Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing
description
Transcript of Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing
Pembangunan Ekonomi yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan, Sumbangan Islam untuk Indonesia
Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing
Periode Peristiwa
1945 - 1965 Orde Lama; Pemerintahan Soekarno
Periode Peristiwa
1965 - 1998 Orde Baru; Pemerintahan Soeharto
Undang-undang pertama yang ditandatangani Soeharto adalah UU no.1/1967, tentang Penanaman Modal Asing.•Dirancang Di Jenewa Swiss, didikte oleh David
Rockefeller• Isinya bersifat terbuka dan bersahabat bagi
masuknya modal maupun utang dari negara manapun.
1. Sikap pemerintahan Soeharto lebih condong ke Barat.
2. Membuka pintu selebar-lebarnya bagi Barat untuk “membantu” Indonesia dalam proses pembangunannya.
David Rockefeller
• Hasil KMB: Indonesia harus menanggung utang Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebesar 4,5 miliar Gulden (USD 1,13 miliar)
• Orde Lama meninggalkan utang baru USD 2,1 miliar
Periode Peristiwa
1965 - 1998 Orde Baru; Pemerintahan Soeharto
UU No. 1/1967, tentang Penanaman Modal Asing
Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang menandatangani kontrak dengan rezim Orde Baru.
Diikuti dengan Kontrak Kerja Sama perusahaan asing lainnya seperti Caltex (Chevron), Exxon, Newmont, BP dsb.
Kontrak Karya Freeport ditandangani 7 April 1967
Periode Peristiwa
1965 - 1998 Orde Baru; Pemerintahan Soeharto
UU No. 1/1967, tentang Penanaman Modal Asing
7/4/1967 Kontrak Karya Freeport di tanda tangani
Dibentuk organisasi kreditur Indonesia:
Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI). Diketuai Belanda. Anggotanya : ADB, IMF, World Bank, UNDP, Australia, Belgia, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Selandia Baru, Swiss, dan Amerika Serikat.
• Restrukturisasi utang warisan Hindia Belanda,
dicicil pemerintah Indonesia
selama 35 tahun , baru lunas 2003
• Utang baru Orde Lama, dicicil pemerintah selama 30 th sejak
1969, baru lunas tahun 1999• Pemerintah memberi kompensasi
USD 350 juta atas nasionalisasi perusahaan Belanda tahun 1958 dan perusahaan Inggris tahun 1960 (kepada Belanda sebesar USD 165 juta dan Inggris sebesar USD 185 juta).
IGGI
Periode Peristiwa
1965 - 1998 Orde Baru; Pemerintahan Soeharto
UU No. 1/1967, tentang Penanaman Modal Asing
7/4/1967 Kontrak Karya Freeport di tanda tangani
Kreditur utang untuk Indonesia, berhimpun dalam Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI).
Melahirkan Repelita,dimulai tahun 1969
IGGI
REPELITAPendanaannya
Mafia Berkeley
Banyak ditopang oleh Utang
Periode Peristiwa
1965 - 1998 Orde Baru; Pemerintahan Soeharto
UU No. 1/1967, tentang Penanaman Modal Asing
7/4/1967 Kontrak Karya Freeport ditanda tangani
IGGI memberi utang untuk Repelita 1969 - 1992
Tahun 1992
IGGI diganti dengan CGI (Consultative Group on Indonesia)
diketuai oleh Bank Dunia
IGGI
Terus memberikan Utang
Consultative Group on IndonesiaCGI
1997Krisis ekonomi
Pada akhir Desember 1997, utang luar negeri pemerintah Indonesia mencapai $ 53,8 milliar dan utang swasta $ 73,96 milliar.
31 Oktober 1997
Letter of Intent (LoI) antara IMF
dan pemerintah Indonesia : 1. Perjanjian 3 tahun dengan kucuran
utang USD 7,3 miliar.
2. Indonesia jadi pesakitan IMF harus mengikuti resep kebijakan IMF (deregulasi, privatisasi, liberalisasi)
Utang Luar Negeri = Jebakan dan Alat Penjajahan
Susan George dalam buku "Debt Boomerang: How Third World Debt Harms Us All“:Utang adalah suatu mekanisme yang dibuat oleh negara maju (pendonor) untuk memaksa negara penerima (peminjam) mengikuti aturan-aturan atau langkah-langkah yang mereka paksakan.
Akibat Mengikuti Resep IMF
Pencabutan Subsidi
Privatisasi BUMN
Liberalisasi Ekonomi
Obligasi RekapObligasi pemerintah yang melekat pada bank-bank
bermasalah seluruhnya sebesar Rp. 430 triliun, dengan kewajiban membayar bunga Rp. 600 triliun
dibebankan kepada pemerintah dan diperkirakan utang obligasi rekap tersebut
baru akan lunas pada tahun 2033
Tak Mandiri
Kwik Kian Gie Beberkan Fakta "Sidang Kabinet" Sehari Sebelum Penjualan BCA
Jum'at, 25 Mei 2012 , 20:42:00 WIB (Rakyat Merdeka Online) Laporan: Ade Mulyana
RMOL. Sehari sebelum Bank Central Asia (BCA) dijual pada 14 Maret 2002, Presiden Megawati menggelar rapat kabinet. Namun karena sama sekali tidak membicarakan mengenai penjualan tersebut, atas inisiatif Menko Kesra Jusuf Kalla diadakanlah semacam sidang, yang oleh Kwik Kian Gie disebut sebagai sidang kabinet tidak formal, di gedung Departemen Kesehatan di Jalan Haji Rangkayo Rasuna Said, Jakarta.
"Setelah sidang kabinet JK mengumumkan kumpul di Departemen Kesehatan, supaya tidak ketahuan wartawan karena ini rahasia dan urusan maha penting," tutur Kwik Kian Gie dalam perbincangan bertajuk "Skandal Subsidi Bungan Obligasi Rekap Rp 60 Triliun Pertahun sampai Tahun 2040" di salah satu stasiun TV swasta, Jumat malam (25/5). Dalam "sidang kabinet tidak formal" ini, kata Kwik melanjutkan, hanya dirinya yang menolak penjualan 51 persen saham BCA kepada Farallon Capital Partners. Sementara Menko Ekonomi Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menteri BUMN Laksamana Sukardi, dan Menteri Keuangan Boediono yang hadir dalam sidang ini punya sikap yang berbeda seratus persen dengannya. Kwik yang waktu itu menjabat Kepala Bappenas menolak keras penjualan dengan alasan, Farallon Capital Partners membeli Rp 5 triliun untuk 51 persen saham BCA sementara di BCA ada surat tagihan kepada negara atau obligasi rekap sebesar Rp 60 triliun. "Jadi kalau diseratus-persenkan, Farallon bisa memiliki BCA dengan Rp 10 triliun tapi mendapat tagihan kepada pemerintah sebesar Rp 60 triliun," hitung Kwik. "Saya jelaskan sampai akhirnya pada jam 6 (sore) Pak Dorojatun bilang ke Pak Laksamana untuk menutup sidang dan melapor berdua kepada presiden (Megawati), boleh ditandatangi dan boleh dijual," tutur Kwik. "Saya teriak-teriak tidak bisa mengendalikan emosi. Saya didatangi Menkopolhukam SBY. Dia pegang pundak saya dan bilang: Pak Kwik sabar-sabar, terima saja," lanjut cerita Kwik. Dari sinilah, Kwik menutup penjelasannya, malapetaka kerugian negara terjadi.[dem]
KWIK KIAN GIE/ I ST
Obligasi Rekap BCA
“Konspirasi Jual BCA”• 51% Saham BCA dijual
ke Farallon Capital seharga Rp 5 triliun
• BCA punya hak tagih obligasi rekap kepada negara Rp 60 triliun
Periode Peristiwa
1998 - sekarang
Orde Reformasi; Pemerintahan Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, …
Rezim Utang Terus Berlanjut
• Utang LN terus berlanjut• SUN terus diperbesar • Makin dalam terjebak utang• Total utang naik drastis dari Rp
553 triliun (1998) menjadi Rp 1.944,14 triliun (Mei 2012)
• Tanggungan utang per orang termasuk bayi baru lahir Rp 8,13 juta.
• Satu keluarga (4 orang) menanggung Rp 32,52 juta.
Total Utang Pemerintah (Rp Triliun)Tahun ULN SUN Total 1998 453 100 5531999 438 502 9402000 583 652 1.2352001 612,52 660,65 1.273,182002 569,84 655,31 1.225,152003 583,30 648,75 1.232,502004 637,18 662,32 1.299,502005 620,22 693,08 1.313,502006 559,43 742,73 1.302,162007 586,36 803,06 1.389,412008 730,25 906,50 1.636,742009 611,20 979,46 1.590,662010 611,74 1.065,11 1.676,852011 616 1.187,49 1.803,49
Mei 12 638,73 1.304,26 1.944,14Sumber: Buku Saku Perkembangan Utang Negara Mei 2012
Cicilan Utang Pemerintah (Rp triliun)
Tahun Cicilan Utang % APBN
Pokok Bunga Total
2000 7,62 50,07 57,69 26,04
2001 15,88 87,14 103,02 30,16
2002 16,16 87,67 103,83 32,25
2003 34,21 65,35 99,56 26,44
2004 71,99 62,49 134,48 31,48
2005 61,58 65,2 126,78 24,88
2006 77,74 79,08 156,82 23,50
2007 100,7 79,81 180,51 23,82
2008 103,77 88,43 192,2 19,50
2009 117,1 93,78 210,88 22,49
2010 124,68 105,65 230,33 20,45
2011 141 106 247 20,09
2012 139 117,79 256,79 16,86
Total sp 2011
872,43 966,33 1.838,76
Totalsp 2012
1.011,43 1.088,5 2.099,89
• Total cicilan utang th. 2000-2011
sebesar Rp 1.838,76 T• Perkiraan total cicilan utang th. 2000-
2012 sebesar Rp 2.099,89 T• Tapi utang justru makin bengkak per
Mei ‘12 sebesar Rp 1.944,14 T• Tahun ini tanggungan tiap orang:• Bunga Rp 0,5 juta (sekitar 2 bulan
pengeluaran orang miskin)• Pokok Rp 0,58 juta• Total Rp 1,08 juta
Perbudakan oleh asing dan
kapitalis dengan utang
Sampai Kapan ???
Bukan:• 30,02 juta penduduk miskin• 7,7 juta penganggur penuh• 13,52 juta setengah
penganggur• 21,06 juta pekerja paruh
waktu• 37,78 juta buruh • Sekitar 120 juta penduduk
yang tidak punya rekening tabungan• 100 juta penduduk dengan
pengeluaran < USD 2 per hari
Menyejahterakan Siapa?
•11,8 juta orang (5%) berpengeluaran USD 6-10 perhari•3,08 juta orang (1,3%) berpengeluaran USD 10-20 perhari•5 juta orang sangat kaya (dari 239 juta penduduk
Indonesia )
•3 jutaan orang pemilik rekening tabungan lebih dari Rp 100 juta • Dan terutama 50 ribu orang (0,05%) pemilik rekening
diatas 1 M (menguasai 41,5% dari nilai total tabungan)
Orang kaya makin sejahtera, Orang miskin
tetap menderitaMayoritas rakyat susah
Periode Peristiwa
1998 - sekarang
Orde Reformasi; Pemerintahan Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, …
Rezim Utang Terus Berlanjut
UU No. 25 th. 2007, dan lainnyaInvestasi asing makin merajalela
• Penguasaan tambang makin bebas
• Kepemilikan asing bisa sampai 100%
• Hampir semua jenis usaha bisa dimasuki asing
• Repatriasi (pengiriman hasil investasi ke negara asal) dijamin
Investor asing diberi banyak kemudahan
Lebih dari 70 % tambang dan migas dikuasai asing
Hampir 50% perbankan dikuasai asing
Industri manufaktur dikuasai asing ex. otomotif
Pedagang dan pasar tradisional tergusur
Separoh lebih lahan (sawit) dikuasai asing
Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing
• Jebakan Utang (Debt Trap)• Pendapatan Negara tersedot untuk
mencicil utang• Intervensi Asing dalam pembuatan
undang-undang.• Rakyat diperalat demi kesejahteraan
kapitalis dan asing• Rakyat susah• “Perbudakan” atas negeri dan
penduduknya
Utang
Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing
• Sumber kekayaan dikuasai asing• Investasi di sektor non riil (valas, efek,
surat berharga, bursa berjangka) hot money
• Kita hanya jadi pasar dan penyedia buruh murah
• Negara kehilangan sumber pemasukan• Tak mandiri dan tergadai pada asing
Investasi Asing
Utang dan Investasi Asing : alat penjajahan dan “perbudakan”Negeri lemah dan tergadai
Rakyat susah dan tidak sejahtera