Kritisi Jurnal

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Kritisi Jurnal a.Mahasiswa mampu menganalisis jurnal keperawatan yang terkait dengan mata kuliah communication in nursing. b.Mengembangkan keterampilan komunikasi efektif bagi mahasiswa keperawatan dalam berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain. c.Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai komunikasi yang efektif dan tidak efektif antara perawat dan dokter di Rumah Sakit. d.Mengetahui aplikasi hasil penelitian dalam jurnal pada setting pelayanan kesehatan di Indonesia. 1.2 Identitas Jurnal a.Judul : Perceptions of Effective and Ineffective Nurse-Physician Communication in Hospitals b.Penulis : F.Patrick Robinson, PhD, RN, Geraldine Gorman, PhD, RN, Lynda W. Slimmer, PhD, RN, dan Rachel Yudkowsky, MD, MHPE c.Tahun Publikasi : 2010 d.Volume : 45 e.Topik : Nurse Communication f.Date : July 1

description

jurnal

Transcript of Kritisi Jurnal

Page 1: Kritisi Jurnal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Kritisi Jurnal

a. Mahasiswa mampu menganalisis jurnal keperawatan yang terkait dengan

mata kuliah communication in nursing.

b. Mengembangkan keterampilan komunikasi efektif bagi mahasiswa

keperawatan dalam berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

c. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai komunikasi yang efektif

dan tidak efektif antara perawat dan dokter di Rumah Sakit.

d. Mengetahui aplikasi hasil penelitian dalam jurnal pada setting pelayanan

kesehatan di Indonesia.

1.2 Identitas Jurnal

a. Judul : Perceptions of Effective and Ineffective Nurse-Physician

Communication in Hospitals

b. Penulis : F.Patrick Robinson, PhD, RN, Geraldine Gorman, PhD,

RN, Lynda W. Slimmer, PhD, RN, dan Rachel Yudkowsky, MD, MHPE

c. Tahun Publikasi : 2010

d. Volume : 45

e. Topik : Nurse Communication

f. Date : July

g. Bahasa : Bahasa Inggris

h. Kata kunci : Interprofessinal care, nurse-physician communication,

safety

i. Jurnal : Nursing Forum

j. Halaman : 12

k. Editor : [email protected]

l. Tipe artikel : penelitian

m. ISSN : 0029-6473

n. DOI : http://dx.doi.org/10.1111/j.1744-6198.2010.00182.x 

1.3 Lampiran Jurnal

1

Page 2: Kritisi Jurnal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Masalah/Topik Penelitian dalan Jurnal

Pada usia lebih dari 65 tahun di Taiwan, fraktur pinggul menjadi krisis

kesehatan utama. Di era saat ini perawatan di rumah sakit menjadi lebih

singkat, karena perawatan keluarga di rumah menjadi alternative yang lebih

murah dari penggunaan fasilitas perawatan setelah keluar dari rumah sakit.

Pengasuh keluarga pada fraktur pinggul dilaporkan menghabiskan banyak

waktu dan energi, ketika mereka juga menemui banyak masalah dan beban

yang berat dimana beban negative terkait dengan fungsi fisik pasien yang

lebih tua dengan patah tulang pinggul. Kecenderungan dalam hasil perawatan

dari pengasuh keluarga selama periode pemulihan, penting pada orang tua

dengan patah tulang pinggul setelah keluar rumah sakit dimana memberikan

informasi untuk mengembangkan perawatan. Di sisi lain, dukungan sosial

telah dikaitkan dengan beban pada pengasuh keluaraga yang berkurang.

Namun, peran dukungan social terhadap hasil perawatan belum dieksplorasi

bagi pada orang tua dengan fraktur pinggul. Karena itu masalah atau topik

penelitian disini tentang dampak merawat orang tua dengan fraktur pinggul

pada family caregiver atau keluarga yang memberikan perawatan terkait

dengan hasil dari status kesehatan family caregiver itu sendiri.

2.2 Alasan/Latar Belakang Masalah/Topik dipilih

Pada orang tua dengan fraktur pinggul hasil perawatan/kesehatan dari

pengasuh keluarga ini tidak dieksplorasi. Hasil kesehatan pengasuh keluarga

dan kualitas pelayanan keluarga sangat penting sebagai predictor untuk

perawatan atau kembali ke rumah sakit dan memahami dampak dari

pengasuhan pada hasil perawatan/kesehatan dari peawatan keluarga untuk

pasien dengan fraktur pinggul adalah penting untuk praktik klinis. Intervensi

untuk meningkatkan dukungan social bagi pengasuh keluarga pada orang tua

ditemukan secara efektif meningkatkan kepercayaan pengasuh, namun, tidak

ada studi yang ditemukan pada peran dukungan social pada hasil

2

Page 3: Kritisi Jurnal

kesehatan/perawatan dari pengasuh keluarga untuk anggota keluarga dengan

fraktur pinggul. Pengasuhan keluarga di Taiwan secar substansial berbeda dari

yang ada di Negara-negara barat. Sebagian besar orangtua di Taiwan tinggal

bersama anak-anak mereka, sedangkan hanya seperlima dan seperempat dari

orang-orang tua hidup dengan anak dewasa di Amerika Serikat dan eropa.

Sejak pelaksanaan asuransi kesehatan nasional pada tahun 1995, tekanan untuk

mengendalikan biaya dan memaksimalkan keuntungan dengan memindahkan

pasien keluar dari rumah sakit sesegera mungkin secara medis. Dengan

demikian, perawat keluarga berada dibawah stress dalam merawat anggota

keluarga dengan fraktur pinggul. Budaya Cina dan orientasi social menekankan

pengabdian kepada orang tua dan saling ketergantungan. Norma-norma social

tentang hubungan keluarga dapat menyebabkan beban tambahan bagi keluarga

di Taiwan. Selain itu, keterbelakangan sumber daya masyarakat dan perawatan

jangka panjang di rumah. Menciptakan kesulitan lebih lanjut bagi pengasuh

keluarga di Taiwan. Oleh karena itu, masalah ini dipilih karena studi yang

dilakukan di Negara-negara barat mengenai pengasuh keluarga pasien dengan

patah tulang pinggul harus lebih dieksplorasi dan divalidasi di Taiwan.

2.3 Masukan Kritisi Jurnal

Kesesuaian judul terhadap isi jurnal :

Judul yang digunakan pada jurnal sudah sesuai dengan isi jurnal dari awal

hingga akhir. Hal tersebut dikarenakan jurnal tersebut memang membahas

mengenai perspektif komunikasi yang efektif dan tidak efektif dengan

menggunakan metode kelompok focus yang terdiri dari perawat dan dokter

yang mempunyai setidaknya lima tahun pengalaman dalam perawatan akut

untuk merefleksikan komunikasi interprofesional sekaligus untuk memberikan

contoh. Asumsinya di sini adalah bahwa setidaknya 5 tahun pengalaman

menyediakan wawasan yang dibutuhkan untuk menentukan efektif dan tidak

efektif praktek komunikasi antar profesi. Total dari sampel yang digunakan

adalah 18 sampel yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok focus yang

terdiri dari perawat saja, dokter saja, dan gabungan dari keduanya. Komposisi

yang berbeda tersebut dimaksudkan untuk menambah kekayaan dan

keragaman dari data dalam rangka untuk mengumpulkan yang paling

3

Page 4: Kritisi Jurnal

komprehensif menyangkut informasi mengenai komunikasi interprofesional

yang efektif dan tidak efektif. Dari serangkaian metode yang digunakan

tersebut, akhirnya dapat diketahui 5 tema yang diidentifikasikan sebagai

komunikasi yang efektif dan 3 tema yang diidentifikasikan sebagai

komunikasi yang tidak efektif.

Kelebihan jurnal tersebut adalah :

- Keserasian antara judul,abstrak, isi dan kesimpulan. Isi jurnal terdapat

metode yang digunakan dalam mengetahui efektif dan tidak efektifnya

komunikasi.

- Prosedur yang digunakan pada jurnal tersebut dibahas dengan detail,

runtut, dan cukup jelas.

- Pembagian kelompok dengan komposisi yang berbeda menambah

kekayaan dan keragamandari data sehingga menghasilkan informasi

yang komprehensif mengenai komunikasi interprofesional yangefektif

dan tidak efektif.

- Sampel yang digunakan adalah para dokter dan perawat yang minimal 5

tahun praktek di rumah sakit sehingga menyediakan wawasan yang

dibutuhkan untuk menentukan efektif dan tidak efektif praktek

komunikasi antarprofesi.

Kekurangan jurnal tersebut adalah :

- Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut kurang banyak

sehingga tidak mewakili sebagian besar lembaga.

2.4 Rumusan Hasil Penelitian dan Aplikasi Penelitian pada Setting

Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Penelitian ini menambah pertumbuhan basis pengetahuan yang terkait

dengan interprofessional komunikasi dengan menggunakan kelompok fokus

kualitatif metodologi dimana para profesional yang kaya pengalaman pribadi

dengan keberhasilan dan masalah komunikasi. Kerja sama tim dalam

perawatan kesehatan yang memastikan bahwa informasi yang dikirim telah

4

Page 5: Kritisi Jurnal

diterima dandiinterpretasikan dengan benar. Kolaboratif pemecahan masalah

adalah dilihat sebagai komunikasi yang efektif. Hubungan yang berdasarkan

rasa hormat dan kepercayaan dipandang sebagai orang-orang yang paling

dipromosikan perawatan yang berkualitas. Kesulitan yang terjadi pada

hubungan antara perawat dan dokter adalah sulitnya memahami sifat

independen praktik dan ruang lingkup praktik masing-masing. Hal ini

mempersulit komunikasi dibanyak cara. Selain itu, kolaborasi sejati tidak

mungkin terjadi jika keduanya tidak mengerti kontribusi masing-masing

untuk pemecahan masalah keputusan klinis. Dalam hal komunikasi yang tidak

efektif, data tersebutmendukung bahwa cemoohan dan ejekan merupakan

faktor yang mempengaruhi komunikasi. Selain itu, perbedaan bahasa juga

mempersulit komunikasi antara tenaga kesehatan. Sehingga, diperlukan

adanya pemahaman antara masing-masing tenaga kesehatan agar terjadi

komunikasi yang efektif dan efisien.

Jika kita mengaitkan penelitian ini dengan keadaan yang ada di Indonesia,

kita dapat mengetahui bahwa komunikasi antar tenaga kesehatan di Indonesia

juga masih kurang efektif terutama komunikasi pada perawat dan dokter.

Ketidakefektifan ini diakibatkan oleh faktor-faktor seperti masih terjadinya

tumpang tindih peran masing-masing profesi, dominasi kekuasaan, perbedaan

tingkat pendidikan dan pengetahuan, komunikasi dan cara pandang keduanya.

Tumpang tindih peran perawat dan dokter yang masih terjadi dapat dilihat dari

masih belum jelasnya wewenang perawat dan batasan fungsi perawat dalam

melakukan tindakan. Selain itu, tumpang tindih peran juga terjadi pada tenaga

kesehatan yang lain, seperti peran bidan yang berfungsi sebagai dokter. Faktor

kedua yaitu adanya dominasi kekuasaan seperti anggapan dokter yang lebih

tinggi dari perawat, padahal seharusnya perawat dan dokter adalah mitra kerja.

Faktor ketiga adalah perbedaan tingkat pendidikan, ketidak efektifan

komunikasi dapat terjadi apabila naatra perawat dan dokter tidak dalam satu

tingkat pendidikan. Selain itu, faktor yang lainnya adalah komunikasi dan cara

pandang. Perbedaan komunikasi dan cara pandang dapat menyebabkan

perbedaan persepsi sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. Oleh karena itu,

5

Page 6: Kritisi Jurnal

lima tema yang merupakan indikasi dari komunikasi yang efektif sebaiknya

dapat dikembangkan juga di Indonesia.

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Jurnal tersebut sudah cukup baik karena menggunakan metode yang

dijelaskan secara detail, runtut, dan jelas. Pembahasan dalam jurnal

tersebut juga jelas dan dapat pula diterapkan dalam kolaboratif tenaga

kesehatan di Indonesia agar dapat mencapai komunikasi yang lebih

efektif.

3.1.2 Komunikasi yang efektif antara perawat dan dokter mempengaruhi

perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga diantara masing

masing tenaga kesehatan perlu adanya pemahaman terhadap cara

komunikasi yang efektif agar didapatkan perawatan pasien yang

optimal.

3.1.3 Komunikasi yang efektif diantara tenaga kesahatan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kejelasan dan ketepatan pesan yang bergantung

pada verifikasi, kolaboratif dalam pemecahan masalah, tetap tenang

dan saling mendukung sikap antar tenaga kesehatan, pemeliharaan

saling menghormati satu sama lain, dan pemahaman otentik peran unik

masing-masing.Sedangkan, untuk komunikasi yang tidak efektif

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu membuat orang merasa rendah

diri, ketergantungan pada system elektronik atau pemakaian system

elektronik pada waktu yang tidak tepat, dan adanya hambatan bahasa

dan budaya.

3.1.4 Aplikasi hasil penelitian jurnal tersebut di Indonesia diperlukan untuk

mengembangkan komunikasi antar tenaga kesehatan di Indonesia

terutama komunikasi antara perawat dan dokter, karena penerapan

komunikasi antar tenaga kesehatan belum dilakukan secara optimal

6

Page 7: Kritisi Jurnal

dikarenakan adanya berbagai hambatan, seperti masih terjadinya

tumpang tindih peran masing-masing profesi, dominasi kekuasaan,

perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan, komunikasi dan cara

pandang keduanya.

3.2 Saran

3.2.1 Dalam melakukan kritisi jurnal harus memilih jurnal yang dapat

diaplikasikan di Indonesia.

3.2.2 Sebaiknya memilih jurnal dengan tema yang sudah kita pelajari

sebelumnya agar memudahkan kita dalam mengkritisi jurnal tersebut.

3.2.3 Aplikasi dari jurnal ini harus mulai diterapkan di Indonesia sehingga

komunikasi antar tenaga kesehatan Indonesia dapat berkembang.

Dengan mengetahui hasil dari penelitian tersebut, maka diharapkan 5

tema atau faktor yang merupakan komunikasi efektif dapat diterapkan

oleh tenaga kesehatan, terutama perawat dan dokter dalam peran

kolaborasi, sehingga perawatan optimal bagi pasien dapat tercapai.

7

Page 8: Kritisi Jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, P., Gorman, G., Slimmer, L. W., & Yudkowsky, R. (2010).Perceptions of Effective and Ineffective Nurse-Physician Communication in Hospitals. Nursing Forum (NURS FORUM), 45.

8