Kriptorkidisme

2
Kriptorkidisme Pada masa gestasi sekitar 32 minggu, testis turun ke dalam scrotum di bawah pengaruh testosterone. Kriptorkidisme adalah kegagalan sebuah atau kedua testis turun dari abdomen ke dalam skrotum. Selama perkembangan janin pria, testis berasal dari tonjolan genital (genital ridges) di abdomen. Testis turun secara normal melalui kanalis inguinalis kedalam scrotum. Kadang-kadang, penurunan ini tidak terjadi sama sekali atau terjadi sebagian,sehingga salah satu atau kedua testis tetap berada di abdomen, kanalis inguinalis, atau di tempat lain sepanjang jalur penurunannya. Testis yang tetap berada di rongga abdomen sepanjang hidupnya tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk sperma. Epitel tubulus akan berdegenerasi, dan hanya meninggalkan struktur interstisial testis. Muncul anggapan bahwa suhu dalam abdomen yang hanya beberapa derajad lebih tinggi dari suhu scrotum, bahkan sudah cukup untuk menyebabkan degenerasi epitel tubulus dan, sebagai akibatnya, timbul sterilitas, walaupun hal ini masih belum pasti. Meskipun demikian, karena alas an tersebut, tindakan operasi untuk merelokasi testis yang mengalami kriptorkidisme dari rongga abdomen dalam scrotum dewasa pada anak pria mengalami kegagalan penurunan testis. Sekresi testosteron oleh testis janin itu sendiri merupakan stimulus normal yang menyebabkan testis turun ke dalam scrotum dari abdomen. Oleh karenanya, banyak contoh kriptorkidisme yang disebabkan oleh kelainan pembentukan testis yang tidak maupun

description

Kelainan kongenital

Transcript of Kriptorkidisme

KriptorkidismePada masa gestasi sekitar 32 minggu, testis turun ke dalam scrotum di bawah pengaruh testosterone. Kriptorkidisme adalah kegagalan sebuah atau kedua testis turun dari abdomen ke dalam skrotum. Selama perkembangan janin pria, testis berasal dari tonjolan genital (genital ridges) di abdomen. Testis turun secara normal melalui kanalis inguinalis kedalam scrotum. Kadang-kadang, penurunan ini tidak terjadi sama sekali atau terjadi sebagian,sehingga salah satu atau kedua testis tetap berada di abdomen, kanalis inguinalis, atau di tempat lain sepanjang jalur penurunannya.Testis yang tetap berada di rongga abdomen sepanjang hidupnya tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk sperma. Epitel tubulus akan berdegenerasi, dan hanya meninggalkan struktur interstisial testis. Muncul anggapan bahwa suhu dalam abdomen yang hanya beberapa derajad lebih tinggi dari suhu scrotum, bahkan sudah cukup untuk menyebabkan degenerasi epitel tubulus dan, sebagai akibatnya, timbul sterilitas, walaupun hal ini masih belum pasti. Meskipun demikian, karena alas an tersebut, tindakan operasi untuk merelokasi testis yang mengalami kriptorkidisme dari rongga abdomen dalam scrotum dewasa pada anak pria mengalami kegagalan penurunan testis.Sekresi testosteron oleh testis janin itu sendiri merupakan stimulus normal yang menyebabkan testis turun ke dalam scrotum dari abdomen. Oleh karenanya, banyak contoh kriptorkidisme yang disebabkan oleh kelainan pembentukan testis yang tidak maupun untuk menyekresi cukup testosterone. Tindakan operasi untuk kriptorkidisme pada pasien ini sepertinya tidak berhasil dengan baik.