KTI_Mawapres kumplit

43
KARYA TULIS ILMIAH Dalam Rangka Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak PROSPEK PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA MONITORING SERTA MOTIVATOR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DIUSULKAN OLEH : NARTI PRIHARTINI NIM D03107008 PRODI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2010

Transcript of KTI_Mawapres kumplit

Page 1: KTI_Mawapres kumplit

KARYA TULIS ILMIAH

Dalam Rangka Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik

Universitas Tanjungpura Pontianak

PROSPEK PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI

SARANA MONITORING SERTA MOTIVATOR

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

DIUSULKAN OLEH :

NARTI PRIHARTINI NIM D03107008

PRODI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2010

Page 2: KTI_Mawapres kumplit

Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul

PROSPEK PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI

SARANA MONITORING SERTA MOTIVATOR

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

Oleh:

Narti Prihartini

D03107008

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui serta belum pernah dipublikasikan,

dipresentasikan, dan diikutsertakan pada lomba penulisan karya tulis ilmiah

lainnya yang sejenis di lingkungan Universitas Tanjungpura maupun di luar

Universitas Tanjungpura.

Telah dilakukan pengesahan pada tanggal…………Oleh :

Menyetujui,Dosen Pembimbing

Helfi Nasution, S.Kom ,M.CsNIP. 19710429 199802 1 001

Mengetahui,Pembantu Dekan III Fakultas Teknik

UNTAN

Usman A. Gani, ST., MT.NIP.

Page 3: KTI_Mawapres kumplit

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH

SWT, karena atas kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah dalam rangka pemilihan mahasiswa berprestasi fakultas teknik universitas

tanjungpura ini tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Prospek Pengembangan E-Learning sebagai

Sarana Monitoring serta Motivator Terhadap Minat Belajar Siswa”. Alasan

utama penulisan karya tulis ilmiah dengan tema ini adalah mengingat sekarang ini

perkembangan teknologi terutama teknologi informasi telah memegang peranan

yang cukup penting dalam kehidupan terutama dalam peningkatan-peningkatan

inovasi dan kreasi di segala bidang begitu pula di bidang pendidikan.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami kendala,

terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat

diselesaikan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan. Karena itu,

sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. Syafaruddin AS, MM. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Tanjungpura.

2. Bapak Usman A. Gani, ST., MT. selaku Pembantu Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura yang senantiasa

mendukung segala aktivitas dan kreatifitas ilmiah mahasiswa Fakultas

Teknik.

3. Bapak Helfi Nasution, S.Kom, M.Cs. selaku Dosen Pembimbing dalam

penyusunan karya tulis ini. Terima kasih atas bimbingan dan

kesabarannya.

Page 4: KTI_Mawapres kumplit

4. Bapak Yus Sholva, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika yang turut memberikan masukan kepada penulis dalam

penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Pihak-pihak yang menjadi sumber inspirasi serta memberikan bantuan

dalam memperoleh data serta sumber-sumber yang diperlukan dalam

pembuatan karya tulis ilmiah ini.

6. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga yang banyak memberikan dorongan

dan bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

7. Seluruh civitas akademika Universitas Tanjungpura terutama fakultas

Teknik atas dukungannya terhadap pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Dalam hal ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih terdapat

kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan penulis senantiasa

mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar ke depannya pengerjaan

karya tulis ilmiah ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari sebelumnya dan

penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

dan dapat diimplementasikan nantinya dalam kehidupan serta dapat memberikan

manfaat secara maksimal kepada semua pihak.

Demikianlah yang dapat disampaikan oleh penulis pada pengantar singkat ini,

mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya pula atas segala perhatiannya. Akhirul kata,

Wabillahitaufik Wal Hidayah

Wassalamualaikum Wr Wb

Pontianak, 22 April 2010

Penulis

Page 5: KTI_Mawapres kumplit

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... .. iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ........................................... 4

1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah ......................................... 4

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 E-Learning di Sekolah ................................................................. 5

2.2 Definisi E-Learning ..................................................................... 6

2.3 Karakteristik E-Learning ............................................................. 8

2.4 Teknologi Penunjang serta Komponen Pendukung E-Learning…10

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Fokus Penulisan ........................................................................ 18

3.2 Sumber Data ............................................................................. 18

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 18

3.4 Analisis Data ............................................................................ 18

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN HASIL ANALISIS

4.1 Pandangan Para Pengajar atau Pendidik, Para Siswa, serta

Penyelenggara (Institusi) terhadap Pengembangan E-Learning

Page 6: KTI_Mawapres kumplit

sebagai Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar

Siswa..............................................................................................19

4.2 Faktor-Faktor yang Menunjang Pengembangan E-Learning.........23

4.3 Cara untuk Meningkatkan Pengembangan E-Learning sebagai

Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar

Siswa.............................................................................................24

4.4 Prospek Pengembangan E-Learning dalam Hal Monitoring serta

Peningkatan Motivasi terhadap Minat Belajar Siswa ..................25

4.5 Pemecahan Masalah ................................................................. .27

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................... 30

5.2 Rekomendasi ............................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 34

Page 7: KTI_Mawapres kumplit

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Collaboration ................................................................................ 14

Gambar 2. Ruang Lingkup E-Education ......................................................... 19

Gambar 3. Pelatihan tentang Penerapan E-Learning terhadap Para Pengajar

dalam bentuk

Workshop............................................................................................24

Gambar 4. Contoh E-Learning dengan Akses Khusus ..................................... .26

Gambar 5. Contoh lain dari penerapan e-learning di suatu institusi yang dapat

diakses oleh khalayak ramai ...............................................................27

Page 8: KTI_Mawapres kumplit

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aspek-aspek yang dapat Mempengaruhi Penerapan E-learning bagi Para

Pengajar, Pelajar, serta Institusi............................................................... 2

Tabel 2. Lima Tingkatan Penggunaan Web ..................................................... ..11

Tabel 3. Software Pendukung Pengembangan Aplikasi E-Learning ................. ..15

Page 9: KTI_Mawapres kumplit

ABSTRAK

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Prospek Pengembangan E-Learning sebagaiSarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa” ini membahastentang perkembangan e-learning sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologiinformasi terutama di bidang pendidikan yang berkaitan dengan usahapeningkatan terhadap minat belajar siswa, pengkajian terhadap permasalahan yangmungkin terjadi dalam pengaplikasiannya serta metode ataupun cara yang dapatdiimplementasikan dalam pemecahan atau solusi atas permasalahan tersebut.

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apasaja yang mendukung pengimplementasian e-learning sebagai salah satu metodepembelajaran yang baru, mengetahui dan menemukan cara yang terbaik dalammeningkatkan minat belajar siswa serta memaksimalkan penggunaan e-learningsebagai metode pembelajaran baru yang dapat diterapkan , dan untuk mengetahuibagaimana prospek pengembangan e-learning dalam membantu melakukanmonitoring serta mampu memotivasi siswa dalam meningkatkan minat belajarmereka.

Metode yang dipergunakan adalah dengan melakukan analisis terhadap beberapapenerapan dari metode pembelajaran dengan menggunakan e-learning sertamemperhatikan secara maksimal terhadap pengaplikasian dari e-learningkemudian melihat prospek terhadap pengembangan e-learning dalammeningkatkan minat belajar siswa.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran baruberbasis teknologi informasi seperti e-learning pada saat ini benar-benar relevandan memberikan daya guna yang maksimal dalam memonitoring dan memotivasiminat belajar siswa dikarenakan perkembangan teknologi informasi sekarang iniyang menjadikan e-learning dapat diakses oleh para siswa serta dapatmemungkinkan pembelajaran berbasis on-line yang dapat menjembatani antarasiswa dengan para pengajar atau pendidiknya. Hal ini juga dapat memberikanmotivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapatmembantu pelaksanaan active learning.

Page 10: KTI_Mawapres kumplit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi sekarang ini memegang peranan yang cukup penting dan

sangat relevan terhadap tuntutan zaman yang senantiasa membutuhkan revisi-

revisi dari berbagai bidang kehidupan terutama dalam hal penyajian informasi

kepada pihak tertentu sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam hal ini, salah satu bidang yang tak luput dari modernisasi di bidang

teknologi informasi adalah di bidang pendidikan dengan pengembangan salah satu

metode pembelajaran baru yaitu dengan menggunakan metode e-learning atau

pembelajaran dengan basis elektronik yang dapat diartikan bahwa pembelajaran

tidak hanya menggunakan cara konvensional yang mensyaratkan bahwa siswa

harus memiliki perangkat sekolah pendukung pembelajaran seperti buku cetak

yang saat ini harganya cukup mahal dan kurang dapat dijangkau oleh semua

pihak, melainkan saat ini penggunaan buku cetak tersebut dapat digantikan oleh

modul-modul pembelajaran yang dapat diakses serta diunduh secara free oleh para

siswa yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Sekilas menelaah bahwa di masa-masa mendatang, arus informasi akan semakin

meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan

menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan tersebut jika tidak

ingin ketinggalan zaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya

proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan

komputer dan internet sebagai alat bantu utama.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelumnya harus dipersiapkan terlebih dahulu

mengenai kemungkinan terjadinya globalisasi tersebut dan hendaknya dilakukan

persiapan dalam mengantisipasi segala kelengkapan para siswa di masa

Page 11: KTI_Mawapres kumplit

mendatang yang dapat berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat

bantu belajar.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari efektivitas dan hasil

penggunaan e-learning. Namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil

yang berbeda. Beberapa mengklaim bahwa e-learning tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelas konvensional. Namun

pendapat lain mengklaim bahwa e-learning memberikan kemajuan yang cukup

besar dalam proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Terdapat 3 dimensi yang

menjadi fokus dalam analisa penelitian ini , yaitu dari sisi pelajar, pengajar, dan

institusi.

Tabel 1. Aspek-aspek yang dapat Mempengaruhi Penerapan E-learning

bagi Para Pengajar, Pelajar, serta Institusi

Page 12: KTI_Mawapres kumplit

Penggambaran tersebut masih merupakan sebuah gambaran yang berupa

kemungkinan yang dapat tejadi mengenai pendidikan di masa yang akan datang,

dimana teknologi yang diterapkan benar-benar berbeda dibandingkan dengan cara

konvensional dan dalam hal ini dituntut kesiapan yang optimal agar dapat

mengimbangi dan menghadapi era globalisasi yang memungkinkan pertukaran

informasi menjadi jauh lebih baik dibandingkan saat ini.

Berbagai hal juga harus diperhatikan dalam penerapan metode pembelajaran

dengan menggunakan e-learning ini agar nantinya pembelajaran dengan metode

e-learning ini dapat bekerja secara optimal dan dapat membantu meningkatkan

minat belajar siswa agar siswa dapat menjadi lebih aktif dan mampu memahami

setiap materi yang dipelajarinya. Dalam hal ini persiapan terhadap para pengajar

serta pendidik dan para murid mutlak diperlukan agar penerapan e-learning ini

dapat memberikan manfaat yang nyata dan dapat meminimalisir kendala-kendala

yang mungkin terjadi.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah

yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini

adalah:

1. Faktor apakah yang menunjang pengembangan metode pembelajaran

dengan menggunakan e-learning serta kendala-kendala apa saja yang

mungkin terjadi dalam penerapan e-learning tersebut?

2. Bagaimana cara untuk meningkatkan minat belajar siswa terutama dengan

menggunakan e-learning?

3. Bagaimana mengoptimalisasi penggunaan e-learning untuk membantu

proses pembelajaran?

4. Bagaimana prospek pengembangan e-learning ke depannya sebagai sarana

monitoring dan motivator terhadap minat belajar siswa?

Page 13: KTI_Mawapres kumplit

1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang

diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang pendidikan terutama dalam hal

peningkatan minat belajar siswa. Secara terperinci tujuan dari penulisan karya

tulis ilmiah ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menunjang pengembangan

e-learning serta kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam

penerapan sistem tersebut.

2. Mengetahui dan menemukan cara untuk meningkatkan minat belajar

siswa terutama dengan menggunakan e-learning.

3. Mengetahui cara pengoptimalisasian penggunaan e-learning dalam

membantu proses pembelajaran.

4. Mengetahui prospek pengembangan e-learning dalam hal monitoring

dan menjadi motivator terhadap minat belajar siswa.

1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulis sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat terutama

dalam hal:

1. Dapat menambah wawasan para pembaca mengenai prospek

pengembangan e-learning sebagai metode pembelajaran baru yang

dapat diterapkan dalam menghadapi era globalisasi.

2. Agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan metode

pembelajaran baru yaitu dengan menggunakan e-learning.

3. Menjadi bahan acuan dalam penerapan metode pembelajaran e-

learning dalam peningkatan minat belajar siswa.

4. Agar dapat dijadikan bahan tambahan dalam proses belajar mengajar.

Page 14: KTI_Mawapres kumplit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Learning di Sekolah

Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi

desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di

tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi

yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di

dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model

pembelajaran.

Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi

kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang

terkait. Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi

dalam pengelolaan sekolah (capacity building), profesionalisme pengajar,

penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik

sekolah.

Kebijakan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi

sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan

perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi

yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa

yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera

terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning.

Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi

informasi dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami

sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi

berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet,

Page 15: KTI_Mawapres kumplit

intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama

dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (pengajar/dosen) dan

pembelajar (siswa/mahasiswa).

Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat

pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada

empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan

menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri

dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu

mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua,

pengajar mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi

dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam

pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat

administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi

pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta

belajar, pengajar, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran,

sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan

pembelajaran berbasis TIK.

2.2 Definisi E-learning

Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi

yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-

learning sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang

menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-

learning ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk

membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke

dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Ada pula yang

Page 16: KTI_Mawapres kumplit

menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui media internet.

Disadur dari Kamus Istilah Komputer, Teknologi Informasi & Komunikasi, E-

learning yang memiliki nama lain Electronic Learning secara terpisah dapat

diartikan bahwa Electronic adalah bersifat elektronik, atau berhubungan dengan

aliran listrik melalui sejumlah semi konduktor, katup dan filter. Sedangkan

Learning dapat diartikan sebagai prosedur memperoleh pengetahuan dalam

kecerdasan buatan. Secara harfiah dapat diartikan bahwa e-learning adalah salah

satu prosedur untuk memperoleh pengetahuan dalam suatu perangkat yang

memiliki kecerdasan buatan yang berbasis elektronik. Dalam hal ini, adanya arus

listrik ataupun sesuatu yang bersifat elektronik mutlak diperlukan terutama

ditunjang dengan adanya teknologi internet yang dapat membantu pengaksesan

untuk memperoleh pengetahuan tersebut dengan lebih baik karena dapat diakses

di mana saja.

Definisi lain yang dikemukakan oleh Jaya Kumar C. Koran (2002) dalam

mendefinisikan e-learning adalah sebagai berikut :

‘E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang

menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk

menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. ‘

E-Learning juga didefinisikan Soekartawi, Haryono dan Librero, pada tahun 2002

sebagai berikut :

“ E-Learning is a generic term for all technologically supported learning

using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio

and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more

recognized web-based training or computer aided instruction also

commonly referred to as online courses.”

Page 17: KTI_Mawapres kumplit

Dari beberapa definisi yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat benang

merah yang dapat diambil tentang definisi dari E-learning :

a) E-Learning merupakan salah satu bentuk teknologi informasi yang

diterapkan di bidang pendidikan.

b) E-Learning merupakan rangkaian pembelajaran, interaksi dan

bimbingan yang ditunjang dengan rangkaian elektronik seperti

LAN,WAN,Internet dan sebagainya.

c) E-Learning memiliki berbagai pengetahuan yang relevan dengan

bidang pendidikan yang berbasis elektronik.

d) E-Learning menunjang kegiatan belajar asynchronous.

e) E-Learning didukung oleh kecanggihan teknologi informasi dalam

proses pembelajaran dan menekankan penggunaan internet dalam

pendidikan sebagai hakekat e-learning.

2.3 Karakteristik E-Learning

Perbedaan pembelajaran konvensional dengan e-learning yaitu pada kelas

‘konvensional’, pengajar dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan

untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam

pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada

waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana

pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang

lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari

materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran pengajar dalam arti

sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam

menjadikan wakil pengajar yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.

Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut:

Page 18: KTI_Mawapres kumplit

· Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,

pendidikan, pelatihan secara on-line.

· Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya

nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap

buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat

menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

· Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di

dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan

content dan pengembangan teknologi pendidikan.

· Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi

dan cara penyampaiannya.

Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain:

· Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana pengajar dan

siswa, siswa dan sesama siswa atau pengajar dan sesama pengajar dapat

berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang

protokoler.

· Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer

networks).

· Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan

saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

· Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat

setiap saat di komputer.

Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Menurut Onno

W. Purbo terdapat tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,

yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan

memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang

Page 19: KTI_Mawapres kumplit

ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi

pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat

diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan

sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan

baik seperti layaknya seorang pengajar yang berkomunikasi dengan murid di

depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik

diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.

Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar

komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang

cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian

perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau

pengelola.

2.4 Teknologi Penunjang serta Komponen Pendukung E-Learning

Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu

dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang

sepenuhnya menggunakan komputer; dan Computer Assisted Learning (CAL)

yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi

pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based Learning dan Technology

based Web-Learning. Technology based Learning ini pada prinsipnya terdiri

dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan

Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging).

Sedangkan Technology based Web-Learning pada dasarnya adalah Data

Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah

kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,

audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh

(distance education), dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan pengajar

bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.

Page 20: KTI_Mawapres kumplit

Adapun beberapa komponen pendukung lainnya yang menunjang penggunaan e-

learning antara lain:

Ø Aplikasi Web

Web merupakan salah satu tekonologi internet yang telah berkembang

sejak lama dan yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan

dan latihan jarak jauh (e-learning). Secara umum aplikasi di internet

terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:

· Synchronous System

Aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai

bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting, Video

Conference, dsb.

· Asynchronous System

Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai

bisa mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar komponen

yang terkait dalam sistem disesuaikan dengan waktunya masing-

masing, contohnya: BBS, e-mail, dan sebagainya.

Terdapat 5 tingkatan penggunaan web dalam kegiatan persekolahan, yang

memperlihatkan kontinum dari penggunaan berdasarkan kebutuhan

mendasar sampai kepada penggunaan lanjutan (Harmon & Jones, 1999)

yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Lima Tingkatan Penggunaan Web

Level 1 Informational Web berisikan informasi seperti silabus, jadwal, kontak

informasi, dan lain-lain.

Level 2 SupplementalMenyediakan informasi tentang konten, handout, atau

bahan-bahan pelajaran yang dibuat melalui powerpoint.

Level 3 EssentialSiswa tidak dapat menjadi bagian dari kegiatan kelas yang

produktif apabila tidak mengakses web. Pada tingkatan ini

Page 21: KTI_Mawapres kumplit

semua bahan pelajaran disimpan di web dan diakses

melalui internet

Level 4 Communal

Pembelajaran dilaksanakan baik tatap muka maupun on-

line. Bahan pelajaran bisa disimpan di web atau diberikan

dalam bentuk hardcopy.

Level 5 Immersive

Semua materi dan interaksi dilakukan secara on-line.

Level ini harus dipandang sebagai constructivistic virtual

learning community

Ø Sistem Pendukung Pendididikan

Dengan adanya sistem ini proses pengembangan pengetahuan tidak hanya

terjadi di dalam ruangan kelas saja dimana secara terpusat pengajar

memberikan pelajaran secara searah, tetapi dengan bantuan peralatan

komputer dan jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam

proses belajar-mengajar. Mereka bisa terus berkomunikasi sesama siswa

kapan dan dimana saja dengan cara akses ke sistem yang tersedia secara

online. Sistem seperti ini tidak saja akan menambah pengetahuan seluruh

siswa, akan tetapi juga akan turut membantu meringankan beban pengajar

dalam proses belajar-mengajar, karena dalam sistem ini beberapa fungsi

pengajar dapat diambil alih dalam suatu program komputer yang dikenal

dengan istilah agent. Disamping itu, hasil dari proses dan hasil dari

belajar-mengajar bisa disimpan datanya di dalam bentuk database, yang

bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali proses belajar-mengajar yang

lalu sebagai rujukan, sehingga bisa dihasilkan sajian materi pelajaran yang

lebih baik lagi.

Selain itu, dalam perancangan sistem pendukung pembelajaran e-learning

secara on-line harus memperhatikan hal-hal berikut :

Page 22: KTI_Mawapres kumplit

1. Hasil belajar yang diinginkan (learning outcomes) èinternet lebih

bermanfaat untuk hasil belajar kognitif ketimbang pengembangan

keterampilan psikomotor (psychomotor skill development) atau

perubahan sikap (attitudinal change).

2. Penggunaan konsep interactions dan interactivity èseringkali

dikacaukan antara penggunaan konsep interaksi dengan konsep

interaktif). Interaksi merujuk kepada keterlibatan perilaku dimana

secara langsung saling mempengaruhi; interaktif merujuk kepada

lingkungan belajar dua arah.

3. Lingkungan on-line sebagai komunitas belajar è meskipun tampaknya

sebagai perolehan pengalaman yang terisolasi karena hanya

berhadapan pada komputer, tetapi dapat dirancang untuk membentuk

komunitas belajar.

Ø Collaboration

Collaboration didefinisikan sebagai kerjasama antar peserta dalam rangka

mencapai tujuan bersama. Collaboration tidak hanya sekedar

menempatkan para peserta ke dalam kelompok-kelompok studi, tetapi

diatur pula bagaimana mengkoordinasikan mereka supaya bisa

bekerjasama dalam studi.

Saat ini penelitian di bidang kolaborasi melalui internet dikenal dengan

istilah CSCL (Computer Supported Collaborative Learning), dimana pada

prinsipnya CSCL berusaha untuk mengoptimalkan pengetahuan yang

dimiliki oleh para peserta dalam bentuk kerjasama dalam pemecahan

masalah. Kenyataannya kolaborasi antar peserta cenderung lebih mudah

dibandingkan dengan kolaborasi antara peserta dengan pengajar .

Page 23: KTI_Mawapres kumplit

Gambar 1 menunjukkan konsep e-learning dengan metoda CSCL, yang

terdiri dari pemakai dan tool yang digunakan. Pemakai terdiri dari siswa

dan pengajar yang membimbing, dimana siswa itu sendiri terbagi menjadi

siswa dan siswa lain yang bertindak sebagai collaborator selama proses

belajar. Para peserta saling berkolaborasi dengan tool yang tersedia

melalui jaringan intranet atau internet, dimana pengajar mengarahkan

jalannya kolaborasi supaya mencapai tujuan yang diinginkan.

Gambar 1. Collaboration

Ada 5 hal essensial yang harus diperhatikan dalam menjalankan kolaborasi

lewat internet, yaitu sebagai berikut:

(a) clear, positive interdependece among students

(b) regular group self-evaluation

(c) interpersonal behaviors that promote each member’s

learning and success

(d) individual accountability and personal responsibility

(e) frequent use of appropriate interpersonal and small group

social skills

Page 24: KTI_Mawapres kumplit

Ø Konfigurasi Sistem

Gambar 1 menunjukkan struktur global dari sistem pendukung untuk e-

learning. Pemakai sistem dalam hal ini siswa dan pengajar dapat

mengakses ke sistem dengan menggunakan piranti lunak browser.

Seperti pada gambar 1, Implementasi client/server untuk sistem penunjang

pendidikan berbasis kolaborasi di internet, pada dasarnya harus memiliki

bagian-bagian sebagai berikut:

· Collaboration, untuk melakukan kerjasama antar siswa dalam

pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Kolaborasi ini bisa diwujudkan dalam bentuk diskusi atau tanya-jawab

dengan memanfaatkan fasilitas internet yang umum dipakai misalnya:

e-mail, BBS, chatting, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasi

yang akan dibuat.

· Database, untuk menyimpan materi pelajaran dan record-record yang

berkaitan dengan proses belajar-mengajar khususnya proses

kolaborasi.

· Web Server, merupakan bagian mengatur akses ke sistem dan

mengatur tampilan yang diperlukan dalam proses pendidikan.

Termasuk pula pengaturan keamanan sistem.

Pengembang aplikasi seperti ini bisa dilakukan dengan menggunakan

software sebagai berikut:

Tabel 3. Software Pendukung Pengembangan Aplikasi E-Learning

Platform OS Linux

Web Server Apache+Tomcat

Programming Java

Script Java Server Page

Page 25: KTI_Mawapres kumplit

Database MySQL / Postgress

Frame Work Struts

Development Tool Eclipse

Keuntungan menggunakan software diatas yaitu seluruhnya merupakan

Open Source yang bisa didownload secara gratis dari web site masing-

masing, sehingga dalam implementasinya bisa ditekan biaya serendah

mungkin, tanpa mengurangi realibilitas sistem itu sendiri. Keuntungan

lainnya yaitu untuk akses ke sistem seperti ini tidak tergantung pada suatu

platform operating sistem.

Ø Pengembangan Model

Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya

ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis

internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang

mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan

adanya tatap muka. Kegiatan pembelajaran sepenuhnya disampaikan

melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak

jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan

antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian

materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap

muka. Fungsinya saling melengkapi.

Page 26: KTI_Mawapres kumplit

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi

internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara

peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok,

atau peserta didik dengan nara sumber lain.

Secara keseluruhan, terdapat 3 fungsi E-learning yang dapat membantu

kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu :

1. Sebagai suplemen (tambahan)

Peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan

memanfaatkan learning atau tidak. Tidak ada keharusan bagi siswa

untuk mengakses materi yang ditampilkan dalam e-learning.

2. Sebagai komplemen (pelengkap)

Materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Fungsi ini lebih

ditekankan untuk siswa yang cepat menangkap materi pelajaran yang

disampaikan di kelas. fungsi e-learning ini bisa dikatakan sebagai

sebuah program pengayaan untuk siswa.

3. Sebagai substitusi (pengganti)

Materi e-learning sepenuhnya digunakan sebagai pengganti materi di

dalam kelas. Siswa diperkenankan tidak mengikuti pelajaran di kelas

tetapi wajib membuka materi yang disampaikan lewat e-learning.

Page 27: KTI_Mawapres kumplit

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Fokus Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini difokuskan pada prospek pengembangan e-

learning sebagai sarana monitoring serta motivator terhadap minat belajar siswa.

Dalam tulisan ini, hal yang ingin dipaparkan adalah sejauh mana pemanfaataan e-

learning serta prospek pengembangan e-learning dalam membantu proses

pembelajaran.

3.2 Sumber Data

Sumber data penulisan karya tulis ilmiah ini adalah literatur-literatur berupa data-

data tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, menelaah pengertian e-

learning serta komponen-komponen yang menunjang penggunaan e-learning dari

beberapa sumber acuan, penelusuran situs internet, dan dokumen lain yang

relevan dengan objek penulisan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan. Penulis

mempergunakan metode kualitatif dan kepustakaan. Adapun metode kualitatif

adalah metode yang memadukan analisis data-data dengan analisis kualitatif.

Kemudian metode kepustakaan dengan menggunakan referensi dari beberapa

acuan pustaka.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan dan

diklasifikasikan berdasarkan fokus penulisan sehingga mampu menjelaskan dan

menjawab permasalahan serta dapat diperoleh kesimpulan dari data tersebut.

Page 28: KTI_Mawapres kumplit

BAB IV

PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN HASIL ANALISIS

4.1 Pandangan Para Pengajar atau Pendidik, Para Siswa, serta

Penyelenggara (Institusi) terhadap Pengembangan E-Learning sebagai

Sarana Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa

Dasar dari pengembangan e-learning dalam penerapan sistem informasi di bidang

pendidikan adalah didasari oleh adanya e-education. Adapun e-education itu

sendiri dapat didefinisikan sebagai sistem pendidikan berbasis media elektronik

internet. Selain itu, Pola e-education berkembang sejalan dengan perkembangan

teknologi yang ada. Perkembangan tersebut memungkinkan akses melalui

berbagai terminal yang mobilitasnya tinggi sehingga disebut dengan m-education

(mobile-education). Keinginan agar e-education mampu berinteraksi dengan

pengaksesnya, maka tercipta sistem e-education yang interaktif, disebut i-

education (interactive-education).

Gambar 2. Ruang Lingkup E-Education

Dapat dilihat berdasarkan gambar 2 yang melingkupi e-education bahwa cakupan

dari e-education yang mendasari penerapan e-learning memiliki cakupan yang

luas dan dari tiap-tiap komponen pendukung tersebut nantinya dapat digunakan

untuk menunjang pelaksanaan e-learning yang digunakan dalam membantu

Lingkungan e-education

SI e-education

E-library

Konsultasi elektronik

E-book

E-news

Video conference

Web page

News group

ChattingE-laboratory

Rencana belajar

Page 29: KTI_Mawapres kumplit

proses pembelajaran. Selain itu, terdapat komunitas dari e-education yang dapat

pula diterapkan untuk menunjang kredibilitas dari pelaksanaan e-learning

tersebut. Adapun dalam komunitas tersebut terdapat komunitas baik eksternal

yang tidak terlibat secara langsung di dalam sistem maupun internal yang terlibat

secara langsung di dalam sistem. Komunitas eksternal meliputi LSMI Pemerhati

Pendidikan, Pemerintah, Forum Lembaga Pendidikan, Pemakai Lulusan, Agen

Pendidikan, Orang Tua Siswa dan pihak-pihak lainnya serta yang tercantum pada

gambar tersebut. Komunitas Internal meliputi pengajar , siswa, dan penyelenggara

(institusi).

Adapun dalam hal ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat 3

dimensi yang menjadi fokus utama dalam penerapan e-learning ini yaitu para

pengajar atau pendidik, para siswa, dan penyelenggara (institusi). Dalam

melakukan monitoring serta memberikan motivasi terhadap peningkatan minat

belajar siswa diperlukan peran aktif dari seorang pengajar agar nantinya dapat

membangkitkan keinginan dari para siswa untuk semakin memperdalam ilmu

pengetahuan yang dimilikinya dan dapat berperan aktif dalam membentuk iklim

akademis yang mampu membentuk siswa dapat memiliki kemampuan berpikir

yang rasional dan kritis.

Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pengajar untuk

menyelenggarakan model pembelajaran e-learning. Pertama, kemampuan untuk

membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah

paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran. Kedua, penguasaan

TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber

pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan

berkualitas dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject

matter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Page 30: KTI_Mawapres kumplit

Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh pengajar dalam pengembangan

bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan

setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang

telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik

mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan

bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari

serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi

pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan

(additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar

yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut

selesai maka secara teknis pengajar tinggal meng-upload ke situs e-learning yang

telah dibuat.

Dalam penetapan kualitas pembelejaran dengan menggunakan model e-learning

telah dikembangkan oleh lembaga Qualitative Standards Scholarship Assessed:

An Evaluation of the Professoriate yang dikembangkan oleh Glassick, Huber and

Maeroff, (2005), dengan indikator-indikator instrumen yang telah dikembangkan

meliputi: kejelasan tujuan pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang

cukup, penyiapan metoda belajar yang sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran

yang signifikan positif, efektifitas dalam mempresentasikan bahan pelajaran serta

umpan balik yang kritis dari peserta didik.

Berdasarkan beberapa kompetensi terhadap para pengajar yang telah dipaparkan

sebelumnya, para pengajar yang berperan aktif dalam pengaplikasian e-learning

ini dapat mengoptimalkan penggunaan e-learning ini sebagai sarana untuk

memonitoring kemampuan siswa yang dapat dilihat dari minat belajar siswa

berdasarkan dari interaksi antara siswa tersebut terutama dalam melakukan

pengukuran terhadap kemajuan belajar siswa tersebut, pembagian durasi waktu

belajar, serta efisiensi dari penggunaan internet oleh para siswa.

Page 31: KTI_Mawapres kumplit

Selain mempersiapkan para pengajar yang handal dan mampu menerima

pengaplikasian e-learning ini, sasaran utama yang hendak dicapai dalam metode

pembelajaran secara e-learning ini adalah para siswa. Dalam hal ini, para siswa

dituntut untuk berperan aktif dalam melakukan proses pembelajaran.

Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang

dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara lebih mudah. Baik

pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat

diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang

biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang

tinggal jauh dari perpengajaran tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka

yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan

sebagainya.

Pada tahap awal penggunaan internet, sebagai bagian dari TIK, maka proses

komunikasi berjalan dengan menggunakan tulisan dalam bentuk penggunaan

email, newsgroup, dan halaman-halaman web. Diskusi kelompok dan umpan balik

dapat dilakukan tanpa harus terkendala oleh jarak dan waktu. Model ini seringkali

dikenal sebagai suatu cara pembelajaran jarak jauh dalam moda tak sinkron

(asynchronous distance learning). Dalam model ini maka perangkat-perangkat

system yang dikenal dengan istilah LMS (Learning Management System), CMS

(Course Management System) dan istilah yang lain dikembangkan untuk dapat

melayani manajemen pembelajaran. Pada portal LMS ini pengajar dapat

memberikan materi perkuliahan, materi ujian dan yang lain. Dalam LMS peserta

ajar yang terdaftar dapat secara aktif menggunakan materi yang disediakan.

Peserta ajar juga dimungkinkan untuk memasukkan tugas-tugas ataupun hasil

pekerjaan ke dalam sistem. Diskusi antar peserta ajar dan pengajar juga dapat

dijembatani.

Page 32: KTI_Mawapres kumplit

Selain peran aktif dari kedua pihak tersebut, peran dari institusi juga sangat

signifikan terutama dalam hal pengelolaan sumber daya e-learning tersebut.

Dalam hal ini, terlaksananya proses pembelajaran dengan e-learning ini perlu

mendapat tanggapan yang positif dari pihak institusi serta perhatian yang terfokus

agar dalam penyajian pembelajaran dengan e-learning ini dapat bekerja secara

maksimal dan dapat dilakukan pengelolaan terhadap inventaris-inventaris data

serta objek-objek pembelajaran lainnya dalam pemanfaatan e-learning ini agar

nantinya dapat memberikan daya guna yang maksimal dalam proses

pembelajaran.

4.2 Faktor-Faktor yang Menunjang Pengembangan E-Learning

Adapun faktor-faktor yang menunjang pengembangan e-learning antara lain:

- Tenaga pengajar yang berkompetensi sesuai dengan pembelajaran e-learning

dan dapat memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan minat belajar mereka

dan dapat menjadi indikator kemampuan siswa yang dilihat dari keaktifannya.

- Tenaga pengajar yang harus difasilitasi dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang familiar sehingga dapat membantu siswa dalam

pengimplementasian metode pembelajaran dengan e-learning.

- Kemampuan dan motivasi siswa untuk memahami dan mampu

mengimplementasikan metode pengajaran berbasis e-learning agar proses

pembelajaran dapat dioptimalkan dan peran e-learning dapat semakin

meningkat sebagai pendukung atau dapat menjadi suplemen tambahan

terhadap ilmu yang diperoleh dari cara belajar yang konvensional.

- Keinginan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan

metode e-learning terutama dalam hal penerimaan ilmu pengetahuan yang

relevan terhadap ilmu yang dipelajari.

- Mekanisme penyampaian ilmu pengetahuan dalam e-learning harus

mengakomodasi berbagai gaya belajar yang dimiliki individu.

Page 33: KTI_Mawapres kumplit

- Komitmen yang tinggi dari institusi terhadap penggunaan e-learning

sertaproses analisis terhadap beberapa investasi yang krusial dalam

pelaksanaan e-learning.

Gambar 3. Pelatihan tentang Penerapan E-Learning terhadap Para Pengajar

dalam bentuk Workshop

4.3 Cara untuk Meningkatkan Pengembangan E-Learning sebagai Sarana

Monitoring serta Motivator terhadap Minat Belajar Siswa

Adapun beberapa cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengembangan

e-learning sebagai sarana monitoring terhadap minat belajar siswa antara lain :

- Meningkatkan akses terhadap teknologi digital dan internet dalam kelas,

sekolah, dan lembaga pendidikan.

- Menyediakan materi-materi yang berkualitas, bermakna, dan dapat

menjadi dukungan kultural bagi siswa dan pengajar

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat

dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar

akademik.

- Melakukan sosialisasi terhadap metode e-learning dalam menunjang

proses pembelajaran yang dilakukan secara konvensional.

Page 34: KTI_Mawapres kumplit

- Memperbaharui metode penyampaian materi agar lebih menarik dan

semakin meningkatkan interaksi antar pengajar dengan siswa maupun

siswa dengan siswa lainnya dengan menggunakan e-learning sehingga

memungkinkan pembagian informasi yang lebih optimal.

4.4 Prospek Pengembangan E-Learning dalam Hal Monitoring serta

Peningkatan Motivasi terhadap Minat Belajar Siswa

Prospek pengembangan e-learning ini adalah agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan terutama di Indonesia dan meningkatkan peranan dari semua pihak

dalam hal pengimplementasian dari e-learning tersebut sehingga semua pihak

dapat berperan aktif dan dapat menunjang keberhasilan pendidikan di masa yang

akan datang. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, e-learning

menjadi sebuah tolak ukur yang baik yang digunakan sebagai sarana pendukung

pembelajaran baru yang cukup bermanfaat.

Seiring perkembangan waktu, perkembangan konsep manajemen pendidikan juga

semakin mengalami peningkatan. Hal ini didesain untuk meningkatkan

kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan

kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, startegi, perencanaan, inisiatif

kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan.

Pendidikan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh

komponen sekolah, kepala sekolah, pengajar, siswa dan tenaga staf/administrasi

termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang, memahami, membantu

sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam

pengelolaan sekolah yang bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem

informasi yang maju. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah

untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu bagi dunia

pendidikan serta berkualitas dan bermutu bagi masyarakat.

Page 35: KTI_Mawapres kumplit

Prospek dari pengembangan e-learning ini tidak luput pula ditinjau dari beberapa

manfaat yang diberikan terhadap sistem pembelajaran seperti :

- Fleksibilitas

E-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk

mengakses pelajaran.

- Independent Learning

E-Learning memberikan kesempatan bagi pelajar untuk memegang kendali

atas kesuksesan belajar masing-masing.

- Biaya

Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.

Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-

finansial.

Berikut ini salah satu contoh dari penerapan e-learning di salah satu institusi yang

menjaga akses dari pihak-pihak yang terkait didalam portal tersebut dengan

membatasi akses tersebut dengan user id dan password yang dapat diakses di

http://e-learning.untan.net

.

Gambar 4. Contoh E-Learning dengan Akses Khusus

Page 36: KTI_Mawapres kumplit

Gambar 5. Contoh lain dari penerapan e-learning di suatu institusi yang

dapat diakses oleh khalayak ramai

4.5 Pemecahan Masalah

Dalam setiap penerapan setiap sistem tidak pernah luput dari beberapa masalah

yang kerap menyertainya. Begitu pula dalam penerapan sistem pembelajaran e-

learning ini. Dalam beberapa implementasinya, penerapan e-learning memiliki

beberapa kelebihan dan kekurangan yang terjadi. Hal teresbut memang

merupakan suatu dampak yang ditimbulkan dari pengaplikasian suatu metode dan

dari dampak tersebut dilakukanlah analisis secara singkat mengenai perbaikan-

perbaikan yang dapat dilakukan ke depannya agar sistem ini dapat berjalan

dengan lebih baik.

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan

terbuka dan jarak jauh antara lain:

· Pertama, tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan siswa dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau

kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh

jarak, tempat dan waktu.

Page 37: KTI_Mawapres kumplit

· Kedua, pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk

belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa

saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

· Ketiga, siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana

saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

· Keempat, bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan

dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet

secara lebih mudah.

· Kelima, baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui

internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

· Keenam, berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Ketujuh, relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perpengajaran tinggi atau sekolah konvensional.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning

juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kekurangan tersebut antara

lain :

· Pertama, kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antar

siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya

values dalam proses belajar dan mengajar.

· Kedua, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial

dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.

· Ketiga, proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada

pendidikan.

· Keempat, berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik

pembelajaran yang menggunakan ICT.

· Kelima, siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung

gagal.

Page 38: KTI_Mawapres kumplit

· Keenam, tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

· Ketujuh, kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan

internet.

· Kedelapan, kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Permasalahan-permasalahan yang merupakan kekurangan dari e-learning ini

sebenarnya dapat diantisipasi dengan melakukan sebuah penganalisisan yang tepat

sebelum melakukan penerapan e-learning dalam sebuah institusi. Dengan melihat

kendala yang mungkin terjadi dalam implementasi sistem e-learning tersebut,

maka dapat dilakukan tindakan preventif yang dapat mengurangi kekurangan-

kekurangan yang mungkin terjadi dalam penerapan e-learning tersebut.

Oleh karena itu, sebelum melakukan implementasi terhadap suatu sistem

hendaklah terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap sistem tersebut dengan

melihat dampak dari implementasi sistem tersebut ke depannya. Hal ini juga

dapat digunakan untuk mengurangi tingkat error ataupun kekurangan yang harus

diperbaiki terhadap suatu sistem contohnya sistem e-learning.

Page 39: KTI_Mawapres kumplit

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil karya tulis ilmiah ini aadalah sebagai

berikut :

- Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah semua sektor

kehidupan termasuk pendidikan salah satunya dengan metode e-learning.

- E-Learning dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi

proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang

dijembatani oleh teknologi internet.

- Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Sperti

Computer Based Learning (CBL) dan Computer Assisted Learning (CAL).

Selain itu dibantu dengan adanya kompinen pendukung seperti aplikasi web,

sistem pendukung pendidikan, collaboration, konfigurasi sistem, serta

pengembangan model.

- Terdapat tiga fungsi e-learning dalam mendukung kegiatan pembelajaran di

kelas yaitu sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap) dan

substitusi (pengganti).

- Para pengajar yang telah memiliki kompetensi dan memahami penerapan e-

learning berperan aktif dalam pengaplikasian e-learning dengan

mengoptimalkan penggunaan e-learning ini sebagai sarana untuk

memonitoring kemampuan siswa yang dapat dilihat dari minat belajar siswa

berdasarkan dari interaksi antara siswa tersebut terutama dalam melakukan

pengukuran terhadap kemajuan belajar siswa tersebut, pembagian durasi

waktu belajar, serta efisiensi dari penggunaan internet oleh para siswa.

- Selain itu, kemampuan dan motivasi serta keinginan siswa untuk memahami

dan mampu mengimplementasikan metode pengajaran berbasis e-learning

juga harus semakin ditingkatkan.

Page 40: KTI_Mawapres kumplit

- Pelaksanaan proses pembelajaran dengan e-learning ini perlu mendapat

tanggapan yang positif dari pihak institusi serta perhatian yang terfokus.

- Melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sistem yang akan diterapakan

dengan melihat dampak dari implementasi sistem tersebut ke depannya. Hal

ini juga dapat digunakan untuk mengurangi tingkat error ataupun kekurangan

yang harus diperbaiki terhadap suatu sistem contohnya sistem e-learning.

5.2 Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang penulis berikan dalam karya tulis ini adalah :

- Kepada pihak istitusi seperti sekolah agar terus berupaya dengan maksimal -

sesuai kemampuannya- untuk melengkapi kebutuhan peralatan untuk

pembelajaran TIK.

- Tenaga pengajar dan tenaga pendidik harus lebih meningkatkan sikap positif

terhadap keberadaan teknologi internet dengan cara belajar dan mencoba

menggunakan teknologi ini untuk kemajuan pendidikan.

- Instansi terkait dan yang mempunyai kewenangan dalam bidang pendidikan

untuk lebih sering menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang

teknologi internet bagi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan.

- Memulai pengaplikasian dari e-learning sesuai dengan tiga fungsi e-learning

yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi.

- Mengembangkan inovasi-inovasi baru serta revisi-revisi terhadap beberapa

penerapan e-learning agar menjadi lebih baik dan dapat bekerja secara optimal

dalam peningkatan mutu pendidikan terutama di Indonesia.

Page 41: KTI_Mawapres kumplit

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Sahid. 2006. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA Kelas XII. Jakarta :

-------Yudhistira

Sudarmo, Padji M. 2006. Kamus Istilah Komputer, Teknologi Informasi &

--------Komunikasi. Bandung : Yrama Widya.

INTERNET

Anwar, Saiful. 2009. Pengantar Pelatihan E-Learning,(online),

(http://kotarajabungas.blogspot.com/2009/01/pengantar-pelatihan-e-

learning.html/ , Diakses 17 Maret 2009).

NN. TT. Workshop E-Learning,(online),(www.ilmuku.com/workshop.htm.

,Diakses Tanggal 17 Maret 2009).

Setiawan, Dwi. 2008. Penerapan E-Learning dalam pendidikan diSMP,(online), ( http://www.mgmptik -bpp.org/, Diakses 17 Maret2009).

Suherdiansyah, Fajar. 2008. PENDIDIKAN BERBASIS TIK UNTUK

MENDUKUNG PELAKSANAAN E-LEARNING DALAM

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN, (online), Sumber dari

Blog Fajar Suherdiansyah. Diakses Tanggal 19 April 2009).

Suryanto, Edi. 2008. E-Learning Bagi Pendidikan, (online), ( http://www.smkn3

jayapura.org/index.php. ,Diakses 17 Maret 2009).

Sutrisno. 2007. E-learning di Sekolah dan KTSP,(online),(http:// www.pendidikannetwork.com/. Diakses Tanggal 19 April 2009).

Team E-Learning Jogja. TT. E-Learning Jogja,(online), ( http://www.elearning-

jogja.org/login/index.php. Diakses 19 April 2009).

Team Teknologi Pendidikan. 2008. E-Learning :: E-Pembelajaran, (online),(http://www.teknologipendidikan.com/. Diakses Tanggal 19 April 2009).

Page 42: KTI_Mawapres kumplit

PDF & PPT

Budiman, Michael, dkk. TT. Performance Factors of a Full Distance Learning.

Setiawan, Wawan. 2007. E-Learning sebagai Pendukung Dunia Pendidikan.

Batang.

Suyanto, Asep Herman. 2005. Mengenal E-Learning.

NN. TT. Sistem Informasi untuk Pendidikan. (PPT)

Page 43: KTI_Mawapres kumplit

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Narti Prihartini

Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 12 Oktober 1989

Alamat Studi : Jalan Ahmad Yani Komp. UNTAN Fakultas

Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 78124

Alamat Rumah : Jalan Prof. M. Yamin Gg. Sinar Usaha Dalam

No.20, Pontianak, 78121

Pendidikan : SD MINT Bawamai Pontianak

SMP Negeri 3 Pontianak

SMA Negeri 1 Pontianak

Perguruan Tinggi : Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Teknik,

Universitas Tanjungpura,

Pontianak.

Pengalaman Organisasi :

- Anggota Pramuka dalam ekskul Pramuka di SMP Negeri 3 Pontianak tahun

2001-2002.

- PJ Fotografer dalam Ekskul AKSIS SMA Negeri 1 Pontianak tahun 2004-

2005.

- PJ English Club dalam Bidang Asistensi Akademis LSMI Al-Istiqomah,

Fakultas Teknik, UNTAN tahun 2008-2009.

- Anggota Bidang Kajian dan Strategis (KASTRAT) dalam Dewan Amanat

Mahasiswa (DEMA), Fakultas Teknik, UNTAN tahun 2008-2009.

- PJ Seminar dalam bidang Asistensi Akademis LSMI Al-Istiqomah, Fakultas

Teknik, UNTAN tahun 2009-2010

- Anggota Departemen Pendidikan dalam BEM Fakultas Teknik, UNTAN

periode 2009-2010.

- Anggota divisi informasi Himpunan Mahasiswa Elektro (HME),UNTAN

periode 2009-2010.