KTI.pdf
-
Upload
nur-amaliah-nhunu -
Category
Documents
-
view
97 -
download
5
Transcript of KTI.pdf
1
xii
PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP
PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus L)
KARYA TULIS ILMIAH
NUR AMALIAH AKHMAD
SMA KELAS KHUSUS
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
SULAWESI SELATAN
2009
2
xii
PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP
PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus L)
Karya Tulis Ilmiah
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Akhir Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )
Program Studi
Ilmu Pengetahuan Alam
Disusun dan Diajukan Oleh
NUR AMALIAH AKHMAD
Kepada
SMA KELAS KHUSUS
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
SULAWESI SELATAN
2009
3
xii
Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus L)
Disusun dan Diajukan Oleh
NUR AMALIAH AKHMAD
Nomor Induk Siswa : 1524
Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing
Pada tanggal 6 Maret 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. M . Busrah Drs. Abduh Makka ,M.Pd Nip . 131416379 Nip . 130539027
Mengetahui
Penanggung Jawab Akademik SMA Kelas Khusus LPMP
Drs. Abduh Makka , M.Pd Nip .130539027
4
xii
M O T T O
Ketekunan , Kesabaran dan Doa
Adalah kunci dari segala kesuksesan
Kupersembahkan Karya ini
kepada Ayahanda dan Ibundaku tersayang
Sepanjang Masa dan Adik – adikku
tercinta dan tersayang .
5
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan
dengan tepat waktu .
Hal yang mendasari permasalahan ini muncul dari informasi yang
menyatakan bahwa limbah detergen mempu menjadi salah satu pupuk alternative
bagi tumbuhan. Oleh karena itu penulis ingin membuktikan hal tersebut dengan
membandingkan penggunaan limbah detergen dalam pertumbuhan kecambah, agar
kontroversi yang beredar ditengah masyarakat dapat terpecahkan dengan adanya
penelitian ini . selain itu , Karya tulis ilmiah ini juga disusun sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah tahun Ajaran 2008 /
2009.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam penyusunan karya Tulis
Ilmiah ini , namun berkat bantuan berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan sebagimana mestinya , baik bantuan materi, pengetahuan ,fisik ,
psikologis ,semangat dan masih banyak lagi bantuan yang di berikan oleh pihak –
pihak yang begitu tulus membantuku , Oleh karena itu penulis mengucapkan Terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada :
6
xii
1. Ayahanda ku Drs. Akhmad Jamaluddin dan Ibunda ku tersayang
Dra. Hj.St.Nur Laelah , yang telah memberiku semangat,bimbingan dan
perhatian dalam perjalananku dalam meraih sukses.
2. Adik – Adik tersayangku , Nur Alimah dan Nur Alfiah , yang selalu menjadi
penghimbur dan penyemangatku dalam penyusunan karya tulis ini .
3. Kepada kanda Makmun,S,Si. Yang telah membimbingku dalam proses uji
laboratorium.
4. Kepada Kepala Sekolahku bapak Drs.H. Anwar Mukhtar L,M.M dan guru –
guruku di SMAN 1 Barru yang telah mendukung dan menyemangatiku.
5. Kepada teman – temanku XII IPA 1 SMAN 1 Barru, dan teman – teman di
LPMP yang telah memberikan semangat dalam penulisan KTI ini .
6. Kepada bapak Drs. M.Busrah , Drs.Abduh Makka , M.Pd, dan ibu Nur
Dewi,S.Si. yang telah meluangkan waktunya dalam membimbingku dalam
peroses penyusunan karya tulis ini .
Walaupun Karya Tulis Ilmiah ini telah di susun dengan usaha semaksimal
mungkin , namun masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Karya Tulis ini ,
bahkan bisa dikatakan masih sangat jauh dari kesempurnaan , Oleh karena itu penulis
dengan hati yang lapang mengharap Krtik dan saran demi kesempurnaan karya tulis
ini dalam penyusunan berikutnya .
Makassar , 1 Maret 2009
Penulis
7
xii
ABSTRAK
NUR AMALIAH . Pengaruh Limbah Detergen Terhadap Pertumbuhan
Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L).( di bimbing oleh M.Busrah dan
Abduh Makka )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk melihat perbedaan
tinggi batang yang di berikan penyiraman limbah detergen ( 2 ) Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh dari limbah detergen terhadap perkembangan kecambah
Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium kimia dasar Fakultas MIPA
UNHAS Pada tanggal 9 Februari sampai tanggal 14 Februari 2009 . Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research ( Metode Kepustakaan ) dan
Field Research ( Metode Obserfasi / Penelitian ) . Dengan memperbandingkan
pertumbuhan kecambah yang diberikan perlakuan berbeda , wadah A ( 1,2,3 ) diberi
penyiraman air , wadah B ( 1,2,3 ) diberi penyiraman limbah detergen CNI DT 88
dan wadah C ( 1,2,3) diberi penyiraman limbah detergen BOOM.
Hasil yang didapatkan ternyata pertumbuhan kecambah yang diberikan
air lebih cepat dibandingkan menggunakan limbah detergen namun pertumbuhan
kecambah yang diberikan limbah detergen CNI DT 88 lebih cepat dibandingkan
menggunakan penyiraman menggunakan detergen BOOM.
8
xii
M O T T O
Ketekunan , Kesabaran dan Doa
Adalah kunci dari segala kesuksesan
Kupersembahkan Karya ini
kepada Ayahanda dan Ibundaku tersayang
Sepanjang Masa dan Adik – adikku
tercinta dan tersayang .
9
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. ii
MOTTO……………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
ABSTRAK …………………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xii
BAB I . PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 3
10
xii
BAB II ,TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 4
A. Limbah ……………………………………………………………. 4
1. Limbah organic ………………………………………………. 4
2. Limbah anirganik ……………………………………………. 5
3. Limbah pabrik………………………………………………… 6
4. Limbah rumah tangga…………………………………………. 6
5. Limbah industri ……………………………………………… 6
B. Detergen…………………………………………………………… 6
1. Kandungan detergen………………………………………….. 7
2. Klasifikasi detergen menurut Kandungan gugus aktifnya ….. 9
3. Dampak negative detergen …………………………………… 10
C. Pertumbuhan……………………………………………………… 11
D. Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan……………………………… 14
1. Faktor Internal ……………………………………………… 14
2. Faktor Eksternal ……………………………………………… 18
E. Kecambah ……………………………………………………… 23
1. Fase Embryonis ……………………………………………… 23
2. Fase Muda ( Juveni / Vegetatif ) …………………………….. 24
F. Kacang Hijau …………………………………………………….. 25
BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………… 27
11
xii
A. Metode Penelitian………………………………………………… 27
B. Defenisi Operasional dan Pengukuran variable ………………….. 28
C. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 28
D. Tekhnik Pengumpulan Data ……………………………………… 30
E. Tekhnik Analisa Data ……………………………………………. 31
BAB IV . HASIL dan PEMBAHASAN ……………………………………. 33
A. Tinggi Batang Kecambah………………………………………… 33
B. Pengaruh Limbah Detergen………………………………………… 39
BAB V. PENUTUP ………………………………………………………… 41
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 41
B. Saran – Saran……………………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 43
LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………………. 45
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………. 59
12
xii
DAFTAR TABEL
Nomsor Judul Halaman
1 . Jenis Unsur Makro beserta Fungsi dan Penyakit Akibat
Defiensi ,……………..…………………………………………
20
2 . Jenis Unsur Mikro Beserta Fungsi dan Penyakit Akibat
Defiensi …………………………………………………………
22
3 . Tinggi Kecambah Setelah diberikan Penyiraman yang
Berbeda …………………………………………………………
32
13
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1 Grafik Pertumbuhan Kecambah Pada hari pertama………………… 33
2 Grafik Pertumbuhan Kecambah Pada hari ke dua………………… 33
3 Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari ke tiga………………… 35
4 Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari ke empat ……………. 36
5 Grafik Pertumbuhan kecambah pada hari ke lima ……………… 37
6 Tinggi Kecambah pada hari ke – 5 ……………………………..... 39
7 Kecambah Yang di beri limbah CNI DT 88……………………… 40
8 Kecambah yang di beri limbah BOOM…………………………… 41
14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Uji Kandungan Fosfat ……………………………………………... 43
2 Hasil Pengamatan Uji Kandunga Fosfat…………………………… 47
3 Foto Uji Laboratorium di UNHAS ……………………………….. 49
4 Foto Pertumbuhan kecambah……………………………………… 53
15
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Zaman , ilmu pengetahuan dan
teknologi pun meningkat pula sehingga menimbulkan dampak terhadap
kehidupan masayarakat termasuk hobbi dalam perawatan tanaman.Utamanya
dalam bidang perawatan tanaman , termasuk di dalamnnya pengcangkokan
tanaman , atau penyilangan tanaman.Utamanya para ibu – ibu rumah tangga
yang menjadikan tenaman sebagai salah satu hobby diantara kesibukannya
yang lain .
Banyak hal yang akan di lakukan oleh para ibu rumah tangga dalam
merawat tanamannya , ada yang menggunakan tekhnologi modern , ada yang
merawat tanamanya dengan menggunakan cara tradisional , bahkan ada pula
yang merawat tanamannya dengan menganut mitos- mitos tertentu .
Tapi lain halnya dengan masyarakat yang betul – betul paham
dengan dunia tanaman , ia akan merawat tanamannya dengan menggunakan
bahan alami dan di selingi dengan pemakaian pupuk. Apakah itu pupuk
organic , pupuk buatan atau semacam pupuk yang mengandung senyawa
16
xii
kimia. Kita juga sudah tau sudah banyak yang beredar jenis pupuk di tengah –
tengah masyarakat , Ada Urea,ZA , pupuk organik
Tapi , yang kini marak di tengah masyarakat adalah Limbah sabun
cuci yang dapat di jadikan siraman tanaman , yang katanya dapat
menyuburkan tanaman , entah itu informasi dari pabrik , atau informasi yang
di dapatkan dari salah satau konsumen yang tidak sengaja membuang limbah
air sabun cucinya ke tanaman , sehingga hal itu masih menjadi perdebatan di
lingkungan masyarakat .
Oleh karena itu , penulis tertarik mengangkat judul “Pengaruh
Limbah Detergen Terhadap Pertumbuhan Kecambah “, Agar kontrofersi yang
ada di masyarakat dapat terpecahkan dengan adanya pembuktian nyata dari
penelitian ini .Oleh karena itu penulis memberanikan diri mengangkat dan
menyusun judul tersebut dalam bentuk karya ilmiah .
B. Rumusan Masalah
Dari uaraian Latar belakang diatas dapat di rumuskan beberapa
masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah ada pengaruh limbah detergen terhadap pertumbuhan tinggi
kecambah ?
2. Apakah ada pengaruh dari kandungan fosfat limbah detergen terhadap
pertumbuhan kecambah ?
17
xii
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah meliputi dari bebera[a hal ;
1. Untuk melihat perbedaan tinggi batang yang di berikan penyiraman
limbah detergen
2. . Untuk mengetahui apakah ada pengaruh limbah fosfat dari limbah
detergen terhadap perkembangan kecambah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari Penelitian ini adalah :
1. Agar kontrofersi yang beredar di tengah masyarakat dapat di buktikan
secara nyata .
2. Sebagai salah satu sarana pelengkap pembelajaran dalam bidang ,
tekhnologi , sains, maupun ekonomi .
3. Sebagai dasar pelaksanaan percobaan yang sederhana bagi para
pembaca yang mempunyai manfaat yang sangat besar .
18
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah
Jumlah industri untuk menghailkan berbagai macam produk , guna
memenuhi kebutuhan manusia padda saat ini semakin meningkat . Limbah
pada dasarnya yang dihasilkan dari industri rumah tangga atau industri pabrik
belum begitu banyak di manfaatkan oleh mayarakat.
Menurut Sugiharto ( 1987 ) air limbah adalah kotoran yang berasal
dari masyrakat dan rumah tangga dan juga berasal dari ndustri , air tanah , air
permukaan , serta buangan lainnya.
Arianto Sam . ( 2004 ) Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran
yang di hasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik –
pabrik .Limbah juga dapat diartikan sebagai bahan yang tidak mempunyai
nilai atau tidak ada harganya.
Berdasarkan asalnya , limbah di kelompokkan menjadi 2 yait :
1. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan – bahan yang bersifat organic
seperti dari kegiatan rumah tangga , kegiatan industri .Limbah ini juga
bisa dengan mudah di uraikan melalui proses yang alami.Limbah ini
mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap
19
xii
kedalam tanah , dasar sungai , danau serta laut .Dari limbah yang
dihasilkan ada yang mempunnyai daya racun tinggi misalnya : sisa obat ,
betray bekas , dan air aki .Limbah tersebut tergolonng (B3) yaitu Bahan
Berbahya dan Beracun , sedangkan limbah air cucian , limbah kamar
mandi , dapat mengandung bibit penyakit atau pencemar biologis .
2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah
pertambangan .limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang
tidak dapat di uraikan dan tidak dapat di perbaharui .Air limbah industri
dapat mengandung berbagai jenis bahan onorganik , zat – zat tersebut
adalah :
a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat , magnesium clorida yang
berasal daaari kegiatan pertambangann dan insudtri .
b. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.
Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah
tangga sepertii botol plastik , botol kaca , tas plastik , kaleng dan
aluminium.
Berdasarkan sumbernya limbah di kelompokkan menjadi 3 bagian ,
sebagai berikut :
20
xii
a. Limbah Pabrik
Limbah ini bisa dikategorikan sebgai limbah yang berbahaya
karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun , pada umumnya
limbah ini di buang di sungai sekitar tempat tinggal masyarakat, dan tak
jarang masyarakat menggunakan kembali air sungai untuk kebutuhan
sehari – harinya.
b. Limbah Rumah Tangga
Limbah Rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh
kegaitan rumah tangga , limbah ini bisa berupa sisa – sisa sayuran , kertas
dan lainnya lagi .Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal
dari sisa obat dan aki
c. Limbah Industri
Limbah ini di hasilkan atau berasal dari produksi pabrik atau
perusahaan tertentu.zat ini mengandung zat berbahaya anorganik dan
senyawa organic , jika zat – zattersebut masuk ke perairan maka akan
menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup
pengguna air tersebut.
B. Detergen
Detergen hal yang tidak bisa di hilangkan dari kehidupan sehari - hari
manusia.Mulai dari industri hingga rumah- rumah menggunakan detergen
21
xii
untuk membersihkan peralatan rumah tanggannya.Selain harganya yang
trjangkau kwalitas detergen dalam membersihkan pun sudah di percaya oleh
semua orang.
Detergen merupakan pembersih sintetis yang tetrbuat dari bahan –
bahan turunan minyak bumi. Detergen juga merupakan buah kemajuann
tekhnologi yang memenafaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan
minyak bumi , ditambah bahan kimia lainnya seperti fosfat , silikat, bahan
pewarna dan bahan pewangi . Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun
, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang
lebih baik serta tidak berpengaruh terhadap kesadahan air.( Author .2009 )
Di tahun 1960-an, detergen generasi awal muncul menggunakan bahan
kimia pengaktif permukaan (surfaktan) , Alkil Benzene sulfonat (ABS) yang
mampu menghasilkan busa , namun karena sifat ABS yang sulitt di urai oleh
mikroorganisme di permukaan tanah , akhirnya di gantikan dengan senyawa “
Linier Alkil Sulfonat ( LAS) yang di yakini relative lebih akrab dengan
lingkungan.
1. Kandungan Detergen
1. Surfaktan ( surface active agent ) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile ( suka air ) dab
hydrophobe ( suka lemak ) .bahan aktif inii berfungsi menurunkan
22
xii
tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan .Secara garis besar , terdapat empat
kategori surfaktan yaitu :
a. Anionic : alkil Benzene sulfonate , Linier alkil Benzene Sulfonate (
LAS), Alpha Olein Sulfonate ( AOS ) .
b. Kationik : Garam ammonium
c. Non ionic : Nonyl phenol Polythoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2. Builder ( pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates ; Sodium Tri poly phosphate ( STTP )
b. Acctates :
3. Filler ( pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak
mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci , tetapi menambah
kuantitas.
4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk
lebih menarik , misalnya pewangi , pelaarut , pemutih , pewarna
dst.tidak berhubungn langsung dengan daya cuci detergen.Additives
dii tambahkan lebih untuk maksud komersial produk.
Contoh : Enzyme , Borax,sodium Chloride ,carbox Methyl Cellulose (
CMC )
23
xii
2. Klasifikasi Detergen Menurut Kandungan Gugus Aktifnya
a. Detergen jenis Keras
Detergen jenis Keras sukar di rusak oleh
mikroorganisme meskipun bahan tersebut di buang, akibatnya zat
tersebut masih aktif .Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air .
Contohnya : Alkil Benzena Sulfonat ( ABS )
Proses pembuatan ABS ini adalah denga mereaksikan
Alkil Benzena dengan belerang Trioksida , asam sulfat pekat atau
oleum .reaksi ini menghasilkan alkil benzene Solfonat .Jika di pakai
dodekil benzene maka persamaan reaksinya adalah :
C6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H
( Dodekil Benzena Sulfonat )
Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga
di hasilkan natrium Dodekil Benzena Sulfonat .
b. Detergen Jenis Lunak
Detergen jenis lunak , bahan penurun tegangan permukaan
mudah di rusak oleh mikroorganisme , sehingga tidak aktif lagi
setelah di pakai .
Contoh : Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat ( LAS ).
24
xii
Proses pembuatan ( LAS ) adalah dengan mereaksikan Lauril
Alkohol dengan Asam Sulfat Pekat menghasilkan asam Lauril dengan
reaksi ;
C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2O
Asam Lauril Sulfat yang terjadi di netralisasikan dengan
larutaah NaOH sehingga di hasilkan natrum Lauril Sulfat .
c. Dampak Negatif Detergen
Detergen yang di kenal mampu membersihkan noda di
pakaian , ternyata mempunyai dampak yang sangat berbahya bagi manusia
, Harus diakui bahwa detergen banyak mengandung bahan kimia yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar ,
hilangnya kelembaban alami yang ada,mempunyai pengaruh langsung dan
tidak langsung kepermukaan kulit dan meningkatkan permeabilitas
permukaan luar . Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia
hanya mampu toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungann 1
% LAS dan AOS , dengan akibat iritasi ‘ sedang ‘ pada kulit .Surfaktan
kationik bersifat toksik .
jika tertelan , bahan surfaktan yang terdapat dalamm detergen
dapat membentuk Chlorbenzene dengan senyawa klorida yang terdapat
pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene
25
xii
merupakan ssenyawa kimia yang bersifat racun dan berbahya bagi
kesehatan.
C. Pertumbuhan
Pertumbuhan ( growth ) adalah dapat diartikan sebagai perubahan
secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (
irreversible) bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian
tanaman akibat adanya penambahan unsure – unsure structural yang baru
peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat
pembelahan dan pembesaran sel . ( Staf Ilmu tanaman ,2009)
Perkembangan (development ) diartikan sebagai :Proses perubahan
secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagian-
bagiannya.Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi
pertumbuhan, diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya : perubahan dari
fase vegetatif ke generative Diferensiasi adalah Suatu situasi dimana sel-sel
meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ
tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya.Merupakan
proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain
menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi,
maupun struktural) Misalnya : pembentukan jaringan xylem dan phloem.
Morfogenesis merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi
pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya
26
xii
organ.Misalnya pembentukan daun, buah, batang, bunga, akar. Sel
meristematik adalah : sel muda yang Jaringan meristematik : suatu
jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah
Pertumbuhan Tanaman (growth) ditunjukkan oleh pertambahan
ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik.Pertambahan ukuran sel
mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas
permukaan. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan
peristiwa yang meliputi antara lain pembentukan karbohidrat (proses
fotosintesis), proses absorbs translokasi,metabolisme, respirasi. Pertumbuhan
tanaman terjadi manakala ada sel-sel dan atau jaringan meristem yang masih
aktif. Adapun letak pertumbuhan tanaman (letak jaringan meristem) adalah
pada : Ujung suatu organ (Meristem apical) Meristem apical biasanya tetap
bersifat embryionik dan mampu tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas,
sehingga disebut juga Indeterminate meristem. Misalnya : pada ujung batang,
ujung akar.
Meristem lateral yang berkaitan dengan pertumbuhan membesar
Misalnya : pada jaringan kambium, jaringan kambium gabus (fellogen)
Meristem intercalary yaitu meristem yang terletak antara daerah-daerah
jaringan yang telah terdiferensiasi. Meristem seperti ini kebanyakan terdapat
pada familia Gramineae. Pada organ-organ tumbuhan lain, misalnya bunga,
akar, buah, pola pertumbuhannya agak berbeda dengan batang dan hanya
27
xii
bersifat embryionik dalam jangka waktu tertentu, sehingga disebut
Determinate meristem.
Perkembangan Tanaman (development) merupakan suatu
kombinasi dari sejumlah proses yang kompleks, yaitu proses pertumbuhan
dan diferensiasi yang mengarah pada kumulasi berat kering tanaman.
Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu
1. Hasil asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk
dapat dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolism.
2. Temperatur yang menguntungkan
3. Terdapat sistem enxzym yang tepat untuk memperantarai proses
diferensiasi.
Fase-Fase Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Menurut
Michurin, secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi
dalam 4 (empat) fase, yaitu :
1. Fase Embryonis
2. Fase Muda (Juvenil/Vegetatif)
3. Fase Dewasa(Mature/Reproduktif/Generatif)
4. Fase Menua dan Aging (Senil/Senescence)
Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya
embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan
pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel.Fase embryonis tidak
28
xii
terlihat senyara nyata (tidak tergambar dalam kurve) dalam pertumbuhan
tanaman,karena berlangsungnya di dalam biji.
D. Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Internal
a. Faktor Genetis ( Enzim )
Selain untuk melarutkan makanan , air yang diserap
oleh tanaman juga berfungsi ssebagai penginduksi ektifitas enzim
hidrolik .
Enzim metabolic merupakan protein yang berfungsi
untuk mengatur laju metabolisme , Oleh karena itu enzim juga
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan .
b. Faktor Fisiologis
Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan banyak hormon
dan vitamin .Hormon dan vitamin memiliki fungsi spesifik pada
setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan .
a. Auksin
Berperan dalam memacu proses pemanjangan sel yang
dihasilkan pada bagian koleoptil ( titik tumbuh ) pucuk tumbuhan.
Fungsinya :
29
xii
o Merangsang cambium untuk membentuk xylem floem
o Memelihara elastisitas dinding sel .
o Membentuk dinding sel primer .
o Menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun .
o Membantu proses partenokrapi ( proses pembuahan tanpa
penyerbukan ) .
b. Giberelin
Pertama kali di isolasi dari jamur Giberrella fujikuro ,
terbagi atas giberelin A , Geberelin A2 dan Giberelin A3 yang
struktur molekul dan fungsinnya sangat spesifik .
Fungsinya :
o Bekerja sama ( sinergis ) dengan hormon auksin .
o Merangsang pembentukan enzim pada endosperm ( cadangan
makanan ) menjadi senyawa glukosa .
o Merangsang pembentukan serbuk sari ( polen ) .
o Memperbesar ukuran buah .
o Mengakhiri masa dormansi pada biji .
o Merangsang pertumbuhan akar padaaa konsentrasi tinggi .
o Apabila di berikan pada tanaman kerdil , maka tanaman itu
akan tumbuh kembali .
30
xii
c. Ehlen
Jika konsentrasi lebih tinggi dari auksin dan giberelin , dapat
menghambat pertumbuhan batang , akar dan bunga .
o Berperan dalam proses pemantangan buah dan kerontokan
daun .
o Bila konsentrasinya sama dengan auksin , maka dapat
merangsang pertumbuhan bunga .
d. Sitokinin
Pertama kali di temukan pada tembakau dan di sebut
kinetin.Sitokinin juga terdapat pada jagung dan di sebuut zeatin .
Fungsi ;
o Berperan ddalam pembelahan sel ( sitokinesis ) .
o Merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan
cabang akar dan batang dan menghambat dominansi apical .
o Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk .
o Memperbesar daun muda .
o Mengatur pertumbuhan / pembentukan bunga dan buah .
o Mengambat proses penuaan dengan cara merangsang proses
serta transportasi garam – garam mineral dan asam amino ke
daun .
31
xii
e. Asam Abisat ( ABA )
Merupakan senyaawa inhibitor ( penghambat ) yang
bekerja anntagonis ( berlawanan ) dengan auksin dan giberalin .
Berperan dalam proses penuaan dan gugurnnya daun .
Fungsinya :
o Mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan yan
buruk ( kekurangan air ) atau cara dormansi .
o Menjaga kesetimbangan air .
f. Kalin
Berperan dalam proses organogenesis
Pengelompokannya :
o Rizokalin berperan pertumbuhan akar
o Kaulokalin pembentukan batang
o Filokalin berperan pembentukan daun
o Antokalin berperan pembentukan bunga
g. Asam traumalin
Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
Selain hormon , vitamin juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan , contohnya :
o Riboflavin ( B12 )
32
xii
o Asam askorbat ( C )
o Tiamin ( Vit B )
o Dindoksin ( Vit B6 )
o Asam nikotinat
Berperan dalam proses pemnetikan hormon yang berfungsi
sebagai koenzim ( komponen non – protein untuk mengaktifkan enzim
)
2. Faktor eksternal
a. Temperatur
Mempengaruhi proses fotosintesis , respirasi dan transpirasi
pada tumbuhan , temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembanngan tanaman berbeda – beda . Temperatur yang sesuai
itulah yang di sebut temperature minimum.
b. Cahaya matahari
Mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahanya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis tumbuhan .tanaman
yang kekurangan cahaya matahari dapat ,mengalami etiolasi
Respon tumbuhan priode penyinaran cahaya matahari di
sebut fotopenodisme . Berdasarkan tumbuhan terhadapa periode
penyinaran , tumbuhan dibagi menjadi :
1. Tumbuhan yang berhari pendek ( short – day plant )
33
xii
2. Tumbuhan yangberhari panjang ( long –day plant )
3. Tumbuhan berhari netral ( neutral – day plant )
c. Air ,PH dan Oksigen
Fungsi air terhadap tumbuhan :
1. Menentukan laju fotosintesis
2. Sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan .
3. Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada didalam
tanah .
4. Mengedarkan hasil – hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan .
5. Sebagai medium reaksi kimia .
Faktor derajat keasaman ( pH) yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah pH tanah , pH tanah di tentukan oleh jenis tanah
Oksigen merupakan factor pembatas pada setiap organisme
dan konsentrrasi oksigen oleh medium tempat tumbuh berbeda .
d. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidup
.nutrisi yang di butuhkan dalam jumlah banyak di sebut unsur Makro
dan nutrisi yang di butuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut
unsur mikro .
34
xii
Tabel 1 . jenis unsure makro beserta fungsi dan penyakit akibat defiensi
Unsur makro Fungsi Penyakit Akibat Defiensi
Karbon ( C )
Oksigen ( O )
Hydrogen ( H )
Bahan dasar untuk foto
sintesis
Pertumbuhan terhambat :
metabolism terhambat dan
tumbuhan akan mati
Nitrogen Komponen protein ,
asamnukleat, koenzim,dan
klorofil
Pertumbuhan
terhambat : daun yang
muda berwarna hijau
pucat: dengan daun – daun
yang tua berwarna kuning
serta gugur ( penyakit ini
di sebut klorosis
Kalium Mengaktifkan enzim ,
mengatur keseimbangan
kelarutan air dan
empengaruhi osmosis
Pertumbuhan
lambat : daun – daun yang
tua menggulung , terdapat
bercak – bercak ; tepi daun
hangus dan tumbuhan
menjadi lemah / mudah
roboh
Kalsium Mengatur beberapa fungsi
sel yang menguatkan
dinding sel
Daun tidak berbentuk
;tunas ujung mati dan
pertumbuhan akar
terhambat
Fosfor ( P ) Komponen asam
nukleat,fosfolipid,dan
ATP
Berkas pembuluh
berwarna
keunguan;pertumbuhan
35
xii
terhambat buah dan biji
yang dihasilkan lebih
sedikit
Magnesium ( Mg ) Komponen klorofil dan
mengaktifkan bebrapa
enzim
Klorosis dan ddaun – daun
berguguran ; pembelahan
sel terganggu
Sumber . Biologi kelas 3 SMA dan MA halaman 14-15 .( ESIS ) .
Fungsi nutrisi dan defesiensi yang timbul akibat kekurangan unsure
mikro
36
xii
tabel
2 .
jenis unsur makro beserta fungsi dan penyakit akibat defesiensi
Unsure mikro Fungsi Penyakit akibat
defesiensi
Klor Mengatur pertumbuhan
akar dan batang serta
mengatur fotolisis.
Layu,klorosis,dan
beberapa daun mati.
Besi Mengatur sintesis
protein dan transport
elektron
Klorosis: dan terbentuk
jalur-jalur berwarna
kuning serta hijau pada
rumpu-rumput.
37
xii
Sum
ber .
Biol
ogi
kelas
3
SM
A
dan
MA
hala
Boron Mengatur
perkecambahan,
pembungaan,
pembuahan,
pembelahan sel dan
metabolism nitrogen
Pertumbuhan tunas
terhenti. Cabang-
cabang kateral mati:
daun menebal dan
kriting serta menjadi
rapuh.
Mangan Sintesis klorofil dan
pengaktifan ko-enzim
Berkas pembuluh
berwarna gelap, tetapi
warna daun memutih
dan gugur.
Seng Mengatur pembentukan
auksin, kloroplas, dan
amilum, serta
komponen enzim
Klorosis, daun
berwarna merah tua dan
berakar normal
Tembaga Komponen beberapa
enzim
Klorosis: bintik-bintik
pada daun yang sudah
mati dan pertumbuhan
terhambat
Molibdenum Bagian dari enzim yang
digunakan dalam
metabolisme nitrogen
Daun hijau pucat dan
menggulung.
38
xii
man 14-15 .( ESIS ) .
E. Kecambah
Kecambah merupakan tumbuhan ( sporofit ) muda yang baru
saja berkembang dari tahap embriotik di dalam biji. Tahap perkembangan ini
di sebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan
tumbuhan. ( Anonim .2009. http://www.google.com / )
A. Fase Embryonis
Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai
terjadinya embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote
diikuti dengan pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel.
Fase embryonis tidak terlihat sencara nyata (tidak tergambar dalam
kurve) dalam pertumbuhan tanaman,karena berlangsungnya di dalam
biji.
B. Fase Muda (Juveni//Vegetatif)
Fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah,tumbuh
menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang
pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau
berbuah yang pertama.Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang
39
xii
komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis,dan
biokimia.
Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Imbibisi Yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit
benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma.
2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm
3. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym.(
amilase, protease, lipase)
- Karbohidrat dirombak menjadi glukosa, Gibberellin mengaktifkan
produksi enzim α amilase
- Protein dirombak menjadi asam amino
- Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.
4.Translokasi makanan ke titik tumbuh Setelah penguraian bahan-
bahan karbohidrat, protein,dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang
terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh.
5. Pembelahan dan pembesaran sel Assimilasi dari bahan-bahan yang
telah diuraikan tadi didaerah meristematik menghasilkan energi
bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel
baru.
6. Munculnya radikel dan plumula Akhirnya radikel dan plumula
muncul dari kulit benih.
40
xii
F. Kacang Hijau
Kacang hijau , merupakan jenis kacang – kacangan yang tidak asing
lagi di kehidupan kita bahkan sangat gampang kita temui . (Anonim ,2009.
http://www.google.com/ )
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
G. Fosfat
41
xii
Fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari 1 atom
fosforus dan empat oksigen dan bentuk ionik dia membawa sebuah -3
muatan formal dan dinotasikan PO43-. ( anonim , 2009 .
http://www.wikipedia.com/ )
BAB III
METODE PENELITIAN
42
xii
A. Metode Penelitian
Penelitian pemanfaatan limbah detergen dalam perawatan tanaman
di lakukan secaras “ Biologis “ artinya metode penggunaan limbah detergen
ini dapat di kerjakan oleh siapa saja , mengingat prosedur dan peralatan yang
di perlukan sangat sederhana sehingga memungkinkan untuk di lakukan di
rumah tangga , terutama di tujukan kelurga dan rumah tangga modern yang
dikota.
Hasil limbah detergen dapat diuji secara langsung , dimana penulis
melakukan uji coba limbah detergen ini terhadap pertumbuhan kecambah
kacang hijau. Karena pengujiannya sedeehana sehingga dapat dilakukan
langsung oleh konsumen .
Metode penelitian yang di gunakan penulis adalah :
1. Library Research ( Metode Kepustakaan )
Metode kepustakaan adalah penelitian yang bersifat mencari data
yang tertulis dan buku – buku berkaitan dengan kandungan detergen yang
berhubungan dengan penelitian
2. Field Research ( Metode Obserfasi )
43
xii
Metode observasi adalah metode yang penting dalam penelitian
ini o, karena dengan mengadakan penelitian dan pengamatan langsung
tetrhadap obyek penelitian .
B. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pada bagian ini penulis akan memberikan batasan operasional
variable guna di jadikan bahan acuan untuk lebih memahami penelitian yang
penulis lakukan yaitu :
1. Variabel Kontrol
Pertumbuhan kecambah yang di berikan air dalam perawatannya.
2. Variabel Bebas
Pertumbuhan Kecambah yang di berikan limbah detergen dalam
perawatannya .
3. Variabel Terikat
Tumbuhan Kecambah
C. Prosedur Penelitian
1. Alat dan Bahan
a. Alat
Wadah untuk menanam tanaman
Spatula untuk mengaduk tanah
Saringan besi
44
xii
Alat ukur batang / mistar
b. Bahan
Air
Limbah detergen ( detergen BOOM dan Detergen CS
88 CNI )
Tanah gembur
2. Pelaksanaan Penelitian
a) Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian kurang lebih 1 ( satu ) bulan mulai
awal Februari 2009 sampai pertengahan Februari 2009 . Sedangkan
tempat penelitian di rumah penulis sendiri .
b) Langkah Kerja
1) Biji kacang hijau direndam selama 1 x 24 jam dengan
menggunakan air hangat hingga kecambah muncul.
2) Setelah kecambah muncul , ditiriskan kecambah ke saringan
hingga agak kering dari air .
3) Lalu ditaruh kecambah di setiap wadah yang telah di berikan
tanah gembur.
4) Letakktan 3 kecambah disetiap media.
5) Kecambah dipisahkan pada 9 media yaitu wadah A (A1 , A2,
A3), wadah B ( B1, B2, B3 ) dan wadah C ( C1, C2, C3)
45
xii
6) Lalu untuk hari pertama sebelum penelitian , kecambah disiram
di 9 media tersebut dengan menggunakan air . Setelah pra
penellitian , maka di berikanlah perlakuan yang beda di setiap
wadah kecuali wadah A .
7) Di wadah B diberikan perlakuan penggunaan limbah detergen
CNI DT 88 , dimana wadah B1 di berikan 2 tetes limbah
detergen , wadah B2 di berikan 3 tetes limbah detergen dan di
wadah B3 di berikan 4 tetes limbah detergen .
8) Di wadah C di berikan perlakukan penggunaan limbah detergen
BOOM, dimana wadah C1 di berikan 2 tetes limbah detergen ,
wadah B2 diberikan 2 tetes limbah detrejn , dan diwadah C3
diberikan 4 tetes limbah detergen ,
9) Lakukan langkah no 9 sampai salah satu wadah kecambahnya
mati atau layu.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini yaitu melalui penelitian secara langsung pada obyel yang di teliti seperti
melakukan percobaan ini yaitu melihat pengaruh limbah detrgen terhadap
pertumbuhuan kecambah .
E. Tekhnik Analisa Data
46
xii
Untuk mendapatkan data yang factual dan akurat , maka di gunakan
metode analisis data dan selanjutnya di sajikan dalam bentuk uraian .
47
xii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinggi Batang Kecambah
Dari hasil yang di peroleh pada penelitian ini dengan menggunakan
perlakuan berbeda yaitu pemberian limbah detergen yang berbeda dengan
menggunakan limbah detergen CNI DT 88 yang di bagi 3 wadah yaitu B1,B2,
dan B3 lalu di bandingkan sdengan limbah detergen BOOM yang dibagi 3
wadah pula yaitu C1,C2 dan C3, dan di gunakan penyiraman air pada wadah
A1,A2 dan A3 sebagai Variabel control .
Tabel 3 . Tinggi Kecambah setelah di berikan penyiraman yang berbeda
penyiraman pemberian
penyiraman
( tetes ) 1 2 3 4 5
A1 air secukupnya 0,9 1,3 3,52 4,61 5,5
A2 air secukupnya 0,9 1,25 3,32 4,28 5,35
A3 air secukupnya 0,9 1,4 3,4 4,5 5,39
B1 limbah deterjen CS 88 2 0,9 1,3 1,34 1,52 1,6
B2 limbah deterjen CS 88 3 0,9 1,3 1,8 2,11 2,11
B3 limbah deterjen CS 88 4 0,9 1,2 1,6 2,8 3,7
C1 limbah deterjen boom 2 0,9 1,3 1,5 1.91 2,3
C2 limbah deterjen boom 3 0,9 1,0 1,1 1,1 1,1
C3 limbah deterjen boom 4 0,9 1,1 1,21 1,45 2,5
tinggi ( cm )
hariWadahyang digunakan
Diukur dengan menggunakan Mistar satuan ( cm )
48
xii
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Kecambah pada hari pertama
Hasil yang di peroleh menunjukkan bahwa pertumbuhan kecambah
yang di beri air , limbah detergen DT 88 , dan limbah detergen BOOM ukuran
tinggi batangnnya sama yaitu 0,9 cm pada hari pertama dimana efek dari
penyiraman belum memperlihatkan hasil yang diinginkan .
Gambar 2 . Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke dua
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM
Tin
ggi K
eca
mb
ah (
cm )
Jenis Penyiraman Limbah
Grafik Pertumbuhan Kecambah Hari Pertama
Wadah 1
Wadah 2
Wadah 3
00.20.40.60.8
11.21.41.6
AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM
Tin
ggi K
ecam
bah
( cm
)
Jenis Penyiraman
Grafik Pertumbuhan kecambah Hari ke dua
wadah 1
wadah 2
wadah 3
49
xii
Dari data grafik diatas dapat dilihat bahwa kecambah yang di beri air
dalam pertumbuhannya memperlihatkan bahwa pada wadah 1 tinggi
kecambah 1,3 cm , wadah 2 tinggi kecambah 1,25 dan pada wadah 3 tinggi
kecambah 1,4.
Lalu kita juga dapat melihat pertumbuhan kecambah yang di berikan
penyiraman limbah detergen telah memperlihatkan hasil dimana wadah 1
yang di berikan 2 tetes limbah tinggi kecambah 1,3 cm,wadah 2 yang di beri 3
tetes limbah memperlihatkan tinggi kecambah mencapai 1.3 cm dan wadah
ke 3 yang di berikan 4 tetes limbah memperlihakan tinggi kecambah
mencapai 1,6 cm .
Pada grafik tergambar pula pertumbuhan kecambah yang di berikan
limbah detergen BOOM dalam pertumbuhannya dimana wadah 1 di berikan 2
tetes limbah terlihat tinggi kecambah 1,3 cm , wadah 2 di berikan 3 tetes
limbah sehingga tinggi kecambah 1,0 cm dan pada wadah 3 di berikan 4 tetes
sehingga tinggi kecambah mencapai 1,1 cm.
Sehingga dari grafik diatas dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan
kecambah yang di berikan limbah detergen DT88 pertumbuhannya lebih cepat
di bandingkan pertumbuhan kecambah yang di berikan limbah detergen
BOOM yang pertumbuhannya lambat .
50
xii
Gambar 3 .Pertumbuhan Kecambah pada hari ke tiga
Pada gambar 3 diatas dapat kita melihat bahwa pada pertumbuhan
kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT88 memperlihatkan bahwa
pada wadah 1 yang di berikan limbah sebanyak 2 tetes tinggi kecambah
mencapai 1,34 cm , pada wadah 2 yang di berikan limbah sebanyak 3 tetes tinggi
kecambah mencapai 1,8 cm dan pada wadah 3 yang di berikan limbah sebanyak
4 tetes tinggi kecambah mencapai 2,8 cm .
Pada kecambah yang di berikan penyiraman dengan menggunakan
limbah detergen BOOM memperlihatkan bahwa pada wadah 1 yang di berikan 2
tetes limbah tinggi kecambah mencapai 1,5cm , pada wadah 2 yang di berikan
penyiraman sebanyak 3 tetes tinggi kecambah hanya mencapai 1,1 cm , dan
pada wadah 3 yang di beri 4 tetes limbah detergen tinggi kecambah mencapai
1,21 cm .
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM
Tin
ggi k
eca
mb
ah (c
m)
Jenis Peyiraman
Grafik pertumbuhan kecambah hari ke tiga
wadah 1
wadah 2
wadah 3
51
xii
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kecambah yang di
berikan perlakuan berbeda memberikan perbedaan tinggi yang berbeda pula pada
pertumbuhan kecambah , dimana limbah detergen CNI DT 88 lebih cepat
mempengaruhi tinggi tanaman di bandingkan detergen BOOM yang kurang
member pengaruh tinggi pada kecambah .
Gambar 4 . pertumbuhan kecambah pada hari ke empat
Pada grafik diatas terlihat perbedaan pertumbuhan kecambah yang di
berikan air tinggi batangnya mencapai 4,61cm pada wadah 1 , wadah 2 tinggi
batangnya mencapai 4,28 cm dan pada wadah 3 tinggi batang kecambah
mencapai 4,5 cm .
Terlihat pula bahwa limbah detergen CNI DT 88 dimana wadah 1 di
berikan 2 tetes limbah menunjukkan tinggi kecambah mencapai 1,42 cm , di
0
1
2
3
4
5
AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM
Tin
ggi K
eca
mb
ah (
cm)
Jenis Penyiraman
Pertumbuhan Kecambah hari ke Empat
wadah 1
wadah 2
wadah 3
52
xii
wadah 2 di berikan 3 tetes limbah sehingga tinggi kecambah mencapai 2.11 cm
sedangkan pada wadah 3 di berikan 4 tetes limbah sehingga tinggi kecambah
mencapai 2,8 cm .
Di grafik terlihat pula kecambah yang di berikan limbah detergen
BOOM dalam perkembangannya , dimana wadah 1 yang di berikan 2 tetes
limbah menunjukan tinggi kecambah mencapai 1,91 cm , wadah 2 yang di
berikan 3 tetes limbah hanya menunjukkan tinggi kecambah mencapai 1,2 cm
dan wadah 3 yang di berikan 4 tetes limbah tinggi kecambah mencapai 1,45 cm.
Dapat di simpulakn bahwa pertumbuhan kecambah yang di berikan air
dalam penyiramannya lebih cepat tumbuh dan berkembang sedanggakan
kecambah yang di berikan limbah detergen DT 88 pertumbuhannya sedikit lebih
cepat di bandingkan kecambah yang diberikan penyiraman menggunakan limbah
detergen BOOM .
0
1
2
3
4
5
6
AIR Limbah CNI DT 88 Limbah BOOM
Tin
ggi B
atan
ng
( cm
)
Jenis Penyiraman
Pertumbuhan Kecambah hari ke lima
Wadah 1
Wadah 2
Wadah 3
53
xii
Gambar 5 . grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke lima
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan kecambah yang di
berikan limbah detergen CNI DT 88 , pada wadah 1 yang di berikan 2 tetes
dalam penyiramannya tingginya mencapai 1,6 cm , pada wadah 2 pertumbuhan
kecambah yang di beri 3 tetes limbah tingginya sebesar 3,7 cm sedangkan pada
wadah 3 yang di berikan 4 tetes limbah tinggi kecambah mencapai 3,7 cm .
Sehingga dapat di lihat dari tinggi kecambah ternyata pada wadah 3 yang di
berikan 4 tetes limbah menunjukkan pertumbuhan tinggi kecambah lebih cepat
dibandingkan dengan wad 1 dan 2 .
Kecambah yang di berikan penyiraman limbah detergen BOOM
memperlihatkan bahwa pada wadah 1 yang di berikan 2 tetes limbah tinggi
kecambah mencapai 2,3 cm , namun pada waadah ke 3 dimana di berikan
penyiraman sebannyak 3 tetes limbah tinggi kecambah hanya mencapai 1,1 cm
dan pada wadah ke 3 tinggi yang di berikan 4 tetes limbah memperlihatkan
tinggi kecambah mecapai 2,5 cm .
Sehingga dapat di simpulkan bahwa air membuat pertumbuhann
kecambah lebih cepat daripada limbah detergen , namun pertumbuhan
kecambah yang menggunakan penyiraman air limbah detergen CNI DT 88 lebih
cepat daripada menggunakan limbah detergen BOOM dan pada hari keenam
kecambah pada wadah 2 yang di berikan limbah detergen BOOM mati dan
terlihat pucuknya hangus .
54
xii
B. Pengaruh Limbah detergen
Dari pengamatan yang di lakukan penulis , ternyata limbah
detergen mempengaruhi pertumbuhan kecambah dimana , terlihat dari tabel 3
tinggi kecambah yang di beri air pada pertumbuhannya , lebih cepat
dibandingkan kecambah yang di beri penyiraman limbah detergen.
Kita bisa melihat Tinggi kecambah yang di beri air , limbah CNI
DT 88 , dan limbah detergen BOOM dalam penyiramannya di hari ke-5 di
mana grafiknya tergambar seperti di bawah ini .
Gambar 6. Perbandingan pertumbuhan kecambah pada hari ke-5
Kita bisa melihat grafik pertumbuhan kecambah yang di berikan
penyiraman berbeda pada hari ke-5 , memperlihatkan tinggi kecambah yang
di beri air lebih tinggi dibandingkan kecambah yang di beri penyiraman
limbah boom yang pertumbuhannya kurang terlambat bahkan hamper mati ,
sedangkan yang diberikan limbah detergen CNI DT 88 kecambah tumbuh
dan berkembang namun tidak secepat kecambah yang di beri air .
0
2
4
6
Wadah 1 Wadah 2 Wadah 3
tin
ggi (
cm
)
Wadah A(1,2,3), B(1,2,3) dan C(1,2,3)
Tinggi kecambah pada hari ke-5
AIR ( A )
CNI DT 88 ( B )
BOOM( C )
55
xii
Gambar 7. Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke – 5
Kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 dalam
perkembangannya yang dibagi dalam tiga wadah yaitu B1,B2 dan B3 ,
dimanapertumbuhan di wadah B1 kurang berkembang dimana grafik
pertumbuhannya lebih meningkat , dimana wadah B1 di beri 2 tetes limbah
namun pertumbuhan kecambah kurang berkembang . Lalu di wadah B2
kecambah di beri 3 tetes limbah ternyata pertumbuhan kecambah lebih baik
daripada kecambah pada wadah B1 , dan pada wadah B3 pertumbuhan
kecambah lebih tinggi di bandingkan dengan wadah B1 dan B2 .
Dari hasil uji laboratorium , ternyata pada limbah detergen CNI DT
88 lebih baik karena dari 4 reagen yang digunakan dalam pengujian fosfat
ternyata semua reagen membuktikan bahwa limbah detergen CNI DT 88
positif mengandung fosfat .
0
1
2
3
4
B1 B2 B3
Tin
ggi K
eca
mb
ah (
Cm
)
Wadah
Kecambah Yang di beri limbah CNI DT 88
Kecambah
56
xii
Gambar 8 . Grafik pertumbuhan kecambah pada hari ke-5
Dari grafik pertumbuhan kecambah yang di beri limbah detergen
BOOM yang tergambar pada grafik diatas , menunjukkan pertumbuhan
kecambah mengalami penurunan tinggi pada wadah C2 , dimana wadah C1 yang
di berikan 2 tetes limbah lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah yang
terdapat pada wadah C2 yang di beri limbah sebanyak 3 tetes dimana
ketinggiannya tidak bertambah ,bahkan lebih cepat mati , sedangkan pada waha
C3 dimana kecambah yang di berikan limbah detergen sebanyak 4 tetes ,
pertumbuhan kecambah lebih cepat di bandingkan dengan wadah B1.
Dari hasil uji kandungan fosfat dalam limbah detergen BOOM ,
ternyata hanya 2 reagen yang membuktikan adanya kandungan fosfat dalam
limbah detergen BOOM yaitu reagen AgNo3 dan CuSO4 .
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
C1 C2 C3
tin
ggi k
eca
mb
ah (
cm )
Wadah
Kecambah yang di beri limbah deterjen BOOM
kecambah
57
xii
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa detergen mempengaruhi
pertumbuhan kecambah , dimana limbah detergen CNI DT 8 tumbuhan lebih
cepat berkembang di bandingkan dengan kecambah yang di beri limbah detergen
BOOM dimana pertumbuhan kecambah kurang berkembang .Dan dari hasil uji
Kualitatif juga membuktikan bahwa pada limbah detergen CNI DT 88 4 reagen
yang digunakan dalam uji fosfat semuanya positif mengandung fosfat sedangkan
pada limbah detergen BOOM hanya 2 reagen yang membuktikan adanya
kandungan fosfat, dan kemungkinan kandungan fosfat CNI DT 88 lebih banyak
dibandingkan limbah detergen BOOM.
58
xii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis dapat di tari kesimpulan , bahwa ternyata
limbah detergen sangat mempengaruhi pertumuhan kecambah , dimana
pertumbuhan kecambah yang diberi air lebih cepat berkembang di bandingkan
dengan menggunakan limbah detergen dalam penyiramannya.
Setelah dilakukan penellitian dengan cara membandingkan pertumbuhan
kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 dengan pertumbuhan
kecambah yang diberikan limbah detergen BOOM , terlihat pertumbuhan
kecambah yang di berikan limbah detergen CNI DT 88 lebih baik di bandingkan
dengan menggunakan limbah detergen BOOM.
B. Saran – Saran
1. Diharapkan kepada pembaca, jangan menjadikan limbah detergen sebagai
pupuk pengganti karena pada dasarnya limbah lebih banyak mengandung zat
yang berbahaya bagi tumbuhan.
2. Kepada pembaca , jangan langsung membuang limbah hasil cucian ke tempat
yang tanamannya cukup subur , karena akan menghambat pertumbuhan
tanaman bahkan dapat mematikan tanaman.
59
xii
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2004 . Detergen , ( Online ) .( http://www.google.com/ , diakse 4 februari
2009.)
Anonym . 2009 . Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman , ( online ) .
(http://www.google/com , diakses 4 februari 2009 ) .
Anonim . 2004 . Pengertian Limbah dan Polusi , ( Online) . (http://www.google.com ,
diakses 4 februari 2009 ) .
Author .2009 . Cermati Sabun dan Detergen yang Anda Gunakan , ( online )
,(http://www.google.com/ , diakses 4 februari 2009 ) .
Aryulina , Dian .dkk. 2007 . Biologi 3 SMA dan MA kelas 3. Esis : Jakarta .
Genot . 2008 .Efek Limbah terhadap Lingkungan , ( online ) .
(http://www.google.com , diakses 4 februari 2009 ) .
60
xii
InfoPOM . 2003 . Detergen ,( online ) , vol : IV edisi 9 , (http://www.google.com/ ,
diakses 4 februari 2009 )
Mushashi . 2008 .Detergen, ( online ), ( http://www.google.com , diakses 10 februari
2009 ) .
Sam , Arianto . 2004 . Pengertian Limbah dan Polusi ,( online )
,(http://www.google.com/ , diakses 4 februari 2009 ).
SMK Neg 3 Madiun .2008 . Metode Pengolahan Detergen , ( online ) ,
(http://www.google.com , diakses 10 februari 2009 )
Staf Ilmu tanaman . 2009 . Hubungan Cahaya dan Tanaman ,( online)
.(http://www.google.com , diakses 4 februari 2009 ).
Staf LAB Ilmu Tanaman . 2009 . Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman , (
online ) ,(http://google.com/ , diakses 4 februari 2009).
Thendie, Boanerges .2008 . Detergen dan Sabun , ( online ) , (http://www.google.com
, diakses 5 februari 2009 ) .
Vogel , 1985 . Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatis makro dan semimikro, edisi
lima . PT Kalman Media Pustaka: Jakarta .
61
xii
LAMPIRAN 1
UJI KANDUNGAN FOSFAT
TUJUAN : Untuk Menguji Kandungan Fosfat Pada Limbah Detergen
Waktu : Selasa 24 Februari 2009
Tempat : Laboratorium dasar Kimia UNHAS
Alat dan Bahan ;
1. Alat
- Pipet tetes ( 6 buah )
- Tabung reaksi ( 8 buah )
- Rak tabung reaksi (1 buah )
2. Bahan
- Limbah detergen CNI DT 88
- Limbah detergen BOOM
- Larutan CuSO4 0,1 M
- Larutan FeCl3 0,1 M
- Larutan AgNO3 0,0201 M
- Larutan ZnSO4 0,1 M
PROSEDUR KERJA :
62
xii
A. Uji Kandungan Fosfat pada Limbah detergen DT 88
1. Disiapkan 4 tabung reaksi pada rak tabung reaksi
2. Dimasukkan beberapa tetes limbah detergen di setiap tabung reaksi
3. Kemudian , dimasukkan 1 ml larutan CuSo4 , tetes pada tabung reaksi
pertama .
4. Lalu dimasukkan 1 ml larutan FeCl3 ,pada tabung reaksi ke dua .
5. dimasukkan 1 ml larutan AgNO3 , pada tabung reaksi ke tiga .
6. Dan dimasukkan 1 ml larutan ZnSO4 , pada tabung reaksi ke empat
7. Setiap setelah di berikan Reagen , sebaiknya tabung reaksi sedikit di
kocok agar limbah dengan reagen dapat bereaksi dengan baik .
8. Lalu diamati perubahan yang terjadi pada limbah detergen di 4 tabung
reaksi yang telah di berikan Reagen, dan tariklah kesimpulan .
B. Uji Kandungan Fosfat pada Limbah detergen BOOM
1. disiapkan 4 tabung reaksi pada rak tabung reaksi
2. dimasukkan beberapa tetes limbah detergen di setiap tabung reaksi
3. Kemudian , masukkan 1 ml larutan CuSo4 , pada tabung reaksi pertama
4. Lalu dimasukkan 1 ml larutan FeCl3 , pada tabung reaksi ke dua .
5. Dimasukkan 1 ml larutan AgNO3 , pada tabung reaksi ke tiga .
63
xii
6. Dan dimasukkan larutan ZnSO4 , pada tabung reaksi ke empat
7. Setiap setelah di berikan Reagen , sebaiknya tabung reaksi sedikit di
kocok agar limbah dengan reagen dapat bereaksi dengan baik
8. Lalu diamati perubahan yang terjadi pada limbah detergen di 4 tabung
reaksi yang telah di berikan Reagen, dan tariklah kesimpulan .
Tabel Jenis Kandungan Phosphat Dengan Menggunakan Reagen
No Reagen Jenis fosfat
Ortofosfat PO4 3- Metafosfat H2PO3- Pirofosfat P2O7 4-
1 AgNO3s Endapan warna kuning Endapan puih Endapan putih
2 CuSO4 Endapan biru pucat Endapan biru pucat endapan
3 Mg Endapan putih Endapan putih endapan
4 Albumin + CH3COOH koogulasi koogulasi Terjadi koogulasi
5 ZnSO4 Endapan puih Endapan putih Endapan putih
6 FeCl 3 Endapan putih Endapan putih Endapann putih
kekuningan
64
xii
Lampiran 2
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
Reagen
Hasil reaksi
LImbah
Jenis kandungan
Fofat
CNI DT 88 BOOM CNI DT 88 BOOM
FeCl3 Endapan putih Putih kekuningan + +
AgNO3 Endapan kuning Endapan hitam + -
CuSO4 Warna biru pucat Endapan coklat + -
ZnSO4 Endapan putih Endapan putih + +
Ket : ( + ) = positif mengandung Fosfat
( -) = negative mengandung fosfat
B. Kesimpulan
Dari uji Fosfat limbah detergen CNI DT 88 dan limbah detergen BOOM
, maka dapat di simpulkan bahwa ke dua limbah tersebut mengandung fosfat ,
namun dari hasil uji kandungan fosfat ternyata CNI lebih banyak mengandung Fosfat
jenis Ortofosfat ( PO4 3-) , karena setelah di reaksikan dengan 4 reagen semua positif
mengandung fosfat.Pada limbah detergen BOOM juga mengandung fosfat namun
hanya 2 reagen yang dapat membuktikan kandungan fosfat dari limbah ini , dan
jenis fosfat yang di kansung detergen ini adalah Ortofosfat ( PO4 3-) , dan
kemungkinan kandungan fosfatnya lebih kecil dari limbah CNI DT 88 .
65
xii
mampu membuktikan adanya kandungan fosfat di dalam limbah
detergen BOOM .
Makassar , 24 februari 2009
Pembimbing Praktikan
Praktik
MAKMUN ,S.Si NUR AMALIAH
66
xii
LAMPIRAN 3
FOTO UJI FOSFAT
NO FOTO ALAT DAN BAHAN KETERANGAN GAMBAR
1
Limbah detergen CNI DT 88 yang
terlihat jernih
2
Limbah detergen BOOM yang
terlihat keruh
3
Zat – zat kimia yang akan di
gunakan dalam proses uji kuantitatif
Phosphat
4
Zat – zat kimia yang akan di
gunakan dalam proses uji kuantitatif
Phosphat
67
xii
5
Pipet tetes
6
ZnCo3 0,1 M
7
AgNO3 0,0201 M
8
FeCl3 0,1 M
9
CuSO4 0,1 M
68
xii
10
Mg
`
11
Tabung reaksi yang telah diisi
dengan limbah detergen BOOM
yang telah di reaksikan dengan zat –
zat diatas
12
Tabung reaksi yang telah diisi
dengan limbah detergen CNI DT 88
yang telah di reaksikan dengan zat –
zat diatas
13
A
B
A . merupakan limbah detergen CNI
DT 88 + FeCl3
Menghasilkan warna putih
kekuningan.
B .merupakan limbah detergen
BOOM + FeCl3
menghasilkan endapan kuning
14
A
B
A. Merupakan limbah detergen
Boom + ZnSo4
menghasilkan endapan
putih.
B. merupakan limbah detergen
CNI DT 88 + ZnSo4 yang
menghasilkan endapan putih
.
69
xii
15
A
B
A. Merupakan limbah detergen
Boom + CuSO4
menghasilkan endapan
coklat
B. merupakan limbah detergen
CNI DT 88 + CuSO4 yang
menghasilkan warna biru
pucat .
16
A
B
A. Merupakan limbah detergen
Boom + AgNO3
menghasilkan endapan
hitam .
B. merupakan limbah detergen
CNI DT 88 + AgNO3 yang
menghasilkan endapan
putih.
17
Penulis yang mengadakan uji Zat
pada Limbah detergen di
Laboratorium MIPA UNHAS
18
Penulis yang mengadakan uji Zat
pada Limbah detergen di
Laboratorium MIPA UNHAS
70
xii
LAMPIRAN 2
FOTO PERTUMBUHAN KECAMBAH
Hari pertama
AIR
Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3
Limbah CNI DT 88
Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3
Limbah BOOM
Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3
71
xii
Hari ke- 2
AIR
Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3
Limbah CNI DT 88
Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3
Limbah BOOM
Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3
72
xii
Hari ke-3
AIR
Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3
Limbah CNI DT 88
Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3
Limbah BOOM
Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3
73
xii
Hari ke-4
AIR
Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3
Limbah CNI DT 88
Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3
74
xii
Hari ke - 5
AIR
Wadah A1 Wadah A2 Wadah A3
Limbah BOOM
Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3
Limbah CNI DT 88
Wadah B1 Wadah B2 Wadah B3
75
xii
Limbah BOOM
Wadah C1 Wadah C2 Wadah C3
76
xii
R I W A Y A T H I D U P
Nur Amaliah , di lahirkan pada tanggal 2 Agustus 1991 di Barru ,
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ( sulung ) , dari
pasangan Akhmad Jamaluddin dengan St.Nur Laelah .
Penulis memasuki jenjang pendidikan Taman kanak – kanak di TK pertiwi
Kab. Barru pada tahun 1996 berijazah 1997 , melanjutkan pendidikan SD INP Barri 1
tahun 1997 dan berijazah tahun 2003 lalu melanjtkan pendidikan di SMP NEG 1
Barru di tahun yang sama dan beerijazah tahun 2006 , setelah itu penulis melanjutkan
pendidikan di SMA NEG 1 Barru pada tahun 2006 dan pada tahun 2008 penulis
mendapat kesempatan untuk mewakili SMA NEG 1 Barru untuk bergabung di SMA
KELAS KHUSUS LPMP SULAWESI SELATAN dimana sekolah ini khusus
menjaring siswa – siswi dari seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan dengan
mengikuti proses pembelajaran mulai dari semester 5 sampai dengan UJIAN AKHIR
NASIONAL .
77
xii