contoh KTI.pdf

download contoh KTI.pdf

of 26

Transcript of contoh KTI.pdf

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    1/60

    KORELASI ANTARA AKTIVITAS SISWA MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN

    TERHADAP MINAT MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

    KELAS X DAN XI UNGGULAN SMA PLUS PGRI CIBINONG SEMESTER II

    TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    Karya Tuis Ilmiah

    Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Kelas

    XI IPA Unggulan

    oleh

    Rahimah Muslimah

    PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM

    SMA PLUS PGRI CIBINONG

    BOGOR

    2011

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    2/60

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    “Mencerdaskan kehidupan bangsa...” kalimat tersebut terdapat dalam

    UUD 1945. Disebutkan dalam kalimat tersebut, bahwa negara kita ingin

    mewujudkan bangsa yang cerdas. Perlu diingat, untuk mencapai bangsa yang

    cerdas, tentu harus ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan

    sistem pendidikan yang mapan, akan terbentuk masyarakat yang berpikir kritis,

    kreatif, dan produktif. Masyarakat tersebut juga akan memiliki kemampuan dan

    keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah

    merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak

    dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok

    yang harus dipenuhi.

    Bacalah! ( Iqra’), demikian bunyi ayat pertama kitab suci Al-Qur’an yang

    diturunkan untuk umat Muhammad. SAW dan manusia di muka bumi

    sesudahnya, 1440 tahun yang lalu. Membaca disini mempunyai pengertian yang

    luas, yang tidak hanya membaca buku bacaan tetapi membaca apa saja yang ada

    di depan mata kita, yang ada di sekitar diri kita, yang ada pada penciptaan diri

    kita, yang tak terlihat sekalipun oleh mata kita, dan semuanya.

    Di negara-negara maju, masyarakat telah sadar dengan sendirinya akan

     pentingnya budaya membaca buku untuk mendapatkan informasi. Walaupun di

    negara-negara maju tersebut harga PC relatif murah dan informasi melalui

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    3/60

    internet sangat mudah dan juga cepat, namun demikian baik perpustakaan

    maupun toko-toko buku tidak pernah sepi dengan pengunjung.

    Sekarang ini harus diakui bahwa minat membaca yang diwujudkan

    dengan aktivitas membaca buku dikalangan siswa umumnya masih rendah.

    Alasan klasik yang sering mengemuka adalah bahwa membaca belum

    membudaya di kalangan masyarakat, khususnya pelajar. Sebagian besar pelajar

    menganggap aktivitas membaca adalah merupakan aktivitas yang membosankan

    atau membuat jemu dan lelah. Bahkan membuat citra pelajar tersebut dianggap

    tidak “gaul” atau “cupu”.

    Menurut laporan World Bank   Nomor 16369-IND dan  International

     Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA)  di Asia Timur

     pada tahun 2000, Indonesia menempati posisi terendah pada skala kebiasaan

    membaca. Apabila dibandingkan dengan negara tetangga sekitar, kebiasaan

    membaca anak Indonesia berada pada skor 51,7. Angka ini tentu tidak sebanding

    dengan Hong Kong yang memiliki skor 75,5 atau Singapura (74,0), maupun

    Thailand (65,1). Bahkan dengan Filipina saja, Indonesia masih kalah. Negeri

    yang letaknya di utara Nusantara itu berada pada skor 52,6 untuk skala kebiasaan

    membaca anak (Website Mandrasah Aliyah Negeri Pacet Cianjur - Tingkatkan

    Kegemaran Membaca Anak)

    Pada tahun 2000 juga, organisasi  International Association for the

     Evaluation of Education Achievement (IEA) menempatkan kemampuan membaca

    siswa SD Indonesia diurutan ke-38 dari 39 negara. Indonesia merupakan negara

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    4/60

    terendah kedua diantara negara-negara ASEAN dalam kemampuan membaca.

    Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di

    Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic

     Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001,

    menempatkan Indonesia diurutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti (Bali

    Post).

    Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad teknologi dan informasi,

    siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap kritis,

    serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan.

    Budaya aktivitas membaca yang tinggi merupakan cermin kemajuan

    suatu bangsa. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan

    kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta

    masyarakat yang senang membaca (reading society). Masyarakat yang gemar

    membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar (learning society).

    Dalam masyarakat yang membaca dan belajar, buku-buku dan bahan-bahan

     bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang sangat penting (Staf Pengajar SMP

    Stella Duce Tarakanita, 1991:40). Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu

    dilakukan berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi

    kepada siswa akan pentingnya peningkatan aktivitas dan kegemaran membaca

     bagi siswa terhadap prestasi belajarnya di sekolah.

    Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat diukur dari prestasi belajar

    siswanya. Prestasi belajar yang tinggi memberi arti kepada keberhasilan dalam

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    5/60

     proses belajar mengajarnya, begitu pula sebaliknya prestasi belajar yang rendah

    memberi arti kegagalan lembaga pendidikan tersebut dalam proses belajar

    mengajarnya.

    Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kecakapan

    membaca. Berbagai penelitian melaporkan bahwa ketidakcakapan dalam

    membaca menjadi penyebab utama kegagalan anak dalam sekolah. Hal ini

    disebabkan oleh karena setiap mata pelajaran di sekolah memprasyaratkan anak

    untuk mempelajari dan memahami materi setiap mata pelajaran tersebut.

    Pemahaman terhadap materi pelajaran hanya dapat dilakukan jika anak memiliki

    kemampuan dan keaktifan membaca yang baik.

    Ketidak mampuan siswa membaca akan berakibat rendahnya prestasi

     belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena apabila siswa tersebut tidak mampu

    membaca, maka siswa tersebut tidak akan dapat memahami isi materi pelajaran

    tersebut, sehingga prestasi belajarnya pun akan rendah

    Prestasi belajar siswa dimungkinkan dipengaruhi oleh banyak faktor,

    diantaranya adalah minat dan keaktifan siswa membaca. Siswa yang mempunyai

    minat membaca tinggi, dimungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang

    tinggi. Siswa dengan minat baca tinggi, dengan sendirinya akan timbul kesadaran

    untuk belajar serta mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, baik buku

     pelajaran maupun buku lain yang masih berhubungan dengan pelajaran sehingga

    mereka akan memiliki pengetahuan lebih jika dibandingkan dengan siswa lain

    yang memiliki minat baca rendah. Begitu juga apabila minat membacanya

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    6/60

    rendah, akan membawa hasil yang rendah pula. Siswa yang memiliki minat baca

    rendah hanya akan mengandalkan apa yang diberikan guru disekolah.

    Seorang siswa yang memiliki kegemaran membaca akan nampak lebih

    dewasa daripada teman sebayanya. Siswa tersebut akan lebih dewasa dalam hal

     bergaul dan berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih

    tahan menghadapi berbagai tantangan. Hal itu terjadi karena daya kritis,

    kepekaan ilmiah, dan kepekaan sosial siswa akan berkembang sesuai dengan

     besarnya wawasan yang didapat dari kegiatan membaca

    Aktivitas membaca bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara

    rutin. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan

    memperluas ilmu pengetahuan. Dengan membaca membuat orang menjadi

    cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Melalui kegiatan

    membaca juga selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan

    mengembangkan kreativitas berfikir.

    Upaya peningkatan aktivitas membaca siswa sangat erat kaitannya

    dengan keberadaan perpustakaan di sekolah. Perhatian terhadap keberadaan

     perpustakaan sekolah sering terabaikan. Padahal, keberadaan perpustakaan

    sekolah dalam upaya mendorong tumbuhnya minat dan kegemaran membaca

    sangat strategis.

    Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan

    sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya

    meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    7/60

     pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan

    terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar

    (Darmono, 2001:2).

    Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara maksimal, diharapkan dapat

    mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami

     pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta

    menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh

    siswa, akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas

    kegiatan sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai

    kebutuhan pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di

    sekolah.

    Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam

     proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk

    membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut.

     Namun pada kenyataannya, perpustakaan kurang mendapat tempat di lingkungan

    sekolah sendiri. Tidak banyak siswa yang memanfaatkan waktu luang atau jam-

     jam kosong pelajaran untuk membaca di perpustakaan. Perpustakaan hanya

    dikunjungi oleh siswa yang memerlukan informasi saja, sedang selebihnya

    memilih memanfaatkan sarana lain seperti internet untuk belajar. Hal ini

    menunjukkan kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan

    sebagai sarana belajar.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    8/60

    Minat siswa yang rendah terhadap perpustakaan dewasa ini disebabkan

    oleh beberapa faktor, antara lain perkembangan pusat-pusat informasi yang lebih

    menarik, perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment ), acara televisi,

    status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan

    siswa.

    Pada dasarnya, pihak sekolah bertanggungjawab ikut menumbuhkan

    minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas siswa akan muncul.

    Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui budaya belajar yang

    menekankan pada memahami materi. Sedangkan perpustakaan menjadi fasilitas

    yang sangat penting perannya dalam menunjang proses pembelajaran tersebut.

    Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan

    minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi

    kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya

     berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku

     bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.

    Tingginya minat baca siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

    meminjam buku di perpustakaan, dan siswa yang membaca di perpustakaan.

    Peningkatan minat baca siswa perlu ditunjang dengan fasilitas perpustakaan yang

    memadai, seperti jumlah dan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan pembaca,

     penataan yang rapi agar mempermudah temu balik informasi. Adapun koleksi

     bahan pustaka yang baik adalah yang dapat memenuhi selera, keinginan dan

    kebutuhan siswa. Kekuatan koleksi bahan pustaka itu merupakan daya tarik bagi

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    9/60

    siswa, sehingga makin banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca

    dan dipinjam, akan semakin ramai perpustakaan dikunjungi siswa dan makin

    tinggi intensitas sirkulasi buku.

    Mengingat pentingnya membaca bagi siswa, sudah selanyaknya setiap

    siswa untuk membudayakan gemar membaca. Harapannya dengan banyak

    membaca buku pelajaran serta buku-buku lain yang masih berkaitan dengan

     pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa tersebut akan lebih baik.

    Berdasarkan kondisi di atas maka penulis berminat untuk mengadakan

     penelitian yang berjudul "Korelasi Aktivitas Siswa Membaca Buku Perpustakaan

    Terhadap Minat Membaca Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Unggulan

    SMA Plus PGRI Cibinong."

    1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

    Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut:

    1.  Bagaimana pengaruh membaca buku perpustakaan dapat mempengaruhi prestasi

     belajar siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong?

    2.  Bagaimana fasilitas dan koleksi buku perpustakaan dapat mempengaruhi minat

    membaca dan meningkatkan prestasi siswa-siswi SMA Plus PGRI Cibinong?

    3.  Bagaimana cara perpustakaan agar minat membaca siswa-siswi SMA Plus PGRI

    Cibinong meningkat sehingga prestasi juga dapat meningkat?

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    10/60

    10 

    1.3 PEMBATASAN MASALAH

    Mengingat banyaknya hal yang terkait dalam identifikasi masalah dan

    karena keterbatasan yang ada maka, dalam penelitian ini permasalahan tersebut

    dibatasi pada:

    1.  Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI

    Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011.

    2.  Minat membaca yang dimaksud adalah jumlah buku yang biasa dibaca dalam

    satu bulan.

    3. 

    Prestasi belajar ditunjukkan dengan pendapat siswa mengain prestasi belajar

    mereka sendiri.

    4.  Buku yang dibaca adalah buku-buku yang terkait dengan pelajaran baik buku

     paket pelajaran, buku penunjang (seperti kamus, referensi) maupun buku-buku

    lain masih berhubungan dengan pelajaran.

    1.4 PERUMUSAN MASALAH

    Adapun rumusan permasalahan yang disajikan berdasarkan latar belakang

    masalah adalah sebagai berikut:

    “Bagaimana korelasi antara aktivitas siswa membaca buku perpustakaan

    terhadap minat membaca dan prestasi belajar siswa kelas X dan XI Unggulan

    SMA Plus PGRI Cibinong semester II tahun pelajaran 2010/2011?”

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    11/60

    11 

    1.5 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    korelasi aktivitas siswa membaca buku perpustakaan terhadap minat membaca

    dan prestasi belajar siswa pada SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI

    Unggulan semester II tahun pelajaran 2010/2011.

    1.6 MANFAAT PENELITIAN

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat

    memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

    1.  Kegunaan Teoritis

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan

     pendukung untuk penelitian sejenis dan usaha pengembangan lebih lanjut

    di masa yang akan datang.

    2. 

    Kegunaan praktis

    a.  Bagi Penulis

    Penelitian dapat memperdalam wawasan penulis serta menambah

     pengalaman dalam melaksanakan penelitian.

     b.  Bagi Perpustakaan

    Penelitian dapat memberikan masukan positif untuk mengevaluasi dan

    meningkatkan kelengkapan koleksi perpustakaan agar dapat

    mempengaruhi minat membaca dan meningkatkan prestasi siswa di

    sekolah.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    12/60

    12 

    c.  Bagi Sekolah dan Guru

    Penelitian dapat memberikan pertimbangan bagi sekolah dalam

    menentukan kebijakan dan dalam mendorong peningkatan aktivitas

    membaca buku-buku perpustakaan agar dapat meningkatkan prestasi

     belajar siswa serta meningkatkan minat membaca siswa.

    d.  Bagi Siswa

    Siswa dapat mengetahui pentingnya membaca bagi peningkatan

     prestasi belajar.

    e. 

    Bagi Pembaca

    Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akan pentingnya

     peranan membaca. 

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    13/60

    13 

    BAB II

    LANDASAN TEORETIS

    2.1 AKTIVITAS MEMBACA

    a.  Definisi

    Aktivitas artinya adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan atau salah satu

    kegiatan kerja yang dilaksanakan. (Purwodarminto, 2002:17).

    Mengenai pengertian membaca banyak ahli yang mengemukakan

     pendapatnya untuk mendefinisikan membaca. Membaca merupakan kegiatan

    kompleks dan sengaja, yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari

    dalam diri pembaca dan dari luar. Membaca dalam hal ini berupa proses

     berfikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi fikir yang bekerja secara

    terpadu mengarah pada satu tujuan yaitu memahami makna paparan yang

    tertulis secara keseluruhan (Ibrahim Bafadal, 1996:193).

    Membaca adalah proses psikologi yang melibatakan penglihatan,

    gerak mata, pembicaraan batin, ingatan pengetahuan mengenai kata yang

    dapat dipahami dan pengalaman membacanya.

    Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk

    mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan.

    Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari

    dari bacaan.

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan

     bahwa aktivitas membaca adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    14/60

    14 

    memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,

     pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami

    dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik

    dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan

    aktivitas membaca dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat

    imbalan berupa wawasan dan informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut.

    b.  Pentingnya Aktivitas Membaca

    Rendahnya aktivitas dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia

     pada umumnya, dan siswa khususnya dan menjadi penyebab lambatnya

     perkembangan ilmu pengetahuan. Kegemaran membaca mempunyai nilai

    tinggi, mengasah nurani, memperkaya wawasan maka aktivitas membaca di

    kalangan siswa harus terus diusahakan agar ditingkatkan, karena siswa

    merupakan generasi penerus bangsa.

    Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan suatu

    keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Aktivitas

    membaca merupakan alternatif yang dianggap paling baik untuk

    meningkatkan mutu sumber daya manusia. Aktivitas membaca tidak hanya

     bisa dilakukan di kamar atau di perpustakaan yang sepi, yang hanya diisi

     bangku-bangku dan meja dari kayu keras dengan sejauh mata memandang

    hanya ada orang-orang berkacamata dan berpakaian kuno. Aktivitas membaca

     bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja secara rutin.

    Aktifitas membaca tidak dapat terlepas dari minat membaca. Menurut

    Lilawati (1988) minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    15/60

    15 

    memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,

     pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami

    dan pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik

    dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan

    aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi

    kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat

    membaca.

    Ada hubungan linear antara motivasi baca dan minat baca seseorang.

    Semakin rendah tingkat motivasi baca seseorang, akan semakin rendah pula

    minat bacanya. Sebaliknya, kian tinggi tingkat motivasi baca seseorang, akan

    semakin tinggi pula minat bacanya.

    Minat membaca merupakan prasarat dan sekaligus merupakan ciri

    kemajuan suatu bangsa atau masyarakat. Bangsa atau masyarakat yang maju

    akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan

    hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca (reading

    society). Ada hubungan timbal balik yang erat antara tingkat kemajuan suatu

     bangsa dengan minat membaca masyarakatnya. Hubungan ini dimungkinkan

    karena masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat

    yang belajar (learning society). Dalam masyarakat yang membaca dan belajar,

     buku-buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang

    sangat penting (Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, 1991:40).

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    16/60

    16 

    Membaca sangat penting dilakukan, bukan saja oleh orang dewasa

    melainkan juga anak. Seorang pelajar yang memiliki minat baca yang tinggi

    umumnya memiliki prestasi yang lebih bagus daripada yang memiliki minat

     baca rendah. Seorang anak yang memiliki kegemaran membaca akan nampak

    lebih dewasa daripada teman sebayanya. Lebih dewasa dalam hal bergaul dan

     berpikir. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh karena lebih tahan

    menghadapi berbagai tantangan. Ini terjadi karena daya kritis, kepekaan

    ilmiah, dan kepekaan sosial anak akan berkembang sesuai dengan potensinya

    sebagai konsekuensi logis dari besarnya wawasan yang ditimba dari kegiatan

    membaca.

    Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan

    memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Dengan membaca membuat

    orang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi.

    Melalui kegiatan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung,

     berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Bagi seorang siswa sebagai

    kelompok inteIektual perlu memiliki sikap kritis dan analisasis dalam upaya

     penguasaan ilmu pengetahuan. Salah satu usaha pembentukan sikap itu adalah

    dengan cara banyak membaca. Dengan membaca orang membentuk

    kemampuan berpikir lewat proses menangkap gagasan/informasi, memahami,

    mengimajinasikan, mengekspresikan, mengalami pencerahan, dan menjadi

    kreatif.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    17/60

    17 

    Dalam abad elektronik, membaca semakin penting sebab informasi

    tertulis membanjir lewat buku maupun media elektronik Membaca buku

    adalah sarana utama untuk mengakses sumber informasi dan pengetahuan.

    Gemar membaca menyebabkan orang mandiri dalam mencari pengetahuan,

    tidak tergantung pada sekolah, les, training, seminar, dan sebagainya.

    Manfaat lain yang dapat diperoleh dari aktivitas membaca menurut

    Gray & Roger (1995) antara lain :

    1.  Meningkatkan Pengembangan Diri

    Dengan membaca sesecrang dapat meningkatkan ilmu

     pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembangan dan

     berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun

    orang lain.

    2.  Memenuhi Tuntutan Intelektual

    Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan

     perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya

     pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.

    3.  Memenuhi Kepentingan Hidup

    Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang

     berguna dalam kehidupan sehari-hari.

    4. 

    Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    18/60

    18 

    Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca

     buku-buku tentang internet, akan meningkatkan minatnya untuk

    mempelajarinya lebih mendalam.

    5.  Mengetahui Hal-hal yang Aktual

    Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa

    yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya :

    adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan peristiwa yang lain.

    c.  Membina Minat Membaca

    Membaca tapi tidak memahami isi dari bacaannya, merupakan

    kecenderungan yang dialami banyak orang. Kondisi ini terjadi biasanya

    disebabkan oleh ketiadaan tujuan dari membaca. Sebagai contoh, seseorang

    mendadak rajin membaca ketika sudah mendekati masa ujian. Maka biasanya,

    karena diburu-buru waktu dan ada banyak buku yang harus dibaca, ia akan

    sulit mencerna dan memahami apa yang dibacanya. Jalan pintas yang

    akhirnya ditempuh adalah dengan menghapal sekuat tenaga beberapa bagian

    dari isi buku dengan harapan akan keluar saat ujian nanti.

    Aktivitas membaca yang demikian itu tentu saja tidak akan

    memperoleh banyak manfaat. Sebab sebenarnya seseorang yang membaca itu,

     paling tidak ia akan memperoleh informasi baru tentang apa yang dibacanya.

    Oleh karena itu, sedapat mungkin cara seseorang membaca, agar dapat

    memperoleh banyak manfaat, adalah: Pertama, membaca itu harus bertujuan.

    Membaca tanpa tujuan yang jelas, pemahaman terhadap bahan bacaan

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    19/60

    19 

    menjadi tidak jelas. Dengan cara demikian, faedah membaca pun akan

    didapatkan.

    Kedua, selain untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, membaca

    yang baik perlu juga ditopang oleh motivasi. Karena punya target atau tujuan

    tertentu, maka seseorang akan menjadi termotivasi untuk membaca buku-buku

     berkaitan dengan masalah yang menarik perhatiannya, sehingga mereka tidak

    hanya membaca, tetapi juga mencerna serta memahami isi dari bacaan yang

    dibaca.

    Inti dari tujuan membaca adalah supaya seseorang dapat membaca.

    Artinya, semakin banyak referensi bacaan yang dibaca, akan semakin

    memampu orang untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi pada

    lingkungan sekitarnya. Setelah mengetahui secara mendalam dan mampu

    menjelaskannya, maka tidak tertutup kemungkinan bagi seseorang untuk

    dapat merumuskan solusi/jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

    Kemampuan diatas bukanlah kemampuan yang bisa didapat secara instan,

    meski ada buku-buku yang mengklaim diri bisa memberi solusi instan namun

    seringnya tanpa penjelasan karena belajar adalah sebuah proses. Kritis, itulah

    yang kita perlukan dalam membaca.

    Untuk menumbuhkan kegemaran membaca memerlukan usaha dari

    semua pihak, terutama keluarga untuk membuat suatu persepsi dalam

    keluarga bahwa dengan membaca akan memperoleh banyak keuntungan dan

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    20/60

    20 

    manfaat. Institusi keluarga berperanan untuk melahirkan individu yang bukan

    saja gemar membaca tetapi menjadikan membaca sebagai budaya.

    Orang tua dalam hal ini memegang peranan yang luar biasa untuk bisa

    menanamkan pemikiran bahwa membaca itu perlu dan harus dijadikan

    kegiatan rutin untuk mempersenjatai anggota keluarga dengan informasi dan

    materi yang bisa digunakan untuk menjawab setiap tantangan yang ada di

    lingkungan. Peranan ini sangat diperlukan untuk memenuhi perkembangan

     pesat teknologi informasi dan komunikasi yang memberi pengaruh besar

    terhadap perkembangan mental anak-anak.

    d.  Meningkatkan Minat Membaca

    Untuk meningkatkan aktivitas membaca diperlukan peran aktif dari

    semua komponen yang ada baik pemerintah, masyarakat, keluarga serta

    instansi pengelola perpustakaan.

    a.  Peranan Pemerintah

    Pemberantasan buta huruf sangat berkaitan erat dengan

    kewajiban pemerintah dalam menjamin pendidikan warga

    negaranya. Dalam hal ini, pemerintah harus menjamin pendidikan

    yang berkualitas, terjangkau, dimana termasuk di dalamnya

    ketersediaan buku berkualitas yang murah dan dapat di-akses

     publik secara mudah.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    21/60

    21 

    Oleh sebab itu, pemerintah dituntut sebagai regulator ,

    inisiator , eksekutor , serta dinamisator   bagi terjaminnya

     perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional.

    1.  Sebagai Regulator

    Pemerintah dituntut untuk dapat menghasilkan

     peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan yang mampu

    menciptakan suatu kondisi yang positif dan sehat bagi para

     pembaca dengan tetap memberi kesempatan bagi

     berkembangnya industri perbukuan yang adil, transparan dan

     bertangggung jawab. Seperangkat peraturan yang mampu

    mengayomi semua kepentingan, terutama di satu sisi,

    kepentingan sosial bagi masyarakat, dan di sisi lain,

    kepentingan ekonomi bagi para pengusaha. Keduanya harus

     bersinergi secara postif sehingga tercipta suatu keseimbangan

    dan keharmonisan dimana tujuan akhirnya adalah untuk

    mencerdaskan bangsa.

    2.  Sebagai Insiator

    Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam

    mendorong dan melakukan perubahan yang diperlukan bagi

    kepentingan pendidikan secara nasional. Pemerintah harus mau

    mengambil inisiatif yang positif, bagi ketersediaan buku-buku

     bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    22/60

    22 

    Hal ini mencakup pula kewajiban pemerintah untuk mengambil

    inisiatif terhadap kemungkinan terjadinya kevakuman

    ketersediaan buku, akibat liberalisasi pasar maupun sebab lain

    diluar kendali pemerintah.

    3.  Sebagai Eksekutor

    Pemerintah berkewajiban untuk menjalankan segala

     peraturan dan perundang-undangan yang ada dengan

    semaksimal mungkin sehingga tercapai suatu korelasi yang

     positif dan nyata antara tataran kebijakan dengan realitas yang

    ada. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu

    mendeteksi setiap bentuk penyimpangan yang kontra produktif

    sehingga pada akhirnya merugikan masyarakat pembaca.

    4.  Sebagai Dinamisator

    Pemerintah harus mampu menciptakan suatu kondisi

    yang dinamis dimana interaksi antara industri buku dengan

     pembaca buku berjalan seiring dalam sistem simbiotik

    mutualisme. Hubungan yang energik dan dinamis harus

    menjadi roh utama antara penulis, penerbit dan pembaca

    sehingga memungkinkan terciptanya sebuah ruang yang

    kondusif bagi tumbuh kembangnya aktivitas baca masyarakat

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    23/60

    23 

    dengan ketersediaan buku yang layak, berkualitas dengan

    harganya terjangkau.

     b. 

    Peranan Masyarakat

    Peran masyarakat dalam menumbuhkan budaya gemar

    membaca, merupakan sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan

    dalam menciptakan masyarakat yang sadar membaca. Masyarakat

    dapat mengambil porsi tersendiri, melalui berbagai bentuk

    kegiatan maupun penyediaan ruang-ruang publik yang mendorong

    anggotanya untuk memanfaatkan ruang dan waktu yang tersedia,

    dengan membaca.

    Budaya membaca harus menjadi budaya masyarakat, baik

    melalui kampanye-kampanye nyata maupun melalui pertemuan-

     pertemuan yang bersifat informal maupun formal. Kegiatan gemar

    membaca harus dilakukan secara terus menerus berkesinambungan

    tanpa henti, sehingga menjadi sebuah ritual baru. Pengadaan

     perpustakaan umum maupun perpustakaan keliling, merupakan

    sebuah contoh untuk melangkah lebih maju dalam mendorong

    masyarakat yang gemar membaca.

    c.  Peranan Keluarga

    Peranan keluarga dalam meningkatkan minat dan aktivitas

    membaca adalah sangat penting dan mendasar sekali. Disinilah

     pada dasarnya letak dan arah kemajuan bangsa dapat diraih.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    24/60

    24 

    Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap

     perkembangan minat dan kegemaran membaca anak. Keluarga

    adalah sarana yang tepat bagi persemaian watak, perilaku dan

    kecerdasan mengingat seluruh anggotanya dimungkinkan dapat

     berinteraksi secara intensif, bebas dan dinamis. Oleh sebab itu

    dalam, menumbuhkan minat dan kegemaran membaca, maka harus

    dimulai dari lingkungan keluarga sebagai unsur terpenting dalam

    sebuah komunitas masyarakat.

    Keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam

    menentukan perkembangan kecerdasan anggota keluarga.

    Kecerdasan seorang anak sangat ditentukan oleh dua faktor

    mendasar, yaitu:

    1.  Pola makan yang menyangkut nilai gizi bagi

     perkembangan otak termasuk didalamnya dalam masa

    kehamilan serta pertumbuhan bagi perkembangan

    kecerdasan otak.

    2.  Kebiasaan atau budaya yang dikembangkan dalam

    lingkungan keluarga, menyangkut proses pembelajaran

    semenjak anak-anak hingga dewasa.

    Kedua faktor ini akan terkait satu sama lain, sehingga saling

    mempengaruhi dan menentukan. Kecerdasan seseorang tidak

    dapat diabaikan dari nilai gizi makanan yang di konsumsinya

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    25/60

    25 

    dimana zat-zat tertentu sangat dibutuhkan dalam perkembangan

    otak dimasa pertumbuhan. Begitu juga dengan kebiasaan

    membaca yang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang

     panjang, memerlukan alokasi waktu dan usaha yang memadai.

    Ayah dan Ibu adalah contoh terbaik kepada anak-anak untuk

    mewujudkan budaya gemar membaca di kalangan anggota

    keluarga. Keduanya perlu terlebih dahulu memberikan contoh

    keteladanan gemar membaca agar membentuk sikap positif anak

    terhadap aktivitas membaca terutama membaca bahan bacaan

    yang berkualitas. Sikap positif ini akan melahirkan anggota

    keluarga yang menghargai buku dan ilmu serta memastikan

    membaca untuk kemajuan diri dan keluarga.

    d.  Peranan Pihak Perpustakaan

    Usaha-usaha lain yang harus dilakukan dari pihak perpustakaan

    sebagai penyedia bahan bacaan adalah pengelola perpustakaan

    sekolah juga perlu menciptakan kiat-kiat atau terobosan-terobosan

    untuk memajukan perpustakaannya, misalnya bekerja sama dengan

    lembaga-lembaga pendidikan lain, pusat perbukuan, penerbit, toko

     buku, media cetak, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya.

    Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengayaan

    fasilitas perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai

     pengunjung merasa betah berada di ruang perpustakaan. Yang

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    26/60

    26 

    dimaksud fasilitas perpustakaan dalam hal ini adalah tersedianya

    sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor, tape

    recorder, perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan

    fasilitas lainnya.

    Hal lain yang tidak kalah penting adalah, pertama

    memperhatikan koleksi buku, artinya pengelola perpustakaan harus

     jeli dalam memilih judul buku dan senantiasa memperbaiki koleksi

     buku-bukunya. Kedua, memperhatikan penyusunan buku-buku

    sesuai sistem yang digunakan, hal ini agar pengunjung

     perpustakaan mudah mendapatkan bahan bacaan yang

    diperlukannya.

    2.2 PERPUSTAKAAN SEKOLAH

    a.  Definisi

    Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku bacaan (Purwodarminto,

    2002: 782).

    Ketika mendengar kata perpustakaan, pasti langsung terbayang

    sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan.

    Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi jika diperhatikan lebih lanjut, hal itu

     belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko

     buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.

    Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat,

    dimana-mana telah diselenggaran perpustakaan. Tetapi walaupun bukan

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    27/60

    27 

    merupakan hal baru masih banyak yang mendefinisikan yang salah terhadap

     perpustakaan.

    Menurut Rohanda (2000) banyak batasan atau pengertian tentang

     perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan.

    1.  Menurut kamus “The Oxford English Dictionary” 

    Kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam

     bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “suatu tempat

     buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai

     bahan rujukan”

    2.  Pengertian perpustakaan pada abad ke-19

    “Suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi

    koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh

    masyarakat atau golongan masyarakat tertentu”. Dalam

     perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan

    memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung

    yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh

    masyarakat.

    3.  Pada tahun 1970

    The American Library Association menggunakan istilah

     perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk

     pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan,

     pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan“.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    28/60

    28 

    4.  Menurut pengertiannya yang mutakhir, Keputusan Presiden RI

    nomor 11

    “Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan

     pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai

    sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang

     pelaksanaan pembangunan nasional”.

    Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan.

     Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas

     berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat

    diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber

    informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan

    suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.

    Adapun ciri-ciri perpustakaan yang dirinci adalah:

    1. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja.

    2. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka.

    3. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai.

    4. Perpustakaan sebagai sumber informasi.

    Berdasarkan ciri pokok tersebut maka arti perpustakaan adalah suatu

    unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan

     pustaka.baik berupa buku-buku maupaun bukan buku yang diatur secara

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    29/60

    29 

    sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber

    informasi oleh setiap pemakai (Ibrahim Bafadal, 1996:2-3).

    Apabila ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakainya maka

    secara garis besar ada lima perpustakaan yaitu perpustakaan nasional,

     perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum,

    dan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang

    diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar

    dilembaga formal tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah baik

    umum maupun lanjutan.

    Ibrahim Bafadal (1992:4) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah

    merupakan koleksi yang diorganisasikan didalam suatu ruang agar dapat

    digunakan oleh murid-murid dan guru-guru yang dalam penyelenggaraannya

    diperlukan seorang pustakawan yang dapat diambil dari salah seorang guru.

    Berdasarkan pengertian diatas perpustakaan sekolah adalah sebagai

    unit kerja dari suatu lembaga yang bernama sekolah yang berupa tempat

    menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan

     berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan

    memperdalam pengetahuan baik oleh guru maupun siswa disekolah tersebut.

    b.  Tujuan Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka.

    Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai

    fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    30/60

    30 

    kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang

     pelaksanaan pembangunan nasional.

    Perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan

    kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas

    cakrawala guru, serta karyawan yang ada dilingkungan sekolah.

    c.  Fungsi Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi

    sebagai berikut:

    a.  Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan

    seperti

    tercantum dalam kurikulum sekolah.

     b.  Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa

    mengembangkan

    kreativitas dan imajinasinya.

    c.  Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi

    waktu luang

    (buku-buku hiburan).

    Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat

    dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Life Education).

    Menurut Imade Wardita perpustakaan memiliki sejumlah fungsi yaitu

    fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan inspiratif (Buletin Pusat Perbukuan

     No.4/1998):

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    31/60

    31 

    1.  Fungsi Edukatif

    Perpustakaan sekolah, menyediakan buku-buku fiksi dan non

    fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan siswa untuk

     belajar sendiri tanpa bimbingan guru. Karena sebagian besar

     pengadaan buku disekolah disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

    2.  Fungsi Informasi

    Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan

     bahan-bahan berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan

     bacaan lain seperti majalah, Koran bulletin, pamplet, peta dan lain

    sebagainya. Semua itu akan dapat memberikan informasi dan

    keterangan yang beragam sesuai dengan yang diperlukan siswa.

    3.  Fungsi Tanggungjawab Administrasi

    Fungsi ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari

    diperpustakaan sekolah dimana setiap peminjaman dan

     pengembalian harus selalu dicatat oleh petugas perpustakaan.

    Apabila ada siswa yang terlembat mengembalikan akan mendapat

    denda atau apabila menghilangkan buku yang dipinjam maka ia

    harus menggantinya baik dengan cara membeli baru ataupun

    difotocopy. Semua itu akan mendidik dan membiasakan untuk

     bertanggung jawab.

    4.  Fungsi Rekreasi

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    32/60

    32 

    Perpustakaan sekolah dapat pula berfungsi sebagai rekreasi.

    Hal ini bukan berarti secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat

    rekreasi tertentu akan tetapi secara psikologis. Sebagai contoh

    seorang siswa membaca cerita tentang “Pulau Bali” didalam buku

    itu dikemukakan keindahan panorama Bali selain itu dipertegas

    dengan gambar-gambar sehingga sangat menarik. Dengan

    demikian secara psikologis dengan membaca buku tersebut siswa

    dapat merasa telah melakukan rekreasi ke Pulau Bali.

    5. 

    Fungsi Riset

    Tersedianya buku-buku bahan bacaan yang lengkap akan dapat

    memberikan panduan bagi siswa maupun guru untuk melakukan

    riset mengenai berbagai macam hal.

    d.  Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

    Pengelolaan perpustakaan sekolah membutuhkan perencanaan yang

    matang dalam berbagai macam hal, antara lain:

    1.  Pemilihan Bahan Pustaka

    Proses melakukan pengadaan bahan pustaka harus disesuaikan

    dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak

     bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah, serta

     bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan kemajuan yang

     baik.

    2.  Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    33/60

    33 

    Usaha pengadaan koleksi bahan pustaka dapat dilakukan

    dengan berbagaiu cara yaitu:

    a. 

    Pembelian

    Jalan ini adalah jalan yang ideal dalam pengadaan

    koleksi bahan pustaka, sebab ada kebebasan dalam

    menentukan pilihan bahan pustaka yang sesuai dengan

    kebutuhan.

     b.  Hadiah

    Hadiah atau pemberian dapat diperoleh dari instansi

     pemerintah maupun swasta, perorangan berupa kenang-

    kenangan tanda terimakasih dan sebagainya.

    c.  Tukar Menukar

    Bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki

     penerbitan sendiri dapat dipergunakan untuk tukar menukar

     bahan pustaka dengan penerbit lain. Hal ini akan

    menjadikan koleksi bahan pustaka perpustakaan

     bertambah.

    3.  Inventarisasi Bahan Pustaka

    Setelah buku diterima baik dari yang pembelian, hadiah, tukar

    menukar, maka secepatnya diberiakan tanda kepemilikan dengan

    memberi cap atau stempel pada halaman tertentu secara konsisten,

    misalnya pada halamn judul, ditengah atau pada halaman terakhir,

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    34/60

    34 

    kemudian dicatat dalam buku induk. Dalam buku induk memuat

    nomor urut, tanggal penerimaan, pengarang, judul, penerbit, tahun

    terbit, asal buku, jumlah, harga dan keterangan lain.

    4.  Klasifikasi

    Klasifikasi adalah pengelompokan buku menurut bidang ilmu

    masing-masing. Klasifikasi ini berfungsi untuk agar pelayanan

    diperpustakaan dapat dilaksanakan dengan mudah cepat dan tepat.

    5.  Katalogisasi

    Katalog adalah daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh

     perpustakaan. Fungsi katalog untuk mempermudah mencari letak

     buku pada kelompok nama buku itu diperoleh.

    6.  Menyusun Bahan Pustaka

    Bahan pustaka yang telah selesai diolah dan siap dipakai dapat

    disusun pada rak-rak buku, rak majalah, rak kamus dan rak surat

    kabar.

    7.  Pelayanan

    Pelayanan pemakaian perpustakaan meliputi sirkulasi yang

    menyangkut peminjaman dan pengembalian buku. Dalam

     peminjaman maupun pengembalian buku ada persyaratan yang

    harus dipatuhi

    e.  Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan didirikan bukan hanya sekedar melayani peminjaman

     buku-buku pelajaran bagi siswa tetapi siswa harus dapat dimanfaatkan untuk

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    35/60

    35 

    mengasah otak, menambah pengetahuan dengan memperbanyak aktivitas

    membaca buku-buku yang ada didalamnya, baik buku pelajaran maupun buku

    lain yang masih berkaitan dengan pelajaran di sekolah.

    2.3 PRESTASI BELAJAR

    a.  Definisi

    Prestasi adalah hasil yang dicapai atau di lakukan (Poerwodarminto,

    1976:780). Prestasi adalah hasil belajar/kerja semaksimal mungkin. Hasil

     belajar adalah hasil aktivitas manusia dalam bidang tertentu dan aktivitas itu

    terlaksana semaksimal mungkin.

    Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dalam

    lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh kebiasaan ilmu

     pengetahuan dan sikap yang terutama diperoleh disekolah sehingga tercapai

     perubahan tingkah laku yang diharapkan.

    Hamalik (2001:27) mengemukakan tentang belajar sebagai berikut:

     belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

    tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

    mengalami. Selain itu dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

    tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

    Menurut Djamarah (1995:44) belajar pada hakikatnya adalah

     perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

    aktivitas belajar. Menurut Gagne dalam (1977) menyatakan bahwa “Belajar

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    36/60

    36 

    terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

    mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance-

    nya) berubah dari waktu sebelum mengalami situasi ke waktu sesudah ia

    mengalami situasi tadi”.

    Menurut Morris L Bigge dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar

    adalah perubahan yang menetapkan dalam kehidupan seseorang yang tidak

    diwariskan secara grafis. Sedangkan menurut Marle J Moskowitz dan Arthur

    R Orgel yang juga dikutip oleh Max Darsono (2001:3) belajar adalah

     perubahan perilaku yang sebagai langsung dari pengalaman dan bukan akibat

    dari hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir.

    Dari definisi diatas belajar adalah terjadi perubahan dari diri orang

    yang belajar karena pengalaman. Belajar merupakan sebuah sistem yang

    didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga

    menghasilkan perubahan tingkah laku.

    Unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar antara lain:

    1.  Pembelajaran berupa peserta didik, pembelajaran warga belajar

    dan peserta pelatihan

    2.  Rangsangan yaitu peristiwa yang merangsang penginderaan

     pembelajaran

    3. 

    Memori berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan

    ketrampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar

    sebelumnya

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    37/60

    37 

    4.  Respon adalah tindakan yang dihasilkan dari aktivitas memori

    Adapun faktor-faktor yang saling mempengaruhi dalam belajar adalah

    sebagai berikut:

    1.  Faktor Individual (Dari dalam diri seseorang)

    a.  Kematangan/pertumbuhan

     b.  Kecerdasan/inteligensi

    c.  Latihan/ulangan

    d.  Motivasi

    e. 

    Karakter Individu/faktor pribadi

    2.  Faktor Sosial (Dari luar individu)

    a.  Faktor keluarga/keadaan rumah tangga

     b.  Guru dan cara mengajarnya

    c.  Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar

    d.  Lingkungan dan kesempatan yang tersedia

    e.  Motivasi sosial.

    Aktivitas belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi

    secara sadar situasi stimulus dengan isi memori sebagai perilakunya berubah

    dari waktu sebelumnya dan setelah adanya situasi stimulus.

    Menurut Rachman Natawidjaja (1984:14) telah dikemukakan

    mengenai ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar sebagai

     berikut:

    a.  Perubahan yang terjadi secara sadar

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    38/60

    38 

    Individu yang belajar akan menyadari dan merasakan adanya

     perubahan dalam dirinya.

     b. 

    Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

    Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri

    individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu

     perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan dan berguna

     bagi proses belajar berikutnya.

    c.  Perubahan dalam belajar bersifat positif dan negatif

    Dalam belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah

    dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

    sebelumnya. Perubahan bersifat aktif artinya perubahan itu terjadi

    dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

    d.  Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

    Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap

    atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah

     belajar akan bersifat menetap.

    e.  Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

    Perubahan tingkah laku itu terjadi karena tujuan yang akan

    dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku

    yang benar-benar disadari.

    f.  Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    39/60

    39 

    Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses

     belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam

    sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

    Berdasarkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar berarti

     belajar menyangkut proses belajar dan hasil belajar. Hasil dari belajar sangat

    terkait dengan prestasi belajar pada individu. Hasil belajar merupakan

    cerminan pencapaian prestasi individu dalam proses belajar dan pembelajaran.

    Prestasi hasil belajar dapat pula diartikan sebagai tingkat keberhasilan

    dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk

    skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu

    (Depdikbud, 1990:23).

    Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa sekolah yang

    ditunjukkan dengan terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap

    sebagai hasil suatu individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

    lingkungannya.

    Secara umum prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor

    (Rachman Natawidjaja , 1984:16) yaitu:

    1.  Faktor Internal

    a. 

    Faktor Jasmaniah (Fisiologis)

    Meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan lain

    sebagainya.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    40/60

    40 

     b.  Faktor Psikologis

    •  Faktor Intelektif

    Meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

    dan faktor kecakapan yaitu prestasi yang telah dimiliki.

    •  Faktor Non-Intelektif

    Meliputi unsur-unsur kepribadian tertentu seperti:

    sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan

     penyesuaian diri.

    c.  Faktor Kematangan Fisik dan Psikis

    2.  Faktor Eksternal

    Meliputi faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan

    fisik dan lingkungan spiritual atau keagamaan.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

     proses perubahan yang menyeluruh baik perubahan kognitif, afektif,

     psikomotorik pada individu dan perubahan-perubahan itu sebagai hasil

    interaksi dengan lingkungannya sehingga akan mengarah pada perubahan

    tingkah laku yang diharapakan.

    Faktor-faktor tersebut diatas saling berinteraksi secara langsung

    ataupun tidak langsung pada diri individu untuk mencapai prestasi belajar.

    Biasanya prestasi belajar itu ditunjukkan dengan nilai raport yang telah

    dicapai.

    b.  Prinsip-Prinsip Belajar

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    41/60

    41 

    Secara umum prinsip belajar adalah sebagai berikut:

    1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

    2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan aspek tingkah laku.

    3. Belajar merupakan suatu proses.

    4. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang hendak

    dicapai.

    2.4  Korelasi Membaca Buku di Perpustakaan dengan Minat Membaca dan

    Prestasi Belajar Siswa

    Membaca buku adalah keaktifan, kegiatan atau kesibukan untuk

    memperhatikan, kata-kata tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata,

     pembicaraan, ingatan pengetahuan mengenai kata-kata yang dapat dipahami dan

     pengalaman membacanya yang dilakukan secara intensif merasa tertarik dan senang

    terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca

    dengan kesadaran dan kemauan sendiri dan mendapat imbalan berupa wawasan dan

    informasi dari hasil aktivitas membaca tersebut.

    Minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan

    kesadaran akan manfaat membaca. Sementara itu, prestasi belajar merupakan hasil

     belajar yang tergambar pada laporan hasil belajar siswa (rapor).

    Dengan demikian, korelasi membaca buku di perpustakaan dengan

    minat membaca dan prestasi belajar siswa adalah hubungan membaca buku di

     perpustakaan dengan kesenangan membaca dan prestasi belajar siswa.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    42/60

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    43/60

    43 

    Penulis terlebih dahulu membagikan angket/kuesioner tentang

    kebiasaan atau minat membaca siswa yang berjumlah 10 pertanyaan

    yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D, atau E.

    Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 5.

    Skor 1 untuk jawaban E, skor 2 untuk jawaban D, skor 3 untuk

     jawaban C, skor 4 untuk jawaban B, dan skor 5 untuk jawaban A. Jadi

    masing-masing pilihan jawaban itu dimaksudkan untuk

    melambangkan perbedaan kadar atau kualitas kebiasaan atau minat

    membaca yang dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif.

    Setelah itu, penulis memberikan angket yang kedua. Angket ini

     berisi tentang pandangan siswa terhadap keberadaan perpustakaan dan

     pemanfaatan mereka dalam menggunakannya. Berjumlah 10

     pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, atau

    D. Instrumen angket ini digunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan

    4. Skor 1 untuk jawaban D, skor 2 untuk jawaban C, skor 3 untuk

     jawaban B, dan skor 4 untuk jawaban A. Jadi masing-masing pilihan

     jawaban itu akan melambangkan penting atau tidaknya keberadaan

     perpustakaan untuk para siswa secara tafsiran kuantitatif.

    Kemudian kembali memberikan angket yang terakhir. Angket

    ini berisi tentang prestasi siswa dan hubungannya dengan kegiatan

    membaca di perpustakaan. Angket ini berisi dengan pertanyaan

    singkat dengan jumlah sepuluh pertanyaan. Dengan kriteria penilaian

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    44/60

    44 

    setiap jawaban akan memperlihatkan hubungan prestasi siswa di

    sekolah dengan membaca di perpustakaan.

    3.2.2. 

    Teknik Pengolahan DataData penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik

    stastistik dan kualitatif. Pengolahan data dengan menggunakan teknik

    statistik berupa nilai mentah dari angket/kuisioner yang berbentuk

     pilihan ganda. Nilai tersebut akan disusun dalam tabel distribusi

    frekuensi dan penulis akan menghitung nilai rata-rata (mean).

    Sedangkan data yang diolah dengan teknik kualitatif,

    merupakan jawaban siswa dari angket/kuisioner yang berbentuk essay

    dengan 10 pertanyaan. Jawaban tersebut akan diteliti dan ditarik

    kesimpulan dari setiap jawaban.

    4.3 POPULASI DAN SAMPEL

    3.3.1.  Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi siswa

    SMA Plus PGRI Cibinong kelas X dan XI Unggulan semester II tahun

     pelajaran 2010/2011. Terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas XI IPA

    Unggulan 1, XI IPA Unggulan 2, X Unggulan 3, dan X Unggulan 4.

    Dengan jumlah siswa 141 orang. Namun peneliti tidak akan

    mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya

    mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak.  

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    45/60

    45 

    3.3.2.  Sampel

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel

     Nonprobabilita. Dengan jenis, Purposive Sampling. Karena penelitian

    dilakukan dengan sengaja oleh peniliti atas dasar kriteria-kriteria

    tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan masalah

     penelitian. Sampel yang akan diteliti sejumlah 20 orang. 

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    46/60

    46 

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 

    Pengumpulan DataBerikut ini adalah data yang dikumpulkan penulis dari tiga sumber,

    yakni data angket pilihan ganda kebiasaan membaca, data nilai angket pilihan

    ganda mengenai perpustakaan, dan angket essay mengenai prestasi belajar

    siswa.

    Tabel 1

    JAWABAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA

     Nama Siswa KelasSoal Nomor

    Jumlah Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    MV X. U3 3 3 2 3 2 2 3 5 2 4 29 Cukup

     NS X. U3 4 3 4 3 2 2 3 5 5 5 36 Tinggi

    AK X. U3 4 4 5 3 3 3 3 5 5 5 40 Tinggi

    AH X. U3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 34 Tinggi

    DF X. U4 4 3 2 4 2 3 3 3 5 4 33 Tinggi

    MS X. U4 5 5 4 3 5 3 3 5 5 5 43 Sangat Tinggi

    IA X. U4 5 3 3 3 3 2 2 3 4 5 33 Tinggi

    DO X. U4 5 3 5 4 3 3 3 3 5 5 39 Tinggi

    ML XI IPA U1 5 3 4 3 2 2 3 4 5 4 36 Tinggi

    AA XI IPA U1 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 45 Sangat Tinggi

    FD XI IPA U1 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 46 Sangat Tinggi

    YM XI IPA U1 3 3 3 3 1 2 4 4 5 3 31 Tinggi

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    47/60

    47 

    Keterangan:

     Nilai = 41 – 50 (Minat Membaca Sangat Tinggi)

     Nilai = 31 – 40 (Minat Membaca Tinggi)

     Nilai = 21 – 30 (Minat Membaca Cukup/Sedang)

     Nilai = 11 – 20 (Minat Membaca Rendah)

     Nilai = 0 – 10 (Minat Membaca Sangat Rendah)

    AD XI IPA U1 3 3 4 3 2 1 4 5 2 5 32 Tinggi

    FN XI IPA U1 4 4 3 3 3 2 3 5 5 4 36 Tinggi

    AW XI IPA U2 5 5 5 5 1 2 2 3 1 3 32 Tinggi

    WA XI IPA U2 5 5 4 5 2 2 3 5 5 5 41 Sangat Tinggi

    IA XI IPA U2 4 3 5 3 3 3 3 4 4 4 36 Tinggi

    AA XI IPA U2 3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 38 Tinggi

    AP XI IPA U2 4 4 5 3 3 3 4 4 5 4 39 Tinggi

    AA XI IPA U2 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 29 Cukup

    Jumlah 728

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    48/60

    48 

    Tabel 2

    JAWABAN ANGKET PERPUSTAKAAN

     Nama Siswa KelasSoal Nomor

    Jumlah Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting

     NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting

    AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting

    AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting

    DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting

    MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting

    IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting

    DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting

    ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting

    AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    49/60

    49 

    Keterangan:

     Nilai = 31 – 40 (Perpustakaan Penting)

     Nilai = 21 – 30 (Perpustakaan Cukup Penting)

     Nilai = 11 – 20 (Perpustakaan Tidak Penting)

     Nilai = 0 – 10 (Perpustakaan Sangat Tidak Penting)

    FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting

    YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting

    AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting

    FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting

    AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting

    WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting

    IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting

    AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting

    AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting

    AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting

    Jumlah 624

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    50/60

    50 

    Deskripsi Data

    Setelah Penulis memperoleh data sampel penelitian dalam hal

    kebiasaan membaca dan opini tentang pentingnya perpustakaan dari siswa

    kelas unggulan SMA Plus PGRI Cibinong, Penulis dapat mengetahui rata-rata

    tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong tinggi, dengan rata-rata skor 36,4.

    Begitu pula dengan opini siswa tentang pentingnya perpustakaan. Para siswa

    yang menganggap perpustakaan sangat penting tergolong tinggi dengan rata-

    rata skor 31,2. 

    4.2  Analisis Data

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    51/60

    51 

    Data yang telah dikumpulkan kemudian Penulis olah kembali dengan

    menganalisis setiap pertanyaan untuk mengetahui berapa orang yang

    menjawab pertanyaan A, B, C, D, atau E pada angket kebiasaan membaca dan

     berapa orang yang menjawab A, B, C,atau D pada angket perpustakaan.

    1.  Angket Kebiasaan/Minat Membaca

    Tabel 3

    JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET KEBIASAAN MEMBACA 

    Soal

    Pilihan

    A B C D E

    1.  Bagaimanakah perasaan anda apabila

    keinginan membaca dapat tersalurkan?8 7 5 0 0

    2.  Tingkat keinginan anda untuk membacacenderung termasuk pada kategori

    mana?

    4 5 11 0 0

    3.  Bagian/rubrik surat kabar yang paling

    disenangi adalah ………..7 8 4 1 0

    4.  Bagaimanakah perasaan anda bilamana

    novel sastra (seperti novel PramoedyaAnanta Toer) itu beredar sangat luas dimasyarakat dan mudah dijangkau?

    3 3 14 0 0

    5.  Berapa rata-rata jumlah bacaan yanganda baca perminggu?

    2 1 8 7 2

    6.  Rata-rata tingkat frekuensi anda pergi

    membeli buku setiap bulannya?0 0 9 9 2

    7.  Bagaimanakah anda dengan kesempatan

    untuk membaca di rumah?1 6 11 2 0

    8.  Bagi anda, munculnya dorongan untukmembaca terutama adalah ……………

    10 6 4 0 0

    9. 

    Anda terdorong untuk membaca.Kerana jenis alasan …………….

    13 2 1 3 1

    10. Menurut anda, kegiatan membaca buku

    itu …………..10 7 3 0 0

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    52/60

    52 

    Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa; pada pertanyaan

    nomor 1, siswa yang memilih jawaban A sebanyak 40%, jawaban B 35%,

    C 25% dan untuk jawaban D dan E sebanyak 0%. Artinya, 40% siswa

    sangat senang bila mereka dapat menyalurkan keinginan mereka untuk

    membaca, 35% merasa senang, dan 25% siswa merasa biasa saja.

    Pada pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa mempunyai kategori

    keinginan membaca yang cenderung kuat, 25% termasuk dalam kategori

    kuat, dan 55% termasuk dalam kategori biasa saja.

    Pertanyaan ketiga, 35% siswa lebih menyukai bagian/rubrik sastra

     budaya (cerpen, puisi, cerita bersambung) pada surat kabar, 40% lebih

    menyukai profil tokoh, 20% lebih menyukai opini (artikel-artikel,

    karangan lepas), dan 5% siswa lebih menyukai bagian konsultasi/tanya

     jawab.

    Pertanyaan keempat, sebanyak 15% siswa merasa sangat senang bila

    novel sastra dapat beredar sangat luas di masyarakat dan mudah

    dijangkau, 15% merasa senang, dan 70% siswa merasa biasa saja.

    Pertanyaan kelima, 10% siswa rata-rata membaca lebih dari 5 judul

     buku perminggu, 5% membaca antara 4-5 judul, 40% membaca 2-3 judul,

    35% membaca kira-kira 1 judul buku, dan 10% siswa tidak membaca 1

     judulpun dalam seminggu.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    53/60

    53 

    Pertanyaan keenam, sebanyak 45% siswa membeli 3-2 buku setiap

     bulannya, 45% membeli 1 buku, dan 10% siswa tidak membeli satu

     bukupun dalam satu bulan.

    Pertanyaan ketujuh, 5% siswa mempunyai kesempatan yang sangat

    tersedia untuk membaca di rumah, 27% mempunyai kesempatan yang

    cukup tersedia, 50% siswa terkadang mempunyai cukup kesempatan dan

    terkadang tidak, 9% tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca,

    dan 9% sangat tidak cukup tersedia kesempatan untuk membaca.

    Pertanyaan kedelapan, 50% siswa mempunyai dorongan untuk

    membaca terutama demi rasa ingin tahu dan terhibur, 30% demi

    mendapatkan manfaat dan untuk iseng, dan 20% demi mengisi waktu

    luang.

    Pertanyaan kesembilan, sebanyak 65% siswa terdorong untuk

    membaca karena alasan demi meningkatkan pengembangan diri, 10%

    demi kebutuhan harga diri, 5% karena terpengaruh orang lain, 15% demi

     penyelesaian tugas agar nilai aman, 5% demi mendapat imbalan jasa.

    Pertanyaan kesepuluh, 50% siswa menganggap kegiatan membaca itu

    sangat perlu dan sangat penting, 35% menganggap perlu dan penting,

    15% menganggap kegiatan membaca itu biasa saja.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    54/60

    54 

    2.  Angket Perpustakaan

    Tabel 4

    JAWABAN TIAP PERTANYAAN ANGKET PERPUSTAKAAN

     Nama Siswa KelasSoal Nomor

    Jumlah Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    MV X. U3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 25 Cukup Penting

     NS X. U3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34 Penting

    AK X. U3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 33 Penting

    AH X. U3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32 Penting

    DF X. U4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 33 Penting

    MS X. U4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 39 Penting

    IA X. U4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 34 Penting

    DO X. U4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 Penting

    ML XI IPA U1 2 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 Cukup Penting

    AA XI IPA U1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 Penting

    FD XI IPA U1 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 31 Penting

    YM XI IPA U1 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 23 Cukup Penting

    AD XI IPA U1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 Cukup Penting

    FN XI IPA U1 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 32 Penting

    AW XI IPA U2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 1 26 Cukup Penting

    WA XI IPA U2 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 30 Cukup Penting

    IA XI IPA U2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 33 Penting

    AA XI IPA U2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 33 Penting

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    55/60

    55 

    Pertanyaan pertama, 25% siswa mengunjungi perpustakaan

    lebih dari 4 kali dalam satu bulan, 40% mengunjungi minimal satu atau

    dua kali, 30% siswa mengunjungi perpustakaan hanya bila diwajibkan

    untuk ke perpustakaan, dan 5% siswa tidak pernah mengunjungi sama

    sekali.

    Pertanyaan kedua, sebanyak 20% siswa biasanya membaca atau

    meminjam buku bila berada di perpustakaan, 45% siswa belajar individu

    atau kelompok, 25% siswa mengerjakan tugas karena referensi buku yang

    diminta ada di perpustakaan, 10% hanya ikut-ikut teman yang pergi ke

     perpustakaan.

    Pertanyaan ketiga, 25% siswa menganggap fasilitas yang tersedia

    di perpustakaan sudah sangat memadai, 65% menganggap fasilitas cukup

    memadai, dan 10% menganggap fasilitas di perpustakaan biasa saja.

    Pertanyaan keempat, 60% siswa menganggap ruangan

     perpustakaan sudah sangat baik, 35% merasa cukup baik, dan 5% merasa

    ruangan perpustakaan biasa saja.

    Pertanyaan kelima, sebanyak 25% siswa berpendapat bahwa

    koleksi buku di perpustakaan kurang menarik dan lengkap, 55%

    AP XI IPA U2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 33 Penting

    AA XI IPA U2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 24 Penting

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    56/60

    56 

     berpendapat koleksi buku menarik namun masih kurang lengkap, 10%

    siswa berpendapat koleksi buku di perpustakaan biasa saja, seperti pada

     perpustakaan pada umumnya, dan 10% siswa berpendapat bahwa koleksi

     buku perpustakaan cukup menarik namun tidak berpengaruh untuk minat

    membacanya yang rendah.

    Pertanyaan keenam, 20% siswa berpendapat bahwa pustakawan di

    sekolah sudah sangat profesional, 40% berpendapat cukup profesional,

    25% berpendapat biasa saja, dan 15% berpendapat pustakawan masih

    kurang profesional.

    Pertanyaan ketujuh, sebanyak 20% siswa merasa dengan membaca

     buku di perpustakaan akan sangat berpengaruh pada minat membaca dan

    membuat minat membaca meningkat, 45% siswa merasa cukup

     berpengaruh, 30% siswa merasa biasa saja dan kemungkinan berpengaruh

    dengan minat membaca sangat sedikit, dan 5% siswa merasa dengan

    membaca buku di perpustakaan tidak akan berpengaruh pada minat

    membaca.

    Pertanyaan kedelapan, 30% siswa berpendapat dengan membaca

     buku di perpustakaan, prestasi belajar akan meningkat, 55% berpendapat

     prestasi belajar cukup meningkat, 10% siswa berpendapat pengaruh

    membaca buku di perpustakaan dengan prestasi belajar biasa saja, 5%

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    57/60

    57 

    siswa berpendapat bahwa membaca buku di perpustakaan tidak

     berpengaruh sama sekali dengan peningkatan prestasi belajar.

    Pertanyaan kesembilan, sebanyak 80% siswa menganggap

    keberadaan perpustakaan sangat penting dan fasilitas yang wajib dimiliki

    suatu sekolah, 15% menganggap keberadaan perpustakaan cukup penting

    untuk beberapa pelajaran yang memberi tugas dengan referensi suatu

     buku, dan 5% siswa menganggap bahwa keberadaan perpustakaan biasa

    saja, hanya sebagai formalitas.

    Pertanyaan kesepuluh, 65% siswa berpendapat agar banyak siswa

    mengunjungi perpustakaan, maka koleksi buku perpustakaan ditambah

    dan setiap bulannya ada banyak buku yang baru, dan buku baru tersebut

    adalah buku yang juga baru terbit, 25% siswa berpendapat agar ruangan

     perpustakaan dibuat lebih menarik dan nyaman lagi, 5% siswa

     berpendapat diadakan kunjungan wajib setiap kelas untuk mengunjungi

     perpustakaan, dan 5% siswa berpendapat agar kunjungan siswa ke

     perpustakaan tidak dipaksa, melainkan keinginan siswa itu sendiri. 

    3.  Angket Prestasi Belajar Siswa

    Berdasarkan angket essay mengenai prestasi belajar siswa, dapat

    disimpulkan bahwa; mayoritas para siswa yang berasal dari kelas X dan

    XI Unggulan memiliki prestasi belajar yang baik. Rata-rata rapot setiap

    semesternya mengalami kenaikan.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    58/60

    58 

    Kebanyakan dari siswa yang mengisi angket berpendapat bahwa

    tingkat minat membaca seseorang dapat mempengaruhi tingkat

     prestasinya. Karena secara otomatis, seseorang yang memiliki minat

    membaca yang tinggi akan lebih sering mengisi waktu luangnya untuk

    membaca dan pengetahuan serta kosa kata yang di dapat juga lebih

     banyak. Selain itu, seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi

    akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan memahami soal karena

    terbiasa membaca.

    Banyak dari siswa juga berpendapat bahwa dengan membaca buku di

     perpustakaan, akan berpengaruh pada minat membaca dan prestasi siswa.

    Minat membaca akan meningkat dan prestasi belajar juga meningkat.

    Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari angket ini adalah, para siswa

     berpendapat bahwa perpustakaan belum efektif dalam meningkatkan

    minat membaca siswa. Dan menurut mereka, hal ini disebabkan karena

    koleksi buku di perpustakaan sekolah tidak bervariasi. Buku-buku yang

    ada di perpustakaan adalah buku-buku lama yang kebanyakan telah

    dimiliki siswa. Hal inilah yang menyebabkan para siswa malas ke

     perpustakaan.

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    59/60

    59 

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan terhadap kebiasaan membaca

    dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus

    PGRI Cibinong, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :

    1. 

    Kebiasaan membaca siswa kelas X dan XI Unggulan SMA Plus PGRI

    Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebanyak 20% siswa memiliki minat

    membaca yang sangat tinggi, 70% siswa memiliki minat membaca yang tinggi, dan 10%

    siswa memiliki minat membaca yang cukup/sedang.

    2.  Keberadaan Perpustakaan menurut kelas X dan XI Unggulan SMA Plus

    PGRI Cibinong memiliki rata-rata yang cukup tinggi. Sebesar 80% siswa menganggap

    keberadaan perpustakaan sangat penting dan 20% siswa menganggap keberadaan

     perpustakaan penting.

    3.  Ada pengaruh positif dari kebiasaan membaca buku di Perpustakaan dengan

    minat membaca siswa dan prestasi belajar.

    5.2 SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian, baik berdasarkan perolehan data maupun yang

     penulis peroleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan

     bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Sebagai akhir dari penulisan,

    Penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

  • 8/20/2019 contoh KTI.pdf

    60/60

    1.  Hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Agar

    kemampuan membaca pemahaman dapat dicapai.

    2.  Hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan

    menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan.

    3.  Hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan

    fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di

     perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan

    motivasi siswa untuk membaca.

    4. 

    Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh kepada anak dalam hal

    kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.

    Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi

     penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.