen CNI DT 88

positif mengandung fosfat .

0

1

2

3

4

B1 B2 B3

Tin

ggi K

eca

mb

ah (

Cm

)

Wadah

Kecambah Yang di beri limbah CNI DT 88

Kecambah

Page 56: KTI.pdf

56

xii

Gambar 8 . Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke-5

Dari grafik pertumbuhan kecambah yang di beri limbah detergen

BOOM yang tergambar pada grafik diatas , menunjukkan pertumbuhan

kecambah mengalami penurunan tinggi pada wadah C2 , dimana wadah C1 yang

di berikan 2 tetes limbah lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah yang

terdapat pada wadah C2 yang di beri limbah sebanyak 3 tetes dimana

ketinggiannya tidak bertambah ,bahkan lebih cepat mati , sedangkan pada waha

C3 dimana kecambah yang di berikan limbah detergen sebanyak 4 tetes ,

pertumbuhan kecambah lebih cepat di bandingkan dengan wadah B1.

Dari hasil uji kandungan fosfat dalam limbah detergen BOOM ,

ternyata hanya 2 reagen yang membuktikan adanya kandungan fosfat dalam

limbah detergen BOOM yaitu reagen AgNo3 dan CuSO4 .

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

C1 C2 C3

tin

ggi k

eca

mb

ah (

cm )

Wadah

Kecambah yang di beri limbah deterjen BOOM

kecambah

Page 57: KTI.pdf

57

xii

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa detergen mempengaruhi

pertumbuhan kecambah , dimana limbah detergen CNI DT 8 tumbuhan lebih

cepat berkembang di bandingkan dengan kecambah yang di beri limbah detergen

BOOM dimana pertumbuhan kecambah kurang berkembang .Dan dari hasil uji

Kualitatif juga membuktikan bahwa pada limbah detergen CNI DT 88 4 reagen

yang digunakan dalam uji fosfat semuanya positif mengandung fosfat sedangkan

pada limbah detergen BOOM hanya 2 reagen yang membuktikan adanya

kandungan fosfat, dan kemungkinan kandungan fosfat CNI DT 88 lebih banyak

dibandingkan limbah detergen BOOM.

Page 58: KTI.pdf

58

xii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis dapat di tari kesimpulan , bahwa ternyata

limbah detergen sangat mempengaruhi pertumuhan kecambah , dimana

pertumbuhan kecambah yang diberi air lebih cepat berkembang di bandingkan

dengan menggunakan limbah detergen dalam penyiramannya.

Setelah dilakukan penellitian dengan cara membandingkan pertumbuhan

kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 dengan pertumbuhan

kecambah yang diberikan limbah detergen BOOM , terlihat pertumbuhan

kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 lebih baik di bandingkan

dengan menggunakan limbah detergen BOOM.

B. Saran – Saran

1. Diharapkan kepada pembaca, jangan menjadikan limbah detergen sebagai

pupuk pengganti karena pada dasarnya limbah lebih banyak mengandung zat

yang berbahaya bagi tumbuhan.

2. Kepada pembaca , jangan langsung membuang limbah hasil cucian ke tempat

yang tanamannya cukup subur , karena akan menghambat pertumbuhan

tanaman bahkan dapat mematikan tanaman.

Page 59: KTI.pdf

59

xii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2004 . Detergen , ( Online ) .( http://www.google.com/ , diakse 4 februari

2009.)

Anonym . 2009 . Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman , ( online ) .

(http://www.google/com , diakses 4 februari 2009 ) .

Anonim . 2004 . Pengertian Limbah dan Polusi , ( Online) . (http://www.google.com ,

diakses 4 februari 2009 ) .

Author .2009 . Cermati Sabun dan Detergen yang Anda Gunakan , ( online )

,(http://www.google.com/ , diakses 4 februari 2009 ) .

Aryulina , Dian .dkk. 2007 . Biologi 3 SMA dan MA kelas 3. Esis : Jakarta .

Genot . 2008 .Efek Limbah terhadap Lingkungan , ( online ) .

(http://www.google.com , diakses 4 februari 2009 ) .

Page 60: KTI.pdf

60

xii

InfoPOM . 2003 . Detergen ,( online ) , vol : IV edisi 9 , (http://www.google.com/ ,

diakses 4 februari 2009 )

Mushashi . 2008 .Detergen, ( online ), ( http://www.google.com , diakses 10 februari

2009 ) .

Sam , Arianto . 2004 . Pengertian Limbah dan Polusi ,( online )

,(http://www.google.com/ , diakses 4 februari 2009 ).

SMK Neg 3 Madiun .2008 . Metode Pengolahan Detergen , ( online ) ,

(http://www.google.com , diakses 10 februari 2009 )

Staf Ilmu tanaman . 2009 . Hubungan Cahaya dan Tanaman ,( online)

.(http://www.google.com , diakses 4 februari 2009 ).

Staf LAB Ilmu Tanaman . 2009 . Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman , (

online ) ,(http://google.com/ , diakses 4 februari 2009).

Thendie, Boanerges .2008 . Detergen dan Sabun , ( online ) , (http://www.google.com

, diakses 5 februari 2009 ) .

Vogel , 1985 . Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatis makro dan semimikro, edisi

lima . PT Kalman Media Pustaka: Jakarta .

Page 61: KTI.pdf

61

xii

LAMPIRAN 1

UJI KANDUNGAN FOSFAT

TUJUAN : Untuk Menguji Kandungan Fosfat Pada Limbah Detergen

Waktu : Selasa 24 Februari 2009

Tempat : Laboratorium dasar Kimia UNHAS

Alat dan Bahan ;

1. Alat

- Pipet tetes ( 6 buah )

- Tabung reaksi ( 8 buah )

- Rak tabung reaksi (1 buah )

2. Bahan

- Limbah detergen CNI DT 88

- Limbah detergen BOOM

- Larutan CuSO4 0,1 M

- Larutan FeCl3 0,1 M

- Larutan AgNO3 0,0201 M

- Larutan ZnSO4 0,1 M

PROSEDUR KERJA :

Page 62: KTI.pdf

62

xii

A. Uji Kandungan Fosfat pada Limbah detergen DT 88

1. Disiapkan 4 tabung reaksi pada rak tabung reaksi

2. Dimasukkan beberapa tetes limbah detergen di setiap tabung reaksi

3. Kemudian , dimasukkan 1 ml larutan CuSo4 , tetes pada tabung reaksi

pertama .

4. Lalu dimasukkan 1 ml larutan FeCl3 ,pada tabung reaksi ke dua .

5. dimasukkan 1 ml larutan AgNO3 , pada tabung reaksi ke tiga .

6. Dan dimasukkan 1 ml larutan ZnSO4 , pada tabung reaksi ke empat

7. Setiap setelah di berikan Reagen , sebaiknya tabung reaksi sedikit di

kocok agar limbah dengan reagen dapat bereaksi dengan baik .

8. Lalu diamati perubahan yang terjadi pada limbah detergen di 4 tabung

reaksi yang telah di berikan Reagen, dan tariklah kesimpulan .

B. Uji Kandungan Fosfat pada Limbah detergen BOOM

1. disiapkan 4 tabung reaksi pada rak tabung reaksi

2. dimasukkan beberapa tetes limbah detergen di setiap tabung reaksi

3. Kemudian , masukkan 1 ml larutan CuSo4 , pada tabung reaksi pertama

4. Lalu dimasukkan 1 ml larutan FeCl3 , pada tabung reaksi ke dua .

5. Dimasukkan 1 ml larutan AgNO3 , pada tabung reaksi ke tiga .

Page 63: KTI.pdf

63

xii

6. Dan dimasukkan larutan ZnSO4 , pada tabung reaksi ke empat

7. Setiap setelah di berikan Reagen , sebaiknya tabung reaksi sedikit di

kocok agar limbah dengan reagen dapat bereaksi dengan baik

8. Lalu diamati perubahan yang terjadi pada limbah detergen di 4 tabung

reaksi yang telah di berikan Reagen, dan tariklah kesimpulan .

Tabel Jenis Kandungan Phosphat Dengan Menggunakan Reagen

No Reagen Jenis fosfat

Ortofosfat PO4 3- Metafosfat H2PO3- Pirofosfat P2O7 4-

1 AgNO3s Endapan warna kuning Endapan puih Endapan putih

2 CuSO4 Endapan biru pucat Endapan biru pucat endapan

3 Mg Endapan putih Endapan putih endapan

4 Albumin + CH3COOH koogulasi koogulasi Terjadi koogulasi

5 ZnSO4 Endapan puih Endapan putih Endapan putih

6 FeCl 3 Endapan putih Endapan putih Endapann putih

kekuningan

Page 64: KTI.pdf

64

xii

Lampiran 2

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

Reagen

Hasil reaksi

LImbah

Jenis kandungan

Fofat

CNI DT 88 BOOM CNI DT 88 BOOM

FeCl3 Endapan putih Putih kekuningan + +

AgNO3 Endapan kuning Endapan hitam + -

CuSO4 Warna biru pucat Endapan coklat + -

ZnSO4 Endapan putih Endapan putih + +

Ket : ( + ) = positif mengandung Fosfat

( -) = negative mengandung fosfat

B. Kesimpulan

Dari uji Fosfat limbah detergen CNI DT 88 dan limbah detergen BOOM

, maka dapat di simpulkan bahwa ke dua limbah tersebut mengandung fosfat ,

namun dari hasil uji kandungan fosfat ternyata CNI lebih banyak mengandung Fosfat

jenis Ortofosfat ( PO4 3-) , karena setelah di reaksikan dengan 4 reagen semua positif

mengandung fosfat.Pada limbah detergen BOOM juga mengandung fosfat namun

hanya 2 reagen yang dapat membuktikan kandungan fosfat dari limbah ini , dan

jenis fosfat yang di kansung detergen ini adalah Ortofosfat ( PO4 3-) , dan

kemungkinan kandungan fosfatnya lebih kecil dari limbah CNI DT 88 .

Page 65: KTI.pdf

65

xii

mampu membuktikan adanya kandungan fosfat di dalam limbah

detergen BOOM .

Makassar , 24 februari 2009

Pembimbing Praktikan

Praktik

MAKMUN ,S.Si NUR AMALIAH

Page 66: KTI.pdf

66

xii

LAMPIRAN 3

FOTO UJI FOSFAT

NO FOTO ALAT DAN BAHAN KETERANGAN GAMBAR

1

Limbah detergen CNI DT 88 yang

terlihat jernih

2

Limbah detergen BOOM yang

terlihat keruh

3

Zat – zat kimia yang akan di

gunakan dalam proses uji kuantitatif

Phosphat

4

Zat – zat kimia yang akan di

gunakan dalam proses uji kuantitatif

Phosphat

Page 67: KTI.pdf

67

xii

5

Pipet tetes

6

ZnCo3 0,1 M

7

AgNO3 0,0201 M

8

FeCl3 0,1 M

9

CuSO4 0,1 M

Page 68: KTI.pdf

68

xii

10

Mg

`

11

Tabung reaksi yang telah diisi

dengan limbah detergen BOOM

yang telah di reaksikan dengan zat –

zat diatas

12

Tabung reaksi yang telah diisi

dengan limbah detergen CNI DT 88

yang telah di reaksikan dengan zat –

zat diatas

13

A

B

A . merupakan limbah detergen CNI

DT 88 + FeCl3

Menghasilkan warna putih

kekuningan.

B .merupakan limbah detergen

BOOM + FeCl3

menghasilkan endapan kuning

14

A

B

A. Merupakan limbah detergen

Boom + ZnSo4

menghasilkan endapan

putih.

B. merupakan limbah detergen

CNI DT 88 + ZnSo4 yang

menghasilkan endapan putih

.

Page 69: KTI.pdf

69

xii

15

A

B

A. Merupakan limbah detergen

Boom + CuSO4

menghasilkan endapan

coklat

B. merupakan limbah detergen

CNI DT 88 + CuSO4 yang

menghasilkan warna biru

pucat .

16

A

B

A. Merupakan limbah detergen

Boom + AgNO3

menghasilkan endapan

hitam .

B. merupakan limbah detergen

CNI DT 88 + AgNO3 yang

menghasilkan endapan

putih.

17

Penulis yang mengadakan uji Zat

pada Limbah detergen di

Laboratorium MIPA UNHAS

18

Penulis yang mengadakan uji Zat

pada Limbah detergen di

Laboratorium MIPA UNHAS

Page 70: KTI.pdf

70

xii

LAMPIRAN 2

FOTO PERTUMBUHAN KECAMBAH

Hari pertama

AIR

Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3

Limbah CNI DT 88

Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3

Limbah BOOM

Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3

Page 71: KTI.pdf

71

xii

Hari ke- 2

AIR

Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3

Limbah CNI DT 88

Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3

Limbah BOOM

Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3

Page 72: KTI.pdf

72

xii

Hari ke-3

AIR

Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3

Limbah CNI DT 88

Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3

Limbah BOOM

Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3

Page 73: KTI.pdf

73

xii

Hari ke-4

AIR

Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3

Limbah CNI DT 88

Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3

Page 74: KTI.pdf

74

xii

Hari ke - 5

AIR

Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3

Limbah BOOM

Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3

Limbah CNI DT 88

Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3

Page 75: KTI.pdf

75

xii

Limbah BOOM

Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3

Page 76: KTI.pdf

76

xii

R I W A Y A T H I D U P

Nur Amaliah , di lahirkan pada tanggal 2 Agustus 1991 di Barru ,

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ( sulung ) , dari

pasangan Akhmad Jamaluddin dengan St.Nur Laelah .

Penulis memasuki jenjang pendidikan Taman kanak – kanak di TK pertiwi

Kab. Barru pada tahun 1996 berijazah 1997 , melanjutkan pendidikan SD INP Barri 1

tahun 1997 dan berijazah tahun 2003 lalu melanjtkan pendidikan di SMP NEG 1

Barru di tahun yang sama dan beerijazah tahun 2006 , setelah itu penulis melanjutkan

pendidikan di SMA NEG 1 Barru pada tahun 2006 dan pada tahun 2008 penulis

mendapat kesempatan untuk mewakili SMA NEG 1 Barru untuk bergabung di SMA

KELAS KHUSUS LPMP SULAWESI SELATAN dimana sekolah ini khusus

menjaring siswa – siswi dari seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan dengan

mengikuti proses pembelajaran mulai dari semester 5 sampai dengan UJIAN AKHIR

NASIONAL .

Page 77: KTI.pdf

77

xii