kp

14
1 BAB I PENDAHULUAN Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Mengingat besarnya masalah TBC serta luasnya masalah semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe,

description

pd

Transcript of kp

118

8

BAB IPENDAHULUAN

Insidensi Tuberculosis (TBC)dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Mengingat besarnya masalah TBC serta luasnya masalah semoga tulisan ini dapat bermanfaat.Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalahMycobacterium bovis.Diharapkan dengan disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi masyarakat,khususnya para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya. Diharapkan para pembaca setidaknya lebih mengenal dan juga cara penanganan mengenai penyakit Tuberculosis tersebut dengan lebih baik dari sebelumnya. Dengan begitu kita dapat mengurangi angka dari penyakit tuberculosis tersebut.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Tuberkulosis Paru-Paru (TBC)Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang sebagian besar (80%) menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil daripada sel darah merah. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang dan nodus limfe. (sistemik)2.1.1 Etiologi Mycobacterium tuberculosis sebagian besar komponennya adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik karena dinding sel basil gram berbentuk batang dan mengandung komplek lipida-glikolipida. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob, yakni menyukai daerah yang banyak mengandung oksigen. Oleh karena itu, Mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apex paru-paru yang kandungan oksigennya sangat tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberkulosis. Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan terhadap asam, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa tahun) dan dapat aktif kembali sewaktu-waktu. Mycobacterium tuberculosis dapat ikut didalam aliran darah dari paru yang dibawa ke jantung dan dipompa keseluruh tubuh, lalu hidup pada tempat lain di dalam tubuh asalkan cukup akan oksigen.

2.1.2 Patofisiologi Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif pada waktu batuk atau bersin. penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya (ginjal, tulang, dan korteks serebri). Selanjutnya, sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Antara M. Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang penampakannya seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi non-aktif.Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah yang diakibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa didalam bronkus. Tubercle yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian meradang mengakibatkan timbulnya bronco pneumonia, membentuk tubercle, dan seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit dan berkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tubercle epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tubercle.2.2 Klasifikasi Penyakit A.Tuberculosis ParuTuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi menjadi 2 yaitu : 1.Tuberkulosis Paru BTA positif 2.Tuberkulosis Paru BTA negativeB.Tuberculosis Ekstra ParuTuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru. Berdasarkan tingkat keparahannya, TBC Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu :1.Tuberkulosis Ekstra Paru RinganMisal : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, dll.2.Tuberkulosis Ekstra Paru BeratMisal :meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, dll.

2.3 Tanda Dan GejalaGejala-gejala klinis TBC Paru dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu:1. Gejala Respiratorik Batuk; merupakan gejala yang paling dini dan paling sering dikeluhkan. Batuk timbul oleh karena bronkus sudah terlibat. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sifat batuk dimulai dari kering (non produktif ) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Batuk darah; darah yang dikeluarkan dapat berupa garis-garis, bercak-bercak atau bahkan dalam jumlah banyak. Batuk darah dapat juga terjadi pada bronkiektasis dan tumor paru. Sesak napas; Pada penyakit ringan (baru timbul) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi kerusakan paru. Nyeri dada; Nyeri dada timbul bila infiltrasi sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan nafasnya.

2. Gejala Sistemik Demam; merupakan gejala yang paling sering dijumpai, biasanya timbul pada sore dan malam hari. Bersifat subfebris menyerupai demam influenza,tetapi kadang panas badan dapat mencapai 40-41 C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar tetapi kemudian dapat kambuh kembali. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman Tuberculosis yang masuk. Gejala sistemik lain seperti keringat malam, anoreksia, malaise, berat badan menurun serta nafsu makan menurun.2.4 Epidemiologi Dan Penularan TBCDalam penularan infeksiMycobacterium tuberculosishal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Reservour, sumber dan penularan : Manusia adalah reservour paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet. Masa inkubasi : Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun. Masa dapat menular : Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan. Immunitas : Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.2.5 Komplikasi Komplikasi yang sering dialami oleh penderita TBC adalah:Hemoptitis adalah peredaran dari saluran nafas yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. Pneumotorak adalah adanya udara dalam rongga pleura. Penyebabnya adalah tekanan pneumotorak udara dalam membran berada dalam tekanan yang lebih tinggi dari udara dalam paru-paru yang berdampingan dan pembuluh darah, sehingga kapasitas oksigen yang dihirup hanya sebagian. Efusi Pleura adalah adanya cairan abnormal dalam rongga pleura yang disebabkan oleh tekanan yang tidak seimbang pada kapiler yang utuh dan menyebabkan kapasitas paru-paru tidak berkembang. Bronkiektaksis adalah endapan nanah ada bronkus setempat karena terdapat infeksi pada bronkus. Fibrosis adalah pembentukan jaringan ikat pada roses pemulihan atau pnyembuhan.

BAB IIIPENATALAKSANAAN

Penatalaksaan TuberkulosisMenurut buku Pedoman Nasional Penganggulangan Tuberkulosis, tujuan dari pengobatan pasien TBC adalah untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. Berikut ini adalah jenis, sifat, dan dosis OAT :Jenis OATSifatDosis yang direkomendasikan (mg/kg)

Harian3xseminggu

Isoniazid (H)Bakterisid (membunuh kuman yang ada didalam sel dengan suasana asam.)5(4-6)10(8-12)

Rifampicin (R)Bakterisid10(8-12)10(8-12)

Pyrazinamide (Z)Bakterisid25(20-30)35(30-40)

Streptomycin (S)Bakterisid15(12-18)15(12-18)

Ethambutol (E)Bakteriostatik (Bersifat menghambat pertumbuhan bakteri)15(15-20)30(20-35)

Selain itu untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT= Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Pengobatan pasien tuberkulosis diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.Tahap insentif/awal (2-3 bulan):Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.Tahap Lanjutan (4-7 bulan) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

BAB IVPEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan dengan menginjeksikan secara intracutaneous 0.1 ml Tween-stabilized liquid PPD pada bagian punggung atau dorsal dari lengan bawah. Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 72 jam, area yang menonjol (indurasi), bukan eritema, dan dapat baru diukur. Bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapt BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC aktif, diameter indurasi 5 mm harus dinilai positif. Adapun pemeriksaan lain yang dapat dilakukan,yaitu: 1. Pemeriksaan radiologis: Adanya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada bagian perifer paru dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus Sedangkan proses reaktifasi TB akan memberikan gambaran: Nekrosis, Cavitasi (terutama tampak pada foto posisi apical lordotik), Fibrosis dan retraksi region hilus, Bronchopneumonia, Infiltrate interstitial, Pola milier, Gambaran diatas juga merupakan gambaran dari TB primer lanjut2. Pemeriksaan darahPemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan, tidak sensitif, tidak juga spesifik. 3. Pemeriksaan sputumDapat ditemukannnya kuman BA, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Kriteria BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.

BAB VKESIMPULAN

Bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan mikroorganisme yang patut kita semua waspadai. Karena dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi di Indonesia. Mycobacterium tuberculosis bentuknya sangat kecil (lebih kecil dari sel darah merah) dan biasanya menyebar dari udara lalu masuk ke saluran pernapasan dalam bentuk dorplet, menempel pada luka yang terbuka,dan bisa juga melalui media lainnya. Penyakit TBC juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan sistem imun tubuh kita yang turun. Dengan begitu Mycobacterium tuberculosis dapat dengan lebih mudah masuk kedalam tubuh kita. Sebagian besar dari kasus yang ada, Mycobacterium tuberculosis paling banyak menyerang bagian paru-paru karena mengandung banyak oksigen dan daerahnya yang lembab. Sifat penyakit ini adalah menular. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati terutama kepada orang-orang yang sudah terjangkit TBC. Dan orang yang secara jasmani tampak sehat tidak dapat menjamin bahwa orang tersebut tidak memiliki suatu penyakit. Karena ada beberapa penyakit yang tidak Nampak secara fisik/secara jelas. penyakit TBC sebenarnya dapat dicegah dan diatasi jika kita mengetahui dengan caik ciri-ciri,tanda,dan gejala serta bagaimana penanganan yang benar. Karena jika tidak ditangani secara cepat dan tepat maka penyakit TBC lama kelamaan akan semakin parah dan sulit untuk disembuhkan.