Kromatografi Cair Padat Asli

18
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kromatografi cair padat ”, meskipun dalam bentuk yang sederhana. Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu meskipun tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun hadapi. Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman sekalian dan tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah menugaskan kepada kami untuk memaparkan materi mengenai kromatografi cair padat sehingga melalui makalah ini penulis dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru khususnya pada kromatografi cair padat. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Palembang , 26 Maret 2014 1

Transcript of Kromatografi Cair Padat Asli

Page 1: Kromatografi Cair Padat Asli

KATA PENGANTAR

               Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

tentang “kromatografi cair padat”, meskipun dalam bentuk yang sederhana.

Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu

meskipun tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun

hadapi. Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman

sekalian dan tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT.

Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada

dosen mata kuliah yang telah menugaskan kepada kami untuk memaparkan materi

mengenai kromatografi cair padat sehingga melalui makalah ini penulis dapat

memperoleh ilmu pengetahuan baru khususnya pada kromatografi cair padat.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang , 26 Maret 2014

                                                                                                        Penyusun

1

Page 2: Kromatografi Cair Padat Asli

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3

1.3 Tujuan................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................4

2.1 Kromatografi Padat-Cair (Adsorpsi)..................................................................4

2.1.1 Kesetimbangan Adsorpsi...................................................................................5

2.1.2 Adsorben dan Zat pelarut..................................................................................7

2.2 BAGAN ALAT DAN CARA KERJA KROMATOGRAFI CAIR PADAT......9

2.2.1 Cara kerja alat....................................................................................................9

2.2.2 Detektor kromatografi cair - padat..................................................................10

2.2.3 Analisa kuantitatif kromatografi cair - padat...................................................10

2.2.4 Pemilihan kondisi kromatografi cair - padat....................................................11

2.3PENERAPAN KROMATOGRAFI ADSORPSI.....................................................11

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN................................................................................................12

3.2 SARAN :..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

2

Page 3: Kromatografi Cair Padat Asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan

perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan

komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut

dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang

memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat

dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe

molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.

 Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk

bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara

suatu rasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa

berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang

pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan

menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4).

Istilah Kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-

daerah yang berwarna yang bergerak ke bawah kolom. Pada waktu yang hampir

bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-

fraksi petroleum, namun Tswett adalah orang yang diakui sebagai penemu dan

yang pertama menjelaskan mengenai kromatrografi. Penyelidikan tentang

kromatografi sempat menurun beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik

dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :

1. Apakah yang di maksud dengan kromatografi cair-padat (adsorbsi) ?

3

Page 4: Kromatografi Cair Padat Asli

2. Bagaimana kinerja kromatografi cair- padat (adsorpsi) ?

3. Bagaimana penerapan kromatografi cair-padat (adsorbsi) ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini, yaitu :

1.   Untuk mempermudah proses belajar metode pemisahan kimia terutama

kromatografi.

2.   Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan

metode kromatografi padat-cair (adsorpsi)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kromatografi Padat-Cair (Adsorpsi)

Beberapa pustaka memberikan nama solid liquid adsorption

chromatography. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam kromatografi ini

digunakan zat padat sebagai adsorben yang bertindak sebagai fase stasioner (fase

diam) dan menggunakan zat cair sebagai fase mobile (fase gerak). Adsorpsi ialah

gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan antara

dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat

gaya tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen – komponen yang harus

dipisahkan. Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau

interaksi Van Der Walls. Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua

dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben. Adsorben

yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina karena mereka dimiliki

daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif. Terlarut dan pelarut dalam

cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang aktif. Karena

4

Page 5: Kromatografi Cair Padat Asli

ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi

maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan. Pada kromatografi adsorpsi,

fasa stasionernya terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat cair.

Permukaan partikel padat biasanya lebih aktif daripada bagian dalamnya

yang umum dikatakan mempunyai aktivitas permukaan (surface activity). Bila

partikel tersebut dimasukkan dalam dalam suatu larutan, permukaan partikel tadi

mempunyai daya tarik baik pada zat-zat yang terlarut maupun pada zat pelarutnya.

Daya tarik atau adsorpsi dapat berbagai bentuk, yaitu yang bersifat elektrsotatik

(ionic), daya tarik antara dua dipol, antara dipol dan dpol induksi, dan yang

berupa kekuatan van der waals (london forces).

Partikel padat yang mempunyai aktivitas permukaan tadi dalam

kromatografi dinamakan adsorben. Adsorben harus mempunyia permukaan yang

luas dan mempunyai aktivitas kimia seperti disebutkan diatas.

2.1.1 Kesetimbangan Adsorpsi

Bila larutan mengalir melalui permukaan yang aktif, terjadilah suatu

proses adsorpsi dan desorbsi. Hubungan antara konsentrasi zat yang ada dalam

larutan (Cm) dan yang teradsorpsi (Cs) seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gb.III.1 Kurva hubungan antara konsentrasi solut pada larutan dan yang

teradsorbsi.

Kurva menggambarkan hubungan antara Cm dan Cs dinamakan isoterm

adsorbsi. Ketiga bentuk isoterm diatas dapat diterangkan sebagai berikut. Isoterm

5

Page 6: Kromatografi Cair Padat Asli

yang berbentuk konveks seperti yang terlihat dalam Gb.III.1 A, dapat terjadi

karena adanya variasi aktivitas dari permukaan yang ada, yang mengakibatkan

dihasilkannya hubungan yang tidak linier. Hubungan demikian sering dinamakan

Fruendlich isotherm, umumnya pada sistem padat-cair.

Kurva isoterm yang berbentuk garis lurus merupakan keadaan yang

dikehendaki, dimana permukaan tidak akan menjadi jenuh dengan zat yang

teradsorbsi. Kecondongan (slope) dari kurva isoterm yang merupakan garis lurus

akan merupakan koefisien distribusi dan tidak tergantung dari besarnya

konsentrasi (Gb.III.1.B).

Kurva isoterm yang berbentuk konkaf dihasilkan dari reaksi yang

sedemikian, sehingga menyebabkan dapat mempercepat proses adsorbsi secara

keseluruhannya. Fenomena seacam itu sering terjadi, meskipun sukar untuk dapat

dimengerti atau diterangkan.

Ketiga macam perbedaan proses adsorbsi seperti yang diterangkan diatas

akan menyebabkan terjadinya destorsi puncak yang dihasilkan dan memberikan

bentuk yang berbeda seperti yang terlihat pada Gb.III.2 dibawah ini:

Respons

Gambar III.2. Terjadinya dsitorsi puncak yang dihasilkan

karena proses adsorbsi yang berbeda-beda.

Kurva isoterm yang berbentuk konveks akan menghasilkan puncak yang

condong ke depan, seperti Gb.III.2 A, kurva isoterm lurus memberikan bentuk

6

Page 7: Kromatografi Cair Padat Asli

puncak yang ideal (Gb.III.2 B), sedangkan yang konkaf akan memberikan bentuk

puncak yang condong ke belakang (Gb.III.2 C).

Puncak yang berbentuk condong (tailing), biasanya diakibatkan oleh

adsorben yang terlalu aktif. Hal ini dapat dikurangi dengan menutup sisi aktif

denga zat lain atau dengan menaikkan suhhu. Cara lain dikerjakan dengan

mengurangi banyaknya sampel yang dipisahkan, diatur tidak melebihi bagian

linear dari kurva konveks tersebut.

2.1.2 Adsorben dan Zat pelarut

Adsorben

Fase diam adalah adsorben (fase padat) dan pemisahan didasarkan pada

adsorpsi berulang dan desorpsi bahan terlarut (analit). Alumina dan silika gel

merupakan dua adsorben yang paling populer dipakai. Dibawah ini dicantumkan

urutan adsorben dari yang mempunyai kemempuan adsorbsi besar ke kecil.

1. Alumina

2. Charcoal (arang)

3. Silika gel

4. Magnesia

5. Kalium karbonat

6. Sukrosa

7. Starch (serbuk pati)

8. Serbuk selulosa

Aktivitas permukaan dari setiap adsorben berbeda pada sisi yang satu ke sisi

yang lain dan dari batch yang satu ke batch yang lain. Perlakuan pendahuluan

menurut cara-cara yang ditentukan dapat menghilangkan perbedaan aktivitas

tersebut.

Daya adsorbsi alumina dapat diatur dengan mengatur jumlah air yang

dikandung. Caranya ialah dengan mengeringkan alumina pada suhu 360 0 C

selama 5 jam, kemudian membiarkan alumina kering tersebut untuk menyerap air

7

Page 8: Kromatografi Cair Padat Asli

smapai jumlah tertentu. Aktivitasnya tergantung dari kadar airnya dan dinyatakan

dalam skala Brockmann.

Luas permukaan alumian kira-kira 150 m2 /g. Sekitar 5 % kadar air sudah

cukup melapisi alumina dengan lapisan air tunggal. Alumina yang kadar air 3 %

mempunyai aktivitas yang umum digunakan.

Silika gel mempunyai luas permukaan yagn lebih besar, yaitu sekitar 500

m2/g,tetapi mempunyai aktivitas kimia yagn lebih kecil dan lebih disukai untuk

pemisahan senyawa-senyawa organik yang peka terhadap perubahan-perubahan

karena akrivitas permukaan yang mempunyai sifat katalitik.

Zat pelarut

Fasa gerak dalam kromatografi cair – padat adalah cair. Pemilihan fasa

gerak dalam kromatografi padat cair (adsorpsi) akan dengan baik tercapai dengan

menggunakan parameter kekuatan pelarut. Zat pelarut mempunyai peranan yang

prnting dalam elusi, yang dapat menentukan baik-buruknya pemisahan. Zat

pelarut yang mampu menjalankan elusi terlalu cepat tidak akan mampu

mengadakan pemisahan yang sempurna. Sebaliknya elusi yang terlalu lambat

akan menyebabkan waktu retansi yang terlalu lama.

Urutan zat pelarut atas dasar kemampuan elusinya telah dikemukakan

terdahulu (seri eluotropik). Beberapa golongan solut dapat juga diurutkan dengan

dasar kenaikan adsorbilitasnya pada kolom alumina, seperti yang tertulis dibawah

ini :

1. Perfluorokarbon

2. Hidrokarbon jenuh

3. Hidrokarbon tidak jenuh

4. Halida dan eter

5. Aldehid dan keton

6. Alkohol dan thiol

7. Asam dan basa

8

Page 9: Kromatografi Cair Padat Asli

2.2 BAGAN ALAT DAN CARA KERJA KROMATOGRAFI CAIR

PADAT

Sebuah sistem LC dasar terdiri dari

(a) sebuah inlet filter pelarut, (b) pompa, (c) penyaring pelarut inline, (d) katup injeksi,

(e) precolumn penyaring, (f) kolom, (g) detektor, (h) hasil, (i) backpressure regulator, and

(j) limbah.

2.2.1 Cara kerja alat

Pelarut inlet membawa fasa gerak yang kemudian dipompa melalui filter pelarut

inline dan akan melewati katup injeksi. Fasa gerak akan bercampur dengan sampel yang

telah diinjeksikan

Campuran tersebut akan melewati filter lainnya dan melewati kolom sehingga

komponen-komponen sampel akan terpisah.

Detektor akan mendeteksi pemisahan analat dan merekamnya, biasanya komputer

yang akan merekan informasi tersebut.

Sampel akan akan ke backpressure filter dan menjadi waste.

9

Page 10: Kromatografi Cair Padat Asli

Pemisahan yang terjadi

2.2.2 Detektor kromatografi cair - padat

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikan

dalam aliran yang keluar dari kolom.

Detektor-detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise)

yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi tanggapan/respon untuk

semua tipe senyawa.

2.2.3 Analisa kuantitatif kromatografi cair - padat

Bertujuan untuk menentukan banyaknya komponen – kompenen dalam

campuran. Dengan kromatogram yang diperoleh dari detektor diferensial yang

mana memiliki respon linier, penggantian/jarak dari garis belakang pada saat

tertentu adalah suatu ukuran konsentrasi dari komponen dari gas pembawa di

saluran keluar kolom. Kurva integral dihasilkan yakni area puncak dari puncak

adalah sebanding dengan jumlah komponen yang ada. Dalam kromatogram yang

ideal dimana puncak merupakan kurva Gaussian simetrik lalu ketinggian puncak

10

Page 11: Kromatografi Cair Padat Asli

akan sebanding dengan. Area puncak adalah a konsentrasi komponen bila

Gaussian maka area a ke tinggi puncak. Setelah komponen dalam sampel

dipisahkan, maka hasil analisa diperoleh dalam bentuk signal kromatogram.

Sampel yang mengandung banyak komponen didalamnya akan memiliki

kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling

bertumpuk (overlap). Untuk mengetahui peak mana yang merupakan milik analat,

kromatogram dibandingkan dengan kromatogram standar. Cara yang paling

umum untuk mengidentifikasinya adalah dengan melihat retention time. Peak

yang memiliki retention time yang sama dengan standar umumnya adalah peak

milik analat. Hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal

kromatogram. Zat yang sama akan memiliki spektrum 3D yang juga sama. Jika

spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut adalah zat yang

berlainan, mekipun memiliki retention time yang sama.

2.2.4 Pemilihan kondisi kromatografi cair - padat

Secara umum kromatografi cair-padat digunakan dalam kondisi-kondisi

berikut: Pemisahan berbagai senyawa biokimia dan organik. Teknik

pelaksanaanya dapat dilakukan dengan kolom kaca, dimana fasa diam dapat

dipilih silica gel atau alumina. Pemilihan fase gerak dalam kromatografi padat cair

(adsorpsi) akan dengan baik tercapai dengan menggunakan parameter kekuatan

pelarut.

2.3PENERAPAN KROMATOGRAFI ADSORPSI

Umumnya, kromatografi cair-padat sangat cocok untuk cuplikan-cuplikan

yang larut dalam pelarut nonpolar dan kurang larut dalam pelarut mengandung air

seperti yang digunakan dalam kromatografi partisi fasa-terikat. Dengan

kromatografi partisi, senyawa-senyawa dengan perbedaan jenis dan jumlah gugus

fungsi biasanya dipisahkan. Kehebatan kromatografi adsorbsi, yang tidak dimiliki

oleh metode lain, adalah kemampuan untuk memisahkan campuran-campuran

isomer.

11

Page 12: Kromatografi Cair Padat Asli

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kromatografi cair-padat (adsorbsi) adalah kromatografi pembagian

dimana partisi terjadi antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair.

Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan

retensi terlarut pada permukaan adsorben. Adsorben yang umum digunakan

adalah silika gel dan alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar

permukaan dan banyak situs aktif. Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya

terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat cair.

3.2 SARAN :

Demikian makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam

segi isi atau penyampaiannya. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran

demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

pembaca.

Penulis juga berharap kromatografi cair-padat (ardsorbsi) yang telah

disajikan dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi ataupun tambahan

wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan dapat

menerapkannya secara tepat.

12

Page 13: Kromatografi Cair Padat Asli

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Moehammad.1997.Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan

Makanan.Yogyakarta:Andi Offset.

Anonim.2013.Kromatografi Cair Liquid Chromatography. (online).

Http://www.chemistry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi

1/kromatografi-cair-liquid-chromatography/ . Diakses pada 1 April 2014

Anonim.2012.makalah-kromatografi-adsorpsi.(online).

http://www.analiskesehatan.web.id/2012/11/makalah-kromatografi-

adsorpsi.html. diakses pada 1 April 2013

Hendayana, Sumar.2006.Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan

Elektroforesis Modern.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sartini.2013.MakalahKromatografiCairPadat.(online).http://

sartinichemistry.blogspot.com/2013/05/v-

behaviorurldefaultvmlo_14.html. Diakses pada 1 April 2013

13