Panduan Memotret

PengantarMari memotret. Memotret itu pekerjaan yang menyenangkan. Dengan kamera digital di genggaman tangan, kita berkesempatan memotret pelbagai hal. Bagi pelaku pemberdayaan, memotret bisa menjadi kegiatan ringan tambahan. Untuk penyusunan laporan, memotret bahkan menjadi kewajiban. Karenanya, panduan memotret ini disajikan agar siapapun yang bertugas memotret punya pengetahuan bagaimana membuat fotonya bisa “bercerita”.

Kalau boleh jujur, menghasilkan foto yang bisa “bercerita” ini boleh dibilang gampang-gampang susah. Gampang kalau sekadar dibayangkan, dan susah kalau sudah dipraktikkan. Tapi, jangan patah semangat dulu. Teknologi fotografi yang ada saat ini sudah menjawab kebutuhan yang ada untuk bisa menghasilkan foto yang bagus. Hanya saja, perkara menghasilkan foto yang “bercerita” berada di tangan pemotretnya. Untuk itulah, panduan sederhana ini Anda baca sebelum memotret. Agar Anda tidak asal jepret.

Perlu dipahami, memotret aktivitas pemberdayaan dan hasilnya butuh kejelian tersendiri. Tak cuma itu, dibutuhkan pula kemauan dari si pemotret agar fotonya kian menarik dan bisa menceritakan sesuatu. Tanpa adanya kemauan, foto yang dihasilkan akan tetap seadanya saja. Mari kita pelajari langkah praktisnya.

1 Pahami objeknya

Objek foto bisa sangat beragam. Di bidang pemberdayaan masyarakat khususnya di PNPM Mandiri Perkotaan, objek foto bisa berupa aktivitas pemberdayaan, bisa juga hasil-hasil pembangunannya. Aktivitas pemberdayaan ini bisa berupa:

Kegiatan pelatihan Kegiatan pelayanan bagi penerima manfaat Kegiatan pada saat kunjungan lapangan Kegiatan saat pertemuan warga atau diskusi Kegiatan pembangunan infrastruktur

Untuk hasil pembangunan, objek fotonya bisa berupa:

Hasil kegiatan infrastruktur [jembatan, jalan, ruang PAUD, Posyandu, sarana pengairan, tambahan perahu, talud penahan longsor, dan lain-lain]

Pemanfaatan pinjaman bergulir untuk kegiatan ekonomi produktif. Kegiatan sosial berupa penyerahan bantuan atau aktivitas yang didanai oleh BLM

Sosial.

Nah, jika Anda sudah menemukan objeknya, pahami dulu bagaimana agar objek tersebut terlihat menarik ketika dipotret. Memotret jembatan atau jalan tanpa ada aktivitas di

atasnya akan menjadikan foto Anda biasa saja alias tidak bisa bercerita. Sama halnya juga Anda memotret Posyandu tapi sedang tidak ada aktivitas di dalamnya. Foto Anda akan kering tanpa ada cerita.

TRIK

Lakukan pemotretan pada saat ada aktvitas pada objek yang hendak dipotret. Jika memungkinkan, Anda bisa mengarahkan orang-orang yang memanfaatkan

sarana infrastruktur agar melakukan aktivitas secara natural agar foto terlihat menarik.

Usahakan memotret di siang hari atau saat ada sinar matahari jika objeknya berada di luar ruang. Ini akan menghasilkan foto yang lebih bagus.

Berikut adalah contoh foto hasil pembangunan yang diambil saat ada aktivitas masyarakat.

Foto ini diambil di wilayah NTT. Terlihat beberapa siswa melintasi jalan

yang perbaikannya dibiayai melalui P4IP di lokasi PNPM Mandiri

Perkotaan. Foto ini sudah bisa bercerita tentang pemanfaatan jalan

bagi warga yang menjadi penerima manfaat.

Foto ini diambil di Bogor Jawa Barat. Jembatan yang tadinya sepi, mendadak ramai oleh anak-anak yang melintas. Muncul ide untuk mengarahkan anak-anak ini agar berlari dan kemudian difoto. Tujuannya, agar foto ini hidup dan bercerita.

Foto ini diambil saat sore datang. Lokasinya di Binatur River Walk (BRW)

Kota Pekalongan Jateng. Tampak di foto suasana yang tertata rapi dan

aktivitas warga di pinggir sungai

2 Sudut pandang (angle)

Pandai-pandailah mencari angle atau sudut pandang. Angle ikut menentukan bagus dan tidaknya sebuah foto. Untuk menghasilkan foto yang bagus, jangan ragu untuk memotret beberapa kali dengan sudut pandang yang berbeda. Ingat, jangan sekadar memotret. Memotretlah dengan pertimbangan untuk bisa mendapatkan visualisasi sebagus mungkin. Dekatilah objek foto Anda. Jangan ragu untuk melangkahkan kaki, mendekati objek foto dan memotret objek dari beberapa sudut yang berbeda.

Angle merupakan pilihan pemotret untuk menentukan dari sudut mana sebuah objek foto akan dipotret. Sebuah objek foto bisa Anda potret dari samping kiri, kanan, depan, belakang, atas, bawah, dari jarak dekat atau dari jarak jauh. Nah, agar Anda tidak bingung, ilustrasi berikut semoga bisa memberikan gambaran dari mana saja Anda bisa menentukan angle sebelum memotret.

Foto ini diambil di Distrik Udopi Papua Barat. Tampak warga sedang bahu membahu memperbaiki jalan di distrik mereka.

Sudah terbayang kan, bagaimana sebaiknya sebuah objek foto dipotret. Ingat, butuh kemauan untuk mencoba memotret dari berbagai angle. Jangan lekas puas dengan satu hingga tiga jepretan.

CONTOH

Eye Level

Bird Eye

Jika Anda memotret sebuah acara, usahakan tulisan tentang judul

acara bisa ikut difoto berikut aktivitas yang ada di dalamnya.

3 Memotret hasil pembangunan

Hasil pembangunan infrastruktur dalam PNPM Mandiri Perkotaan biasanya dipotret secara periodik. Mulai dari kondisi 0%, 50%, hingga 100%. Agar foto yang dihasilkan selalu sama, pastikan seluruh foto diambil dari sudut pandang atau angle yang sama. Dengan angle yang sama, Anda bisa memudahkan orang untuk memahami foto yang disajikan.

Contoh foto bangunan infrastruktur kondisi 50%. Foto ini diambil dari

wilayah NTT

Contoh foto bangunan infrastruktur kondisi 100%. Foto ini diambil dari wilayah NTT.