KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

29

description

farmako endokrin

Transcript of KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Page 1: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin
Page 2: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin diatur oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisis, mengkoordinasi fungsi-fungsi tubuh dengan melepaskan hormon ke dalam aliran darah, memancarkan pesan antar sel dan jaringan

Hormon substansi kimia yang bekerja pada berbagai jaringan dan organ yang mempengaruhi aktivitas seluler

Page 3: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Kelenjar Hormon

Page 4: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin
Page 5: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) Hipofisis anterior dipacu untuk menghasilkan

ACTH oleh CRH (Corticotropic Releasing Hormone)

Merangsang pelepasan :

1. Kortisol (glukokortikoid)respon stres(oleh adrenal)

2. Mineralokortikoid (aldosteron)=(mempengaruhi tekanan darah dan kadar garam)

3. Androgen(hrmn sekstrdpat pada testis) Peningkatan serum kortisol dari korteks adrenal

akan menghambat pelepasan ACTH di hipofisis

Page 6: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)

Somatotropin Hormon (STH) Bekerja pada semua jaringan tubuh

terutama pada tulang dan otot rangka (otot skelet)

Jumlah diatur oleh growth hormone releasing hormone (GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH)

Page 7: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

Mengatur sekresi hormon dari testis dan ovarium, yaitu :1. Folicle Stimulating Hormone (FSH) mempercepat pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma di testis2. Luteinizing Hormone (LH) bergabung dengan FSH bekerja dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi androgen dari testis3. Prolactin merangsang pembentukan air susu dalam jaringan payudara sesudah melahirkan

Page 8: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Hormon Hipofisis Posterior ADH (Antidiuretic Hormone)

meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus ginjal, dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemik

Oksitosin merangsang kontraksi dari otot polos pada uterus

Page 9: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Hormon Paratiroid

Kelenjar paratiroid mensekresi 2 pasang hormon :1. Parathormon atau hormon paratiroid (PTH)

Mengatur kadar kalsium dalam darah2. Kalsitonin

Menghambat reabsorbsi kalsium oleh tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal. Kalsitonin menghambat kerja PTH

Page 10: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Hormon Tiroid Fungsi tiroid diatur oleh TSH (Tyroid Stimulating

Hormone) Pembentukan TSH diatur oleh TRH (Tyroid

Releasing Hormone) dari hipotalamus TSH merangsang pelepasan T3 (Triiodotironin,

bentuk paling aktif) dan T4 (Tiroksin) Hipersekresi TSH menyebabkan hipertiroidisme

(takikardi, aritmia jantung, kurus, gelisah, tremor) Hiposekresi TSH menyebabkan hipotiroidisme

(bradikardia, perlambatan perkembangan mental)

Page 11: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Pengobatan hipotiroidisme dapat diobati dengan levotiroksin (T4)

Pengobatan hipertiroidisme dapat dilakukan dengan :1. Pengambilan tiroid yang dapat dilakukan dengan bedah atau perusakan kelenjar tiroid2. Penghambatan sintesis hormon tiroid tioamid, propiltiourasil (PTU), metiazole

Page 12: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Kelenjar Pankreas

Page 13: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Homeostasis Glukosa

Page 14: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin
Page 15: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Efek Insulin pada Kelenjar Target

Page 16: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

SEDIAAN INSULIN

Page 17: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin
Page 18: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Tempat Penyuntikan Insulin

Page 19: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

KOMPLIKASI INSULIN HypoglycemicHypoglycemic reactions are the most common complication of

insulin therapy. They may result from a delay in taking a meal, inadequate carbohydrate consumed, unusual physical exertion, or a dose of insulin that is too large for immediate needs.

Rapid development of hypoglycemia in individuals with intact hypoglycemic awareness causes signs of autonomic hyperactivity, both sympathetic (tachycardia, palpitations, sweating, tremulousness) and parasympathetic (nausea, hunger) and may progress to convulsions and coma if untreated.

In patients with persistent, untreated hypoglycemia, the manifestations of insulin excess may develop—confusion, weakness, bizarre behavior, coma, seizures—

Page 20: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

Treatment Hypoglycemia All the manifestations of hypoglycemia are

relieved by glucose administration. To treat mild hypoglycemia in a patient

who is conscious and able to swallow, dextrose tablets, glucose gel, or any sugar-containing beverage or food may be given.

If more severe hypoglycemia has produced unconsciousness or stupor, the treatment of choice is to give 20–50 mL of 50% glucose solution by intravenous infusion over a period of 2–3 minutes.

Page 21: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

ORAL ANTIDIABETIC AGENT

Page 22: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

MK : 1.Merangsang sekresi

insulin dari kelenjar pankreas

2.Menurunkan konsentrasi serum glukagon

INSULIN SECRETAGOGUE - SULFONILUREA

Page 23: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

INSULIN SECRETAGOGUE - SULFONILUREA

Page 24: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

INSULIN SECRETAGOGUE - MEGLITINIDE

Page 25: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

INSULIN SECRETAGOGUE(D-PHENYLALANINE DERIVATES)

Nateglinide, a D-phenylalanine derivative, is the latest insulin secretagogue to become clinically available. Nateglinide stimulates very rapid and transient release of insulin from B cells through closure of the ATP-sensitive K+ channel. It also partially restores initial insulin release in response to an intravenous glucose tolerance test. This may be a significant advantage of the drug because type 2 diabetes is associated with loss of this initial insulin response.

Nateglinide is ingested just before meals. It is absorbed within 20 minutes after oral administration with a time to peak concentration of less than 1 hour and is hepatically metabolized by CYP2C9 and CYP3A4 with a half-life of 1.5 hours. The overall duration of action is less than 4 hours.

Page 26: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

BIGUANIDES (METFORMIN) MK : Bekerja langsung pada hepar, menurunkan

produksi glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.

ES : gastrointestinal (anorexia, nausea, vomiting, abdominal discomfort, diarrhea) and occur in up to 20% of patients.

Penggunaan : bersama makan Sediaan : Diabex, Glucophage, Gludepatic. Fixed Dose Combination : Glucovance

(metformin + Glyburid), metaglip (metformin + glipizid), avandamet (metformin + rosiglitazone)

Page 27: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

THIAZOLIDINDION MK : Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap

insulin, dengan jalan berikatan dg PPARY (peroxisome protiferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. TZD juga menurunkan kecepatan glikoneogenesis.

Page 28: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin

GOLONGAN α-Glucosidase Inhibitor MK : menghambat enzim α-glukosidase

(maltase, isomaltase, glukomaltase, sukrose) mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya mengurangi kadar glukosa post prandial. Diberikan pada suapan pertama setelah makan

Sediaan : Glucobay

Page 29: KP 3_Farmakologi Sistem Endokrin