Kriptorkismus
-
Upload
lulu-supergirl -
Category
Documents
-
view
723 -
download
38
Transcript of Kriptorkismus
KRIPTORKISMUS
Pembimbing :
Dr. ZAHRI A. RANI, SpU
Oleh :
IHDA HAYATI LUBIS
FK - UISU
PENDAHULUAN
Kriptorkismus berasal dari kata :
cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi dan
orchis yang dalam bahasa latin disebut testis.
Nama lain dari kriptorkismus adalah undescended
testis, dan harus dibedakan lagi apakah termasuk
sebagai kriptorkismus murni, testis ektopik
ataupun pseudo kriptorkismus.
DEFENISI
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana
setelah usia satu tahun satu atau kedua testis tidak
berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada di
salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang
normal.
ETIOLOGI
Penyebab kriptorkismus mungkin berbeda antara
satu kasus dengan yang lainnya. Namun, sebagian
besar tidak diketahui penyebabnya. Ada beberapa
hal yang berhubungan dengannya, yaitu :
Disgenesis gonadal
Mekanis/kelainan anatomis lokal
Endokrin/hormonal
Genetik/herediter
Nervus genitofemoralis
PATOGENESIS
Mekanisme yang berperan dalam proses turunnya
testis belum seluruhnya dapat dimengerti.
Adanya bukti bahwa untuk turunnya testis ke
dalam skrotum, memerlukan aksi androgen yang
memerlukan aksis hipotalamus-hipofise-testis yang
normal. Mekanisme aksi androgen untuk
merangsang desensus testis tidak diketahui, tetapi
diduga membantu pembentukan, pembesaran, dan
proses degenerasi prosessus vaginalis.
Diduga, organ sasaran androgen kemungkinan
adalah gubernakulum, suatu pita fibro muskular
yang terkait pada testis-epididimis dan pada
bagian bawah dinding skrotum, yang pada minggu-
minggu terakhir kehamilan berkontraksi dan
menarik testis ke dalam skrotum.
DIAGNOSIS
Diagnosis Kriptorkismus dapat ditegakkan dengan :
1.Anamnese
2.Pemeriksaan Fisik
3.Pemeriksaan Penunjang
1. Anamnese yang ditanyakan :
Pernahkah testisnya diperiksa, diraba
sebelumnya di skrotum.
Ada/tidak adanya kelainan kongenital yang
lain seperti hipospadia, interseks, prune-belly
syndrom, dan kelainan endokrin lainnya.
Ada/tidaknya riwayat kriptorkismus dalam
keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Penentuan Lokasi Testis
Pemeriksaan testis pada anak harus dilakukan
dengan tangan yang hangat pada posisi duduk
dengan tungkai dilipat atau dalam keadaan
rileks pada posisi tidur. Kemudian satu tangan
berada di kantong skrotum sedangkan tangan
yang lainnya memeriksa mulai dari daerah spina
iliaka anterior superior (SIAS) menyusuri inguinal
ke kantong skrotum. Hal ini dilakukan supaya
testis tidak bergerak naik/retraksi, sehingga
menyulitkan penilaian.
Ditentukan apakah testisnya palpable atau
impalpable
Bila palpable, kemungkinannya adalah: retraktil
testis; undescended testis; ascending testis
syndrom (testisnya di dalam skrotum atau retraktil,
tetapi kemudian menjadi letak tinggi karena
pendeknya spermatic cord. Biasanya baru
diketahui pada usia 8-10 tahun) atau ektopik testis
(desensus testisnya hanya normal sampai di
kanalis inguinalis, tetapi kemudian menyimpang ke
perineum atau ke the femoral triangle.
Kalau impalpable, kemungkinannya adalah
testisnya bisa berada di intra kanalikular, di intra
abdominal, testisnya lebih kecil, atau testisnya
tidak ada sama sekali. Pada testis impalpable,
sering disertai hernia, kelainan duktus, dan sering
berdegenerasi menjadi ganas. Pada bayi
merupakan risiko tinggi adanya kelainan seperti
interseksual, prune belly syndrom. Ini harus segera
dirujuk untuk pemeriksaan analisis kromosom dan
endokrin.
Pemeriksaan teliti dilakukan untuk melihat
adanya sindrom-sindrom yang berhubungan
dengan kriptorkismus, seperti sindrom Kleinefelter,
sindrom Noonan, sindrom Kallman, sindrom Prader
Willi, dan lain-lain. Dianjurkan melakukan skrining
pada saat lahir, usia 6 minggu, usia 8 bulan, dan
saat usia 5 tahun.
Pada bayi kurang bulan, dianjurkan melakukan
skrining pada usia 3 bulan karena banyaknya turun
testis pada usia 3 bulan dibandingkan dengan bayi
yang cukup bulan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi ( USG, CT-Scan, MRI )
Laparoskopi
Buccal Smear atau analisa kromosom
Biopsi
DIAGNOSIS BANDING
1.Retraktil testis
2.Anorchia bilateral
3.Virilisasi dari Hiperplasi adrenal kongenital
4.Ektopik testis
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
1. TERAPI HORMONAL
Human Chorio Gonadotropic Hormone
Luteinizing-Hormone-Releasing-Hormone
Kombinasi LHRH dengan HCG
2. TERAPI BEDAH
Orchiopexy
EFEK SAMPING TERAPI HORMONAL
Bertambahnya volume testis
Pembesaran penis
Ereksi
Meningkatnya rugocity skrotum
Kadang-kadang pertumbuhan rambut pubis
Pigmentasi
Gangguan emosi
PROGNOSIS
Baik, bila terapi hormonal maupun bedah dilakukan
pada anak usia dibawah 2 tahun
TERIMA KASIH