Kti Tina Baru
-
Upload
irwina-devi-umaroh-riandani -
Category
Documents
-
view
169 -
download
0
Transcript of Kti Tina Baru
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An F DENGAN
AKUT MIOBLASTIK LEUKIMIA RELAPS PRO TERAPI SITOSTATIKADIRUANG KARTIKA II RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
SUTINAH
1720061282
AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2009
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An.F DENGAN AKUT MIOBLASTIK LEUKIMIA RELAPSP PRO TERAPI KEMOSTATIKA
DI RUANG KARTIKA IIRSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
SUTINAH
1720061282
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2009LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An F DENGAN
AKUT MIOBLASTIK LEUKIMIA RELAPS PRO TERAPI SITOSTATIKADIRUANG KARTIKA RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
Laporan Kasus Ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo
Yogyakarta
DISUSUN OLEH:
SUTINAH
1720061282
AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2009
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING
Ana Suswati S.kep
MENGETAHUI
Direktur Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta
Endang Sumirih, BSc, SPd, M.Kes
Nik: 1000.72.003
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diajukan laporan kasus, guna memennuhi syarat kelulusan Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta, pada:
Hari:
Tanggal:
Tempat: Kampus Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta
NoTEAM PENGUJITANDA TANGAN
1
2
3Ana Suswati, S Kep.
Ida Nursanti, S Kep. NS
Retaningtyas Adjeng, APP, SPd..
.
.
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta
Endang Sumirih, BSc, SPd, M.Kes
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini teruntuk:
1. Bapak dan Ibuku tercinta
Terima kasih atas doa, kesabaran, dan dukungan baik mental, material, dan spiritual. Semoga Allah senantiasa menganugrahkan kesehatan, umur panjang, dan kebahagiaan untuk Bapak dan Ibu.
2. Kakak-kakakku
Terima kasih atas dukungannya.
3. Teman-teman seperjuangan
(Ria dan Ivan) dan semua rekan-rekanku terutama kelas 3B, thanks for all.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AnF DENGAN AKUT MIOBLASTIK LEUKIMIA RELAPS TERAPI KEMOSTATIKA DIRUANG KARTIKA RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA.Laporan kasus ini disusun guna melengkapi syarat menyelesaikan tugas akhir program Doploma III Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, atas bimbingan, dorongan moral maupun spiritual penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Endang Sumirih, BSc, SPd, M.Kes, selaku direktur Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta.
2. Ibu Dr.Sri Endarini, MPH, selaku direktur RSUP Dr Sardjito yang telah menerima dan memberi izin dan menyediakan lahan praktik untuk pengambilan kasus.
3. Ibu Ana Suswati, S.Kep, selaku Dosen pembimbing dan penguji yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan baik berupa pendidikan, motivasi, maupun teknik penyusunan laporan ini.
4. Ibu Ida Nursanti, S.Kep. NS, selaku penguji dari Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta.
5. Ibu Retaningtyas Ajeng, APP, SPd, selaku penguji dari ruang Kartika RSUP Dr Sardjito.
6. Bapak dan Ibu (Sorok dan Tayem) yang telah memberikan doa tulusnya, dan dukungannya baik material, spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Bapak, Ibu Dosen Akper Notokusumo, terima kasih atas jasa yang telah engkau berikan dengan penuh keikhlasan.
8. Kakak dan seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan baik berupa materil maupun spiritual.
9. Teman-teman seangkatan saya dan adik-adik saya yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam melaksanakan ujian kompeherensif.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan inimasih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan kesemputnaan laporan kasus ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan kasus ini dapatbermanfaat bagi penulis maupun untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
Yogyakarta, Agustus 2009
Penulis
Sutinah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANiiiHALAMAN PENGESAHANivHALAMAN PERSEMBAHANvKATA PENGANTARvi-vii
DAFTAR ISIviiiBAB I KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian1
B. Proses Terjadinya Masalah2
Presipitasi, Predisposisi2
Patofisiologi.2
Manifestasi Klinik ..4
Penatalaksanaan Medis....7
C. Diagnosa Keperawatan ...9
D. Fokus Intervensi...9
BAB II RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian.13
1. Data Dasar.13
2. Data Fokus.....14
3. Pengelompokan Data.....17
4. Analisa Data...19
B. Diagnosa Keperawatan...23
Prioritas Masalah.23
C. Perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi.24
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian..47
B. Diagnosa Keperawatan..49
C. Perencanaan...51
D. Pelaksanaan...58
E. Evaluasi..60
F. Dokumentasi..62
BAB IV IMPLIKASI
A. Pernyataan Singkat Tentang Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan.................................................................63B. Rekomendasi Tentang Temuan-Temuan Mahasiswa Selama Melakukan Asuhan Keperawatan.................................63DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
KONSEP DASAR MEDIK
AML (Acut Mieoloblastik Leukimia)
A. PENGERTIAN
Akut mieloblastik leukimia(AML) merupakan bagian dari penyakit leukimia akut, dimana leukimia adalah proliferasi sel leukosit abnormal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositpenia, dan akhirnya dengan kematian. (Betz, 2000).
Akut mioblastik leukimia(AML) adalah keganasan dari organ pembentuk darah dalam tubuh yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya pertumbuhan sel darah putih yang imatur yang didominasi oleh sel blas yang abnormal. (Mansjoer, 2000).
AML adalah penyakit yang berbahaya, majunya sangat pesat di mana terdapat terlalu banyak sel - sel pembentuk darah yang belum matang / dewasa dalam darah dan sumsum tulang, sel-sel yang khusus diperuntukkan untuk memberikan kenaikan pada granulosites / kedua - duanya tipe dari sel-sel darah putih yang melawan infeksi (Wong and Whaley, 2000).
Akut mieloblastik leukimia(AML) merupakan leukimia yang mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid. (Wiwik Handayani, 2009).
B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Etiologi
a. Faktor presipitasi
Penyebab akut mieloblastik leukimia sampai saat ini masih belum di ketahuisecara pasti, diduga karena virus. (virus onkogenik)
b. Faktor predisposisi
1). Faktor Endogen
Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom ( resiko terkena AML Meningkat pada anak yang terkena down sindrom ) herediter (kadang - Kadang dijumpai kasus leukimia pada kakak beradik / kembar satu telur.
2). Faktor eksogen
Seperti sinar x, sinar radio aktif, hormon, bahan kimia( benzol, arsen, Preparet, sulvat ) infeksi(virus, bakteri ).
2. Patofisiologi
Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat, Normalnya produksi sel darah tertentu dari prekusor sel stem diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh apabila mekanisme yang mengatur produksi sel tersebut terganggu sel akan membelah diri sampai ke tingkat sel yang membahayakan ( proliferasi neoplastik). Proliferasi neoplastik dapat terjadi karena kerusakan sum-sum tulang akibat radiasi, virus onkogenik, maupun herediter.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya dalam sum-sum tulang. Sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan dalam berbagai organ limfogen ( kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil). Beberapa sel darah putih yang di bentuk dalam sum-sum tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam sum-sum tulang sampai mereka di butuhkan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan sum-sum tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi proliferasi sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus AML, di mulai dengan pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini neutrofil, monosit, atau lainya ) dalam sum-sum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh sehingga sel-sel darah putih di bentuk pada banyak organ ekstra medula.
Sedangkan secara imunologik, patogenesis leukimia dapat di terangkan sebagai berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai struktur antigen tertentu ), maka virus tersebut dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh manusia dan merusak mekanisme proliperasi. Seandainya struktur antigenya sesuai dengan struktur antigen manusia tersebut, maka virus mudah masuk. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut akan di tolaknya. Struktur antigen ini terbentuk dari struktur antigen dari berbagai alat tubah, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh atau HL-A (Human Leucocyte Locus A ). Sistem HL-A diturunkan menurut hukum genetik, sehingga etiologi leukimia sangat erat kaitanya dengan faktor herediter.
Akibat proliperasi mieloid yang neoplasik, maka produksi elemen darah yang lain tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukimia juga menginvasi tulang di sekelilingnya yang di sebabkan nyeri tulang dan cenderung mudah patah tulang. Proliperasi sel leukimia dalam organ mengakibatkan gejala tambahan : nyeri akibat pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar limpa; sakit kepala atau muntah akibat leukimia meningeal.
3. Manifestasi klinik
1) Hipertrofi ginggiva
2) Kloroma spinal ( lesi masa )
3) Lesi nekrotik atau ulserosa perirekal.4) Hepatomegali dan splenomegali ( pada kurang lebih 50% anak ).5) Manifestasi klinik seperti ALL, yaitu: Bukti anemia, perdarahan, dan infeksi: demam, letih, pucat, anoreksia, petekia dan perdarahan, nyeri sendi dan tulang, nyeri abdomen yang tidak jelas, berat badan menurun, pembesaran dan fibrosis organ - organ sistem retikuloendotelial (hati, limfa dan limfonodus).
Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges: nyeri dan kaku kuduk, sakit kepala, iritabilitas, latergi, muntah, adema papil, koma.
Gejala - gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang terkena: kelemahan ekstrematis bawah, kesulitan berkemih, kesulitan belajar, khususnya matematika dan hapalan (efek samping lanjut dari terapi).5. Pemeriksaan penunjang
Menurut Ngastiyah (1997) pemeriksaan penunjang pada pasien AML adalah:
a. Pemeriksaan Laboratorium 1). Darah Tepi :
Pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blas. Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patologi untuk leukimia.
2). Kimia darah:
Kolesterol mungkin rendah, asam urat meningkat, hipogamaglobulinemia.
3). Sumsum tulang :
Hasil fungsi sumsum tulang adalah sumsum tulang didominasi oleh turunan myeloid sistem cells, sistem lain terdesak.
b. Biopsi limfa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti limfosit normal. tetikuloendotelial, granulosit.
c. Cairan Cerebrospinalis :
Bila tidak terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia.
Menurut Betz (2002) pada pasien AML dilakukan pemeriksaan:
a. Hitung darah lengkap
Anak dengan White Blood Cell (WBC) kurang dari 10.000/mm3 saat di diagnosis memiliki prognosis paling baik, jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
b. Foto thorax. Untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
c. Pemindaian tulang dan survei kerangka. Untuk mengkaji keterlibatan tulang.
d. Pemindaian ginjal, hati dan limfa. Untuk mengkaji infiltrasi leukemia.
e. Jumlah trombosit yang menunjukan kapasitas pembekuan.4. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan
1) transfusi darah, biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6g%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan pasif, dapat diberikan tranfusi trombosit.
2) Kartikosteroid (prednison, kartison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3) Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6 - merkaptopurin atau 6 mpr, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti vinkristin concorin, rubide misin ( daunoubycine ) dan berbagai nama obat lainya. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama sama dengan prednisen. Pada pemberian obat-obatan ini sering dapat efek samping berupa alopesia ( botak ), stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/mm3 pemberianya harus hati-hati.4) Munoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukimia cukup rendah. ( 10 - 10 ) imunoterapi mulai di berikan (mengenai cara, pengobatan yang terbaru masih dalam pengembangan).
Cara pengobatan berbeda-beda pada setiap klinik tergantung dari pengalaman, tetapi prinsipnya sama, yaitu dengan pola dasar:
1) Induksi
Di mulai 4 - 6 minggu setelah diagnosa di tegakkan. Pada fase ini di berikan terapi kortikosteroid (predni, V son J, Vineristin, dan L asparaginase ). Fase induksi di nyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dalam sumsum tulang di temukan sel mudah kurang dari 5%.
2) Konsolidasi
3) Pada fase ini kombinasi pengobatan di lakukan untuk pengobatan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukimia yang beredar dalam tubuh. Secara minggu atau bulanan di lakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatanananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananananangan pasien lain yang menderita penyakit darah, tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang menggembirakan ( sama seperti pasien kanker lainya ) maka pendekatan psikososial harus di temukan. Yang perlu di usahakan adalah ruangan yang aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut di harapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaanya jika mengetahui penyakit anaknya.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Wong, D. L ( 2004 : 596-610) dianosa keperawatan pada anak dengan Leukimia adalah:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilisasi.5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan napsu makan.
D. FOKUS INTERVENSI
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
Tujuan
: Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.Kriteria hasil: Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah atau menurunnya resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan.
NOINTERVENSIRASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Tempatkan anak pada ruangan tersendiri.
Ajurkan semua pengunjung dan staf untuk menggunakan teknik mencuci tangan yang baik.
Tes semua pengunjung dan staf untuk adanya tanda-tanda infeksi.
Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur infasif.
Pantau suhu dengan teliti.
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai dengan usia.
Berikan Antibiotik sesuai kebutuhan.
Evaluasi anak untuk adanya sisi potensial infeksi.( misalnya fungsi jarum ulserasi mukosa, abrasi minor )Untuk meminimalkan pemajanan pada organisme infeksi.
Untuk meminimalkan pemajanan pada organisme infektif.
Meminimalkan pemajanan pada organisme infektif.
Untuk mencegah kontaminasi silang/ menurunkan resiko infeksi.
Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi.
Untuk mendukung pertahanan alami tubuh.
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Untuk mengetahui terjadinya infeksi yang berkepanjangan.
2. Perubahan membran mukosa berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi. Tujuan
: Pasien tidak mengalami mukositis oral. Kriteria hasil: Membran mukosa tetap utuh, ulkus membuktikan bukti- bukti pemulihan.NOINTERVENSIRASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral : laporkan bukti-bukti ulkus pada praktisi.
Hindari mengukur suhu oral.
Lakukan higiene oral yang baik segera setelah obat di gunakan yang dapat menyebabkan ulkus oral.
Dorong masukan cairan : gunakan sedotan.
Hindari penggunaan swab glisrin lemon.
Berikan obat-obat antiinfeksi sesuai instruksi.
Berikan analgesik termasuk opioid. Untuk mendapatkan tindakan yang segera.
Untuk mencegah terjadinya trauma.
Untuk dapat membantu dalam pengobatan.
Untuk membantu melewati area nyeri
Mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi.
Untuk mencegah dan mengatasi mukositis.
Untuk dapat mengendalikan nyeri.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan
: Kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :Menunjukkan volume cairan adekuat, mengidentifikasi faktor resiko individual dan intervensi yang tepat.
IIII
I
I
I
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIUntuk mempertahankan hidrasi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilisasi.
Tujuan
: Keadaan kulit klien tetap baik.Kriteria hasil : Kulit yang lesi menunjukkan tanda tanda penyembuhan, perawatan kulit yang baik.
NOINTERVENSIRASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.Berikan perawatan kulit yang cermat terutama didalam mulut dan daerah perianal.
Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker.
Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering.
Dorong masukan kalori protein yang adekuat.
Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Karena area tersebut cenderung terjadi ulserasi.
Efek kemerahan, kulit kering dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi.
Membantu untuk mencegah fiksi atau trauma kulit.
Untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif.
Untuk meminimalkan iritasi tambahan.
5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan napsu makan.
Tujuan : pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Mendapatkan nutsi yang adekuat
NoINTERVENSIRASIONAL
1
2
3
4
Dorong orang tua untuk merilekskan tekanan pada saat makan.
Jelaskan peningkatan napsu makan yang di harapkan karena steroid.
Perkaya makanan dengan suplemen nutrisi seperti bubuk susu atau suplemen.
Berikan makanan yang menarik dan selagi hangat.
Hilangkan nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi.
Untuk menyiapkan anak dan orang tua terhadap perubahan ini.
Untuk dapat memaksimalkan kualitas masukan.
Dapat meningkatkan asupan yang baik untuk pasien.
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIANTanggal Pengkajian: 27 07 2009
Jam
: 07.30 WIB
Oleh
: Sutinah
Tempat
: Ruang Kartika RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
Metode: pemeriksaan fisik, anamnese, observasi, studi dokumentasi.
Sumber Data: Pasien, Keluarga Pasien, Tim Kesehatan, Status
: pasien.
1. Data dasar
Identitas
Pasien
Nama
: An F
Umur
: 6 Tahun ( TTL : 20 07 2003 )
Jenis kelamin: Perempuan
Agama
: Islam
Suku Bangsa: Jawa / Indonesia
Alamat
: Bumi Ayu RT 02/04 Tampak Bangun.
DX. Medis : AML Relaps pro terapi Sitostatika.Tgl. Masuk RS: 14 Juni 2009 Jam 08.30 WIB
No. RM
: 1340809
Penanggung Jawab
Nama
: Ibu S
Umur
: 34 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Bumi Ayu RT 02/04 Tampak Bangun
Hub. Dengan Pasien: Ibu pasien
2. Riwayat kesehatan
a. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi belum diketahui secara pasti.
b. . Faktor Predisposisi
Pasien terdiagnosa AML sejak 1 tahun yang lalu, panas badan sering naik turun. Pada tahun 2008 mengalami pembengkakan di wajah sebelah kanan, pada bulan mei 2008 dirujuk di RS Sardjito terdiagnosis tumor sinonasal. Pasien dirawat dan dilakukan operasi, di BMP ternyata terdiagnosis AML, selama 1 tahun relaps kembali. Pada bulan April masuk dengan kontrol ternyata sel kanker banyak lagi dan diharuskan kemotherapi ulang. 8 jam sebelum masuk RS pasien mengalami mimisan dan gusi berdarah ( 50-100 cc).
B. DATA FOKUS1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 27 Juli 2009 An. F umur 6 tahun pada jam 07.30 WIB didapatkan data sebagai berikut:
Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anaknya sering naik turun.
Ibu pasien mengatakan perut anaknya sering terasa mual.
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan umum: lemah
Tanda Vital
Suhu
: 376 C
Nadi
: 110 x/menit
Respirasi
: 28 x/menit
Nutrisi
Klien mendapat diet bubur nasi
Z SCOR
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
U
U
UUU
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
2. U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
Uosit3,964,2 5,4Juta/ mm3
Hemoglobin11,110 16gr/ dL
Hematokrit31,033 38Vol %
Trombosit13150-450Ribu/ mm
3. Terapi Yang Didapat
Parasetamol 10 mg Kp (Kalau Perlu)
Ceptazidine3 x 500 mg
Donperidone3 x 5 mg
Contramoxazole2 x 1
C. PENGELOMPOKAN DATAa. Data Subyektif
Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anaknya sering naik turun.
Ibu pasien mengatakan perut anaknya sering terasa mual.
b. Data Obyektif
Tanda vital
S
: 376 C
N
: 110 x/menit
R
: 28 x/menit
Z-Score: - 0,69 (Normal)
Ku
: lemas
BB
: 18 Kg
TB
: 106 Cm
LK
: 50 Cm
LP
: 68 Cm
LLA: 18 Cm
Terpasang NGT sejak tanggal 24 Juli 2009 pada hidung sebelah kiri.
terpasang infus D5 1/2 S pada kaki kiri 26 tpm sejak tanggal 24 Juli 2009.
AL
: 0.66 Ribu/ mm3
Eritrosit: 3,96 Juta/ mm3
AT
: 13 Ribu/mm
HB
: 11.1 gr/dl
Konjungtiva pucat.
Pasien belum bisa menulis huruf abjad.
Kontak mata terbatas.D. ANALISIS DATA
Data SenjangEtiologiProblem
DS : -
DO :
- Ku : Lemah.
- Kesadaran : Compos mentis
- S : 37 6 C
- N : 110 x/menit
- R : 28 x/menit
- AL : 0,66 Ribu/ mm3-Terpasang infus D5 1/2 S pada kaki kiri 26 tPm sejak tanggal 24 Juli 2009.Defisiensi imunResiko infeksi
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
- Ibu pasien mengatakan perut anaknya sering terasa mual.
DO :
-Terpasang NGT sejak Tgl 24 Juli 2009 pada hidung kiri.
- Konjungtiva pucat.
- Bb : 18 kg
- Tb : 106 cmKehilangan napsu makanResiko Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
DS : -
DO :
- Eritrosit : 3,96 Juta/mm3
- AT : 13 Ribu/mm
- HMT : 31,0 Vol%
Penurunan faktor koagulasiResiko perdarahan
DS: -
DO:
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad.
- Kontak mata terbatas.- Napsu makan menurun Efek kemoterapi, Penyakitnya.Resiko gangguan tumbuh kembang.
DS :
-Ibu pasien mengatakan cara memandikan yang baik di tempat tidur seperti apa ?
-Ibu pasien mengatakan anaknya mandi 1x sehari.
- Ibu pasien mengatakan sudah 2 hari anaknya belum gosok gigi.
DO :
- Pasien mandi 1x sehari
- Pasien sudah 2 hari belum gosok gigi.
- Ibu menanyakan cara mandi yang benar seperti apa di tempat tidur.
- Kuku pasien panjang dan hitam. Kurangnya informasiKurang pengetahuan
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi imun ditandai dengan:
DS:-
DO :- KU : lemah
- Kesadaran : compos mentis
- S : 37 6 C
- N : 110 x/menit
- R : 28 x/menit
- AL : 0,66 Ribu/ mm3-Terpasang infus D5 1/2 S pada kaki kiri 26 tpm sejak tanggal 24 Juli 2009.
2. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan napsu makan di tandai dengan :
DS :- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
- Ibu pasien mengatakan perut anaknya sering terasa mual.
DO : -Terpasang NGT sejak Tgl 24 Juli 2009 pada hidung sebeleh kiri.
-Konjungtiva pucat
- BB : 18 kg
- 106 cm3. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor koagulasi ditandai dengan:
DS : -
DO : - Eritrosit: 3,96 Juta/ mm3- AT
: 13 Ribu/mm
- HMT : 31,0 Volt
4. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan Efek kemotherapi,penyakitnya ditandai dengan:
DS : -
DO :- Z-Score: - 0,69 (Normal)
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad- Kontak mata kurang
- Napsu makan menurun
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan:
DS :- Ibu pasien mengatakan cara memandikan yang baik di tempat tidur seperyi apa ?
- Ibu mengatakan anaknya mandi 1x sehari
- Ibu pasien mengatakan sudah 2 hari anaknya belum gosok gigi.DO :- Pasien mandndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndndperawatan
NoDiagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasional
1. Resiko infeksi,faktor resiko : defisiensi imun ditandai dengan:
DS:-
DO :
- KU : lemah
-Kesadaran:compos mentis
- S : 37 6 C
- N : 110 x/menit
- R : 28 x/menit
- AL : 0,66 Ribu/ mm3-Terpasang infus D5 1/2 S pada kaki kiri 26 tpm sejak tanggal 24 Juli 2009.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi ( kalor, tumor, rubor, dolor, pungsi olesa )
Vital sign dalam batas normal
S : 36-370C
N : 90-130x/mntAL dalam batas normal (1 /mm3 )1. Kaji dan observasi tanda-tanda infeksi.
2. Kaji keadaan umum pasien.
3. Pantau suhu tubuh pasien
4. Pantau pemeriksaan laboratorium (AL).
5. Ajarkan kepada keluarga cara pencegahan infeksi.
6. kelola dalam pemberian anti biotik ceftazidine.1. Menentukan intervensi selanjutnya.
2. Mengetahui keadaan umum
3. Mengetahui tanda-tanda dan gejala infeksi
4. Mengetahui tanda infeksi.
5. Mengetahui pengetahuan pencegahan infeksi.
6. Menurunkan resiko infeksiTanggal : 27 juli 2009
Jam 07.40 WIB
- Menganjurkan kepada keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada pasien
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 10.00 WIB
- Memantau pemeriksaan Labolatorium.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 16.00 WIB
- Memberikan injeksi Ceftazidine 500 Mg.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 08.00 WIB
- Keluarga bisa mengungkapkan kembali
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 10.00 WIB
- AL : 0,66 Ribu/ mm3Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 16.10 WIB
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi.
Tina
S : -
O :
- Keluarga bisa mengungkapkan kembali
- AL : 0,66 Ribu/mm
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum pasien
- Kelola pemberian antibiotik ceptazidine.
- Pantau keadaan suhu tubuh pasien
Tanggal : 28 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
1. S : -
O :
- keluarga bisa mengungkapkan kembali
- AL : 0,66 Ribu/mm
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum pasien
- Kelola pemberian antibiotik ceptazidine
- Pantau keadaan suhu tubuh pasien.
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 08.00 WIB
- Memberikan injeksi Ceftazidine 500 gr.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 11.00 WIB
- Mengukur suhu, menghitung nadi dan respirasi.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.00 WIB
- Memberikan injeksi Ceftazidine 500 gr.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 08.10 WIB
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 11.20 WIB
- S : 36,8 0 C
- N : 120 x/menit
- R : 28 x/menit
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.10 WIB
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Tina
S : -
O : - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- S : 36,8 0 C
- N : 120 x/menit
- R : 28 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji dan observasi tanda-tanda infeksi.
- Pantau suhu tubuh pasien
Tanggal : 29 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
2. S : -
O : - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- S : 36,8 0 C
- N : 120 x/menit
- R : 28 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji dan observasi tanda-tanda infeksi.
- Pantau suhu tubuh pasienTanggal : 29 Juli 2009
Jam 08.00 WIB
- Memberikan injeksi Ceftazidine 500 gr.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 11.00 WIB
- Mengukur suhu, menghitung nadi dan respirasi.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.00 WIB
- Memberikan injeksi Ceftazidine 500 gr.
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 08.00 WIB
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 11.20 WIB
- S : 36,2 0 C
- N : 118 x/menit
- R : 26 x/menit
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.10 WIB
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Tina
S : -
O : - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- S : 36,2 0 C
- N : 118 x/menit
- R : 26 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji keadaan umum pasien
- Pantau pemeriksaan lab.
- Anjurkan untuk menjaga kebersihan
27 Juli 2009
R encana Keperawatan
No
Diagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasional
2. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan napsu makan di tandai dengan :
DS :
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
- Ibu pasien mengatakan perut anaknya sering terasa mual.
DO :
-Terpasang NGT sejak Tgl 24 Juli 2009 pada hidung sebeleh kiri.
-Konjungtiva pucat
- BB : 18 kg
- 106 cm
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko kebutuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria :
Nafsu makan anak meningkat
Intake nutrisi adekuat
Mukosa bibir lembab
Rasa mual berkurang hilang1. Kaji status gizi pasien.
2. Berikan kepada pasien lingkungan yang nyaman.
3. Anjurkan untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
4. Hindari makanan yang dapat merangsang lambung.
5. Kelola pemberian diit
6. Kelola pemberian obat antiemetik.
1. Mengetahui kebutuhan dan status gizi pasien.
2. Dapat meningkatkan kenyamanan.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi.
4. Memenuhi kebutuhan nurtisi.
5. Dapat mencegah dan mengurangi mual muntah.
6. Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 09.00 WIB
- Memberikan susu sebanyak 100 cc dan air putih 15 cc melalui selang NGT.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 09.20 WIB
- Menganjurkan keluarga pasien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.00 WIB
- Memberikan diet bubur nasi 200 cc, air putih 15 cc, melalui selang NGT.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.30 WIB
- Memberikan obat oral Donperidone 5 Mg melalui selang NGT.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 09.10 WIB
-Diet masuk, pasien tidak muntah.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 09.30 WIB
- Keluarga pasien mengerti anjuran dari perawat.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.20 WIB
- Diet masuk, pasien tidak muntah.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.50 WIB
- Obat masuk melalui selang NGT, pasien tidak muntah.
Tina
S : -
O :
- Diet masuk, pasien tidak muntah, keluarga pasien mengerti anjuran dari perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji status gizi pasien
- Hindari makanan yang dapat merangsang lambung
- Kelola pemberian obat antiemetik.
Tanggal : 28 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
1S : -
O :
- Diet masuk, pasien tidak muntah, keluarga pasien mengerti anjuran dari perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji status gizi pasien
- Hindari makanan yang dapat merangsang lambung
- Kelola pemberian obat antiemetik.Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.00 WIB
- Memberikan susu melalui NGT sebanyak 200 cc, air putih 15 cc.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.30 WIB
- Memberikan obat oral Donperidon 5 mg melalui selang NGT.
TinaTanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.20 WIB
-Diet masuk, pasien tidak muntah.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.40 WIB
- Pasien tidak mual muntah.
Tina
S : -
O : - Pasien tidak mual muntah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji status gizi pasien
- Berikan lingkungan yang nyaman.
- Kelola pemberian obat antiemetik.
Tanggal : 29 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
2. S : -
O : - Pasien tidak mual muntah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji status gizi pasien
- Berikan lingkungan yang nyaman.
- Kelola pemberian obat antiemetik.Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06.00 WIB
- Memasukkan diet pagi melalui NGT sebanyak 100 cc, air putih 15 cc.
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06.30 WIB
- Memberikan obat oral Donperidon 5 mg melalui selang NGT.
TinaTanggal : 29 Juli 2009
Jam 06.20 WIB
- Diet masuk, pasien tidak muntah.
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06.40 WIB
- Pasien tidak mual muntah.
Tina
S : -
O : - Pasien tidak mual muntah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Hindari makanan yang merangsang lambung
- Kelola pemberian obat antiemetik.
27 Juli 2009
R encana Keperawatan
NoDiagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasional
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor koagulasi ditandai dengan:
DS : -
DO :
- Eritrosit:3,96 Juta/ mm3- AT: 13 Ribu/mm3- HMT : 31,0 Volt
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko perdarahan tidak terjadi dengan kriteria :
AL dalam batas normal (9.000-12.000 mm3)
HB dalam batas normal (1,2 16 gr/dl)
AT dalam batas normal (130-140 ribu)
Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan (Trombosit meningkat, Hb menurun, HMT menurun, TD menurun dan syok hipovolemik ).1. Pantau AL, HB dan AT.
2. Kaji tanda tanda perdarahan
3. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan
4. Anjurkan minum cukup.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan1. Menentukan intervensi selanjutnya
2. Mengetahui tanda tanda perdarahan
3. Mengetahui dan mencegah terjadinya perdarahan
4. Membantu mengkaji kebutuhan
5. Membantu proses anti perdarahan
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 08.30 WIB
- Menjelaskan faktor-faktor penyebab pendarahan
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 10.00 WIB
- Memantau angka trombosit.
TinaTanggal : 27 juli 2009
Jam 09.00 WIB
- Keluarga bisa mengungkapkan kembali tanda-tanda perdarahan.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 10.30 wib
- AT: 13 ribu/mm3Tina
S : -
O :
- Keluarga bisa mengungkapkan kembali tanda-tanda perdarahan- AT: 13 ribu/mm3A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
-Kaji tandatanda perdarahan
-Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan
- Pantau AT
Tanggal : 28 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
1S : -
O :
- Keluarga bisa mengungkapkan kembali tanda-tanda perdarahan
- AT: 13 ribu/mm3A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
-Kaji tandatanda perdarahan
-Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan
- Pantau ATTanggal : 28 Juli 2009
Jam 15.00 WIB
- Menganjurkan minum cukup.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 15.30 WIB
- Memantau angka trombosit
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.00 WIB
- Mengkaji tanda-tanda perdarahan.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 15.10 WIB
- Pasien minum air putih 20 cc.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 15.40 WIB
- Angka trombosit 13 ribu/ mm3.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 16.20 WIB
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
Tina
S : -
O :
- Pasien minum air putih 20 cc.
- Angka trombosit 13 ribu/ mm3.
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
- Kaji tandatanda perdarahan
-Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan
- Jelaskan faktor-faktor penyebab perdarahan.
Tanggal : 29 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
2. S : -
O :
- Pasien minum air putih 20 cc.
- Angka trombosit 13 ribu/ mm3.
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
- Kaji tandatanda perdarahan
-Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan
- Jelaskan faktor-faktor penyebab perdarahan.Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 15.00 WIB
- Memantau angka trombosit.
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 15.20 WIB
- Mengkaji tanda-tanda perdarahan.
TinaTanggal : 29 Juli 2009
Jam 15.10 WIB
- Angka trombosit 13 ribu/ mm3
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 15.25 WIB
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
Tina
S : -
O :
- Angka trombosit 13 ribu/ mm3
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
- Kaji tandatanda perdarahan
-Kolaborasi dalam pemberian obat anti perdarahan
- Pantau angka trombosit.
27 Juli 2009
R encana Keperawatan
NoDiagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasional
4.Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan Efek kemotherapi,penyakitnya ditandai dengan:
DS : -
DO :
- Z-Score: - 0,69 (Normal)
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad
- Kontak mata kurang
- Napsu makan menurun
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko gangguan tumbuh kembang tidak terjadi dengan kriteria:
Gangguan tumbuh kembang tidak terjadi
Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
1. Kaji pola tumbuh kembang pasien
2. Jelaskan pentingnya gerakan sesuai kemampuan
3. Anjurkan kepada pasien untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
4. Kolaborasi dengan terapis
5. Kolaborasi dengan orang tua dalam perubahan tumbuh kembang.1. Menentukan intervensi selanjutnya
2. Dapat mengoptimalkan gerakan sesuai kemampuan.
3. Dapat meningkatkan kemampuan pasien.
4. Untuk dapat membantu meningkatkan pengetahuan.
5. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan.Tanggal : 27 juli 2009
Jam 11.10 WIB
- Mengajarkan pasien menulis huruf abjad.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 11.30 WIB
- Mengajarkan pasien untuk menyebutkan nama-nama binatang yang tertera di gambar.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.00 WIB
- Menganjurkan kepada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan anaknya dengan cara belajar sesuai dengan kemampuan.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 11.20 WIB
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 11.50 WIB
- Pasien bisa menyebutkan nama-nama binatang.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 12.20 WIB
- Keluarga pasien bisa mengungkapkan kembali.
Tina
S : -
O :
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad.
- Pasien bisa menyebutkan nama-nama binatang
- Keluarga pasien bisa mengungkapkan kembali.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji pola tumbuh kembang pasien
- Kolaborasi dengan terapis
- Anjurkan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan.
Tanggal : 28 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
1S : -
O :
- Pasien belum bisa menulis huruf abjad.
- Pasien bisa menyebutkan nama-nama binatang
- Keluarga pasien bisa mengungkapkan kembali.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji pola tumbuh kembang pasien
- Kolaborasi dengan terapis
- Anjurkan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan.Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 10.00 WIB
- Mengajak pasien untuk mewarnai gambar.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 10.20 WIB
- Mengajak pasien untuk belajar menyebutkan angka-angka
TinaTanggal : 28 Juli 2009
Jam 10.30 WIB
- Pasien dapat mewarnai gambar.
Tina
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 10.40 WIB
- Pasien dapat menyebutkan mulai dari angka 1 10 dengan bahasa inggris.
Tina
S : -
O :
- Pasien dapat mewarnai gambar.
- Pasien dapat menyebutkan mulai dari angka 1 10 dengan bahasa inggris.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan terapis
- Anjurkan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan
Tanggal : 29 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
2. S : -
O :
- Pasien dapat mewarnai gambar.
- Pasien dapat menyebutkan mulai dari angka 1 10 dengan bahasa inggris.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan terapis
- Anjurkan untuk belajar
sesuai dengan kemampuanTanggal : 29 Juli 2009
Jam 10.15 WIB
- Mengajarkan pasien untuk belajar menulis kembali huruf abjad.
TinaTanggal : 29 Juli 2009
Jam 10.40 WIB
- Pasien bisa menulis sedikit huruf abjad.
Tina
S : -
O :
- Pasien bisa menulis sedikit huruf abjad.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi dengan terapis
- Anjurkan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan
- Kaji pola tumbuh kembang.
27 Juli 2009
R encana Keperawatan
NoDiagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasional
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan:
DS :
- Ibu pasien mengatakan cara memandikan yang baik di tempat tidur seperyi apa ?
- Ibu mengatakan anaknya mandi 1x sehari
- Ibu pasien mengatakan sudah 2 hari anaknya belum gosok gigi.
DO :
- Pasien mandi 1x sehari
-Pasien belum gosok gigi
selama 2 hari
- Kuku pasien panjang dan hitam.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kurang pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria :
Ibu pasien paham tentang personal hygene yang baik.
Tingkat pengetahuan ibu meningkat.
Ibu pasien dapat merawat anaknya dengan baik.
1. Kaji tingkat pengetahuan ibu pasien.
2. Jelaskan kepada ibu pasien cara personal hygene yang baik.
3. Potong kuku kaki dan tangan pasien.
4. Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri anaknya.
5. Kelola dengan tim kesehatan dalam health education.1. Mengetahui tingkat pengetahuan
2. dapat menambah pengalaman
3. Untuk meningkatkan kebersihan.
4. Dapat memelihara kesehatan dengan baik.
5. Dapat meningkatkan pengetahuan. Tanggal : 27 juli 2009
Jam 15.30 WIB
-Memandikan pasien dengan cara dilap dan memotong kuku pasien.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 16.10 WIB
- Mengajarkan untuk menjaga kebersihan diri anaknya
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 16.00 WIB
- Pasien tampak bersih dan segar, kuku pasien pendek-pendek.
Tina
Tanggal : 27 juli 2009
Jam 16.20 WIB
- Ibu pasien mengerti anjuran dari perawat
Tina
S : -
O :
- pasien tampak bersih dan segar, kuku pasien pendek-pendek.
- Ibu pasien mengerti anjuran dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji tingkat pengetahuan ibu
- Jelaskan kepada ibu pasien cara personal hygene yang baik.
Tanggal : 28 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
1S : -
O :
- pasien tampak bersih dan segar, kuku pasien pendek-pendek.
- Ibu pasien mengerti anjuran dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji tingkat pengetahuan ibu
- Jelaskan kepada ibu pasien cara personal hygene yang baik.
Tanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.00 WIB
- Memandikan pasien dan mengajarkan cara memandikan dengan benar.
TinaTanggal : 28 Juli 2009
Jam 06.20 WIB
- Pasien terlihat bersih, segar dan ibu mengerti anjura dari perawat.
Tina
S : -
O :
- pasien tampak bersih dan segar
- Ibu pasien mengerti anjuran dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri.
- Kelola dengan tim kesehatan dalam health education.
Tanggal : 29 Juli 2009
NoCatatan Perkembangan
SOAPImplementasiEvaluasi
2. S : -
O :
- pasien tampak bersih dan segar
- Ibu pasien mengerti anjuran dari perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri.
- Kelola dengan tim kesehatan dalam health education.
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06.00 WIB
- Memandikan pasien
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06. 35 WIB
- Memberikan penyuluhan mengenai personal hegyene, khususnya oral hegyene
TinaTanggal : 29 Juli 2009
Jam 06. 30 WIB
- Pasien tampak bersih dan segar.
Tina
Tanggal : 29 Juli 2009
Jam 06. 50 WIB
- Keluarga pasien bisa mengungkapkan kembali cara cara oral hegyene yang baik.
Tina
S : -
O :
- pasien tampak bersih dan segar
- Kuku bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri.\
- Kaji tingkat pengetahuan ibu pasien
- Berikan health education.
BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pada pasien An. F dengan diagnosa medis akut Mielublastik Leukimia Relaps pro terapi Sitostatika di Bangsal Kartika II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dilakukan dengan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta dokumentasi keperawatan. Adapun tujuan pembahasan ini untuk membandingkan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada pasien. Pembahasan untuk tiap-tiap tahapan proses keperawatan sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pendekatan untuk mengumpulkan data dan menagnalisa sehingga dapat diketahui masalah pasien secara bio, psiko, spiritual secara komperensif, metode yang digunakan saaat pengkajian yaitu : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Sedangkan sumber datanya dari pasien, keluarga pasien, buku status dan tim kesehatan. Dari hasil pengkajian An. F hari senin tanggal 27 juli 2009 didapatkan adanya kesenjangan dengan teori yang ditemukan pada kasus dan data yang ditemukan pada kasus tidak ada dalam teori. 1. Adapun data yang sesuai dengan teori dan kasus:
a. Pada pasien terjadi penurunan angka leukosit, hasil pemeriksaan terakhir tanggal 27 juli 2009, angka leukosit : 0,66 ribu/ mm3 karena pada pasien hasil pemeriksaan darah tepi menunjukkan pada leukosit ditemukan sel muda limfoblast.b. Pada pasien terjadi resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan terpasang NGT pada tanggal 24 juli 2009 pada hidung sebelah kiri, hal ini terjadi karena penurunan nafsu makan, dan pasien mengalami kehilangan nafsu makan. Hilangnya nafsu makan bisa diakibatkan karena efek kemoterapi, efek-efek kemoterapi diantaranya lemas, mual muntah, gangguan pencernaan, sariawan, rambut rontok dan penurunan nafsu makan. 2. Data yang ada pada kasus tetapi toidak ada dalam teoria. Terpasang infus D5 S 26 TPM pada kaki kiri sejak tanggal 24 juli 2009. Pada pasien terpasang infus D5 S 26 TPM pada kaki kiri sejak tanggal 24 juli 2009, yang digunakan untuk pemberian penggantian cairan yang hilang dan untuk memasukkan obat injeksi, yang bisa terjadi tanda-tanda infeksi.b. Resiko perdarahan, hasil pemeriksaan labolatorium pada tanggal 27 juli 2009, pada pasien terjadi angka eritrosit yang mengalami penurunan yaitu 3.96 juta / mm3 penurunan angka leukosit bisa menyebabkan resiko perdarahan3. Data yang ada pada teori tapi tidak ada dalam kasus a. DemamDemam tidak muncul pada pasien meskipun terjadi penurunan angka leukosit 0,66 ribu/mm3, karena pada kenyataan pasien tidak mengalami demam dan dibuktikan
dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu suhu pasien 36 0C.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah klien serta penyebabnya, baik aktual maupun potensial yang dapat diperlukan melalui tindakan keperawatan.
Berdasarkan pengkajian pada pasien didapatkan beberapa diagnosa keperawatan. Ada diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus. Berdasarkan teori menurut Wong. Donna L 2004, ada 5 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien AML. Setelah dilakuka analisa data pada kasus ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan kasus, dan 3 diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan teori, dan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada teori tidak ada dalam kasus.
1. Diagnosa keperawatan yang muncul pada teori dan kasus.
a. Resiko infeksi, faktor resiko, defisiensi imun. Hal ini muncul karena terdapatnya pemeriksaan labolatorium terutama angka leukosit yaitu 0,66 ribu/mm3 dan terpasang infus D5 S 26 tpm terpasang pada tanggal 24 juli 2009 pada kaki kiri.
b. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, faktor resiko : penurunan nafsu makan. Hal ini muncul karena terdapatnya ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, perut anaknya sering terasa mual dan terpasang NGT pada hidung sebelah kiri sejak tanggal 24 juli 2009.2. Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus tetapi tidak sesuai dengan teori.a. Resiko perdarahan ; faktor resiko ; penurunan faktor koagulasi.
Resiko perdarahan merupakan suatu keadaan dimana individu beresiko terjadi perdarahan. Penulis mengangkat diagnosa ini karena ada data yang mendukung yaitu hasil pemeriksaan labolatorium tanggal 27 juli 2009 dengan AT : 13 ribu/ mm3.b. Resiko gangguan tumbuh kembang adalah keadaan dimana individu beresiko untuk mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan tugas dari kelompok usianya / mengalami kerusakan pertumbuhan ( Lynda Jual Capernito). Penulis mengangkat diagnosa ini karena ada data yang mendukung yaitu pasien belum bisa menulis huruf abjad, kontak mata terbatas dan nafsu makan menurun.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. Hal ini muncul karena ibu pasien mengatakan cara memandikan yang baik ditempat tidur seperti apa, ibu pasien mengatakan anaknya mandi 1 X sehari dan mengatakan sudah 2 hari anaknya belum gosok gigi, dan kuku pasien panjang dan hitam.3. Diagnosa keperawatan yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus yaitu:
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.
Intoleransi aktivitas merupakan penurunan dalam kapasitas untuk melakukan aktifitas sampai tingkat yang diinginkan atau yang dibutuhkan ( Lynda Jual Capernito). Diagnosa ini tidak muncul karena pada pasien masih bisa melakukan aktifitas yang masih bisa ditoleransi contohnya pasien masih bisa duduk dan berjalan.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan merupakan keadaan dimana individu yang tidak menjalani puasa beresiko mengalami dehidrasi vaskular, interstitial atau intravaskuler ( Lynda Jual Capernito). Diagnosa ini tidak muncul karena pasien tidak ada tanda-tanda kekurangan volume cairan seperti kulit / membran mukosa kering, haus dan turgor kulit jelek.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi, radioterapi, imobilisasi.
Kerusakan integritas kulit merupakan dimana seseorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami kerusakan integrumen, kornea atau jaringan membran mukosa ( Lynda Jual Capernito). Diagnosa ini tidak muncul karena pasien tidak mengalami kerusakan integritas kulit dan pasien tidak mengalami kekeringan membran mukosa, turgor kulit jelek.
C. PERENCANAAN
Dalam perencanaan tindakan keperawatan penelis menurutkan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi klien. Penyusunan prioritas ini berdasarkan pada masalah yang harus terlebih dahulu diatasi atau paling mengancam kesehatan dan kehidupan berdasarkan menurut Abraham Maslow, yang meliputi kebutuhan fisik biologis, rasa aman dan nyaman, cinta mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Dalam menentukan tujuan yang akan dicapai penulis menggunakan dasar SMART ( Spesifik, Measurable, Achievable, Realistis, Time Limited), dan intervensinya mencakup 4 aspek yaitu Observasi, Nursing Treatment, Health Education, Kolaborasi.
Adapun pembahasan perencanaan sebagai berikut:
1. Resiko infeksi ; Faktor resiko : defisiensi imunPenulis merencanakan pada tujuan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam. Hal ini dikarenakan pada pasien angka leukosit mengalami perubahan yaitu 0.66 ribu / mm3. Diharapkan tidak terjadi resiko infeksi dengan kriteria hasil:
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi ( Kalor, Tumor, Rubor, Dolor dan Fungsiolaesa). Vital sign dalam batas normal ( S: 36-370C), N: 90-130 kali/ menit.
AL mengalami peningkatan ( 1 ribu/mm3).Intervensi yang tidak ada dalam teori tetapi muncul dalam kasus yaitu:
a. Kaji keadaan umum pasien
Intervensi ini dicantumkan untuk mengetahuai keadaan umum pasien dan sangat penting untuk menentukan tindakan selanjutnya.
b. Pantau keadaan hasil labolatorium (AL)
Intervensi ini dicantumkan untuk mengetahuai nilai angka leukosit mengalami penurunan sehingga dapat beresiko terjadi infeksi karena sistem imun tubuh mengalami penurunan sehingga mikroorganisme mudah masuk dalam tubuh.2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ; faktor resiko: kehilangan nafsu makan.Penulis merencanakan pada tujuan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam. Hal ini dikarenakan ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, perut anaknya sering terasa mual, terpasang NGT pada tanggal 24 juli 2009 dihidung sebelah kiri. Diharapkan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi dengan kriteria :
Nafsu makan meningkat
Intake nutrisi adekuat
Mukosa bibir lembab
Rasa mual berkurang / hilang.
Intervensi yang tidak ada dalam teori tetapi muncul dalam kasus yaitu:
a. Kaji status gizi pasien
Intervensi ini dicantumkan untuk mengetahui status gizi pasien dan penting untuk menentukan tindakan selanjutnya.
b. Berikan lingkungan yang nyaman kepada pasien.
Intervensi ini dicantumkan untuk memberikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan nafsu makan, lingkungan yang menarik dapat memotivasi untuk nafsu makan bertambah.
c. Anjurkan untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering.
Intervensi ini dicantumkan untuk memberikan asupan makanan pada pasien.d. Hindari makanan yang dapat merangsang lambungIntervensi ini dicantumkan karena untuk menghindari makanan yang dapat merangsang lambung dan dapat menyebabkan mual dan muntah.e. Kelola pemberian diet
Intervensi ini dicantumkan karena pemberian diet yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan pasien, sehingga pasien mudah untuk makan dengan baik.
f. Kelola pemberian obat antiemetik
Intervensi ini dicantumkan karena pasien mengalami penurunan untuk makan sehingga diberikan obat Donferidone yang gunanya untuk mencegah mual dan muntah.3. Resiko perdarahan ; Faktor resiko : penurunan faktor koagulasi.Penulis merencanakan pada tujuan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam resiko perdarahan tidak terjadi dengan kriteria:
AL ( 9-12 ribu/ mm3)
HB (12-16 gr/dl)
AT (130-140 ribu)
Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
Intervensi yang tidak ada dalam teori tetapi muncul dalam kasus yaitu:
1) Pantau AL, HB, AT
Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui angka leukosit, hemoglobin dan trombosit. Angka trombosit yang rendah dapat menyebabkan resiko perdarahan.
2) Kaji tanda-tanda perdarahan.
Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui tanda-tanda perdarahan yaitu tekanan darah menurun, angka hemoglobin menurun, kapilarisasi refil dari 2 detik, dan syok hipovolemik.
3) Jelaskan faktor-faktor perdarahan.
Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perdarahan, sehingga mudah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perdarahan.
4) Anjurkan untuk minum cukup.
Intervensi ini dicantumkan karena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan mencegah peningkatan suhu tubuh.
5) Kelola pemberian obat anti perdarahan.Intervensi ini dicantumkan karena untuk mencegah terjadinya perdarahan.4. Resiko gangguan tumbuh kembang ; Faktor resiko: efek kemoterapy.
Penulis merencanakan pada tujuan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam tidak terjadi gangguan tumbuh kembang dengan kriteria:
Tidak terjadi gangguan tumbuh kembang.
Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi yang tidak ada dalam teori tetapi muncul dalam kasus yaitu:
1) Kaji pola tumbuh kembang pasien
Intervensi ini dicantumkan karena mengetahui tumbuh kembang pasien sangat penting untuk tindakan selanjutnya.
2) Jelaskan gerakan sesuai kemampuan.
Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui kemampuan pasien dalam gerakan yang sesuai dengan kemampuan.
3) Anjurkan untuk belajar sesuai kemampuan.Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui dan menilai perkembangan kognitif anak.4) Kolaborasi dengan terapis
Intervensi ini dicantumkan karena terapis mempunyai pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang lebih banyak dan luas dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Kolaborasi dengan orang tua dalam perubahan tumbuh kembang.Intervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui perkembangan pasien, untuk dapat memotivasi peran orang tua sebagai orang tua yang dekat dengan pasien dalam mempercepat proses penyembuhan anaknya.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.Penulis merencanakan pada tujuan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam kurang pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria:
Ibu pasien mengetahui tentang personal hegyene yang baik
Tingkat pengetahuan bertambah.
Dapat merawat anaknya dengan baik.
Intervensi yang tidak ada dalam teori tetapi muncul dalam kasus yaitu:
1) Kaji tingkat pengetahuan ibu pasienIntervensi ini dicantumkan karena untuk mengetahui tindakan selanjutnya.2) Jelaskan kepada ibu pasien cara personal hegyene yang baik
Intervensi ini dicantumkan karena ibu pasien menmgatakan cara memandikan yang baik ditempat tidur seperti apa, pasien mandi 1 X sehari dan belum gosok gigi selama 2 hari.3) Potong kuku kaki dan tangan pasien.Intervensi ini dicantumkan karena keadaan kuku tangan dan kaki pasien terlihat kotor dan panjang.4) Anjurkan untuk menjaga kebersihan anaknya.
Intervensi ini dicantumkan karena untuk meningkatkan kebersihan diri pada anaknya dan untuk mencegah terjadinya infeksi.
5) Kelola dengan tim kesehatan dalam health education.Intervensi ini dicantumkan karena perlu pengetahuan yang banyak tentang personal hegyene dan membutuhkan pengetahuan tentang perawatan anaknya dimana anaknya sekarang dalam keadaan sakit.D. PELAKSANAAN
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Setiap implementasi pada kasus ini telah disesuaikan dengan intervensi yang telah dirumuskan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada An. F tidak semua rencana tindakan keperawatan dapat terlaksana, dalam melaksanakannya penulis melibatkan peran orang tua dan tim kesehatan lain. Hal ini dapat terwujud juga karena kerjasama yang baik antara penulis, perawat bangsal, orang tau pasien dan tidak terlepas dari adanya fasilitas kesehatan yang memadai, sehingga dapat membantu terlaksananya rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat.
Adapun pembahasan pelaksanaan masing-masing diagnosa keperawatan yang ada sebagai berikut:
1. Resiko infeksi, faktor resiko : defisiensi imun.Pada diagnosa ini semua rencana sudah direncanakan tetapi intervensi yang belum dilaksanakan yaitu pantau hasil pemeriksaan labolatorium khususnya angka leukosit, hal ini belum dilaksanakan karena menunggu keputusan dari dokter dan aturan untuk pemeriksaan labolatorium selanjutnya.2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, faktor resiko kehilangan nafsu makanPada diagnosa ini semua intervensi yang disusun sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.3. Resiko perdarahan, faktor resiko : penurunan faktor koagulasiPada diagnosa ini semua rencana sudah direncanakan tetapi ada 1 rencana yang belum dilaksanakan yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti perdarahan, intervensi ini belum dilaksanakan karena keadaan umum pasien masih baik.4. Resiko gangguan tumbuh kembang, faktor resiko : efek kemoterapi.
Semua rencana udah direncanakan tetapi ada 2 rencana yang belum dilakukan yaitu
a. Kaji pola tumbuh kembang pasien. Rencana ini belum dilaksanakan karena pasien terlihat pasif dalam beraktivitas dan berkomunikasi.
b. Kolaborasi dengan terapis. Rencana ini belum dilaksanakan karena orang tua pasien selalu melatih dan menjaga anaknya dalam beraktivitas sesuai kemampuan dan juga anaknya lebih nyaman dengan orang tuanya.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Pada diagnosa keperawatan ini semua intervensi disusun tetapi ada 2 rencana yang belum dilaksanakan, yaitu:
a. Kaji tingkat pengetahuan ibu pasien. Rencana ini tidak dilaksanakan karena dilihat dari kemampuan ibu pasien sudah baik dan pengalaman ibu sudah banyak.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam health education. Rencana ini tidak dilaksanakan karena perlu adanya terapis dalam health education yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam perkembangan kognitif pasien.
D. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir pengukuran keberhasilan keperawatan dalam melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Evaluasi yang dilakukan penulis selama mengambil kasus adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil. Dalam evaluasi proses penulis mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan sedangkan untuk evaluasi hasil penulis membagi 2 kriteria, dengan melihat tujuan yang telah ditetapkan, yaitu masalah belum teratasi dan masalah teratasi sebagian.
Dari 5 diagnosa keperawatan yang muncul, terdapat 5 diagnosa yang teratasi sebagian :
1. Resiko infeksi, faktor resiko : defisiensi imun.
Kriteria tujuan dari perencanaan diagnosa keperawatan ini yang belum tercapai adalah angka leukosit yang menurun yaitu 0.66 ribu/mm3 hal ini dikarenakan sel darah terdapat sel muda limfoblast. Untuk itu angka leukosit, karena pasien masih dalam tahap kemoterapi sehingga beresiko terjadi infeksi.
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, faktor resiko : kehilangan nafsu makan.
Kriteria tujuan dari perencanaan diagnosa keperawatan ini yang belum tercapai yaitu ibu pasien mengatakan perut anaknya masih terasa mual dan anaknya tidak nafsu makan, untuk itu pantau dan motifasi pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
3. Resiko perdarahan, faktor resiko : penurunan koagulasi
Kriteria tujuan dari perencanaan diagnosa keperawatan ini yang belum tercapai adalah angka trombosit yang masih menurun yaitu 13 ribu, hal ini dikarenakan didalam sel darah terdapat sel muda limfoblast untuk itu pantau angka trombosit karena pasien dalam pengobatan kemoterapi sehingga beresiko terjadi perdarahan.4. Resiko gangguan tumbuh kembang, faktor resiko : efek kemoterapi.
Kriteria tujuan tercapai sebagian, pasien bisa menyebutkan nama-nama binatang dan pasien bisa sedikit demi sedikit menulis huruf abjad dan selanjutnya harus dipantau tumbuh kembang pasien, pasien masih dalam tahap pengobatan kemoterapi karena salah satu efek dari kemoterapi yaitu menghambat tumbuh kembang pasien.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.Kriteria tujuan tercapai sebagian, yaitu ibu pasien dapat mengetahui cara memandikan pasien ditempat tidur dengan baik, oral hegyene yang benar, hal ini didukung karena ibu pasien mempunyai keinginan untuk menjaga dan merawat anaknya dengan baik selama proses penyembuhan.E. DOKUMENTASI
Dokumentasi merupakan kumpulan informasi perawatan dan kesehatan pasien yang dilakukan perawat sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien.
Dokumentasi yang penulis gunakan adalah berorientasi pada masalah keperawatan secara ilmiah dan sistematis sesuai dengan langkah proses keperawatan.
Dalam melaksanakan pendekatan proses keperawatan pada studi kasus ini, penulis telah mendokumentasikan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Sealin itu penulis telah mendokumentasikan tindakan keperawatan pada lembar rekaman asuhan keperawatan yang ada dibangsal Kartika II RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. PERNYATAAN SINGKAT TENTANG PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN
Peningkatan asuhan keperawatan sangat perlu memerlukan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah sakit. Hal ini dapat dibuktikan dengan puas tidaknya klien terhadap mutu pelayanan perawatan kepada keselamatan klien.
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. F dengan diagnosa medis akut Mielublastik Leulumia Rolaps terapi kemostatikadi ruang Kartika RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, pada tanggal 27 Juli 2009 sampai tanggal 29 Juli 2009 penulis menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang serupa:
B. REKOMENDASI TENTANG TEMUAN-TEMUAN MAHASISWA SELAMA MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil laporan kasus yang penulis susun, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan kearah yang lebih baik. Dalam upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan pada pasien An. F dengan diagnosa medis AML relaps pro kemoterapi sitostatika diruang kartika RSUP Dr . Sardjito Yogyakarta, diharapkan perawat dan tim medis melalukan pemeriksaan labolatorium yang lengkap dan dapat mempertahankan pemberian pendidikan kesehatan yang jelas pada klien dan keluarga klien, sehingga keluarga pasien dapat diingatkan dalam pemberian asuhan keperawatan anak.1. Pengkajian
Pengkajian yang penulis lakukan ini pada pasien meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual. Pengkajian harus lengkap jika pengkajian kurang lengkap maka data yang diperoleh kurang lengkap, Jika salah, aspek saja tidak terkaji yaitu aspek biologis maka kita tidak akan mengetahui masalah yang timbul pada pasie yang sebenarnya sangat mendukung keberhasilan asuhan keperawatan ini.
Pada saat pengkajian penulis mengalami kesulitan berupa pasien takut dan menangis jika dilakukan pengobatan dan perawatan dari dokter dan perawat terhadap dirinya sehingga penulis lebih banyak menggali pertanyaan dari keluarga pasien terutama ibu pasien, karena itu faktor pendukung sehingga penulis dapat menulis data yang dibutuhkan secara lengkap adalah karena bantuan dari keluarga yang kooperatif.
Penulis memberi masukan pada rumah sakit bahwa anak merupakan anak yang unik, setiap anak mempunyai tingkah laku dan sifat yang berbeda-beda sehingga diperlukan tehnik mengambil data yang berbeda pula, serta diperlukan pendekatan secara perlahan-lahan khususnya yang penulis alami selama praktek di RSUP Dr. Sardjito dan pasien anak yang mudah menangis, pengkajian harus melibatkan keluarga, terutama pada ibunya.
Pengkajian yang penulis lakukan pada pasien kelolaan dengan AML relaps kemoterapi sitostatika menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam perumusan diagnosa harus dilakukan secara lengkap meliputi masalah, penyebab dan data senjang sehingga tindakan keperawatan akan dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab dan suatu problem. Dalam penentuan prioritas masalah pasien prioritas tertinggi diberikan pada diagnosa yang mengancam keselamatan jiwa pasien, oleh karena itu sebaiknya dalam menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan problem, etiologi, simtom yang berfokus pada respon pasien terhadap penyembuhan, tindakan medis, serta bisa mengarah pada tindakan mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan meski keperawatan ini melengkapi diagnosa medis.
Berdasarkan keadaan pasien saat pengkajian ada 5 diagnosa yang diangkat penulis sesuai dengan teori yaitu:
a. Resiko infeksi, faktor resiko : defisiensi imun. Diagnosa ini muncul karena data obyek menyebutkan KU lemah, AL 0.66 ribu / mm3, pasien terdiagnosa AML sejak 1 tahun yang lalu.
b. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ,faktor resiko : kehilangan napsu makan. Diagnosa ini muncul karena ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, perut anaknya sering merasa mual, terpasang NGT pada tanggal 24 Juli 2009.
c. Resiko perdarahan, faktor resiko: penurunan faktor koagulasi. Diagnosa ini muncul karena data obyektif menyebutkan angka leukosit AL 0.66 ribu / mm3 dan angka trombosit 13 ribu/ mm3.
d. Resiko gangguan tumbuh kembang , faktor resiko :Efek kemotherapi,penyakitnya. Diagnosa ini muncul karena didapatkan data obyektif pasien belum bisa menulis huruf abjad dengan baik, BB: 18 kg, TB: 108 cm, LK: 50 cm, lingkar perut : 68 cm, LLA : 18 cm.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Diagnosa ini muncul karena ibu pasien mengatakan cara memandikan yang baik seperti apa?3. Perencanaan
Dalam penulisan perencanaan mencakup tujuan yang akan dicapai berdasarkan SMART (Spesifik, Measurebel, Achipable, Reality dan Time limited). Dalam intervensi keperawatan harus mencakup 4 aspek yaitu ONEK ( Observasi, Nursing treatmeant, Education dan Kolaboration).
Masalah yang muncul pada pasien AML relaps kemoterapi sitostatika adalah Resiko infeksi, Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Resiko perdarahan, Resiko gangguan tumbuh kembang dan Kurang pengetahuan.
Pada perencanaan penulis menetapkan masalah, tujuan dan kriteria hasil yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan berdasarkan kebutuhan dasar manusia herarki maslow. Penulis mengambil beberapa literatur dalam menetapkan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan diagnosa yang muncul. Perencanaan yang dibuat oleh penulis dimasukkan dalam tiap diagnosa sehingga pelaksanaannya bisa terorganisir.
4. Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksanaan hendaknya dilakukan sesuai rencana yng telah ditetapkan dan berdasarkan kebutuhan pasien sikap yang ramah dan bersahabat sangat mempengaruhi respon dari pasien. Kerjasama yang baik antara tim kesehatan juga sangat mempengaruhi respon diagnosa keperawatan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Sarana dan prasarana yang lengkap dan menunjang kelancara asuhan keperawatan.
Pada pelaksanaan penulis lebih banyak untuk dapat mengikut sertakan dan berpartisipasi dari orang tau pasien karena dengan pertimbangan pasien masih anak kecil sehingga setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan tentang penyakitnya orang tua pasien mampu melakukan semua anjuran yang telah diberikan.
5. Evaluasi
Evaluasi seharusnya dilakukan sesuai teori yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil, evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan setelah melalukan tindakan keperawatan yaitu respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan, ketepatan dan kecepatan dalam proses tindakan keperawatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi pada akhir tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan mengacu pada kriteria tujuan.
Dalam melakukan evaluasi, penulis setiap hari melakukan SOAP untuk perkembangan pasien maupun menilai tercapainya tujuan.
Pada pasien penulis menemukan kesulitan di mana pasien masih anak-anak, sehingga sulit untuk diajak komunikasi, sehingga penulis dapat dalam memberikan asuhan keperawatan harus bekerja sama dengan orang tua pasien sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai.
6. Pendokumentasian
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien AML selama 3 x 24 jam, ada masalah yang teratasi sebagian dan ada masalah yang belum teratasi. Laporan asuhan keperawatan yang telah penulis buat adalah sebagai penanggungjawaban atas asuhan keperawatan yang telah penulis berikan pada pasien.
Untuk lebih mengetahui status kesehatan pasien, sebaiknya pendokumentasian dilengkapi dari mulai pengkajian sampai evaluasi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi yang efektif bagi tim kesehatan.
Pada pasien kelolaan penulis telah melakukan pendokumentasian lengkap dan tanggal, jam, paraf dan nama terang pada rencana keperawatan sebagai pertanggungjawaban dan penelitian perawat. Hal ini perlu ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan. DAFTAR PUSTAKA
Betz, CL dan Sawden, LA. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 3, Jakarta: EGC, 2002.
Brunner and Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC,2002
Efendi, Nasrul, Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta: EGC, 1995
Guyton,Anthur C, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.1995
H. Lismidar. dkk, Proses Keperawatan, UI 1999
Iriantion Aritonang, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Penerbit Kanisius, 1996
Joyle Engel. Pengkajian Pediatrik.Edisi 2, Jakarta: EGC,1999
Linda Jual Carpenito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, 2001
Monsjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius,2000
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC, 1997
Suriadi, Rita Yunani, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta, Fajar Inter Pratama, 2001
Sutedjo AY, Buku Saku Mengenal Sakit Melalui Hasil Pemeriksaan Labolatorium, Edisi Refisi, Amara Books Jogjakarta, 2007
Whasley, S N Wong. Esential Of Pediatrik Nursing . Sixth Edition. USA: Mosby. 2000
Wiwik Handayani, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi, Salemba Medika, 2009
Wong, Donna L., Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri, Jakarta: EGC,2003
PENGKAJIAN LENGKAPTanggal : 27 07 2009.
Jam
: 07.30 WIB.
Oleh
: Sutinah
Tempat : Ruang Kartika RSUP Dr Sardjito YogyakartaMetode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi.
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, tim kesehatan lain, buku status pasien.n
I. DATA DASAR
a. Identitas Pasien
Nama
: An F
Umur
: 6 tahun.
Jenis Kelamin: Perempuan
Pendidikan
: -
Pekerjaan
: -
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Bumiayu RT 02/04 Tampak Bangun
Status
: -
Dx. Medis
: AML Relaps pro Terapi sitostatika
No. CM
: 1340809
Tanggal Masuk: 24 Juni 2009
b. Penanggung Jawab
Nama
: IbuS
Umur
: 34 tahun
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Bumiayu RT 02/04 Tampak Bangun
Hub dengan pasien : Ibu pasien
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan SekarangPasien terdiagnosa AML sejak 1 tahun yang lalu, panas badan sering naik turun pada tahun 2008 mengalami pembengkakan di wajah sebelah kanan, bulan Mei 2008 dirijuk ke Sardjito terdiagnosis Tumor Sinonasal. Pasien dieawat dan dilakukan operasi, BMP ternyata terdiagnosis AML selama 1 tahun relaps kembali pada bulan april masuk dengan kontrol ternyata sel kanker banyak lagi dan diharuskan kemoterapi ulang.b. Alasan Masuk Rumah Sakit
8 jam sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami mimisan dan gusi berdarah (50-100cc).
c. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 27 Juli 2009 didapatkan data sebagai berikut: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, suhu tubuh anaknya sering naik-turun, perut anaknya sering terasa mual, kesadaran: composmentis, keadaan umum lemah, suhu: 37,6C, nadi: 110x/menit, respirasi: 28x/menit, umur 6 tahun, berat badan 18 kg, tinggi badan 106cm.
d. Kesehatan Keluarga
1.Genogram
Keterangan := laki-laki= perempuan= laki-laki meninggal dunia
= perempuan meninggal dunia
= tinggal serumah
= garis perkawinan
= garis keturunan
= pisah / cerai
= pasien
2. Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
3. Pola kebiasaan pasien
Nutrisi
- Sebelum sakit
Pasien biasa makan 3X sehari berupa nasi, sayuran dan lauk. Setiap kali makan pasien menghabiskan porsi yang tersedia. Pasien minum 4-5 gelas sehari ( 200cc)berupa air putih.
- Selama sakit
Pasien makan diit bubur TKTP 1-3 kali sehari habis 1 porsi. Pasien minum5 x 600cc air putih. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit
Pasien biasa BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning. Pasien BAK 2-3 kali sehari berwarna kuning jernih dan berbau khas.
- Selama sakit
Pasien BAB 1 kali dalam 1 hari. Konsistensi lembek berwarna kuning. Pasien BAK 3- 6 kali sehari berwarna kunig jernih dan berbau khas.
Pola aktivitas dan Tidur.
- Sebelum sakit
Pasien adalah seorang anak kecil yang berumur 6 tahun waktunya digunakan untuk aktivitas seperti bermain, menonton TV, mencoret-coret buku gambar dan untuk tidur dan istirahat.
- Selama sakit
Pasien boneka yang dibawakan oleh orang tuanya dari rumah.
Pola kebersihan diri
a.Kebersihan kulit
- sebelum sakit
Pasien mandi sendiri 2 kali sehari dengan sabun mandi..- Selama sakit
Pasien mandi 2 kali sehari dengan cara di lap di tempat tidur dengan menggunakan air hangat.
b.Kebersihan rambut
- Sebelum sakit
Rambut pasien tipis, setiap mandi pasian keramas dengan menggunakan shampo.
- Selama sakit
Selama sakit rambut pasien mengalami kerontokan.
c. Kebersihan telinga
- Sebelum sakit
Telinga dibersihkan bersamaan dengan saat mandi&telinga bagian dalam dibersihkan dengan catton bud oleh Ibunya. Telinga bersih tidak ada serumen yang menggumpal, fungsi pendengaran baik
- Selama sakit
Telinga pasien di bersihkan bersamaan pada saat mandi. Telinga pasien bersih tidak ada serumen&fungsi pendengaran baik
d.kebersihan mata
- Sebelum sakit
Mata pasien bersih, tidak ada kotoran&dibersihkan pada saat mandi.
- Selama sakit
Mata pasien harus selalu di bersihkan pada saat di lap oleh keluarga&perawat menggunakan air. Mata pasien bersih, konjungtiva bersih,
e.kebersihan mulut
- Sebelum sakit
Mulut pasien bersih, pasien gosok gigi 2 kali sehari&menggunkan pasta gigi
- Selama sakit
Dalam membersihkan mulut pasien hanya berkumur.
f. Kebersihan kuku
- Sebelum sakit
Bila kuku pasien panjang selalu dipotong oleh Ibunya.
selama sakit
Keadaan kuku pasien panjang dan terdapat kotoran dan perawat memotongnya dengan gunting kuku sehingga keadaan kuku sudah bersih dan pendek
g. Aktifitas sehari-hari
- Sebelum sakit
Pasien adalah anak yang berumur 6 tahun, waktunya digunakan untuk bermain bersama teman-temannya, menonton TV dan belajar mencoret-coret di buku.
- Selama sakit
Selama sakit pasien hanya tiduran, segala kebutuhan dibantu keluarga
II. Aspek Mental,Intelektual,Sosial dan Spiritual
a.Konsep diri
1. Harga diri
Orang tua pasien tidak merasa rendah diri atas kondisi yang di alami oleh anaknya.
2.Identitas diri
Pasien menyadari bahwa saat ini dia sedang sakit dan berada di rumah sakit
3.Gambaran diri
Orang tua pasien sangat menyayangi anaknya walaupun saat ini anaknya sedang sakit.
4.Peran diri
Pasien adalah seorang anak yang berumur 6 tahun yang tinggal bersama adiknya dan ibunya, sekarang dia tinggal di rumah sakit untuk mengikuti pengobatan.
5.Ideal diri
Pasien berharap bahwa dirinya akan segera sembuh.
6.Intelektual
keluarga mengatakan sudah tahu tentang penyakit anaknya dan mendapatkan informasi tentang perawatan penyakit dan pengobatan dari tim kesehatan
b. Hubungan Interpersonal
Pasien bisa di ajak bicara, pasien merupakan anak yang pendiam.
c. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama islam.
PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum Pasien
Kesadaran
: Composmentis
Tinggi badan
: 108 cm
Berat badan
: 18 kg- Respirasi
: 28 x/menit
Tanda-tanda vital
- Suhu
: 37,6 C
- Nadi
: 110 x/menit
2. pemeriksaan secara sistematis ( cepalo kaudal )
a. Kepala
Bentuk kepala mesocepal, kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe.
b. Rambut
Rambut Mengalami kerontokan
.
d.Mata
Konjungtiva pucat.
e. Telinga
Fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan tidak terdapat perdarahan, bentuk simetris.
f. Hidung
Fungsi penciuman baik tidak terdapat sekret pada lubang hidung,terpasang NGT pada lubang hidung sebelah kiri sejak tanggal 24 juli 2009.g.Mulut
Pungsi pengecapan baik.
h. Leher
Tidak terdapat benjolan pada leher kanan dan kiri.
3. Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris tidak ada kelainan bentuk dada, tampak pergerakan abdomen sewaktu bernafas.
Auskultasi:Terdengara suara bising jantung sistolik dan diastolik normal.
Palpasi: Pergerakan dada waktu bernafas simetris, tidak teraba adanya masa pada dinding.
Perkusi: Pada area paru kanan dan kiri terdengar suara sonor, pada perkusi jantung terdapat suara redup.4. Ekstremitas
Atas : Terdapat kelengkapan pada anggota gerak atas, tidak terdapat kelemahan, anggota gerak atas, warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan pada jari, .
Bawah : Terdapat kelengkapan anggota gerak bawah, warna kulit sawo matang, ,terpasang infus D5 S 26 tpm pada kaki kiri.
PENGOBATAN YANG DIDAPAT
Therapi
Infus D51/2 S tetes/menit
Parasetamol 10 mg
Inj. Ceftazidine 3 X 500 mg
Donperidone3 X 5 mg
Contramoxazole 2x1 mgPEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Lab. Tanggal 27 Juli 2009.
HB
11, 1 gr/dl
10-16 gr/dl
Leukosit 0,66 Ribu/mm3 4,6-10,6