kreativitas
-
Upload
sahlan-tuah-harahap -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
description
Transcript of kreativitas
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAMPROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA
SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI
Ani SATUN FADILAH1), GARDJITO1), Jodion SIBURIAN1)
1)Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi
Abstrak. Berfikir kreatif adalah proses (tindakan) yang menjadi sarana untukmerangsang dan memunculkan berbagai potensi maupun bakat yang tersembunyi dari dalam diri seseorang menjadi sebuah talenta, gagasan maupun hasil karya. Kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya kepada situasi yang baru. Proses belajar mengajar adalah suatu aspek berfikir dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelasXI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada siswa (sebagai data utama), observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan wawancara dengan guru bidang studi biologi (sebagai data penunjang). Setelah angket dikembalikan data dianalisis secara deskriptif dengan metode kuantitatif, observasi dianalisis secara kuantitatif dan wawancara dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi yaitu termasuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 17 orang siswa dengan persentase40,5%, kategori tinggi sebanyak 25 orang siswa dengan persentase 59,5%, sedangkan pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada. Data tersebut memberikan gambaran bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi termasuk tinggi. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar guru harus bisa lebih memperhatikan cara berpikir kreatif siswa karena penting dalam
Kata kunci: Berpikir, Belajar, Kreatif, Proses
1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam
kehidupan masyarakat (Hamalik, 2005: 3). Pendidikan ada dua yaitu pendidikan
formal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat
dari sekolah sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan di luar
sekolah seperti keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan
setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya (Musfiqon, 2012: 2).
Dengan belajar seseorang yang tadinya tidak tahu akan menjadi tahu dengan
belajar seseorang akan menjadi pintar. Belajar tidak hanya didapat dari sekolah
atau guru tetapi juga bisa belajar sendiri seperti baca buku dan melalui media lain
seperti internet.
Pikiran kreatif merupakan proses (tindakan) yang menjadi sarana
untuk merangsang dan memunculkan berbagai potensi maupun bakat yang
tersembunyi dari dalam diri seseorang menjadi sebuah talenta, gagasan
maupun hasil karya (Surya, 2013: 122). Berpikir kreatif mampu
mengaktualisasikan (memunculkan) potensi diri (bakat yang tersembunyi) dari
dalam diri manusia, sehingga mampu dalam berbuat sesuatu. Berpikir kreatif
dapat memberikan jangkauan keluwesan dan keleluasaan cara berpikir.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Jambi yang
diambil sebagai tempat penelitian, karena SMA ini termasuk salah satu sekolah
favorit di Kota Jambi yang telah banyak meraih prestasi di bidang
pendidikan. Dimana berpikir kreatif ini berhubungan dengan tingkat
kecerdasan (IQ) siswa jika
tingkat kecerdasan seseorang lebih tinggi maka daya kreatifnya akan tinggi
dan sebaliknya jika tingkat kecerdasan seseorang rendah maka daya
kreatifnya akan rendah pula tapi tidak dipungkiri orang yang memiliki
kemampuan rendah juga bisa menjadi seseorang yang kreatif.
Kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena
melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui
2
dibawa dalam diri seseorang sejak lahir dan tidak bisa dipungkiri kreativitas juga
bisa didapat dari faktor keturunan. Kalau salah satu dari orang tuanya
kreatif kemungkinan anaknya juga bisa kreatif.
Tahap berpikir kreatif menurut Campbell David (Surya, 2013: 126):
1. Persiapan: merupakan peletakan dasar, mempelajari masalah seluk beluk dan
problematiknya.
Konsentrasi: memikirkan, meresapi masalah yang dihadapi.
Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, waktu
santai.
Iluminasi: tahap menemukan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara
kerja dan jawaban baru.
Verifikasi atau produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan,
penyelesaian dan cara kerja.
Dalam prosesnya, hasil kreativitas meliputi ide-ide yang baru, cara
2.
3.
4.
5.
berbeda, memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasi kembali gagasan-
gagasan. Empat komponen kreativitas yaitu: (1) Kelancaran (fluency)
yaitu mempunyai banyak gagasan dalam berbagai kategori. (2) Keluwesan
(flexibility) mempunyai gagasan-gagasan yang beragam; (3) Keaslian
(originality) yaitu mempunyai gagasan-gagasan baru untuk memecahkan
persoalan; (4) Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan
untuk memecahkan masalah secara rinci (Budiman, 2011: 2).
Kelancaran merujuk pada kemudahan untuk menghasilkan ide
atau menyelesaikan masalah. Keluwesan merujuk pada memunculkan ide-ide
atau cara berpikir baru, ditunjukkan juga dengan adanya ide yang beragam.
Keaslian merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak
biasa, juga terkait dengan seberapa unik ide yang dihasilkan. Elaborasi
merujuk pada kemampuan untuk memberikan penjelasan secara detail atau rinci.
Menurutnya Mihaly Csikszentmihalyi (Amarta, 2013: 38) ciri-ciri
orang kreatif sebagai berikut:
a. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tetapi mereka juga
3
b. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, namun, mereka tidak segan-
segan untuk berpikir seperti orang biasa dalam memandang persoalan.
Orang-orang kreatif tidak hanya mampu menjadi orang yang suka
humor, tetapi juga penuh disiplin dan tekun.
Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi.
Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert.
Orang-orang kreatif biasanya rendah hati.
Orang-orang kreatif sering kali mendobrak batas-batas yang kaku.
Orang-orang kreatif adalah pemberontakan.
Orang-orang kreatif sangat bersemangat dalam menjalani pekerjaannya.
Orang-orang kreatif biasanya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan
sensitif pada lingkungan.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
terjemahan dari teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak saja pada arti
leksikal, namun juga pada implementasi kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan arti kamus, pengajaran adalah proses penyampaian
(Suprijono, 2009: 11). Pembelajaran juga merupakan penyampaian ilmu
yang diberikan guru kepada siswa dan siswa tidak hanya menerima
penjelasan dari guru saja tetapi juga berusaha mencari kebenarannya dengan
membaca buku.
Proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan
mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh
karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid
(Hamalik, 2001: 27). Lingkungan belajar juga mempengaruhi minat belajar
murid jika ruangan kelas kotor atau sudah rusak murid tidak akan semangat
melangsungkan proses belajar mengajar dan akan mengurangi minat
belajarnya.
Berpikir kreatif lebih mengarah dari cara berpikir, memecahkan
masalah dan mewujudkan suatu ide karena sebagian siswa ada yang takut untuk
4
dikembangkan. Dalam proses belajar ada siswa yang pintar tapi tidak berani
mengeluarkan pendapat karena malu, tidak percaya diri dan takut
salah. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam
Proses Belajar
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana penelitian
deskriptif. Menurut Margono (2010: 106) dimaksudkan untuk memberikan
ciri-ciri orang- orang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan. Keterangan
untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan observasi,
kuesioner (angket) dan wawancara. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode kuantitatif dan kualitatif
Populasi dalam penelitian ini, populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
(Arikunto,
2010: 173). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Menurut Arikunto (2006: 134) apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.
Dikarenakan jumlah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi berjumlah
226 orang siswa maka subjek yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 %
dari setiap kelas menjadi
42 orang siswa.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui data angket tertutup pada skala
likert. Terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju dengan 30 pernyataan dan observasi dengan 2 kategori
jawaban yaitu
5
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh langsung dari
jawaban angket siswa, wawancara kepada guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri
5 Kota jambi dan observasi untuk mengamati kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam proses belajar biologi.
1. Aanalisis angket
Teknik analisis data pada penelitian kuesioner (angket) dianalisis
secara kuantitatif. Item soal dalam penelitian ini adalah item positif
dan negatif. Persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses
belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut:
Dimana:P =
persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajarbiologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambiskor jawaban respondenskor total maksimum.
F =N =
Tabel 3.4 Kategori penapsiran angket
2. Analisis observasi
Teknik analisis data pada observasi dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan daftar cek (check list). Persentase analisis kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA
Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut:
P = x 100% (Riduwan, 2011: 89).
Dimana:P = persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar
biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi= skor jawaban responden= skor total maksimum.
FN
6
No Persentase (%) Kategori1 81-100 Sangat Tinggi2 61-80 Tinggi3 41-60 Sedang4 21-40 Rendah5 0-20 Sangat Rendah
3. Analisis wawancara
Teknik analisis data pada penelitian wawancara dianalisis secara kualitatif.
Penelitian ini pengelolaan data hasil wawancara dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:1. Membuat pertanyaan wawancara tentang kemampuan berpikir kreatif
siswa
dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi.
Semua hasil wawancara yang didapat dalam bentuk tulisan.
Menganalisis hasil wawancara.
2.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil angket
Tabel 4.6 Distrubusi frekuensi data keseluruhan responden kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi
Tabel 4.6 menunjukkan distribusi data kemampuan berpikir kreatif siswa
dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi dimana kemampuan berpikir
kreatif meliputi empat indikator yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan
elaborasi. Menunjukkan bahwa 42 siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota
Jambi sebagai responden, memiliki kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi
sebanyak 17 orang siswa dengan persentase 40,5%, memiliki kemampuan
berpikir kreatif tinggi sebanyak 25 orang siswa dengan persentase
59,5%. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki kemampuan berpikir
Hasil analisis distribusi data keseluruhan responden kemampuan berpikir
kreatif siswa dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut:
7
No Kategori kemampuan berpikir kreatif Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi
Frekuensi (f) responden Persentase
1 Sangat tinggi 17 40,52 Tinggi 25 59,53 Sedang 0 04 Rendah 0 05 Sangat rendah 0 0
Jumlah 42 100
Distribusi data keseluruhan responden70
60
50
40
30
20
10
0
S. Tinggi Tinggi Sedang Rendah S. Rendah
Gambar 4.5. Diagram garis distribusi frekuensi data keseluruhan responden kemampuan berpikirkreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 KotaJambi
2. Hasil observasi
Tabel 4.8 Distrubusi frekuensi observasi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajarbiologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi
3. Hasil wawancara
Tabel 4.9 Hasil wawancara guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi
8
Per
sent
ase
(%)
No Pertanyaan Guru Mata PelajaranA B
1 Sebelum mengikuti pelajaran biologi apakah siswa sudah membaca buku atau mempelajari materi sebelumpelajaran dimulai?
Sudah karena sebelum pembelajaran berikutnya selaludisuruh belajar dandikasih soal
Ada tapi tidak semua siswa
2 Apabila mengalami kesulitan dalam belajar biologi apakah ada siswa yang menanyakan kembali pada guru?
Ada Ada
3 Jika guru memberikan pertanyaan didalam kelas adakah siswa yang segera mengerjakan dan
Ada tapi tidak semua menjawab
Ada
No Kemampuan berpikir kreatif siswa Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi
Frekuensi Persentase
1 Sangat Tinggi 1 16,72 Tinggi 5 83,33 Sedang 0 04 Rendah 0 05 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 6 100
59.5
40.5
0 0 0
Berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang cepat untuk mencetus ide
atau gagasan. Siswa yang kreatif siswa yang percaya diri, tidak pernah putus
asa, selalu ingin tahu, tidak takut untuk mencoba hal baru. Penelitian ini
membahas tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar
biologi dikelas XI IPA SMA Negeri
5 Kota Jambi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini Meliputi 4
indikator yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi.
Pada lembar hasil penelitian telah dibahas sebelumnya tentang
kemampuan berpikir kreatif melalui jawaban siswa, dapat diketahui frekuensi
kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan kategori yang telah
ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi yang diperoleh pada tabel
4.6 dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses
belajar biologi yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 17 orang
siswa dengan persentase sebesar
40,5%, yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25 orang siswa
dengan persentase 59,5% dan tidak ada satupun siswa yang termasuk dalam
kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Disini dapat disimpulkan bahwa siswa
9
menjawabnya?4 Adakah siswa yang senang
mengerjakan dengan banyak carasetelah mengikuti proses pembelajaran dikelas?
Ada tapi harus dirangsang terlebih dahulu
Ada tapi tidak semua
5 Adakah siswa yang membuat catatan kecil (poin-pin) tentang hal yang penting atau pelajaran yang dijelaskan guru?
Ada Ada
6 Apakah siswa meminta petunjuk dan bimbingan dari guru jika mengalamikesulitan dalam proses pembelajaran?
Iya, siswa selalu menanyakan
Ia kalau tidak jelas anak pasti nanya
7 Apakah siswa lebih senang mengerjakan tugas sendiri dari padameminta bantuan temannya atau menyontek?
Ada sebagian yang senang mengerjakansendiri, jika tidak bisa menjawab ada nomor yang dikosongkan
Tidak semua ada yang senang dan adayang tidak
8 Apakah siswa mengerjakan tugas dengan teliti dan mengoreksi kembalitugas yang sudah dibuatnya?
Ada, tapi tidak semua siswa ada kelastertentu mngoreksikembali ada yang tidak
Ada yang iya dan ada yang tidak
Pada hasil penelitian yang telah diperoleh dari frekuensi observasi pada
tabel 4.8 dapat diketahui kelas yang termasuk dalam kategori sangat
tinggi berjumlah 1 kelas dengan persentase 16,7%, kelas yang termasuk dalam
kategori tinggi berjumlah 5 kelas dengan frekuensi 83,3% sedangkan kelas yang
termasuk dalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada. Ini
menunjukkan bahwa jika dilihat dari kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota
Jambi juga sudah
PENUTUP
Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki
kemampuan berpikir kreatif tinggi dalam proses belajar biologi.
Tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi pada indikator
kelancaran dan elaborasi dan tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi
pada indikator keluwesan dan keaslian.
Kemamampuan tingkat berpikir kreatif dalam proses belajar biologi setiap
siswa berbeda-beda.
2.
3.
Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Guru harus bisa lebih memperhatikan cara berpikir kreatif siswa karena
penting dalam meningkatkan daya imajinasi siswa dan membimbing
siswa agar menjadi pribadi yang kreatif.
2. Hendaknya ada kerja sama antara kepala sekolah dengan guru untuk mengasah
DAFTAR PUSTAKA
Amarta, R. 2013. Agar Kamu menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta: Sinar Kejora.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta.
10
Budiman, H. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan KreatifMatematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis MasalahBerbantuan Software Cabri 3d. Jurnal Pendidikan MIPA 13 (1): 1-80.
. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan PenelitianPemula. Bandung: Alfabeta.
Suprijono. 2009. CooperativeLearning. Yogyakarta: Putaka Belajar.
11